Senin, 23 April 2012

[daarut-tauhiid] Memancing di Kolam Jodoh

 

Memancing
di Kolam Jodoh
OlehRifki
==============================
Dahulu, di kampung saya ada sebuah
tempat pemancingan yang yang terdiri dari dua buah danau buatan. Sering saya
pergi melintasi tempat tersebut karena kebetulan tempat yang saya tuju harus
melewatinya. Sering pula saya pergi ke tempat tersebut bersama teman-teman
sepermainan untuk melihat para pemancing di sana.

Pernah satu kali, ketika saya dan
teman-teman bermain di situ, salah seorang pemancing meminta kami untuk mencari
cacing untuk dijadikan umpan. Setelah selesai mencari cacing, kami diberikan
upah yang lumayan untuk ukuran kami untuk jajan saat itu.
Mungkin ada sebuah pertanyaan di
benak orang-orang yang tidak memiliki hobi memancing tatkala melihat para
pemancing tersebut rela berlama-lama menunggu umpannya dimakan ikan. Lama-lama
menunggu, bisa jadi bukan ikan yang didapat, tapi stress yang datang. Bukankah
kalau memang butuh ikan, cukup pergi ke pasar dan langsung beli?

Memang, memancing bukanlah sebuah
pekerjaan yang mudah. Memancing butuh modal berupa alat pancing yang lengkap
yang bisa jadi harganya tidak murah. Begitu pula dengan umpan yang harus
disediakan untuk bisa menarik ikan-ikan agar memakannya. Bahkan jika ada yang
senang memancing di laut lepas, bisa dibayangkan biaya tambahan untuk
mengantarkannya ke tempat tersebut.

Selain masalah biaya atau ongkos
itu, kesabaran yang tinggi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Lantas, kenapa para pemancing tersebut mau berlama-lama menunggu?

Setiap pemancing pasti akan stress
jika dia hanya menunggu kapan kail yang telah dilemparnya bergoyang-goyang
sebagai pertanda ikan sudah memakannya. Untuk mencegah tersebut, sepertinya
mereka melakukan hal-hal lain selama masa menunggu tersebut. Apa itu?

Selama menunggu, seorang pemancing
bisa menikmati desiran angin yang bertiup sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya. Ia
rasakan kulitnya begitu nyaman di sapa hawa sejuk angin. Lalu ia tengadahkan
wajahnya seraya mengalihkan pandangannya ke langit biru yang teduh. Ia amati
pergerakan awan yang berjalan perlahan ibarat kapas raksasa dibawa angin.
Sesekali segerombolan burung terbang menghiasi langit biru di atasnya.

Puas dengan langit biru, ia alihkan
lagi pandangannya ke sebelah kanan. Ia temukan daun dan dahan menari-nari
ditemani sepasang kupu-kupu yang sedang memadu kasih.

Lalu ia pejamkan mata
sejenak untuk menikmati irama alam yang memadukan angin yang bertiup, gesekan
dedaunan, serta gemericik air. Sungguh begitu merdu dan syahdu.
Tiba-tiba, handphone di sakunya bergetar,
sebuah SMS masuk dari seorang kawan. Setelah membaca pesan singkat tersebut, ia
pun segera membalasnya. Selanjutnya ia jatuh dalam sebuah topik obrolan jarak
jauh yang tanpa terasa telah membawanya pergi dari kejenuhan menunggu.

Lalu, kaitannya dengan jodoh?

Ketika sebuah keinginan untuk
mengakhiri masa lajang dengan segala persiapan yang sudah maksimal, segala
macam ikhtiar sudah diusahakan, namun yang diharapkan tak kunjung datang, bisa
jadi rasa kecewa yang akan muncul. Menunggu kehadiran sosok yang diharapkan
akan melengkapi kesendirian bisa menjadi sebuah pekerjaan yang menyita waktu,
pikiran, dan tenaga. Belum lagi tekanan dari pihak luar yang seolah-olah
memaksa dan tidak mau melihat bahwa sudah sekian usaha yang sudah dilakukan.
Stress? Jangan sampai menimpa.
Cobalah meniru para pemancing tersebut. Nikmati apa yang bisa dinikmati selama
masa menanti. Lakukan yang terbaik di setiap hal yang bisa dilakukan selama
masa menunggu kehadiran sosok yang dinantikan. Ukir prestasi setinggi yang bisa
diraih. Mudah-mudahan, semua itu bisa mengalihkan perhatian dari sebuah
kejenuhan. Semoga semua itu bisa menghindarkan dari rasa tertekan. Semoga itu
bisa menjadikan diri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, sehingga apa yang
kelak datang adalah yang terbaik untuk diri ini. Insya Allah.

Memang tak semua hal bisa
dibandingkan antara memancing ikan dan mencari jodoh. Tetapi, jika ada suatu
pelajaran yang baik dan bisa diambil dari apa yang dilakukan oleh para
pemancing tersebut, tak ada salahnya jika para pencari jodoh menirunya.

Wallahu a'lam.

sumber :
jejak-jejak
yang terserak (Rifki Asmat Hasan)
bangrif@gmail.com
 
========sumber :eramuslim.com

**SURYATI**
Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi (PPIE)
Gd. Pascasarjana FEUI Lt. 2
Kampus UI Depok

Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Hp : 0857-11771749
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: