Sabtu, 07 April 2012

[daarut-tauhiid] Cinta Kepada Nabi Muhammad (saw) Adalah dengan Bersama Awliyaullah

 

Cinta Kepada Nabi Muhammad (saw) Adalah dengan Bersama Awliyaullah

Seri Kebesaran Nabi Muhammad (saw) Volume - 5

Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani qs

3 April 2012 - Lefke, Cyprus Turky

Suhbah Setelah Zhuhr sholat

A`udzu billahi min ash-Shaytaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani'r-Rahiim. Nawaitu 'l-arba`iin, nawaitu 'l-`itikaaf, nawaitu 'l-khalwah,
nawaitu 'l-`uzlah, nawaitu 'r-riyaadah, nawaitu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.

أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم

Ati`uullaha wa ati`uu 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum. 

Taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya, dan taatilah para ulil amri di antara kalian. (4:59)

Saya membuka buku ini karena saya mendengar Mawlana Syaikh Nazim qs mengatakan berulang kali bahwa ia berharap bahwa seluruh ulama di dunia ini akan lebih banyak berbicara tentang kebesaran Sayyidina Nabi Muhammad (saw), bagaimana ia
berbeda dari orang lain dan beliau dihormati oleh Allah (swt) dan para malaikat-Nya.

Jadi saya membuka buku ini untuk menyebutkan sesuatu tentang kebesaran Nabi Muhammad (saw) dan bagaimana hingga hari ini banyak Ulama dan Awliyaullah di seluruh dunia menghormati dan mencintai Nabi saw, dan mereka mendorong para pengikutnya untuk memberikan lebih banyak cinta dan lebih banyak penghormatan kepada Nabi Muhammad (saw). Dan saya mengatakan hal ini karena saya berbicara hanya atas perintah Mawlana Syaikh Nazim qs dan meminta izin dari Syaikh Mehmet qs, yang adalah wakil dari Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs.

Saya akan mulai dengan menyebutkan satu hadits yang menekankan pentingnya kecintaan kepada Nabi (saw). Suatu kali seorang Badui datang kepada Nabi (saw), sedangkan pada waktu itu Nabi saw sedang berada di mimbar memberikan khutbah Jum'at. Dan Badui itu datang ke pintu masjid dan berkata, "Yaa Muhammad!" Anda tahu suku Badui, orang gurun terkadang kasar dalam cara mereka berbicara, hidup mereka sulit dan mereka langsung berbicara, jadi Badui itu mengatakan, "Yaa Muhammad!" dia tidak mengatakan, "Yaa Rasulullah saw!".

Nabi (saw) ketika itu sedang kutbah Jumat dan tidak menjawab. Lalu badui itu bertanya untuk kedua kalinya, "Yaa Muhammad! Kapan Hari Kiamat tiba". Nabi (saw) tetap tidak menjawab, karena adalah diluar adab kepada Allah (swt) ketika sedang Kutbah Jumat untuk menjawab pertanyaan seseorang. Kemudian Badui itu bertanya ketiga kalinya, "Kapankah Hari Kiamat tiba?" Kemudian Malaikat
Jibril (as) datang kepada Nabi (saw) dan berkata, "Jawablah dia". Segera Nabi (saw) menjawab dan bertanya kepada Badui itu,"Apa yang telah kau persiapkan untuk menyongsong hari kiamat yang merupakan sebuah perjalanan yang panjang? "

Hidup ini adalah sebuah perjalanan, kalian bisa hidup selama sepuluh tahun, lima puluh tahun atau bahkan seratus tahun, tetapi apa yang telah kalian persiapkan untuk perjalanan itu? Hal ini sungguh tidak mudah.

Dalam hadis lain, ketika Nabi (saw) bertanya kepada sahabat (ra), "Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu? Mereka miskin dan tidak memiliki apapun"
Para sahabat (ra) menjawab,"Orang yang tidak memiliki uang Yaa Rasulullah." Nabi (saw
) mengatakan, "Bukan itu, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki amal meskipun dia telah solat dan puasa, maka mereka adalah orang yang bangkrut. "Dan mereka berkata"Bahkan jika mereka juga telah mengerjakan puasa dan salat? Nabi saw menjawab " Ya, bahkan jika ia berpuasa dan salat".

Nabi (saw) berkata,"Apakah kalian tahu siapa muflis (seseorang yang bangkrut)? Para muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat padahal dia telah mengerjakan salat, berdoa, berpuasa, dan memberikan zakat. Namun,
bersama dengan semua amal ini, mereka banyak bergibah (gosip), melecehkan orang lain dan memfitnah orang, dan mereka makan kekayaan hak orang lain dan melawan hukum syariat Allah dengan menumpahkan darah orang tersebut. Maka orang-orang yang dizalimi itu akan mengambil seluruh perbuatan baik orang itu. Namun, jika perbuatan baiknya habis dan tidak mencukupi, maka dosa-dosa mereka yang dizalimi akan
dipindahkan kepada orang itu dan ia akan dilemparkan ke neraka. (Hadist Riwayat Muslim)

Jadi mengapa kita menjadi bangkrut? Karena banyak kejadian yang terjadi dalam hidup kita, dan kita melihat banyak keburukan orang lain dan bukannya kita menyembunyikan aib mereka, malah kita mengekspos aib dan keburukan mereka. Kita mungkin mendengar

sesuatu dan mungkin saja yang kita dengar itu salah dan ternyata memang tidak benar, tapi kalian menyebarkan keburukan orang itu, dan hal itu menyebabkan jatuhnya kehormatan pria atau wanita itu.

Jadi Nabi (saw) mengajarkan kepada kita untuk selalu memiliki niat baik, pikiran dan prasangka yang baik dan untuk melihat hanya pada sisi positif seseorang dan bukan pada sisi
negatifnya. Jika orang lain memiliki kesalahan, maka lihatlah pada hanya pada kebaikannya saja, atau lihatlah sisi positifnya saja dan jika ia melakukan kesalahan, maka sembunyikan, tutupi kesalahannya dan jangan mengeksposnya. 

Jadi Nabi (saw) bertanya kepada Badui itu, "Wahai orang Arab! Apakah kau salat dan berpuasa? Apakah kalian tidak menyebarkan gosip palsu dan memfitnah orang? Apakah kau telah mempersiapkan dirimu untuk menjadi orang baik
dan berbuat baik untuk menyenangkan orang lain? Apakah kalian telah menghisab dan memeriksa dirimu
sendiri sebelum mencari-cari kesalahan orang lain? "

Mari kita memeriksa diri kita sendiri sebelum kita mencari kesalahan orang lain. Lihatlah diri  kita terlebih dahulu, apakah kita berada di jalan yang benar atau jalan yang salah. Alhamdulillah, kita yang disini berada di jalan yang benar, jalannya para awliya, jalannya Mawlana Syaikh Nazim qs dan kita hanya mengikutinya, semoga Allah (swt)
senantiasa mendukungnya dan memberinya kesehatan dan menaikkan derajatnya dan menunjukkan kebesarannya di depan Nabi (saw)!

Tapi itu tidak berarti kita harus menahan diri dari apa yang harus dikatakan, bukan dengan cara mengeluh dan menyalahkan orang lain, melainkan marilah memberikan nasihat dengan cara yang baik. Jadi mari kita mengaudit diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita mengeluh tentang
keburukan saudara-saudara kita. Itu berlaku untuk kita semua, bagi Anda
dan juga bagi saya sendiri.

Hanya ada satu yang sempurna, yaitu Nabi Muhammad (saw)!  Allah (swt) telah

melindungi hambaNya, Sayyidina Muhammad (saw) dan semua nabi lainnya, karena

mereka adalah ma `sum, sempurna. Meskipun saudara-saudara dari Nabi Yusuf (as) yang mereka semua juga adalah para nabi membuang Nabi Yusuf kedalam sumur, tetap saja

mereka adalah ma'sum, karena mereka melakukan tindakan-tindakan itu untuk menunjukkan kebesaran Nabi Yusuf (as).

Begitu pula kepada para sahabat Nabi saw, janganlah kita berbicara buruk kepada para sahabat (ra), kepada para Shuyukh (Syaikh-syaikh) besar, tetapi hormati mereka dengan cara menghormati para pengikut mereka, kita juga harus saling menghormati satu

sama lain. Untuk mencintai Mawlana Syekh Nazim qs adalah mudah, tetapi kita juga harus saling mencintai sesama murid lainnya.

Maka hadits seorang Badui Arab yang datang dari gurun ini adalah hadist yang penting untuk kami sampaikan. Nabi (saw) bertanya kepadanya, "Apa yang telah kau siapkan untuk menyambut hari kiamat?" Badui itu menjawab aku tidak menyiapkan apa-apa, dan kemudian badui itu mengatakan, "Aku mencintaimu Yaa Rasuulullah!" Kata "cinta" dalam bahasa Arab adalah "hubb."

Banyak orang berbicara tentang cinta atau hubb dalam bahasa Arab. Dan mereka berkata, "Cinta, cinta, cinta". Kalian mungkin mencintai seorang gadis lebih dari kalian mencintai ayah dan ibumu. Apakah itu yang disebut cinta? Dimana kalian letakkan cinta kalian kepada ayah dan ibumu? Atau kalian mungkin mencintai anakmu lebih dari kalian

mencintai diri sendiri, apakah ini adalah cinta sejati?

Hubb terdiri dari dua huruf, "haa," yang mewakili "hayaat," atau kehidupan dan keindahan hidup dalam mencintai Allah (swt) dan Nabi-Nya (saw) dan para sahabat (ra).

"Baa" mewakili "baqa", yang berarti abadi, karena itu, "hubb" juga berarti "hidup" dan "keberadaan yang tidak pernah hilang (abadi)." "Selalu Ada." Ketika Anda mencapai `fanaa, keadaan pemusnahan diri kalian di Hadirat Allah (swt), fana kepada Nabi (saw) dan fana kedalam Syaikh kalian, maka hal inilah yang akan membawa kalian sampai kepada maqom baqa, makam keabadian. Ketika Anda meniadakan dirimu, maka Syaikhmu akan membawa kalian ke kehidupan sejati, dan membuat kalian bercahaya berkilauan bagaikan lampu sorot, sebuah magnet yang akan menarik banyak orang untuk mendekatimu (hakikat ad Jazba, daya tarik). Itulah hubb: fanaa `dan baqa.

Bila kalian mencintai seseorang, maka kalian meniadakan kepentingan diri kalian sendiri dan kalian bersatu kedalam diri mereka yang kalian cintai. Bahkan jika Syaikhmu yang kau cintai menendang dan mengusirmu keluar dari pintunya, maka masuklah dan datanglah lagi melalui jendelanya. Grandsyekh Abdullah Faiz ad-Daghestani (qs) mengatakan berulang kali, "Jika
saya menendang dan mengusirmu dari pintuku, maka masuklah lagi dan datanglah melalui jendelaku. Jika saya mengusirmu melalui jendelaku, maka masuklah dari atap!"

Janganlah kalian memiliki perasaan dan prasangka buruk kepada Syaikhmu, yang merupakan cermin bagi kalian. Ketika Anda melihat di cermin itu, maka akan mencerminkan karakter kalian. Syaikh juga memiliki wakil-wakilnya dan mereka seperti dia, jadi ketika kalian melihat mereka, maka kalian melihat karaktermu sendiri, bukan karakter wakilnya itu. Itu adalah karakter kalian sendiri yang kalian lihat di sana.

المؤمن مرآة أخيه

:Al-mu'min mirraat akhihi".

Orang mu'min (beriman) adalah ibarat cermin bagi saudaranya.

Kalian tidak melihatnya, tetapi kalian akan melihat dirimu sendiri berada didalam cermin itu, sehingga kalian akan dapat melihat karaktermu sendiri. Bila kalian melihat karakter yang baik, itu artinya kalian adalah orang yang baik, dan jika kalian melihat karakter buruk pada orang yang beriman ini, maka itu berarti itu adalah keburukan dirimu sendiri, dan tidak mungkin itu adalah keburukan wali itu (mukmin), karena Setan mungkin mempermainkan kalian dengan cermin itu untuk memberikan keburukan tentang orang yang beriman itu.

Oleh karena itu, kita harus selalu mengatakan "astaghfirullah, astaghfirullah" ketika ada pikiran buruk kepada Syaikh atau ketika kita berada didekat Syaikh.

Ketika Badui itu bertanya, "Kapan hari kiamat tiba?" Nabi (saw) bertanya, "Apa yang kau persiapkan untuk itu? Apakah kau telah mengaudit diri sendiri. Kami menghitung tujuh belas kategori utama perilaku buruk ketika kita melihat diri kita sendiri. Beberapa dari sifat buruk itu adalah kekikiran, kesombongan, amarah, cinta dunya. Maka kalian perlu untuk menyingkirkan segala keburukan dari dirimu itu. Hambatan tersebut berada di depanmu, namun kalian menklaim bahwa kalian mencintai. Sebenarnya, kalian tidak mencintai, maka artinya kalian masih memiliki penyakit didalam hatimu.

Dan Badui itu berkata dari hati yang tulus, "Aku mencintaimu dengan seluruh hidupku! Aku memberikan hidupku kepadamu, Yaa Muhammad". Berapa kali para sahabat (ra) berkata,"Saya memberikan hidup saya kepadamu, yaa Rasulullah saw, dan juga hidup ayah dan ibu saya. Itu adalah perkataan cinta sejati!. Pada saat itu mereka akan mencapai maqom baqa, berada di Hadirat Illahi, dan tidak pernah musnah.

Jadi bukti cinta kepada Nabi Muhammad (saw) adalah dengan mencintai Awliyaullah dan bersamalah selalu dengan Wali-Wali Allah. Dan kami ingin menjelaskan dan membangun pemahaman tentang hal ini dalam serangkaian pembicaraan dengan topik ini. Juga, kami ingin menyebutkan sesuatu untuk membantu kalian lebih memahami. Mereka mungkin berkata, "Setiap orang adalah wali," atau, "Setiap mu'min pastilah seorang wali." Jadi siapakah yang merupakan Wali Allah?

Dalam hadits, dikatakan bahwa seseorang mungkin bangkrut akibat perbuatan buruknya, meskipun ia telah mengerjakan salat dan puasa. Jadi kita perlu menetapkan apa yang dimaksud, apakah buku terbaik atau paling banyak dibaca setelah Al-Qur'an? Dari buku sihah para wali. Kitab Hadist Imam Muhammad Ismail Bukhari (ra), atau biasa disebut Kitab Hadist Sahih al-Bukhari adalah buku yang terbanyak dibaca setelah Kitab Suci Al-Quran.

Setiap hadits yang ia temukan dan ia tulis, pertama Imam Bukhari ra akan memverifikasi terlebih dahulu hadist itu,
ia tidak akan menulis hadits dibukunya sampai ia salat istikhara terlebih dahulu,  bahkan jika perlu ia akan melakukan perjalanan ratusan kilometer untuk

mendapatkan hadits dari seseorang. Lalu ia tidur dan akan mendapatkan jawabannya melalui mimpi bertemu Rasulullah saw. Proses ini dilakukan oleh semua Awliya dan Ulama Besar Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah dan bahkan Ulama Wahhabi, bahwa ia akan melihat dan bermimpi Nabi (saw), yang akan mengkonfirmasi tentang hadits tersebut (apakah ini hadist shahih atau tidak).

Wajah Nabi (saw) tidak dapat diserupai oleh setan, maka siapapun yang
melihat Nabi (saw) dalam mimpinya maka dia melihatnya dalam kenyataan!
Jadi apapun yang Nabi (saw) katakan kepada seseorang dalam mimpinya, maka itu perkataan yang haqq dan orang itu tidak bisa berbohong. Tak seorang Muslim pun yang melihat Nabi (saw) dan berbohong tentang hal itu, dia berkata, "Aku melihat Nabi (saw)," ketika mereka mengatakan hal ini padahal mereka tidak melihat Nabi saw,  maka dia akan merasa menajdi manusia yang buruk.

Seperti dalam Al-Qur'an, kita melihat bahwa banyak sekali peristiwa dimana Allah (swt) mengirimkan mimpi kepada kita. Kita mengatakannya mimpi, tapi untuk para Nabi itu adalah Wahyu, vision, seperti dalam peristiwa Sayyidina Nabi Ibrahim (as) dan Sayyidina Ismail (as), dan beberapa kisah lainnya. Jadi ketika Awliyaullah melihat sesuatu baik visi atau mimpi, mereka tidak bisa berbohong tentang itu.Setiap wali memiliki jalan yang berbeda satu sama lain. Ada 124.000 Awliyaullah dan masing-masing memiliki cara yang
berbeda, tapi bagi kami, Mawlana adalah Sultan, Sultan ul-Awliya, dan kami dalam jalannya, jalan tol yang besar.

Dahulu salah satu wali, Muhammad al-Talmaysani (q), melihat Nabi Muhammad (saw) dalam mimpi. Syaikh Muhammad Telmaysani (q) telah membaca Dala`il khairat sebanyak 100.000 kali dan kemudian dia melihat Nabi (saw) dalam mimpinya, dan Nabi saw mengatakan kepadanya," Yaa Muhammad Talmaysani! Jika kau membaca salawaat ini, maka itu seperti jika Anda membaca Dala `il khairat sebanyak 800.000 kali!"

Salawat apakah itu?, Itu adalah salawat Sayyidina Ahmad al-Badawi qs:

Allahumma salli wa sallim wa baarik `ala Sayyidina wa Mawlana Muhammadin shajarati 'l-aslin nuraaniyyati wa lam`ati 'l-qabdati 'r-rahmaaniyyati wa afdali 'l-khaliqati 'l-insaaniyyati wa ashrafi 's-surati 'l-jismaaniyyati wa m`adini 'l-asraari 'r-rabbaniyyati wa khazaaini 'l-`ulumi 'l-istifaaiyyati, saahibi 'l-qabdati 'l-asliyya wa'l-bahjati 's-saniyya wa 'r-rutbatil `aliyya, manin darajati 'n-nabiyyuna tahtali waaihi, fahum minhu wa ilayhi, wa salli wa sallim wa baarik `alayhi wa `ala aalihi wa sahbihi `adada maa khalaqta wa razaqta wa amatta wa ahyayta ilaa yawmi tab`athu man afnayta wa sallim tasliman katsira wa 'l-hamdulillahi rabbi 'l-`alamin.

Ketika kita membacanya sekarang, karena salawat itu diberikan kepada Muhammad
al-Talmaysani (ra), dan seolah-olah kita telah membaca Dala `il khairat
sebanyak 100.000 kali.

Dalil ini dari Sayyidina `Ali (r) dan ini adalah dalam buku Nahj al-Mutaqqin," dan ia mengatakan, karena mereka adalah awliyaullah dan didukung oleh apa yang Nabi (saw) katakan kepada mereka, karena mereka melihat dengan bermimpi Nabi (saw) itu berarti mereka melihat dia dan itu kebenaran karena Setan tidak bisa menyerupai 
Nabi saw.

Hadits yang disebutkan itu adalah yaraani, "Kau akan melihat
Aku." Imam Suyuti (ra) berkata, "Itu berarti Anda akan dapat melihat Nabi (saw) di dunya ini. Ini tidak mengacu pada akhirat, karena semua orang akan melihat Nabi (saw) di akhirat nanti".

Ada satu salawat yang disebut Sayyidul Salawat jika kalian membaca salawaat ini tiga kali sehari dan seratus kali pada hari Jumat, maka akan seperti jika Anda telah melakukan salawatnya  semua manusia yang telah diciptakan sejak zaman Nabi Adam as sampai hari kiamat! Berapa banyak manusia yang telah diciptakan? Seberapa besar umat dari Nabi (saw)? Dalam satu mimpi atau vision, Grandsyekh `AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q) berkata bahwa Nabi (saw) berkata kepadanya," Umatku adalah sebanyak 400 miliar orang.
" Itu adalah umat an-Nabi (saw)! Pada abad ini adalah 1,5 miliar muslim. Jika kalian menambahkan mereka semua, dari saat Sayyidina Adam (as) sampai hari
ini, maka akan ada 400 miliar manusia!

Ada sebuah hadits tentang hal itu dimana Nabi (saw) berkata, "umat saya adalah 70.000 kali 70.000 kali 70.000," yang hampir 400 miliar, bertepatan dengan apa yang Grandsyekh Abdullah Faiz (q) katakan. Jadi jika kalian membaca salawaat itu, maka (pahalanya) adalah sejumlah umat yang telah diciptakan, yaitu 400 miliar manusia, seperti Sayyidina
`Ali (ra) berkata," Hal ini adalah jumlah dari semua ciptaan, termasuk jumlah non-Muslim dari zaman Adam (as). Ini adalah jumlah yang sangat besar! Yang mengucapkan salawat ini tiga kali sehari dan seratus kali pada hari Jumat maka dia akan dibangkitkan di hari kiamat bersama dengan Nabi (saw), yang akan mengambil tangannya dan membawanya ketempatnya disurga!

Saya ingin mengetahui sejak lama, karena Grandsyekh Abdullah (q) dan
Mawlana Syekh Nazim (q) memerintahkan kami untuk membaca salawaat ini:
 

`Ala ashraf al-'alamina Sayyidina Muhammad (saw) salawaat
`Ala akmalil-`alamina Sayyidina Muhammad (saw) salawaat,
'Ala afdal'il-` alamina Sayyidina Muhammad (saw) salawaat.

Kepada makhluk yang paling mulia di alam semesta, Sayyidina Muhammad sawKepada makhluk yang paling baik  di alam semesta, Sayyidina Muhammad
sawKepada makhluk yang paling sempurna  di alam semesta, Sayyidina
Muhammad saw

Dan saya telah mencarinya melalui begitu banyak buku dan tidak pernah menemukan hadits Sayyidina `Ali (ra) sampai saya menemukannya didalam buku Nahj al-Mutaqqin:

Salawaatullaahi ta ala wa malaa'ikatihi wa anbiyaaihi wa rusulihi wa jami`i khalqihi` alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad` alaihi wa `alayhimu 's-salaam wa rahmatullaahi wa barakatuh.

Shalawat ALLAH Yang Maha Tinggi dan para
Malaikat, Anbiya dan Mursalin dan seluruh ciptaan-Nya, kepada Muhammad dan
kepada keluarga Muhammad saw, semoga kedamaian dan rahmat ALLAH serta
berkah-Nya diberikan kepadanya dan kepada mereka.

Itu adalah bagian dari salawaat yang disebut Mawlana Syaikh Nazim qs dan disampaikan kepada kami untuk membaca sawalat ini setiap hari atau setelah salat-salat wajib, karena ini memungkinkan kita untuk memegang tangan Nabi Muhammad (saw), yang akan membawa kita ke tempat kita di surga! Saya tidak akan mengatakan lebih dari ini sekarang, seperti Syaikh Muhammad, beliau tidak ingin
berpanjang lebar dan orang akan menjadi lelah. Jadi kita akan melanjutkan besok. Saya akan membaca sebuah hadits sebelum kita akhiri:

'A'isha ra melaporkan bahwa Rasulullah utusan Allah (semoga damai besertanya) mengatakan: Setiap orang dari anak-anak Adam telah diciptakan dengan 360 sendi, dimana setiap sendi memerlukan sedekahnya, jadi dia yang berdzikir dengan kemuliaan Allah, memuji Allah, demikianlah firmanNya, Allah adalah Satu, memuliakan Allah, dan mencari pengampunan dari Allah, dan jika kita menyingkirkan batu, atau duri dari jalan, dan memerintahkan apa yang baik dan melarang dari kejahatan, maka itu semua adalah  sedekah dan dzikir untuk setiap sendi dengan jumlah 360 (sendi) maka dengan itu telah dihapus dirinya dari api neraka. (Sahih Muslim, Buku 005, Nomor 2199)

Wa min Allahi 't-tawfeeq, bi hurmati' l-Habeeb, bi hurmati 'l-Fatihah.

Love of Prophet (saw) Is with Awliyaullah

The Greatness of Prophet (s) Series, Vol 5

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

3 April 2012   Lefke, Cyprus

Suhbah After Zhuhr Salaat

 

A`oodhu billahi min ash-Shaytaani 'r-rajeem. Bismillahi 'r-Rahmaani

'r-Raheem. Nawaytu 'l-arba`een, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah,
nawaytu 'l-`uzlah,nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu 's-sulook, lillahi

ta`ala fee haadha 'l-masjid.

 

أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ

Ati`oollaha wa ati`oo 'r-Rasoola wa ooli 'l-amri minkum.

Obey Allah, obey the Prophet, and obey those in authority among you. (4:59)

I have opened a book here because I heard Mawlana say many times that he wished that all around the world scholars would speak about the
greatness of Sayyidina Muhammad (s), how he is different from everyone
else and has been respected by Allah (swt) and His angels. So I brought this book to mention something from it about the greatness of

Sayyidina Muhammad (s) and how up to today many scholars and awliyaullah from around the world have been respecting and loving him, and encouraging their followers to give more and more love and respect to him (s). And just to say, I am speaking by the order of Mawlana Shaykh Nazim and taking permission from Shaykh Mehmet, who is the

representative of Mawlana Shaykh Nazim.

I will begin by mentioning one hadith that stresses the importance of  love of the Prophet (s). One time a Bedouin came to the Prophet (s)
while he was on the minbar giving khutbah. He came to the door of the masjid and said, "Yaa Muhammad!" You know the desert Bedouins are sometimes rude in the way they talk; their life is hard and they can be
very direct, so he said, "Yaa Muhammad!" he didn't say, "Yaa Rasoolullah!" The Prophet (s) was in Jumu`ah and didn't answer.

Then he asked a second time, "Yaa Muhammad! When is Judgment Day?" And the Prophet (s) didn't answer out of adab to Allah (swt) that this is the Jumu`ah. Then the Bedouin asked the third time, "When is Judgment Day?" Then Jibreel (a) came to the Prophet (s) and said, "Answer him," so Prophet (s) answered him, saying, "What have you prepared for that long journey?"

Life is a journey; you might live ten, fifty or one-hundred years, but what have you prepared for that journey? It is not easy. In another
hadith, when the Prophet (s) asked the Sahaabah (r), "Who is the bankrupt, poor one who has nothing?" The Sahaabah (r) said, "The one who has no money." The Prophet (s) said, "No, the one who has no `amal is poor." And they said, "Even if he fasts and prays?" He said, "Yes, even if he fasts and prays."

The Prophet (s) said: Do you know who the muflis (bankrupt one) is? The muflis from my Ummah is one who comes on the Day of Judgment having
performed prayer, fasting, and giving zakaat. However, along with all of this, he abused this person and slandered that person, ate the wealth of this person and unlawfully spilled the blood of that person.

These people will take from his good deeds. If, however, his good deeds
become exhausted, then their sins will be put upon him and he will be thrown into the Fire.(Muslim)

So being "bankrupt" is due to many incidents that happen in our life
and instead of covering them, we are exposing them. We may hear something and it might be a mistake, but we bring down the respect of that man or woman. So the Prophet (s) taught us to always have good intentions, good thoughts, and to look more at the positive, not at the
negative. If that person has mistakes, look to see is he more positive
and if he is, cover the mistake and overlook it.

So the Prophet (s) asked that Bedouin, "O `Arabee! Did you pray and fast? Did you not spread false rumors and backbite people? Did you prepare to be a good and lovable person? Did you audit and check yourself before checking others?"

Let us check ourselves before we check others to see are we on the right path or wrong path. Alhamdulillah, we are on the right path of Mawlana Shaykh Nazim and we are following him, may Allah (swt) support him and give him health and honor him and show his power in front of the Prophet (s)! But that does not mean we have to refrain from what

has to be said, not in the way of complaining and putting someone in the corner, but rather in the way of giving good advice. So let us audit ourselves before we complain about our brothers and sisters. That applies to all of us, to you and to me.

There is only one who is perfect: the Prophet (s)! Allah (swt) has protected Sayyidina Muhammad (s) and all other Prophets, as they are ma`soom, infallible. Although the brothers of Sayyidina Yusuf (a) who were also Prophets put him in the well, still they are ma`soom;
they were drawn to do those acts to show the greatness of Sayyidina Yusuf (a). Similarly, for Sahaabah (r), of whom we don't speak badly, or
for great Shuyookh, for whom respect is to respect their followers, we must also respect each other. To love Mawlana Shaykh Nazim is easy, but we also have to love each other.

So that hadith of the Arab coming from the desert is important. The Prophet (s) asked him, "What have you prepared?" He had not prepared anything, so he said, "I love you, yaa  Rasoolullah!" The word "love" in Arabic is "hubb." Many people speak about hubb; they say,

"love, love, love." You might love a girl more than your father and mother. Is that love? Where is your father and your mother (in that love)? Or you might love your son more than yourself; is that real love?

Hubb consists of two letters, "haa," which represents "hayaat," life and the beauty of life, in loving Allah (swt) and His Prophet (s) and the Sahaabah (r). "Baa" represents "baqa," which means "existence that never disappears." Therefore, "hubb" also means "life" and "existence."  When you reach fanaa`, the state of complete annihilation in the Divine
Presence of Allah (swt), the Prophet (s) and in the Shaykh, that will take you to baqa. When you annihilate, your Shaykh takes you to real existence and that makes you like a spotlight, a magnet that attracts people. That is hubb:  fanaa` and baqa. When you love someone you annihilate in them and even if he kicks you out from the door, you come
in again from the window. Grandshaykh (q) said many times, "If I kick you from the door, come from the window. If I kick you from the window, come from the ceiling!"

Don't have bad feelings about the Shaykh, who is a mirror. When you look in the mirror it reflects your character. The Shaykh also has representatives and they are like him, so when you look at them you see
your own character, not the representative's character. That is your own character you are seeing there.

المؤمن مرآة أخيه

Al-mu'min mirraat akheehi.

The believer is the mirror of his brother (or sister).

You don't see him, you see yourself, so you are seeing your own characters. When you see his good character it means yours is good, and if you see his bad character then yours is bad, and it might not be one-to-one, as always Shaytan might play with the mirror to give
you a bad feeling about that person. Therefore, we must always say "astaghfirullah." When the Bedouin asked, "When is Judgment Day?" the Prophet (s) said, "What did you prepare for that?

Did you audit yourself?" We counted seventeen major categories of bad manners when we
look at the self. Some of them are stinginess, pride, anger, love of dunya, and you need to get rid of them. These obstacles are in front of
you and yet you claim you love. Actually, you don't love, you have pain. And the Bedouin said from a real heart, "I love you with my life! I give my life to you, yaa Muhammad!" How many times did the Sahaabah (r)

say, "I give my life to you, yaa Muhammad, and the life of my father and
mother!" That is real love. At that time they will reach baqa, existence in the Divine Presence, not to disappear. So the love of the Prophet (s) is with awliyaullah, and we want to establish this while I am here because I will make this a series of talks.

Also, we want to mention something to help us better understand. They
might say, "Everyone is a wali," or, "Every mu'min is a wali." So who is a wali? In that hadith, it is said that a person might be bankrupt of
deeds even if he prays and fasts. So we need to establish what is meant
by "wali." What is the best or most-read book after the Holy Qur'an, from the sihah books? Is it not the book of Imam Muhammad Isma`eel

Bukhari (r), the Sahih al-Bukhari?

Every hadith he found, first he verified it; he didn't write the hadith until he made istikhara, even if he travelled hundreds of miles to get that hadith. Then he slept and would get the answer. This process is established by all scholars, Ahl as-Sunnah wa 'l-Jama'ah and even

Wahhabis, that he would see a dream of the Prophet (s), who would confirm that hadith. The form of the Prophet (s) cannot be taken by Shaytan, so whoever saw the Prophet (s) in a dream saw him in reality and will see him in reality!

So whatever the Prophet (s) said to someone in a dream, that is haqq and that person cannot lie. No Muslim can see the Prophet (s) and lie about it, saying, "I saw the Prophet

(s)," although they didn't, because he would feel bad. As in the Holy Qur'an, we see that many times where Allah (swt) sent dreams. We say "dream," but for the Prophets it is a vision as in the case of Sayyidina Ibrahim (a) and Sayyidina Isma`eel (a), and so on.

So when awliyaullah see something by vision or dreams, they cannot lie about that. Each wali has different highways. There are 124,000 awliyaullah and each one has a different way, but for us, Mawlana is our
Sultan, Sultan ul-Awliya, and we are on his way, a big highway. Long ago, one wali, Muhammad al-Talmaysani (q), saw the Prophet (s) in a

dream. Shaykh Muhammad Telmaysani (q) had read Dala`il al-Khayrat 100,000 times and then he saw the Prophet (s) in the dream, saying to him, "Yaa Muhammad! If you read this salawaat, it will be as if you read Dala`il al-Khayrat 800,000 times!" It is the recitation of

Sayyidina Ahmad al-Badawi:

Allahumma salli wa sallim wa baarik `ala Sayyidina wa Mawlana Muhammadin shajarati 'l-aslin nooraaniyyati wa lam`ati 'l-qabdati 'r-rahmaaniyyati wa afdali 'l-khaleeqati 'l-insaaniyyati wa ashrafi 's-soorati 'l-jismaaniyyati wa m`adini 'l-asraari 'r-rabbaniyyati wa khazaaini 'l-`uloomi 'l-istifaaiyyati, saahibi 'l-qabdati 'l-asliyya wa 'l-bahjati 's-saniyya wa 'r-rutbatil `aliyya, manin darajati 'n-nabiyyoona tahtali waaihi, fahum minhu wa ilayhi, wa

salli wa sallim wa baarik `alayhi wa `ala aalihi wa sahbihi `adada maa khalaqta wa razaqta wa amatta wa ahyayta ilaa yawmi tab`athu man afnayta wa sallim tasleeman katheera wa 'l-hamdulillahi rabbi 'l-`alameen.

We just read it now as it was given to Muhammad al-Talmaysani (r), and it is as if we read Dala`il al-Khayrat 100,000 times. The daleel is from Sayyidina `Ali (r) and this is in the book Nahj al-Mutaqqeen," and it says, because they are awliyaullah and it is
established by what the Prophet (s) said to them, as they see dream of
the Prophet (s) it means they saw him correctly because Shaytan cannot
imitate the Prophet's image. The hadith mentioned, sa yaraanee, "You will see me." Imam Suyuti (r) said, "That means you will Prophet (s) him
in dunya. It would not refer to akhira, because  everyone will see the

Prophet (s) in akhirah."

Also, if you recite that salawaat three times daily and one-hundred times on Jumu`ah, it will be as if you have performed the worship of all human beings since the time they were created up to Judgment Day! How many human beings are there? How big is the ummah of

the Prophet (s)? In one dream or vision, Grandshaykh `AbdAllah al-Fa'iz
ad-Daghestani (q) said that the Prophet (s) said to him, "My ummah is 400 billion people." That is ummat an-Nabi (s)! In this century it is 1.5 billion. If you add them all up, from the time of Sayyidina Adam (a) to today, it is 400 billion! There is a hadith  about  that where

the Prophet (s) said, "My ummah is 70,000 times 70,000 times 70,000," which is nearly 400 billion, coinciding with what Grandshaykh Abdullah Faiz (q) said.

So if you read that salawaat, (the reward) is on the number of the ummah, which is 400 billion, as Sayyidina `Ali (r) said, "It is on the number of all Creation, including the number of non-Muslims, from the time of Adam (a)." It is a huge number! Who recites this three times a day and one-hundred times on the day of Jumu`ah will be raised on Judgment Day with the Prophet (s), who will take his hand until he takes him to his place in Paradise!

I was curious since a long time ago, because Grandshaykh (q) and Mawlana Shaykh Nazim (q) ordered us to read a salawaat: `ala ashraf al-`alameena Sayyidina Muhammad (s) salawaat,  `ala akmalil-`alameena Sayyidina Muhammad salawaat, `ala afdal'il-`alameena Sayyidina Muhammad
(s) salawaat. And I looked through many books and never found that hadith of Sayyidina `Ali (r) until I found it in Nahj al-Mutaqqeen:

Salawaatullaahi wa malaa'ikatihi wa anbiyaaihi wa rusoolihi wa jami`ee khalqihi `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad `alayhi wa `alayhimu 's-salaam wa rahmatullaahi wa barakatuh.

Blessings of Allah Almighty, of His Angels, of His Prophets, of His Messengers, and all Creation be upon Muhammad and the family of Muhammad; may the Peace and Mercy of Allah Almighty and His Blessings be upon upon him and upon them.

That is part of the salawaat that Mawlana told us to recite every day or after each prayer, because this allows us to take the hands of the Prophet (s), who will take us into our place in Paradise! I will not say more than this now, as Shaykh Muhammad does not want to make it long and people will get tired. So we will continue
on that tomorrow. I will read that hadith before we end:

'A'isha reported Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying: Every one of the children of Adam has been created with
360 joints; so he who declares the Glory of Allah, praises Allah, declares Allah to be One, Glorifies Allah, and seeks forgiveness from

Allah, and removes a stone, thorn or a bone from people's path, and enjoins what is good and forbids from evil, to the number of those 360 (joints) will walk that day having removed himself from Hell.  (Sahih Muslim, Book 005, Number 2199)

Wa min Allahi 't-tawfeeq, bi hurmati 'l-habeeb, bi hurmati 'l-Fatihah. 

http://www.sufilive.com/rnd.cfm?m=4220

© Copyright 2012 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected

by international copyright law. Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: