Ganjaran untuk Mereka yang Berpuasa
"Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Setiap amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku"." (HR. Bukhari no.
1904)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus
kali lipat. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Kecuali amalan
puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan
karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan
yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa
dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allah daripada bau minyak kasturi."" (HR. Muslim no. 1151)
Dalam riwayat lain dikatakan,
"Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Setiap amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku"." (HR. Bukhari no.
1904)
Dalam riwayat Ahmad dikatakan,
"Allah 'azza wa jalla berfirman (yang artinya), "Setiap amalan adalah
sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan yang akan membalasnya"
Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih
sesuai syarat Muslim)
Pahala yang Tak Terhingga di Balik Puasa
Dari riwayat pertama, dikatakan bahwa setiap amalan akan dilipatgandakan
sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal. Kemudian
dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan seperti
tadi. Amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Oleh karena itu,
amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa
ada batasan bilangan.
Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali -semoga Allah merahmati
beliau- mengatakan,"
ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas." (QS. Az Zumar: 10)
Sabar itu ada tiga macam yaitu
[1] sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah,
[2] sabar dalam meninggalkan yang haram dan
[3] sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.
Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa.
Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan,
menjauhi hal-hal yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha
bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa
lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa
meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.
Amalan Puasa Khusus untuk Allah
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah Ta'ala berfirman, "Setiap
amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah
untuk-Ku". Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah
untuknya. Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah
menyandarkan amalan tersebut untuk-Nya.
Kenapa Allah bisa menyandarkan amalan puasa untuk-Nya?
[Alasan pertama] Karena di dalam puasa, seseorang meninggalkan berbagai
kesenangan dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan
lainnya. Dalam ibadah ihram, memang ada perintah meninggalkan jima'
(berhubungan badan dengan istri) dan meninggalkan berbagai
harum-haruman. Namun bentuk kesenangan lain dalam ibadah ihram tidak
ditinggalkan. Begitu pula dengan ibadah shalat. Dalam shalat memang
kita dituntut untuk meninggalkan makan dan minum. Namun itu dalam waktu
yang singkat. Bahkan ketika hendak shalat, jika makanan telah
dihidangkan dan kita merasa butuh pada makanan tersebut, kita dianjurkan
untuk menyantap makanan tadi dan boleh menunda shalat ketika dalam
kondisi seperti itu.
Jadi dalam amalan puasa terdapat bentuk meninggalkan berbagai macam
syahwat yang tidak kita jumpai pada amalan lainnya. Jika seseorang telah
melakukan ini semua -seperti meninggalkan hubungan badan dengan istri
dan meninggalkan makan-minum ketika puasa-, dan dia meninggalkan itu
semua karena Allah, padahal tidak ada yang memperhatikan apa yang dia
lakukan tersebut selain Allah, maka ini menunjukkan benarnya iman orang
yang melakukan semacam ini. Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Rajab,
"Inilah yang menunjukkan benarnya iman orang tersebut." Orang yang
melakukan puasa seperti itu selalu menyadari bahwa dia berada dalam
pengawasan Allah meskipun dia berada sendirian. Dia telah mengharamkan
melakukan berbagai macam syahwat yang dia sukai. Dia lebih suka mentaati
Rabbnya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya karena takut
pada siksaan dan selalu mengharap ganjaran-Nya. Sebagian salaf
mengatakan, "Beruntunglah orang yang meninggalkan syahwat yang ada di
hadapannya karena mengharap janji Rabb yang tidak nampak di
hadapannya."
seperti ini dan Dia pun mengkhususkan amalan puasa tersebut untuk-Nya
dibanding amalan-amalan lainnya.
[Alasan kedua] Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya
yang tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Amalan puasa berasal dari
niat batin yang hanya Allah saja yang mengetahuinya dan dalam amalan
puasa ini terdapat bentuk meninggalkan berbagai syahwat. Oleh karena
itu, Imam Ahmad dan selainnya mengatakan, "Dalam puasa sulit sekali
terdapat riya' (ingin dilihat/dipuji orang lain)." Dari dua alasan
inilah, Allah menyandarkan amalan puasa pada-Nya berbeda dengan amalan
lainnya.
Sebab Pahala Puasa, Seseorang Memasuki Surga
Lalu dalam riwayat lainnya dikatakan, "Allah 'azza wa jalla berfirman
(yang artinya), "Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali
amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku."
Sufyan bin 'Uyainah mengatakan, "Pada hari kiamat nanti, Allah Ta'ala
akan menghisab hamba-Nya. Setiap amalan akan menembus berbagai macam
kezholiman yang pernah dilakukan, hingga tidak tersisa satu pun kecuali
satu amalan yaitu puasa. Amalan puasa ini akan Allah simpan dan akhirnya
Allah memasukkan orang tersebut ke surga."
Jadi, amalan puasa adalah untuk Allah Ta'ala. Oleh karena itu, tidak
boleh bagi seorang pun mengambil ganjaran amalan puasa tersebut sebagai
tebusan baginya. Ganjaran amalan puasa akan disimpan bagi pelakunya di
sisi Allah Ta'ala. Dengan kata lain, seluruh amalan kebaikan dapat
menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan oleh pelakunya. Sehingga karena
banyaknya dosa yang dilakukan, seseorang tidak lagi memiliki pahala
kebaikan apa-apa. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa hari kiamat
nanti antara amalan kejelekan dan kebaikan akan ditimbang, satu yang
lainnya akan saling memangkas. Lalu tersisalah satu kebaikan dari
amalan-amalan kebaikan tadi yang menyebabkan pelakunya masuk surga.
Itulah amalan puasa yang akan tersimpan di sisi Allah. Amalan kebaikan
lain akan memangkas kejelekan yang dilakukan oleh seorang hamba. Ketika
tidak tersisa satu kebaikan kecuali puasa, Allah akan menyimpan amalan
puasa tersebut dan akan memasukkan hamba yang memiliki simpanan amalan
puasa tadi ke dalam surga.
Dua Kebahagiaan yang Diraih Orang yang Berpuasa
Dalam hadits di atas dikatakan, "Bagi orang yang berpuasa akan
mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya."
Kebahagiaan pertama adalah ketika seseorang berbuka puasa. Ketika
berbuka, jiwa begitu ingin mendapat hiburan dari hal-hal yang dia
rasakan tidak menyenangkan ketika berpuasa, yaitu jiwa sangat senang
menjumpai makanan, minuman dan menggauli istri. Jika seseorang dilarang
dari berbagai macam syahwat ketika berpuasa, dia akan merasa senang jika
hal tersebut diperbolehkan lagi.
Kebahagiaan kedua adalah ketika seorang hamba berjumpa dengan Rabbnya
yaitu dia akan jumpai pahala amalan puasa yang dia lakukan tersimpan di
sisi Allah. Itulah ganjaran besar yang sangat dia butuhkan.
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya." (QS. Al Muzammil: 20)
"Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan
(dimukanya).
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan) nya." (QS. Az Zalzalah: 7)
Bau Mulut Orang yang Berpuasa di Sisi Allah
Ganjaran bagi orang yang berpuasa yang disebutkan pula dalam hadits di
atas , "Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah
daripada bau minyak kasturi."
Seperti kita tahu bersama bahwa bau mulut orang yang berpuasa apalagi di
siang hari sungguh tidak mengenakkan. Namun bau mulut seperti ini adalah
bau yang menyenangkan di sisi Allah karena bau ini dihasilkan dari
amalan ketaatan dan karena mengharap ridho Allah. Sebagaimana pula
darah orang yang mati syahid pada hari kiamat nanti, warnanya adalah
warna darah, namun baunya adalah bau minyak kasturi.
Harumnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah ini ada dua sebab:
[Pertama] Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa puasa adalah rahasia
antara seorang hamba dengan Allah di dunia. Ketika di akhirat, Allah pun
menampakkan amalan puasa ini sehingga makhluk pun tahu bahwa dia adalah
orang yang gemar berpuasa. Allah memberitahukan amalan puasa yang dia
lakukan di hadapan manusia lainnya karena dulu di dunia, dia berusaha
keras menyembunyikan amalan tersebut dari orang lain. Inilah bau mulut
yang harum yang dinampakkan oleh Allah di hari kiamat nanti karena
amalan rahasia yang dia lakukan.
[Kedua] Barangsiapa yang beribadah dan mentaati Allah, selalu mengharap
ridho Allah di dunia melalui amalan yang dia lakukan, lalu muncul dari
amalannya tersebut bekas yang tidak terasa enak bagi jiwa di dunia, maka
bekas seperti ini tidaklah dibenci di sisi Allah. Bahkan bekas tersebut
adalah sesuatu yang Allah cintai dan baik di sisi-Nya. Hal ini
dikarenakan bekas yang tidak terasa enak tersebut muncul karena
melakukan ketaatan dan mengharap ridho Allah. Oleh karena itu, Allah pun
membalasnya dengan memberikan bau harum pada mulutnya yang menyenangkan
seluruh makhluk, walaupun bau tersebut tidak terasa enak di sisi makluk
ketika di dunia.
Inilah beberapa keutamaan amalan puasa. Inilah yang akan diraih bagi
seorang hamba yang melaksanakan amalan puasa yang wajib di bulan
Ramadhan maupun amalan puasa yang sunnah dengan dilandasi keikhlasan dan
selalu mengharap ridho Allah. Semoga kita dapat meraih beberapa
keutamaan di atas dari amalan puasa Ramadhan yang kita lakukan. Semoga
Allah memberi kita selalu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib dan
amalan yang diterima.
[Pembahasan ini disarikan dari Latho'if Al Ma'arif, Ibnu Rajab Al
Hambali, 268-290]
***
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
The Royal Bank of Scotland plc, Registered in Scotland No. 90312. Registered Office: 36 St Andrew Square, Edinburgh EH2 2YB
Authorised and regulated by the Financial Services Authority.
This e-mail message is confidential and for use by the addressee only. If the message is received by anyone other than the addressee, please return the message to the sender by replying to it and then delete the message from your computer. Internet e-mails are not necessarily secure. The Royal Bank of Scotland plc does not accept responsibility for changes made to this message after it was sent.
Whilst all reasonable care has been taken to avoid the transmission of viruses, it is the responsibility of the recipient to ensure that the onward transmission, opening or use of this message and any attachments will not adversely affect its systems or data. No responsibility is accepted by The Royal Bank of Scotland plc in this regard and the recipient should carry out such virus and other checks as it considers appropriate.
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar