Selasa, 21 Desember 2010

[daarut-tauhiid] Kasihnya sepanjang jalan - Met Hari Ibu

 


Kasihnya sepanjang jalan

Beberapa waktu yang lalu saya sempet membaca sebuah cerita yang berkisah tentang
kasih Ibu terhadap anaknya. Dan semoga saja cerita yang akan saya bagi ini, bisa
dijadikan ajang bagi kita semua untuk saling mengingatkan kembali arti
pengorbanan orang tua, terutama ibu kita, sehingga kita lebih mencintai dan
menyayangi lagi ibu/ orangtua kita.

Apalagi kalau mereka sekarang masih ada di tengah-tengah kita. Semoga kita jadi
anak yang pandai membahagiakan ibu/ orangtua kita, semoga…

Di cerita tersebut di ceritakan lebih kurang sebagai berikut :

Konon pada jaman dahulu, di suatu tempat (maaf nama tempatnya sengaja nggak saya
sebutkan), ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan.
Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan
selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Menurut saya.sungguh kebiasaan yang aneh mungkin untuk ukuran pikiran orang yang
normal, sungguh aneh?

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan
untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si
anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan.

Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai
di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita! sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah
kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan
mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang
ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu
tidak berkurang.

Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan.
Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan
petunjuk jalan".

Setelah mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Tak kuasa
akhirnya dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya
pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Yah, Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Sekedar isapan jempol

Tapi di jaman sekarang, kalau kita mau jujur, kejadian mirip tersebut diatas,
tak sedikit kita jumpai sangat persis cerita diatas. Mungkin hanya beberapa
istilahnya saja yang diplesetan/ diperhalus bahasanya.

Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya malas untuk merawat
mereka, sibuk, ada bisnis, dan berbagai alasan lainnya. Orang tua terpinggirkan,
dan hidup kesepian hingga ajal tiba. Kadang ada yang hanya dimasukkan panti
jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja. Nggak percaya, coba sekali-kali
bertandang ke tempat–tempat ini, kalau para pembaca nggak percaya.

Yah, semoga saja cerita diatas bisa membuka mata hati kita semua, untuk bisa
mencintai orang tua kita dan para manula. Mereka justru butuh perhatian lebih
dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang Maha Kuasa.

Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh
kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini. Sungguh
pengorbanan yang tiada tara. Semoga artikel yang saya ambil dari blog teman
dapat bermanfaat.
Dimas Teguh - Mutiara Hati
Sms center : 0896 3680 4953

Sent from my Laptop Intel® Core™2 Duo Processor, Quick and easy...

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: