Jumat, 19 Desember 2008

[daarut-tauhiid] Bapak Tua Pekerja Keras

Bapak Tua Pekerja Keras
 
Sore itu kulihat seorang bapak tua sedang melintas di keramaian jalan raya yang penuh sesak dan pengap asap kendaraan. Ia melenggang dengan langkah tegap, menyandang sebuah buntalan tas di pundaknya. Tampak garis keras di wajahnya dan tampak pula gurat kelelahan yang menghiasinya.
 
Mungkin, ia sedang menempuh perjalanan pulang ke rumahnya setelah lelah bekerja seharian. Kepulangan yang selalu ditunggu anak dan istrinya. Kepulangan seorang pahlawan keluarga yang telah dan akan terus berjuang demikian kerasnya untuk bahtera keluarganya.
Entah berapa jauh jarak yang harus ditempuh olehnya dari rumah ke tempatnya membanting tulang dan memeras keringat. Tak banyak hasil yang didapatnya, namun kerasnya kehidupan tak cukup dilalui dengan hanya bertopang dagu dan berpangku tangan. Tak cukup pula dilalui dengan hanya berangan panjang, tetapi harus dihadapi dengan kepala tengadah, dada tegap dan tangan terkepal serta tak lupa tetap dengan kelembutan hati.
 
Bapak tua pekerja keras itu telah melalui hidupnya dengan ketegaran hati, rasa nrimo ing pandum dan keyakinan bahwa rejeki selalu ada dan harus dijemput. Namun entah bagaimana dengan anak istri di rumah, apakah mereka juga memiliki kebesaran jiwa yang sama ?
 
Ah.... bagaimana rasanya perasaan bapak tua pekerja keras itu jika anak-anaknya meminta sesuatu yang belum mungkin dipenuhinya ? Pasti teriris hatinya, trenyuh dan mungkin nelangsa. Sesuatu yang sangat dibutuhkan memang wajar untuk diminta, tetapi bagaimana jika yang di luar itu ? Bukankan jaman ini gempuran sihir yang mempesona sangat luar biasa melingkupi diri kita ? Sihir iklan bertubi-tubi merampas perhatian kita, menawarkan gaya hidup yang mempesona. Di pinggir jalan, di mal-mal, di surat kabar, di tabloid, di majalah, di radio apalagi di televisi yang setiap saat hadir di hadapan kita menawarkan gaya hidup yang penuh gemerlap. Oh... sungguh begitu banyak orang yang telah terbius pesonanya, melamunkannya, menginginkannya dan terobsesi karenanya. Betapa menderitanya, betapa kasihan dan memprihatinkan hati yang kalah oleh pesona sihir itu.
 
Semoga keluarga bapak tua pekerja keras itu tidak seperti itu, tetap tegar, kuat dan nriman. Satu prinsip ketegaran hidup dari seorang tokoh luar biasa yang kutahu : walau melarat tapi bermartabat. Luar biasa prinsip itu, walau secara materi jatah kita melarat, tetapi hati kita harus konglomerat. Sikap itu pula yang juga ingin kuwariskan pada anak-anakku. Karena hidup tidak pernah mundur ke belakang. Hidup selalu maju ke depan, selalu baru dan berbeda. Tantangan hidup semakin berat, persaingan hidup semakin tinggi dan perubahan jaman semakin cepat. Semoga mereka selalu siap menghadapi tantangan jamannya masing-masing dan tugaskulah mempersiapkan mereka. Bapak tua, hormatku untukmu.
 

Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

All-Bran

Day 10 Club

on Yahoo! Groups

Feel better with fiber.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: