Selasa, 22 Juni 2010

[daarut-tauhiid] Kala Ali Telat Subuh Berjamaah

Kala Ali Telat Subuh Berjamaah

Oleh: Mochamad Bugi


dakwatuna.com – Dini hari itu Ali bin ABi Thalib bergegas bangun untuk
mengerjakan shalat Subuh berjamaah di masjid bersama Rasulullah.
Rasulullah tentulah sudah berada di sana. Rasanya, hampir tidak pernah
Rasulullah keduluan orang lain dalam berbuat kebaikan. Tidak ada yang
istimewa karena memang itulah aktivitas yang sempurna untuk memulai
hari, dan bertahun-tahun lamanya Ali bin Abi Thalib sudah sangat
terbiasa.

Langit masih gelap, cuaca masihlah dingin, dan jalanan masih pula
diselimuti kabut pagi yang turun bersama embun. Ali melangkahkan
kakinya menuju masjid. Dari kejauhan, lamat-lamat sudah terdengar
suara Bilal memanggil-manggil dengan adzannya yang berkumandang merdu
ke segenap penjuru Kota Madinah.

Namun belumlah begitu banyak melangkah, di jalan menuju masjid, di
hadapannya ada sesosok orang. Ali mengenalinya sebagai seorang kakek
tua yang beragama Yahudi. Kakek tua itu melangkahkan kakinya teramat
pelan sekali. Itu mungkin karena usianya yang telah lanjut. Tampak
sekali ia sangat berhati-hati menyusuri jalan.

Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa. Ia tidak ingin tertinggal
mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah Subuh sebelum
melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para
sahabat lainnya.

Ali paham benar bahwa Rasulullah mengajarkan supaya setiap umat muslim
menghormati orang tua. Siapapun itu dan apapun agamanya. Maka, Ali pun
terpaksa berjalan di belakang kakek itu. Tapi apa daya, si kakek
berjalan amat lamban, dan karena itu pulalah langkah Ali jadi
melambat. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk
mendahuluinya. Ia khawatir kalau-kalau kakek Yahudi itu terjatuh atau
kena celaka.

Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid,
langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya,
melewati masjid.

Ketika memasuki masjid, Ali menyangka shalat Subuh berjamaah sudah
usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para
sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya
kesempatan untuk memperoleh shalat berjamaah. Jika masih bisa
menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat
shalat berjamaah.

Sesudah Rasulullah mengakhiri shalatnya dengan salam, Umar bin Khattab
memberanikan diri untuk bertanya. "Wahai Rasulullah, mengapa hari ini
shalat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?"

Rasulullah balik bertanya, "Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?"

"Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engaku rukuk dalam rakaat
yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama
sekali. Kenapa?"

Rasulullah menjawab, "Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku
sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja
turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal.
Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga."

Umar makin heran. "Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?"

Nabi berkata, "Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku."

Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun
turun. Ia berkata kepada Nabi saw., "Muhammad, aku tadi diperintahkan
oleh Allah untuk menekan punggunmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja
agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena
Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya
secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi.
Dari pegnhormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali
karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan
tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk
mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini."

Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau
sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu
tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada
orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat
atau meninggalkan amalan shalat berjamaah. Rasulullah menjelaskan
kabar itu kepada para sahabat.


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: