Rabu, 11 April 2012

[daarut-tauhiid] Jika Mahligai Terbingkai Iman

 

Jika Mahligai Terbingkai Iman
Oleh Eko Prasetyo

==================

"Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, " (QS Ar-Ruum:30).
Betapa indah Islam membingkai hubungan antara hamba Allah yang
berbeda jenis lewat pernikahan. Baru-baru ini, saya menghadiri
pernikahan seorang kawan ikhwan di Surabaya. Melalui proses ta'aruf yang singkat melalui perantara seorang kawan, mereka melangsungkan
pernikahan. Nyaris sama dengan tokoh Fahri dan Aisha dalam novel
Ayat-Ayat Cinta.

Atau, kisah seorang tokoh wakil rakyat dan dokter wanita di Jakarta
yang berakhir di pelaminan setelah berta'aruf secara singkat.
Subhanallah. Pernikahan merupakan salah satu ketentuan Allah yang
berlaku atas semua makhluk, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.
Meski demikian, manusia tidak seperti makhluk lainnya yang dibiarkan
hidup bebas mengikuti hawa nafsunya tanpa adanya aturan. Untuk menjaga
kehormatan dan kemuliaan tersebut, Allah menciptakan hukum yang sesuai
dengan martabat dan fitrah manusia, yaitu pernikahan.

Pemandangan berbeda tampak ketika saya sering melintas di Ketintang
yang memang merupakan kawasan kampus itu. Banyak di antara para
mahasiswa yang berboncengan dengan temannya yang berbeda jenis padahal
belum muhrimnya. Selain itu, kadang mereka tak malu-malu untuk berduaan
di depan umum. Astaghfirullah.
Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita, kecuali setan menjadi yang ketiganya, " (HR At Tirmidzi).

Pada hadits lainnya disebutkan: "Janganlah seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita dan janganlah seorang wanita bepergian kecuali dengan muhrimnya, " (HR Bukhari). Hal tersebut mungkin tak hanya dijumpai di kota kami, tapi juga daerah-daerah lain.
Seiring kemajuan teknologi yang pesat, pergaulan bebas tak terkendali karena pengaruh dari banyak aspek. Mulai tontonan televisi, kurangnya
pendidikan dan pemahaman tentang agama, hingga pengaruh budaya Barat
yang kurang baik.

Pacaran seolah telah menjadi budaya yang legal di kalangan muda.
Padahal, perbuatan dari gaya berpacaran sama sekali tak membawa manfaat, malah menjurus pada perbuatan zina. Nikmat sesaat namun dimurkai Allah
justru lebih dipahami sebagai anugerah. Naudzubillah.
***

Kedua mempelai tampak sangat berbahagia dan tak henti melemparkan
senyum kepada para undangan hari itu. Bagaimana perasaan seseorang
melihat sahabatnya tempat berbagi ilmu menunaikan separo agamanya?
Tentunya, haru, bangga, bahagia, dan doa menemani pada hari itu. Dan
inilah yang saya rasakan.
Saya mengucapkan selamat dan memeluk sahabat ikhwan saya tersebut dan mengatakan, "Insya Allah, saya akan menyusulmu." Derai canda dan
kebersamaan kami sebagai sahabat saat bertukar ilmu mungkin tak akan
seintens dulu. Namun, nilai persahabatan yang dibangun atas rasa
persaudaraan sebagai muslim tetap akan berlanjut sampai kapan pun.

Alhamdulillah, indahnya Islam saat kami merasakan nikmatnya iman
dalam rasa persahabatan saudara seiman. Rumah tangga yang terbangun
dari fondasi Islam tentu akan membawa ketenteraman bagi sebuah keluarga. Segala sesuatu akan diputuskan secara bersama. Seorang suami akan
menjadi imam bagi isterinya.
Tentunya, setiap masalah yang dihadapi dapat diselesaikan bersama
secara musyawarah oleh suami-isteri. Islam telah mengaturnya dengan baik dan indah. Sahabat saya tersebut telah menunaikan separo agamanya.
Fase kehidupan baru akan menjelang di hari-hari berikutnya. Kami tetap
bersahabat karena Islam.

Karena Islamlah, kami bersaudara. Jika mahligai pernikahan terbingkai oleh iman, jiwa merunduk berucap syukur atas keberkahan yang agung.
Semoga Allah melimpahkan karunia dan nikmat-Nya yang tiada tara bagi
hamba-hamba-Nya yang beriman. Amiin.

sumber:eramuslim.com
==============

**SURYATI**
Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi (PPIE)
Gd. Pascasarjana FEUI Lt. 2
Kampus UI Depok

Telp : 78849152-53
Fax : 78849154
Hp : 0857-11771749
Email : y4t12002@yahoo.com, suryati06@ui.ac.id

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: