Senin, 22 Juni 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2682

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.

REMINDER: Batas Akhir Pendaftaran MPPO

Posted by: "Budi Setiawan" bukik_psi@yahoo.com   bukik_psi

Sun Jun 21, 2009 8:53 pm (PDT)




Bagi rekan-rekan yang berminat mengikuti MPPO (Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi) harap segera mengunduh, melengkapi dan menyerahkan form pendaftaran selambat-lambatnya pada:
Jumat, 26 Juni 2009

Info lebih lanjut:http://mppo.psikologi.unair.ac.id/

Atau hubungi
Budi Setiawan
http://mppo.psikologi.unair.ac.id/http://appreciativeorganization.wordpress.comPIN BB: 25222123HP: 0856 306 99 72Email dan FaceBook: bukikpsi@gmail.com

PROGRAM MAGISTER PERUBAHAN & PENGEMBANGAN ORGANISASIFAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA  PENGANTAR Berkembang adalah tuntutan agar tetap dapat hidup. Proses perkembangan selalu berimplikasi terjadi perubahan. Perubahan adalah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari perkembangan. Perkembangan dapat ke arah positif maupun kearah negatif. Perkembangan ke arah positif memberikan kekuatan bagi organisme (manusia atau organisasi) untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan kearah negatif, karena hakekat alamiah maupun karena salah pengelolaan, akan mengakibatkan kemunduran dan bahkan kematian. Pengembangan yang didesain akan menghasilkan peluang lebih besar menuju ke arah positif. Perubahan lingkungan yang demikian cepat tidak lagi dapat diatasi dengan proses perkembangan yang alamiah dan 'mengalir mengikuti arus'. Desain pengembangan untuk mewujudkan perubahan yang terencana sangat dibutuhkan agar organisme (manusia maupun organisasi)
dapat berkembang ke arah positif dan mampu menghadapi lingkungannya. Manusia membutuhkan organisasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.  Kesejahteraan umat manusia pun sebagian besar ditentukan oleh perkembangan organisasi. Bangsa dan negara yang baik akan membuat lebih sejahtera warganya. Perusahaan atau industri yang baik akan membuat lebih baik kehidupan karyawannya. Sebaliknya organisasi membutuhkan manusia untuk dapat berkembang secara positif. Manusialah yang menentukan kemajuan atau kemunduran organisasi. Arah dan kecepatan perkembangan organisasi sangat ditentukan oleh desain pengembangan organisasi dan keberhasilan proses perubahannya. Untuk itu, dibutuhkan manusia-manusia dengan keahlian untuk mendesain pengembangan organisasi. Individu dan komunitas yang berpraktek dalam bidang pengembangan dan perubahan organisasi dengan mendasarkan diri pada pengetahuan yang tepat akan dapat meningkatkan perkembangan organisasi secara khusus dan
bangsa Indonesia pada umumnya. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga menawarkan solusi inovatif berupa Program Pendidikan Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO), suatu tempat pembelajaran berkelanjutan mengenai perubahan dan pengembangan organisasi, baik untuk penguasaan teori maupun keahlian dalam praktek.  SEKILAS MPPO Program Pendidikan Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi adalah organisasi pembelajaran yang menjadikan perubahan dan pengembangan organisasi berbasis pengembangan personal sebagai praktek keunggulan yang dilandasi nilai integritas, sharing pengetahuan, kekeluargaan dan keunikan sebagai konstribusi menciptakan Indonesia lebih baik. 
TUJUAN 1.     Menghasilkan lulusan yang mampu mengenali dan mengembangkan dirinya sendiri serta mampu melakukan perubahan berdasarkan pengenalan dirinya tersebut.2.     Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan pembelajaran mandiri secara berkelanjutan3.     Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan mengenai pengembangan dan  perubahan organisasi.4.     Menghasilkan lulusan yang terampil melakukan pengembangan dan perubahan organisasi sebagai sebuah sistem utuh (whole system) berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan untuk mewujudkan organisasi yang berkembang secara berkelanjutan5.     Menghasilkan lulusan yang memiliki etika dalam melakukan pengembangan dan perubahan organisasi  MENGAPA BELAJAR DI MPPO? ·       Program pendidikan pertama dan satu-satunya di Indonesia yang bertujuan mendidik "Praktisi Perubahan dan Pengembangan Organisasi"·       Revolusi cara belajar dengan menggunakan project based
learning. Belajar adalah proses mencipta.·       Orientasi pendidikan pada pengembangan diri sebagai pijakan perubahan yang lebih luas lingkupnya·       Proses pendidikan dilakukan oleh akademisi dan praktisi profesional·       Perubahan dan pengembangan organisasi akan semakin menjadi trend di era "the world is flat". Menjadi lulusan MPPO membangun kesiapan menghadapi trend tersebut.·       Jumlah peserta pendidikan MPPO terbatas. Hanya untuk 15 orang. Memastikan pembelajaran yang efektif.   KOMPETENSI LULUSAN Lulusan MPPO adalah seorang 'Praktisi Perubahan Organisasi' yang mempunyai kompetensi sebagai berikut:·       Kompetensi personal: Kapasitas menyadari dan mengelola diri sehingga dapat menjadikan diri sebagai praktisi sekaligus model perubahan·       Kompetensi interpersonal: Kapasitas memahami orang lain dan mengelola relasi interpersonal dengan orang yang terlibat dalam proses
pengembangan organisasi.·       Kompetensi analitis: Kapabilitas untuk mengumpulkan, mengorganisasikan, menginterpretasikan dan menggunakan informasi yang relevan dari setting sosial dan organisasi untuk mengelola perubahan secara efektif·       Kompetensi organisasi: Kapasitas memahami organisasi sebagai sebuah sistem yang mempunyai seperangkat nilai, keunikan, dan norma tersendiri.·       Kompetensi tindakan: Kapasitas bertindak secara tepat dalam kerangka perubahan dan pengembangan organisasi untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasi dan komunitas disekitar.  BEBAN DAN WAKTU PENDIDIKAN Beban studi bagi peserta adalah 46 SKS, yang dapat ditempuh dalam 16 bulan. Selain kegiatan akademik sesuai kurikulum, semua mahasiswa diwajibkan mengikuti dan lulus matrikulasi yang ditempuh intensif selama 1 (satu) bulan.  GELAR DAN SEBUTAN Lulusan Program Studi Magister Sains Psikologi berhak menyandang gelar akademik Magister
Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO).  JADWAL A. Pendaftaran & Seleksi1. Pendaftaran : 18 Mei - 26 Juni 20092. Pengembalian Formulir : 15-26 Juni 20093. Ujian/seleksi : 27 Juni 20094. Pengumuman Penerimaan : 4 Juli 2009 B. MatrikulasiNo.Mata KuliahWaktuPJFollow-upTanggalJam1Orientasi (pengenalan fak., prodi, value, ekspetansi peserta & prodi)18-19 Juli08.30-16.30Budi SetiawanDesain Pembelajaran (14 Juni)2Study Skill25-26 Juli,2 AgtBobby Hartanto3Metode Riset Tindakan1 & 8 AgtBerlian Gressy4Psikologi Industri & Organisasi9 & 15 AgtFendy Suhariadi5Teori Organisasi16 - 22 AgtIno Yuwono C. PerkuliahanPerkuliahan dilaksanakan Sabtu-Minggu, pukul 08.30-16.30 WIB. BIAYA ·       Pendaftaran dan seleksi sebesar Rp500.000,-·       Biaya Matrikulasi sebesar Rp2.500.000,-·       Sumbangan Operasional Pendidikan (SOP) sebesar Rp7.500.000,-·       Sumbangan Peningkatan & Pengembangan Mutu Pendidikan (SP3)
sebesar Rp30.000.000,-Catatan:·       Jika nantinya dinyatakan tidak lulus matrikulasi, peserta wajib mengikuti matrikulasi pada tahun kedua dengan biaya kurang lebih sama dengan biaya yang berlaku pada tahun tersebut.·       SOP dibayarkan pada saat daftar ulang setiap awal semester.·       SP3 dibayarkan 1 (satu) kali pada awal program, bersamaan dengan SPP semester I.  PERSYARATAN PESERTA ·       Sarjana dari semua program studi dengan IPK minimal 2.75·       Memiliki hasrat kuat untuk melakukan perubahan positif baik pada diri sendiri, orang lain, maupun organisasi kerjanya.·       Sedang atau telah memiliki pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun pada level staf atau operasional, atau 1 (satu) tahun pada level manajerial.·       Peserta yang telah bekerja harus mendapat ijin belajar dari institusinya.·       Berbadan sehat, yang dinyatakan dengan surat
dokter.·       Bersedia mengikuti program matrikulasi.·       Bersedia menjadi peserta asuransi selama mengikuti program pendidikan.·       Bersedia mengikuti semua peraturan yang ditetapkan pengelola program.  MATERI TES SELEKSI ·       Tes Potensi Akademik·       Tes Bahasa Inggris·       Wawancara  STAF PENDIDIKPendidikProfilProf. Dr. Fendy SuhariadiBeliau adalah profesor MSDM di Universitas Airlangga. Jiwa sebagai petualang tulen telah membuatnya menjelajahi berbagai jenis perusahaan, mulai dari perusahaan PMA Jepang, BUMN hingga institusi pendidikan. Sosok yang dikenal mudah akrab dan bersenda gurau dengan mahasiswa ini meraih gelar doktor di Teknik Industri ITB. Beliau tekun mendalami minatnya pada pengelolaan SDM dan perilaku produktifHeriati Gunawan, M.PODIbu dua anak alumni Master of Science Positive Organizational Development di Case Western University ini berkarir di beberapa perusahaan dan
DDI sebagai seorang konsultan. Awalnya orang akan menyangka beliau sebagai orang pendiam, tetapi ketika mendapat kesempatan berbagai penjelasan yang gamblang akan disampaikanya. Pencarian tantangan nyata mendorongnya untuk mengembangkan karir di Indofood Grup dan Permata Bank. Terakhir, posisi beliau selaku Change Management Specialist di Shell Asia Pasifik.  Minat beliau pada organizational development dan organizational change dengan pendekatan Appreciative InquiryDr. Seger Handoyo"Orang yang berpikir lurus" adalah julukanya. Kelurusan berpikirnya akan membantu mahasiswa berpikir dan bertindak konsisten. Pun "meluruskanya" dengan cara yang konstruktif, membuat orang yang "diluruskan" bisa berlapang dada. Wajah yang "seger" banyak membantu rekan-rekan kerjanya ketika tengah penat menghadapi berbagai tekanan. Doktor lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini berminat pada topik kepemimpinan dan organizational learning.Tri
Ahmadi, Ph.DPendidik yang berpenampilan "arek malang" ini sehari-hari dapat di temui Fakultas Teknik Kelautan ITS. Walau suka ceplas-ceplos ala arek malang tapi beliau adalah jebolan Newcastle University Inggris. Bangga dengan almamaternya walau kesebelasanya sering kalah. Tetapi percayalah, berdikusi dengan beliau akan membuat kita menyadari bahwa segala sesuatu terkait erat. Hal-hal kecil yang kita lakukan sekarang bisa berdampak besar.Drs. Ino Yuwono, M.ABeliau dikenal sebagai dosen killer oleh para mahasiswanya.  Tetapi banyak mahasiswanya mengakui tindakan-tindakan beliau mempunyai dampak positif dalam kehidupan mereka. Secara kasat mata, julukan tersebut sebenarnya agak menipu, karena pertama berkenalan dengan beliau serasa telah berkenalan bertahun-tahun. Jago melahap buku dan mempraktekkannya di berbagai perusahaan dengan keberhasilan dan kegagalanya. Berdikusi dengannya bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Minat beliau sangat luas akan
tetapi beberapa waktu terakhir berkutat pada complexity theory dan organization as living system.Dra. Ietje S. GunturIa lebih sering menyebut dirinya sebagai lulusan street university, padahal beliau adalah jebolan Universitas Padjajaran. Ibu superaktif ini dikenal suka berpetualang kemana tempat yang memberikan tantangan, entah itu dunia bisnis maupun sosial. Sangat suka sharing dan mencari ilmu dari  berbagai komunitas. Padahal dalam keseharianya ia sangat sibuk di BCA Pusat. Training merupakan minat utamanya.Dra. Fajrianthi, M.PsiIbu yang satu ini dikenal "gaul". Renyah ketika ngobrol dengan orang lain. Tidak heran kelasnya selalu menyenangkan. Beliau sangat suka memberikan masukan ketika kuliah. Prinsipnya, orang mengikuti kuliahnya harus mendapat manfaat. Menjadi mahasiswanya, dituntut aktif agar mendapatkan banyak pengetahuan dari beliau. Ibu alumus UI ini suka berkutat dengan perilaku organisasi.Drs. Boby P. Hartanto, M.PsiBapak lulusan
psikologi UI ini dikenal luwes dan kaya dengan ide-ide gila. Bercakap-cakap denganya merupakan salah satu obat mujarab menghilangkah stress. Dalam keseharianya, beliau banyak menghabiskan waktu sebagai seorang trainer quantum learning.Budi Setiawan M.Beliau dikenal dengan "kegilaannya" dalam meretas ide-ide aneh. Sering yang mendengar akan mengeryitkan keningnya, tapi tak jarang yang terinpirasi untuk melakukan suatu perubahan. Dikenal dekat dengan mahasiswa gara-gara hobinya ngotak-ngatik internet, maksudnya bermain milis dan facebook. Belakangan sedang gandrung mempromosikan Appreciative Organisasi dan melakukan Desain OrganisasiDani Wahyu MoenggoroSosok kalem tapi penuh kreasi dashyat. Kalimat yang tepat buat menggambarkan pendidik masyarakat ini. Pandangan pertama, orang akan menilai biasa-biasa saja tetapi setelah berbincang maka orang akan berjumpa dengan ide inovatif, sebagaimana nama organisasinya, Inspirit : Innovation Circle. Inovasi
tidak hanya sebatas ide, tetapi nampak dalam napas dan tindakanya. Minatnya sangat banyak tapi banyak menghabiskan waktu mengenai social enterpreneuship, socialtransformation dan strategic thinking.Samian, M.PsiDosen muda yang berpenampilan selalu "trendy" ini adalah jago psikometri, keahlian mengukur aspek psikologis dalam konteks pekerjaan dan organisasi. Cara berpikirnya yang praktis membantu kita menemukan cara mudah namun tepat dalam menyelesaikan persoalan. Dalam keseharian, beliau banyak melakukan pekerjaan yang menjadi minatnya yaitu perancangan sistem MSDM.Budhita KismadiMbak Budsi, biasa beliau dipanggil. Bersama-sama Dani Wahyu Moenggoro, beliau menggagas Inspirit: Innovation Circle. Seorang pengamat yang cermat dalam proses-proses training. Umpang balik yang menyentuh membuat peserta didik akan terdorong belajar terus menerus. Seorang fasilitator andalan yang memiliki pengalaman melatih fasilitator di China, Kamboja, Thailand dan
Malaysia.  Ia telah bekerja dengan berbagai lembaga internasional di Indonesia, Jepang, dan Singapore. Ia memiliki minat tinggi pada creative thinking development dan multiple intelligencesBerlian Gressy S., M.PsychBeliau dikenal berpenampilan paling "cool" diantara pengajar yang lain. Pembawaannya tenang walau tengah menghadapi persoalan yang berat sekalipun. Cara berpikir yang sistematis dan detail membuat mahasiswa harus benar-benar menguasai suatu topik ketika berdikusi dengan beliau. Walau terlihat "dingin" tetapi ngobrol dengan beliau sungguh menyenangkan.Drs. Sri Gunawan, Ph.DBeliau adalah sosok kalem dengan kecerdasan yang mengagumkan. Berbicara dengan tenang tetapi penuh bobot. Berbincang dengan beliau akan semakin memperkaya kita akan pengetahuan-pengetahuan praktis.Steve SudjatmikoBerbicara dengan beliau, kita akan mendapat kesan penuh semangat dan vitalitas. Suara keras. Tegas. Jelas. Ayah dua anak ini lama mengenyam pendidikan di
AS, menjelahi psikologi, sosiologi hingga MBA pada Finance and International Marketing di Universitas of Oregon. Pencarian tantangan kerja membuat beliau terdampar di Gudang Garam Grup dan Accenture Consulting. Beliau berminat pada proses konsultan perubahan organisasi dan coaching eksekutif. 

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
2.

(etalase) COMING SOON: PADANG OASE TUJUH MUSAFIR MUDA (Sebuah Antolo

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sun Jun 21, 2009 10:38 pm (PDT)



Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat-Nya pada kami semua. Hanya pada Sang Maha Cinta-lah kami persembahkan segala karya dan karsa kami selama menempuh padang kehidupan ini.

SEGERA TERBIT SEBUAH ANTOLOGI PUISI TUJUH MUSAFIR MUDA

Judul buku : Padang Oase
Penulis : Lia Octavia, Jun An Nizami, Divin Nahb, Dani Ardiansyah, Arrizki Abidin, Nia Robie', Emir Fanha
Editor : Catur S, Retnadi Nur'aini
Desain Cover : Yena Badruddin
Tata Letak : Anang S
Penerbit : Halaman Moeka Publishing
Cetakan : Pertama, Juni 2009

KOMENTAR PARA PENYAIR TENTANG PADANG OASE:

"Penyair boleh menerabas kawasan-kawasan baru, pasrah sebagai pemberontak, tawakal sebagai pembaru, tapi kekuatan sastra – termasuk puisi ini – ada pada kekuatan bahasa."
(Danarto, sastrawan, perupa)

Pengalaman puitik tujuh penyair dalam buku ini menunjukkan cara pengungkapan ekspresi yang berbeda. Ada yang membedah tempurung wawasannya dengan belajar mengenali yang asing, ada kelembutan yang mengalir membasahi cakrawala, ada entakan lugas yang menggelora, ada pencarian ke dalam melalui dialog tentang kematian, ada upaya menyentuh setiap realita yang terjadi, dan segala yang awalnya personal itu menapak ke jalan universal.
(Kurnia Effendi, penulis buku The Four Fingered Pianist)

"Membaca Padang Oase serasa memasuki sebuah wilayah terbuka yang ditumbuhi perdu. Angin sepoi tak terlalu kencang. Ada rinai hujan sesaat namun matahari tak pernah benar-benar hilang. Pelangi yang sempat singgah memberikan pesona. Lalu temaram senja turut menyuburkan imaji. Semua itu oase yang tekun merekam kenangan."
(Budhi Setyawan, Penyair)

"Padang Oase adalah kristalisasi kegelisahan dari tujuh penyair yang berusaha merepresentasikan kejujuran dalam lingkungan individu maupun sosial mereka. Sehingga peristiwa dan rasa mengendap begitu dalam dan padat."
(Lian Kagura, penyair & novelis)

"Sebuah langkah yang baik. Selamat atas buku puisi ini! Tak ada yang lebih menyenangkan selain melihat karya kita lahir untuk dibaca dan diapresiasi."
(Epri Tsaqib, Penyair)

"Di dalam kumpulan ini kita tidak hanya menemukan puisi dengan tema religius, tetapi juga tema sosial dan konflik batin. Masing-masing penyair telah mampu menunjukkan wajah kepenyairannya dalam mengolah pengalaman puitik yang insya Allah bisa kita pentik manfaatnya."
(Soni Farid Maulana, penyair)

Klik covernya di: http://mutiaracinta.multiply.com/journal/item/252/Buku_Puisi_Baru_Saya_Dan_Teman-Teman_Sekolah_Kehidupan_-_Padang_Oase?replies_read=5

3a.

Re: [catcil] Jakarta Punya Cerita

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Sun Jun 21, 2009 10:47 pm (PDT)



Mas salam,
Saya panggilnnya salam saja..soalnya nama depan kita same tenan he he ..:)

Saya juga berdoa, mudah2an Jakarta makin manusiawi...dan bebas dari tiga
hal ini:
1. Bebas macet
2. Bebas banjir
3. Bebas polusi

Meski, saya ndak pernah lama tinggal di Jakarta.

Dulu sekali, pas masih jadul kuliah...pernah tinggal di bekasi selama 6
bulan. Saya waktu itu ada OJT di sala satu perusahaan di MM2100 cikarang
barat. Kalo pas libur, hari sabtu-minggu, mesti dolanya ya ke
jakarta......saya masih inget betul, kalo jelang sore, tol cibitung itu
macetnya minta ampun. Sekarang? mkn lebih parah ya.

Note:
Kalo ada pemimpin Jakarta yang bisa mengatasi tiga hal diatas, bolehlah
kita dukung jadi Gubernur yang ke-2 kalinya.


Wassalam
NURHADI

Blog: http://hady82.multiply.com
Email: hadynur@gmail.com

=============================
Mitra Menulis Agency
http://mitramenulis.blogspot.com
=============================






Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
06/22/2009 10:52 AM
Please respond to
sekolah-kehidupan@yahoogroups.com


To
sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, fkmui96@yahoogroups.com,
flpdki@yahoogroups.com
cc

Subject
[sekolah-kehidupan] [catcil] Jakarta Punya Cerita









Jakarta Punya Cerita*

Oleh Nursalam AR

Roti buaya
Ada satu tema favorit para bujangan: NIKAH. Bicara soal nikah, ada beragam
adat dan prosedur upacara pernikahan. Pada etnis Betawi, etnis asli di
Jakarta, adanya roti buaya--ya, roti yang dibentuk serupa hewan
buaya—merupakan hantaran wajib dalam perhelatan sakral tersebut. Umumnya
dibuat sepasang, buaya jantan dan buaya betina.

Untuk buaya betina, di punggungnya ditempelkan seekor buaya kecil yang
dimaksudkan sebagai anaknya. Dengan ukuran beragam, mulai dari 1 meter
yang barangkali merupakan ukuran asli hewan buaya asli hingga ukuran yang
sekadar sebagai pemantas, sepasang "buaya" tersebut diarak rombongan
mempelai pria dengan 40 keranjang--konon, ini ukuran umum secara konsensus
agar "layak" secara sosial dan adat--ke tempat mempelai wanita pada hari
pernikahan. Dilengkapi dengan tradisi palang pintu--semacam tradisi
penyambutan pengantin berupa berbalas pantun, adu silat dan adu baca
Qur'an--roti buaya jadi menu wajib kendati umumnya bahan roti pembuatnya
terlalu keras dan tidak begitu enak untuk disantap. Ya, roti buaya lebih
cocok sebagai roti hiasan ketimbang sebagai penganan.

Seorang kawan yang bukan orang Betawi bertanya-tanya heran kepada
saya,"Kenapa orang Betawi pakai simbol buaya? Itu kan hewan simbol playboy
dan petualang cinta?"

Saya masih ingat saat itu saya hanya tersenyum seraya urut dada tipis ini.
Stereotipe memang kejam dan lebih kejam dari sebuah fitnah. Ia adalah
pembunuhan karakter. Buaya salah satu korbannya. Dalam kenyataannya, buaya
adalah hewan berperilsaya monogami. Ia hanya akan kawin (bukan "nikah"
lho) dengan satu buaya lainnya selama sang pasangan belum tutup usia.
Buaya juga membangun rumah tangga dengan menempati kedung--sebutan untuk
sarang buaya yang terletak di dasar sungai--bersama sang pasangan.

Kehidupan monogami tersebut berlangsung hingga salah satu mati. Jika
takdir menentukan salah satu tutup usia dulu, barulah yang lain cari
pasangan baru. Ya, kesetiaan. Itu pesan khusus dari kehadiran "buaya"
dalam perhelatan pernikahan adat Betawi. Tidak seperti stereotipe yang
salah kaprah mengorbankan buaya justru sebagai simbol playboy dan
petualang cinta. Malangnya, stereotipe tersebut juga tak luput dialamatkan
kepada etnis Betawi yang katanya tukang kawin. Duh, sedihnya!

Pengejek atau pengejeg
Tahun 2000. Saya diamanahi menjadi ketua panitia pernikahan salah satu
saudara saya. Kebetulan resepsi pernikahannya menumpang di rumah guru
ngajinya di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan. Panitia pernikahan yang
saya pimpin hanya punya waktu satu minggu untuk mempersiapkan sebuah
resepsi pernikahan yang Islami dan sederhana. Awalnya yang akan menangani
kepanitiaan adalah salah satu organisasi pemuda kenalan saudara saya
tersebut. Entah ada persoalan apa mereka mengundurkan diri sepekan
menjelang hari-H.

Alhasil, sebagai saudara yang bersimpati, saya turun tangan. Anggota
kepanitiaan pun diambil serabutan dari teman-teman kampus. Tidak terlalu
repot, sebetulnya, karena resepsi yang akan digelar sederhana saja.
Maklum, proses pernikahan saudara saya itu begitu cepat. Mulai dari proses
ta'aruf (perkenalan dengan calon mempelai) sampai resepsi saat itu total
hanya sebulan saja.

Pas Hari-H, tim panitia standby, siap siaga dari jam 7 pagi. Bersiap untuk
acara akad nikah pada pukul 09.00. Resepsi diadakan tepat pukul 11.00.
Saya sendiri sudah sejak pukul 6 pagi nongkrong di lokasi. Sebagai
pemimpin, harus datang lebih awal kan? Tidak lain salah satunya untuk
mengkoordinasi pemasangan dekorasi a la Betawi mulai dari ronce melati
sampai janur ondel-ondel. Juga tak kalah pentingnya, untuk jamuan makan
saat resepsi, menyiapkan tim 'pengejek'.

Tim 'pengejek'?

Jika Anda bingung, salah satu teman saya yang membantu dalam kepanitiaan
juga mengalami hal yang sama. Waktu itu, saat resepsi, para tamu umumnya
meninggalkan piring atau gelas bekas makan di bawah kursi. Perangkat makan
yang kotor itu menumpuk sedemikian banyak hingga tak sedap dipandang.
Turun tanganlah saya. Menyingsingkan lengan batik, memunguti piring dan
gelas kotor untuk membawanya ke belakang rumah. Di belakang rumah sudah
ada ibu-ibu yang bertugas mencucinya.

"Wah, perlu bantuan nih," gumamku. "Eh, pengejeknya kemana?" Tanya saya
pada Zaki, adik saya, yang turut dalam kepanitiaan.

"Sebentar. Di belakang kayaknya," ujarnya seraya bergegas ke belakang
rumah.

Budi, salah satu panitia, kebingungan. "Pengejek? Buat apa, Lam?"

"Ya, buat bantu-bantu mengangkat piring-piring dan gelas ini," jawab saya.
Belum ngeh bila Budi yang peranakan Garut-Solo ini tambah bingung.

Melihat kebingungannya, saya tersenyum geli. Dalam pernikahan suku Betawi
(khususnya Betawi Tengah) lazim ada pengejek, yakni petugas yang bertugas
mengangkat piring dan gelas kotor bekas para tamu dan membawanya ke tempat
pencucian. Dalam versi lain, ada yang menyebut "pengejeg" (dengan "g").
Perbedaannya sinonim seperti "pengojek" dan "pengojeg".

Nah, jika Anda kebetulan kedapatan amanah sebagai "pengejek" atau
"pengejeg", mohon jangan tersinggung. Itu tugas mulia karena belum tentu
semua orang mau melakukannya. Dan pahamilah ia dalam cita rasa bahasa
aslinya. Tidak dalam mindset yang berbeda. Memahami keragaman, itu
intinya.

Kontroversi HUT Jakarta
Ya, memahami keragaman. Jakarta, sebagai kota bersama semua etnis di
Indonesia, akan indah jika kita saling introspeksi dan coba merefleksikan
semangat tersebut yang merupakan dasar terbentuknya Jakarta yang dulunya
kota bandar Sunda Kelapa. Jakarta besar bukan semata karena ada etnis
Betawi. Jakarta besar salah satunya karena semangat toleransi dan
akomodasi terbuka dari etnis Betawi sebagai penduduk asli. It is not a
matter of the ethnic, it's a matter of the spirit. Spirit itulah yang
harus lestari di kota besar yang hari lahirnya masih kontroversial ini.

Di harian Kompas medio Juni 2007, Ridwan Saidi, seorang budayawan Betawi,
menggugat tanggal 22 Juni sebagai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)
Jakarta. Menurutnya, konon saat Fatahillah menginjakkan kaki di Sunda
Kelapa pada 22 Juni 1427 ia juga membunuh 22 orang pendekar Betawi yang
bertugas menjaga pemukiman kaum Betawi di tepi pantai. Sang pangeran yang
lantas dinobatkan sebagai "pendiri" Jakarta ini juga membakar rumah-rumah
serta mengusir orang-orang Betawi sebagai penduduk asli hingga ke
perbukitan (yang dulu ada) di sekitar Cilandak, Jakarta Selatan.
Barangkali tak beda seperti kejayaan Hernando Cortez dari Spanyol yang
didapuk sebagai "penemu" Meksiko yang membumihanguskan peradaban suku Maya
dan membantai kepala sukunya yang sebelumnya menghadiahi Cortez
perhiasan-perhiasan berharga dari bumi Sombrero itu sebagai penghormatan
kepada sang tamu dari jauh. Ironis.

Apapun itu, selamat ultah ke-482 Jakarta kita!

Jakarta, 22 Juni 2009

*tulisan ini adalah re-write dan kompilasi dari beberapa tulisan saya
yang pernah diposting di milis SK.
**teriring tahniah dan cium sayang untuk istriku,Yuni Meganingrum, yang
hari lahirnya bertepatan dengan HUT Jakarta. You're a good wife and
mother, and you'll always be, my love!










--
"Menulis itu memberi." (Eka Budianta)

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
www.pensilmania.multiply.com
(blog Klub Pensilmania)


3b.

Re: [catcil] Jakarta Punya Cerita

Posted by: "Nursalam AR" pensilmania@gmail.com

Sun Jun 21, 2009 11:34 pm (PDT)



Yup, Anda benar. Jangan "Nur" karena 3 dari 5 saudara kandung saya juga
bernama depan "Nur". Nanti pada nengok semua:).

Amin, moga Jakarta lebih baik. Tol Cibitung katanya sih masih seperti
dulu...dengan macetnya:). Untuk warga Jakarta sih, tinggal menunggu
realisasi Bang Foke, gubernur sekarang, terwujud apa tidak tuh Banjir Kanal
Barat biar ga kebanjiran terus. Itu kan janjinya semasa kampanye. "Serahkan
pada ahlinya".

Terima kasih.

tabik,

Nursalam AR
On 6/22/09, Nurhadi@tecsg.com.sg <Nurhadi@tecsg.com.sg> wrote:
>
>
>
>
> Mas salam,
> Saya panggilnnya salam saja..soalnya nama depan kita same tenan he he ..:)
>
> Saya juga berdoa, mudah2an Jakarta makin manusiawi...dan bebas dari tiga
> hal ini:
> 1. Bebas macet
> 2. Bebas banjir
> 3. Bebas polusi
>
> Meski, saya ndak pernah lama tinggal di Jakarta.
>
> Dulu sekali, pas masih jadul kuliah...pernah tinggal di bekasi selama 6
> bulan. Saya waktu itu ada OJT di sala satu perusahaan di MM2100 cikarang
> barat. Kalo pas libur, hari sabtu-minggu, mesti dolanya ya ke
> jakarta......saya masih inget betul, kalo jelang sore, tol cibitung itu
> macetnya minta ampun. Sekarang? mkn lebih parah ya.
>
> Note:
> Kalo ada pemimpin Jakarta yang bisa mengatasi tiga hal diatas, bolehlah
> kita dukung jadi Gubernur yang ke-2 kalinya.
>
>
> Wassalam
> NURHADI
>
> Blog: http://hady82.multiply.com
> Email: hadynur@gmail.com
>
> =============================
> Mitra Menulis Agency
> http://mitramenulis.blogspot.com
> =============================
>
>
>
>
>
> *Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com>*
> Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>
> 06/22/2009 10:52 AM Please respond to
> sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
>
> To
> sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, fkmui96@yahoogroups.com,
> flpdki@yahoogroups.com cc
> Subject
> [sekolah-kehidupan] [catcil] Jakarta Punya Cerita
>
>
>
>
>
> * *
>
> *Jakarta Punya Cerita**
>
> *Oleh Nursalam AR*
>
>
>
> *Roti buaya*
>
> Ada satu tema favorit para bujangan: NIKAH. Bicara soal nikah, ada beragam
> adat dan prosedur upacara pernikahan. Pada etnis Betawi, etnis asli di
> Jakarta, adanya roti buaya--ya, roti yang dibentuk serupa hewan
> buaya�merupakan hantaran wajib dalam perhelatan sakral tersebut. Umumnya
> dibuat sepasang, buaya jantan dan buaya betina.
>
>
>
> Untuk buaya betina, di punggungnya ditempelkan seekor buaya kecil yang
> dimaksudkan sebagai anaknya. Dengan ukuran beragam, mulai dari 1 meter yang
> barangkali merupakan ukuran asli hewan buaya asli hingga ukuran yang sekadar
> sebagai pemantas, sepasang "buaya" tersebut diarak rombongan mempelai pria
> dengan 40 keranjang--konon, ini ukuran umum secara konsensus agar "layak"
> secara sosial dan adat--ke tempat mempelai wanita pada hari pernikahan.
> Dilengkapi dengan tradisi *palang pintu*--semacam tradisi penyambutan
> pengantin berupa berbalas pantun, adu silat dan adu baca Qur'an--roti buaya
> jadi menu wajib kendati umumnya bahan roti pembuatnya terlalu keras dan
> tidak begitu enak untuk disantap. Ya, roti buaya lebih cocok sebagai roti
> hiasan ketimbang sebagai penganan.
>
>
>
> Seorang kawan yang bukan orang Betawi bertanya-tanya heran kepada
> saya,"Kenapa orang Betawi pakai simbol buaya? Itu kan hewan simbol *playboy
> *dan petualang cinta?"
>
>
>
> Saya masih ingat saat itu saya hanya tersenyum seraya urut dada tipis ini.
> Stereotipe memang kejam dan lebih kejam dari sebuah fitnah. Ia adalah
> pembunuhan karakter. Buaya salah satu korbannya. Dalam kenyataannya, buaya
> adalah hewan berperilsaya monogami. Ia hanya akan kawin (bukan "nikah" lho)
> dengan satu buaya lainnya selama sang pasangan belum tutup usia. Buaya juga
> membangun rumah tangga dengan menempati *kedung*--sebutan untuk sarang
> buaya yang terletak di dasar sungai--bersama sang pasangan.
>
>
>
> Kehidupan monogami tersebut berlangsung hingga salah satu mati. Jika takdir
> menentukan salah satu tutup usia dulu, barulah yang lain cari pasangan baru.
> Ya, kesetiaan. Itu pesan khusus dari kehadiran "buaya" dalam perhelatan
> pernikahan adat Betawi. Tidak seperti stereotipe yang salah kaprah
> mengorbankan buaya justru sebagai simbol *playboy* dan petualang cinta.
> Malangnya, stereotipe tersebut juga tak luput dialamatkan kepada etnis
> Betawi yang katanya tukang kawin. Duh, sedihnya!
>
>
>
> *Pengejek atau pengejeg*
>
> Tahun 2000. Saya diamanahi menjadi ketua panitia pernikahan salah satu
> saudara saya. Kebetulan resepsi pernikahannya menumpang di rumah guru
> ngajinya di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan. Panitia pernikahan yang saya
> pimpin hanya punya waktu satu minggu untuk mempersiapkan sebuah resepsi
> pernikahan yang Islami dan sederhana. Awalnya yang akan menangani
> kepanitiaan adalah salah satu organisasi pemuda kenalan saudara saya
> tersebut. Entah ada persoalan apa mereka mengundurkan diri sepekan menjelang
> hari-H.
>
>
>
> Alhasil, sebagai saudara yang bersimpati, saya turun tangan. Anggota
> kepanitiaan pun diambil serabutan dari teman-teman kampus. Tidak terlalu
> repot, sebetulnya, karena resepsi yang akan digelar sederhana saja. Maklum,
> proses pernikahan saudara saya itu begitu cepat. Mulai dari proses *ta�aruf
> *(perkenalan dengan calon mempelai) sampai resepsi saat itu total hanya
> sebulan saja.
>
>
>
> Pas Hari-H, tim panitia *standby*, siap siaga dari jam 7 pagi. Bersiap
> untuk acara akad nikah pada pukul 09.00. Resepsi diadakan tepat pukul 11.00.
> Saya sendiri sudah sejak pukul 6 pagi nongkrong di lokasi. Sebagai pemimpin,
> harus datang lebih awal kan? Tidak lain salah satunya untuk mengkoordinasi
> pemasangan dekorasi *a la* Betawi mulai dari ronce melati sampai janur
> ondel-ondel. Juga tak kalah pentingnya, untuk jamuan makan saat resepsi,
> menyiapkan tim �pengejek�.
>
>
>
> Tim �pengejek�?
>
>
>
> Jika Anda bingung, salah satu teman saya yang membantu dalam kepanitiaan
> juga mengalami hal yang sama. Waktu itu, saat resepsi, para tamu umumnya
> meninggalkan piring atau gelas bekas makan di bawah kursi. Perangkat makan
> yang kotor itu menumpuk sedemikian banyak hingga tak sedap dipandang. Turun
> tanganlah saya. Menyingsingkan lengan batik, memunguti piring dan gelas
> kotor untuk membawanya ke belakang rumah. Di belakang rumah sudah ada
> ibu-ibu yang bertugas mencucinya.
>
>
>
> �Wah, perlu bantuan nih,� gumamku. �Eh, pengejeknya kemana?� Tanya saya
> pada Zaki, adik saya, yang turut dalam kepanitiaan.
>
>
>
> �Sebentar. Di belakang kayaknya,� ujarnya seraya bergegas ke belakang
> rumah.
>
>
>
> Budi, salah satu panitia, kebingungan. �Pengejek? Buat apa, Lam?�
>
>
>
> �Ya, buat bantu-bantu mengangkat piring-piring dan gelas ini,� jawab saya.
> Belum *ngeh *bila Budi yang peranakan Garut-Solo ini tambah bingung.
>
>
>
> Melihat kebingungannya, saya tersenyum geli. Dalam pernikahan suku Betawi
> (khususnya Betawi Tengah) lazim ada *pengejek*, yakni petugas yang
> bertugas mengangkat piring dan gelas kotor bekas para tamu dan membawanya ke
> tempat pencucian. Dalam versi lain, ada yang menyebut �pengejeg� (dengan
> �g�). Perbedaannya sinonim seperti �pengojek� dan �pengojeg�.
>
>
>
> Nah, jika Anda kebetulan kedapatan amanah sebagai �pengejek� atau
> �pengejeg�, mohon jangan tersinggung. Itu tugas mulia karena belum tentu
> semua orang mau melakukannya. Dan pahamilah ia dalam cita rasa bahasa
> aslinya. Tidak dalam *mindset* yang berbeda. Memahami keragaman, itu
> intinya.
>
>
>
> *Kontroversi HUT Jakarta*
>
> Ya, memahami keragaman. Jakarta, sebagai kota bersama semua etnis di
> Indonesia, akan indah jika kita saling introspeksi dan coba merefleksikan
> semangat tersebut yang merupakan dasar terbentuknya Jakarta yang dulunya
> kota bandar Sunda Kelapa. Jakarta besar bukan semata karena ada etnis
> Betawi. Jakarta besar salah satunya karena semangat toleransi dan akomodasi
> terbuka dari etnis Betawi sebagai penduduk asli. *It is not a matter of
> the ethnic, it's a matter of the spirit*. Spirit itulah yang harus lestari
> di kota besar yang hari lahirnya masih kontroversial ini.
>
>
>
> Di harian *Kompas* medio Juni 2007, Ridwan Saidi, seorang budayawan
> Betawi, menggugat tanggal 22 Juni sebagai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)
> Jakarta. Menurutnya, konon saat Fatahillah menginjakkan kaki di Sunda Kelapa
> pada 22 Juni 1427 ia juga membunuh 22 orang pendekar Betawi yang bertugas
> menjaga pemukiman kaum Betawi di tepi pantai. Sang pangeran yang lantas
> dinobatkan sebagai �pendiri� Jakarta ini juga membakar rumah-rumah serta
> mengusir orang-orang Betawi sebagai penduduk asli hingga ke perbukitan (yang
> dulu ada) di sekitar Cilandak, Jakarta Selatan. Barangkali tak beda seperti
> kejayaan Hernando Cortez dari Spanyol yang didapuk sebagai �penemu� Meksiko
> yang membumihanguskan peradaban suku Maya dan membantai kepala sukunya yang
> sebelumnya menghadiahi Cortez perhiasan-perhiasan berharga dari bumi *
> Sombrero* itu sebagai penghormatan kepada sang tamu dari jauh. Ironis.
>
>
>
> Apapun itu, selamat ultah ke-482 Jakarta kita!
>
>
>
> *Jakarta, 22 Juni 2009*
>
> * *
>
> **tulisan ini adalah re-write dan kompilasi dari beberapa tulisan saya
> yang pernah diposting di milis SK.*
>
> ***teriring tahniah dan cium sayang untuk istriku,Yuni Meganingrum, yang
> hari lahirnya bertepatan dengan HUT Jakarta. You�re a good wife and mother,
> and you�ll always be, my love!*
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> --
> "Menulis itu memberi." (Eka Budianta)
>
> Nursalam AR
> Penerjemah, Penulis & Editor
> 0813-10040723
> 021-92727391*
> **www.nursalam.multiply.com* <http://www.nursalam.multiply.com/>
> YM ID: nursalam_ar
> Facebook: nursalam ar*
> **www.pensilmania.multiply.com* <http://www.pensilmania.multiply.com/>
> (blog Klub Pensilmania)
>
>
>
>
>

--
-Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
YM ID: nursalam_ar
www.nursalam.multiply.com
www.pensilmania.multiply.com
4.

[syukur] Segera Terbit: PADANG OASE TUJUH MUSAFIR MUDA (Sebuah Antol

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Sun Jun 21, 2009 11:22 pm (PDT)



Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat-Nya pada kami semua. Hanya pada Sang
Maha Cinta-lah kami persembahkan segala karya dan karsa kami selama menempuh
padang kehidupan ini.

SEGERA TERBIT SEBUAH ANTOLOGI PUISI TUJUH MUSAFIR MUDA

Judul buku : Padang Oase
Penulis : Lia Octavia, Jun An Nizami, Divin Nahb, Dani Ardiansyah, Arrizki
Abidin, Nia Robie', Emir Fanha
Editor : Catur S, Retnadi Nur'aini
Desain Cover : Yena Badruddin
Tata Letak : Anang S
Penerbit : Halaman Moeka Publishing
Cetakan : Pertama, Juni 2009

KOMENTAR PARA PENYAIR TENTANG PADANG OASE:

"Penyair boleh menerabas kawasan-kawasan baru, pasrah sebagai pemberontak,
tawakal sebagai pembaru, tapi kekuatan sastra � termasuk puisi ini � ada
pada kekuatan bahasa."
(Danarto, sastrawan, perupa)

Pengalaman puitik tujuh penyair dalam buku ini menunjukkan cara pengungkapan
ekspresi yang berbeda. Ada yang membedah tempurung wawasannya dengan belajar
mengenali yang asing, ada kelembutan yang mengalir membasahi cakrawala, ada
entakan lugas yang menggelora, ada pencarian ke dalam melalui dialog tentang
kematian, ada upaya menyentuh setiap realita yang terjadi, dan segala yang
awalnya personal itu menapak ke jalan universal.
(Kurnia Effendi, penulis buku The Four Fingered Pianist)

"Membaca Padang Oase serasa memasuki sebuah wilayah terbuka yang ditumbuhi
perdu. Angin sepoi tak terlalu kencang. Ada rinai hujan sesaat namun
matahari tak pernah benar-benar hilang. Pelangi yang sempat singgah
memberikan pesona. Lalu temaram senja turut menyuburkan imaji. Semua itu
oase yang tekun merekam kenangan."
(Budhi Setyawan, Penyair)

"Padang Oase adalah kristalisasi kegelisahan dari tujuh penyair yang
berusaha merepresentasikan kejujuran dalam lingkungan individu maupun sosial
mereka. Sehingga peristiwa dan rasa mengendap begitu dalam dan padat."
(Lian Kagura, penyair & novelis)

"Sebuah langkah yang baik. Selamat atas buku puisi ini! Tak ada yang lebih
menyenangkan selain melihat karya kita lahir untuk dibaca dan diapresiasi."
(Epri Tsaqib, Penyair)

"Di dalam kumpulan ini kita tidak hanya menemukan puisi dengan tema
religius, tetapi juga tema sosial dan konflik batin. Masing-masing penyair
telah mampu menunjukkan wajah kepenyairannya dalam mengolah pengalaman
puitik yang insya Allah bisa kita pentik manfaatnya."
(Soni Farid Maulana, penyair)

Klik covernya di:
http://mutiaracinta.multiply.com/journal/item/252/Buku_Puisi_Baru_Saya_Dan_Teman-Teman_Sekolah_Kehidupan_-_Padang_Oase?replies_read=5

5.

(catcil) Konseling Pendidikan

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Jun 22, 2009 1:10 am (PDT)



(catcil) Konseling Pendidikan

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Kualitas manusia diukur dengan tingkat kecerdasan dan ketinggian budipekertinya. Pada dasarnya setiap manusia telah dibekali perangkat untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan ketinggian budi pekertinya. Dari segi kejiwaan, sejak lahir manusia telah memiliki kapasitas yang berda-beda, tetapi dari segi pendidikan, manusia lahir dalam keadaan sama, yaitu bersih, dalam keadaan fitrah. Perjalanan hidupnyalah nanti yang akan menentukan corak dan tingkat kecerdasan serta kepribadiannya.

Ada manusia yang memiliki kapasitas tertentu mampu secara otodidak memahami fenomena alam dan sosial untuk kemudian menyimpulkannya sendiri tanpa bantuan suatu program, dan orang itu kermudian menjadi orang pandai, orang terpelajar. Sebaliknya ada orang yang telah diikutkan dalam suatu program pendidikan yang reguler, tetapi karena keterbatasan kapasitas dirinya, maka program pendidikan reguler yang diikutinya itu tak terlalu berhasil untuk mentransfer budaya yang ditawarkannya, sehingga meski jenjang pendidikannya panjang tetapi, tetapi ciri-ciri orang pandai tidak nampak pada orang itu.
Pendidikan dalam artinya yang luas , bermakna merubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu dalam masyarakat. Proses pemindahan nilai budaya itu menurut Prof Hasan Langgulung dapat melalui;

(a). pengajaran, yakni pemindahan pengetahuan, bisa di sekolah, di rumah, di tempat bermain dan bisa dimana-mana. Proses pengajaran adalah memindahkan pengetahuan yang dimiliki seseorang kepada orang lain yang belum memilikinya dengan mengajarkan sebab-akibat dan memilah-milah suatu masalah.

(b). Proses pelatihan. Dalam hal menyetir mobil atau main sepakbola misalnya, maka pelatihan merupakan proses memindahkan budaya yang lebih cepat dibanding dengan proses pengajaran teori.

(c). Indoktrinasi, yaitu proses yang melibatkan seseorang untuk meniru atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain.
Ketiga pendekatan itu; pengajaran, latihan dan indok¬trinasi nampaknya digunakan sekaligus dalam proses pendidikan di masyarakat.
Pendidikan adalah transfer budaya, sementara masya¬rakat manapun serta dalam tingkat manapun mereka dalam sejarah peradaban manusia, kebudayaannya mengandung unsur-unsur; (a) akhlak atau etik, (b) estetika atau keindahan, (c) sain atau ilmu pengetahuan, dan (d) teknologi.

Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa setiap bangsa berbeda dalam menitik beratkan pendidikan, ada yang mengutamakan segi etik sambil menomorduakan yang lain, ada yang mengutamakan pendidikan teknologi sambil menomorduakan yang lain dan seterusnya. Idealnya keempat unsur itu diperhatikan secara proporsional dalam kebijakan pendidikan, tetapi kebijakan pendidikan pada suatu masyarakat belum tentu ditentukan oleh ahli pendidikan, terkadang pertimbangan politis justeru lebih dominan dalam penentuan kebijakan pendidikan, sehingga hasilnya secara makro tidak seperti yang diharapkan.
Secara individual, jika langkah pendidikan yang ditem¬puh tidak sesuai dengan kebutuhan atau kapasitasnya sering menimbulkan problem-problem kejiwaan.

Tujuan dan Lingkup Pendidikan
Setiap pendidikan mempunyai tujuan, dan tujuan pendidikan biasanya diazaskan pada falsafah dan pandangan hidup yang dianggap sesuai untuk kepentingan mengembangkan dan membentuk suatu generasi mendatang sebagai pewaris generasi sekarang. Falsafah hidup orang Barat yang liberal misalnya, falsafah pendidikannya yang bersifat pragmatis, untuk membentuk manusia yang pragmatis juga, sementara pendidikan di Rusia bertujuan untuk membentuk manusia komunis, dan Indonesia yang menganut falsafah Panca Sila, tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah juga untuk membentuk manusia Pancasilais.

Adanya bidang studi kewiraan, SPPB, dan last but not least Penataran Panca Sila adalah mengacu kepada tujuan pendidikan tersebut. Demikian juga bagi ummat Islam yang memiliki ideologi Islam pastilah juga memiliki falsafah pendidikan Islam.

Sedangkan lingkup obyek pendidikan adalah aspek kepribadian (psikologik) dan aspek psikopisik atau psikomotorik. Istilah yang populer di kalangan Depdiknas adalah kognitip, afektip dan psikomotorik yang kemudian dipopulerkan menjadi cerdas, trampil dan takwa, maksudnya bahwa sasaran dan obyek pendidikan nasional Indonesia adalah membentuk generasi yang cerdas secara intelektual, memiliki kepribadian manusia Indonesia yang beragama serta trampil dalam bekerja, atau sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

Wassalam,
agussyafii

6.

Reminder: Seminar Bulanan Ekonomi Syariah (GRATISSS)

Posted by: "Farizal Alboncelli" farizal.info@yahoo.com   farizal.info

Mon Jun 22, 2009 1:10 am (PDT)



Seminar Bulanan Ekonomi Syariah

Keluarnya Undang-undang nomor 41
tahun 2004 tentang wakaf dilandasi oleh adanya praktik wakaf yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan
efesien sehingga dalam berbagai kasus harta benda wakaf tidak
terpelihara sebagaimana mestinya, terlantar atau beralih ke tangan
pihak ketiga dangan cara melawan hukum. Keadaan demikian itu, tidak
hanya karena kelalaian atau ketidakmampuan Nazhir dalam mengelola dan
mengambangkan harta benda wakaf tetapi karena juga sikap masyarakat
yang kurang peduli atau belum memahami status harta benda wakaf yang
seharusnya dilindungi demi untuk kesejahteraan umum sesuai dengan
tujuan, fungsi dan peruntukan wakaf.

Untuk dapat
mensosialisasikan, mendiskusikan membahas masalah-masalah yang
berkaitan langsung dengan wakaf ini, maka Masyarakat Ekonomi Syariah
(MES) bekerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat Republik
Indonesia (KEMENPERA-RI) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) akan
mengadakan seminar bulanan ekonomi syariah yang bertema :

"Potensi Wakaf untuk Pembangunan Perumahan Rakyat"

Keynote Speech
Mohammad Yusuf Asy'ari [Menteri Negara Perumahan Rakyat]

Pembicara:
Prof. Dr. Nasarudin Umar (Dirjen Bimas Islam DEPAG)
Dr. Anwar Ibrahim (Ketua MUI)
Dr. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D (ketua PEBS FEUI)
Prof. Dr. Uswatun Hasanah (Sekretaris Dewan Pakar MES)
Ir. Tito Murbaintoro, MM (Deputi Pembiayaan Kemenpera)

Moderator :
Rahmat Hidayat, MT (Kemenpera)

Rabu, 24 Juni 2009
12.00 – 16.00 WIB
Ruang Prambanan Wing I lt. 2
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Jl. Raden Fatah I no. 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Gratis... Gratis... Gratis...

TEMPAT TERBATAS!!!!

Registrasi (Call Only-Jam kerja)
Umum : Yuni/Muis (021) 5290 1515
Mahasiswa : Arif FoSSEI (021) 933 81082

Peserta seminar adalah peserta yang namanya tercatat di panitia.

Ingin selalu dapat kursi peserta ketika seminar?
Ingin mendapatkan informasi kegiatan MES lebih awal?
Ingin mudah mendaftar di kegiatan MES?
Daftar saja sebagai anggota MES. Anda selalu menjadi prioritas.
Hubungi : Yuni / Muiz - 5290 1515

--
Farizal,
Staf Program Pengurus Pusat
Masyarakat Ekonomi Syariah
T: 021 5290 1515
F: 021 5290 1516
www.ekonomisyariah.org

7.

sebuah potret utk berkaca diri

Posted by: "moch salahuddin" studi_borneo@yahoo.co.id   studi_borneo

Mon Jun 22, 2009 1:37 am (PDT)



Sebuah Potret di Sebuah Terminal

 

Aku tau kamu orang susah. Yang mencari sesuap nasi dengan susah payah. Tidak seperti orang kantoran
yang sudah pasti dapat penghasilan bulanan. Kamu "harus" banting tulang, peras
keringat. Di tengah kehidupan yang begitu keras dan tidak bersahabat.

 

Aku tidak habis
pikir. Teganya kamu berbuat begitu. Kondisimu yang banyak kekurangan dan
keterbatasan tidak membuatmu menjadi mempunyai hati yang lunak dan peduli
dengan orang-orang yang susah. Yang sepertimu. Orang-orang seperti itu kamu
peras dan kamu perlakukan dengan sangat keras dan kasar.

 

 

"Ke mana, Bu?",
tanyamu. Di awal-awal, kamu bersikap baik kepada orang yang kamu hadapi.

"Ke kota A."

"Oh, ayo sini
sini. Mana barangnya, aku bawain." Kamu mulai beraksi. Ingin memastikan agar
calon penumpang itu pasti mau ngikutin kamu, dan beli tikel melalui kamu.

"Ga usah
biar kami bawa sendiri"

"Ayo,
ayo...sini aku bawain!", kamu mulai agak memaksa. Dan beberapa kali kamu ulangi
permintaan ini.

"Tidak,
biar kami bawa sendiri. Kamu
tunjukin saja bis X yang ingin kami naiki."

Akhirnya kamu pun
mengalah dan menyuruh calon penumpang itu agar mengikutimu menuju bis X
(menurutmu). Kamu pun mengaku bahwa kamu adalah staf (karyawan perusahaan bis X
tadi), sambil menunjukkan sebuah kartu kecil bergambar pas foto seseorang (fotomu?).

 

Kamu terus
"memandu" calon penumpang tadi menuju bis yang kamu janjikan. Kamu berjalan
cepat, sedangkan calon penumpang itu berjalan lambat. Mungkin ibu itu sudah
terlalu tua untuk berjalan cepat seperti kamu. Sesekali kamu berhenti. Menengok
ke belakang, memastikan bahwa orang-orang itu masih mengikutimu. Begitu mereka
sudah mendekat kembali, kamu pun terus berjalan kembali dengan ekspresi tidak
sabar.

Sebenarnya kamu mengajak
calon penumpang itu dengan cara memutar, masuk ke loket penjualan tiket. Tidak
melalui pintu masuk yang semestinya, yang biasa dilalui orang-orang pada
umumnya. Dan itu yang tidak diketahui oleh mereka, calon-calon penumpang yang
kebanyakan orang luar daerah, yang tidak mengenal suasana terminal"mu".

 

"Masuk,.. sini
Bu! Sini Mas! Sudah,.. bayar di loket itu (tiketnya)!", perintahmu begitu kamu
selesai mengantar para calon penumpang itu.

"Sebentar..., ini
bis apa? Bis X lain?"

"Sudaaah! Bayar
saja!" sergahmu tidak sabar.

"Pastiin dulu,
Mas, bener ga ini bis X? Ini, tiketnya aja lain. Ga ada tulisan bis X nya."

"Ini orang rewel
banget!", kamu makin tidak sabaran. "Udaah. Bayar saja! Iya, iya, .. pasti
nanti naik bis X! Reseh banget sih, kalian!"

"Ya, tapi kan ini
bukan bis X!"

"Ini jadi mo
naik, gak sih!", si cewek pemegang tiket yang menjaga loket pun ikut-ikutan.

"Ya, Mas, Bu,...
jangan bikin emosi, kalian! Udah, bayar saja itu!", temen lainnya juga
nambahin.

Beberapa orang
yang ada di situ juga ikut nambahin, menyebabkan suasana makin panas sehingga
makin memojokkan para calon penumpang itu. Bahkan si calo tadi beberapa kali
mendorong lelaki anak sang ibu calon penumpang.

"Lho! Jangan
dorong-dorong anakku dong!"

Tapi kecemasan
ibu itu tidak digubrisnya.

 

Pada akhirnya ibu
dan anak itu pun terpaksa membayar tiket itu walaupun tetap dengan
ketidakyakinan bahwa itu tiket bis X. Hanya karena tidak mau ribut lagi. Juga
karena suasana memang tidak menguntungkan, begitu banyak yang mengeroyok
mereka.

 

Tapi ternyata itu
bukanlah akhir dari transaksi tiket bis yang sangat tidak bersahabat itu. Calon
penumpang tadi masih dipaksa dan dibentak juga, agar menunggu/duduk di tempat
tunggu yang mereka tentukan. Kelihatannya mereka (para calo/preman itu) sudah
mengantisipasi agar calon penumpang itu tidak lari dan berpindah ke bis lain
(mencari bis sendiri dan meninggalkan tiket yang telah dibeli). Setiap
pergerakan calon penumpang itu yang menunjukkan gelagat akan berpindah tempat,
mereka langsung menanyakan kepada mereka, "Mau ke mana?"

Sungguh, suasana
yang sangat tidak nyaman buat calon penumpang. Dan itu ternyata terus
berlanjut! Tidak berakhir sampai di situ. Ketika bis "yang dijanjikan" telah
ada (bis dengan trayek yang lebih jauh, melewati kota X), mereka masih juga
diminta untuk membayar lagi; dengan harga yang lebih tinggi daripada yang sudah
dibayar di loket. Lagi-lagi calon penumpang tadi tidak bisa berbuat banyak
dengan suasana yang tidak bersahabat seperti itu. Dengan sisa-sisa uang yang
ada, mereka pun terpaksa membayar lagi.

Dan,
ternyata...masih ada lagi! Begitu mereka masuk ke bis, mereka masih juga
dimintai uang tempat duduknya. Betul-betul perlakuan dzalim dari (kumpulan)
orang susah yang berlagak sok kuasa.

 

* * *

Ini adalah salah
satu potret dari bagian bangsa ini. Memang, tidak semua orang mengalami hal seperti
itu. Terutama bagi orang-orang yang berpunya yang bisa memilih fasilitas yang
lebih nyaman. Hampir-hampir mereka tidak akan mengalami hal ini. Bahkan sangat
mungkin tidak mengetahui ada fenomena semacam ini, yang menimpa kepada
orang-orang yang sebenarnya tidak jauh dari "kesusahan" dan penuh keterbatasan.

Fenomena yang
mungkin sepele, yang mungkin dianggap sekadar bagian kecil dari bangsa ini, namun
semestinya hal ini tetaplah penting diketahui dan disikapi dengan baik oleh
pemimpin yang ada, oleh pihak yang bertanggung jawab.

 

Khalifah Umar bin
Khatab pernah mengatakan, "Seandainya seekor keledai ditemukan (tersesat) di
Iraq, maka sayalah yang bertanggung jawab; mengapa saya tidak menunjukkan jalan
pulang bagi keledai itu."
~shalahudinborneo

Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
8.

(catcil) Outbond Amalia, 'Fastabiqul Khairat'

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Jun 22, 2009 1:38 am (PDT)



(catcil) Outbond Amalia, 'Fastabiqul Khairat'

By: agussyafii

Minggu pagi jam 8 teng! anak-anak Amalia berkumpul. Bahkan Hanif sudah dari jam 7 pagi bolak balik ada 3 kali untuk menyapa saya, 'Sudah pada kumpul kak agus?' tanya Hanif. 'Belum.' jawab saya. Outbond minggu kemaren temanya 'berlomba-lomba Dalam Kebaikan' Setelah memberikan penjelasan anak-anak Amalia bahwa kegiatan outbond ini bertujuan 'Fastabiqul Khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan.' Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan diibaratkan mencari ikan sebanyak-banyak. Itulah sebabnya dalam mencari kebaikan dibutuhkan kerjasama tim. Dan secara serempak anak-anak Amalia kemudian menuju tempat outbond. terdengar suara ribut ketika Reka mendapatkan ikan lele, tak lama kemudian Haikal mendapatkan ikan mujair. Kegiatan outbond Amalia ini menjadi seru setelah tak lama kemudian Kak Yusman datang. Ikut nimbrung juga bersama anak-anak Amalia.

Selama ini Rumah Amalia melakukan aktifitas outbond divariasikan dengan berbagai aspek pembelajaran tercakup, meliputi permainan ice breaking, permainan kompetisi antar kelompok, pengembangan motorik anak secara individual, pengenalan unsur alam sekitar dan lain-lain. Kesemuanya dikemas dalam suasana yang fun khas anak-anak. Aktivitas semacam ini merupakan pengembangan seluruh potensi kecerdasan anak yang disebutkan dalam 'multiple intelligence.'

Dalam pandangan Thomas Amstrong PhD adalah dalam diri seorang anak dapat dikembangkan 8 kecerdasan yang meliputi kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, antarpribadi, intrapribadi dan natural. Kedelapan kecerdasan ini satu sama lain tidak ada yang bisa dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan yang lain.

Metode pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kecerdasan jamak seperti ini adalah Metode Pembelajaran Tematik. Dengan mengambil suatu tema tertentu, keseluruhan jenis kecerdasan akan diasah dan dikembangkan. Kegiatan outbound menjadi salah satu tema yang menarik untuk dipilih adalah sebagai metode belajar.

Di sela-sela aktivitas yang menguras tenaga, anak-anak diminta untuk membuat kolase dengan menggunakan bahan-bahan dari alam sekitar. Kegiatan ini akan membuat anak memahami betapa beragamnya ciptaan Alloh SWT di tengah lingkungan yang alami. Pada jenis kecerdasan yang disebut oleh Thomas Amstrong sebagai kecerdasan natural, tentu saja ini adalah the last but not the least at all. Karena alam terbuka itu sediri merupakan media belajar. Ketika anak-anak berinteraksi langsung dengan tanah, air, daun, dan ikan adalah saat yang tepat bagi anak-anak lebih mengenali dan menghayati alam melalui seluruh panca inderanya.

Acara outbond juga dipandu oleh Kak Nia dan Kak Rani. Ikan hasil tangkapan anak-anak Amalia hampir mencapai 20 Kg. Setelah kami sama-sama mendiskusikan, apa manfaat dari kegiatan outbond Amalia Ceria kali ini? kata Eggi, mendapatkan ikan banyak. Kalo kata Atun, senang kak..bisa berlomba-lomba bersama teman2..Seru banget deh pokoknya, begitu kata Ratna. Siang matahari terik panas. Kami mengakhiri kegiatan outbond Amalia ceria kali ini dengan penuh kebahagiaan.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)'. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 8777 12431

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Dog Lovers Group

Connect and share with

dog owners like you

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Passionate about cars?

Check out the Auto Enthusiast Zone.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: