Hari Kiamat, Waktu Demi Waktu!
sumber dari http://www.jkmhal.
Mari kita hidup bersama kiamat, waktu demi waktu. Atau kita bayangkan
beberapa situasi. Saya tidak bisa menjelaskan semua agar rasa takut
bersemi di ladang hati. Ketika saya mencari faktor yang paling efektif
mengerakkan rasa takut di hati, ternyata saya menemukan "mengingat
hari kiamat" ini sebagai faktor yang paling tepat.
Allah berfirman, "Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu; sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar
(dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya
dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil, dan kamu lihat
manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk,
akan tetapi azab Allah itu sangat keras." (Al-Hajj: 1¬2).
Apakah kita takut kepada Allah saat mendengar ayat ini, ataukah tidak?
Apakah kita tetap bermaksiat, ataukah tidak?
Bacalah firman Allah, "Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat
berbicara (pada hari itu). Dan tidak diizinkan kepada mereka minta
uzur sehingga mereka (dapat) minta uzur." (Al¬Mursalat: 35-36).
Kita tidak bisa beralasan, karena telah habis waktu beralasan. Kita
memang bisa beralasan di dunia, dulu kita bisa bertaubat kapan saja,
maka siapa saja yang ingin bertaubat sekarang, maka ia bisa bertaubat.
Adapun di akherat, "Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara
(pada hari itu). Dan tidak diizinkan kepada mereka minta uzur sehingga
mereka (dapat) minta uzur."
Renungkanlah juga firman Allah berikut: "Pada hari ketika tiap-tiap
diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga)
kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia
dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu
terhadap diri (siksa) -Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada
hamba¬-hamba-
Dan: "Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf,
mereka fidak berkata-kata, kecuali siapa yang diberi izin kepadanya
oleh Rabb Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
Itulah hari yang pasti terjadi, Maka barangsiapa yang menghendakai,
niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Rabbnya." ( An-Naba' : 38-39).
Perhatikanlah! Ketakutan para malaikat yang jelas-jelas tidak pernah
bermaksiat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka.
Jika malaikat berdiri berbaris rapi dan tidak mampu berbicara, lalu
apa yang akan kita lakukan?
Allah berfirman, "Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya. Dari
ibu dan bapaknya. " (Abasa: 34-35)
"Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
" (An-N azi'at : 34-35)
Ingatkah kebohongan yang kita lakukan? Ingatkah ghibah yang kita
ucapkan? Di saat itulah kita berkata, "Sekarang saya akan ditanya dosa
yang kusembunyikan pada manusia. " Pada hari (ketika) manusia teringat
akan apa yang telah dikerjakannya.
Allah SWT, berfirman, "(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari
kubur), tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi
Allah. (Lalu Allah berfirman),'
ini.' Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Al-Mu'min : 16).
Ke mana kita akan bersembunyi sekarang?! "Pada hari yang di waktu itu
ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram.
Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka
dikatakan),'
rasakanlah azab disebabkun kekafiranmu itu'. Adapun orang-orang yang
putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga);
mereka kekal di dalamnya." (Ali Imran : 106-107).
Apakah kita takut pada hari itu atau justru bersikap masa bodoh?
Apakah kita lupa kalau kita akan menyaksikan dan berdiri kaku di hari
itu? Apakah kita telah siap menghadapi hari itu? Di mana takut kita
kepada Allah? Apakah hati kita tetap tak mampu takut kepada Allah
dengan meninggalkan maksiat untuk menghadapi hari itu?
Nabi bersabda, "Bagaimana keadaan kalian kelak, jika Allah
mengumpulkan kalian seperti Dia mengumpulkan panah-panah dalam tabung
selama lima puluh ribu tahun, lalu Allah tidak melihat pada kalian."
(HR. Al-Hakim).
Pemberhentian di hari kiamat selama lima puluh ribu tahun. Di sana
kita tidak makan dan minum... lalu apa yang akan kita kerjakan?
Bagaimana keadaan kita? Bagaimana perasaan kita? Apa yang kita lakukan?
Nabi bersabda, "Kalian akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan
tak beralas kaki." Aisyah bertanya, "Lelaki dan wanita melihat satu
sama lain?". Beliau menjawab, "Perkara hari itu lebih dahsyat dari apa
yang menjadikan mereka merasa sedih itu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Setiap orang tidak akan mampu melihat kepada yang lain. Mereka akan
mengatakan, "Diriku, diriku!". Setiap orang merasa takut dan gelisah.
Tidakkah kita takut dengan hari itu?
Nabi bersabda, "Pada hari itu manusia dikumpulkan dalam tiga
golongan-golongan yang berjalan kaki, golongan yang berkendaraan dan
golongan yang berjalan dengan muka mereka." Beliau ditanya, "Wahai
Rasul, bagaimana mereka berjalan dengan muka?" Beliau menjawab,
"(Allah) Zat yang memperjalankan mereka dengan kaki-kaki mereka akan
menjalankan mereka dengan muka-muka mereka. Sedangkan mereka (yang
diperjalankan dengan kaki-kaki mereka), adalah orang-orang yang
menjaga wajah mereka dari kesulitan dan duri." (HR. At-Turmudzi dan
Imam Ahmad).
Tidakkah kita membaca firman Allah, "Orang-orang yang dihimpunkan ke
neraka jahannam dengan diseret mukanya, mereka itulah orang-orang yang
paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya." (Al-Furqan: 34).
Lalu Allah berfirman, "Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari
kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan
pekak...... (Al-Isra': 97)
Sekarang, mungkin kita merasa takut, tetapi saya ulangi bahwa tujuan
saya bukan menakuti anda, sehingga anda akan mengatakan, `Aku akan
lari, aku takut, aku tidak mau." Tapi tujuan saya agar kita
mengatakan, "Sekarang aku akan menghadap Tuhanku."
Maukah kita khusyuk dan takut kepada Allah. Dengarkanlah, jika kita
beriman dan takut kepada Allah, maka Dia akan memberikan pahala. Nabi
bersabda, "Sesungguhnya hari kiamat itu melewati orang mukmin seperti
dua rekaat yang ia lakukan dalam shalat."
Perhatikanlah sisi rahmat yang besar setelah kita mendengar sisi yang
menakutkan.
Apakah kita takut, ataukah tidak?
Kita merasa takut karena Dia Ar-Rahim (Maha Pengasih). Kita merasa
takut karena hari itu seperti dua rekaat yang ringan bagi seorang mukmin.
Allah berkata kepada orang mukmin pada hari kiamat, "Wahai
hamba-hamba-
tiada merasa sedih." Ketakutan bagi orang mukmin pada hari itu diganti
dengan ketakutan mereka di dunia.
Kita takut kepada Allah, ataukah tidak?
Kita berganti ke episode lain di hari kiamat, saat matahari mendekat
ke kepala. Jarak matahari dari kita sekarang ini adalah sembilan puluh
tiga juta mil. Dan Nabi bersabda, "Matahari akan didekatkan pada
kepala manusia hingga tinggal satu mil."
Satu mil! Jika jarak matahari dari kita sembilan puluh tiga juta mil,
dan kita merasa kepanasan. Lalu apa yang terjadi, ketika antara kita
dan matahari hanya tinggal jarak satu mil?
Kita takut kepada Allah, ataukah tidak?
Apa keuntungan kebohongan yang terucap dari mulut kita? Apa keuntungan
dari pandangan haram mata kita? Apa keuntungan berkawan? Apa
keuntungan membiarkan bagian tubuh kita terbuka tanpa hijab? Apa
keuntungan kita memakan harta haram? Apa keuntungan durhaka kepada
orang-tua? Tatkala kita berdiri tegak dan matahari begitu dekat dengan
kepala kita! Tidakkah kita takut kepada Allah?
Saudaraku tercinta, lupakah kita kalau hari itu adalah hari yang
hakiki? Allah berfirman, "Itulah hari yang pasti terjadi.....
An-Naba' : 39)
Matahari didekatkan pada kepala. Nabi bersabda, "Manusia akan
berkeringat sesuai kadar amal mereka. Di antara mereka ada yang
berkeringat sampai kedua mata kaki mereka, ada yang sampai kedua lutut
mereka, ada yang sampai pusar mereka, ada yang sampai punggung, ada
yang berenang, dan ada yang sampai tenggelam. " (HR. Muslim,
At-Tirmidzi dan Imam Ahmad).
Kata "yuljimuhu" merupakan pecahan dari kata "lijaam", artinya tali
kekang pada kuda. Perhatikan pilihan kata Rasul SAW, yang teliti
itu... air telah sampai ke mulut. Lima puluh ribu tahun merasakan bau
busuk dan keringat yang bercucuran. Karena air itu telah sampai ke
bibirnya, maka ia tidak mampu membuka mulutnya, maka jadilah keringat
itu seperti tali kekang.
Bisakah kita menanggung hari ini? Apakah kita sudah takut kepada
Allah? Apakah kita telah tersadar dari kelalaian atau belum? Karena
saya ingin kita "merasa takut", bukan "ketakutan", maka perhatikanlah
kalau kita seorang mukmin dan takut kepada Allah di dunia.
Nabi bersabda, "Tujuh orang yang Allah menaungi mereka di bawah
naungan-Nya di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Hari itu seperti dua rekaat ringan bagi seorang mukmin, dan mereka
berdiri di bawah naungan, bukan sekadar di bawah pohon. Tidak...
tetapi bawah naungan Allah di saat tidak ada naungan kecuali naungan
Allah.
Siapa mereka itu? Demi Allah, wahai saudaraku, jika kita mau memilih
satu dan mengapai itu tentu mudah.
Nabi SAW, bersabda, "...Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam
ketaatan kepada Allah; laki-¬laki yang hatinya terpaut dengan masjid;
dua orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu karena Allah dan
berpisah juga karena-Nya; laki-laki yang diajak (melakukan perzinaan)
seorang wanita yang cantik lagi terhormat, lalu ia mengatakan, aku
takut kepada Allah,; laki-laki yang bersedekah secara
sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tahu keadaan tangan
kanannya; dan laki-laki yang mengingat Allah dalam kesendirian
sehingga air matanya bercucuran." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kesendirian ini bukan berarti kesendirian yang kita pahami selama ini.
Tetapi itu adalah menyendiri bersama Allah. Ya, bersama Allah di
antara ratusan juta manusia.
Saya tidak bermaksud menakut-nakuti pembaca. Ketika saya mengatakan,
"Bayangkan sesuatu yang ada di hari kiamat" maka saya mengetahui kalau
kita akan merasa takut, namun saya ingin kita membungkus ketakutan ini
dengan cinta, maka saya katakan, "Ingatlah! Kalau kita takut kepada
Allah di dunia, apa yang akan Allah berikan kepada kita?"
Bayangkanlah, wahai saudaraku tercinta, pemberhentian ini. Kita belum
mulai dihisab, tetapi kita sudah dalam keadaan tak beralas kaki,
telanjang, berdiri, berjalan, menaiki kendaraan, atau berjalan dengan
wajah. Matahari di atas kita, kita berenang dalam air keringat kita
selama lima puluh ribu tahun. Selama itu kita tidak makan atau minum.
Bayangkan, kehausan! Bayangkan, kita akan merasa kehausan selama lima
puluh ribu tahun, dan tak seorang pun yang akan bertanya atau
berbicara pada kita. Di sana tiada setetes air pun. Maka ketika Imam
Asy-Syafi'I rahimahullah meminum air zam-zam, ia berkata, "Aku minum
air zam-zam untuk menghindari kehausan di hari kiamat."
Di mana rasa takut kita kepada Allah pada hari kita berhadapan
dengan-Nya, sedang kita memakan barang haram dan meminum minuman
haram? Di manakah silaturahmi yang terputus pada hari itu? Siapa yang
akan menolong kita?
Kalau kita takut kepada Allah di dunia, maka Nabi akan datang pada
kita, ia akan mencari kita, dan bukan kita yang akan mencarinya. la
akan berkata, "Di mana Fulan dari umatku? Kemarilah, aku akan memberi
minum dari telagaku."
Jika kita meminum air dari tangan beliau, maka kita tidak akan
kehausan. Siapa yang mengatakan kita akan berdiri di lautan keringat
pada hari kiamat? Siapa yang bilang kita akan kehausan? Di sana kita
adalah orang yang sejak hari pertama langsung disapa oleh Rasul
"Kemarilah, wahai Fulan, kau yang mengikuti sunnahku tetapi kau belum
melihatku; Kemarilah, wahai Fulan, kau yang takut kepada Allah, hatimu
penuh dengan cinta kepada Allah, dan kau tinggalkan kata-kata haram,
pandangan haram dan pakaian haram; Kemarilah dan minum dari tanganku
yang mulia yang menjadikan kau tidak akan pernah haus selamanya."
Di setiap peristiwa yang menakutkan pada hari kiamat pasti terdapat
rahmat. Sekarang apakah kita tahu makna firman Allah: "(Yaitu) orang
yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan
(olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat. " (Qaf : 33).
Tidakkah kita tahu makna ayat ini? Apakah pembaca tahu besarnya rahmat
Allah kepada kita?
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar