Sabtu, 26 Juni 2010

[daarut-tauhiid] Tips Sholat Khusyu'

 

Sholat didirikan karena Allah (Lillah) untuk mendapatkan dan merasakan kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah). Oleh karena menginginkan selalu kebersamaan atau kedekatan dengan Allah (Billah) maka sebagian muslim, selain mendirikan sholat wajib 5 waktu menambah lagi dengan sholat-sholat sunnah dan amalan-amalan sunnah lainnya. Kesadaran akan kebutuhan sholatlah yang membuat kita rindu, senang dan selalu merasa butuh untuk melakukannya. Insyaallah, tulisan berikut ini akan menguraikan tips sholat khusyu'

Tips sholat khusyu'

* Mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
* Mengetahui tujuan mendirikan sholat dan syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan sholat.
* Memperhatikan dan kesadaran tumakninah

Perihal awal yang utama adalah mencari tahu tentang sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan mengetahui sholat seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, kita akan mendapatkan sholat yang khusyu'.

Dimana ilmu / pengetahuan tentang contoh sholat Rasulullah SAW bisa kita peroleh ?

Sumber awal tentu adalah dari Al-Qur'an dan hadits.

Jikalau kemampuan kita terbatas untuk menggali hukum tentang sholat dari dalam Al-Qur'an dan Hadits maka kita dapat mengikuti imam yang telah mengeluarkan / menggali hukum (istinbath) tentang sholat dari dalam Al-Qur'an dan Hadits yang dikenal sebagai Imam Mujtahid. Tulisan tentang imam mujtahid, silahkan baca pada

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/03/31/imam-mujtahid/

Imam Mujtahid yang kita ketahui ada empat yakni, Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi), Imam Malik bin Anas (Madzhab Maliki), Imam Muhammad bin Idris (Madzhab Syafi'i), Imam Ahmad bin Hanbal (Madzhab Hanbali). Masa kehidupan Imam yang empat ini adalah pada masa salafush sholeh, yakni pada masa Tabi'in (orang yang berjumpa dengan Sahabat Nabi) maupun Tabi' Tabi'in (orang yang berjumpa dengan orang telah berjumpa dengan Sahabat Nabi). Imam Empat ini diibaratkan mengumpulkan hadits-hadits, menghafalnya yang kemudian menjadikan sebagai dasar untuk mengeluarkan / menggali hukum-hukum yang kita kenal sebagai Fiqh atau fikih. Sehingga mereka pun dikenal sebagai Ulama Besar Fikih. Ikutilah salah satu dari mereka, umumnya adalah mengikuti hukum-hukum (madzhab) yang terbanyak diikuti disuatu wilayah / negara agar dapat saling mengingatkan. Untuk mengetahui sedikit riwayat tentang Imam Madzhab yang empat, silahkan baca tulisan pada

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/04/03/madzhab-empat/

Untuk mengetahui mengapa perlunya madzhab silahkan baca tulisan pada,

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/05/07/2010/05/07/perlunya-madzhab/

Untuk mengetahui Madzhab yang banyak diikuti di wilayah/negara kita, silahkan baca tulisan pada,

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/02/10/riwayat-ahlussunah-wal-jamaah/

Sebelum kita mendirikan sholat, hal yang perlu kita ketahui adalah syarat yang harus dipenuhi dan tujuan kita mendirikan sholat. Dengan mengetahui syarat dan tujuan sholatlah, insyaallah akan mendapatkan sholat yang khusyu'.

Apakah tujuan kita mendirikan sholat ?

Petunjuk Allah dalam Al –Qur'an, yang artinya

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku." (QS Thaha 20: 14)

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS al Baqarah 2 : 153)

Tujuan mendirikan sholat adalah untuk mengingat Allah , menuju (mi'raj) kepada Allah, seolah dihadapan atau berjumpa ke hadhirat Allah untuk menyembahNya, sehingga kita dapat terhubung / sampai (wushul) kepada Allah dalam upaya kita untuk mendapatkan pertolongan Allah.

Nabi Muhammad Saw bersabda, bahwa "sholat itu adalah mi'rajnya orang-orang mukmin". Yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah.

Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan"

Allah berfirman yang artinya,

"Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang khusyu' yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya". (QS. Al-Baqarah 2 : 45).

Sholat adalah amal / perbuatan yang merupakan kelanjutan atau perwujudan dari syahadat (kesaksian) yang telah diucapkan atau kita janjikan.

Apakah syarat agar amal / perbuatan sholat kita dapat berhasil, dilakukan khusyu', terhubung / sampai (wushul) kepada Allah ?

Kita harus mencontoh peristiwa ketika kita pernah terhubung / sampai (wushul) kepada Allah.

Ketika kita masih bayi dalam kandungan yang bersih dan suci telah keadaan "menemui" Allah.

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (QS- Al A'raf 7: 172)

Ketika kita masih bayi dalam kandungan tidak melakukan aktifitas inderawi secara sempurna. Dengan kata lain seorang bayi tidak makan dan tidak minum atau berbicara dengan mulut, tidak bernapas dengan hidung, tidak melihat dengan mata, tidak mendengar dengan telinga, dan tidak buang air besar atau kecil melalui anus atau kemaluan. Tetapi bayi tersebut mendapatkan semua kebutuhan jasmaninya melalui saluran plasenta yang menghubungkan antara pusar bayi dengan dinding rahim ibu.

Dalam kandungan, seorang bayi juga tidak berpikir dikarenakan fungsi otaknya belum sempurna, tetapi kemampuan ruhani bayi telah hidup sempurna.

Sayangnya setelah bayi itu tumbuh dewasa, dia tidak dapat mengingat perjalanannya ketika berada dalam kandungan rahim ibunya. Oleh karena itu Islam mengajarkan agar setiap umatnya kembali menjadi seperti bayi dalam kandungan, agar dirinya dapat kembali menemui Allah.

Jadi syarat agar dapat mendirikan sholat khusyu' sehingga kita dapat "menemui", mi'raj, terhubung (wushul) kepada Allah adalah kita harus mencontoh keadaan ketika kita masih bayi dalam kandungan yakni, bersih dan suci (fitrah), mengistirahatkan panca indera atau aktifitas inderawi, meninggalkan ikatan hawa nafsu, mengistirahatkan apapun yang dipikirkan , memutuskan hati dari segala keterkaitan dengan yang selain Allah

Syarat ini diwujudkan secara amal lahiriah dalam bentuk wudhu, bersuci (thaharah) sebagai hukum syarat sholat, namun hakikat atau secara bathinnya adalah menghapuskan dosa atau pensucian diri (tobat), menyingkirkan sifat-sifat hawa nafsu manusianya dari dalam diri dan jiwanya, memutuskan hati dari segala keterkaitan dengan yang selain Allah atau menanggalkan sifat syirik dan kemaksiatan diri dalam hidupnya, sebagai contoh mendirikan sholat tidak lalai ataupun riya.

Selengkapnya tentang sholat yang lalai, silahkan baca tulisan pada

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/05/09/mereka-lalai/

Agar mendapatkan khusyu' dalam sholat adalah dengan memperhatikan dan kesadaran tumakninah.

Diantara gerakan dalam Sholat, berikan waktu sejenak (tinggalkan aktifitas jasmani/ jasad) agar ada kesempatan ruhNya dapat mi'raj, bertemu dan terhubung (wushul) kepada Allah.

Sebagaimana Imam Al-Ghazali mengibaratkan gerakan dan bacaan dalam shalat itu seperti jasad, sedangkan khusyu' dan tumakninah adalah ruhnya. Masih banyak para mushallin yang `berjasad' baik, bahkan sempurna tanpa cacat, namun tak memiliki `ruh'. Akhirnya, shalatnya hanya sebatas ritual, bukan sumber spiritual.

Selengkapnya tentang tumakninah, silahkan baca pada tulisan

http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/05/09/mereka-lalai/tumakninah/

Dasar dari Tumakninah, kita harus mengetahui dan mempunyai kesadaran tentang RuhNya, sebagaimana firman Allah yang artinya,

"Kemudian Dia menyempurnakan penciptaannya dan Dia tiupkan padanya sebagian dari Ruh-Nya dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan rasa, tapi sedikit sekali kamu bersyukur" (QS As Sajadah 32 : 9 )

Dengan melakukan sholat khusyu', InsyaAllah akan membekas yang dalam keadaan selalu mengingat Allah, sehingga waktu diantara mendirikan sholat akan tercegah perbuatan keji dan mungkar dan kita termasuk orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring (ulil albab).

Sebagaimana firman Allah yang artinya,

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Bagi sebagian muslim yang mendalami tasawuf, mereka mengikuti thariqah/tarekat dengan memperbanyak dzikir (wirid) terhadap Allah untuk menambah frekeunsi atau waktu untuk mengingat Allah.

Sehingga, dengan pertolongan Allah, tiada waktu lagi tanpa mengingat Allah atau dengan kata lain, dengan pertolongan Allah, mencapai keadaan selalu mengingat Allah dan sebenar-benarnya bersaksi, "La illa ha illallah"

Wassalam

Zon di Jonggol
http://mutiarazuhud.wordpress.com

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Get real-time World Cup coverage on the Yahoo! Toolbar. Download now to win a signed team jersey!

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: