Messages In This Digest (2 Messages)
- 1.
- Jangan Mengutuk Pekerjaan From: rahmad nurdin
- 2.
- Fwd: Presiden Prawiranegara: Pahlawan Terlupakan From: Nursalam AR
Messages
- 1.
-
Jangan Mengutuk Pekerjaan
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Mon Oct 31, 2011 7:44 pm (PDT)
Jangan Mengutuk Pekerjaan
<http://1.bp.blogspot. >com/_3L7O4_ DllP4/SlgdLsZZCF I/AAAAAAAAA2c/ xIb_RDtZyoo/ DSC02509. JPG
*"Jangan meludah sumur yg airnya kamu minum. **Jangan menjelek-an
perusahaan, padahal kamu masih digaji perusahaan**" *
#Jamil Azzaini, Inspirator SusksesMulia
*Beranda facebook*
Apakah Anda pernah mengalami seperti yang saya alami? Dan Anda tentu
setuju, bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk status
facebook, iyakan?
Hari rabu yang lalu, saya memindahkan kursor *mouse* saya, pada beranda
halaman akun *facebook Rahmadsyah Mind-Therapist*. "*Klik*", bunyi suara
mouse begitu saya menekannya. Kemudian, di layar laptop saya, muncul update
status teman-teman yang sering saya kunjungi atau saya lihat dinding
mereka. Terkadang, saya hanya mengelike saja. Kadang juga, memberikan
komentar atau pertanyaan untuk lebih memperjelas, maksud dari kumpulan
kata-kata yang tertulis pada dinding akun *facebook* tersebut.
*Status inspiratif*
Di antara beberapa status, yang menarik perhatian saya ialah, status sang
inspirator Jamil Azzaini. Beliau menasehatkan "*Jangan meludah sumur yg
airnya kamu minum. Jangan menjelek-an perusahaan, padahal kamu masih digaji
perusahaan*". (Status tersebut telah saya edit huruf singkatannya, seperti
"Jgn" pada sumber aslinya, saya tuntaskan menjadi "jangan" pada note ini).
Sungguh sebuah pesan yang sangat menendang jiwa, setuju? Mungkin, tanpa
saya sadari, saya sudah melakukannya. Karena merasa beratnya tantangan yang
saya hadapi. Tugas masih menumpuk. Apalagi target setiap periode naik
terus. Sementara balasan (imbalan)nya, tidak selaras. Saya meragukan Anda
melakukan seperti itu, kalaupun iya, mari kita taubat bersama. He...he...
*Mengutuk = tidak bermanfaat*
Namun di sisi lain. Apabila kita menggunakan akal fikiran yang jernih,
tanpa diselimuti perasaan marah, kesal, menggurutu, dan galau.
Kalimat-kalimat yang kita ucapkan dengan nada tinggi, menjelek-jelekkan,
apalagi mengutuk pekerjaan yang kita lakukan, tidak ada manfaat apapun
kepada diri kita, iyakan? Bahkan, hasil yang kita peroleh, pekerjaan
menjadi tidak bagus. Bisa jadi tidak tepat waktu. Kualitasnyapun, tidak
mungkin ternilai. Apalagi sampai kita diputus hubungan kerja.
Saya tidak bisa mengatakan aneh. Bila ada teman kita yang sampai nekad
mengatakan, "*Lebih baik aku keluar saja*" (apalagi sampai benar-benar
memutuskan untuk PHK dini, ya?). Sementara kondisi kehidupannya, sangat
membutuhkan pekerjaan di perusahaan tersebut. Mungkin bisa jadi, dia belum
membandingkan, efek menganggur dengan memiliki pekerjaan. Saya hanya
menerka saja.
*Sebab, kondisi fikiran orang yang tidak ada pekerjaan, lamunan akan
kesedihan masa silam, lebih sering terbayang lagi olehnya.*
*Bahaya menganggur*
Padahal, semua orang mengetahui, bahwa kehidupan orang yang menganggur itu,
tidak mempunyai pekerjaan untuk dia selesaikan, tidak ada kegiatan dan
perencanaan yang harus dia tuntaskan. Hal itu, cenderung membuat hidupnya
menjadi galau. Kesedihan, kegundahan dan ketakutan akan masa depanpun,
menghampirinya. Sebab, kondisi fikiran orang yang tidak ada pekerjaan,
lamunan akan kesedihan masa silam, lebih sering terbayang lagi olehnya. Di
tambah lagi, ketakutan akan masa depan. Sangat menghancurkan keindahan hari
ini baginya.
*Kebahagiaan semu*
Seandainya pun dia bisa berbahagia, itupun rekayasa pikiran yang bersifat
sementara. Karena dia menyabotase pikirannya dengan "*Adai aku, seandainya
ini, dsb*". Angan-angan kosong pada tatapan matanya, tanpa dia sadari,
memakan kenikmatan hidup secara perlahan-lahan. Seperti penjara Cina.
Penjara Cina memiliki sel khusus, di mana para tahanan tidak bisa tidur
kecuali menyender dan duduk. Dari atas kepalanya ada saluran air, yang
airnya menetes perlahan-lahan seperti tetesan infus. Satu persatu tetesan
itu menetesi ke atas kepalanya, sehingga membuat tahanan menjadi stres dan
gila.
*Do what you love, love what you do *
(Unknown)
*Mari syukuri pekerjaan kita*
<http://kimberlymoorecommunications. >Olehcom/wp-content/ uploads/I- love-my-job. png
karena itu, mari kita menikmati dan mensyukuri pekerjaan kita. Karena, hari
ini masih ada pekerjaan yang menunggu untuk kita selesaikan. Agenda
mingguan dan bulananpun, menanti supaya kita realisasikan menjadi
kenyataan. Namun, bagi shahabat yang sudah terlanjur memutuskan tidak
bekerja lagi pada orang lain. Maka, sibukkanlah diri Anda. Apakah membaca
buku, menulis, merapikan tanaman, memperbaiki genteng, mengecat rumah,
menata kembali ruangan rumah Anda, mencari informasi lowongan kerja baru,
atau, Anda memutuskan untuk bekerja bagi diri Anda sendiri.
*Mari kita memanfaatkan waktu*
Saya mengucapkan terima kasih. Sebab, sampai saat ini Anda telah memotong
waktu berharga Anda dengan pisau bacaan, mengizinkan mata Anda mengikuti
kata demi kata pada note saya ini. Mudah-mudahan ini menjadi kesadaran bagi
diri saya, juga Anda. Mohon mengingat, note ini bukan memprovokasi Anda
untuk berpikir 10X, bila ingin memutuskan kerja, bukan pula memanasi Anda,
lebih baik memiliki usaha sendiri. Tetapi, saya mengajak diri saya sendiri
dan Anda, supaya selalu memanfaatkan waktu yang ada dengan penuh
kemanfaatan, bukan sia-sia.
Mari bersama-sama kita proklamirkan "Berhenti mengutuk pekerjaan, tapi *I
love my jobs*".
Ciganjur, Jumaat, 7 oktober 2011
Mau berkomunikasi dengan saya? Follow @mind_therapist
*Konsultasi Tele-Therapy & Coaching,
Mau?<http://www.kursusnlp.com/2011/ >10/tele-theerapy -program- mau.html
*
--
Rahmadsyah Mind-Therapist
*www.terapinlp.com* I* 081511448147* I *YM; rahmad_aceh* I *FB :
rahmadnlp@yahoo.co.id *
- 2.
-
Fwd: Presiden Prawiranegara: Pahlawan Terlupakan
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Mon Oct 31, 2011 9:00 pm (PDT)
Maaf, sekadar meneruskan dari milis lain.
Moga bermanfaat.
Tabik,
Nursalam AR
---------- Forwarded message ----------
From: Akmal N. Basral <akmal.n.basral@gmail.com >
Date: 2011/10/31
Subject: [jurnalisme] Presiden Prawiranegara: Pahlawan Terlupakan
To: jurnalisme@yahoogroups.com
**
1/
Kawan-kawan, novel sejarah yang saya tulis *Presiden Prawiranegara* (Mizan,
2011) terpilih masuk dalam* longlist *Anugerah Pembaca Indonesia 2011
untuk kategori Buku Non-Fiksi 2011. Jika ingin membantu agar Mr.
Sjafruddin Prawiranegara lebih diakui perannya sebagai Kepala Pemerintahan
saat Bung Karno-Bung Hatta ditangkap Belanda (1948-1949), silakan
kawan-kawan memberikan *vote *pada laman ini:
http://festivalpembacaindonesia. com/2011/ 10/24/polling- anuge
rah-pembaca-indonesia- 2011-longlist- tahap-i/
2/
Tadi pagi seorang produser TV swasta juga mengontak saya untuk sebuah
wawancara tentang Pak Sjaf, dalam konteks Hari Pahlawan 10 November 2011.
Saya sangat hargai upaya kawan produser ini, bukan karena saya penulis
novel sejarah *Presiden Prawiranegara* itu, melainkan karena ada tiga hal
yang menurut saya menjadi pengaburan sejarah selama puluhan tahun di
republik ini, yakni (1) Peran sejarah Pak Sjaf direduksi sedemikian rupa
dalam buku-buku sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah, padahal beliau
lah yang secara *de jure* dan *de facto* menjadi kepala pemerintahan RI (19
Des '48 - 13 Juli '49) menyusul ditangkap dan diasingkannya 9 pemimpin
Indonesia ke Bukit Menumbing, Bangka, pada Agresi Militer ke-II (Mereka
adalah Bung Karno, Bung Hatta, Haji Agus Salim, Bung Sjahrir, Ali
Sastroamidjojo, dll), dan (2) Atas peran historis yang luar biasa besar
itu, sampai sekarang Pak Sjaf masih belum dianugerahi gelar Pahlawan
Nasional oleh kelima presiden sesudahnya (Soeharto, Habibie, Gus Dur,
Megawati, SBY). Padahal tanpa periode kepemimpinan Pak Sjaf (yang didukung
oleh Panglima Besar (waktu itu) Letnan Jenderal Sudirman), Indonesia jelas
sudah tak ada di peta dunia berdasarkan hukum internasional yang
mensyaratkan sebuah negara harus memiliki pemerintahan, selain memiliki
wilayah dan penduduk. Uniknya, meski tak/belum diakui sebagai pahlawan
nasional, nama beliau sudah digunakan sebagai nama gedung/menara/ruangan di
Kompleks Bank Indonesia dan Kementerian Pertahanan, serta (3) tahun 2011
ini adalah Seabad Sjafruddin Prawiranegara (lahir 28 Februari 1911).
Pak Sjaf adalah contoh pribadi yang bersih. Bagaimana ketika dia menjadi
Menteri Keuangan (1946), saat anak ketiganya lahir (Chalid Prawiranegara),
dia tak punya uang untuk membeli gurita bagi sang bayi, dan Menteri
Keuangan ini ... menyobek seprai tempat tidurnya untuk membuat gurita/popok
bagi bayi Chalid. Belum lagi saat beliau menjadi Ketua PDRI itu (1948-1949)
berpindah-pindah dari desa ke desa di Sumatra Barat, istrinya, istri
seorang Menteri, berjualan sukun goreng untuk menghidupi anak-anak mereka
yang saat itu masih sangat kecil.
Sewaktu tahun lalu saya menyatakan kepada Farid Prawiranegara (adik
Chalid), ingin menulis novel sejarah tentang ayahnya, Farid agak ragu
karena "Kami khawatir pemerintah akan menyangka kami yang meminta-minta
agar peran ayah diakui," katanya. "Kami juga tak ingin mengemis-ngemis
diakui sebagai anak-anak pewaris seorang presiden," lanjutnya. Tapi saya
jawab, meski secara biologis Pak Sjaf adalah ayah Farid kakak-beradik,
namun secara ideologis dan peran kesejarahan, Pak Sjaf adalah salah seorang
Bapak Bangsa yang harus dilakukan secara patut dan terhormat oleh siapa pun
yang memerintah. (Selain pernah menjadi Menteri Keuangan, dan Menteri
Kemakmuran saat menjabat Ketua PDRI itu, Pak Sjaf juga pernah menjabat
sebagai Wakil Perdana Menteri dan Gubernur BI pertama, meski pendidikan
formal beliau adalah sarjana hukum).
Pada jaman Soeharto berkuasa, menurut Rosihan Anwar yang saya wawancarai
untuk penulisan novel ini, foto Panglima Sudirman berdua dengan Pak Harto
yang dipajang di istana selama lebih dua dekade, adalah foto "aspal" (asli
tapi palsu). Kenapa palsu? Karena sebenarnya sosok dalam foto itu ada 3
orang, ya dengan Pak Sjaf sendiri. (Foto asli ada di rumah putri tertua Pak
Sjaf, Aisyah Gani-Prawiranegara, sekarang salah seorang Dewan Penyantun
Perguruan Al Azhar).
Foto itu dibuat ketika Rosihan dan seorang fotografer IPPHOS menjemput
Panglima Sudirman di tempat persembunyiannya agar mau kembali ke Yogya,
menyaksikan penyerahan mandat dari Pak Sjaf kepada Bung Karno-Bung Hatta
yang baru dibebaskan Belanda menyusul Perjanjian Roem-Royen (Perjanjian
yang sangat ditentang Sudirman, karena berlangsung antara Belanda dengan
para tawanan Bangka (tracee Bangka) yang diwakili Mr. Mohamad Roem.
Seharusnya menurut Sudirman, Bung Karno harus lebih jentel menyerahkan
urusan diplomasi juga kepada Pak Sjaf, karena berkat mandat beliau sendiri,
juga Bung Hatta, yang melimpahkan mandat pembentukan Pemerintah Darurat
Republik Indonesia (PDRI) maka pemerintahan berjalan).
Versi sejarah ini bisa kawan-kawan cari dalam pelbagai referensi.
Namun yang ingin saya imbau adalah agar kawan-kawan yang masih aktif
sebagai jurnalis, bisa mengangkat sosok Pak Sjaf dalam konteks Hari
Pahlawan pekan depan, agar Putra Banten yang luar biasa ini mendapatkan
kembali haknya dalam sejarah republik ini.
Salam,
ANB
[Non-text portions of this message have been removed]
--
www.nursalam.wordpress. com
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar