Sabtu, 20 Juni 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2679

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1a.

Re: [Ngaku Eska for Milad ke-3] Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Jun 19, 2009 6:05 am (PDT)



Hehe...maaf ya, Gik, jika waktu itu dirimu terganggu waktu aku prospek untuk
gabung SK. Maklum, mantan agen asuransi:). Tapi nggak nyesel kan? Moga-moga
begitu juga yg lain2 yg aku ajak gabung, baik dari FLP atau komunitas
Penulis Lepas. Karena, mengutip ucapan Mbak Inar, inilah "rumah" kita,
tempat melepas lelah dan bukannya yang malah bikin lelah,hehe...

Makasih ya, Gik, untuk kembali menulis di SK. Jujur, aku selalu kangen
tulisan-tulisanmu yang ngocol tapi bernas *mungkin kalo yg terakhir ini
karena faktor usia*:p. Terutama karya masterpiece-mu dulu, "Sang Call Center
Sakti". Waah, aku masih saja ketawa geli biar sudah membacanya
berulang-ulang.

Salam untuk keluargamu, dari kami sekeluarga. Terutama dari Alham yang minta
digendong tantenya:).

regards,

Nursalam AR

On 6/19/09, Sugeanti Madyoningrum <ugikmadyo@gmail.com> wrote:
>
> Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
> By Sugeanti Madyoningrum
>
> Saya dulu sempat sebel, waktu Mas Nursalam mengajak saya gabung di
> milist Sekolah Kehidupan. Lama-lama saya jadi penasaran. Setelah
> sekian kali ajakannya saya abaikan (saya lupa tepatnya) akhirnya saya
> ikut bergabung. Begitu gabung… hua… saya jatuh cinta pada pandangan
> pertama *kedip-kedip gaya kelilipan sok centil*. Memang waktu Mas
> Salam cerita, saya bisa belajar nulis di milist ini. Saya pikir milist
> ini sama dengan milist-milist kepenulisan yang lain. ternyata…
> saudara-saudara… bukan sulap bukan sihir bukan juga kibulan…
> *teriak-teriak pakai megaphone* dipilih.. dipilih… semua barangnya
> istimewa HAH? Lah kok nglantur. Gak kok. Disini emang semua
> 'barangnya' istimewa. Eh.. eh.. tulisannya maksudnya *merona mode on*.
>
> Bukan tulisan sekedar tulisan tapi potongan hikmah yang terserak
> dalam kehidupan. Dan… dituliskan langsung oleh para pelakunya.
> Orisinal, deretan huruf yang disusun dengan kekuatan hati. Apalagi
> waktu awal-awal gabung saya dalam kondisi jatuh bangun. Malam nangis
> mulu sampe bantal basah *aslinya sih keileran*, setiap bangun pagi
> mata bengkak *sebenarnya sih matanya bintitan*. Tulisan di milist ini
> berasa kayak vitamin penambah semangat. Kadang juga bisa sebagai air
> dingin di tengah padang pasar. Tak jarang seperti hujan di tengah
> kemarau panjang cie… suit… suit… halah :P. selain itu ada tulisan yang
> lucu-lucu, jadi berasa malu aja klo senyum-senyum sendiri di depan
> monitor. Apalagi waktu itu saya belum punya sambungan internet di
> rumah. Masih numpang di kantor. Walhasil suka salting kalau baca
> tulisan yang mengharukan sampai menitikkan air mata. Padahal udah
> berusaha keras jangan sampe ketahuan temen kalau pas ngelap air mata
> tetep aja, tiba-tiba ada yang mendekat sambil menepuk-nepuk bahu.
> "Sabar ya Gik. Ya gitu itu laki-laki. Jangan dipikirin."
> "Iya. Hiks.. hiks.." nyusut air mata belek-an. "Memang cinta..
> deritanya tiada akhir" halah. malah ngelantur.
>
> Hingga pada suatu saat ditawari untuk jadi penjaga gawang alias
> Moderator. Saya banyak belajar dari para senior. Para suhu moderator
> yang sabar dan gak pelit ilmu. Saya jadi lebih paham menghadapi
> berbagai kepribadian aneh para 'psikopat' di dunia maya. *Iih.. serem
> amat sih psikopat. Hiperbola nih kayaknya*. Saya jadi lebih mengerti
> kapan harus mengeluarkan kartu merah atau kartu kuning. Meski kadang
> kala gemes kalau ada yang bandel gak taat aturan. Berasa penegn
> langsung ketemu trus kilikin tuh orang sampe lemes biar gak bisa
> online lagi :D. Tapi ada senengnya juga. Saya jadi punya banyak teman.
> Anggota milist suka ada yang japri. Meski awalnya hanya bertanya
> tentang seluk beluk milist, pada akhirnya kita jadi bersahabat.
>
> Selain dari email 'kecelakaan', dari milist ini saya juga
> mendapatkan
> teman-teman baru. Teman yang seru. Saya selalu mengulum senyum kalau
> ingat kopdar pertama kali pas milad 1 SK. Di milist ini jangan pernah
> Tanya umur karena umur kita semua sama. 20 lebih dikit. Meskipun ada
> yang kayaknya sih lebih setengah abad *aku gak nyebut Eyang Teha ato
> pak Sinang loh ya. Piss Pak hehe*. Semua masih muda-muda gak ada yang
> namanya tua. Gak percaya? Ikut milad SK juli nanti. Tapi… menurut saya
> sih yang paling seru persahabatan para bidadari. Perkumpulan para
> lajang cantik de SK. Kalau malam pada online. Bikin conference,
> curhat-curhatan nangis Bombay sambil ngikik. Nah loh nangis Bombay kok
> smabil ngikik. Nah itulah… kejaiban persahabatan kita. Untung para
> operator telfon lagi mabok, kita bisa tenang SMSan atau
> telfon-telfonan ampe kuping panas *kayaknya ESIA perlu kita kasih
> award nih hihihi*. Meski ada yang di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya
> dan Malang *meski cuman sebentar* jarak kita seperti selemparan batu
> saja. Meski sempat gundah karena merasa sendirian di Surabaya.
> Akhirnya satu persatu sahabat SK Surabaya bermunculan. Huaaa seneng
> banget. apalagi kita punya Mak (Ibu-bahasa Jawa) yang bener-benar
> berperan seperti Ibu bagi kita de lajangs. Mak Siwi pokok-e TOP dah.
>
> Saya menyebutnya sebagai persahabatan dan persaudaraan yang sudah
> kabur batasnya. Melebur menjadi sebuah ikatan yang kuat menggenggam
> satu sama lain. bila salah satu mengalami duka, yang lain berebut
> untuk menyediakan bahunya sebagai sandaran. Bila salah satu sedang
> bahagia, yang lain juga turut bersorak gembira meski nun jauh tak
> tampak mata, tapi terasa getarannnya. Perlahan namun pasti saya pun
> semakin mencintai milist ini. Layaknya dalam mencinta, kadang timbul
> kesal, bosan atau benci. Ketika rasa itu muncul, saya berusaha
> melepaskan pegangan dan memilih untuk berpaling. Disatu sisi ada
> kelegaan tapi disisi yang lain ada rasa yang hilang. Sebuah rasa yang
> telah lama melekat. Kemudian saya sadar sudah tak ada lagi. Yang
> tinggal adalah kerinduan. Rindu akan cinta yang sudah terlanjur
> melekat erat. Saya pun selalu kembali. Meski hanya sekedar mengintip
> malu-malu sambil membaca tulisan teman-teman. Cinta itu kembali hadir.
> Cinta yang sama seperti ketika saya jatuh cinta pada pandangan
> pertama. Bahkan kadang lebih membara ketika rindu itu meruah ketika
> lama tak bersua.
>
>
> ------------------------------------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

--
"Menulis itu memberi." (Eka Budianta)

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
www.nursalam.multiply.com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
www.pensilmania,multiply.com
(untuk yang ingin belajar menulis & menerjemahkan)
2a.

Re: [Catcil] Berguru dari Wahyu

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Jun 19, 2009 6:20 am (PDT)



Ya,betul, Sya. saat-saat itu yang ngangenin. Itu juga yang membuatku pindah
akun dari yahoo ke gmail agar bisa lebih banyak dan lebih praktis baca
cerita-cerita dari milis SK. Tentu, jika kondisinya belum pulih seperti itu,
kita bisa mulai dari diri kita sendiri. Jika setiap kita dalam seminggu
menulis 3-4 artikel aja (ga banyak2, cukup 3-5 halaman) pastilah dari 300-an
member SK akan ada 1200-an cerita tiap minggunya! Dan bahan ceritanya pun ga
jauh2, dari pengalaman kita sendiri atau orang-orang terdekat. Tak perlu
berfiksi atau berpuisi ria karena, seperti kata pepatah,"life is stranger
than fiction". Hidup kita sendiri sudah lebih aneh dari cerita fiksi. Inilah
mata air cerita.

Yuk nulis (lagi)! *juga seruan untuk diri sendiri*

Tabik,

Nursalam AR

On 6/19/09, Syafaatus Syarifah <syarifah@gratika.co.id> wrote:
>
>
>
> kayak begini ini nih..model tulisan khasnya ESKA yang dulu sehari saja
> bisa
> sampe nerima puluhan, aplagi pas Pak Sinang ngadain seleksi.. :)
> duhhh dah lama nih diriku gak nulis yg model begini.. *kemana aja neng?*
> TFS ya Bang Salam.. tulisanmu ini membuatku ingin kembali hadir di kelas SK
>
> ini :)
>
>
>
>
>

--
"Menulis itu memberi." (Eka Budianta)

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
www.pensilmania,multiply.com
(untuk yang ingin belajar menulis & menerjemahkan)
3a.

[catcil] malaikat-malaikat kecil

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Fri Jun 19, 2009 10:46 am (PDT)



Bubur yang baru kubeli langsung aku makan. Ngebut. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima kurang dan ini saatnya aku mengajar TPA di masjid dekat rumah. Salah satu pengajar tak bisa datang hari ini.

Ketika sampai masjid, kuperhatikan sandal-sandal, tak ada. Aku naiki satu demi satu anak tangga. Tak terlihat anak-anak menungguku seperti biasa. Aaah, aku ingat, aku pernah menanti mereka, menatap balkon masjid dari bawah dan tak menemukan siapapun. Sibuk meng-SMS pengajar lain, apa ada yang datang hari itu?
Yah, hujan cukup deras hari itu menyisakan gerimis. Mungkin karena itu mereka tak bisa hadir saat itu.

Semoga hari ini mereka datang...

Sudah dua hari aku izin tak mengajar. Aku menginap di rumah kakak di Pondok Gede. Sempat mendapat kabar ada tiga murid baru. Aku gelar tikar dan menata meja-meja. Biasanya, yang datang itu 5 - 7 anak. Awalnya banyak, entah kenapa makin menyusut.

Tak berapa lama, satu demi satu hadir dengan wajah lugunya. Tiga orang murid baru itu pun juga datang. Entah rumahnya di mana? Entah dapat info dari mana mereka ada di sini. Salah satu dari mereka adalah anak dari tetangga baruku yang pernah aku harapkan mengaji TPA. Alhamdulillah :)

Hari ini, lagi-lagi murid-murid TPA yang lugu, lucu dan ramai membuatku tersenyum, tertawa dan Alhamdulillah, kali ini tanpa harus marah-marah :D. 100% anak-anak mengaji dan membaca Iqro', termasuk Halid walau hanya 2 baris. Paling tidak dia mengeja semua huruf menjadi "sho" dan menuruti saudaranya untuk membaca dengan benar. Walau pikiran dan mata sempat teralihkan dengan teman-temannya yang bermain.

Inilah salah satu mimpiku. Meneruskan cita-cita dan perjuanga bapak, walau masih terbilang belum apa-apa. Masih kurang optimal, masih banyak yang harus dibenahi.

Tapi, tunggu dulu...
Walau tersendat, kini aku merasakan anak-anak itu telah menjadi bagian dari hidupku. Candanya, tawanya, mogok ngajinya, kesel-keselnya... dan menjelma menjadi malaikat-malaikat kecil...

seribu cerita tentang mereka...
untuk seribu semangat untuk terus bermimpi :)

SEMANGAT

3b.

Re: [catcil] malaikat-malaikat kecil

Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com   patisayang

Fri Jun 19, 2009 7:31 pm (PDT)



Nopi...ceritamu mengingetin aku jaman dulu di Surabaya pas ngajarin Iqro di TPA. Ya, seribut apapun mereka di mushola, pengin ketawa juga kalau lihat gayanya. Semoga mereka tetap semangat, semoga pengajarnya tetap giat.

Sedikit curhat tambahan, dari sekian muridku di TPA itu ada 2 yang sedikit istimewa--tapi aku lupa namanya :(. Yang pertama, A, anak seorang buruh cuci, janda. Dia paling suka mendekat ke aku dan berkomentar aku wangi. Waktu itu aku hanya pakai bedak talk, nggak pakai parfum. Anaknya memang agak aktif dan ekstrovert.

Yang kedua, murid pintar yang pendiam, rumahnya persis di sebelah rumah kontrakanku di gang Buntu. Dia meninggal di usia muda karena DB. Kalau tak salah waktu itu pas sungai di sebelah Unair ditutup buat jalan raya. Nyamuk2 pada migrasi. :(

salam,
Indar

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "novi_ningsih" <novi_ningsih@...> wrote:
>
> Bubur yang baru kubeli langsung aku makan. Ngebut. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima kurang dan ini saatnya aku mengajar TPA di masjid dekat rumah. Salah satu pengajar tak bisa datang hari ini.
>
> Ketika sampai masjid, kuperhatikan sandal-sandal, tak ada. Aku naiki satu demi satu anak tangga. Tak terlihat anak-anak menungguku seperti biasa. Aaah, aku ingat, aku pernah menanti mereka, menatap balkon masjid dari bawah dan tak menemukan siapapun. Sibuk meng-SMS pengajar lain, apa ada yang datang hari itu?
> Yah, hujan cukup deras hari itu menyisakan gerimis. Mungkin karena itu mereka tak bisa hadir saat itu.
>
> Semoga hari ini mereka datang...
>
> Sudah dua hari aku izin tak mengajar. Aku menginap di rumah kakak di Pondok Gede. Sempat mendapat kabar ada tiga murid baru. Aku gelar tikar dan menata meja-meja. Biasanya, yang datang itu 5 - 7 anak. Awalnya banyak, entah kenapa makin menyusut.
>
> Tak berapa lama, satu demi satu hadir dengan wajah lugunya. Tiga orang murid baru itu pun juga datang. Entah rumahnya di mana? Entah dapat info dari mana mereka ada di sini. Salah satu dari mereka adalah anak dari tetangga baruku yang pernah aku harapkan mengaji TPA. Alhamdulillah :)
>
> Hari ini, lagi-lagi murid-murid TPA yang lugu, lucu dan ramai membuatku tersenyum, tertawa dan Alhamdulillah, kali ini tanpa harus marah-marah :D. 100% anak-anak mengaji dan membaca Iqro', termasuk Halid walau hanya 2 baris. Paling tidak dia mengeja semua huruf menjadi "sho" dan menuruti saudaranya untuk membaca dengan benar. Walau pikiran dan mata sempat teralihkan dengan teman-temannya yang bermain.
>
> Inilah salah satu mimpiku. Meneruskan cita-cita dan perjuanga bapak, walau masih terbilang belum apa-apa. Masih kurang optimal, masih banyak yang harus dibenahi.
>
> Tapi, tunggu dulu...
> Walau tersendat, kini aku merasakan anak-anak itu telah menjadi bagian dari hidupku. Candanya, tawanya, mogok ngajinya, kesel-keselnya... dan menjelma menjadi malaikat-malaikat kecil...
>
>
>
> seribu cerita tentang mereka...
> untuk seribu semangat untuk terus bermimpi :)
>
>
> SEMANGAT
>

4.

(etalase) PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA ENDORSEMENT "LET'S TALK ABOUT.."

Posted by: "Bu Catur" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Fri Jun 19, 2009 5:38 pm (PDT)





Ass wr wb,

Alhamdulillah, berikut nama-nama pemenang lomba endorsement buku "Let's

Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary Miracles":

5 ENDORSER TERBAIK:

1. Rika Setyowulan (Palembang)

"Tak percuma 3 pengarang muda berbakat berkolaborasi dalam buku ini.

What an enchanted story!!! Mbak Retnadi dkk berhasil membangun jalinan

cerita yang erat, utuh, tanpa menyingkirkan hal buruk sekalipun.

Semuanya diceritakan secara jujur dan gamblang tanpa berusaha

ditutup-tutupi. Sebuah kisah nyata mengharukan yang ditulis dengan

penuh perasaan. Mengajarkan kita betapa hidup sangatlah berharga.

Memberi inspirasi bagi kita untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang

lebih baik dan tidak patah semangat dalam menjalani proses kehidupan

tanpa terkesan menggurui. Tiap kali saya merasa hopeless, buku ini

mampu menjadi sahabat yang dengan setia mau berbagi cerita hidup dengan

saya dan membiarkan saya melihat warna-warni hidup yang sesungguhnya.

Karena sebenarnya banyak hal kecil di sekitar kita yang dapat menjadi

sumber inspirasi. Dengan membaca buku ini, kita seperti diajak untuk

menelusuri kehidupan "sederhana" namun penuh makna 3 perempuan mandiri,

cerdas, dan berani dalam menyiasati dan memandang kehidupan dari sisi

yang berbeda. Ini baru Chicken Soup-nya Indonesia!! Bravo..."

2. Ali Sobri (Banten)

"Apa yang diobrolkan buku ini, benar membawa manfaat. Akhirnya saya

menemukan kembali kisah inspiratif yang membangun jiwa, romantis

sekali: persahabatan, keluarga, pasangan suami istri yang diceritakan

penulis , dan lagi kisah ini bukanlah fiktif belaka. Kita bisa

merasakannya untuk kemudian mencontoh 3 penulis hebat dan ramah ini.

Sukses, Cin!"

3. Dedi Marluga (Bandung)

"Membacanya membuat terharu, tertawa, seperti baru menyadari akan ahl

terbesar yang telah saya terima, yaitu tidak diciptakan sendirian

sebagai manusia. Kumpulan kisah ini menghanyutkan jiwa, dan memberikan

pembelajaran dalam setiap lembaran hari-hari yang seringkali diisi

dengan peristiwa yang saya tidak sadari. Sangat

menyentuh,.. .perlahan- lahan membawa kembali ke arti dari persahabatan,

kasih, dan cinta yang sebenarnya. Terima kasih buat hal positif yang

terasa setelah membaca kumpulan kisah inspiratif ini"

4. Elvina Komalasari (Jakarta)

"Buku ini sebenarnya buku biasa dengan cerita biasa yang ditulis oleh

orang-orang biasa. Tapi karena ke"biasa"annya itulah buku ini mampu

menyihir saya kembali menjadi diri sendiri. Diam-diam saya jadi merasa

harus membuka lagi pintu masa lalu agar tidak teryinggal jauh di

belakang, atau tersimpan rapat di dalam peti. Melihat lagi kekinian

agar segera siuman dari mati suri. Dan menatap masa depan dengan

sejumput keyakinan.

Saya mengenal tiga penulis buku ini. Tidak terlalu akrab, tapi saya

sebenarnya menyimpan kebanggaan terhadap mereka sejak kami masih

sama-sama kuliah di jurusan Komunikasi UI. Maka ketika mereka

mengabarkan sebuah buku telah lahir, saya sangat antusias.

Membaca buku "Let's Talk About..." menyadarkan saya untuk kembali

menulis dari hati tentang hati orang-orang yang saya cintai, sehingga

saya jadi makin mencintai mereka.

Tak ada salahnya...setiap senja di teras rumah kita, dengan secangkir

teh atau kopi, kita berbicara tentang persahabatan kita, pernikahan

kita, juga tentang ordinary miracle..yang biasa-biasa saja tapi akan

terasa luar biasa di hati kita masing-masing tentunya..."

5. St Fatimah (Surabaya)

"Cinta adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu (atau seseorang) yang

diiringi pengertian dan pengorbanan. Darinya, sebuah kisah akan

berburai beragam rasa. Darinya, berbiaklah keajaiban-keajaiban hidup

yang maha hikmah. Darinya pula buku Let’s Talk About: Friendship, Love

& Marriage, Ordinary Miracles ini memiliki kekuatan sebagai buku

saku kehidupan. Kekuatan cinta tiga sahabat sekaligus penulis buku ini

memberi ruh di dalamnya, hingga secara ajaib Anda bisa memiliki ikatan

istimewa dari setiap momen yang terjadi melalui detail dan gaya

penulisan mereka yang ringan. Membaca lembar demi lembar peristiwa yang

digelar oleh Retno, Ain, dan Shinta di dalam buku ini tak hanya

menerbitkan debar-debar keharuan, namun juga menggelitik syaraf-syaraf

tegang. Demikianlah saya dibuat mereka terpana. Persahabatan, cinta dan

sucinya sebuah ikatan pernikahan, serta keajaiban-keajaiban per detik

usia mereka terpotret secara estetik-tekstual sebagai serentetan proses

menemukan hakikat hidup dan menggapai bekal hidup setelah mati. Rentang

tujuh tahun untuk saling mendengar, melihat, dan membaca hati

masing-masing telah berhasil menyuburkan sebuah taman kecil dengan

bunga-bunga cahaya merekah menyebar aroma ketulusan. Sebuah taman itu

bernama: persahabatan di atas mahakasih-Nya. Pun, cinta buat mereka

lebih menjadi pondasi untuk membangun sebuah istana keluarga melalui

petuah-petuah orangtua yang sarat berkah, bukan kata-kata manis yang

hanya diobral dari puncak gunung. Karena itu, pernikahan menjadi

pembuka ’gerbang’ cinta untuk kemudian memasuki semesta makna menuju

Sang Maha Cinta. Buku ini tidak mengerutkan kening oleh sebab impresi

surreal dan metaforik yang menyimpan misteri multiinterpretasi. Penulis

justru mampu menguntai kisah-kisah yang spontan, segar, dan tetap

bertanggung jawab pada estetika. Buktikan saja ketika membaca

puisi-puisi Airin Nisa dan Shinta, sejenak Anda bisa jadi bersemu

merah, berubah serius sekaligus gelisah, merenung lalu

tersenyum... .hingga terlontar seribu tasbih. Inilah obrolan santai

sarat makna kehidupan yang humanis, kodrati, dan senantiasa berpegang

teguh pada tali Allah*."

*) penggal terjemahan QS. Al-Imran: 103

5 ENDORSER KEBIJAKAN PENERBIT:

1. Hasan (Yogyakarta)

"Mari kita berkata. Mengeja makna. Bukan tentang harta, tahta, apalagi

wanita. Tentang asa dan cinta. Let’s Talk About…Friendship,

Love&Marriage, Ordinary Miracles, mengajarkan kita kembali tentang

perjalanan hidup. Menuntun langkah kaki untuk tak menepi. Pada jalan

penuh duri. Bukan luka duri kini, tapi luka duri nanti.

Kisah kasih, cinta, dan sahabat, terlalu lekat, dibangun dengan kata

yang saling terikat. Mengalun irama hati yang memikat. Pengkhianatan,

rasa sakit, muhasabah, kebesaran hati, memaafkan, harapan, dan sketsa

kehidupan lainnya adalah hakekat. Mengalir pada arus kata yang lambat,

namun terasa hangat. Bak secangkir kopi di pagi hari, semakin pekat,

semakin nikmat.

Inilah kisah hidup yang dibangun dengan kata. Eja demi eja. Terangkai

kalimat penuh rasa. Hati membaca, lalu berkaca. Berurai air mata.

Beberapa saat tanpa suara. Kemudian mulut terbuka, tertawa. Bibir pun

bergetar, hidup memang sederhana."

2. Umi Lailasari (Palembang)

“Ada cinta yang harus diperjuangkan. Juga, sayang yang mesti

dipertahankan. Serta, rindu yang terus diagungkan. Meski semuanya juga

bersilih pada kekhawatiran, kekecewaan, kepiluan bahkan penderitaan.

Tak mengapa. Sebab, demikian hidup akan menampakkan jati dirinya.

Di titik penyadaran tersebut, buku karya tiga orang penulis muda

berbakat ini ingin mengisahkan. Tidak dengan bahasa kamu tapi aku.

Menyentuh relung keegoisan untuk kembali jujur, Jujur bahwa kita sering

kali tak dapat membedakan tawa dan tangis. Padahal apapun bentuknya,

Tuhan telah memberi yang terbaik. Pastinya, selamat membaca, temukan

keajaiban di sekitarmu!” 

3. Dodi Prananda (Padang)

“Bagi yang kehilangan semangat, dan kehilangan motivasi dalam hidup

yang indah ini, segeralah datang ke toko buku. Ambillah sebuah buku

Let's Talk About: Friendship, Love&Marriage, Ordinary, percayalah,

semangat dan motivasi itu akan kembali lagi dengan sendirinya. Bahkan

anda akan temukan sesuatu yang luar biasa dan tak bisa dijelaskan

dengan kata-kata, ya inspirasi yang akan memacu diri”

4. Gita Aryana (Tangerang)

"Sebuah kisah manis, puitis dan romantis yang dapat dinikmati oleh

siapa saja. Ringan tapi tidak ringan. Berisi tapi tidak memberatkan.

Sebuah kisah yang akan terus membuat kita sadar bahwa tidak cukup hanya

dengan berpangku tangan dan pasrah kepadaNya. Usaha untuk menjadi

pribadi yang lebih baik harus tetap dilakukan!"

5. Fatmah A Gobel (Makassar)

"Hubungan suami-istri tidak sekedar hubungan biologis, melainkan dapat

diterjemahkan sebagai hubungan psikologis. Hubungan psikologis

tercermin dalam persahabatan antara suami dengan istri yang dapat

melanggengkan mahligai perkawinan hingga usia lanjut. Nilai-nilai

hubungan psikologis persahabatan suami-istri adalah salah satu isu

utama perbincangan dalam buku "Let's Talk About: Friendship,

Love7Marriage, Ordinary Miracles","

Selamat kepada para pemenang. Para pemenang akan dihubungi oleh penerbit melalui e-mail untuk konfirmasi hadiah.

 

Terima kasih atas partisipasi seluruh peserta dalam lomba endorsement

buku "Let's Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary

Miracles".

Wassalam wr wb

-Catur&Retno-

Halaman Moeka (HM) Publishing

http://letstalkabou t.co.cc

New Email addresses available on Yahoo!

Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.

Hurry before someone else does!

New Email names for you!

Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.

Hurry before someone else does!

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/

[Non-text portions of this message have been removed]











New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
5.

(Mimbar) Islam Adalah Agama Paling Mudah

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Fri Jun 19, 2009 6:10 pm (PDT)



Assalamualaikum Wr Wb

Sebenarnya kalau kita bandingkan dengan teliti antara ajaran Islam dengan ajaran agama lain, Islam justru paling mudah. Memang sekilas ajaran Islam mungkin terkesan agak sulit, bila dibandingkan agama yang telah dibuang semua isi ajarannya sampai sama sekali tidak punya aturan.

Di zaman sekarang ini, nyaris hampir semua agama yang sejarahnya masih mengacu kepada agama tertentu di masa lalu, namun semua isi ajarannya telah dibuang, sehingga hampir tidak ada lagi aturan halal dan haram di dalamnya. Kalau ajaran Islam dibandingkan dengan agama model seperti ini, pastilah terkesan ajaran Islam itu lebih berat. Sebab agama-agama itu sudah kehilangan aturannya. Semua menjadi serba boleh dan tidak ada kewajiban apapun.

Tapi kalau kita mengacu kepada keaslian agama bersangkutan, yaitu sebelum dihilangkannya sebagian besar aturannya, maka sebenarnya agama Islam itu justru agama yang paling ringan, paling mudah dan paling sederhana.

Kita ambil contoh pembanding yaitu antara syariat yang turun kepada Rasulullah SAW (Islam) dengan Bani Israil (Yahudi dan Nasrani). Mari kita paparkan satu per satu dan kita bandingkan, maka kita akan menemukan bahwa Islam itu agama yang paling mudah, paling ringan, paling sederhana, tapi memberikan reward yang jauh lebih besar.

Berikut ini beberapa contoh perbandingannya:

1. Umat Islam boleh melakukan shalat dimana saja di muka bumi, sedangkan bagi seorang yahudi atau nasrani, shalat itu harus di dalam rumah ibadah khusus milik mereka. Kalau tidak dilakukan di dalamnya, maka shalat itu tidak syah.

Nabi Zakaria as. adalah salah satu yang diwajbkan ibadah hanya di dalam mihrabnya, tidak diperkenankan untuk melakukannya di luar mihrabnya. Maka kalau kita baca sejarahnya, beliau selalu berada di dalam mihrabnya, tidak bisa kemana-mana. Karena tidak syah baginya bila shalat di luar mihrabnya itu. Namun shalat yang dilakukan oleh mereka pada hari ini sudah merupakan shalat yang keluar dari aturan asalnya. Sehingga tidak bisa dibandingkan dengan shalatnya umat Islam.

2. Dibolehkan bagi umat Islam untuk bersuci dengan tanah bila tidak ada air, yaitu tayammum. Syariat tayammum ini sebagai sebuah keringanan khusus buat umat Muhammad SAW saja, tapi tidak berlaku buat umat lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

Dari Abi Umamah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Telah dijadikan tanah seluruhnya untukkku dan ummatku sebagai masjid dan pensuci. Dimanapun shalat menemukan seseorang dari umatku, maka tanah itu menjadi pensucinya. (HR Ahmad 5: 248)

3. Puasa untuk umat Islam hanya sekedar dilarang makan dan minum, sedangkan untuk umat sebelumnya, bukan hanya dilarang makan dan minum tapi juga tidak boleh berbicara. Di dalam Al-Qur'an telah diceritakan kisah Maryam yang sedang berpuasa nadzar dan bungkam seribu bahasa saat dipaksa menceritakan halnya melahirkan bayi tanpa suami. Beliau hanya mampu memberi isyarat saja, lantaran sedang melakukan puasa nadzar dan tidak mau membatalkan puasanya.

Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini." (QS Maryam: 26)

maka Maryam menunjuk (memberi isyarat) kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?" (QS Maryam: 29)

4. Buat umat Muhammad SAW, puasa hanya diwajibkan 1 bulan di antara 12 bulan lainnya. Sedangkan untuk umat nabi Daud as, diwajibkan puasa selama 12 bulan dalam setahun penuh dengan berselang-seling antara puasa dengan tidak puasa. Tentu saja kewjiban ini sangat berat dilakukan. Bagi seorang muslim, puasa gaya nabi Daud as ini hanya bersifat sunnah, tidak wajib.

Dari Ibnu Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya nabi Daud as dan itu adalah puasa yang paling utama. Aku menjawab, "Aku mampu lebih dari itu." Nabi SAW bersabda, "Tidak ada lagi yang lebih utama dari itu." (HR Bukhari - Shahih Bukhori Juz 2 halaman 697 hadits nomor 1875)

5. Di hari suci ibadahnya yaitu hari Jumat, umat Islam masih dibolehkan untuk mencari rejeki, baik sebelum shalat Jumat maupun setelah selesai shalat Jumat, kecuali setelah dikumandangkan adzan ketika khatib telah naik mimbar hingga imam selesai salam.

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli . Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS Al-Jumu'ah: 9-10)

Namun umat lainnya benar-benar secara total diharamkan mencari rejeki di dalam hari ibadah khususnya. Salah satunya adalah yahudi yang diwajibkan ibadah total seharian di dalam rumah ibadah. Sama sekali tidak diperkenankan bagi mereka untuk keluar mencari rejeki. Ketika mereka melanggarnya, maka Allah SWT segera mengutuk mereka menjadi kera yang hina.

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu , lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS Al-Baqarah: 65)

6. Umat Islam dihalalkan makan sapi, kambing, unta dan hewan lainnya. Bukan hanya dagingnya tetapi seluruh bagian tubuhnya. Sedangkan orang - orang yahudi diharamkan untuk memakan bagian tertentu dari hewan yang halal itu. Semua ini disebabkan oleh kedurhakaan mereka.

Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dansesungguhnya Kami adalah Maha Benar. (QS Al-An'am: 146)

7. Buat yahudi, dosa membunuh seorang nyawa manusia itu dilipat- gandakan berkali-kali. Bahkan Allah SWT menyatakan sama saja dengan membunuh semua nyawa manusia. Namun hal itu tidak berlaku buat umat Islam, justru bila ada seorang muslim membunuh, namun pihak keluarga korban merelakannya, dia tidak wajib dihukum qishash, cukup membayar diyat (denda) atau bahkan bebas seluruhnya.

Oleh karena itu Kami tetapkan bagi Bani Israil, bahwa siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu orang lain atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya... (QS Al-Maidah: 32)

8. Sebaliknya, bila seorang muslim melakukan satu kebajikan, maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Diantara contohnya adalah shalat fardhu yang hanya 5 kali dalam sehari semalam. Dahulu sebelumnya 50 kali kemudian diringankan kewajibannya menjadi 5 saja tapi dengan nilai pahala yang sama.

Dan masih banyak lagi bukti-bukti kemudahan syariat Islam bila dibandingkan dengan syariat yang Allah turunkan kepada umat sebelum kita. Semua ini merupakan jawaban dari doa di dalam Al-Qur'an Al-Kariem:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS Al-Baqarah: 286)

Adapun bila sekarang ini kita menyaksikan pemeluk agama lain kelihatannya bebas melakukan apa saja, bukan karena agama mereka membolehkan, melainkan karena para pemimpin agama mereka telah mengubah perintah Allah, menyelewengkan kalam Ilahi, kemudian menghalalkan yang telah diharamkan serta menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Padahal kalau dibandingkan dengan syariat aslinya yang diturunkan kepada mereka, syariat mereka jauh lebih sulit, berat dan nyaris tidak mampu dilakukan.

Wallahu a'lam bish-shawab,

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.

6.

Sediakan Selalu Ruang Untuk Dibenci

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Fri Jun 19, 2009 9:53 pm (PDT)





Assalamualaikum Wr Wb
Bismillahirrohmaanirrohiim

 

Pasti. Setiap diri kita ingin kesesuaian antara kenyataan
dan harapan. Kita mendambakan hidup bisa berjalan sesuai dengan apa yang ada di
pikiran kita; bahagia, aman, dan disenangi semua orang. Tidak ada permusuhan dengan
siapapun. Tidak ingin dibenci. Tetapi sebaliknya, ingin dicintai dan disukai
oleh semua orang

 

Tetapi
kedua sisi yang berlawanan ini; cinta dan benci, ternyata tidak akan pernah
bisa berpisah. Ada yang mencintai kita tetapi ada juga yang membenci. Ada yang
kita cinta dan ada juga yang kita benci. Benci selalu lahir, karena ada banyak
faktor yang tidak bisa kita hindari.

 

Tidak Ada Manusia yang Sempurna

 

Manusia
memang diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dibandingkan ciptaan Allah
swt yang lain. Namun manusia tetap memiliki serangkaian kekurangan dalam
statusnya sebagai makhluk. Tidak ada manusia yang sempurna, utuh, tanpa cela
dan kekurangan.

 

Yang
sempurna hanya Allah swt, Sang Pencipta. Dialah Pemilik kesempurnaan. Dialah
Dzat yang tanpa cela. Tanpa kekurangan. Tanpa kelemahan, dalam sifat,
perbuatan, ketentuan, dan hukum-Nya, sehingga Dia tidak layak dibenci oleh
siapapun. Sedang manunia, umumnya adalah makhluk yang mempunyai banyak
kelemahan dan keterbatasan, dan Allah swt telah menegaskan sifat lemah mereka
di dalam Al Qur’an, di mana mereka sering mendapatkan dispensasi-dispensasi
hukum karena sifat lemah itu. Allah swt berfirman, “Allah hendak memberikan
keringan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An Nisa’: 28)

 

Sifat
lemah manusia begitu jelas terlihat ketika mereka terkena musibah, atau
tertimpa kesulitan, di mana mereka cenderung suka berkeluh kesah. Karena Allah
swt pun memang telah melengkapi kelemahan mereka dengan sifat itu. Dia
menegaskan, “Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.” (QS. Al
Ma’arij: 19)

 

Manusia
juga cenderung melakukan penyimpangan dan berlaku sombong, seperti disebutkan
dalam ayat, “(Orang yang membanggakan diri) yaitu orang-orang yang kikir dan
menyuruh orang lain berbuat kikir dan menyembunyikan karunia ALlah yang telah
diberikan-Nya kepada mereka…” (QS. An Nisa’: 37)

 

Ini
hanya sedikit ayat yang menjelaskan dan membuktikan bahwa manusia memang
memiliki banyak cela dan kekurangan. Jika pun kita mendapati seseorang, yang
menurut penilaian dan pandangan kita nyaris tak ada kekurangan, mungkin karena
kita belum banyak berinteraksi dengannya.

 

Jika
misalnya, suatu saat kita punya kesempatan untuk hidupbersama dengan orang itu,
di sana kita pasti akan mendapati celah dalam dirinya kalau ternyata orang
tersebut punya kekurangan. Kekurangan yang tidak tampak jika kita hanya
melihatnya sekilas saja.

 

Begitu
juga sebaliknya, jika kita memberikan penilaian pada seseorang dengan predikat
penuh kekurangan, banyak kesalahan, barangkali di sisi lain Allah swt telah
membekalinya dengan serangkaian kelebihan, yang mungkin saja melampaui
kelebihan-kelebihan yang ada dalam diri kita.

 

Maka,
kalau kita menyadari ini, sangatlah pantas jika kita selalu menyediakan ruang
dalam hati kita untuk dibenci, karena kita pun bukan manusia sempurna. Banyak
kekurangan pada diri kita, yang mungkin saja akan tidak disukai oleh orang
lain.

 

Keberagaman itu Sangat Indah

 

Di
sebuah taman yang indah, akan kita temukan bunga-bunga dari jenis yang beragam,
warna-warna yang berbeda, serta bentuk dan aroma yang berlainan. Bunga-bunga
itu, meski tumbuh di atas tanah yang sama, disirami dari air hujan yang sama,
disinari dari cahaya matahari yang sama, tetapi tak satupun yang sama.
Bunga-bunga itu tumbuh beragam, dan ternyata keragaman itulah yang telah
menciptakan keindahan di taman itu. Keragaman itulah yang telah menghadirkan
keharmonisan. Keragaman itu pula yang selalu memberi daya tarik kepada kita
untuk selalu menikmatinya.

 

Andaikan
saja bunga-bunga itu, hanya memancarkan aroma yang sama, buah, daun, dan
dahannya dari jenis dan warna yang serupa, tentu keindahannya akan berkurang.
Membosankan dan menjemukan. Dan mungkin tak akan kita lihat orang-orang yang
selalu menggunjinginya.

 

Bukan
hanya bunga-bunga, tapi juga Allah swt menciptakan manusia dengan keragaman
bentuk badan, paras wajah, kepribadian. Semuanya tidak ada yang sama, sekali
pun dua anak kembar yang lahir dari satu sel. Subhanallah. ada yang
berparas ayu, manis, bahkan sangat cantik. Tetapi ada juga yang berwajah
sedang, dan tidak ayu. Ada lelaki yang bertubuh besar, tinggi, kekar, atau
gadis yang anggun dan tinggi semampai. Tetapi ada juga yang kurus dan kerdil.

 

Di
kehidupan nyata, kita juga menemukan banyak keberagaman. Ada keragaman
berpikir, keragaman pandangan, keragaman kesenangan, tabiat dan prilaku. Semua
keragaman itu telah melahirkan keagungan, keindahan, keserasian dan
kesempurnaan yang tiada tara. Kita menjadi saling membutuhkan karena
keberagaman itu. Tapi juga ada yang membenci karena kita tidak seperti yang dia
inginkan.

 

Keragaman
itu adalah bagian dari fitrah penciptaan dan fitrah keindahan. Allah swt
berfirman, “Sungguh, usahamu memang beraneka ragam.” (QS. Al-Lail: 4)

 

Keragaman
itulah yang melahirkan keindahan. Keserasian. Dan keharmonisan. Maka
menghendaki atau memaksakan satu keinginan saja, sama artinya kita menolak
keharmonisan, dan hanya menebar kebencia. Kebencian selalu ada, selagi ada yang
menghendaki kesamaan. Namun, hanya Allah yang mampu mempersatukan dan
menyeragamkan, sebagaimana firman-Nya, “Dan yang mempersatukan hati mereka
(orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang
berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi
Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha
Bijaksana.” (QS. Al Anfal: 63)

 

Karena
itu, kita harus selalu menyediakan ruang untuk dibenci karena kita memang
beragam.

 

Memahami Latar Belakang Setiap Orang

 

Kesalahan
kita memahami orang lain, atau kesalahan orang lain memahami kita seringkali
berawal dari kesalahan memahami latar belakang. Padahal, latar belakang punya
peran membentuk pola pikir, cara pandang, karakter, kepribadian dan pendirian
seseorang.

 

Perbedaan
latar belakang ini sering membuat orang lain tidak mudah menerima kita.
Perbedaan latar belakang kerap menjadikan sebuah maksud baik tidak berbalas.
Kadang, perbedaan latar belakang menjadi penyebab lahirnya kebencian.

 

Lihatlah,
betapa dakwah Rasulullah saw ketika berhadapan dengan orang-orang kafir Quraisy
seakan menghadapi tembok yang kokoh. Perlawanan, hinaan dan dan penyiksaan
setiap saat beliau terima. Bukan karena mereka tidak percaya dengan kebenaran
yang dibawa oleh beliau, melainkan karena meraka adalah golongan bangsawan dan
pewaris keyakinan nenek moyang yang penyembah berhala. Mereka merasa dikecilkan
jika harus mengikuti agama baru yang bernama Islam, yang ajarannya sangat
bertentangan dengan kebiasaan mereka di masa lalu.

 

Di
mana-mana Rasulullah saw selalu mendapatkan perlakukan kasar. Di Thaif,
misalnya, beliau bahkan dilempari dengan batu hingga tubuhnya penuh luka dan
bercucuran darah. Melihat penyiksaan itu, malaikat pun menawarkan diri untuk
menimpakan gunung kepada orang-orang kafir. Namun beliau saw menolaknya dengan
mengatakan, “Jangan, karena mereka tidak tahu.”

 

Beliau
juga pernah diboikot oleh orang-orang Quraisy selama tiga tahun, sehingga
beliau dan sahabatnya hanya bisa memakan daun-daunan untuk mempertahankan diri
dari kelaparan dan kematian. Tetapi beliau tidak pernah dendam.

 

Latar
belakang mereka ini sangat dimengerti oleh Rasulullah saw, sehingga walaupun
dakwah beliau selalu dibalas dengan kebencian beliau tidak pernah balik
membenci. Beliau bersabar, meskipun cercaan dan intimidasi tidak pernah
berkurang. Bahkan dalam kesabaran itu beliau mendoakan, “Wahai Rabbku,
ampunilah kaumku. Sesungguhnya mereka hanyalah kaum yang belum mengetahui…”.
Beliau saw telah memberikan contoh cara membalas kebencian yang sangat indah;
memaafkan dan mendoakan.

 

Salah
memahami latar belakang seringkali menjadi kendala ketika kita mengemban misi,
menyampaikan sebuah kebenaran, ide ataupun gagasan. Selalu ada prasangka yang
tidak baik dari banyak orang. Dan ini dipahami Imam Malik ketika ia telah
selesai menuliskan kitabnya Al Muwaththa’, dan banyak orang yang kagum dengan
isinya yang sangat baik. Termasuk khalifah yang berkuasa saat itu. Sang
khalifah bahkan mengusulkan kepada Imam Malik agar kitab tersebut dijadikan
pegangan seluruh umat Islam. Namun Imam Malik menolak dan berkata, “Jangan,
sebab banyak orang yang berbeda latar belakang pemahaman agamanya. Mengharuskan
mereka mengambil kitab ini sama saja dengan pemaksaan dan menebar fitnah.”

 

Kesalahpahaman
di antara kita, yang kemudian melahirkan kecurigaan dan kebencian akan selalu
ada karena kita memang saling berbeda latar belakang.

 

Kepuasan Manusia adalah Pemenuhan yang tak Berujung

 

Disukai
banyak orang tentu sebuah kenikmatan. Karena kita akan merasa nyaman, tenang
dan aman bersama mereka. Bebas dari makarnya, jauh dari kebenciannya, dan dekat
dari persahabatannya. Sebab itulah kita selalu berusaha menyenangkan hati
setiap orang yang kita kenal atau yang tidak kita kenal; menjaga perilaku,
ucapan, perasaan, sikap dan sifat yang tidak disukai.

 

Tetapi,
apakah itu bisa? Menyenangkan hati semua orang barangkali merupakan hal yang
nyaris mustahil dicapai. Sekuat apapun usaha yang kita lakukan. Senyata apapun
kebenaran yang kita sampaikan. Dan sejelas apapun persoalan yang kita utarakan.
Sebab setiap manusia memiliki selera yang berbeda, emosi yang tidak sama, dan
tingkat pengetahuan yang beragam, serta dua madzhab yang selalu berlawanan; hak
dan batil. Jika kita bermadzhab pada yang hak, maka orang yang tidak baik pasti
benci kita. Dan jika kita bermadzhab pada yang batil, tentu orang yang baik
pasti akan menjauhi kita. Sebab keburukan dan kebaikan, selamanya pasti tidak
akan berdamai.

 

Sepanjang
sejarah manusia, para penyeru kebenaran selalu mendapatkan musuh-musuh besar
yang membencinya. Pun para dajjal, mereka mendapat perlawanan dari para
pahlawan pembela kebenaran. Jadi, di belahan sisi manapun kita berdiri pasti
akan menjumpai orang yang tidak suka dengan kita. Karena itu, menyenangkan
semua orang tentulah sangat sulit dilakukan. Tetapi kita tentu juga tidak boleh
berdiri di atas dua sisi itu hanya karena ingin menghilangkan kebencian. Karena
sikap seperti ini hanya akan mengaburkan jati diri, merusak kehormatan, dan
merendahkan martabat kita sebagai manusia. Kehormatan itu akan kokoh jika kita
tetap berdiri di sisi kebenaran.

 

Luqman
Al Hakim, suatu hari menasehati anaknya untuk tidak menggantungkan hatinya pada
kepuasan dan ridha manusia. Sebab, katanya, kepuasan dan keridhaan manusia
pasti sulit dicapai. Dan untuk membuktikan hal ini kepada anaknya, Luqman pun
mengajaknya ke luar rumah, berjalan-jalan di keramaian manusia, sembari membawa
keledai tunggangannya.

 

Saat
keluar di jalan raya, Luqman menunggangin keledai tersebut dan membiarkan
anaknya berjalan kaki di belakangnya. Ketika melintasi sekelompok orang, Luqman
dan anaknya mendengar mereka berkata, “Lihatlah lelaki tua itu. Betapa keras
hatinya dan betapa tidak punya belas kasih kepada anaknya. Bagaimana dia tega
menunggangi keledai sementara membiarkan anaknya berjalan kaki di belakang.”

 

Luqman
pun turun dan menyuruh anaknya menaiki pelana keledai. Ketika melewati
sekelompok orang yang lain, keduanya lagi-lagi mendengar obrolan orang-orang
itu tentang diri mereka, “Perhatikan anak dan bapak itu. Si bapak tetnu tidak
pernah mendidik anaknya dengan baik sehingga anaknya tidak bisa menghormati dan
mengasihi bapaknya.”

 

Anaknya
pun turu dari punggung keledai, lalu berjalan bersama bapaknya di belakang
keledai, tetapi orang-orang yang mereka lewati masih terus berkomentar, “Aneh
sekali dua lelaki ini. Mereka biarkan keledainya berjalan sementara mereka
mengikuti dari belakang.”

 

Akhirnya,
mereka berdua menaiki keledai tersebut. Namun begitu melewati kerumanan yang
lain, komentar miring pun terdengar, “Lihatlah kedua orang itu. Mereka
benar-benar tidak punya belas kasihan pada binatang. Mereka menyiksannya dengan
menaikinya bersama-sama, padahal badan mereka begitu besar.”

 

Pada
riwayat lain tentang kisah ini menyebutkan, Luqman dan anaknya kemudian turun
dari keledainya, lalu mengikat dan memikulnya secara bersama-sama, sehingga
semua orang yang melihatnya tertawa dan menganggap mereka sudah gila.

 

Realita
kehidupan kita memang tidak pernah menyediakan ruang bebas cela. Karenanya,
sebelum kita mendapati cela itu sediakan selalu ruang di hati kita untuk
dicela.

 

Mengurangi Kesalahan dan Dosa

 

Ajaran
Islam itu ada yang bersifat anjuran dan larangan, ada pula yang bersifat
penerimaan. Kita dianjurkan untuk memperbanyak amal dengan melakukan hal-hal
yang baik, seperti memberi, tersenyum, menolong dan menyenangkan orang lain. Di
sisi yang berbeda, ada larangan-larangan yang harus kita tinggalkan seperti,
hasad, iri, menyakiti dan semua perbuatan yang bisa merugikan dan berdampak
negative.

 

Namun
di luar itu, Islam mengajarkan kita untuk juga bisa menerima, seperti ketika kita
tertimpa musibah, dicaci, dikucilkan, dan dibenci. Penerimaan ini punya tujuan
yang sama dengan ajaran yang bersifat anjuran maupun larangan; mendapatkan
pahala, ampunan, dan kasih sayang dari Allah swt, serta pengurangan dosa dan
kesalahan.

 

Penerimaan
itu maksudnya adalah menjalani sesuatu itu dengan ikhlas, sabar, dan tabah,
dengan keyakinan bahwa Allah Maha Tahu tentang diri kita dan kualitas kita,
tentang sesuatu yang disangkakan buruk oleh orang lian dari diri kita.
Penerimaan itu adalah merelakan orang lain melakukan kebenciannya dengan tidak
melakukan hal yang serupa kepada orang tersebut, dengan harapan mudah-mudahan
kebencian itu dapat mengurangi kesalahan kita, menghapus sebagaian dosa-dosa
kita, dan lebih dekat dengan Allah swt. Sebab, seperti dijelaskan Rasulullah
saw bahwa seorang hamba yang terzhalimi tidak ada penghalang antara dirinya
dengan Allah swt.

 

Menerima
tidaklah semudah melakukan anjuran atau meniggalkan larangan. Orang yang
dibenci tentu selalu punya emosi untuk balik membalas. Orang yang dicaci punya
hasrat untuk kembali menyerang. Karena itu, penerimaan lebih kuat pada aspek
pengendalian diri, dan karenanya pula Allah murka kepada orang-orang yang tidak
sanggup menerima ketika Dia mengharuskan mereka menerima. Dalam sebuah hadis\ts
Qudsi, Allah berfirman, “Dan siapa yang tidak sanggup bersabar menerima
ujian-Ku, maka hendaklah dia keluar dari kolong langit-Ku, dan hendaklah dia
encari tuhan selain diri-Ku.”

 

Kebencian
orang lain pada kita membutuhkan penerimaan yang tulus , ikhlas dan sabar.
Bukan penerimaan yang direkayasa. Bukan penerimaan yang sengaja diciptakan,
dengan membuat kita agar kita mendapatkan kebaikan dari perlakukan buruk
mereka. Bukan itu.

 

Memadamkan
apa benci tidaklah mudah. Karena itu, di hati kita harus selalu ada ruang yang
tersedia untuk menerimanya. Tetapi yang lebih penting setelah itu, kebencian
itu kita hapuskan dengan maaf, karena sikap itulah yang akan mengantarkan kita
kepada surga-Nya Allah swt, seperti lelaki yang disebut Rasulullah saw sebagai
ahli surga, yang ternyata terbiasa menghapus kebencian dari hatinya kepada
siapa saja, sebelum ia tidur malam.

 

Oleh:
Ustadz Sulthan Hadi

 

Disadur
dari Majalah Tarbawi edisi206 Th 10. Jun 09.

 

 

7a.

Lihat profil Facebook saya

Posted by: "Billy Antoro" billy.antoro@gmail.com   billyantoro04

Fri Jun 19, 2009 11:42 pm (PDT)



Hai sekolah-kehidupan@yahoogroups.com,

Saya membuat profil Facebook yang dapat saya kirimi foto, video, dan acara saya dan saya ingin menambahkan Anda sebagai teman sehingga Anda dapat melihatnya. Sebelumnya, Anda perlu bergabung dengan Facebook! Setelah bergabung, Anda dapat juga membuat profil Anda sendiri.

Terima kasih,
Billy

Untuk mendaftar ke Facebook, ikuti tautan berikut:
http://www.facebook.com/p.php?i=1052512510&k=R2L5PXUXS25MZAG1QF56Q&r

sekolah-kehidupan@yahoogroups.com diajak bergabung di Facebook oleh Billy Antoro. Jika Anda tidak ingin lagi menerima email sejenis dari Facebook, silakan klik tautan berikut untuk berhenti.
http://www.facebook.com/o.php?k=bbd9bf&u=533004130&mid=a681d5G1fc4ff62G0G8
Kantor Facebook beralamat di 1601 S. California Ave., Palo Alto, CA 94304.

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Groups

Small Business Group

Share experiences

with owners like you

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: