Messages In This Digest (25 Messages)
- 1.1.
- File - Moderator Sekolah Kehidupan From: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
- 2a.
- Re: bandung bersama SK From: Lia Octavia
- 2b.
- Re: bandung bersama SK From: inga_fety
- 3a.
- Re: [Ruang Keluarga] Terima Kasih.....Mama....... From: ugik madyo
- 4a.
- Re: [Catcil] Ketika Aku Berhenti Tertawa From: ugik madyo
- 4b.
- Re: [Catcil] Ketika Aku Berhenti Tertawa From: cahaya.khairani
- 5.
- [Bahasa-Cerpen Surealis] Natal di Perempatan Jalan From: Lia Octavia
- 6.
- {Humor} Nikah Sama Orang Jawa bisa Kaya (Semoga Tidak Garing..Kriuk) From: Nia Robie'
- 7.
- Jendela Waktu Tanpa Dinding From: WORD SMART CENTER
- 8a.
- Ayo Menulis From: M.Arif As Salman
- 9a.
- (bahasa-cerpen) salju pertama di bulan desember From: Bu CaturCatriks
- 9b.
- Re: (bahasa-cerpen) salju pertama di bulan desember From: sismanto
- 10.
- (konseling) Ramdan-Sang Penggugah From: asma_h_1999
- 11.
- (Keluarga) KETIKA AKU MEMPERTANYAKAN CINTA IBU DAN AYAH From: Divin Nahb
- 12.
- Buku ACI publishing discount 20%. From: Aci Publishing
- 13a.
- [catatan kaki] Penyalah gunaan Kata Autis/Autisme From: Syafaatus Syarifah
- 13b.
- Re: [catatan kaki] Penyalah gunaan Kata Autis/Autisme From: inga_fety
- 14.
- [catatan kaki] -Tips menulis - Bermasalah dengan diary? From: Nursalam AR
- 15.
- Bank Syariah Sebagai solusi Yang Berkeadilan dan Berkerakyatan From: muhamad agus syafii
- 16a.
- [Catatan kaki] Let's go to Japan! ^_^ From: Lia Octavia
- 16b.
- Re: [Catatan kaki] Let's go to Japan! ^_^ From: Nia Robie'
- 17.
- [Artikel] Bulu Jin & Blue Jean From: muhamad agus syafii
- 18.
- [cerpen] Kebahagiaan di hari Qurban From: Putri Agus Sofyan
- 19.
- (Inspirasi) Komitmen Terhadap Goal From: rahmad nurdin
- 20.
- Makna & Pengertian Sakinah From: muhamad agus syafii
Messages
- 1.1.
-
File - Moderator Sekolah Kehidupan
Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sun Dec 14, 2008 5:46 am (PST)
(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email
Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,
Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.
1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE
2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.
Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.
Salam Hormat,
Moderator Bersama
- 2a.
-
Re: bandung bersama SK
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Sun Dec 14, 2008 6:29 am (PST)
Alhamdulillah, kita semua bisa bertemu dan berkumpul saat itu di Bandung
ya... Saya juga senang bertemu dengan Mas Hendru yang berasal dari kota
tempat ikan bilih -kesukaan saya- itu berasal ^_^
Terima kasih banyak sudah berkenan membaca tulisan saya, dan nanti kalau ada
kegiatan offline SK, ikutan lagi, ya Mas?
p.s.: sepertinya buku pinjaman dari Kang Galih itu bagus ya? ^_^
Salam
Lia
On 12/12/08, mariko hendru <ldk_foskomi99@yahoo.com > wrote:
>
> Akhirnya setelah banyak mendengar cerita dari galih , sayapun ada
> kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman SK
> Wah...Dingin euy karena tempat bertemunya di bandung ( baru kali pertama ke
> bandung)
> Subhanallah euy sambutannya dari Pak Hadian (yang lain manggilnya Kang), 12
> jempol untuk jamuannya yang amat sangat berlebih, Slam kenal ya pak
> Novi yang amat sangat Ceria ( kapan sedih nya ya) boneka dadunya saya suka
> sekali
> Mba Lia yang menurut saya Lembut Sekali ( Salam kenal ya Mba , saya suka
> baca tulisannya lo )
> Pak Teha, terima kasih perhatiannya pak dan traktirannya ( hebat euy pa
> Teha)
> Mba yana, Ela, Sinta Salam kenal Semua
>
> dan untuk Galih
> Saya senang dengan Pinjaman bukunya yang berjudul Stupid is stupid Does
>
>
- 2b.
-
Re: bandung bersama SK
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Mon Dec 15, 2008 1:15 am (PST)
waduh kayaknya mas hendru salah liat nih, masak novi yang pakai jilbab
itu dipanggil pak:D
nov, kayaknya dirimu kurang gede yah he..he..he..
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , mariko hendrucom
<ldk_foskomi99@...> wrote:
>
> Akhirnya setelah banyak mendengar cerita dari galih , sayapun ada
kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman SK
> Wah...Dingin euy karena tempat bertemunya di bandung ( baru kali
pertama ke bandung)
> Subhanallah euy sambutannya dari Pak Hadian (yang lain manggilnya
Kang), 12 jempol untuk jamuannya yang amat sangat berlebih, Slam kenal
ya pak
> Novi yang amat sangat Ceria ( kapan sedih nya ya) boneka dadunya
saya suka sekali
> Mba Lia yang menurut saya Lembut Sekali ( Salam kenal ya Mba , saya
suka baca tulisannya lo )
> Pak Teha, terima kasih perhatiannya pak dan traktirannya ( hebat euy
pa Teha)
> Mba yana, Ela, Sinta Salam kenal Semua
> Â
> dan untuk Galih
> Saya senang dengan Pinjaman bukunya yang berjudul Stupid is stupid Does
>
- 3a.
-
Re: [Ruang Keluarga] Terima Kasih.....Mama.......
Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com ugikmadyo
Sun Dec 14, 2008 7:51 am (PST)
selamat ulang tahun Ana :)semoga sellau yg terbaik dan terindah slalu.
Bahagianya Ana punya mama yg baik dan perhatian.
Semoga Mama Ana bisa slalu menemani Ana
terima kasih Ibu atas sgala ilmu barunya ini :)
Ugik Madyo
http://ugik.multiply. com
2008/12/13 Putri Agus Sofyan <iastrito126ps@yahoo.co. >id
> TERIMA KASIH, MAMA.....
>
> Sore itu sekitar jam empat sore, aku mengirim pesan singkat kepada ketiga
> sahabat anakku-Ana.
> Mereka bertiga adalah Weni, Gadis dan Tina. Dua tahun mereka bersahabat
> sejak di kelas satu es em a.
>
- 4a.
-
Re: [Catcil] Ketika Aku Berhenti Tertawa
Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com ugikmadyo
Sun Dec 14, 2008 8:00 am (PST)
Nikmatnya klo dekat AprilBisa ketawa terus.
Deket2 april aah....
Kita ketawa bsama2 ya hihihihi
Ugik Madyo
http://ugik.multiply. com
2008/12/13 Aprillia EkaSari <april_reto@yahoo.com >
> Setengah jam sebelum jam kantor usai, tiba-tiba sebuah pesan via YM
> masuk. Dari seorang teman sekantor namun beda ruang.
>
>
>
> *Temanku1:* status ku buat elu tuh pril
>
> *Aku:* heh?
>
>
>
- 4b.
-
Re: [Catcil] Ketika Aku Berhenti Tertawa
Posted by: "cahaya.khairani" cahaya.khairani@yahoo.com cahaya.khairani
Sun Dec 14, 2008 9:37 pm (PST)
Asal ketawanya jangan kelebaran aja, Pril...Entar 20 ekor lalat
masuk, he he
http://www.cahaya.khairani. multiply. com
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Aprillia EkaSaricom
<april_reto@...> wrote:
>
>
>
>
>
> Setengah
> jam sebelum jam kantor usai, tiba-tiba sebuah pesan via YM masuk.
Dari seorang
> teman sekantor namun beda ruang.
>
>
>
> Temanku1: status ku buat elu tuh
> pril
>
> Aku: heh?
>
>
>
> Kubaca
> deretan kata yang terbaca ketika kuturunkan mouse menunjuk sebuah
nama.
>
> "You're gonna be a
> shinning star and then you'll see you're gonna go foward, cause
everyone knows
> just who you are. So live your life."
>
>
>
> Aku: (tumben...hmmm...mikir
> mode on)
>
> Temanku1: ;)
>
> Aku: :-?
>
> Aku: pasti ada maunya?
>
> Aku: apa?
>
> Aku: :D
>
>
>
> "Pasti ada
> maunya?"
>
> Itu
> pertanyaan yang biasa dilontarkan olehku dan beberapa teman
akrabku di kantor,
> jika sudah ada yang bermanis mulut dengan kami. Mencurigakan.
Begitu anggapan
> kami setiap ada yang menyapa "Hallo Cantik?" "Hallo Ganteng?"
atau "Kamu hari
> ini manis deh " Bagaimana tidak? Biasanya sesudah berbagai kalimat
manis yang
> diucapkan, ujung-ujungnya akan berakhir dengan "Boleh minta tolong
nggak?"
> Glodak.
>
>
>
> Tentu saja,
> status yang ditulis temanku itu bagiku termasuk
kategori "Mencurigakan" dan
> patut diwaspadai. Temanku tak menjawab. Tiba-tiba muncul BUZZ dari
seorang
> teman lain di monitor.
>
>
>
> Temanku2: so silent april... it's
> very unusual...
>
> Temanku2: nek onok masalah ojok
> terlalu ngetoki ;)) (kalau
> ada masalah jangan terlalu keliatan)
>
>
>
> Aku tertawa
> sendiri dalam hati. Seharian kemarin di kantor, memang aku tak
banyak bicara.
> Bukan karena ada masalah, tapi karena tidak ada energi untuk
bicara apalagi
> tertawa lepas seperti biasanya. Beberapa hari sebelumnya, aku
kehujanan dan
> terserang flu. Obat dari dokter bukannya membantu, malah membuat
perutku jadi
> tak enak, badan lemas, dan ngantuk.
>
>
>
> Sebelum aku
> menjawab pertanyaan temanku, seorang teman lagi yang kebetulan
melewati mejaku bertanya.
> "Tumben kamu nggak bersuara, biasanya kedengeran sampai ruang
sebelah?"
>
>
>
> "Iya ta?"
> Aku memicingkan mata. "Woooo, lebai!"
>
>
>
> ***
>
>
>
> Selama ini
> nama April selalu diasosiakan dengan tawa, canda, ceria, dan
seabreg sikap
> "hedon" lainnya. Seorang pimpinan di kantor, setiap kali bertemu
denganku pasti
> akan berkata, "Tiap ketemu April, mesti ngguya-ngguyu ae!"
>
>
>
> "Emang
> mukaku kayak gitu ya? Perasaan kok ya Aku biasa aja sih " tanyaku
kepada
> temanku setiap kali komentar pak Bos itu terdengar.
>
>
>
> Seolah-olah
> sedih, tangis, sakit, duka, apalah itu dijauhkan dariku. Padahal
aku kan cuma manusia biasa.
> Bisa sedih, bisa ketawa. Tergantung situasi dan kondisi. Mencontek
lagu Juniar
> Arief, "Kau tak tahu betapa rapuhnya aku?" Aku bukan orang kuat.
Bisa sedih
> juga. Meskipun jika toh aku terluka, aku berusaha tak pernah
mengingat. Lebih
> baik disimpan dalam kotak. Kapan-kapan kalau dibutuhkan untuk
belajar, akan
> kubuka lagi.
>
>
>
> Aku juga
> tak bermaksud ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana keadaanku
saat ini. Apapun yang terjadi, satu hal yang
> pasti. Bersyukur, adalah salah satu kata yang tepat menggambarkan
apapun
> keadaanku. Ternyata, aku dikelilingi oleh orang-orang yang penuh
perhatian
> padaku. Tanpa aku sadari. Sepertinya aku kurang peka. Maafkan aku
teman-teman.
>
>
>
> Tiba-tiba
> aku menyadari sesuatu. Aku melupakan janjiku. Dulu, aku pernah
berjanji pada
> diriku sendiri bahwa aku ingin membuat orang-orang di sekelilingku
tersenyum.
> Apakah harapan itu sudah hilang dari ingatanku? Dan kini, semua
orang berusaha
> menyadarkanku. Aku tersenyum dalam hati.
>
>
>
> ***
>
> "Wakakakakakak"
>
>
>
> "Eh
> akhirnya April ketawa lagi," ucap si teman1
> yang tiba-tiba sudah duduk di sampingku.
>
>
>
> Ia
> memintaku mengantarnya pulang ke rumah. Kebetulan rumah kami
memang sejalur dan
> berdekatan.
>
>
>
> "Pril,
> nebeng donk!" pintanya.
>
>
>
> "Kenalin
> dulu Aku sama kakakmu." Jawabku bercanda. Secara, zaman dahulu
kala, pernah "ngefans" sama kakaknya.
>
>
>
> Tentu saja
> berapa kali pun dia minta tumpangan ke rumah tak akan pernah
kuturuti. Karena
> temanku ini laki-laki. Takut fitnah yang nggak-nggak kalau
barengan pulang.
> Toh, masih ada solusi lain yang masuk akal supaya dia bisa sampai
rumahnya.
> Naik angkot.
>
>
>
> Aku selalu
> bercanda dengan temanku ini, "Kalau Aku jadi kakak iparmu boleh
nggak?" Tentu
> saja disertai dengan, "Aku akan menindasmu habis-habisan kalau Aku
jadi kakak
> iparmu! Kamu akan kusuruh ngepel, nyuci, nyetrika "
>
>
>
> "What? Tidaaaaaaaaaakkk!!!"
> tandasnya.
>
>
>
> Dan aku,
> "Wakakakakakak"
>
>
>
> Tertawa
> lagi.
>
>
>
> Kebonsari Surabaya, 13 Desember 2008
>
> -April-
>
>
>
- 5.
-
[Bahasa-Cerpen Surealis] Natal di Perempatan Jalan
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Sun Dec 14, 2008 8:06 am (PST)
*Natal Di Perempatan Jalan*
Oleh Lia Octavia
Jalan itu masih bercahaya. Lengkap dengan pohon-pohon palem di
sebelah kiri dan kanannya yang siap menaungi siapa saja yang berjalan di
atasnya. Kadang suara aliran sungai bergemericik di pinggir jalan itu
membuat para musafir yang kelelahan bisa berhenti sejenak untuk sekedar
melepas lelah atau meminum airnya yang segar. Jalan itu beralaskan tanah,
yang tidak panas dan tidak pula dingin. Tidak liat dan tidak becek. Warnanya
putih berkilauan. Alas jalan yang sangat bersahabat bagi kaki para musafir
yang telanjang. Walau demikian, para musafir tidaklah selalu merasa nyaman
dengan kondisi jalan seperti itu. Kadang kala ada petir datang di siang
hari, siap menyambar siapa saja yang sedang lengah dan tidak berjaga. Kadang
kala ada hujan yang membasahi jalan itu sehingga licin dan sukar untuk
dilalui. Kadang kala pula ada pelangi yang membusur dan mengintip di
sela-sela daun-daun palem yang rindang. Siap tersenyum bagi para musafir
tangguh yang kuyup.
Jalan itu masih panjang. Lengkap dengan kelokan-kelokan dan
perempatan-perempatannya yang seringkali menipu para musafir yang tidak
membawa peta atau kehilangan arah. Kompas tidak diperlukan di sini. Karena
para musafir sering tidak tahu, hendak ke arah mana jalan itu akan membawa
mereka. Apakah ke utara? Selatan? Timur? Atau barat? Dan juga para musafir
tidak tahu apa saja atau siapa saja yang akan mereka temukan di tiap kelokan
dan perempatannya.
Seorang musafir yang baru saja menemukan jalan bercahaya itu
setelah tersesat di hutan rimba sedang berjalan dengan riang menyusuri jalan
itu, Belum pernah ia melihat jalan yang begitu benderang sehingga seluruh
inderanya terbuka. Seluruh tirai-tirai yang selama ini menutupi jendela
hatinya tersingkap. Ia begitu bahagia. Begitu bahagia sehingga ia selalu
tersenyum. Hatinya penuh cinta dan kedamaian. Cinta yang membuatnya ingin
selalu menari dan menyanyi. Cinta yang begitu besar. Begitu agung. Sehingga
setiap helai daun pohon palem pun turut tersenyum bersamanya dan pelangi
senantiasa mengiringi langkahnya. Langkah sang musafir yang baru terlahir
kembali.
Tiba-tiba dari kejauhan ia melihat sebuah perempatan jalan. Ada
yang membelok ke kiri, kanan, dan lurus ke depan. Perempatan itu cukup luas
dan ia melihat ada beberapa orang berdiri di sana. Apa yang terjadi? Ia
berjalan lebih cepat agar segera tiba di perempatan jalan itu. Semakin
dekat, ia melihat beberapa orang yang berdiri di ujung jalan sebelah kiri
dan sebelah kanan. Ia menajamkan penglihatannya dan lama
kelamaan-orang-orang tersebut menjadi jelas wujudnya. Wajah-wajah yang dulu
pernah dikenalnya. Dulu sewaktu ia tersesat di dalam hutan.
"Hallo! Apa kabarmu, Nak? Sudah lama kita tak berjumpa," sapa
seorang laki-laki berusia separuh baya yang berdiri di ujung jalan sebelah
kiri. Wajahnya bersih dan mengenakan kacamata. Musafir itu menatap laki-laki
itu dengan heran. Rasanya sudah lama sekali tidak bertemu laki-laki itu.
Sejak
Musafir itu mengumpulkan segenap ingatannya. Dan berhasil! Di
hadapannya terbentang rekaman gambar saat ia tersesat di hutan. Ia ingat
sekarang! Laki-laki itu terbujur kaku dan putih di sebuah ruangan dingin dan
kelabu. Tubuhnya penuh luka goresan dan memar bekas benturan. Menurut
orang-orang yang berdiri di sekitarnya, laki-laki itu mengalami suatu
kecelakaan. Musafir itu tidak begitu memperhatikan omongan orang-orang
tersebut. Ia lebih memperhatikan mereka yang berjubah hitam yang berkelebat
di belakang tempat orang itu dibaringkan.
"Waktunya sudah tiba," kata salah seorang yang berjubah hitam
itu. Dingin dan mengerikan. Sengeri kibasan jubah hitamnya yang menutupi
pandangan musafir itu yang sedang menatap bingung pada laki-laki yang sudah
memutih.
"Paman?" panggil sang musafir keheranan. Ia ingat semuanya
sekarang. Laki-laki itu tidak lagi terbujur kaku di perempatan jalan itu.
Tidak ada sedikit pun luka atau memar yang berbekas di tubuhnya.
"Apa yang Paman lakukan di sini?" tanya sang musafir.
"Oh, aku hanya mau merayakan natal dengan keluargaku. Kau tahu kan? Perayaan
yang paling ditunggu-tunggu yang datangnya hanya setahun sekali itu?"
jawabnya riang. "Aku sudah menyiapkan hati yang putih dan penuh cinta. Dan
aku sangat menantikan saat-saat di mana aku bisa berbagi dan memperlihatkan
hati yang penuh cinta ini pada keluargaku."
Sang musafir mengangguk-angguk. Lalu ia menoleh ke ujung jalan
di sebelah kanan. Berdiri di sana seorang laki-laki yang lebih tua dari
laki-laki yang di ujung jalan sebelah kiri itu. Pakaiannya rapi. Seperti mau
ke pesta. Dan rasa-rasanya ia juga mengenal laki-laki itu.
"Nak! Kau kelihatan begitu mengagumkan. Sudah lama sekali kita
tidak bertemu. Terakhir kali aku melihatmu, kau masih mengenakan seragam
putih merah yang disetrika licin oleh ibumu. Kau luar biasa ingin tahu
tentang segala sesuatu. Terkadang aku rindu ingin melihatmu. Tetapi engkau
tidak dapat dilihat atau ditemui. Seperti ada tembok besar yang
menghalangiku untuk menggapaimu," suaranya yang tenang memenuhi udara.
Seketika ingatan sang musafir terkuak. Segenap perasaan
membuncah di dadanya. "Kakek?" panggilnya dengan suara serak. Ia ingat
segalanya sekarang. Terakhir kali ia melihatnya juga terbujur kaku di sebuah
ruangan yang perabotannya kuno dan ketinggalan jaman. Saat itu tubuhnya
tidak penuh luka seperti pamannya. Tubuh itu tua. Mengeriput. Dan membisu.
Mereka yang berjubah hitam juga mondar mandir ke sana ke mari saat itu.
Tetapi kengeriannya berbeda. Kengerian yang berkata, "Memang sudah
seharusnya dan memang sudah waktunya."
"Apa yang Kakek lakukan di sini?" tanya sang musafir heran.
Laki-laki tua itu berusaha tersenyum, namun senyumnya hampa.
"Aku juga hendak merayakan natal. Tetapi aku tidak tahu harus
merayakan natal dengan siapa karena sanak keluargaku tercerai berai ke
mana-mana. Ada yang tersesat di gunung, ada yang terpuruk di lembah, dan ada
yang masih terombang-ambing di lautan. Aku juga sudah membersihkan hatiku.
Tetapi aku bingung harus memberikannya kepada siapa. Aku bertanya-tanya
terus di sepanjang perjalananku yang seperti tanpa akhir. Hingga akhirnya
aku melihat setitik cahaya di kejauhan. Aku berlari sekuat kaki tuaku ini
melangkah menghampirinya. Dan tiba-tiba aku tiba di sini dan bertemu
denganmu," jawab laki-laki tua itu.
"Jadi, hati yang damai dan penuh cinta itu yang membawa Paman
dan Kakek ke sini?" tanya sang musafir sambil menatap kedua orang itu
bergantian.
"Iya, Nak! Jalanmu yang berkilau dan penuh cahaya itu yang
memanggil kami sekali dalam setahun dan memperbolehkan kami untuk bertemu
dengan para musafir yang sedang menjalaninya. Walau kami tidak dapat
menyeberang ke jalanmu itu, kami sudah cukup puas merasakan damai dan cinta
yang sejati hanya setahun sekali. Cinta yang lebih besar dari yang kami
sangka selama ini. Cinta yang ternyata terus berkilauan di jalanmu. Jalan
yang tidak dapat kami lewati. Jalan yang hanya dapat kami kagumi dari tempat
kami berdiri saat ini dan dengan kemurahan Sang Empunya jalan, kami boleh
menikmati cinta yang kau rasakan hanya setahun sekali saja," laki-laki
berkacamata yang berdiri di sebelah kiri jalan berkata-kata dengan suara
tergetar.
"Kami tidak menyangka saat natal tahun ini kami bertemu denganmu di
perempatan jalan ini. Selama ini kami sibuk mencari anggota keluarga kami,
tetapi kami tidak dapat menemukannya," sambung laki-laki berkacamata itu.
"Dan akhirnya kami harus kembali berjalan dengan tangan hampa dan menunggu
kesempatan itu datang lagi tahun depan."
"Natal. Natal yang kalian bicarakan itu, seperti apakah rasanya?" tanya
sang musafir.
Laki-laki yang lebih tua yang berdiri di jalan sebelah kanan menjawab,
"Natal berarti kelahiran. Natal yang kami rasakan adalah perasaan seakan
baru saja menemukan jalan bercahaya setelah tersesat di hutan rimba. Jalan
yang begitu benderang sehingga seluruh indera kami terbuka. Seluruh
tirai-tirai yang selama ini menutupi jendela hati kami tersingkap. Perasaan
yang begitu bahagia. Begitu bahagia sehingga ingin selalu tersenyum. Hati
penuh cinta dan kedamaian. Cinta yang membuat ingin selalu menari dan
menyanyi. Cinta yang begitu besar. Begitu agung. Sehingga setiap debu di
jalan kami turut tersenyum bersamanya dan pelangi senantiasa mengiringi
langkah. Kami seperti terlahir kembali."
"Jadi, perasaan itu hanya kalian alami setahun sekali?" tanya sang musafir.
"Iya, benar!" jawab laki-laki berkacamata. "Dan sering kali kami begitu
kecewa saat perasaan itu hilang dan kami harus menunggu setahun lagi untuk
merasakannya."
"Ya benar! Dan kami seringkali bertanya-tanya, dalam hati, apakah para
musafir yang kami temui setahun sekali di perempatan jalan ini juga
merasakan hal yang sama? Karena semua musafir yang kami temui juga
menanyakan hal yang sama sepertimu," sambung laki-laki tua itu.
Sang musafir tersenyum. Senyumnya begitu menakjubkan hingga tunas-tunas
bunga mengintip dari sela-sela kelopaknya. Lalu dengan suara lembut ia
menjawab, "Kami mengalami perasaan indah yang kalian sebut natal itu setiap
hari. Setiap detik waktu yang mengiringi kami dan setiap denyut nafas kami,
adalah perasaan indah yang kalian sebut natal itu."
Laki-laki berkacamata dan laki-laki tua itu menatap sang musafir dan salah
seorangnya mendesah, "Ah, seandainya saja kami dapat terlahir kembali dan
menapaki jalanmu sehingga kami dapat merasakan natal setiap hari, bukan
setahun sekali. Tetapi, kami tidak dapat mengubah apa pun sekarang, iya
kan?"
Sang musafir mengangguk sopan ada kedua laki-laki itu. Jalan bercahaya di
depannya terus berpendaran. Waktunya untuk mengucapkan selamat berpisah pada
mereka. Selamat berpisah atas pertemuan yang begitu menyenangkan. Yang
membuat sang musafir tak henti-hentinya mensyukuri keberadaannya.
Kedua laki-laki itu juga mengangguk sopan lalu berbalik arah dan menempuh
jalan mereka masing-masing. Dan seiring sang musafir berlalu dari perempatan
jalan itu, kedua laki-laki itu terus berharap akan bertemu musafir-musafir
lainnya. Tahun depan. Di perempatan jalan itu.
Jakarta, 14 Desember 2008 at 11.15 p.m.
http://mutiaracinta.multiply. com
**********
- 6.
-
{Humor} Nikah Sama Orang Jawa bisa Kaya (Semoga Tidak Garing..Kriuk)
Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com
Sun Dec 14, 2008 4:12 pm (PST)
*Nikah Sama Orang Jawa bisa Kaya (Semoga Tidak Garing..Kriuk)*
Disuatu sore yang indah.. Duduklah disana seorang wanita tua yang bagiku
masih tetap cantik, aku, satu orang adik, dan satu orang kakak..
Entah asal muasalanya bagaimana, sehingga lagi-lagi diskusi yang ada di
ruang keluarga itu bertema tentang pernikahan. *nasib..nasib.. disuruh nikah
mulu (curhatmodeon) pengen liat seorang Nia berubah katanya... Lama-lama
bisa berubah jadi Sailormoon nih.. hmm apa Maryamah Karpov ya?kikikikik...
Tiba-tiba percakapan, bertambah seru..
Wanita Cantik : Enakan nikah sama orang Jawa, nanti bisa kaya!
Aku : HAH? Kaya gimana maksudnya?
(*masangtampangserius)
Wanita Cantik : Kayak Mba-Mba.. (*danwanitacantikitutertawa)
Aku : Gubrax!
Hadooh..hadooh.. Wanita Cantik bercucu 8 itu ternyata.... selera humornmya
cukup bagus juga... pantas sajah saiah seperti inih..
-semogatidakkriukkriuk-
nb: mohon maaf bagi yang sudah pernah aku ceritain.. dan maap bukan
bermaksud SARA
Nia Robie'
(yang setelah menepi ingin berhumor-humor ria)
- 7.
-
Jendela Waktu Tanpa Dinding
Posted by: "WORD SMART CENTER" wordsmartcenter@yahoo.com wordsmartcenter
Sun Dec 14, 2008 4:14 pm (PST)
Jendela Waktu Tanpa Dinding
Oleh: Udo Yamin Majdi
dari jendela waktu tanpa dinding
kulihat kau duduk di singgasana
bersama permaisuri jelita
di tengah rakyat jelata
lalu berkata:
"akulah raja faruq,
akan mengubah delta
menjadi permadani palawija
akan menyulap sahara
menjadi istana!"
dari jendela waktu tanpa dinding
kudengar kau berkata di depan murid-muridmu:
"akulah sultan hasan
di sini kita akhir pertikaian
silahkan semua pelajari
ajaran maliki, syafi'i, hambali, atau hanafi!"
dari jendela waktu tanpa dinding
aku datang berbaris bersama engkau
dan dengan gagah kau berteriak:
"Shalahudin Al-Ayyubi tidak gentar,
justru akan kukejar mereka sampai ke puncak langit atau ke dasar lautan"
ketika jendela waktu itu tertutup
semuanya sirna
tak ada lagi penguasa
tak ada lagi ulama
tak ada lagi tentara
yang ada hanyalah pusara
bisu seribu bahasa
dunia memang fana
Cairo, 9 Desember 2008
Puisi ini oleh-oleh setelah berkunjung ke Makam Raja Faruq, Masjid dan Madrasah Sultan Hasan, dan Benteng Sholahudin Al-Ayyubi
- 8a.
-
Ayo Menulis
Posted by: "M.Arif As Salman" marif_assalman@yahoo.com marif_assalman
Sun Dec 14, 2008 4:14 pm (PST)
Special Thank`s untuk Ust. Udo
07.45 WK
Bismillah. Semalam ada ide-ide yang muncul dalam pikiran saya setelah membaca tulisan akh Ihsan Zainuddin. Dan itu berlangsung sampai pagi ini. Dirumah komputer lagi error, sehingga menjelang berangkat kuliah, saya mencoba meluangkan waktu sedikit untuk menuangkan ide-ide tersebut di warnet.
Sebelum memulai saya akan memberikan beberapa contoh :
1. a. Seseorang berkata pada temannya, "Akhi, di Hay Asyir ada musa`adah untuk wafidin sebanyak 500,Le". Dan orang yang mengatakan tersebut tidak pergi ketempat yang ia beritahukan dengan alasan malas.
b. Seseorang berkata pada kawannya, "Akhi, dirikanlah shalat". Orang yang mengatkan tidak shalat dengan alasan malas.
2. a. Seseorang berakata, "Akhi di Hay Asyir ada musaadah untuk wafidin, senilai 500, Le. Orang yang mengatakan tidak pergi karena terbaring diatas kasur disebabkan demam yang menimpanya.
b. Seseorang berkata, "Shalatlah di mesjid berjamaah." Dan orang yang berkata, tidak kemesjid karena sakit demam yang menghalanginya.
3. a. Seseorang dapat berita tentang musaadah senilai 1000,Le. Tapi ia tidak memberitahukan pada teman-temannya.
b. Seseorang rajin shalat berjamaah, rajin kekuliah, talaqi, bersilatura hmi, puasa, sedekah dan kebaikan lainnya. Tapi tidak mengajak orang lain pada kebaikan-kebaikan tersebut.
4. a. Seseorang mendapat informasi musaadah senilai 1000,Le dibeberapa tempat dan ia memberi tahukan teman-temannya tentang hal itu.
b. Seseorang rajin beribadah, puasa, sedekah dan amal kebaikan lainnya, dan ia juga meluangkan waktu untuk mengajak orang lain.
Dari ke-4 contoh diatas manakah yang lebih baik? Kita sepakat adalah yang no-4. Sedangkan contoh no-1 adalah orang yang merugi. Orang yang lalai atas dirinya dan hanya sibuk mengajak orang lain pada kebaikan.
Orang munafik yang hanya berkata, tapi tidak mengamalkan apa yang ia ajak. Orang seperti ini kelak akan disiksa di neraka, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits Rasulullah Saw., tentang seorang yang ditanya oleh ahli neraka kenapa ia disiksa sedang di dunia ia selalu mengajak pada kebaikan, ia menjawab, karena ia mendatangi keburukan yang ia cegah orang darinya, dan meninggalkan kebaikan yang ia ajak orang lain padanya.
Sedangkan contoh kedua, adalah orang yang menginginkan untuk orang lain kebaikan, sedangkan ia sendiri terhalang untuk melakukannya karena kondisinya yang ma`dzur. Orang ini akan dapat pahala atas ajakannya.
Dan contoh ke-3 adalah orang egois, orang yang mau enak sendiri, mau baik sendiri dan tidak mengajak orang lain pada kebaikan. Dalam sebuah hadits, diterangkan ketika Allah Swt. akan menurunkan azab pada suatau kaum, Allah perintahkan azab tersebut dimulai pada orang yang hanya sibuk mengurus dirinya, sibuk beribadah sendiri, dan lalai dari mengajak orang lain pada kebaikan.
Dan contoh ke-4 adalah orang yang terbaik, ia yang mengetahui kebaikan, ia amalkan kebaikan itu dan ia ajak orang lain pada kebaikan, orang ini seperti yang disampaikan oleh Rasulullah, adalah orang yang mencintai kebaikan untuk orang lain, sebagaimana ia cinta pada kebaikan untuk dirinya.
Lantas kenapa kita mesti merasa kecewa dan nggak mau? Apakah ketika kita mendengar seorang teman berkata, "Akhi di Hay-6 ada musa`adah senilai 500,Le, ayo buruan, nanti kehabisan!". Tapi orang yang mengatakan itu tidak pergi dengan alasan malas, apakah lantas kita juga nggak mau dan nggak pergi, karena kita kita kecewa pada orang yang mengatakan, karena ia tidak pergi ke tempat itu.
Dan apakah ketika Laptop, Hp, Mobil dan lainnya yang kita pakai buatan orang non islam, tidak mau kita pakai dengan alasan kecewa pada orang tersebut, karena mereka tidak beriman pada Allah Swt., hari akhirat, dan mendirikan shalat?
Menurut hemat saya, kumpulkan dan ambillah kebaikan dimanapun dan dari siapapun kita temukan dan buang serta campakkan keburukan yang ada padanya. "Lihatlah apa yang dikatakan [ walau yang mengatakan itu anak kecil, orang non islam; seperti ilmuwan yang telah menemukan berbagai keajaiban penciptaan Allah Swt., bahkan orang jahatpun yang pernah berkata pada seorang ulama, "Ilmu itu di dada bukan di buku", dan lain-lainya] dan jangan lihat siapa yang mengatakan".
Dengan demikian mari kita niatkan menulis pertama kali untuk mencerahkan diri, memperbaiki diri dan mengajak diri pada kebaikan. Kemudian, kita berbagi dengan orang lain sebagai wujud rasa cinta kita pada saudara, dimana kita juga ingin kebaikan itu ia rasakan.
Dengan menulis, ilmu akan terjaga, peristiwa-peristiwa penting dan pengalaman-pengalaman berharga akan terabadikan, dan dengan menulis ilmu akan tersebar.
Kitapun juga tak boleh lupa bahwa dalam hidup ini ada 3 saat yang mesti kita jaga :
1. Saat dengan Allah Swt, mempersembahkan pengabdian yang ikhlas, penuh khusyuk pada Allah, saat indah dan istimewa dengan Kholiq kita, saat-sat penuh mengharukan dan air mata, saat-saat penuh cinta dan kedamaian.
2. Saat dengan diri kita, saat dimana kita menghisab diri dan menghitung amal, mencela aib-aib kita, saa-saat merancang pertemuan dengan Allah yang maha indah yang tidak menerima dari kita kecuali amal-amal kita yang ikhlas, saat kita mentafakuri diri dan saat kita mengenal diri kita.
3. Saat dengan manusia, bergaul dan berinteraksi dengan mereka. Saat kita bisa berbagi dengan orang lain, saat kita memberikan cinta yang tulus, kasih sayang, dukungan, semangat dan teguran. Saat dimana kita berkumpul dengan saling cinta untuk saling mengingatkan pada kebaikan dan hari akhirat.
Dan kita mesti maklum, tidak ada manusia yang sempurna, hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadist beliau, "Setiap anak Adam sering kali berbuat kesalahan, dan sebaik-baik mereka adalah orang yang sering kali bertaubat"
Nah, ketika kita kecewa dengan sikap saudara kita, datanglah pada nya dengan air mata cinta, senyum penuh kasih sayang, kata-kata yang menggugah, berikanlah ia teguran-teguran yang lembut, persembahkan padanya kata-kata penuh cinta, dengan cara ini, mudah-mudah ia tersadar dari kehilafannya selama ini dan dari kelalaiannya.
Mungkin syetan suatu kali pernah membisikan ke dalam hati dan pikiran kita,
"Udahlah, ngapain kamu sibuk-sibuk ngurusin orang lain, ngapain kamu ajak orang pada kebaikan, sedangkan diri kamu sendiri saja belum beres dan belum baik. Udah, sekarang urus saja dirimu sendiri, ilmu yang kamu dapat untuk kamu bukan untuk orang lain!".
Dan ketika orang yang diseru syetan tersebut telah mulai baik, dan timbul keinginan dalam hatinya untuk mengajak orang lain pada kebaikan, dengan cepat syetan mendatanginya, "Tunggu dulu, anda mau kemana, udahlah, jangan repotin dirimu, kamu aja belum benar, sekarang pulang aja, perbaiki diri dulu."
Sehingga pada akhirnya, dengan penundaan dari syetan tersebut orang itu tidak pernah satu kalipun mengajak orang lain pada kebaikan sampai ia mati.
Satu sisi, seruan syetan itu ada baiknya, mengajak pada perbaikan diri, tapi ini sebenarnya, Qaulul haq yuriduhul bathil.
Ketika seseorang sibuk dengan urusannya sendiri, dengan ibadahnya sendiri, dan alpha dengan seikitarnya, tidak peduli dengan orang lain yang masih lalai, belum shalat, berbuat dosa dan maksiat, maka datanglah syetan pada orang-orang yang sedang lalai dan tengah tenggelam dalam dosa dan maksiat tersebut, dan kemudian membawanya pada dosa dan kemaksiatan yang lebih buruk.
Kenapa? Karena tidak satu orangpun dari teman dan saudaranya yang mau mengajaknya pada kebaikan, sehingga jadilah ia objek dakwah syetan dan nafsu.
Pada intinya, kalo kita tidak jadi da`i [ mengajak diri kita dan orang lain pada kebaikan] maka kita akan jadi mad`unya syetan dan hawa nafsu, begitu juga saudara-sauadara kita yang lain.
Jadi, mari kita terus belajar, niatkan dengan ilmu yang kita dapatkan untuk mencerahkan diri, memprrbaiki diri, kemudian kita amalkan ilmu tersebut semampu kita, kita ajak orang lain padanya, mulai dari yang terdekat dan begitu seterusnya. Dengan demikian akan tersebarlah kebaikan. Dan seruan pada kebaikan bisa kita lakukan dengan berbagai cara sesuai kemampuan yang kita bisa dan juga dengan melihat mad`unya, mungkin dengan kata-kata yang penuh hikmah, tulisan-tulisan yang menggugah dan menggetarkan hati, dan mu`amalah serta akhlak yang terpuji.
So, kenapa mesti ragu, ayo menulis! Tulislah kebaikan yang selama ini telah anda ketahui dan telah anda amalkan. Dan mari kita berbagi, kita juga pengen mendapatkan anugerah kebaikan sebagaimana yang telah anda dapatkan.
Untuk Ust. Udo, salam ta`zhim dari murid antum, antum telah mengajarkan kita [red: Saya] banyak ilmu dan kebaikan serta special thank`s atas tulisan-tulisan antum yang mencerahkan, semoga Allah Swt. yang maha pemurah menimbang setiap huruf yang antum goreskan, amin.
Tulisan ini belum di edit secara detail, isinya mungkin belum sistematis, saya minta maaf, karena terbatasnya waktu yang ada, moga bisa memberi manfaat, amin. Dan saya minta ma`af bila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam tulisan ini dan sangat dimohon perbaikan dan teguran dari antum semua, syukran,
Madina Nasr, Ahad, 14 Desember 2008
Selesai ditulis, 09. 05 WK
Abu Fathma
- 9a.
-
(bahasa-cerpen) salju pertama di bulan desember
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Sun Dec 14, 2008 5:04 pm (PST)
dear all,
saya tidak pandai menulis deskripsi.
ini adl salah satu cerpen sy utk sesi latihan "belajar menulis
deskripsi"
fuh, semoga tidak terlalu membosankan ya.
-retno-
SALJU PERTAMA DI BULAN DESEMBER
Oleh: Retnadi Nur'aini
Seorang gadis kecil bermata hijau tengah terpukau menatap butiran
putih salju yang turun pelahan. Salju pertama di bulan Desember.
Sebentar lagi Natal. Dan Santa Claus dengan kereta rusanya akan
menyelinap masuk lewat cerobong asap membawa sekarung penuh hadiah
untuk anak-anak baik.
Gadis kecil itu telah berusaha menjadi anak yang baik.
Ia mematuhi semua perintah ibunya untuk tidak mengotori gaun barunya
yang berwarna putih, gaun yang sangat ingin dipamerkannya pada teman-
teman, karena ia tampak seperti seorang malaikat kecil di dalamnya.
Ia telah membantu ibunya membuat kue jahe, lusinan kue jahe, yang
harumnya memenuhi kue dapur. Ia juga mematuhi anjuran ibunya untuk
selalu memasang topi selama musim panas. Beberapa malam lalu, ia
bahkan membersihkan sendiri lantai yang ditumpahinya dengan saus
spageti. Dengan rajin, gadis kecil itu menggosok lantainya sampai
berkilat, dan ia bisa berkaca di permukaannya.
Ia juga berusaha untuk tidak menyelinap ke balik selimut ibunya,
saat malam menjelang. Sambil berhitung "Satu Mississippi, dua
Mississippi, tiga Mississippi,.." ia akan memberanikan diri tidur di
kasurnya sendiri, meski dengan lampu menyala karena ia takut gelap.
Untuk kemudian terlelap pada hitungan ke-27.
Dan ia sangat berharap Santa Claus tahu itu semua, lalu mengabulkan
doanya untuk memiliki sebuah boneka porselen dari toko Bernie's.
Boneka itu cantik sekali. Rambutnya pirang berombak dengan mata
biru. Boneka itu juga mengenakan sepotong gaun warna biru berpita,
yang warnanya senada dengan warna matanya. Benar-benar boneka yang
cantik sekali.
******
Seorang pria tampak meluruskan punggungnya di sebuah kursi hitam
berputar dalam ruangan kantornya yang lengang. Di hadapannya,
bertumpuk gunungan pekerjaan yang harus diselesaikannya.
Padahal sebentar lagi Natal, pikirnya.
Ia melonggarkan dasi dan menatap jendela kantornya. Di luar, butir-
butir putih salju turun pelahan. Dibingkai jendela kantor, pria ini
menyaksikan semuanya.
Salju pertama telah turun di bulan Desember.
Seketika ia teringat pada rumah masa kecilnya. Pada ibunya yang
selalu beraroma sabun dan rempah-rempah. Yang berambut putih dan
berkacamata dengan bingkai bulat. Yang menghabiskan waktu luangnya
dengan membuat aneka manisan dan selai untuk disimpan di gudang
persediaan makanan mereka. Ibunya akan bersenandung pelan sambil
bekerja, lalu akan tersenyum lebar melihatnya pulang. Lalu ibunya
akan menyapa lembut "Halo, jagoan!"
Pria itu juga teringat pada ayahnya. Pria pendiam bertubuh kekar
dengan kulit kecoklatan terbakar matahari. Tidak seperti aroma
feminin sang ibu, ayahnya justru selalu beraroma campuran keringat,
tembakau, kayu yang baru di belah, serta tanah lengket yang
serpihannya berjatuhan dari sol sepatu butnya.
Saat ini ayah ibunya pasti tengah berada di depan perapian yang
berada di ruang tengah. Perapian yang hangat. Ibunya pasti sedang
merajut selembar sweter atau kaus kaki atau sarung tangan. Apa pun,
untuknya. Sementara ayahnya akan mengisap pipa sambil membaca koran.
Diiringi kemeratak kayu yang terbakar, sesekali mereka akan
mengobrol ringan. Ibunya akan bercerita tentang anak anjing tetangga
yang baru melahirkan enam ekor anak anjing, atau mawar baru di kebun
Ny. Marple, atau tukang susu yang baru sembuh dari flu. Aneka
obrolan yang akan ditanggapi pendek-pendek oleh ayahnya. Tapi mereka
berdua tahu, bahwa sang ayah mendengarkan. Sungguh-sungguh
mendengarkan.
Setiap Natal, ayahnya akan membawa sebatang cemara hidup yang masih
segar. Dengan disemangati ibunya, ia akan membantu sang ayah
menggotong cemara itu masuk. Lalu mereka berdua akan menghiasnya
dengan aneka hiasan natal yang disimpan rapi di laci ketiga lemari
penyimpanan, sementara aroma kalkun yang dipanggang ibunya membuat
air liur menetes-netes. Setelah membuat mistletoe dan hiasan untuk
dipajang di pintu depan, mereka akan menggantung 3 kaus kaki di atas
perapian.
Ah, betapa merindukan.
Sebentar lagi Natal.
******
Di sebuah bar yang nyaris kosong, seorang wanita dengan lipstick
yang mulai pudar tampak menenggak campuran scotch-whisky nya, entah
untuk gelas ke berapa. Sementara pemilik barnya, seorang pria nyaris
botak bercelemek putih, hanya menggeleng-gelengkan kepala menonton
si wanita. Si pemilik bar tengah mengelap gelas-gelas rampingnya,
saat salju turun.
Salju yang juga disaksikan si wanita dari balik jendela bar.
Sekonyong-konyong, ia melihat dirinya sendiri di tengah salju itu.
Bersama seorang pria yang memberinya sebentuk kotak kecil, berisi
cincin bermata berlian. Ia melihat dirinya yang terpekik riang, lalu
memeluk leher si pria, menghadiahinya satu ciuman manis. Untuk
kemudian meminta si pria mengenakan cincin itu di jari manis mungil
miliknya.
Cincin yang nantinya akan di buang ke tengah gundukan salju tahun
berikutnya. Sambil menangis dan berteriak mengumpatkan kata-kata
kasar, ia melihat dirinya sendirinya yang frustasi. Sementara si
pria cuma menunduk lemas, lalu mengambil cincin itu. Dan pergi.
Setetes air mata jatuh di pipi si wanita, sementara tangannya iseng
memainkan gelas. Sebentar lagi Natal. Natal pertama yang tak
dilewatkannya bersama kekasihnya.
Dan betapa ia merindukannya. Sangat.
******
Salju pertama telah turun di bulan Desember. Merangkum kota dan
seisinya menjadi satu warna. Putih, putih, dan putih. Membersihkan
sudut-sudut hati yang kotor, melarutkan seluruh kesedihan, dalam
atmosfer kudus yang agung.
Sementara itu di sebuah rumah, seorang gadis kecil bermata hijau
tengah mengagumi butiran salju yang turun, sambil memimpikan boneka
idamannya. Di sebuah ruangan kantor yang lengang, seorang pria
tengah menggali kenangan masa kecilnya. Dan di sebuah bar yang
nyaris kosong, seorang wanita dengan lipstick yang nyaris pudar
tengah menangis terisak-isak meratapi kekasihnya. Sayup-sayup
terdengar "Jingle bells, jingle bells, jingle all the way.."
******
- 9b.
-
Re: (bahasa-cerpen) salju pertama di bulan desember
Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id siril_wafa
Sun Dec 14, 2008 6:45 pm (PST)
Latihannya aja sudah bagus apalagi kalo dah jadi. tulisan Bu Retno
selalu asyik dan tidak membosankan koq di baca ^_^
-sis-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Bucom
CaturCatriks" <punya_retno@...> wrote:
>
> dear all,
>
- 10.
-
(konseling) Ramdan-Sang Penggugah
Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com asma_h_1999
Sun Dec 14, 2008 5:17 pm (PST)
Ramdan-Sang Penggugah
Asma Sembiring
Mataku mengaca membaca email dari seorang sahabat. Imel itu
disertai foto, menggambarkan seorang ibu mengusap sudut matanya yang
simbah oleh air mata. Di hadapannya, dalam sebuah box, bayi lelaki
dua bulan berbaring damai dalam keadaan telanjang. Pergelangan kaki,
lutut dan dua tangan kecilnya terikat perban.
Ramdan mengecap udara dua hanya dalam kisaran waktu dua bulan, yang
ia habiskan dalam diinkubator. Bertahan dengan selang yang
ditusukkan ke tubuh kecilnya, agar ia, yang dilahirkan dalam keadaan
prematur bisa tetap hidup.
Aku tak begitu ingat bagaimana detail ceritanya. Ingatan yang
memupus hanya menyisakan kalimat dalam smsku, yang itupun telah aku
hapus beberapa waktu lalu. Bunyi smsnya
`Ma, istrinya Pak X....OB di kantor kita dulu sedang mengalami
kesulitan. Beliau melahirkan bayi prematur di rumah sakit di
Jakarta. Bayinya harus dimasukkan diinkubator dan perlu biaya
banyak untuk pengobatannya. Kamu bisa bantu enggak?'
Aku tercenung. Membayangkan bagaimana Pak X dan istrinya membayar
biaya rumah sakit tersebut. Berapa sih penghasilan Pak X sebagai
OB kantor ? pikirku. Pula aku dengar, kantor tempat beliau bekerja
dari dulu hingga sekarang itu, tidak begitu mengerti akan kesulitan
karyawannya ini.
Salutnya...sahabatku yang mengetahui informasi tersebut, bersama
beberapa teman berupaya mengumpulkan donasi dari teman-teman lain-ex
karyawan yang dulu pernah bekerja di kantor bersama Pak X.
Penggalangan dana juga dilakukan pada teman-teman lain. Dana-dana
yang masuk dan keluar dilaporkan berkala oleh sahabatku via email
pada donatur. Aku sempat membaca sekilas beberapa emailnya dan satu
dua kali memberikan jawaban singkat-semoga Ramdan segera pulih dan
bergembira seperti bayi-bayi lainnya.
Allah mengaruniakan usia Ramdan memang hanya dua bulan. Dalam
bayangan entah siapa, mungkin dan barangkali, kelahiran Ramdan
dianggap masalah, terutama bagi keluarga-keluarga yang kesulitan
dalam keuangan.
Dalam pandanganku, Ramdan adalah sang penggugah. Ia (lewat seruan
sahabat-sahabat yang bersemangat menggalang dana) mengetuk
kepedulian orang lain yang mulai cuek dan berhati dingin terhadap
penderitaan sesamanya. Ramdan-dalam denyut napasnya yang tinggal
satu-satu mengajak kita untuk peduli, berbagi, care, berempati.
"Heyy....di sini ada sebuah kehidupan baru yang menanti uluran
tangan kalain agar aku bisa bertahan hidup, wahai manusia-manusia
lain di muka bumi", begitu mungkin yang ingin ia suarakan.
Maka simaklah potongan email dari sahabatku ini.
Teman-teman yang baik,
kami atas nama keluarga bayi inkubator (Ramdan) mengucapkan terima
kasih yang tak berhingga kepada para dermawan baik individu maupun
instansi atas segala dukungan baik materi, doa, tenaga, waktu, dan
bantuan lainnya demi perawatan hingga berpulangnya alm. Bayi
Ramadan.
Alm bayi Ramdan, dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah
datang dan menyapa kita, serta menjadi jalan bagi kita untuk
mengambil kesempatan berbuat kebaikan kepada sesama yang kurang
beruntung.
Subuh pagi ini, 11 Desember 2008 bayi Ramdan dipanggil Penciptanya
setelah mengalami kritis malam harinya. Inna lillahi wa inna ilaihi
roji'un.
Terima kasih pula kepada pihak Rumah X di Jakarta Selatan (dokter,
para perawat, dan seluruh pihak RS) atas bantuannya kepada bayi dan
keluarga (dengan memegang kartu Jamkesmas, pihak keluarga tidak
diminta membayar biaya selama perawatan 2 bulan lebih, kecuali obat-
obatan yang tidak tersedia di apotik RS, pampers, dan selang makan)
Terima kasih juga kepada moderator berbagai milis dan media massa
yang telah mengijinkan kami mengumumkan peristiwa ini, dari awal
hingga akhir ini (diedit-red).
Cikole, 15 Des 2008
- 11.
-
(Keluarga) KETIKA AKU MEMPERTANYAKAN CINTA IBU DAN AYAH
Posted by: "Divin Nahb" divin_nahb_dn@yahoo.com divin_nahb_dn
Sun Dec 14, 2008 7:22 pm (PST)
(Keluarga) KETIKA AKU MEMPERTANYAKAN CINTA IBU DAN AYAH
oleh; Divin Nahb
Sejenak aku ingin menuturkan cerita yang mengikatkan darah seoarang anak pada kedua orang tuanya, meski karakter yang terikat dalam diri terkadang membuat itu menjadi hijab...
Kecintaan dan kasih sayang orang tua memang tiada batas. Aromanya bisa tercium meski kita berada dalam ruang sunyi sementara mata dan kaki kita menjadi lumpuh. Sentuhannya bisa dirasakan meski jarak membelah kehampaan ruang. Kata-kata yang mengental akan cinta dan sayang bisa terdengar meski tidur dan terbuai dalam alam maya. Tapi terkadang seorang anak, menafikkan itu... karena egoisnya dia menjadi manusia yang katanya mencari apa ini apa itu, mengapa begini mengapa harus begitu.
Waktu kecil, aku yang sering diperdengarkan kata-kata santun dan bijak, yang sering dibelai dengan kebaikan, yang sering mencium aroma cinta dan kasih sayang Ibu dan Ayah, nyatanya tidak menyadari apa arti semua itu. Umur yang belum bisa berpikir dengan cermat dan dewasa tidak bisa memahami itu sebagai sesuatu yang luar biasa. Aku yang kecil hanya mampu merasakan kenyamanan. Karena ketika aku menangis ada Ibu yang memeluk. Ketika aku sakit ada Ibu yang menjaga. Ketika aku inginkan boneka ada Ayah yang membelikan. Ketika aku mendapatkan nilai bagus, es krim dihadiahkan untukku.
Maka, kemudian, seiring berjalannya kehidupanku. Ibu dan Ayah memperkenalkan bagaimana cara bergaul dengan teman sebaya. Layaknya anak sebaya, aku dan temanku bermain. Kami mencetuskan tawa itu apa. Kami buka imajinasi yang berkutat dalam alam pikir kami tentang keajaiban. Tapi mengapa di antara kami tidak semua berjalan sama?? Tidak selaras?? Tidak dalam satu keajaiban yang akan kami gapai bersama?? Dan terjadilah perselisihan karena kami tidak mau kalah satu sama lain. Saling jambak. Saling gigit. Saling cubit. Lantas kami menangis sejadi-jadinya.
Aku benci temanku yang tidak mau paham aku. Tapi yang lebih mengherankan lagi, aku dinasehati agar tidak boleh nakal oleh Ayah. Kenapa Ayah?? Bukankah Ayah adalah ayahku?? Itulah pikiranku saat itu. Mengapa Ayahku tidak membelaku dan menyalahkan temanku?? Aku kesal, pikirku Ayah tidak sayang denganku. Bahkan Ibu juga ikut menasehatiku bahwa aku tidak boleh jadi anak nakal dengan menjambak temanku. Oh... kenapa tidak ada yang membelaku?? Kenapa aku dibiarkan seperti ini?? Bukankah aku anak mereka?? Aku merasakan sedih sekali diperlakukan tidak adil saat itu.
Apa yang terjadi waktu kecil, tetap saja terjadi saat aku SMP bahkan SMA. Setiap aku memiliki masalah selalu saja Ibu dan Ayah berada di posisi tengah. Mereka malah menganalisa mengapa masalah itu bisa datang. Mungkin itu salahku atau salah temanku, yang jelas sebagai manusia tidak akan lepas dari khilaf. Karena selalu berada pada posisi seperti itu, maka akupun tidak bisa merasakan kehangatan utuh. Apalagi ditambah penjagaan ketat yang diluncurkan Ayah terhadapku. Banyak larangan terjadi di saat aku menginginkan itu. Maka kehangatan tampak semakin tidak sempurna.
Suatu kali, pernah aku melihat sinetron yang peran utamanya bisa begitu dekat dengan Ibunya. Seorang anak yang dipahami jalan pikirannya. Ibu mengikuti zaman anaknya. Tapi aku?? Lantas, aku tuturkan keinginan dan impian bisa memiliki kehangatan itu sewaktu nonton, sementara Ibuku ada di belakang. Dan aku tahu Ibuku mendengar keinginan besarku. Aku rindu kehangatan yang utuh...
Beberapa waktu kemudian, aku melihat Ibuku mulai memahami aku. Begitu hangatnya perasaan ini. Tapi sayangnya, sebagai anak yang sedang mencari jati diri, pikiranku terus melihat dunia dan kakiku terus berlari. Aku mencarinya dalam dunia kampus yang Mahasiswanya dipenuhi dengan segala macam ide pikiran dan sikap. Tentu saja aku masuk di dalamnya dan kemudian membentukku menjadi seseorang yang baru. Di sini, aku dengan sadar memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan kedua orang tuaku dalam pikiran.
Sejak saat itu, aku terus mencari apa yang menurutku benar. Termasuk tentang sosok Ibu dan Ayah yang ideal. Kegemaranku berinteraksi dengan para orang tua adalah sebuah pengamatan yang tajam karena keinginanku tentang orang tua ideal. Di sanalah aku menemukan berbagai sosok dari yang lembut, santun, demokratis, tegas, dan berpikiran maju. Yang lebih utama adalah karena mereka selalu ada untuk anak mereka seperti yang aku inginkan sejak kecil. Dan aku mengetahui sekarang, bahwa apa yang kulakukan telah membuat Ibu dan Ayahku cemburu.
Meski aku mencari keidealan sosok Ibu dan Ayah menurutku. Tapi cinta dan sayang yang ada dalam hatiku, tidak pernah luntur. Hanya saja, karena perbedaan pemikiran dengan Ayah dan kurang sadarnya aku bahwa beliau begitu cinta serta Ibu yang tidak pernah hengkang untuk menjagaku, membuat diri ini mencari apa yang seharusnya tidak perlu dicari. Aku bodoh atau keblinger atau tidak pernah puas layaknya manusia secara umum??? Entah, tapi yang jelas belum ada keselarasan hati dan pikiranku menyatukan konsep cinta pada orang tuaku sendiri. Hah... aku parah!!
Akhirnya aku diketuk dengan adanya satu persatu masalah pelik yang hadir dalam hidupku. Dan perlakuan sama dari orang tuaku, terutama Ayah tidak berhenti. Aku tidak dibela namun aku diajaknya bicara untuk menganalisa mengapa masalah itu datang. Aku kemudian merenung...
Butuh waktu lama untuk memahami sikap dan pikiran Ayahku hingga umurku dua puluh lima tahun ini. Aku membuang keegoisan pencarian yang selama ini setia menemaniku. Aku akhirnya tahu bahwa sikap yang diambil Ayahku adalah bentuk pendewasaan bagiku dan semua saudaraku. Bahwa ketika masalah menghampiri, adalah sebuah renungan kembali untuk diri kita meski kita berada di dalam lingkaran kebenaran dan kesalahan. Serta semua penanaman kebaikan yang diajarkan Ayah adalah bentuk keikhlasan kita pada sesama.
2 pelajaran berharganya adalah "Dewasa dalam Berpikir dan Ikhlas dalam Bertindak". 2 pelajaran yang begitu mengakar dalam diri ini sejak dini, tapi aku tafikkan karena keegoisan diri mencari apa yang aku inginkan.
Aku merenung sangat dalam. Membentangkan kedua tangan ini untuk merasakan kembali arti cinta dan sayang Ibu-Ayah. Semua yang aku biarkan menunggu di sekitarku, pada akhirnya aku raih. Dan aku mengingat kejadian mengharukan dalam hidup.
Betapa aku menangis untuk bertemu Ibu sewaktu pertama kali berada di pondok pesantren. Betapa aku menangis ketika rindu pada Ibu memuncak sewaktu pertama kali mengkost sebagai Mahasiswi. Betapa aku rindu di mana Ayah menjagaku sewaktu kami pergi ke suatu tempat. Betapa aku rindu keduanya dengan tawa dan canda.
Aku sebenarnya sering ditegur dengan meninggalnya orang tua temanku. Bahwa kehidupan manusia hanya seketup waktu. Aku yang belum memberikan kebahagian untuk orang tua pastilah akan menyesal berat. Meski dari dulupun aku paling tidak suka ada orang yang menginjak-injak kehormatan atau mencaci Ibu dan Ayahku.
Sekarang kecintaan aku pada keduanya adalah kental. Jika Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta pernah mengungkapkan akan mempertaruhkan nyawa demi kehormatan Aisyah, maka aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk kedua orang tuaku. Aku bisa saja jadi orang sabar dan pemaaf untuk orang yang menghinaku, menghujatku, menghakimiku, dan berkata kasar padaku. Tapi, maaf, bukan untuk orang tuaku!! Kehormatan Ibu dan Ayah adalah kehormatan bagi kami anak-anaknya.
Hidup keras mengajarkanku berbagai hal. Meski demikian, aku akan mempertaruhkan semua untuk selalu melihat Ibu dan Ayah tersenyum. Kedua kakiku untuk menopang mereka. Kedua tanganku untuk melindungi mereka. Kedua mataku untuk melihat dunia saat mereka terlelap. Dan tubuh ini kupertaruhkan untuk mereka. Semoga Allah memberikan aku waktu untuk mempersembahkan bentuk selaksa cinta untuk Ibu dan Ayahku.
"Memelukmu setiap hari adalah semangat anakmu dalam berjuang"
Penuh cinta untuk Ibu dan Ayah...
Sutariningsih-Wardi Usman
Tangerang, Desember '08
- 12.
-
Buku ACI publishing discount 20%.
Posted by: "Aci Publishing" acipublishing@yahoo.co.id acipublishing
Sun Dec 14, 2008 7:53 pm (PST)
Tanggapan untuk buku HEYCA (How to Explore Your Child´s Ability) (Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini)
Penerbit: ACI Publishing
Penulis : Jumiarti Agus
Kategori Buku: Parenting
Buat yang belum membaca semoga diwaktu datang bisa membaca buku ini, agar menemukan kiat bagaimana mengeksplorasi bakat anak, tentunya tak ada yang sama karakter anak, tetapi ide berfikir, bagaimana suatu soalan timbul dan cara mengatasi yang dihadapi penulis dengan buah hatinya, dapat menginspirasi para orangtua untuk mengeksplorasi bakat anaknya sejak dini. Alhamdulillah hingga kini Najmi makin banyak membantu meringankan saya, ia makin kritis mandiri dan terus ingin berkarya. Namun tugas masih panjang sekarang masih belum apa-apa, semoga kami bisa, dan kita semua bisa, amiin.
Berikut komen yang sempat tercatatkan, mohon maaf bagi yang komennya terlupa dicatatkan, terimakasih.
Bagi yang belum membaca mungkin bisa dipertimbangkan dari komen pembaca via dunia maya, kepada penulisnya atau ACI Publishing
Saat ini discount 20% di sini http://www.bukabuku.com/browse/ bookdetail/ 27546/
Atau ACI publishing, kontak person Rahmi 085221005337
1. Message dari Mba Helwy
"Saya baca buku mba Jum, wah jadi termotivasi untuk banyak hal positif yg ada di dalam buku itu. Saya kagum deh, salam kenal ya dan saya add jadi contact saya biar bisa ikutin terus postingan mba".
2. Tanggapan Mba Dina
"Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini"
Judul yang begitu menggelitik, membuat penasaran orang bila ada di toko buku untuk segera mengetahui apa isi dari judul tersebut. Buku kecil ini bagus untuk di baca dan dimiliki oleh orang tua yang mempunyai anak-anak. Dan yang menakjubkan buku ini di tulis oleh mba Jum teman kontak saya di MP ini dengan alamat http://jumiartiagus.multiply. Sungguh luar biasa di tengah kesibukan beliau sebagai peneliti masih sempat menulis buku yang bermanfaaat bagi para orang tua.com/.
Seperti yang dituturkan dalam tulisanya mba Jum mempunyai harapan untuk mewujudkan kepedulianya terhadap anak-anak Indonesia, dalam rangka menciptakan anak-anak yang berpotensi di masa depan.
Buku ini di tulis, setelah beliau mengeksplorasi putri tercintanya Najmi, dengan jeli dan teliti beliau tulis tahap demi tahap tumbuh kembang putri tercintanya tersebut. tulisan ini disuguhkan sebagai bukti dan hasil dari eksplorasinya.
Apa untungnya mengeksplorasi bakat anak? mba Jum menuturkan bahwa bakat atau potensi anak tidak muncul begitu saja namun melalui proses yang panjang, semakin dini potensi anak di eksplorasi oleh orang tua, akan semakin mudah mengatur, membina dan mendidik anak, dengan harapan menjadi anak yang selalu berkarya. Dalam buku ini juga di tulis bagaimana cara mengekplorasi potensi anak itu secara gamblang dan jelas dengan data-data yang disuguhkan, serta photo - photo kegiatan Najmi di tulis secara detail.
Tidak akan rugi kalau membeli buku ini, di dalamnya penuh muatan berisi cara-cara berkomunkasi yang baik dengan anak dan bagaimana Mba Jum berkreativitas di hadapan Najmi, sehingga Najmi akan meniru dan mengerti apa yang diinginkan oleh bundanya.
Ternyata buku ini betul betul tidak membosankan dan tidak mebuat jenuh untuk dibaca, karena rasa penasaran akan terjawab dengan seksama. Buku ini diterbitkan oleh Aku cinta Indonesia Publishing, banyak dijumpai di Gramedia. Dan yang utama ada teman-teman MP yang diabsen sebagai ucapan trimakasihnya, teramasuk saya he he he (numpang beken).
Yang patut diacungin jempol, cover buku nya di gambar oleh Najmi, sungguh kerjasama yang hebat antara ibu dan anak.Buat yang di Jepang mungkin bisa langsung tanya ke Mba Jum bagaimana cara mendapatkan buku ini.
3. Mba Nani, bundanya Sina
"Assalamualaikum mba Ijum.."
"Salam kenal yah mba.. saya Nani, bundanya Sina. Mba suka bikin buku yah?? Mudah-mudahan buku-buku yang mba Ijum buat bisa bermanfaat buat orang banyak.. aamiin.."
"Walaupun saya baru sekali buka MP mba, saya bener2 kagum loh dengan sosok mba Ijum.. udah pinter sekolahnya, pinter masak, pinter bikin buku lagih.. bener2 seorang ibu RT yang ideal.. mudah2an kelak saya bisa jadi seperti mba.. bisa menjadi tauladan dan contoh yang baik buat anak2 saya.. aamiin.. minta ilmunya dong mbaa.. :) heheee.."
Sina bilang, "Sukses selalu yah tante Ijum" :)
3. menurntikwrote on May 9
"Salam kenal, Ibu Ijum. Saya Dion, tinggal di Jakarta. Saya tertarik untuk membuka blognya Ibu, karena tadi saya membeli bukunya Ibu yang judulnya How to Explore Your Child's Ability di Gramedia. Buku yang sangat bagus. Membuka pikiran saya. Nice to know you, Ibu."
4. sadarzakatwrote on Mar 28
"Assalamu'alaikum mba Ijum.. Salam kenal..salam silaturahmi..subhanallah luar biasa karya-karyanya. .sukses terus ya mba. amiin." Widya. http://www.rumahzak at.org
5. fulldayswrote on Jan 19
"Assalamu´alaikum mbak ijum, semoga baik2 aja yah kabaranya amin, sara denger2 lagi pregnat yah, :D asik Najmi dikasih ototochan yah :D semoga semuanya dimudahkan ALLAH, kapan2 mampir lagi deh. Uudah tengok ACI-nya bukunya juga dah dibeli Oke banget deh, jadi termotivasi."
6. indwi wrote on Aug 25, '07
"Haloo mbak Ijum, apa kabar? Udah lama banget rasanya saya tidak berkunjung ke sini. Aku mau cerita dikit nih tentang Nabil, abis aku sangat terkesan. Gini,waktu Sabtu lalu, saya tiba-tiba harus presentasi di depan orang tua mahasiswa baru, padahal saat itu saya ke kantor niatnya cuma looking-looking kegiatan aja, jadi Nabil saya ajak. Weleh... sempet panik juga. Alhamdulillah, begitu ada di depan ruang kelas, Nabil anteng menggambar di papan tulis. Kebetulan waktu itu ada spidol. Bener deh, mbak Ijum, begitu anak punya kegiatan sendiri, Maknya jadi enak... hehehee thanks a lot ya Mbak.."
7. http:www/mmip.multiply. com
"Alhamdulillah dah beli bukunya kemaren pas sholat jumat di mesjid Istiqomah ..sepertinya baru dateng....makasih ya mba...semoga sukses dunia akhirat"
"Jadi semakin teliti mengamati gerak-gerik si kecil asa kami (Masayu Asiyah)."
8. Nola FK
"Uni Jum (La minta maaf sebelumnya, panggilan ini gak terlalu lancang kan Ni??), Saya Nola, Kimia angkatan 2002. Sebenarnya sudah lama La ingin nulis email ke ni Jum. Sudah sejak beberapa bulan yang lalu, setelah La membaca 2 buah buku ni Jum (La dapat bukunya dari seorang teman di kampus, waktu akan mengikuti International Seminar yang diadakan kimia UNAND November 2007 lalu)."
Hingga pada beberapa minggu yang lalu, La lihat buku "MENGGAPAI CITA DALAM CINTA: WHY NOT?" di Gramedia Matraman Jakarta. Waktu orang2 melihat buku tersebut, ingin sekali La berkata, "Hey.. penulis buku itu alumni kimia UNAND lho..".
"Hehe.. ada perasaan bangga tiba2 menyusup. Terus terang, La suka buku ni Jum, terutama "HOW TO EXPLORE YOUR CHILD ABILITY".Bagus! !
La sangat tertarik dengan metoda ni Jum dalam mengamati perkembangan anak dan 'mendokumentasikannya' menjadi "Catatan Perkembangan Najmi".
La jadi teringat, hal serupa juga pernah dilakukan seorang ulama besar Islam yang melegenda, Imam Hasan Al.Bana. Sebagai orang tua, beliau juga pengamat yang baik. Dan menurut sebuah buku, beliau adalah ayah yang mencatat perkembangan anak secara detail. Bahkan setiap anak memiliki file-nya masing-masing.
Jadi.., yang ingin La katakan, "buku ni Jum hebat!!".
Semoga dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi orang tua dan calon orang tua dalam mendidik anak. Karena La sangat yakin dan juga sudah membuktikan, bahwa peran keluarga -terutama ibu- berpengaruh sangat significant bagi pembentukan "karakter dan potensi" seorang anak.
Sekian dulu ya ni Jum, maaf jika ada tulisan La yang kurang berkenan.
Wassalam,
Nola FK
02-067
9.http://menurntik.multiply. com/
Salam kenal, Ibu Ijum. Saya Dion, tinggal di Jakarta. Saya tertarik untuk membuka blognya Ibu, karena tadi saya membeli bukunya Ibu yang judulnya "How to Explore Your Child's Ability" di Gramedia. Buku yang sangat bagus. Membuka pikiran saya. Nice to know you, Ibu.
10. http://cicirahardjo
Buku ini menjadi inspirasi saya juga, seperti gambar-gambar Najmi yang selalu disimpan rapi lalu dipajang, dan lain sebagainya. Salma anak saya suka sekali menggambar, setelah saya membaca buku ini, langsung saya pajang sebagian gambarnya dan sebagian saya input di multiply saya. thanks mba Jumiarti Agus.
11. Komen Uni Nengsi/Alumni Senior Kimia Andalas
Buku yang luar biasa, tidak mengada-ngada berdasarkan keseharian dengan anak, yang betul-betul Ijum perhatikan mulai dari hal-hal yang sekecil-kecilnya. Ijum sangat beruntung punya anak seperti Najmi, atau bisa juga Najmi sangat beruntung punya ibu seperti Ijum. Ijum sudah miliki surga dunia... Tanpa harus terbebani dengan bekerja untuk menambah penghasilan keluarga...
Uni sangat bangga dengan Ijum dan berharap kalau bisa dulu seperti Ijum untuk mendidik anak-anak. Namun uni tidak punya waktu cukup banyak untuk berbuat seperti Ijum... Memang begitulah seharusnya seorang ibu dalam mendidik dan membesarkan anak-anak sehingga mampu melahirkan generasi yang berkualitas. InsyaAllah.
Barangkali, kalau ijum dan suami bekerja di Ina, tidak akan dapat berbuat seperti itu; karena gaji di Ina yang pas-pasan dan kondisi masyarakat mayoritas Islam yang tidak memberikan contoh yang benar, akan merusak pikiran dan referensi anak. Kalau di negara yang minoritas Islam, kita bisa katakan bahwa agama kita tidak seperti itu, dan harus begini, jadi anak-anak memang merasakan mereka berbeda dalam hal prinsip/aqidah. Tapi kalau di Ina, mereka ada perbandingan, kenapa si A,B, si C bisa ? Padahal sama-sama Islam...(big..big question). Ini uni alami sendiri dengan si kecil, ketika dari TK, SD pakai jilab, waktu pindah ke SD, dia bilang kenapa teman-temannyanya tidak pakai jilbab, dan kenapa tidak sholat dsbnya....padahal sama-sama Islam.
Wassalam
Uni Nengsi
12. Komen dari Elin (member Fahima, PPI Tokodai, alumni ITB)
"Oh,..ya Mbak Ijum,...pa kabar Najmi,..membaca tulisan Mbak Ijum di bukunya,..melukiskan betapa Mbak Ijum sangat sayang sama Najmi,...anakchan. ..
"Semoga Najmi kelak menjadi muslimah yang berbakat yang senantiasa diridhoi Allah,..amin."
13. Komen dokter Ani (member Fahima)
Jazakillah khoir ya bukunya, sangat mencerahkan sekali.
14. Rina Fitriana (Editor)
"Buku yang sangat bagus yang belum pernah saya temukan di toko buku. Baru saja saya membacanya saya sudah larut dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh penulis. Saya sangat betah membacanya, banyak ilmu yang saya dapatkan."
15. Benny Rhamdany (Chief editor Mizan)
"Bukunya bagus, saya senang mengeditnya, banyak manfaat yang bisa saya ambil."
16. Yessi Nirwana (Ibu muda satu anak, member Fahima)
"Bukunya inspiratif... benar-benar cocok untuk ibu-ibu muda (seperti saya ini).."
"Terus mengenai tantrum pada balita, memang mesti disiasati ya. Mesti banyak komunikasi, orang tua ga egois, dapat jadi tumpuan anak dll. Wah, benar-benar dunia baru bagi saya..."
"Saya banyak dapat pelajaran dari buku ini. Tapi, saya masih belum tau gimana caranya menghadapi tantrum pada anak umur 1 tahun..."
17. Laxitawrote on Aug 14, '07
"Dear Bunda Ijum, bukunya memang baru setengahnya yang kebaca. Menurutku buku ini sangat bermanfaat, terutama buat para calon ibu or ibu muda. Kelebihan terbesar adalah buku ini ditulis berdasar pengalaman nyata dari penulis, contoh-contoh yang dibeberkan dalam buku bisa jadi sample bagus untuk coba diaplikasikan. Buku ini termasuk ringan, jadi pembaca pasti mudah menangkap isinya."
Oh ya bunda Ijum, kalo boleh aku nanya, di percakapan antara bunda dan Najmi sering memakai kata ganti "anak" dan "mami anak", itu asalnya dari mana bunda?"
18. nzarnowrote on Jul 19, '07
"Masih lagi baca Mbak Jum belum selesai semua, biasalah semua serba sambilan hee..sejauh yang sudah dibaca bagus isinya mbak, dan bisa jadi referensi buat saya kekurangannya apa ya ntar deeh baru baca setengah....semoga sukses terus untuk buku berikutnya ya Mbak Jum...".
Referensi
Email yang masuk yang sempat didokumentasikan
http://jumiartiagus.multiply. com/journal/ item/280/ Memeriksa_ Arsip_Tanggapan_ Pembaca_Buku_ HEYCA?replies_ read=4
wassalam
ACI Publishing
Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
- 13a.
-
[catatan kaki] Penyalah gunaan Kata Autis/Autisme
Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id sya4215
Sun Dec 14, 2008 8:30 pm (PST)
Secara tak sengaja akhir-akhir ini saya sering mendapati kata "autis/autisme" yang digunakan tidak sebagaimana mestinya. Misalnya nih, sedang ada seorang teman yang sedang asyik sendiri lalu ada teman2nya yang lain yang nyeletuk " dia lagi autis tuh...". Itu bahasa lisan. Tak sedikit pula bahasa tulisan yang akhir-akhir ini sering menggunakan kata itu. Baik itu di media cetak ternama atau di media internet.
Lantas mereka yang belum tahu pun, ikut-ikutan menggunakan kata itu. Yang tentu saja makna dari kata "autis/autisme" yang mereka pakai ini jelas-jelas mengkonotasikan sesuatu yang negatif.
Prihatin. Sungguh tak terbayang bagaimana perasaan mereka yang memiliki anak-anak yang autis melihat gejala yang mulai ngetrend ini. Seolah-olah menjadikan autisme sebagai bahan olok-olokan. Padahal sesunguhnya mereka yang anak-anaknya autis itu telah berupaya sekuat tenaga, dengan peluh dan tetes darah mereka untuk menjadikan anak-anak mereka sebagai pribadi yang dapat diterima di kalangan umum.
Penggunaan kata "autis/autisme" yang tidak pada tempatnya itu tentu saja akan menggagalkan upaya mereka karena justru akan menghasilkan konotasi negatif akan autisme di masyarakat.
Komunitas Puterakembara (komunitas orangtua yang anak-anaknya autis) beberapa waktu lalu telah melayangkan surat keberatan mereka akan tulisan-tulisan yang menyalahgunakan kata autisme itu. (Bisa dilihat di sini )
Dalam situs itu kurang lebih dikatakan bahwa pemakaian sebuah metafora dalam bahasa itu memang wajar, tapi sekali lagi tolong pikirkanlah dampak yang akan terjadi dari pemakaian metafora itu.
"Yang membuat komunitas kami "keberatan" atas pemakaian analogi tersebut, bukan karena masalah biasa atau tidak biasa, wajar atau tidak wajar, bukan juga masalah sensitivitas perasaan kami sebagai orang tua, tapi lebih ke arah pemikiran akan "dampak negatif" yang akan timbul di masyarakat untuk masa mendatang terutama bagi kehidupan masa depan anak-anak kami" begitu kurang lebih alasan mereka yang tertulis di sana. Selengkapnya buka saja link situsnya: http://puterakembara.org/archives9/ 00000070. shtml
Oche..!
So, berhati-hatilah dalam berbahasa.. - 13b.
-
Re: [catatan kaki] Penyalah gunaan Kata Autis/Autisme
Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sun Dec 14, 2008 11:28 pm (PST)
tadi akhirnya baca-baca di milis putera kembara. thanks mbak untuk
sharingnya..
salam,
fety
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Syafaatus Syarifah"com
<syarifah@...> wrote:
>
> Secara tak sengaja akhir-akhir ini saya sering mendapati kata
"autis/autisme" yang digunakan tidak sebagaimana mestinya. Misalnya
nih, sedang ada seorang teman yang sedang asyik sendiri lalu ada
teman2nya yang lain yang nyeletuk " dia lagi autis tuh...". Itu bahasa
lisan. Tak sedikit pula bahasa tulisan yang akhir-akhir ini sering
menggunakan kata itu. Baik itu di media cetak ternama atau di media
internet.
> Lantas mereka yang belum tahu pun, ikut-ikutan menggunakan kata itu.
Yang tentu saja makna dari kata "autis/autisme" yang mereka pakai ini
jelas-jelas mengkonotasikan sesuatu yang negatif.
>
> Prihatin. Sungguh tak terbayang bagaimana perasaan mereka yang
memiliki anak-anak yang autis melihat gejala yang mulai ngetrend ini.
Seolah-olah menjadikan autisme sebagai bahan olok-olokan. Padahal
sesunguhnya mereka yang anak-anaknya autis itu telah berupaya sekuat
tenaga, dengan peluh dan tetes darah mereka untuk menjadikan anak-anak
mereka sebagai pribadi yang dapat diterima di kalangan umum.
> Penggunaan kata "autis/autisme" yang tidak pada tempatnya itu tentu
saja akan menggagalkan upaya mereka karena justru akan menghasilkan
konotasi negatif akan autisme di masyarakat.
>
> Komunitas Puterakembara (komunitas orangtua yang anak-anaknya autis)
beberapa waktu lalu telah melayangkan surat keberatan mereka akan
tulisan-tulisan yang menyalahgunakan kata autisme itu. (Bisa dilihat
di sini )
> Dalam situs itu kurang lebih dikatakan bahwa pemakaian sebuah
metafora dalam bahasa itu memang wajar, tapi sekali lagi tolong
pikirkanlah dampak yang akan terjadi dari pemakaian metafora itu.
>
> "Yang membuat komunitas kami "keberatan" atas pemakaian analogi
tersebut, bukan karena masalah biasa atau tidak biasa, wajar atau
tidak wajar, bukan juga masalah sensitivitas perasaan kami sebagai
orang tua, tapi lebih ke arah pemikiran akan "dampak negatif" yang
akan timbul di masyarakat untuk masa mendatang terutama bagi kehidupan
masa depan anak-anak kami" begitu kurang lebih alasan mereka yang
tertulis di sana. Selengkapnya buka saja link situsnya:
http://puterakembara.org/archives9/ 00000070. shtml
> Oche..!
>
>
> So, berhati-hatilah dalam berbahasa..
>
- 14.
-
[catatan kaki] -Tips menulis - Bermasalah dengan diary?
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Sun Dec 14, 2008 8:53 pm (PST)
*Bermasalah dengan diary?*
*Oleh Nursalam AR*
Salah seorang sahabat di sebuah milis berkonsultasi kepada saya mengenai
penulisan diary. Beberapa waktu lalu memang ia pernah berkosnultasi soal
penulisan kepada saya. Barangkali ia merasa saya -- yang juga
*trainer*pelatihan penulisan untuk anak-anak dhuafa --adalah orang
yang kompeten
untuk itu. Sungguh, ini beban berat. Tapi, demi kesempatan berbagi lebih
luas, saya coba cuplik "dialog" kami.
Pertanyaan Nona N, sebut saja demikian, adalah sebagai berikut:
*Ass.wr.wb.*
*Saya mau tanya:*
*1.Apa benar menulis diary hanya membuang-buang waktu saja dan membuat
kesal?*
*2.Mengapa diary selalu dijadikan alat tuduhan dikala hati saya sedang
galau?Padahal saya menulisnya berdasarkan saran darimu,lho....*
*3.Apa manfaat lain diary selain melukiskan perasaan?Apa boleh ditambah
dengan sinopsis acara favorit atau sejenisnya?*
*4.Saya sering dan suka sekali menulis diary.Tapi kadang-kadang ketahuan
juga.Padahal saya tidak ingin hal itu diketahui oleh orang lain.Bagaimana
caranya agar saya bisa leluasa menulis tanpa ketahuan orang lain?Apa saya
harus bersembunyi di gudang untuk menulisnya?*
*5.Apa saja syarat untuk bisa menulis novel yang paling utama?Setiap kali
saya membuat naskahnya,saya selalu mengalami stagnasi.Tolong jelaskan
bagaimana caranya agar saya bisa lancar melakukannya tanpa ada stagnasi?*
*Itu saja.Wass.wr.wb*
Wa'alaikum salam,
Maaf ya baru bisa jawab sekarang.
1. Tidak benar sama sekali jika menulis diary hanya dianggap pemubaziran
waktu. Menulis apapun seperti halnya membaca hatta sebuah curahan kekesalan
adalah bentuk pekerjaan intelektual yang melibatkan kerja otak dan bahkan
perasaan. Sudah banyak penelitian yang membahas manfaat menulis terhadap
kesehatan mental dan bahkan kesehatan fisik. Taslima Nasreen, seorang
penulis dari Bangladesh, menyatakan bahwa menulis dapat membuat kita awet
muda. Dalam novelnya, *The Alchemist*, Paulo Coelho bahkan menyarankan
setiap kita sedih untuk menuliskan kesedihan dan melarungkannya ke sungai
agar kesedihan tersebut hilang. Dalam banyak literatur medis dan terapi
psikologi, cara pengenyahan kesedihan tersebut diadopsi sebagai trauma
healing. Coba rujuk banyak buku teori penulisan, dan *search* di google
tentang hubungan menulis dan kesehatan. Sementara dari sisi teknis,
*practice
makes perfect*. Semakin banyak berlatih menulis terlebih lagi secara
rutin seperti di diary maka semakin sempurna tulisan kita asalkan ditopang
dengan banyak membaca dan berdiskusi. Jadi tetap semangat ya!
1. Dijadikan alat tuduhan apa nih? Terus terang saya belum ngerti betul
atuh dengan pertanyaanmu. Tapi jika maksudnya diary dijadikan kambing hitam
sebagai pelarian atas kekesalan seseorang ya memang itulah fungsi dasar
diary. Dari jaman Ibnu Batutatah (sang pengelana Arab) hingga Robinson
Crusoe dan era diary dalam bentuk blog, seperti itulah fungsi primer diary.
Tidak ada yang salah dengan itu. Yang salah ya yang coba-coba ngintip
diary-mu meski sudah terkunci dalam lemari:P.
1. Yup, selain melukiskan perasaan, diary seperti di atas melatih
keterampilan teknis menulis dan juga menyembuhkan trauma. Tentu saja sah-sah
saja dan sangat boleh jika ditambah dengan sinopsis acara favorit atau resep
masakan. Terutama jika diarymu dalam bentuk blog atau website. Tapi trend
belakangan ada sebagian orang punya banyak blog untuk satu tujuan
(*personalized
purpose*), misal blog di friendster untuk curhat *tok*, sementara di
multiply isinya gado-gado. Itu sah-sah saja. Prinsipnya, bebas *euy*!
1. Wah, soal yang ke-4 ini persis banget dengan lagunya Matta band. Pas
betul jika pas adegan kamu ketahuan nulis diary itu diiringi soundtrack lagu
*'Ketahuan' *tersebut;). Ya, ini sih pintar-pintarnya kamu aja. Sekedar *
sharing*, saya dan beberapa teman yang punya kebiasaan nulis diary juga
pernah punya kasus yang sama. Saya sendiri menyiasatinya dengan nulis diary
di tengah malam saat semua sudah tidur. Dan menyimpannya di satu tempat
khusus di pojok lemari buku saya. Itu pun masih diselubungi plastik biar
tersamar. Yah, perlakukanlah ia bagai harta karun. Jadi selamat bergerilya
menulis diary,hehe..Mungkin suatukali kamu akan menikmati pengalaman
tersebut sebagai sebuah lelucon kehidupan. So, *be relax and enjoy your
diary writing time!*
1. Nah, untuk solusi kasus terakhir ini, coba klik postingan di blog
saya, www.nursalam.multiply. com, dengan tag 'tips nulis'. Ada banyak kiat
menulis dari penulis besar dunia. Termasuk Ernest Hemmingway, sang nobelis
sastra dari Amerika Serikat. Om Hemmingway ini jika mentok dan tidak punya
ide untuk menulis maka ia akan menulis apa saja. Pengalaman praktisnya
mengatakan bahwa dalam sekian menit pertama memang tampak tak ada korelasi
apapun antara setiap kata yang kita tulis dengan metode asal-asalan
tersebut. Tapi sepuluh menit berikutnya akan ada pikiran utama atau ide yang
bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Dan, ingat, waktu Hemmingway
mempraktekkan hal itu, belum ada komputer seperti yang sekarang kita punya.
Jadi di zaman modern ini tentu kita bisa lebih mudah menulis tanpa
kehilangan ide dibandingkan Hemmingway yang masih menulis dengan mesin
ketik. Saol syarat menulis novel, sama seperti tulisan yang lain: punya niat
dan terutama punya nafas panjang. Menulis cerpen ibarat lari *sprint*,
sementara menulis novel ibarat lari marathon. Taktik dan persiapannya tentu
beda. Soal ini, untuk lebih spesifik, banyak buku di toko buku yang bisa
jadi rujukan seperti panduan menulis novel dll.
Selamat menulis! Dan rayakan setiap keberhasilanmu dalam menulis, sekecil
apapun ia!
Nona N tentu tak sendiri. Masalahnya pun, saya yakin, bukan masalah yang
dideritana saja. Sebagian kita mungkin mengidap hal yang sama. Yah, semoga
saja sharing ini jadi obat pereda jika bukan yang manjur punya:).
*Jakarta, 15 Desember 2008*
--
-"Let's dream together!"
Nursalam AR
Translator, Writer & Writing Trainer
0813-10040723
E-mail: salam.translator@gmail.com
YM ID: nursalam_ar
http://nursalam.multiply. com
- 15.
-
Bank Syariah Sebagai solusi Yang Berkeadilan dan Berkerakyatan
Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Sun Dec 14, 2008 9:04 pm (PST)
Krisis perekonomian yang melanda Amerika Serikat juga melanda berbagai kawasan Asia, Eropa, Amerika Latin, menyisakan pertanyaan besar, apakah sistim ekonomi yang berlangsung saat ini merupakan sistem satusatunya yang mampu menjawab persoalan umat manusia? Apakah kapitalisme?, liberalisme yanmg mengusung gagasan pasar bebas, mekanisme pase uang berbasis interes dan usuary, serta dominasi mata uang sebagai komoditas yang diperjual belikan merupakan jawaban tunggal bagi ekonomi masyarakat dunia?
Apakah sosialisme sepenuhnya dapat menggantikan ? apakah umat manusia hanya dapat memilih salah satu dari keduanya? Mengapa cara lain yang sepatutnya digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dalam tatanan ekonomi mikro maupun makro, yaitu sistim nilai dan kelembagaan yang berbasis ekonomi syariah belum menyentuh banyak kalangan pemikir, pelaku pasar maupun tokoh-tokoh pemerintahan didunia?
temukan jawabannya Bank Syariah Sebagai solusi Yang Berkeadilan dan Berkerakyatan oleh : A. Riawan Amin, Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia.
Berikut ini saya kirimkan tulisan "Bank Syariah Sebagai Solusi yang berkeadilan & berkerakyatan oleh. A. Riawan Amin Dirut Bank Mualamat indonesia. Semoga bermanfaat.
Wassalam,
agussyafii
- 16a.
-
[Catatan kaki] Let's go to Japan! ^_^
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Sun Dec 14, 2008 9:10 pm (PST)
Assalamu'alaikum wrwb
Teman-teman, ini ada info yang kudapat dari Mbak Ijum yang tinggal di Jepang
ttg beasiswa monbukagakusho dan japanese studies. Mungkin ada yang berminat?
Let's go to Japan! ^_^
salam
Lia
http://jumiartiagus.multiply. com/journal/ item/283/ Beasiswa_ Monbukagakusho_ Program_Penatara n_Guru_dan_ Japanese_ Studies
Dear All,
Mungkin ada yang membutuhkan,
Beasiswa Monbukagakusho Program Penataran Guru dan *Japanese Studies*
Pendaftaran untuk program Penataran Guru mulai dibuka tanggal *17 November
2008* dan akan ditutup pada 30 Januari 2009. Untuk keterangan lebih lanjut
mengenai program Penataran Guru, dan *Japanese Studies*, bisa dikunjungi
homepage kedutaan besar Jepang di Jakarta, *
http://www.id.emb-japan. <http://www.id.go.jp/sch. html* emb-japan. >go.jp/sch. html
- 16b.
-
Re: [Catatan kaki] Let's go to Japan! ^_^
Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com
Sun Dec 14, 2008 9:12 pm (PST)
semoga berhasil mba Lia:), mba Lia ikutan kan?? Amin.. AMin.. Allohumma
Amin:)
2008/12/15 Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com >
> Assalamu'alaikum wrwb
>
> Teman-teman, ini ada info yang kudapat dari Mbak Ijum yang tinggal di
> Jepang ttg beasiswa monbukagakusho dan japanese studies. Mungkin ada yang
> berminat?
> Let's go to Japan! ^_^
>
> salam
> Lia
>
>
>
> http://jumiartiagus.multiply. com/journal/ item/283/ Beasiswa_ Monbukagakusho_ Program_Penatara n_Guru_dan_ Japanese_ Studies
>
>
> Dear All,
>
> Mungkin ada yang membutuhkan,
>
> Beasiswa Monbukagakusho Program Penataran Guru dan *Japanese Studies*
> Pendaftaran untuk program Penataran Guru mulai dibuka tanggal *17 November
> 2008* dan akan ditutup pada 30 Januari 2009. Untuk keterangan lebih lanjut
> mengenai program Penataran Guru, dan *Japanese Studies*, bisa dikunjungi
> homepage kedutaan besar Jepang di Jakarta, *
> http://www.id.emb-japan. <http://www.id.go.jp/sch. html* emb-japan. >go.jp/sch. html
>
>
- 17.
-
[Artikel] Bulu Jin & Blue Jean
Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Sun Dec 14, 2008 9:21 pm (PST)
Bulu Jin & Blue Jean
By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA
sumber, http://mubarok-institute. blogspot. com/2008/ 12/bulu-jin- blue-jean. html
Masrakat Indonesia sudah lama akrab dengan jin,sama akrabnya dengan celana blue jean..Kalau ada tempat yang dipandang masih angker mereka berkata, itu tempat jin buang anak. Banyak"tokoh" dicurigai mempunyai khadam (pelayan) jin. Di perkotaan bahkan pernah diramaikan adanya transaksi jual beli jin. Benarkah ?
Bagi orang Islam setiap hari dianjurkan untuk membaca a`uzu billahi min as syyaithon ar rojim., yang artinya aku berlindung kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk. Dalam al Qur'an surat annas disebutkan bahwa kekuatan kejahatan syaitan itu ada pada jin dan manusia, minal jinnati wan naas. Bahkan satu surat dalam al Qur'an bernama surat aljinn Disebutkan dalam al Qur'an Nabi Adam terusir dari sorga gara-gara jebakan iblis. Nabi (Raja) Sulaiman juga pernah dikecoh oleh jin. Kisah-kisah dalam hadis dan dalam kitab kuning, terutama kitab tasawwuf sarat dengan uraian yang menyebutkan karakteristik jin dan syaitan. Di "lapangan" banyak sekali kisah yang menyebutkan pergaulan atau interaksi manusia dengan jin dan syaitan. Sesungguhnya bagaimana duduk soalnya ?
Tuhan sebagai Sang Pencipta (khaliq) menciptakan alam ini semua yang disebut makhluk (asalnya makhluq). Makhluk ciptaan Tuhan itu bermacam-macam, ada benda mati dan ada benda hidup, yang hiduppun ada yang bernyawa dan ada yang tidak bernyawa. Nah makhluk yang bernyawa ada yang berfisik dan ada makhluk halus. Makhluk bernyawa yang berfisik ada yang berakal (manusia) dan ada yang tidak berakal (hewan). Semua makhluk halus masuk kategori jin, karena jin artinya sesuatu yang tidak nampak atau gelap, maka gelapnya malam disebut junun allail, orang gila yang gelap akal disebut majnun. Nah malaikat itu mahluk halus juga tetapi ia tidak gelap karena diciptakan dari cahaya. Iblis adalah makhluk halus jenis syaitan. Bible menyebutnya satan atau balzebul.
Dari segi syari`at, manusia dan jin adalah makhluk yang mukallaf, makhluk yang diamanati tugas oleh Tuhan, dan diberi implikasi punishment atau reward, jika taat masuk surga, jika durhaka masuk neraka. Malaikat tidak mukallaf, mereka hanya bisa menjalankan tugas tanpa pilihan. Syaitan dan iblis sudah mengambil pilihan untuk menjadi oposisi, yaitu menyesatkan manusia dan jin untuk diajak ke neraka. Dari segi kualitas (potensi kejahatan), syaitan bisa berujud manusia bisa juga jin.
Manusia sebagai makhluk berfisik tidak bisa menghilang (menjadi jin), tetapi jin,syaitan dan malaikat dalam berkomunikasi dengan mansia bisa mewujudkan dirinya seperti makhluk berfisik sesuai dengan kebutuhan komunikasi, bisa berupa orang cantik untuk menggoda,bisa berbentuk makhluk serem untuk nakut-nakuti.
Menurut hadis Nabi, ada tiga kategori jin, pertama yang berujud ular,kala jengking dan sebangsanya. Kedua yang berujud seperti angin, dan ketiga yang berujud seperti manusia dan mukallaf. Karena status jin yang mukalaf itu maka jin ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir. Sesama makhluk mukallaf, manusia dimungkinkan untuk komunikasi dengan jin, bertukar informasi, dan bekerja sama. Bahkan kita sering dengar ada orang yang punya ajudan (khadam) jin.. Bagi orang yang punya khadam jin maka ia bisa menyuruhnya untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu, jadi satpam dirumah, mengambil atau mengirim sesuatu dari dan ke tempat yang jauh, bisa juga untuk menutupi orang dari penglihatan orang lain (menghilang) dan sebagainya.
Pengalaman dengan jin
Sewaktu saya kecil di kampung, sudah menjadi keyakinan warga bahwa di masjid kuno milik kakek saya ada jin yang tinggal di masjid. Kata orang yang sudah dewasa waktu itu, jin terkadang ikut makmum di belakang orang yang sedang salat tahajud. Jika ada yang tidur di dalam masjid dan auratnya tersingkap,maka jin akan memindahkan orang itu keluar masjid, terkadang di dekat kolam wudu, terkadang di kuiburan yang berada di sebelah masjid.
Sewaktu tahun 1965 saya menjadi merbot masjid di Jl. Sunan Giri Rawamangun (letaknya persis berbatasan dengan kuburan), semula saya tidak peduli kata-kata orang yang mengatakan di masjid itu ada Qorin, yakni nama jin yang sering membuat orang kesurupan. Tetapi pada suatu hari ternyata sayapun digodanya. Ketika itu hati saya sedang gundah gulana karena putus pacar. Karena tidur saya memang di masjid, saya salat malam dan mengadu kepada Tuhan, kenapa setiap gadis yang saya suka mereka menolak, dan setiap gadis yang mendekati saya,saya justeru tidak tertarik. Ketika saya sedang menengadahkan tangan berdoa, tiba-tiba tangan saya ditarik oleh kekuatan gaib. Saya sadar,ini pasti ulah jin' Untuk menetralisir kekuatan Jin jika ia jin jahat,maka saya terus menerus membaca ayat kursiy. Ternyata saya ditarik oleh tangan sendiri untuk mengelilingi masjid dua kali,kemudian naik ke menara, kemudian ambil celurit, turun kemudian mengggali tanah di dekat menara. Dari
tanah galian, tangan saya cekatan sekali menseleksi tanah,kemudian tangan saya spontan menggosok- gundungan tanah yang sudah ada di lantai, dan dari gosokan tanah itu terpegang satu batu akik yang sangat menarik. Melalui gerakan yang aneh saya bisa mengambil kotak korek api , membuang isinya dan memasukkan btu akikitu ke dalam kotak korek api, lalu saya dibawa naik ke menara,menaroh kotak korek api itu di bawah bantal dan saya langsung tertidur.
Seperti biasanya paginya saya bangun subuh, azan dan mengimami salat jamaah. Ketika saya kembali ke kamar di menara masjid, saya teringat batu akik semalam, saya ambil,saya perhatikan. Sangat menarik keindahan batu akik itu, tetappi saya sadar, batu itu adalah mainan jin, maka saya ambil keputusan, saya buang agar tidak ketemu lagi dengan si Qarin.
Pengalaman kedua; adik kakek saya memang punya khadam jin. Dia memang sering dipandang sakti oleh orang,karena mampu menunjukkan keajaiban-keajaiban, misalnya menghilang,menemuka n barang hilang, menemukan orang hilang, menolak santet,bahkan kadang-kadang main-main dengan harimau yang dipanggil. Kepada saya sebagai cucu, ia ceritera apa adanya. Katanya ia kenal dengan jin itu ketika masih berusia 9 tahun. Ceriteranya ia dilempar ke jurang yang sangat dalam dan gelap oleh orang yang sedang mencari jimat. Maksudnya memang supaya mati. Tetapi di jurang gelap itu katanya ia ditolong oleh orang yang ternyata jin. Sejak itu jin itu seperti menjadi ajudannya. Belakangan ketika sudah tua, ia sering mengeluh tentang jinnya itu. Katanya ia ingin furqah (cerai) tetapi tidak bisa. Ia merasa terganggu karena dalam keadaan sakitpun kakek masih harus menjalankan tugas sebagai bagian dari kontraknya dengan jin ajudannya.
Lain lagi pengalaman pak Jenderal Bardosono, almarhum,bekas Ketua Umum PSSI. Ketika sedang menjalankan ibadah haji,bertiga merekamemburu salat jamaah di masjidi lHaram, tetapi terlambat,maka mereka bertiga mampir salat di salah satu masjid di kota Makkah. Pak Bardosono tidak tahu bahwa masjid itu sudah lama disebut orang sebagai masjid Jin. Mereka salat hanya bertiga. Ketika imam takbir, tiba-tiba datang banyak orang ikut berjamaah disamping dan di belakangnya. Pak Bardosono cs berfikir mereka adalah masyarakat sekitar. Ketika usai salam,seperti biasa PakBardosono menyalami jemaah di kiri kanannya.Tiba-tiba semua orang yang banyak itu menghilang. Spontan mereka bertiga mrinding lalu lari keluar masjid. Waktu dikonfirmasi wartawan Tempo,pakBardosono mengatakan,saya kan jenderal masa lari ketakutan, malu dong, saya jalan tetapi jalannya cepat.
Saya sendiri sering bercanda. Saya sering berkata, sekarang jin sudah bisa menjadi komoditi ekport, yaitu bulunya, bulu jin (blue jean), hi hi hi ha ha ha..
Wassalam,
agussyafii
- 18.
-
[cerpen] Kebahagiaan di hari Qurban
Posted by: "Putri Agus Sofyan" iastrito126ps@yahoo.co.id iastrito126ps
Sun Dec 14, 2008 9:39 pm (PST)
Hari yang cerah.....Tetap Semangat.
Kebahagiaan di hari Qurban
(cerpen - iastrito)
Takbir bergema sejak usai sholat Isya. Jemaah laki-laki mulai dari anak-anak kecil, remaja sampai orang-orang tua belum beranjak dari posisi duduk semula saat mereka melakukan sholat Isya berjamaah. Mereka bertakbir bersama-sama, bermunajat kepada Allah SWT.
Sementara kaum ibu dan anak-anak perempuan, meninggalkan mushola setelah merapikan perlengkapan sholatnya masing-masing. Kami meninggalkan mushola kecil namun asri hasil swadaya penduduk sekitar sambil mengumandangkan takbir secara perlahan. Sedangkan para jamaah laki-laki, pulang terakhir.
Mushola kecil itu selalu ramai dengan segala aktifitas, mulai dari TPA, Pengajian kaum ibu sampai kegiatan sunat gratis bagi kaum dhuafa setiap libur kenaikan kelas.
Seperti tahun-tahun yang telah lalu, khususnya memasuki lebaran haji yang umum disebut dengan Iedul Adha. Mushola tempat kami tinggal menerima hewan-hewan qurban dari penduduk sekitar. Bahkan penduduk yang tinggal di luar tempat tinggal kamipun selalu mengirimkan hewan-hewannya untuk disembelih di mushola itu.
Tahun ini jumlah hewan yang akan disembelih, lebih banyak dari tahun lalu.
Sehari sebelum hari H, kesibukan panitia sudah mulai terlihat. Ada yang mempersiapkan meja....mempersiapkan tinta dan stempel serta mempersiapkan daftar penerima kupon bagi kaum yang benar-benar berhak atas daging qurban yang akan disembelih esok hari.
Saat panitia sedang sibuk melakukan persiapan, orang-orang yang sudah mulai berdatangan.
Kami membagikan kepada orang-orang disekitar kami tinggal.
Ku lirik jam tanganku, jarum jam menunjukkan pukul delapan pagi sedangkan pembagian kupon baru dimulai pukul sepuluh pagi.
Kaum ibu datang dengan menggendong anaknya...anak-anak berkumpul sambil duduk-duduk dibawah pohon dekat mushola dan kaum laki-laki ada yang berdiri, ada yang duduk sila.
Ku lihat wajah-wajah mereka penuh suka cita.Pemandangan yang benar-benar membuat aku terharu. Baru kali ini aku membantu panitia dan bertugas memberikan stempel pada kupon yang akan dibagikan.
Tepat pukul sepuluh pagi, kami sebagai panitia mulai melayani satu-persatu orang-orang yang sejak pagi tadi sudah antri dan sesekali panitia meminta kepada mereka untuk tidak saling berdesak-desakan dan memberitahu bahwa semua pasti akan mendapatkan kupon berstempel sebagai penukaran daging qurban. Mereka melakukannya dengan tertib dan santun. Setelah mereka menerima kupon berstempel, mereka mencelupkan jari kelingkingnya dalam botol tinta layaknya prosedur dalam pencoblosan pemilihan Presiden, Gubernur dan Bupati beberapa waktu lalu.
Aku teringat beberapa tahun sebelumnya, aku tidak pernah mau terlibat dalam kepanitian. Aku terlalu sombong dengan kesibukanku. Aku selalu menolak bila diajak untuk terlibat dalam kepanitiaan.
"Ah....aku tidak tertarik...pilih yang lain saja...."jawabku saat itu kala sahabat dekatku mengajak untuk ikut dalam kepanitiaan Iedul Adha.
"Bagaimana, apakan Andini mau ikut bergabung,"ujar Ramli selaku ketua panitia kepada Rani, sahabat dekatku. "Gak mau yha, Ran,"lanjutnya.
"Andini mau Mas.....tapi tidak kali ini....Insya Allah tahun depan,"Rani berusaha memberikan penjelasan yang sangat halus agar tidak menyinggung teman-teman lainnya.
"Wah...libur-libur...tetap aja sibuk yha...dia..," sahut teman panitia lainnya.
"Ah...Rani....mulia sekali hatimu. Aku baru mengetahui hal ini dari beberapa teman saat aku mau ikut terlibat dalam kepanitiaan tahun ini."ujar bathinku.
Aku malu pada diriku sendiri. Allah telah mengujiku akibat kebodohanku. Aku terlalu angkuh,sombong. Aku bersyukur bahwa sahabatku selalu menutupi kesombonganku dengan kerendahan hatinya bila aku menolak itu dalam kepanitiaan.
Kali ini keikutsertaanku bukan karena ajakan Rani atau teman-teman yang lainnya. Keikutsertaanku atas inisiatif diriku sendiri. Aku baru saja putus hubungan dari tempat kerjaku. Bukan karena aku melakukan kesalahan tetapi karena adanya pengurangan pegawai yang mengharuskan pegawai ditempatku bekerja mengambil uang kesepakatan yakni GSH atau Golden Shake Hand yang memiliki usia kerja dua puluh tahun ke atas.
Tahun ini aku dan keluargaku ikut berkurban, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi kali ini aku beserta ayah ibuku urunan dengan beberapa orang lainnya untuk membeli satu ekor sapi untuk qurban tahun ini.
Antrian berakhir tepat jam lima sore. Panitia mulai membereskan segala perlengkapan dan siap-siap untuk kembali ke rumah masing-masing. Kami semua janjian akan bertemu di mushola untuk sholat isya setelah berbuka puasa tanda usainya puasa sunnah dan sholat magrib di rumah masing-masing.
Hari yang dinanti pun tiba. Sebelum azan subuh, ku dengar takbir terus berkumandang sampai akhirnya azan subuhpun tiba.
Aku bersama keluarga melaksanakan sholat subuh berjamaan di rumah. Setelah itu kami mempersiapkan diri untuk menunaikan sholat Iedul Adha di lapangan dekat mushola berada.
Tepat jam tujuh pagi, sholat Iedul Adha di mulai dan berakhir pukul delapan pagi. Ayah ibuku pulang lebih dulu ke rumah, sedangkan aku tinggal di mushola sampai pemotongan hewan qurban di mulai. Aku mewakili ayah ibuku yang tidak bisa menyaksikan pemotongan karena kondisi fisik ayah yang tidak memungkinkan saat ini dan ibu harus menemani ayah dirumah.
Satu persatu hewan qurban disiapkan dan panitia pelaksana sembelih hewan qurban memanggil nama-nama dari orang yang berkurban. Setelah itu takbirpun bergema seiring dengan hewan disembelih.
Penyembelih hewan bekerja sangat baik dan cekatan. Semua sudah ahli dalam menyembelih sehingga tidak memakan waktu lama. Setelah hewan qurban mati, bagian pengulitan segera beraksi dan sekalian memotong bagian perbagian daging sesuai dengan ukuran secara hukum agama.
Aku dan teman-teman memperhatikan dengan seksama proses menyembelihan. Walau kepalaku mulai terasa pusing akibat melihat darah segar mengalir dari leher hewan yang disembelih.
Setelah semua dikerjakan dengan baik, panitia pembagian penukaran kupon mulai siap-siap melaksanakan tugasnya.
Semua berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan dan tepat pukul dua siang, semua acara selesai dan kami sebagai panitia puas dengan berlangsungnya acara mulai dari awal hingga akhir.
Setelah kami semua sudah selesai sholat dzuhur, kami pun kembali kerumah masing-masing.
Aku dan Rani pulang bersama-sama sambil membawa daging-daging yang telah menjadi hak kami sebagai pengurban. Aku mendapat tiga kantong. Satu kantong atas namaku, dua kantong lainnya atas nama orangtuaku.
Rumahku dan Rani saling berdekatan sehingga setiap kali ke mushola, kami selalu bersama-sama.
Saat kami berjalan pulang meninggalkan mushola, kami melihat dua anak kecil sedang berjongkok di pinggir jalan. Usia mereka berkisar antara lima tahun dan tiga tahun.
"Kak....kemarin kami tidak kebagian kupon,"ujar anak yang agak besar menyapa kami sambil tidak bergeming dari posisi semula.
Kami pun menghentikan langkah dan ikut jongkok seperti kedua anak itu.
"Kami datang sudah tutup, kami kesorean karena harus menemani ibu sakit sebelum ayah pulang," lanjutnya dengan wajah sedih.
"Rani.... inikan anak pemulung yang selalu ada di seberang rumah kita setiap pagi,"kataku sambil melirik ke arah Rani.
"Iya ya....,"angguk Rani. "Memang ibu kamu sakit apa?"tanya Rani kemudian.
"Ibu kepeleset....jatuh.....kata ibu, kepala ibu pusing jadinya ibu jatuh,"jawabnya.
"Ayah kalian kemana?"tanyaku.
"Ayah menukar gelas-gelas plastik, kardus-kardus ke tempat Pak Amir,"jawabnya lagi.
Pak Amir adalah orang yang tinggal tak jauh dari tempat kami tinggal. Pak Amir ini yang membeli barang-barang bekas yang diperoleh dari pemulung.
Rumah Pak Amir selalu terlewat bila aku akan pergi kerja dan banyak sekali tumpukan-tumpukan barang bekas yang akan didaur ulang.
"Ya sudah....ini untuk kalian....jangan sedih lagi yah...dan ini ada sedikit uang untuk beli beras,"kataku sambil menyerahkan satu kantong dan beberapa lembar uang yang kubawa tadi pagi.
"Terima kasih yha, Kak....terima kasih.....ayo kita pulang,"jawab anak yang agak besar sambil menggandeng adiknya berdiri dan menerima kantong hitam berisi daging dan uang dari tanganku.
"Ya....,"jawabku sambil tersenyum.
Aku dan Rani melihat kedua anak itu melangkah pulang dengan wajah ceria dan kamipun melanjutkan perjalanan pulang yang tinggal beberapa meter lagi sampai.
"Assalamualaikum,"salam ku setibanya di halaman rumah.
"Wa alaikum salam,´ jawab ibuku sambil membukakan pintu.
"Bu, ini daging qurbannya....ini punya ayah dan ini punya ibu,"kataku sambil
menyerahkan dua kantong hitam kepada ibuku.
"Kamu punya mana,"tanya ibuku.
Kuceritakan kejadian yang baru terjadi beberapa menit yang lalu dan kulihat panjaran wajah ibuku sangat bahagia.
Ibu membawa kantong hitam itu ke dapur dan kuikuti dari belakang. Ternyata ibu sudah menyiapkan bumbu-bumbu masak yang siap diolah bersama daging-daging qurban tadi.
Tak lama semua daging qurban mentah berubah menjadi rendang yang lezat, enak dan empuk. Ibu menyisihkan daging sapi yang sudah berubah menjadi rendang ke dalam piring untuk makan malam nanti. Sisanya dimasukkan ke dalam kulkas...untuk makan esok hari.
Selesai menyisihkan untuk makan malam, ibu mengajakku mengantar ayah ke dokter. Dalam perjalanan menuju dokter, tak sengaja kami bertemu dengan anak pemulung yang tadi bertemu di jalan saat ku pulang dari mushola.
"Bu....itu anak yang tadi kuberikan daging qurban,"kataku sambil memperlahan laju kendaraan yang kubawa.
Ayah dan ibu melihat ke arah yang ku tunjuk.....rumah yang dibangun dari potongan-potongan kayu dan kardus, rumah itu berdiri menempel di batang pohon besar.
Kami bertiga melihat dua anak sedang membakar daging qurban sambil tertawa riang sedangkan ayahnya menanak nasi dengan panci yang sudah penyok-penyok sekelilingnya dan ibunya sedang bersender di sisi batang pohon sebelah rumahnya dengan kening penuh koyo.
"Alhamdulilah....Nak.....semoga daging qurban itu dapat memberikan kebahagiaan bagi mereka di hari qurban ini dan kamu segera mendapatkan pekerjaan yang lebih baik serta dipertemukan jodoh untuk mu,"doa ibuku dengan diaminkan oleh ku dan ayahku.
Aku lajukan mobilku menuju dokter langganan kami sekeluarga.
"Amin....amin....amin....ya Allah, semoga doa ibuku terkabul, dan semoga aku bisa lebih membahagiakan kedua orangtuaku selagi aku bisa" doaku dalam hati.
Medio, Senin 14 Desember 2008
--------------------- --------- ---
Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!
- 19.
-
(Inspirasi) Komitmen Terhadap Goal
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Sun Dec 14, 2008 11:20 pm (PST)
Assalamu'alaikum
Tahun 1986, di New York diadakan lomba marathon internasional yang diikuti
oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini mengambil jarak 42
kilometer mengelilingi kota New York. Jutaan orang dari seluruh dunia ikut
menonton acara tersebut melalui puluhan televise yang merelainya secara
langsung. Ada satu orang yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut,
yaitu *Bob Willen*. Bob adalah seorang veteran perang Amerika dan dia
kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang di Vietnam. Untuk
berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya
kedepan.
Dan lombapun dimulailah. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin kegaris
finish. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak
henti-hentinya bertepuk tangan untuk terus mendukung para pelari tersebut, 5
kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak mulai kelelahan dan mulai
berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Disini mulai nampak siapa yang
mempersiapkan diri dengan baikdan siapa yang hanya sekedar ikut untuk
iseng-iseng. Beberapa peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk
berhenti dan naik ke bis panitia.
Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga
ke-10. Bob Willen yang berada di urutan paling belakang baru saja
menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua
sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru dan
kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan
kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak
henti-hentinya berseru "Ayo Bob ?... Ayo Bob ?? berlarilah terus" Karena
keterbatasan fisiknya. Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer
selama satu hari. Dimalam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah
disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.
Akhirnya empat hari telah berlalu. Dan kini adalah hari kelima bagi Bob
Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh, Hingga suatu saat
hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish. Bob jatuh terguling. Fisik
Bob benar-benar telah habis saat itu. Bob perlahan-lahan bangkit dan membuka
kedua sarung tangannya. Nampak disana tangan Bob sudah berdarah-darah.
Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, mengatakan bahwa kondisi
Bob sudah parah. Bukan karena luka di tangannya saja,namun lebih ke arah
kondisi jantung dan pernafasannya. Sejenak Bob memejamkan mata, Dan di
tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob
dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak
*"Ayo Bob!!! Bangkit Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamudan
tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan garis finish telah di depan mata. Cepat
bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu. Jangan menyerah! Cepat
bangkit !!!"
*
Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. Saat itulah matanya melihat
garis finish yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam
dirinya. Dan tanpa sarung tangan Bob melompat-lompat kedepan.
*"Ya, ayo Bob? satu lompatan lagi, Bob. Capailah apa yang kamu inginkan Bob
!"* teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya. Dan satu lompatan
terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu
meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan
saja telah menyelesaikan perlombaan itu. Bob bahkan tercatat di *Guiness
Book of Record* sebagai satu satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan
lari marathon.
Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya. Bob
berkata ;
*"Saya bukan orang hebat. anda tahu saya tidak punya kaki lagi. Saya hanya
menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Saya hanya mencapai apa yang telah
saya inginkan. Dan kebahagiaan saya dapatkan bukan dari apa yang saya
dapatkan. Tapi dari proses untuk mendapatkannya. Selama lomba, fisik saya
menurun drastic. Tangan saya sudah hancur berdarah-darah. Tapi rasa sakit di
hati saya terjadi bukan karena luka itu. Tapi ketika saya memalingkan wajah
saya dari garis finish, jadi saya kembali fokus untuk menatap goal saya.
Saya rasa tidak ada orang yang akan gagal dalam lari marathon ini. Tidak
masalah anda akan mencapainya dalam berapa lama, asal anda terus berlari.
Anda disebut gagal bila anda berhenti. Jadi, janganlah berhenti sebelum
tujuan anda telah tercapai".*
Diadaptasi dari Tayangan Guiness Book of World Records/ TV
--
RAHMADSYAH
Certified Master NLP Practitioner I 081511448147 I Motivator & Trauma
Therapist
www.rahmadsyah.co.cc
- 20.
-
Makna & Pengertian Sakinah
Posted by: "muhamad agus syafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Mon Dec 15, 2008 12:00 am (PST)
Makna & Pengertian Sakinah
Oleh: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA
Penggunaan nama sakinah pasti
diambil dari al Qur'an surat 30:21, litaskunu ilaiha, yang artinya
bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa
tenteram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di
dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang,
mantap dan memperoleh pembelaan.
Pengertian ini pula yang
dipakai dalam ayat-ayat al Qur'an dan hadis dalam kontek kehidupan
manusia. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam
kehidupan keluarga, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena
itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang
kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan
terlebih dahulu. Keluarga sakinah merupakan subsistem dari sistem
sosial menurut al Qur'an, bukan bangunan yang berdiri di atas lahan
kosong.
21 item sub tema al Qur'an tersebut diatas merupakan
landasan dari terbangunnya keluarga sakinah, dan permasalahan sosial
seperti yang tersebut dalam item 22-53 diatas selalu berhubungan timbal
balik dengan keluarga, mempengaruhi atau dipengaruhi. Uraian tentang
konsep keluarga sakinah menurut al Qur'an pastilah kurang memadai ,
karena Al Qur'an merupakan sumber yang tak pernah kering, oleh karena
itu sesunguhnya perlu kajian yang sangat mendalam, tidak sesingkat
seperti ini, apa lagi jika diplot dalam sistem sosial dalam kaitannya
membangun bangsa. Oleh karena itu, saya ingin membatasi pada
simpul-simpul yang bisa mengantar atau menjadi prasyarat tegaknya
keluarga sakinah. Hal-hal yang menyangkut pembangunan masyarakat
menurut al Qur'an dibahas dalam bab-bab berikutnya. Diantara
simpul-simpul yang dapat mengantar pada keluarga sakinah tersebut
adalah :
1. Dalam keluarga itu ada mawaddah dan rahmah
(Q/30:21). Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan
"nggemesi", sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap
berkorban dan siap melindungi kepada yang dicintai. Mawaddah saja
kurang menjamin kelangsungan rumah tangga, sebaliknya, rahmah, lama
kelamaan menumbuhkan mawaddah.
2. Hubungan antara suami isteri
harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang
memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187).
Fungsi pakaian ada tiga, yaitu (a) menutup aurat, (b) melindungi diri
dari panas dingin, dan (c) perhiasan. Suami terhadap isteri dan
sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri
mempunyai suatu kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang
lain, begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit, suami segera mencari
obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya. Isteri harus
selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan
isteri, jangan terbalik di luaran tampil menarik orang banyak, di rumah
"nglombrot" menyebalkan.
3. Suami isteri dalam bergaul
memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut (ma`ruf), tidak
asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya
mahar, nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan
nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh suami
isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya.
4.
Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza
aradallohu bi ahli baitin khoiran dst); (a) memiliki kecenderungan
kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua
menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam
bergaul dan (e) selalu introspeksi.
5. Menurut hadis Nabi juga,
empat hal akan menjadi faktor yang mendatangkan kebahagiaan keluarga
(arba`un min sa`adat al mar'i), yakni (a) suami / isteri yang setia
(saleh/salehah), (b) anak-anak yang berbakti, (c) lingkungan sosial
yang sehat , dan (d) dekat rizkinya.
Sumber, http://mubarok-institute. blogspot. com/
Wassalam,
agussyafii
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar