Selasa, 22 Juni 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3107

Messages In This Digest (11 Messages)

Messages

1a.

Re: [LONCENG] Met MILAD Kang Mas Budi from Budi

Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Mon Jun 21, 2010 3:23 am (PDT)



hapunten pisan sadayana...
baru sempat reply postingannya
amin untuk setiap doa2nya. Alhamdulillah masih diberi kesempatan oleh Alloh untuk menikmati segala keagungan ciptaanNya, dan semoga akhlak dan ibadah saya semakin baek.amin

Regards,

Budi Santoso
SK Bandung

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "asma_h_1999" <asma_h_1999@...> wrote:
>
> Met ultah bud. Semoga bahagia selalu. Punten senin tidak bisa ikutan merayakannya.
>
> Wassalam
> asma
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "batikmania" <batikmania@> wrote:
> >
> > Ikutaan...! Insya Allah.
> > Ssst, pada 'dengar' ya? Maaf ya semua, belum sempat bikin tulisan pasca ketemuan tempo hari di Pulau Dua. Akhir pekan lalu baru selesai rapotan. Nulis rapot anak-anak jadi prioritas utama dong sebelum nulis yang lain-lain. Insya Allah setelah ini aktif lagi di milis (minimal mbacain posting-an temen-temen dan berkomentar deh... ;))
> > Ayo, ayo... SK Bandung, siapa lagi yang mau ikutan? Ramaikan miladnya mas Budi dan 'ngunduh mantu'nya. Hihi...
> > Wassalaam
> >
> > Diah Utami
> >
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, hadianf@ wrote:
> > >
> > > Assalaamu'alaikum wr.wb.
> > >
> > > Sahabat, hari ini adalah hari yang istimewa bagi Kang Mas Budi Santoso. Beliau memperingati hari lahir perdana pasca pernikahannya.
> > >
> > > Met MILAD ya kang mas... Semoga usiamu barokah dan diberikan yang terbaik di sisa usiamu. Dijadikan nahkoda rumah tangga yang bisa jadi panutan anggotanya. Diberikan banyak anak (cukup dari satu istri loh ya).
> > >
> > > Maksud hati menjadi yang pertama mengucapkan, ternyata istrinya ga mau kalah. HP pun disilent. Jadi aja yang kedua. Saya mengambil hikmahnya aja, kalo yang kedua berarti ditraktirnya dua kali hihihi...
> > >
> > > Untuk SK Bandung, kumpul besok ba'da maghrib. Waktu dan tempat ditentukan kemudian... Tunggu saja ya...
> > >
> > > Hatur tengkiyu,
> > > salam dari negeri kuliner... Sluurp
> > >
> > > wassalaamu'alaikum wr.wb
> > >
> > >
> > > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> > >
> >
>

2a.

Re: (Ruang Keluarga) Pengalaman Pendarahan

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Mon Jun 21, 2010 7:01 pm (PDT)




Begitu ya? Baru tahu. :p

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...> wrote:
>
> Trenyuh membacanya.
>
> IMHO, untuk kehamilan anak lelaki, konon, agak beda. Lebih berat
> (otomatis sang ibu perlu lebih banyak rehat) dan barangkali tak bisa
> disamaratakan dengan kehamilan anak perempuan. Itu sih salah satu
> wejangan dokter kandungan, yang saya ingat, waktu Yuni mengandung
> Alham. Untuk anak perempuan, Mbak Indar mungkin sudah sangat
> berpengalaman. Tapi untuk anak lelaki, barangkali harus banyak
> "berguru":). Yang jelas, tiap anak (meski baru dalam kandungan) punya
> hak masing-masing, sama seperti tubuh kita yang punya hak untuk tidur
> dll.Yang ini pesan guru ngaji saya:).
>
> Semoga kehamilannya selamat dan lancar hingga Hari- H nanti.
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
>
>
>
>
>
> On 6/19/10, Indarwati Indarpati <patisayang@...> wrote:
> > Pengalaman Pendarahan
> > Menanti kelahiran anak ketiga, aku sengaja memperlakukannya seperti saat
> > hamil kakak-kakaknya dulu. Tetap beraktivitas seperti biasa, antar jemput
> > kakaknya ke sekolah, les, belanja ke pasar, serta tetek bengek rumah tangga
> > lainnya. Aku percaya, jika tanpa adanya alasan medis seorang ibu hamil
> > malas-malasan, maka akan seperti itulah anak yang dilahirkannya. Maka selain
> > beraktivitas di siang hari, aku pun terbiasa tidur lewat tengah malam. Bukan

3.

[Diary Perjalanan] Solitude @ Fatahillah

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Mon Jun 21, 2010 9:09 pm (PDT)



Solitude @ Fatahillah

Tentara Inggris pernah menuliskan kata 'Solitude' yang berarti 'Kesunyian'
sesaat sebelum mereka meninggalkan markas besar Rawabangke yang sekarang
berubah nama menjadi Rawabunga pada peristiwa berdarah abad 18an yang
menyebabkan wilayah tersebut penuh dengan bangkai dan darah manusia akibat
pertempuran tentara Inggris dan Perancis di Batavia.

Solitude, juga yang pada awalnya saya rasakan ketika memutuskan untuk pergi
menatap senja di Kota Tua sendirian setelah rapat mengenai perkembangan
Rumbel (Rumah Belajar) di salah satu tempat nan rindang di Universitas
Indonesia. Menaiki kereta ekonomi yang pada akhirnya tanpa sadar membuat
saya melakukan kebodohan. Kalau ingat kejadian di sore itu, yang ada hanya
pikiran untuk tertawa. Sudah sampai stasiun terakhir, stasiun Jakartakota,
dengan santainya saya hanya melamun dan duduk sambil memperhatikan manusia
yang beralu lalang. Terlambat untuk bergerak ketika kereta itu perlahan
menjauhi Stasiun Jakartakota bergerak balik menuju Bogor kembali.

Segera saya memutuskan untuk turun di stasiun terdekat, stasiun Jayakarta.
Menunggu kereta kembali, namun ternyata kereta lain masih membutuhkan waktu
minimal 30 menit untuk sampai ke Jayakarta. Ojeg menjadi pilihan yang baik
saat kemacetan sore hari melanda Jakarta dan saya harus sampai ke Kota Tua
segera sebelum magrib tiba. Kebodohan saya menuai hikmah. Ketika bersama
ojeg, saya melintasi beberapa bangunan dan rumah tua, nampak di sekitarnya
banyak warga keturunan Tiong Hoa berlalu lalang, membuka sebuah ingatan.

Sebuah tragedi pernah terjadi di Jakarta pada Oktober 1740. Lima sampai
sepuluh ribu etnis Tionghoa mati terbunuh pada masa pemerintahan Jendral
Adrian Valkenier. Pada zaman Belanda ribuan orang dari China memenuhi
jakarta, pengangguran pun tak dapat ditampik. Akhirnya pemerintah Belanda
memutuskan untuk 'membuang' mereka ke Srilangka. Akibat perlakuan
semena-mena, dan isu bahwa mereka ditenggelamkan di lautan sebelum sampai
Srilangka menuai reaksi etnis Tionghoa yang masih tersisa di Jakarta.
Akhirnya Jenderal Adrian Valkenier memutuskan menghabisi mereka. Tak
terelakan lagi peristiwa berdarah kembali terjadi. Saya hanya berfikir,
sebegitu mudahnya ribuan nyawa dan penghinaan terhadap kemanusian direnggut
atas kepentingan golongan dan kekuasaan secara semena-mena.

Beberapa menit sebelum magrib tiba, saya telah berada di salah satu pojok
halaman luar Museum Fatahillah. Mengamati sekitar, sesekali memotret, sambil
membayangkan kira-kira dimana letak tiang gantungan ditempatkan. Sekaligus
menebak dimana lokasi yang dijadikan tempat Sarah Speax (anak asuhan dan
dayang-dayang istri JP Coen, Eva) ditelanjangkan dan dipermalukan, juga
kekasihnya yang tampan meregang nyawa dengan cara dipancung akibat buah
cinta yang terlarang..

Selepas sholat magrib dan berkeliling sebentar, saya memutuskan untuk duduk
tepat di depan museum Fatahillah, mengambil beberapa gambar dan mengajak
seorang pengamen yang juga brigdancer untuk sedikit berbincang-bincang. Alex
namanya. Jelas sekali anak itu bertutur dengan logat dari luar Jakarta,
Bugis tepatnya. Namun anak itu mengaku dia lahir dan berasal dari keturunan
asli jakarta. Sesekali dia menunjukkan beberapa tempat yang menjadi
terowongan di museum Fatahillah, namun sayangnya terowongan tersebut tidak
bisa lagi dibuka untuk umum karena banyak genangan air di dalamnya.

Alex juga yang memperkenalkan saya dengan teman-temannya. Solitude saya
membawa berkah, mereka bercerita tentang banyak hal. Sesekali bercerita
mengenai perjalanan hidup mereka, juga mengenai 'kegilaan' dunia. Karena
dari mereka saya bisa tahu juga bnyk hal. Ternyata beberapa waktu yang lalu,
sekitar halaman museum Fatahillah kadang dijadikan arena mesum para lesbian.
Dari mereka juga saya tahu pelaku lesbian ada yang disebut Buci
('laki-laki'nya kaum lesbi) dan Femi (perempuannya kaum lesbi). Ah, rasanya
ingin sekali mendendangkan lagu Damai BersamaMu – Chrisye.

"Jangan biarkan damai ini pergi...

Jangan biarkan semuanya berlalu...

Hanya padaMu Tuhan, tempatku mengeluh

Dari semua KEPALSUAN dunia... "

Salah satu dari mereka ada yang sedang melakukan pelitian tentang anak
jalanan untuk tugas akhirnya di jurusan perfilm-an.

"banyak yang gak tau kalo saya kuliah mba.. dan jangan salah, kadang anak
jalanan kaya mereka susah untuk cerita." Itulah alasan dia melakukan
'penyamaran', malah kadang ia ikut ngamen bersama yang lainnya. Sebuah usaha
yang cukup unik bagi saya.

Namun sempat saya dikagetkan dengan sebuah pernyataannya,

"Mba.. kalo seandainya saya masuk ke neraka, saya ikhlas".

"iya mba.. karena saya pernah menghujat Allah dan berfikir Allah gak adil ke
saya".

Laki-laki muda disamping saya bercerita pengalamannya ketika banyak ujian
menerpanya. Namun selanjutnya dia berkata.

"Tapi Alhamdulillah-nya mba, saya ketemu seseorang di Surabaya. Yang pernah
bilang ke saya. 'sebelum kamu menghujat Allah dan merasa tersakiti coba
tanya ke diri kamu sendiri berapa banyak orang yang pernah kamu sakiti? Saat
kamu merasa dibohongi, coba tanya ke diri kamu berapa banyak orang yang kamu
telah bohongi?"

saya tersenyum, setelahnya saya hanya berceloteh tentang makna lingkaran
kebaikan dan lingkaran keburukan yang saya yakini itu ada.

Mereka, orang-orang yang saat itu mengelilingi saya, begitu muda. Di mata
mereka menyimpan banyak harapan tentang hidup dan kehidupan. Mereka juga
butuh didengarkan, bukan sebuah pengasingan. Jadi ingat nasehat salah satu
dosen pernah bilang,

"kalau kamu menyeberangi sungai, bukan dengan cara lurus ke depan kamu bisa
sampai tujuan, yang ada malah kamu terjerumus ke dalam arus. Menyeberanglah
dengan cara sedikit menyerong, setelah sampai di seberang, berjalanlah ke
tujuan."

Sebuah analogi sederhana untuk bisa memahami arti menebar kebaikan kepada
sesama tanpa terbawa arus dan terkesan frontal.

Mulanya memang solitude, namun pada akhirnya saya beruntung dari kesunyian
itu saya mendapatkan sesuatu yang berharga untuk dijadikan pelajaran.
Sungguh hari itu saya yang menjadi murid bagi mereka. Syukur kepadaNya,
dengan izinNya pulalah saya pulang membawa hikmah walau malam semakin kelam
dan dingin Jakarta menusuk tulang.

"Mba, gak takut sering jalan sendirian?"
"cukuplah Allah sebagai jaminan."

Obrolan itu berakhir dengan senyuman.

***

pengen jalan-jalan ke kota tua, imbas abis baca buku2 Alwi Shahab:

1. Robin Hood Betawi
2. Maria Van Engels, Menantu Habib Kwitang
3. Saudagar Baghdad dari betawi...

Ada beberapa karya Alwi Shahab yang belum sampai ditangan. Kalo ada lempar
ke mari :D
4.

(catcil) KAMI HANYALAH ROMBONGAN ORANG PASAR

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Mon Jun 21, 2010 10:50 pm (PDT)





KAMI HANYALAH ROMBONGAN ORANG PASAR

Kisah ini dalah cerita lama saat ibu masih bisa berjalan dan rajin pergi ke pasar.
Pasar memanglah tempat jual beli, intreaksi penjual dan pembeli. Pertemuan yang selalu berulang kecocokan dalam berinteraksi dalam bertransaksi sehingga muncul istilah pembeli setia atau penjual setia. Jadilah mereka saling menyebut langganan. Dari obrolan santai , tawar menawar harga sambil bercanda akhirnya mereka berteman. 

Kalau sudah berteman boleh berhutang lho  he..he..he.. ada aja alasan untuk berteman  :-) dan bayarnya setelah aku gajian. Begitulah pintar-pintarnya ibu-ibu rumah tangga mengatur posisi keuangan keluarga. Maklum Ibu hanyalah Ibu rumah tangga biasa, sedang Bapak sebagai pencari nafkah sudah lama meninggal dunia...sedih ya jadi anak yatim he..he..he. Allah Maha Penyayang makanya aku bisa sekolah dengan lancar dan gampang pula dapat pekerjaan.

Pernah beberapa kali aku ikut ibu ke pasar saat libur kerja, sekedar membantu membawa belanjaan. Ibu begitu hapal lokasi penjual langganannya yang juga telah menjadi temannya padahal pasar tradisional itu gelap dan rapat sekali oleh para pedagang dan pembeli, aku mengekor ibu " menyusuri lorong-lorong gelap berliku" yang terkadang becek dan bau mnyengat sisa sayuran membusuk. Tapi yang menarik perhatianku bukanlah itu. Hal yang menarik adalah aku melihat mereka sebagai manusia yang suka berinteraksi tukar informasi malah lebih banyak tentang persoalan keluarga dan teman-teman dalam lingkungan pasar. Belanjanya sih biasa tapi ngobrolnya itu lho ruarrr biasa he..he..he jadi lama deh di pasar :-)

Pertemanan ibu dengan orang-orang pasar terdiri dari tukang jahit, tukang potong rambut, tukang soto, tukang cendol, tukang tempe & tahu, tukang sayur, tukang bumbu dapur, tukang ayam, tukang daging, Ibu-ibu sesama pembeli dan bapak.para sopir angkutan pasar dan sopir bus wisata yang tinggal dekat pasar.
Rupanya mereka semua manusia juga, yang kadang  jenuh dengan aktivtas sehari-hari dan butuh hiburan dan suasana baru. Jadilah diwaktu-waktu saat liburan anak sekolah kami melakukan piknik ke tempat-tempat wisata.

Aku beberapa kali menemani ibu piknik. Antara lain ke Puncak, Lido, Pelabuhan Ratu, Cipanas, Ciamis - pangandaran.  Lain waktu ke Ciater, Anyer dll. Rombongan orang pasar  ini bahkan sudah beberapa kali ke Bali :-). Semakin jauh maka liburan kami makin panjang bisa seminggu dan kadang lebih.

Biasanya kami saweran untuk sewa bis dan bayar masuk objek wisata. Karena dalam rombongan kami ada yang berprofesi sebagai sopir bus wisata tentunya kami mendapatkan harga khusus lebih murah tentunya. Soal makan, masing masing menyumbang sesuai kondisi masing-masing. Nasi pastinya sudah dimasak/ liwet/aron. sebagian sudah ditanak dan di simpan dalam termos besar wadah nasi. Sebagian lagi masih berupa beras. Ada mie instant, sayur mayur dan ikan asap/asin, dendeng dan mbahan mentah lainnya yang tahan beberapa hari.  Bahan-bahan ini dimasak sesuai urutan daya tahan, mulai dari yang segar dan terakhir yang paling awet.

Selain berbekal makanan, rombongan kami juga  berbekal alat2 masak dengan kompor minyak tanah ala peralatan kemping. Jadilah kami makan seadanya (he..he.he boleh dibilang lengkap bro) dengan wadah daun pisang yang kalau sudah dipake tidak langsung buang tapi dibersihkan dan dipakai lagi :-). Bila sudah tidak layak pakai barulah pakai wadah kertas coklat yang biasa dipakai untuk nasi bungkus. Kendala kami adalah air minum. Saat itu belum ada  air mineral galon. Jadilah kami membeli air di perjalanan jika haus yang banyak dijual di pom bensin atau di tempat2 wisata.

Kebersamaan dalam kesederhaan ini merupakan pengalaman menyenangkan. Semakin seringlah akhirnya kami melakukan perjalanan wisata saat-saat hari libur. Begitulah kisah kehidupan kami yang hanyalah  rombongan orang pasar :-) yang haus akan suasana berbeda yang penuh keakraban seperti satu keluarga.

Jakarta, 22 Juni 2010
Selamat ulang tahun Jakarta :-)

Yudhi M
Mengenang pasar tradisonal dengan kisah manusiawinya.

5.

Undangan acara temu penyair

Posted by: "ayhounk_bae" ayhounk_bae@yahoo.co.id   ayhounk_bae

Tue Jun 22, 2010 12:27 am (PDT)



Dewan Kesenia Bekasi mengundang teman-teman semua untuk hadir dalam acara temu
penyair lima kota yang di Prakarsai oleh DKB, diadakan di aula Kantor dinas
pendidikan Bekasi tgl. 26 Juni 2010, jam 19.00 wib s/d selesai

Di harapkan kedatangannya dan jangan lupa ajak teman-teman lain

Salam

6a.

SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483

Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com

Tue Jun 22, 2010 12:27 am (PDT)



Si Mamat pergi ke kota.
Ke kota jangan lupa ucap matra.
Selamat Ulang Tahun Jakarta.
Moga makin makmur dan sejahtera.

Mpok Lela pergi ke Cipaku.
Ke Cipaku jangan lupa bawa teman.
Jayalah kotaku.
Moga tidak mati dilindas zaman.

Ke Kramat beli mentega.
Jangan lupa beli sumpit ke Jepang.
Selamat Ulang Tahun yang ke 483 Jakarta.
Moga tidak makin sempit oleh pendatang!

Teruntuk kota kelahiranku yang ke-483 tahun, Jakarta.
Piss, Luv N Laugh. Tabe! Salam, Fiyan Arjun
FB:fiyanarjun@gmail.com <FB%3Afiyanarjun@gmail.com>.
YM:paman_sam2.
Blogg:www.sebuahrisalah.multiply.com
6b.

Bls: [sekolah-kehidupan] SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483

Posted by: "veby" vbi_djenggotten@yahoo.com   vbi_djenggotten

Tue Jun 22, 2010 12:29 am (PDT)



ke pamulang, beli pepaya...
dan jangan mudah percaya ama yang sering bilang, "serahkan pada ahlinya" :)

"mencoba meramaikan komik dan buku anak Indonesia...:)"

http://www.bikumiku.com

--- Pada Sen, 21/6/10, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com> menulis:

Dari: fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com>
Judul: [sekolah-kehidupan] SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Apresiasi-Sastra@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 21 Juni, 2010, 8:37 PM

 

Si
Mamat pergi ke kota.
Ke kota jangan lupa ucap matra.
Selamat
Ulang Tahun Jakarta.
Moga makin makmur dan sejahtera.

Mpok
Lela pergi ke Cipaku.
Ke Cipaku jangan lupa bawa teman.
Jayalah
kotaku.
Moga tidak mati dilindas zaman.

Ke Kramat beli
mentega.
Jangan lupa beli sumpit ke Jepang.
Selamat Ulang Tahun
yang ke 483 Jakarta.
Moga tidak makin sempit oleh pendatang!

Teruntuk
kota kelahiranku yang ke-483 tahun, Jakarta.
Piss, Luv N Laugh. Tabe!
 Salam, Fiyan Arjun

FB:fiyanarjun@ gmail.com.

YM:paman_sam2.
Blogg:www.sebuahrisalah. multiply. com

6c.

Re: SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483

Posted by: "sahat p" bardaboab@googlemail.com   i_luv_gothic

Tue Jun 22, 2010 1:53 am (PDT)





--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, fiyan arjun <fiyanarjun@...> wrote:
>
> Si Mamat pergi ke kota.
> Ke kota jangan lupa ucap matra.
> Selamat Ulang Tahun Jakarta.
> Moga makin makmur dan sejahtera.
>
> Mpok Lela pergi ke Cipaku.
> Ke Cipaku jangan lupa bawa teman.
> Jayalah kotaku.
> Moga tidak mati dilindas zaman.
>
> Ke Kramat beli mentega.
> Jangan lupa beli sumpit ke Jepang.
> Selamat Ulang Tahun yang ke 483 Jakarta.
> Moga tidak makin sempit oleh pendatang!
>
> Teruntuk kota kelahiranku yang ke-483 tahun, Jakarta.
> Piss, Luv N Laugh. Tabe! Salam, Fiyan Arjun
> FB:fiyanarjun@... <FB%3Afiyanarjun@...>.
> YM:paman_sam2.
> Blogg:www.sebuahrisalah.multiply.com
>

bukan si adi tapi si agus
ga mau susu mau asi
pantun yang bagus
sungguh menginspirasi

<a href="http://www.ddlicious.com">menemukan rasa besar</a>

6d.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483

Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com

Tue Jun 22, 2010 1:54 am (PDT)





Puisi untuk HUT KOTA JAKARTA

 

SIMPHONI
JAKARTA

 

Hirup pikup aktivitas merajalela

Tanpa mengenal waktu dan batas

Sibuk mencari secerca harapan

Untuk tetap eksis dalam kehidupan

 

JakartaĆ¢€¦kota metropolitan

Banyak urban datang tanpa beban

Menjadi korban di jalanan

Karena tak pahan akan medan

 

JakartaĆ¢€¦kota banjir

Banyak orang pinggir yang terisolir

Pindah sana-sini tanpa berfikir

Merana & kesulitan tiada akhir

 

JakartaĆ¢€¦kota macet

Silih berganti tak ada solusi

Bersinergi dalam harmoni

Guna meraih hidup yang hakiki

Semoga TUHAN meridhoi

 

Masa berganti, usia
bertambah

Berharap menanti,
untuk tetap tabah

Jangan lupa ibadah
untuk mendapatkan berkah

SUKSES selalu &
Selamat ULTAH

[tatasutabri/220610/sentra.edukasi.anak.bangsa]

Visit MY BLOG :  tata-sutabri.blogspot.com

--- On Tue, 6/22/10, veby <vbi_djenggotten@yahoo.com> wrote:

From: veby <vbi_djenggotten@yahoo.com>
Subject: Bls: [sekolah-kehidupan] SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tuesday, June 22, 2010, 2:29 PM

 

ke pamulang, beli pepaya...
dan jangan mudah percaya ama yang sering bilang, "serahkan pada ahlinya" :)

"mencoba meramaikan komik dan buku anak Indonesia...:)"

http://www.bikumiku.com

--- Pada Sen, 21/6/10, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail. com> menulis:

Dari: fiyan arjun <fiyanarjun@gmail. com>
Judul: [sekolah-kehidupan] SELAMAT ULANG TAHUN KOTA JAKARTA KE 483
Kepada: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Apresiasi-Sastra@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 21 Juni, 2010, 8:37 PM

 

Si
Mamat pergi ke kota.
Ke kota jangan lupa ucap matra.
Selamat
Ulang Tahun Jakarta.
Moga makin makmur dan sejahtera.

Mpok
Lela pergi ke Cipaku.
Ke Cipaku jangan lupa bawa teman.
Jayalah
kotaku.
Moga tidak mati dilindas zaman.

Ke Kramat beli
mentega.
Jangan lupa beli sumpit ke Jepang.
Selamat Ulang Tahun
yang ke 483 Jakarta.
Moga tidak makin sempit oleh pendatang!

Teruntuk
kota kelahiranku yang ke-483 tahun, Jakarta.
Piss, Luv N Laugh. Tabe!
 Salam, Fiyan Arjun

FB:fiyanarjun@ gmail.com.

YM:paman_sam2.
Blogg:www.sebuahrisalah. multiply. com

7a.

Art-Living Sos 2010 (A-6  Sumur di Ladang

Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id

Tue Jun 22, 2010 12:28 am (PDT)





Dear Allz...

Met pagiiiiiiiii. ..met siaaaaangg.. .met soreeeee...met maleeeem...(
buat yang sedang berada di bagian bumi sebaliknya.. .hehe...)

Apakabaarrr ??? Hallloww...rasanya sudah lama tak bersua, ya...Membuat
hati saya menjadi rindu kepada teman dan sahabat semua...eeeeh, padahal
sebetulnya belum lama ya kita saling bertegur-sapa dan melemparkan
seulas senyuman...hehehe...

Itulah...kalau namanya kangen...tetap saja ada alasan untuk saling
menyapa...

Tidak apa kita sering bersilaturahmi. Konon kata orang-orang tua,
bersilaturahmi itu akan memperpanjang usia. Eeeh, walaupun soal umur itu
adalah rahasia Yang Maha Memiliki Kehidupan, tetapi yang jelas, dengan
silaturahmi yang sehat kita pun akan tertular menjadi sehat. Virus
kebahagiaan itu, bila menulari kita akan membuat kita juga berbahagia...

Mumpung kita sedang berbahagia, maka di hari baik dan bulan baik
ini...ceileeee...saya pun ingin berbagi setetes cerita dari sebuah
sumur....hmmh...Sumur memang seperti tempat inspirasi yang tak pernah
kering. Asal kita bisa menjaga sumbernya, maka sumur itu akan terus
mengalirkan airnya.

Sudah tidak sabar mendengar cerita tentang sumur ? Wooowww...
tenaang...Air beriak tanda tak dalam...Air sumur yang tak beriak itu
pun dalam dan penuh cerita...

Okelah...menjelang tengah malam saya kirimkan cerita ini untuk semua
teman dan sahabat...Selamat menikmati yaaaa...

Salam ,

Ietje S. Guntur

YYY

Art-Living Sos 2010 (A-6

Senin, 21 Juni 2010

Start : 21/06/2010 17:18:14

Finish : 21/06/2010 23:38:38

KALAU ADA SUMUR DI LADANG...

Saya sedang mengikuti sebuah acara seminar. Biasalah...kalau
kumpul-kumpul dengan teman lama, bukan hanya ilmu yang didapat, tapi
juga jalinan silaturahmi yang semakin erat. Dan di akhir acara, seorang
sahabat melemparkan jurus pantunnya : " Kalau ada sumur di ladang boleh
kita menumpang mandi...Kalau ada umur panjang, boleh kita berjumpa
lagi..."

Tak hanya sekali itu saja urusan sumur di ladang ini menjadi pengantar
kata perpisahan. Di hampir semua acara pertemuan dan silaturahmi, entah
itu secara formal maupun informal, kita sering mengutip pantun lama
ini...Tak sekedar kata perpisahan, urusan sumur ini tentulah mengandung
makna yang dalam.

Pulang ke rumah, saya jadi teringat tentang urusan sumur.

Dulu, semasa saya masih kecil, hampir semua rumah kami memiliki sumur.
Rumah eyang saya juga memiliki sumur, yang berbagi dengan rumah sebelah.
Semula sumur itu memang dipergunakan airnya untuk mandi dan menyuci.
Tapi belakangan, setelah fasilitas air bersih yang dikelola oleh
perusahaan air minum berjalan lancar, maka sumur itu pun hanya
dipergunakan untuk menyiram tanaman. Bahkan saking jarangnya
dipergunakan, akhirnya sumur di rumah eyang saya dipenuhi dengan
kecebong dan kodok yang beranakpinak. Sumur itu pun berubah fungsi
menjadi Frog's Village...he he...

Di rumah kami di Medan pun ada sumur. Airnya bening, tapi karena jarang
dipergunakan, akhirnya hanya menjadi sumur tua saja. Belakangan sumur
itu ditutup, dan dipasangi pompa air di atasnya. Jadilah...sumur itu
tidak menjadi sumur timba lagi, tetapi sudah lebih keren...menjadi sumur
pompa. Ketika remaja, dan sedang semangat menjadi calon atlit, saya suka
sekali memainkan tuas pada sumur pompa itu...Sekalian olahraga untuk
memperkuat otot lengan. Nggak heran , kalau lengan atas saya jadi agak
bersepir...hahaha...

Selain di rumah kami yang di Medan, kami juga pernah punya sumur di
ladang...hehe...Betul. Ini asli sumur yang dibuat di ladang kami di
pinggir kota. Walaupun tidak berapa dalam, tapi airnya jernih...dan
lumayan bisa untuk mandi. Airnya malah segaaarr,,,sekali...Jadi betul
juga, kalau ada sumur di ladang...boleh kita menumpang mandi...wong
airnya memang segar luar biasa...bebas polusi...

Y

Ngomong-ngomong soal sumur.

Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia memang mengandalkan sumber
air dari sumur. Duluuuuu sekali...sekitar tahun enampuluhan hingga
tujuhpuluhan...di Jakarta masih banyak rumah penduduk yang mengandalkan
sumur dalam sebagai sumber air .

Karena permukaan airnya yang agak dalam dan jauh ( terutama di musim
kemarau) , maka untuk mengambil air sumurnya harus menggunakan timba
jungkat jungkit. Satu sisi timba digantungi ember untuk mengambil air,
dan satu sisi lagi digantungi batu atau pemberat lain untuk pengimbang.
Saya yang sempat tinggal di daerah Jakarta Selatan tempo doeloe suka
sekali ngelayap ke rumah tetangga yang warga Betawi, untuk main jungkat
jungkit di sumur...Jadi kalau orang lain ke sumur untuk menumpang mandi,
saya ke sumur untuk menumpang main...hihi...

Tak hanya di Jakarta saya menemukan sumur yang mengasyikkan.

Di rumah nenek saya di Jogya, Eyang Goceng ( sudah pernah saya ceritakan
di episode Eyang Goceng), juga ada sumur. Satu sumurnya di dekat dapur.
Satu lagi di luar, sebelum masuk ke rumah. Kalau dibilang aneh, ya aneh
juga...kok ada sumur di depan rumah. Tapi kata eyang saya, sumur dan
kamar mandi di sebelahnya memang digunakan untuk tamu. Agar tamu,
terutama lelaki tidak usah masuk ke wilayah dapur, tempat para
wanita...oh lala...ternyata eyang saya sudah memikirkan jauh-jauh hari,
agar mata lelaki tidak main samber saja di wilayah kaum wanita. Selain
itu tamu lain yang ingin menumpang mandi , cuci muka, atau berwudhu
tidak usah slonang-slonong masuk ke dalam rumah. Cukup di depan pintu
saja. Dan langsung bisa berdandan atau sholat di ruang lain yang ada di
dekat pendopo.

Saya sendiri memang lebih suka sumur yang di dekat dapur. Selain
permukaan airnya dekat dengan permukaan tanah, airnya juga jernih
sekali. Bila liburan ke desa, di Sanden sana, saya suka sekali menimba
air dan mengisi bak mandi yang luar biasa besarnya...hehe...sudah dua
puluh timba juga belum penuh. Benar-benar kerja berat kalau harus
mengisi bak mandi yang besar itu. Tapi dulu sich..rasanya asyik-asyik
saja. Nggak ada capenya. Apalagi kalau sehabis menimba air untuk mengisi
bak mandi, dalam keadaan lapar, langsung disuguhi nasi hangat dan tempe
goreng...waaww...lupa semua deech...Urusan timba menimba air menjadi
cemen...hek hek hek...

Y

Bukan hanya di Jawa dan di Medan, tempat saya dibesarkan. Di kota-kota
lain yang pernah saya kunjungi di pegunungan Bukit Barisan hingga ke
Aceh, setiap rumah pasti memiliki sumur sendiri. Walaupun sudah ada air
ledeng, tetapi kadang pasokannya tidak mencukupi. Sehingga untuk
kebutuhan mencuci dan MCK lebih baik mengandalkan sumur biasa.

Kadang di daerah pegunungan, selain sumber air dari mata air dan sungai
, sering juga ada sumur di halaman rumah. Biasanya sumur ini juga
merangkap kamar mandi yang tertutup setengah. Jadi kalau kita mau mandi,
tidak bisa langsung open semua...huuu...bisa terkena undang-undang
pornografi...Ohh...No !! Agar tidak memancing mata melirik nakal,
biasanya kita mandi di balik dinding itu dengan berselimut kain basahan.
Jadi tidak vulgar gitu deh.

Saya, walaupun sudah sering berlibur atau bertugas di desa-desa dengan
sumur terbuka seperti itu, tetap saja masih merasa risih kalau harus
mandi di sumur terbuka. Jadi mau tidak mau saya harus menimba air,
menyimpannya di dalam ember, dan mencari ruang yang agak tertutup untuk
mandi. Kadang saya mandi sebelum matahari terbit, atau ketika matahari
sudah terbenam, agar benar-benar tidak ada yang
mengintai...yiiii...Tentunya tetap dengan kain basahan, sesuai dengan
prosedur yang berlaku di wilayah tersebut. Kan sesuai kata orang tua, di
mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung...hmm...

Y

Dari banyak literature yang saya baca mengenai sumur, ternyata fungsi
sumur ini tak sekedar tempat mengambil air bagi rumahtangga.

Banyak kota dan negara yang mengalami kesulitan sumber air, sehingga
adanya sumber air sumur di satu tempat justru dijadikan sebagai sumber
air bagi semua warga. Tidak hanya untuk makan, minum dan mencuci
pakaian. Air sumur juga dipergunakan untuk minuman ternak dan
hewan-hewan yang digembalakan.

Bahkan dari luas atau besarnya sumur, yang di beberapa tempat disebut
juga sebagai telaga, maka sumur itu dapat menjadi sumber air bagi orang
satu desa dan warga yang melintas di tempat tersebut . Sumur tak sekedar
berfungsi sebagai tempat mengambil air, tetapi juga sebagai tempat
pergaulan dan pertemuan. Di beberapa Negara di Timur Tengah dan Afrika
Utara, sumur menjadi tempat pertemuan para kafilah yang membawa
dagangannya dari satu kota ke kota lain, atau dari satu Negeri ke Negeri
lain.

Ingatlah kisah perjalanan dan perdagangan di Jalan Sutra atau Silk Road
di Asia Tengah. Sumur pun menjadi pusat informasi dan pertukaran budaya
antar bangsa. Sungguh luar biasa.

Y

Kembali ke sumur...eh, kembali kepada sumur di ladang...

Dalam kehidupan kita sekarang, mungkin sumur timba atau sumur
jungkat-jungkit sudah nyaris tersingkir dari kehidupan kota
metropolitan. Tetapi fungsi sumur, sebagai tempat mengambil air tetaplah
berlangsung hingga kini.

Sumur-sumur pompa, mulai dari yang digerakkan dengan tuas pompa hingga
sumur bor bertekanan tinggi yang dapat menyemburkan air dari perut bumi,
masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air. Air sumur
itu pun tak sekedar digunakan untuk minum, mandi dan mencuci. Di dunia
industri dan manufaktur, sumur air tetap diperlukan dan menjadi pasokan
utama untuk mendinginkan mesin dan kebutuhan sanitasi . Di rumahsakit,
air sumur jelas merupakan kebutuhan yang vital. Sama dengan di
gedung-gedung jangkung yang mencakar langit, sumur dengan pompa elektrik
tetap dibutuhkan.

Tidak salah bila kita katakan, bahwa sumur air adalah juga sumur
kehidupan.

Di ladang, kita hanya menumpang mandi. Tapi di dalam sumur kehidupan,
kita dapat mereguk air yang membuat hidup kita berkelanjutan. Yang harus
kita perhatikan adalah, bagaimana sumur kehidupan itu dapat menghasilkan
air yang berkualitas, yang membuat hidup kita menjadi sehat dan nyaman.
Kita tidak lagi boleh egois. Sumur air, sumur kehidupan adalah milik
kita bersama. Kitalah...saya dan semua Anda, yang dapat menjaga dan
memeliharanya...

Seandainya saya boleh berandai-andai : Kalau ada sumur di ladang, boleh
kita menumpang mandi...Kalau ada sumur kehidupan, boleh kita saling
berbagi...

Semoga saja....

Jakarta, 21 Juni 2010

Salam sayang...

Bintaro...di malam yang sejuk,

Ietje S. Guntur

Special note :

Untuk teman-teman, kolega dan sahabat-sahabat di Trainers Club
Indonesia, Indonesia NLP, The Profec, SDM Global, Himpsi, BCA dan SMANSA
Medan...serta semua-mua sahabat yang menjadi inspirasi...thanks sudah
berbagi sumur kehidupan...dan berbagi air kehidupan yang tak berhenti
mengalir dan menyejukkan hati ini...

:BCA:
7b.

Bls: [sekolah-kehidupan] Art-Living Sos 2010 (A-6  Sumur di Ladang

Posted by: "veby" vbi_djenggotten@yahoo.com   vbi_djenggotten

Tue Jun 22, 2010 1:09 am (PDT)



salam sumur...
makasih, di tengah penatnya udara jakarta yang dilingkupi dinding baja dan beton mau mengingatkan memeori saya pada sumur...
waktu masih di malang, waktu masih merasakan hawa segar, setelah puas bermain perang di sawah, saya suka main di dekat suwur...
guyang air sana-sini...sesekali melongok ke dalam dengan ngeri...
hehehehe...

makasih...udah mengingatkan memori ini....

"mencoba meramaikan komik dan buku anak Indonesia...:)"

http://www.bikumiku.com

--- Pada Sen, 21/6/10, IETJE SRI UMIYATI GUNTUR <ietje_guntur@bca.co.id> menulis:

Dari: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR <ietje_guntur@bca.co.id>
Judul: [sekolah-kehidupan] Art-Living Sos 2010 (A-6 Sumur di Ladang
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 21 Juni, 2010, 7:35 PM

 

 

 

Dear Allz...

 

Met pagiiiiiiiii. ..met
siaaaaangg.. .met soreeeee...met maleeeem...( buat yang sedang berada di bagian
bumi sebaliknya.. .hehe...)

 

Apakabaarrr ???
Hallloww...rasanya sudah lama tak bersua, ya...Membuat hati saya menjadi rindu
kepada teman dan sahabat semua...eeeeh, padahal sebetulnya belum lama ya kita
saling bertegur-sapa dan melemparkan seulas senyuman...hehehe. ..

 

Itulah...kalau
namanya kangen...tetap saja ada alasan untuk saling menyapa...

 

Tidak apa kita
sering bersilaturahmi. Konon kata orang-orang tua, bersilaturahmi itu akan
memperpanjang usia. Eeeh, walaupun soal umur itu adalah rahasia Yang Maha
Memiliki Kehidupan, tetapi yang jelas, dengan silaturahmi yang sehat kita pun
akan tertular menjadi sehat. Virus kebahagiaan itu, bila menulari kita akan
membuat kita juga berbahagia.. .

 

Mumpung kita
sedang berbahagia, maka di hari baik dan bulan baik ini...ceileeee. ..saya pun
ingin berbagi setetes cerita dari sebuah sumur....hmmh. ..Sumur memang seperti
tempat inspirasi yang tak pernah kering. Asal kita bisa menjaga sumbernya, maka
sumur itu akan terus mengalirkan airnya.

 

Sudah tidak sabar
mendengar cerita tentang sumur ? Wooowww... tenaang...Air beriak tanda tak
dalam...Air sumur yang tak  beriak itu pun dalam dan penuh cerita...

 

Okelah...menjelang
tengah malam saya kirimkan cerita ini untuk semua teman dan sahabat...Selamat
menikmati yaaaa...

 

 

Salam ,

 

Ietje S. Guntur

 

YYY

 

 

Art-Living
Sos 2010 (A-6

Senin, 21 Juni 2010

Start : 21/06/2010 17:18:14

Finish : 21/06/2010 23:38:38

 

 

 

KALAU ADA SUMUR DI LADANG...

 

 

 

Saya
sedang mengikuti sebuah acara seminar. BiasalahĆ¢€¦kalau kumpul-kumpul
dengan teman lama, bukan hanya ilmu yang didapat, tapi juga jalinan silaturahmi
yang semakin erat. Dan di akhir acara, seorang sahabat melemparkan jurus pantunnya
: Ć¢€œ Kalau ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandiĆ¢€¦Kalau ada
umur panjang, boleh kita berjumpa lagiĆ¢€¦Ć¢€

 

Tak
hanya sekali itu saja urusan sumur di ladang ini menjadi pengantar kata
perpisahan. Di hampir semua acara pertemuan dan silaturahmi, entah itu secara
formal maupun informal, kita sering mengutip pantun lama iniĆ¢€¦Tak sekedar
kata perpisahan, urusan sumur ini tentulah mengandung makna yang dalam.

 

Pulang
ke rumah, saya  jadi teringat tentang urusan sumur.

 

Dulu,
semasa saya masih kecil, hampir semua rumah kami memiliki sumur. Rumah eyang
saya juga memiliki sumur, yang berbagi dengan rumah sebelah. Semula sumur itu
memang dipergunakan airnya untuk mandi dan menyuci. Tapi belakangan, setelah
fasilitas air bersih yang dikelola oleh perusahaan air minum berjalan lancar,
maka sumur itu pun hanya dipergunakan untuk menyiram tanaman. Bahkan saking
jarangnya dipergunakan, akhirnya sumur di rumah eyang saya dipenuhi dengan
kecebong dan kodok yang beranakpinak.
Sumur itu pun berubah fungsi  menjadi FrogĆ¢€™s Village...he he...

 

Di
rumah kami di Medan
pun ada sumur. Airnya bening, tapi karena jarang dipergunakan, akhirnya hanya
menjadi sumur tua saja. Belakangan sumur itu ditutup, dan dipasangi pompa air
di atasnya. JadilahĆ¢€¦sumur itu tidak menjadi sumur timba lagi, tetapi
sudah lebih kerenĆ¢€¦menjadi sumur pompa. Ketika
remaja, dan sedang semangat menjadi calon atlit, saya suka
sekali memainkan tuas pada sumur pompa ituĆ¢€¦Sekalian
olahraga untuk memperkuat otot lengan.
Nggak heran , kalau lengan atas saya jadi agak bersepirĆ¢€¦hahahaĆ¢€¦

 

Selain
di rumah kami yang di Medan ,
kami juga pernah punya sumur di ladangĆ¢€¦heheĆ¢€¦Betul.
Ini asli sumur yang dibuat di ladang
kami di pinggir kota. Walaupun tidak berapa dalam, tapi airnya jernihĆ¢€¦dan
lumayan bisa untuk mandi. Airnya malah segaaarr,,,sekaliĆ¢€¦Jadi betul juga,
kalau ada sumur di ladangĆ¢€¦boleh kita menumpang mandiĆ¢€¦wong airnya
memang segar luar biasaĆ¢€¦bebas polusiĆ¢€¦

 

Y

 

Ngomong-ngomong
soal sumur.

 

Bagi
sebagian besar masyarakat di Indonesia
memang mengandalkan sumber air dari sumur. Duluuuuu sekaliĆ¢€¦sekitar tahun
enampuluhan  hingga tujuhpuluhanĆ¢€¦di Jakarta masih banyak rumah penduduk
yang mengandalkan sumur dalam sebagai sumber air .

 

Karena
permukaan airnya yang agak dalam dan jauh ( terutama di musim
kemarau) , maka untuk mengambil air sumurnya harus menggunakan
timba jungkat jungkit. Satu sisi timba digantungi ember untuk mengambil air,
dan satu sisi lagi digantungi batu atau pemberat lain untuk pengimbang. Saya
yang sempat tinggal di daerah Jakarta Selatan tempo doeloe suka sekali ngelayap
ke rumah tetangga yang warga Betawi, untuk main jungkat jungkit di
sumurĆ¢€¦Jadi kalau orang lain ke sumur untuk menumpang mandi, saya ke sumur
untuk menumpang mainĆ¢€¦hihiĆ¢€¦

 

Tak
hanya di Jakarta
saya menemukan sumur yang mengasyikkan.

 

Di
rumah nenek saya di
Jogya, Eyang Goceng ( sudah pernah saya ceritakan di episode Eyang Goceng),
juga ada sumur. Satu sumurnya di dekat dapur. Satu lagi di luar, sebelum masuk
ke rumah. Kalau dibilang aneh, ya aneh jugaĆ¢€¦kok ada sumur di depan rumah.
Tapi kata eyang saya, sumur dan kamar mandi di sebelahnya memang digunakan
untuk tamu. Agar tamu, terutama lelaki tidak usah masuk ke wilayah dapur,
tempat para wanitaĆ¢€¦oh lalaĆ¢€¦ternyata eyang saya sudah memikirkan
jauh-jauh hari, agar mata lelaki tidak main samber saja di wilayah kaum
wanita.
Selain itu tamu lain yang ingin menumpang mandi ,
cuci
muka, atau  berwudhu tidak usah slonang-slonong masuk ke dalam rumah. Cukup di
depan pintu saja. Dan langsung bisa berdandan atau
sholat di ruang lain yang ada di dekat pendopo.

 

Saya
sendiri memang lebih suka sumur yang di dekat dapur. Selain permukaan airnya
dekat dengan permukaan tanah, airnya juga jernih sekali. Bila liburan ke desa,
di Sanden sana ,
saya suka sekali menimba air dan mengisi bak mandi yang luar biasa
besarnyaĆ¢€¦heheĆ¢€¦sudah dua puluh timba juga belum penuh. Benar-benar
kerja berat kalau harus mengisi bak mandi yang besar itu. Tapi dulu
sich..rasanya asyik-asyik saja. Nggak ada capenya. Apalagi kalau sehabis
menimba air untuk mengisi bak mandi, dalam keadaan lapar, langsung disuguhi
nasi hangat dan tempe
gorengĆ¢€¦waawwĆ¢€¦lupa semua deechĆ¢€¦Urusan timba menimba air
menjadi cemenĆ¢€¦hek hek hekĆ¢€¦

 

Y

 

Bukan
hanya di Jawa dan di Medan ,
tempat saya dibesarkan. Di kota-kota lain yang pernah saya kunjungi di
pegunungan Bukit Barisan hingga ke Aceh, setiap rumah pasti memiliki sumur
sendiri. Walaupun sudah ada air ledeng, tetapi kadang pasokannya tidak
mencukupi. Sehingga untuk kebutuhan mencuci dan MCK lebih baik mengandalkan
sumur biasa.

 

Kadang
di daerah pegunungan, selain sumber air dari mata air
dan sungai , sering juga ada sumur di halaman rumah. Biasanya sumur
ini juga merangkap kamar mandi yang tertutup setengah. Jadi kalau kita mau
mandi, tidak bisa langsung open semuaĆ¢€¦huuuĆ¢€¦bisa terkena undang-undang
pornografi...Ohh...No !! Agar
tidak memancing mata melirik nakal, biasanya kita mandi di balik dinding itu
dengan berselimut kain basahan. Jadi tidak vulgar gitu deh.

 

Saya,
walaupun sudah sering berlibur atau bertugas di desa-desa dengan sumur terbuka
seperti itu, tetap saja masih merasa risih kalau harus mandi di sumur terbuka.
Jadi mau tidak mau saya harus menimba air, menyimpannya di dalam ember, dan
mencari ruang yang agak tertutup untuk mandi. Kadang
saya mandi sebelum matahari terbit, atau ketika matahari sudah terbenam, agar
benar-benar tidak ada yang mengintai... yiiii...Tentunya
tetap dengan kain basahan, sesuai dengan prosedur yang berlaku di wilayah
tersebut. Kan
sesuai kata orang tua, di mana bumi dipijak, di situ langit
dijunjungĆ¢€¦hmmĆ¢€¦

 

Y

 

Dari
banyak literature yang saya baca mengenai sumur, ternyata fungsi sumur ini tak
sekedar tempat mengambil air bagi rumahtangga.

 

Banyak 
kota dan negara
yang mengalami kesulitan sumber air, sehingga adanya sumber air sumur di satu
tempat justru dijadikan sebagai sumber air bagi semua warga. Tidak hanya untuk
makan, minum dan mencuci pakaian. Air sumur juga dipergunakan untuk minuman
ternak dan hewan-hewan yang digembalakan.

 

Bahkan
dari luas atau besarnya sumur, yang di beberapa tempat disebut  juga
sebagai telaga, maka sumur itu dapat menjadi sumber air bagi orang
satu desa dan warga yang melintas di tempat tersebut
.
Sumur tak sekedar berfungsi sebagai tempat mengambil air, tetapi juga sebagai
tempat pergaulan dan pertemuan. Di beberapa Negara di Timur Tengah dan Afrika
Utara, sumur menjadi tempat pertemuan para kafilah yang membawa dagangannya
dari satu kota ke kota lain, atau dari satu Negeri ke Negeri lain.

 

Ingatlah kisah perjalanan dan perdagangan di Jalan Sutra
atau Silk Road di Asia Tengah. Sumur pun menjadi pusat informasi dan
pertukaran budaya antar bangsa. Sungguh luar biasa.

 

Y

 

Kembali
ke sumurĆ¢€¦eh, kembali kepada sumur di ladangĆ¢€¦

 

Dalam
kehidupan kita sekarang, mungkin sumur timba atau sumur jungkat-jungkit sudah
nyaris tersingkir dari kehidupan kota
metropolitan. Tetapi fungsi sumur, sebagai tempat mengambil air tetaplah
berlangsung hingga kini.

 

Sumur-sumur
pompa, mulai dari yang digerakkan dengan tuas pompa hingga sumur bor bertekanan
tinggi yang dapat menyemburkan air dari perut bumi, masih dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan air. Air sumur itu pun tak sekedar digunakan
untuk minum, mandi dan mencuci. Di dunia industri dan
manufaktur, sumur air tetap diperlukan dan menjadi pasokan
utama untuk mendinginkan mesin dan kebutuhan sanitasi . Di
rumahsakit, air sumur jelas merupakan kebutuhan yang vital. Sama dengan di
gedung-gedung jangkung yang mencakar langit, sumur dengan pompa elektrik tetap
dibutuhkan.

 

Tidak
salah bila kita katakan, bahwa sumur air adalah juga sumur kehidupan.

 

Di
ladang, kita hanya menumpang mandi. Tapi di dalam sumur kehidupan, kita dapat
mereguk air yang membuat hidup kita berkelanjutan. Yang harus kita perhatikan
adalah, bagaimana sumur kehidupan itu dapat menghasilkan air yang berkualitas,
yang membuat hidup kita menjadi sehat dan nyaman. Kita tidak lagi boleh egois.
Sumur air, sumur kehidupan adalah milik kita bersama. KitalahĆ¢€¦saya dan
semua Anda, yang dapat menjaga dan memeliharanyaĆ¢€¦

 

Seandainya
saya boleh berandai-andai : Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandiĆ¢€¦Kalau ada
sumur kehidupan, boleh kita saling berbagiĆ¢€¦

 

Semoga
sajaĆ¢€¦.

 

Jakarta, 21
Juni 2010

 

Salam
sayangĆ¢€¦

BintaroĆ¢€¦di
malam yang sejuk,

 

 

 

Ietje S. Guntur

 

Special
note :

Untuk teman-teman,
kolega dan sahabat-sahabat di Trainers Club Indonesia, Indonesia NLP, The
Profec, SDM Global, Himpsi, BCA dan SMANSA Medan...serta semua-mua sahabat yang
menjadi inspirasi... thanks sudah berbagi sumur kehidupan... dan berbagi air
kehidupan yang tak berhenti mengalir dan menyejukkan hati ini...

 

:BCA:

Recent Activity
Visit Your Group
Stay on top

of your group

activity with

Yahoo! Toolbar

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Find support for

Mental illnesses

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

Tidak ada komentar: