Messages In This Digest (25 Messages)
- 1.
- Bls: [sekolah-kehidupan][maklumat] INFO LOMBA PENULISAN & RESENSI From: liena zulkarnain
- 2.
- Karya Terbengkalai From: ifan yudianto
- 3.
- Siapa Aku? From: ifan yudianto
- 4a.
- Re: Hati-hati modus pencopetan baru !! From: Nursalam AR
- 5.
- KURANGI NGOBROL DAN PERBANYAK MENULIS From: mohammad zen
- 6.
- 10 Rahasia Mengirimkan Surat Naskah ke Penerbit From: ayahdinda
- 7.
- [Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!! From: Nia Robie'
- 8a.
- perkenalan From: Anastasia Putu
- 9.
- saatnya anak yatim back to school From: MIFTAH ROHMAN
- 10.
- FESTIVAL BATAVIASE NOUVELLES : PAMERAN FOTOGRAFI. "JUXTAPOSITION: Da From: FITRI ARLinkaSARI
- 11.
- forum kamisan & bengkel menulis flp bandung juni 2009 From: Wildan Nugraha
- 12.
- [Ruang Baca] Kaya Lewat Terjemahan, Menyingkap Rahasia Sukses Bisnis From: Rini Agus Hadiyono
- 13a.
- Re: [Catcil] Long Road To The Marriage From: Bu CaturCatriks
- 14.
- (Catcil) Gambar Katalog dan Barang Sebenarnya From: INDARWATI HARSONO
- 15.
- (Tokoh): Ibnu Sina From: Pandika Sampurna
- 16a.
- Re: [etalase] Segera Terbit Buku Baru: "Bela Diri For Muslimah" oleh From: Lia Octavia
- 16b.
- Re: [etalase] Segera Terbit Buku Baru: "Bela Diri For Muslimah" oleh From: Lia Octavia
- 17a.
- [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: novi khansa'
- 17b.
- Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: interaktif
- 17c.
- Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: novi_ningsih
- 18.
- OOT: Seminar Ekonomi Syariah (GRATISS...!) From: Farizal Alboncelli
- 19.
- [Donasi Buku] Yuk beramal, yuk, lewat buku bekas dan baru From: Dept. Penerbitan SK
- 20a.
- Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan] From: abdul azis
- 20b.
- Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan] From: abdul azis
- 20c.
- Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan] From: abdul azis
Messages
- 1.
-
Bls: [sekolah-kehidupan][maklumat] INFO LOMBA PENULISAN & RESENSI
Posted by: "liena zulkarnain" perlip_girl@yahoo.co.id perlip_girl
Sun Jun 14, 2009 3:16 am (PDT)
mau tanya mb, kapan pengumuman untuk pemenang lomba menulis hiv dan aids 2009 ya mb?
terimakasih..
--- Pada Sab, 25/4/09, susanti <susanti@shallwinbatam.com > menulis:
Dari: susanti <susanti@shallwinbatam.com >
Topik: [sekolah-kehidupan][maklumat] INFO LOMBA PENULISAN & RESENSI
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Cc: "uchan" <skylashtarmaryam@gmail.com >, "zainal" <zainal_iss@yahoo.co.id >, "Sekar Langit" <sekarlangit01@yahoo.com >, "nurul" <planner@ptcci.co.id >, "muhaimin" <muhaimin@ptcci.co.id >, "Mas Nur" <Nurhadi@tecsg.com.sg >, "icha" <store@ptcci.co.id >, "gading" <gadingsaleh_iss@yahoo. >, "Cepi Komara" <cekospy@yahoo.co.id com >, "bujang kumbang" <bujangkumbang@yahoo.co. >, "bu a-ling" <linda@unisemgroup.id com >, "herry" <iphoels_herry@yahoo.com >, "rangga" <garagarangga@gmail.com >, "amrullah" <amrullah@ptcci.co.id >
Tanggal: Sabtu, 25 April, 2009, 1:27 PM
Lomba Menulis HIV dan AIDS 2009
Lomba Menulis HIV dan AIDS untuk wartawan, mahasiswa, dan
umum
Tema Tulisan
1. Pengurangan Dampak Buruk Narkotika
Suntik
2. Anti Stigma dan Diskriminasi
3. Pencegahan HIV Melalui Transmisi
Seksual (PMTS)
4. Program Pemakaian Kondom
5. Pengobatan, Dukungan dan
Perawatan
Ketentuan Lomba
-Kategori peserta: Wartawan, Mahasiswa
dan Umum
-Panjang tulisan tidak lebih dari 1500 kata
-Jenis huruf yang
digunakan Times New Roman size 12pt paragraf 1,5
-Tulisan dikirim dalam
bentuk soft copy berikut scan KTP ke lombatulis09@ aidsindonesia. or.id
atau
dalam bentuk hardcopy berikut foto copy KTP dikirimkan ke Panitia Lomba dengan
alamat: Menara Eksekutif Lt.9, Jl,
MH Thamrin Kav.9, Jakarta Pusat 10330
paling lambat 31 Mei 2009 cap stempel pos
Hadiah untuk semua kategori
Juara I: Uang 10 juta + tiket
PP + akomodasi+ biaya registrasi untuk mengikuti Konferensi Aids Asia Pasifik ke
IX di Bali, Agustus 2009
Juara II: uang 7,5 juta rupiah
Juara III: uang 5
juta rupiah
Contact person: Aldo 021 990 39647
Lomba
Resensi Buku Pro-U Media
Pro-U Media mengadakan sayembara resensi
buku. Sayembara ini berlaku untuk umum (siapapun boleh ikut).
Ketentuan Lomba
:
• Resensi yang kamu kirim adalah hasil karyamu sendiri…!! bukan saduran,
jiplakan atau plagiat.
• Panjang resensi minimal 2 (dua) halaman A-4, 1,5
spasi, font Arial 12. (jangan ditulis tangan… khawatirnya nggak kebaca
he..he..)
• Dikirim melalui pos/paket (tidak menerima pengiriman lewat Fax
atau e-mail) apalagi sms… :-p ( ya..iyalah.. boros pulsa gitu loh.. )
•
Buku-buku yang diresensi adalah sbb : (boleh satu buku, beberapa buku atau
semuanya gpp)
(a.) Kategori Fiksi
- "Tembang Ilalang" karya MD.
Aminudin
- "Kabar Bunga" karya Marsiraji Thahir
(b.) Kategori Non
Fiksi
- "Republik Genthonesia" karya Mbah Dipo
- " Ada Singa Dalam Dirimu"
karya Asa Mulchias
• Bagi yang pernah merensensi
buku-buku di atas dan pernah dimuat di media cetak atau internet (blog, website,
milis, dll) akan menjadi nilai plus bagi juri (Tentu dengan melampirkan fotokopi
resensi di media cetaknya ya atau mengirimkan link-nya untuk internet..)
so..buruaaan masukin tulisan ke koran, majalah, blog, website....dll. ..
•
Sayembara ini berakhir pada tanggal 15 Agustus 2009
• Naskah resensi dikirim
ke alamat :
PRO-U Media
d.a. Jln. Jogokariyan 35, Yogyakarta 55143, dengan
mencantumkan "LOMBA RESENSI" di pojok kiri atas amplop. Jangan lupa sertakan biodata peserta dan fotokopi
identitas diri.
• Hadiah bagi pemenang sayembara tiap kategori
:
1. Juara 1 : uang tunai senilai Rp 500.000,- dan satu paket buku senilai Rp
700.000,00
2. Juara 2 : uang tunai senilai Rp 400.000,- dan satu paket buku
senilai Rp 600.000,00
3. Juara 3 : uang tunai senilai Rp 300.000,- dan satu
paket buku senilai Rp 500.000,00
Buku-buku ini juga bisa didapatkan di:
TB. Gunung Agung, Gramedia, Toga Mas, Tisera atau di Jakarta 08128024672 /
02168991133, 0213153928, 02193042604, Depok 08129209922, Bandung 08122118475 /
08122221475, Surabaya 0813650643322, Medan 0811647932, Makasar 081355700280,
085299519800, Semarang 081328784604
Atau bisa didapatkan melalui pemesanan ke
kantor Pro-U Media, Jl. Jogokariyan 35, Yogyakarta. Telp.
0274-376301
Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com
- 2.
-
Karya Terbengkalai
Posted by: "ifan yudianto" ifanxlv@yahoo.com ifanxlv
Sun Jun 14, 2009 3:16 am (PDT)
Penulis yg satu ini sungguh payah! Untuk menyelesaikan sebuah karya yg boleh dibilang pendek memerlukan waktu berbulan-bulan. Tiap hari seharusnya bisa menulis paling tidak 10 lembar, jadi seminggu 7 hari bisa dapat mengahasilkan karya 7 X 10 lembar, 70 lembar, kalau sebulan jadi 4 X 70 lembar, 140 lembar. Lumayan bukan? Ini baru minimal.
Hm.. Penulis asli pasti jauh melebihi lembaran penulis gadungan ini. Dgn alasan byk kgiatan, akhirnya ke 140 lembar target semula menjadi terbengkalai, akhirnya penulis gadungan ini melupakan karya yg sedang dibuat. Karya terbengkalai tesebut bisa saja menjadi best seller apabila diselesaikan, aku hanya bilang tentang kemungkinan.
Toh bgs atau jelek sebuah karya merupakan pendapat orang lain, kalau pengarangnya sendiri pastilah berpikiran positif akan karyanya. Itulah penulis sejati!
Namun ini cerita tengang penulis gadungan yg mentelantarkan karyanya, padahal dahulu, pernah aku tahu bahwa dia sungguh berbakat, sekali mengedipkan mata, sebuah karya telah siap di pikiran, tinggal menuangkan dlm kertas. Puisi pun dia buat dlm hitungan detik, dia mampu menuangkan tiap kondisi menjadi syair yg mempesona.
Kini kekagumanku telah berangsur surut, aku kini malah membenci penulis gadungan itu. Aku lihat lembaran karya tersebar begitu saja di kamar, ditelantarkan oleh tuannya.
Oh, andai aku bisa mewarisi daya kreasinya, akan aku tuntaskan cerita tesebut. Aku ingin memiliki bakatnya, juga menjadi penulis.
Tetap saja ini hanya anganku..
Hah..
Sayang sekali.
Oleh: A A bil Haq
- 3.
-
Siapa Aku?
Posted by: "ifan yudianto" ifanxlv@yahoo.com ifanxlv
Sun Jun 14, 2009 3:16 am (PDT)
Apa yg bisa membuatku bisa bercerita?
Jawabanya karena aku dianugerahi panca indra, dan perasaan dlm hati!
Langit sangat biru, tak aku lihat sedikitpun awan berterbangan di siang ini. Hanya biru, cukup biru untuk para penikmatnya. Sinar surya tak kulihat gagahnya, dikarenakan terhalang oleh pepohonan rindang di atas sana. Teduh jg sejuk di bawah sini, tak ingin aku terbang seperti burung, aku sungguh takut akan ketinggian, dari tempatku merebah sekarang sudah cukup membuatku nyaman. Di rerumputan byk hewan serupa serangga, nyatanya memang mereka benar semut. Mereka tak menggangguku akupun tak mengganggu mereka.
Angin sepoi-sepoi tak henti mengiringi rmbutku menari, tarian alami dan sungguh menawan.
Di telingaku mereka seakan membisikkan kata-kata cinta yg mampu menyihirku masuk ke alam serupa surga. Kepalaku dan tubuhku menjadi seringan kapas, ketika kupejamkan mata, tubuhku serasa melayang karena amat sangat ringan. Ketakutanku akan ketinggian menjadi terlupakan, sekarang yang ada hanya rasa nyaman dan nyaman..
Aku melupakan siapa aku dan apa saja masalahku. Bahkan aku lupa siapa namaku!
Hm.. Hari ini hari apa, entahlah! Aku tidak tahu..
Yg jelas aku sungguh nyaman.. Dan..
...
..
Zzz..
..
Zz
..
z
.
.
.
Oleh...
Zzz..
..
...
.
.
- 4a.
-
Re: Hati-hati modus pencopetan baru !!
Posted by: "Nursalam AR" pensilmania@gmail.com
Sun Jun 14, 2009 3:16 am (PDT)
Info yang sangat berguna sekali. Btw, T19 yang Depok-Rambutan itu memang
cukup rawan mungkin karena jalur 'gemuk' ya. Makasih ya,Mbak, sudah
berbagi:).
Tabik,
Nursalam AR
On 6/11/09, Priyashiva <g_tarot@yahoo.com > wrote:
>
>
>
> Jika anda berada di angkutan di sekitar jabodetabek atau khususnya di
> kampung rambutan, hendaknya anda berhati-hati jika ada segerombolan 3 pria
> dan 1 wanita yang berpura-pura menjadi penumpang sambil membawa tas-tas
> besar yang naik serta turun secara bersamaan dan salah satunya menyebarkan
> brosur pijat refleksi karena mereka sebenarnya GEROMBOLAN COPET.
>
> Modusnya adalah sebagai berikut:
> Salah satu pria dengan menggunakan atribut agama akan menyebarkan beberapa
> brosur pijat refleksi ke penumpang. Kemudian 2 pria lain dan 1 wanita
> temannya akan mengelilingi korbannya. Salah satu dari ke 3 rekannya tersebut
> akan berpura-pura menanyakan alamat brosur pada si pria yang menggunakan
> atribut agama tersebut. Si pria beratribut agama ini berpura-pura
> menjelaskan alamat sambil memberikan contoh memijat. Lalu serta merta pria
> ini akan menarik tangan anda untuk dipijat sambil menyuruh kita membaca isi
> brosur. BERHATI-HATILAH karena sebenarnya pria ini sedang berusaha
> menghipnotis anda melalui efek kejut pijatan. Tatkala anda sudah terkena
> hipnotis maka ke tiga rekannya tersebut akan menguras dan mengoper isi
> dompet, hp dan benda berharga lainnya.
>
> Ini jenis modus pencopetan lama tapi baru. Pencopetan dengan modus hipnotis
> semacam ini sudah ada beberapa tahun yang lalu. Beberapa jalur yang biasanya
> menjadi target operasi mereka adalah M19 (kranji bekasi - Cililitan), M44
> (jurusan kuningan casablanca), M06 (Cijantung - Cililitan), M19 (Depok -
> Kampung Rambutan). Kebanyakan copet beraksi di Mikrolet atau Metromini yang
> sedang padat.
>
> Metode copet dengan hipnotis ini biasanya :
> - sok akrab lalu dengan tiba-tiba akan memijat lutut, pundak, atau punggung
> tangan antara jempol dan jari telunjuk karena di 3 daerah inilah jikat
> dipijat akan memberikan efek kejut yang memudahkan pelaku menginduksi
> hipnotis.
> - Mereka akan menyebarkan brosur atau selebaran. Selebaran atau brosur ini
> membantu pelaku untuk menginduksi hipnotis. Korban mudah dihipnotis jika
> korban dengan sengaja dipaksa mefokuskan pada obyek tertentu.
>
> Cara menghindari modus ini :
> - Jangan pernah mau mengambil atau menerima brosur atau selebaran dari
> orang tak dikenal yang memberikan secara memaksa dan bergerombol.
> - Jangan pernah bersentuhan secara fisik dengan orang yang tidak dikenal.
> Jaga jarak minimal 1.5 meter jika ada orang yang bertanya pada anda sewaktu
> berjalan.
> - Jika ada orang yang mencoba mau memegang anda baik dg tujuan mau memijat
> atau memencet anggota tubuh anda, bentaklah orang tersebut agar orang
> tersebut kaget. Dengan demikian usaha orang yang bertujuan menghipnotis
> anda, dia akan terganggu fokusnya. Misalnya : ' Apa-apan sih ! ' ' Sorry
> jangan pegang ! ' Dll.
> - Tunjukan sikap kemarahan anda agar mental para pencopet tersebut down.
> - Perhatikan orang-orang di sekitar anda, karena biasanya copet beraksi
> secara
> bergerombol. Bisa mungkin pindah atau turun kendaraan agar anda bisa
> terlepas
> dari posisi terkunci.
> - Banyaklah berdoa meminta perlindungan Tuhan.
> - Jika ada teman atau penumpang lain yang terkena hipnotis ini, cobalah
> untuk mengejutkan si penumpang atau korban agar dia terbangun.
>
> Mohon email ini disebarluaskan agar kejahatan ini bisa ditekan dan
> dihindari.
>
> Saya menuliskan pengalaman ini karena saya malam ini (10 maret 2009) sempat
> hampir menjadi korban.
>
> Semoga dengan mengirimkan pengalaman ini saya tidak akan masuk penjara
> seperti Ibu Prita Mulyasari hehehhe
>
> Salam,
> PriyaShiva Akasa
>
>
>
--
-Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
YM ID: nursalam_ar
www.nursalam.multiply. com
www.pensilmania.multiply. com
- 5.
-
KURANGI NGOBROL DAN PERBANYAK MENULIS
Posted by: "mohammad zen" mhzen@yahoo.com mhzen
Sun Jun 14, 2009 3:16 am (PDT)
KURANGI NGOBROL DAN PERBANYAK MENULIS
Oleh : Muhammad Zen
http://www.klikdynasis.net/? id=MU11775
http://www.mhzen.wordpress. com
Menulis merupakan aktifitas sederhana tetapi dampaknya bisa luar biasa. Namun aktifitas
menulis ternyata banyak sekali tantangan dan hambatannya. Banyak orang yang berniat menulis, bisa menulis artikel, novel atau menulis buku non fiksi, namun hanya sebagian orang saja yang mampu merealisasikan niat menulis jadi tulisan beneran.
Ada orang hanya berniat dan berniat saja menulis, namun belum juga tergerak untuk merealisasikan menulis. Kelompok ini sering beralasan besok sajalah, sekarang masih repot, masih sibuk. Besuk saja saya akan membuat tulisan terbaik, yang akan bisa best seller dan mampu mengalahkan tulisan penulis lain. Namun esok hari juga beralasan "besuk saja" sehingga tulisan tak pernah jadi kenyataan.
Banyaknya kesibukan, apapun bentuknya, seringkali menjadi alasan paling masuk akal bagi kita untuk menunda menulis. Kita sering menunda menulis,karena alasan repot atau sibuk. Namun jika ini dituruti, kemungkinan yang terjadi yakni tulisan kita tak akan selesai, dan sampai kapanpun rencana menulis tersebut tidak akan terlaksana.
Lucunya, jika mengobrol dengan teman atau dengan keluarga (atau dengan siapa saja), kita selalu bisa. Ngobrol selalu ada waktu. Sesibuk apapun kita, biasanya kita selalu punya waktu untuk ngobrol. Nah pertanyaan kritis bagi diri sendiri perlu kita lontarkan, jika menulis sering ditunda (dengan alasan sibuk atau repot), mengapa jika ngobrol selalu bisa ? Tanpa sadar kita kadang ngobrol ngalor ngidul berlama-lama,mengapa waktu untuk ngobrol itu tidak dipakai untuk menulis ?
Marilah kita kurangi ngobrol dan kita arahkan energi kita untuk tulisan. Kita perkecil porsi ngobrol,dan kita tambah porsi menulis.
Sukses Untuk Anda Semua
- 6.
-
10 Rahasia Mengirimkan Surat Naskah ke Penerbit
Posted by: "ayahdinda" arulkhana@yahoo.com kang_arul
Sun Jun 14, 2009 4:50 am (PDT)
1. Kelengkapan naskah
Cek kembali kelengkapan naskah Anda; sinopsis, daftar riwayat hidup, proposal penawaran naskah, fotokopi ktp, hingga foto.
2. Sertakan file soft copy
Selain kelengkapan naskah tercetak, ada baiknya Anda juga menyertakan file soft copy naskah Anda dalam bentuk CD. Banyak penerbit yang lebih mudah menilai naskah melalui file dibandingkan tercetak. Selain itu, penyertaan file soft copy akan memudahkan penerbit mengakuisisi lebih lanjut naskah Anda. Ketika naskah di-acc, Anda tidak perlu repot mengirimkan surat kedua kalinya hanya untuk sebuah file soft copy naskah.
3. Jangan ketinggalan 'AMPLOP PENGEMBALIAN'
Sertakan sebuah amplop yang sudah ditulis nama dan alamat Anda serta sudah dibubuhi prangko secukupnya. Ini berguna untuk mempermudah pihak redaksi mengembalikan naskah Anda yang ditolak. Banyaknya naskah yang masuh ke redaksi setiap bulan --bisa sampai ratusan-- dan besarnya biaya prangko pengembalian, menyebabkan banyak penerbit yang tidak mengembalikan naskah. Nah, sebaiknya Anda bersiap dan naskah yang dikembalikan bisa dikirim ke penerbit lain, bukan?
4. Perekat yang kuat
Setelah naskah dan kelengkapannya Anda masukkan ke dalam amplop, rekatkan lidah amplop dengan perekat yang kuat. Mungkin Anda membutuhkan lakban atau sekalian di staples untuk memastikan kerekatannya selain lem. Jika Anda mengirimkan dnegan jasa pengiriman, Ada baiknya juga Anda membungkus amplop dengan plastik.
5. Pastikan alamat benar
Jangan sampai hanya gara-gara salah menulis nomor rumah/gedung, surat anda tidak sampai. Cek kembali alamat penerbit yang Anda tulis. Pastikan bahwa Anda menulis informasi alamat dengan betul.
6. Lebih spesifik lebih baik
Tidak ada salahnya Anda mencantumkan, misalnya, .up Ken, Kedaktur Fiksi. Pencantuman .up atau untuk perhatian memungkinkan surat tersebut langsung tertuju kepada penanggung jawab meja fiksi di penerbitan tersebut.
7. Terangkan isi naskah
Tulis di pojok kiri atas isi naskah yang Anda kirim. Misalnya, Anda mengirimkan naskah non-fiksi untuk keluarga, maka di pojok kiri atas amplop Anda bisa menuliskan 'NASKAH NON-FIKSI TEMA KELUARGA'. Hal ini untuk memudahkan penerima surat di redaksi mengetahui dengan pasti dan langsung apa isi naskah Anda.
8. Pastikan alamat Anda yang benar
Di belakang amplop sertakan pula alamat pengirim --alamat Anda-- dengan benar. Selain mengetahui siapa yang mengirim, juga bisa digunakan untuk proses pengembalian surat Anda apabila alamat tujuan tidak ditemui. Tidak ada salahnya mencantumkan nomor kontak, seperti telepon genggam.
9. Pilih: Jasa Pengiriman atau Pos
Pikirkan bagaimana Anda mengirimkan surat berisi naskah tersebut. Saat ini kantor jasa pengiriman maupun kantor pos berada di lokasi yang mudah dijangkau. Keduanya memiliki layanan pengiriman satu atau dua hari. Kantor Pos juga sekarang tingkat pelayanannya jauh lebih profesional. Apalagi buat mereka yang tinggal di daerah. Tergantung kepada Anda sekarang untuk memilihnya.
10. Simpanlah struk pengiriman
Simpanlah struk pengiriman Anda dari kantor jasa pengiriman atau kantor pos. Struk berguna untuk mengetahui berapa lama perjalanan pengiriman naskah Anda sampai ke tangan redaksi dan berapa lama naskah Anda berada di penerbitan. Bagi Anda yang memiliki banyak naskah dan dikirimkan ke banyak penerbit, struk pengiriman merupakan bukti sekaligus pengingat Anda.
Best Regards,
.K.A.N.G.A.R.U.L.
Freelance Writers, Radio Announcer, Media & PR Consultants
Literary & Design Agency
Business Contact : +62 812 8749 407
Private Contact : +62 817 8040 88
e-mail Business : redaksi @ menulisyuk.com
e-mail Private : kangarul @ gmail.com
Blog : www.kangarul.wordpress. com | www.arul.multiply. com
Situs : www.menulisyuk.com
- 7.
-
[Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!!
Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com
Sun Jun 14, 2009 8:56 am (PDT)
Bila Rindu ini..masih milikmu
Kuhadirkan sebuah..tanya untukmu
Harus brapa lama..aku menunggumu..
aku menunggumu�
( Chrisye feat. Peter Pan - Menunggumu )
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama �ku menunggu
( Ridho Rhoma feat. Sonet 2 Band - Menunggu )
Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
(Julio Iglesias - Right Here Waiting Lyrics)
Jangan terlalu lama kau pergi dariku
Jangan terlalu jauh kau dari sisiku
Tak mampu ku menahan rasa rindu ini
(Naff - Di Satu Bintang Aku Menunggu)
I�m sitting by the window of your thirty-second floor apartment
Waiting for your phone calls all to end
I�m sitting watching wind blow
Watching time go
Watching cars go by
I�m waiting for these memories to begin
(Cake � Guitar)
yang aku tunggu masih kucari
yang aku tunggu �tuk hilangkan rasa sepi
�kan aku tunggu datangnya hari
(Anggun � Yang Aku Tunggu)
I've been waiting a long time
for this moment to come
(Green Day � Waiting)
Must I always be waiting waiting on you?
(Jack Johnson � Sitting, Waiting, Wishing)
Why am I waiting for you
There's no time for dreaming, be true
(Eternal � why am I waiting)
There has been no one brighter than you
I can't deny these things that I do
Feels like the world's at stake 'cause
I have been waiting
I have been waiting for you
(Seal � Waiting For You)
So am I still waiting
For this world to stop hating
Can't find a good reason
Can't find hope to believe in
(Sum 41 � Still Waiting)
Tak tahan lagi..
Ingin bertemu..
Berjuta kata.. ingin terucap...
(Melly Goeslaw - Tak Tahan Lagi)
TAK SABAR MENUNGGU JULI
Ada apa di bulan Juli????
Pantengin terus milis :
sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Nia Robie�
yang sedang menanti Juli
- 8a.
-
perkenalan
Posted by: "Anastasia Putu" anasputu@yahoo.com anasputu
Sun Jun 14, 2009 9:04 am (PDT)
Salam untuk para Pengajar di Indonesia,
Nama saya Anastasia Putu.
Saya percaya pendidikan menjadi aksi prioritas untuk memajukan Indonesia.
Dalam
email ini, saya ingin membagikan informasi mengenai film2 dokumenter
yang bersifat edukasi (sosial, politik, budaya dan sejarah).
Misalnya film dokumenter mengenai tragedi Munir Said Thalib,
film dokumenter mengenai buruh migran, dan film dokumenter mengenai
peristiwa 1965 sebagai dampak perang dingin dan peran media yang
dikontrol.
Film-film tersebut bisa disaksikan secara online dan gratis di www.offstream.tv
Mungkin akan berguna untuk berkontribusi dalam perjuangan pendidikan Indonesia.
Salam hangat
Anas
- 9.
-
saatnya anak yatim back to school
Posted by: "MIFTAH ROHMAN" miftah_madiun@yahoo.co.id miftah_madiun
Sun Jun 14, 2009 11:18 am (PDT)
Anak Yatim
Kembali Ke Sekolah.
Ratusan anak
yatim dan ribuan anak dari keluarga kurang mampu akan memasuki tahun ajaran
baru pada bulan Juli 2009 ini.
Hampir seratus
anak yatim dan 200-an anak dari keluarga kurang mampu telah terdaftar di data
base mustahiq kami pada semua jenjang sekolah dan siap memasuki kelas baru.
Mari sisihkan
kepedulian untuk mereka.
Dengan 100.000
yang Anda berikan, akan memberikan rasa percaya diri pada mereka memasuki tahun
ajaran baru.
Bantuan akan
diberikan dalam bentuk Tas sekolah, Buku dan Alat Tulis.
Deskripsi
program, rencana bantuan, jumlah bantuan yang masuk, dan calon penerima bantuan
bisa di lihat di http://backtoschool-lmimadiun. blogspot. com
100 ribu bagi Anda akan segera
sirna. tapi bagi anak yatim dan siswa yg tidak mampu, akan bertahan
bertahun-tahun.
yuk ikut peduli anak yatim n
siswa kurang mampu dalam program Back to School.
Sekali lagi 100 ribu di
kantong Anda akan segera habis. Jika disalurkan untuk mereka, akan bertahan
tahunan dan 100 ribu Anda menemani setiap langkah mereka menyongsong masa
depan.
Semoga Allah selalu membukakan
pintu Rizki Anda karena doa mereka.
klik http://backtoschool-lmimadiun. blogspot. com
mohon kepada
siapapun yang ingin menghubungi kami, untuk menggunakan jalur pribadi saja
dengan harapan tidak menjadi diskusi diluar topik yang ada.
Terima Kasih
Miftahurrohman,
SE
Manajer LMI
Cabang Madiun
[.....]
Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com
- 10.
-
FESTIVAL BATAVIASE NOUVELLES : PAMERAN FOTOGRAFI. "JUXTAPOSITION: Da
Posted by: "FITRI ARLinkaSARI" fitri_arlinkasari@yahoo.com fitri_arlinkasari
Sun Jun 14, 2009 11:19 am (PDT)
NEWSEUM Artspace :"Festival Bataviase Nouvelles" bekerjasama dengan
BAUTANAH GALERI JALANAN mengadakan:
FESTIVAL BATAVIASE NOUVELLES : PAMERAN FOTOGRAFI.
"JUXTAPOSITION: Dari Batavia sampe Jakarta "
17 Juni - 17 Juli 2009. Bertempat di NEWSEUM Artspace Jl.Veteran I no.32 Monas Jak-Pus (samping Mesjid Istiqlal).
Guna
memeriahkan HUT kota Jakarta pada bulan Juni. acara: Pameran foto,
Slide show, Diskusi dan Workshop KLJ (kamera lubang jarum)..
Pameran Fotografi : 17 Juni - 17 Juli 2009 pkl.13.00 - 21.00wib
Pembukaan Festival : 17 Juni 2009 pkl.19.30wib (Ceremonial, Slide show foto)
Puncak Acara HUT Jakarta : 22 Juni 2009 pkl.19.30wib (Performance Art, Live Music)
Workshop KLJ : 4 - 5 Juli 2009 pkl.10.00wib
Acara dan Pameran GRATIS!!..
Workshop Kamera Lubang Jarum Biaya : Rp.85.000,-*
(*Biaya termasuk Makan siang, Sertifikat, dan Kamera Akupunktur).
Info:
08128308200, 08129560002, 08567849796, 021-92213410, 021-96065405,
021-93302286, atau dateng ke Bukit Tengkorak (Sarang BauTanah)
Pertokoan Stasiun Cikini. Jak-Pus.
Fitri Arlinkasari, S.Psi www.arlinka.co.cc
+628561075410 / +622194363216 Jl. Tarian Raya Timur BIV/no.5 Kelapa Gading, Jakarta 14250, Indonesia
- 11.
-
forum kamisan & bengkel menulis flp bandung juni 2009
Posted by: "Wildan Nugraha" wildanugraha@yahoo.com wildanugraha
Sun Jun 14, 2009 11:19 am (PDT)
>>FORUM KAMISAN FLP BANDUNG JUNI 2009
4 Juni: Bincang Buku Seeking Truth Finding Islam (karya Anwar Holid) bersama Jaka Arya Pradana
Tempat: Selasar Timur Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca 7, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
11 Juni: Bincang Novel Max Havelaar (karya Multatuli) bersama Sugeng Praptono
Tempat: Ruang Bidang-bidang, Gedung Dekranasda Jabar (Jabar Craft Center) lantai 3, Jalan Ir H Juanda 19, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
18 Juni: Bincang Novel Di Bawah Lindungan Kaabah & Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (karya Buya Hamka) bersama Mgs Ahmad Ramadhani
Tempat: Ruang Bidang-bidang, Gedung Dekranasda Jabar (Jabar Craft Center) lantai 3, Jalan Ir H Juanda 19, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
25 Juni: Apa Itu Hermeneutika bersama Topik Mulyana
Tempat: Ruang Bidang-bidang, Gedung Dekranasda Jabar (Jabar Craft Center) lantai 3, Jalan Ir H Juanda 19, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
>>BENGKEL MENULIS FLP BANDUNG JUNI 2009
7 Juni: Menulis puisi bersama Mgs Ahmad Ramadhani
Tempat: Selasar Timur Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca 7, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
14 Juni: Menulis esai bersama Sri Al Hidayati
Tempat: Selasar Timur Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca 7, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
28 Juni: Menulis cerpen bersama Elan Suherlan
Tempat: Selasar Timur Masjid Salman ITB, Jalan Ganeca 7, Bandung, pukul 16.00-18.00 WIB
>>Informasi: Dedi 08197932103 & 08982292287, Wildan 0817613420 & 02292464249
--------------------- --------- ------
klik laman dekranasda jabar
http://www.dekranasjabar.com/
Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com
- 12.
-
[Ruang Baca] Kaya Lewat Terjemahan, Menyingkap Rahasia Sukses Bisnis
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Sun Jun 14, 2009 3:42 pm (PDT)
Penerbit : Qanita, Jakarta
Tahun : I, Mei 2009
Tebal : 196 halaman
Harga : Rp 35.000
Dimuat di Koran Jakarta, 11 Juni 2009
ekerjaan apa pun, bila ditekuni dengan sungguh-sungguh, dapat menjadi profesi yang membanggakan sekaligus menenteramkan dari segi materi. Dalam bukunya yang terbaru ini, Silvester Goridus Sukur mengangkat penerjemah selaku topik sentral. Dunia alih bahasa juga menjadi tempat berkecimpung sang penulis yang mencakup penerjemahan dokumen, film, dan buku.
Bidang itu secara tegas dinyatakan kemenarikannya melalui kutipan pendapat Sofia Mansoor, penerjemah senior, yang tercantum di kulit muka, "Profesi penerjemah mampu membuat saya hidup nyaman dan berkecukupan."
Uraian Silvester Goridus Sukur bermula dari syarat-syarat pokok yang harus dipenuhi seorang penerjemah.
Di samping kemampuan, perangkat kerja yang mendukung pun amat diperlukan. Poin memikatnya adalah ketentuan memiliki stok kosakata yang banyak. Dengan demikian, penerjemah tak sering-sering membuka kamus sehingga pekerjaan lebih lancar. Tentu saja ini ditunjang dengan banyak membaca dan mampu merangkai konteks sehingga keterbacaan kalimat terjaga.
Untuk menghindari aura teoretis, bab demi bab dibubuhi ilustrasi. Ukuran font dibedakan guna menandaskan pernyataan tertentu. Penulis menyertakan pengalaman pribadi selama berkutat dengan penerjemahan. Terdapat juga wawancara dengan beberapa praktisi alih bahasa lain, di antaranya Hendarto Setiadi yang menerjemahkan novel anak-anak Momo dan Drachenreiter.
Sejumlah informasi yang layak diketahui memperkaya buku ini. Misalnya booming penerjemahan buku pada 2000 yang diiringi bermunculannya penerbit di Kota Gudeg. Pula perhatian penerbit atas buku-buku terjemahan yang telah beredar dan dapat berbuntut tawaran kerja sama. Penulis mengajak untuk melebarkan sayap sebisa mungkin, bahkan tidak menyepelekan order "kecil" seperti penerjemahan abstrak skripsi. Jelas, untuk menjadi kaya, sesuai judul dan ilustrasi Teguh B Putro di sampul depan, dibutuhkan upaya dari berbagai arah.
Buku ini secara umum menggiurkan bagi mereka yang berminat. Apalagi Silvester Goridus Sukur menutup keterangannya dengan daftar nama dan alamat penerbit yang dapat dihubungi serta biasa menerbitkan buku terjemahan. Alangkah lebih baiknya bila bab tersebut dilengkapi do's and don'ts dan contoh surat lamaran yang berpotensi mencuri hati calon klien. Pasalnya, di dunia maya masih dapat ditemui peminat lowongan yang mengajukan pertanyaan atau aplikasi melalui jalur umum (bila informasi disebarkan dalam mailing list). Pertanyaan mengenai boleh-tidaknya mengajukan naskah buku yang telah diterjemahkan lebih dulu (dan judulnya merupakan pilihan sendiri) pun kerap mencuat.
Satu pernyataan yang layak digarisbawahi adalah "Tidak cuma honor yang saya terima apa adanya, tetapi juga dalam jenis buku" (hal. 111-112). Setelah jam terbang mulai tinggi dan penulis melirik karier lain, yakni menulis buku, peluang negosiasi terbuka. Bahkan menolak order pun sah saja. Indikasi penting bahwa bekerja menuntut kita menghimpun konsentrasi dan tidak dapat ditempuh dengan pikiran bercabang-cabang.
Peresensi adalah Rini Nurul Badariah, penerjemah lepas
- 13a.
-
Re: [Catcil] Long Road To The Marriage
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Sun Jun 14, 2009 4:57 pm (PDT)
wah, judulnya mengingatkanku sama judul lagunya five for fighting, long road to heaven :)
membaca tulisan rewrite ini (ya kan mas nur? kayanya dulu pernah baca yg mirip kaya gini deh) jadi mengingatkanku dgn banyak konflik batin (taelaa, konflik batin) seputar pernikahan. betapa di umur 23 thn, kupikir aku kelewat muda dan kelewat egois utk menikah.
tapi ya memang semua Allah yang mengatur ya. dan alhamdulillah, semuanya lancar. karena tuntutan pekerjaan yg padet bgt, aku bahkan nggak sempet ke KUA ngurus2 (semuanya diserahin ke bapak), termasuk sosialisasi pernikahan sederhana tanpa resepsi yg kuinginkan. bapakku bahkan sampe nelponin saudara2 dan menjelaskan satu2. alhamdulillah, semuanya paham, atau at least berusaha utk paham :)
karena padetnya kerjaan, H-1, aku juga masih ngantor dan pulang jam 16. itupun setelah diteriakin zulfa dan temen2 redaksi cs "RET, LO BUKANNYA BESOK MAU AKAD YA???SONO PULANG!!!". pas di jalan, ibu nitip kembang. yah mampirlah ke pasar kembang rawa belong beli sedap malam seember (yg sisanya dibagi2 ke tetangga) trus pulang ngojek. pas di jalan ujan deres, tapi abang ojek rela ponco-nya dipake aku dan dgn background ujan deres dan petir menggelegar (halah, hiperbolis), si abang ojek berkata "gapapa neng! saya mah gak masalah. kasian eneng kalo ntar masuk angin pas besok akad!".
hehehe.
esoknya, tanpa resepsi, tanpa baju pengantin, tanpa janur, tanpa undangan tercetak, tanpa soundsystem, pernikahan kami dilangsungkan. alhamdulillah, lancar.
karena bareng dgn nikahan abangku yg ke-2, kami akad bareng di masjid dekat gedung tmpt abangku resepsi. abis akad, abangku siap2 resepsi, sementara aku pulang ke rumah dulu. sore2an, aku dan suami dateng ke resepsi abangku sbg tamu.
ah, bahkan setelah setahun lewatpun, ingatan ttg pernikahan sangat sederhana inipun masih indah :). alhamdulillah. makasih utk mengingatkannya dgn tulisan mas nur ya :)
salam,
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <pensilmania@com ...> wrote:
>
> *Long Road To The Marriage**
>
> *Oleh Nursalam AR*
>
>
>
> *Mencari Cinta*
>
> *Malam merayap siput. Hujan menderap*
>
> *Sepi meranggas hati. Dingin mendekap naluri*
>
> *Mata susah pejam, angan layang liar*
>
> *Kuraba sisi kasur. Kosong*
>
> *Kapankah ia berpenghuni?*
>
> *Hanya Takdir yang tahu*
>
> *Sebagaimana pengetahuanNya akan rizki dan mati.*
>
> (*Elegi Lajang*, 2002)
>
>
>
> Puisi buah karyaku sendiri itulah yang menemani malam-malamku sebagai
> lajang. Menjadi lajang adalah berada dalam medan daya tarik-menarik antara
> keinginan dan pilihan. Banyak keinginan namun banyak pula pilihan.* *Menurut
> Pramoedya Ananta Toer dalam *Bumi Manusia*."Kadang manusia dihadapkan pada
> sebuah pilihan dalam hidupnya. Jika tidak memilih saat itu ia tidak mendapat
> apa-apa." Kurang lebih seperti itu bunyinya.
>
>
>
> Ya, memilih! Buat seorang peragu tentu alangkah beratnya. Buat seorang
> sembrono atau *slebor* sama juga sulit. Yang berbeda adalah reaksi mereka.
> Si peragu akan tercenung lama dan kadang menyebalkan banyak orang karena
> banyaknya waktu untuk memikirkan pilihan yang akan diambil. Si sembrono
> justru akan tergesa-gesa mengambil pilihan tanpa masak-masak dipikir. Untuk
> kemudian menyesal. Si peragu juga kerap menyesal karena ia kehilangan
> momentum. Bukankah segala sesuatu itu indah pada masanya? **
>
>
>
> "Ih, sudah ditawarin *akhwat *yang pernah jadi *cover girl* majalah malah
> nolak. Kenapa sih?!"
>
>
>
> *Ini s*ebetulnya karena minder, ketika seorang kawan menyodorkan pilihan. *
> Subhanallah*, cantik nian. Gadis keturunan Arab yatim piatu dari keluarga
> mapan. Lulusan ITB. Lebih muda dua tahun saja. Hm..kenapa ditolak? Entahlah,
> aku hanya mengikuti alarm intuisiku saja. Minder seperti kataku? Bisa jadi.
> Hanya saja aku tidak merasa ada *chemistry* yang sama dengan sekadar melihat
> foto saja.
>
>
>
> Sebagian temanku hanya tertawa. "Ah, mau nikah aja repot banget!" ledek
> mereka. Trauma? Mungkin juga. Dulu kakekku, ayah dari bapak, menikah dengan
> gadis keturunan Arab. Beda status pula. Tapi karena perbedaan status, mereka
> dipaksa cerai dan meninggalkan seorang anak tunggal: ayahku.
>
>
>
> Setelah itu Nek Masenun--sebutanku untuk sang nenek yang tak pernah kulihat
> fotonya itu--dinikahkan dengan seorang yang "*sekufu*", setara. Seorang
> saudagar kaya dari Arab. Pernikahan mereka tak lama, tak berbuah anak. Saat
> itu di era Jakarta 1930an stereotipe soal etnis Arab yang sangat eksklusif
> masih sangat kental. Sialnya, kakekku hidup pada zaman itu. Ia hanya penarik
> perahu tambang alias perahu *eretan* di Kali Ciliwung. Konon, cerita
> almarhum ayahku, kakek seorang yang tampan.
>
> * *
>
> *Bertemu Cinta, Menanti Jodoh*
>
>
>
> 2007.
>
>
>
> Kini saat setidaknya ada sebuah titik cerah ketika seorang gadis bersedia
> berkomitmen mendampingi hidupku, apakah puisi di awal tulisan ini akan mati
> riwayatnya? Ternyata tidak.
>
>
>
> Beberapa bulan sebelumnya. Jam delapan lewat dua puluh satu menit. Malam.
>
>
>
> "Ada pesan dari Mama," ujar gadis manis berjilbab dengan senyum lucu itu.
>
>
>
> Aku berdebar. Benakku sibuk menerka kira-kira apa pesan sang Mama setelah
> kunjunganku malam itu. Ia seorang janda awal lima puluh tahunan yang
> suaminya wafat hanya berselang dua jam setelah ayahku wafat pada 8 September
> 2006. Entahlah apakah itu suatu kebetulan yang merupakan pertanda antara aku
> dan putrinya.
>
>
>
> "Apa kata Mama?" sambutku setelah menghela nafas, menguasai diri yang
> mendadak gugup.
>
>
>
> "Tapi jangan marah ya.."
>
>
>
> Hm apalagi nih? Benakku kian sibuk menerka. Ribuan kombinasi probabilitas
> berseliweran hadir dengan cara permutasi atau mutasi. Rasanya otakku jadi
> penuh.
>
>
>
> "Halo?!"
>
>
>
> Ufs! Aku lupa aku sedang bercakap di telepon. Jadi tak mungkin dia
> mengetahui gundahku hanya melalui mimik wajah.
>
>
>
> "Ya, nggak marah kok. Cerita aja," tukasku sok mantap. Padahal deg-degan.
>
>
>
> "Bener ya nggak marah?" Suara lembut itu kembali bertanya. Duh, bikin
> penasaran aja!
>
>
>
> "Iya, kagak " *Tuh*, keluar *deh *logat Betawiku!
>
>
>
> Tawa kecil di seberang meledak. Kemudian hening. Satu..dua tigaDiam-diam
> hatiku menghitung kapan bom itu meledak.
>
>
>
> Si gadis bercerita perihal diskusi keluarganya setelah kunjunganku malam
> itu. Aku terperangah. Benar, itu bom! Setidaknya demikian yang kurasa.
> Terkejut, paling tidak karena efek Doffler ledakannya.
>
>
>
> "Salam kan orang Betawi? Kamu sudah yakin?"
>
>
>
> "Emang kenapa?"
>
>
>
> "Orang Betawi kan tukang kawin. Sukses dikit udah kawin lagi. Liat aja teman
> kakak!"
>
>
>
> "Kan nggak semua. Tiap orang beda."
>
>
>
> "Itu sekarang waktu dia belum mapan. Coba aja kalo sudah lebih kaya!"
>
>
>
> "Sudah-sudah, nanti Mama titip tanya buat Salam apa dia mau poligami nggak.
> Disampaikan ya!"
>
>
>
> Hening.
>
>
>
> "Bang, kok diam? Marah ya?" Suara lembut itu terdengar khawatir.
>
>
>
> "Nggak. Cuma rada kaget aja."
>
>
>
> Aku tersadar mendengar tuturannya soal diskusi seru keluarganya tentang aku.
> Aku siuman setelah terkena bom itu. Ya, bom stereotipe!
>
>
>
> Aku memang berayah-ibu Betawi asli dan tinggal pun *sejek bujeg* di Jakarta.
> Sementara si Gadis beribukan asli Lampung dan ayah berdarah Palembang
> blasteran Cina. Konon dari garis ibunya ada darah Banjarmasin dan Padang.
> Sangat Indonesia bukan?
>
>
>
> Wajar jika muncul stereotipe atau pandangan miring mengenai hubungan kami.
> Jangankan dengan orang yang sama sekali berbeda suku atau etnis. Dengan
> seseorang yang punya darah suku yang sama saja muncul stereotipe yang sama.
> Ia gadis Betawi campuran Sunda. Bisa dikatakan ialah cinta pertamaku. Namun
> cinta itu kandas tak berakhir mulus. Ibunya menolak lamaranku dengan alasan
> "belum mapan" dan stereotipe yang melekat pada orang Betawi: "pemalas" dan
> "tukang kawin". Duh!
>
>
>
> Ikhtiarku tak berhenti begitu saja. Ketika ikut sebuah pengajian,
> melalui *murobbi
> *alias guru ngaji, aku mengajukan "proposal" untuk seorang *akhwat* teman
> seangkatanku semasa kuliah. Fisiknya biasa saja namun aku kagumi semangat
> dakwah dan komitmennya dalam beramal. Namun, setelah menunggu jawaban nyaris
> dua bulan lamanya, ia menolakkumelalui jawaban lisan dari sang
> *murobbiyah*karena
> dianggap "kurang sholeh". Ah, nasib!
>
>
>
> "*'Afwan *ya, Lam. Sebetulnya si *akhwat* udah mau. Dia kan seangkatan *
> antum*. Jadi tahu kiprah *antum* di organisasi kampus. Tapi setelah dilacak
> ternyata *antum* pernah pacaran ya? Nah, itu poin yang memberatkan. Jadi,
> atas rekomendasi murobbiyahnya, *antum* ditolak." Itu jawaban sang
> *akhwat*melalui lisan murobbiku.
>
>
>
> Saat itu guruku berusaha menyampaikan dengan hati-hati dan empati. Namun apa
> pun bentuk penyampaiannya, hatiku terlanjur luluh-lantak.Ya Allah, rasanya
> aku punya stempel dosa di dahi yang tak terhapus. Kisah pertemuan dengan
> `cinta pertama' yang sudah beberapa tahun lewat jadi bayang-bayang yang
> menghambat perjodohanku. Dua *ta'aruf *berikutnya juga bernasib sama. Bahkan
> tanpa alasan yang jelas. Ya, sudahlah!
>
>
>
> Hingga akhirnya aku berkenalan dengan Gadis. Awalnya kami sahabat pena
> selama lima tahun. Tanpa ada tendensi apa-apa. Aku mengenalnya melalui
> rubrik sahabat pena di sebuah majalah Islam. Karena hobinya membaca, aku
> sering kirimi ia tulisan-tulisanku. Dan ia seorang kritikus yang baik. Kami
> mendiskusikannya via telepon dan email. Awalnya tidak ada rasa apa-apa.
> Hanya saja ia memang teman diskusi yang enak.
>
>
>
> "Lam, carikan aku calon istri dong!" pinta seorang kawan. Ia teman SMA-ku
> dulu. Saat itu kami juga terikat hubungan bisnis.
>
>
>
> "Kamu serius?"
>
>
>
> Ia mengangguk.
>
>
>
> Aku terdiam sejenak. Sebagai penerjemah yang hobi menulis, banyak kenalanku
> baik pria maupun wanita. Namun kira-kira adakah yang cocok dengan selera
> sobatku ini?
>
>
>
> "Maunya seperti apa?"
>
>
>
> Ia pun menuturkan standar gadis yang diinginkannya. Hm cukup ideal memang.
> Tapi, *bismillah*, aku coba.
>
>
>
> "Oh ya, coba aja kalian kenalan dulu," ujarku setelah mengusulkan nama
> Gadis. "Orangnya baik dan enak diajak ngobrol."
>
>
>
> "Cantik tidak?"
>
>
>
> Deg. Aku tertegun. Cantik? Aku tak pernah mempermasalahkan itu sebelumnya.
> Aku hanya mengetahuinya dari sebuah foto ukuran 2 x 3 di sebuah majalah. Itu
> pun tak begitu jelas. Tapi apakah penting?
>
>
>
> "Ya, penting dong, Lam," tukas sang kawan ngotot. "Itu syarat penting tuh
> buat cowok!"
>
>
>
> Aku terdiam lagi. "Coba ketemuan aja dulu. Kayaknya cantik kok. Suaranya aja
> merdu." Ia mengangguk. Dengan garansi dariku ia mau menghubungi Gadis. Aku
> sudah bertindak sebagai mak comblang yang baik.
>
>
>
> Sebulan berlalu. Aku menunggu kabar dari sang kawan. Namun tak juga ada
> kabar darinya. Lantas sebagai mak comblang aku meneleponnya untuk memastikan
> keseriusan niatnya. Karena sebagai perempuan, Gadis hanya bisa menunggu *to*
> ?
>
>
>
> "Gimana? Sudah ketemuan kan? Cocok tidak?"
>
>
>
> Ia menghela nafas. "Seminggu pertama ngobrol via telepon sih cocok
> banget. Wawasannya
> luas dan humoris. Terus janji ketemuan. Sayang orangnya tidak cantik."
>
>
>
> Ah, cantik itu memang relatif. Di abad pertengahan, perempuan berbadan gemuk
> dianggap cantik namun kini justru seakan jadi gambaran momok yang mengerikan
> bagi perempuan. Perempuan kini ingin langsing seperti gambaran model artis
> dan selebritis yang dicitrakan media massa. Sudah langsing pun belum tentu
> jaminan dianggap cantik. Ada syarat lagi untuk wajah: berkulit putih mulus,
> tanpa jerawat dll.
>
>
>
> Karena penasaran, untuk pertama kalinya, aku meminta waktu bertemu dengan
> Gadis. Aku ingin tahu seperti apa si Gadis sehingga kawanku menolaknya
> karena alasan tidak cantik. Dan memang benar cantik itu relatif. Atau
> mungkin karena aku tidak terlalu mempermasalahkan soal fisik?
>
>
>
> Benar juga seperti kata artis Syahnaz Haque bahwa orang yang tidak
> mempermasalahkan soal fisik akan bertemu orang yang berpandangan sama.
> Pertemuan pertama itu berlanjut dengan pertemuan berikutnya hingga pertemuan
> penting pada malam tersebut. Meski awalnya ada keraguan dari ibunya soal
> status pekerjaanku yang bukan orang kantoran dan soal stereotipe etnis, kami
> meniatkan `segala sesuatu akan indah pada waktunya'. *Bismillah*. Kami pun
> sedang menghitung hari lamaran atau khitbah.
>
>
>
> *Meminang dengan Pena
> ***
>
> Orang bilang penulis itu tak pernah kehabisan kata. Tapi rasanya tidak juga.
> Toh, ia juga manusia yang pada suatu titik tertentu dalam hidupnya
> kehilangan perbendaharaan kata karena gemuruh rasa di dada.
>
>
>
> Tidak percaya? Percaya sajalah. Karena aku sendiri yang mengalaminya.
>
>
>
> "Katanya suka nulis ya, Mas?" sapa lelaki berkumis berwajah ramah tersebut.
> Aku tersenyum. Itu pertanyaan keseribu sekian dalam hidupku.
>
>
>
> "Saya selalu kagum dengan para penulis. Orang yang bisa menulis berarti
> berwawasan luas," ujar sang lelaki tersebut. Aku kembali tersenyum. Kali ini
> kurasa kian lebar. Tapi aku tidak bereaksi lebih lanjut. Bukan apa-apa.
> Bukan sariawan. Bukan pula sombong. Siang itu tertunai sebuah hajat hidupku:
> ada gadis yang bersedia menerima lamaranku. Di sebuah rumah asri di batas
> kota Jakarta. Dan sang lelaki pengagumku itu (semoga tak salah dugaanku)
> adalah juru bicara dari pihak keluarga sang gadis. Salahkah jika hatiku
> bergemuruh dan lidah kelu setelah acara itu?
>
>
>
> Rasanya aku ingin menyepi, merenungi dan bertakbir. Ada seru di hati:
> *Alhamdulillah,
> Ya Allah! Ada juga gadis yang menerima lamaranku!* Mungkin terlalu remeh
> buat sebagian orang. Tapi sebagai lajang di penghujung dua puluhan yang tiga
> kali lamarannya ditolak orang, peristiwa hari ini patutlah dicatat dalam
> diary istimewa di palung hati terdalam.
>
>
>
> "Sudah menulis di mana saja, Mas?" Kembali sang jubir ramah "mengganggu"
> keasyikanku bertamasya syukur. Aku menarik nafas sejenak. *Harus kumulai
> dari mana?* pikirku. Wajah sang jubir dengan kumis *a la* Roy Suryo terlihat
> antusias menunggu jawabanku. *Ah, berarti pertanyaannya serius*, batinku.
>
>
>
> "Insya Allah, di akhir tahun ini ada beberapa buku saya yang diterbitkan,
> Mas," ujarku dengan berupaya mengangkat balok besar yang menghimpit lidah.
> Mulailah aku bercerita tentang proyek menulisku yang sebenarnya tak seberapa
> dibandingkan beberapa kawan penulis lain. Tapi untuk yang bukan penulis
> seperti Mas Bambang, sang jubir, itu sudah cukup mengundang decak kagumnya.
>
>
>
> *Ah, moga saja itu bukan suara cicak di dinding*, batinku. Dan moga saja
> kepalaku tidak menyundul langit-langit atas decak kagumnya yang sejenak aku
> curigai sekadar basa-basi. *Ah, Nursalam, masih saja kamu tidak percaya
> diri!*
>
>
>
> Mas Bambang lantas menjelaskan betapa ia suka membaca dan ingin bisa
> menulis. Tak lama topik berganti dengan ceritanya tentang buku-buku yang
> suka dibacanya. *Ah, ia pembicara yang baik*. Pintar menarik perhatian teman
> bicara dengan sesuatu yang disukainya lantas menariknya ke dalam topik yang
> ingin ditujunya. Dan ia melakukannya dengan mulus. Dan aku senang-senang
> saja. Atau mungkin *mood*ku sedang bagus karena terbayang sebuah senyum
> gadis berjilbab yang menerima penyematan cincin di jari manisnya oleh salah
> satu bibiku yang mewakili pihak keluargaku.
>
>
>
> Ya, sebuah cincin emas seberat 3,3 gram berkadar 23 karat. Bukan harganya
> yang terutama--kendati itu juga penting karena saat dibeli harga emas sedang
> tinggi-tingginya--tapi karena ia dibeli dengan hasil pena. Ia kubeli dengan
> tagihan hasil terjemahan yang aku minta lebih awal dari klienku dan
> hanya dua hari sebelum hari *khitbah* atau lamaran. Sehari berikutnya
> berkeliling toko emas di Jatinegara dan Pasar Minggu untuk cari model cincin
> yang cocok dan terutama pas dengan *budget *seorang penerjemah pemula yang
> pas-pasan.
>
>
>
> "Emang kamu mau bawa uang seserahan berapa banyak, Lam?" tanya kakak-kakakku
> beberapa hari menjelang khitbah. Ya, proses khitbah ini hanya disiapkan
> sepekan. Itu pun hanya total tiga hari bersih siapkan transportasi, undang
> keluarga besar dan beli cincin. Karena dua pekan penuh aku harus berkutat
> dengan proyek terjemahan yang memaksaku duduk bekerja dari *ba'da* subuh
> hingga subuh lagi. Hingga migren, tamu rutinku, tiga kali menerpa. *Duh,
> begini ya perjuangan orang mau serius nikah*, demikian aku membatin
> menguatkan semangat. Ketika jam telah banyak berlalu namun masih saja
> tumpukan dokumen kontrak bisnis dengan bahasanya yang "kering" teronggok di
> samping komputer kreditanku.
>
>
>
> "Belum," jawabku tenang. Aku tatap wajah kakakku yang terperangah. Mungkin
> mereka berpikir aku bercanda. Karena umumnya--dalam tradisi Betawi--khitbah
> atau lamaran sudah disertai dengan bawaan uang untuk calon istri yang
> dilamar. Minimal semacam uang muka. Namun, puji syukur bagi Allah yang
> memudahkan, keluarga sang gadis tidak mensyaratkan itu. Mungkin juga
> diam-diam tahu tumpukan tagihan utangku--salah satunya karena kegagalan
> bisnisku di masa lalu yang harus ditebus. Ditambah lenyapnya asset usaha
> penerjemahanku diterjang banjir pada Februari 2007.
>
>
>
> "Yang penting keluarga besar Salam datang," ujar sang Mama. Entahlah apakah
> beliau iba dengan aku yang yatim piatu, kurus dan berpenghasilan tak tetap
> yang konon sebagai pelamar "termiskin" di antara sekian banyak pelamar yang
> berminat dengan anak gadis satu-satunya itu. Ketika aku muncul pertamakali
> di rumah asrinya beberapa bulan lalu untuk bersilaturahmi, ia terlihat
> berusaha menyembunyikan kekagetannya ketika aku jawab aku naik angkutan
> umum. Sejak itu pertanyaan, "Bawa apa ke sini?" tak pernah terluncur dari
> mulutnya saat silaturahmi-silaturahmi berikutnya. Mungkin beliau sudah
> maklum jika naik angkutan umum berarti bawa supir, kenek dan para
> penumpangnya. Komplit.
>
>
>
> Belakangan aku ketahui, berdasarkan analisisku dan keterangan dari
> sumber-sumber tepercaya, salah satu faktor yang membuatku lumayan diterima
> baik adalah karena aku penulis. Memang strategi awalku adalah menghadiahinya
> buku-buku atau media cetak yang memuat tulisan-tulisanku. Dan sangat
> kebetulan sekali salah satu paman sang gadis pernah aktif menulis di majalah
> kampus dan dalam keluarga besarnya ia cukup dihormati karena posisi
> "uniknya" itu. Mungkin ini yang namanya *hallo effect*, renungku dalam suatu
> kesempatan.
>
>
>
> Pertemuanku dengan sang gadis yang kini aku ikat dengan sebuah cincin--demi
> sebuah momen besar berikut di akhir tahun ini--juga karena pena. Aku
> mendapati fotonya terpampang pada rubrik sahabat pena di sebuah majalah
> Islam pada tahun 2000. Entah mengapa aku tergerak untuk menyuratinya. Belum
> ada rasa saat itu. Semata-mata yang menggerakkanku adalah satu nama tempat
> yang asing bagiku, tapi menggelitik: PLAJU. Ya, itu tempat kelahiran sang
> gadis. Yang belakangan kuketahui ia cuma numpang *brojol *saja di sana
> karena pekerjaan ayahnya yang harus berpindah-pindah lokasi sebagai karyawan
> Pertamina.
>
>
>
> Ya, karena pingin tahu tentang nama daerah yang seakan berada di penjuru
> antah berantah itu aku surati dia. Cukup romantis jika dikenang. Di tahun
> 2000an kami berbalas-balasan surat--meski diselingi dengan email alias
> ratron--persis seperti tokoh dalam novel *Tenggelamnya Kapal Vanderwijck*-nya
> Buya Hamka menjalin kasih. Tapi saat itu tak ada kata cinta tersurat. Aku
> yang saat itu berusaha menerapi diri yang lumpuh menulis bertahun-tahun dan
> tak berani (lagi) mengirimkan tulisan ke media menjadikannya sebagai
> pembaca pertama dan setia tulisan-tulisanku. Bermula dari pertanyaaan
> tentang letak Plaju--yang ternyata sebuah kota kecil di Sumatera
> Selatan--hingga kritik konstruktifnya atas tulisan-tulisanku yang saat itu
> mayoritas cerita pendek.
>
>
>
> Perkawanan via surat berlanjut hingga 2005 tanpa pernah sekalipun ada
> pernyataan rasa tersurat atau pertemuan tatap muka. Sempat terjeda sebentar
> beberapa bulan karena kesibukanku. Juga karena aku kehilangan alamat
> emailnya dan juga nomor kontaknya yang lain pada banjir 2002. Ia pun, entah
> kenapa bisa sama, kehilangan nomor kontakku. Hingga takdir mempertemukan
> kembali pada medio 2006. Sekitar dua bulan menjelang kematian ayahku dan
> papanya yang hanya berselang dua jam pada hari yang sama sekitar *nisfu
> sya'ban*.
>
>
>
> Takdir juga yang membuatku bernyali menghadap ibundanya. Meski saat itu
> tersiar kabar sang gadis hendak dijodohkan dengan salah satu sepupu jauhnya
> yang lulusan S-2 sebuah universitas agama negeri di Jawa Barat, dan seorang
> PNS pula. Sementara siapa pula aku? Pemuda dari garis keturunan beda etnis
> yang kendati pernah *nyantrik* di UI namun tak tuntas dan harus berjuang
> dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Mulai dari jualan koran,
> mengajar bahasa Inggris, sekretaris LSM sampai wartawan *freelance* dan
> akhirnya penerjemah lepas semata-semata dilakoni demi menyambung nafas
> kemandirian.
>
>
>
> Namun rasanya itu terbayar impas ketika pada suatu titik waktu sang gadis
> bilang salah satu poin kelebihanku hingga ia tak lagi menolak seperti sekian
> pinangan yang bertubi-tubi datang sebelumnya adalah karena aku bisa menulis.
> Dan ia pengagum tulisanku. *Ah, amboi, alangkah beruntungnya para penulis
> jika semua gadis demikian adanya!* Namun perjalananku ke depan masih
> panjang. Jika Allah izinkan maka suatu hari di penghujung tahun ini adalah
> momentum awal kedewasaanku. Secara pribadi, aku selalu mengukur tingkat
> kedewasaan seseorang termasuk diriku dari berani tidaknya seorang lelaki
> berkomitmen serius menikahi perempuan. Semuda apapun sang lelaki,
> dan seberapa pun mendasarnya tingkat pendidikan atau rejeki yang ada
> padanya.
>
>
>
> Ada suatu keinginan di palung hati yang terdalam bahwa aku ingin
> menghadiahinya mahar sebuah buku karyaku selayaknya Bung Hatta memberikan
> mahar buku *Pemikiran Yunani *yang ditulisnya kepada sang gadis idaman,
> Rahmi Hatta. Adakah Allah izinkan itu terpenuhi? *Wallahu a'lam bisshawwab*.
> Seperti syair lagu rakyat Swahili di pedalaman Afrika, "Hidup adalah
> perjuangan, dan kalah atau menang adalah urusan Tuhan." Termasuk perjuangan
> menghadapi kegelisahan tahapan berikutnya pasca pinangan yang diwakili lewat
> sebuah pertanyaan, "Sudah ada uang berapa untuk resepsi nikah?"
>
>
>
> Aku diam-diam tersenyum. Sederet *plan *A dan B berputar di kepala. Tak
> heran belakangan migrenku kerap kambuh baik karena kejar setoran atau
> gangguan kegelisahan tersebut. Namun aku meyakini seperti nasihat ibu calon
> mertua yang selalu bilang,"Percaya saja pada Tuhan. Kayak tidak punya Tuhan
> saja!"
>
>
>
> *Ya, aku percaya pada Tuhan, Mama. Nah, calon istriku, seperti halnya
> sahabat Nabi yang meminang istrinya dengan sekerat cincin besi, maukah kau
> menerimaku dengan sebatang pena bertintakan cinta yang diraut dari kayu
> pohon cita-cita? *
>
>
>
> Ya, ingin aku bisikkan itu di malam-malam permenunganku dalam penantian. Di
> antara jeda rehat begadang malam demi mengejar tenggat pekerjaan yang
> berjatuhan bagai air hujan. Seperti hujan, ia pun bervariasi mulai dari
> tandus, gerimis hingga hujan deras.
>
>
>
> Ya, meminang dengan pena. Hatiku gerimis merincis mengenang kenekatanku
> sebelum sembilan September yang bersejarah kemarin. Namun belum layak dada
> bungah sebelum takdir yang lebih kuat mengikat. Akan butuh banyak doa untuk
> menjemput takdir yang satu itu. Jika sebelum pinangan, aku khusus minta doa
> dari salah satu teman SMA-ku yang berumroh agar ia mendoakanku di depan
> Multazam maka kali ini aku butuh doa dari semesta. Seperti sebuah sms bijak
> dari seorang Teha Sugiyo, sang motivator dari Bandung, "Jika niat dan
> komitmen sudah dipancangkan maka semesta akan menyambut."
>
>
>
> *Wahai semesta, sambutlah niat suciku!*
>
>
>
> *Ya Allah yang menguasai semesta, jadikan aku kuat dengan segala titipan
> kekuatan-Mu yang ada, dan bukan sekadar kenekatan tanpa iman yang berkelana
> berputus-asa dan tumpas digulung masa!*
>
> * *
>
> *License To Wed***
>
>
>
> Mengurus pernikahan itu susah-susah gampang. Seorang teman bilang bahwa
> pernikahan itu tergantung cara kita memandang. Dipandang susah ya susah,
> dipandang gampang ya jadinya gampang. Termasuk mengurus administrasi
> perizinannya. Seperti judul film Warkop DKI: *Susah-Susah Gampang*. Tapi,
> lanjut seorang teman yang lain, jika sudah dijalani ya jadi gampang. Seorang
> pemuda yang sudah khidmat mendengarkan petuahnya jadi rada dongkol sambil
> membatin,"Ya, iyalah!". Tapi, tak heran, ini masih mengutip kata orang,
> bahwa orang yang sudah menikah lebih mudah untuk menikah lagi ketimbang
> lajang yang notabene miskin ilmu dan pengalaman, dan materi pulauntuk
> menikah pertamakalinya. Entahlah, terserah percaya atau tidak. Konon, itu
> teorinya.
>
>
>
> Singkat cerita, di suatu sore hari kerja, seorang pemuda dan seorang gadis
> berjalan kaki ke sebuah Kantor Urusan Agama (KUA) di bilangan Jakarta
> Selatan yang letaknya mepet dengan Depok, Jawa Barat. Langkah pasangan itu
> gontai. Plus wajah cemberut. Maklum, mereka habis *long march* 300 meteran
> dari ujung jalan utama. Awalnya, waktu mereka bertanya kepada seorang lelaki
> yang nongkrong di ujung gang setiba turun dari angkot, apa jawab sang
> lelaki?
>
>
>
> "KUA? Dekat kok. Terus lurus aja!"
>
>
>
> Dengan *husnuzon* tinggi, sekaligus mengirit ongkos, keduanya menampik
> tawaran gerombolan tukang ojek yang sudah dengan baik hati menghangsurkan
> motor mereka. Kedua sejoli itu berjalan mantap. Mereka terus berjalan dengan
> asumsi "dekat" adalah sekitar maksimal 50 meter. Mereka berjalan terus.
> Terus, dan terus, dan kian lama jalan kian panjang bagai coklat *Choki-Choki
> *. Alamak! Ini *mah* sudah kelewatan dari kategori dekat, keduanya membatin
> sembari berpandangan.
>
>
>
> Pasangan itu berhenti sejenak di tepi jalan panjang lurus yang rimbun dan
> sepi. Mau naik ojek? Kadung jauh betul. Mau jalan? Tidak jelas seberapa
> "dekat" lagi. Bertanyalah keduanya kepada seorang warga setempat. Setelah
> bertanya dengan teknik interview yang lebih canggih, didapatlah info bahwa
> "target operasi" sudah dekat, sekitar 100 meter lagi di ujung tikungan.
> Alhasil, dengan meneguhkan niat, sampailah mereka di depan sebuah kantor
> instansi pemerintah yang nyaris tertutup rimbunnya pepohonan. Maklum, KUA
> yang satu ini tak jauh dari Setu Babakan, pemukiman budaya Betawi yang
> diresmikan pemda DKI beberapa tahun lalu.
>
>
>
> Apakah perjuangan keduanya mencatatkan pernikahan hari itu berhasil?
>
>
>
> Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB. Para pegawai KUA sebagian sudah terlihat
> bersantai. Seorang wanita pegawai di meja yang menghadap ke arah pintu
> tengah memberesi isi tasnya. Namun buku besar di hadapannya masih terbuka
> lebar. Ah, masih ada kesempatan, batin sang pemuda yang hari itu terpaksa
> membolos dari jadwal kerjanya di sebuah rumah produksi sitkom untuk
> mengurusi macam-macam persiapan nikahan mulai dari cetak foto hingga *
> editing* kartu undangan.
>
>
>
> Setelah si ibu pencatat ramah berbasa-basi, sepasang muda-mudi itu
> mengutarakan niat untuk mencatatkan pernikahan. Dalam hitung-hitungan
> mereka, jika jadwal resmi kantor pemerintah sampai pukul 17.00 WIB maka
> dapatlah mereka mencatatkan jadwal pernikahan sekaligus mendapatkan penghulu
> untuk hari H nanti. Dengan percaya diri, sang pemuda menyodorkan surat
> numpang nikah yang diurusnya dengan "jasa" ketua RT, RW, Kelurahan hingga
> KUA di tempat asalnya.
>
>
>
> "Baik. Si Mas sudah lengkap surat-suratnya. Mbak mana suratnya?"
>
>
>
> "Surat apa?" tanya si gadis bingung.
>
>
>
> Setengah heran, si ibu menjelaskan bahwa tidak hanya pihak laki-laki yang
> harus mengurus surat numpang nikah tapi pihak perempuan juga harus mengurus
> surat pengantar nikah. Lebih aneh lagi, mungkin, jika si ibu melihat catatan
> usia pasangan tersebut yang bisa-bisanya abai dengan pengetahuan "sepele"
> tersebut. Barangkali si ibu mengurut dada heran sambil membatin, "Pasangan
> yang aneh."
>
>
>
> Sebenarnya si ibu pencatat di KUA bukan orang pertama yang barangkali
> berucap demikian. Saat pasangan itu hendak melangsungkah *khitbah* atau
> lamaran pada September lalu, pihak keluarga juga berkomentar,"Duh, pasangan
> santai!" ketika mereka tahu bahwa semua persiapan termasuk beli cincin hanya
> dilakukan dalam 2 hari jelang hari pinangan. Keduanya pun cuma senyum
> cengengesan. Barangkali inilah kesamaan yang menyatukan mereka.
>
>
>
> *Back to laptop*, setelah "gagal" dengan sukses di KUA, sang gadis yang
> "bermasalah" pun mengurus surat pengantar menikah di RT, RW hingga
> Kelurahan. Berbagai perjuangan dilalui mulai dari Pak RT yang hanya bisa
> ditemui pada waktu malam saja (tolong, jangan samakan ia dengan drakula)
> karena sibuk kerja hingga pegawai kelurahan yang tukang *ngebodor* (baca:
> melawak) yang mampu mengetik dua lembar surat dalam 2 jam. Suatu rekor
> tersendiri bukan? Sang gadis pun maklum karena si pegawai kelurahan bukan
> penerjemah *freelance* seperti calon suaminya yang karena tekanan *deadline
> *bisa terbirit-birit menerjemahkan 10 halaman dalam sejam. Ia pun menunggu
> dengan, terpaksa, sabar.
>
>
>
> Setelah 2 jam lebih sedikit, surat pengantar pun beres. Tanpa periksa lagi,
> sang gadis menuju rumahnya yang hanya berjarak puluhan meter dari kantor
> kelurahan yang setia ditungguinya 2 jam tadi. Sang ibu yang menyambut di
> rumah segera meneliti.
>
>
>
> "Lho kok tulisannya begini?"
>
>
>
> Si gadis penasaran, dan melongok ke bagian belakang surat yang memuat
> keterangan: XXXXXX..DAN MENIKAHI SEORANG PEREMPUAN BERNAMA NURSALAM AR
> (aslinya tulisan itu dengan tulisan tangan berukir khas lulusan SR tahun
> 50an).
>
>
>
> Si gadis mangkel. Ibunya terbahak.
>
>
>
> "Jeruk kok makan jeruk?"
>
>
>
> Akhir cerita, surat itu berhasil diperbaiki, diiringi riuh tawa sekantor
> kelurahan, dengan tambahan waktu 30 menit saja. Sang gadis tidak jadi "makan
> jeruk". Karena sang "perempuan" dalam keterangan surat itu sudah "kembali"
> ke wujud aslinya. Lelaki tulen. Secara *de jure* dan *de facto*.
>
>
>
> Dalam catatan pernikahan di KUA, 3 hari kemudian, sang gadis bernama Yuni
> Meganingrum dan sang pemuda yang sempat "berubah wujud"bernama Nursalam
> AR.
>
>
>
> *Menikah? Lantas....*
>
>
>
> Alhamdulillah, di penghujung 2007 tepatnya 23 Desember, di ujung usia 30,
> aku menikah. Tepatnya, sudah menikah dan kawin. Ini demi menghindari
> olok-olok zaman SMA dulu.
>
>
>
> "Elo mau kawin apa nikah?"
>
>
>
> "Emang apa bedanya?"
>
>
>
> "Nikah pake surat. Nah, kawin cuma pake urat."
>
>
>
> Ketika seorang lelaki menikah, akad nikahnya jelas berbunyi, "Saya terima
> kawin dan nikahnya fulanah binti fulan." Jelas. Komplit. Tidak ada syak
> lagi. Ada senyum terkembang bahagia, ada tangis haru pecah dan ada sederet
> kewajiban yang datang.
>
>
>
> Pernikahan sendiri bukanlah sebuah prestasi. Setidaknya itu jawaban
> pribadiku saat seorang *netter*, ketika dalam sebuah milis meruyak
> kontroversi tentang 'pernikahan adalah prestasi', bertanya via email
> kepadaku. Menikah bukan prestasi, jawabku. Tapi menikah adalah kebutuhan.
> Entahlah bagaimana raut mukanya di seberang kabel sana saat menerima balasan
> emailku tersebut yang barangkali dianggapnya "tidak canggih". Puas atau
> tidak sang penanya, (lagi-lagi) setidaknya itu sebuah kejujuran terhadap
> diri sendiri.
>
>
>
> Obat bagi seorang lelaki yang gampang jatuh cinta seperti aku, misalnya --
> adalah menikah dan memiliki istri -- yang setidaknya menurutnya pribadi --
> cantik. Minimal, ia terhindar dari dosa khayalan liar bujang di waktu malam
> sepi. Terlebih saat dingin hujan menggigit. Yang terutama, membuatnya jadi
> belajar bagaimana berkomitmen dan terikat pada sebuah hubungan yang ajeg.
>
>
>
> Pernikahan bukanlah menyeragamkan perbedaan tetapi justru memahami perbedaan
> dan mencoba berkompromi. Sepekan pertama pernikahan, aku mendapati kenyataan
> bahwa aku dan istri tercinta punya kebiasaan tidur yang kontras. Aku suka
> tidur dengan lampu terang --karena kebiasaan membaca buku sebelum tidur
> hingga tak jarang buku pun berubah jadi tatakan iler -- dan anti kipas angin
> (karena aku rentan masuk angin). Namun, Yuni hanya bisa tidur jika lampu
> dimatikan dan kipas angin wajib menyala. Gerah, katanya. Alhasil, tiga hari
> dalam sepekan pertama tersebut aku masuk angin dan kurang tidur, karena tak
> bisa tidur tanpa bacaan pengantar tidur.
>
>
>
> Tapi akhirnya titik kompromi tercapai juga setelah terjadi negosiasi.
> Setelah sebulan lebih. Masuk hari ketigapuluh sekian, lampu kamar tak selalu
> gelap. Terlebih jika aku harus bekerja di depan komputer atau laptop hingga
> dini hari.Karena Yuni Meganingrum, istriku, juga mulai belajar memaknai --
> dalam arti sebenarnya-- bahwa suaminya tak bisa sepenuhnya "bermetamorfosis
> sempurna". Ia masih saja makhluk (semi) nokturnal.
>
>
>
> Menikah juga konon membuat kaya. Itu kata salah satu buku panduan menikah --
> yang banyak aku lahap jauh sebelum menikah -- yang mengutip janji al Qur'an
> bahwa Allah akan memampukan orang-orang yang menikah. Sementara definisi
> kaya, seperti halnya sukses, cenderung relatif.
>
>
>
> Sebagian kawan -- yang sudah menikah tentunya -- menafsirkannya dalam
> dimensi material. "Sebelum menikah, ane ga punya apa-apa. Sekarang
> alhamdulillah sudah punya kendaraan pribadi dan sedikit tabungan." Sobat
> yang lain memaknainya dalam dimensi spiritual. "Yah, biar belum punya apa
> yang banyak kami mau tetapi batin saya tenang setelah menikah." Ya, apapun,
> tak usahlah jadi kontroversi.
>
>
>
> Setidaknya, sesuai pengalaman saya sendiri, setelah menikah Anda akan kaya
> -- dalam artian akan memiliki apa-apa yang belum Anda miliki. Setidaknya
> memiliki istri atau suami dan kemudian anak, dan bertambah jumlah keluarga
> besar (ada mertua, saudara ipar) dan tambahan kenalan (teman-teman pasangan
> kita). Maka, terbentanglah di hadapan Anda, jejaring silaturahim yang luas.
> Dan Tuhan menjanjikan syarat panjangnya umur dan berlimpahnya rizki adalah
> silaturahim.
>
>
>
> Jadi, kendati panjang dan mungkin berat meniti jalan menuju pernikahan,
> berteguhlah, Sobat, karena ini jalan kedewasaan, jalan fitrah.
>
> *Pengadegan, Juni 2009*
>
> Foto-foto: www.nursalam.multiply. com
> **) semua bagian tulisan ini sudah pernah dipublikasikan di milis SK yang
> artinya Sekolah Kehidupan (SK) adalah bagian tak terlepaskan dari perjalanan
> jodoh tsb, tempat di mana saya berteduh. Sungguh saya merasa berdosa dan
> sedih ketika rumah ini terasa sunyi dan kering, antara lain karena saya
> sendiri sebagai salah satu penghuni tak lagi rajin mengunjungi. Sengaja
> tulisan ini dikumpulkan dan diposting ulang guna mengenang perjalanan SK
> jelang milad ke-3 di Bandung Juli nanti.*
> ***) Untuk semua yang berniat, akan, jelang dan sudah menikah, semoga
> tulisan ini bermanfaat:). Mari berbagi, mari bercerita! Mari ramaikan rumah
> kita kembali!*
>
> * *
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> --
> -Nursalam AR
> Translator & Writer
> 0813-10040723
> 021-92727391
> YM ID: nursalam_ar
> www.nursalam.multiply. com
> www.pensilmania.multiply. com
>
- 14.
-
(Catcil) Gambar Katalog dan Barang Sebenarnya
Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com patisayang
Sun Jun 14, 2009 5:59 pm (PDT)
Gambar Katalog dan Barang Sebenarnya
Jikalau ada yang membuatku begitu letih pagi
ini, itu bukanlah lantaran meliuk diantara kemacetan jalan. Ada perang batin, antara iba dan jiwa sebagai
(calon) wirausaha.
Sebagai seorang wanita yang kabarnya (biasanya)
lihai dalam hal tawar menawar, ternyata sifatku sangat jauh dari itu. Itulah
salah satu alasan mengapa aku lebih suka belanja di toko yang memberi harga
pas. Daripada kedlorop. Saking parahnya tak pintar menawar, beberapa
kali aku dicela asistenku sendiri saat menunjukkan barang yang kubeli dengan
system tawar menawar.
Selain tak pintar menawar, aku juga termasuk
tak tegaan. Sulit mengatakan 'tidak' jika dirayu orang untuk membeli sesuatu.
Itulah mengapa untuk langkah amannya, sebelum seseorang menawarkan barang aku
sudah membuat pertahanan dengan bilang 'tidak', atau memalingkan muka. Jika
kubiarkan dia masuk dan memberi penjelasan ini itu bisa-bisa aku tak mampu
berpaling dari jeratnya.
Pagi ini, hatiku resah oleh kelemahan nomor
duaku di atas itu. Ceritanya, kemarin aku terpaksa membeli barang yang
sebenarnya belum kuperlukan. Meskipun barang itu bisa dijual nantinya, tetap
saja aku kurang sreg karena biasanya lebih memilih langkah aman, hanya membeli
sesuai pesanan. Hanya gara-gara tak kuat godaan si mbak penjualnya, aku
menyetujui untuk membeli 4 padahal sebenarnya 1 atau 2 saja sudah cukup.
Berkaca dari penyesalanku tak kuat dirayu
semacam itu aku mencoba mengeraskan hati pagi ini. Meski sisi humanisku berkata
lain lagi. Ceritanya, ada seseorang memesan barang berupa jam. Setelah beberapa
hari, datanglah barang tersebut. Tapi, betapa bingungnya aku ketika si pemesan
itu sebut saja bu L berniat menukarkan jam yang sudah kubeli tadi.
Alasannya jam tangan itu terlalu besar untuk si
pemakai (end user, sebut saja J) yang
imut badannya. Lha wong dicoba dia dan aku yang badannya termasuk standar
sedikit besar saja termasuk kegedean, apalagi buat si calon pemakai. "Bisa
kebanting dia," begitu komentar L. Yang membuatku bingung sekaligus iba plus
berusaha menguatkan hati adalah si pemesan itu seorang janda yang kerjanya
'kuli' (pinjam istilah L) cuci.
Kutelponkan BC
(Business Center), si penjual bilang barang tak bisa ditukar atau dikembalikan.
Ini khusus untuk produk aksesoris, katanya. Yang lainnya boleh. Apalagi kalau
hanya tukar ukuran, boleh saja dengan
kena cash 5000.
Resah, L menutup pembicaraan dengan si penjual lalu
menyerahkan kembali hapeku. Tangannya kembali menimang-nimang si jam. Dalam
hati, sungguh aku berperang. Apakah aku kejam jika membiarkan si pembeli
kecewa? Menerima barang tak sesuai harapan dan bayangannya padahal tak bisa
ditukar? Apakah si pembeli akan merasa tertipu? Tapi, bukankah itu bukan
salahku, tanggung jawabku? Aku hanya memesankan, membelikan sesuai pesanan dia.
Perkara barang yang dipilihnya ternyata tak sesuai persis dengan yang di
bayangan dan di catalog haruskah aku ikut bertanggung jawab?
Kalau saja harganya di bawah 100 ribu, mungkin
aku akan berbaik hati menerima dan memakainya sendiri. Tapi ini sekitar 170
ribu. Bukan jumlah sedikit untukku, (baginya juga tentunya).
Tapi, seberapapun harganya, apakah tak menjadi
preseden buruk nantinya jika aku mau menalangi kesalahan yang bukan disebabkan
olehku? Jangan-jangan nanti kalau ada lagi yang tak puas minta tanggung jawab aku
untuk menukar atau malah membatalkan. Bisa-bisa bangkrut kalau begitu caranya.
Lha BC saja yang omzetnya lebih banyak, yang pasti mempunyai stock juga tak mau
menukar. Apalagi aku?
Selama ini, aku memang
kalau jualan tak jalan sendiri. Aku hanya memesan, mengambil, membayar, lalu
mengantarkan ke teman. Teman inilah (L) yang berhubungan langsung dengan
pembelinya, pemakainya. Sampai kutulis ini , aku belum tahu kelanjutannya. L
belum bertemu dengan J. Dan aku tak tahu reaksi J bagaimana nantinya.
Tapi setidaknya, dari
kasus ini aku mendapat pembelajaran. Sebagai konsumen, akan lebih berhati-hati
dan teliti dengan katalog yang menawarkan barang tersebut. Kadang foto memang
lebih menarik daripada benda aslinya. Selain bahan, hal utama yang harus kita
perhatian juga adalah ukuran. Ukuran sebesar apapun bisa ditampilkan kecil di
katalog. Begitu pula sebaliknya. Janganlah kira mengira-ngira meski ada gambar pembanding di sebelahnya.
Jeli. Itu syarat utama membeli barang lewat katalog. Cerewet bertanyalah kalau
perlu.
Dan sebagai produsen,
mestinya lebih komunikatif lagi. Untuk jam, memang hanya ada satu dua yang
dicantumkan ukurannya. Lainnya, tak ada ukurannya. Kata teman yang sudah lama berecimpung di bisnis ini, " Kita memang jual gambar. Perkara pembeli ternyata tak puas, itu sudah resiko dia."
Pembelajaran bisnis hari
ini, termasuk mahal dan takkan mungkin kulupakan.
Tanah Baru, 10/06/09 15.44
- 15.
-
(Tokoh): Ibnu Sina
Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com pandika_sampurna
Sun Jun 14, 2009 6:48 pm (PDT)
Ibnu Sina (980-1037)
Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abลซ 'Alฤซ al-Husayn bin 'Abdullฤh bin Sฤซnฤ (Persia ุงุจูุนูู ุณููุง Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : ุฃุจู ุนูู ุงูุญุณูู ุจู ุนุจุฏ ุงููู ุจู ุณููุง). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Awal Kehidupan
Kehidupannyan dikenal lewat sumber - sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afganistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan,
yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga
Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat - bakatnya. Shams al-Ma'รคli Qรคbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn
Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.
Kematian
Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran, karena penyakit maag yang kronis. Ia wafat ketika sedang mengajar di sebuah sekolah.
Karya Ibnu Sina
Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas:Aturan Pengobatan)
Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
An Najat
Sumber: Wikipedia Indonesia
- 16a.
-
Re: [etalase] Segera Terbit Buku Baru: "Bela Diri For Muslimah" oleh
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Sun Jun 14, 2009 6:55 pm (PDT)
Alhamdulillah.. makasih ya Mbak Retno.. ^_^
Sayang banget ya Sabtu kemarin Mba Retno ga bisa datang...
Salam
Lia
2009/6/12 Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com >
>
>
> alhamdulillah,
> selamat ya mbak lia dan bang fiyan :)
>
> salam,
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > SEGERA TERBIT!
> >
> > BELA DIRI FOR MUSLIMAH: Siapa Bilang Perempuan Makhluk Lemah
> >
> > Penulis: Lia Octavia, Erawati Tf, Astri Taat, Fiyan Arjun
> > Penyunting: Taufan E Prast
> > Penata Letak: Lian Kagura
> > Desain Sampul: Tri Widyatmaka
> > Jumlah Halaman: 160 hlm
> > Harga : Rp. 26.000,-
> >
> >
> > review menyusul ^_^
> >
> > http://lingkarpena.multiply. com/
> >
>
>
>
- 16b.
-
Re: [etalase] Segera Terbit Buku Baru: "Bela Diri For Muslimah" oleh
Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com octavialia
Sun Jun 14, 2009 6:56 pm (PDT)
alhamdulillah.. amiin...
terima kasih banyak mbak novi ^_^
salam
lia
2009/6/13 novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com >
>
>
> Mbak Lia dan Mas Fiyan
> selamat ya :)
>
> waah, mantabh, deh :)
>
> sukses buat launchingnya... :)
>
> salam
>
> Novi
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > SEGERA TERBIT!
> >
> > BELA DIRI FOR MUSLIMAH: Siapa Bilang Perempuan Makhluk Lemah
> >
> > Penulis: Lia Octavia, Erawati Tf, Astri Taat, Fiyan Arjun
> > Penyunting: Taufan E Prast
> > Penata Letak: Lian Kagura
> > Desain Sampul: Tri Widyatmaka
> > Jumlah Halaman: 160 hlm
> > Harga : Rp. 26.000,-
> >
> >
> > review menyusul ^_^
> >
> > http://lingkarpena.multiply. com/
> >
>
>
>
- 17a.
-
[Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Sun Jun 14, 2009 7:45 pm (PDT)
Assalamu'alaykum Sahabat
Semangat pagiiiiiiiiii
Menyambut milad Eska yang ke-3 pada Juli nanti
Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk berbagi dan bercerita
Kesan-kesan selama duduk di bangku sekolah kehidupan
Bisa tentang:
- kopdar pertama sesama Eska-ers
- jalan-jalan a la Eska-ers
- jadi pengurus Eska
- ketemu jodoh di Eska
- menang lomba di Eska...
- merasa terinspirasi dengan tulisan di Eska...
dan banyak lagi...
Syaratnya gampang aja, tuh
- terdaftar di eska
- tulisan maksimal 2 halaman A4
- tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
- dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@yahoogroups. dan cc ke antologi.penerbitancom @gmail.com
Buat tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan menarik yang lucu dan keren
Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng dan seru-seruan bareng...
Ok, deh...
Ditunggu tulisannya, ya
CP: Novi Khansa
email/YM: novi_ningsih@yahoo.com
08121894517
Wassalam
Novi
(salah satu) panitia Milad Eska
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.rezaervani. com/
- 17b.
-
Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "interaktif" diifaa_03@yahoo.com diifaa_03
Sun Jun 14, 2009 8:00 pm (PDT)
mau donk..... ikutan oya mbak 2 halaman A4 tu spasinya berapa ya?thankssalamwiwik H.--- On Mon, 15/6/09, novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com > wrote:
From: novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >, "kabinet eska" <kabinet-eska@com yahoogroups. >, eSKa-Bandung@com yahoogroups. com
Date: Monday, 15 June, 2009, 9:45 AM
Assalamu'alaykum Sahabat
Semangat pagiiiiiiiiii
Menyambut milad Eska yang ke-3 pada Juli nanti
Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk berbagi dan bercerita
Kesan-kesan selama duduk di bangku sekolah kehidupan
Bisa tentang:
- kopdar pertama sesama Eska-ers
- jalan-jalan a la Eska-ers
- jadi pengurus Eska
- ketemu jodoh di Eska
- menang lomba di Eska...
- merasa terinspirasi dengan tulisan di Eska...
dan banyak lagi...
Syaratnya gampang aja, tuh
- terdaftar di eska
- tulisan maksimal 2 halaman A4
- tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
- dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com dan cc ke antologi.penerbitan @gmail.com
Buat tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan
menarik yang lucu dan keren
Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng dan seru-seruan bareng...
Ok, deh...
Ditunggu tulisannya, ya
CP: Novi Khansa
email/YM: novi_ningsih@ yahoo.com
08121894517
Wassalam
Novi
(salah satu) panitia Milad Eska
novi_khansa' kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi. multiply. com
http://novikhansa. rezaervani. com/
Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/ - 17c.
-
Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Sun Jun 14, 2009 8:06 pm (PDT)
-spasi 1 1/2 biar ga terlalu rapat :)
ditunggu ya tulisannya, mba Wiwik :)
salam
Novi
-- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , interaktif <diifaa_03@.com ..> wrote:
>
> mau donk..... ikutan oya mbak 2 halaman A4 tu spasinya berapa ya?thankssalamwiwik H.--- On Mon, 15/6/09, novi khansa' <novi_ningsih@...> wrote:
>
> From: novi khansa' <novi_ningsih@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
> To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >, "kabinet eska" <kabinet-eska@com yahoogroups. >, eSKa-Bandung@com yahoogroups. com
> Date: Monday, 15 June, 2009, 9:45 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Assalamu'alaykum Sahabat
> Semangat pagiiiiiiiiii
>
> Menyambut milad Eska yang ke-3 pada Juli nanti
>
> Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk berbagi dan bercerita
>
>
> Kesan-kesan selama duduk di bangku sekolah kehidupan
>
>
> Bisa tentang:
>
> - kopdar pertama sesama Eska-ers
>
> - jalan-jalan a la Eska-ers
>
> - jadi pengurus Eska
>
> - ketemu jodoh di Eska
>
> - menang lomba di Eska...
> - merasa terinspirasi dengan tulisan di Eska...
> dan banyak lagi...
>
> Syaratnya gampang aja, tuh
> - terdaftar di eska
> - tulisan maksimal 2 halaman A4
> - tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
> - dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com dan cc ke antologi.penerbitan @gmail.com
>
> Buat tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan
> menarik yang lucu dan keren
>
> Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng dan seru-seruan bareng...
>
>
> Ok, deh...
> Ditunggu tulisannya, ya
>
>
> CP: Novi Khansa
> email/YM: novi_ningsih@ yahoo.com
> 08121894517
>
> Wassalam
>
>
>
> Novi
> (salah satu) panitia Milad Eska
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> novi_khansa' kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi. multiply. com
> http://novikhansa. rezaervani. com/
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Get your preferred Email name!
> Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
> http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/
>
- 18.
-
OOT: Seminar Ekonomi Syariah (GRATISS...!)
Posted by: "Farizal Alboncelli" farizal.info@yahoo.com farizal.info
Sun Jun 14, 2009 8:25 pm (PDT)
Seminar Bulanan Ekonomi Syariah
Keluarnya Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf dilandasi
oleh adanya praktik wakaf yang terjadi dalam kehidupan masyarakat belum
sepenuhnya berjalan tertib dan efesien sehingga dalam berbagai kasus
harta benda wakaf tidak terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar
atau beralih ke tangan pihak ketiga dangan cara melawan hukum. Keadaan
demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidakmampuan Nazhir
dalam mengelola dan mengambangkan harta benda wakaf tetapi karena juga
sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum memahami status harta
benda wakaf yang seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan umum
sesuai dengan tujuan, fungsi dan peruntukan wakaf.
Untuk dapat mensosialisasikan, mendiskusikan membahas masalah-masalah
yang berkaitan langsung dengan wakaf ini, maka Masyarakat Ekonomi
Syariah (MES) bekerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat Republik
Indonesia (KEMENPERA-RI) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) akan
mengadakan seminar bulanan ekonomi syariah yang bertema :
"Potensi Wakaf untuk Pembangunan Perumahan Rakyat"
Keynote Speech
Mohammad Yusuf Asy'ari [Menteri Negara Perumahan Rakyat]
Pembicara:
Prof. Dr. Nasarudin Umar (Dirjen Bimas Islam DEPAG)
Dr. Anwar Ibrahim (Ketua MUI)
Dr. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D (ketua PEBS FEUI)
Prof. Dr. Uswatun Hasanah (Sekretaris Dewan Pakar MES)
Ir. Tito Murbaintoro, MM (Deputi Pembiayaan Kemenpera)
Moderator :
Rahmat Hidayat, MT (Kemenpera)
Rabu, 24 Juni 2009
12.00 – 16.00 WIB
Ruang Prambanan Wing I lt. 2
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Jl. Raden Fatah I no. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Gratis... Gratis... Gratis...
Registrasi (Call Only-Jam kerja)
Umum : Yuni/Muis (021) 5290 1515
Mahasiswa : Arif FoSSEI (021) 933 81082
Peserta seminar adalah peserta yang namanya tercatat di panitia.
Ingin selalu dapat kursi peserta ketika seminar?
Ingin mendapatkan informasi kegiatan MES lebih awal?
Ingin mudah mendaftar di kegiatan MES?
Daftar saja sebagai anggota MES. Anda selalu menjadi prioritas.
Hubungi : Yuni / Muiz - 5290 1515
------------ --------- -----
Farizal,
Staf Program Pengurus Pusat
Masyarakat Ekonomi Syariah
T: 021 5290 1515
F: 021 5290 1516
www.ekonomisyariah. org
FARIZAL ALBONCELLIAjari Aku 'tuk jadi MUJAHID TANGGUH
http://alboncelli.blogs.friendster .com/
Mobile : +62856 9171 4916
www.mge-event.com
- 19.
-
[Donasi Buku] Yuk beramal, yuk, lewat buku bekas dan baru
Posted by: "Dept. Penerbitan SK" penerbitan.eska@gmail.com
Sun Jun 14, 2009 8:26 pm (PDT)
Assalamu'alaykum Wr. Wb
Dear all
Yuk beramal, yuk...
lewat buku bekas yang kamu punya...
buku baru juga boleh... ;)
Semuanya diterima, dengan syarat
* tidak berbau SARA,
* tidak berbau pornografi
Diutamakan buku anak dan remaja, bisa juga komik ;)
Gimana-gimana?
Alhamdulillah, pada kepengurusan tahun lalu terkumpul lebih dari 3 juta
rupiah dan lebih dari 500 buku. Sebagian dana dibelikan buku-buku baru dan
lainnya sesuai dengan amanah dari donatur.
Buku-buku yang didonasikan selama ini telah mendukung kegiatan ESKA...
1. Disumbangkan ke beberapa tempat
- Rumah Cahaya Penjaringan, Jakarta
- Beranda Buku, Bandung
- Baitul Yatim (Portal Infaq), Yogya
- Perpustakaan LAPAS anak Tangerang
- Perpustakaan PUNK Muslim
2. Kegiatan Eska seperti hadiah untuk lomba-lomba
Insya Allah,
dalam rangka milad Eska bulan Juli nanti,
kami akan menyalurkan sebagian donasi buku ke taman bacaan sekolah Taboo,
Jl. Dago Pakar, Bandung
So, tunggu apa lagi...
cek lemari buku kamu...
yang mungkin sudah kamu baca dan berguna bagi yang lain :)
cek kocek kamu, apalagi awal bulan gini, banyak diskon pula :D, hehehe
Donasi bisa dikirimkan ke
Novi Khansa
Kompleks Perumkar DKI
Rt.009/02 Pondok Kelapa
Jak-Tim
13450
atau bisa juga dijemput.
Donasi dalam bentuk dana, bisa ditransfer ke
rekening BCA 1640311017
a.n Noviyanti Utaminingsih
Konfirmasi ke:
Hp. 08121894517
YM. novikhansa
email. novi_ningsih @ yahoo . com [hilangkan spasi]
Donasi dari Anda, sangat berguna bagi mereka :)
Terima kasih ;)
Wassalammu'alaykum Wr. Wb
--
Departemen Penerbitan dan Kepustakaan
Sekolah Kehidupan
Novi Khansa - Ukhti Hazimah - Hamasah Putri - Listya
--
Departemen Penerbitan dan Kepustakaan
Sekolah Kehidupan
Novi Khansa - Ukhti Hazimah - Hamasah Putri - Listya
- 20a.
-
Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]
Posted by: "abdul azis" abdul_azis80@yahoo.com abdul_azis80
Sun Jun 14, 2009 8:29 pm (PDT)
Belum nyuci?
Emang bisa?
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "novi_ningsih" <novi_ningsih@com ...> wrote:
>
> JAdi inget, belum nyuci :D
>
> hehehehe, tapi ga berserakan sih... hehehe
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "abdul azis" <abdul_azis80@com > wrote:
> >
> > (kejadian ini hampir bersamaan dengan waktu munculnya KCB beneran di bioskop-bioskop, tulisan ini gak ada hubungannya sama sekali dengan Film KCB yang berasal dari novelnya kang Abik, tapi soal Cinta yang berharap Ridha Ilahi, di KCB yang ini juga ada loh....Ikuti kisahnya ya...)
> >
> > Pemeran Utama : Aa Azis dan Nung
> > Sutradara : Siapa ya?
> > Diambil dari Novel : Lupa...
> >
> > ===================== ==
> >
> > Hari Rabu Maghrib
> > Wajah letih dan lelah seperti tak mau pergi dari wajah cantiknya, seberapa banyaknyapun letih dan lelah yang berdiam diwajahnya, tetap saja tidak bisa mengalahkan wajah cantiknya.
> >
> > Perlahan kudekati, kuusap wajahnya dengan punggung tangan kananku seraya berucap "Apa kabar shalihah, bagaimana hari ini?" dan dengan senyum yang penuh keikhlasan bidadari dunia-akhiratku itu berujar "Alhamdulillah, semua baik2 saja".
> >
> > Wajah letih nan cantik itu tidak dapat membohongi diriku...
> >
> > Kulangkahkan kaki menuju ruang tengah, di sana sudah ada adik cantikku yang sedang asyik menonton tipi serta ummi tercinta. Sementara, Bunda dan Qori menuju kamar.
> >
> > "Zis...zis, capek banget dech Nung (panggilan istriku) itu, Qori gak bisa lepas dari gendongan, klo lepas pasti nangis dan nangisnya itu seperti orang disiksa gitu dech, Ummi jadi kasihan dan bundanya jadi gak bisa ngerjain apa-apa, padahal cucian sudah banyak bangeet"
> >
> > Hari Kamis Sore
> > "Alhamdulillah, sampai kantor agak siang" ucap hati ku, maklum, biasanya sampai rumah jam 19.30-20.00, hari ini sampai rumah berbarengan dengan Adzan Maghrib.
> >
> > Sementara itu, Qori dan bunda sudah menunggu di depan pintu dengan senyum terbaiknya, tapi Qori, masih ogah senyum, maklum, hari-hari ini kesehatan Qori tidak menentu, panas badannya suka naik turun dan Alhamdulillah, malam ini Qori mau makan juga dengan sop ceker ayam.
> >
> > Sesaat setelah men-"sun" Qori dan bundanya, saya langsung menuju kamar mandi untuk segera menuju masjid. "Abi ke masjid dulu ya" ucapku ke dua bidadariku yang melepasku dengan penuh senyum.
> >
> > Sesampainya di rumah setelah sholat Maghrib, bunda Qori melapor, "Bi (maksudnya Abi) cucian belum dijemur tuh, tadi siang gak sempat, karena ....ya Abi taulah"
> > Laporan disampaikan dengan wajah cemberut, dan tetap cantiknya gak hilang dan gak habis.
> >
> > ku balas dengan senyuman, "Nanti abi bantuin ngejemurnya ya, setelah dinner dan Qori Bobo" dan seketika itu juga, wajah cemberutnya berubah bersinar seperti iklan lampu dan kian cerah dengan senyumnya yang teramat manis.
> >
> > Dan...
> > Ketika Qori sudah Bobo, dinnerpun tertunaikan...
> > Kami berdua melangkahkan kaki ke lantai dua untuk Menjemur Berjamaah...
> >
> > Dan...
> > Apa yang tampak di lantai dua...
> > hanya ada satu yang tampak terlihat oleh mata...
> > KETIKA CUCIAN BERSERAKAN...
> >
> > Dan awal malam itu kami lalui dengan menjemur bersama...
> >
> > (bersambung...Nantikan pilemnya di bioskop)
> >
> > Jum'at, 12 Juni 2009
> > Ditengah menikmati pelangi keluarga kami
> > "Ya Allah ijinkan SABAR, SENYUM dan IKHLAS mewarnai perjalanan keluarga kami"
> >
> >
> > Abi yang mencintai Bunda dan Qori
> > :D
> >
> >
> > Sumber judul : dari seorang sahabat
> > Sumber gambar : Om Google
> > http://cahayarumah.multiply. com/reviews/ item/61
> >
>
- 20b.
-
Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]
Posted by: "abdul azis" abdul_azis80@yahoo.com abdul_azis80
Sun Jun 14, 2009 8:30 pm (PDT)
Alhamdulillah...
sekarang sudah berapa bayinya bunda Retno?
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , triani retno <retno_teera@com ...> wrote:
>
>
> so sweet.......
> jadi ingat waktu baru punya bayi.....
>
> --- On Fri, 6/12/09, novi_ningsih <novi_ningsih@...> wrote:
>
> From: novi_ningsih <novi_ningsih@...>
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Date: Friday, June 12, 2009, 10:06 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> JAdi inget, belum nyuci :D
>
>
>
> hehehehe, tapi ga berserakan sih... hehehe
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "abdul azis" <abdul_azis80@ ...> wrote:
>
> >
>
> > (kejadian ini hampir bersamaan dengan waktu munculnya KCB beneran di bioskop-bioskop, tulisan ini gak ada hubungannya sama sekali dengan Film KCB yang berasal dari novelnya kang Abik, tapi soal Cinta yang berharap Ridha Ilahi, di KCB yang ini juga ada loh....Ikuti kisahnya ya...)
>
> >
>
> > Pemeran Utama : Aa Azis dan Nung
>
> > Sutradara : Siapa ya?
>
> > Diambil dari Novel : Lupa...
>
> >
>
> > ============ ========= ==
>
> >
>
> > Hari Rabu Maghrib
>
> > Wajah letih dan lelah seperti tak mau pergi dari wajah cantiknya, seberapa banyaknyapun letih dan lelah yang berdiam diwajahnya, tetap saja tidak bisa mengalahkan wajah cantiknya.
>
> >
>
> > Perlahan kudekati, kuusap wajahnya dengan punggung tangan kananku seraya berucap "Apa kabar shalihah, bagaimana hari ini?" dan dengan senyum yang penuh keikhlasan bidadari dunia-akhiratku itu berujar "Alhamdulillah, semua baik2 saja".
>
> >
>
> > Wajah letih nan cantik itu tidak dapat membohongi diriku...
>
> >
>
> > Kulangkahkan kaki menuju ruang tengah, di sana sudah ada adik cantikku yang sedang asyik menonton tipi serta ummi tercinta. Sementara, Bunda dan Qori menuju kamar.
>
> >
>
> > "Zis...zis, capek banget dech Nung (panggilan istriku) itu, Qori gak bisa lepas dari gendongan, klo lepas pasti nangis dan nangisnya itu seperti orang disiksa gitu dech, Ummi jadi kasihan dan bundanya jadi gak bisa ngerjain apa-apa, padahal cucian sudah banyak bangeet"
>
> >
>
> > Hari Kamis Sore
>
> > "Alhamdulillah, sampai kantor agak siang" ucap hati ku, maklum, biasanya sampai rumah jam 19.30-20.00, hari ini sampai rumah berbarengan dengan Adzan Maghrib.
>
> >
>
> > Sementara itu, Qori dan bunda sudah menunggu di depan pintu dengan senyum terbaiknya, tapi Qori, masih ogah senyum, maklum, hari-hari ini kesehatan Qori tidak menentu, panas badannya suka naik turun dan Alhamdulillah, malam ini Qori mau makan juga dengan sop ceker ayam.
>
> >
>
> > Sesaat setelah men-"sun" Qori dan bundanya, saya langsung menuju kamar mandi untuk segera menuju masjid. "Abi ke masjid dulu ya" ucapku ke dua bidadariku yang melepasku dengan penuh senyum.
>
> >
>
> > Sesampainya di rumah setelah sholat Maghrib, bunda Qori melapor, "Bi (maksudnya Abi) cucian belum dijemur tuh, tadi siang gak sempat, karena ....ya Abi taulah"
>
> > Laporan disampaikan dengan wajah cemberut, dan tetap cantiknya gak hilang dan gak habis.
>
> >
>
> > ku balas dengan senyuman, "Nanti abi bantuin ngejemurnya ya, setelah dinner dan Qori Bobo" dan seketika itu juga, wajah cemberutnya berubah bersinar seperti iklan lampu dan kian cerah dengan senyumnya yang teramat manis.
>
> >
>
> > Dan...
>
> > Ketika Qori sudah Bobo, dinnerpun tertunaikan. ..
>
> > Kami berdua melangkahkan kaki ke lantai dua untuk Menjemur Berjamaah...
>
> >
>
> > Dan...
>
> > Apa yang tampak di lantai dua...
>
> > hanya ada satu yang tampak terlihat oleh mata...
>
> > KETIKA CUCIAN BERSERAKAN.. .
>
> >
>
> > Dan awal malam itu kami lalui dengan menjemur bersama...
>
> >
>
> > (bersambung. ..Nantikan pilemnya di bioskop)
>
> >
>
> > Jum'at, 12 Juni 2009
>
> > Ditengah menikmati pelangi keluarga kami
>
> > "Ya Allah ijinkan SABAR, SENYUM dan IKHLAS mewarnai perjalanan keluarga kami"
>
> >
>
> >
>
> > Abi yang mencintai Bunda dan Qori
>
> > :D
>
> >
>
> >
>
> > Sumber judul : dari seorang sahabat
>
> > Sumber gambar : Om Google
>
> > http://cahayarumah. multiply. com/reviews/ item/61
>
> >
>
- 20c.
-
Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]
Posted by: "abdul azis" abdul_azis80@yahoo.com abdul_azis80
Sun Jun 14, 2009 8:34 pm (PDT)
Mba Rahma :
Aku jadi ngiri sama Kang Abdul salam ya buat Teteh (Istri tercinta) kapan ya aku bisa segera melepas masa lajangku?aku ingin segera merasakan indahnya berumah tangga. Semoga saja. InsyaAllah
Dari kami :
Menikah atau berumah tangga tidak selalu Indah dan Manis...
Dan selain harus siap merasakan Indah dan Manisnya pernikahan, harus juga siap menerima Pahit dan getirnya pernikahan...
Cucian Berserakan manis gak ya?
Bisa aja manis, klo sambil mengulum permen dan makan kolak, dan bisa juga pahit, klo sambil minum kopi pahit (gak nyambung ya?)
Moga Allah permudah untuk bertemu dengan lelaki sholeh yang diidamkan...
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "rah_ma18" <rah_ma18@..com .> wrote:
>
> Subhanallah.... Heee.... aku jadi inget waktu ngekost biasalah anak kost... kebiasaan burukku suka numpuk cucian plus ngerendemnya berhari-hari, sampai malu sendiri ma ibu n temen2 kost, aktivitas sehari-hari yang sering bikin diri letih sampai lupa kalau punya cucian.
>
> Aku jadi ngiri sama Kang Abdul salam ya buat Teteh (Istri tercinta) kapan ya aku bisa segera melepas masa lajangku?aku ingin segera merasakan indahnya berumah tangga. Semoga saja. InsyaAllah
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "abdul azis" <abdul_azis80@com > wrote:
> >
> > (kejadian ini hampir bersamaan dengan waktu munculnya KCB beneran di bioskop-bioskop, tulisan ini gak ada hubungannya sama sekali dengan Film KCB yang berasal dari novelnya kang Abik, tapi soal Cinta yang berharap Ridha Ilahi, di KCB yang ini juga ada loh....Ikuti kisahnya ya...)
> >
> > Pemeran Utama : Aa Azis dan Nung
> > Sutradara : Siapa ya?
> > Diambil dari Novel : Lupa...
> >
> > ===================== ==
> >
> > Hari Rabu Maghrib
> > Wajah letih dan lelah seperti tak mau pergi dari wajah cantiknya, seberapa banyaknyapun letih dan lelah yang berdiam diwajahnya, tetap saja tidak bisa mengalahkan wajah cantiknya.
> >
> > Perlahan kudekati, kuusap wajahnya dengan punggung tangan kananku seraya berucap "Apa kabar shalihah, bagaimana hari ini?" dan dengan senyum yang penuh keikhlasan bidadari dunia-akhiratku itu berujar "Alhamdulillah, semua baik2 saja".
> >
> > Wajah letih nan cantik itu tidak dapat membohongi diriku...
> >
> > Kulangkahkan kaki menuju ruang tengah, di sana sudah ada adik cantikku yang sedang asyik menonton tipi serta ummi tercinta. Sementara, Bunda dan Qori menuju kamar.
> >
> > "Zis...zis, capek banget dech Nung (panggilan istriku) itu, Qori gak bisa lepas dari gendongan, klo lepas pasti nangis dan nangisnya itu seperti orang disiksa gitu dech, Ummi jadi kasihan dan bundanya jadi gak bisa ngerjain apa-apa, padahal cucian sudah banyak bangeet"
> >
> > Hari Kamis Sore
> > "Alhamdulillah, sampai kantor agak siang" ucap hati ku, maklum, biasanya sampai rumah jam 19.30-20.00, hari ini sampai rumah berbarengan dengan Adzan Maghrib.
> >
> > Sementara itu, Qori dan bunda sudah menunggu di depan pintu dengan senyum terbaiknya, tapi Qori, masih ogah senyum, maklum, hari-hari ini kesehatan Qori tidak menentu, panas badannya suka naik turun dan Alhamdulillah, malam ini Qori mau makan juga dengan sop ceker ayam.
> >
> > Sesaat setelah men-"sun" Qori dan bundanya, saya langsung menuju kamar mandi untuk segera menuju masjid. "Abi ke masjid dulu ya" ucapku ke dua bidadariku yang melepasku dengan penuh senyum.
> >
> > Sesampainya di rumah setelah sholat Maghrib, bunda Qori melapor, "Bi (maksudnya Abi) cucian belum dijemur tuh, tadi siang gak sempat, karena ....ya Abi taulah"
> > Laporan disampaikan dengan wajah cemberut, dan tetap cantiknya gak hilang dan gak habis.
> >
> > ku balas dengan senyuman, "Nanti abi bantuin ngejemurnya ya, setelah dinner dan Qori Bobo" dan seketika itu juga, wajah cemberutnya berubah bersinar seperti iklan lampu dan kian cerah dengan senyumnya yang teramat manis.
> >
> > Dan...
> > Ketika Qori sudah Bobo, dinnerpun tertunaikan...
> > Kami berdua melangkahkan kaki ke lantai dua untuk Menjemur Berjamaah...
> >
> > Dan...
> > Apa yang tampak di lantai dua...
> > hanya ada satu yang tampak terlihat oleh mata...
> > KETIKA CUCIAN BERSERAKAN...
> >
> > Dan awal malam itu kami lalui dengan menjemur bersama...
> >
> > (bersambung...Nantikan pilemnya di bioskop)
> >
> > Jum'at, 12 Juni 2009
> > Ditengah menikmati pelangi keluarga kami
> > "Ya Allah ijinkan SABAR, SENYUM dan IKHLAS mewarnai perjalanan keluarga kami"
> >
> >
> > Abi yang mencintai Bunda dan Qori
> > :D
> >
> >
> > Sumber judul : dari seorang sahabat
> > Sumber gambar : Om Google
> > http://cahayarumah.multiply. com/reviews/ item/61
> >
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar