Rabu, 24 Desember 2008

[daarut-tauhiid] Kebohongan Evolusi Yang Dilakukan Berjamaah

Terbongkarnya Penipuan Profesor Evolusionis Jerman

(Bagian 3 - habis)

http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=89&Itemid=86

Bagaimana mungkin Prof. Protsch sampai melakukan kebohongan secara
sistematis selama 30 tahun tanpa kepergok? Media massa Jerman menguak,
ternyata sang Profesor tidaklah sendirian.

Hidayatullah.com--Di antara fosil-fosil yang usianya dipalsukan oleh
profesor Protsch adalah Manusia Hahnhöfersand. Fosil ini memainkan
peran kunci dalam perdebatan mengenai benar tidaknya Manusia
Neanderthal telah mengawini Homo sapiens zaman modern. Manusia
Neanderthal, yang terpisahkan dari manusia modern semata-mata karena
perbedaan-perbedaan ras, menghilang sekitar 30.000 tahun lalu. Di masa
itu Eropa adalah wilayah kekuasaan mereka, Homo sapiens datang
kemudian. Apakah Homo sapiens terlibat pertikaian dengan ras
Neanderthal dan kemudian menghabisinya, atau apakah keduanya telah kawin?

Di antara mereka yang mencari jawaban atas pertanyaan itu, kalangan
peneliti tertentu yang berpihak pada teori perkawinan silang antar
kedua jenis ras tersebut, menyatakan bahwa mereka melihat bekas-bekas
anatomis keduanya pada fosil Manusia Hahnhöfersand dan mengemukakan
hal ini sebagai bukti kebenaran pendapat mereka. Menurut para peneliti
ini, fosil itu menunjukkan bahwa manusia Neanderthals dan Homo sapiens
telah membaur dan saling mengawini.

Namun, mereka yang merujuk fosil itu sebagai bukti tidaklah sadar
bahwa Protsch telah memalsukan usia fosil tersebut. Umur palsu yang
ditetapkan bagi Manusia Hahnhöfersand oleh Protsch adalah 36.000
tahun. Oleh karena Neanderthal menghilang 30.000 tahun silam,
penanggalan usia yang diberikan Protsch menyingkap keadaan yang sama
sekali cocok untuk digunakan sebagai bukti yang mendukung teori kawin
campur itu.

Nenek moyang palsu orang Jerman

Dengan penanggalan usia ini Protsch dengan seketika menjadikan fosil
ini bernilai amat penting, dan menyatakan bahwa fosil itu sebagai
"mata rantai hilang" yang harus ada antara manusia modern dan
Neanderthal. Demikian ulasan korang Inggris The Guardian, 19 Februari
2005.

Ketika debat mengenai Neanderthal dan Homo sapiens berlanjut, fosil
ini mendapatkan tempat istimewa tersendiri di mata masyarakat Jerman.
Itu karena fosil tersebut, yang ditemukan di Jerman sebelah utara,
adalah yang tertua yang pernah ditemukan di wilayah itu, dan diberi
julukan "manusia Jerman tertua."

Penanggalan palsu oleh Protsch dan penggunaan istilah menipu seperti
"mata rantai hilang" telah menjadikan si "manusia Jerman tertua"
dibubuhi ciri-ciri khayalan yang sejatinya tidak ada padanya. Alhasil,
propaganda evolusi menjadi bagian dari pengenalan fosil itu kepada
rakyat Jerman. Masyarakat Jerman dicekoki dengan pemikiran bahwa nenek
moyang mereka adalah sesosok mata rantai yang hilang, makhluk mirip
monyet yang dimunculkan melalui proses evolusi rekaan.

Sebuah lembaga yang mengemuka dalam penipuan yang dijadikan propaganda
evolusi ini adalah Museum Helms di Hamburg. Pejabat Museum, yang
menyelenggarakan pameran untuk mengenalkan fosil tersebut kepada
masyarakat umum, membuat poster yang sama sekali tidak ilmiah.
Meskipun tulang-belulang itu tidak menyediakan bukti apa pun mengenai
seluk-beluk seperti bibir, hidung, warna kulit dan tatapan wajah
Manusia Hahnhöfersand, mereka sampai pada sebuah bentuk reka-ulang
atau rekonstruksi, yang memunculkan ciri-ciri tulang-belulang
menyerupai kera.

Banyak pengunjung membanjiri museum untuk melihat fosil tersebut.
Mereka diberitahu kisah manusia yang terbentuk melalui evolusi dan
bahwa Manusia Hahnhöfersand mewakili sesosok "matai rantai yang
hilang" dalam apa yang dijuluki sebagai sejarah evolusi orang-orang
Jerman.

Namun, tulang-belulang yang disaksikan para pengunjung tersebut
ternyata adalah bukti yang tidak membenarkan teori evolusi.
Sebaliknya, kerangka itu malah menjadi petunjuk nyata pemalsuan
evolusionis. Penentuan usia dan penafsiran berdasarkan bukti palsu
Protsch menjadikan Manusia Hahnhöfersand dijuluki sebagai mata rantai
hilang, yang ditampilkan oleh pihak museum menurut dongeng khayal
evolusi yang mereka percayai dengan membabi buta.

Meskipun begitu, ada penipuan besar sedang terjadi di sini. Kebenaran
yang diungkap saat pengujian terakhir di Oxford menyingkap bahwa fosil
tersebut, yang dikemukakan kaum evolusionis sebagai berpenampakan
manusia-kera, ternyata hanya berusia 7.500 tahun. Manusia
Hahnhöfersand adalah manusia biasa yang telah hidup hanya sekitar
2.000 tahun sebelum adanya peradaban-peradaban seperti Sumeria dan
Mesir Kuno, serta tidak ada kaitannya dengan lukisan manusia-kera yang
ditampilkan dalam poster museum Helms itu. Ia sangat pasti bukanlah
mata rantai hilang yang menghubungkan Neanderthal dan Homo sapiens.
Protsch telah membohongi rekan-rekannya sekaligus seluruh masyarakat
dengan pernyataan itu.

Pakar arkeologi Thomas Terberger membuat pernyataan ini ketika
penipuan itu dibongkar: Karya Prof Protsch tampak membuktikan bahwa
secara anatomis manusia-manusia modern dan Neanderthal telah ada
bersamaan, dan bahkan mungkin memiliki anak bersama. Sekarang hal ini
terlihat sebagai sampah. (Harding, "History of modern man unravels as
German scholar is exposed as fraud," The Guardian, 19 Februari 2005)

Para evolusionis "membuat" sosok manusia-kera dari sepotong fosil
manusia yang dapat dikatakan "sangat baru," dan tidak memiliki rasa
malu menyatakan metoda pemalsuan ini kepada masyarakat sebagai "ilmu
pengetahuan."

Kebohongan Evolusi Yang Dilakukan Bersama-Sama

Nyatanya, kebohongan-kebohongan profesor evolusionis tersebut bukannya
tidak diketahui. Penipuan itu dilakukan di siang bolong. Dalam perkara
memalukan itu kaidah-kaidah umum tertentu berkenaan dengan penelitian
ilmiah diabaikan dan penipuan itu pura-pura tidak diketahui.

Protsch telah menunjukkan sebelumnya, dengan sangat nyata, bahwa
dirinya tidak memiliki kecakapan ilmiah apa pun. Menurut laporan
majalah Stern 17 Agustus 2004 dengan judul "Schmu bei
Steinzeit-Schädeln", sang antropolog Jerman itu didapati bersalah pada
tahun 2000 karena berusaha mendapatkan gelar doktor yang kedua melalui
cara ilegal, dan dikenai hukuman denda setimpal.

Lagi menurut Stern, kekeliruan penanggalan usia sebelumnya telah
diketahui di berbagai pengujian yang dilakukan oleh Universitas Oxford
di tahun 2000, dan telah lama diketahui bahwa tengkorak yang dikenal
sebagai Paderborn-Sande hidup hanya beberapa ratus tahun lalu. Para
pejabat universitas itu sebenarnya sudah diperingatkan oleh para pakar
ketika sang profesor untuk kali pertama dipekerjakan dan diberitahu
bahwa ia tidak cakap untuk pekerjaan itu, demikian ungkap
Deutsche-Welle, 18 Februari 2005.

Semua ini telah diketahui oleh administrasi Universitas Frankfurt,
tapi mereka tidak melakukan tindakan apa pun. Hanya setelah
penipuan-penipuan muncul di media massa presiden universitas Rudolf
Steinberg mengaku bahwa bagian administrasi lembaga itu telah
mengabaikan perbuatan buruk sang profesor selama puluhan tahun
meskipun ada bukti yang menunjukkan kesalahan-kesalahannya.

Ketika Protsch secara sistematis dan metodologi melakukan kebohongan
itu, pihak administrasi universitas mengabaikan bukti-bukti penipuan
tersebut dan rekan-rekannya gagal mematuhi sejumlah kaidah baku ilmiah.

Sebagaimana kaidah umum di kalangan ilmuwan cabang ilmu tertentu
(antropologi, misalnya) tindak kehati-hatian dilakukan dengan tidak
membiarkan pengujian di bidang tertentu (penanggalan usia, misalnya)
dilakukan oleh satu orang. Para ilmuwan mengulang
penelitian-penelitian yang dilakukan di antara mereka untuk melihat
apakah mereka mendapatkan kesimpulan yang sama. Semakin baik kaidah
ini diterapkan dalam dunia nyata, maka semakin dapat dipercayalah
pengujian itu, termasuk pula temuan yang diungkap oleh cabang ilmu itu.

Namun, penanggalan usia oleh Protsch tidaklah diperiksa selama puluhan
tahun, bukti kebohongannya tidak dipedulikan, dan pernyataan palsu
evolusionis mengenai usia Manusia Hahnhöfersand itu dikemukakan
sebagai sebuah fakta ilmiah kepada puluhan ribu orang di museum
tersebut. Apa yang muncul di permukaan adalah sebuah "kebohongan
evolusi yang dilakukan bersama-sama", yang melibatkan pejabat museum,
pengelola universitas dan rekan-rekan Protsch.

Kebohongan evolusi bersandarkan pada pemalsuan yang dilakukan secara
bersama-sama ini, di bawah pimpinan Protsch, bukanlah yang "pertama".
Bahkan, penipuan adalah "tradisi turun-temurun yang masih hidup" di
kalangan evolusionis. Bahkan seolah mereka berlomba-lomba memalsukan
bukti evolusi yang memang tidak pernah ada itu, selain dalam khayalan
mereka.

Kebohongan tiada henti

penipuan2Daftar panjang kebohongan turun-temurun evolusionis nampaknya
belum menunjukkan tanda-tanda jera. Pemalsuan itu tetap saja
dilakukan, seolah tidak ada rasa malu dan bersalah. Pemalsuan Manusia
Piltdown, skandal Manusia Nebraska, gambar rekaan embrio Haeckel dan
fosil reptil laut palsu yang dipajang selama 116 tahun hanyalah
beberapa di antaranya.

Charles Dawson mengaku telah menemukan fosil manusia-kera yang
dijuluki Manusia Piltdown di tahun 1912, di Sussex, Inggris. Fosil
itu pamerkan di Museum Inggris selama sekitar 40 tahun sebelum
akhirnya diketahui pemalsuan yang dilakukan dengan cara merekatkan
rahang monyet pada tengkorak manusia.

Sepotong gigi yang ditemukan tahun 1922 di Nebraska, AS, pernah
dijadikan bukti tentang keberadaan Manusia Nebraska. Rekonstruksi pun
dilakukan, termasuk lukisan keseluruhan tubuh, bahkan keluarga, dari
si Manusia Nebraska itu hanya berdasarkan satu potong gigi saja.
Namun, dongeng manusia kera yang terlanjur diberi nama latin
Hesperopithecus haroldcooki itu pun lantas menguap seketika setelah
diketemukan bagian lain dari rangkanya. Gigi yang sebelumnya dianggap
milik manusia-monyet itu akhirnya diketahui ternyata milik seekor babi
liar Amerika!

Menjelang akhir abad ke-19, biologiwan Jerman, Ernst Haeckel,
menyatakan bahwa tahapan-tahapan yang dialami makhluk hidup selama
perkembangan embrio mereka mengulangi sejarah evolusi kehidupan yang
direka-reka itu. Kata Haeckel, embrio manusia mengalami tahapan runut
yang melewati bentuk ikan, reptil dan manusia. Ia berusaha membuktikan
pernyataannya dengan lukisan-lukisan yang dibuatnya sendiri. Namun
ketidakabsahan lukisannya terbongkar di zaman itu juga. Selain itu,
Haeckel telah sengaja menyelewengkan lukisan-lukisan itu untuk
dicocok-cocokkan dengan pernyatannya.

Tapi alih-alih membongkar kepalsuan dan mengubur konsep keliru Haeckel
itu untuk selamanya, ilmuwan evolusionis malah menampilkan lukisan
memalukan buatan Haeckel itu sebagai fakta ilmiah. Mereka menyalin
ulang gambar-gambar hasil rekayasa Haeckel yang tidak ilmiah itu dan
mencantumkannya dalam buku-buku pelajaran selama lebih dari seratus tahun.

Fosil reptil laut palsu sempat dipajang di Museum Nasional Wales di
kota Cardiff, Inggris, setelah diperlihatkan kepada pengunjung selama
116 tahun. Fosil itu diketahui pemalsuan yang disengaja, dan
merupakan pemberian seorang pengumpul fosil bernama Samuel Allen pada
tahun1884.

Kepalsuan itu diepergoki secara tidak disengaja setelah pihak museum
memutuskan bahwa plester retak pada pajangan itu perlu diganti. Saat
itulah ditemukan bahwa ternyata tengkorak kepalanya adalah milik hewan
Icthyosaurus communis yang terekat pada batu berwarna abu-abu. Akan
tetapi, bagian tubuhnya terekat pada batu berwarna coklat muda, dan
diketahui milik binatang berbeda, namun mirip, Leptonectes
tenuirostris. Tulang belulang selebihnya dibuat dari plester dan
ditempelkan pada batu tersebut agar tampak asli. Selain itu, salah
satu siripnya juga palsu. [wwn/guardian/dw/stern/bbc/www.hidayatullah.com]

http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=89&Itemid=86

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Groups

Everyday Wellness Zone

Check out featured

healthy living groups.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: