Sejumlah Persoalan Penting
sumber dari http://www.jkmhal.
Di bawah ini ada sejumlah persoalan penting yang sebagiannya di
lontarkan setan kepada orang muslim dalam rangka melupakannya kepada
Allah dan shalat sebagaimana firman Allah SWT.,
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
diantara kamu dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu)." (QS. Al-Maidah: 90-91)
A. Ada orang berkata, " Selama hati masih bersih maka tidak perlu lagi
untuk shalat. Yang penting adalah hati, sambil menunjuk kedadanya dan
berkata, "Ketakwaan itu tempatnya disini." Sambil beralasan bahwa amal
itu tergantung niatnya.
Pernyataan diatas tidak dapat dibenarkan dengan melihat sejumlah hal
berikut:
1. Allah SWT., telah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal salih
" (QS. Al-Baqarah: 277). Ayat ini menunjukkan bahwa
iman itu harus dibuktikan dengan ucapan dan perbuatan (amal).
2. Nabi mengatakan bahwa ketakwaan itu tempatnya disini (di hati)
adalah Nabi yang menyuruh untuk melaksanakan shalat yaitu Nabi
Muhammad SAW.
3. Orang yang mencermati sabda Nabi SAW dalam hadits sahih yang
berbunyi, "Seluruh amal itu tergantung niatnya" akan menemukan arti
sebenarnya dari hadits itu adlah adanya amal dan niat. Setiap amal
ibadah tidak akan diterima kecuali memenuhi dua persyaratan berikut:
PERTAMA, secara lahiriah perbuatan itu sesuai dengan (praktek) sunnah
Nabi seperti salat lohor yang harus dilaksanakan dengan empat rakaat,
tidak boleh lebih dan kurang. KEDUA, amal ini harus diniatkan demi
mencapai ridha Allah seperti shalat yang harus diniatkan karena Allah,
dan bukan karena riya (ingin dilihat orang lain). Hal ini karena
firman Allah SWT yang berbunyi: "Supaya Dia menguji kamu, siapakah di
antara kamu yang amalnya paling baik". (QS. Al-Mulk: 2)
Fudhail mengatakan bahwa maksud amal paling baik adalah amal yang
paling benar dan ikhlas. Menurutnya, amal ibadah yang dilakukan dengan
ikhlas namun tidak benar tidak akan diterima. Begitu pula dengan amal
ibadah yang dilakukan dengan benar namun tidak ikhlas juga tidak akan
diterima. Amal ibadah hanya akan diterima bila sudah memadukan unsur
kebenaran dan keikhlasan. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa amal yang
ikhlas adalah yang dilakukan hanya karena Allah semata, sedangkan amal
yang benar adalah yang dilakukan dengan sunah Nabi. Dalam hal ini
Allah SWT berfirman: "Siapa yang mengharap akan menemui Tuhannya,
hendaklah ia beramal salih dan tidak mempersekutukan Tuhannya dengan
apa pun juga" (QS. Al-Kahfi: 110)
Dengan demikian apakah seseorang yang tidak shalat mengatakan bahwa
makan itu cukup diniatkan saja tanpa usaha makan apapun, sebagaimana
halnya mengatakan bahwa amal itu cukup diniatkan tanpa usaha melakukan
shalat?
Ibn Mas'ud pernah mengatakan: "Tak ada guna perkataan tanpa perbuatan.
Dan tak ada guna perkataan dan perbuatan tanpa adanya niat. Tak ada
guna perkataan, perbuatan, dan niat bila tidak sesuai dengan sunnah."
B. Ada orang berkata bahwa bekerja juga termasuk dalam ibadah,
sehingga shalat dianggapnya tidak terlalu penting.
Untuk menjawab hal ini perlu disadari bahwa pada prinsipnya amal
perbuatan manusia tidak akan diberi pahala kecuali setelah ia
melaksanakan shalat. Jadi misalkan ia telah membangun masjid di setiap
tempat dan menyumbang banyak uang kepada setiap muslim, tapi tak ada
pahala dalam hal itu, kecuali setelah ia menunaikan kewajiban
shalatnya. Ini didasarkan kepada sabda Nabi SAW., "Amal ibadah
seseorang yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Jika shalatnya benar, ia akan beruntung dan bahagia, jika
tidak maka, ia akan gagal dan merugi" (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)
Perlu diketahui bahwa usai menunaikan shalatnya, seorang muslim akan
diberi pahala, terutama yang dilakukan karena Allah semata, termasuk
kepada hubungan suami isteri. Ini didasarkan pada sabda Nabi SAW,
"...dan ada sedekah pada kemaluan seseorang dari kalian." Para sahabat
bertanya, "Ya Rasulullah, Apakah orang yang menyalurkan sahwatnya akan
mendapat pahala? Beliau balik bertanya, "Bagaimana pendapat kalian
kalau ia menyalurkannya syahwatnya pada hal yang haram, bukankah ia
akan menerima dosa? Demikian pula jika ia menyalurkannya kepada
sesuatu yang halal, maka apa pahala baginya". (HR Muslim).
Pada saat terdengar azan, anda kadang berkata kepada seseorang, "Ayo,
kita shalat!" Lalu ia menimpali ajakanmu dengan mengatakan bahwa
bekerja juga ibadah. Lalu tanpa sadar ia bercerita kepadamu bahwa
Rasulullah SAW pernah masuk ke masjid yang didalamnya beliau lihat ada
seorang lelaki tengah duduk-duduk saja. Beliau bertanya, "Siapakah
yang menghidupimu.
darimu," sahut beliau.
Terus terang hadits ini palsu. Rasulullah SAW tidak pernah mengucapkan
hal seperti ini. Dalam kitab Riyadhus Shalihin pada topic bahasan
tentang keyakinan, dan tawakal diceritakan dari Anas bahwa pada zaman
Nabi SAW. ada dua orang bersaudara dimana yang satu mendatangi Nabi
SAW. sementara yang satunya lagi bekerja. Kemudian yang bekerja tadi
mengeluhkan saudaranya kepada beliau. Beliau mengatakan, "Bisa jadi
kamu diberi rizki lantaran ada ia (saudaranya)
Karena itu usahakan untuk tidak terlambat sedetikpun melaksanakan
shalat. Kehidupan dunia adalah fana. Manusia hanya akan menjadi kaya
dengan ketaatan, dan akan menjadi miskin dengan kejahatan. Ada yang
menuturkan bahwa orang yang bisa merasakan kehadiran Allah SWT tidak
akan merasakan kehilangan apa pun, sedangkan yang tidak merasakan
kehadiranNya, tidak memperoleh apa-apa. Rasa kebersamaan dengan Allah
akan merasa paling kaya kendati hanya punya sepotong roti. Sedangkan
rasa jauh dari Allah akan membuatnya merasa paling miskin meski hidup
dalam keadaan serba berkecukupan. Orang harus ingat ucapan kubur
setelah pemakaman, "Hai manusia, aku ini adalah tempat yang sepi,
gelap, terisolir, dan tempat bagi hidupnya belatung. Aku akan
mengasihani orang yang datang dengan membawa bekal ketaatan. Dan akan
menyiksa orang yang datang membawa bekal kejahatan."
Kalau kamu belum bisa melaksanakan shalat sesegera mungkin maka
usahakan bersegera meraih kebaikan dan sujudlah kepada Allah Sang
Pemilik bumi dan seluruh langit . Kalau belum hapal ayat-ayat
Al-Qur'an, kamu bisa shalat dengan membaca Al-Fatihah saja. Pada
tahap-tahap awal kamu juga tidak disyaratkan untuk bisa membaca
tasyahhud. Kamu juga bisa melakukan shalat-shalat yang wajib terlebih
dahulu, setelah itu barulah kamu menunaikan shalat sunnah.
Lalu kalau kamu tidak ingat jumlah rakaat masing-masing shalat wajib,
maka cukup diingat, yaitu dua rakaat sebelum terbit matahari adalah
subuh. Di kala mentari akan tenggelam kamun kerjakan tiga raka'at
yaitu shalat maghrib. Dan sisanya adalah lohor, asar dan isya
masing-masing berjumlah empat raka'at.
C. Ada yang menuturkan bahwa si A sering melakukan shalat tapi
kelakuannya kurang baik.
Perlu disadari bahwa orang yang dijadikan hujatan atas Islam adalah
Nabi SAW saja, sebagaimana Allah SWT berfirman: "Dan laksanakanlah
apa-apa yang di perintahkan Rasul (Muhammad) kepadamu dan
tinggalkanlah apa-apa yang dilarangnya"
Walau orang ini telah menjelekkan citra Islam dengan kelakuannya yang
tidak baik tapi suatu saat nanti shalatnya akan bisa menghindarkan
dirinya dari kelakuan yang tidak baik tersebut. Ada satu riwayat yang
menceritakan bahwa Nabi SAW., kedatangan seseorang. Ia bercerita: "Si
Fulan orangnya rajin shalat malam, akan tetapi ia suka mencuri siang
harinya." Beliau menjawab: "Satu saat shalatnya akan menghindarkan dia
dari perbuatannya"
hadits ini dalam Misykatul Mashabih.
D. Ada orang mengatakan bahwa si A orangnya rajin shalat tapi hidupnya
susah. Ia tidak punya banyak harta, mobil dan real estet. Berbeda
dengan si B yang kendati tidak shalat tapi Allah memberinya banyak rizki.
Perlu disadari bahwa kemurahan Allah bukan merupakan bukti kecintaan
Allah terhadapnya, sebagaimana susahnya rezeki tidak bisa dijadikan
alasan bahwa Dia membencinya.
Ibn Qayyim mengatakan: "Allah lebih tahu mereka yang pantas dan tidak
pantas mendapatkan karunia dan keistimewaan. Dia memberi dan tidak
memberi berdasarkan kebijakanNya. Kalau penderitaan hidup ternyata
bisa membuat orang merasa butuh kepada Allah, tunduk, dan memujiNya
maka penderitaanya berubah menjadi kemurahan. Sedangkan orang yang
lupa daratan akibat kenikmatan hidup, maka kenikmatannya berubah
menjadi penderitaan. Semua hal yang bisa melupakan Allah merupakan
siksaan baginya, sedangkan yang membuatnya kembali ke jalanNya
merupakan rahmat baginya."
Dalam Musnad Ahmad, Nabi SAW., bersabda: "Allah membagi tingkatan
akhlak kalian seperti halnya membagi tingkatan rizeki. Dia memberi
dunia kepada orang yang disuka dan yang tidak disuka. Namun petunjuk
agama hanya diberikan kepada orang yang Dia cintai. Jadi orang yang
telah diberi petunjuk agama berarti Allah cinta kepadanya." Allah SWT
berfirman: "Apakah mereka mengira bahwa harta benda dan anak-anak yang
Kami berikan kepada mereka menunjukkan bahwa Kami mempercepat kebaikan
bagi mereka? Tidak. Mereka tidak menyadari hal ini" (QS. Al-Mu'minun:
56-57).
E. Bersikaplah waspada terhadap rayuan Iblis. Kalau seseorang mulai
menghadap Allah, khususnya dalam shalat, kadang Allah megujinya dengan
satu cobaan sehingga syetan menghampirinya dan berkata: "Saat kamu
mulai shalat, justru kamu ditimpa cobaan di mana-mana. Sebab Iblis
merayunya untuk meninggalkan shalat."
Ketahuilah bahwa cobaan ini sebenarnya hadiah dalam bentuk cobaan.
Dalam sebuah atsar disebutkan: "Aku menguji mereka dengan cobaan dalam
rangka membersihkan segala dosa dan aibnya." Disebutkan pula, Aku
menguji sebagian hamba-hambaKu karena, Aku suka kalau mereka
mengatakan: `Ya Rabbi! (Wahai Tuhanku).'"
F. Kadang ada orang mengatakan bahwa dirinya sudah siap untuk
melaksanakan shalat tapi masih malu untuk menanyakan tata caranya.
Harus disadari olehmu bahwa agama akan hilang di antara rasa malu dan
sombong. Apakah kamu lebih baik ketimbang Nabi SAW? Beliau diajarkan
tata cara shalat oleh Malaikat Jibril as., pada permulaan
diwajibkannya shalat.
G. Ada lagi orang berkata, "Saya paham tata cara shalat sendirian,
namun tidak tahu tata cara shalat berjamaah, dan saya juga takut kalau
nanti ditertawakan orang."
Dengan izin Allah, orang pasti tak akan ada yang akan menertawakanmu.
Kalaupun ada maka hal ini tidak akan sebanding ketika seluruh manusia
menertawakan seseorang pada hari kiamat kalau ia calon ahli neraka.
Ada lagi hal yang lebih memalukan dari itu yaitu ketika dibongkarnya
semua skandal jelek di hadapan Allah.
H. Ada orang yang berkata, "Saya ingin melaksanakan shalat tapi sang
majikan melarangku dengan alasan karena membuang-buang waktu kerja."
Allah berfirman, "Apakah manusia mengira cukup baginya hanya
mengatakan "Kami telah beriman" sedangkan mereka belum diuji?" (QS.
Al-Ankabut: 2) Firman Allah yang lain: Barangsiapa yang bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (dari
kesulitan) dan akan memberinya rezeki dari arah tak terduga" (QS.
At-Thalaq: 2-3).
Nabi SAW bersabda: "Tak ada ketaatan untuk seseorang dalam urusan yang
melanggar perintah Allah. Ketaatan hanya berlaku pada hal yang makruf
saja." (HR. Baihaqi dalam Shahih al-Jami').[]
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar