Rabu, 25 April 2012

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3589

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (3 Messages)

Messages

1a.

Re: Bls: [sekolah-kehidupan] (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 24, 2012 6:00 pm (PDT)



peluk balik hihi..
yah begitulah, tempat baru bikin banyak kejutan buat saya mba..
tapi mudah-mudahan bisa belajar :)

kalau ke Aeh kabar-kabarin yah :)

Pada 19 April 2012 11:48, Siu Elha <siuelha@yahoo.com> menulis:

> **
>
>
> Nia cuma satu kata, BIG HUGS
>
> Baca tulisanmu, seperti ikut hidup di Aceh, semoga kalian selalu
> diberkahi,
>
> Siwi LH
> Salam Hebat Penuh Berkah
> www. cahayabintang.wordpress.com (diary saya)
> id ym siuhik
> ------------------------------
> *From:* Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id>
> *To:* "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <
> sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> *Sent:* Wednesday, April 18, 2012 7:29 PM
> *Subject:* Bls: [sekolah-kehidupan] (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara
>
>
> wiiihhhh... nia memang menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis. di tengah
> kepedihan dan kegalauan masih ada sejumput tawa dan senyum... di tengah
> tawa dan senyum terselip juga kepedihan.... kayak sastra Prancis saja,
> ceunah... hehehe...
>
> ------------------------------
> *Dari:* Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
> *Kepada:* sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> *Dikirim:* Rabu, 18 April 2012 13:02
> *Judul:* [sekolah-kehidupan] (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara
>
>
>
>
> Jikalau saya memutuskan untuk menikah dengan orang Halmahera artinya saya
> pun sadar mungkin sisa hidup saya kebanyakan akan tinggal di Halmahera,
> begitupun pada akhirnya saya menikah dengan orang Aceh, konsekuensi saya
> akan tinggal di Aceh sudah terbayang sebelum ijab kabul dilaksanakan.
>
>
>
>
2a.

Re: (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 24, 2012 6:02 pm (PDT)



wuih pak Teha.. jadi malu saya dibilang gitu.. hehe emang saya suka menulis
serius di awal di belakangnya jadi rada eror dikit biar yang baanya juga
gak keikutan panik dan galau. hehe. makasih sudah mau membaca :)

Pada 18 April 2012 19:29, Teha Sugiyo <kembangpring049@yahoo.co.id> menulis:

> **
>
>
> wiiihhhh... nia memang menunjukkan kepiawaiannya dalam menulis. di tengah
> kepedihan dan kegalauan masih ada sejumput tawa dan senyum... di tengah
> tawa dan senyum terselip juga kepedihan.... kayak sastra Prancis saja,
> ceunah... hehehe...
>
> ------------------------------
> *Dari:* Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
> *Kepada:* sekolah kehidupan <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
> *Dikirim:* Rabu, 18 April 2012 13:02
> *Judul:* [sekolah-kehidupan] (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara
>
>
>
>
> Jikalau saya memutuskan untuk menikah dengan orang Halmahera artinya saya
> pun sadar mungkin sisa hidup saya kebanyakan akan tinggal di Halmahera,
> begitupun pada akhirnya saya menikah dengan orang Aceh, konsekuensi saya
> akan tinggal di Aceh sudah terbayang sebelum ijab kabul dilaksanakan.
>
> Tak terasa sudah sekitar 3 bulan ini saya tinggal di Aceh, penyesuaian
> wajib hukumnya, begitu pula menenangkan sang emak yang tinggal di bogor,
> seberapapun bandelnya saya ke beliau, saya tau kami nyatanya banyak saling
> membutuhkan.
>
> Meyakinkan keluarga tentang kondisi Aceh saat ini sudah saya mulai sebelum
> saya menikah, tentang huru hara, tentang konflik, bahkan tentang bencana
> alam yang mungkin terjadi. Selesai memberikan penjelasan kepada keluarga
> dan Alhamdulillah mereka bisa menerima keputusan saya, akhirnya beberapa
> pertanyaan justru timbul dari teman-teman dekat saya, yang menanyakan
> kondisi perpolitikan Aceh.
>
> Saya yang masih tak seujung kukupun tau banyak tentang kondisi
> perpolitikin di Aceh, banyak bertanya kepada suami, bahkan kadang
> pertanyaan saya sering beranak pinak. Yap, seperti yang kita tau, politik
> jaman sekarang kadang penuh konspirasi, entah yang mana yang harus kita
> lihat menggunakan nurani.
>
> Tapi sejujurnya mengenai kondisi perpolitikan di sini, juga
> konflik-konflik yang terjadi tak begitu menciutkan saya untuk mencoba
> tinggal di Aceh, mungkin saya juga belajar banyak dari konflik –yang
> katanya – masalah agama di sebagian besar wilayah Maluku, ujung-ujungnya
> selalu berujung pada politik, uang, dan kekuasaan.
>
> Banyak juga teman-teman yang ingin berlibur ke Banda Aceh (karena Sabang
> yang terkenal itu) juga beberapa teman penulis terkait dengan pekerjaan
> yang maju mundur untuk datang ke sini karena kondisi politik, takut
> genjatan senjata di mana-mana. Hmm.. sepertinya kondisi di Aceh sekarang
> tidak seseram yang diberitakan di tv-tv. Jadi datanglah, jangan lupa
> hubungin saya, mau nitip oncom hehe.
>
> Terkait dengan gempa dan tsunami des 2004, pada tgl 10 April 2012 saya
> banyak bertanya kepada pemilik rumah kontrakan mengenai peristiwa tersebut,
> saya biasa menyebut nenek, nenek ini menceritakan, wilayah kami terkena
> sunami yang airnya setinggi pohon kelapa, karena wilayah tempat saya
> tinggal sekarang memang cukup dekat dengan laut. ia dan keluarganya menjadi
> korban, bahkan anak ipar, juga cucu-cucunya tertelan air dan tak selamat.
> Masih jelas diingatan ketika nenek berujar "saya yang bikin shock itu,
> malemnya masih tidur sama cucu-cucu, tapi paginya mereka sudah pada
> meninggal". Nenekpun digulung ombak, terlihat dari bekas luka jahitan besar
> yang ada di lengannya. Alhamdulillahnya masih diberi kesempatan hidup.
> 11 April 2012 saat itu saya sedang tertidur pulas, maklum kondisi hamil
> begini sering membuat saya cepat ngantuk, tiba-tiba ada sesuatu yang
> mengayun-ayun dengan keras. Saya berdiri setengah melompat. Saya beberapa
> kali mengalami gempa di pulau jawa dan di Halmahera lumayan sering tapi
> sensasinya jauh berbeda. Saat itu, kekuatan gempa jauh lebih besar dan
> lebih lama.
>
> Untungnya, suami sedang ada di rumah, saya meminta agar cepat mengungsi,
> jalanan pun sudah macet, bahkan kadang ada yang menyerudug motor yang kami
> naiki. Panic dan trauma terlihat jelas dari muka ibu-ibu, anak-anak dan
> lansia, bagaimana tidak, tsunami 2004 sangat banyak mengurangi populasi
> penduduk di Aceh, mungkin trauma, mungkin takut, mungkin juga panic, atau
> mengkhawatirkan sanak keluarga.
>
> Bbm (yang banyak berisi ping!), sms, fb, mp, twitter, miss call, dsb, tak
> terjawab, maklum sinyal setelahnya kacau, ditambah dengan mati lampu,
> bahkan disusul dengan gempa susulan yang juga kuat dan cukup lama.
> Setelah cukup reda dan kami berhasil mengungsi, akhirnya saya bisa
> menghubungi adik lwt twitter (krn mudah sampai), adik bilang ibu di rumah
> khawatir dan nangis terus.
>
> Malamnya saya menelpon ibu saya, mengabarkan keadaan, ah emang sang emak
> kadang lucu saat kondisi genting. Ketika berita banyak diliput di tv, ibu
> saya melihat banyak ibu-ibu duduk di jalan saat gempa lalu ia cerita
> "masyaAllah di tv kirain nia… duduk di jalan.. kirain gak bisa lari saking
> beratnya bawa badan" jiahaha.. tambah cinta ama emak saya kalo kocak
> begini.
> Begitupun keponakan di bogor, yang usianya masih tk, saat neneknya asik
> nangis dia heboh merajuk "aduh neeeek… aku takut banget nih nek, tsunaminya
> sampe sini gak nek? Gempanya sampe sini gak nek" lalu ia sambil nangis
> lebay. Haha..
>
> -ah kangen.
>
> 18 April 2012
> (yang sampe kemaren pun masih kerasa gempa susulan)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
2b.

Re: (CATCIL) Aceh, Gempa dan Huru-hara

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Tue Apr 24, 2012 7:26 pm (PDT)



Wah, baru ngeh ada tulisan ini di milis!

Sayang tulisan sekeren ini terjimpit di antara postingan milis2 lain yang
lebih aktif.

Alhamdulillah ya jika Nia dan suami selamat. Semoga kehamilannya sehat dan
persalinannya lancar, tiada kurang suatu apa.

Ehm, yang selalu saya penasaran dari Aceh adalah soal GAM, terutama selepas
pilkada kemarin yang katanya sempat rusuh dan dimenangi oleh kandidat dari
Partai Aceh (partainya eks GAM). Dan itu juga yang membuat saya kagum jika
ada orang yang memutuskan untuk menetap di Aceh. Ini mungkin paranoid aja
kali ya:).

(Always) Happy writing!

2012/4/18 Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>

> **
>
>
>
>
>
> Jikalau saya memutuskan untuk menikah dengan orang Halmahera artinya saya
> pun sadar mungkin sisa hidup saya kebanyakan akan tinggal di Halmahera,
> begitupun pada akhirnya saya menikah dengan orang Aceh, konsekuensi saya
> akan tinggal di Aceh sudah terbayang sebelum ijab kabul dilaksanakan.
>
>
> Tak terasa sudah sekitar 3 bulan ini saya tinggal di Aceh, penyesuaian
> wajib hukumnya, begitu pula menenangkan sang emak yang tinggal di bogor,
> seberapapun bandelnya saya ke beliau, saya tau kami nyatanya banyak saling
> membutuhkan.
>
>
> Meyakinkan keluarga tentang kondisi Aceh saat ini sudah saya mulai sebelum
> saya menikah, tentang huru hara, tentang konflik, bahkan tentang bencana
> alam yang mungkin terjadi. Selesai memberikan penjelasan kepada keluarga
> dan Alhamdulillah mereka bisa menerima keputusan saya, akhirnya beberapa
> pertanyaan justru timbul dari teman-teman dekat saya, yang menanyakan
> kondisi perpolitikan Aceh.
>
>
> Saya yang masih tak seujung kukupun tau banyak tentang kondisi
> perpolitikin di Aceh, banyak bertanya kepada suami, bahkan kadang
> pertanyaan saya sering beranak pinak. Yap, seperti yang kita tau, politik
> jaman sekarang kadang penuh konspirasi, entah yang mana yang harus kita
> lihat menggunakan nurani.
>
>
> Tapi sejujurnya mengenai kondisi perpolitikan di sini, juga
> konflik-konflik yang terjadi tak begitu menciutkan saya untuk mencoba
> tinggal di Aceh, mungkin saya juga belajar banyak dari konflik –yang
> katanya – masalah agama di sebagian besar wilayah Maluku, ujung-ujungnya
> selalu berujung pada politik, uang, dan kekuasaan.
>
>
> Banyak juga teman-teman yang ingin berlibur ke Banda Aceh (karena Sabang
> yang terkenal itu) juga beberapa teman penulis terkait dengan pekerjaan
> yang maju mundur untuk datang ke sini karena kondisi politik, takut
> genjatan senjata di mana-mana. Hmm.. sepertinya kondisi di Aceh sekarang
> tidak seseram yang diberitakan di tv-tv. Jadi datanglah, jangan lupa
> hubungin saya, mau nitip oncom hehe.
>
>
> Terkait dengan gempa dan tsunami des 2004, pada tgl 10 April 2012 saya
> banyak bertanya kepada pemilik rumah kontrakan mengenai peristiwa tersebut,
> saya biasa menyebut nenek, nenek ini menceritakan, wilayah kami terkena
> sunami yang airnya setinggi pohon kelapa, karena wilayah tempat saya
> tinggal sekarang memang cukup dekat dengan laut. ia dan keluarganya menjadi
> korban, bahkan anak ipar, juga cucu-cucunya tertelan air dan tak selamat.
> Masih jelas diingatan ketika nenek berujar "saya yang bikin shock itu,
> malemnya masih tidur sama cucu-cucu, tapi paginya mereka sudah pada
> meninggal". Nenekpun digulung ombak, terlihat dari bekas luka jahitan besar
> yang ada di lengannya. Alhamdulillahnya masih diberi kesempatan hidup.
>
> 11 April 2012 saat itu saya sedang tertidur pulas, maklum kondisi hamil
> begini sering membuat saya cepat ngantuk, tiba-tiba ada sesuatu yang
> mengayun-ayun dengan keras. Saya berdiri setengah melompat. Saya beberapa
> kali mengalami gempa di pulau jawa dan di Halmahera lumayan sering tapi
> sensasinya jauh berbeda. Saat itu, kekuatan gempa jauh lebih besar dan
> lebih lama.
>
>
> Untungnya, suami sedang ada di rumah, saya meminta agar cepat mengungsi,
> jalanan pun sudah macet, bahkan kadang ada yang menyerudug motor yang kami
> naiki. Panic dan trauma terlihat jelas dari muka ibu-ibu, anak-anak dan
> lansia, bagaimana tidak, tsunami 2004 sangat banyak mengurangi populasi
> penduduk di Aceh, mungkin trauma, mungkin takut, mungkin juga panic, atau
> mengkhawatirkan sanak keluarga.
>
>
> Bbm (yang banyak berisi ping!), sms, fb, mp, twitter, miss call, dsb, tak
> terjawab, maklum sinyal setelahnya kacau, ditambah dengan mati lampu,
> bahkan disusul dengan gempa susulan yang juga kuat dan cukup lama.
>
> Setelah cukup reda dan kami berhasil mengungsi, akhirnya saya bisa
> menghubungi adik lwt twitter (krn mudah sampai), adik bilang ibu di rumah
> khawatir dan nangis terus.
>
>
> Malamnya saya menelpon ibu saya, mengabarkan keadaan, ah emang sang emak
> kadang lucu saat kondisi genting. Ketika berita banyak diliput di tv, ibu
> saya melihat banyak ibu-ibu duduk di jalan saat gempa lalu ia cerita
> "masyaAllah di tv kirain nia… duduk di jalan.. kirain gak bisa lari saking
> beratnya bawa badan" jiahaha.. tambah cinta ama emak saya kalo kocak
> begini.
>
> Begitupun keponakan di bogor, yang usianya masih tk, saat neneknya asik
> nangis dia heboh merajuk "aduh neeeek… aku takut banget nih nek, tsunaminya
> sampe sini gak nek? Gempanya sampe sini gak nek" lalu ia sambil nangis
> lebay. Haha..
>
>
>
> -ah kangen.
>
>
>
> 18 April 2012
>
> (yang sampe kemaren pun masih kerasa gempa susulan)
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>

--
*www.nursalam.wordpress.com | www.akademipeduli.wordpress.com
*

***"...your life, your choice." (Mastin Kipp)*
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: