Messages In This Digest (24 Messages)
- 1a.
- Re: [Ruang Baca] Kaya Lewat Terjemahan, Menyingkap Rahasia Sukses Bi From: Rini Agus Hadiyono
- 2a.
- Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: Bu CaturCatriks
- 2b.
- Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: bujang kumbang
- 2c.
- Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;) From: novi_ningsih
- 3a.
- (Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu.... From: fiyan arjun
- 3b.
- Re: (Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu.... From: Nursalam AR
- 3c.
- Re: (Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu.... From: hariyanty thahir
- 4a.
- Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]==>Audisi From: magnifico_99
- 5a.
- (Catcil) Interaksi Kopi From: INDARWATI HARSONO
- 5b.
- Re: (Catcil) Interaksi Kopi From: Nursalam AR
- 6a.
- Re: (catcil) Pecinta Agung From: Nursalam AR
- 7a.
- Re: [Puisi] My vow to you From: deesiey
- 8a.
- Shift Malam From: ifan yudianto
- 8b.
- Re: Shift Malam From: hariyanty thahir
- 8c.
- Re: Shift Malam From: Nurhadi@tecsg.com.sg
- 9.
- (bahasa/cerbung) RINDU DALAM SEPUCUK SURAT From: bujang kumbang
- 10.
- [esai] Perpustakaan di Belakang Gedung Merdeka From: wildanugraha
- 11a.
- [Catcil] Virus Matre From: Nursalam AR
- 11b.
- Re: [Catcil] Virus Matre From: ukhti hazimah
- 12a.
- (catcil) Berteduh From: agussyafii
- 12b.
- Re: (catcil) Berteduh From: ukhti hazimah
- 13.
- (catcil) Hati Seorang Ayah From: agussyafii
- 14a.
- Re: [Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!! From: evawani suryani
- 15.
- Re: Salam kenal Mbak Evawani From: ukhti hazimah
Messages
- 1a.
-
Re: [Ruang Baca] Kaya Lewat Terjemahan, Menyingkap Rahasia Sukses Bi
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Mon Jun 15, 2009 2:59 am (PDT)
Amin, amin..
Tentu saja Salam, kalau 'hanya' nerjemah buku mana bisa cepat 'kaya'? Harus melebarkan sayap, ke sana kemari, ke depan ke belakang. Bila yang dicari kaya materi, sih...
Penyempitan ke penerjemahan buku sekadar ekspektasiku, menilik sinopsisnya di postingan milis (promosi)..kukira Ibu Sofia Mansoor akan menuliskan pengalaman lebih panjang. Tapi ya, tak mengapa. Bahasan soal ini memang masih jarang.
Peace,
Rinurbad
- 2a.
-
Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Mon Jun 15, 2009 3:25 am (PDT)
huaaa...seruuu!
aku juga ikutan yaaaa!
boleh kirim lebih dari 1 nggak ya?
salam,
-retno-
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "susanti" <susanti@...com > wrote:
>
> Sibuk..... semua email teman-teman nggak sempet terbaca semua. Padahal begitu menggoda iman....
> Gyaaa....
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Lia Octavia
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Cc: kabinet eska ; eSKa-Bandung@yahoogroups. com
> Sent: Monday, June 15, 2009 10:58 AM
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
>
>
>
>
>
> Waalaikumsalam wrwb
>
> Wuiiih kereeen euy... ^_^
> aku ikutan yaaaaa ^_^
> ayo teman-teman.. kirim tulisannya yaa! ^_^
>
> salam
> Lia
>
>
>
>
> 2009/6/15 novi khansa' <novi_ningsih@...>
>
>
>
>
>
>
>
> Assalamu'alaykum Sahabat
> Semangat pagiiiiiiiiii
>
> Menyambut milad Eska yang ke-3 pada Juli nanti
>
> Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk berbagi dan bercerita
>
> Kesan-kesan selama duduk di bangku sekolah kehidupan
>
> Bisa tentang:
> - kopdar pertama sesama Eska-ers
> - jalan-jalan a la Eska-ers
> - jadi pengurus Eska
> - ketemu jodoh di Eska
> - menang lomba di Eska...
> - merasa terinspirasi dengan tulisan di Eska...
> dan banyak lagi...
>
> Syaratnya gampang aja, tuh
> - terdaftar di eska
> - tulisan maksimal 2 halaman A4
> - tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
> - dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@yahoogroups. dan cc ke antologi.penerbitancom @...
>
> Buat tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan menarik yang lucu dan keren
>
> Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng dan seru-seruan bareng...
>
>
> Ok, deh...
> Ditunggu tulisannya, ya
>
>
> CP: Novi Khansa
> email/YM: novi_ningsih@...
> 08121894517
>
> Wassalam
>
>
>
> Novi
> (salah satu) panitia Milad Eska
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> novi_khansa'kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi.multiply. com
> http://novikhansa.rezaervani. com/
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> --------------------- --------- --------- --------- --------- -
>
>
>
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG - www.avg.com
> Version: 8.5.339 / Virus Database: 270.12.69/2176 - Release Date: 06/14/09 17:54:00
>
- 2b.
-
Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Mon Jun 15, 2009 6:07 am (PDT)
ini seh gue banget lagee....
hehehe
sukses sealu buat Novi dkk yg sudah buat ngeramein hut eska ke 3
amin
--- Pada Sen, 15/6/09, susanti <susanti@shallwinbatam.com > menulis:
Dari: susanti <susanti@shallwinbatam.com >
Topik: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 15 Juni, 2009, 3:41 PM
Sibuk..... semua email teman-teman nggak sempet
terbaca semua. Padahal begitu menggoda iman....
Gyaaa....
----- Original Message -----
From:
Lia
Octavia
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Cc: kabinet eska ; eSKa-Bandung@ yahoogroups. com
Sent: Monday, June 15, 2009 10:58
AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Lomba]
Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Waalaikumsalam wrwb
Wuiiih kereeen euy... ^_^
aku ikutan yaaaaa
^_^
ayo teman-teman. . kirim tulisannya yaa!
^_^
salam
Lia
2009/6/15 novi khansa' <novi_ningsih@ yahoo.com>
Assalamu'alaykum Sahabat
Semangat pagiiiiiiiiii
Menyambut milad
Eska yang ke-3
pada Juli
nanti
Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk
berbagi dan bercerita
Kesan-kesan selama duduk di bangku
sekolah kehidupan
Bisa tentang:
- kopdar
pertama sesama Eska-ers
- jalan-jalan
a la Eska-ers
- jadi
pengurus Eska
- ketemu jodoh
di Eska
-
menang lomba di Eska...
- merasa terinspirasi dengan tulisan di
Eska...
dan banyak lagi...
Syaratnya gampang aja, tuh
-
terdaftar di eska
- tulisan maksimal 2 halaman A4
-
tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
-
dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com dan cc
ke antologi.penerbitan @gmail.com
Buat
tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan menarik yang lucu dan
keren
Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad
Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa
ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng
dan seru-seruan bareng...
Ok, deh...
Ditunggu
tulisannya, ya
CP: Novi Khansa
email/YM: novi_ningsih@ yahoo.com
08121894517
Wassalam
Novi
(salah
satu) panitia Milad Eska
novi_khansa' kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM :
novi_ningsih
http://akunovi. multiply. com
http://novikhansa. rezaervani. com/
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG -
www.avg.com
Version: 8.5.339 / Virus Database: 270.12.69/2176 - Release
Date: 06/14/09 17:54:00
Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ invite/ - 2c.
-
Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Mon Jun 15, 2009 6:12 pm (PDT)
ayo mba Susanti nulisss :)
Boleh, No, maksimal 2 tulisan ;)
jangan lupa tulisannya di-copas ke badan email, yaaa :)
jangan di-attachment, biar temen2 yang lain bisa ikutan baca n komen :)
salam
Novi
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Bu CaturCatriks" <punya_retno@com ...> wrote:
>
> huaaa...seruuu!
> aku juga ikutan yaaaa!
> boleh kirim lebih dari 1 nggak ya?
>
> salam,
>
> -retno-
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "susanti" <susanti@> wrote:com
> >
> > Sibuk..... semua email teman-teman nggak sempet terbaca semua. Padahal begitu menggoda iman....
> > Gyaaa....
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Lia Octavia
> > To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> > Cc: kabinet eska ; eSKa-Bandung@yahoogroups. com
> > Sent: Monday, June 15, 2009 10:58 AM
> > Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Lomba] Buat Kamu yang Ngaku Eska-ers ;)
> >
> >
> >
> >
> >
> > Waalaikumsalam wrwb
> >
> > Wuiiih kereeen euy... ^_^
> > aku ikutan yaaaaa ^_^
> > ayo teman-teman.. kirim tulisannya yaa! ^_^
> >
> > salam
> > Lia
> >
> >
> >
> >
> > 2009/6/15 novi khansa' <novi_ningsih@>
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Assalamu'alaykum Sahabat
> > Semangat pagiiiiiiiiii
> >
> > Menyambut milad Eska yang ke-3 pada Juli nanti
> >
> > Kita-kita ngajak kamu-kamu untuk berbagi dan bercerita
> >
> > Kesan-kesan selama duduk di bangku sekolah kehidupan
> >
> > Bisa tentang:
> > - kopdar pertama sesama Eska-ers
> > - jalan-jalan a la Eska-ers
> > - jadi pengurus Eska
> > - ketemu jodoh di Eska
> > - menang lomba di Eska...
> > - merasa terinspirasi dengan tulisan di Eska...
> > dan banyak lagi...
> >
> > Syaratnya gampang aja, tuh
> > - terdaftar di eska
> > - tulisan maksimal 2 halaman A4
> > - tulisan diterima sejak 15 Juni-15 Juli
> > - dikirim ke milis: sekolah-kehidupan@yahoogroups. dan cc ke antologi.penerbitancom @
> >
> > Buat tulisan yang terpilih akan mendapat bingkisan menarik yang lucu dan keren
> >
> > Tulisan terpilih akan dibacakan pada acara milad Eska... makanya, ikutan milad Eska, ya... Dijamin seru dan bisa ketemuan dengan wajah-wajah dibalik layar. Bisa langsung share bareng dan seru-seruan bareng...
> >
> >
> > Ok, deh...
> > Ditunggu tulisannya, ya
> >
> >
> > CP: Novi Khansa
> > email/YM: novi_ningsih@
> > 08121894517
> >
> > Wassalam
> >
> >
> >
> > Novi
> > (salah satu) panitia Milad Eska
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > novi_khansa'kreatif
> > ~Graphic Design 4 Publishing~
> > YM : novi_ningsih
> > http://akunovi.multiply. com
> > http://novikhansa.rezaervani. com/
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > --------------------- --------- --------- --------- --------- -
> >
> >
> >
> > No virus found in this incoming message.
> > Checked by AVG - www.avg.com
> > Version: 8.5.339 / Virus Database: 270.12.69/2176 - Release Date: 06/14/09 17:54:00
> >
>
- 3a.
-
(Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu....
Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com paman_sam2
Mon Jun 15, 2009 5:18 am (PDT)
Diantara Dua Teguran Itu.
Fiyan "Anju" Arjun
Lihatlah orang yang dibawahmu, dan jangan lihat orang diatasmu, agar engkau tidak meremehkan karunia Tuhan. (HR. Bukhahri-Muslim).
Lagi-lagi ekor mata minusku terus saja terpaku. Tak mau bergeming untuk pindah ke lembar halaman selanjutnya. Kubaca. Lalu kuulang lagi. Kubaca lagi. Dan kuulang kembali hingga halaman buku itu sampai lecek. Tak seperti keadaan semula bentuknya. Rapi seperti sediakala. Rusak.
Degh...!
Tiba-tiba hati ini berdegup kencang. Tak karuan. Berdetak tak seirama.
Ya, Allah, ya Rabb ada apa ini? Adakah yang salah dalam hatiku ini, gumamku membathin kecil. Lalu entah kenapa tiba-tiba aku diingatkan kembali oleh sebuah sikap yang selama ini pernah menghinggap parasit di dalam diri hingga membenalu.
Aku pernah melakukan sikap itu. Membanding-bandingkan diri dengan yang lainnya. Membandingkan dengan hamba-hamba yang ada disekitarku-dan notabene lebih beruntung dari kehidupanku-sekarang. Namun ketika aku membaca lembar halaman di buku itu...ya, Allah, ya Rabb ternyata aku keliru selama ini. Aku tertipu dengan sikapku selama ini. Sungguh aku malu kepadaMu ya Rabb atas sikapku itu. Padahal yang kuketahui pakaian kesombongan dan keangkuhan hanya milik Engkau yang Maha Kaya dan Maha Tinggi. Dan...Engkaulah yang pantas menyandangnya bukan aku! Terlebih aku tahu bahwa diatas langit ada langit selanjutnya...Entah, aku ada di lapisan langit mana bagiku aku sudah mulai menyukuri atas nikmatMu yang sekarang ini aku dapati. Dan inilah teguran yang pertama aku ketahui dariMu ya Rabb...
"Lain syakartum la´azi dannakum walain kafartum Inna adzabi syadiid." (Barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya, namun barang siapa yang kufur maka sebaliknya, azab Allah sangatlah pedih).
Teguran yang kedua aku rasakan ini lebih membuat hati tersentak. Bagaimana tidak? Ketika aku membacanya seakan-akan bibir ini tak berhenti untuk membacanya. Aku terus membacanya hingga diingatkan oleh perkataan seorang kawan kepadaku.
"Biar sedikit kalau disyukuri pasti nikmat, Yan! Apalagi hasil jerih payah sendiri."
Ya, aku ingat perkataan dari seorang kawan tentang bagaimana cara menikmati karunia Tuhan dengan cara bijak dan tawwakal. Cara yang menurutku sangat istimewa bila aku dengar zaman sekarang. Dan hanya seribu satu bila dibandingakn jika aku lihat bila ada seorang yang bersyukur dengan kebutuhan yang pas-pasan. Padahal untuk menghidupi diri belum mencukupi apalagi hidup di kota yang serba hedonis ini. Entahlah.
Tetapi memang apa yang dikatakan seorang kawan itu ada benar pula. Betapa nikmatnya jika kita menyukuri dengan apa yang kita miliki dan kita dapati walau hanya seperak, dua perak hingga ketika (jika) dikumpulkan akan menjadi ratusan rupiah. Apalagi hasil dari jerih payah sendiri. Biar sedikit kalau dinikmati dengan rasa syukur dan tawwakal akan terasa tinggi nilainya. Tiada duanya. Apapun dibandingkan yang lainnya. Tentu akan lebih nikmat dari hasil jerih payah kita sendiri.
"Lain syakartum la´azi dannakum walain kafartum Inna adzabi syadiid."(fy)
Ulujami,15 Juni 2009
Penulis buku: Bela Diri for Muslimah. Siapa Bilang Perempuan Makhluk Lemah. Dan anggota dan pengurus FLP Jakarta. Email/Fb: bujangkumbang@yahoo.co. . Blogg: http://sebuahrisalaid h.multiply. com
- 3b.
-
Re: (Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu....
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Mon Jun 15, 2009 6:14 pm (PDT)
Syukur deh,Yan, kalo ente dah ngeh:). Sebetulnya sudah sering (mungkin)
teman-teman FLP atau komunitas lain yang ente ikuti yang mengingatkan ente
soal "kata ajaib" tersebut. Tapi, yah, manusia memang punya momen dan timing
kesadaran yang berbeda-beda. Ada yang baru ngeh jika baru merasakan sendiri.
Ada juga yang baru nyadar setelah mendapatinya dari sebuah literatur. Masih
untunglah, daripada tidak ngeh atau nyadar:).
Selamat untuk buku keroyokannya. Ditunggu karya-karya berikutnya!
Tabik,
Nursalam AR
On 6/15/09, fiyan arjun <paman_sam2@yahoo.com > wrote:
>
>
>
> *Diantara Dua Teguran Itu.*
>
> *Fiyan "Anju" Arjun*
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> * *
>
> *Lihatlah orang yang dibawahmu, dan jangan lihat orang diatasmu, agar
> engkau tidak meremehkan karunia Tuhan. (HR. Bukhahri-Muslim).*
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> * *
>
> Lagi-lagi ekor mata minusku terus saja terpaku. Tak mau bergeming untuk
> pindah ke lembar halaman selanjutnya. Kubaca. Lalu kuulang lagi. Kubaca
> lagi. Dan kuulang kembali hingga halaman buku itu sampai *lecek*. Tak
> seperti keadaan semula bentuknya. Rapi seperti sediakala. Rusak.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *Degh* !
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Tiba-tiba hati ini berdegup kencang. Tak karuan. Berdetak tak seirama.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *Ya, Allah, ya Rabb ada apa ini? Adakah yang salah dalam hatiku ini, *gumamku
> membathin kecil. Lalu entah kenapa tiba-tiba aku diingatkan kembali oleh
> sebuah sikap yang selama ini pernah menghinggap parasit di dalam diri hingga
> membenalu.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Aku pernah melakukan sikap itu. Membanding-bandingkan diri dengan yang
> lainnya. Membandingkan dengan hamba-hamba yang ada disekitarkudan *
> notabene* lebih beruntung dari kehidupankusekarang. Namun ketika aku
> membaca lembar halaman di buku itu ya, Allah, ya Rabb ternyata aku keliru
> selama ini. Aku tertipu dengan sikapku selama ini. Sungguh aku malu kepadaMu
> ya Rabb atas sikapku itu. Padahal yang kuketahui pakaian kesombongan dan
> keangkuhan hanya milik Engkau yang Maha Kaya dan Maha Tinggi. Dan Engkaulah
> yang pantas menyandangnya bukan aku! Terlebih aku tahu bahwa diatas langit
> ada langit selanjutnya Entah, aku ada di lapisan langit mana bagiku aku
> sudah mulai menyukuri atas nikmatMu yang sekarang ini aku dapati. Dan
> inilah teguran yang pertama aku ketahui dariMu ya Rabb
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *"Lain syakartum la'azi dannakum walain kafartum Inna adzabi syadiid."
> (Barang siapa yang bersyukur maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya, namun
> barang siapa yang kufur maka sebaliknya, azab Allah sangatlah pedih).*
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> **
>
> * *
>
> Teguran yang kedua aku rasakan ini lebih membuat hati tersentak. Bagaimana
> tidak? Ketika aku membacanya seakan-akan bibir ini tak berhenti untuk
> membacanya. Aku terus membacanya hingga diingatkan oleh perkataan seorang
> kawan kepadaku.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> "Biar sedikit kalau disyukuri pasti nikmat, Yan! Apalagi hasil jerih payah
> sendiri."
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Ya, aku ingat perkataan dari seorang kawan tentang bagaimana cara menikmati
> karunia Tuhan dengan cara bijak dan tawwakal. Cara yang menurutku sangat
> istimewa bila aku dengar zaman sekarang. Dan hanya seribu satu bila
> dibandingakn jika aku lihat bila ada seorang yang bersyukur dengan kebutuhan
> yang pas-pasan. Padahal untuk menghidupi diri belum mencukupi apalagi hidup
> di kota yang serba hedonis ini. Entahlah.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Tetapi memang apa yang dikatakan seorang kawan itu ada benar pula. Betapa
> nikmatnya jika kita menyukuri dengan apa yang kita miliki dan kita dapati
> walau hanya seperak, dua perak hingga ketika (jika) dikumpulkan akan menjadi
> ratusan rupiah. Apalagi hasil dari jerih payah sendiri. Biar sedikit kalau
> dinikmati dengan rasa syukur dan tawwakal akan terasa tinggi nilainya. Tiada
> duanya. Apapun dibandingkan yang lainnya. Tentu akan lebih nikmat dari
> hasil jerih payah kita sendiri.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> *"Lain syakartum la'azi dannakum walain kafartum Inna adzabi syadiid."(fy)
> *
>
> * *
>
> **
>
> **
>
>
>
> *Ulujami,15 Juni 2009*
>
> *Penulis buku: Bela Diri for Muslimah. Siapa Bilang Perempuan Makhluk
> Lemah. Dan anggota dan pengurus FLP Jakarta. Email/Fb:
> bujangkumbang@yahoo.co. . Blogg: http://sebuahrisalaid h.multiply. com*
>
> * ***
>
>
>
>
--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb) -
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
Ingin belajar menulis & menerjemahkan?
ke www.pensilmania.multiply. com aja!
- 3c.
-
Re: (Catcil) Dianatara Dua Teguran Itu....
Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com anty_th
Mon Jun 15, 2009 9:45 pm (PDT)
Alhamdulillah ...
Sebuah pembelajaran yang luar biasa ^_^
sukses selalu ya mas fiyan
salam
anty
- 4a.
-
Re: KCB Versi baru...[Ketika Cucian Berserakan]==>Audisi
Posted by: "magnifico_99" magnifico_99@yahoo.co.id magnifico_99
Mon Jun 15, 2009 6:30 am (PDT)
wah soal audisi mah gampang, SK kan gudangnya artis...
Butuh pemeran jago makan? ad kang hadian?
butuh pemeran jago lompat pagar dan tidur berdiri di bus kota? ada mbak nopi..
butuh pemeran yang jago ngebut dijalan? ad mbak tiya..
Oia, mbak nopi kan juga bisa berperan sebgai tukang kompor?
huwekekekeee..piss ah..just kriting
hayukkkk kita bikin pelmnya KCB versi kang azis. kan temen2 jga banyak yang berprofesi sebagai penulis skenario...
Budi Santoso
yang lagi pegel2 habis nyetir Tng-Parung panjang PP bawa mobil 'engkel':-(
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "abdul azis" <abdul_azis80@com ...> wrote:
>
> Mas budi bisa bantu audisi untuk artis :
> Ketika Cucian Berserakan?
>
- 5a.
-
(Catcil) Interaksi Kopi
Posted by: "INDARWATI HARSONO" patisayang@yahoo.com patisayang
Mon Jun 15, 2009 10:22 am (PDT)
Interaksi
Kopi
Entah mengapa, beberapa hari ini aku kangen
sekali sama black coffee. Meski tak
seratus persen black sih, ditambahi
gula dikiiiit aja. Sebelum-sebelumnya lagi pengin kopi susu instant. Seorang
teman ngiming-ngimingi. Sayangnya, setiap mau pesan selalu lupa hingga akhirnya
kuputuskan beli seadanya. Terlanjur ASAP.
Sepulang nonton KCB, memasuki minimart,
mataku tertumpuk sebungkus kopi dengan kemasan berbeda. Dibanding teman-teman
sejenis di sebelahnya, menurutku penampilannya paling keren. Tidak dibungkus
dengan plastik, tapi kertas. Meski dalamnya tetap ada lapisan plastik-semacam
kertas pembungkus nasi itu-tapi dari luar kelihatan artistik. Kertasnya juga
seperti kertas daur ulang dengan nama merek dan tulisan yang tak biasa. Mencari
label halal dan membaca tanggal kadaluarsa, kupinanglah dia dengan harga yang
termasuk murah-dibanding kopi yang biasa kukonsumsi.
Malam ini, rasa penasaranku sebentar lagi
akan terpuaskan. Begitu whistling kettle memanggilku
nyaring, bergegaslah aku ke dapur lalu menuang sebagian isi kettle tersebut ke
cangkir kopi yang telah kuisi dengan si kopi baru yang penampilannya
menggodaku.
Apa yang terjadi kemudian saudara-saudara,
aku kecewa. Pasalnya, si kopi yang tampan tadi tak menguarkan aromanya.
Sungguh, satu hal yang menarik dari kopi adalah aromanya. Kadang, bahkan tanpa
harus menyeruputnya, aku sudah puas dan mabuk dengan aromanya. Kali ini
berbeda. Kupikir dia malu-malu, kalah aroma dengan pewangi ruangan yang baru
kusemprotkan, kubawa dia ke ruang komputer sekaligus mushola plus bengkel kerja
flanelku. Ternyata, di sana dia masih bergeming dalam diam.
Kupikir, okelah, mungkin dia termasuk yang
tak suka show off, malu-malu
menunjukkan wanginya. Kuseruput perlahan, kusesap dengan sepenuh cinta.
Ternyata, aku harus kembali kecewa. Nothing
special in it. Biasa aja. Enteng. Kuputuskan berdamai saja, lalu mencoba
mengawinkannya dengan gula merah besok pagi di sesi sarapan. Siapa tahu lebih
terasa sedap.
***
Kopi, aku tak ingat kapan persisnya
mengakrabinya. Yang jelas, di keluargaku, minuman ini sebagai salah satu
pemersatu kami. Biasanya, bangun subuh, sebelum atau sesudah berangkat
mengambil wudhu kami melakukan ritual menyeruput kopi. Dan kopi yang kami
seruput itu dalam satu gelas yang sejatinya dibuat ibu untuk bapak tapi
disajikan untuk kami semua. Gelasnya model belimbing yang kini semakin jarang
kujumpai. Jika tampak tanda-tanda belum berkurang, maka kami minta bapak untuk
menyeruputnya lebih dulu, atau memberi ijin kami untuk `memerawani´ si kopi.
Sampai sekarang, urusan seruput menyeruput kopi dalam satu gelas untuk bersama
itu masih kami lakukan jika sedang berkumpul.
Kopi juga menorehkan kenangan manis antara
aku dan mbah. Hubungan ibu dari ibuku ini denganku termasuk special. Apalagi kembalinya
beliau kepada-Nya meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Ini sempat kutulis
dalam Arah Telunjuk Mbah di buku
antologi milist Sekolah Kehidupan Lukisan
Kehidupan (Avatar, 2006).
Biasanya Mbah membuat sendiri kopi yang
kami konsumsi. Membeli bijinya di warung tetangga-biasanya aku yang
disuruh--beliau lalu menggorengnya di wajan dari tanah di tungku (pawon) dengan bahan bakar kayu. Saat si
biji kopi mulai menghitam, baunya sedap sekali memenuhi luas dapur kami. Kadang
mbah memberi campuran dengan kelapa yang diiris tipis-tipis. Setelah dianggap
matang sempurna, baru ditumbuklah si kopi tadi. Usai ditumbuk, tentu saja dia
disaring sehingga didapat kelembutan yang diinginkan. Rasanya, oke begete.
Dibuat dengan cinta sih.
Tapi, interaksiku dengan kopi tak selamanya
manis. Sebagaimana pernikahan dan persahabatan, ada juga pasang surutnya.
Pasang lalu surut kualami saat 5 bulan `disewakan´ ke sebuah perusahaan di Jakarta-waktu itu aku masih bekerja di Surabaya. Disebabkan tekanan pekerjaan yang lebih
tinggi plus sebab eksternal lainnya yang jelas berbeda dengan kantor semula,
aku jadi gampang mengantuk. Untungnya solusi terpampang di depan mata. Kopi
plus creamer yang termasuk mahal untuk ukuran kantong gaji standart Surabayaku
waktu itu. Maka kemaruklah aku. Dalam satu hari, bisa sampai 3 kali aku
menyeduh kopi. Lumayan membantu sih, tapi begitu pulang Surabaya, aku justru pisah persahabatan sementara
dengan si kopi. Eneg! Hingga beberapa minggu kemudian aku kembali rujuk
dengannya, dengan catatan, no more
creamer diantara kami.
Hubunganku dengan si kopi mencapai
puncaknya kembali ketika aku awal berada di Jakarta. Terasing, tak ada saudara,
kenalan, plus tak ngantor lagi kutumpahkan semua uneg-uneg dalam bentuk
tulisan. Beberapa diantaranya berbuah cerbung, artikel, atau cerpen yang sempat
di muat di Annida, Sabili, Kartini, dan Nyata. Dalam menumpahkan uneg-uneg ini
aku ditemani si kopi. Tak tanggung-tanggung, dia sudah memiliki jadwal
pertemuannya denganku. Seperti minum obat, sehari 3 kali kadang juga 4 kali.
Pagi, saat membuat susu untuk anak dan suamiku-saat itu suamiku masih mau minum
susu Appeton Weight Gain-siang atau sore, lalu malam saat semua terlelap. Hanya
aku, kopi, dan laptop yang berasyik masyuk.
Sayang, setelah mencapai puncak hubungan
seperti itu yang membangkitkan produktivitasku, si kopi membawa efek samping.
Aku beberapa kali terserang migren. Membaca info-info hasil browsing di internet, salah satu alasan
yang memungkinkan adalah kebiasaan minum kopi. Nah, lho. Maka, perlahan namun
pasti kukurangi kunjungan si kopi. Cukup satu kali sehari.
Sekarang, setidaknya dia dating dua kali
sehari. Jika kepala tak mau mentolerir lagi, ya sudahlah sekali saja. Dikala
malam melesat pergi, diwaktu dini hari mengambil posisi, dan aku membutuhkan
sekali secangkir kopi; black coffee.
Tanah
Baru, 15/06/09
21.56
Sudah baca Filosofi Kopi Dee? Bagus
sekali.
- 5b.
-
Re: (Catcil) Interaksi Kopi
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Mon Jun 15, 2009 8:38 pm (PDT)
Lagi-lagi tentang kopi. Seingatku, beberapa kali di milis ini dirimu menulis
tentang kopi ya,Mbak? Sepertinya ini tulisan yang ketiga. Benar-benar
pecinta kopi sejati euy. Tapi, rekomendasi, coba deh kopi merek baru dari
produsen yang semula hanya produksi permen kopi. Ternyata rasanya lumayan
maknyus.Ini buatku, yang pecandu teh (kalau kopi, itu karena aku 'ketularan'
dari istri yang penggemar kopi) lho. Karena dia pake gula Jawa atau gula
merah alias brown sugar. Meski awalnya aku lebih favorit sama kopi susu atau
yang mocca.
Ah, menarik bincang-bincang tentang kopi di pagi hari.
Have a coffee time:)
Tabik,
Nursalam AR
On 6/16/09, INDARWATI HARSONO <patisayang@yahoo.com > wrote:
>
>
>
> *Interaksi Kopi*
>
>
>
> Entah mengapa, beberapa hari ini aku kangen sekali sama *black coffee*.
> Meski tak seratus persen *black* sih, ditambahi gula dikiiiit aja.
> Sebelum-sebelumnya lagi pengin kopi susu instant. Seorang teman
> ngiming-ngimingi. Sayangnya, setiap mau pesan selalu lupa hingga akhirnya
> kuputuskan beli seadanya. Terlanjur ASAP.
>
>
>
> Sepulang nonton KCB, memasuki minimart, mataku tertumpuk sebungkus kopi
> dengan kemasan berbeda. Dibanding teman-teman sejenis di sebelahnya,
> menurutku penampilannya paling keren. Tidak dibungkus dengan plastik, tapi
> kertas. Meski dalamnya tetap ada lapisan plastiksemacam kertas pembungkus
> nasi itutapi dari luar kelihatan artistik. Kertasnya juga seperti kertas
> daur ulang dengan nama merek dan tulisan yang tak biasa. Mencari label halal
> dan membaca tanggal kadaluarsa, kupinanglah dia dengan harga yang termasuk
> murahdibanding kopi yang biasa kukonsumsi.
>
>
>
> Malam ini, rasa penasaranku sebentar lagi akan terpuaskan. Begitu *whistling
> kettle *memanggilku nyaring, bergegaslah aku ke dapur lalu menuang
> sebagian isi kettle tersebut ke cangkir kopi yang telah kuisi dengan si kopi
> baru yang penampilannya menggodaku.
>
>
>
> Apa yang terjadi kemudian saudara-saudara, aku kecewa. Pasalnya, si kopi
> yang tampan tadi tak menguarkan aromanya. Sungguh, satu hal yang menarik
> dari kopi adalah aromanya. Kadang, bahkan tanpa harus menyeruputnya, aku
> sudah puas dan mabuk dengan aromanya. Kali ini berbeda. Kupikir dia
> malu-malu, kalah aroma dengan pewangi ruangan yang baru kusemprotkan, kubawa
> dia ke ruang komputer sekaligus mushola plus bengkel kerja flanelku.
> Ternyata, di sana dia masih bergeming dalam diam.
>
>
>
> Kupikir, okelah, mungkin dia termasuk yang tak suka *show off*, malu-malu
> menunjukkan wanginya. Kuseruput perlahan, kusesap dengan sepenuh cinta.
> Ternyata, aku harus kembali kecewa. *Nothing special in it*. Biasa aja.
> Enteng. Kuputuskan berdamai saja, lalu mencoba mengawinkannya dengan gula
> merah besok pagi di sesi sarapan. Siapa tahu lebih terasa sedap.
>
> ***
>
> Kopi, aku tak ingat kapan persisnya mengakrabinya. Yang jelas, di
> keluargaku, minuman ini sebagai salah satu pemersatu kami. Biasanya, bangun
> subuh, sebelum atau sesudah berangkat mengambil wudhu kami melakukan ritual
> menyeruput kopi. Dan kopi yang kami seruput itu dalam satu gelas yang
> sejatinya dibuat ibu untuk bapak tapi disajikan untuk kami semua. Gelasnya
> model belimbing yang kini semakin jarang kujumpai. Jika tampak tanda-tanda
> belum berkurang, maka kami minta bapak untuk menyeruputnya lebih dulu, atau
> memberi ijin kami untuk 'memerawani' si kopi. Sampai sekarang, urusan
> seruput menyeruput kopi dalam satu gelas untuk bersama itu masih kami
> lakukan jika sedang berkumpul.
>
>
>
> Kopi juga menorehkan kenangan manis antara aku dan mbah. Hubungan ibu dari
> ibuku ini denganku termasuk special. Apalagi kembalinya beliau kepada-Nya
> meninggalkan kenangan yang tak terlupakan. Ini sempat kutulis dalam *Arah
> Telunjuk Mbah* di buku antologi milist Sekolah Kehidupan *Lukisan
> Kehidupan* (Avatar, 2006).
>
> Biasanya Mbah membuat sendiri kopi yang kami konsumsi. Membeli bijinya di
> warung tetanggabiasanya aku yang disuruh--beliau lalu menggorengnya di
> wajan dari tanah di tungku (*pawon*) dengan bahan bakar kayu. Saat si biji
> kopi mulai menghitam, baunya sedap sekali memenuhi luas dapur kami. Kadang
> mbah memberi campuran dengan kelapa yang diiris tipis-tipis. Setelah
> dianggap matang sempurna, baru ditumbuklah si kopi tadi. Usai ditumbuk,
> tentu saja dia disaring sehingga didapat kelembutan yang diinginkan.
> Rasanya, oke begete. Dibuat dengan cinta sih.
>
>
>
> Tapi, interaksiku dengan kopi tak selamanya manis. Sebagaimana pernikahan
> dan persahabatan, ada juga pasang surutnya. Pasang lalu surut kualami saat 5
> bulan 'disewakan' ke sebuah perusahaan di Jakartawaktu itu aku masih
> bekerja di Surabaya. Disebabkan tekanan pekerjaan yang lebih tinggi plus
> sebab eksternal lainnya yang jelas berbeda dengan kantor semula, aku jadi
> gampang mengantuk. Untungnya solusi terpampang di depan mata. Kopi plus
> creamer yang termasuk mahal untuk ukuran kantong gaji standart Surabayaku
> waktu itu. Maka kemaruklah aku. Dalam satu hari, bisa sampai 3 kali aku
> menyeduh kopi. Lumayan membantu sih, tapi begitu pulang Surabaya, aku
> justru pisah persahabatan sementara dengan si kopi. Eneg! Hingga beberapa
> minggu kemudian aku kembali rujuk dengannya, dengan catatan, *no more
> creamer* diantara kami.
>
>
>
> Hubunganku dengan si kopi mencapai puncaknya kembali ketika aku awal berada
> di Jakarta. Terasing, tak ada saudara, kenalan, plus tak ngantor lagi
> kutumpahkan semua uneg-uneg dalam bentuk tulisan. Beberapa diantaranya
> berbuah cerbung, artikel, atau cerpen yang sempat di muat di Annida, Sabili,
> Kartini, dan Nyata. Dalam menumpahkan uneg-uneg ini aku ditemani si kopi.
> Tak tanggung-tanggung, dia sudah memiliki jadwal pertemuannya denganku.
> Seperti minum obat, sehari 3 kali kadang juga 4 kali. Pagi, saat membuat
> susu untuk anak dan suamikusaat itu suamiku masih mau minum susu Appeton
> Weight Gainsiang atau sore, lalu malam saat semua terlelap. Hanya aku,
> kopi, dan laptop yang berasyik masyuk.
>
>
>
> Sayang, setelah mencapai puncak hubungan seperti itu yang membangkitkan
> produktivitasku, si kopi membawa efek samping. Aku beberapa kali terserang
> migren. Membaca info-info hasil *browsing* di internet, salah satu alasan
> yang memungkinkan adalah kebiasaan minum kopi. Nah, lho. Maka, perlahan
> namun pasti kukurangi kunjungan si kopi. Cukup satu kali sehari.
>
>
>
> Sekarang, setidaknya dia dating dua kali sehari. Jika kepala tak mau
> mentolerir lagi, ya sudahlah sekali saja. Dikala malam melesat pergi,
> diwaktu dini hari mengambil posisi, dan aku membutuhkan sekali secangkir
> kopi; *black coffee*.
>
>
>
> *Tanah Baru, **15/06/09** 21.56*
>
> Sudah baca* Filosofi Kopi *Dee*? *Bagus sekali.
>
>
>
--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb) -
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
Ingin belajar menulis & menerjemahkan?
ke www.pensilmania.multiply. com aja!
- 6a.
-
Re: (catcil) Pecinta Agung
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Mon Jun 15, 2009 6:04 pm (PDT)
Alhamdulillah, Yon's comeback! Masih dengan tulisan-tulisan singkatnya yang
padat makna. Kali ini dengan referensi yang lebih kaya dan lebih berasa ke
hati. Mungkin karena dari hati ya nulisnya (baca: pengalaman
pribadi),hehe...
Ya, soal cinta memang belum selesai dan barangkali tak akan pernah selesai.
Tidak heran jika group band Efek Rumah Kaca, saking bosannya, bikin lagu
berjudul "Cinta Melulu". Jika ada lanjutan dari tulisan ini,mungkin Yon's
bisa masukkan ini sebagai referensi dan kembali mengulas soal cinta.
Lagi-lagi cinta.
Thx for sharing!
Tabik,
Nursalam AR
On 6/15/09, Yons Achmad <kolumnis@gmail.com > wrote:
>
>
>
>
> *Pecinta Agung
> ~yons achmad~*
>
> * *
>
> * *
>
> *Tidak dicintai orang lain
> memang menyedihkan,
> namun lebih menyedihkan lagi
> kalau tidak bisa mencintai orang lain."
> Miguel de Unamuno (1864-1936),*
>
> *Penulis Spanyol*
>
> * *
>
> * *
>
> Cinta. Ia seperti bunga. Membutuhkan waktu, membutuhkan proses untuk
> menjadi mekar. Ia memang cuma satu kata, cinta. Namun, darinya bisa lahir
> ribuan sajak, ribuan cerpen, ribuan novel, ribuan sinetron, ribuan film.
> Dari sekian karya itu, banyak yang memuji dengan sepenuh jiwa, ada yang
> mengumpatnya dengan sumpah serapah, ada juga yang diam-diam mengiyakan namun
> nampak malu untuk mengekspresikannya.
>
>
>
> Sebab urusan cinta di Indonesia belum selesai. Begitu kata sastrawan Kurnia
> Efendi melalui catatan harian onlinenya lewat sepanjangbraga. Karena itulah,
> saya kira tak ada salahnya untuk menggali kembali, mencoba merenung kembali
> tentang makna cinta. Kali ini, saya akan mengejanya dalam dimensi sufistik.
>
>
>
> Hal demikian sengaja saya jadikan untuk pijakan. Atas alasan apa? Saya
> merasakan banyak sekali orang sekarang yang stress, bimbang, gelisah,
> berlaku amarah, pemungut kebencian yang akut. Corak manusia yang lebih dekat
> dengan iblis daripada serupa malaikat. Dan, mungkin saja saya juga termasuk
> di dalammnya. Atas alasan ini pulalah saya berusaha menggoreskan kata-kata
> ini. Agar tak melulu menjadi manusia semacam itu.
>
>
>
> Pecinta Agung. Demikian saya menyebutnya.
> Siapakah dia?
>
>
>
> Jalalludin Rumi pernah mengatakan "Di mana pun engkau berada, apa pun
> kondisimu, berusahalah menjadi pecinta,". Saya kira, apa yang dikatakan Rumi
> itu bukan tanpa dasar. Selaras dengan kitab suci.
>
> *Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
> Dia cintai dan mereka pun mencintai-Nya.* (QS. al- Ma'idah: 45)
> *Katakanlah (Hai Muhammad),
> "Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah Aku,
> niscaya Allah akan mencintai kalian."* (QS. Ali Imran: 31).
> *Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
> Dia cintai dan mereka pun cinta kepada-Nya.* (QS al-Ma'idah: 54)
> *"Dan orang-orang yang beriman itu sangat cinta kepada Allah".* (QS.
> al-Baqarah: 165)
>
>
>
> Memang, cinta versi sufistik sering diolok-olok. Cinta yang terlalu
> berorientasi kepada hari kemudian, kehidupan akhirat. Meninggalkan kehidupan
> dunia, lari dari realitas kehidupan, tak mau turut campur dalam kenyataan
> kehidupan. Padahal tidak demikian pengertiannya.
>
>
>
> Pecinta Agung. Mereka adalah orang biasa, seperti kita semua. Manusia
> yang selalu diliputi kerinduan, kasih sayang. Kepada sesama, begitu juga
> kepada Yang Maha Atas semua. Yang pasti, mereka terlibat dalam kehidupan.
> Yang membedakan, ia senantiasa menjaga kebersihan hati, seperti kata
> Ghozali "Hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan
> itu terletak pada hati yang suci dan jernih." Atau Kata Syeh Abdul Qadir
> Al-Jailany "Bersabarlah selalu, jangan menunjukkan ketidak sabaran.
> Beristiqomahlah dengan berharap kepadanya; bekerja samalah dalam ketaatan,
> jangan berpecah belah. Saling mencintailah, dan jangan saling mendendam".
> Petuah yang mungkin terlalu biasa. Namun, teramat susah melaksanakannya.
> Pecinta Agung, dialah yang mencoba bersusah payah melakukannya.
>
>
>
> Pecinta Agung. Makna kehidupan baginya adalah cinta. Cinta langit dan
> cinta bumi sekaligus. Ia membawa pesan-pesan kedamaian. Pecinta Agung,
> serupa benih-benih kecil yang terjatuh dalam tanah. Menjadi tanaman,
> melahirkan bunga-bunga, menghasilkan buah. Dan pada akhirnya mewarnai
> kehidupan. Bahkan Pecinta Agung adalah kehidupan itu sendiri.
>
> ===
>
> yons achmad : http://yons.web.id
>
>
>
> --
> ==========
> Referensi Kajian Komunikasi
> http://jurnalkomunikasi.com
> Solusi Media & Marketing Communication
> http://komunikata.net
> ===================
>
>
>
--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb) -
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
Ingin belajar menulis & menerjemahkan?
ke www.pensilmania.multiply. com aja!
- 7a.
-
Re: [Puisi] My vow to you
Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com deesiey
Mon Jun 15, 2009 7:35 pm (PDT)
pilihnya bukan 2 2 nya bagaimana dong? :D
On 6/14/09, abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com > wrote:
>
>
>
> Hanya ada dua pilihan...
> Aku atau Rindu?
> Rindu atau Rangga?
>
> Nah loh...
> (bukan muksin loh, muksin = muka sinetron)
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. <sekolah-kehidupan%com 40yahoogroups. com>,
> deesiey <deesiey@...> wrote:
> >
> > Ku tak menjanjikan selamanya,
> > hanya sepanjang hidupku.
> >
> > Ku tak menjanjikan tawa,
> > hanya kedamaian.
> >
> > Tak akan mudah, aku tahu.
> > Tapi bersamamu, aku tahu aku bisa.
> >
> > Bukan permainan, aku mengerti.
> > Tapi bersamamu, aku sadar aku kan bahagia.
> >
> > Janji tak akan berarti tanpa komitmen.
> > Rindu tak akan berarti tanpa niat.
> >
> > Dan aku mengerti,
> > bersamamulah tak ada ragu yang bersamaku.
> >
> > _myvowtoyou_
> >
> > --
> > http://sampiran.blogspot. com/
> > Hidup sekali pakai - Nugroho N
> >
>
>
>
--
http://sampiran.blogspot. com/
Hidup sekali pakai - Nugroho N
- 8a.
-
Shift Malam
Posted by: "ifan yudianto" ifanxlv@yahoo.com ifanxlv
Mon Jun 15, 2009 7:37 pm (PDT)
Diwaktu kebanyakan orang sedang menikmati indahnya bunga tidur. Aku bersama teman-temanku tengah mendulang rizki malam ini, demi menyambung hidup. Di shift malam, masuk jam 22.00 dan pulang jam 06.00.
Kulihat dgn tatapan berkaca-kaca, ibu dan adik-adikku tengah terlelap berselimut tebal, yg tentunya hangat. Mereka sudah terbiasa dgn keadaanku seperti ini. Adik kecilku yg baru kelas 6 SD kerap terbangun, dia mengantarku keluar rumah sembari menggodaku dgn lambaian tangan, tak lama ditutupnya pintu rumah dan dikunci. Akupun berangkat kerja, pabrik yg lumayan besar, dan aku merupakan salah satu buruhnya.
Sungguh tidak mengenakkan berada di shift malam, hati tersiksa, bisa kau byngkan, malam waktu istrhat malah dipakai untuk begadang dalam artian positif yaitu bekerja. Andai aku bs bergabung dlm hangatnya selimut tebal di rumah.
Aku harus semangat, toh aku tidak sendri, masih ada teman-teman walau tidak sebayak di shift pagi dan siang.
Di dinginnya angin malam, memaksaku mengenakan jaket waktu kerja, walau sebenarnya tidak boleh, bahkan dmi menjaga paru-paru masker kerap dipakai. Perjuangan hidup yg akan aku ukir dgn tinta emas, perjuanganku di pabrik.
Kenangan tak terlupakan shift malam bertabur bintang..
<unfinished!>
- 8b.
-
Re: Shift Malam
Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com anty_th
Mon Jun 15, 2009 10:13 pm (PDT)
Memang tidak mudah menjalani pekerjaan seperti itu. Seperti teman saya di Batam selalu bilang bahwa dia tidak hidup normal karena harus bekerja dengan sistem shift seperti itu.
Masuk jam 7 pagi sampe jam 7 malam. Dari jam 7 malam sampe jam 7 pagi. begitu terus.
Apalagi ibu - ibu yang harus meninggalkan bayi nya utk bekerja dengan shift malam.
Duh ... tidak mudah
Namun ketika semua di niatkan untuk ibadah justru akan terasa manis dan ringan.
Mencari nafkah buat keluarga merupakan sebuah Jihad dengan balasan Jannah kan ^_^
Betapa bahagia keluarga Mas Ifan memiliki anak dan kakak sebaik ini ^_^
Ikhlas akan membuat semuanya ringan
Klo saran saya ... cepat2 jadi enterpreneur aja mas, seperti Rasulullah
Jadi malam nya bisa maksimal ibadahnya ^_^
Jadi enterpreneur ngga sulit asal tau ilmunya (walau saya blm jd enterpreneur, hehehe)
Cari deh buku2 yg mengulas itu
Kemaren temen saya beli buku "The Power of Kepepet" , tulisan Mas Jaya Setia Budi
Bagus tuh
selamat menjalani kehidupan yg lebih baik dengan penuh ke ikhlasan ya mas ...
sukses selalu
salam
anty
- 8c.
-
Re: Shift Malam
Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg
Mon Jun 15, 2009 11:40 pm (PDT)
Kebetulan, saya juga sedang mencai nafkah di Batam.
Kerja shitt, routing working time dst...biasanya diterapaka hampir semua
industri disini.
Apalagi jik industri eletronika yang running 24 hours.
Tapi, whatever-lah...apapun dan bagaimanapun, bener kata anty, semua harus
diniatkan untuk ibadah.
Syukur kalo yang jadi pegawai...sudah mulai meritinis usaha menjadi
pengusaha.
Dari kuadran satu ke kuadaran dua..meskipun belum totally full.
Lantas, pelan2...siapa tahu kelak bisa benar2 mantap menjadi pengusaha,
syukur bisa sukses...dan memperkerjakan orang lain.
Manfaat bagi kita, manfaat buat orang lain.
Salam wirausaha selalu deh !
NURHADI
====================
Send to my reliable email: hadynur@gmail.com
===================== ========= ========= ===
"hariyanty thahir" <anty_th@yahoo.com >
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
06/16/2009 01:12 PM
Please respond to
sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
To
sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
cc
Subject
[sekolah-kehidupan] Re: Shift Malam
Memang tidak mudah menjalani pekerjaan seperti itu. Seperti teman saya di
Batam selalu bilang bahwa dia tidak hidup normal karena harus bekerja
dengan sistem shift seperti itu.
Masuk jam 7 pagi sampe jam 7 malam. Dari jam 7 malam sampe jam 7 pagi.
begitu terus.
Apalagi ibu - ibu yang harus meninggalkan bayi nya utk bekerja dengan
shift malam.
Duh ... tidak mudah
Namun ketika semua di niatkan untuk ibadah justru akan terasa manis dan
ringan.
Mencari nafkah buat keluarga merupakan sebuah Jihad dengan balasan Jannah
kan ^_^
Betapa bahagia keluarga Mas Ifan memiliki anak dan kakak sebaik ini ^_^
Ikhlas akan membuat semuanya ringan
Klo saran saya ... cepat2 jadi enterpreneur aja mas, seperti Rasulullah
Jadi malam nya bisa maksimal ibadahnya ^_^
Jadi enterpreneur ngga sulit asal tau ilmunya (walau saya blm jd
enterpreneur, hehehe)
Cari deh buku2 yg mengulas itu
Kemaren temen saya beli buku "The Power of Kepepet" , tulisan Mas Jaya
Setia Budi
Bagus tuh
selamat menjalani kehidupan yg lebih baik dengan penuh ke ikhlasan ya mas
...
sukses selalu
salam
anty
- 9.
-
(bahasa/cerbung) RINDU DALAM SEPUCUK SURAT
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Mon Jun 15, 2009 8:45 pm (PDT)
Rindu Dalam Sepucuk Surat
Fiyan "Anju" Arjun
Dengan menaruh dendam rindu di gumpalan benaknya kulihat lelaki itu
begitu gundahnya kepada sesormg. Seseorang yang begitu amat dan sangat
ia cintai dari hidupnya.
Entah, kenapa ia bisa begitu gundah aku juga tak tahu. Tapi ketika aku
lihat dari raut wajahnya menampakan bahwa ia sangat merasa bersalah
kepada orang itu. Tak lain kekasihnya yang ditinggal pergi. Lelaki itu
meninggalkan tanpa sedikit pun memikirkan hatinya. Ia berlaku egois!
"Ya, begitulah sifat lelaki tidak peduli perasaan wanita. Terlalu mau menang sendiri!"
"Lho...lho, kok, aku sih yang dibawa-bawa. Aku ini lelaki setia tidak seperti lelaki itu," sergahku. Membela diri.
"Iya, setia setiap tikungan!"
"Hussst...kalau bicara jangan asal goblek saja, kau. Sudah lihat lagi ke
arah lelaki itu. Ssstttt...coba lihat sedang apalagi lelaki itu."
Kuarahkan lagi ekor mataku ke arah lelaki itu. Ternyata ia sedang
menatap tajam ke sebuah pigura kecil berukiran mengombak. Pigura yang
di dalamnya terdapat poto seorang wanita yang amat ia cintai menghadap
senja tenggelam itu. Ia amat menaruh rindu kepada wanita dalam pigura
itu.
"Sudah, ah, aku sudah tak tertarik lagi melihat lelaki itu. Ayolah,
katanya kamu ingin mengajak aku window shoping. Aku tak mau lho kalau
sampai kehabisan sale di Melawai. Cepatan, ah, aku tak mau sampai
kehabisan. Sudahlah aku tak mau kau sampai seperti lelaki itu."
"Baik. Baik, akan aku turuti permintaan kau tapi dengan syarat besok
kau temani aku di tempat ini kembali, bagaimana?" tawarku kepadanya.
"Iya, iya kau kalau lagi ada maunya bisa-bisanya memaksa. Sudahlah ayo kita pergi dari disini!"
***
Keesokannya, seperti biasa aku sudah berada di tempat aku melihat
lelaki itu. Tetapi sayangnya aku tidak melihat sosok lelaki itu di
tempat seperti biasanya ia duduk. Tempat dimana orang yang sangat ia
cintai berdiri tegak menghadap senja tenggelam di cakrwala.
Sepi. Begitu keadaan suasana tempat itu. Tak ada seorang pun yang
berlalu lalang disana. Begitu juga dengan pigura di samping kotak ajaib
berkapasitas tekhnologi modern. Pigura itu tampak berdebu seperti tak
terawat. Padahal baru sehari lelaki itu meninggalkan tempat itu.
Kemana ya lelaki itu? Atau, jangan-jangan ia jatuh sakit. Sakit
malarindu kepada kekasihnya itu. Wanita yang ada di pigura berdebu itu.
Kasihan lelaki itu jika sampai terjadi. Betapa merananya dirinya karena
merasa bersalah kepada orang yang amat dicintainya hingga ia jatuh
sakit. Terkapar tak berdaya. Kasihan....
***
Kucari kau kucari. Kucari kau dikelengan malam...1)
Di setiap sudut tempat aku terus mencari lelaki itu. Dari tempat yang
satu ke tempat yang lain aku terus mencarinya. Lama. Tapi tetap tak
menemukan sosoknya itu.
"Sudahlah, kalau memang tak bertemu dengan lelaki itu kita pergi saja
dari sini. Mungkin besok kita kembali saja ke tempat ini." Akhirnya
kupertimbangkan usulnya itu agar aku bisa mencari lelaki itu
keesokannya. Dan apa yang dikatakannya aku pun menurutinya. Namun saat
aku akan meninggalkan tempati itu tiba-tiba aku melihat sepucuk surat
jatuh dari atas tempat pigura itu.
"Tunggu! Tunggu! Aku melihat sepucuk surat tertiup angin. Jatuh di
lantai tempat itu. Siapa tahu kita bisa mengetahui dari surat itu.
Dimana sekarang lelaki itu berada."
"Benar. Benar. Ini tulisan lelaki itu. Coba kau baca apa yang ia tulis.
Aku ingin tahu apa yang ditulisnya." Kali ini dirinya agak sedikit
melemah. Biasanya aku sering silih paham dengannya. Tepi entah angin
mana yang masuk ke tubuhnya tiba-tiba dirinya bisa melunak seperti itu.
Aku juga heran! Tapi tak mengapalah toh aku dan dirinya sekarang bisa
bersama-sama menolong lelaki yang sedang menaruh rindu kepada
kekasihnya.
Bersama surat ini kukirimkan sepotong senja-dengan angin, debur ombak,
matahari terbenam, dan cahaya keemasan. Apakah kamu menerimanya dalam
keadaan lengkap? Seperti setiap senja di setiap pantai, tentu ada juga
burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali
juga perahu lewat dikejauhan. Maaf, aku tidak sempat menelitinya
satu-persatu2)
Tentunya, ini bukanlah sepotong senja yang dimasukan ke dalam amplop
untuk seorang kekasih bernama Alina . Memang ada angin, debur ombak di
senja yang kulihat kini. Tapi seperti sudah kubilang tadi, tak ada lagi
mentari, karena ia telah tergelincir jatuh dalam dekapan malam. Langit
pun tak sepenuhnya berwarna keemasan seperti senja milik Sukab tapi
nila. Tak ada burung atau perahu seperti senja yang dikirimkan Sukab
pada Alina.3)
"Romantis sekali surat yang ditulis lelaki itu. Sampai-sampai kau kalau romantis dengannya," sindirnya.
Aku tak mau kalah dengannya!"Kalau aku tidak romantis mana mungkin
aku bisa mendapatkan kau..."Kataku membela diri. Kini dirinya tak bisa
berkata-kata lagi."Sudahlah, sekarang bagaimana kita menyampaikan surat
ini kepada nama wanita yang disebutkan lelaki itu dalam surat ini,"
lanjutku menanyakan kepadanya.
Tunggu sambungannya ya dari dua cerita bersambung ini atau bisa
lebih....hehe. Serta jangan lewatkan akhir ceritanya ya. Apakah lelaki
itu akan menemui kekasihnya? Atau, malah sebaliknya ia akan menderita
terus. Lalu sampaikah surat itu kepada kekasihnya? Tunggu cerita
selanjutnya ya...Terima kasih...
Ulujami,15 Juni 2009
Penulis buku: Bela Diri for Muslimah. Siapa Bilang Perempuan Makhluk
Lemah. Dan anggota dan pengurus FLP Jakarta. Email/Fb:
bujangkumbang@yahoo.co. . Blogg: http://sebuahrisalaid h.multiply. com
Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com
- 10.
-
[esai] Perpustakaan di Belakang Gedung Merdeka
Posted by: "wildanugraha" wildanugraha@yahoo.com wildanugraha
Mon Jun 15, 2009 11:40 pm (PDT)
Perpustakaan di Belakang Gedung Merdeka
>>>Wildan Nugraha
Barangkali di antara pembaca yang tinggal di Bandung masih ingat dengan sebuah perpustakaan di belakang Gedung Merdeka. Saya dulu waktu SMA cukup setia mengunjunginya. Tidak peduli berjalan kaki kalau uang bekal sudah habis. Dari Gardujati, sekitar dua puluh menit, saya berjalan ke arah timur melewati Alun-alun Bandung, lalu menyeberangi Sungai Cikapundung.
Perpustakaan itu merupakan Perpustakaan Daerah Jawa Barat. Satu perpustakaan umum yang dioperasikan dan didanai oleh pemerintah. Semula, Perpustakaan Daerah Jabar dibuka di Jln. Diponegoro, berdekatan dengan Kantor Gubernur. Sejak 1980, perpustakaan dipindahkan ke Jln. Cikapundung Timur 1, tepat di belakang Gedung Merdeka. Pada 1990, Pemprov Jabar membuka Badan Perpustakaan Daerah (Bapusda) Jabar di Jln. Soekarno-Hatta 629, agak ke pinggir kota sebelah timur.
Saya ingat, di perpustakaan Jln. Cikapundung Timur itu, saya membaca cerpen "Sepotong Senja untuk Pacarku" Seno Gumira Ajidarma. Dalam keheningan perpustakaan itu, saya menemukan keriuhan. Diceritakan, menyusul tokoh aku membolongi langit senja dengan pisau lipatnya, maka terdengar sirine polisi meraung-raung. Saat itulah seakan ruangan perpustakaan mendadak ramai. Kejar-kejaran mobil ala film Hollywood pun dimulai. Semua memburu tokoh aku yang mengantongi langit senja seukuran kartu pos, untuk dikirimkan kepada kekasihnya Alina. Ternyata, di dalam keheningan saya bisa menemukan juga banyak kegaduhan.
Ya, di perpustakaan itu saya asyik membaca buku, membangun imajinasi lewat bacaan. Mungkin saya mulai termakan ungkapan buku adalah jendela dunia. Lewat buku saya bisa melongok banyak tempat yang tidak secara langsung kukunjungi. Belakangan saya mengumpulkan buku-buku memoar perjalanan. Salah satunya dua jilid buku Sigit Susanto, Menyusuri Lorong-Lorong Dunia: Kumpulan Catatan Perjalanan (Insist, 2005 & 2008). Esai pengantar Puthut E.A. pada jilid I mengutip percakapan Ghoose dan Ashoke dalam novel The Namesake karya Jhumpa Lahiri. Kata Ghoose, "Selagi muda melangkahlah ke mana pun sesuka hati. Sebelum terlambat. Jangan terlalu banyak berpikir terlebih dahulu, segeralah kemas bantal dan selimut, lalu lihatlah dunia seluas mungkin yang dapat kau capai. Engkau takkan menyesal. Suatu hari itu akan terlambat." Lantas Ashoke menjawab, "Kakekku selalu mengatakan bahwa hal itulah fungsi sebuah buku. Untuk berpergian tanpa beranjak sedikit pun."
Akan tetapi, berbicara soal "berpergian", di perpustakaan itu saya ingat pernah tercengang-cengang membaca cerpen Putu Wijaya. Judulnya "Tempe" dalam buku Yel (Putaka Firdaus, 1995) yang tebal itu. Ceritanya, seorang penjual tempe ingin berhenti berjualan tempe dan ingin berjalan-jalan keliling Indonesia, tapi pelanggannya protes semua. Sampai-sampai didatangkan dua profesor dari luar negeri. Mereka memuji tempe sebagai makanan sehat dan murah. Lalu tukang tempe itu diangkat sebagai pahlawan. Dielu-elukan demikian tukang tempe menjadi sewot. Dia kemudian kabur ke tempat baru tanpa jejak. Di sana dia kembali berjualan tempe.
Saya ragu apakah harus ngakak atau bengong saja membaca ending cerita itu. Tapi, rasanya sayang bila membaca cerpen itu hanya buat tertawa atau tercenung. Dia bukan semata soal seorang tukang tempe atau soal tempenya. Bukan sekadar tentang seseorang yang mungkin merasa terjajah dan ingin merdeka lalu berlibur. Bila ternyata soal mental tempe yang dibicarakan Putu Wijaya, saya kebingungan siapakah sebenarnya yang bermental tempe. Bila bukan sedang di ruang publik, mungkin saya akan menaruh kaki di atas meja, merayakan rasa girang yang aneh dengan cara yang aneh pula. Berteriak takzim di sebuah perpustakaan, "Saya akan berhenti membaca buku!"
Tidak semua buku saya baca. Saya bukan pembaca yang rajin sebenarnya. Saya pun jarang membaca tamat sebuah buku dengan cepat. Di perpustakaan itu, saya melihat Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Minatku surut saat membaca tulisan di cover bukunya, Novel Sejarah. Dulu kupikir, apa hubungannya cerita fiksi yang rekaan dengan kisah sejarah yang faktual.
Saya jadi ingat sebuah paragraf pada pengantar buku-buku sastra terbitan Yayasan Obor Indonesia awal tahun 1990-an. "Sastra yang baik," kata paragraf itu, "selalu merupakan cermin sebuah masyarakat. Sastra memang bukan tulisan sejarah dan juga tidak dapat dijadikan sumber penulisan sejarah. Akan tetapi, sastrawan yang baik akan selalu berhasil melukiskan dan mencerminkan zaman dan masyarakatnya."
Saat kemudian saya membaca Pramoedya, hubungan antarbanyak hal yang mungkin ditawarkan para pengarang macam dia berangsur terang di benakku. Salah satu novel dapat membantu orang memahami lebih utuh realitas sejarah dan itu bukan hanya atau untuk saat tertentu saja.
Bila suntuk dengan buku-buku sastra, saya suka meraih buku-buku komik. Seperti mungkin banyak remaja seumuranku, dulu saya gandrung dengan Asterix, Tintin, Lucky Luck, atau komik-komik Jepang: Dragon Ball, Kungfu Boy, termasuk Doraemon karya Fujiko F. Fujio. Saya menertawakan Nobita Nobi dalam hati. Ini anak cengeng mimpinya suka aneh-aneh. Lalu Suneo Honekawa, si anak orang kaya, perangainya sombong. Takeshi Goda atau Giant galak dan brutal. Dia punya hobi terpendam, menyanyi. Dia akan memaksa kawan-kawannya mendengarkan dan telinga mereka menjadi sakit. Lalu, Shizuka Minamoto. Kalau sudah besar, pasti menikah dengan Nobita. Tapi toh mereka tidak pernah beranjak besar. Tetap anak-anak SD di Jepang yang suka dipinjami baling-baling bambu, senter pengecil, pintu ke mana saja, dan alat-alat ajaib lainnya oleh Doraemon, si robot kucing gendut yang punya kantung ajaib. Fujiko F. Fujio piawai sekali menggabungkan dunia imajinasi anak dengan dunia nyata.
Bosan membumbungkan benak dengan fiksi, kadang saya melangkah ke depan rak buku-buku keagamaan. Dari koleksi buku-buku agama, saya suka membaca seri kisah hikmah yang diterbitkan Mizan atau Rosda. Satu yang membekas dalam ingatan saya adalah tentang seseorang di Mekah yang sering meludahi Nabi Muhammad bila Nabi berangkat ke masjid. Tatkala si peludah itu sakit, Nabi Muhammadlah yang pertama menjenguknya. Orang itu terkaget-kaget dan berkata bahwa bahkan sebelum orang yang menyuruhnya meludahi Nabi Muhammad menjenguk, justru Nabilah yang datang.
**
PERPUSTAKAAN tutup pukul empat sore. Mendengar bunyi bel tanda waktu berkunjung sudah habis, kadang saya jengkel juga. Entahlah, membaca di tempat itu memang berbeda. Ada sesuatu yang tidak tergantikan. Aroma khas yang meruap dari buku-buku itu. Derit kursi yang digeser. Ruangan Referensi yang lebih hening dari ruangan lain. Ibu-ibu petugas perpustakaan yang kadang suka mengobrol dengan berbisik-bisik, lalu tertawa tiba-tiba. Beberapa kenalan baru yang ajaibnya hanya bertemu di tempat itu. Juga, kebiasaanku melihat-lihat taman di belakang Gedung Merdeka dari jendela lantai dua. Dari ruangan yang penuh buku, taman yang hanya kelihatan sepotong itu rasanya begitu indah. Kadang suka ada siswa-siswi SMA yang melintas. Entah datang dari mana dan sedang apa mereka. Mungkin latihan menyanyi atau menari sebab sayup-sayup terdengar bunyi-bunyian merdu.
Pada awal 2005 saya seperti kehilangan barang berharga tatkala perpustakaan itu ditutup. Saat menyusun tulisan ini, saya terkenang juga kepada cerpen Putu Wijaya yang kusebut di atas. Seolah memang ada hubungannyameski begitu samar dan tak tegasantara perasaan kehilanganku atas perpustakaan itu dengan cerpen tersebut. Seolah saya hendak menganggap perpustakaan itu tidak lain sebagai sang penjual tempe, dan posisiku ada pada para pelanggannya. Lagi-lagi, saya berpikir siapakah sebenarnya yang bermental tempe.
Waktu itu pada April 2005, berlangsung peringatan lima puluh tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung. Mungkin saking besar dan pentingnya acara itu, perpustakaan di belakang Gedung Merdeka pun dialihfungsikan. Di depannya dipasang papan baru bertuliskan: "Sekretariat Panitia Persiapan Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika." Lepas April 2005, perpustakaan itu tidak pernah buka lagi, dan hingga kini tulisan di depannya menjadi: "Sekretariat Pengelola Gedung Merdeka."
Kabarnya, seluruh inventaris dan koleksi buku diangkut ke Bapusda Jln. Soekarno-Hatta 629. Gedungnya memang lebih besar, seperti kubilang di awal, tapi suasananya gersang. Sedikit pohon rindang tumbuh di sana, lain dengan perpustakaan di belakang Gedung Merdeka. Selain terletak di kawasan yang banyak pohon besarnya, mukanya menghadap langsung ke Sungai Cikapundung. Kalau dulu sebelum pulang saya duduk makan bakso di halaman dan kebetulan jalan di depannya sedang lengang, terdengarlah suara sungai. Sekarang, kalau melewati gedung itu, saya suka berlama-lama.***
Wildan Nugraha
Bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Bandung
Alumnus SMA 4 Bandung, angkatan 2000
Esai ini dimuat Pikiran Rakyat, 8 Juni 2009
http://www.pikiran-rakyat.com/ prprint.php? mib=beritadetail &id=79790
- 11a.
-
[Catcil] Virus Matre
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Tue Jun 16, 2009 1:05 am (PDT)
*Virus Matre*
*Oleh Nursalam AR*
Siang itu, dua tahun lalu, aku menunggunya di teras sebuah mesjid di
bilangan Jakarta Selatan. Tak jauh letaknya dari rumah orang tuaku di
kawasan Kalibata. Juga tak jauh dari tempat pertemuan perdana kami di sebuah
*mall*, yang juga di kawasan Kalibata. Tak jauh letaknya namun jauh
perbedaannya. Mengapa?
Pada pertemuan perdana, di sebuah *mall* yang sejuk dan nyaman, kami bertemu
di sebuah restoran waralaba internasional. Dengan gaya eksekutif muda,
dipertegas dengan sedan anyar yang dikemudikannya, sang kawan
mempersilakanku memesan menu. Nampaknya ia cukup familiar dengan restoran
tersebut. Aku sendiri memesan menu yang jarang aku pesan yang ternyata
berukuran besar dan tak habis dalam satu sesi perbincangan dan kami
berbincang soal naskah dan sastra. Ia memang seorang manajer penerbitan di
sebuah penerbitan besar. Dan kami berkenalan lewat sebuah situs di mana ia
mengontakku untuk sebuah *appointment* setelah membaca salah satu tulisanku.
Ujung dari pertemuan yang menyenangkan itu --- sebab siapa yang tak senang
ditraktir? adalah janjinya untuk mempelajari naskahku untuk diterbitkan di
tempatnya bekerja. Aku pun mulai merenda harapan. Aku yakin, dengan kesan
profesionalisme yang ditunjukkannya, naskahku bakal diterbitkan segera.
Dua bulan kemudian, ia kembali mengontakku. Kali ini dengan sebuah kabar
mengejutkan: ia berhenti dari perusahaan penerbitan tersebut. Kabar baik: ia
sedang merintis penerbitan baru dan naskahku akan diterbitkan lewat
penerbitannya tersebut. Meski sensasi harapannya jadi terasa berbeda, aku
tetap mmengiyakan. OK. Dan kami sepakat bertemu beberapa hari kemudian. Ya,
di sebuah mesjid. Kendati agak terasa aneh karena jauh berbeda dari tempat
pertemuan awal, aku lagi-lagi mengiyakan. *Tak apa, barangkali sekadar
mampir di mesjid*, pikirku.
Tepatlah siang terik itu aku menunggunya. Telat sejam dari janjinya, sang
kawan datang. Tidak dengan kemeja dan celana panjang bahan *a la* orang
kantoran, tapi dengan kaus oblong dan *blue jeans*. Tidak bermobil, tapi
dengan menumpang angkutan umum. Dengan tas ransel besar di punggung, kesan
lelah terpancar betul yang diperkuat dengan keringat membasahi wajah dan
bajunya. *Inikah sang mantan manajer kini?* Menyelinap lintasan tersebut di
benakku yang berupaya beradaptasi dengan segala kondisi kontras yang ada.
"Maaf, Mas, maklumlah saya baru merintis usaha. Jadi betul-betul dari nol,"
seakan memahami bahasa kalbuku, ia berujar,"Yang kemarin itu mobil kantor.
Insya Allah sebentar lagi ada motor. Jadi saya tidak perlu terjebak macet
seperti sekarang."
Aku tersipu malu seperti kucing ketahuan hendak mencuri ikan di dapur.
Dengan berusaha memperbaiki *mindset* tentang citra awal sang kawan, aku
terlibat perbincangan serius tapi santai dengannya soal rencana kami.
Serius, karena berkisar soal penerbitan naskah. Santai, karena sambil *
selonjor* di teras mesjid yang dihibur dengan sepoi-sepoi angin jam dua
siang. Tapi tetap saja kesan pertemuan perdana dan pertemuan kedua sungguh
jauh berbeda. Ibarat wisata kuliner, rasanya tak lagi *semaknyus* dulu.
Singkat cerita, pertemuan berakhir dengan suatu kesepakatan. Tapi karena
banyak hal rencana penerbitan itu gagal. Aku pun, sayangnya, kehilangan
nomor kontak atau email sang kawan 'mantan manajer' itu sejak ponselku rusak
berat. *No regret* meminjam judul biografi Wimar Witoelar yang ditulis
Fira Basuki bagiku namun aku mendapat pengalaman batin baru yang
mencerahkan sekaligus mengkhawatirkanku. Hikmah ini pun baru aku sadari
setelah nyaris setahun usia pertemuan kami.
Sebagai manusia beradab, aku percaya kata pepatah '*don't judge the book by
its cover'*. Jangan menilai orang dari sekadar penampilan. Namun, dalam
praktiknya, berpakaian rapi itu penting untuk menarik kesan dan perhatian.
Meski aku yakin sang kawan sudah menganggap akrab diriku sehingga ia pun
berpakaian *casual *saat itu. Itu hal yang mencerahkan. Yang
mengkhawatirkanku adalah --- ini lagi-lagi sebuah lintasan di benak betapa
aku mendapati diriku terjebak pada *mindset* yang terbentuk pada pertemuan
perdana. Dan betapa susah mengubahnya ketika ada citra lain yang ditampilkan
pada pertemuan kedua. Aku lantas bertanya-tanya, ini yang mengkhawatirkan,
apakah virus *matre* sudah menjangkitiku? *Self-defense mechanism* dalam
diriku bekerja otomatis: *Tidak! Itu hal wajar, Salam*. Tapi suara batin
yang lain berujar lugas,"*Ya, kamu sudah kena jangkit virus matre. Lihatlah,
betapa kamu menganggap beda kawanmu hanya dari penampilan yang berbeda."*
Aku tercenung. *Benar juga ya*, batinku. Jika aku tidak kena virus *matre*,
baik sadar atau tidak, aku tentu tetap punya gambaran positif yang sama akan
kawanku itu. *Inna lillahi wa inna ilahi roji'un. *
Teringatlah aku akan sebuah kisah Nasrudin Hoja, seorang sufi kocak dari
Turki, di salah satu buku yang pernah aku baca.
Alkisah, di sebuah pesta pernikahan, Nasrudin Hoja datang dengan baju lusuh.
Dengan tenang, setelah menyalami pengantin dan keluarga, ia menuju hidangan
yang disediakan. Naas, tuan rumah mengusirnya karena menganggap sang sufi
tidak berpakaian dengan layak. Nasrudin pulang dengan dongkol. Kemudian ia
kembali lagi dengan baju paling bagus yang ia miliki. Tanggapan *sohibul
hajat *pun sangat berbeda.
"Silakan, ambil makanan sesukamu!" ia menyilakan dengan penuh senyum.
"Baiklah," jawab sang sufi. Nasrudin pun mendekati hidangan dan memasukkan
sebanyak-banyaknya makanan ke dalam bajunya sambil berujar,"Hai baju, inilah
jatahmu. Nikmati sepuas-puasnya!"
Sahabat, begitu banyak virus di dunia yang menyerang, mulai dari H5N1 (virus
flu burung) hingga H1N1 (virus flu babi) yang amat kita takuti
keberadaannya. Tapi lebih banyak lagi virus hati, mulai dari 'virus merah
jambu', 'virus *riya*' hingga 'virus *matre*' yang mungkin menyusup halus
tanpa kita sadari. Dan, ironisnya, mungkin kita santai-santai saja
menyikapinya.
Sampai di sini, aku mulai memahami dengan pemahaman yang lebih kaya --
mengapa Rasulullah SAW men-*dawam*-kan (membiasakan) beristighfar 70 kali
sehari. Ya, istighfar akan membersihkan hati dari serbuan 'virus' hati
bermuatan gen-gen dosa.
*Jakarta**, 16 Juni 2009*
--
-"A long journey begins with one small step" (Chinese proverb) -
Nursalam AR
Translator & Writer
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
YM ID: nursalam_ar
Facebook: nursalam ar
Ingin belajar menulis & menerjemahkan?
ke www.pensilmania.multiply. com aja!
- 11b.
-
Re: [Catcil] Virus Matre
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Tue Jun 16, 2009 2:06 am (PDT)
cerita sufinya kocak banget, sukses bikin ketawa disela-sela penatnya kerjaan. Soal virus matre, mata emang sering ingin ikutan nimbrung untuk memberi penilaian. Jadi kalo mata lebih kuat memberi penilaiannya, slogan don't jugde book it's cover gak bakal ngaruh.
TFS Mas Salam ^^
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani. com
YM : SINTHIONK
--- On Tue, 6/16/09, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com > wrote:
From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Virus Matre
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. , flpdki@yahoogroups.com com , fkmui96@yahoogroups.com , "penuliz Lepaz" <penulislepas@yahoogroups. >, "Forum Lingkar" <Forum_LingkarPena@com yahoogroups. >com
Date: Tuesday, June 16, 2009, 8:05 AM
Virus Matre
Oleh Nursalam AR
- 12a.
-
(catcil) Berteduh
Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Tue Jun 16, 2009 1:56 am (PDT)
(catcil) Berteduh
By: agussyafii
Setiap kali hujan turun, semua orang juga termasuk anak-anak disibukkan untuk berteduh. Bahkan seorang ibu sempat mengatakan, `heran deh sama anak-anak sekarang, sama ibunya berani giliran sama air hujan pada takut.' Sebenarnya takut sama air hujan bukan hanya terjadi sama anak-anak sekarang namun juga sudah terjadi sejak dulu.
Air hujan selalu saja ditakuti bukan hanya sama anak-anak namun juga orang dewasa sebab air hujan bisa menyebabkan orang menjadi sakit batuk dan pilek. Air hujan juga diidentikkan dengan duka cita. Seringkali kita juga teramat takut mencari tempat berteduh bila bertemu dengan duka cita. duka cita seringkali dianggap sebagai hukuman, azab, dosa dan juga kesalahan. Begitu tubuh mulai terasa sakit, salah satu keluarga yang kita cintai meninggal dunia, perceraian terjadi, organisasi dibubarkan, perusahaan bangkrut, masa depan seolah menakutkan, duka cita terlihat menyeramkan.
Kadangkala bila kita jernih melihat duka cita bukanlah sesuatu yang menyeramkan, juga bukan kesalahan ataupun azab yang datangnya dari Alloh SWT melainkan cahaya yang mengantarkan kita kepada keindahaan. Jika hidup kita hanya dipenuhi dengan suka cita dan kebahagiaan seringkali kita menjadi lupa diri. Namun berpisah dengan kesenangan memeluk penderitaan pertanda cahaya menuntun perjalanan hidup kita menuju tempat yang indah.
Kanjeng Nabi menganjurkan kepada kita agar kita tidak menghindari penderitaan, malah mengajarkan kepada kita agar menyelami semua yang berbentuk duka cita sebab ada keindahan dibalik duka cita. Keindahan yang muncul melekat pada diri kita dengan sifat cinta kasih pada sesama. Makian sudah bukan lagi sebagai sesuatu yang menyakitkan tetapi mempersubur cinta kasih kepada yang memakinya.
Siapapun orang yang pernah menyelami samudra duka cita atau samudra penderitaan hal itu pertanda bahwa dirinya sudah dibebankan tugas suci pada dirinya. Tugas suci itu adalah menyebarkan salam dan cinta kasih untuk sesama. Sebagaimana sabda Nabi Muhamad SAW, `'Afsyus salaama bainakum tahaabbuu' `Tebarkanlah salam diantara kalian niscaya kalian saling menyayangi. (HR. Hakim).
Sungguh indah hidup ini jika didalam hati kita penuh cinta kasih. Menerima suka cita dengan gembira, menerima duka cita juga dengan gembira. Semoga semua makhluk dimuka bumi berbahagia selalu!
Wassalam,
agussyafii
---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)'. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui http://agussyafii.blogspot. http://id-id.com, facebook. atau sms 087 8777 12431com/people/ Agus-Syafii- Muhamad/86163570 3
- 12b.
-
Re: (catcil) Berteduh
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Tue Jun 16, 2009 2:33 am (PDT)
`heran deh sama anak-anak sekarang, sama ibunya berani giliran sama air hujan pada takut.'
hehehe...ketawa baca statement itu. Makasih pak untuk renungannya...Tidak menyukai kedukaan ato kesedihan sama dengan mengacuhkan pelajaran kehidupan yang ada didalamnya. Sejauh ini, saya lebih banyak mendapat pelajaran dari hal-hal "negatif" itu.
Oiya, sebenernya menyenangkan berjalan di saat gerimis atau hujan *yang pengalaman :D
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani. com
YM : SINTHIONK
--- On Tue, 6/16/09, agussyafii <agussyafii@yahoo.com > wrote:
From: agussyafii <agussyafii@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) Berteduh
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Tuesday, June 16, 2009, 8:18 AM
(catcil) Berteduh
By: agussyafii
- 13.
-
(catcil) Hati Seorang Ayah
Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com agussyafii
Tue Jun 16, 2009 1:56 am (PDT)
(catcil) Hati Seorang Ayah
By: agussyafii
Seorang ayah memiliki hati yang penuh kasih untuk anak-anaknya. Hati seorang ayah akan tahan menderita bila sakit untuk dirinya sendiri, namun tidak akan tahan disaat melihat buah hatinya yang menderita. Bahkan jika sakit itu bisa digantikannya, ayah bersedia menggantikan sakit anaknya. Itulah hati seorang ayah.
Saya mengenal seorang teman yang juga seorang ayah. Saya biasa memanggilnya Mas Jay. Kami biasa berdiskusi lewat milis dan malam itu Mas Jay berkunjung ke Rumah Amalia. Mas Jay bertutur mulanya dirinya orang yang `mbeling' tidak memiliki keyakinan yang mantap dan tetap. Ketertarikan belajar sholat secara serius ketika ajakan yang begitu menyentuh dari anaknya yang masih TK. Anak yang masih relatif kecil setiap hari selalu mengajaknya untuk mengerjakan sholat. Awalnya dirinya menanggapi hal itu sebagai biasa saja.
Ajakannya itu terasa betul-betul menampar hatinya. Begitu sangat berharga dan membuatnya menangis meraung-raung justru ketika anaknya sedang sakit masih sempat mengajaknya sholat Isya'. Katanya, ditengah malam anak saya suhu badannya panas tinggi dan perutnya mengeras. Anaknya menangis tak henti-hentinya merengek mengajak saya sholat. Tanpa berpikir panjang saya memenuhi permintaannya untuk mengambil air wudhu. Setelah mengerjakan sholat, kami bergegas menuju Rumah Sakit.
Setelah diperiksa ternyata putranya harus dioperasi. Karuan saja dirinya menjadi panik. Bagaimana mungkin anaknya yang masih kecil itu dengan kekuatan fisiknya yang masih lemah untuk menghadapi operasi. `Saya hanya bisa berserah diri kepada Alloh SWT, saya berjanji jika anak saya sembuh. Saya akan rajin melaksanakan sholat seperti yang dimintanya.' Tuturnya.
Katanya Mas Jay sebelum anak saya masuk ruang operasi masih sempat bertanya pada dirinya, `ayah sudah sholat belum.' Kata-kata itu begitu mengiris-iris hati saya. Dulu bila mendengar ajakan teman-temannya untuk sholat selalu menolaknya karena keengganan untuk melaksanakan sholat. Sekarang kata-kata itu justru muncul dari anak yang disayanginya, bagaimana mungkin dirinya bisa menolaknya, lanjutnya. Mas Jay tak bisa menyembunyikan airmatanya yang terus bercucuran.
`Saya menunggu putranya didepan kamar operasi' tuturnya. Ketika lampu operasi menyala. Dirinya bersama istri tercinta tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, hilir mudik didepan kamar operasi. Waktu seolah berjalan lama sekali. `Segala macam doa yang saya tahu saya panjatkan kehadirat Alloh SWT.' Setelah begitu lama, kamar operasi itu terbuka. Seorang dokter muncul dari pintu. Mencopot sarung tangannya. `Operasinya berjalan dengan baik, anak bapak sekarang perlu istirahat setelah itu boleh pulang.' Mas Jay menangis bahagia. `Alangkah nikmatnya anugerah Alloh SWT yang diberikan kepada saya disaat harapan mulai memudar, Alloh SWT menyelamatkan putra saya,' tuturnya. `Dan sejak itu saya lebih giat untuk melaksanakan sholat karena saya harus memenuhi janji saya,' kata Mas Jay malam itu. Saya bisa merasakan apa yang terjadi pada dirinya. Begitulah hati seorang ayah yang penuh kasih untuk sang buah hatinya.
Wassalam,
agussyafii
---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)'. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui http://agussyafii.blogspot. http://id-id.com, facebook. atau sms 087 8777 12431com/people/ Agus-Syafii- Muhamad/86163570 3
- 14a.
-
Re: [Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!!
Posted by: "evawani suryani" eva_wani@yahoo.com eva_wani
Tue Jun 16, 2009 2:07 am (PDT)
Hi...salam kenal, saya baru gabung nih di milis sekolah kehidupan ini dan saya seneng sekali baca tulisan-tulisan kalian, ternyata ada ya kisah bahagia dalam kenyataan, saya pikir cuma ada dalam dongeng aja habis selama ini saya selalu melihat kehidupan yang menyedihkan melulu, baik temen saya, tetangga saya, bahkan keluarga saya sendiri,
duh saya seneng banget mendapati hal yang lain, mungkin kalo suatu saat saya mendapat hal yang menyenangkan saya juga akan ceritakan pada kalian semua,
salam.
--- On Mon, 6/15/09, abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com > wrote:
From: abdul azis <abdul_azis80@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Monday, June 15, 2009, 2:49 AM
Serius apa seh?
--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, "hariyanty thahir" <anty_th@.... > wrote:
>
> Deuh mas Azis, jadi serius nih tampaknya
> Ya iya lah takut ma Allah ^_^
>
>
> Salam
> anty
>
- 15.
-
Re: Salam kenal Mbak Evawani
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Tue Jun 16, 2009 2:22 am (PDT)
salam kenal mbak evawani...sepertinya saya memiliki teman penikmat tulisan di milis ini ^^
Ditunggu tulisannya mbak, gak harus bahagia...kesedihan juga gak apa, coz pembelajaran hidup gak hanya datang dari kebahagiaan ;)
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani. com
YM : SINTHIONK
--- On Tue, 6/16/09, evawani suryani <eva_wani@yahoo.com > wrote:
From: evawani suryani <eva_wani@yahoo.com >
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [Maklumat] Tak Sabar Menunggu JULI!!!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Tuesday, June 16, 2009, 9:02 AM
Hi...salam kenal, saya baru gabung nih di milis sekolah kehidupan ini dan saya seneng sekali baca tulisan-tulisan kalian, ternyata ada ya kisah bahagia dalam kenyataan, saya pikir cuma ada dalam dongeng aja habis selama ini saya selalu melihat kehidupan yang menyedihkan melulu, baik temen saya, tetangga saya, bahkan keluarga saya sendiri,
duh saya seneng banget mendapati hal yang lain, mungkin kalo suatu saat saya mendapat hal yang menyenangkan saya juga akan ceritakan pada kalian semua,
salam.
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar