Jumat, 31 Desember 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3285

Messages In This Digest (11 Messages)

Messages

1a.

Bls: [sekolah-kehidupan] Surat Untuk Firman

Posted by: "nurazmina wahdiyani" nurazmina_wahdiyani@yahoo.com   nurazmina_wahdiyani

Thu Dec 30, 2010 6:43 am (PST)



wow! mantap... tulisan yg luar biasa. saya yakin, kalo mas firman baca,
semangatnya pasti menggelora :)
bermainlah dengan cinta, dan buat kami semua tertawa dan bangga..

Nur Azmina Wahdiyani
JL.Banda Aceh - Medan Km.14,5
Ds.Aneuk Galong Titi.
Kec.Suka Makmur, Sibreh.
23361.

________________________________
Dari: suhadi hadi <abinyajundi@yahoo.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 28 Desember, 2010 14:39:32
Judul: [sekolah-kehidupan] Surat Untuk Firman

dear all
ini ada tulisan bagus terkait dengan Timnas
diambil dari sumber :
http://itonesia.com/surat-untuk-firman/
selamat menikmati :)

Surat Untuk Firman
Posted on December 28, 2010 under Uncategorized
Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah
sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan
panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan
kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan
kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti
mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana
mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita
dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi
yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan,
akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti
mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi
kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya
ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita
dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan,
sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah
kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia
bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua,
bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah
persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka
kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul,
tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera
yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh
menang dan kalah.
Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan
ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi
sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan
kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu
kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan,
menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada.
Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata "bisa" belum punah
dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang
frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk
mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan
hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku
percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas,
tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan
tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda
di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak
urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan
harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan
kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa,
kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang.
Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak
yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli
dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut
lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi
masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah
layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang
pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan
Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang
tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami
tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola
mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di
Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang
dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah
layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian
teladan!

salam
suhadi

1b.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] Surat Untuk Firman

Posted by: "daunketumbar@gmail.com" daunketumbar@gmail.com   iip01

Thu Dec 30, 2010 3:17 pm (PST)



Surat yang cerdas dan membangun jiwa :-)

Favorite quotes:
"Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri"

Yaa bergembiralah seperti kanak-kanak :-), bebas dan lepas

Thanks for sharing, Pak Suhadi

Indah ip


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry� smartphone
2a.

Re: Sapa

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Thu Dec 30, 2010 6:45 am (PST)



Wa'alaikum salam wr.wb.
Alhamdulillah baik, maz Andri. Semoga maz Andri dan sahabat SK semua dalam keadaan baik-baik saja. Sukses yaaa acaranya... ditunggu ulasan beritanya ^_^

Salam
Dyah

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Andri Pranolo <apranolo@...> wrote:
> Assalamu'alaykum wr.wb.
>
> pa kabar smua sahabat sk? moga Allah SWT memberikan kesehatan, kekuatan, &
> kemudahan dalam menjalankan aktivitas.
>
> lama tidak menyapa di milis ini. moga postingan singkat ini menjadi pengikat
> sahabat smua, bahwa masih ada sahabat SK Andri Pranolo di Yogyakarta. :-)
>
>

2b.

Re: Sapa

Posted by: "Sismanto" sirilwafa@gmail.com   siril_wafa

Thu Dec 30, 2010 7:50 am (PST)



Waalaikumsalam wr. wb.

Kabar saya baik Mas Andri dan semua sahabat Sk.
makasih dah menyempatkan diri mampir ...:)

Salam,
Sis

2010/12/30 adzdzaki <adzdzaki@yahoo.com>

>
>
> Wa'alaikum salam wr.wb.
> Alhamdulillah baik, maz Andri. Semoga maz Andri dan sahabat SK semua dalam
> keadaan baik-baik saja. Sukses yaaa acaranya... ditunggu ulasan beritanya
> ^_^
>
> Salam
> Dyah
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Andri Pranolo <apranolo@...> wrote:
> > Assalamu'alaykum wr.wb.
> >
> > pa kabar smua sahabat s
>
3.

Sebuah lubang kosong di hatiku

Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Thu Dec 30, 2010 7:03 am (PST)



Entah sejak kapan mulai aku sadari ada sebuah lubang kosong di hatiku. Tidak, aku tidak bicara tentang cinta, atau tentang kehilangan seseorang. Aku bicara tentang keinginan. Ya, keinginan hati. Atau mungkin nafsuku, mungkin.

Ketika aku menyadarinya, aku mulai merasa lelah. Merutuki diri yang kuanggap serakah. Ya, bukankah manusia itu begitu. Berikanlah ia 9 bukit emas, dan ia takkan puas sampai mendapat bukit-bukit lainnya lagi. Dan bila ia mendapatkannya, ia akan mencari yang lain dan yang lain terus.

Tapi aku lelah. Aku takut aku tidak termasuk orang yang bersyukur pada-Nya. Bukankah semua yang kumiliki kini cukup tuk membuatku merasa bahagia. Suami yang begitu mencintaiku. Sebuah kamar dengan semua isinya. Ya, aku memang belum memiliki rumah dan masih menumpang pada mertua. Kendaraan, alat komunikasi, walau hanya sebuah telepon genggam tipis dengan harga tak lebih dari 200ribu.

Lubang itu, lubang keinginan, mengapa tak pernah bisa penuh. Semua yang bersifat materi, semua yang bersifat kebendaan, menyeruak, memanggil-manggilku. HP lengkap dengan segala fasilitas, rumah, ah, dan bahkan bila kudapatkan rumah, aku pasti ingin lemari, kulkas, kitchen seat, dan lagi.... dan lagi.... dan lagi.....

Ah, ada apa dengan hatiku. Tak pernahkah bisa lubang itu terisi penuh? Dengan segala yang disebut syukur nikmat, keikhlasan menjalani hidup...

Aku masih harus terus mencari dan belajar....

4.

[Catcil] Perantauan di Timur Indonesia

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Thu Dec 30, 2010 9:29 pm (PST)



maaf tulisan kacau :D ini diketik pake hp di fb hehe (baru sempet ol
sekarang)
****

28 nov 2010. Akhirnya saya mendarat di bandara Buli. Setelah sebelumnya
untuk pertama kalinya naik pesawat baling-baling. pesawat perintis dari
Ternate yang sukses membuat saya berulang-ulang berdo'a dalam hati (maklum
sy cukup takut dg ketinggian).
Selamat datang di Halmahera. Halmahera Timur lebih tepatnya. Salah satu
tempat yang membuat saya berkali2 memelototi peta beberapa bulan lalu, di
mana letak sesungguhnya Halmahera (nilai ujian geografi saya kacau sekali
teman). Pulau berbentuk K kecil di antara Sulawesi dan Papua.
Yang terpikirkan saat pertama kali menginjakan tanah di sebelah timur
Indonesia adalah : seandainya Abah masih hidup, Abah ngijinin gak ya saya
hidup 'sendirian' merantau. ah, tapi saya cukup meyakini jika memang niat
saya untuk kebaikan maka Abah pasti mengizinkan saya. Cukup senang juga
ketika beberapa hari tinggal di sini. saya menemukan Abah di mimpi saya
tertawa-tawa sambil saya bermanja-manja di dekatnya. walaupun di mimpi itu
abah masih saja membahas tentang pernikahan :(
hehe.. sudahlah.. saya hanya ingin melaporkan eh bercerita tentang banyak
hal yg saya dapat di sini yang kadang-kadang membuat saya terbengong2 entah
antara miris, lucu, bahagia, sedih, dan kadang tak sedikit saya mengagumi
banyak hal.
1. akhirnya mata saya terbuka lebar tentang pendidikan di Timur Indonesia.
jangan sesekali membayangkan fasilitas pendidikan yang oke punya di
sekolah-sekolah yg ada di sini. bayangkan saja, untuk membeli buku bacaan
penunjang sekolah saja mereka harus pergi ke Ternate yang mana harus
mengeluarkan ongkos kurang lebih 800rb pp. jadi tak heran juga minat baca di
sini benar2 kurang bahkan tak jarang saya temui kelas 4 sd masih
terbata-bata mengeja buku pelajaran. (pada akhirnya saya benar2 faham kenapa
berulang kali Andrea Hirata sering menyinggung2 tentang menteri Pendidikan).
tapi di satu sisi kadang saya amat mengagumi beberapa orang yang niat
belajarnya amat tinggi. bahkan saya menemui seorang gadis Albino dengan
kemampuan melihatnya yg amat minim (karena ketidaksempurnaan pigmen di mata)
tapi semangat belajarnya luar biasa. Dengan kondisi mata yang seperti itu ia
masih saja serius membaca walau kadang harus mendekatkan buku hanya beberapa
cm dari matanya.
2. tinggal di kelilingi pegunungan tak menjadikan tempat yang saya diami
sekarang berhawa sejuk. malah sebaliknya. panas dan begitu kering (hand and
body lotion gue cepet abis dan bertambah hitam ahahaha).
kondisi pantai di Halmahera Timur ini tidak begitu baik, pasirnya berwarna
hitam yang mungkin karena di daerah ini mempunyai kandungan nikel yang
banyak. selain itu susahnya kebiasaan masyarakat yang membuang berbagai
macam sampah ke pantai jadi salah satu penyebab kekotoran pantai (walaupun
sih masih lebih mending dibanding pantai di Jakarta). berharap semoga ilmu
lingkungan di bangku kuliah ikut dipake di sini. walau bermulai dari
anak-anak kecil.
3. yang membuat saya terbengong2 adalah ketika menceburkan diri ke dalam
sungai yang jernihnya luaaaar biasaaaa... jempol saya benar2 kelihatan
dengan sempurna hehe.
4. sudah beberapa minggu ini, ketika pagi saya berkeliling dengan tubuh2
kecil berlarian menuju apa yang disebut dengan 'batas kota' sebuah bukit
yang apabila matahari terbit nun dikejauhan sana dapat saya lihat matahari
yang mulai menguning di antara pulau kecil dan air-air pantai yang
berkilauan. maka minggu pagi adalah jadwal mbolangan. Saya diperkenalan
dengan 'buah puteri' buah yang amat kecil sekali yang isinya seperti biji2
kecil buah markisa dan rasanya perpaduan antara markisa dan durian. Kami
menemukan buah itu di semak2 kawan ;) di antara ilalang. tak jarang juga
ketika keliling di sekitar bukit2 yang menjulang dan semak2 yang bersisian
mereka menemukan buah nenas. buah jambu. buah apa saja. tinggal petik maka
mereka makan. namun juga, saya harus berulang2 kali memberikan penjelasan
kepada mereka antara milik orang dan milik alam. nah yang kedua ini yang
boleh mereka makan. biasanya mereka menemukan pohon2 nenas di pinggir2
sungai. saya pun pernah mencobanya.. manis ;) ah benar2 seperti bocah
petualang ;))
3. masyarakat di sini juga cukup baik. walapun pernah terjadi huru hara
kerusuhan yang katanya berlatar agama (sampai akhirnya mereka menyadari
bahwa itu semua hanya media provokasi) di semua wilayah hamahera, kecuali
halmahera timur yang saya diami, tapi masyarakat yang berbeda suku, agama
dsb hidup berdampingan di sini. singkatnya : damai.
4. hidup di perantauan.. walaupun jauh tapi justru saya merasa ada sebuah
kedekatan lain. kedekatan antara saya dan keluarga yang intensitasnya
menjadi bertambah. tanpa merasa risih saya sering bilang 'kangen' ke
keluarga yang ada di rumah. dan mereka pun tidak lagi merasa malu untuk
menunjukkan perhatian2 kecil dan besar.. (pengen dipeluk hehe). saya
berharap kedekatan saya dengan Tuhan pun semakin bertambah, mungkin dari
alam dan sekitar semakin membuat saya berfikir kecilnya saya sebagai manusia
dan hebatnya Dia sebagai Pencipta. amiin.
5. saya harus terbiasa hidup dengan dua alam (antara gelap dan terang).
sekitar jam 6 pagi - 6 malam jadwalnya bergelap ria, berpanas2 ria, tanpa
kipas angin, tanpa listrik, bahkan tanpa sinyal indosat. jam 6 malam - 6
pagi. damai.. walupun kadang tengah malam bebrapa kali penah mati lampu.
kadang keterbatasan justru menyadarkan akan arti kebersyukuran.
6. makanan di mari lumayan mahal cuma dalam porsi yang guede dan buanyaaak..
hehe.. jadi bisa untuk beberapa kali makan.
7. hidup mandiri.. makan sendiri.. nyuci sendiri.. nyapu sendiri.. ngepel
sendiri.. masak pun sendiri. enak tidak enak, pada akhirnya saya belajar
untuk menghargai hasil masakan saya. walaupun kadang asin :p tapi saya yakin
setelah ini SIM (surat izin menikah) saya kantongi :p
8. keteraturan hidup. saya merasakan hidup saya lebih teratur di sini. makan
teratur istirahat pun teratur.. maka selamat tinggal nia yang sering ngalong
tengah malam.. selamat tinggal nia yg dulu sering begadang. dan kabar
buruknya, saya bertambah ndut saja sekarang hehe.. tapi anak2 itu tetap
mengganggap saya cantik koq.. kikikikik (pletak.. ditimpuk orang :p)

sekian dulu ah laporan dari saya. jika tdk sesuai eyd (yg tdk mencerminkan
mantan editor) hehe.. harap dimaklumi.. carangkeuuul pisan ngetik pake hape
euuuy..

entah Dia akan melangkahkan kaki saya kemana lagi. di manapun mohon do'a
agar sehat, selamat dan bermanfaat ;)) 2011 borneo mungkin ;)

nb : kalau jadi 27122010 menuju pulau murotai (halmahera utara), mau lihat
pasir putih dan peninggalan ex pelabuhan perang dunia ke2. ya kalo jadi..
hehe.. (berharap bisa memberitakan sambil membawa misi majunya pariwisata di
Indonesia.. amiin)
btw, kalo saya agak susah ditelp harap maklum.. tapi kalo lwt sms bisa koq
;)

kecup jauh dari belahan timur Indonesia ;)
5.

(catper halmahera bag1) Timur Menuju Utara Terpesona si Kupa-kupa

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Thu Dec 30, 2010 9:38 pm (PST)



ini juga nulisnya pake hape :D dr fb hehe :D
***

Jam menunjukkan hampir pukul 04.30 wit. 2 orang gadis menunggu jemputan oto
(semcam angkot tapi biasanya berbentuk mobil2 pribadi) agar tak terlambat
sampai di pelabuhan subaim. demi tujuan kami hari ini : Tobelo.
buli karya, tempat kami bekerja letaknya di halmahera timur, dan tobelo ada
di sebelah utara halmahera. banyak cara menuju ke sana, baik lewat
darat-laut-darat, laut, atau udara. hari ini kami lebih memilih
darat-laut-darat dengan bbrp pertimbangan, terlebih jalur laut langsung ke
tobelo dgn menaiki kapal feri sedang dok (perbaikan dan pembersihan kapal di
akhir tahun).
haha, antara lucu dan kagum dgn apa yg saya temui pagi ini. kiri dan kanan
hutan belantara, kadang di samping oto ada tebing2 tanah menjulang, udara
dingin masuk melewati lubang2 hidung yg seakan membersihkan udara kota yg
pernah saya hirup.
jalan menuju subaim memang bisa dikatakan secara umum bagus, namun di
beberapa bagian masih ada yg kurang bagus dikarenakan masih dibuat beberapa
jembatan shngga kami harus melalui jalan kecil dan juga sungai2 kecil.
turunan dan tanjakan yg benar2 terjal harus kami lewati, maka tak heran yg
bisa melewati jalan ini hanya bbrp kendaraaan dan org2 yg sdh terbiasa dgn
medan seperti itu. melaluinya mirip dengan menaiki kora2 dunia fantasi. sdh
bisakah terbayang?
kami sempat menggeleng2kan kepala ketika melihat bbrp motor yg membawa penuh
muatan sayur2an d belakang jok si pengendara yg melewati tanjakaan dan
turunan terjal. ah melihatnya saja saya tak tega tapi ajaibnya mereka memang
luar biasa bisa melewatinya.
saya sambil mengingat2 adakah sebelumnya tanjakan2 seperti ini saya pernah
lewati, nampaknya jalan menuju baduy, jalan menuju pantai Drini (yg penuh
tanjakan dan turunan di wonosari Jogjakarta), jalan menuju ujung genteng
atau gilimanuk-denpasar tdk ada yg menyamai, walapun di kiri dan kanannya
penuh dgn pepohonan. wusshh.. oto yg kami tumpangi, meluncur turun dan dgn
pasti melewati tanjakan2 yg aduhai.
setelah sampai di subaim kami tertinggal speed boat yg memiliki jadwal ke
daru hanya pada hari senin, rabu, jum'at tapi tak mengapa karena nampaknya
speed yg sdh penuh dgn muatan apalagi di musim libur seperti ini. jadilah
kami, saya dan 1 orang teman saya yg berdarah medan (kak Rusma), juga ada
pak Yakob dan Eva anaknya (suami dan anak salah satu guru di sd inpres Buli)
bersama penumpang lain menaiki fanboat, semacam perahu kecil yg bermesin.
bisingnya pun tak bisa kami tolak, nikmati saja :) ah ini meningatkan saya
dgn perjalanan menuju pulau rambut hanya bbrp menit saja. tapi perjalanan
kali ini membuat pantat cukup pegal duduk di atas kayu yg begitu kecil
selama 2 jam-an.
manusia cukup padat di fanboat kecil itu, ditambah barang2 penumpang yg
bejibun. tak ketinggalan 2 sepeda motor yg ikut mengarungi lautan. beberapa
pulau kecil nampak di kejauhan juga pegunungan dan udara pagi ini begitu
segar seakan menggoda kami, sambil dibeberapa waktu fanboat ini miring2 tak
karuan. tapi di samping saya, ada anak bayi yg saya taksir usianya sekitar
8bulanan santai saja terlelap di pelukan ibunya.
setelah sampai daru kami harus menaiki angkot menuju tobelo hampir 2 jam dan
sampai ke tujuan setelah hampir jam 12 siang.
setelah istirahat saya dan kak Rusma mencari tahu kapan jadwal speed menuju
murotai untuk tujuan kami selanjutnya esok hari. lalu setelah itu menuju
pantai Kupa-kupa. whoop! halmahera utara itu indah sodara-sodara :p ini baru
sebagian kecilnya. unik memang nama pantainya Kupa-kupa tapi sayangnya bbp
warga yg saya tanyai tak tau arti jelasnya apa padahal di antara mereka
sudah sejak lahir tinggal di pantai itu.
ashar saya mengambil wudhu dr air pantai yg bening kehijauan dan bersih.
setelah itu dgn dimodali selendang kak Rusma, saya menunaikan sholat ashar
di atas pasir putih diiringi suara debur ombak yg ketika sujud.. sungguh
romantis.. Allah.. begitu indah.
kami mulai bingung mencari ojeg untuk sampai ketempat pemberhentian angkutan
tapi tak ada satupun yg kami temui. namun yg saya suka dr sini, keramahan
penduduk dan begitu ringan tanggannya membantu kami mengantarkan kami ke
tempat pemberhentian angkutan umum sambil bercerita bnyk ttg halmahera
utara. di tengah perbincangan itu merekapun mengakui bahwa mereka terihat
seram tapi sebenarnya tidak.
betul sekali kawan, cukup saja sapa mereka lalu beri senyum dan bertanya
dengan sopan maka mereka pun tak segan menolong dan berteman.
malam pun dipenuhi bintang, setelah kami puas melahap sup saudara dan sup
konro yg mengenyangkan.
akhirnya kami pulang menuju kediaman keluarga besar pak Yakob di tobelo,
kami menginap di rumah seorang pendeta yg jg anggota dewan dan merupakan
ayah dr anak murid kami di Buli.
tobelo 271210
6.

(Catper Halmahera Utara Bag2) Pulau Morotai, Sejarah yang Hilang

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Thu Dec 30, 2010 11:25 pm (PST)



*
*

Selasa, 28 Desember 2010. Hampir jam 08.00 wit ketika kami harus bergegas
menuju pelabuhan Tobelo, menyeberangi lautan menuju pulau Morotai.
Pelabuhan mulai ramai berseliweran orang-orang yang bekerja di pelabuhan.
Ibu-ibu penjual makanan mulai sibuk membenahi dagangannya, bau khas kopra
yang telah kering menyeruak dari gudang-gudang, menyapa indra penciuman.

Mata kami sibuk mencari speedboat atau yang dikenal dengan sebutan speed
saja. Ternyata di sana, speed yang pertama telah sesak dipenuhi penumpang.
Kami pun akhirnya menaiki speed yang kedua. Speed yang maksimal dipenuhi
oleh kurang lebih 40 penumpang itu akhirnya berjalan walau hanya dipenuhi
dengan 23 orang penumpang. Jumlah penumpang juga yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap ongkos speed yang harus kami bayar. Tentu semakin
banyak penumpang maka uang yang harus kami keluarkan lebih sedikit, atau
begitu juga sebaliknya.

Ombak hari itu agak tenang, air pun belum meninggi betul. saya memilih
bangku dekat dengan jendela speed agar bisa leluasa melihat pemandangan di
kiri dan kanan laut.

�Ni, ada lumba-lumba!�, kak Rusma, rekan seperjalanan yang duduk dibelakang
saya mencolek saya lalu menunjuk ke arah lumba-lumba yang melompat-lompat di
perairan. Kiri dan kanan pulau-pulau kecil nampak dari kejauhan gunung yang
menjulang. Pemandangan yang indah, mata saya mencoba terpejam, tapi pada
akhirnya mengagumi seekor burung yang terbang sendirian. Tak begitu jelas
itu jenis burung apa (seandainya punya teropong khusus.. hehe) , tapi kalo
saya perhatikan ciri-cirinya mengepakkan sayap dan meluncur terbang mirip
sekali dengan elang. Sambil mengingat pelajaran identifikasi burung di pulau
Rambut beberapa tahun lalu. Sambil mengagumi apa yang saya lihat pagi itu
saya jadi teringat kata-kata �the eagle flies alone, tidak seperti bebek
yang mengekor�.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya kami sampai juga di pelabuhan Daruba, panas
matahari mulai menyapa kami. Berkeliling mencari penginapan di sekitar
Daruba, wilayah kecil dan pusat pulau Morotai.

Morotai, berasal dari kata �Moro�, yang bisa diartikan sebagai �orang yang
hilang� atau �sesuatu yang hilang�. Menurut cerita masyarakat sekitar,
penamaan ini berkaitan dengan pulau Morotai yang dahulu dinjak pertama kali
oleh warga Filiphina. Orang Filiphina akhirnya kembali ke negaranya untuk
memanggil warganya menempati wilayah pulau itu namun ajaibnya setelah
berlayar, pulau tersebut tak juga ditemukannya. Menghilang begitu saja.

Setelahnya, ada warga Indonesia (yang menurut cerita warga, merupakan
keturunan suku Bugis) yang pada akhirnya bisa �menaklukan� pulau Morotai dan
berhasil mendiami pulau itu bersama keluarga dan kerabatnya. Beranjak tahun,
orang-orang mulai berdatangan di pulau ini. Termasuk di antaranya
orang-orang yang berasal dari wilayah Halmahera Utara lainnya seperta
Galela, Tobelo, dan wilayah lainnya. Tak seperti Tobelo, yang mayoritas
penduduknya beragam nasrani, pulau Morotai ini sebagian besar warganya
beragama Islam, namun tak jarang juga ditemui beberap orang nasrani dan
keturunan tionghoa yang mendiami pulau ini.

Pulau Morotai juga yang menjadi saksi sejarah perang dunia ke-2. Pulau ini
merupakan markas Jepang selama perang dunia ke-2 melawan Amerika dan
sekutunya. Di pulau ini juga yang terkenal dengan 7 landasan pacu alami yang
terbuat dari batu alam.

Setelah selesai perang dunia ke-2, warga Jepang pada akhirnya meninggalkan
pulau ini. Meninggalkan banyak sejarah, juga barang-barang bekas perang,
seperti Amphibi, Tank, mobil-mobil tua, bahkan alat-alat masak dalam jumlah
yang sangat banyak dan juga berukuran sangat besar. Kabarnya, ada warga yang
menemukan alat masak yang besarnya sebesar kamar, dari tengah lautan. Inilah
yang disebut harta karun Jepang yang berasal dari dalam lautan.

�su punya paitua?�, (sudah punya suami?), begitulah yang biasanya ditanyakan
beberapa orang yang mulai mengobrol dengan kami. Mungkin karena 2 orang ini
akhirnya sedikit nekat pergi dari timur halmahera menuju Utara hanya untuk
mempelajari dan melihat Morotai secara langsung.

�hati-hati dengan orang moro..�, pada awalnya saya berfikir bahwa orang Moro
adalah suku yang mendiami pulau ini. Tak tahunya, orang moro, menurut
kepercayaan warga sekitar, merupakan makhluk halus yang sering menyerupai
orang-orang yang kita kenal. Orang Moro juga yang pada akhirnya semakin
menguatkan arti Morotai, orang-orang hilang. Kabarnya, banyak yang terjebak
dan pada akhirnya ikut menghilang, �lihat telinga saja mba.. telinga orang
moro kecil sekali mba.. eee.. bagaimana ya.. pokoknya kecil sekali�, ujar
Is, penjaga penginapan yang katanya sudah berulang kali menjumpai orang
Moro.

Memang kepercayaan mistis masih sangat kental di pulau ini. Penjaga
penginapan yang menceritakan kepada saya. Termasuk di antaranya tentang
sebuah tempat yang disebut �air kaca�. Di tempat itu airnya bening seperti
kaca, benar-benar bening, namun ada 2 ikan yang katanya bisa berubah menjadi
sesosok makhluk, entah apa. Di dalamnya juga ada 2 mata air, yang menurut
legenda, hanya orang-orang berkemampuan khusus yang bisa masuk ke dalam mata
air itu, kabarnya mata air itu kecil sekali namun setelahnya ada semacam
ruangan besar yang dalamnya seluas kamar seperti gua. Ada juga tentang
cerita �lubang tiga� yang terletak di gunung pulau Morotai yang merupakan 3
lubang yang setiap lubangnya memiliki diameter kurang lebih 50 m, dan
airnya begitu gelap. Adakah kawan yang mau melakukan ekspedisi, seperti
ekspedisi Luweng Ombo, 28 tahun yang lalu? :)
7a.

(catper Halmahera Utara bag3) Dodola, Zum-zum, Kekaguman vs Kekecewa

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Thu Dec 30, 2010 11:26 pm (PST)



*
*

Pemerintah Morotai sibuk dengan program SAIL 2012, menjadikan pulau Morotai
menjadi kawasan pariwisata laut di beberapa tahun yang akan datang. Selain
ingin melihat peninggalan-peninggalan perang, Dodola sebenarnya tujuan kami
mendatangi Morotai.

29-12-2010. Pagi itu cuaca cerah sekali, lautpun nampaknya sedang bersahabat
dengan kami. Airnya tenang, bersama kami, ada om Ego, yang menyewaka
nperahu sekaligus membantu kami berlayar menuju pulau Dodola dan pulau
Zum-zum (penduduk Morotai menyebutnya pulau Sum Sum). Jadilah, kami bertiga
menyeberangi perairan meninggalkan sejenak pulau Morotai.

Kami melewati beberapa pulau-pulau kecil, di antaranya juga melewati
hutan-hutan gambut yang begitu hijau. Sinar matahari memantul di perairan.
setelah melewati perairan selama kurang lebih 1 jam dengan menggunakan
perahu ting-ting, akhirnya kami semakin mendekati pulau Dodola, pulau yang
dari kejauhan terlihat nampak indah. Pulau ini memiliki anak pulau bernama
Dodola Kecil. Pulau Dodola besar dan Dodola kecil ini berhubungan, jika air
surut kita bisa leluasa menuju pulau Dodola kecil dengan berjalan kaki,
menelusuri pasir putih.

Laut tampak begitu bersih dan jernih, semakin mendekati pulau Dodola, maka
semakin terlihat karang-karang dan tumbuhan laut tanpa harus snorkling,
cukup melayangkan pandangan ke dalam laut dari perahu yang kami tumpangi.
Dermaga pulau Dodola pada akhirnya menyapa kami.

�Subhanallah...� beberapa kali saya mengucapkan kekaguman saya kepada Sang
Pencipta. Pulau Dodola, memang benar cantik adanya. Pasir putih, air yang
begitu bening, juga pepehonan yang nampak hijau menyegarkan mata. Nampak
begitu banyak pohon cemara jarum yang berada di pulau ini. Terlihat beberapa
pekerja bangunan sedang menunggu kapal sehabis mengerjakan beberapa bangunan
yang akan digunakan untuk tujuan pariwisata.

Whoop!! Airnya sedang surut, artinya kami bisa menuju pulau Dodola kecil
hanya dengan berjalan kaki menuju pasir putih. Awan-awan pun bergumpal
dengan dramatis di langit yang biru. Aduhai indahnya. Walau sinar matahari
begitu menyengat, saya tak menyesal menjadi lebih hiitam karena menjeljahi
pulau Dodola ini :D

*Kekecewaan*

Selanjutnya, tujuan kami adalah pulau Zum-Zum. Setelah berlayar 30 menitan
dari pulau Dodola kami pada akhirnya menginjakan kaki di pulau zum-zum.
Pulau yang disebut sebagai pulau museum dikarenakan tempat ini merupakan
salah satu markas Jepang pada perang dunia ke dua.

Tidak seperti pulau Dodola yang sudah mulai tertata, pulau Zum-zum nampak
agak kurang terawat. Di pulau ini terdapat patung Arthur Mcdouglas. Ini
menandakan bahwa setelah Jepang tak berdaya digempur oleh Amerika, maka
Amerika yang pada akhirnya menduduki pulau ini dan membuat patung itu
sebagai tanda penghormatan dan juga kebanggaan. Pulau Morotai dan dan
beberapa pulau lain di sekitarnya memang menyimpan banyak sejarah, cerita,
juga misteri sisa-sisa perang dunia ke-dua.

Kami awalnya berniat melihat beberapa peninggalan perang dunia ke-2 namun
kami pada akhirnya harus membawa pulang kekecewaan. Barang-barang
peninggalan seperti tank, amphibi, mobil-mobil tua dan alat perang, bahkan
kolam penampungan air yang terbuat dari besi-besi yang amat kokoh telah di
bawa oleh penjual dan pengolah besi. Padahal kabarnya dahulu bermacam-macam
jenis senjata dan butir-butir peluru bahkan bisa dijumpai di hutan, bahkan
juga di pekarangan rumah.

Yang kami temui hanya lubang bekas besi penampungan air dan juga jembatan
besi yang telah karat di tepi pantai pulau Zum-zum.
bekas penampungan air zaman perang dunia 2
peninggalan perang dunia 2

Saya dan kak Rusma sesekali berdiskusi tentang kekecewaan kami. Kami
berfikir, alangkah sayangnya barang-barang peninggalan tersebut dijual
begitu saja, mungkin lebih baik jika peninggalan-peninggalan itu dikumpulkan
untuk dijadikan museum perang dunia ke-2 dan menjadikan pulau Zum-zum ini
menjadi pulau museum yang sebenarnya, sebagai warisan juga aset wisata yang
akan sangat berharga di kemudian hari. Adakah pemerintah setempat menyesal?
Entah!

Akhirnya kami kembali menuju Morotai, walau sempat jantung ini berpacu lebih
kencang dikarenakan perahu ting-ting yang kami tumpangi mesinnya mati kurang
lebih 20-30 menitan �diam� ditengah lautan. Hamdallah ketika kami sampai ke
Morotai tanpa disergap hiu (yang kabarnya memang banyak di wilayah utara
Halmahera) dan ombak di tengah lautan. Membayangkannya saja.. Brrr!

Beberapa hari bersahabat dengan laut dan sempat dibuat �nervous� olehnya ,
pada akhirnya saya benar-benar mengagumi nelayan-nelayan Indonesia yang
berhasil mengarungi lautan bahkan samudera menuju Madagaskar hanya
bermodalkan perahu pinisi sederhana 1500an tahun yang lalu. Luar biasa!

�nenek moyangku.. benar-benar seorang pelaut..�

*Sedikit Cerita tentang pulau Morotai dan Tobelo.*
Daruba - Morotai :D

Morotai merupakan wilayah yang masih kurang begitu ramai dibandingkan dengan
Tobelo. Akses di Morotai pun agak sulit dikarenakan belum adanya jalan-jalan
penghubung darat yang dapat mengelilingi pulau ini secara keseluruhan. Jadi
untuk menuju beberapa tempat masih harus menggunakan speed dan melewati
jalur pantai. Tata ruang dan tata kota wilayah ini juga belum tertata dengan
maksimal, mungkin dikarenakan masih dalam perbaikan dan pembangunan.
Kantor-kantor pemerintahan masih dalam bentuk bangunan-bangunan lama yang
bentuknya seperto kios-kios kecil.

Memang berbeda jauh dengan Tobelo, baik sistem pemerintahan, tata ruang dan
tata letak kota sudah jauh lebih maju dan tentu lebih ramai dibanding dengan
Morotai. Kebersihan lingkungan juga akses transportasi menjadi amat penting
dan �kelihatan bentuknya� di wilayah ini.
rumah adat tobelo

�polisi di sini rajin-rajin� begitu yang biasa saya dan kak Rusma diskusikan
ketika melihat kemajuan wilayah Tobelo dibandingkan wilayah-wilayah lain di
pulau Halmahera.

Tapi ada satu bahasan unik setelah kami berdiskusi tentang pengamatan kami
terhadap beberapa bagian Halmahera, baik halmahera Timur maupun Halmahera
Utara. Bahasan unik tersebut adalah : pns yang berpolitik :D

Kami berharap, Halmahera menjadi lebih baik, semakin maju dan berkembang.
Tapi tentu tak melupayakan sejarahnya begitu saja. Terlebih Morotai adalah
salah satu jalur penghubung Indonesia dan dunia luar. Akankan
wilayah-wilayah indah ini akan dibiarkan saja terlepas dari Indonesia,
semoga tidak!

Sungguh perjalanan dan petualangan mengajarkan kami banyak hal.. belajar
tentang peradaban, belajar tentang sejarah, belajar tentang kearifan, bahkan
belajar tentang kebersyukuran. Sang Pencipta memang benar-benar luar biasa!

terdampar :D

Nia Robie'

Buli Haltim, 31122010
7b.

Re: (catper Halmahera Utara bag3) Dodola, Zum-zum, Kekaguman vs Keke

Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com   mine_haway

Fri Dec 31, 2010 12:55 am (PST)



Wah perjalanan yang mengesankan
Kok nggak ngajak2 aku ihiks...
Tapi kalo diajak juga blm tahu bisa ikutan apa enggak hehe...
Semua catatan perjalananmu kalau dikumpulin bisa jadi buku traveling lho,
Say.
Atau emang dah niat bikin buku itu.

Seperti biasa saya minta oleh2 fotonya. Ada foto sunrise atau sunset di sana
nggak? Mauuuw :)

--
Write what you think!
http://minesweet.blogspot.com
http://minehaway.com/min-shop/
8.

Joke Akhir Taon !! : Balas Dendam Konyol Seorang Pemimpi

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Thu Dec 30, 2010 11:51 pm (PST)



*Balas Dendam Konyol Seorang Pemimpi*

By Made Teddy Artiana

(Ini adalah cerita nyata dari seseorang yang jika saja ia mengijinkan
namanya ditulis, kita akan dengan mudah mengenalinya. Karena memang sekarang
ini, ia begitu terkenal.)

Untuk kesekian kalinya bocah kumal, tak berbaju itu berlari keluar rumah.
Beberapa kali sempat ia tersandung lalu terjerembab diantara semak belukar.
Namun sesegera itupun bangkit dan berlari lagi. Matanya tetap terarah
keatas. Mulut menganga lebar. Goresan berdarah di lutut atau memar biru di
siku belumlah sanggup mencuri perhatiannya dari langit. Bak kesurupan, ia
terus berlari sekencang-kencangnya. Mengejar sesuatu yang melayang jauh
diatas.

�Hoooiiiiii tunggguuuuuuuu !!!!!�, teriaknya sekeras dan sekuat mungkin.
Sambil meloncat-loncat melambaikan tangan tinggi-tinggi.

Ini terjadi setiap hari. Melelahkan memang. Berlari, jatuh, bangun, mengejar
lagi dan berteriak. Hasilnya ? nihil. Tak satupun pesawat yang berhenti,
lalu memungut bocah miskin ini kemudian mengajaknya terbang. Tentu saja,
pilot-pilot itu terlalu pandai untuk mengabulkan permintaan bodoh Si Bocah.
Jangankan pesawat dan pilot, kedua orang tuanya yang berulang kali
menyaksikan adegan diataspun, sudah lelah mencegahnya. Maka mereka
membiarkan saja tingkah anak semata wayangnya itu.

Semoga lumpur, batu, dan semak berduri suatu saat menghentikanmu Nak, batin
mereka.

Tetapi tidak satupun yang menghentikan bocah miskin itu. Pesawat dan pilot
yang cuek, serta kedua orang tua yang capek, bahkan benjol dan luka-luka
dikepala, semuanya angkat tangan, menyerah.

�Biarkan orang gila itu�, seakan mereka berujar serempak, �Hanya TUHAN yang
mungkin menghentikannya�.

Tetapi untuk yang satu inipun mereka salah. TUHAN pun membiarkan anak itu !
Tretes, sebuah daerah di Jawa Timur sana, menjadi saksi kegilaan bocah itu.

**

Entah sudah berapa kali pengeras suara berteriak memanggil laki-laki muda
itu. Namanya sudah bergema hampir diseluruh bandara. Lebih dari hafal,
orang-orang mulai bosan mendengar nama yang itu-itu saja. Sementara
wajah-wajah mereka yang didalam pesawat bertambah sangar.

�Tinggalkan saja monyet itu !�, kutuk mereka bersuara, tidak lagi dalam
hati.

�Apakah laki-laki biadab ini melebihi seorang pilot ?�, teriak yang lain.

�Jika memang pesawat ini membutuhan penumpang tambahan, akan kugali kuburan
tetanggaku yang baru meninggal kemarin !!�, umpat seorang diujung sana.

Sebagian yang lain �yang tampak lebih religius- terlihat mengusap-usap wajah
dan kepala, berusaha mencari alasan untuk tetap bersabar.

�Kiranya Engkau tidak mencobai kami melebihi panjang usus yang Kau
berikan..�, seringai mereka menyindir Pencipta.

Sementara tidak satupun pramugari berani berlalu-lalang elegan disela-sela
penumpang. Walaupun menguasai ketrampilan persuasif yang mumpuni, namun
berhadapan dengan penumpang Indonesia yang sedang marah�ehm..terima kasih
banyak ! Mengunci diri di toilet nampaknya jauh lebih bijaksana.

Ketika situasi nyaris chaos. Seorang laki-lakipun muncul. Dia gagah,
terlebih dengan jas mentereng yang dikenakannya itu. Serta merta seluruh
pramugari dengan cemas menyongsong laki-laki tampan itu. Mereka
melindunginya dari cakaran penumpang lain. Rupanya ia adalah member super
exclusive dari maskapai penerbangan tersebut. Seorang kaya raya dan
terpandang. Sementara seluruh mata penumpang tajam menghujam kearahnya.
Namun dia tetap tenang. Cuek. Melangkah santai menuju ruang VVIP di pesawat
itu.

�Bapak kemana sih..khan gak enak sama yang lain..�. Ujar seorang pramugari
berusaha tersenyum semanis mungkin sambil meraih tas tangan laki-laki itu.
Dia hanya tersenyum. �Ihh..Bapak�, ujar yang lain merajuk. Laki-laki itu
kembali tersenyum penuh arti.

Perlahan ia menuju kursinya yang sedari tadi kosong, lalu duduk,
menyandarkan kepalanya..kemudian berkata dengan mata terpejam..�Sekarang
kalian baru tahu rasanya, bagaimana berteriak-teriak tanpa digubris
sedikitpun�dulu aku menunggu..sekarang giliran kalian yang
menunggu�hahaha..�

***

--
*What a wonderfull world ! What an exciting journey !!
*
*
Made Teddy Artiana, S. Kom
*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

*Galery & Stock Photo
*http://theBeautyofBelitung.multiply.com
http://fromBaliWithLove.multiply.com
http://LawangSewuKotaTua.multiply.com
http://TriptoPulauPramuka.multiply.com

http://HongkongMacauShenzen.multiply.com
Recent Activity
Visit Your Group
Group Charity

City Year

Young people who

change the world

Yahoo! Groups

Dogs Owners Group

Join Do More For Dogs

pet community

Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

Tidak ada komentar: