Rabu, 23 Juni 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3108

Messages In This Digest (18 Messages)

Messages

1.

Fw: [HMIK] OOT: Clearance SALE SHAFIRA

Posted by: "jurnalcahaya@yahoo.com" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Tue Jun 22, 2010 6:55 am (PDT)




Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: jurnalcahaya@yahoo.com
Sender: hmik@yahoogroups.com
Date: Tue, 22 Jun 2010 13:36:58
To: HMIK<hmik@yahoogroups.com>
Reply-To: hmik@yahoogroups.com
Subject: [HMIK] OOT: Clearance SALE SHAFIRA

Dear all,
Mau info kalau online shop sy sedang mengadakan clearance sale utk produk baju muslim SHAFIRA. Ada setelan kerja,baju koko, blus pesta,dan kemeja katun.

Untuk lebih lengkap, yuk mampir ke www.saungherbalamanah.multiply.com

Mudah-mudahan ada yang disuka yaa. Mohon maaf kalau infonya tidak berkenan.

Salam,
Airin
Kom 02

Powered by Telkomsel BlackBerry®

------------------------------------

[hmik@yahoogroups.com]========================================
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
----------------------------------------------------------
Milis HMIK: http://groups.yahoo.com/group/hmik
Facebook: http://www.facebook.com/group.php?gid=44980638622#
Website resmi UI: http://www.ui.ac.id
==============================================================Yahoo! Groups Links

2a.

Sibuk Berpikir gara-gara SMS

Posted by: "Ruli Amirullah" ruli_amirullah@yahoo.com   ruli_amirullah

Tue Jun 22, 2010 7:28 pm (PDT)





Sibuk
Berpikir gara-gara SMS

Written by: Ruli Amirullah

 

Assalamualaikum WrWb,

 

Dear all,

Ponselku berbunyi sekejap, menandakan ada sms masuk saat itu. Aku membacanya…

 

Jika Allah menjawab doamu, maka
IA meminta imanmu. Jika Allah menunda doamu, maka Ia meminta kesabaranmu. Jika
Allah tak menjawab doamu, maka Ia punya rencana yg lebih indah dari yang kau
pinta…

Allah tidak memberi  apa yang kita pinta, tapi Allah beri apa yang
kita perlukan…

 

Kalimat itu yang terpampang di layar ponselku. Kiriman
dari seorang teman. Sudah sering saya baca rasanya. Tapi tetap aja terlihat
indah, karena itu kemudian saya forward ke teman-teman yang lain. Tapi sesaat
kemudian, saya mikir. Rasanya ada yang ganjel, apa ya? Aku baca lagi kalimatnya…

 

Bener ah, ga ada yang salah kayaknya..

Mikir lagi, baca lagi…

 

Aha! Akhirnya aku merasakan nemu yang ga sreg itu. Kalimatnya
kok sepertinya berpatokan pada hal yang ingin kita miliki ya? Kenapa kita
seringnya fokus pada apa yang kita inginkan? Pada segala hal yang kita harap,
pada segala hal yang menjadi cita-cita, pada segala hal yang belum kita miliki.
Padahal keinginan kita mungkin gak akan pernah habis. Seperti sumur yang tiada
dasar. Tak akan pernah terpuaskan, seperti orang haus yang meminum air laut. Kurang
dan kurang…

 

Tapi, lha namanya juga doa ya?!

Doakan berarti meminta, maka yang kita pinta
pastilah segala sesuatu yang kita belum miliki. Yang kita panjatkan pasti
segala ingin kita…

 

Jadi tidak ada yang salah kok dengan kalimat
tersebut, pikir saya lebih lanjut. Sampai tiba-tiba saya ingat pada hal-hal
yang tidak pernah kita pinta. Jantung yang selalu berdetak, darah yang selalu
mengalir, paru-paru yang mengembang dan lain-lain dan lain-lain…

 

Wew… banyak bener?

 

Berarti, sebenarnya kalimat tersebut memang tidak
salah! Tapi mungkin perlu sedikit catatan kaki untuk melengkapinya. Mungkin
kira-kira begini :

 

“Tapi yang
jauh lebih sering adalah, Allah selalu memberi apa-apa yang tidak pernah kita
pikirkan. Jantung yang selalu berdetak, darah yang selalu mengalir, kandungan
oksigen yang tepat, bumi yang beredar pada orbitnya, langit yang tanpa tiang,
dll dll dll dll dll dll… dll”

 

Jadi saat kita mengingat doa-doa kita yang kita
panjatkan agar Tuhan memberi hal-hal yang belum kita miliki tersebut, mungkin
sebaiknya diiringi juga pada ingatan tentang pada betapa banyaknya hal-hal yang
telah Ia beri tanpa kita pinta.

 

Bahkan aku rasa, andai semua keinginan kita yang
rasanya tak akan pernah ada ujungnya itu selalu terpenuhi pun, rasanya tetap
jauh jauh lebih banyak hal-hal yang tetap Ia berikan tanpa pernah kita pinta
dalam doa-doa kita. Nafsu manusia pun ternyata kalah besar dibanding RahmatNya….

 

Aku baca lagi sms yang tadi, kemudian tersenyum
kecil. Aku sok kritis tadi sore. Karena sebenarnya kalimat penutup sms temanku
sudah menjelaskan apa yang tadi berasa ganjel di hati. Makanya ruli, baca sms
yang bener dunk! Hehehe..  (Tapi aku
puas, karena merasa bisa sampai pada makna kalimat penutupan tersebut dengan
suatu pengalaman berpikir yang seru dalam benak. Dan karena seru, biasanya akan
terekam lebih lama di memory)

 

Subhanallah, kalimat penutup yang (kini terasa jauh
lebih) indah memang…

“Allah tidak memberi
 apa yang kita pinta, tapi Allah memberi
apa yang kita perlukan…”

 

Thanks Allah,
untuk selalu memberi segala hal yang aku perlukan….

Wassalam,

www.ruliamirullah.com

 mencoba melihat bintang kala malam datang
(wanna read my other stories? order my 1st book now!
and get 25% discount until end of June 2010)
order by email : ruli_amirullah@yahoo.com

2b.

Re: Sibuk Berpikir gara-gara SMS

Posted by: "bunda zahwan" bunda.zahwan@gmail.com

Tue Jun 22, 2010 9:15 pm (PDT)



makasi mba... :)

2010/6/22 Ruli Amirullah <ruli_amirullah@yahoo.com>

>
>
> Sibuk Berpikir gara-gara SMS
>
> Written by: Ruli Amirullah
>
>
>
> *Assalamualaikum WrWb,*
>
>
>
> Dear all,
>
> Ponselku berbunyi sekejap, menandakan ada sms masuk saat itu. Aku
> membacanya…
>
> * *
>
> *Jika Allah menjawab doamu, maka IA meminta imanmu. Jika Allah menunda
> doamu, maka Ia meminta kesabaranmu. Jika Allah tak menjawab doamu, maka Ia
> punya rencana yg lebih indah dari yang kau pinta…*
>
> *Allah tidak memberi apa yang kita pinta, tapi Allah beri apa yang kita
> perlukan…*
>
>
>
> Kalimat itu yang terpampang di layar ponselku. Kiriman dari seorang teman.
> Sudah sering saya baca rasanya. Tapi tetap aja terlihat indah, karena itu
> kemudian saya forward ke teman-teman yang lain. Tapi sesaat kemudian, saya
> mikir. Rasanya ada yang ganjel, apa ya? Aku baca lagi kalimatnya…
>
>
>
> Bener ah, ga ada yang salah kayaknya..
>
> Mikir lagi, baca lagi…
>
>
>
> Aha! Akhirnya aku merasakan nemu yang ga sreg itu. Kalimatnya kok
> sepertinya berpatokan pada hal yang ingin kita miliki ya? Kenapa kita
> seringnya fokus pada apa yang kita inginkan? Pada segala hal yang kita
> harap, pada segala hal yang menjadi cita-cita, pada segala hal yang belum
> kita miliki. Padahal keinginan kita mungkin gak akan pernah habis. Seperti
> sumur yang tiada dasar. Tak akan pernah terpuaskan, seperti orang haus yang
> meminum air laut. Kurang dan kurang…
>
>
>
> Tapi, lha namanya juga doa ya?!
>
> Doakan berarti meminta, maka yang kita pinta pastilah segala sesuatu yang
> kita belum miliki. Yang kita panjatkan pasti segala ingin kita…
>
>
>
> Jadi tidak ada yang salah kok dengan kalimat tersebut, pikir saya lebih
> lanjut. Sampai tiba-tiba saya ingat pada hal-hal yang tidak pernah kita
> pinta. Jantung yang selalu berdetak, darah yang selalu mengalir, paru-paru
> yang mengembang dan lain-lain dan lain-lain…
>
>
>
> Wew… banyak bener?
>
>
>
> Berarti, sebenarnya kalimat tersebut memang tidak salah! Tapi mungkin perlu
> sedikit catatan kaki untuk melengkapinya. Mungkin kira-kira begini :
>
>
>
> *“Tapi yang jauh lebih sering adalah, Allah selalu memberi apa-apa yang
> tidak pernah kita pikirkan. Jantung yang selalu berdetak, darah yang selalu
> mengalir, kandungan oksigen yang tepat, bumi yang beredar pada orbitnya,
> langit yang tanpa tiang, dll dll dll dll dll dll… dll”*
>
>
>
> Jadi saat kita mengingat doa-doa kita yang kita panjatkan agar Tuhan
> memberi hal-hal yang belum kita miliki tersebut, mungkin sebaiknya diiringi
> juga pada ingatan tentang pada betapa banyaknya hal-hal yang telah Ia beri
> tanpa kita pinta.
>
>
>
> Bahkan aku rasa, andai semua keinginan kita yang rasanya tak akan pernah
> ada ujungnya itu selalu terpenuhi pun, rasanya tetap jauh jauh lebih banyak
> hal-hal yang tetap Ia berikan tanpa pernah kita pinta dalam doa-doa kita.
> Nafsu manusia pun ternyata kalah besar dibanding RahmatNya….
>
>
>
> Aku baca lagi sms yang tadi, kemudian tersenyum kecil. Aku sok kritis tadi
> sore. Karena sebenarnya kalimat penutup sms temanku sudah menjelaskan apa
> yang tadi berasa ganjel di hati. Makanya ruli, baca sms yang bener dunk!
> Hehehe.. (Tapi aku puas, karena merasa bisa sampai pada makna kalimat
> penutupan tersebut dengan suatu pengalaman berpikir yang seru dalam benak.
> Dan karena seru, biasanya akan terekam lebih lama di memory)
>
>
>
> Subhanallah, kalimat penutup yang (kini terasa jauh lebih) indah memang…
>
> “*Allah tidak memberi apa yang kita pinta, tapi Allah memberi apa yang
> kita perlukan…”*
>
> * *
>
> *Thanks Allah, untuk selalu memberi segala hal yang aku perlukan….*
>
>
> Wassalam,
>
> www.ruliamirullah.com
>
> mencoba melihat bintang kala malam datang
> (wanna read my other stories? order my 1st book now!
> and get 25% discount until end of June 2010)
> order by email : ruli_amirullah@yahoo.com
>
>
> Reply to sender<ruli_amirullah@yahoo.com?subject=Sibuk+Berpikir+gara-gara+SMS>| Reply
> to group<sekolah-kehidupan@yahoogroups.com?subject=Sibuk+Berpikir+gara-gara+SMS>| Reply
> via web post<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/post;_ylc=X3oDMTJyaTRjYzVxBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRtc2dJZAMzNTg4MARzZWMDZnRyBHNsawNycGx5BHN0aW1lAzEyNzcyNjAxMjg-?act=reply&messageNum=35880>| Start
> a New Topic<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/post;_ylc=X3oDMTJmYjR1ZWNwBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRzZWMDZnRyBHNsawNudHBjBHN0aW1lAzEyNzcyNjAxMjg->
> Messages in this topic<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/message/35880;_ylc=X3oDMTM3bmJmYzRnBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRtc2dJZAMzNTg4MARzZWMDZnRyBHNsawN2dHBjBHN0aW1lAzEyNzcyNjAxMjgEdHBjSWQDMzU4ODA->(
> 1)
> Recent Activity:
>
> - New Members<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/members;_ylc=X3oDMTJnbWdqZTIzBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRzZWMDdnRsBHNsawN2bWJycwRzdGltZQMxMjc3MjYwMTI4?o=6>
> 11
>
> Visit Your Group<http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan;_ylc=X3oDMTJmczVkNWRvBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzE4MjUzNTg0BGdycHNwSWQDMTcwNzUzMTUwNQRzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hwBHN0aW1lAzEyNzcyNjAxMjg->
> MARKETPLACE
>
> Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get
> the Yahoo! Toolbar now.<http://us.ard.yahoo.com/SIG=15o9vb99s/M=493064.13983314.14041046.13298430/D=groups/S=1707531505:MKP1/Y=YAHOO/EXP=1277267329/L=0eb2a796-7e6f-11df-be21-bfb8ac2ccba8/B=ViEvw2KImj4-/J=1277260129753100/K=VemM1zkbDytBvKWITXW5KA/A=6060255/R=0/SIG=1194m4keh/*http://us.toolbar.yahoo.com/?.cpdl=grpj>
> ------------------------------
>
> Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.<http://us.ard.yahoo.com/SIG=15otver67/M=493064.13814537.14041040.10835568/D=groups/S=1707531505:MKP1/Y=YAHOO/EXP=1277267329/L=0eb2a796-7e6f-11df-be21-bfb8ac2ccba8/B=VyEvw2KImj4-/J=1277260129753100/K=VemM1zkbDytBvKWITXW5KA/A=6078812/R=0/SIG=114ae4ln1/*http://dogandcatanswers.yahoo.com/>
> ...
>
> [Message clipped]
3.

(Info) Pelatihan Menulis, Outbound, sambil Jalan2 Ke Bandung, Mau?

Posted by: "Yons" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Tue Jun 22, 2010 7:48 pm (PDT)



Salam Pena...

Nggak salah lagi. Inilah Acaranya
"Profesional Writer Camp"

Pembicara,
Hernowo (Mizan)
Jonru (SMO)
Ahmad Hidayat (spirit Outbound)
Keterangan lengkapnya, baca pada link di bawah ya. Makasih :-)

http://bit.ly/bWKgdT

4a.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Jun 22, 2010 8:42 pm (PDT)



Kang hadian ...
ada murid baru bandung yg mau daptar ...

Dian chaerani ...

grup nya kami nih dari rumah zakat

buat pak iip yang baru gabung juga, d tunggu ya kesiapan hadir di milad
hehew ...
anak2 rumah zakat makin banyak aje nih d milis ^_*

salam hangat

anty

4b.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Tue Jun 22, 2010 8:56 pm (PDT)



Insya Allah, saya sekeluarga (Salam, Yuni dan Alham) mau ikutan.
Didaftarkan ya:). Tapi, transfernya kemana ya? Seingat saya waktu itu
ada dipasang rekening Bunda Icha untuk pendaftaran peserta
Jabodetabek. Masih berlakukah itu?

tabik,

Nursalam AR
- yang berhartap bisa berangkat barengan -

On 6/23/10, anty th <anty_th@yahoo.com> wrote:
> Kang hadian ...
> ada murid baru bandung yg mau daptar ...
>
> Dian chaerani ...
>
> grup nya kami nih dari rumah zakat
>
>
> buat pak iip yang baru gabung juga, d tunggu ya kesiapan hadir di milad
> hehew ...
> anak2 rumah zakat makin banyak aje nih d milis ^_*
>
> salam hangat
>
> anty
>
>

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)

4c.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "dianchairani@yahoo.com" dianchairani@yahoo.com   dianchairani

Tue Jun 22, 2010 9:15 pm (PDT)



Salam,

‎​​​Moderator, permisi... Mau memperkenalkan diri. ‎​​​‎​☺Hë•⌣•hë•⌣•Hë•⌣•hë☺

Salam kenal and :) ☆ †h♌nk γ☺u ☆ ™:) to my beloved sister Kak Anty.
Panggilan saya Ran-ran atau Raniew menetap di Bandung. "Saudara sedarah" di rumah zakat dengan kak Anty dan mas Budi.

Kang Hadian, nuhun invite FB-nya, Ran pake email rany.4y03@gmail.com utk FB.

Semoga bisa menambah wawasan, teman dan saudara.

Wassalam

Ran2

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "anty th" <anty_th@yahoo.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 03:42:45
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Kang hadian ...
ada murid baru bandung yg mau daptar ...

Dian chaerani ...

grup nya kami nih dari rumah zakat


buat pak iip yang baru gabung juga, d tunggu ya kesiapan hadir di milad
hehew ...
anak2 rumah zakat makin banyak aje nih d milis ^_*

salam hangat

anty


4d.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Tue Jun 22, 2010 9:26 pm (PDT)



Wa'alaikum salam wr.wb

Alhamdulillaah nambah lagi warga Bandung di keluarga ini.
Sengaja pas dapat email dari mba Anty, langsung cari di FB biar ga keduluan.

Wilujeng sumping teh Ran-ran, silahkan cari tempat duduk di kelas. Cari yang posisinya strategis (jangan di belakang saya ya).

Betewe, mau ikutan MILAD ke-4 SK di Jatim? Daftar ya...

Oh iya, awal juli SK Bandung mau kopdar... Siapkan perutnya ya... (Waduh kok perut sih?)... Infonya menyusul...



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: dianchairani@yahoo.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 04:08:32
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Salam,

‎​​​Moderator, permisi... Mau memperkenalkan diri. ‎​​​‎​☺Hë•⌣•hë•⌣•Hë•⌣•hë☺

Salam kenal and :) ☆ †h♌nk γ☺u ☆ ™:) to my beloved sister Kak Anty.
Panggilan saya Ran-ran atau Raniew menetap di Bandung. "Saudara sedarah" di rumah zakat dengan kak Anty dan mas Budi.

Kang Hadian, nuhun invite FB-nya, Ran pake email rany.4y03@gmail.com utk FB.

Semoga bisa menambah wawasan, teman dan saudara.

Wassalam

Ran2

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "anty th" <anty_th@yahoo.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 03:42:45
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Kang hadian ...
ada murid baru bandung yg mau daptar ...

Dian chaerani ...

grup nya kami nih dari rumah zakat


buat pak iip yang baru gabung juga, d tunggu ya kesiapan hadir di milad
hehew ...
anak2 rumah zakat makin banyak aje nih d milis ^_*

salam hangat

anty


4e.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Jun 22, 2010 9:27 pm (PDT)



Welcome teh rani ..
hehe ngga nyangka ketemu d sini

sekalinya gabung langsung mau ikut milad nih ^_^

smoga betah d sekolah ya teh....

kang hadian, ajak teh rani kopdar...

salam hangat ..
anty

4f.

Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Posted by: "dianchairani@yahoo.com" dianchairani@yahoo.com   dianchairani

Tue Jun 22, 2010 9:44 pm (PDT)



Boleh kang, Ran daftar deh. ‎​اِ Ù†Ù' Ø´ÙŽØ¢ Ø¡ÙŽ اللÙ'Ù‡ kalo ga ada halangan, ditunggu infonyah :D

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: hadianf@gmail.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 04:25:04
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Wa'alaikum salam wr.wb

Alhamdulillaah nambah lagi warga Bandung di keluarga ini.
Sengaja pas dapat email dari mba Anty, langsung cari di FB biar ga keduluan.

Wilujeng sumping teh Ran-ran, silahkan cari tempat duduk di kelas. Cari yang posisinya strategis (jangan di belakang saya ya).

Betewe, mau ikutan MILAD ke-4 SK di Jatim? Daftar ya...

Oh iya, awal juli SK Bandung mau kopdar... Siapkan perutnya ya... (Waduh kok perut sih?)... Infonya menyusul...

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: dianchairani@yahoo.com
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 04:08:32
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Salam,

‎​​​Moderator, permisi... Mau memperkenalkan diri. ‎​​​‎​☺Hë•⌣•hë•⌣•Hë•⌣•hë☺

Salam kenal and :) ☆ †h♌nk γ☺u ☆ ™:) to my beloved sister Kak Anty.
Panggilan saya Ran-ran atau Raniew menetap di Bandung. "Saudara sedarah" di rumah zakat dengan kak Anty dan mas Budi.

Kang Hadian, nuhun invite FB-nya, Ran pake email rany.4y03@gmail.com utk FB.

Semoga bisa menambah wawasan, teman dan saudara.

Wassalam

Ran2

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "anty th" <anty_th@yahoo.com>
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wed, 23 Jun 2010 03:42:45
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Semarak Milad SK ke-IV

Kang hadian ...
ada murid baru bandung yg mau daptar ...

Dian chaerani ...

grup nya kami nih dari rumah zakat

buat pak iip yang baru gabung juga, d tunggu ya kesiapan hadir di milad
hehew ...
anak2 rumah zakat makin banyak aje nih d milis ^_*

salam hangat

anty

5a.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Tue Jun 22, 2010 9:32 pm (PDT)



untuk nambah "keramaian" di dalam kesunyian, mungkin nia perlu baca global paradox atau estetika paradok. atau memahami makna "suwung", hayo apa pula itu? di dalam kosong ada isi, di dalam isi ada kosong. kosong itu ya isi, isi itu ya kosong... hwalah opo to iki ra mudheng yo....  hehehe...

--- Pada Sel, 22/6/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> menulis:

Dari: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
Judul: [sekolah-kehidupan] [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah
Kepada: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>, wordsmartcenter@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 22 Juni, 2010, 4:09 AM

 

Solitude @ Fatahillah

Tentara Inggris pernah menuliskan
kata ‘Solitude’ yang berarti ‘Kesunyian’ sesaat sebelum mereka meninggalkan
markas besar Rawabangke yang sekarang berubah nama menjadi Rawabunga pada
peristiwa berdarah abad 18an yang menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan
bangkai dan darah manusia akibat pertempuran tentara Inggris dan Perancis di
Batavia.

Solitude, juga yang pada awalnya
saya rasakan ketika memutuskan untuk pergi menatap senja di Kota Tua sendirian
setelah rapat mengenai perkembangan Rumbel
(Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas Indonesia.
Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar membuat saya melakukan
kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada hanya pikiran untuk
tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun Jakartakota, dengan santainya saya
hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan manusia yang beralu lalang. Terlambat
untuk bergerak ketika kereta itu perlahan menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak
balik menuju Bogor kembali.

Segera saya memutuskan untuk
turun di stasiun terdekat, stasiun Jayakarta. Menunggu kereta kembali, namun
ternyata kereta lain masih membutuhkan waktu minimal 30 menit untuk sampai ke
Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang baik saat kemacetan sore hari melanda Jakarta
dan saya harus sampai ke Kota Tua segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya
menuai hikmah. Ketika bersama ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah
tua, nampak di sekitarnya banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka
sebuah ingatan.

Sebuah tragedi pernah terjadi di
Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai sepuluh ribu etnis Tionghoa mati
terbunuh pada masa pemerintahan Jendral Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda
ribuan orang dari China memenuhi jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik.
Akhirnya pemerintah Belanda memutuskan untuk ‘membuang’ mereka ke Srilangka.
Akibat perlakuan semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum
sampai Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak terelakan
lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir, sebegitu mudahnya
ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian direnggut atas kepentingan
golongan dan kekuasaan secara semena-mena.

Beberapa menit sebelum magrib
tiba, saya telah berada di salah satu pojok halaman luar Museum Fatahillah.
Mengamati sekitar, sesekali memotret, sambil membayangkan kira-kira dimana
letak tiang gantungan ditempatkan. Sekaligus menebak dimana lokasi yang
dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan dayang-dayang istri JP Coen, Eva)
ditelanjangkan dan dipermalukan, juga kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan
cara dipancung akibat buah cinta yang terlarang..

Selepas sholat magrib dan
berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk duduk tepat di depan museum Fatahillah,
mengambil beberapa gambar dan mengajak seorang pengamen yang juga brigdancer untuk
sedikit berbincang-bincang. Alex namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan
logat dari luar Jakarta, Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan
berasal dari keturunan asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat
yang menjadi terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan
tersebut tidak bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di
dalamnya.

Alex juga yang memperkenalkan
saya dengan teman-temannya. Solitude saya membawa berkah, mereka bercerita
tentang banyak hal. Sesekali bercerita mengenai perjalanan hidup mereka, juga
mengenai ‘kegilaan’ dunia. Karena dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata
beberapa waktu yang lalu, sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan
arena mesum para lesbian. Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang
disebut Buci (‘laki-laki’nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah,
rasanya ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu â€" Chrisye.

“Jangan biarkan damai ini
pergi...

Jangan biarkan semuanya
berlalu...

Hanya padaMu Tuhan, tempatku
mengeluh

Dari semua KEPALSUAN dunia... “

Salah satu dari mereka ada yang
sedang melakukan pelitian tentang anak jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan
perfilm-an.

“banyak yang gak tau kalo saya
kuliah mba.. dan jangan salah, kadang anak jalanan kaya mereka susah untuk
cerita.” Itulah alasan dia melakukan ‘penyamaran’, malah kadang ia ikut ngamen
bersama yang lainnya. Sebuah usaha yang cukup unik bagi saya.

Namun sempat saya dikagetkan
dengan sebuah pernyataannya,

“Mba.. kalo seandainya saya masuk
ke neraka, saya ikhlas”.

“iya mba.. karena saya pernah menghujat
Allah dan berfikir Allah gak adil ke saya”.

Laki-laki muda disamping saya
bercerita pengalamannya ketika banyak ujian menerpanya. Namun selanjutnya dia
berkata.

“Tapi Alhamdulillah- nya mba, saya
ketemu seseorang di Surabaya. Yang pernah bilang ke saya. ‘sebelum kamu
menghujat Allah dan merasa tersakiti coba tanya ke diri kamu sendiri berapa
banyak orang yang pernah kamu sakiti? Saat kamu merasa dibohongi, coba tanya ke
diri kamu berapa banyak orang yang kamu telah bohongi?”

saya tersenyum, setelahnya saya
hanya berceloteh tentang makna lingkaran kebaikan dan lingkaran keburukan yang
saya yakini itu ada.

Mereka, orang-orang yang saat itu
mengelilingi saya, begitu muda. Di mata mereka menyimpan banyak harapan tentang
hidup dan kehidupan. Mereka juga butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi
ingat nasehat salah satu dosen pernah bilang,

“kalau kamu menyeberangi sungai,
bukan dengan cara lurus ke depan kamu bisa sampai tujuan, yang ada malah kamu
terjerumus ke dalam arus. Menyeberanglah dengan cara sedikit menyerong, setelah
sampai di seberang, berjalanlah ke tujuan.”

Sebuah analogi sederhana untuk
bisa memahami arti menebar kebaikan kepada sesama tanpa terbawa arus dan
terkesan frontal.

Mulanya memang solitude, namun
pada akhirnya saya beruntung dari kesunyian itu saya mendapatkan sesuatu yang
berharga untuk dijadikan pelajaran. Sungguh hari itu saya yang menjadi murid
bagi mereka. Syukur kepadaNya, dengan izinNya pulalah saya pulang membawa
hikmah walau malam semakin kelam dan dingin Jakarta menusuk tulang.

“Mba, gak takut sering jalan sendirian?”

”cukuplah Allah sebagai jaminan.”

Obrolan itu berakhir dengan senyuman.

***

pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas
abis baca buku2 Alwi Shahab:

Robin Hood BetawiMaria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
Saudagar Baghdad dari betawi...

Ada beberapa karya Alwi Shahab
yang belum sampai ditangan. Kalo ada lempar ke mari :D

5b.

Re: [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Jun 22, 2010 11:15 pm (PDT)



hihiy ntar kita bisa cerita bnayak pas milad
insyaAllah mudah2an bisa datang :D

Pada 23 Juni 2010 11:25, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> menulis:

>
>
> untuk nambah "keramaian" di dalam kesunyian, mungkin nia perlu baca global
> paradox atau estetika paradok. atau memahami makna "suwung", hayo apa pula
> itu? di dalam kosong ada isi, di dalam isi ada kosong. kosong itu ya isi,
> isi itu ya kosong... hwalah opo to iki ra mudheng yo.... hehehe...
>
> --- Pada *Sel, 22/6/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>* menulis:
>
>
> Dari: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
> Judul: [sekolah-kehidupan] [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah
> Kepada: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>,
> wordsmartcenter@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 22 Juni, 2010, 4:09 AM
>
>
>
>
> Solitude @ Fatahillah
>
> Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti
> 'Kesunyian' sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang
> sekarang berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an
> yang menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia
> akibat pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.
>
> Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk
> pergi menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai
> perkembangan Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di
> Universitas Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar
> membuat saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada
> hanya pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun
> Jakartakota, dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil
> memperhatikan manusia yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika
> kereta itu perlahan menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor
> kembali.
>
> Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun
> Jayakarta. Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih
> membutuhkan waktu minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi
> pilihan yang baik saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus
> sampai ke Kota Tua segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah.
> Ketika bersama ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak
> di sekitarnya banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka
> sebuah ingatan.
>
> Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
> sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan Jendral
> Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
> jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah Belanda
> memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
> semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum sampai
> Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
> Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
> terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
> sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian direnggut
> atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.
>
> Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu pojok
> halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret, sambil
> membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan. Sekaligus
> menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan
> dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
> kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
> cinta yang terlarang..
>
> Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk
> duduk tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan
> mengajak seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit
> berbincang-bincang. Alex namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan
> logat dari luar Jakarta, Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir
> dan berasal dari keturunan asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa
> tempat yang menjadi terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya
> terowongan tersebut tidak bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan
> air di dalamnya.
>
> Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
> membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
> mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia. Karena
> dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang lalu,
> sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para lesbian.
> Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
> ('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah, rasanya
> ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.
>
> "Jangan biarkan damai ini pergi...
>
> Jangan biarkan semuanya berlalu...
>
> Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh
>
> Dari semua KEPALSUAN dunia... "
>
> Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
> jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.
>
> "banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang anak
> jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
> 'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah usaha
> yang cukup unik bagi saya.
>
> Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,
>
> "Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".
>
> "iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak adil
> ke saya".
>
> Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak ujian
> menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.
>
> "Tapi Alhamdulillah- nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang
> pernah bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti
> coba tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti?
> Saat kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang
> kamu telah bohongi?"
>
> saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna lingkaran
> kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.
>
> Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di mata
> mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka juga
> butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah satu
> dosen pernah bilang,
>
> "kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu
> bisa sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus.
> Menyeberanglah dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang,
> berjalanlah ke tujuan."
>
> Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan kepada
> sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.
>
> Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari
> kesunyian itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan
> pelajaran. Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur
> kepadaNya, dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam
> semakin kelam dan dingin Jakarta menusuk tulang.
>
> "Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
> "cukuplah Allah sebagai jaminan."
>
> Obrolan itu berakhir dengan senyuman.
>
> ***
>
> pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:
>
>
> 1. Robin Hood Betawi
> 2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
> 3. Saudagar Baghdad dari betawi...
>
> Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada
> lempar ke mari :D
>
>
>
>
>
5c.

Re: [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Wed Jun 23, 2010 12:11 am (PDT)



Dari dulu, karena informasi dari salah satu literatur (yang sayangnya
saya lupa judul dan pengarangnya), saya mengira nama "Rawa Bangke"
awalnya karena menjadi tempat pembuangan mayat-mayat "pemberontak"
Tionghoa pada 1740. Ternyata bukan "bangke" Tionghoa ya, yang ada
"bangke" Inggris dan Prancis:).

Btw, terinspirasi dari novel Rahasia Meede ya?

Tulisan yang menginspirasi dan menggairahkan:).

tabik,

Nursalam AR

On 6/22/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
> Solitude @ Fatahillah
>
>
>
> Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti 'Kesunyian'
> sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang sekarang
> berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an yang
> menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia akibat
> pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.
>
>
>
> Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk pergi
> menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai perkembangan
> Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas
> Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar membuat
> saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada hanya
> pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun Jakartakota,
> dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan manusia
> yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika kereta itu perlahan
> menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor kembali.
>
>
>
> Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun Jayakarta.
> Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih membutuhkan waktu
> minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang baik
> saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus sampai ke Kota Tua
> segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah. Ketika bersama
> ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak di sekitarnya
> banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka sebuah ingatan.
>
>
>
> Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
> sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan Jendral
> Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
> jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah Belanda
> memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
> semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum sampai
> Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
> Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
> terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
> sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian direnggut
> atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.
>
>
>
> Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu pojok
> halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret, sambil
> membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan. Sekaligus
> menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan
> dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
> kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
> cinta yang terlarang..
>
>
>
> Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk duduk
> tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan mengajak
> seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit berbincang-bincang. Alex
> namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan logat dari luar Jakarta,
> Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan berasal dari keturunan
> asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat yang menjadi
> terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan tersebut tidak
> bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di dalamnya.
>
>
>
> Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
> membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
> mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia. Karena
> dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang lalu,
> sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para lesbian.
> Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
> ('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah, rasanya
> ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.
>
>
>
> "Jangan biarkan damai ini pergi...
>
> Jangan biarkan semuanya berlalu...
>
> Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh
>
> Dari semua KEPALSUAN dunia... "
>
>
>
> Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
> jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.
>
> "banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang anak
> jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
> 'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah usaha
> yang cukup unik bagi saya.
>
>
>
> Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,
>
> "Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".
>
> "iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak adil ke
> saya".
>
> Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak ujian
> menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.
>
> "Tapi Alhamdulillah-nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang pernah
> bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti coba
> tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti? Saat
> kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang kamu
> telah bohongi?"
>
> saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna lingkaran
> kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.
>
>
>
> Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di mata
> mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka juga
> butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah satu
> dosen pernah bilang,
>
>
>
> "kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu bisa
> sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus. Menyeberanglah
> dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang, berjalanlah ke
> tujuan."
>
> Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan kepada
> sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.
>
>
>
> Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari kesunyian
> itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan pelajaran.
> Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur kepadaNya,
> dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam semakin kelam
> dan dingin Jakarta menusuk tulang.
>
>
>
> "Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
> "cukuplah Allah sebagai jaminan."
>
>
>
> Obrolan itu berakhir dengan senyuman.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ***
>
> pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:
>
>
>
> 1. Robin Hood Betawi
> 2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
> 3. Saudagar Baghdad dari betawi...
>
>
>
> Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada lempar
> ke mari :D
>

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)

5d.

Re: [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Jun 23, 2010 12:15 am (PDT)



wah Rahasia Meede malah gak tau sama sekali aku bang Nur :D
blom ceki2 lagi..
aku sebenrnya punya kelemahan dalam menghafal nama tempat dan sejarah
makanya salah satu cara untuk mengatasinya.. abis baca, terjun ke tkp,
langsung ditulis hehe...

aku ingin melanglangbuana di jakarta gara2 abah Alwi Shahab. suka sekali
dengan buku2nya :D

makasih yah dah baca :D

Pada 23 Juni 2010 14:11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:

> Dari dulu, karena informasi dari salah satu literatur (yang sayangnya
> saya lupa judul dan pengarangnya), saya mengira nama "Rawa Bangke"
> awalnya karena menjadi tempat pembuangan mayat-mayat "pemberontak"
> Tionghoa pada 1740. Ternyata bukan "bangke" Tionghoa ya, yang ada
> "bangke" Inggris dan Prancis:).
>
> Btw, terinspirasi dari novel Rahasia Meede ya?
>
> Tulisan yang menginspirasi dan menggairahkan:).
>
> tabik,
>
> Nursalam AR
>
> On 6/22/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
> > Solitude @ Fatahillah
> >
> >
> >
> > Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti
> 'Kesunyian'
> > sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang sekarang
> > berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an yang
> > menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia
> akibat
> > pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.
> >
> >
> >
> > Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk
> pergi
> > menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai perkembangan
> > Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas
> > Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar membuat
> > saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada
> hanya
> > pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun
> Jakartakota,
> > dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan
> manusia
> > yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika kereta itu perlahan
> > menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor kembali.
> >
> >
> >
> > Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun
> Jayakarta.
> > Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih membutuhkan
> waktu
> > minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang
> baik
> > saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus sampai ke Kota
> Tua
> > segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah. Ketika bersama
> > ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak di
> sekitarnya
> > banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka sebuah ingatan.
> >
> >
> >
> > Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
> > sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan Jendral
> > Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
> > jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah Belanda
> > memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
> > semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum sampai
> > Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
> > Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
> > terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
> > sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian
> direnggut
> > atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.
> >
> >
> >
> > Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu pojok
> > halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret,
> sambil
> > membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan.
> Sekaligus
> > menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan
> > dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
> > kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
> > cinta yang terlarang..
> >
> >
> >
> > Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk
> duduk
> > tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan mengajak
> > seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit berbincang-bincang.
> Alex
> > namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan logat dari luar Jakarta,
> > Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan berasal dari
> keturunan
> > asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat yang menjadi
> > terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan tersebut
> tidak
> > bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di dalamnya.
> >
> >
> >
> > Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
> > membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
> > mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia. Karena
> > dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang
> lalu,
> > sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para
> lesbian.
> > Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
> > ('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah,
> rasanya
> > ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.
> >
> >
> >
> > "Jangan biarkan damai ini pergi...
> >
> > Jangan biarkan semuanya berlalu...
> >
> > Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh
> >
> > Dari semua KEPALSUAN dunia... "
> >
> >
> >
> > Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
> > jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.
> >
> > "banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang anak
> > jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
> > 'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah
> usaha
> > yang cukup unik bagi saya.
> >
> >
> >
> > Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,
> >
> > "Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".
> >
> > "iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak adil
> ke
> > saya".
> >
> > Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak ujian
> > menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.
> >
> > "Tapi Alhamdulillah-nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang
> pernah
> > bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti coba
> > tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti?
> Saat
> > kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang
> kamu
> > telah bohongi?"
> >
> > saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna lingkaran
> > kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.
> >
> >
> >
> > Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di mata
> > mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka juga
> > butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah
> satu
> > dosen pernah bilang,
> >
> >
> >
> > "kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu
> bisa
> > sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus.
> Menyeberanglah
> > dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang, berjalanlah ke
> > tujuan."
> >
> > Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan kepada
> > sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.
> >
> >
> >
> > Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari
> kesunyian
> > itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan pelajaran.
> > Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur kepadaNya,
> > dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam semakin
> kelam
> > dan dingin Jakarta menusuk tulang.
> >
> >
> >
> > "Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
> > "cukuplah Allah sebagai jaminan."
> >
> >
> >
> > Obrolan itu berakhir dengan senyuman.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > ***
> >
> > pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:
> >
> >
> >
> > 1. Robin Hood Betawi
> > 2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
> > 3. Saudagar Baghdad dari betawi...
> >
> >
> >
> > Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada
> lempar
> > ke mari :D
> >
>
>
> --
> - Nursalam AR -
>
> Blog: www.kintaka.wordpress.com
> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
> HP: 0813-10040723 / 021-92727391
>
> "The difference between the right word and the almost right word is
> the difference between lightning and the lightning bug."
> (Mark Twain)
>
>
> ------------------------------------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
5e.

Re: [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Wed Jun 23, 2010 12:30 am (PDT)



Rahasia Meede, selain Negara Kelima, adalah novel yang ditulis oleh E.S. Ito
(pengarang muda yang memilih tidak menamatkan kuliahnya di FE-UI karena
mengabdikan diri sepenuhnya untuk menulis, terutama terkait dengan sejarah)
yang berkisah tentang rahasia harta karun VOC. Jika sudah sampai di Kota
Tua, tak afdhol jika tak melakukan napak tilas atas tempat-tempat yang
disebutkan dalam novel tsb.

Siapa E.S. Ito? Kunjungi aja blog pribadinya di www.itonesia.com.

Seperti apa sih novel Rahasia Meede itu? Ini salah satu resensi yang ditulis
oleh kawan dekat sang pengarang, klik tautan berikut:

http://kertasputih.wordpress.com/2007/09/20/resensi-novel-rahasia-meede-karya-es-ito/

Sudah terprovokasi untuk membacanya? Semoga:). Pastinya layak jadi literatur
seraya berpetualang fisik di Kota Tua seraya mengenang masa lalu Bandar
Jakarta.

Tabik,

Nursalam AR
- bukan jubir atau apa-apanya E.S. Ito -

2010/6/23 Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>

>
>
> wah Rahasia Meede malah gak tau sama sekali aku bang Nur :D
> blom ceki2 lagi..
> aku sebenrnya punya kelemahan dalam menghafal nama tempat dan sejarah
> makanya salah satu cara untuk mengatasinya.. abis baca, terjun ke tkp,
> langsung ditulis hehe...
>
> aku ingin melanglangbuana di jakarta gara2 abah Alwi Shahab. suka sekali
> dengan buku2nya :D
>
> makasih yah dah baca :D
>
> Pada 23 Juni 2010 14:11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:
>
>> Dari dulu, karena informasi dari salah satu literatur (yang sayangnya
>> saya lupa judul dan pengarangnya), saya mengira nama "Rawa Bangke"
>> awalnya karena menjadi tempat pembuangan mayat-mayat "pemberontak"
>> Tionghoa pada 1740. Ternyata bukan "bangke" Tionghoa ya, yang ada
>> "bangke" Inggris dan Prancis:).
>>
>> Btw, terinspirasi dari novel Rahasia Meede ya?
>>
>> Tulisan yang menginspirasi dan menggairahkan:).
>>
>> tabik,
>>
>> Nursalam AR
>>
>> On 6/22/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
>> > Solitude @ Fatahillah
>> >
>> >
>> >
>> > Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti
>> 'Kesunyian'
>> > sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang sekarang
>> > berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an yang
>> > menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia
>> akibat
>> > pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.
>> >
>> >
>> >
>> > Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk
>> pergi
>> > menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai perkembangan
>> > Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas
>> > Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar membuat
>> > saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada
>> hanya
>> > pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun
>> Jakartakota,
>> > dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan
>> manusia
>> > yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika kereta itu perlahan
>> > menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor kembali.
>> >
>> >
>> >
>> > Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun
>> Jayakarta.
>> > Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih membutuhkan
>> waktu
>> > minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang
>> baik
>> > saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus sampai ke Kota
>> Tua
>> > segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah. Ketika bersama
>> > ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak di
>> sekitarnya
>> > banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka sebuah ingatan.
>> >
>> >
>> >
>> > Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
>> > sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan Jendral
>> > Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
>> > jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah
>> Belanda
>> > memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
>> > semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum
>> sampai
>> > Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
>> > Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
>> > terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
>> > sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian
>> direnggut
>> > atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.
>> >
>> >
>> >
>> > Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu
>> pojok
>> > halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret,
>> sambil
>> > membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan.
>> Sekaligus
>> > menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan
>> > dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
>> > kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
>> > cinta yang terlarang..
>> >
>> >
>> >
>> > Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk
>> duduk
>> > tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan mengajak
>> > seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit berbincang-bincang.
>> Alex
>> > namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan logat dari luar Jakarta,
>> > Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan berasal dari
>> keturunan
>> > asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat yang menjadi
>> > terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan tersebut
>> tidak
>> > bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di dalamnya.
>> >
>> >
>> >
>> > Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
>> > membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
>> > mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia. Karena
>> > dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang
>> lalu,
>> > sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para
>> lesbian.
>> > Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
>> > ('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah,
>> rasanya
>> > ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.
>> >
>> >
>> >
>> > "Jangan biarkan damai ini pergi...
>> >
>> > Jangan biarkan semuanya berlalu...
>> >
>> > Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh
>> >
>> > Dari semua KEPALSUAN dunia... "
>> >
>> >
>> >
>> > Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
>> > jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.
>> >
>> > "banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang
>> anak
>> > jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
>> > 'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah
>> usaha
>> > yang cukup unik bagi saya.
>> >
>> >
>> >
>> > Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,
>> >
>> > "Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".
>> >
>> > "iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak
>> adil ke
>> > saya".
>> >
>> > Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak
>> ujian
>> > menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.
>> >
>> > "Tapi Alhamdulillah-nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang
>> pernah
>> > bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti coba
>> > tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti?
>> Saat
>> > kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang
>> kamu
>> > telah bohongi?"
>> >
>> > saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna lingkaran
>> > kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.
>> >
>> >
>> >
>> > Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di
>> mata
>> > mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka juga
>> > butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah
>> satu
>> > dosen pernah bilang,
>> >
>> >
>> >
>> > "kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu
>> bisa
>> > sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus.
>> Menyeberanglah
>> > dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang, berjalanlah
>> ke
>> > tujuan."
>> >
>> > Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan
>> kepada
>> > sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.
>> >
>> >
>> >
>> > Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari
>> kesunyian
>> > itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan pelajaran.
>> > Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur kepadaNya,
>> > dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam semakin
>> kelam
>> > dan dingin Jakarta menusuk tulang.
>> >
>> >
>> >
>> > "Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
>> > "cukuplah Allah sebagai jaminan."
>> >
>> >
>> >
>> > Obrolan itu berakhir dengan senyuman.
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > ***
>> >
>> > pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:
>> >
>> >
>> >
>> > 1. Robin Hood Betawi
>> > 2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
>> > 3. Saudagar Baghdad dari betawi...
>> >
>> >
>> >
>> > Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada
>> lempar
>> > ke mari :D
>> >
>>
>>
>> --
>> - Nursalam AR -
>>
>> Blog: www.kintaka.wordpress.com
>> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
>> HP: 0813-10040723 / 021-92727391
>>
>> "The difference between the right word and the almost right word is
>> the difference between lightning and the lightning bug."
>> (Mark Twain)
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>
>

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is the
difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)
5f.

Re: [Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Jun 23, 2010 12:49 am (PDT)



wow! jadi tertarik nih :D
makasih bang nur :)

Pada 23 Juni 2010 14:29, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:

>
>
> Rahasia Meede, selain Negara Kelima, adalah novel yang ditulis oleh E.S.
> Ito (pengarang muda yang memilih tidak menamatkan kuliahnya di FE-UI karena
> mengabdikan diri sepenuhnya untuk menulis, terutama terkait dengan sejarah)
> yang berkisah tentang rahasia harta karun VOC. Jika sudah sampai di Kota
> Tua, tak afdhol jika tak melakukan napak tilas atas tempat-tempat yang
> disebutkan dalam novel tsb.
>
> Siapa E.S. Ito? Kunjungi aja blog pribadinya di www.itonesia.com.
>
> Seperti apa sih novel Rahasia Meede itu? Ini salah satu resensi yang
> ditulis oleh kawan dekat sang pengarang, klik tautan berikut:
>
>
> http://kertasputih.wordpress.com/2007/09/20/resensi-novel-rahasia-meede-karya-es-ito/
>
> Sudah terprovokasi untuk membacanya? Semoga:). Pastinya layak jadi
> literatur seraya berpetualang fisik di Kota Tua seraya mengenang masa lalu
> Bandar Jakarta.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
> - bukan jubir atau apa-apanya E.S. Ito -
>
> 2010/6/23 Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
>
>
>>
>> wah Rahasia Meede malah gak tau sama sekali aku bang Nur :D
>> blom ceki2 lagi..
>> aku sebenrnya punya kelemahan dalam menghafal nama tempat dan sejarah
>> makanya salah satu cara untuk mengatasinya.. abis baca, terjun ke tkp,
>> langsung ditulis hehe...
>>
>> aku ingin melanglangbuana di jakarta gara2 abah Alwi Shahab. suka sekali
>> dengan buku2nya :D
>>
>> makasih yah dah baca :D
>>
>> Pada 23 Juni 2010 14:11, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com> menulis:
>>
>>> Dari dulu, karena informasi dari salah satu literatur (yang sayangnya
>>> saya lupa judul dan pengarangnya), saya mengira nama "Rawa Bangke"
>>> awalnya karena menjadi tempat pembuangan mayat-mayat "pemberontak"
>>> Tionghoa pada 1740. Ternyata bukan "bangke" Tionghoa ya, yang ada
>>> "bangke" Inggris dan Prancis:).
>>>
>>> Btw, terinspirasi dari novel Rahasia Meede ya?
>>>
>>> Tulisan yang menginspirasi dan menggairahkan:).
>>>
>>> tabik,
>>>
>>> Nursalam AR
>>>
>>> On 6/22/10, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
>>> > Solitude @ Fatahillah
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti
>>> 'Kesunyian'
>>> > sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang
>>> sekarang
>>> > berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an yang
>>> > menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia
>>> akibat
>>> > pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk
>>> pergi
>>> > menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai
>>> perkembangan
>>> > Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas
>>> > Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar
>>> membuat
>>> > saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada
>>> hanya
>>> > pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun
>>> Jakartakota,
>>> > dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan
>>> manusia
>>> > yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika kereta itu perlahan
>>> > menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor kembali.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun
>>> Jayakarta.
>>> > Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih membutuhkan
>>> waktu
>>> > minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang
>>> baik
>>> > saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus sampai ke Kota
>>> Tua
>>> > segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah. Ketika
>>> bersama
>>> > ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak di
>>> sekitarnya
>>> > banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka sebuah
>>> ingatan.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
>>> > sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan
>>> Jendral
>>> > Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
>>> > jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah
>>> Belanda
>>> > memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
>>> > semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum
>>> sampai
>>> > Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
>>> > Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
>>> > terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
>>> > sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian
>>> direnggut
>>> > atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu
>>> pojok
>>> > halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret,
>>> sambil
>>> > membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan.
>>> Sekaligus
>>> > menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan
>>> dan
>>> > dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
>>> > kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
>>> > cinta yang terlarang..
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk
>>> duduk
>>> > tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan
>>> mengajak
>>> > seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit berbincang-bincang.
>>> Alex
>>> > namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan logat dari luar Jakarta,
>>> > Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan berasal dari
>>> keturunan
>>> > asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat yang menjadi
>>> > terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan tersebut
>>> tidak
>>> > bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di dalamnya.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
>>> > membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
>>> > mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia.
>>> Karena
>>> > dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang
>>> lalu,
>>> > sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para
>>> lesbian.
>>> > Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
>>> > ('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah,
>>> rasanya
>>> > ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > "Jangan biarkan damai ini pergi...
>>> >
>>> > Jangan biarkan semuanya berlalu...
>>> >
>>> > Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh
>>> >
>>> > Dari semua KEPALSUAN dunia... "
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
>>> > jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.
>>> >
>>> > "banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang
>>> anak
>>> > jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
>>> > 'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah
>>> usaha
>>> > yang cukup unik bagi saya.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,
>>> >
>>> > "Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".
>>> >
>>> > "iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak
>>> adil ke
>>> > saya".
>>> >
>>> > Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak
>>> ujian
>>> > menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.
>>> >
>>> > "Tapi Alhamdulillah-nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang
>>> pernah
>>> > bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti coba
>>> > tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti?
>>> Saat
>>> > kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang
>>> kamu
>>> > telah bohongi?"
>>> >
>>> > saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna
>>> lingkaran
>>> > kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di
>>> mata
>>> > mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka
>>> juga
>>> > butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah
>>> satu
>>> > dosen pernah bilang,
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > "kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu
>>> bisa
>>> > sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus.
>>> Menyeberanglah
>>> > dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang, berjalanlah
>>> ke
>>> > tujuan."
>>> >
>>> > Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan
>>> kepada
>>> > sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari
>>> kesunyian
>>> > itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan pelajaran.
>>> > Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur kepadaNya,
>>> > dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam semakin
>>> kelam
>>> > dan dingin Jakarta menusuk tulang.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > "Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
>>> > "cukuplah Allah sebagai jaminan."
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Obrolan itu berakhir dengan senyuman.
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > ***
>>> >
>>> > pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > 1. Robin Hood Betawi
>>> > 2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
>>> > 3. Saudagar Baghdad dari betawi...
>>> >
>>> >
>>> >
>>> > Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada
>>> lempar
>>> > ke mari :D
>>> >
>>>
>>>
>>> --
>>> - Nursalam AR -
>>>
>>> Blog: www.kintaka.wordpress.com
>>> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
>>> HP: 0813-10040723 / 021-92727391
>>>
>>> "The difference between the right word and the almost right word is
>>> the difference between lightning and the lightning bug."
>>> (Mark Twain)
>>>
>>>
>>> ------------------------------------
>>>
>>> Yahoo! Groups Links
>>>
>>>
>>>
>>>
>>
>
>
> --
> - Nursalam AR -
>
> Blog: www.kintaka.wordpress.com
> Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
> HP: 0813-10040723 / 021-92727391
>
> "The difference between the right word and the almost right word is the
> difference between lightning and the lightning bug."
> (Mark Twain)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
6a.

Bls: [sekolah-kehidupan] Art-Living Sos 2010 (A-6  Sumur di Ladang

Posted by: "Teha Sugiyo" kembangpring049@yahoo.co.id   kembangpring049

Tue Jun 22, 2010 9:46 pm (PDT)



benar bu itje. sumur memang tempat perjumpaan. di daerah sunda ada wacana:  batur sakasur, batur sadapur, batur sasumur, batur salembur..... tapi ati-ati kalau ke lembang, di sana juga ada \'sumur\' nah, kalo ini boleh kita menumpang minum.... asal bayar hei... soalnya, "sumur" yang satu ini warung susu murni....

---
Seandainya
saya boleh berandai-andai : Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi…Kalau ada
sumur kehidupan, boleh kita saling berbagi…

 

 

7.

Di Depan atau Di Belakang Anda Harus Tetap Membayar (Tung Desem Wari

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Wed Jun 23, 2010 12:41 am (PDT)



Dear Sahabat Eska,

Berikut artikel bagus dari Tung Desem Waringin tentang risiko dalam hidup.
Semoga bermanfaat.

Maaf, Sobat, "pertobatan" untuk aktif di SK saya baru sampai tahap ini:).

Tabik,

Nursalam AR
- yang memulai pertobatan" secara bertahap:) -

==================================

Di Depan atau Di Belakang Anda Tetap Harus Membayar

Oleh Tung Desem Waringin

Saya baru saja mendengar sebuah cerita dari seorang mentor saya lainnya,
tentang pentingnya sebuah pembelajaran, tapi kali ini dia melihat dari sisi
yang berbeda. Salah satu kata-kata yang bagus yang saya dengar darinya
adalah: "di depan atau di belakang Anda harus tetap membayar".

Maksudnya adalah, entah Anda belajar sekarang (membayar) tentang pernikahan
sempurna atau Anda masuk ke pengadilan dan menggunakan (membayar) pengacara
untuk kasus pertengkaran dalam pernikahan Anda. Karena Anda belum membayar
tentang belajar bagaimana seharusnya pasangan suami istri bersama.

Entah Anda membayar sekarang dengan memakan makanan yang sehat dan
berolahraga, atau Anda membayar nanti dengan lemahnya badan Anda di hari tua
dan rentetan penyakit lainnya. Entah Anda melakukan medical checkup
sekarang (membayar) atau Anda baru mengetahui nanti saat penyakit sudah
keluar dan (membayar) pergi ke dokter dengan biaya yang lebih tinggi. Karena
Anda belum membayar dari awal untuk mencegah.

Entah Anda mengikuti seminar (membayar) tentang keuangan , atau Anda
(membayar)
mengalami kerugian karena tidak mengerti bahasa ekonomi, dan seluk beluk
bisnis secara kasus nyata. Entah Anda belajar sekarang (membayar) tentang
bagaimana caranya mendidik anak dengan baik, atau Anda harus rela (membayar)
jika anak Anda kurang sopan dan tidak berbakti kepada Anda nantinya

Dan, dari semua contoh di atas, yang bisa ditarik kesimpulan adalah :

*Membayar di depan selalu harganya jauh lebih murah dibandingkan membayar di
belakang.*

***

@TDW

--
- Nursalam AR -

Blog: www.kintaka.wordpress.com
Facebook: www.facebook.com/nursalam.ar
HP: 0813-10040723 / 021-92727391

"The difference between the right word and the almost right word is the
difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)
Recent Activity
Visit Your Group
Stay on top

of your group

activity with

Yahoo! Toolbar

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Learn about issues

Find support

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

Tidak ada komentar: