Selasa, 11 Agustus 2009

[daarut-tauhiid] Terapi Kejut untuk Jiwaku

 



From
http://solifecenter.com

 

Beberapa
pasang kaki berderap mengagetkan lamunan saya di rumah sakit itu, dua orang
dokter bermasker putih dan tiga perawat berjalan cepat sambil mendorong tempat
tidur pasien menuju ruang gawat darurat, di atasnya terbujur sesosok tubuh kaku
yang terlihat sama sekali tak bergerak. Dugaan saya, pria itu dalam keadaan tak
sadarkan diri dan harus segera mendapat tindakan medis.

 

Biasanya
saya tak pernah terusik dengan keadaan demikian, sudah berulang kali saya
melihat kejadian seperti itu, seorang pasien dalam keadaan gawat didorong super
cepat oleh beberapa orang medis menuju ruang pemeriksaan. Namun entah kenapa
untuk kali itu saya tertarik untuk mengikuti iring-iringan itu, meski saya tak
mengenal pasien itu, apalagi dokter dan perawatnya.

 

Di dalam
ruang gawat darurat itu, dari celah pintu yang sedikit terbuka saya sempat
melihat seorang perawat melakukan terapi kejut di dada pasien. Dihentak sekali,
ia belum sadar. Rupanya perlu beberapa kali, dan alhamdulillah setelah kali
keempat detak jantung pasien mulai berdetak lagi. Sesaat sebelum terapi kejut
itu dilakukan, samar-samar saya mendengar seorang dokter memberi hitungan
aba-aba dan berkata, "jangan sampai hilang…" mungkin yang dimaksud adalah detak
jantungnya. Setelah detak jantungnya kembali, maka tim medis itupun siap
melakukan terapi selanjutnya.

 

Aneh,
kok tiba-tiba saya yang bernafas lega setelah pasien itu tersadar kembali. Ketika
terapi kejut itu dilakukan, saya juga jadi cemas sendirian dan berkali-kali
menahan nafas sambil mengigit bagian bawah bibir ini. Sekali lagi, saya tidak
punya hubungan darah sama sekali dengan pasien itu, lihat wajahnya saja baru
pertama kali. Kemudian saya menduga bahwa ada tangan tak tampak yang sengaja
mendorong tubuh ini agar beranjak dari tempat duduk, menutup buku yang tengah
saya baca dan melihat langsung proses perjuangan hidup mati seseorang. Seolah terdengar
bisikan lembut di telinga, "lihat sana, sekian menit yang kau lihat disana jauh
lebih baik dari berjam-jam duduk membaca bukumu itu…"

 

Ya,
malaikat –entah siapa nama malaikat itu- yang berbisik itu benar, benar sekali.
Satu jam lebih saya duduk membaca buku hanya mendapatkan teori yang biasa-biasa
saja. Tetapi kurang dari lima menit menyaksikan proses terapi kejut seorang
pasien di ruang gawat darurat membuat hati saya bergetar hebat. Sempat terbayang
jika pasien itu adalah saya sendiri dan getaran tubuh ini semakin hebat ketika
membayangkan diri ini tak juga sadar meski ratusan kali dikejut oleh tim medis.

 

Sejenak
kemudian saya kembali memerhatikan ruang gawat darurat itu, entah sudah berapa
ratus atau ribu pasien keluar masuk dari ruang "penentuan" itu. Ada yang keluar
dengan selamat, ada pula yang keluar dari ruang itu disambut isak tangis
keluarganya. Dinding-dinding ruang, jubah putih tim medis dan segala jenis
peralatan medis di ruang itu menjadi saksi semua kejadian yang berlangsung
selama rumah sakit itu berdiri. Saya membayangkan pula, ketika terapi kejut itu
dilakukan oleh tim medis sesosok malaikat tengah berdiri bersiap-siap
mengakhiri masa tugas insan yang terbujur lemah itu. Dan tim medis tentu saja
tidak pernah tahu ada sosok yang menanti di samping tubuh itu seolah berkata, "Sudahlah,
ia memang sudah waktunya kembali…"

 

Hmm,
beruntungnya saya bahwa hingga hari ini saya belum pernah –dan semoga tidak
perlu- merasakan terapi kejut itu. Tetapi akhirnya saya menemukan jawaban atas
keanehan saya kenapa tiba-tiba saya yang merasa lega setelah pasien itu kembali
sadar, kemudian saya menarik nafas panjang-panjang setelah itu. Saya menemukan
jawaban atas kecemasan yang menghantui pikiran dan hati ini sepanjang proses
terapi kejut berlangsung, mulut ini yang sempat komat-kamit menyebut nama Allah
pun berdoa seolah benar-benar saya yang tengah diterapi kejut.

 

Ya,
nyatanya saya memang benar-benar tengah diterapi kejut tepat di waktu yang sama
dengan pasien di ruang gawat darurat itu mendapatkan terapi kejut. Saya memang
tidak terbujur di atas tempat tidur, diri ini masih berdiri tegak, tetapi
peristiwa yang saya saksikan di ruang gawat darurat itulah terapi kejut buat
hati dan jiwa ini. Maksiat, iri, dengki, kesombongan telah sering membuat hati
ini mati, dan saya benar-benar mendapat terapi kejut di hari itu. Beruntungnya
saya, terapi kejut itu berhasil, yang menyadarkan kesombongan diri ini untuk
lebih merendah, yang membuat kepala pongah ini menunduk, yang mengubah
kekikiran menjadi semakin peduli terhadap orang lain.

 

Inginnya
saya berucap terima kasih kepada para tim medis di rumah sakit itu yang telah
memberikan terapi kejut kepada saya, namun tentu saja saya urungkan. khawatir
mereka sendiri yang ganti mendapat terapi kejut… (Gaw, butuh sering-sering
terapi kejut buat hati dan jiwa ini)

 

 

Bayu Gawtama
Life-Sharer
http://solifecenter.com
0852 190 68581

Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru http://id.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: