Senin, 21 Juni 2010

[daarut-tauhiid] Menikah itu Indah, Penuh Warna & Berjuta Rasa

 

Menikah itu Indah, Penuh Warna & Berjuta Rasa
 17 Juni 2010 jam 16:14

Tak terasa sudah hampir empat tahun kita bersama, mengarungi
kehidupan keluarga. Ada suka, duka, canda dan tawa dan berjuta rasa
lainnya. Indahnya perkawinan kita reguk bersama. Walau awalnya tak
semudah yang dibayangkan. Belum menikah diakhir umur kepala dua adalah
suatu hal yang menakutkan. Pertanyaan keluarga, tetangga dan sanak
saudara, kadang membuat kuping memerah. Aku mengalami masa itu dan
tersiksa rasanya. Sendiri, sepi, hanya melamun dan berangan-angan.
Kurang apa usahaku dalam mencari jodoh. Ikut pengajian, kumpul-kumpul
dengan teman, bahkan ikut-ikutan jadi penggemar kota tua aku lakoni
hanya untuk bertemu mahluk yang namanya laki-laki. Hari-hariku sibuk
memperluas jaringan. Aku memahami betul kalimat ini : wanita baik-baik,
hanya untuk laki-laki baik-baik, maka pencarianku dimulai dari
pengajian ke pengajian. Sambil menyelam banyak ilmu yang aku dapatkan.
Walau badan rasanya pegal-pegal setelah seharian bekerja, aku tetap
berusaha menyempatkan datang ke majelis ilmu. Ya mudah-mudahan doaku
terkabul.

Aku menyadari tanpa tekad dan kemauan, seseorang tidak akan berhasil.
Dulu setamat SMA aku bingung harus kemana. Ketika yang lainnya asyik
menekuni buku-buklu kuliahnya, aku masih harus berjuang menggapai
impianku. Namun dengan doa dan keyakinan, semua aku jalani. Akhirnya,
walau harus kehilangan jam istirahat, selesai juga sarjanaku. Gelar itu
akhirnya aku sandang, bukan untuk berbangga-bangga, tapi penghargaan
atas kerja keras selama ini. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Sujud syukurku padaMu, Engkau yang selalu mendengar doa-doaku,
mengabulkan permintaanku, sudah sepatutnya aku tunduk patuh padaMu.

Sama halnya dengan jodoh, usahakupun penuh perjuangan. Hidup tidak akan
berubah jika kita tidak ingin merubahnya. Aku tidak akan duduk diam
menunggu jodoh datang menghampiri. Butuh usaha dan kemauan dan tentunya
bersabar setelah semua usaha tlah dilakukan. Pasrahkan saja kepadaNya
sesuai kehendaknya. Yang Maha Pembuat Rencana pasti telah menyiapkan
sesuatu yang indah nantinya. Setelah semua usaha telah aku lakukan,
akupun berserah diri, memohon dan berharap keajaiban itu datang. Dan
benar hal itu terjadi, sms itu tiba-tiba datang mengejutkan, dari
pengasuh pengajian, mengabarkan awal perkenalan dengan seorang ikhwan.
Alhamdulillah, itu yang ditungu-tunggu, tapi mengapa aku jadi
deg-degan, gelisah dan bingung, entahlah pokoknya semua rasa jadi satu.
Senang dan cemas bercampur aduk. Benarkah ini, siapa dia, berapa
umurnya, tinggal dimana, apa kerjanya, bagaimana keluarganya. Aduh..
kenapa jadi ragu-ragu begini.

Akhirnya pertanyaan-pertanyaanku terjawab. Umurnya tujuh tahun diatas
aku, cukup dewasa. Kami dipandu pengasuh, sepasang suami istri yang
mengabdikan hidup mereka untuk mempertemukan orang-orang seperti kami.
Sudah banyak kawan-kawanku yang berjodoh melalui perantara mereka.
Terima kasihku tak terputus-putus untuk mereka yang telah mengabdikan
hidupnya untuk kepentingan orang lain. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada abang dan teteh berdua.

Kami melakukan taaruf dua kali selang waktu seminggu. Taaruf yang
pertama aku gencar bertanya seputar dirinya dan aku puas dengan semua
jawabannya. Karena masih ingin mengenal satu sama lain, maka kami
melanjutkan ke taaruf berikutnya seminggu kemudian. Taaruf kedua ini
yang menentukan perjalanan kehidupan kami. Sebelum pertemuan itu, tak
henti-henti aku berdoa, memohon petunjukNya melalui shalat istikharah.
Aku mohon diberikan keyakinan, dan ketetapan hati, untuk melanjutkan
atau menyudahi taaruf nanti. Alhamdulillah, semua berjalan lancar,
taaruf kedua aku bersedia menikah dengannya. Maka tidak ada lagi taaruf
berikutnya, yang ada adalah lamaran langsung kekeluarga. Aku ingat
betul, dia melamarku didepan keluarga besarku tepat hari pertama bulan
Ramadhan, dan kami sepakat menikah setelah dua minggu Idul Fitri
berlalu. Singkat tapi penuh makna. Kami merasa sudah sama-sama dewasa
sehingga tidak perlu menunda-nunda untuk menikah. Tujuan kami sama,
mencari RidhoNya.

Terima kasih ya Allah, telah kau berikan aku pendamping yang sabar,
yang selalu berbicara lemah lembut, yang membuat aku merasa dicintai.
Ya Allah betapa Engkau mencintaiku, Kau kabulkan semua doa-doaku. Kau
limpahkan begitu banyak kenikmatan kepada kami. Semoga rumah tangga
kami barokah, sakinah, mawaddah dan warohmah. Walaupun sampai saat ini
kami belum memiliki keturunan, tapi kami yakin akan rencanaMu.
Jadikanlah kami orang yang bersabar. Kuatkanlah hati ini ya Allah.
Jauhilah kami dari berprasangka buruk padaMu.

Semua orang memiliki ujian masing-masing sesuai dengan kadar
keimanannya. Aku anggap semua ini adalah ujian. Jodoh , ajal, rezeki,
semua sudah ditetapkan. Semoga aku dapat menerimanya dengan ikhlas.

Jadi jangan pernah menyerah teman-temanku, jodoh kalian telah
ditetapkanNya. Jangan pernah lelah untuk berharap, karena
harapan-harapan itu yang membuat kita semakin kuat.

Semoga tulisan ini juga bermanfaat bagi kalian yang masih ragu-ragu
untuk menikah. Yakinlah bahwa menikah itu indah, penuh warna dan
berjuta rasa.

Teruntuk suamiku tercinta, thank you for your love, terima kasih telah
berbagi rasa selama ini, bantu aku untuk terus memperbaiki diri.

Teh Riri & Bang Rico, syukron untuk kalian berdua. Terus istikomah
dalam membantu orang-orang seperti kami. InsyaAllah, pintu surga
terbuka lebar untuk teteh & abang.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: