Rabu, 18 April 2012

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3586

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (1 Message)

Message

1.

(CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 17, 2012 11:02 pm (PDT)



Jikalau saya memutuskan untuk menikah dengan orang Halmahera artinya saya
pun sadar mungkin sisa hidup saya kebanyakan akan tinggal di Halmahera,
begitupun pada akhirnya saya menikah dengan orang Aceh, konsekuensi saya
akan tinggal di Aceh sudah terbayang sebelum ijab kabul dilaksanakan.

Tak terasa sudah sekitar 3 bulan ini saya tinggal di Aceh, penyesuaian
wajib hukumnya, begitu pula menenangkan sang emak yang tinggal di bogor,
seberapapun bandelnya saya ke beliau, saya tau kami nyatanya banyak saling
membutuhkan.

Meyakinkan keluarga tentang kondisi Aceh saat ini sudah saya mulai sebelum
saya menikah, tentang huru hara, tentang konflik, bahkan tentang bencana
alam yang mungkin terjadi. Selesai memberikan penjelasan kepada keluarga
dan Alhamdulillah mereka bisa menerima keputusan saya, akhirnya beberapa
pertanyaan justru timbul dari teman-teman dekat saya, yang menanyakan
kondisi perpolitikan Aceh.

Saya yang masih tak seujung kukupun tau banyak tentang kondisi perpolitikin
di Aceh, banyak bertanya kepada suami, bahkan kadang pertanyaan saya sering
beranak pinak. Yap, seperti yang kita tau, politik jaman sekarang kadang
penuh konspirasi, entah yang mana yang harus kita lihat menggunakan nurani.

Tapi sejujurnya mengenai kondisi perpolitikan di sini, juga konflik-konflik
yang terjadi tak begitu menciutkan saya untuk mencoba tinggal di Aceh,
mungkin saya juga belajar banyak dari konflik –yang katanya – masalah agama
di sebagian besar wilayah Maluku, ujung-ujungnya selalu berujung pada
politik, uang, dan kekuasaan.

Banyak juga teman-teman yang ingin berlibur ke Banda Aceh (karena Sabang
yang terkenal itu) juga beberapa teman penulis terkait dengan pekerjaan
yang maju mundur untuk datang ke sini karena kondisi politik, takut
genjatan senjata di mana-mana. Hmm.. sepertinya kondisi di Aceh sekarang
tidak seseram yang diberitakan di tv-tv. Jadi datanglah, jangan lupa
hubungin saya, mau nitip oncom hehe.

Terkait dengan gempa dan tsunami des 2004, pada tgl 10 April 2012 saya
banyak bertanya kepada pemilik rumah kontrakan mengenai peristiwa tersebut,
saya biasa menyebut nenek, nenek ini menceritakan, wilayah kami terkena
sunami yang airnya setinggi pohon kelapa, karena wilayah tempat saya
tinggal sekarang memang cukup dekat dengan laut. ia dan keluarganya menjadi
korban, bahkan anak ipar, juga cucu-cucunya tertelan air dan tak selamat.
Masih jelas diingatan ketika nenek berujar "saya yang bikin shock itu,
malemnya masih tidur sama cucu-cucu, tapi paginya mereka sudah pada
meninggal". Nenekpun digulung ombak, terlihat dari bekas luka jahitan besar
yang ada di lengannya. Alhamdulillahnya masih diberi kesempatan hidup.

11 April 2012 saat itu saya sedang tertidur pulas, maklum kondisi hamil
begini sering membuat saya cepat ngantuk, tiba-tiba ada sesuatu yang
mengayun-ayun dengan keras. Saya berdiri setengah melompat. Saya beberapa
kali mengalami gempa di pulau jawa dan di Halmahera lumayan sering tapi
sensasinya jauh berbeda. Saat itu, kekuatan gempa jauh lebih besar dan
lebih lama.

Untungnya, suami sedang ada di rumah, saya meminta agar cepat mengungsi,
jalanan pun sudah macet, bahkan kadang ada yang menyerudug motor yang kami
naiki. Panic dan trauma terlihat jelas dari muka ibu-ibu, anak-anak dan
lansia, bagaimana tidak, tsunami 2004 sangat banyak mengurangi populasi
penduduk di Aceh, mungkin trauma, mungkin takut, mungkin juga panic, atau
mengkhawatirkan sanak keluarga.

Bbm (yang banyak berisi ping!), sms, fb, mp, twitter, miss call, dsb, tak
terjawab, maklum sinyal setelahnya kacau, ditambah dengan mati lampu,
bahkan disusul dengan gempa susulan yang juga kuat dan cukup lama.

Setelah cukup reda dan kami berhasil mengungsi, akhirnya saya bisa
menghubungi adik lwt twitter (krn mudah sampai), adik bilang ibu di rumah
khawatir dan nangis terus.

Malamnya saya menelpon ibu saya, mengabarkan keadaan, ah emang sang emak
kadang lucu saat kondisi genting. Ketika berita banyak diliput di tv, ibu
saya melihat banyak ibu-ibu duduk di jalan saat gempa lalu ia cerita
"masyaAllah di tv kirain nia… duduk di jalan.. kirain gak bisa lari saking
beratnya bawa badan" jiahaha.. tambah cinta ama emak saya kalo kocak
begini.

Begitupun keponakan di bogor, yang usianya masih tk, saat neneknya asik
nangis dia heboh merajuk "aduh neeeek… aku takut banget nih nek, tsunaminya
sampe sini gak nek? Gempanya sampe sini gak nek" lalu ia sambil nangis
lebay. Haha..

-ah kangen.

18 April 2012

(yang sampe kemaren pun masih kerasa gempa susulan)
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Tips for family,

kids and living

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: