Messages In This Digest (25 Messages)
- 1a.
- Re: [catcil] Ini Soal Selera From: novi khansa
- 2a.
- Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru From: novi_ningsih
- 2b.
- Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru From: Loiy Anni
- 2c.
- Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru From: Loiy Anni
- 2d.
- Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru From: Loiy Anni
- 3a.
- Re: Berita Gembira From: apriyanto aris
- 3b.
- Re: Berita Gembira From: Bu CaturCatriks
- 3c.
- Re: Berita Gembira From: Loiy Anni
- 4.
- Ayoo..ayooo...CPNS tinggal beberapa hari lagi, download segera soal2 From: Mas Dody Melilea
- 5a.
- Re: Ketika Puisi Di pertanyakan From: Bu CaturCatriks
- 5b.
- Re: Ketika Puisi Di pertanyakan From: fla cheya
- 5c.
- Re: Ketika Puisi Di pertanyakan From: fla cheya
- 6a.
- Re: [Catcil] Bajaj Yang Jadi Juaranya. (Kisah ON Air SK) From: Bu CaturCatriks
- 8.
- Bls: Bls: [sekolah-kehidupan] [cerpen]:ALLAH GEMBIRA TAK KALA HAMBAN From: Putri Agus Sofyan
- 9.
- (catcil) cita-cita baru saya From: Bu CaturCatriks
- 10.
- Bls: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru From: Putri Agus Sofyan
- 11a.
- Bls: [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa Sekol From: Putri Agus Sofyan
- 11b.
- Re: Bls: [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa S From: Jonru
- 12a.
- (ruang keluarga) cita-cita baru saya From: Bu CaturCatriks
- 12b.
- Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya From: Ain Nisa
- 12c.
- Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya From: Ain Nisa
- 12d.
- Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya From: Loiy Anni
- 12e.
- Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya From: Syafaatus Syarifah
- 13.
- (Inspirasi) Komitmen Antusias From: teha
Messages
- 1a.
-
Re: [catcil] Ini Soal Selera
Posted by: "novi khansa" novikhansa@gmail.com
Mon Dec 1, 2008 6:46 am (PST)
@ mbak Rini
iya... sama....
sekali lagi soal selera, jangan sampai tergoda dan malah kecewa... :D
kalo udah gitu, buku pada numpuk dan ga sanggup dibaca karena udah kecewa,
halah...
mari kita menulis dan membaca... dan menyampul buku, hehe
@ ela
aku juga suka gitu :D
suka iseng cari endingnya... apalagi kalo udah mulai bosen sama isinya,
hehehe
@retno
samaaaaaaa...
aku seneng baca tuesday with morrie, tapi versi indo :D
hehe, thanks ya... *nodong ni buku dari retno, hehehe
aku juga suka asterik dan donal kalo lagi butuh refreshing bacaan dan pengen
ketawa...
tapi sekarang lagi suka MIIKO :D
hihihih
@mas yons
aku juga sering ketiduran pas baca :D
ga di angkot, ga di rumah, hehehe
jadinya tambah inspiratif, karena terbawa mimpi, ya? hehehehe
@pak Imam
iya, selera tiap orang emang beda2 dan kita ga bisa ikut trend untuk maksain
selera kita. Kalau saya sendiri sih, pernah penasaran, walau akhirnya
kembali ke selera saya lagi... kalo ga suka ya, ga bakal baca... Suka bosan
juga dengan tema yang sama dari penulis yang sama... jadi coba-coba, sampai
mana saya bertahan untuk baca sebuah tema...
Trend sekarang kan macam-macam, udah gitu banyak folower juga... jadinya
kadang malas aja kalau ngeliat, dan jadinya bosan sendiri... dan lagi-lagi
balik ke diri... kalau punya persepsi sendiri dalam membaca buku...
hehehe, iya, ngapain juga sibuk dengan apa yang disukai masyarakat umum
Saya setuju kalau membaca adalah aktivitas persoanal walau kadang seneng
juga kalo ketemu temen yang suka dengan buku yang sama dengan kita... jadi
bisa diskusi dan saling tukar pikiran
@mas nursalam
idealis penulis menimbulkan aura magis?
bingung deh :D
wah, mas nur ada target baca buku...
aku malah ga sama sekali...
suka ga sadar kalau suka kalap dan buku numpuk. suka tiba-tiba mupeng
ngeliat buku, dan akhirnya harus menyadari kalau harus lebih memilih dan
memilah bacaan, apalagi kalo harus dibeli :D
Kayaknya emang perlu diatur nih baca bukunya... :D biar bisa nulis,. hehehe
Makasi, ya komennya teman-teman, kita semua punya selera ;)
jujur saya nulis ini karena ga tahan dengan selera baca saya, eh bukan
dengan trend yang ada di depan saya... entah trend penerbit yang rame-rame
bikin cover depan "cewek" mulu, hehehe atau "mata" seperti AAC dan rasa agak
gimana gitu ketika aktivitas membaca menjadi tidak senyaman dulu ketika buku
lebih dipilih karena trend... Duh, saya ngomong apa sih :D
Lagian kalo trend, ya sudahlah... mau bisa apa yang penting saya tetap
membaca dengan selera yang saya punya...
Semangaaaaaaaaaaaaat
*rasanya dah lama ga nulis kata ini :D, hihihihih
salam
Novi
yang sangat berselera membaca buku
dan suka ga sadar sama sekitar kalau udah konsen abis :D, halah
2008/11/30 Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com >
> Sependapat, Nop.
> Aku sendiri pernah terkecoh oleh sampul (walaupun ini agak jarang,
> karena bagiku kaver nomor dua) dan sinopsis, belum lagi review yang
> berdasarkan selera orang lain alias peer pressure. Nggak enak banget
> deh..
> Makanya sekarang aku berhati-hati dan lebih menyeleksi lagi..kalau
> perlu, beli buku kayak beli baju..ngider sampai gempor trus balik
> lagi kalo emang yakin hahaha..
> Maka dari itu juga aku belum baca Da Vinci Code [padahal tinggal
> minjem sama ponakan] dan tetralogi yang sedang menjulang hebohnya
> karena disebut inspiratif itu..hehehe..
>
> Merdeka!:-)
>
> Terus membaca dan menulis,
> Rinurbad
>
>
>
--
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.rezaervani. com/
- 2a.
-
Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Dec 1, 2008 7:05 am (PST)
selamat datang mba Loiy
selamat datang Inka
kenalkan saya Novi ;)
mari duduk dekat saya,
saya suka bawa makanan lho, hehehe :D
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Hadian Febrianto"com
<hadianf@...> wrote:
>
> Wa'alaikum salam wr.wb.
>
> Selamat datang mba Loiy... (saya harus manggil apa ya? mba? ibu? tante?
> nenek? atau apa ya?)
>
> Semoga dengan kedatangan mba, bisa menambah warna kehidupan ini.
sebagaimana
> lukisan yang indah bila warna-warna itu berpadu dengan indahnya... Saya
> yakin, semua orang punya keunikan sendiri, keunikan yang akan
menambah manis
> hubungan antar sesama, keunikan yang bila dikelola dengan baik bisa
menjadi
> kelebihan pada diri orang tersebut.
>
> Perkenalkan pula, saya Hadian Febrianto bin Amarullah bin Marzuki.
Saat ini
> saya menempati sebuah rumah yang saya akui rumah yang indah (semoga
menjadi
> Baiti Jannati) di kawasan Bandung. Saya sudah mempunyai satu istri
dan satu
> seperempat anak (loh kok ada seperempatnya ya?).
>
> Di SK, saya salah satu murid yang masih baru (baru naik kelas dua
mba). Jadi
> masih sedikit ilmu yang saya punya, apalagi di usia yang masih muda ini
> (masih 17 tahun lebih) saya harus lebih banyak belajar dari teman-teman
> semua.
>
> Sekali lagi selamat datang mba Loiy...
>
> Cari tempat duduk yang nyaman, lebih baik tidak di belakang saya karena
> nanti kehalangan... hahaha...
>
> Wassalaamu'alakum wr.wb
>
>
> --
> Regards,
> Hadian Febrianto, S.Si
> PT SAGA VISI PARIPURNA
> Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
> Ph/fax: (+6222) 2507537
>
- 2b.
-
Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Posted by: "Loiy Anni" loiyloi@yahoo.com loiyloi
Mon Dec 1, 2008 5:34 pm (PST)
Makasihhhh mbak Novi..
Wahhh senangnya dikelas ini banyak yang bawa makanan.
Hihihi jadi bikin makin betah nih *winkkk.. winkkk..*
_____________________ _________ __
From: novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Monday, December 1, 2008 21:59:41
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
selamat datang mba Loiy
selamat datang Inka
kenalkan saya Novi ;)
mari duduk dekat saya,
saya suka bawa makanan lho, hehehe :D
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ - 2c.
-
Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Posted by: "Loiy Anni" loiyloi@yahoo.com loiyloi
Mon Dec 1, 2008 5:41 pm (PST)
Wa'alaikumussalam wr wb..
Makasihhhh. makasihhh... kang Hadian
Cukup panggil saya dengan "loiy" saja :D
Kalo sampean 17 lebih -lebihnya yang banyak yak-, sedangkan aku baru 15 tahun lebih hehehe.
Sekali lagi terima kasihh...
-loiy-
_____________________ _________ __
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Monday, December 1, 2008 20:10:11
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Wa'alaikum salam wr.wb.
Selamat datang mba Loiy... (saya harus manggil apa ya? mba? ibu? tante? nenek? atau apa ya?)
Semoga dengan kedatangan mba, bisa menambah warna kehidupan ini. sebagaimana lukisan yang indah bila warna-warna itu berpadu dengan indahnya... Saya yakin, semua orang punya keunikan sendiri, keunikan yang akan menambah manis hubungan antar sesama, keunikan yang bila dikelola dengan baik bisa menjadi kelebihan pada diri orang tersebut.
Perkenalkan pula, saya Hadian Febrianto bin Amarullah bin Marzuki. Saat ini saya menempati sebuah rumah yang saya akui rumah yang indah (semoga menjadi Baiti Jannati) di kawasan Bandung. Saya sudah mempunyai satu istri dan satu seperempat anak (loh kok ada seperempatnya ya?).
Di SK, saya salah satu murid yang masih baru (baru naik kelas dua mba). Jadi masih sedikit ilmu yang saya punya, apalagi di usia yang masih muda ini (masih 17 tahun lebih) saya harus lebih banyak belajar dari teman-teman semua.
Sekali lagi selamat datang mba Loiy...
Cari tempat duduk yang nyaman, lebih baik tidak di belakang saya karena nanti kehalangan.. . hahaha...
Wassalaamu'alakum wr.wb
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ - 2d.
-
Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Posted by: "Loiy Anni" loiyloi@yahoo.com loiyloi
Mon Dec 1, 2008 6:18 pm (PST)
Makasihhh -Mas / Mbak ??- Divin..
Wahhh kayaknya seru ya sekolah terbuka.. gak sabar nunggu jadinya
:)
-loiy-
_____________________ _________ __
From: Divin Nahb <divin_nahb_dn@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Monday, December 1, 2008 19:10:43
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Met dateng Loiy
Neh kenalin...
Aku Divin Nahb
Yang kata orang rada-rada dodol
Sedikit slengean
Tapi tetep manis, bersahabat (haiyah lebay),
dan menghormati yang tua (ini seh pesan ortu di rumah!!)
Duduk sama aku aja
Aku juga suka puisi
Tapi.... nggak sama ama Mbak Lia yang syahdu
Kalo aku baca puisi wih.... bisa memekakan telinga
Hehehehehehe. .....
Kalo denger Mbak Lia, asli bikin kulit merinding
Soalnya Mbak Lia bacanya lagi ujan (hehehehehe)
Tapi beneran kalo denger Mbak Lia baca
Asli, sumpah, bisa bikin orang termenung
Nah kalo aku??????
Wah.... jawabannya nanti di kelas terbuka.
Haiyah
Promosi diri
"NIA!!!! SIAPKAN BIOLA!!!!"
"NOVI!!! KAMU MENEJER KAMI KAN?"
Kita belajar sama-sama ya Loiy....
Salam rindu,
Divin Nahb
Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
- 3a.
-
Re: Berita Gembira
Posted by: "apriyanto aris" apri_eldurra@yahoo.com aris_eldurra
Mon Dec 1, 2008 12:02 pm (PST)
selamat-selamat..semoga jadi anak yang sholihah...wah gak kebayang ya mas senaaaangnya. ..turun merasakan suasana kegembiraan itu lho mas...
...
- 3b.
-
Re: Berita Gembira
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Dec 1, 2008 4:22 pm (PST)
gyaaaaaaaaa!!! ada bayiiii!!!
selamat yaaa, mas arif atas kelahiran bayi cantik yg bernama cantik
pula :)
saya percaya, menjadi orangtua adl satu proyek raksasa sepanjang
zaman.
selamat dgn amanah barunya, ya :)
ps: mas arif yg baik, kapan2 sharing dong ttg proses kelahirannya,
apakah mas arif "menangkap" si bayi, kemudian mendekapnya? trus, apa
bayinya sempat kuning? trus, gimana pengalaman menyusui pertama?
duh, banyak ya nanyanya, maaf ya, saya baru baca buku the baby book.
jadi gini deh, mereweli semua orang :).
oiya, salam kenal, saya retno. :)
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "M.Arif As Salman"com
<marif_assalman@...> wrote:
>
> Assalamu`alaikum Wr. Wb.
> Alhamdulillah atas nikmat Allah Swt. yang begitu tak
terhingga, "Ya Allah jadikanlah kami semua hamba-hambaMu yang selalu
bersyukur, amin."
> Alhamdulillah, anak pertama kami telah lahir, Sabtu pagi, 1
Zulhijjah 1429 H, sekitar jam 7-an WK [Waktu Kairo], anaknya
perempuan dengan berat 3 kg dan kami beri nama dengan Fathimah
Muhammad.
> Kami sekeluarga memohon do`a dari Ustadz-ustadzah, teman-teman,
sahabat-sahabat dan ikhwah semua, semoga anak kami selalu sehat
wal`afiyat, dan menjadi seorang anak yang solehah, berbakti, berguna
bagi Islam dan kaum muslimin dan umat manusia, amin.
>
> Terima kasih atas do`anya.
> Cairo, 1 Desember 2008
> Salam,
> Abu Fathimah
>
- 3c.
-
Re: Berita Gembira
Posted by: "Loiy Anni" loiyloi@yahoo.com loiyloi
Mon Dec 1, 2008 5:50 pm (PST)
Wa'alaikumussalam wr wb
Selamat menjadi orang tua baru. Semoga menjadi anak yang sholehah dan selalu dalam lindungan-NYA. Aminnn...
Salam kenal,
-loiy-
_____________________ _________ __
From: M.Arif As Salman <marif_assalman@yahoo.com >
To: wordsmartcenter@yahoogroups. com
Cc: sekolah-kehidupan@yahoogroups. ; kmm_mesir@yahoogroucom ps.com ; KMM-Mesir@yahoogroups.com ; el_mujaddid2006@yahoogroups. com
Sent: Monday, December 1, 2008 15:06:57
Subject: [sekolah-kehidupan] Berita Gembira
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah atas nikmat Allah Swt. yang begitu tak terhingga, "Ya Allah jadikanlah kami semua hamba-hambaMu yang selalu bersyukur, amin."
Alhamdulillah, anak pertama kami telah lahir, Sabtu pagi, 1 Zulhijjah 1429 H, sekitar jam 7-an WK [Waktu Kairo], anaknya perempuan dengan berat 3 kg dan kami beri nama dengan Fathimah Muhammad.
Kami sekeluarga memohon do`a dari Ustadz-ustadzah, teman-teman, sahabat-sahabat dan ikhwah semua, semoga anak kami selalu sehat wal`afiyat, dan menjadi seorang anak yang solehah, berbakti, berguna bagi Islam dan kaum muslimin dan umat manusia, amin.
Terima kasih atas do`anya.
Cairo, 1 Desember 2008
Salam,
Abu Fathimah
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
- 4.
-
Ayoo..ayooo...CPNS tinggal beberapa hari lagi, download segera soal2
Posted by: "Mas Dody Melilea" masdodymelilea@yahoo.co.id
Mon Dec 1, 2008 2:51 pm (PST)
Dear All,
Tes CPNS semakin dekat, segera dapatkan soal2 tes CPNS dengan mendownloadnya di alamat web berikut ini:
http://www.soalcpns.info/?id= rahayudodit
Fall in love? How does it feel?
- 5a.
-
Re: Ketika Puisi Di pertanyakan
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Dec 1, 2008 3:57 pm (PST)
saya kira,
alquran sendiri juga merupakan salah satu karya sastra terbesar
sepanjang zaman.
mulai dari rimanya yg demikian puitis, juga struktur bahasa yg
demikian eloknya.
ah, bukankah tuhan itu memang maha puitis? :)
ps: oiya, salam kenal mbak fla. saya retno. sama2 masih blajar ttg
puisi dan sastra, yuk blajar bersama!
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , fla cheya <fla_cheya@.com ..>
wrote:
>
>
> Ada orang yang menyukai puisi dan adapula yang tidak menyukainya
dengan berbagai alasan seperti yang teman saya kemukakan. Menurut
mereka, seorang pembuat puisi kebanyakan perayu, tidak logis,
khayal, bikin sedih orang dan lebih banyak mudharatnya. Saya rasam
komentar seperti itu merupakan komentar yang kurang obyektif
mengingat puisi tidak hanya bertema cinta dengan maksud memikat hati
orang lain dengan dusta-dusta di dalamnya karena dalam puisi juga
ada yang bertema religi, pendidikan, alam, mengajarkan kasih sayang
terhadap sesama dan sebagainya.
>
> Puisi merupakan keindahan bahasa yang merupakan salah satu media
pengungkapan hati, baik itu kenyataan yang dirasakan penulisnya
maupun imajinasi. Ketika ada pemikiran bahwa sebuah puisi itu bisa
membuat sedih diri kita, itu artinya puisi itu bagus karena
mengajari hati kita untuk lebih peka dengan memahami luapan perasaan
dan ide penulis melalu tulisan. Dan, bila memang tulisan tersebut
hanya imajinasi tanpa ada niat berdusta pada orang lain (bukan untuk
merayu atau niat negatif lainnya), hal itu menjelaskan bahwa
imajinasi itu cukup unik dan mengagumkan karena bisa membuat orang
sedih, tertawa dan sebagainya. Bila pada skenario film, lagu, novel
bahkan penemu-penemu teknologi baru seperti pada pesawat, tentunya
mereka memiliki unsur imajinasi meski persentasenya berbeda. Lalu,
apakah puisi juga salah bila memiliki unsur imajinasi?
>
> Manusia memang tidak boleh berdusta, begitupula dalam puisi. Jadi,
ketika kita membuat sebuah puisi jangan berdusta kepada orang lain
seperti mengungkapkan perasaan cinta padahal kenyataannya tidak
seperti itu. Dalam AlQur'an memang disebutkan mengenai larangan
berdusta seperti ayat berikut:
>
> Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Al 'Ankabuut
3)
>
> Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa
yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di
sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-
perkataan dusta.( Al Hajj 30)
>
> Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.( An Nahl 116)
>
> Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap
lembah[1089], dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka
sendiri tidak mengerjakan(nya)? kecuali orang-orang (penyair-
penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah
dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang
yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali. (Asy Syu'araa' 224 227)
>
> [1089]. Yang dimaksud dengan ayat ini ialah bahwa sebagian penyair-
penyair itu suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan
yang baik yang tertentu dan tidak punya pendirian.
>
> Bila para penulis puisi yang banyak menerbitkan karya-karyanya
kemudian dia menafkahkan beberapa bagian dari rizkinya untuk
shodaqoh, apakah hal itu bisa dikatakan puisi lebih banyak
mudharatnya? Wallahua'lam, Semoga Allah mengampuni saya jika karena
pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya berbuat dan
berbicara salah. Wassalamualaikum wr wb
>
>
> Pasuruan, 1 Des'08
> Best Regards,
>
>
> c-yakuw
> http://cheya.blogspot. com
>
- 5b.
-
Re: Ketika Puisi Di pertanyakan
Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com fla_cheya
Mon Dec 1, 2008 4:15 pm (PST)
Salam kenal jg mb retno. Mhn bimbingana dr mb n tmn2 smua ^_^
Bu CaturCatriks wrote:
> saya kira,
> alquran sendiri juga merupakan salah satu karya sastra terbesar
> sepanjang zaman.
> mulai dari rimanya yg demikian puitis, juga struktur bahasa yg
> demikian eloknya.
> ah, bukankah tuhan itu memang maha puitis? :)
> ps: oiya, salam kenal mbak fla. saya retno. sama2 masih blajar ttg
> puisi dan sastra, yuk blajar bersama!
> -retno-
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , fla cheya <fla_cheya@. ..>
> wrote:
>>
>>
>> Ada orang yang menyukai puisi dan adapula yang tidak menyukainya
> dengan berbagai alasan seperti yang teman saya kemukakan. Menurut
> mereka, seorang pembuat puisi kebanyakan perayu, tidak logis,
> khayal, bikin sedih orang dan lebih banyak mudharatnya. Saya rasam
> komentar seperti itu merupakan komentar yang kurang obyektif
> mengingat puisi tidak hanya bertema cinta dengan maksud memikat hati
> orang lain dengan dusta-dusta di dalamnya karena dalam puisi juga
> ada yang bertema religi, pendidikan, alam, mengajarkan kasih sayang
> terhadap sesama dan sebagainya.
>>
>> Puisi merupakan keindahan bahasa yang merupakan salah satu media
> pengungkapan hati, baik itu kenyataan yang dirasakan penulisnya
> maupun imajinasi. Ketika ada pemikiran bahwa sebuah puisi itu bisa
> membuat sedih diri kita, itu artinya puisi itu bagus karena
> mengajari hati kita untuk lebih peka dengan memahami luapan perasaan
> dan ide penulis melalu tulisan. Dan, bila memang tulisan tersebut
> hanya imajinasi tanpa ada niat berdusta pada orang lain (bukan untuk
> merayu atau niat negatif lainnya), hal itu menjelaskan bahwa
> imajinasi itu cukup unik dan mengagumkan karena bisa membuat orang
> sedih, tertawa dan sebagainya. Bila pada skenario film, lagu, novel
> bahkan penemu-penemu teknologi baru seperti pada pesawat, tentunya
> mereka memiliki unsur imajinasi meski persentasenya berbeda. Lalu,
> apakah puisi juga salah bila memiliki unsur imajinasi?
>>
>> Manusia memang tidak boleh berdusta, begitupula dalam puisi. Jadi,
> ketika kita membuat sebuah puisi jangan berdusta kepada orang lain
> seperti mengungkapkan perasaan cinta padahal kenyataannya tidak
> seperti itu. Dalam AlQur'an memang disebutkan mengenai larangan
> berdusta seperti ayat berikut:
>>
>> Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
> mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
> dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Al 'Ankabuut
> 3)
>>
>> Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa
> yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di
> sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
> terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
> olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-
> perkataan dusta.( Al Hajj 30)
>>
>> Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
> lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan
> kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
> adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.( An Nahl 116)
>>
>> Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
> Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap
> lembah[1089] , dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka
> sendiri tidak mengerjakan( nya)? kecuali orang-orang (penyair-
> penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah
> dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang
> yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
> kembali. (Asy Syu'araa' 224 - 227)
>>
>> [1089]. Yang dimaksud dengan ayat ini ialah bahwa sebagian penyair-
> penyair itu suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan
> yang baik yang tertentu dan tidak punya pendirian.
>>
>> Bila para penulis puisi yang banyak menerbitkan karya-karyanya
> kemudian dia menafkahkan beberapa bagian dari rizkinya untuk
> shodaqoh, apakah hal itu bisa dikatakan puisi lebih banyak
> mudharatnya? Wallahua'lam, Semoga Allah mengampuni saya jika karena
> pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya berbuat dan
> berbicara salah. Wassalamualaikum wr wb
>>
>>
>> Pasuruan, 1 Des'08
>> Best Regards,
>>
>>
>> c-yakuw
>> http://cheya. blogspot. com
>>
>
- 5c.
-
Re: Ketika Puisi Di pertanyakan
Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com fla_cheya
Mon Dec 1, 2008 4:16 pm (PST)
Salam kenal jg mb retno. Mhn bimbingana dr mb n tmn2 smua ^_^
Bu CaturCatriks wrote:
> saya kira,
> alquran sendiri juga merupakan salah satu karya sastra terbesar
> sepanjang zaman.
> mulai dari rimanya yg demikian puitis, juga struktur bahasa yg
> demikian eloknya.
> ah, bukankah tuhan itu memang maha puitis? :)
> ps: oiya, salam kenal mbak fla. saya retno. sama2 masih blajar ttg
> puisi dan sastra, yuk blajar bersama!
> -retno-
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , fla cheya <fla_cheya@. ..>
> wrote:
>>
>>
>> Ada orang yang menyukai puisi dan adapula yang tidak menyukainya
> dengan berbagai alasan seperti yang teman saya kemukakan. Menurut
> mereka, seorang pembuat puisi kebanyakan perayu, tidak logis,
> khayal, bikin sedih orang dan lebih banyak mudharatnya. Saya rasam
> komentar seperti itu merupakan komentar yang kurang obyektif
> mengingat puisi tidak hanya bertema cinta dengan maksud memikat hati
> orang lain dengan dusta-dusta di dalamnya karena dalam puisi juga
> ada yang bertema religi, pendidikan, alam, mengajarkan kasih sayang
> terhadap sesama dan sebagainya.
>>
>> Puisi merupakan keindahan bahasa yang merupakan salah satu media
> pengungkapan hati, baik itu kenyataan yang dirasakan penulisnya
> maupun imajinasi. Ketika ada pemikiran bahwa sebuah puisi itu bisa
> membuat sedih diri kita, itu artinya puisi itu bagus karena
> mengajari hati kita untuk lebih peka dengan memahami luapan perasaan
> dan ide penulis melalu tulisan. Dan, bila memang tulisan tersebut
> hanya imajinasi tanpa ada niat berdusta pada orang lain (bukan untuk
> merayu atau niat negatif lainnya), hal itu menjelaskan bahwa
> imajinasi itu cukup unik dan mengagumkan karena bisa membuat orang
> sedih, tertawa dan sebagainya. Bila pada skenario film, lagu, novel
> bahkan penemu-penemu teknologi baru seperti pada pesawat, tentunya
> mereka memiliki unsur imajinasi meski persentasenya berbeda. Lalu,
> apakah puisi juga salah bila memiliki unsur imajinasi?
>>
>> Manusia memang tidak boleh berdusta, begitupula dalam puisi. Jadi,
> ketika kita membuat sebuah puisi jangan berdusta kepada orang lain
> seperti mengungkapkan perasaan cinta padahal kenyataannya tidak
> seperti itu. Dalam AlQur'an memang disebutkan mengenai larangan
> berdusta seperti ayat berikut:
>>
>> Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
> mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
> dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (Al 'Ankabuut
> 3)
>>
>> Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa
> yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di
> sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak,
> terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah
> olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-
> perkataan dusta.( Al Hajj 30)
>>
>> Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh
> lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan
> kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
> adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.( An Nahl 116)
>>
>> Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
> Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap
> lembah[1089] , dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka
> sendiri tidak mengerjakan( nya)? kecuali orang-orang (penyair-
> penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah
> dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang
> yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
> kembali. (Asy Syu'araa' 224 - 227)
>>
>> [1089]. Yang dimaksud dengan ayat ini ialah bahwa sebagian penyair-
> penyair itu suka mempermainkan kata-kata dan tidak mempunyai tujuan
> yang baik yang tertentu dan tidak punya pendirian.
>>
>> Bila para penulis puisi yang banyak menerbitkan karya-karyanya
> kemudian dia menafkahkan beberapa bagian dari rizkinya untuk
> shodaqoh, apakah hal itu bisa dikatakan puisi lebih banyak
> mudharatnya? Wallahua'lam, Semoga Allah mengampuni saya jika karena
> pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya berbuat dan
> berbicara salah. Wassalamualaikum wr wb
>>
>>
>> Pasuruan, 1 Des'08
>> Best Regards,
>>
>>
>> c-yakuw
>> http://cheya. blogspot. com
>>
>
- 6a.
-
Re: [Catcil] Bajaj Yang Jadi Juaranya. (Kisah ON Air SK)
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Dec 1, 2008 4:10 pm (PST)
wah, giling deh di jakarta mau naxi.
udah macet, jalan kecil2 dan bolong2.
makanya kalo lagi buru2, aku mending ngojek :)
ps: tapi salut deh buat kang dani, mbak endah, dan mbak lia yg--
meski protes--masih bisa nerima cara 'ngeles' si sopir taxi. kalo
aku, uuuh, pasti dah merepet ngomel sepanjang jalan kaya petasan dan
langsung tlp complain ke perusahaan taxi ybs utk melaporkan,
sekaligus mengancam akan masukin complain ini ke media :), hehehe.
ps 2: judul artikel ini dr lagu dee yg terbaru bukan ya? "malaikat
tak bersayap" apa gitu...
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Kang Dani <fil_ardy@..com .>
wrote:
>
> Bajaj Yang Jadi Juaranya
> ~DA~
>
>
> Akhir pekan kemarin, terlalu banyak agenda pribadi saya yang
tertunda karena beberapa hal. Dan saya tidak punya pilihan untuk
mendeleted salah satu agenda tersebut dari list schedule saya.
Setelah rencana on air SK di RAS FM yang telah kami persiapkan sejak
lama, dan Sabtu malam kemarin adalah jadwal siaran SK. Ada rasa
enggan sebtulnya jika harus pergi keluar rumah pada waktu istirhat.
Ya, akhir pekan adalah waktu pribadi saya dan keluarga, saya mencoba
konsisten dengan itu. Beberapa kagiatan eksfam (luar keluarga) pada
akhir pekan saya hindari, salah satunya kegiatan FLP setiap ahad.
>
> 3 pekan yang lalu, saya mendapatkan tawaran untuk mengisi sebuah
acara di radio RAS FM Jakarta. Temanya tentu saja tentang komunitas
SK. Setelah berkordinasi dengan program directornya, akhirnya
disepakati Sabtu tgl 29 November 2008 pkl 20.00 s/d 22.00. Fyuh,
akhir pekan saya akan terganggu lagi. Tapi inilah kesempatan agar SK
makin berkibar. Biarlah, Nibras dan Endah harus kehilangan
kesempatan berkumpul dengan saya setelah selama 4 hari kerja, saya
hanya bertemu dengan mereka pada pagi dan malam hari. Ada
sekumpulan sahabat yang harus saya teriakkan pada dunia, bahwa
mereka berkomunitas dengan tulus dan berencana untuk berguna bagi
ummat: Sahabat SK.
>
> Bahan-bahan siaran telah disiapkan oleh sekretaris SK dengan
cekatan seperti biasa. Agar tidak kehilangan moment bersama Nibras
dan Bundanya, saya memutuskan untuk mengajak mereka serta. Mbak Lia
memilih untuk berangkat bersama-sama dengan kami. Pkl 18.30 kami
berangkat dari Depok menuju Pondok Labu. Karena waktu yang sudah
mepet, saya putuskan untuk menggunakan taksi.
>
> Sabtu malam yang padat, dan seperti biasa padatnya lalulintas
selalu membakar setiap orang, termasuk sopir taksi
tersebut. "Sialan, kok ga mau ngalah sih" itulah sapaan yang saya
dengar ketika sejanak duduk di kursi depan taksi tersebut. semoga
Nibras segera melupakan kata-kata tersebut. Sebuah kesimpulan sontak
terbit dalam hati saya: Sopir taksi yang kurang beretika. Dan
pijakannya pada gas yang kasar membuat laju kendaraan tidak nyaman.
Saya mulai tidak suka pada orang ini.
>
> Pkl 07.30 kami masih terjebak di kemacetan jalan Mampang Prapatan.
Saya mulai berfikir kalau acara on air SK kali ini akan batal.
Perasaan sayapun tidak sedang nyaman saat itu. Setelah bebas dari
kemacetan Mampang, kami melaju menuju ketidak tahuan sopir yang
kurang beretika. Meski jelas-jelas dia tidak tahu jalan dia masih
membela diri dengan mengatakan: "Nggak semua sopir taksi tahu jalan,
Mas" Ketika saya protes padanya karena membuat kami
tersesat. "Apalagi kalau pool taksinya ga di Jakarta" Tambahnya.
Huh, like i care!!
>
> Padahal sore tadi saya berusaha browsing untuk mengetahui alamat
lengkap dan nomor telepon RAS FM, tapi sayang internet di rumah
sedang down,lalu saya mencoba menghibur diri dengan berhusnudzon
bahwa mbak Lia pasti mencatat nomor teleponnya. Siapa sangka kalaau
mbak Liapun lupa akan hal itu, dan parahnya, tak ada satupun pihak
dari RAS FM yang menanyakan nomor telepon kami. Akhirnya, setelah
menelusuri ketidak tahuan si sopir, pada sebuah perempatan lampu
merah di daerah Tebet Timur, saya memutuskan untuk turun dari taksi
yang tidak menjaga kenyamanan penumpangnya tersebut. Dan sedikit
argumentasi dari saya tentang: "Penumpang ga perduli sampeyan
poolnya di mana, yang saya tahu, seharusnya Sopir taksi itu tau
jalan, saya minta ke Kp. Melayu aja sampeyan ga tau!". dengan tegas
dan marah yang saya tahan.
>
> Mungkin saya batalkan saja rencana ini, toh waktu siaran yang
seharusnyapun sudah hampir habis. Untung saja ada Mbak Lia dan Endah
serta Nibras yang membuat saya tenang dan meyakinkan saya agar mau
mendengarkan saran dari Mbak Lia: kami meneruskan perjalanan ke RAS
FM. Sebuah Bajaj dicegat oleh Mbak Lia, dan setelah terjadi
negoisasi dengan sopir Bajaj, akhirnya kami berangkat meneruskan
perjalanan. Tidak beberapa lama kami menyusuri Jalan KH. Abdullah
Syafii, Mbak Lia berhasil menemukan palng tempat tersebut. Fyuuuuh,
meski jatah siaran kami sudah lewat tapi saya tetap lega berhasil
menemukan tempat itu.Hmm, ternyata bajaj yang jadi juaranya dan
berhasil mengantarkan kami ke tujuan.
>
> Setelah bertemu dengan Program Director RAS FM sekaligus orang
yang mengundang saya untuk siaran, kami berbincang tentang perihal
keterlambatan kami dan reschedule siaran. Ternyata, meski kami batal
mengisi acara, RAS FM punya program khusus juga malam itu, mereka
siaran 24 jam karena hari ahadnya RAS FM Memperingati ulang
tahunnya. Alhamdulillah, kabar itu mengurangi rasa bersalah kami
karena terlambat datang.
>
> Akhirnya kami berempat pulang dengan hati yang lebih tenang. Dan,
duh ternyata mbak Lia menahan lapar sejak sore karena belum makan
hanya karena kami tergesa-gesa untuk menunaikan amanah ini. Dan yang
menjadi blessing in disguisenya seperti ditulis Pak Teha, bagi kami
malam itu adalah: MAKAN PIZZA. Ya, Mbak Lia yang belum makan sejak
sore tadi mentraktir Kami makan Pizza, terimakasih mbak Lia. Dan
mohon maaf sahabat, saya batal mengibarkan bendera SK malam tadi.
>
> Well, sungguh sebuah amanah yang berat bagi saya menunaikan begitu
banyak ekspektasi dari sahabat SK. Tapi, bukankah harapan adalah
bahan bakar bagi saya untuk membuat SK semakin berkibar? Maka, saya
tampung semua itu dalam sebuah bejana asa yang kami beri nama
program kerja. Semoga semuanya bisa kami urai satupersatu, bukan
untuk apa-apa, bukan untuk saya, bukan untuk Nibras, tapi untuk SK.
>
>
>
> Dani Ardiansyah
> PT. Multi Data Rancana Prima
> Raudha Building 2nd Jl. HR. Rasuna Said
> No. 21 Jakarta 12710
> HP: 085694771764
>
- 7.
-
Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa Sekolah-Menulis Online Angkata
Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com j0nru
Mon Dec 1, 2008 5:32 pm (PST)
Assallamualaikum,
Alhamdulillah, hari ini kami dapat mengumumkan nama-nama pelamar beasiswa
Sekolah-Menulis Online (SMO) angkatan ke-3 yang terpilih sebagai nominator.
Sesuai namanya, nama-nama ini belumlah menjadi pemenang yang sebenarnya.
Mereka harus melewati satu tes lagi, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Berikut adalah nama-nama mereka yang disusun sesuai urutan abjad (bukan
berdasarkan nilai atau prestasi)
1. Agus Supriyono (Yogyakarta)
2. Chosi'in (Ogan Ilir, Sumsel)
3. Cunik Yupila Mahartiningsih (Tulungagung)
4. Dian Agustini (Depok)
5. Eki Hidayati (Kab Pekalongan)
6. Enok Tuti Alawiah (Bogor)
7. Fanny Widadie (Malang)
8. Fitri Ushinawareta (Pontianak)
9. Heni Purwono (Semarang)
10. Imma Rahmawati Ulfa (Depok)
11. Indra Susanto (Bekasi)
12. Lukman Hadi (Jember)
13. Muhammad Hanif (Alaska, USA)
14. Mukhlidah Hanun Siregar (Tangerang)
15. Niken Puspita Sari (Karanganyar)
16. Novianti Islahiah (Bandung)
17. Nur Wiyono Budi Wibowo (Batam)
18. Nurbaiti (Palembang)
19. Oktidyah Shanti Rahayu (Semarang)
20. Qurotul A'yun (Jember)
21. Reza Sukma Nugraha (Cianjur)
22. Sri Hastuty B (Makassar)
23. Sulastri Manik (Medan)
24. Tri Ika Jaya Kusumawati (Jakarta)
25. Turinah (Bogor)
26. Ulfah Rizky Arafah (Semarang)
27. Winda Fevlona (Jakarta)
28. Yuli Rachmawati (Mojokerto)
Selamat kami ucapkan kepada para nominator. Namun jangan puas dulu, karena
masih ada satu tugas lagi yang harus Anda selesaikan.
Rincian tugas selengkapnya Insya Allah akan kami kirim paling lambat 2 jam
setelah pengumuman ini. Karena itu, silahkan cek email masing-masing, ya.
Sekadar info, kriteria yang kami tetapkan dalam memilih nama-nama nominator
di atas (dari sekitar 180-an orang pelamar) adalah:
1. Motivasi dan kesungguhan mereka dalam meraih sukses.
2. Kondisi keuangan mereka (sebab beasiswa ini memang diperuntukkan bagi
mereka yang kurang mampu dari segi finansial).
3. Intensitas pergaulan mereka dengan internet, blog dan komunitas dunia
maya (ini penting, karena SMO adalah sebuah pelatihan penulisan berbasis
internet).
4. Idealisme mereka sebagai manusia.
5. Dan masih ada beberapa kriteria penting lainnya.
Bagi peserta yang belum masuk nominasi, jangan bersedih atau kecewa.
Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Insya Allah masih banyak kesempatan
di lain waktu [image: :)]
Demikian pengumuman dari kami. Terima kasih banyak, dan salam sukses untuk
Anda!
Jakarta, 2 Desember 2008
Panitia Beasiswa SMO angkatan ke-3
--
Thanks dan wassalam
Jonru
Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" (MBIG)
http://www.MenerbitkanBukuItuGampan g.com/
Founder PenulisLepas.com & BelajarMenulis. com
http://www.penulislepas.com/ v2
http://www.belajarmenulis.com/
Telp: 0852-1701-4194 / 021-9829-3326
YM: jonrusaja
Belajar Menulis Jarak Jauh, Kapan Saja di Mana Saja, Berlaku Internasional
=====>>> http://www.SekolahMenulisOnline. com
Personal blog:
http://www.jonru.net
http://jonru.multiply. com
- 8.
-
Bls: Bls: [sekolah-kehidupan] [cerpen]:ALLAH GEMBIRA TAK KALA HAMBAN
Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id
Mon Dec 1, 2008 5:36 pm (PST)
Teman-teman....cerpenku sudah diperiksa nih...horeeeee aku dapat nilai C, ups...ada catatan dari Pak Guru Bujangkumbang. ..
Semoga Pak Bujangkumbang tak bosan tuk selalu memberi masukkannya...
iastrito
_____________________ _________ __
Dari: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. >id
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Terkirim: Senin, 1 Desember, 2008 20:13:40
Topik: Bls: [sekolah-kehidupan] [cerpen]:ALLAH GEMBIRA TAK KALA HAMBANYA BERTAUBAT
konfliknya kurang kuat
dan alurnya kok rasanya lompat-lompat
ya, Mbak kalo bisa antara nama orang dan tempat serta panggilan nama bedakan ya Mbak. dilihat lg yg mana kapital yg mana huruf kecil
oke, deh sukses selalu!
nb:
editor dadakan Mbak selam mbak nulis cerpen
siapa biasa seperti saya masuk di majalah
amin!
kalo ya bisa judulnya jgn yg panjang singkat aja, okay?
biar fokus!
--- Pada Sen, 1/12/08, Putri Agus Sofyan <iastrito126ps@ yahoo.co. id> menulis:
Dari: Putri Agus Sofyan <iastrito126ps@ yahoo.co. id>
Topik: [sekolah-kehidupan] [cerpen]:ALLAH GEMBIRA TAK KALA HAMBANYA BERTAUBAT
Kepada: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 1 Desember, 2008, 4:56 PM
Hari yang cerah..... Tetap semangat...
Teman-teman.. ...tadi ada jam pelajaran bahasa...bu guru nyuruh buat karangan berupa cerpen...
Ini cerpen aku... jangan nyontek yha....soalnya besok dikumpulin.. .
Aku senang sekali belajar di es-ka..
salam
iastrito (suka yang melo-melo... ^-^ hikkk...hikkk. ..)
Allah Gembira Tak kala Hamba-Nya Bertaubat
(cerpen: iastrito)
Perlahan tapi pasti, sinar mentari berubah menjadi jingga. Tampak jelas matahari terlihat lingkaran bulat besar di ujung bumi.
"Subhanallah...sungguh indah ciptaan Allah", seruku dalam hati. Tak lepas aku memandang, seolah-olah lingkaran besar itu sangat dekat sekali dari tempat dudukku.
Sambil memandangi matahari yang bulat besar, aku amati pula, sekumpulan awan-awan yang bergerak perlahan membentuk suatu gambar, gambar yang membuatku sangat takjub akan kebesaran-Nya.
Ku dengar suara azan Magrib berkumandang, tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang beda, sesuatu yang menakutkan. Terasa bulu kuduk di tanganku berdiri....seeerrrrr....aku gemetar. Jantungku berdetak kencang. Ada kekuatan yang sangat dalam, kekuatan yang selama ini tidak pernah aku rasakan.
"Ah, mungkin ini hanya ketakutan yang tidak mendasar,"pikirku sambil beranjak dari tempat dudukku dan melangkah menuju rumah petak yang sempit.
Sesampai di depan pintu, aku urungkan niatku untuk masuk ke dalam rumah. Aku membalikkan badan menuju mushola yang tak jauh dari rumahku.
Aku ragu untuk memasukinya. Aku mencoba menenangkan diri dengan berwudhu...tanganku gemetar...ada rasa takut yang mendalam...
Aku benar-benar tidak sanggup untuk masuk ke dalam mushola, melakukan sholat magrib berjamaah. Aku merasa diriku kotor. Aku tak pantas berada di tengah-tengah mereka yang sedang khusyu melakukan sholat, memohon dan bermunajat kepada Allah.
Aku hanya bisa terdiam, ada butiran-butiran air hangat yang jatuh dari mataku. Mataku terasa panah, badanku gemetar dan lemas. Aku takut, takut yang tidak bisa kuuraikan satu persatu.
Aku memang kotor...
Setahun yang lalu, aku dan ibuku ditinggal pergi selamanya oleh ayahku.
Ayah telah meninggalkan kami selamanya, karena kecelakaan lalu lintas.
Sejak saat itu, ibuku mulai sakit-sakitan.
Dahulu hidup kami jauh dari kecukupan tapi kami bahagia. Kami bertiga selalu bersama-sama menjalani hidup ini sebagai pemulung.
Ayahku sangat sabar dan selalu membimbing kami ke jalan yang benar. Walaupun kami hidup kekurangan, tetapi kami tidak absen untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Kami selalu sholat berjamaah, baik sholat wajib maupun sholat sunnah.
Kehidupan kami berubah seratus delapan puluh derajat sejak ditinggal ayah. Ibu mulai sakit-sakitan. Kondisi lingkungan kami tidak memungkinkan untuk kesehatan Ibu selain itu, Ibu selalu memikirkan nasib kami. Ibu menderita ashma akut dan TBC.
Walau Ibu sedang sakit, Ibu selalu berusaha tetap tegar. Ibu selalu mengajakku untuk sholat bersama seperti dahulu saat masih ada ayah.
"Nak, sholat bersama Ibu,yuk,"ajak ibuku.
Ajakan Ibu, selalu aku tolak. Aku berusaha mencari alasan yang tepat agar Ibu tidak kecewa.
"Iya, Bu...Ibu saja dulu yha, Diana belum mandi,"kataku.
Ya, aku belum mandi bersih.....aku kotor....aku telah melakukan hal yang dibenci oleh Allah. Aku rela menjual diriku demi uang. Uang yang dapat membeli obat untuk Ibuku.
Apa yang aku lakukan, aku ikhlas, aku hanya ingin Ibu sehat.
Pekerjaan ini telah aku jalani selama enam bulan. Tidak ada lagi keahlianku kecuali merayu laki-laki hidung belang.
Ibu, tidak mengetahui hal ini. Ibu hanya tahu kalau aku bekerja di sebuah café. Selama itu pula, aku telah jauh dari Allah.
"Diana....," ada pukulan halus, menepuk bahuku.
Aku menoleh..."Iya Bu Haji"
"Kamu tidak sholat? Kenapa kamu menangis."Lanjut Ibu Hajjah Hasna kepada ku.
Ibu Hajjah Hasna, yang kupanggil Ibu Haji adalah pemilik Yayasan Panti Asuhan yang tak jauh dari rumah ku. Aku selalu mengatakan rumahku ketimbang gubukku. Karena aku bangga dengan rumah sempit yang dibuat oleh ayah walau rumah sempit itu lebih pantas dikatakan gubuk.
"Saya tak pantas, Bu Haji...Saya malu, saya telah membohongi ibu saya dan saya sangat takut kepada Allah..,"lanjutku.
Ibu Hasna, mengajakku masuk ke dalam mushola. Aku menangis sejadi-jadinya.
Ibu Hasna, membiarkanku menangis....sampai akhirnya aku terdiam dengan sendirinya.
"Kenapa kamu malu?," tanya Bu Hasna setelah reda tangisku.
Aku menceritakan masa laluku.. Aku ceritakan pula kejadian yang aku alami saat mendengar suara azan magrib beberapa menit yang lalu.
Bu Hasna, mengangkat daguku. "Lihat Ibu, Diana.., Allah gembira tak kala hamba-Nya bertaubat. Kamu datang ke mushola ini, dengan niat ingin bertobat, iya kan ," Ibu Hasna melihatku dengan tatapan penuh kasih sayang dan tersenyum saat kepalaku mengangguk tanda setuju dengan ucapan Ibu Hasna.
"Allah senantiasa menawarkan taubat kepada kita baik Siang dan Malam. Sebagaimana kita menyikapi hadis Rasullah Saw yang menyatakan "Sungguh Allah mengulurkan tangan-Nya di malam hari untuk memberikan ampunan mereka yang melakukan dosa di siang hari dan Allah juga mengulurkan tangan-Nya di siang hari untuk memberi ampunan mereka yang melakukan dosa di malam hari" lanjut Bu Hasna sambil mengusap air mataku yang mengalir di pipi.
"Kamu anak yang baik, Diana...kamu lakukan ini karena himpitan ekonomi....kamu menolong ibumu walau caramu salah.... Allah masih sayang kepadamu, sehingga kamu diberi hidayah malam ini,"lanjut Bu Hasna kembali.
"Bagaimana kalau mulai sekarang, kamu bekerja ditempat Ibu, untuk mengurusi keperluan anak-anak panti asuhan,"ujar Ibu Hasna.
"Mau, Bu.....saya butuh uang untuk ibu saya yang saat ini sedang sakit,"lanjutku.
"Nanti Ibu bantu, yang penting kamu sekarang harus benar-benar bertobat. Perjalananmu masih panjang..."ujar Ibu Hasna sambil membimbingku masuk ke dalam area tempat sholat khusus wanita.
"Sholat lah....mintalah ampun kepada Allah...dan mintalah ampun kepada Ibumu..., besok kamu datang rumah Ibu, sekarang sholatlah....,"lanjut Bu Hasna sambil memelukku erat-erat.
Aku duduk tertunduk dan menangis sambil berdoa kepada Allah....Aku bersyukur telah bertemu dengan Ibu Hasna dan lebih bersyukur lagi karena Allah tidak membiarkanku larut dalam dosaku.... Aku melihat Ibu Hasna sedang mengaji...
Setelah kami melakukan sholat Isya, aku dan Bu Hajjah Hasna berpisah. Aku berjalan dengan ringan, hatiku tentram tidak ada beban..
"Assalamualaikum,"salamku sambil mengetok pintu rumah..
"Wa´alaikum salam," jawab ibuku sambil membukakan pintu dengan badan agak terbungkuk karena ashmanya kambuh.
"Ibu....maafkan Diana,"aku langsung bersimpuh di kaki ibuku, begitu pintu terbuka...
"Diana telah melakukan dosa besar, Bu..., maafkan Diana, Diana takut Allah tidak memaafkan Diana kalau Ibu tidak memaafkan Diana,"lanjutku sambil kupeluk kaki ibuku erat-erat.
"Ibu sudah memaafkanmu, Nak, Ibu sayang sekali sama Kamu. Walau kamu tidak mengatakannya, tapi Ibu tahu,"Ibu menangis dengan nafas tersengal-sengal.
"Dari mana uang untuk beli obat Ibu, Ibu hanya pasrah kepada Allah, Ibu tidak bisa berbuat apa-apa.... Ibu memohon kepada Allah untuk selalu diangkat derajat kita...hanya itu yang Ibu bisa lakukan,"lanjut Ibuku.
Kami berdua menangis... aku istirahatkan Ibu di dipan usang dengan memberi bantal yang sudah kotor dan koyak ke kepala Ibu.
"Ibu istirahat dulu, yha...,Diana ambilkan minum"ujarku mengambil minuman air mineral dan membuka nasi bungkus hangat, yang aku beli dari uang pemberian Ibu Hasna.
"Ibu....minum dulu....ini ada rejeki.... Diana ingin bertobat Bu....Diana ingin kerja yang halal...agar Ibu benar-benar sembuh....,"kataku sambil memberikan Ibu minum.
"Diana, mulai besok bekerja di rumah Ibu Hajjah Hasna....itu...Bu, Bu Haji pemilik Yayasan Panti Asuhan,"kataku lebih lanjut.
Kulihat, mata ibu mengalir air yang bening....air mata dari wajah lelah seorang ibu.... Alhamdulilah.....Ayahmu pasti senang,"ujar Ibuku...
"Ya...ayah pasti senang...," lanjutku sambil membelai rambut ibu.
Ya Allah, terima kasih atas hidayah yang kau berikan kepada ku serta doa ibu yang Kau kabulkan agar Kau mengangkat derajat kami...walau aku telah melakukan hal yang salah... maafkan aku, ya Allah...aku berdoa sambil memandangi wajah ibuku..
Empat tahun telah berlalu...
Aku telah tumbuh menjadi wanita dewasa.. Allah telah memberiku hidayah...
Aku ingin membahagiakan ibuku.... Aku tak ingin mengecewakannya.
Selama aku bekerja di Yayasan Panti Asuhan milik Ibu Hajjah Hasna, ku lihat perkembangan kesehatan ibuku semakin membaik dan sehat.
Allah telah memaafkanku dan meridhoi hasil jerih payahku.
Sesuatu yang tak diduga...Allah memberiku kebahagiaan yang berlipat-lipat...
Suatu ketika, aku dilamar oleh Ramdi, salah satu pekerja yang bekerja di Yayasan tersebut.
Dia seorang supir, yang telah bekerja sepuluh tahun di Yayasan milik Ibu Hajjah Hasna.
Ramdi menerimaku apa adanya... Tak pernah sekalipun ia menyinggung masa laluku.
Aku sangat bersyukur, masih ada orang yang mau menerima keadaanku tanpa melihat masa laluku.
Kami bertiga, aku, ibuku dan suamiku-Ramdi, hidup di rumah sederhana...rumah di samping Yayasan, rumah yang dicicil dari hasil tenaga dan keringat suamiku.
Aku bahagia Allah telah mengangkat derajat ku dan ibuku.
Suatu ketika, Ashma ibu kambuh.....aku dan bang Ramdi dipanggil oleh ibuku.....
Ibu menyerahkan aku kepada bang Ramdi dan berpesan agar mau memaafkan masa laluku dan ikhlas menerima aku apa adanya karena hanya itu yang dapat ibu sampaikan....
Tak lama ibu menghembuskan nafas terakhirnya dan aku harus mengikhlaskan kepergian ibu menghadap sang Khalik...
Ibu pergi dengan tenang menyusul ayah, lima tahun kemudian.
_____________________ _________ __
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
_____________________ _________ __
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 9.
-
(catcil) cita-cita baru saya
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Dec 1, 2008 5:40 pm (PST)
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya tidak pernah punya impian raksasa.
Tidak untuk mimpi menjadi seorang penulis terkenal dan handal, tidak
untuk mimpi menerbitkan buku bestseller, tidak untuk mimpi punya
mobil Jaguar, tidak untuk mimpi punya kolam renang di belakang
rumah, tidak untuk mimpi keliling dunia.
Saat kuliah dulu, dikelilingi oleh teman-teman yang punya banyak
impian hebat seperti: menjadi PR handal Nestle, mendirikan koran
olahraga pertama di Indonesia, menjadi jurnalis hebat yang keliling
duniaimpian saya justru sederhana saja. Bahwa saya ingin menjadi
penulis cerita anak, yang tinggal di kota kecil, dan berangkat kerja
dengan naik sepeda.
"Serius???Gitu doang, Jo???Lo nggak pingin mendirikan penerbitan
atau jadi pemred apa gitu?" tanya seorang teman dengan mata
membeliak tak percaya.
Saat itu, saya sempat tercenung sebentar. Sebelum akhirnya
menjawab, "Hmmm, dalam dimensi waktu saat ini, itu belum
terpikirkan, ya.."
Alasan yang sama juga saya gunakan saat banyak orang bertanya
termasuk suamitentang "Kapan, nih, mau punya anak?"
Satu pertanyaan sederhana yang bisa membuat saya menuliskan daftar
alasan berlembar-lembar panjangnya. Bahwa bagi saya, memiliki
seorang anak suatu proyek raksasa dimana seluruh persiapannya harus
dirancang secara matang, mendetil, dan sesempurna mungkin. Seorang
penyair pernah mengibaratkan anak bagaikan selembar kertas putih
bersih yang siap ditulisi. Dan sebagai seorang penulis pemula yang
idealis, saya ingin dalam kertas putih itu tersaji tulisan-tulisan
terindah, dimana tulisan dibuka dengan lead yang menarik, memiliki
kontinuiti dan alur yang enak, ditutup dengan ending yang pas, tanpa
ada satupun juga salah eja ataupun salah ketik. Sesempurna mungkin.
Dan dengan mempertimbangkan semua aspek pembekalan diri, saya
menilai bahwa saya belum cukup siap untuk menjadi seorang ibu.
Bahwa saya masih egois dalam banyak hal. Bahwa saya masih senang
menghabiskan waktu bersama teman-teman. Bahwa emosi saya masih belum
matang dan cenderung tidak stabil. Bahwa saya tak ingin punya anak,
hanya karena desakan seisi dunia. Dan setumpuk bahwa lain, yang
membuat kepala saya menegur "Mari kita benahi dirimu dulu, ya,
Retnadi," untuk kemudian mengunci mimpi menjadi ibu dalam satu kotak
besi baja, dan menyimpannya di pojokan berdebu gudang kepala saya.
Namun seiring dengan berjalannya 7 bulan usia pernikahan, saya mulai
melihat, ada banyak hal yang tak lagi relevan. Berlama-lama
berkumpul bersama teman-teman tak lagi semenyenangkan masa silam.
Satu persatu rantai sahabat juga mulai membebaskan diri dari ikatan.
Dan bahwa impian sederhana saya untuk bahagia, hanyalah menjadi satu
impian usang yang kumal saat saya tak kunjung belajar untuk menjadi
bagian dari kebahagiaan.
Puncaknya adalah saat beberapa malam lalu, saat mata hati mengajukan
argumennya. "Retnadi sayang, selama ini kamu selalu berpikir, bahwa
masih ada banyak hal yang ingin kamu benahi dulu sebelum kemudian
bermimpi untuk punya anak. Bagaimana kalau begini, logika itu kita
balik dengan 'Mari bermimpi untuk punya anak, sehingga kamu bisa
memacu dirimu untuk berbenah?',"
Malam itu adalah kali pertama, argumen mata hati terdengar sangat
masuk akal. Sekaligus juga malam pertama, dimana suami saya
tersenyum demikian lebarnya dan bersorak demikian gembiranya
menyambut usulan saya.
"Akhirnya, Dhe..." ujar suami saya.
***
"Ain, gua sekarang punya mimpi baru! Gua pingin jadi ibu yang
hebat!" demikian sms saya pada sahabat saya, Ain. Sms sama yang juga
saya kirimkan pada beberapa sahabat.
Saya. Ingin. Jadi. Ibu. Yang. Hebat.
Enam kata inilah yang kemudian menjadi mantra saya sepanjang hari.
Dimana saya kemudian belajar untuk pulang tepat waktu, atau saat
saya membaca buku. Dimana dalam The Baby Book setebal 1400 halaman,
saya belajar tentang cara menggendong bayi, cara menangani bayi
berkulit kuning, isi tas yang harus disiapkan saat akan melahirkan,
check up pertama bayi. Rasanya seolah saya sedang kembali kuliah
dengan mata kuliah "Perkembangan Bayi" yang berjumlah 21 sks. Untuk
kemudian membahasnya berjam-jam saat suami saya pulang kantor
dengan "Tuh Yang, jadi nanti kalo aku melahirkan, kamu juga kudu
gendong bayinya sering-sering, elus-elus punggungnya, karena parents
attachment itu penting," atau "Yang, kata buku ini, kalo garing, aku
boleh jalan-jalan keliling komplek, sementara kamu jagain bayi kita,
asal udah kususuin dulu..", dan sebagainya.
Dan saat diktat 'kuliah' ini dirasa tak lagi cukup untuk melegakan
rasa haus saya akan setumpuk pertanyaan, saya pun meng-sms beberapa
ibu hebat tentang buku panduan yang mereka baca.
Enam kata ini pula yang menjadi mantra saya saat menemui banyak hal
tak menyenangkan. Saat ada sejumlah kondisi yang memancing saya
untuk marah. Saya yang kemarin pasti sudah mengomel merepet seperti
petasan. Dengan judesnya, dengan dinginnya, dengan tajamnya. Untuk
kemudian, mengubur diri dalam depresi dan penyesalan karena tak bisa
menahan diri.
Namun kini, saya belajar untuk lebih menahan diri. Dengan enam kata
ajaib ini, saya bilang pada diri saya, kepala saya, hati saya, "Saya
ingin jadi ibu yang hebat. Saya ingin bisa mengajari anak saya
caranya menahan diri, caranya bersabar, pun saya ingin meledak. Jadi
kalau kalian tak setuju, silakan menyingkir."
Hanya dalam hitungan hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya belajar
untuk mendengarkan orang. Sungguh-sungguh mendengarkan. Pun banyak
orang ternyata hanya berkisah tentang dirinya, dirinya, dan dirinya.
Namun saya ingin anak saya belajar tentang mengasihi orang-orang
yang kesepian dan haus eksistensi ini. Jadi saat kepala saya mulai
bergumam tak sabar, untuk pertama kalinya saya menegurnya. "You,
shush! Diam dan dengarkan!"
Tentu saja, ada kalanya saya gagal. But it's ok. Karena saya ingin
anak saya juga belajar, bahwa menahan diri bukanlah hal mudah.
Namun, bukan berarti kita bisa berhenti belajar. Dari hari ke hari,
dari menit ke menit, dari detik ke detik, kita tak boleh mandeg
untuk belajar. Dan saya ingin anak saya, juga kepala dan hati saya,
untuk belajar konsep itu.
Dengan mantra enam kata ini pula, untuk pertama kalinya, saya
menargetkan banyak hal dalam hidup saya. Seperti saya ingin
memperbanyak rakaat shalat dhuha, karena saya ingin anak saya juga
rajin shalat dhuha. Saya ingin memperajin tilawah, agar anak saya
juga rajin tilawah. Saya ingin tertawa lebih lepas, tersenyum lebih
sering, mengucap syukur lebih banyak, dan merasa bahagia. Karena di
atas segalanya, saya ingin anak saya belajar untuk bahagia dari
banyak hal sederhana.
Perubahan ini tentu memancing banyak pertanyaan. Sejumlah ibu meng-
sms saya dan bertanya apakah saya sedang hamil. Seorang teman dari
jurusan Psikologi bertanya apakah saya menjalani terapi baru. Dan
jawabannya adalah "Saya belum hamil. Saya juga tidak sedang
menjalani terapi apapun. Saya hanya sedang punya cita-cita baru
untuk menjadi ibu yang hebat, dengan mulai menimbun ilmu dan
mendewasakan diri saya karenanya, jadi mohon doanya ya..."
Dan kepada cita-cita baru saya, saya hanya bisa mengucapkan satu hal:
Selamat Datang.
***
***
- 10.
-
Bls: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id
Mon Dec 1, 2008 5:42 pm (PST)
duh, jangan pada bawa makanan donk.... ntar program dietku gagal nihhh...
kalau ke sekolah yang di bawa buku, pinsil... kalau makanan ntar kelas kita banyak semut... semut-semut nakal.. ^_^khiiikkk....khikkk. ..khikkk. ...
Mbak Loiy dan Mbak Inka duduk satu bangku aja....tuh masih ada yang kosong....dekat meja guru...
lam kenal en mudah2an kita selalu kompak di sekolah..
iastrito.
_____________________ _________ __
Dari: Loiy Anni <loiyloi@yahoo.com >
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Terkirim: Selasa, 2 Desember, 2008 08:34:51
Topik: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
Makasihhhh mbak Novi..
Wahhh senangnya dikelas ini banyak yang bawa makanan.
Hihihi jadi bikin makin betah nih *winkkk.. winkkk..*
_____________________ _________ __
From: novi_ningsih <novi_ningsih@ yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Sent: Monday, December 1, 2008 21:59:41
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Ruang Lobi]Salam kenal dari murid baru
selamat datang mba Loiy
selamat datang Inka
kenalkan saya Novi ;)
mari duduk dekat saya,
saya suka bawa makanan lho, hehehe :D
_____________________ _________ __
New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
- 11a.
-
Bls: [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa Sekol
Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id
Mon Dec 1, 2008 5:51 pm (PST)
selamat kepada para pemenang...
semoga sukses selalu.
lam,
iastrito
_____________________ _________ __
Dari: Jonru <jonrusaja@gmail.com >
Kepada: rumahdunia@yahoogroups.com ; sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Terkirim: Selasa, 2 Desember, 2008 08:32:49
Topik: [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa Sekolah-Menulis Online Angkatan ke-3
Assallamualaikum,
Alhamdulillah, hari ini kami dapat mengumumkan nama-nama pelamar beasiswa Sekolah-Menulis Online (SMO) angkatan ke-3 yang terpilih sebagai nominator. Sesuai namanya, nama-nama ini belumlah menjadi pemenang yang sebenarnya. Mereka harus melewati satu tes lagi, yang akan dijelaskan di bawah ini.
Berikut adalah nama-nama mereka yang disusun sesuai urutan abjad (bukan berdasarkan nilai atau prestasi)
1. Agus Supriyono (Yogyakarta)
2. Chosi'in (Ogan Ilir, Sumsel)
3. Cunik Yupila Mahartiningsih (Tulungagung)
4. Dian Agustini (Depok)
5. Eki Hidayati (Kab Pekalongan)
6. Enok Tuti Alawiah (Bogor)
7. Fanny Widadie (Malang)
8. Fitri Ushinawareta (Pontianak)
9. Heni Purwono (Semarang)
10. Imma Rahmawati Ulfa (Depok)
11. Indra Susanto (Bekasi)
12. Lukman Hadi (Jember)
13. Muhammad Hanif (Alaska, USA)
14. Mukhlidah Hanun Siregar (Tangerang)
15. Niken Puspita Sari (Karanganyar)
16. Novianti Islahiah (Bandung)
17. Nur Wiyono Budi Wibowo (Batam)
18. Nurbaiti (Palembang)
19. Oktidyah Shanti Rahayu (Semarang)
20. Qurotul A'yun (Jember)
21. Reza Sukma Nugraha (Cianjur)
22. Sri Hastuty B (Makassar)
23. Sulastri Manik (Medan)
24. Tri Ika Jaya Kusumawati (Jakarta)
25. Turinah (Bogor)
26. Ulfah Rizky Arafah (Semarang)
27. Winda Fevlona (Jakarta)
28. Yuli Rachmawati (Mojokerto)
Selamat kami ucapkan kepada para nominator. Namun jangan puas dulu, karena masih ada satu tugas lagi yang harus Anda selesaikan.
Rincian tugas selengkapnya Insya Allah akan kami kirim paling lambat 2 jam setelah pengumuman ini. Karena itu, silahkan cek email masing-masing, ya.
Sekadar info, kriteria yang kami tetapkan dalam memilih nama-nama nominator di atas (dari sekitar 180-an orang pelamar) adalah:
1. Motivasi dan kesungguhan mereka dalam meraih sukses.
2. Kondisi keuangan mereka (sebab beasiswa ini memang diperuntukkan bagi mereka yang kurang mampu dari segi finansial).
3. Intensitas pergaulan mereka dengan internet, blog dan komunitas dunia maya (ini penting, karena SMO adalah sebuah pelatihan penulisan berbasis internet).
4. Idealisme mereka sebagai manusia.
5. Dan masih ada beberapa kriteria penting lainnya.
Bagi peserta yang belum masuk nominasi, jangan bersedih atau kecewa. Kegagalan adalah sukses yang tertunda. Insya Allah masih banyak kesempatan di lain waktu
Demikian pengumuman dari kami. Terima kasih banyak, dan salam sukses untuk Anda!
Jakarta, 2 Desember 2008
Panitia Beasiswa SMO angkatan ke-3
--
Thanks dan wassalam
Jonru
Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" (MBIG)
http://www.Menerbit kanBukuItuGampan g.com/
Founder PenulisLepas. com & BelajarMenulis. com
http://www.penulisl epas.com/ v2
http://www.belajarm enulis.com/
Telp: 0852-1701-4194 / 021-9829-3326
YM: jonrusaja
Belajar Menulis Jarak Jauh, Kapan Saja di Mana Saja, Berlaku Internasional
=====>>> http://www.SekolahM enulisOnline. com
Personal blog:
http://www.jonru. net
http://jonru. multiply. com
Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ invite/ - 11b.
-
Re: Bls: [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa S
Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com j0nru
Mon Dec 1, 2008 5:52 pm (PST)
Nama2 di bawah ini baru nominator kok.
Pemenangnya berjumlah 5 orang, insya Allah akan diumumkan seminggu lagi.
Thanks ya
Jonru
2008/12/2 Putri Agus Sofyan <iastrito126ps@yahoo.co. >id
> selamat kepada para pemenang...
> semoga sukses selalu.
>
> lam,
> iastrito
>
>
>
> --------------------- ---------
> *Dari:* Jonru <jonrusaja@gmail.com >
> *Kepada:* rumahdunia@yahoogroups.com ; sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> *Terkirim:* Selasa, 2 Desember, 2008 08:32:49
> *Topik:* [sekolah-kehidupan] Ini Dia : Nominator Pemenang Beasiswa
> Sekolah-Menulis Online Angkatan ke-3
>
> Assallamualaikum,
>
> Alhamdulillah, hari ini kami dapat mengumumkan nama-nama pelamar beasiswa
> Sekolah-Menulis Online (SMO) angkatan ke-3 yang terpilih sebagai nominator.
> Sesuai namanya, nama-nama ini belumlah menjadi pemenang yang sebenarnya.
> Mereka harus melewati satu tes lagi, yang akan dijelaskan di bawah ini.
>
> Berikut adalah nama-nama mereka yang disusun sesuai urutan abjad (bukan
> berdasarkan nilai atau prestasi)
>
> 1. Agus Supriyono (Yogyakarta)
> 2. Chosi'in (Ogan Ilir, Sumsel)
> 3. Cunik Yupila Mahartiningsih (Tulungagung)
> 4. Dian Agustini (Depok)
> 5. Eki Hidayati (Kab Pekalongan)
> 6. Enok Tuti Alawiah (Bogor)
> 7. Fanny Widadie (Malang)
> 8. Fitri Ushinawareta (Pontianak)
> 9. Heni Purwono (Semarang)
> 10. Imma Rahmawati Ulfa (Depok)
> 11. Indra Susanto (Bekasi)
> 12. Lukman Hadi (Jember)
> 13. Muhammad Hanif (Alaska, USA)
> 14. Mukhlidah Hanun Siregar (Tangerang)
> 15. Niken Puspita Sari (Karanganyar)
> 16. Novianti Islahiah (Bandung)
> 17. Nur Wiyono Budi Wibowo (Batam)
> 18. Nurbaiti (Palembang)
> 19. Oktidyah Shanti Rahayu (Semarang)
> 20. Qurotul A'yun (Jember)
> 21. Reza Sukma Nugraha (Cianjur)
> 22. Sri Hastuty B (Makassar)
> 23. Sulastri Manik (Medan)
> 24. Tri Ika Jaya Kusumawati (Jakarta)
> 25. Turinah (Bogor)
> 26. Ulfah Rizky Arafah (Semarang)
> 27. Winda Fevlona (Jakarta)
> 28. Yuli Rachmawati (Mojokerto)
>
> Selamat kami ucapkan kepada para nominator. Namun jangan puas dulu, karena
> masih ada satu tugas lagi yang harus Anda selesaikan.
>
> Rincian tugas selengkapnya Insya Allah akan kami kirim paling lambat 2 jam
> setelah pengumuman ini. Karena itu, silahkan cek email masing-masing, ya.
>
>
- 12a.
-
(ruang keluarga) cita-cita baru saya
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Dec 1, 2008 6:14 pm (PST)
dear all,
maaf, tadi salah label.
-retno-
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya tidak pernah punya impian raksasa.
Tidak untuk mimpi menjadi seorang penulis terkenal dan handal, tidak
untuk mimpi menerbitkan buku bestseller, tidak untuk mimpi punya
mobil Jaguar, tidak untuk mimpi punya kolam renang di belakang
rumah, tidak untuk mimpi keliling dunia.
Saat kuliah dulu, dikelilingi oleh teman-teman yang punya banyak
impian hebat seperti: menjadi PR handal Nestle, mendirikan koran
olahraga pertama di Indonesia, menjadi jurnalis hebat yang keliling
duniaimpian saya justru sederhana saja. Bahwa saya ingin menjadi
penulis cerita anak, yang tinggal di kota kecil, dan berangkat kerja
dengan naik sepeda.
"Serius???Gitu doang, Jo???Lo nggak pingin mendirikan penerbitan
atau jadi pemred apa gitu?" tanya seorang teman dengan mata
membeliak tak percaya.
Saat itu, saya sempat tercenung sebentar. Sebelum akhirnya
menjawab, "Hmmm, dalam dimensi waktu saat ini, itu belum
terpikirkan, ya.."
Alasan yang sama juga saya gunakan saat banyak orang bertanya
termasuk suamitentang "Kapan, nih, mau punya anak?"
Satu pertanyaan sederhana yang bisa membuat saya menuliskan daftar
alasan berlembar-lembar panjangnya. Bahwa bagi saya, memiliki
seorang anak suatu proyek raksasa dimana seluruh persiapannya harus
dirancang secara matang, mendetil, dan sesempurna mungkin. Seorang
penyair pernah mengibaratkan anak bagaikan selembar kertas putih
bersih yang siap ditulisi. Dan sebagai seorang penulis pemula yang
idealis, saya ingin dalam kertas putih itu tersaji tulisan-tulisan
terindah, dimana tulisan dibuka dengan lead yang menarik, memiliki
kontinuiti dan alur yang enak, ditutup dengan ending yang pas, tanpa
ada satupun juga salah eja ataupun salah ketik. Sesempurna mungkin.
Dan dengan mempertimbangkan semua aspek pembekalan diri, saya
menilai bahwa saya belum cukup siap untuk menjadi seorang ibu.
Bahwa saya masih egois dalam banyak hal. Bahwa saya masih senang
menghabiskan waktu bersama teman-teman. Bahwa emosi saya masih belum
matang dan cenderung tidak stabil. Bahwa saya tak ingin punya anak,
hanya karena desakan seisi dunia. Dan setumpuk bahwa lain, yang
membuat kepala saya menegur "Mari kita benahi dirimu dulu, ya,
Retnadi," untuk kemudian mengunci mimpi menjadi ibu dalam satu kotak
besi baja, dan menyimpannya di pojokan berdebu gudang kepala saya.
Namun seiring dengan berjalannya 7 bulan usia pernikahan, saya mulai
melihat, ada banyak hal yang tak lagi relevan. Berlama-lama
berkumpul bersama teman-teman tak lagi semenyenangkan masa silam.
Satu persatu rantai sahabat juga mulai membebaskan diri dari ikatan.
Dan bahwa impian sederhana saya untuk bahagia, hanyalah menjadi satu
impian usang yang kumal saat saya tak kunjung belajar untuk menjadi
bagian dari kebahagiaan.
Puncaknya adalah saat beberapa malam lalu, saat mata hati mengajukan
argumennya. "Retnadi sayang, selama ini kamu selalu berpikir, bahwa
masih ada banyak hal yang ingin kamu benahi dulu sebelum kemudian
bermimpi untuk punya anak. Bagaimana kalau begini, logika itu kita
balik dengan 'Mari bermimpi untuk punya anak, sehingga kamu bisa
memacu dirimu untuk berbenah?',"
Malam itu adalah kali pertama, argumen mata hati terdengar sangat
masuk akal. Sekaligus juga malam pertama, dimana suami saya
tersenyum demikian lebarnya dan bersorak demikian gembiranya
menyambut usulan saya.
"Akhirnya, Dhe..." ujar suami saya.
***
"Ain, gua sekarang punya mimpi baru! Gua pingin jadi ibu yang
hebat!" demikian sms saya pada sahabat saya, Ain. Sms sama yang juga
saya kirimkan pada beberapa sahabat.
Saya. Ingin. Jadi. Ibu. Yang. Hebat.
Enam kata inilah yang kemudian menjadi mantra saya sepanjang hari.
Dimana saya kemudian belajar untuk pulang tepat waktu, atau saat
saya membaca buku. Dimana dalam The Baby Book setebal 1400 halaman,
saya belajar tentang cara menggendong bayi, cara menangani bayi
berkulit kuning, isi tas yang harus disiapkan saat akan melahirkan,
check up pertama bayi. Rasanya seolah saya sedang kembali kuliah
dengan mata kuliah "Perkembangan Bayi" yang berjumlah 21 sks. Untuk
kemudian membahasnya berjam-jam saat suami saya pulang kantor
dengan "Tuh Yang, jadi nanti kalo aku melahirkan, kamu juga kudu
gendong bayinya sering-sering, elus-elus punggungnya, karena parents
attachment itu penting," atau "Yang, kata buku ini, kalo garing, aku
boleh jalan-jalan keliling komplek, sementara kamu jagain bayi kita,
asal udah kususuin dulu..", dan sebagainya.
Dan saat diktat 'kuliah' ini dirasa tak lagi cukup untuk melegakan
rasa haus saya akan setumpuk pertanyaan, saya pun meng-sms beberapa
ibu hebat tentang buku panduan yang mereka baca.
Enam kata ini pula yang menjadi mantra saya saat menemui banyak hal
tak menyenangkan. Saat ada sejumlah kondisi yang memancing saya
untuk marah. Saya yang kemarin pasti sudah mengomel merepet seperti
petasan. Dengan judesnya, dengan dinginnya, dengan tajamnya. Untuk
kemudian, mengubur diri dalam depresi dan penyesalan karena tak bisa
menahan diri.
Namun kini, saya belajar untuk lebih menahan diri. Dengan enam kata
ajaib ini, saya bilang pada diri saya, kepala saya, hati saya, "Saya
ingin jadi ibu yang hebat. Saya ingin bisa mengajari anak saya
caranya menahan diri, caranya bersabar, pun saya ingin meledak. Jadi
kalau kalian tak setuju, silakan menyingkir."
Hanya dalam hitungan hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya belajar
untuk mendengarkan orang. Sungguh-sungguh mendengarkan. Pun banyak
orang ternyata hanya berkisah tentang dirinya, dirinya, dan dirinya.
Namun saya ingin anak saya belajar tentang mengasihi orang-orang
yang kesepian dan haus eksistensi ini. Jadi saat kepala saya mulai
bergumam tak sabar, untuk pertama kalinya saya menegurnya. "You,
shush! Diam dan dengarkan!"
Tentu saja, ada kalanya saya gagal. But it's ok. Karena saya ingin
anak saya juga belajar, bahwa menahan diri bukanlah hal mudah.
Namun, bukan berarti kita bisa berhenti belajar. Dari hari ke hari,
dari menit ke menit, dari detik ke detik, kita tak boleh mandeg
untuk belajar. Dan saya ingin anak saya, juga kepala dan hati saya,
untuk belajar konsep itu.
Dengan mantra enam kata ini pula, untuk pertama kalinya, saya
menargetkan banyak hal dalam hidup saya. Seperti saya ingin
memperbanyak rakaat shalat dhuha, karena saya ingin anak saya juga
rajin shalat dhuha. Saya ingin memperajin tilawah, agar anak saya
juga rajin tilawah. Saya ingin tertawa lebih lepas, tersenyum lebih
sering, mengucap syukur lebih banyak, dan merasa bahagia. Karena di
atas segalanya, saya ingin anak saya belajar untuk bahagia dari
banyak hal sederhana.
Perubahan ini tentu memancing banyak pertanyaan. Sejumlah ibu meng-
sms saya dan bertanya apakah saya sedang hamil. Seorang teman dari
jurusan Psikologi bertanya apakah saya menjalani terapi baru. Dan
jawabannya adalah "Saya belum hamil. Saya juga tidak sedang
menjalani terapi apapun. Saya hanya sedang punya cita-cita baru
untuk menjadi ibu yang hebat, dengan mulai menimbun ilmu dan
mendewasakan diri saya karenanya, jadi mohon doanya ya..."
Dan kepada cita-cita baru saya, saya hanya bisa mengucapkan satu hal:
Selamat Datang.
***
***
--- End forwarded message ---
- 12b.
-
Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya
Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com jurnalcahaya
Mon Dec 1, 2008 6:43 pm (PST)
good one.
btw, gw ga kterima di depkumham. mau coba2 di tempat lain nih. mudah2an malah dapet yg deket gading. wish me luck ya.
--- On Mon, 12/1/08, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com > wrote:
From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] (ruang keluarga) cita-cita baru saya
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, December 1, 2008, 6:14 PM
dear all,
maaf, tadi salah label.
-retno-
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya tidak pernah punya impian raksasa.
Tidak untuk mimpi menjadi seorang penulis terkenal dan handal, tidak
untuk mimpi menerbitkan buku bestseller, tidak untuk mimpi punya
mobil Jaguar, tidak untuk mimpi punya kolam renang di belakang
rumah, tidak untuk mimpi keliling dunia.
Saat kuliah dulu, dikelilingi oleh teman-teman yang punya banyak
impian hebat seperti: menjadi PR handal Nestle, mendirikan koran
olahraga pertama di Indonesia, menjadi jurnalis hebat yang keliling
duniaimpian saya justru sederhana saja. Bahwa saya ingin menjadi
penulis cerita anak, yang tinggal di kota kecil, dan berangkat kerja
dengan naik sepeda.
"Serius???Gitu doang, Jo???Lo nggak pingin mendirikan penerbitan
atau jadi pemred apa gitu?" tanya seorang teman dengan mata
membeliak tak percaya.
Saat itu, saya sempat tercenung sebentar. Sebelum akhirnya
menjawab, "Hmmm, dalam dimensi waktu saat ini, itu belum
terpikirkan, ya.."
Alasan yang sama juga saya gunakan saat banyak orang bertanya
termasuk suamitentang "Kapan, nih, mau punya anak?"
Satu pertanyaan sederhana yang bisa membuat saya menuliskan daftar
alasan berlembar-lembar panjangnya. Bahwa bagi saya, memiliki
seorang anak suatu proyek raksasa dimana seluruh persiapannya harus
dirancang secara matang, mendetil, dan sesempurna mungkin. Seorang
penyair pernah mengibaratkan anak bagaikan selembar kertas putih
bersih yang siap ditulisi. Dan sebagai seorang penulis pemula yang
idealis, saya ingin dalam kertas putih itu tersaji tulisan-tulisan
terindah, dimana tulisan dibuka dengan lead yang menarik, memiliki
kontinuiti dan alur yang enak, ditutup dengan ending yang pas, tanpa
ada satupun juga salah eja ataupun salah ketik. Sesempurna mungkin.
Dan dengan mempertimbangkan semua aspek pembekalan diri, saya
menilai bahwa saya belum cukup siap untuk menjadi seorang ibu.
Bahwa saya masih egois dalam banyak hal. Bahwa saya masih senang
menghabiskan waktu bersama teman-teman. Bahwa emosi saya masih belum
matang dan cenderung tidak stabil. Bahwa saya tak ingin punya anak,
hanya karena desakan seisi dunia. Dan setumpuk bahwa lain, yang
membuat kepala saya menegur "Mari kita benahi dirimu dulu, ya,
Retnadi," untuk kemudian mengunci mimpi menjadi ibu dalam satu kotak
besi baja, dan menyimpannya di pojokan berdebu gudang kepala saya.
Namun seiring dengan berjalannya 7 bulan usia pernikahan, saya mulai
melihat, ada banyak hal yang tak lagi relevan. Berlama-lama
berkumpul bersama teman-teman tak lagi semenyenangkan masa silam.
Satu persatu rantai sahabat juga mulai membebaskan diri dari ikatan.
Dan bahwa impian sederhana saya untuk bahagia, hanyalah menjadi satu
impian usang yang kumal saat saya tak kunjung belajar untuk menjadi
bagian dari kebahagiaan.
Puncaknya adalah saat beberapa malam lalu, saat mata hati mengajukan
argumennya. "Retnadi sayang, selama ini kamu selalu berpikir, bahwa
masih ada banyak hal yang ingin kamu benahi dulu sebelum kemudian
bermimpi untuk punya anak. Bagaimana kalau begini, logika itu kita
balik dengan 'Mari bermimpi untuk punya anak, sehingga kamu bisa
memacu dirimu untuk berbenah?',"
Malam itu adalah kali pertama, argumen mata hati terdengar sangat
masuk akal. Sekaligus juga malam pertama, dimana suami saya
tersenyum demikian lebarnya dan bersorak demikian gembiranya
menyambut usulan saya.
"Akhirnya, Dhe..." ujar suami saya.
***
"Ain, gua sekarang punya mimpi baru! Gua pingin jadi ibu yang
hebat!" demikian sms saya pada sahabat saya, Ain. Sms sama yang juga
saya kirimkan pada beberapa sahabat.
Saya. Ingin. Jadi. Ibu. Yang. Hebat.
Enam kata inilah yang kemudian menjadi mantra saya sepanjang hari.
Dimana saya kemudian belajar untuk pulang tepat waktu, atau saat
saya membaca buku. Dimana dalam The Baby Book setebal 1400 halaman,
saya belajar tentang cara menggendong bayi, cara menangani bayi
berkulit kuning, isi tas yang harus disiapkan saat akan melahirkan,
check up pertama bayi. Rasanya seolah saya sedang kembali kuliah
dengan mata kuliah "Perkembangan Bayi" yang berjumlah 21 sks. Untuk
kemudian membahasnya berjam-jam saat suami saya pulang kantor
dengan "Tuh Yang, jadi nanti kalo aku melahirkan, kamu juga kudu
gendong bayinya sering-sering, elus-elus punggungnya, karena parents
attachment itu penting," atau "Yang, kata buku ini, kalo garing, aku
boleh jalan-jalan keliling komplek, sementara kamu jagain bayi kita,
asal udah kususuin dulu..", dan sebagainya.
Dan saat diktat 'kuliah' ini dirasa tak lagi cukup untuk melegakan
rasa haus saya akan setumpuk pertanyaan, saya pun meng-sms beberapa
ibu hebat tentang buku panduan yang mereka baca.
Enam kata ini pula yang menjadi mantra saya saat menemui banyak hal
tak menyenangkan. Saat ada sejumlah kondisi yang memancing saya
untuk marah. Saya yang kemarin pasti sudah mengomel merepet seperti
petasan. Dengan judesnya, dengan dinginnya, dengan tajamnya. Untuk
kemudian, mengubur diri dalam depresi dan penyesalan karena tak bisa
menahan diri.
Namun kini, saya belajar untuk lebih menahan diri. Dengan enam kata
ajaib ini, saya bilang pada diri saya, kepala saya, hati saya, "Saya
ingin jadi ibu yang hebat. Saya ingin bisa mengajari anak saya
caranya menahan diri, caranya bersabar, pun saya ingin meledak. Jadi
kalau kalian tak setuju, silakan menyingkir."
Hanya dalam hitungan hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya belajar
untuk mendengarkan orang. Sungguh-sungguh mendengarkan. Pun banyak
orang ternyata hanya berkisah tentang dirinya, dirinya, dan dirinya.
Namun saya ingin anak saya belajar tentang mengasihi orang-orang
yang kesepian dan haus eksistensi ini. Jadi saat kepala saya mulai
bergumam tak sabar, untuk pertama kalinya saya menegurnya. "You,
shush! Diam dan dengarkan!"
Tentu saja, ada kalanya saya gagal. But it's ok. Karena saya ingin
anak saya juga belajar, bahwa menahan diri bukanlah hal mudah.
Namun, bukan berarti kita bisa berhenti belajar. Dari hari ke hari,
dari menit ke menit, dari detik ke detik, kita tak boleh mandeg
untuk belajar. Dan saya ingin anak saya, juga kepala dan hati saya,
untuk belajar konsep itu.
Dengan mantra enam kata ini pula, untuk pertama kalinya, saya
menargetkan banyak hal dalam hidup saya. Seperti saya ingin
memperbanyak rakaat shalat dhuha, karena saya ingin anak saya juga
rajin shalat dhuha. Saya ingin memperajin tilawah, agar anak saya
juga rajin tilawah. Saya ingin tertawa lebih lepas, tersenyum lebih
sering, mengucap syukur lebih banyak, dan merasa bahagia. Karena di
atas segalanya, saya ingin anak saya belajar untuk bahagia dari
banyak hal sederhana.
Perubahan ini tentu memancing banyak pertanyaan. Sejumlah ibu meng-
sms saya dan bertanya apakah saya sedang hamil. Seorang teman dari
jurusan Psikologi bertanya apakah saya menjalani terapi baru. Dan
jawabannya adalah "Saya belum hamil. Saya juga tidak sedang
menjalani terapi apapun. Saya hanya sedang punya cita-cita baru
untuk menjadi ibu yang hebat, dengan mulai menimbun ilmu dan
mendewasakan diri saya karenanya, jadi mohon doanya ya..."
Dan kepada cita-cita baru saya, saya hanya bisa mengucapkan satu hal:
Selamat Datang.
***
***
--- End forwarded message ---
- 12c.
-
Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya
Posted by: "Ain Nisa" jurnalcahaya@yahoo.com jurnalcahaya
Mon Dec 1, 2008 6:44 pm (PST)
dear all (ngutip retno nih)
maap ya semua, tadi itu sebenenrya private message
malah kekirim ke milis
mohon maaf sekali lg
-ain
--- On Mon, 12/1/08, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com > wrote:
From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] (ruang keluarga) cita-cita baru saya
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, December 1, 2008, 6:14 PM
dear all,
maaf, tadi salah label.
-retno-
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya tidak pernah punya impian raksasa.
Tidak untuk mimpi menjadi seorang penulis terkenal dan handal, tidak
untuk mimpi menerbitkan buku bestseller, tidak untuk mimpi punya
mobil Jaguar, tidak untuk mimpi punya kolam renang di belakang
rumah, tidak untuk mimpi keliling dunia.
Saat kuliah dulu, dikelilingi oleh teman-teman yang punya banyak
impian hebat seperti: menjadi PR handal Nestle, mendirikan koran
olahraga pertama di Indonesia, menjadi jurnalis hebat yang keliling
duniaimpian saya justru sederhana saja. Bahwa saya ingin menjadi
penulis cerita anak, yang tinggal di kota kecil, dan berangkat kerja
dengan naik sepeda.
"Serius???Gitu doang, Jo???Lo nggak pingin mendirikan penerbitan
atau jadi pemred apa gitu?" tanya seorang teman dengan mata
membeliak tak percaya.
Saat itu, saya sempat tercenung sebentar. Sebelum akhirnya
menjawab, "Hmmm, dalam dimensi waktu saat ini, itu belum
terpikirkan, ya.."
Alasan yang sama juga saya gunakan saat banyak orang bertanya
termasuk suamitentang "Kapan, nih, mau punya anak?"
Satu pertanyaan sederhana yang bisa membuat saya menuliskan daftar
alasan berlembar-lembar panjangnya. Bahwa bagi saya, memiliki
seorang anak suatu proyek raksasa dimana seluruh persiapannya harus
dirancang secara matang, mendetil, dan sesempurna mungkin. Seorang
penyair pernah mengibaratkan anak bagaikan selembar kertas putih
bersih yang siap ditulisi. Dan sebagai seorang penulis pemula yang
idealis, saya ingin dalam kertas putih itu tersaji tulisan-tulisan
terindah, dimana tulisan dibuka dengan lead yang menarik, memiliki
kontinuiti dan alur yang enak, ditutup dengan ending yang pas, tanpa
ada satupun juga salah eja ataupun salah ketik. Sesempurna mungkin.
Dan dengan mempertimbangkan semua aspek pembekalan diri, saya
menilai bahwa saya belum cukup siap untuk menjadi seorang ibu.
Bahwa saya masih egois dalam banyak hal. Bahwa saya masih senang
menghabiskan waktu bersama teman-teman. Bahwa emosi saya masih belum
matang dan cenderung tidak stabil. Bahwa saya tak ingin punya anak,
hanya karena desakan seisi dunia. Dan setumpuk bahwa lain, yang
membuat kepala saya menegur "Mari kita benahi dirimu dulu, ya,
Retnadi," untuk kemudian mengunci mimpi menjadi ibu dalam satu kotak
besi baja, dan menyimpannya di pojokan berdebu gudang kepala saya.
Namun seiring dengan berjalannya 7 bulan usia pernikahan, saya mulai
melihat, ada banyak hal yang tak lagi relevan. Berlama-lama
berkumpul bersama teman-teman tak lagi semenyenangkan masa silam.
Satu persatu rantai sahabat juga mulai membebaskan diri dari ikatan.
Dan bahwa impian sederhana saya untuk bahagia, hanyalah menjadi satu
impian usang yang kumal saat saya tak kunjung belajar untuk menjadi
bagian dari kebahagiaan.
Puncaknya adalah saat beberapa malam lalu, saat mata hati mengajukan
argumennya. "Retnadi sayang, selama ini kamu selalu berpikir, bahwa
masih ada banyak hal yang ingin kamu benahi dulu sebelum kemudian
bermimpi untuk punya anak. Bagaimana kalau begini, logika itu kita
balik dengan 'Mari bermimpi untuk punya anak, sehingga kamu bisa
memacu dirimu untuk berbenah?',"
Malam itu adalah kali pertama, argumen mata hati terdengar sangat
masuk akal. Sekaligus juga malam pertama, dimana suami saya
tersenyum demikian lebarnya dan bersorak demikian gembiranya
menyambut usulan saya.
"Akhirnya, Dhe..." ujar suami saya.
***
"Ain, gua sekarang punya mimpi baru! Gua pingin jadi ibu yang
hebat!" demikian sms saya pada sahabat saya, Ain. Sms sama yang juga
saya kirimkan pada beberapa sahabat.
Saya. Ingin. Jadi. Ibu. Yang. Hebat.
Enam kata inilah yang kemudian menjadi mantra saya sepanjang hari.
Dimana saya kemudian belajar untuk pulang tepat waktu, atau saat
saya membaca buku. Dimana dalam The Baby Book setebal 1400 halaman,
saya belajar tentang cara menggendong bayi, cara menangani bayi
berkulit kuning, isi tas yang harus disiapkan saat akan melahirkan,
check up pertama bayi. Rasanya seolah saya sedang kembali kuliah
dengan mata kuliah "Perkembangan Bayi" yang berjumlah 21 sks. Untuk
kemudian membahasnya berjam-jam saat suami saya pulang kantor
dengan "Tuh Yang, jadi nanti kalo aku melahirkan, kamu juga kudu
gendong bayinya sering-sering, elus-elus punggungnya, karena parents
attachment itu penting," atau "Yang, kata buku ini, kalo garing, aku
boleh jalan-jalan keliling komplek, sementara kamu jagain bayi kita,
asal udah kususuin dulu..", dan sebagainya.
Dan saat diktat 'kuliah' ini dirasa tak lagi cukup untuk melegakan
rasa haus saya akan setumpuk pertanyaan, saya pun meng-sms beberapa
ibu hebat tentang buku panduan yang mereka baca.
Enam kata ini pula yang menjadi mantra saya saat menemui banyak hal
tak menyenangkan. Saat ada sejumlah kondisi yang memancing saya
untuk marah. Saya yang kemarin pasti sudah mengomel merepet seperti
petasan. Dengan judesnya, dengan dinginnya, dengan tajamnya. Untuk
kemudian, mengubur diri dalam depresi dan penyesalan karena tak bisa
menahan diri.
Namun kini, saya belajar untuk lebih menahan diri. Dengan enam kata
ajaib ini, saya bilang pada diri saya, kepala saya, hati saya, "Saya
ingin jadi ibu yang hebat. Saya ingin bisa mengajari anak saya
caranya menahan diri, caranya bersabar, pun saya ingin meledak. Jadi
kalau kalian tak setuju, silakan menyingkir."
Hanya dalam hitungan hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya belajar
untuk mendengarkan orang. Sungguh-sungguh mendengarkan. Pun banyak
orang ternyata hanya berkisah tentang dirinya, dirinya, dan dirinya.
Namun saya ingin anak saya belajar tentang mengasihi orang-orang
yang kesepian dan haus eksistensi ini. Jadi saat kepala saya mulai
bergumam tak sabar, untuk pertama kalinya saya menegurnya. "You,
shush! Diam dan dengarkan!"
Tentu saja, ada kalanya saya gagal. But it's ok. Karena saya ingin
anak saya juga belajar, bahwa menahan diri bukanlah hal mudah.
Namun, bukan berarti kita bisa berhenti belajar. Dari hari ke hari,
dari menit ke menit, dari detik ke detik, kita tak boleh mandeg
untuk belajar. Dan saya ingin anak saya, juga kepala dan hati saya,
untuk belajar konsep itu.
Dengan mantra enam kata ini pula, untuk pertama kalinya, saya
menargetkan banyak hal dalam hidup saya. Seperti saya ingin
memperbanyak rakaat shalat dhuha, karena saya ingin anak saya juga
rajin shalat dhuha. Saya ingin memperajin tilawah, agar anak saya
juga rajin tilawah. Saya ingin tertawa lebih lepas, tersenyum lebih
sering, mengucap syukur lebih banyak, dan merasa bahagia. Karena di
atas segalanya, saya ingin anak saya belajar untuk bahagia dari
banyak hal sederhana.
Perubahan ini tentu memancing banyak pertanyaan. Sejumlah ibu meng-
sms saya dan bertanya apakah saya sedang hamil. Seorang teman dari
jurusan Psikologi bertanya apakah saya menjalani terapi baru. Dan
jawabannya adalah "Saya belum hamil. Saya juga tidak sedang
menjalani terapi apapun. Saya hanya sedang punya cita-cita baru
untuk menjadi ibu yang hebat, dengan mulai menimbun ilmu dan
mendewasakan diri saya karenanya, jadi mohon doanya ya..."
Dan kepada cita-cita baru saya, saya hanya bisa mengucapkan satu hal:
Selamat Datang.
***
***
--- End forwarded message ---
- 12d.
-
Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya
Posted by: "Loiy Anni" loiyloi@yahoo.com loiyloi
Mon Dec 1, 2008 6:48 pm (PST)
Dear Mbak Retno..
Saya dulu jaman masih piyik (sma,red) punya cita2 pengen bikin tempat penitipan baby. Karena saya sangatttttt suka sama anak2. Saya sangat suka mempelajari segala hal yang berhubungan dengan baby. Saya sangat suka membeli pernak-pernik baby -meski waktu itu saya belum kepikir untuk apa pernak pernik itu nanti-. Bahkan saya sudah membeli sepatu2 baby yang lucu2, baju2 baby yang imut2, sampe ibu saya bilang "Kamu itu lho.. nikah aja belom kok udah ngumpulin baju bayi" hehehe aneh memang.
Tapi setelah menikah, hehehe jd lumayan agak 'gentar' juga ketika menyadari saya harus melalui proses dulu sebelum saya benar2 bisa menggendong baby -tapi saya tidak bermaksud menunda punya momongan-. Tadinya malah mikir... mau langsung dapet baby tanpa hamil dulu -pemikiran yang aneh ya-. Dan akhirnya sampe di bulan ke-5 pernikahan saya, saya belum di 'percaya' untuk amanat yang satu itu. -mungkin- karena awalnya saya punya pemikiran yang defensif itu kali ya mbak..??
Mungkin sekarang saya harus merubah mindset saya seperti mbak Retno, untuk meyakinkan Allah bahwa saya -kita- sudah layak mendapat kepercayaan itu. Mari saling mendoakan ya mbak.. siapa tau malah bisa barengan.. jadi nanti bisa saling share pengetahuan & pengalamannya.
-loiy-
_____________________ _________ __
From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Tuesday, December 2, 2008 9:14:44
Subject: [sekolah-kehidupan] (ruang keluarga) cita-cita baru saya
dear all,
maaf, tadi salah label.
-retno-
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
Saya tidak pernah punya impian raksasa.
Tidak untuk mimpi menjadi seorang penulis terkenal dan handal, tidak
untuk mimpi menerbitkan buku bestseller, tidak untuk mimpi punya
mobil Jaguar, tidak untuk mimpi punya kolam renang di belakang
rumah, tidak untuk mimpi keliling dunia.
Saat kuliah dulu, dikelilingi oleh teman-teman yang punya banyak
impian hebat seperti: menjadi PR handal Nestle, mendirikan koran
olahraga pertama di Indonesia, menjadi jurnalis hebat yang keliling
dunia-impian saya justru sederhana saja. Bahwa saya ingin menjadi
penulis cerita anak, yang tinggal di kota kecil, dan berangkat kerja
dengan naik sepeda.
"Serius???Gitu doang, Jo???Lo nggak pingin mendirikan penerbitan
atau jadi pemred apa gitu?" tanya seorang teman dengan mata
membeliak tak percaya.
Saat itu, saya sempat tercenung sebentar. Sebelum akhirnya
menjawab, "Hmmm, dalam dimensi waktu saat ini, itu belum
terpikirkan, ya.."
Alasan yang sama juga saya gunakan saat banyak orang bertanya-
termasuk suami-tentang "Kapan, nih, mau punya anak?"
Satu pertanyaan sederhana yang bisa membuat saya menuliskan daftar
alasan berlembar-lembar panjangnya. Bahwa bagi saya, memiliki
seorang anak suatu proyek raksasa dimana seluruh persiapannya harus
dirancang secara matang, mendetil, dan sesempurna mungkin. Seorang
penyair pernah mengibaratkan anak bagaikan selembar kertas putih
bersih yang siap ditulisi. Dan sebagai seorang penulis pemula yang
idealis, saya ingin dalam kertas putih itu tersaji tulisan-tulisan
terindah, dimana tulisan dibuka dengan lead yang menarik, memiliki
kontinuiti dan alur yang enak, ditutup dengan ending yang pas, tanpa
ada satupun juga salah eja ataupun salah ketik. Sesempurna mungkin.
Dan dengan mempertimbangkan semua aspek pembekalan diri, saya
menilai bahwa saya belum cukup siap untuk menjadi seorang ibu.
Bahwa saya masih egois dalam banyak hal. Bahwa saya masih senang
menghabiskan waktu bersama teman-teman. Bahwa emosi saya masih belum
matang dan cenderung tidak stabil. Bahwa saya tak ingin punya anak,
hanya karena desakan seisi dunia. Dan setumpuk bahwa lain, yang
membuat kepala saya menegur "Mari kita benahi dirimu dulu, ya,
Retnadi," untuk kemudian mengunci mimpi menjadi ibu dalam satu kotak
besi baja, dan menyimpannya di pojokan berdebu gudang kepala saya.
Namun seiring dengan berjalannya 7 bulan usia pernikahan, saya mulai
melihat, ada banyak hal yang tak lagi relevan. Berlama-lama
berkumpul bersama teman-teman tak lagi semenyenangkan masa silam.
Satu persatu rantai sahabat juga mulai membebaskan diri dari ikatan.
Dan bahwa impian sederhana saya untuk bahagia, hanyalah menjadi satu
impian usang yang kumal saat saya tak kunjung belajar untuk menjadi
bagian dari kebahagiaan.
Puncaknya adalah saat beberapa malam lalu, saat mata hati mengajukan
argumennya. "Retnadi sayang, selama ini kamu selalu berpikir, bahwa
masih ada banyak hal yang ingin kamu benahi dulu sebelum kemudian
bermimpi untuk punya anak. Bagaimana kalau begini, logika itu kita
balik dengan 'Mari bermimpi untuk punya anak, sehingga kamu bisa
memacu dirimu untuk berbenah?',"
Malam itu adalah kali pertama, argumen mata hati terdengar sangat
masuk akal. Sekaligus juga malam pertama, dimana suami saya
tersenyum demikian lebarnya dan bersorak demikian gembiranya
menyambut usulan saya.
"Akhirnya, Dhe..." ujar suami saya.
***
"Ain, gua sekarang punya mimpi baru! Gua pingin jadi ibu yang
hebat!" demikian sms saya pada sahabat saya, Ain. Sms sama yang juga
saya kirimkan pada beberapa sahabat.
Saya. Ingin. Jadi. Ibu. Yang. Hebat.
Enam kata inilah yang kemudian menjadi mantra saya sepanjang hari.
Dimana saya kemudian belajar untuk pulang tepat waktu, atau saat
saya membaca buku. Dimana dalam The Baby Book setebal 1400 halaman,
saya belajar tentang cara menggendong bayi, cara menangani bayi
berkulit kuning, isi tas yang harus disiapkan saat akan melahirkan,
check up pertama bayi. Rasanya seolah saya sedang kembali kuliah
dengan mata kuliah "Perkembangan Bayi" yang berjumlah 21 sks. Untuk
kemudian membahasnya berjam-jam saat suami saya pulang kantor
dengan "Tuh Yang, jadi nanti kalo aku melahirkan, kamu juga kudu
gendong bayinya sering-sering, elus-elus punggungnya, karena parents
attachment itu penting," atau "Yang, kata buku ini, kalo garing, aku
boleh jalan-jalan keliling komplek, sementara kamu jagain bayi kita,
asal udah kususuin dulu..", dan sebagainya.
Dan saat diktat 'kuliah' ini dirasa tak lagi cukup untuk melegakan
rasa haus saya akan setumpuk pertanyaan, saya pun meng-sms beberapa
ibu hebat tentang buku panduan yang mereka baca.
Enam kata ini pula yang menjadi mantra saya saat menemui banyak hal
tak menyenangkan. Saat ada sejumlah kondisi yang memancing saya
untuk marah. Saya yang kemarin pasti sudah mengomel merepet seperti
petasan. Dengan judesnya, dengan dinginnya, dengan tajamnya. Untuk
kemudian, mengubur diri dalam depresi dan penyesalan karena tak bisa
menahan diri.
Namun kini, saya belajar untuk lebih menahan diri. Dengan enam kata
ajaib ini, saya bilang pada diri saya, kepala saya, hati saya, "Saya
ingin jadi ibu yang hebat. Saya ingin bisa mengajari anak saya
caranya menahan diri, caranya bersabar, pun saya ingin meledak. Jadi
kalau kalian tak setuju, silakan menyingkir."
Hanya dalam hitungan hari, efeknya sungguh luar biasa. Saya belajar
untuk mendengarkan orang. Sungguh-sungguh mendengarkan. Pun banyak
orang ternyata hanya berkisah tentang dirinya, dirinya, dan dirinya.
Namun saya ingin anak saya belajar tentang mengasihi orang-orang
yang kesepian dan haus eksistensi ini. Jadi saat kepala saya mulai
bergumam tak sabar, untuk pertama kalinya saya menegurnya. "You,
shush! Diam dan dengarkan!"
Tentu saja, ada kalanya saya gagal. But it's ok. Karena saya ingin
anak saya juga belajar, bahwa menahan diri bukanlah hal mudah.
Namun, bukan berarti kita bisa berhenti belajar. Dari hari ke hari,
dari menit ke menit, dari detik ke detik, kita tak boleh mandeg
untuk belajar. Dan saya ingin anak saya, juga kepala dan hati saya,
untuk belajar konsep itu.
Dengan mantra enam kata ini pula, untuk pertama kalinya, saya
menargetkan banyak hal dalam hidup saya. Seperti saya ingin
memperbanyak rakaat shalat dhuha, karena saya ingin anak saya juga
rajin shalat dhuha. Saya ingin memperajin tilawah, agar anak saya
juga rajin tilawah. Saya ingin tertawa lebih lepas, tersenyum lebih
sering, mengucap syukur lebih banyak, dan merasa bahagia. Karena di
atas segalanya, saya ingin anak saya belajar untuk bahagia dari
banyak hal sederhana.
Perubahan ini tentu memancing banyak pertanyaan. Sejumlah ibu meng-
sms saya dan bertanya apakah saya sedang hamil. Seorang teman dari
jurusan Psikologi bertanya apakah saya menjalani terapi baru. Dan
jawabannya adalah "Saya belum hamil. Saya juga tidak sedang
menjalani terapi apapun. Saya hanya sedang punya cita-cita baru
untuk menjadi ibu yang hebat, dengan mulai menimbun ilmu dan
mendewasakan diri saya karenanya, jadi mohon doanya ya..."
Dan kepada cita-cita baru saya, saya hanya bisa mengucapkan satu hal:
Selamat Datang.
***
***
--- End forwarded message ---
New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ - 12e.
-
Re: (ruang keluarga) cita-cita baru saya
Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id sya4215
Mon Dec 1, 2008 6:56 pm (PST)
Good Retno!
Baby books nya pasti udah lengkap banget tuh tentang serba serbi mengurus bayi.
Udah ngelotok ya? tinggal praktek aja .. :)
Mungkin yang perlu ditambahkan buku2 parentingnya kali Ret..
Ada Positive Parenting nya Fauzil Adhim bagus tuh.. kalo mau , nggak usah beli, Japri aja ke aku alamatmu...kebetulan aku ada 2 buku itu.
Trus ada juga parentingnya Shahnaz Haque "Mengasuh Anak tanpa Stress" , lumayan jg banyak contoh2 praktisnya.
----- Original Message -----
From: Bu CaturCatriks
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Tuesday, December 02, 2008 9:14 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (ruang keluarga) cita-cita baru saya
dear all,
maaf, tadi salah label.
-retno-
Cita-cita Baru Saya
Oleh Retnadi Nur'aini
.
- 13.
-
(Inspirasi) Komitmen Antusias
Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com
Mon Dec 1, 2008 6:37 pm (PST)
/Inspirasi/
*KOMITMEN ANTUSIAS*
/Oleh Teha Sugiyo/
Wuri setengah berlari menuju ke tengah ruangan, setelah gilirannya tiba.
Ada dua orang teman yang duduk berhadap-hadapan di lantai, sambil
memegangi ujung-ujung koran yang dibentangkan vertikal dengan kedua
belah tangan mereka. Satu di sebelah sini dan lainnya di sebelah sana.
Seperti layar atau tirai pembatas bagian sini dan sana. Bagian masa lalu
dan masa mendatang. Tiga puluh lima pasang mata menatapnya, menanti
kejadian yang akan disuguhkannya.
Gemuruh yang ada dalam dada seolah mengguncang menggetarkan tubuh.
Debur jantung yang berpacu rasanya didengar oleh rekan-rekan
seangkatannya. Tapi Wuri sudah bertekad, ia harus mengungkapkannya, apa
pun yang terjadi. Mungkin ia akan ditertawakan, diledek, bahkan disoraki
teman-temannya. Mungkin suasana akan menjadi heboh. Ia terus
menguatkan hatinya. Dan ia telah mengambil keputusan untuk melakukan
*terobosan* yang mungkin siapa tahu akan menjadi titik balik bagi
kehidupannya.
"Saya akan lebih antusias dalam hal menjalankan shalat 5 waktu. Mengapa
ini penting? Hal ini penting bagi saya untuk mendapatkan ketenangan.
Biasanya, shalat saya bolong-bolong, tidak lengkap. Selalu ada alasan
untuk tidak melakukan shalat. Tapi SEKARANG tidak lagi!" - Bicara
demikian, Wuri meloncat dan menendang koran pembatas dengan kaki
kanannya, sampai koran itu sobek! - Lalu, dengan nafas tersengal dan
wajah memelas dia melanjutkan bicara dengan terbata-bata. "Saya akan
melaksanakan shalat 5 waktu, apa pun yang terjadi. Langkah pertama saya,
mulai hari ini, saya berusaha menjalankan kewajiban saya dengan baik.
Apabila ada rasa malas, saya akan melawannya. Kalau ada gangguan dari
luar, saya akan menghentikan kegiatan saya, lalu saya berwudhu dan
shalat. Dampak yang saya harapkan, saya akan mendapatkan ketenangan.
Saya YAKIN, Saya BISA!"
Wuri mengakhiri komitmennya dengan mengepalkan tangan kanannya ke atas.
Matanya berkaca-kaca. Namun tepuk tangan meriah dari teman-teman yang
hadir menguatkan dan memberikan dukungan kepadanya.
Tak sekedar komat-kamit, Wuri melakukan komitmen itu dengan kesungguhan.
Nampak dari kata-kata dan sikap tubuh yang merupakan bahasa nonverbal
yang ditunjukkannya, bahwa ia benar-benar berjanji pada diri sendiri, -
meskipun disaksikan oleh teman-temannya, - untuk melakukan perubahan
dalam hidupnya. Ia merasa plong dapat melakukannya. Inilah terobosan
yang dilakukannya.
Mungkin selama ini dia tidak pernah menyangka bahwa mengabaikan
kewajiban untuk sembahyang berdampak negatif pada kehidupannya. Ada
kegelisahan yang tidak pernah diketahui dari mana datangnya. Ia merasa
alur kehidupannya selama ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dengan
mengucapkan komitmen ia merasa lebih lega. Ia ingin menata ulang hidupnya.
Selanjutnya giliran Sri, Finda, Agus, Ahmad, Kirom, Pangkat, Ade, Febri,
Hera, Reni, Yudi, Tedi, dan teman-teman lain. Mereka mengungkapkan
komitmen masing-masing. Ada yang berkomitmen akan menyediakan waktu
khusus untuk membaca, sebab membaca dapat menambah wawasan, memperluas
pengetahuan. Ada yang komitmen akan tersenyum setiap ketemu orang lain,
karena selama ini dirasakan wajahnya begitu judes. Ada juga yang
berkomitmen akan hidup lebih ramah, menyelesaikan pekerjaan yang
tertunda, lebih banyak lagi memberi perhatian kepada keluarga. Dan masih
banyak lagi.
Setiap orang mengambil salah satu aspek kehidupan yang selama ini kurang
diperhatikan, dan kenyataannya menghambat perkembangan dan kemajuannya.
Yang penting, dia ingin melakukan terobosan untuk memperbaikinya,
mengubahnya menjadi lebih baik. Tidak hanya berjanji dalam batin yang
tidak diketahui oleh orang lain, tetapi hal ini dilakukan sebagai suatu
terobosan untuk mengubah hal-hal negatif dalam hidupnya menjadi lebih
positif, lebih optimis. Karena diungkapkan dengan /powerfull/ dan
didramatisir, maka terobosan itu memiliki /greget/ dan kekuatan luar
biasa. Tepuk tangan teman-teman yang merupakan dukungan dan peneguhan
setiap kali adegan menendang kertas koran yang dilakukan dengan
ekspresif, mengandaikan dobrakan sifat-sifat malas, enggan, negatif, dan
manusia lama untuk menuju dan mengubahnya menjadi rajin, semangat,
positif dan manusia baru. Luar biasa!
Aura positif yang penuh antusias memenuhi ruang berukuran 8 x 10 meter
itu. Semua peserta nampak berbinar-binar matanya, tanda adanya semangat
bernyala yang tumbuh dalam hati. Semangat itulah yang harus senantiasa
dipertahankan setiap saat sehingga hidup menjadi lebih bergairah untuk
mengarah kepada kebaikan dan perkembangan.
Kolonel Hj. Izaidin Syamsoedeen dari Malaysia mengembangkan sebuah
pelatihan yang disebutnya dengan istilah ABC, /Awareness Before Change.
/Sadar sebelum berubah. Kesadaran itulah yang nampaknya perlu kita
miliki sebelum kita mengubah hal-hal yang dapat kita ubah. Terutama
perilaku-perilaku yang selama ini menjadi /batu sandungan / dalam
perkembangan kehidupan kita. "Batu sandungan" itu dapat kita ubah
menjadi *batu loncatan*. Untuk berubah, kita memang perlu memiliki
kesadaran terlebih dahulu.
"Tak peduli berapa jauh jalan salah yang Anda jalani, putar arah
sekarang juga!" kata Rhenald Kasali, dalam bukunya, /Change /(Manajemen
Perubahan dan Manajemen Harapan).
Dalam evaluasi pada akhir sesi, beberapa peserta merasakan adanya
getaran tidak hanya dalam hati tetapi juga menjalar ke seluruh tubuh.
Bahwa hidup yang selama ini berlangsung datar, dan bahkan rutin, menjadi
lebih bergairah, segar dan antusias. Bahwa "terobosan" /(breakthrough)/
yang dilakukan memiliki daya magis, yang benar-benar membuat kesadaran
baru, pencerahan, yang selama ini tidak pernah dibayangkannya.
Bahkan ada peserta yang dengan sangat mengharukan mengungkapkan bahwa
sesi ini benar-benar merupakan titik balik bagi kehidupannya. Dengan
lembut tetapi tegas, ia berjanji di hadapan teman-temannya, bahwa ia
akan mengubah hal-hal yang selama ini dirasakan kurang kondusif untuk
meningkatkan kehidupannya, menjadi sesuatu yang lebih bermakna. Dengan
demikian hidupnya dapat bertumbuh dan berkembang!
Sebelum /rehat/, mereka bersalam-salaman dan saling memberikan senyum
dan dukungan yang penuh ketulusan. Alangkah indahnya jika hidup penuh
dengan aura antusias untuk saling memberikan dukungan satu sama lain!
/Live as if you were to die tomorrow
Learn as if you were to live forever
(Mahatma Gandhi)/
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar