Jumat, 26 Juni 2009

[daarut-tauhiid] Bersyahadat Setelah 8 Tahun Baca Al-Quran



*Anne Collins ingin berhubungan langsung dengan Allah yang dapat memberinya
ampunan tanpa perantara. Itu setelah 8 tahun membaca Al-Quran ***

***
*

*
*

*Hidayatullah. com--*Saya dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen yang
taat. Saat itu, orang Amerika lebih religius dibandingkan masa
sekarang--contohnya , sebagian besar keluarga pergi ke gereja setiap Minggu.
Orang tua saya ikut dalam komunitas gereja. Kami sering mendatangkan pendeta
ke rumah. Ibu saya mengajar di sekolah minggu, dan saya membantunya

Pastinya saya lebih relijius dibandingkan anak-anak lainnya, meskipun saya
tidak merasa seperti itu dulu. Satu saat ketika ulang tahun, bibi saya
memberi hadiah sebuah Bibel, dan untuk saudara perempuan saya ia memberi
sebuah boneka. Lain waktu saya minta dibelikan buku doa kepada orang tua,
dan saya membacanya setiap hari selama beberapa tahun.

Ketika saya SMP, saya mengikuti program belajar Bibel selama dua tahun.
Ketika itu saya sudah mengkaji sebagian dari Bibel, meskipun demikian saya
belum memahaminya dengan baik. Kemudian saya mendapat kesempatan
mempelajarinya lebih dalam. Sayangnya, kami belajar banyak petikan di dalam
Perjanjian Lama dan Baru yang tak dapat dipahami, bahkan terasa aneh.

Sebagai contoh, Bibel mengajarkan tentang adanya dosa awal, yang artinya
semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa. Saya punya adik bayi, dan
saya tahu ia tidak berdosa. Bibel mengandung banyak cerita aneh dan sangat
meresahkan, misalnya cerita tentang nabi Ibrahim dan Daud. Saya tak dapat
mengerti bagaimana mungkin para nabi bisa mempunyai kelakuan seperti yang
diceritakan dalam Bibel. Ada banyak hal lain dalam Bibel yang membingungkan
saya, tapi saya tidak mempertanyakannya. Saya terlalu takut untuk bertanya
saya ingin dikenal sebagai "gadis baik".

*Alhamdulillah*, akhirnya ada seorang anak laki-laki yang bertanya, dan ia
terus bertanya. Bocah itu banyak bertanya tentang trinitas. Ia mendapatkan
banyak jawaban tapi tidak pernah puas. Sama seperti saya. Akhirnya guru
kami, seorang profesor teologi dari Universitas Michigan , menyuruh untuk
berdoa minta keteguhan iman. Saya pun berdoa.

*Hal yang paling penting adalah tentang trinitas.*

Saya tidak bisa memahaminya. Bagaimana bisa Tuhan terdiri dari tiga bagian,
yang salah satunya adalah manusia? Di sekolah saya juga belajar mitologi
Yunani dan Romawi, sehingga menurut saya pemikiran tentang trinitas dan
orang suci seperti pemikiran budaya Yunani dan Romawi yang mengenal banyak
dewa, yang masing-masing bertanggung jawab atas aspek kehidupan yang berbeda
(*astagfirullah*!).

Ketika SMA diam-diam saya ingin menjadi seorang biarawati. Saya tertarik
untuk melakukan peribadatan setiap harinya, tertarik kehidupan yang
sepenuhnya dipersembahkan untuk Tuhan, dan menunjukkan sebuah gaya hidup
yang relijius. Halangan atas ambisi ini hanya satu: saya bukan seorang
Katolik. Saya tinggal di sebuah kota di wilayah Midwestern, di mana Katolik
merupakan minoritas yang tidak populer.

Saya bertemu seorang Muslim dari Libya . Ia menceritakan saya sedikit
tentang Islam dan Al-Quran. Ia bilang Islam itu modern, agama samawi yang
paling *up-to-date*. Karena saya menganggap Afrika dan Timur Tengah itu
terbelakang, maka saya tidak bisa melihat Islam sebagai sesuatu yang modern.

Keluarga saya mengajaknya ke acara Natal di gereja. Bagi saya acara itu
sangat menyentuh dan berkesan. Tapi diakhir acara ia bertanya, "Siapa yang
membuat aturan peribadatan seperti itu? Siapa yang mengajarkanmu kapan harus
berdiri, membungkuk dan berlutut? Siapa yang mengajarimu cara beribadah?"

Saya menceritakan kepadanya sejarah awal gereja. Awalnya pertanyaannya itu
sangat membuat saya marah, tapi kemudian saya jadi berpikir. Apakah
orang-orang yang membuat tata cara peribadatan itu benar-benar punya
kualifikasi untuk melakukannya? Bagaimana mereka bisa tahu bagaimana
peribadatan itu harus dilakukan? Apakah mereka dapat wahyu tentang itu?

Saya sadar jika saya tidak mempercayai banyak ajaran Kristen, namun saya
tetap pergi ke gereja. Ketika kredo Nicene dibacakan bersama-sama, saya
hanya diam, saya tidak turut membacanya. Saya seperti orang asing di gereja.

Ada kejadian yang sangat mengejutkan. Seseorang yang sangat dekat dengan
saya mengalami masalah dalam rumah tangganya. Ia pergi ke gereja untuk
meminta nasihat. Orang dari gereja itu justru memanfaatkan kesusahan dan
penderitaannya. Laki-laki itu mengajaknya ke sebuah motel dan kemudian
merayunya.

Sebelumnya saya tidak memperhatikan benar apa peran rahib dalam gereja.
Sejak peristiwa itu saya jadi memperhatikannya. Sebagian besar umat Kristen
percaya bahwa pengampunan harus lewat sebuah acara peribadatan suci yang
dipimpin oleh seorang pendeta. Tidak ada pendeta, tidak ada pengampunan.

Saya mengunjungi gereja, duduk, dan memperhatikan pendeta yang ada di depan.
Mereka tidak lebih baik dari umat yang datang--sebagian di antaranya bahkan
lebih buruk. Jadi bagaimana bisa seorang manusia biasa, diperlukan sebagai
perantara untuk berkomunikasi dengan Tuhan? Mengapa saya tidak bisa
berhubungan langsung dengan Tuhan, dan langsung menerima pengampunannya?

Tak lama setelah itu, saya mendapati terjemahan Al-Qur'an di sebuah toko
buku. Saya lalu membeli dan membacanya, dan terus membaca, walau kadang
terputus, selama delapan tahun. Selama itu saya juga mencari tahu tentang
agama lain.

Saya semakin khawatir dan takut dengan dosa-dosa saya. Bagaimana saya tahu
Tuhan akan memafkan dosa-dosa saya? Saya tidak lagi percaya dengan metode
pengampunan ala Kristen akan berhasil. Beban-beban dosa begitu berat bagi
saya, dan saya tidak tahu bagaimana membebaskan diri darinya. Saya sangat
mengharapkan ampunan.

*Membaca Al-Quran*

Suatu kali, aku membaca Al-Quran yang bunyinya: *Dan sesungguhnya kamu
dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah
orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang
demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu ada rahib-rahib, juga
sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. Dan apabila mereka
mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Quran) yang telah
mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata:* *"Ya
Tuhan kami, kami telah beriman maka catatlah kami bersama orang-orang yang
menjadi saksi (atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad S.A.W). Mengapa
kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada
kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam
golongan orang-orang yang saleh?* [Al-Maidah: 82-84]

Saya mulai berharap bahwa Islam mempunyai jawabannya. Tapi bagaimana cara
saya mencari tahu? Dalam berita di televisi saya melihat Muslim beribadat.
Mereka punya cara tertentu untuk berdo'a. Saya menemukan sebuah buku--yang
ditulis oleh non-Muslim-- yang menjelaskan cara beribadah orang Islam.
Kemudian saya mencoba melakukannya sendiri. Kala itu saya tidak tahu tentang
*taharah* dan saya shalat dengan cara yang keliru. Saya terus berdoa dengan
cara itu selama beberapa tahun.

Akhirnya kira-kira 8 tahun sejak pertama kali saya membeli terjemahan
Al-Quran dulu, saya membaca: "*Pada hari ini telah ku-sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai
Islam itu menjadi agama bagimu.*" [Al- Maidah: 3]

Saya menangis bahagia, karena saya tahu, jauh sebelum bumi diciptakan, Allah
telah menuliskan bahwa Al-Quran ini untuk saya. Allah mengetahui bahwa Anne
Collins di Cheektowaga, New York , AS, akan membaca ayat ini pada bulan Mei
1986.

Saya tahu banyak hal yang perlu dipelajari, seperti bagaimana cara shalat
yang benar, sesuatu yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran.
Masalahnya saya tidak kenal seorang Muslim satu pun.

Sekarang ini Muslim relatif mudah dijumpai di AS. Dulu saya tidak tahu di
mana bisa bertemu mereka. Saya mendapatkan nomor telepon sebuah komunitas
Muslim dari buku telepon. Saya lalu coba menghubunginya. Seorang laki-laki
menjawab di seberang sana , saya panik lalu mematikan telepon. Apa yang akan
saya katakan padanya? Bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan saya? Apakah
mereka akan curiga? Akankah mereka menerima saya, sementara mereka sudah
saling memiliki dalam Islam?

Beberapa bulan kemudian saya kembali menelepon masjid itu berkali-kali. Dan
setiap kali saya panik, saya menutupnya. Akhirnya, saya menulis sebuah
surat , isinya meminta informasi. Seorang ikhwan dari masjid itu menelepon
saya dan kemudian mengirimi saya selebaran tentang Islam. Saya katakan
padanya bahwa saya ingin masuk Islam. Tapi ia berkata pada saya, "Tunggu
hingga kamu yakin."

Jawabannya agar saya menunggu membuat saya kesal. Tapi saya sadar, ia benar.
Saya harus yakin, sebab sekali menerima Islam, maka segala sesuatunya tidak
akan pernah lagi sama.

Saya jadi terobsesi dengan Islam. Saya memikirkannya siang dan malam. Dalam
beberapa kesempatan, saya mengendarai mobil menuju ke masjid (saat itu
masjidnya berupa sebuah rumah yang dialihfungsikan menjadi masjid). Saya
berputar mengelilinginya beberapa kali sambil berharap akan melihat seorang
Muslim, dan penasaran seperti apa keadaan di dalam masjid itu.

Satu hari di awal Nopember 1986, ketika saya memasak di dapur,
sekonyong-konyong saya merasa jika saya sudah menjadi seorang Muslim. Masih
takut-takut, saya mengirim surat lagi ke masjid itu. Saya menulis: Saya
percaya pada Allah, Allah yang Maha Esa, saya percaya bahwa Muhammad adalah
utusan-Nya, dan saya ingin tercatat sebagai orang yang bersaksi atasnya.

Ikhwan dari masjid itu menelepon saya keesokan harinya, dan saya mengucapkan
syahadat melalui telepon itu. Ia berkata bahwa Allah telah mengampuni semua
dosa saya saat itu juga, dan saya seperti layaknya seorang bayi yang baru
lahir.

Saya merasa beban dosa-dosa menyingkir dari pundak. Dan saya menangis karena
bahagia. Saya hanya sedikit tidur malam itu. Saya menangis, mengulang-ulang
menyebut nama Allah. Ampunan yang saya cari telah didapat. Alhamdulillah.

Submer: [di/iol/www.hidayatullah. com]


[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Group Charity

California Pet

Rescue: Furry

Friends Rescue

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: