Messages In This Digest (25 Messages)
- 1a.
- Bls: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h--Mba Novi From: bujang kumbang
- 2a.
- Bls: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h --bang Nursalam AR From: bujang kumbang
- 3a.
- (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama From: bujang kumbang
- 3b.
- (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH.... From: bujang kumbang
- 3c.
- Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama From: Ramaditya Skywalker
- 4a.
- Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Yth Ibu Indarwat From: bujang kumbang
- 5.1.
- File - Moderator Sekolah Kehidupan From: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
- 6a.
- Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Dayat From: bujang kumbang
- 7a.
- Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani From: bujang kumbang
- 7b.
- Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku From: fil_ardy
- 8a.
- [Ruang Baca] Tembang Ilalang From: Rini Agus Hadiyono
- 8b.
- Re: [Ruang Baca] Tembang Ilalang From: patisayang
- 8c.
- Re: [Ruang Baca] Tembang Ilalang From: ukhti hazimah
- 9a.
- Emang "dewasa" itu enak ya? From: fil_ardy
- 9b.
- Re: Emang "dewasa" itu enak ya? From: patisayang
- 9c.
- Re: Emang "dewasa" itu enak ya? From: fil_ardy
- 10.
- FW: [sekolah-kehidupan] Re: Emang "dewasa" itu enak ya? From: jun an nizami
- 11a.
- FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH.... From: jun an nizami
- 11b.
- FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH.... From: jun an nizami
- 11c.
- FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH.... From: jun an nizami
- 11d.
- Re: FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH... From: Ramaditya Skywalker
- 12.
- Lima Bidadari? Kenalan Dong! From: Ramaditya Skywalker
- 13a.
- FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj From: jun an nizami
- 13b.
- FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj From: jun an nizami
- 13c.
- FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj From: jun an nizami
Messages
- 1a.
-
Bls: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h--Mba Novi
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 2:18 am (PDT)
terima kasih atas tanggapan...
tapi soal kronoligis apa yang saya tulis semua tak ada yang tahu
hanya saya dan si balik telepon itu...
ya, saya sadari saya siapa!
saya hanya spiderman yang sering patah dan kalah
terima kasih atas masukannya..
ps;
suatu malam saya mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang meminta maaf kepada atas kekeliruannya ia menulis....
tapi dalam hal ini tak perlu ada yang meminta maaf kepada saya
karena saya siapa!
ya, saya sadar diri siapa saya ini!
terima kasih!
--- Pada Ming, 9/8/09, novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com > menulis:
Dari: novi_ningsih <novi_ningsih@yahoo.com >
Judul: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Minggu, 9 Agustus, 2009, 11:24 AM
ikut nimbrung, ahhh :D
dewasa... seolah jadi kata yang "berat", ya? :D
entah kenapa, kata dewasa jadi momok buat saya yang kebetulan bernasib sama kayak Veby yang juga anak bungsu... Mau setua apapun umur, hehe, akan selalu dianggap anak kecil, hehe... Mau berusaha sedewasa apapun, tetep jadi "anak kecil" yang katanya identik dengan ambekan, dll... Apalagi saya cenderung dipandang suka becanda alias jarang serius :D
Sampai saya berpikir, saya mau jadi diri sendiri aja :D karena terkadang cukup capek juga, ya... kalau harus "memaksakan diri". Entah karena tuntutan dari diri sendiri atau karena tuntutan dari pihak luar... :) Tetapi terus berusaha menjadi lebih baik, dan itu tak ada yang bisa mengukurnya :D
Saya sepakat dengan mas Rama, mas Nursalam, kang dani, mbak indar soal pemaparan mereka soal "dewasa". Baca satu-satu membuat saya jadi berpikir lebih dewasa, halah :D.
Maksudnya saya jadi mendapatkan banyak hal dari asal kata "dewasa" itu... Jazakumullah, makasi, banyak, tararengkyu. .. lho :D
Semangat :)
Maaf lahir batin juga buat semua, setengah bulan menjelang ramadhan, oy :)
salam
Novi
--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, veby <vbi_djenggotten@ ...> wrote:
>
> wah...
>
> iya, saya cuman pingin ngluarin uneg2 aja, ketika udah "di-cap" sebagai orang dewasa, rasanya berat banget...padahal rasanya saya gak dewasa2 juga...masih seneng maen sana-sini... guyon "pethengkelan" gak karuan...
>
> tapi ada lagi satu momen di mana saya merasa tidak pernah jadi dewasa,
> yaitu ketika berkumpul bersama keluarga inti ...
> meski udah punya 1 momongan, sepertinya saya masih aja kayak anak2 di hadapan mereka,
> soalnya beda usia saya dengan kakak terdekat lumayan jauh...
> jadi kultur anak bungsu yang melekat berpuluh tahun masih aja belum menjadikan saya merasa dewasa...hehehehe. ..tapi minimal, dari ketidak dewasaan itu, alhamdulillaah bisa disalurkan dalam bentuk komik...hehehehe, ...
>
> setelah saya pikir2...ternyata dewasa itu bukanlah sesuatu yang telah dicapai, sulit untuk menyepakati makna dewasa...
>
> bagi saya, kedewasaan merupakan barang abstrak yang hanya bisa dijadikan sebagai jalan untuk "mencapai", kedewasaan bukan proses akhir, tapi lebih ke arah proses...
> halah...isuk2 ngomong opo to aku....
>
> sekian
> moga eska tetep hangat...
> wassalam...
>
>
>
>
>
>
> --- On Sat, 8/8/09, Nursalam AR <nursalam.ar@ ...> wrote:
>
> From: Nursalam AR <nursalam.ar@ ...>
> Subject: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani
> To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> Date: Saturday, August 8, 2009, 5:24 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Hehe...seru juga ya ternyata tanggapan-tanggapan atas tulisan Fiyan. Well, jika kita semua bermain dalam satu persepsi yang sama, menari dalam satu tepukan gendang yang satu bahwa dewasa itu lekat dengan sesuatu yang "keren", "hebat" dan "memang sudah semestinya" maka perdebatan yang ada adalah wajar adanya. Karena apa yang boleh dibilang sebagai akar konfliknya adalah sama ya persepsi tadi.
>
>
>
> Tapi, let's think out of the box, dengan satu pertanyaan mendasar: Emang "dewasa" itu enak ya? Mari belajar dari legenda sang kanak-kanak abadi, Peter Pan. Mengapa ia tidak mau menjadi dewasa? Baginya, dewasa itu berat, penuh beban tanggung jawab. Makanya ia memilih tak mau bertambah usia agar masih bisa bermain-main dengan Tinker Bell dan kawan-kawan sepermainan kanak-kanak yang lain. Dan bebas dari tanggung jawab bekerja, mengurus anak (jika sudah menikah) dll. Jika "dewasa" itu sebuah kekuatan yang besar maka bersamanya ada tanggung jawab yang besar pula. Ini perkataan Spiderman juga lho, Fiyan:).
>
>
>
> Dibilang dewasa juga tidak selalu enak kok. Pernah suatu ketika saya menjodohkan seorang kawan yang soleh, cukup baik pekerjaannya (dalam artian gaji lumayan) dan tampang tidak mengecewakan dengan seorang akhwat (wanita muslimah) yang lama melajang. Tapi sang akhwat menolak. Apa katanya? "Maaf, Mas, habis dia terlihat terlalu dewasa sih."
>
>
>
> Atau pengalaman rekan sekantor saya dulu ketika saya masih kerja kantoran. Betapa ia -- yang berbeda usia 10 tahun dari usia istrinya -- paling malas jika harus kondangan ke pernikahan rekan-rekan sebaya istri. Sebab, menurutnya, biasanya ada satu komentar klasik dari rekan-rekan sang istri. Apakah itu? "Suamimu dewasa ya?":)).
>
>
>
> So, guys, sebetulnya diskusi tentang "dewasa" dan "kedewasaan" ini akan lebih menarik dan produktif apabila tidak digiring -- baik dengan statement langsung, deduksi, konklusi atau apapun teknik psikologis yang lain -- pada pernyataan saling serang atau pembelaan yang kontraproduktif. Bumbu pemanis semisal sapaan "sayang" atau "yang baik" takkan sangkil jika substansinya masih senada.
>
>
>
> Jika sekalipun kita sepakat bermain dalam persepsi yang sama -- bahwa dewasa itu "sudah semestinya" dan "hebat" -- tetap perdebatan takkan berujung tuntas. Karena, seperti tagline iklan Nokia tahun 2000-an yang memperlihatkan Bill Clinton bermain air sambil sibuk main game di HP Nokia, ada "jiwa kanak-kanak dalam diri tiap manusia". Homo luden, makhluk yang bermain, itulah sebutan lain untuk manusia selain homo sapiens (makhluk yang berpikir). Nah, manifestasi "homo luden" tsb tidak hanya dalam bentuk senang bermain pedang-pedangan seperti kebiasaan Rama tapi juga menjelma dalam bentuk-bentuk yang menurut orang "dewasa" adalah "tidak serius" -- karena beyond their habit -- atau dalam bahasa "dewasa" disebut sebagai childish atau "kekanak-kanakan" . Singkatnya, menjadi dewasa itu bukan sesuatu yang final (becoming) atau ajeg seiring pertambahan usia, ia adalah proses bahkan pertarungan untuk "menjadi" dalam diri tiap orang. Makanya manusia dalam bahasa
> Inggris adalah "human being" bukan "human becoming".
>
>
>
> Bahkan, sekadar contoh, para capres kita -- yang kita sepakat mereka "dewasa" secara usia pun -- bisa muncul sifat kanak-kanaknya. Misalnya, Megawati yang menangis saat berpidato dan menyesali mengapa ibu-ibu tidak memilihnya. Atau bahkan seorang SBY yang dicitrakan bijak ketika saat masa kampanye ia mengeluh bahwa "ia dikeroyok". Sorry to say it -- dengan permohonan maaf untuk para pendukung capres tsb di milis ini. Ini sekadar contoh bahwa tema "dewasa" adalah tema luas yang bahkan, rasanya, tak sanggup dirangkum dalam kuis sepuluh atau sekian poin -- apalagi kuis di Facebook,hahaha: )). Di bangku perkuliahan saja, kawan saya yang mahasiswa psikologi harus belajar berbuku-buku tebal tentang tema "adulthood" dan "maturity" dan ambil sekian SKS dalam beberapa semester untuk lulus dan -- dianggap -- paham soal "kedewasaan" . Itu hanya untuk sisi kognitif apatah lagi untuk sisi aplikatifnya, wuah, panjang nian tuh,guys!!
>
>
>
> So, untuk para moderator seperti Kang Dani dan Mbak Indar dll, agar utas (thread) diskusi ini tetap membuat nyaman di "rumah yang nyaman" ini sebaiknya diarahkan pada hal-hal yang lebih berbau "asah-asih-asuh" seperti visi besar milis ini dengan tidak menyakiti atau membela siapapun. Risiko sebuah milis curhat seperti SK ya memang seperti ini -- di mana kisah pribadi jadi domain publik -- tapi di sinilah moderator berfungsi, sebagai peredam bukan penyulut. Dan saya lihat di awal sebetulnya Rama sudah menyambut dan menggiring "bola liar" Fiyan ke arah yang pas. Sayang kemudian bola tsb muntah kemana-mana.
>
>
>
> Lagian, buat Fiyan, nggak selalu jadi atau dianggap dewasa itu enak kok:).
>
> Tabik,
>
> Nursalam AR
> - bapak 1 anak yang awet muda tapi sering dianggap "dewasa" ;)) -
>
>
> On 8/9/09, patisayang <patisayang@ yahoo. com> wrote:
>
>
>
>
>
> Ayya sayang, seorang 'teman' sah-sah saja membela temannya. Tapi please, pakai cara elegan. Kenapa musti bawa-bawa nama orang lain di luar konteks pembicaraan dan kisah lama yang sudah ditutup lembarannya? Yang belum tentu juga kita tahu dan paham duduk masalah sebenarnya.
>
>
> Ayya sayang, seorang 'teman' juga akan membela temannya dengan tetap fokus ke kelebihan si teman, bukannya lantas ganti menyerang si pemberi masukan. Itu namanya melebarkan masalah dan justru nggak akan ada habis-habisnya.
>
>
> Please dua point di atas jangan diulang lain kali kau membela 'teman'.
>
> Ayya, seorang 'teman' yang baik justru lebih bisa melihat kekurangan sahabat atau temannya itu dibanding kelebihan atau biasa-biasanya dia. Dan jika memang dia 'teman ' yang baik, dia akan menguatkan si 'teman' dengan mengambil nilai positif dari penilaian teman-teman 'teman'nya yang lain itu.
>
>
> So, Ayya sayang, aku tak bermaksud membela siapapun. Tapi siapapun bisa berkaca siapa dewasa siapa tidak tanpa perlu pembelaan segudang 'teman'.
>
> salam,
> Indar
> yang belum melihat perubahan sikap dari 3 tahun lalu tapi memilih diam.
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, ayya fadilla <ayyathea@> wrote:
> >
>
> > hmmm...membaca tulisan Kang Dhani
> > sy jd ketawa sendiri
> > kok bisa ya mengkategorikan Fiyan hanya melalui poin-poin itu aja....hehehe
> > sampai sepuluh lagi...
> > kurang banyak tuh Kang....
>
> > atau saran sy Kang Dhani jd cenayang atu ahli nujum aja
> > abisnya bisa sebegitunya. ..
> > lha sy aja biasa-biasa aja selama ini berkawan dgn Fiyan
> > Kang Dhani gak belajar dari kejadian sebelum acara Milad SK ya
>
> > saling beradu argumen sm Bang Nursalam...
> > nah ketauan mana yang lebih dewasa...
> > jgn hanya bisa menilai orang aja.
> > ya, Kang Dhani memang perfect dihadapan Sahabat SK
> > tetapi seperfect apapun orang pasti ada setitik noda ato cela
>
> > jangan hanya Fiyan toh aja dibuat kategori kedewasaan.. .hahaha
> > maaf ya Kang cuman share aja....
> >
> > --- Pada Sab, 8/8/09, dayat, cendana2000 <dayat_xxx@ .> menulis:
> >
> > Dari: dayat, cendana2000 <dayat_xxx@ .>
>
> > Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa
> > Kepada: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
>
> > Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 12:48 PM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > bisa jadi kedewasaan seseoarng akan terliahat saat dia menanggapi perkataan seseoarng yang menyatakan bahwa dia tidak dewasa atau childis.
>
> > saat ada orang bilang kita tidak dewasa, mana yang lebih dewasa?
> >
> > - mengajukan banyak sanggahan atau alasan agar pandangan dia berubah sehingga mencabut tuduhanya
> > - hanya diam, tenang, menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman
>
> > - atau kita balik serang dia dengan memaparkan wacana2 yg menyudutkan dia bahwa dia juga belum dewasa, atau paling tidak membuat dia merasa bahwa dirinya tidak berhak menvonis orang lain tidak dewasa
> >
> > mari kita belajar untuk lebih dewasa dalam menilai orang, dan juga mari kita coba untuk lebih dewasa dalam menerima kritik dan penilaian orang...
>
> > karena dewasa itu hanya satu "benda", tapi akan berubah jadi bermacam-macam
> > "benda" saat dilihat dari kaca mata yang berbeda.
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > New Email addresses available on Yahoo!
>
> >
> > Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
> >
> > Hurry before someone else does!
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
>
> > http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer/
> >
>
>
>
>
>
> --
> "Open up your mind and fly!"
>
> Nursalam AR
> Penerjemah, Penulis & Editor
> 0813-10040723
>
> 021-92727391
> www.nursalam. multiply. com
> www.facebook. com/nursalam. ar
>
Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com
- 2a.
-
Bls: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h --bang Nursalam AR
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 2:18 am (PDT)
ya, Allah berikanlah orang yang selalu memberi semangatku ini keberkahan dan barokahnya dalam kehidupan barunya ini...
memberikan kemudahan dan kelancarannya....
baik rezekinya dan pekerjaannya serta dalam membina biduk rumah tangga
berikan dia ya Allah kesehatan dan juga ilmu-ilmu yang banyak
agar saya bisa belajar banyak dengan orang yang baik ini....
amin
PS:
bang makasih banyak atas kebaikannya selama ini
baik melalui tulisan-tulisanya yang bernas dan juga membuat Fiyan tambah kayak ilmu
sukses buat Abang selalu ya...
amin
--- Pada Ming, 9/8/09, Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com > menulis:
Dari: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com >
Judul: Emang "dewasa" itu enak ya? d/h Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Minggu, 9 Agustus, 2009, 7:24 AM
Hehe...seru juga ya ternyata tanggapan-tanggapan atas tulisan Fiyan. Well, jika kita semua bermain dalam satu persepsi yang sama, menari dalam satu tepukan gendang yang satu bahwa dewasa itu lekat dengan sesuatu yang "keren", "hebat" dan "memang sudah semestinya" maka perdebatan yang ada adalah wajar adanya. Karena apa yang boleh dibilang sebagai akar konfliknya adalah sama ya persepsi tadi.
Tapi, let's think out of the box, dengan satu pertanyaan mendasar: Emang "dewasa" itu enak ya? Mari belajar dari legenda sang kanak-kanak abadi, Peter Pan. Mengapa ia tidak mau menjadi dewasa? Baginya, dewasa itu berat, penuh beban tanggung jawab. Makanya ia memilih tak mau bertambah usia agar masih bisa bermain-main dengan Tinker Bell dan kawan-kawan sepermainan kanak-kanak yang lain. Dan bebas dari tanggung jawab bekerja, mengurus anak (jika sudah menikah) dll. Jika "dewasa" itu sebuah kekuatan yang besar maka bersamanya ada tanggung jawab yang besar pula. Ini perkataan Spiderman juga lho, Fiyan:).
Dibilang dewasa juga tidak selalu enak kok. Pernah suatu ketika saya menjodohkan seorang kawan yang soleh, cukup baik pekerjaannya (dalam artian gaji lumayan) dan tampang tidak mengecewakan dengan seorang akhwat (wanita muslimah) yang lama melajang. Tapi sang akhwat menolak. Apa katanya? "Maaf, Mas, habis dia terlihat terlalu dewasa sih."
Atau pengalaman rekan sekantor saya dulu ketika saya masih kerja kantoran. Betapa ia -- yang berbeda usia 10 tahun dari usia istrinya -- paling malas jika harus kondangan ke pernikahan rekan-rekan sebaya istri. Sebab, menurutnya, biasanya ada satu komentar klasik dari rekan-rekan sang istri. Apakah itu? "Suamimu dewasa ya?":)).
So, guys, sebetulnya diskusi tentang "dewasa" dan "kedewasaan" ini akan lebih menarik dan produktif apabila tidak digiring -- baik dengan statement langsung, deduksi, konklusi atau apapun teknik psikologis yang lain -- pada pernyataan saling serang atau pembelaan yang kontraproduktif. Bumbu pemanis semisal sapaan "sayang" atau "yang baik" takkan sangkil jika substansinya masih senada.
Jika sekalipun kita sepakat bermain dalam persepsi yang sama -- bahwa dewasa itu "sudah semestinya" dan "hebat" -- tetap perdebatan takkan berujung tuntas. Karena, seperti tagline iklan Nokia tahun 2000-an yang memperlihatkan Bill Clinton bermain air sambil sibuk main game di HP Nokia, ada "jiwa kanak-kanak dalam diri tiap manusia". Homo luden, makhluk yang bermain, itulah sebutan lain untuk manusia selain homo sapiens (makhluk yang berpikir). Nah, manifestasi "homo luden" tsb tidak hanya dalam bentuk senang bermain pedang-pedangan seperti kebiasaan Rama tapi juga menjelma dalam bentuk-bentuk yang menurut orang "dewasa" adalah "tidak serius" -- karena beyond their habit -- atau dalam bahasa "dewasa" disebut sebagai childish atau "kekanak-kanakan". Singkatnya, menjadi dewasa itu bukan sesuatu yang final (becoming) atau ajeg seiring pertambahan usia, ia adalah proses bahkan pertarungan untuk "menjadi" dalam diri tiap orang. Makanya manusia dalam bahasa
Inggris adalah "human being" bukan "human becoming".
Bahkan, sekadar contoh, para capres kita -- yang kita sepakat mereka "dewasa" secara usia pun -- bisa muncul sifat kanak-kanaknya. Misalnya, Megawati yang menangis saat berpidato dan menyesali mengapa ibu-ibu tidak memilihnya. Atau bahkan seorang SBY yang dicitrakan bijak ketika saat masa kampanye ia mengeluh bahwa "ia dikeroyok". Sorry to say it -- dengan permohonan maaf untuk para pendukung capres tsb di milis ini. Ini sekadar contoh bahwa tema "dewasa" adalah tema luas yang bahkan, rasanya, tak sanggup dirangkum dalam kuis sepuluh atau sekian poin -- apalagi kuis di Facebook,hahaha:)). Di bangku perkuliahan saja, kawan saya yang mahasiswa psikologi harus belajar berbuku-buku tebal tentang tema "adulthood" dan "maturity" dan ambil sekian SKS dalam beberapa semester untuk lulus dan -- dianggap -- paham soal "kedewasaan" . Itu hanya untuk sisi kognitif apatah lagi untuk sisi aplikatifnya, wuah, panjang nian tuh,guys!!
So, untuk para moderator seperti Kang Dani dan Mbak Indar dll, agar utas (thread) diskusi ini tetap membuat nyaman di "rumah yang nyaman" ini sebaiknya diarahkan pada hal-hal yang lebih berbau "asah-asih-asuh" seperti visi besar milis ini dengan tidak menyakiti atau membela siapapun. Risiko sebuah milis curhat seperti SK ya memang seperti ini -- di mana kisah pribadi jadi domain publik -- tapi di sinilah moderator berfungsi, sebagai peredam bukan penyulut. Dan saya lihat di awal sebetulnya Rama sudah menyambut dan menggiring "bola liar" Fiyan ke arah yang pas. Sayang kemudian bola tsb muntah kemana-mana.
Lagian, buat Fiyan, nggak selalu jadi atau dianggap dewasa itu enak kok:).
Tabik,
Nursalam AR
- bapak 1 anak yang awet muda tapi sering dianggap "dewasa" ;)) -
On 8/9/09, patisayang <patisayang@yahoo.com > wrote:
Ayya sayang, seorang 'teman' sah-sah saja membela temannya. Tapi please, pakai cara elegan. Kenapa musti bawa-bawa nama orang lain di luar konteks pembicaraan dan kisah lama yang sudah ditutup lembarannya? Yang belum tentu juga kita tahu dan paham duduk masalah sebenarnya.
Ayya sayang, seorang 'teman' juga akan membela temannya dengan tetap fokus ke kelebihan si teman, bukannya lantas ganti menyerang si pemberi masukan. Itu namanya melebarkan masalah dan justru nggak akan ada habis-habisnya.
Please dua point di atas jangan diulang lain kali kau membela 'teman'.
Ayya, seorang 'teman' yang baik justru lebih bisa melihat kekurangan sahabat atau temannya itu dibanding kelebihan atau biasa-biasanya dia. Dan jika memang dia 'teman ' yang baik, dia akan menguatkan si 'teman' dengan mengambil nilai positif dari penilaian teman-teman 'teman'nya yang lain itu.
So, Ayya sayang, aku tak bermaksud membela siapapun. Tapi siapapun bisa berkaca siapa dewasa siapa tidak tanpa perlu pembelaan segudang 'teman'.
salam,
Indar
yang belum melihat perubahan sikap dari 3 tahun lalu tapi memilih diam.
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , ayya fadilla <ayyathea@..com .> wrote:
>
> hmmm...membaca tulisan Kang Dhani
> sy jd ketawa sendiri
> kok bisa ya mengkategorikan Fiyan hanya melalui poin-poin itu aja....hehehe
> sampai sepuluh lagi...
> kurang banyak tuh Kang....
> atau saran sy Kang Dhani jd cenayang atu ahli nujum aja
> abisnya bisa sebegitunya...
> lha sy aja biasa-biasa aja selama ini berkawan dgn Fiyan
> Kang Dhani gak belajar dari kejadian sebelum acara Milad SK ya
> saling beradu argumen sm Bang Nursalam...
> nah ketauan mana yang lebih dewasa...
> jgn hanya bisa menilai orang aja.
> ya, Kang Dhani memang perfect dihadapan Sahabat SK
> tetapi seperfect apapun orang pasti ada setitik noda ato cela
> jangan hanya Fiyan toh aja dibuat kategori kedewasaan...hahaha
> maaf ya Kang cuman share aja....
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, dayat, cendana2000 <dayat_xxx@...> menulis:
>
> Dari: dayat, cendana2000 <dayat_xxx@...>
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 12:48 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> bisa jadi kedewasaan seseoarng akan terliahat saat dia menanggapi perkataan seseoarng yang menyatakan bahwa dia tidak dewasa atau childis.
> saat ada orang bilang kita tidak dewasa, mana yang lebih dewasa?
>
> - mengajukan banyak sanggahan atau alasan agar pandangan dia berubah sehingga mencabut tuduhanya
> - hanya diam, tenang, menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman
> - atau kita balik serang dia dengan memaparkan wacana2 yg menyudutkan dia bahwa dia juga belum dewasa, atau paling tidak membuat dia merasa bahwa dirinya tidak berhak menvonis orang lain tidak dewasa
>
> mari kita belajar untuk lebih dewasa dalam menilai orang, dan juga mari kita coba untuk lebih dewasa dalam menerima kritik dan penilaian orang...
> karena dewasa itu hanya satu "benda", tapi akan berubah jadi bermacam-macam
> "benda" saat dilihat dari kaca mata yang berbeda.
>
>
>
>
>
>
> New Email addresses available on Yahoo!
>
> Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
>
> Hurry before someone else does!
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
--
"Open up your mind and fly!"
Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply. com
www.facebook.com/nursalam. ar
Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini!
http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer
- 3a.
-
(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 2:19 am (PDT)
makasih juga Mas Rama...
gmn kabar Bidadarinya...
boleh nggak saya minta satu
untuk mengajari saya bagaimana menjadi orang yang dewasa itu...hehehe
kalo bisa yang cantik Mas....hehehe
biar enak dan nyaman bersamanya....
terima kasih...
--- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 2:17 PM
Amin, sama-sama, Mas. Nggak ada yang benar atau salah disini kok. Cuma
mau berkomentar saja, dan ini saya tujukan untuk umum.
Just an ordinary thoughts of an ordinary Jedi Knight...
On 8/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
>
> terima kasih atas attentionnya, Mas Rama...
> membaca tulisan mas Rama sesuai dengan apa yg dipikiran sy
> ya, sy tau diri kok siapa sy, Mas
> ya, bagaimana pun sy banyak terima kasih atas masukannya Mas Rama....
> makasih banyak Mas...
> mungkin kita nanti share lagi ya
> sukses selalu
>
> PS:
> mohon maaf bila ade sale-sale kate
> karena sebentar lagi puase
> maaf jika secara ini sy punya sale sm Mas
> ya, walo sy baru kedua kali bertemu sm Mas Rama
> baik pameran buku tahun 2008 di Istora Senayan sm di Bandung
> tp sy aware dgn kebaikan Mas Rama dengan jawabannya
> terima kasih
> met puasa ya, Mas!
>
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>
>
> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
> Aku Untuk Menjadi Dewasa
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 9:40 AM
>
>
> Setiap orang memiliki definisi "dewasa" sendiri-sendiri. Ada yang
> beranggapan bahwa dewasa itu dinilai dari tua usianya, ada juga yang
> menilai dewasa itu dari sikap dan perilakunya.
>
> Untuk saya pribadi, kedewasaan berarti memiliki kematangan dalam
> berpikir, bersikap, dan berperilaku. Ingat kata matang? Matang berarti
> telah siap untuk berlaku, bersikap, serta berpikir. Tentu saja
> kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan dalam bentuk yang positif.
>
> Menjadi dewasa sendiri sebenarnya tidaklah mutlak untuk seluruh elemen
> dalam hidup kita. Nonton film kartun atau main video game misalnya,
> biasa dilakukan anak-anak (termasuk saya, hehehe). Namun, itu bukan
> jadi patokan bahwa kita tidak memiliki kedewasaan berpikir, bersikap,
> dan berperilaku.
>
> Kalau dijabarkan mungkin akan panjang sekali, tapi saya ingin mencoba
> fokus pada isi e-mail terdahulu (yang kali ini saya balas).
>
> Kepada sang penyebut: Menurut saya, akan lebih baik apabila kita
> menghindari penggunaan kalimat atau pemberian status "tidak dewasa"
> kepada seseorang, pasalnya tiap orang memiliki standarisasi kedewasaan
> yang berbeda, dan ditambah lagi dengan variabel-variabel lain (contoh,
> lingkungan, teman-teman main, dll) yang tentunya ikut berperan
> membentuk pribadi seseorang. Ya, mencoba memahami latar belakang lawan
> bicara kita mungkin merupakan cara yang paling bijaksana untuk dapat
> menghargainya. Oh ya, menerima saran dan pendapat dari teman dalam hal
> menilai itu memang tidak ada salahnya. Namun, sebagai manusia yang
> diberi akal dan pikiran, hendaknyalah kita dapat memberi penilaian
> sendiri terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa yang
> kita dengar. Jadi, apa yang berasal dari luar hanyalah merupakan bahan
> rujukan saja (disini lihat mayoritas dan minoritasnya, saya rasa Anda
> sudah tahu soal ini). Soal Anda menerima atau tidak, itu adalah 100
> persen hak Anda, dan hendaknyalah lawan bicara Anda dapat menghargai
> hal tersebut.
>
>
> Kepada sang tersebut: Well well, yuk duduk tenang dulu. Tarik napas
> panjang, minum es atau sirup juga boleh (mumpung belum puasa nih!).
> Hmmm, ada pertanyaan yang sangat simpel. "Apakah Anda merasa yang
> disebutkan sang penyebut itu benar karakter Anda?" Kalau jawabannya
> "Ya" berarti sudah selayaknyalah kita introspeksi diri. Tapi kalau
> jawabannya "Tidak," so why should you be upset? Hehehe, saya pribadi
> juga sering kok disebut "tidak dewasa," "childish," dll, cuma
> gara-gara saya hobby main game, nonton film kartun, dan main
> pedang-pedangan (liat aja ramaditya.multiply.com). Tapi saya merasa
> hal tersebut bukanlah hal yang masuk kriteria kematangan berpikir,
> bersikap, dan berperilaku. Apakah itu akan mempengaruhi sikap saya dan
> interaksi saya dengan individu lain? Saya rasa tidak. So, kita bisa
> gunakan ukuran itu, saya rasa. Nah, apalagi kalau kita hendak
> berinteraksi, dalam hal ini coba menyatukan dua individu jadi satu.
> Tentu saja akan banyak terjadi perbedaan kepentingan dan pemikiran.
> Nah hal inilah yang harusnya disatukan, karena kalau kedua belah pihak
> cuma jalan sendiri-sendiri dengan standarisasinya, hmmm, you know the
> rest. Jadi, tenang sajalah. Bersabar dan bisa menerima dengan lapang
> dada apa kata orang adalah yang paling bisa kita lakukan.
>
>
> On 8/7/09, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com > wrote:
>> *Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa*
>>
>> *Fiyan `Anju´ Arjun*
>>
>> * *
>>
>> *Pernahkah kau bicara*
>>
>> *Tapi tak didengar*
>>
>> *Tak dianggap*
>>
>> *Sama sekali*
>>
>> *Pernahkah kau tak salah*
>>
>> *Tapi disalahkan?*
>>
>> *Tak diberi kesempatan*
>>
>> *(Teruskanlah-Agnes Monica)*
>>
>> * *
>>
>> Sering kali aku mendengar atau mendapatkan kalimat-kalimat dibawah ini:**
>>
>> * *
>>
>> *Sikap lo nggak ada dewasa banget, seh!*
>>
>> * *
>>
>> *Jangan kayak anak-anak donk! Dewasa dikit kenapa?!*
>>
>> * *
>>
>> *Lo nggak ada dewasanya sama sekali deh!*
>>
>> * *
>>
>> *Childist banget seh, lo!*
>>
>> * *
>>
>> Hari ini, Kamis tertanggal 06 Juli 09 tepatnya pukul 13:05 aku baru
>> mendapatkan pelajaran dari `*seseorang´ *dari balik ponsel. Dari balik
>> ponsel itu orang tersebut pertama bicara tentang kehidupan masa
>> depannya-dengan pilihan sesuai kriteria dirinya maupun orangtuanya. Dan
>> itu
>> masih aku terima. Toh, siapa sih orang yang tidak menginginkan masa depan
>> yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses. Aku sendiri pun tidak akan menolak
>> dengan hal itu. Kalau pun ada yang tidak menginginkan hal demikian wajib
>> dipertanyakan orang itu. Apakah sehat atau tidak? Atau, perlu diperiksakan
>> kejiwaannya. Stabil atau tidak jiwanya itu. Bukan begitu?**
>>
>>
>>
>> Madesu. Akronim, masa depan suram. Tentu kita pasti akan menolaknya bila
>> hal
>> itu benar-benar menjadi pilihan kita. Siapa lagi yang mau memiliki masa
>> depan seperti itu. Mimpi saja tentu tidak mau. Apalagi menjadi kenyataan.
>> Tentu akan menolaknya mentah-mentah. Kalau perlu buang jauh-jauh deh dari
>> kehidupan kita.
>>
>>
>>
>> Lagi-lagi kita juga tak bisa menolak takdir bila hal itu terjadi pada diri
>> kita. Aku harapkan sih tidak! Apalagi aku. Tentu aku saja menolaknya
>> apalagi
>> untuk mendekatinya. Dan tentunya bila kita berpikiran realitis kita ingin
>> masa depan yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses, bukan? Kalau sudah begitu
>> dengan kita memilih kehidupan seperti itu apakah kita sudah dapat
>> dikatakan
>> sudah berpikiran dewasa Aku rasa cetek sekali pikiran kita bila hanya
>> menganggap dan mengukur hal bersikap dewasa itu hanya diniliai dari
>> masalah
>> itu saja.
>>
>>
>>
>> Aku pun menjadi heran jika ada orang mengatakan kepadaku jadilah untuk
>> bisa
>> menjadi orang dewasa. Saking herannya sampai aku banyak baca buku semua
>> dan
>> tak ada satu pun yang mengatakan secara rinci tentang sikap dewasa itu
>> seperti apa? Halnya hari itu `seseorang´ mengatakan kepadaku.
>>
>>
>>
>> "Menurut teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>
>>
>>
>> Aku yang mendengar akhirnya menfilter suara dari balik ponsel itu.
>>
>>
>>
>> "Hmm...menurut teman-teman? Lha kata lo sendiri apa? Kok kata teman-teman.
>> Kalau begitu yang belum dewasa lo atau gue. Mau aja dengarin kata orang.
>> Kalau mendengar kata orang sih nggak ada habisnya perkara. Apa orang lain
>> terjun ke jurang apa harus ikut terjun ke jurang juga. Nggak mungkinkan?
>> Lagi pula apa sih yang tahu tentang pribadi gue. Sotoy banget tuh
>> orang-orang menilai tentang pribadi gue. Kecuali dia itu saudara, kakak,
>> adik atau keponakan gue. Lha ini aja tidak ada hubungan apa-apa bisa
>> banget
>> menilai gue. Kalau ingin menilai orang lain beli kaca dulu deh. Kok
>> bisa-bisa ngurusin orang lain. Katanya orang beriman tetapi masih aja
>> ngurusin orang lain. Cape dehh!" bathinku bagai memegang sekam dalam hati.
>>
>>
>>
>> Okay, jika aku yang salah. Aku terima! Aku minta maaf! Tapi tolong ajarkan
>> aku sikap dewasa itu seperti apa? Apakah seperti pelaku bom hotel RITZ
>> Kuningan? Atau, seperti anggota dewan yang sering rebut kursi sampai
>> bertingkai di ruang rapat. Main gontok-gontokan? Atau, para koruptor yang
>> merajarela? Tentunya mereka itu semua adalah orang-orang yang pernah
>> mengenyam pendidikan formal yang sangat tinggi. Tentu mereka lebih tahu
>> sikap dan sifat yang mana dikatakan berpikiran dewasa? *Untuk itu
>> ajarkanlah
>> aku untuk menjadi orang yang benar-benar dikatakan dewasa itu hai suara di
>> balik telepon? Ajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa? *
>>
>> * *
>>
>> Hingga saat itu aku diingatkan sebuah kisah klasik yang cukup membuatku
>> menjadi patokan untuk bermuhasabbah diri sekaligus berintropeksi diri.
>> Tentu
>> Anda pastinya sudah mendengarnya. Kisah klasiknya seperti ini:
>>
>>
>>
>> Ada seorang Ayah dan anaknya selalu memegang tali kekang keledai setiap
>> kali
>> dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka berdua akhirnya memasuki
>> perkampungan demi perkampungan. Dan diujilah kesabaran Ayah dan anak itu
>> dengan berbagai cobaan dalam hal ini perkataan-perkataan setiap mereka
>> berdua melewati sebuah perkampungan. Perkataan itu tak lain terlontar dari
>> mulut orang-orang yang tinggal di perkampungan itu.
>>
>>
>>
>> Dan lewatlah mereka berdua di sebuah perkampungan pertama. Dengan pedenya
>> mereka berdua melewati perkampungan itu dengan membawa keledai dengan
>> memegang tali kekang hewan itu.
>>
>>
>>
>> Belum sampai dipertengahan jalan perkampungan itu tiba-tiba mereka berdua
>> mendengar celetukan dari para penghuni kampung itu.
>>
>>
>>
>> "Lihat saja Ayah dan anak itu berdua sama-sama bodohnya. Ada keledai bukan
>> ditumpangi (naiki) ini malah didiami saja." Begitu celetukan penghuni di
>> perkampungan yang mereka berdua lewati. Kemudian mereka sampai pada di
>> sebuah perkampungan yang kedua. Mereka berdua pun masih sama. Masih
>> memegang
>> tali kekang keledai. Namun karena berdua sudah mendapatkan pelajaran di
>> perkampungan pertama Ayah dari anak itu buka suara," sekarang kamu naik
>> saja
>> di punggung keledai ini. Ayah ingin tahu celetukan apa yang Ayah dengar
>> dari
>> perkampungan yang kita lewati ini." Usul Ayah kepada anaknya. Anak itu pun
>> menuruti perkataan Ayahnya.
>>
>>
>>
>> Benar. Pikiran seorang Ayah. Belum sampai mereka dipertengahan jalan di
>> perkampungan yang kedua mereka dapat celetukan lagi.
>>
>>
>>
>> "Anak itu tidak tahu budi. Tidak punya rasa hormat saja. Masa Ayahnya yang
>> diperintahkan menuntun keledai. Dan di atasnya ia seorang diri.
>> Benar-benar
>> anak tak tahu diri," celetukan perkampungan kedua pun terlontar juga.
>> Begitulah seterusnya sampai-sampai mereka berdua tetap seperti sedia kala.
>>
>>
>>
>> Begitulah dalam kehidupan yang kita jalani. Terkadang kita selalu menuruti
>> perkataan orang lain. Dan kita bahkan sampai mengikutinya walau dalam hati
>> kita sering bertolak belakang akhirnya yang timbul adalah tidak memiliki
>> rasa kepedean bahkan tak punya pendirian. Apa kata orang dianggapnya
>> benar!
>> Padahal malah sebaliknya. Menjerumuskan diri bahkan mendekati sikap tak
>> terpuji. Ghibah pun malah tak terelakan. Bahkan bisa jadi menfitnah tanpa
>> dasar yang sesungguhnya. Entahlah. Tapi bagi aku sekarang ini hal semacam
>> itu sudah menjadi makanan aku sehari-hari. Seperti halnya ketika
>> `seseorang´
>> mengatakan kepadaku dibalik ponsel hari itu dengan mengatakan," menurut
>> teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>
>>
>>
>> "Terima kasih sudah menilaiku seperti itu!"
>>
>>
>>
>> Jadi benar juga apa kata La Rouchefoucauld *"Alam memberi kita satu lidah
>> akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali banyak
>> mendengar daripada berbicara." *
>>
>> * *
>>
>> Yup, terkadang kita memilki dua telinga bukan untuk mendengar yang berguna
>> dan manfaat melainkan ini hanya untuk mendengar omongan yang tak bergizi.
>> Alias, mendengar omongan sampah saja! Menambah dosa dan mengurangi
>> timbangan
>> pahala kita. (Ma´af dalam masalah ini aku bukan Tuhan yang mengurusi
>> segala
>> masalah dosa dan pahala. Itu sih tanggungan masing-masing pribadi saja)
>>
>>
>>
>> Lagi-lagi aku juga tak mau egois biar bagaimana pun aku harus mengucapkan
>> rasa berterima kasih kepada orang yang telah meneleponku dari balik ponsel
>> hari itu. Karena dialah aku semakin mengerti dan semakin tahu dimana letak
>> orang yang memiliki tingkat kedewasaan. Yang bukan hanya melulu
>> mendengarkan
>> omongan orang belaka yang tak bermutu.(fy)
>>
>> * *
>>
>> Fy,
>>
>> Mencoba lebih banyak intropeksi diri.
>>
>>
>>
>> * Ulujami-Pesanggrahan, 06 Juli 2009*
>>
>> * *
>>
>> * Tulisan ini aku tulis disaat ditemani oleh Agnes Monica
>> dengan
>> lembut dan sabar dia mengajarkan aku tentang kehidupan bagaimana
>> menghargai,
>> menjadi pendengar yang baik bukan menjadi pendikte yang ulung serta
>> bersikap
>> peduli dengan orang lain hingga aku begitu larut didalamnya...Hingga dia
>> bilang kepadaku: "Teruskanlah...Teruskanlah dengan duniamu. Jangan peduli
>> perkataan orang lain. EGP aja!" Terima kasih Agnes Monicaku telah
>> mengajarkan aku tentang banyak hal. (Gini ya rasanya ditemani sama
>> penyanyi
>> beken bikin grogi dan nervous...Mimpi kalee...hahaha)*
>>
>> * *
>>
>> *Bonus Track.*
>>
>>
>>
>> Teruskanlah
>>
>> Voc: Agnes Monica
>>
>>
>>
>> *Pernahkah kau bicara*
>>
>> *Tapi tak didengar*
>>
>> *Tak dianggap*
>>
>> *Sama sekali*
>>
>> *Pernahkah kau tak salah*
>>
>> *Tapi disalahkan?*
>>
>> *Tak diberi kesempatan*
>>
>> *Kuhidup dengan siapa*
>>
>> *Tak tahu kau siapa*
>>
>> *Kau kekasihku*
>>
>> *Tapi orang lain bagiku*
>>
>> *Kau dengan dirimu saja*
>>
>> *Kau dengan duniamu saja*
>>
>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>
>> *Kau begitu....*
>>
>> *Kau tak butuh diriku*
>>
>> *Aku patung bagimu*
>>
>> *Cinta bukan*
>>
>> *Tuk kebutuhanmu.*
>>
>> * *
>>
>> * *Reff:
>>
>> * Kuhidup dengan siapa*
>>
>> *Tak tahu kau siapa*
>>
>> *Kau kekasihku*
>>
>> *Tapi orang lain bagiku*
>>
>> Reff:* Kau dengan dirimu saja*
>>
>> *Kau dengan duniamu saja*
>>
>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>
>> * *
>>
>> * *Chorus:
>>
>> * Kau dengan dirimu saja*
>>
>> *Kau dengan duniamu saja*
>>
>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>
>> * Kau begitu....*
>>
>> * Teruskanlah...Teruskanlah...*
>>
>>
>> --
>> "Books inside you"
>> Fiyan 'Anju' Arjun
>> Anju Online Bookshop
>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>> www.bukumurahku.multiply. com
>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>> Tlp:(021) 7379858
>> Hp:0852-8758-0079
>>
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih
> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
> Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ invite/ - 3b.
-
(catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 4:33 am (PDT)
ketika saya baca imel kembali hari ini betapa saya kaget dan terkejut....
saya cape dan lelah dengan koment-koment sahabat eska membuat saya seperti orang yang tak punya derajat dimata sahabat eska dan harga diri...
tapi ada sahabat eska yang mau peduli dengan saya:
terima kasih banyak buat yang sudah membuka pintu hati saya dan wawasan saya tentang kedewasaan;
1. Mas Rama....hmm....terkadang lucu juga ya...hehehe
2. Bang Nursalam...tak ada yang dapat saya utarakan selain kau seperti malaikat...
3. Mas Dayat...lam kenal..ya. sukses selalu.
4. Mas Veby...gmn kbrnya mas? udah gede anakmu itu belum...sukses selalu ya...
5. Mas Ayya...tak selama pembelaan diri bisa membuat kita menang bahkan dianggap salah...apalagi untuk membela kawan yang emang benar sesuai fakta.
terima kasih semuanya.....
ps;
tolong tutup topik tulisan saya yang sudah-sudah karena saya sudah cape dan lelah saya ingin.....membaca tulisan-tulisan sahabat eska.....
terima kasih semuanya....
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
- 3c.
-
Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Sun Aug 9, 2009 3:24 pm (PDT)
Hello, Mas,
Wah, bidadarinya cantik semua, Mas! Yang jelas pastinya tidak bisa
memilih Lala, ya? Karena dia masih kecil!
The most important thing to be mature is when our heart grows...
On 8/9/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
> makasih juga Mas Rama...
> gmn kabar Bidadarinya...
> boleh nggak saya minta satu
> untuk mengajari saya bagaimana menjadi orang yang dewasa itu...hehehe
> kalo bisa yang cantik Mas....hehehe
> biar enak dan nyaman bersamanya....
> terima kasih...
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>
> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
> Aku--Mas Rama
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 2:17 PM
>
> Amin, sama-sama, Mas. Nggak ada yang benar atau salah disini kok. Cuma
> mau berkomentar saja, dan ini saya tujukan untuk umum.
>
> Just an ordinary thoughts of an ordinary Jedi Knight...
>
> On 8/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
>>
>> terima kasih atas attentionnya, Mas Rama...
>> membaca tulisan mas Rama sesuai dengan apa yg dipikiran sy
>> ya, sy tau diri kok siapa sy, Mas
>> ya, bagaimana pun sy banyak terima kasih atas masukannya Mas Rama....
>> makasih banyak Mas...
>> mungkin kita nanti share lagi ya
>> sukses selalu
>>
>> PS:
>> mohon maaf bila ade sale-sale kate
>> karena sebentar lagi puase
>> maaf jika secara ini sy punya sale sm Mas
>> ya, walo sy baru kedua kali bertemu sm Mas Rama
>> baik pameran buku tahun 2008 di Istora Senayan sm di Bandung
>> tp sy aware dgn kebaikan Mas Rama dengan jawabannya
>> terima kasih
>> met puasa ya, Mas!
>>
>>
>> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>>
>>
>> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
>> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
>> Aku Untuk Menjadi Dewasa
>> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
>> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 9:40 AM
>>
>>
>> Setiap orang memiliki definisi "dewasa" sendiri-sendiri. Ada yang
>> beranggapan bahwa dewasa itu dinilai dari tua usianya, ada juga yang
>> menilai dewasa itu dari sikap dan perilakunya.
>>
>> Untuk saya pribadi, kedewasaan berarti memiliki kematangan dalam
>> berpikir, bersikap, dan berperilaku. Ingat kata matang? Matang berarti
>> telah siap untuk berlaku, bersikap, serta berpikir. Tentu saja
>> kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan dalam bentuk yang positif.
>>
>> Menjadi dewasa sendiri sebenarnya tidaklah mutlak untuk seluruh elemen
>> dalam hidup kita. Nonton film kartun atau main video game misalnya,
>> biasa dilakukan anak-anak (termasuk saya, hehehe). Namun, itu bukan
>> jadi patokan bahwa kita tidak memiliki kedewasaan berpikir, bersikap,
>> dan berperilaku.
>>
>> Kalau dijabarkan mungkin akan panjang sekali, tapi saya ingin mencoba
>> fokus pada isi e-mail terdahulu (yang kali ini saya balas).
>>
>> Kepada sang penyebut: Menurut saya, akan lebih baik apabila kita
>> menghindari penggunaan kalimat atau pemberian status "tidak dewasa"
>> kepada seseorang, pasalnya tiap orang memiliki standarisasi kedewasaan
>> yang berbeda, dan ditambah lagi dengan variabel-variabel lain (contoh,
>> lingkungan, teman-teman main, dll) yang tentunya ikut berperan
>> membentuk pribadi seseorang. Ya, mencoba memahami latar belakang lawan
>> bicara kita mungkin merupakan cara yang paling bijaksana untuk dapat
>> menghargainya. Oh ya, menerima saran dan pendapat dari teman dalam hal
>> menilai itu memang tidak ada salahnya. Namun, sebagai manusia yang
>> diberi akal dan pikiran, hendaknyalah kita dapat memberi penilaian
>> sendiri terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa yang
>> kita dengar. Jadi, apa yang berasal dari luar hanyalah merupakan bahan
>> rujukan saja (disini lihat mayoritas dan minoritasnya, saya rasa Anda
>> sudah tahu soal ini). Soal Anda menerima atau tidak, itu adalah 100
>> persen hak Anda, dan hendaknyalah lawan bicara Anda dapat menghargai
>> hal tersebut.
>>
>>
>> Kepada sang tersebut: Well well, yuk duduk tenang dulu. Tarik napas
>> panjang, minum es atau sirup juga boleh (mumpung belum puasa nih!).
>> Hmmm, ada pertanyaan yang sangat simpel. "Apakah Anda merasa yang
>> disebutkan sang penyebut itu benar karakter Anda?" Kalau jawabannya
>> "Ya" berarti sudah selayaknyalah kita introspeksi diri. Tapi kalau
>> jawabannya "Tidak," so why should you be upset? Hehehe, saya pribadi
>> juga sering kok disebut "tidak dewasa," "childish," dll, cuma
>> gara-gara saya hobby main game, nonton film kartun, dan main
>> pedang-pedangan (liat aja ramaditya.multiply.com). Tapi saya merasa
>> hal tersebut bukanlah hal yang masuk kriteria kematangan berpikir,
>> bersikap, dan berperilaku. Apakah itu akan mempengaruhi sikap saya dan
>> interaksi saya dengan individu lain? Saya rasa tidak. So, kita bisa
>> gunakan ukuran itu, saya rasa. Nah, apalagi kalau kita hendak
>> berinteraksi, dalam hal ini coba menyatukan dua individu jadi satu.
>> Tentu saja akan banyak terjadi perbedaan kepentingan dan pemikiran.
>> Nah hal inilah yang harusnya disatukan, karena kalau kedua belah pihak
>> cuma jalan sendiri-sendiri dengan standarisasinya, hmmm, you know the
>> rest. Jadi, tenang sajalah. Bersabar dan bisa menerima dengan lapang
>> dada apa kata orang adalah yang paling bisa kita lakukan.
>>
>>
>> On 8/7/09, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com > wrote:
>>> *Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa*
>>>
>>> *Fiyan 'Anju' Arjun*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *(TeruskanlahAgnes Monica)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Sering kali aku mendengar atau mendapatkan kalimat-kalimat dibawah ini:**
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Sikap lo nggak ada dewasa banget, seh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Jangan kayak anak-anak donk! Dewasa dikit kenapa?!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Lo nggak ada dewasanya sama sekali deh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Childist banget seh, lo!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hari ini, Kamis tertanggal 06 Juli 09 tepatnya pukul 13:05 aku baru
>>> mendapatkan pelajaran dari '*seseorang' *dari balik ponsel. Dari balik
>>> ponsel itu orang tersebut pertama bicara tentang kehidupan masa
>>> depannyadengan pilihan sesuai kriteria dirinya maupun orangtuanya. Dan
>>> itu
>>> masih aku terima. Toh, siapa sih orang yang tidak menginginkan masa depan
>>> yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses. Aku sendiri pun tidak akan menolak
>>> dengan hal itu. Kalau pun ada yang tidak menginginkan hal demikian wajib
>>> dipertanyakan orang itu. Apakah sehat atau tidak? Atau, perlu
>>> diperiksakan
>>> kejiwaannya. Stabil atau tidak jiwanya itu. Bukan begitu?**
>>>
>>>
>>>
>>> Madesu. Akronim, masa depan suram. Tentu kita pasti akan menolaknya bila
>>> hal
>>> itu benar-benar menjadi pilihan kita. Siapa lagi yang mau memiliki masa
>>> depan seperti itu. Mimpi saja tentu tidak mau. Apalagi menjadi kenyataan.
>>> Tentu akan menolaknya mentah-mentah. Kalau perlu buang jauh-jauh deh dari
>>> kehidupan kita.
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi kita juga tak bisa menolak takdir bila hal itu terjadi pada
>>> diri
>>> kita. Aku harapkan sih tidak! Apalagi aku. Tentu aku saja menolaknya
>>> apalagi
>>> untuk mendekatinya. Dan tentunya bila kita berpikiran realitis kita ingin
>>> masa depan yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses, bukan? Kalau sudah
>>> begitu
>>> dengan kita memilih kehidupan seperti itu apakah kita sudah dapat
>>> dikatakan
>>> sudah berpikiran dewasa Aku rasa cetek sekali pikiran kita bila hanya
>>> menganggap dan mengukur hal bersikap dewasa itu hanya diniliai dari
>>> masalah
>>> itu saja.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku pun menjadi heran jika ada orang mengatakan kepadaku jadilah untuk
>>> bisa
>>> menjadi orang dewasa. Saking herannya sampai aku banyak baca buku semua
>>> dan
>>> tak ada satu pun yang mengatakan secara rinci tentang sikap dewasa itu
>>> seperti apa? Halnya hari itu 'seseorang' mengatakan kepadaku.
>>>
>>>
>>>
>>> "Menurut teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku yang mendengar akhirnya menfilter suara dari balik ponsel itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Hmm menurut teman-teman? Lha kata lo sendiri apa? Kok kata teman-teman.
>>> Kalau begitu yang belum dewasa lo atau gue. Mau aja dengarin kata orang.
>>> Kalau mendengar kata orang sih nggak ada habisnya perkara. Apa orang lain
>>> terjun ke jurang apa harus ikut terjun ke jurang juga. Nggak mungkinkan?
>>> Lagi pula apa sih yang tahu tentang pribadi gue. Sotoy banget tuh
>>> orang-orang menilai tentang pribadi gue. Kecuali dia itu saudara, kakak,
>>> adik atau keponakan gue. Lha ini aja tidak ada hubungan apa-apa bisa
>>> banget
>>> menilai gue. Kalau ingin menilai orang lain beli kaca dulu deh. Kok
>>> bisa-bisa ngurusin orang lain. Katanya orang beriman tetapi masih aja
>>> ngurusin orang lain. Cape dehh!" bathinku bagai memegang sekam dalam
>>> hati.
>>>
>>>
>>>
>>> Okay, jika aku yang salah. Aku terima! Aku minta maaf! Tapi tolong
>>> ajarkan
>>> aku sikap dewasa itu seperti apa? Apakah seperti pelaku bom hotel RITZ
>>> Kuningan? Atau, seperti anggota dewan yang sering rebut kursi sampai
>>> bertingkai di ruang rapat. Main gontok-gontokan? Atau, para koruptor yang
>>> merajarela? Tentunya mereka itu semua adalah orang-orang yang pernah
>>> mengenyam pendidikan formal yang sangat tinggi. Tentu mereka lebih tahu
>>> sikap dan sifat yang mana dikatakan berpikiran dewasa? *Untuk itu
>>> ajarkanlah
>>> aku untuk menjadi orang yang benar-benar dikatakan dewasa itu hai suara
>>> di
>>> balik telepon? Ajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa? *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hingga saat itu aku diingatkan sebuah kisah klasik yang cukup membuatku
>>> menjadi patokan untuk bermuhasabbah diri sekaligus berintropeksi diri.
>>> Tentu
>>> Anda pastinya sudah mendengarnya. Kisah klasiknya seperti ini:
>>>
>>>
>>>
>>> Ada seorang Ayah dan anaknya selalu memegang tali kekang keledai setiap
>>> kali
>>> dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka berdua akhirnya memasuki
>>> perkampungan demi perkampungan. Dan diujilah kesabaran Ayah dan anak itu
>>> dengan berbagai cobaan dalam hal ini perkataan-perkataan setiap mereka
>>> berdua melewati sebuah perkampungan. Perkataan itu tak lain terlontar
>>> dari
>>> mulut orang-orang yang tinggal di perkampungan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Dan lewatlah mereka berdua di sebuah perkampungan pertama. Dengan pedenya
>>> mereka berdua melewati perkampungan itu dengan membawa keledai dengan
>>> memegang tali kekang hewan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Belum sampai dipertengahan jalan perkampungan itu tiba-tiba mereka berdua
>>> mendengar celetukan dari para penghuni kampung itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Lihat saja Ayah dan anak itu berdua sama-sama bodohnya. Ada keledai
>>> bukan
>>> ditumpangi (naiki) ini malah didiami saja." Begitu celetukan penghuni di
>>> perkampungan yang mereka berdua lewati. Kemudian mereka sampai pada di
>>> sebuah perkampungan yang kedua. Mereka berdua pun masih sama. Masih
>>> memegang
>>> tali kekang keledai. Namun karena berdua sudah mendapatkan pelajaran di
>>> perkampungan pertama Ayah dari anak itu buka suara," sekarang kamu naik
>>> saja
>>> di punggung keledai ini. Ayah ingin tahu celetukan apa yang Ayah dengar
>>> dari
>>> perkampungan yang kita lewati ini." Usul Ayah kepada anaknya. Anak itu
>>> pun
>>> menuruti perkataan Ayahnya.
>>>
>>>
>>>
>>> Benar. Pikiran seorang Ayah. Belum sampai mereka dipertengahan jalan di
>>> perkampungan yang kedua mereka dapat celetukan lagi.
>>>
>>>
>>>
>>> "Anak itu tidak tahu budi. Tidak punya rasa hormat saja. Masa Ayahnya
>>> yang
>>> diperintahkan menuntun keledai. Dan di atasnya ia seorang diri.
>>> Benar-benar
>>> anak tak tahu diri," celetukan perkampungan kedua pun terlontar juga.
>>> Begitulah seterusnya sampai-sampai mereka berdua tetap seperti sedia
>>> kala.
>>>
>>>
>>>
>>> Begitulah dalam kehidupan yang kita jalani. Terkadang kita selalu
>>> menuruti
>>> perkataan orang lain. Dan kita bahkan sampai mengikutinya walau dalam
>>> hati
>>> kita sering bertolak belakang akhirnya yang timbul adalah tidak memiliki
>>> rasa kepedean bahkan tak punya pendirian. Apa kata orang dianggapnya
>>> benar!
>>> Padahal malah sebaliknya. Menjerumuskan diri bahkan mendekati sikap tak
>>> terpuji. Ghibah pun malah tak terelakan. Bahkan bisa jadi menfitnah tanpa
>>> dasar yang sesungguhnya. Entahlah. Tapi bagi aku sekarang ini hal semacam
>>> itu sudah menjadi makanan aku sehari-hari. Seperti halnya ketika
>>> 'seseorang'
>>> mengatakan kepadaku dibalik ponsel hari itu dengan mengatakan," menurut
>>> teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> "Terima kasih sudah menilaiku seperti itu!"
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi benar juga apa kata La Rouchefoucauld *"Alam memberi kita satu lidah
>>> akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali banyak
>>> mendengar daripada berbicara." *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Yup, terkadang kita memilki dua telinga bukan untuk mendengar yang
>>> berguna
>>> dan manfaat melainkan ini hanya untuk mendengar omongan yang tak bergizi.
>>> Alias, mendengar omongan sampah saja! Menambah dosa dan mengurangi
>>> timbangan
>>> pahala kita. (Ma'af dalam masalah ini aku bukan Tuhan yang mengurusi
>>> segala
>>> masalah dosa dan pahala. Itu sih tanggungan masing-masing pribadi saja)
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi aku juga tak mau egois biar bagaimana pun aku harus mengucapkan
>>> rasa berterima kasih kepada orang yang telah meneleponku dari balik
>>> ponsel
>>> hari itu. Karena dialah aku semakin mengerti dan semakin tahu dimana
>>> letak
>>> orang yang memiliki tingkat kedewasaan. Yang bukan hanya melulu
>>> mendengarkan
>>> omongan orang belaka yang tak bermutu.(fy)
>>>
>>> * *
>>>
>>> Fy,
>>>
>>> Mencoba lebih banyak intropeksi diri.
>>>
>>>
>>>
>>> * UlujamiPesanggrahan, 06 Juli 2009*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * Tulisan ini aku tulis disaat ditemani oleh Agnes Monica
>>> dengan
>>> lembut dan sabar dia mengajarkan aku tentang kehidupan bagaimana
>>> menghargai,
>>> menjadi pendengar yang baik bukan menjadi pendikte yang ulung serta
>>> bersikap
>>> peduli dengan orang lain hingga aku begitu larut didalamnya Hingga dia
>>> bilang kepadaku: "Teruskanlah Teruskanlah dengan duniamu. Jangan peduli
>>> perkataan orang lain. EGP aja!" Terima kasih Agnes Monicaku telah
>>> mengajarkan aku tentang banyak hal. (Gini ya rasanya ditemani sama
>>> penyanyi
>>> beken bikin grogi dan nervous Mimpi kalee hahaha)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Bonus Track.*
>>>
>>>
>>>
>>> Teruskanlah
>>>
>>> Voc: Agnes Monica
>>>
>>>
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> *Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah *
>>>
>>> *Kau begitu .*
>>>
>>> *Kau tak butuh diriku*
>>>
>>> *Aku patung bagimu*
>>>
>>> *Cinta bukan*
>>>
>>> *Tuk kebutuhanmu.*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Reff:
>>>
>>> * Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> Reff:* Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah *
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Chorus:
>>>
>>> * Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah *
>>>
>>> * Kau begitu .*
>>>
>>> * Teruskanlah Teruskanlah *
>>>
>>>
>>> --
>>> "Books inside you"
>>> Fiyan 'Anju' Arjun
>>> Anju Online Bookshop
>>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>>> www.bukumurahku.multiply. com
>>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>>> Tlp:(021) 7379858
>>> Hp:0852-8758-0079
>>>
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>>
>> --------------------- --------- ------
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan
>> lebih
>> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
>> Dapatkan IE8 di sini!
>> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari
> email atau jaringan sosial Anda sekarang!
> http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
- 4a.
-
Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Yth Ibu Indarwat
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 2:19 am (PDT)
terima kasih atas masukannya....
saya tak punya tanggapan tentang apa yg Ibu Indarwati tulis....
mungkin saya perlu banyak dari Ibu....
itu terlihat dari ketika pendapat Ayya kawan saya memberikan pendapatnya
ibu memberikan yang tak pernah saya "duga"
terima kasih....
sukses selalu.....
--- Pada Ming, 9/8/09, patisayang <patisayang@yahoo.com > menulis:
Dari: patisayang <patisayang@yahoo.com >
Judul: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Minggu, 9 Agustus, 2009, 2:42 AM
Ayya sayang, seorang 'teman' sah-sah saja membela temannya. Tapi please, pakai cara elegan. Kenapa musti bawa-bawa nama orang lain di luar konteks pembicaraan dan kisah lama yang sudah ditutup lembarannya? Yang belum tentu juga kita tahu dan paham duduk masalah sebenarnya.
Ayya sayang, seorang 'teman' juga akan membela temannya dengan tetap fokus ke kelebihan si teman, bukannya lantas ganti menyerang si pemberi masukan. Itu namanya melebarkan masalah dan justru nggak akan ada habis-habisnya.
Please dua point di atas jangan diulang lain kali kau membela 'teman'.
Ayya, seorang 'teman' yang baik justru lebih bisa melihat kekurangan sahabat atau temannya itu dibanding kelebihan atau biasa-biasanya dia. Dan jika memang dia 'teman ' yang baik, dia akan menguatkan si 'teman' dengan mengambil nilai positif dari penilaian teman-teman 'teman'nya yang lain itu.
So, Ayya sayang, aku tak bermaksud membela siapapun. Tapi siapapun bisa berkaca siapa dewasa siapa tidak tanpa perlu pembelaan segudang 'teman'.
salam,
Indar
yang belum melihat perubahan sikap dari 3 tahun lalu tapi memilih diam.
--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, ayya fadilla <ayyathea@.. .> wrote:
>
> hmmm...membaca tulisan Kang Dhani
> sy jd ketawa sendiri
> kok bisa ya mengkategorikan Fiyan hanya melalui poin-poin itu aja....hehehe
> sampai sepuluh lagi...
> kurang banyak tuh Kang....
> atau saran sy Kang Dhani jd cenayang atu ahli nujum aja
> abisnya bisa sebegitunya. ..
> lha sy aja biasa-biasa aja selama ini berkawan dgn Fiyan
> Kang Dhani gak belajar dari kejadian sebelum acara Milad SK ya
> saling beradu argumen sm Bang Nursalam...
> nah ketauan mana yang lebih dewasa...
> jgn hanya bisa menilai orang aja.
> ya, Kang Dhani memang perfect dihadapan Sahabat SK
> tetapi seperfect apapun orang pasti ada setitik noda ato cela
> jangan hanya Fiyan toh aja dibuat kategori kedewasaan.. .hahaha
> maaf ya Kang cuman share aja....
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, dayat, cendana2000 <dayat_xxx@. ..> menulis:
>
> Dari: dayat, cendana2000 <dayat_xxx@. ..>
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa
> Kepada: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 12:48 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> bisa jadi kedewasaan seseoarng akan terliahat saat dia menanggapi perkataan seseoarng yang menyatakan bahwa dia tidak dewasa atau childis.
> saat ada orang bilang kita tidak dewasa, mana yang lebih dewasa?
>
> - mengajukan banyak sanggahan atau alasan agar pandangan dia berubah sehingga mencabut tuduhanya
> - hanya diam, tenang, menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman
> - atau kita balik serang dia dengan memaparkan wacana2 yg menyudutkan dia bahwa dia juga belum dewasa, atau paling tidak membuat dia merasa bahwa dirinya tidak berhak menvonis orang lain tidak dewasa
>
> mari kita belajar untuk lebih dewasa dalam menilai orang, dan juga mari kita coba untuk lebih dewasa dalam menerima kritik dan penilaian orang...
> karena dewasa itu hanya satu "benda", tapi akan berubah jadi bermacam-macam
> "benda" saat dilihat dari kaca mata yang berbeda.
>
>
>
>
>
>
> New Email addresses available on Yahoo!
>
> Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
>
> Hurry before someone else does!
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads. yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
- 5.1.
-
File - Moderator Sekolah Kehidupan
Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sun Aug 9, 2009 3:06 am (PDT)
(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email
Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,
Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.
1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE
2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.
Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.
Salam Hormat,
Moderator Bersama
- 6a.
-
Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Dayat
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 4:30 am (PDT)
pkbr?
oya, katanya maunya mesan buku?
buku apa ya?
nanti saya kirim
tapi liat-liat dulu aja katalognya ya...
terima kasih.
oya, afwan makasih ya atas masukannya...
terima kasih
sukses selalu!
amin
--- Pada Sab, 8/8/09, dayat, cendana2000 <dayat_xxx@yahoo.com > menulis:
Dari: dayat, cendana2000 <dayat_xxx@yahoo.com >
Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 12:48 PM
bisa jadi kedewasaan seseoarng akan terliahat saat dia menanggapi perkataan seseoarng yang menyatakan bahwa dia tidak dewasa atau childis.
saat ada orang bilang kita tidak dewasa, mana yang lebih dewasa?
- mengajukan banyak sanggahan atau alasan agar pandangan dia berubah sehingga mencabut tuduhanya
- hanya diam, tenang, menanggapinya hanya dengan sebuah senyuman
- atau kita balik serang dia dengan memaparkan wacana2 yg menyudutkan dia bahwa dia juga belum dewasa, atau paling tidak membuat dia merasa bahwa dirinya tidak berhak menvonis orang lain tidak dewasa
mari kita belajar untuk lebih dewasa dalam menilai orang, dan juga mari kita coba untuk lebih dewasa dalam menerima kritik dan penilaian orang...
karena dewasa itu hanya satu "benda", tapi akan berubah jadi bermacam-macam
"benda" saat dilihat dari kaca mata yang berbeda.
New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
- 7a.
-
Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Kang Dhani
Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id bujangkumbang
Sun Aug 9, 2009 4:35 am (PDT)
tak ada yg perlu dimaafkan, Kang!
saya sadar diri siapa saya ini!
jadi akang tak perlu minta maaf kepada saya
disini tak ada yang salah
fiyanlah yang salah
saya kira saya dapat bimbingan disini
dengan tulisan yg saya tulis itu
ternyata.....
apalagi mengirim pesan singkat untuk saya
meminta maaf kepada saya
afwan, Akang tak perlu...
malah saya yang mengucapkan terima kasih
dan minta maaf sama Akang
terima kasih ya kang selama ini...
sukses selalu!
amin!
- 7b.
-
Re: (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sun Aug 9, 2009 9:50 am (PDT)
Iya Fiyan, saya maafkan *lhooo..??* ga deng becanda :D, Fiyan, diskusi kita tidak lantas siapa menyalahkan siapa. Kalo saya minta maaf sama fiyan, adalah lebih karena tanggung jawab saya atas apa
yang sudah saya tulis, karena ternyata itu dianggap menyakiti, dan saya dianggap sok tau dll.
Coba baca lagi replyan saya deh, dari kesepuluh point yang saya sarikan dari tulisan terkahir fiyan. semuanya atas dasar cintah. *tsaaaah..* serius! Tapi sayang ya, kita --termasuk saya-- memang paling susah menerima kritikan.
Dibelakang itu, saya paling mendukung fiyan --akhirnya perlu diomongin juga nih-- dalam banyak hal. Termasuk eeheeeem eheeeem.
Tapi saya ga harus bilang-bilang kan?
Baiklah, seperti Mas Nursalam pernah tulis, tentang internet, saya akan jabat erat tangan fiyan dan berkata : i love u full...
hahahahaha *ketawa mbah surip*
DANI
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , bujang kumbang <bujangkumbang@com ...> wrote:
>
> tak ada yg perlu dimaafkan, Kang!
> saya sadar diri siapa saya ini!
> jadi akang tak perlu minta maaf kepada saya
> disini tak ada yang salah
> fiyanlah yang salah
> saya kira saya dapat bimbingan disini
> dengan tulisan yg saya tulis itu
> ternyata.....
> apalagi mengirim pesan singkat untuk saya
> meminta maaf kepada saya
> afwan, Akang tak perlu...
> malah saya yang mengucapkan terima kasih
> dan minta maaf sama Akang
> terima kasih ya kang selama ini...
> sukses selalu!
> amin!
>
- 8a.
-
[Ruang Baca] Tembang Ilalang
Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com rinurbad
Sun Aug 9, 2009 5:42 am (PDT)
Penulis: MD. Aminudin
Penerbit: Semesta (lini Pro-U Media)
Tebal: 512 halaman
Cetakan: I, 2008
Beli di: Togamas, Bandung
Harga: sekitar 45 ribu (setelah diskon)
Tatkala cinta kepada bangsa meminta bukti kesetiaan, apakah cinta kepada istri dan keluarga harus dikesampingkan? Asroel tak dapat berlama-lama menikmati hari penuh madu di taman kasih bersama istrinya, Roekmini. Niatnya untuk membuka lembaran putih tanpa noda terpaksa melalui berbagai tikungan dan tebing terjal yang menggelincirkannya pada perjalanan panjang meletihkan. Asroel tak mampu menyaksikan kelahiran buah hatinya sendiri, bahkan mengetahui nama putra semata wayangnya, karena tuduhan sukar ditepis akibat berada di tempat yang keliru.
Semenjak itu, hati Asroel dan Roekmini ditikam rindu memedihkan. Sang istri yang mendamba pelindung harus menelan kegetiran perpisahan, bersimbah airmata usai kepulangan ayahnya yang berhati singa. Lelaki berprinsip keras itu menemui ajalnya di tangan penjajah yang selalu menemukan cara untuk menghabisi siapa pun yang dianggap membahayakan. Baik Asroel maupun Roekmini berkelana dari penjara ke penjara dengan berbagai bentuk, mulai dari sangkar emas sampai siksaan dan hinaan fisik yang diupayakan demi meletihkan jiwa raga keduanya.
Menyajikan sejarah dalam fiksi adalah langkah mulia yang patut dihargai setinggi-tingginya, mengingat tidak ringan telusuran yang perlu dilakukan untuk menghadirkan kisah serba 'hidup' ditambah penyampaian berterima di banyak kalangan pembaca. Bisa dikatakan, MD. Aminudin selaku penulis menuai kecemerlangan atas gagasan itu. Tuturannya enak disimak, diksinya jarang sekali berulang, maka novel bermuatan 25 bab ini tidak menjemukan dengan dukungan plotnya yang cepat dan terus berpindah lokasi.
Di samping lembar-lembar sejarah, Tembang Ilalang bernapaskan Islam. Eloknya, dakwah tidak dituturkan secara kaku dan kering. Memang terkandung petikan ayat dalam sejumlah dialog, tapi tak sampai memancang fiksi berbobot ini menjadi kisah yang menggurui. Terlalu banyak fakta sejarah yang layak dilahap dan tersambung baik dalam sub plot sehingga karakter demi karakter muncul tanpa terjebak pemaparan cinta yang banal. Melalui Tembang Ilalang, kita diajak berpikir lebih luas ihwal rasa nasionalisme dan persahabatan yang tak mengenal imbalan. Bab-bab pertempuran dikemukakan dengan luwes sehingga adegan pertemuan dua musuh pun tidak pantas dilewatkan.
Racikan Tembang Ilalang menghasilkan novel yang menggolakkan setiap sudut hati, membawa rentang benak menjejak episode keterpurukan bangsa yang berusaha merebut kemerdekaan, dengan taburan bahasa Belanda, bahasa daerah, dan potret-potret kelam seperti joegoen ianfoe serta susupan komunis di urat nadi Indonesia. Berbagai pihak berani mati dengan mengerahkan perlawanan dari sudut masing-masing: ekonomi, pemberitaan, sampai keagamaan yang menjadi ruh semangat juang.
Segi cantik lain dari novel ini ialah amat langkanya typo. Memang terdapat kemelesetan sesekali, misalnya kalimat "Tiasa abdi numpang?" (hal. 231). Lebih tepat jika penulis menggunakan 'tiasa abdi ngiring?', akan tetapi dipermaklumkan mengingat karakter Asroel memang bukan dari etnis Sunda, melainkan pernah tinggal beberapa lama di Bandoeng.
Boleh jadi unsur sejarah yang ditanamkan amat kuat di novel ini membuat pembaca merasa tersendat menyantap cerita, namun dengan demikian Tembang Ilalang yang dikemas bolak-balik dalam bentuk 2 in 1 book berfungsi pula sebagai referensi yang perlu dimiliki alih-alih menjenguk buku pegangan sejarah yang relatif rumit.
Salah satu kutipan menawan:
"Memang dari tulisan pula manusia mencapai derajat kebenaran, tetapi dari tulisan pula manusia terjerumus dalam kenistaan." (hal. 279)
- 8b.
-
Re: [Ruang Baca] Tembang Ilalang
Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com patisayang
Sun Aug 9, 2009 6:12 am (PDT)
Asli, buku ini masuk daftar beliku. Makasih ya udah diresensi. Tp kalo bleh menambahi, knp buku ini gak diperbandingkan dgn bk penulis sama yg lainnya atau buku dgn tema sejenis? Pasti akan lbh memuaskan dahaga(ku). Atau dua parameter di atas blm dtemukan mbk Rini? Thanks anyway. ;)
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Rini Agus Hadiyono" <rinurbad@..com .> wrote:
>
> Penulis: MD. Aminudin
>
> Penerbit: Semesta (lini Pro-U Media)
>
> Tebal: 512 halaman
>
> Cetakan: I, 2008
>
> Beli di: Togamas, Bandung
>
> Harga: sekitar 45 ribu (setelah diskon)
>
> Tatkala cinta kepada bangsa meminta bukti kesetiaan, apakah cinta kepada istri dan keluarga harus dikesampingkan? Asroel tak dapat berlama-lama menikmati hari penuh madu di taman kasih bersama istrinya, Roekmini. Niatnya untuk membuka lembaran putih tanpa noda terpaksa melalui berbagai tikungan dan tebing terjal yang menggelincirkannya pada perjalanan panjang meletihkan. Asroel tak mampu menyaksikan kelahiran buah hatinya sendiri, bahkan mengetahui nama putra semata wayangnya, karena tuduhan sukar ditepis akibat berada di tempat yang keliru.
>
> Semenjak itu, hati Asroel dan Roekmini ditikam rindu memedihkan. Sang istri yang mendamba pelindung harus menelan kegetiran perpisahan, bersimbah airmata usai kepulangan ayahnya yang berhati singa. Lelaki berprinsip keras itu menemui ajalnya di tangan penjajah yang selalu menemukan cara untuk menghabisi siapa pun yang dianggap membahayakan. Baik Asroel maupun Roekmini berkelana dari penjara ke penjara dengan berbagai bentuk, mulai dari sangkar emas sampai siksaan dan hinaan fisik yang diupayakan demi meletihkan jiwa raga keduanya.
>
> Menyajikan sejarah dalam fiksi adalah langkah mulia yang patut dihargai setinggi-tingginya, mengingat tidak ringan telusuran yang perlu dilakukan untuk menghadirkan kisah serba 'hidup' ditambah penyampaian berterima di banyak kalangan pembaca. Bisa dikatakan, MD. Aminudin selaku penulis menuai kecemerlangan atas gagasan itu. Tuturannya enak disimak, diksinya jarang sekali berulang, maka novel bermuatan 25 bab ini tidak menjemukan dengan dukungan plotnya yang cepat dan terus berpindah lokasi.
>
> Di samping lembar-lembar sejarah, Tembang Ilalang bernapaskan Islam. Eloknya, dakwah tidak dituturkan secara kaku dan kering. Memang terkandung petikan ayat dalam sejumlah dialog, tapi tak sampai memancang fiksi berbobot ini menjadi kisah yang menggurui. Terlalu banyak fakta sejarah yang layak dilahap dan tersambung baik dalam sub plot sehingga karakter demi karakter muncul tanpa terjebak pemaparan cinta yang banal. Melalui Tembang Ilalang, kita diajak berpikir lebih luas ihwal rasa nasionalisme dan persahabatan yang tak mengenal imbalan. Bab-bab pertempuran dikemukakan dengan luwes sehingga adegan pertemuan dua musuh pun tidak pantas dilewatkan.
>
> Racikan Tembang Ilalang menghasilkan novel yang menggolakkan setiap sudut hati, membawa rentang benak menjejak episode keterpurukan bangsa yang berusaha merebut kemerdekaan, dengan taburan bahasa Belanda, bahasa daerah, dan potret-potret kelam seperti joegoen ianfoe serta susupan komunis di urat nadi Indonesia. Berbagai pihak berani mati dengan mengerahkan perlawanan dari sudut masing-masing: ekonomi, pemberitaan, sampai keagamaan yang menjadi ruh semangat juang.
>
> Segi cantik lain dari novel ini ialah amat langkanya typo. Memang terdapat kemelesetan sesekali, misalnya kalimat "Tiasa abdi numpang?" (hal. 231). Lebih tepat jika penulis menggunakan 'tiasa abdi ngiring?', akan tetapi dipermaklumkan mengingat karakter Asroel memang bukan dari etnis Sunda, melainkan pernah tinggal beberapa lama di Bandoeng.
>
> Boleh jadi unsur sejarah yang ditanamkan amat kuat di novel ini membuat pembaca merasa tersendat menyantap cerita, namun dengan demikian Tembang Ilalang yang dikemas bolak-balik dalam bentuk 2 in 1 book berfungsi pula sebagai referensi yang perlu dimiliki alih-alih menjenguk buku pegangan sejarah yang relatif rumit.
>
> Salah satu kutipan menawan:
> "Memang dari tulisan pula manusia mencapai derajat kebenaran, tetapi dari tulisan pula manusia terjerumus dalam kenistaan." (hal. 279)
>
- 8c.
-
Re: [Ruang Baca] Tembang Ilalang
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Sun Aug 9, 2009 7:03 am (PDT)
Sedikit bertanya-tanya dengan permakluman atas kesalahan penyebutan kalimat "tiasa abdi numpang?" karena penulis bukan asli Bandung. Bukankah kesalahan seperti itu lebih pantas--menurutku--sebagai kritikan bukan permakluman. Begitu kah?
sepertinya daku berminat beli buku ini *beli truuuuuuuuuuussss!!!*
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply. com
BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani. com
YM : SINTHIONK
--- On Sun, 8/9/09, Rini Agus Hadiyono <rinurbad@yahoo.com > wrote:
Segi cantik lain dari novel ini ialah amat langkanya typo. Memang terdapat kemelesetan sesekali, misalnya kalimat "Tiasa abdi numpang?" (hal. 231). Lebih tepat jika penulis menggunakan 'tiasa abdi ngiring?', akan tetapi dipermaklumkan mengingat karakter Asroel memang bukan dari etnis Sunda, melainkan pernah tinggal beberapa lama di Bandoeng.
- 9a.
-
Emang "dewasa" itu enak ya?
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sun Aug 9, 2009 9:30 am (PDT)
Bang salam, terimakasih sudah memberikan pendapatnya. Saya sepakat bahwa kedewasaan --seperti mas veby bilang-- adalah sesuatu yang abstrak. Parameternya tidak dapat disimpulkan hanya melalui kuis singkat atau tesis sekilas saja :)
Terkait dengan pendapat saya atas curhatannya Fiyan --karena ini kemudian dianggap menyakiti-- yang seperti bang salam bilang jadi muntah kemana-mana, adalah semata-mata dalam bingkai asah, asih, asuh itu sendiri. Tidak pernah lepas kemana-mana. Semuanya diutarakan atas dasar kepedulian kepada sahabat. Tidak ada tendensi menjatuhkan, melecehkan atapun hal-hal negatif lainnya.
Asah. Ya, itu kata kuncinya. Beberapa orang memang terbiasa nyaman dengan perlakukan welas asih dan buaian. Hingga terkadang asahan dianggap sebuah bumerang yang sama sekali tidak bermanfaat, hanya menjatuhkan mental saja. Tanpa pernah berfikir manfaat dahsyat dari asahan itu sendiri. Ketajaman.
Dari ketiga visi besar milis ini, yang sering kali saya lakukan adalah mengasah, karena asih dan asuh sudah sering dilakukan oleh yang lain termasuk Bang Salam sendiri:). Saya tipe orang yang jika ingin membangunkan orang maka bukan dengan lagu nina bobo, tapi dengan lagu2 perjuangan :D *halah, jelek banget nih kiasannya :D*
Menjadi liar karena lebih kepada penerimaan yang tidak positif. Ditambah reply dari sahabatnya Fiyan yang tiba2 nyuruh saya jadi tukang nujum :D. Dibalik itu semua, tentu saya tidak perlu mengatakan dukungan2 saya terhadap fiyan dalam banyak hal. Biar saya saja dan Allah yang tau *tsaaah.. kalo yg pengen tau boleh japri deh*
Begitu kira2 :)
Dani
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <nursalam.ar@com ...> wrote:
>
> Hehe...seru juga ya ternyata tanggapan-tanggapan atas tulisan Fiyan. *Well*,
> jika kita semua bermain dalam satu persepsi yang sama, menari dalam satu
> tepukan gendang yang satu bahwa dewasa itu lekat dengan sesuatu yang
> "keren", "hebat" dan "memang sudah semestinya" maka perdebatan yang ada
> adalah wajar adanya. Karena apa yang boleh dibilang sebagai akar konfliknya
> adalah sama ya persepsi tadi.
- 9b.
-
Re: Emang "dewasa" itu enak ya?
Posted by: "patisayang" patisayang@yahoo.com patisayang
Sun Aug 9, 2009 10:02 am (PDT)
Halah, si Dani mah lupa sm 'wadah' ya? Jangan bkin Nia ketawa lg ah... ;)
Ada hal2 yg bs kt ubah, ada yg sebaiknya diamkan apa adanya.
Ada yg suka ngasih ampela, ati, atau rawon setan sekalian. Sambil nglirik tman sebangku. Hehe.
Ada yg berniat membela, ada yg mencoba melempar dan membuka wacana. Ada yg diam lantaran netral, atau malas nari rempak gendang spt lainnya. Ada pula yg tepuk tangan girang.
Apapun itu, biarlah kembali ke masing2 diri. Ngomong dewasa soal lain lagi yuk. Misal, bagaimana menata hati jika cinta ditolak. Waks! ;) Atau gmana kalo kneksi internet via pc lelet, spt ak ini, shingga cpek ketik2 hape. ;(
Btw, aku bukan mdrator, tp bleh dunk sok jd mediator buat sahabat tersayang-->ini trmsuk ktgori norak gak, Lam. Wakakak. Pizzz Man..;)
Salam,
Indar
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "fil_ardy" <fil_ardy@..com .> wrote:
>
> Bang salam, terimakasih sudah memberikan pendapatnya. Saya sepakat bahwa kedewasaan --seperti mas veby bilang-- adalah sesuatu yang abstrak. Parameternya tidak dapat disimpulkan hanya melalui kuis singkat atau tesis sekilas saja :)
>
> Terkait dengan pendapat saya atas curhatannya Fiyan --karena ini kemudian dianggap menyakiti-- yang seperti bang salam bilang jadi muntah kemana-mana, adalah semata-mata dalam bingkai asah, asih, asuh itu sendiri. Tidak pernah lepas kemana-mana. Semuanya diutarakan atas dasar kepedulian kepada sahabat. Tidak ada tendensi menjatuhkan, melecehkan atapun hal-hal negatif lainnya.
>
> Asah. Ya, itu kata kuncinya. Beberapa orang memang terbiasa nyaman dengan perlakukan welas asih dan buaian. Hingga terkadang asahan dianggap sebuah bumerang yang sama sekali tidak bermanfaat, hanya menjatuhkan mental saja. Tanpa pernah berfikir manfaat dahsyat dari asahan itu sendiri. Ketajaman.
>
> Dari ketiga visi besar milis ini, yang sering kali saya lakukan adalah mengasah, karena asih dan asuh sudah sering dilakukan oleh yang lain termasuk Bang Salam sendiri:). Saya tipe orang yang jika ingin membangunkan orang maka bukan dengan lagu nina bobo, tapi dengan lagu2 perjuangan :D *halah, jelek banget nih kiasannya :D*
>
> Menjadi liar karena lebih kepada penerimaan yang tidak positif. Ditambah reply dari sahabatnya Fiyan yang tiba2 nyuruh saya jadi tukang nujum :D. Dibalik itu semua, tentu saya tidak perlu mengatakan dukungan2 saya terhadap fiyan dalam banyak hal. Biar saya saja dan Allah yang tau *tsaaah.. kalo yg pengen tau boleh japri deh*
>
> Begitu kira2 :)
>
> Dani
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Nursalam AR <nursalam.ar@com > wrote:
> >
> > Hehe...seru juga ya ternyata tanggapan-tanggapan atas tulisan Fiyan. *Well*,
> > jika kita semua bermain dalam satu persepsi yang sama, menari dalam satu
> > tepukan gendang yang satu bahwa dewasa itu lekat dengan sesuatu yang
> > "keren", "hebat" dan "memang sudah semestinya" maka perdebatan yang ada
> > adalah wajar adanya. Karena apa yang boleh dibilang sebagai akar konfliknya
> > adalah sama ya persepsi tadi.
>
- 9c.
-
Re: Emang "dewasa" itu enak ya?
Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Sun Aug 9, 2009 10:15 am (PDT)
Heuheuheu, mbake masih melek aja jam seginih :p, sengaja aku tak bawa2 wadah takut tumpah soale. heueheuheu.
Tapi semuanya saya lakukan demi cintah, mbake. Mungkin suatu saat
saya akan mengalami sendiri bagaimana rasanya diberi masukan, kritikan dan hal-hal pedas lainnya. Saat itu, mungkin saya akan marah seperti fiyan, tapi saya akan berusaha mengkoreksi diri sendiri, atau mungkin saya hanya akan melupakannya begitu saja. Atau saya akan makan es teler biar seger, atau rujakan di rumahmu, mbake *lho* Ngawur deh. Yo wess, kapan kita rujakan? :p
milis ini terbiasa dengan suasana kondusif,mbake. Jadi kalo ada sedikit saja riak dikhawatirkan akan merusak tatanan yang sudah terbangun. Tapi bukankah kehidupan adalah seperti itu?
Dani,
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "patisayang" <patisayang@com ...> wrote:
>
> Halah, si Dani mah lupa sm 'wadah' ya? Jangan bkin Nia ketawa lg ah... ;)
> Ada hal2 yg bs kt ubah, ada yg sebaiknya diamkan apa adanya.
> Ada yg suka ngasih ampela, ati, atau rawon setan sekalian. Sambil nglirik tman sebangku. Hehe.
> Ada yg berniat membela, ada yg mencoba melempar dan membuka wacana. Ada yg diam lantaran netral, atau malas nari rempak gendang spt lainnya. Ada pula yg tepuk tangan girang.
> Apapun itu, biarlah kembali ke masing2 diri. Ngomong dewasa soal lain lagi yuk. Misal, bagaimana menata hati jika cinta ditolak. Waks! ;) Atau gmana kalo kneksi internet via pc lelet, spt ak ini, shingga cpek ketik2 hape. ;(
> Btw, aku bukan mdrator, tp bleh dunk sok jd mediator buat sahabat tersayang-->ini trmsuk ktgori norak gak, Lam. Wakakak. Pizzz Man..;)
>
> Salam,
> Indar
- 10.
-
FW: [sekolah-kehidupan] Re: Emang "dewasa" itu enak ya?
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 10:25 am (PDT)
Dari kemaren..masih topik khusus orang dewasa,yah?
Heuheuheu..
sayah,anak kecil udah boleh nonton belum,yah? Dari berapa taun ke atas sih?
Hahahaha..
----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: Emang "dewasa" itu enak ya?
Date: Sun, 9 Aug 2009 17:15:20
From: fil_ardy <fil_ardy@yahoo.com >
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Heuheuheu, mbake masih melek aja jam seginih :p, sengaja aku tak bawa2 wadah takut tumpah soale. heueheuheu.
Tapi semuanya saya lakukan demi cintah, mbake. Mungkin suatu saat
saya akan mengalami sendiri bagaimana rasanya diberi masukan, kritikan dan hal-hal pedas lainnya. Saat itu, mungkin saya akan marah seperti fiyan, tapi saya akan berusaha mengkoreksi diri sendiri, atau mungkin saya hanya akan melupakannya begitu saja. Atau saya akan makan es teler biar seger, atau rujakan di rumahmu, mbake *lho* Ngawur deh. Yo wess, kapan kita rujakan? :p
milis ini terbiasa dengan suasana kondusif,mbake. Jadi kalo ada sedikit saja riak dikhawatirkan akan merusak tatanan yang sudah terbangun. Tapi bukankah kehidupan adalah seperti itu?
Dani,
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "patisayang" <patisayang@com ...> wrote:
>
> Halah, si Dani mah lupa sm 'wadah' ya? Jangan bkin Nia ketawa lg ah... ;)
> Ada hal2 yg bs kt ubah, ada yg sebaiknya diamkan apa adanya.
> Ada yg suka ngasih ampela, ati, atau rawon setan sekalian. Sambil nglirik tman sebangku. Hehe.
> Ada yg berniat membela, ada yg mencoba melempar dan membuka wacana. Ada yg diam lantaran netral, atau malas nari rempak gendang spt lainnya. Ada pula yg tepuk tangan girang.
> Apapun itu, biarlah kembali ke masing2 diri. Ngomong dewasa soal lain lagi yuk. Misal, bagaimana menata hati jika cinta ditolak. Waks! ;) Atau gmana kalo kneksi internet via pc lelet, spt ak ini, shingga cpek ketik2 hape. ;(
> Btw, aku bukan mdrator, tp bleh dunk sok jd mediator buat sahabat tersayang-->ini trmsuk ktgori norak gak, Lam. Wakakak. Pizzz Man..;)
>
> Salam,
> Indar
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
- 11a.
-
FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 11:22 am (PDT)
Woah..kok si sayah tidak diajak dan disebut sih,bang? Ga dewasa ah,kalo ga nyebut-nyebut sayah mah..Heuheu.
*hari yang anneh...
----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Date: Sun, 9 Aug 2009 9:33:42
From: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. >id
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
ketika saya baca imel kembali hari ini betapa saya kaget dan terkejut.....
saya cape dan lelah dengan koment-koment sahabat eska membuat saya seperti orang yang tak punya derajat dimata sahabat eska dan harga diri...
tapi ada sahabat eska yang mau peduli dengan saya:
terima kasih banyak buat yang sudah membuka pintu hati saya dan wawasan saya tentang kedewasaan;
1. Mas Rama....hmm....terkadang lucu juga ya...hehehe
2. Bang Nursalam...tak ada yang dapat saya utarakan selain kau seperti malaikat...
3. Mas Dayat...lam kenal..ya. sukses selalu.
4. Mas Veby...gmn kbrnya mas? udah gede anakmu itu belum...sukses selalu ya...
5. Mas Ayya...tak selama pembelaan diri bisa membuat kita menang bahkan dianggap salah...apalagi untuk membela kawan yang emang benar sesuai fakta.
terima kasih semuanya.....
ps;
tolong tutup topik tulisan saya yang sudah-sudah karena saya sudah cape dan lelah saya ingin.....membaca tulisan-tulisan sahabat eska.....
terima kasih semuanya....
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 11b.
-
FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 11:26 am (PDT)
Woah..kok si sayah tidak diajak dan disebut sih,bang? Ga dewasa ah,kalo ga nyebut-nyebut sayah mah..Heuheu.
*hari yang anneh...
----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Date: Sun, 9 Aug 2009 9:33:42
From: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. >id
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
ketika saya baca imel kembali hari ini betapa saya kaget dan terkejut.....
saya cape dan lelah dengan koment-koment sahabat eska membuat saya seperti orang yang tak punya derajat dimata sahabat eska dan harga diri...
tapi ada sahabat eska yang mau peduli dengan saya:
terima kasih banyak buat yang sudah membuka pintu hati saya dan wawasan saya tentang kedewasaan;
1. Mas Rama....hmm....terkadang lucu juga ya...hehehe
2. Bang Nursalam...tak ada yang dapat saya utarakan selain kau seperti malaikat...
3. Mas Dayat...lam kenal..ya. sukses selalu.
4. Mas Veby...gmn kbrnya mas? udah gede anakmu itu belum...sukses selalu ya...
5. Mas Ayya...tak selama pembelaan diri bisa membuat kita menang bahkan dianggap salah...apalagi untuk membela kawan yang emang benar sesuai fakta.
terima kasih semuanya.....
ps;
tolong tutup topik tulisan saya yang sudah-sudah karena saya sudah cape dan lelah saya ingin.....membaca tulisan-tulisan sahabat eska.....
terima kasih semuanya....
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
- 11c.
-
FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 11:28 am (PDT)
Woah..kok si sayah tidak diajak dan disebut sih,bang? Ga dewasa ah,kalo ga nyebut-nyebut sayah mah..Heuheu.
*hari yang anneh...
----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
Date: Sun, 9 Aug 2009 9:33:42
From: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. >id
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
ketika saya baca imel kembali hari ini betapa saya kaget dan terkejut....
saya cape dan lelah dengan koment-koment sahabat eska membuat saya seperti orang yang tak punya derajat dimata sahabat eska dan harga diri...
tapi ada sahabat eska yang mau peduli dengan saya:
terima kasih banyak buat yang sudah membuka pintu hati saya dan wawasan saya tentang kedewasaan;
1. Mas Rama....hmm....terkadang lucu juga ya...hehehe
2. Bang Nursalam...tak ada yang dapat saya utarakan selain kau seperti malaikat...
3. Mas Dayat...lam kenal..ya. sukses selalu.
4. Mas Veby...gmn kbrnya mas? udah gede anakmu itu belum...sukses selalu ya...
5. Mas Ayya...tak selama pembelaan diri bisa membuat kita menang bahkan dianggap salah...apalagi untuk membela kawan yang emang benar sesuai fakta.
terima kasih semuanya.....
ps;
tolong tutup topik tulisan saya yang sudah-sudah karena saya sudah cape dan lelah saya ingin.....membaca tulisan-tulisan sahabat eska.....
terima kasih semuanya....
Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
- 11d.
-
Re: FW: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH...
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Sun Aug 9, 2009 3:27 pm (PDT)
"Bagi orang dewasa yang tidak bisa menghargai hobby bermain lightsaber
berarti tidak dewasa!" Lho?
On 8/10/09, jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co. > wrote:id
> Woah..kok si sayah tidak diajak dan disebut sih,bang? Ga dewasa ah,kalo ga
> nyebut-nyebut sayah mah..Heuheu.
>
>
> *hari yang anneh...
>
>
> ----- Original Message -----
> Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) SAYA SUDAH CAPE DENGAN LELAH....
> Date: Sun, 9 Aug 2009 9:33:42
> From: bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. >id
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
>
> ketika saya baca imel kembali hari ini betapa saya kaget dan terkejut....
> saya cape dan lelah dengan koment-koment sahabat eska membuat saya seperti
> orang yang tak punya derajat dimata sahabat eska dan harga diri...
>
> tapi ada sahabat eska yang mau peduli dengan saya:
>
> terima kasih banyak buat yang sudah membuka pintu hati saya dan wawasan saya
> tentang kedewasaan;
>
> 1. Mas Rama....hmm....terkadang lucu juga ya...hehehe
> 2. Bang Nursalam...tak ada yang dapat saya utarakan selain kau seperti
> malaikat...
> 3. Mas Dayat...lam kenal..ya. sukses selalu.
> 4. Mas Veby...gmn kbrnya mas? udah gede anakmu itu belum...sukses selalu
> ya...
> 5. Mas Ayya...tak selama pembelaan diri bisa membuat kita menang bahkan
> dianggap salah...apalagi untuk membela kawan yang emang benar sesuai fakta.
>
> terima kasih semuanya.....
>
>
> ps;
>
> tolong tutup topik tulisan saya yang sudah-sudah karena saya sudah cape dan
> lelah saya ingin.....membaca tulisan-tulisan sahabat eska.....
>
> terima kasih semuanya....
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang
> Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard
> Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/ pingbox/
>
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
- 12.
-
Lima Bidadari? Kenalan Dong!
Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com
Sun Aug 9, 2009 3:37 pm (PDT)
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
Temans, barangkali sudah ada yang pernah mengenal Lima bidadari yang
hidup di kepala Ramaditya lewat postingan di blog
(www.ramaditya.com/www.ramadity a.multiply. com)? Belum? Nah, dalam
postingan kali ini saya akan memperkenalkan mereka, biar lebih akrab!
Nah, kiranya posting ini dapat lebih mengenalkan teman-teman pada lima
bidadari saya. Lewat posting ini saya akan berikan penjelasan singkat
mengenai kelima
bidadari tersebut, serta kutipan dari artikel tentang Lima Bidadari
yang pernah saya tulis di
www.ramaditya.com .
Oh ya, saya juga akan berikan penggambaran fisik (visualisasi) dari
kelima bidadari tersebut, lengkap dengan data statistiknya. Namun,
dikarenakan saya
adalah tunanetra, kemungkinan visualisasinya tidak sempurna, jadi
harap dimaklumi.
Secara garis besar, visualisasi kelima bidadari itu sangat sederhana.
Mereka -- yang lebih tepatnya disebut peri -- memiliki postur tubuh
yang konvensional
seperti manusia, bukan seperti peri berukuran kecil di film kartun
atau bidadari berselendang seperti di cerita-cerita legenda (Jawa dan
India). Mungkin
ada yang pernah menonton sebuah sinetron berjudul "Bidadari" yang
pernah ditayangkan di RCTI, di mana salah satu tokohnya adalah Ibu
Peri? Nah, seperti
itulah kira-kira penggambarannya, hanya lima bidadari adalah versi
mudanya. Kelima-limanya punya wajah yang sama. Yang membedakan
hanyalah busana, senjata,
ekspresi wajah, dan sifat-sifatnya...
Selamat berkenalan...!
* WAHITA (Spiritual Quotient)
Senjata: Silver Holy Sword
Gaya: Paladin
Kekuatan: B
Kecepatan: A+
Pertahanan: C
Kecerdasan: B+
Kepekaan: B-
Deskripsi: Wahita adalah bidadari pertama yang kuciptakan. Aku mulai
membuatnya pada tahun 1992 saat pertama kali mendapatkan mimpi tanda
kedewasaan. Dalam
perkembangannya, Wahita adalah perwujudan kecerdasan spiritual
(spiritual quotient/SQ) yang kumiliki, yaitu sifat-sifat yang
berhubungan dengan pengendalian
diri. Kedewasaan, kebijaksanaan, kearifan, dan kepemimpinan adalah
karakteristik Wahita. Jadi, apabila aku sedang melakukan ibadah
spiritual, bertukar
pikiran, membantu individu yang butuh pertolongan, dan mempelajari
makna hidup lewat agama dan kitab suci, maka aku sedang berada dalam
status Wahita. Ada yang bilang, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
yang memberikan kesadaran bahwa hidup mempunyai dimensi yang lebih
dalam ketimbang sekadar menghabiskan
waktu untuk memupuk modal material. Kecerdasan spiritual juga
merupakan pusat dan dasar dari semua kecerdasan yang ada (fisik,
mental, dan emosional). Jika digambarkan secara fisik, Wahita adalah
sosok yang tenang dan elegan, tapi luwes dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan. Postur tubuhnya tinggi semampai,
rambut terurai hingga punggung, dan busana serba putih yang menjadi
ciri khasnya.
* TIARA (Emotional Quotient)
Senjata: Kodachi (tangan kiri), Holy Wand (tangan kanan)
Gaya: Mage
Kekuatan: D (bisa naik sampai A melalui situasi magic atau kritis)
Kecepatan: C
Pertahanan: D (bisa naik sampai A melalui situasi magic atau kritis)
Kecerdasan: A
Kepekaan: A+
Deskripsi: Tiara adalah bidadari kedua yang kuciptakan, sebagai simbol
dari kecerdasan emosional (emotional quotient/EQ) yang kumiliki.
Kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan
daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang
manusiawi. Kecerdasan
emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai
perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat,
menerapkan secara
efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, lapar, haus, bahagia, sedih, menikmati alam, kesakitan,
rangsangan seksual, cinta, dan berbagai kondisi emosional lainnya
adalah karakteristik Tiara.
Tidak jarang aku jadi sangat feminin dan kalem kalau sifat ini lagi
menonjol, tapi sekaligus aku jadi cengeng dan lemah bahkan mungkin
lebih lemah dari
cewek. Kalau sisi Tiara muncul, aku pun tidak segan-segan berkorban
dan memberikan apa pun untuk orang-orang yang kusayangi. Kalau Anda
melihat status
"Transform into Tiara" di messenger, itu adalah saat yang tepat untuk
curhat padaku, atau barangkali aku lagi sedih dan butuh teman curhat.
Jangan membuatku
menangis ketika aku dalam status ini. Jika digambarkan secara fisik,
Tiara adalah sosok yang sangat feminin dan paling cantik di antara
kelima bidadari.
Ia mengenakan gaun panjang yang sampai menutup seluruh bagian kakinya,
dengan rambut terurai hingga melebihi pinggang.
* AURORA (Intellectual Quotient)
Senjata: Plasma Blaster (bisa berubah menjadi Light Sword)
Gaya: Sniper
Kekuatan: B
Kecepatan: B
Pertahanan: C
Kecerdasan: A+
Kepekaan: C (bisa meningkat ke A dengan radar)
Deskripsi: Seperti keterangan simbolisnya, kecerdasan intelektual
(intellectual quotient/IQ), Aurora adalah bidadari yang melambangkan
kecerdasan dan intelektualitas
pada diriku. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berkaitan
dengan matematika, mendefinisikan kata-kata, menciptakan
rancangan-rancangan, mengulang
kata-kata dari ingatan, dan mengerjakan tugas-tugas lain. Kecerdasan
ini lebih mengarahkan pada objek-objek di luar diri manusia, seperti
fisika, kimia,
matematika, biologi, dsb.
Jadi, apabila aku sedang berpikir, menulis, bekerja (dengan komputer
atau perangkat canggih lainnya), menyusun taktik dan strategi, serta
mengkalkulasi
dan berhitung, maka aku tengah berada dalam status Aurora. Jika
digambarkan secara fisik, Aurorayang berambut pendekmengenakan
kostum yang menggambarkan
keadaannya sebagai karakter yang modern, dengan berbagai peralatan
elektronik (kacamata detektor/rayband, pistol plasma serta komputer
mini di pinggang,
dan jet pack untuk terbang di punggung). Ia mengenakan setelan celana
pendek dan bagian lengan tangan terbuka. Ia adalah satu-satunya
bidadari yang tidak
bersayap karena sudah digantikan oleh jet pack.
* DARTH AURORA (Physical Appearance)
Senjata: Broadsword
Gaya: Knight
Kekuatan: A+
Kecepatan: D
Pertahanan: A
Kecerdasan: D
Kepekaan: C
Deskripsi: Darth Aurora adalah simbolisasi sifat jasadku. Di sini yang
dimaksud adalah sifat-sifat raga yang negatif, yang tentunya dapat
Anda tuliskan
atau sebutkan sendiri. Namun, mengingat jasad juga bertugas melindungi
seluruh komponen internal tubuh kita, maka sifat itu juga menjadi
milik Darth Aurora.
Jika digambarkan secara fisik, hampir seluruh tubuh Darth Aurora
tertutupi oleh armor alias baju pelindung, mulai dari pelindung
kepala, pelindung pundak,
tameng di dada, pelindung pinggang, serta sarung tangan dan sepatu
dari baja. Darth Aurora sendiri menggenggam pedang raksasa dengan dua
tangan.
Sebaiknya Anda pergi jauh-jauh jika aku sedang dalam kondisi seperti
ini. Emosional, mau menang sendiri, egoistis, kompetitif, dan
penghancur? Tapi beberapa
orang yang cukup berani tetap bersedia bicara meskipun aku dalam
kondisi seperti ini, dan mereka bisa meredakan sifat-sifat burukku
ini. Aku selalu berharap
sifat ini selalu tidur dan tidak sampai mendominasi diriku, atau aku
akan kehilangan teman dan orang yang kucintai. Percayalah, aku bakal
jadi sosok yang
sangat tidak menyenangkan kalau Darth Aurora sampai mendominasi. Tapi
jangan salah, Darth Aurora juga membantuku untuk selalu berkompetisi
dan tidak cepat
merasa puas dengan kemajuan yang telah kuperoleh. "Kalau orang lain
bisa, kenapa aku tidak?" Itulah suara Darth Aurora.
* LALA (Sanguin)
Senjata: Arrow
Gaya: Dancer
Kekuatan: D
Kecepatan: A
Pertahanan: C-
Kecerdasan: C
Kepekaan: B
Deskripsi: Penciptaan karakter Lalayang paling muda (aku baru membuat
nama ini tahun 2005)adalah mengacu pada teori karakter yang digagas
Hipokrates.
Berdasar pada teori tersebut, aku tergolong sebagai orang dengan
karakter sanguin alias penggembira dan presentatif. Namun, sering kali
juga karakter sanguineyang
disimbolisasikan oleh Lalamembuatku jadi cerewet, pelupa, sekaligus
usil dan gemar bersenda gurau. Jika digambarkan secara fisik, Lala
adalah bidadari
terkecil dengan dandanan seperti anak-anak, dan dia satu-satunya
bidadari yang mampu bersalto. Aku akan pasang status "Transform into
Lala" waktu aku lagi
mendengarkan atau membuat musik.
PS:
Music -- LIMA BIDADARI ORIGINAL SOUNDTRACK:
http://ramaditya.multiply. com/journal/ item/40
Photos -- Lima Bidadari's Picture is Finally Here...!:
http://ramaditya.multiply. com/photos/ album/13/ Lima_Bidadaris_ Picture_is_ Finally_Here. .._
- 13a.
-
FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 4:06 pm (PDT)
Mas Rama,iyah atuh bidadari mah pasti semuanya cantik..kecuali bidadarinya yang namanya Dadang,baru itu ga cantik..heuheu.
Ngemeng-ngemeng (ngomong-ngomong ala Tukul) saya juga disinih sering ngintip 7 bidadari kalo lagi mandi di kali,loh..kan ceritanya teh kalau sayah mah si Jaka tarub..heuheu.
----- Original Message -----
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Date: Sun, 9 Aug 2009 22:23:46
From: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Hello, Mas,
Wah, bidadarinya cantik semua, Mas! Yang jelas pastinya tidak bisa
memilih Lala, ya? Karena dia masih kecil!
The most important thing to be mature is when our heart grows...
On 8/9/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
> makasih juga Mas Rama...
> gmn kabar Bidadarinya...
> boleh nggak saya minta satu
> untuk mengajari saya bagaimana menjadi orang yang dewasa itu...hehehe
> kalo bisa yang cantik Mas....hehehe
> biar enak dan nyaman bersamanya....
> terima kasih...
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>
> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
> Aku--Mas Rama
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 2:17 PM
>
> Amin, sama-sama, Mas. Nggak ada yang benar atau salah disini kok. Cuma
> mau berkomentar saja, dan ini saya tujukan untuk umum.
>
> Just an ordinary thoughts of an ordinary Jedi Knight...
>
> On 8/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
>>
>> terima kasih atas attentionnya, Mas Rama...
>> membaca tulisan mas Rama sesuai dengan apa yg dipikiran sy
>> ya, sy tau diri kok siapa sy, Mas
>> ya, bagaimana pun sy banyak terima kasih atas masukannya Mas Rama....
>> makasih banyak Mas...
>> mungkin kita nanti share lagi ya
>> sukses selalu
>>
>> PS:
>> mohon maaf bila ade sale-sale kate
>> karena sebentar lagi puase
>> maaf jika secara ini sy punya sale sm Mas
>> ya, walo sy baru kedua kali bertemu sm Mas Rama
>> baik pameran buku tahun 2008 di Istora Senayan sm di Bandung
>> tp sy aware dgn kebaikan Mas Rama dengan jawabannya
>> terima kasih
>> met puasa ya, Mas!
>>
>>
>> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>>
>>
>> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
>> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
>> Aku Untuk Menjadi Dewasa
>> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
>> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 9:40 AM
>>
>>
>> Setiap orang memiliki definisi "dewasa" sendiri-sendiri. Ada yang
>> beranggapan bahwa dewasa itu dinilai dari tua usianya, ada juga yang
>> menilai dewasa itu dari sikap dan perilakunya.
>>
>> Untuk saya pribadi, kedewasaan berarti memiliki kematangan dalam
>> berpikir, bersikap, dan berperilaku. Ingat kata matang? Matang berarti
>> telah siap untuk berlaku, bersikap, serta berpikir. Tentu saja
>> kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan dalam bentuk yang positif.
>>
>> Menjadi dewasa sendiri sebenarnya tidaklah mutlak untuk seluruh elemen
>> dalam hidup kita. Nonton film kartun atau main video game misalnya,
>> biasa dilakukan anak-anak (termasuk saya, hehehe). Namun, itu bukan
>> jadi patokan bahwa kita tidak memiliki kedewasaan berpikir, bersikap,
>> dan berperilaku.
>>
>> Kalau dijabarkan mungkin akan panjang sekali, tapi saya ingin mencoba
>> fokus pada isi e-mail terdahulu (yang kali ini saya balas).
>>
>> Kepada sang penyebut: Menurut saya, akan lebih baik apabila kita
>> menghindari penggunaan kalimat atau pemberian status "tidak dewasa"
>> kepada seseorang, pasalnya tiap orang memiliki standarisasi kedewasaan
>> yang berbeda, dan ditambah lagi dengan variabel-variabel lain (contoh,
>> lingkungan, teman-teman main, dll) yang tentunya ikut berperan
>> membentuk pribadi seseorang. Ya, mencoba memahami latar belakang lawan
>> bicara kita mungkin merupakan cara yang paling bijaksana untuk dapat
>> menghargainya. Oh ya, menerima saran dan pendapat dari teman dalam hal
>> menilai itu memang tidak ada salahnya. Namun, sebagai manusia yang
>> diberi akal dan pikiran, hendaknyalah kita dapat memberi penilaian
>> sendiri terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa yang
>> kita dengar. Jadi, apa yang berasal dari luar hanyalah merupakan bahan
>> rujukan saja (disini lihat mayoritas dan minoritasnya, saya rasa Anda
>> sudah tahu soal ini). Soal Anda menerima atau tidak, itu adalah 100
>> persen hak Anda, dan hendaknyalah lawan bicara Anda dapat menghargai
>> hal tersebut.
>>
>>
>> Kepada sang tersebut: Well well, yuk duduk tenang dulu. Tarik napas
>> panjang, minum es atau sirup juga boleh (mumpung belum puasa nih!).
>> Hmmm, ada pertanyaan yang sangat simpel. "Apakah Anda merasa yang
>> disebutkan sang penyebut itu benar karakter Anda?" Kalau jawabannya
>> "Ya" berarti sudah selayaknyalah kita introspeksi diri. Tapi kalau
>> jawabannya "Tidak," so why should you be upset? Hehehe, saya pribadi
>> juga sering kok disebut "tidak dewasa," "childish," dll, cuma
>> gara-gara saya hobby main game, nonton film kartun, dan main
>> pedang-pedangan (liat aja ramaditya.multiply.com). Tapi saya merasa
>> hal tersebut bukanlah hal yang masuk kriteria kematangan berpikir,
>> bersikap, dan berperilaku. Apakah itu akan mempengaruhi sikap saya dan
>> interaksi saya dengan individu lain? Saya rasa tidak. So, kita bisa
>> gunakan ukuran itu, saya rasa. Nah, apalagi kalau kita hendak
>> berinteraksi, dalam hal ini coba menyatukan dua individu jadi satu.
>> Tentu saja akan banyak terjadi perbedaan kepentingan dan pemikiran.
>> Nah hal inilah yang harusnya disatukan, karena kalau kedua belah pihak
>> cuma jalan sendiri-sendiri dengan standarisasinya, hmmm, you know the
>> rest. Jadi, tenang sajalah. Bersabar dan bisa menerima dengan lapang
>> dada apa kata orang adalah yang paling bisa kita lakukan.
>>
>>
>> On 8/7/09, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com > wrote:
>>> *Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa*
>>>
>>> *Fiyan `Anju´ Arjun*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *(Teruskanlah-Agnes Monica)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Sering kali aku mendengar atau mendapatkan kalimat-kalimat dibawah ini:**
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Sikap lo nggak ada dewasa banget, seh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Jangan kayak anak-anak donk! Dewasa dikit kenapa?!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Lo nggak ada dewasanya sama sekali deh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Childist banget seh, lo!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hari ini, Kamis tertanggal 06 Juli 09 tepatnya pukul 13:05 aku baru
>>> mendapatkan pelajaran dari `*seseorang´ *dari balik ponsel. Dari balik
>>> ponsel itu orang tersebut pertama bicara tentang kehidupan masa
>>> depannya-dengan pilihan sesuai kriteria dirinya maupun orangtuanya. Dan
>>> itu
>>> masih aku terima. Toh, siapa sih orang yang tidak menginginkan masa depan
>>> yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses. Aku sendiri pun tidak akan menolak
>>> dengan hal itu. Kalau pun ada yang tidak menginginkan hal demikian wajib
>>> dipertanyakan orang itu. Apakah sehat atau tidak? Atau, perlu
>>> diperiksakan
>>> kejiwaannya. Stabil atau tidak jiwanya itu. Bukan begitu?**
>>>
>>>
>>>
>>> Madesu. Akronim, masa depan suram. Tentu kita pasti akan menolaknya bila
>>> hal
>>> itu benar-benar menjadi pilihan kita. Siapa lagi yang mau memiliki masa
>>> depan seperti itu. Mimpi saja tentu tidak mau. Apalagi menjadi kenyataan.
>>> Tentu akan menolaknya mentah-mentah. Kalau perlu buang jauh-jauh deh dari
>>> kehidupan kita.
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi kita juga tak bisa menolak takdir bila hal itu terjadi pada
>>> diri
>>> kita. Aku harapkan sih tidak! Apalagi aku. Tentu aku saja menolaknya
>>> apalagi
>>> untuk mendekatinya. Dan tentunya bila kita berpikiran realitis kita ingin
>>> masa depan yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses, bukan? Kalau sudah
>>> begitu
>>> dengan kita memilih kehidupan seperti itu apakah kita sudah dapat
>>> dikatakan
>>> sudah berpikiran dewasa Aku rasa cetek sekali pikiran kita bila hanya
>>> menganggap dan mengukur hal bersikap dewasa itu hanya diniliai dari
>>> masalah
>>> itu saja.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku pun menjadi heran jika ada orang mengatakan kepadaku jadilah untuk
>>> bisa
>>> menjadi orang dewasa. Saking herannya sampai aku banyak baca buku semua
>>> dan
>>> tak ada satu pun yang mengatakan secara rinci tentang sikap dewasa itu
>>> seperti apa? Halnya hari itu `seseorang´ mengatakan kepadaku.
>>>
>>>
>>>
>>> "Menurut teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku yang mendengar akhirnya menfilter suara dari balik ponsel itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Hmm...menurut teman-teman? Lha kata lo sendiri apa? Kok kata teman-teman.
>>> Kalau begitu yang belum dewasa lo atau gue. Mau aja dengarin kata orang.
>>> Kalau mendengar kata orang sih nggak ada habisnya perkara. Apa orang lain
>>> terjun ke jurang apa harus ikut terjun ke jurang juga. Nggak mungkinkan?
>>> Lagi pula apa sih yang tahu tentang pribadi gue. Sotoy banget tuh
>>> orang-orang menilai tentang pribadi gue. Kecuali dia itu saudara, kakak,
>>> adik atau keponakan gue. Lha ini aja tidak ada hubungan apa-apa bisa
>>> banget
>>> menilai gue. Kalau ingin menilai orang lain beli kaca dulu deh. Kok
>>> bisa-bisa ngurusin orang lain. Katanya orang beriman tetapi masih aja
>>> ngurusin orang lain. Cape dehh!" bathinku bagai memegang sekam dalam
>>> hati.
>>>
>>>
>>>
>>> Okay, jika aku yang salah. Aku terima! Aku minta maaf! Tapi tolong
>>> ajarkan
>>> aku sikap dewasa itu seperti apa? Apakah seperti pelaku bom hotel RITZ
>>> Kuningan? Atau, seperti anggota dewan yang sering rebut kursi sampai
>>> bertingkai di ruang rapat. Main gontok-gontokan? Atau, para koruptor yang
>>> merajarela? Tentunya mereka itu semua adalah orang-orang yang pernah
>>> mengenyam pendidikan formal yang sangat tinggi. Tentu mereka lebih tahu
>>> sikap dan sifat yang mana dikatakan berpikiran dewasa? *Untuk itu
>>> ajarkanlah
>>> aku untuk menjadi orang yang benar-benar dikatakan dewasa itu hai suara
>>> di
>>> balik telepon? Ajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa? *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hingga saat itu aku diingatkan sebuah kisah klasik yang cukup membuatku
>>> menjadi patokan untuk bermuhasabbah diri sekaligus berintropeksi diri.
>>> Tentu
>>> Anda pastinya sudah mendengarnya. Kisah klasiknya seperti ini:
>>>
>>>
>>>
>>> Ada seorang Ayah dan anaknya selalu memegang tali kekang keledai setiap
>>> kali
>>> dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka berdua akhirnya memasuki
>>> perkampungan demi perkampungan. Dan diujilah kesabaran Ayah dan anak itu
>>> dengan berbagai cobaan dalam hal ini perkataan-perkataan setiap mereka
>>> berdua melewati sebuah perkampungan. Perkataan itu tak lain terlontar
>>> dari
>>> mulut orang-orang yang tinggal di perkampungan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Dan lewatlah mereka berdua di sebuah perkampungan pertama. Dengan pedenya
>>> mereka berdua melewati perkampungan itu dengan membawa keledai dengan
>>> memegang tali kekang hewan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Belum sampai dipertengahan jalan perkampungan itu tiba-tiba mereka berdua
>>> mendengar celetukan dari para penghuni kampung itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Lihat saja Ayah dan anak itu berdua sama-sama bodohnya. Ada keledai
>>> bukan
>>> ditumpangi (naiki) ini malah didiami saja." Begitu celetukan penghuni di
>>> perkampungan yang mereka berdua lewati. Kemudian mereka sampai pada di
>>> sebuah perkampungan yang kedua. Mereka berdua pun masih sama. Masih
>>> memegang
>>> tali kekang keledai. Namun karena berdua sudah mendapatkan pelajaran di
>>> perkampungan pertama Ayah dari anak itu buka suara," sekarang kamu naik
>>> saja
>>> di punggung keledai ini. Ayah ingin tahu celetukan apa yang Ayah dengar
>>> dari
>>> perkampungan yang kita lewati ini." Usul Ayah kepada anaknya. Anak itu
>>> pun
>>> menuruti perkataan Ayahnya.
>>>
>>>
>>>
>>> Benar. Pikiran seorang Ayah. Belum sampai mereka dipertengahan jalan di
>>> perkampungan yang kedua mereka dapat celetukan lagi.
>>>
>>>
>>>
>>> "Anak itu tidak tahu budi. Tidak punya rasa hormat saja. Masa Ayahnya
>>> yang
>>> diperintahkan menuntun keledai. Dan di atasnya ia seorang diri.
>>> Benar-benar
>>> anak tak tahu diri," celetukan perkampungan kedua pun terlontar juga.
>>> Begitulah seterusnya sampai-sampai mereka berdua tetap seperti sedia
>>> kala.
>>>
>>>
>>>
>>> Begitulah dalam kehidupan yang kita jalani. Terkadang kita selalu
>>> menuruti
>>> perkataan orang lain. Dan kita bahkan sampai mengikutinya walau dalam
>>> hati
>>> kita sering bertolak belakang akhirnya yang timbul adalah tidak memiliki
>>> rasa kepedean bahkan tak punya pendirian. Apa kata orang dianggapnya
>>> benar!
>>> Padahal malah sebaliknya. Menjerumuskan diri bahkan mendekati sikap tak
>>> terpuji. Ghibah pun malah tak terelakan. Bahkan bisa jadi menfitnah tanpa
>>> dasar yang sesungguhnya. Entahlah. Tapi bagi aku sekarang ini hal semacam
>>> itu sudah menjadi makanan aku sehari-hari. Seperti halnya ketika
>>> `seseorang´
>>> mengatakan kepadaku dibalik ponsel hari itu dengan mengatakan," menurut
>>> teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> "Terima kasih sudah menilaiku seperti itu!"
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi benar juga apa kata La Rouchefoucauld *"Alam memberi kita satu lidah
>>> akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali banyak
>>> mendengar daripada berbicara." *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Yup, terkadang kita memilki dua telinga bukan untuk mendengar yang
>>> berguna
>>> dan manfaat melainkan ini hanya untuk mendengar omongan yang tak bergizi.
>>> Alias, mendengar omongan sampah saja! Menambah dosa dan mengurangi
>>> timbangan
>>> pahala kita. (Ma´af dalam masalah ini aku bukan Tuhan yang mengurusi
>>> segala
>>> masalah dosa dan pahala. Itu sih tanggungan masing-masing pribadi saja)
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi aku juga tak mau egois biar bagaimana pun aku harus mengucapkan
>>> rasa berterima kasih kepada orang yang telah meneleponku dari balik
>>> ponsel
>>> hari itu. Karena dialah aku semakin mengerti dan semakin tahu dimana
>>> letak
>>> orang yang memiliki tingkat kedewasaan. Yang bukan hanya melulu
>>> mendengarkan
>>> omongan orang belaka yang tak bermutu.(fy)
>>>
>>> * *
>>>
>>> Fy,
>>>
>>> Mencoba lebih banyak intropeksi diri.
>>>
>>>
>>>
>>> * Ulujami-Pesanggrahan, 06 Juli 2009*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * Tulisan ini aku tulis disaat ditemani oleh Agnes Monica
>>> dengan
>>> lembut dan sabar dia mengajarkan aku tentang kehidupan bagaimana
>>> menghargai,
>>> menjadi pendengar yang baik bukan menjadi pendikte yang ulung serta
>>> bersikap
>>> peduli dengan orang lain hingga aku begitu larut didalamnya...Hingga dia
>>> bilang kepadaku: "Teruskanlah...Teruskanlah dengan duniamu. Jangan peduli
>>> perkataan orang lain. EGP aja!" Terima kasih Agnes Monicaku telah
>>> mengajarkan aku tentang banyak hal. (Gini ya rasanya ditemani sama
>>> penyanyi
>>> beken bikin grogi dan nervous...Mimpi kalee...hahaha)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Bonus Track.*
>>>
>>>
>>>
>>> Teruskanlah
>>>
>>> Voc: Agnes Monica
>>>
>>>
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> *Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> *Kau begitu....*
>>>
>>> *Kau tak butuh diriku*
>>>
>>> *Aku patung bagimu*
>>>
>>> *Cinta bukan*
>>>
>>> *Tuk kebutuhanmu.*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Reff:
>>>
>>> * Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> Reff:* Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Chorus:
>>>
>>> * Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * Kau begitu....*
>>>
>>> * Teruskanlah...Teruskanlah...*
>>>
>>>
>>> --
>>> "Books inside you"
>>> Fiyan 'Anju' Arjun
>>> Anju Online Bookshop
>>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>>> www.bukumurahku.multiply. com
>>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>>> Tlp:(021) 7379858
>>> Hp:0852-8758-0079
>>>
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>>
>> --------------------- --------- ------
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan
>> lebih
>> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
>> Dapatkan IE8 di sini!
>> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari
> email atau jaringan sosial Anda sekarang!
> http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru. Lengkap dengan segala yang Anda sukai tentang Messenger! http://id.messenger.yahoo.com
- 13b.
-
FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 4:17 pm (PDT)
Mas Rama,iyah atuh bidadari mah pasti semuanya juga cantik..kecuali bidadarinya yang namanya Dadang,baru itu ga cantik..heuheu.
Ngemeng-ngemeng (ngomong-ngomong ala Tukul) soal bidadari cantik,saya juga disinih sering ngintip 7 bidadari kalo lagi mandi di kali,loh! kan ceritanya teh kalau sayah mah si Jaka tarub yang beranjak dewasa..heuheu..dewasa lagi..dewasa lagi.
-ayo loh,ngintip oranglain mandi itu pertanda mulai dewasa bukan,ya?
Ironical desire
----- Original Message -----
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Date: Sun, 9 Aug 2009 22:23:46
From: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Hello, Mas,
Wah, bidadarinya cantik semua, Mas! Yang jelas pastinya tidak bisa
memilih Lala, ya? Karena dia masih kecil!
The most important thing to be mature is when our heart grows...
On 8/9/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
> makasih juga Mas Rama...
> gmn kabar Bidadarinya...
> boleh nggak saya minta satu
> untuk mengajari saya bagaimana menjadi orang yang dewasa itu...hehehe
> kalo bisa yang cantik Mas....hehehe
> biar enak dan nyaman bersamanya....
> terima kasih...
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>
> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
> Aku--Mas Rama
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 2:17 PM
>
> Amin, sama-sama, Mas. Nggak ada yang benar atau salah disini kok. Cuma
> mau berkomentar saja, dan ini saya tujukan untuk umum.
>
> Just an ordinary thoughts of an ordinary Jedi Knight...
>
> On 8/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
>>
>> terima kasih atas attentionnya, Mas Rama...
>> membaca tulisan mas Rama sesuai dengan apa yg dipikiran sy
>> ya, sy tau diri kok siapa sy, Mas
>> ya, bagaimana pun sy banyak terima kasih atas masukannya Mas Rama....
>> makasih banyak Mas...
>> mungkin kita nanti share lagi ya
>> sukses selalu
>>
>> PS:
>> mohon maaf bila ade sale-sale kate
>> karena sebentar lagi puase
>> maaf jika secara ini sy punya sale sm Mas
>> ya, walo sy baru kedua kali bertemu sm Mas Rama
>> baik pameran buku tahun 2008 di Istora Senayan sm di Bandung
>> tp sy aware dgn kebaikan Mas Rama dengan jawabannya
>> terima kasih
>> met puasa ya, Mas!
>>
>>
>> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>>
>>
>> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
>> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
>> Aku Untuk Menjadi Dewasa
>> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
>> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 9:40 AM
>>
>>
>> Setiap orang memiliki definisi "dewasa" sendiri-sendiri. Ada yang
>> beranggapan bahwa dewasa itu dinilai dari tua usianya, ada juga yang
>> menilai dewasa itu dari sikap dan perilakunya.
>>
>> Untuk saya pribadi, kedewasaan berarti memiliki kematangan dalam
>> berpikir, bersikap, dan berperilaku. Ingat kata matang? Matang berarti
>> telah siap untuk berlaku, bersikap, serta berpikir. Tentu saja
>> kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan dalam bentuk yang positif.
>>
>> Menjadi dewasa sendiri sebenarnya tidaklah mutlak untuk seluruh elemen
>> dalam hidup kita. Nonton film kartun atau main video game misalnya,
>> biasa dilakukan anak-anak (termasuk saya, hehehe). Namun, itu bukan
>> jadi patokan bahwa kita tidak memiliki kedewasaan berpikir, bersikap,
>> dan berperilaku.
>>
>> Kalau dijabarkan mungkin akan panjang sekali, tapi saya ingin mencoba
>> fokus pada isi e-mail terdahulu (yang kali ini saya balas).
>>
>> Kepada sang penyebut: Menurut saya, akan lebih baik apabila kita
>> menghindari penggunaan kalimat atau pemberian status "tidak dewasa"
>> kepada seseorang, pasalnya tiap orang memiliki standarisasi kedewasaan
>> yang berbeda, dan ditambah lagi dengan variabel-variabel lain (contoh,
>> lingkungan, teman-teman main, dll) yang tentunya ikut berperan
>> membentuk pribadi seseorang. Ya, mencoba memahami latar belakang lawan
>> bicara kita mungkin merupakan cara yang paling bijaksana untuk dapat
>> menghargainya. Oh ya, menerima saran dan pendapat dari teman dalam hal
>> menilai itu memang tidak ada salahnya. Namun, sebagai manusia yang
>> diberi akal dan pikiran, hendaknyalah kita dapat memberi penilaian
>> sendiri terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa yang
>> kita dengar. Jadi, apa yang berasal dari luar hanyalah merupakan bahan
>> rujukan saja (disini lihat mayoritas dan minoritasnya, saya rasa Anda
>> sudah tahu soal ini). Soal Anda menerima atau tidak, itu adalah 100
>> persen hak Anda, dan hendaknyalah lawan bicara Anda dapat menghargai
>> hal tersebut.
>>
>>
>> Kepada sang tersebut: Well well, yuk duduk tenang dulu. Tarik napas
>> panjang, minum es atau sirup juga boleh (mumpung belum puasa nih!).
>> Hmmm, ada pertanyaan yang sangat simpel. "Apakah Anda merasa yang
>> disebutkan sang penyebut itu benar karakter Anda?" Kalau jawabannya
>> "Ya" berarti sudah selayaknyalah kita introspeksi diri. Tapi kalau
>> jawabannya "Tidak," so why should you be upset? Hehehe, saya pribadi
>> juga sering kok disebut "tidak dewasa," "childish," dll, cuma
>> gara-gara saya hobby main game, nonton film kartun, dan main
>> pedang-pedangan (liat aja ramaditya.multiply.com). Tapi saya merasa
>> hal tersebut bukanlah hal yang masuk kriteria kematangan berpikir,
>> bersikap, dan berperilaku. Apakah itu akan mempengaruhi sikap saya dan
>> interaksi saya dengan individu lain? Saya rasa tidak. So, kita bisa
>> gunakan ukuran itu, saya rasa. Nah, apalagi kalau kita hendak
>> berinteraksi, dalam hal ini coba menyatukan dua individu jadi satu.
>> Tentu saja akan banyak terjadi perbedaan kepentingan dan pemikiran.
>> Nah hal inilah yang harusnya disatukan, karena kalau kedua belah pihak
>> cuma jalan sendiri-sendiri dengan standarisasinya, hmmm, you know the
>> rest. Jadi, tenang sajalah. Bersabar dan bisa menerima dengan lapang
>> dada apa kata orang adalah yang paling bisa kita lakukan.
>>
>>
>> On 8/7/09, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com > wrote:
>>> *Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa*
>>>
>>> *Fiyan `Anju´ Arjun*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *(Teruskanlah-Agnes Monica)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Sering kali aku mendengar atau mendapatkan kalimat-kalimat dibawah ini:**
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Sikap lo nggak ada dewasa banget, seh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Jangan kayak anak-anak donk! Dewasa dikit kenapa?!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Lo nggak ada dewasanya sama sekali deh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Childist banget seh, lo!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hari ini, Kamis tertanggal 06 Juli 09 tepatnya pukul 13:05 aku baru
>>> mendapatkan pelajaran dari `*seseorang´ *dari balik ponsel. Dari balik
>>> ponsel itu orang tersebut pertama bicara tentang kehidupan masa
>>> depannya-dengan pilihan sesuai kriteria dirinya maupun orangtuanya. Dan
>>> itu
>>> masih aku terima. Toh, siapa sih orang yang tidak menginginkan masa depan
>>> yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses. Aku sendiri pun tidak akan menolak
>>> dengan hal itu. Kalau pun ada yang tidak menginginkan hal demikian wajib
>>> dipertanyakan orang itu. Apakah sehat atau tidak? Atau, perlu
>>> diperiksakan
>>> kejiwaannya. Stabil atau tidak jiwanya itu. Bukan begitu?**
>>>
>>>
>>>
>>> Madesu. Akronim, masa depan suram. Tentu kita pasti akan menolaknya bila
>>> hal
>>> itu benar-benar menjadi pilihan kita. Siapa lagi yang mau memiliki masa
>>> depan seperti itu. Mimpi saja tentu tidak mau. Apalagi menjadi kenyataan.
>>> Tentu akan menolaknya mentah-mentah. Kalau perlu buang jauh-jauh deh dari
>>> kehidupan kita.
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi kita juga tak bisa menolak takdir bila hal itu terjadi pada
>>> diri
>>> kita. Aku harapkan sih tidak! Apalagi aku. Tentu aku saja menolaknya
>>> apalagi
>>> untuk mendekatinya. Dan tentunya bila kita berpikiran realitis kita ingin
>>> masa depan yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses, bukan? Kalau sudah
>>> begitu
>>> dengan kita memilih kehidupan seperti itu apakah kita sudah dapat
>>> dikatakan
>>> sudah berpikiran dewasa Aku rasa cetek sekali pikiran kita bila hanya
>>> menganggap dan mengukur hal bersikap dewasa itu hanya diniliai dari
>>> masalah
>>> itu saja.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku pun menjadi heran jika ada orang mengatakan kepadaku jadilah untuk
>>> bisa
>>> menjadi orang dewasa. Saking herannya sampai aku banyak baca buku semua
>>> dan
>>> tak ada satu pun yang mengatakan secara rinci tentang sikap dewasa itu
>>> seperti apa? Halnya hari itu `seseorang´ mengatakan kepadaku.
>>>
>>>
>>>
>>> "Menurut teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku yang mendengar akhirnya menfilter suara dari balik ponsel itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Hmm...menurut teman-teman? Lha kata lo sendiri apa? Kok kata teman-teman.
>>> Kalau begitu yang belum dewasa lo atau gue. Mau aja dengarin kata orang.
>>> Kalau mendengar kata orang sih nggak ada habisnya perkara. Apa orang lain
>>> terjun ke jurang apa harus ikut terjun ke jurang juga. Nggak mungkinkan?
>>> Lagi pula apa sih yang tahu tentang pribadi gue. Sotoy banget tuh
>>> orang-orang menilai tentang pribadi gue. Kecuali dia itu saudara, kakak,
>>> adik atau keponakan gue. Lha ini aja tidak ada hubungan apa-apa bisa
>>> banget
>>> menilai gue. Kalau ingin menilai orang lain beli kaca dulu deh. Kok
>>> bisa-bisa ngurusin orang lain. Katanya orang beriman tetapi masih aja
>>> ngurusin orang lain. Cape dehh!" bathinku bagai memegang sekam dalam
>>> hati.
>>>
>>>
>>>
>>> Okay, jika aku yang salah. Aku terima! Aku minta maaf! Tapi tolong
>>> ajarkan
>>> aku sikap dewasa itu seperti apa? Apakah seperti pelaku bom hotel RITZ
>>> Kuningan? Atau, seperti anggota dewan yang sering rebut kursi sampai
>>> bertingkai di ruang rapat. Main gontok-gontokan? Atau, para koruptor yang
>>> merajarela? Tentunya mereka itu semua adalah orang-orang yang pernah
>>> mengenyam pendidikan formal yang sangat tinggi. Tentu mereka lebih tahu
>>> sikap dan sifat yang mana dikatakan berpikiran dewasa? *Untuk itu
>>> ajarkanlah
>>> aku untuk menjadi orang yang benar-benar dikatakan dewasa itu hai suara
>>> di
>>> balik telepon? Ajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa? *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hingga saat itu aku diingatkan sebuah kisah klasik yang cukup membuatku
>>> menjadi patokan untuk bermuhasabbah diri sekaligus berintropeksi diri.
>>> Tentu
>>> Anda pastinya sudah mendengarnya. Kisah klasiknya seperti ini:
>>>
>>>
>>>
>>> Ada seorang Ayah dan anaknya selalu memegang tali kekang keledai setiap
>>> kali
>>> dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka berdua akhirnya memasuki
>>> perkampungan demi perkampungan. Dan diujilah kesabaran Ayah dan anak itu
>>> dengan berbagai cobaan dalam hal ini perkataan-perkataan setiap mereka
>>> berdua melewati sebuah perkampungan. Perkataan itu tak lain terlontar
>>> dari
>>> mulut orang-orang yang tinggal di perkampungan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Dan lewatlah mereka berdua di sebuah perkampungan pertama. Dengan pedenya
>>> mereka berdua melewati perkampungan itu dengan membawa keledai dengan
>>> memegang tali kekang hewan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Belum sampai dipertengahan jalan perkampungan itu tiba-tiba mereka berdua
>>> mendengar celetukan dari para penghuni kampung itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Lihat saja Ayah dan anak itu berdua sama-sama bodohnya. Ada keledai
>>> bukan
>>> ditumpangi (naiki) ini malah didiami saja." Begitu celetukan penghuni di
>>> perkampungan yang mereka berdua lewati. Kemudian mereka sampai pada di
>>> sebuah perkampungan yang kedua. Mereka berdua pun masih sama. Masih
>>> memegang
>>> tali kekang keledai. Namun karena berdua sudah mendapatkan pelajaran di
>>> perkampungan pertama Ayah dari anak itu buka suara," sekarang kamu naik
>>> saja
>>> di punggung keledai ini. Ayah ingin tahu celetukan apa yang Ayah dengar
>>> dari
>>> perkampungan yang kita lewati ini." Usul Ayah kepada anaknya. Anak itu
>>> pun
>>> menuruti perkataan Ayahnya.
>>>
>>>
>>>
>>> Benar. Pikiran seorang Ayah. Belum sampai mereka dipertengahan jalan di
>>> perkampungan yang kedua mereka dapat celetukan lagi.
>>>
>>>
>>>
>>> "Anak itu tidak tahu budi. Tidak punya rasa hormat saja. Masa Ayahnya
>>> yang
>>> diperintahkan menuntun keledai. Dan di atasnya ia seorang diri.
>>> Benar-benar
>>> anak tak tahu diri," celetukan perkampungan kedua pun terlontar juga.
>>> Begitulah seterusnya sampai-sampai mereka berdua tetap seperti sedia
>>> kala.
>>>
>>>
>>>
>>> Begitulah dalam kehidupan yang kita jalani. Terkadang kita selalu
>>> menuruti
>>> perkataan orang lain. Dan kita bahkan sampai mengikutinya walau dalam
>>> hati
>>> kita sering bertolak belakang akhirnya yang timbul adalah tidak memiliki
>>> rasa kepedean bahkan tak punya pendirian. Apa kata orang dianggapnya
>>> benar!
>>> Padahal malah sebaliknya. Menjerumuskan diri bahkan mendekati sikap tak
>>> terpuji. Ghibah pun malah tak terelakan. Bahkan bisa jadi menfitnah tanpa
>>> dasar yang sesungguhnya. Entahlah. Tapi bagi aku sekarang ini hal semacam
>>> itu sudah menjadi makanan aku sehari-hari. Seperti halnya ketika
>>> `seseorang´
>>> mengatakan kepadaku dibalik ponsel hari itu dengan mengatakan," menurut
>>> teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> "Terima kasih sudah menilaiku seperti itu!"
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi benar juga apa kata La Rouchefoucauld *"Alam memberi kita satu lidah
>>> akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali banyak
>>> mendengar daripada berbicara." *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Yup, terkadang kita memilki dua telinga bukan untuk mendengar yang
>>> berguna
>>> dan manfaat melainkan ini hanya untuk mendengar omongan yang tak bergizi.
>>> Alias, mendengar omongan sampah saja! Menambah dosa dan mengurangi
>>> timbangan
>>> pahala kita. (Ma´af dalam masalah ini aku bukan Tuhan yang mengurusi
>>> segala
>>> masalah dosa dan pahala. Itu sih tanggungan masing-masing pribadi saja)
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi aku juga tak mau egois biar bagaimana pun aku harus mengucapkan
>>> rasa berterima kasih kepada orang yang telah meneleponku dari balik
>>> ponsel
>>> hari itu. Karena dialah aku semakin mengerti dan semakin tahu dimana
>>> letak
>>> orang yang memiliki tingkat kedewasaan. Yang bukan hanya melulu
>>> mendengarkan
>>> omongan orang belaka yang tak bermutu.(fy)
>>>
>>> * *
>>>
>>> Fy,
>>>
>>> Mencoba lebih banyak intropeksi diri.
>>>
>>>
>>>
>>> * Ulujami-Pesanggrahan, 06 Juli 2009*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * Tulisan ini aku tulis disaat ditemani oleh Agnes Monica
>>> dengan
>>> lembut dan sabar dia mengajarkan aku tentang kehidupan bagaimana
>>> menghargai,
>>> menjadi pendengar yang baik bukan menjadi pendikte yang ulung serta
>>> bersikap
>>> peduli dengan orang lain hingga aku begitu larut didalamnya...Hingga dia
>>> bilang kepadaku: "Teruskanlah...Teruskanlah dengan duniamu. Jangan peduli
>>> perkataan orang lain. EGP aja!" Terima kasih Agnes Monicaku telah
>>> mengajarkan aku tentang banyak hal. (Gini ya rasanya ditemani sama
>>> penyanyi
>>> beken bikin grogi dan nervous...Mimpi kalee...hahaha)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Bonus Track.*
>>>
>>>
>>>
>>> Teruskanlah
>>>
>>> Voc: Agnes Monica
>>>
>>>
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> *Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> *Kau begitu....*
>>>
>>> *Kau tak butuh diriku*
>>>
>>> *Aku patung bagimu*
>>>
>>> *Cinta bukan*
>>>
>>> *Tuk kebutuhanmu.*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Reff:
>>>
>>> * Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> Reff:* Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Chorus:
>>>
>>> * Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * Kau begitu....*
>>>
>>> * Teruskanlah...Teruskanlah...*
>>>
>>>
>>> --
>>> "Books inside you"
>>> Fiyan 'Anju' Arjun
>>> Anju Online Bookshop
>>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>>> www.bukumurahku.multiply. com
>>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>>> Tlp:(021) 7379858
>>> Hp:0852-8758-0079
>>>
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>>
>> --------------------- --------- ------
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan
>> lebih
>> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
>> Dapatkan IE8 di sini!
>> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari
> email atau jaringan sosial Anda sekarang!
> http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
"Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com& quot;
- 13c.
-
FW: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengaj
Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id ujangjiung
Sun Aug 9, 2009 4:21 pm (PDT)
Mas Rama,iyah atuh bidadari mah pasti semuanya juga cantik..kecuali bidadarinya yang namanya Dadang,baru itu ga cantik..heuheu.
Ngemeng-ngemeng (ngomong-ngomong ala Tukul) soal bidadari cantik,saya juga disinih sering ngintip 7 bidadari kalo lagi mandi di kali,loh! kan ceritanya teh kalau sayah mah si Jaka tarub yang beranjak dewasa..heuheu..dewasa lagi..dewasa lagi.
-ayo loh,ngintip oranglain mandi itu pertanda mulai dewasa bukan,ya?
Ironical desire
----- Original Message -----
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku--Mas Rama
Date: Sun, 9 Aug 2009 22:23:46
From: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Hello, Mas,
Wah, bidadarinya cantik semua, Mas! Yang jelas pastinya tidak bisa
memilih Lala, ya? Karena dia masih kecil!
The most important thing to be mature is when our heart grows...
On 8/9/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
> makasih juga Mas Rama...
> gmn kabar Bidadarinya...
> boleh nggak saya minta satu
> untuk mengajari saya bagaimana menjadi orang yang dewasa itu...hehehe
> kalo bisa yang cantik Mas.....hehehe
> biar enak dan nyaman bersamanya....
> terima kasih...
>
> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>
> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] Re:(Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
> Aku--Mas Rama
> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 2:17 PM
>
> Amin, sama-sama, Mas. Nggak ada yang benar atau salah disini kok. Cuma
> mau berkomentar saja, dan ini saya tujukan untuk umum.
>
> Just an ordinary thoughts of an ordinary Jedi Knight...
>
> On 8/8/09, bujang kumbang <bujangkumbang@yahoo.co. > wrote:id
>>
>> terima kasih atas attentionnya, Mas Rama...
>> membaca tulisan mas Rama sesuai dengan apa yg dipikiran sy
>> ya, sy tau diri kok siapa sy, Mas
>> ya, bagaimana pun sy banyak terima kasih atas masukannya Mas Rama....
>> makasih banyak Mas...
>> mungkin kita nanti share lagi ya
>> sukses selalu
>>
>> PS:
>> mohon maaf bila ade sale-sale kate
>> karena sebentar lagi puase
>> maaf jika secara ini sy punya sale sm Mas
>> ya, walo sy baru kedua kali bertemu sm Mas Rama
>> baik pameran buku tahun 2008 di Istora Senayan sm di Bandung
>> tp sy aware dgn kebaikan Mas Rama dengan jawabannya
>> terima kasih
>> met puasa ya, Mas!
>>
>>
>> --- Pada Sab, 8/8/09, Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com > menulis:
>>
>>
>> Dari: Ramaditya Skywalker <ramavgm@gmail.com >
>> Judul: Re: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Terima Kasih Sudah Mengajarkan
>> Aku Untuk Menjadi Dewasa
>> Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
>> Tanggal: Sabtu, 8 Agustus, 2009, 9:40 AM
>>
>>
>> Setiap orang memiliki definisi "dewasa" sendiri-sendiri. Ada yang
>> beranggapan bahwa dewasa itu dinilai dari tua usianya, ada juga yang
>> menilai dewasa itu dari sikap dan perilakunya.
>>
>> Untuk saya pribadi, kedewasaan berarti memiliki kematangan dalam
>> berpikir, bersikap, dan berperilaku. Ingat kata matang? Matang berarti
>> telah siap untuk berlaku, bersikap, serta berpikir. Tentu saja
>> kesiapan yang saya maksud adalah kesiapan dalam bentuk yang positif.
>>
>> Menjadi dewasa sendiri sebenarnya tidaklah mutlak untuk seluruh elemen
>> dalam hidup kita. Nonton film kartun atau main video game misalnya,
>> biasa dilakukan anak-anak (termasuk saya, hehehe). Namun, itu bukan
>> jadi patokan bahwa kita tidak memiliki kedewasaan berpikir, bersikap,
>> dan berperilaku.
>>
>> Kalau dijabarkan mungkin akan panjang sekali, tapi saya ingin mencoba
>> fokus pada isi e-mail terdahulu (yang kali ini saya balas).
>>
>> Kepada sang penyebut: Menurut saya, akan lebih baik apabila kita
>> menghindari penggunaan kalimat atau pemberian status "tidak dewasa"
>> kepada seseorang, pasalnya tiap orang memiliki standarisasi kedewasaan
>> yang berbeda, dan ditambah lagi dengan variabel-variabel lain (contoh,
>> lingkungan, teman-teman main, dll) yang tentunya ikut berperan
>> membentuk pribadi seseorang. Ya, mencoba memahami latar belakang lawan
>> bicara kita mungkin merupakan cara yang paling bijaksana untuk dapat
>> menghargainya. Oh ya, menerima saran dan pendapat dari teman dalam hal
>> menilai itu memang tidak ada salahnya. Namun, sebagai manusia yang
>> diberi akal dan pikiran, hendaknyalah kita dapat memberi penilaian
>> sendiri terhadap apa yang kita lihat, apa yang kita rasa, dan apa yang
>> kita dengar. Jadi, apa yang berasal dari luar hanyalah merupakan bahan
>> rujukan saja (disini lihat mayoritas dan minoritasnya, saya rasa Anda
>> sudah tahu soal ini). Soal Anda menerima atau tidak, itu adalah 100
>> persen hak Anda, dan hendaknyalah lawan bicara Anda dapat menghargai
>> hal tersebut.
>>
>>
>> Kepada sang tersebut: Well well, yuk duduk tenang dulu. Tarik napas
>> panjang, minum es atau sirup juga boleh (mumpung belum puasa nih!).
>> Hmmm, ada pertanyaan yang sangat simpel. "Apakah Anda merasa yang
>> disebutkan sang penyebut itu benar karakter Anda?" Kalau jawabannya
>> "Ya" berarti sudah selayaknyalah kita introspeksi diri. Tapi kalau
>> jawabannya "Tidak," so why should you be upset? Hehehe, saya pribadi
>> juga sering kok disebut "tidak dewasa," "childish," dll, cuma
>> gara-gara saya hobby main game, nonton film kartun, dan main
>> pedang-pedangan (liat aja ramaditya.multiply.com). Tapi saya merasa
>> hal tersebut bukanlah hal yang masuk kriteria kematangan berpikir,
>> bersikap, dan berperilaku. Apakah itu akan mempengaruhi sikap saya dan
>> interaksi saya dengan individu lain? Saya rasa tidak. So, kita bisa
>> gunakan ukuran itu, saya rasa. Nah, apalagi kalau kita hendak
>> berinteraksi, dalam hal ini coba menyatukan dua individu jadi satu.
>> Tentu saja akan banyak terjadi perbedaan kepentingan dan pemikiran.
>> Nah hal inilah yang harusnya disatukan, karena kalau kedua belah pihak
>> cuma jalan sendiri-sendiri dengan standarisasinya, hmmm, you know the
>> rest. Jadi, tenang sajalah. Bersabar dan bisa menerima dengan lapang
>> dada apa kata orang adalah yang paling bisa kita lakukan.
>>
>>
>> On 8/7/09, fiyan arjun <fiyanarjun@gmail.com > wrote:
>>> *Terima Kasih Sudah Mengajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa*
>>>
>>> *Fiyan `Anju´ Arjun*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *(Teruskanlah-Agnes Monica)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Sering kali aku mendengar atau mendapatkan kalimat-kalimat dibawah ini:**
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Sikap lo nggak ada dewasa banget, seh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Jangan kayak anak-anak donk! Dewasa dikit kenapa?!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Lo nggak ada dewasanya sama sekali deh!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Childist banget seh, lo!*
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hari ini, Kamis tertanggal 06 Juli 09 tepatnya pukul 13:05 aku baru
>>> mendapatkan pelajaran dari `*seseorang´ *dari balik ponsel. Dari balik
>>> ponsel itu orang tersebut pertama bicara tentang kehidupan masa
>>> depannya-dengan pilihan sesuai kriteria dirinya maupun orangtuanya. Dan
>>> itu
>>> masih aku terima. Toh, siapa sih orang yang tidak menginginkan masa depan
>>> yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses. Aku sendiri pun tidak akan menolak
>>> dengan hal itu. Kalau pun ada yang tidak menginginkan hal demikian wajib
>>> dipertanyakan orang itu. Apakah sehat atau tidak? Atau, perlu
>>> diperiksakan
>>> kejiwaannya. Stabil atau tidak jiwanya itu. Bukan begitu?**
>>>
>>>
>>>
>>> Madesu. Akronim, masa depan suram. Tentu kita pasti akan menolaknya bila
>>> hal
>>> itu benar-benar menjadi pilihan kita. Siapa lagi yang mau memiliki masa
>>> depan seperti itu. Mimpi saja tentu tidak mau. Apalagi menjadi kenyataan.
>>> Tentu akan menolaknya mentah-mentah. Kalau perlu buang jauh-jauh deh dari
>>> kehidupan kita.
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi kita juga tak bisa menolak takdir bila hal itu terjadi pada
>>> diri
>>> kita. Aku harapkan sih tidak! Apalagi aku. Tentu aku saja menolaknya
>>> apalagi
>>> untuk mendekatinya. Dan tentunya bila kita berpikiran realitis kita ingin
>>> masa depan yang cerah. Cemerlang. Bahkan sukses, bukan? Kalau sudah
>>> begitu
>>> dengan kita memilih kehidupan seperti itu apakah kita sudah dapat
>>> dikatakan
>>> sudah berpikiran dewasa Aku rasa cetek sekali pikiran kita bila hanya
>>> menganggap dan mengukur hal bersikap dewasa itu hanya diniliai dari
>>> masalah
>>> itu saja.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku pun menjadi heran jika ada orang mengatakan kepadaku jadilah untuk
>>> bisa
>>> menjadi orang dewasa. Saking herannya sampai aku banyak baca buku semua
>>> dan
>>> tak ada satu pun yang mengatakan secara rinci tentang sikap dewasa itu
>>> seperti apa? Halnya hari itu `seseorang´ mengatakan kepadaku.
>>>
>>>
>>>
>>> "Menurut teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> Aku yang mendengar akhirnya menfilter suara dari balik ponsel itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Hmm...menurut teman-teman? Lha kata lo sendiri apa? Kok kata teman-teman.
>>> Kalau begitu yang belum dewasa lo atau gue. Mau aja dengarin kata orang.
>>> Kalau mendengar kata orang sih nggak ada habisnya perkara. Apa orang lain
>>> terjun ke jurang apa harus ikut terjun ke jurang juga. Nggak mungkinkan?
>>> Lagi pula apa sih yang tahu tentang pribadi gue. Sotoy banget tuh
>>> orang-orang menilai tentang pribadi gue. Kecuali dia itu saudara, kakak,
>>> adik atau keponakan gue. Lha ini aja tidak ada hubungan apa-apa bisa
>>> banget
>>> menilai gue. Kalau ingin menilai orang lain beli kaca dulu deh. Kok
>>> bisa-bisa ngurusin orang lain. Katanya orang beriman tetapi masih aja
>>> ngurusin orang lain. Cape dehh!" bathinku bagai memegang sekam dalam
>>> hati.
>>>
>>>
>>>
>>> Okay, jika aku yang salah. Aku terima! Aku minta maaf! Tapi tolong
>>> ajarkan
>>> aku sikap dewasa itu seperti apa? Apakah seperti pelaku bom hotel RITZ
>>> Kuningan? Atau, seperti anggota dewan yang sering rebut kursi sampai
>>> bertingkai di ruang rapat. Main gontok-gontokan? Atau, para koruptor yang
>>> merajarela? Tentunya mereka itu semua adalah orang-orang yang pernah
>>> mengenyam pendidikan formal yang sangat tinggi. Tentu mereka lebih tahu
>>> sikap dan sifat yang mana dikatakan berpikiran dewasa? *Untuk itu
>>> ajarkanlah
>>> aku untuk menjadi orang yang benar-benar dikatakan dewasa itu hai suara
>>> di
>>> balik telepon? Ajarkan Aku Untuk Menjadi Dewasa? *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Hingga saat itu aku diingatkan sebuah kisah klasik yang cukup membuatku
>>> menjadi patokan untuk bermuhasabbah diri sekaligus berintropeksi diri.
>>> Tentu
>>> Anda pastinya sudah mendengarnya. Kisah klasiknya seperti ini:
>>>
>>>
>>>
>>> Ada seorang Ayah dan anaknya selalu memegang tali kekang keledai setiap
>>> kali
>>> dalam perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka berdua akhirnya memasuki
>>> perkampungan demi perkampungan. Dan diujilah kesabaran Ayah dan anak itu
>>> dengan berbagai cobaan dalam hal ini perkataan-perkataan setiap mereka
>>> berdua melewati sebuah perkampungan. Perkataan itu tak lain terlontar
>>> dari
>>> mulut orang-orang yang tinggal di perkampungan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Dan lewatlah mereka berdua di sebuah perkampungan pertama. Dengan pedenya
>>> mereka berdua melewati perkampungan itu dengan membawa keledai dengan
>>> memegang tali kekang hewan itu.
>>>
>>>
>>>
>>> Belum sampai dipertengahan jalan perkampungan itu tiba-tiba mereka berdua
>>> mendengar celetukan dari para penghuni kampung itu.
>>>
>>>
>>>
>>> "Lihat saja Ayah dan anak itu berdua sama-sama bodohnya. Ada keledai
>>> bukan
>>> ditumpangi (naiki) ini malah didiami saja." Begitu celetukan penghuni di
>>> perkampungan yang mereka berdua lewati. Kemudian mereka sampai pada di
>>> sebuah perkampungan yang kedua. Mereka berdua pun masih sama. Masih
>>> memegang
>>> tali kekang keledai. Namun karena berdua sudah mendapatkan pelajaran di
>>> perkampungan pertama Ayah dari anak itu buka suara," sekarang kamu naik
>>> saja
>>> di punggung keledai ini. Ayah ingin tahu celetukan apa yang Ayah dengar
>>> dari
>>> perkampungan yang kita lewati ini." Usul Ayah kepada anaknya. Anak itu
>>> pun
>>> menuruti perkataan Ayahnya.
>>>
>>>
>>>
>>> Benar. Pikiran seorang Ayah. Belum sampai mereka dipertengahan jalan di
>>> perkampungan yang kedua mereka dapat celetukan lagi.
>>>
>>>
>>>
>>> "Anak itu tidak tahu budi. Tidak punya rasa hormat saja. Masa Ayahnya
>>> yang
>>> diperintahkan menuntun keledai. Dan di atasnya ia seorang diri.
>>> Benar-benar
>>> anak tak tahu diri," celetukan perkampungan kedua pun terlontar juga.
>>> Begitulah seterusnya sampai-sampai mereka berdua tetap seperti sedia
>>> kala.
>>>
>>>
>>>
>>> Begitulah dalam kehidupan yang kita jalani. Terkadang kita selalu
>>> menuruti
>>> perkataan orang lain. Dan kita bahkan sampai mengikutinya walau dalam
>>> hati
>>> kita sering bertolak belakang akhirnya yang timbul adalah tidak memiliki
>>> rasa kepedean bahkan tak punya pendirian. Apa kata orang dianggapnya
>>> benar!
>>> Padahal malah sebaliknya. Menjerumuskan diri bahkan mendekati sikap tak
>>> terpuji. Ghibah pun malah tak terelakan. Bahkan bisa jadi menfitnah tanpa
>>> dasar yang sesungguhnya. Entahlah. Tapi bagi aku sekarang ini hal semacam
>>> itu sudah menjadi makanan aku sehari-hari. Seperti halnya ketika
>>> `seseorang´
>>> mengatakan kepadaku dibalik ponsel hari itu dengan mengatakan," menurut
>>> teman-teman mas belum dewasa!" katanya di balik ponsel.
>>>
>>>
>>>
>>> "Terima kasih sudah menilaiku seperti itu!"
>>>
>>>
>>>
>>> Jadi benar juga apa kata La Rouchefoucauld *"Alam memberi kita satu lidah
>>> akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali banyak
>>> mendengar daripada berbicara." *
>>>
>>> * *
>>>
>>> Yup, terkadang kita memilki dua telinga bukan untuk mendengar yang
>>> berguna
>>> dan manfaat melainkan ini hanya untuk mendengar omongan yang tak bergizi.
>>> Alias, mendengar omongan sampah saja! Menambah dosa dan mengurangi
>>> timbangan
>>> pahala kita. (Ma´af dalam masalah ini aku bukan Tuhan yang mengurusi
>>> segala
>>> masalah dosa dan pahala. Itu sih tanggungan masing-masing pribadi saja)
>>>
>>>
>>>
>>> Lagi-lagi aku juga tak mau egois biar bagaimana pun aku harus mengucapkan
>>> rasa berterima kasih kepada orang yang telah meneleponku dari balik
>>> ponsel
>>> hari itu. Karena dialah aku semakin mengerti dan semakin tahu dimana
>>> letak
>>> orang yang memiliki tingkat kedewasaan. Yang bukan hanya melulu
>>> mendengarkan
>>> omongan orang belaka yang tak bermutu.(fy)
>>>
>>> * *
>>>
>>> Fy,
>>>
>>> Mencoba lebih banyak intropeksi diri..
>>>
>>>
>>>
>>> * Ulujami-Pesanggrahan, 06 Juli 2009*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * Tulisan ini aku tulis disaat ditemani oleh Agnes Monica
>>> dengan
>>> lembut dan sabar dia mengajarkan aku tentang kehidupan bagaimana
>>> menghargai,
>>> menjadi pendengar yang baik bukan menjadi pendikte yang ulung serta
>>> bersikap
>>> peduli dengan orang lain hingga aku begitu larut didalamnya...Hingga dia
>>> bilang kepadaku: "Teruskanlah...Teruskanlah dengan duniamu. Jangan peduli
>>> perkataan orang lain. EGP aja!" Terima kasih Agnes Monicaku telah
>>> mengajarkan aku tentang banyak hal. (Gini ya rasanya ditemani sama
>>> penyanyi
>>> beken bikin grogi dan nervous...Mimpi kalee...hahaha)*
>>>
>>> * *
>>>
>>> *Bonus Track.*
>>>
>>>
>>>
>>> Teruskanlah
>>>
>>> Voc: Agnes Monica
>>>
>>>
>>>
>>> *Pernahkah kau bicara*
>>>
>>> *Tapi tak didengar*
>>>
>>> *Tak dianggap*
>>>
>>> *Sama sekali*
>>>
>>> *Pernahkah kau tak salah*
>>>
>>> *Tapi disalahkan?*
>>>
>>> *Tak diberi kesempatan*
>>>
>>> *Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> *Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> *Kau begitu....*
>>>
>>> *Kau tak butuh diriku*
>>>
>>> *Aku patung bagimu*
>>>
>>> *Cinta bukan*
>>>
>>> *Tuk kebutuhanmu.*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Reff:
>>>
>>> * Kuhidup dengan siapa*
>>>
>>> *Tak tahu kau siapa*
>>>
>>> *Kau kekasihku*
>>>
>>> *Tapi orang lain bagiku*
>>>
>>> Reff:* Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * *
>>>
>>> * *Chorus:
>>>
>>> * Kau dengan dirimu saja*
>>>
>>> *Kau dengan duniamu saja*
>>>
>>> *Teuskanlah....Teruskanlah...*
>>>
>>> * Kau begitu....*
>>>
>>> * Teruskanlah...Teruskanlah...*
>>>
>>>
>>> --
>>> "Books inside you"
>>> Fiyan 'Anju' Arjun
>>> Anju Online Bookshop
>>> Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
>>> www.bukumurahku.multiply. .com
>>> fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
>>> Tlp:(021) 7379858
>>> Hp:0852-8758-0079
>>>
>>
>>
>> --
>> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>>
>> - Eko Ramaditya Adikara
>> http://www.ramaditya.com
>>
>>
>> --------------------- --------- ------
>>
>> Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan
>> lebih
>> cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis.
>> Dapatkan IE8 di sini!
>> http://downloads.yahoo.com/ id/internetexplo rer/
>
>
> --
> "Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
>
> - Eko Ramaditya Adikara
> http://www.ramaditya.com
>
>
> --------------------- --------- ------
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari
> email atau jaringan sosial Anda sekarang!
> http://id.messenger.yahoo.com/ invite/
--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"
- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com
--------------------- --------- ------
Yahoo! Groups Links
Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar