Messages In This Digest (13 Messages)
- 1.
- Buku Puisi Baru - Yoyong Amilin From: ayhounk_bae
- 2.
- (Ruang Baca) Belajar Berempati dari Black Beauty From: punya_retno
- 3a.
- Re: (catcil) Kopdar Pra Milad Sekolah Kehidupan; Men-charge Battery From: fiyan arjun
- 4a.
- Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh From: catatankecil
- 4b.
- Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh From: anty th
- 4c.
- Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh From: Nursalam AR
- 5a.
- Re: (catcil) Kopdar Pra Milad Sekolah Kehidupan; Men-charge Battery From: asma_h_1999
- 6a.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: Mimin
- 6b.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: Nursalam AR
- 6c.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: yudhi mulianto
- 6d.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: hadianf@gmail.com
- 6e.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: hadianf@gmail.com
- 6f.
- Re: [LaPer] Perjalanan Cinta From: hadianf@gmail.com
Messages
- 1.
-
Buku Puisi Baru - Yoyong Amilin
Posted by: "ayhounk_bae" ayhounk_bae@yahoo.co.id ayhounk_bae
Tue Jun 8, 2010 10:03 pm (PDT)
Ornamen Kesunyian
Oleh: Yoyong Amilin
ISBN : 9786028543576
Rilis : 2010
Halaman : 84p
Penerbit: Bisnis2030
Bahasa : Indonesia
Rp.30.250 (belum ongkos kirim)
Pemesanan langsung di:
http://www.bookoopedia.com/daftar- buku/pid- 32160/ornamen- kesunyian. html
ATAU BISA MELALUI : 0819-0860-6946
Beberapa Endorsmen:
Keistimewaan Yoyong Amilin adalah kelancarannya berkisah dalam puisi-puisinya yang memang cenderung naratif. Diksi dan retorika yang Yoyong pilih juga tidak akan menyulitkan pembaca awam atau mereka yang baru saja memutuskan untuk menyukai sastra. Karena kecenderungannya untuk berkisah maka puisi-puisi Yoyong juga bisa disebut sebagai benang merah antara puisi dan prosa. Hebatnya lagi, Yoyong bisa membuat puisi-puisi bertema religius menjadi enak (baca:tidak berat) dibaca, sama enaknya seperti saat membaca puisi-puisinya yang bertema cinta dan erotisme yang halus.
Iwan "Bung Kelinci"
Dosen & Penulis
Buku kumpulan puisi Yoyong Amilin kali ini bercerita banyak hal, mulai dari tingkah polah manusia yang amat pribadi, sampai dengan demokrasi dan negara. Bait-bait puisinya juga disampaikan dalam berbagai variasi gaya mulai dari yang pendek-pendek, berbaris sampai dengan bait yang ditulis mirip prosa, seolah tanpa membedakan antara satu bait dengan bait berikutnya. Bagi penyair yang masih semuda Ayong tentu ini akan memberikan warna penjelajahan yang kelak kemudian hari akan menjadi pondasi dalam perjalanan kepenyairannya. Pondasi yang kaya akan berbagai makna kehidupan seperti yang tercermin dalam gaya penulisan maupun cara bertutur yang terkadang menertawakan diri sendiri maupun orang lain, seperti pada satu puisinya : demokrasi, puisi ini menggelitik dan penuh misteri apalagi bait hanya berisi satu kata : h...a...n...y...a.... Sip sip selamat berkreasi, selalu. amin.
Atik Bintoro
Penyair & Peneliti LAPAN
Sebagai seorang dosen, saya terkesima membaca hasil karya ini, yang ditulis seorang muda bernama yoyong. Ia mengalirkan rasa hati dan jiwanya, melalui renungan dan pemikirannya yang dalam, tentang kehidupan di sekitar dirinya.
Saya terkesima, di hiruk-pikuknya kehidupan yang pragmatis saat ini, terutama di lingkungan muda, ternyata masih ada yang berselimut idealisme. Ia mengemukakan keresahan, kecintaan, dan kerinduan jiwanya yang dalam, tentang makna sebuah ke indahan.
Ia mengungkapkan semua itu, melalui hasil karyanya yang nyata di hadapan para pembaca yang budiman. Semoga ..
Ibrahim M. Diah
Dosen
- 2.
-
(Ruang Baca) Belajar Berempati dari Black Beauty
Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com punya_retno
Tue Jun 8, 2010 10:06 pm (PDT)
Judul: Black Beauty
Penulis: Anna Sewell
Penerjemah: Nadiah Abidin
Penyunting: Azzura Dayana
Desain sampu: Windu Tampan
Penata letak: Nurhasanah
Pemeriksa aksara: Erdyant
Penerbit: Orange Books
"Walk a mile in someone's shoes," begitulah petuah lama mengatakan. Karena dengan `mengenakan sepatu orang lain' kita akan mampu memandang hal-hal dari sudut pandang yang berbeda.
Seperti yang dilakukan Anna Sewell. Mengalami kecelakaan di usia 14 tahun saat pulang sekolah, menyebabkan kaki Anna pincang selama sisa hidupnya. Demi memfasilitasi mobilitas hariannya, Anna pun menggunakan kereta kuda. Yang mempertebal empati dan kecintaannya pada kuda, juga membuat putri dari seorang penulis cerita anak ini makin peduli pada isu perlindungan hewan.
Tema sentral yang kemudian diangkatnya dalam novel pertama sekaligus satu-satunya novel yang pernah ditulisnya: Black Beauty.
***
Bertutur dari sudut pandang orang pertama, Black Beauty berkisah mengenai pengalaman hidupnya yang selalu berpindah rumah dan pemilik. Sebagai kuda jantan dari keturunan terbaik, Beauty telah banyak menjalani beragam profesi. Mulai dari kuda tunggangan, kuda pedati, hingga kuda taksi.
Setiap pekerjaan selalu dijalani Beauty dengan tabah dan sabar. Bahkan saat ia menemui hal-hal buruk, seperti penggunaan blinkers yang menghalangi pandangan, check-rein yang membuat kepala tak bisa bergerak bebas, bit yang tajam di lidah dan rahang, dipecuti, lupa diselimuti dan dihangatkan usai melakukan perjalanan jauh yang melelahkanyang membuat Beauty mengalami infeksi paru-paru kemudian, dan banyak hal menyedihkan lain yang juga dialami oleh kuda-kuda lain yang ditemui Beauty.
Namun Beauty tak pernah lupa pesan Ibunya: "..manusia ada banyak macamnya. Sebagian manusia baik dan penuh perhatian seperti tuan kita, sebagian lagi jahat dan kejam hingga tak pantas memiliki kuda atau anjing. Selain itu, ada orang-orang yang dungu, sombong, bebal, dan sembrono; orang-orang yang terlalu malas berpikir. Orang-orang inilah yang paling banyak mencelakai kuda dibandingkan orang-orang lainnya. Mereka mungkin tak berniat mencelakai kita, tapi jadinya begitu karena tabiat mereka. Aku harap kelak kau dapat tuan yang baik. Masalahnya, seekor kuda tak pernah tahu siapa yang akan membelinya atau siapa yang akan menunggangnya. Maka apapun yang terjadi pada kita, tetaplah lakukan yang terbaik dan jaga nama baikmu." (hal 22)
***
Empati Anna Sewell yang demikian besarnya pada binatang sangat tersurat dalam buku yang ditulis selama sekitar enam tahun ini. "It's a special aim being to induce kindness, sympathy, and an understanding treatment of horses." ujar Anna mengenai tujuannya menulis buku ini.
Dengan penuturan detil, santun, dan mendalam, saya merasa Beauty seolah-olah adalah seorang manusia yang berbicara dengan bahasa manusiadan bukannya seekor kuda.
Saya turut merasa bahagia saat Beauty memperoleh kandang yang nyaman dengan pencahayaan bagus dan lapang. Sama bahagianya saat Beauty memperoleh makanan sedap berupa gandum tumbuk yang dicampur dedak, atau saat Beauty bisa bebas berlarian dan berlompatan di padang rumput.
Tak jarang, hati saya mencelos dan mengurai air mata saat membaca kalimat yang menggambarkan penderitaan para kuda akibat ulah manusia. Seperti: "..bit milikku sangat tajam. Lidah dan rahangku sampai sakit. Darah dari lidah mewarnai liurku yang terus-terusan mengalir di bibir saat aku bergerak resah dan terbuka oleh bit dan kekang yang terpasang pada mulut. Yang paling parah saat kami harus berdiri berjam-jam di luar untuk menunggu nyonya kami yang tengah menghadiri pesta besar atau tempat hiburan. Setiap kali aku resah dan mengentakkan kaki karena tidak sabar, sebuah pecut siap menghukumku. Itu saja sudah cukup untuk membuatmu gila." (kisah Ginger pada Beauty, hal 50).
Juga saat Beauty di puncak lara: "Oh! Kalau saja manusia punya belas kasihan, mereka sebaiknya menembak kami saja sebelum kami jatuh dalam kesengsaraan berkepanjangan." (hal 303)
Betapa Anna mampu menyuarakan harapan Beauty dengan sangat gamblang: "Oh! Seandainya saja orang tahu betapa kuda-kuda menjadi tenang karena sentuhan tangan lembut, suara lembut dan perangai lembut, tentu mereka tak perlu melecutkan cemeti, menyeret dan menarik tali kekang seperti yang biasa mereka lakukan.." (hal 64).
***
Ditulis saat Anna berusia sekitar 50 tahun, membuat Black Beauty juga sarat akan nilai-nilai kehidupan yang tak lekang dimakan zaman. Beberapa diantaranya adalah:
Tentang hubungan sosial: "Ibu memberitahuku bahwa baik buruknya perlakuan orang terhadapku tergantung pada perangaiku sendiri. `Semakin baik perangaimu, semakin baik perlakuan orang terhadapmu,' begitu katanya." (pesan Ibunda Beauty pada Beauty , hal 22)
Tentang agama: "Tak ada agama yang tanpa cinta dan orang-orang bisa berbicara sesukanya tentang agama mereka, tapi kalau agama itu tak mengajari mereka untuk bersikap baik kepada manusia dan binatang, semuanya cuma pura-pura. Pura-pura, James, dan semua takkan bertahan ketika kebenaran muncul." (ujaran John Manly pada James, setelah John melihat seorang anak kecil menendan dan memukul seekor poni kecilhanya karena si poni tak mau melompati pagar yang terlalu tinggi untuknya, hal 90).
Tentang politik: "Kebebasan tidak datang dalam bentuk warna. Warna hanya menunjukkan partai dan segala bentuk kebebasan yang bisa kau terjemahkan darinya..Pemilihan adalah sesuatu yang sangat serius. Paling tidak seharusnya begitu dan semua orang wajib memilih sesuai dengan hati nuraninya dan membiarkan para tetangganya melakukan hal yang sama." (ujaran Jerry pada putranya, menjelang masa Pemilihan, hal 314)
Tentang kepedulian: "Kau telah melakukan hal yang benar, entah orang itu dihukum atau tidak. Banyak orang yang mungkin hanya akan lewat dan mengatakan bukan urusan mereka untuk ikut campur. Padahal ketika ada kejahatan dan penindasan, urusan semua orang untuk ikut campur saat melihatnya." (ujaran John Manly pada Joe, saat Joe melaporkan seorang sais mabuk yang memecuti kedua kudanya yang tengah terjebak dalam lumpur, hal 136)
Tentang penyesalan: "Kalau kau menyia-nyiakan waktu pagi hari, kau takkan mampu menggantinya di pertengahan hari. Kau bisa saja tergesa dan bergegas, bingung dan cemas, tapi kau telah kehilangan waktu itu, saat ini dan selamanya." (ujaran Jerry setiap pagi sambil melakukan rutinitasnya membersihkan kuda-kudanya, hal 254).
Tentang menangani karakter sulit: "Ramuannya terdiri dari kesabaran, kebaikan, ketegasan dan belaian yang masing-masing disajikan satu pon dengan diimbuh setengah takaran akal sehat dan keadilan.." (lelucon kecil John Manly tentang ramuan rutin "hati Birtwick" untuk menyembuhkan kuda bengal, yang masih relevan dengan hubungan sesama manusia, hal 55).
Bahkan tentang pentingnya beristirahat: "Itu hak semua orang dan orang dan semua binatang. Berdasarkan hukum Tuhan kita punya satu untuk beristirahat. Berdasarkan hukum Inggris kita juga punya satu hari untuk istirahat. Jadi menurutku kita harus berpegang teguh pada hak-hak yang diberikan hukum-hukum ini dan menghabiskannya bersama anak-anak kita" (tanggapan Truman, saat mendengar Jerry menolak pekerjaan di hari Minggu, hal 270).
***
Naskah Black Beauty dijual Anna pada penerbit lokal pada 24 November 1877 seharga 40 poundsterling. Saat itu ia telah berusia sekitar 57 tahun. Sayangnya, lima bulan setelah novel itu terbit, Anna meninggal karena penyakit hepatitis dan TBC. Ia tak sempat menyaksikan kesuksesan Black Beauty yang merupakan salah satu novel paling laris sepanjang masa.
Dan betapa saya bersyukur bahwa novel indah ini pada akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dengan demikian halus dan indahnya. Demikian halusnya sampai saya merasa seolah-olah sedang membaca karya anak bangsa.
Dari segi sampul, sampul Black Beauty ini juga yang paling memikat saya. Dari sekian versi sampul Black Beauty yang pernah saya lihat, baru kali ini saya melihat versi Black Beauty dalam pose dielus telinganya oleh seorang gadis kecil. Sungguh suatu pemandangan yang menghangatkan hati.
Sama hangatnya saat saya membaca kalimat-kalimat agar kita terus berbuat baik pada sesama. Di halaman 114, misalnya."Tak ada yang lebih baik daripada berbuat kebajikan kepada orang lain saat aku masih bisa melakukannya dan aku akan dengan senang hati melakukannya." (Wejangan John Manly pada James)
Atau kalimat yang bisa diterapkan secara universal, yang terletak di halaman 273 "Sesuatu yang benar pasti bisa dilakukan; sesuatu yang salah pasti bisa ditinggalkan. Seorang manusia yang baik selalu akan menemukan jalan terbaik. Dan itu berlaku buat kita semua, entah buat supir taksi ataupun orang-orang yang biasa pergi ke gereja atau kapel," (ujaran Jerry Barker)
Membaca kalimat-kalimat ini mengingatkan saya pada puisi Taufik Ismail yang saya peroleh dari sms seorang sahabat pada bulan Mei 2006:
"Kalau engkau tak mampu jadi beringin yang tegak di puncak bukit, maka jadilah belukar. Tapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau. Kalau kamu tak sanggup jadi belukar, jadilah saja rumput. Tapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Kalau kau tak mampu jadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil. Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air. Tidak semua menjadi kapten, harus ada awaknya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah dirimu..sebaik-baiknya dari dirimu sendiri."
Sepuluh bintang untuk buku Black Beauty.
***
Ditulis oleh Retnadi Nur'aini, pengelola Toko Buku Online Halaman Moeka Books
http://halamanmoekabooks.com
"Where bookaholics have fun"
- 3a.
-
Re: (catcil) Kopdar Pra Milad Sekolah Kehidupan; Men-charge Battery
Posted by: "fiyan arjun" fiyanarjun@gmail.com
Tue Jun 8, 2010 10:22 pm (PDT)
jd ingin mo nulis nih...hehe
2010/6/7 Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com >
>
>
> Kopdar Pra Milad Sekolah Kehidupan; Men-charge Battery Curhat-curhatan
> Lagi
>
>
> Kami baru berjalan sekitar 200 meter keluar dari kompleks perumahan ketika
> HP di dalam tasku menyita perhatian. 2 misscall dari nomor tak kukenal. Ku
> SMS, mendapat jawaban beliau adalah Mbak Dyah. Seketika terbayang seraut
> wajah cantik murah senyum yang pertama kali kutemui di Milad Pertama SK di
> Kuningan. Dialog berlanjut dengan sedikit interupsi dari Yasmin yang memilih
> duduk di pangkuanku dan aktif 'menyodok' secara tak sengaja adiknya yang tak
> kalah heboh bermain di rahimku. Si Mbak yang masih dalam perjalanan dan
> merasa kurang enak badan khawatir kalau datang terlambat sehingga bermaksud
> menitip pesan siapapun yang datang lebih dulu bilang ke waitressnya sudah
> reservasi tempat atas nama beliau.
>
>
> Kontak-kontakan berlanjut, membawaku ke suara adik manis nan aktif dan
> pintar, Asma, yang juga masih di tol bersama Kang Hadian, Suhu Teha, dan Bu
> Guru Diah yang lagunya tentang ibu mampu menggerimiskan hatiku. Ah, rasanya
> makin tak sabar ingin segera berjumpa. Rasa rindu yang diam-diam kupendam,
> seolah menemukan muaranya ketika email Kang Hadian mengabarkan akan diadakan
> kopdar atas inisiatif Pak Sinang hampir dua minggu sebelumnya.
>
>
> Alhamdulillah perjalanan lancar dan menyenangkan. Apalagi sahabat nomor
> satu sekaligus 'sopir' setiaku sudah pernah ke tempat itu sebelumnya.
>
>
> "Yakin ini tempatnya, Yang?" tanyaku padanya ketika dengan style yakin
> calon bapak tiga anak itu membelokkan Zaffy, 'istri' keduanya ke sebuah
> rumah makan.
>
> "Pulau Dua ya ini," katanya mantab.
>
>
> Lega keluar dari kotak baja itu kami disambut waitress yang mengantarkan ke
> tempat yang telah dipesan. Si Mbak EO yang cantik tengah duduk sendirian,
> mencoba berdamai dengan kondisi badannya yang tak karuan dengan sepoci kecil
> teh hangat dan notes di tangan. Ngobrol ringan, satu persatu sahabat yang
> lain menyusul datang. Mbak Lia yang dulu aktif sekali di dunia maya terutama
> milist-milist, Asma yang sempat 2 minggu di Taiwan, Kang Hadian yang chubby
> dan menggemaskan sekali yang biasanya paling getol nomor satu woro-woro
> ultah siapa di milist (yang berhasil kukalahkan di ultah Pak Teha kemarin,
> yes!), Mbak Diah yang masih tampak kalem sekaligus tegas dan piawai memetik
> dawai gitar, Mimin yang satu kampung halaman, Dani-Endah-I'am-calon mantu
> Nibras Oya, ada dua bujang yang datang nyaris bersamaan sebelum kami masuk;
> Fiyan dan Kang Galih yang senyumnya masih semanis saat kami ketemu baksos
> Ramadhan di Bulungan.
>
>
> Satu sosok yang termasuk datang awal, yang asli membuatku salut sekali,
> Mbak Kar, ditemani si bungsu yang makin chubby. Rupanya dia bermaksud
> menyaingi Kang Hadian. Seingatku hampir 3 tahun lalu, saat aku hamil Yasmin
> kami bertemu di Coemi-Coemi Restoran (semoga tak salah tulis) dalam acara
> buka puasa bersama yang diprakarsai sepenuhnya oleh Mbak Kartina dan
> keluarga, si dede belum sebesar itu.
>
>
> Dyah Dzakiati, Mas Yudhi, Mas Yons--yang artikelnya tentang teh bikin aku
> gimanaaaa gitu--, Nopi yang sekarang harus nunggu sinyal kalau mau
> internetan, pak Diaz dan istri yang datang belakangan, Nursalam-Yuni-Alham,
> Taufik-istri-baby, ngng . Siapa lagi ya yang belum kuabsen Maaf, kalau saat
> nulis ini lupa belum kusebut namanya ya
>
>
>
> Acara dibuka dengan merayakan ulang tahun Pak Teha yang terlambat 4 hari
> (ultah tepatnya tangga 2 Juni). Beliau meniup satu lilin, meski sebenarnya
> usia beliau sudah kepala 5 (mendekati 6 kan, Suhu?). Usai tiup lilin
> trainer, motivator, sekaligus sastrawan dan penggiat buku ini memberi kesan
> dan pesan. Semisal kelapa, makin tua makin bersantan, itulah beliau. Makin
> bertambah usia justru makin bertambah kesibukannya. Jadi kangen saat beliau
> belum sesibuk sekarang dan masih sempat sering SMS-an. Satu hal yang tak
> bakal hilang dari ingatan, beliau SMS bertanya apakah aku sudah sampai rumah
> dengan selamat. Waktu itu kami baru pulang dari kopdar kedua sebelum Milad
> pertama di Situ Gintung. Beliau datang dengan mobil merahnya membawa
> rombongan dari Bandung sementara aku 'membujang' naik motor merah juga dari
> Pondok Kelapa. Di sana beliau juga memberiku pelajaran bagaimana berbicara
> kepada orang apalagi yang tipe ngeyelan. Waktu itu aku sedang mengalami
> 'riak' kecil dengan seorang sahabat Eska. Terimakasih banyak Suhu Teha.
>
>
>
> Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Pak Sinang selaku founder komunitas
> Sekolah Kehidupan sekaligus penggagas dan penyandang dana kopdar siang itu.
> Dua hal yang kucamkan; pertama adalah bahwa kami, kita, sebagai member
> komunitas Sekolah Kehidupan merasa saling terikat, karena ada muatan cinta
> di dalamnya. Cinta sebagai sebuah keluarga yang jika terluka salah satunya
> niscaya akan dirasa oleh lainnya. Hal kedua yang kuintisarikan adalah bahwa
> manusia hidup butuh keseimbangan. Keseimbangan financial keluarga iya, tapi
> keseimbangan dalam interaksi social juga tak kalah pentingnya. Berbagi makna
> dan pelajaran kehidupan lewat tulisan akan membuat hidup semakin hidup (ini
> asli kalimatku sendiri ).
>
>
> Acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Kang Galih lalu diteruskan
> dengan makan siang diselingi kesan dan pesan. Curhat bebas yang isinya
> paling tidak nyerempat dua hal, kangen dengan suasana kelas yang riuh
> seperti dulu, plus pengakuan diri tak bisa banyak berbagi seperti dulu lagi
> sebab aktivitas dan sebab-sebab lain.
>
>
> Kopdar siang itu, bagiku ( dan mungkin bagi sebagian besar yang lain pula)
> seolah men-charge battery. Ada kegairahan baru.
>
>
> Aku sendiri, kalau boleh curcol, sempat tersengat membaca postingan Pak
> Sinang sebelum Milad yang tentang mencari tenaga lepas untuk mengurus web
> dll itu. Asli ada kerinduan menggelegak, setelah hampir satu tahun ini
> banyak absen menulis bahkan sekedar mengisi blog.
>
>
> Dulu, aku disibukkan mandori renovasi rumah, sibuk tetek bengek rumah
> tangga dengan dua anak tanpa ART, plus hamil muda. Setelah renovasi selesai
> dan pindah ke rumah sendiri ganti sibuk coba-coba berbisnis craft dari
> flannel lagi. Dan di akhir cerita, sebelum kopdar itu aku sadar sudah
> waktunya lebih fokus menyambut kelahiran anak ketiga kami (yang diperkirakan
> 3 Juli) alih-alih menjahit sampai malam mengerjakan pesanan orang. Yah,
> hidup memang pilihan. Seperti aku yang harus memilih fokus ke bisnis flannel
> atau dunia idealis berupa menulis, pada Eska pun aku harus memilih apakah
> hanya membaca postingan via HP sebelum tidur tanpa me-reply seperti yang
> selama ini aku lakukan atau kembali curhat seperti dulu meski itu bisa
> beresiko ditanggapi sebagai 'sampah' dan kecengengan oleh sahabat
> lain--yang menurut pengakuannya pernah mengalami yang lebih memedihkan tapi
> memilih diam dan tak curhat sepertikuyang membuatku malu menulis lagi dan
> memposting di milist.
>
>
>
> Tapi, kalau dipikir-pikir, bukankah ketidaksetujuan, perbedaan cara pandang
> adalah juga merupakan dinamika dan pelajaran kehidupan? Jadi kenapa harus
> kacrok (kapok, *Jw Sby*) menulis atas alasan apapun? Standart dan style
> orang juga beda-beda. Untuk menjadi sahabat, kita tak harus selalu setuju
> dengan pendapat orang lain. Pun kita tak bisa memaksa sahabat itu untuk
> selalu setuju dengan kita. Hanya satu hal yang harus kita setujui bersama
> hasil 'pertobatan masal' Ahad kemarin; MARI CURHAT-CURHATAN LAGI!
>
>
>
> *Tanah Baru, 07/06/10 21.52*
>
>
> Indarwati
>
>
> <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
>
> irt, penulis lepas, plus souvenir maker<http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> curhatan
> <http://craftcafe.multiply. >com/photos/ album/20/ Boneka_Pengantin _dan_Pakaian_ Adat_Flanel
> http://lembarkertas.multiply. com
> kreasi tangan http://craftcafe.multiply. <http://www.kedaicracom ft.com/ >
> FB: indar7510@yahoo.com
>
>
>
--
"Books inside you"
Fiyan 'Anju' Arjun
Anju Online Bookshop
Jl.Ulujami Rt.012/04 No.14 Jak- Sel
www.bukumurahku.multiply. com
fb:bujangkumbanf@yahoo.co. <fb%3Abujangkumbanf@id yahoo.co. >id
Tlp:(021) 7379858
Hp:0852-8758-0079
- 4a.
-
Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh
Posted by: "catatankecil" fil_ardy@yahoo.com fil_ardy
Tue Jun 8, 2010 11:06 pm (PDT)
Kalo tambah keliatan ganteng sih iya, Mbake :D *jangan ditimpukin!*
tapi gaimana ya, jadi old style ngono, ra apik rasane. Oalaah, opoo
iki. Hehehe.
Nuhun,
Dani
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "INDARWATI" <patisayang@com ...> wrote:
>
>
> Tenang aja Dan, kamu tmbh kelihatan ganteng n persis bapak2 banget kok pakai batik gt. Hehe... Hbs kondangan dmana? :p
> Nyesel jg g smpt ngobrol sm u n gndong I'am. But jd trhibur bc tlsanmu. Apalagi dpt tanda cinta dr bidadarimu yg oke punya. Sampai nangis bacanya. Hiks.
>
> Salam,
> Indar
- 4b.
-
Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh
Posted by: "anty th" anty_th@yahoo.com anty_th
Tue Jun 8, 2010 11:07 pm (PDT)
refresh ... n get the fresh ^_^
smoga sekolah kembali menjadi tempat yg sangat nyaman utk d kunjungi
salam sayang
anty
- 4c.
-
Re: [Catcil] Klik Kanan lalu Refresh
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Wed Jun 9, 2010 12:03 am (PDT)
Nice writing! :-D
Btw, gunung yang "tidur sementara" itu istilahnya "dormant", Bro. Yah,
itulah SK. Ada magma dahsyat yang menunggu tersalurkan. Barangkali
kopdar kemarin adalah titik erupsinya, sehingga mengalirlah lahar
curhat dan uneg-uneg *yang ini kayaknya lebih ke saya deh*:). Semoga
akan lebih menyuburkan tanah di sekitarnya.
Tabik,
Nursalam AR
- yang lagi nyicil "pertaubatan" untuk aktif di SK -
On 6/8/10, Kang Dani <fil_ardy@yahoo.com > wrote:
> Oleh-oleh Kopdar SK, eh maksudnya Oleh : Dani A
>
> sering sekali saya melakukan itu. Klik kanan lalu refresh atau menekan
> tombol F5 berkali-kali, ketika sedang bekerja berhadapan dengan laptop.
> Terutama akhir-akhir ini, sejak kipas internal laptop digantikan dengan
> kipas portable besar di samping meja laptop. Bukan hanya kita yang butuh
> refreshing, piranti lunakpun membutuhkannya.
>
> Ahad 06 Juni 2010
>
> 10.30 am
>
> Saya, seorang bidadari dan 2 orang kurcaci siap meluncur ke Pulau dua.
> Dengan kostum batik sesuai rencana dresscode yang desas desusnya tersebar di
> email japri peserta kopdar, yang ternyata oh ternyata, desas desus tentang
> dress code itu hanya hoax , yang tidak bertanggung jawab. Terang saja saya
> krisis PD, wong yang pake batik cuma seuprit :D, dan yang seuprit itu
> berhasil menutupi corak batiknya dengan sukses. Fiyan menutupi batiknya
> dengan jaket sejak awal hingga akhir acara. Mungkin sekalian sauna. Bro Raul
> berhasil berkamuflase dengan batik gelapnya sehingga menyerupai kemajea
> biasa, dan tampak elegan. Pak Sinang... bahkan saya ga inget pak Sinang pake
> batik atau kemeja ya? Artinya, batik yang mereka pakai tidak kontras di mata
> dan ingatan. Sedangkan saya? HUff.. saya mengenakan batik yang sangat batik
> :(. Sisanya, mereka berbusana santai semua. Hiks. Seandainya saat itu adalah
> acara resepsi pernikahan, mungkin saya akan baik-baik saja. Tapi bukan,
> kemarin itu acara kopdar komunitas. Dan saya tampil formal dengan batik,
> celana bahan jatuh, dan sepatu kulit coklat. Meski tampan, saya merasa tua
> sekali hari itu. :D stop bicara batik. Bagaimanapun batik sudah ditetapkan
> sebagai warisan asli bangsa Indonesia oleh WHO eh, atau oleh UNICEF ya?
>
> 11.15 am
>
> Tiba di Pulau dua dengan penat. Someday, jika kalian menjadi seorang ayah
> dengan dua orang anak yang masih piyik, dengan tunggangan seekor honda beat,
> dengan jarak tempuh hampir 1 setengah jam, serta lalu lintas padat khas kota
> jakarta, kalian akan mengerti apa arti penat :D. Alhamdulillah, ada seorang
> bidadari yang selalu menemani saya dan menjadi jamu yang super ampuh untuk
> menghilangkan penat perjalanan itu. Sluruuuup :p aaahhhh...
>
> 11.20 am
>
> Sudah ada Mbak Dyah DJ, EO acara kopdar tersebut. Mbak Lia yang tampak
> segar, Mbak Indar n fams yang selalu kompak. Fiyan Arjun, Yons, Galih dan
> Pak Yudi. Cipika cipiki (boys only) dan bertanya kabar berita. Senangnya. F5
> pertama. Menyusul di belakang, Gerombolan si berat dari Bandung. Kang Hadian
> yang bersumpah ga pake serapah kalo dia dulu pernah kurus. (Come on, Man,
> give me a break!) Pak Teha yang tampak semakin bijak, Uni Asma, Mbak Diah
> yang hari itu bertemu dengan ke-3 Di(y)ah yang lainnya. Divin yang ikutan
> nebeng di Jalan. Cipika cipiki, cubit cubit perut, towel towel aah :D.
> Senangnya, F5 kedua. Berikutnya Bu Has yang 'teduh' dan si kecil eh si Chuby
> Dek Aris, datang menyusul. F5 ketiga. Lalu Mimin --meskipun salah turun dari
> Busway-- akhirnya datang juga. Mbak Dyah dan Novi, yang hampir saja
> mengulang kisah lama mereka : nyasar.
>
> 11.30 am (kalo ga salah)
>
> Mbak Dyah DJ, membuka acara dengan microphone wireless yang timbul
> tenggelam. Dan seperti yang sudah diceritakan pada episode sebelumnya, bahwa
> Pak Teha yang beberapa hari sebelumnya berulang tahun memberiakn wejangan.
> Yang unik adalah tart semangka diberi lilin. Jika kurang jeli, itu mirip
> tart beneran loh. Dan ini juga yang jadi pertanyaan saya dalam hati hingga
> pulang ke rumah. Apakah tart semangka itu jadi dibelah atau dibiarkan begitu
> saja? Karena saya tidak melihat seorangpun makan buah apalagi semangka
> (serasa semangka bukan buah). Serasa di-F5 berkali-kali mendengarkan
> wejangan Pak Teha. Segar! Atau jangan-jangan, aroma segar itu berasal dari
> plecing kangkung, tumis tauge, dan udang goreng yang berseliweran di meja
> makan? wew...
>
> 12.00 (ini juga kalo ga salah)
>
> Giliran Pak Sinangg bicara. Saya berasa agak minder sih, feel guilty, keluar
> keringat dingin, mata berkunang-kunang, kepala berat. Duh, rupanya saya
> masuk angin :(. Baru sadar kalo saya belum sarapan. Nasi goreng nirwana
> buatan bidadari luput tak tercicip (tercicip? kosa kata yang aneh) tadi
> pagi. Balik ke Pak Sinang, semoga telinga dan muka saya saya tak merah saga
> (kayak nama grup nasyid). Betapa tidak (tsah, ungkapan favorit saya: betapa
> tidak) selama 7 bulan terakhir ini, saya bolos dari SK. Meski tidak
> sepenuhnya bolos. Bolos setangah hari mungkin, atau bolos tapi ga
> kemana-mana, cuma ke kantin, atau.. argghhh.. apa ya namanya? Secara saya
> selalu memantau, dan melakukan tugas-tugas sekolah (Self defense mode on).
> Memang sih invisible. Bukan apa-apa, suiibuuk tenan, rek. Alhamdulillh, dari
> awal sampe akhir, saya tidak terasa disindir atau bahkan dikecam oleh Pak
> Sinang untuk kinerja pengurus (atau saya yang ndableg ya?). Setidaknya, Pak
> Sinang pandai
> memilih kata-kata sehingga sentilan itu lebih terasa seperti sentuhan
> tangan seorang sahabat. Atau seperti setiup angin yang membuat saya merasa
> nyaman. Tentu untuk bangun dan bebenah, bukan untuk lena dan pulas.
> Terimakasih, Pak Sinang.
>
> 12.30 (ini juga kalo ga salah)
>
> Oia, selama Pak Sinang bicara, beberapa Sahabat SK yang lain juga datang.
> Maaf, jika salah urutannya. Jangan salahkan saya, karena saya bukan tukang
> urut. Salahkan Mak Erot! Ada Taufik yang cinta mati dengan tempatnya
> bekerja, datang full team. Pak Diaz Rosano n fams plus helm serta dot susu
> Nibras yang dulu pernah ketinggalan waktu acara bukber. Makasih, banyak Pak
> Diaz. Pak Nursalam datang full team plus terminologi gunung berapinya. Apa
> istilahnya untuk gunung berapi yang tidur, brow? Selalu kaya data.
>
> 12.45 (dah ga peduli benar atau salah)
>
> Eng iing eeng.. tibalah acara inti, wisata kuliner. Makan-makan. Eh, bener
> kan ini acara intinya, Kang Hadian? Iya kan, Haw? Plecing kankung tampak
> menggoda dan menggugah selera. Udang goreng, dan ayam pop tak kalah
> menantang. Grrr... ngajak berantem nih makanan. Saya mulai membisiki Nihaw
> "Nasinya dikit aja, haw. Banyakin lauknya!" Heuheu. Entahlah, Nihaw ikut
> tersesat atau tidak. Terlebih, Mbak Dyah DJ yang sangat akomodatif sekali
> dalam sesi makan-makan ini. "Ayo, mas tambah. Banyak lho!" Rayunya pada
> saya. Eh, ini teh rayuan atau sindiran ya, Mbak? Hehehe. Hasrat hati, ronde
> pertama mengalahkan Kang Hadian, apa daya bidadari dan dua kurcaci menunggu
> giliran. Saya menyelesaikan ronde pertama ini dengan cepat. Hanya dalam
> waktu 10 menit. Rekor tercepat hari itu, tentu dengan porsi yang santun
> pastinya. Mengambil alih dua kurcaci dari bidadari. Dan menasihati
> cacing-cacing perut agar sabar menanti sesi kedua.
>
> 13.30
>
> Ajang curhat sudah setengah jalan. Inilah sesi yang membuat dada serasa
> lapang. Yang membuat remang menjadi terang. Sementara yang lain curhat, saya
> menghabiskan sepiring lagi cah tauge nan segar. Hehehe, sebagai penggemar
> sayuran, dedaunan dan sebangsanya tetap menjadi pilihan utama saya di setiap
> kesempatan. Embeee... Benar atau tidak, kopdar kali ini memang membuat
> penyegaran dalam keluarga SK. Selain pertaubatan masal yang didengungkan
> (cieeh didengungkan) oleh Pak Nursalam. Sekarang, saya sedang belajar untuk
> tidak berharap istimewa pada banyak hal. Termasuk SK. Saya hanya berharap
> kehangatan di SK tetap ada dalam hati saya,untuk waktu yang tak berbatas.
> Demikian...
>
> PS: Untuk namanya yang tidak disebutkan di sini, mohon maaf, pikun akut yang
> saya derita akhir-akhir ini penyebabnya :)
>
> Selatan Jakarta, 08 Juni 2010
>
>
> Dani Ardiansyah
>
> www.WebHostSejahtera.com | Hosting Murah Indonesia
> www.JasaPenerbitan.com | Solusi Menerbitkan Buku Sendiri
>
>
>
>
--
- Nursalam AR -
Blog: www.kintaka.wordpress. com
Facebook: www.facebook.com/nursalam. ar
"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)
- 5a.
-
Re: (catcil) Kopdar Pra Milad Sekolah Kehidupan; Men-charge Battery
Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com asma_h_1999
Tue Jun 8, 2010 11:13 pm (PDT)
Betul Mbakku, setuju banget. Ketemu teman-teman lagi membawa rasa bahagia tersendiri buat asma. Jadi tahu kabar teman-teman yang sudah lama tidak ketemu.
Malem sepulang dari kopdar, di antara nyawa yang belum seutuhnya kembali ke badan (soale pas banget baru tidur) dan tiba-tiba masuk sms dari Kang Hadian dan Pak Teha, yang berisi kalimat begini : "terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaan yang terjalin dengan indah selama ini di Sekolah Kehidupan" yang asma jawab dengan balasan : Maksih juga, nama-nama teman-teman SK selalu tersimpan di hati dan Tentu saja buat Mbak Indar juga.
Dalam hatiku, ada satu ruang khusus yang aku sediakan untuk teman-teman SK, yang aku buka dan urai satu-persatu saat kangen itu hadir.
Wassalam
asma
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Mimin <minehaway@.com ..> wrote:
>
> 2010/6/7 Indarwati Indarpati <patisayang@...>
>
> >
> >
> Tapi, kalau dipikir-pikir, bukankah ketidaksetujuan, perbedaan cara pandang
> > adalah juga merupakan dinamika dan pelajaran kehidupan? Jadi kenapa harus
> > kacrok (kapok, *Jw Sby*) menulis atas alasan apapun? Standart dan style
> > orang juga beda-beda. Untuk menjadi sahabat, kita tak harus selalu setuju
> > dengan pendapat orang lain. Pun kita tak bisa memaksa sahabat itu untuk
> > selalu setuju dengan kita. Hanya satu hal yang harus kita setujui bersama
> > hasil `pertobatan masal' Ahad kemarin; *MARI CURHAT-CURHATAN LAGI!*
> >
> >
> >
> Yuuuk marii...
> Meskipun tulisan berupa curhatan, toh masih ada hikmah2 yang bisa dipetik
> kan Mbak.
> Jadi nggak boleh kapok ya
>
> Hadapi perbedaan dengan senyuman :)
> --
> http://minehaway.com
> http://minesweet.blogspot. com
>
- 6a.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "Mimin" minehaway@gmail.com mine_haway
Tue Jun 8, 2010 11:17 pm (PDT)
2010/6/9 Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin
karena beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke
tujuh belas (ups betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you
all the best ya
Nggak betah buat nggak komentar
Benar-benar perjuangan mengharukan dari SK Bandung
Makasih ucapannya, Kang
Bukan 17 kok Kang, tapi 12+ thn suerrrr...
Lha wong ketemu orang mesti ditanya sekolah dimana? padahal dah kerja
ahaha...
--
http://minehaway.com
http://minesweet.blogspot. com
- 6b.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Tue Jun 8, 2010 11:58 pm (PDT)
Catatan yang khas Kang Hadian:). Meski saya menunggu-nunggu di
subjudul "Perjalanan Taubat" tentang apa "taubat" yang dimaksud. Tapi,
ya,sudahlah, sebagai sesama hadirin kopdar kemaren, kita sama-sama
pahamlah ya,hehe...
Terima kasih sms-nya. Saya sempat mengira Pak Teha -- yang mempelopori
kebiasaan kirim sms motivasi -- kedobelan kirim sms ke saya, ternyata
dari kembarannya:) *kembar tak identik pastinya*.
TFS.
Tabik,
Nursalam AR
- yang "taubat'-nya belum kaffah, karena belum ikut nulis sih -
On 6/9/10, Mimin <minehaway@gmail.com > wrote:
> 2010/6/9 Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
>
> padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin
> karena beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke
> tujuh belas (ups betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you
> all the best ya
> Nggak betah buat nggak komentar
> Benar-benar perjuangan mengharukan dari SK Bandung
>
> Makasih ucapannya, Kang
> Bukan 17 kok Kang, tapi 12+ thn suerrrr...
> Lha wong ketemu orang mesti ditanya sekolah dimana? padahal dah kerja
> ahaha...
> --
> http://minehaway.com
> http://minesweet.blogspot. com
>
--
- Nursalam AR -
Blog: www.kintaka.wordpress. com
Facebook: www.facebook.com/nursalam. ar
"The difference between the right word and the almost right word is
the difference between lightning and the lightning bug."
(Mark Twain)
- 6c.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com yudhi_sipdeh
Wed Jun 9, 2010 1:12 am (PDT)
wah...wah tidak sangka Kang Hadian dalam keadaan sesibuk itu masih menyempatkan diri dari Bandung ke Jakarta sekaligus menjadi Seksi Repot.
Ternyata bukan cuma termasuk gerombolan "si bera"t tapi juga ternyata "perkerja berat"
OK. semoga tambah sukses kang dan dilancarkan segala urusan. amin
salam
yudhi
--- On Wed, 6/9/10, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com > wrote:
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Date: Wednesday, June 9, 2010, 12:57 AM
-Laporan Perjalanan-
PERJALANAN CINTA
Menjelang akhir tahun pelajaran
memang saat-saat yang cukup membuat otak dan badan ini terus diminta bekerja
keras. Betapa tidak, kegiatan kantor yang saya kerjakan memang berkaitan dengan
pendidikan terutama meningkatkan kompetensi pendidik. Tidak aneh lagi, jika di
setiap pekan harus membuat proposal antara tiga hingga lima buah untuk
permintaan klien.
Memasuki bulan Juni, hati saya
terobati dengan adanya agenda Kopi Darat atau yang lebih akrab dengan istilah
KOPDAR. Sebuah agenda yang tidak direncanakan jauh-jauh hari tapi sangat
penting bagi saya untuk menghadirinya. Karena di sekolah inilah saya lebih
banyak belajar tentang kehidupan. Kehidupan dari beragam latar belakang
anggotanya, beragam kompetensinya dan tentunya beragam asal-usulnya. Tapi dari keragaman
itu, semuanya mempunyai satu tujuan yaitu saling berbagi hikmah kehidupannya.
Tugas Mendadak
Memasuki bulan Juni yang
ditunggu-tunggu saya berangkat ke kantor dengan hati riang (halahâ¦). Tidak lama
saya berada di ruang kerja saya, tiba-tiba telepon di meja saya berdering dan
terdengar dari suara di telepon permintaan menghadap pimpinan pada saat itu.
âYan, tolong buatkan proposal
untuk PT X di Kalimantan. Mereka meminta program pembinaan sekolah model.â Saya
yang otaknya ingin segera bertemu hari minggu, agak sulit berkonsentrasi dengan
permintaan pimpinan ini. Agar segera dapat bekerja, saya mengakhiri diskusi ini
dengan pertanyaan, kapan harus sudah beres pak? Dijawab oleh pimpinan saya, âBesokâ.
Hmm⦠saya mengangguk-anggukan kepala tandanya PUSING.
Alhamdulillaah hari rabu saya
bisa menyelesaikan tugas itu, walaupun harus dikirim malam hari ke jasa kurir.
Tiba di hari kamis, saya memang meluangkan waktu untuk ke Jakarta bersama istri
dan teman-teman. Ketika sedang menikmati perjalanan sambil melihat kiri dan
kanan yang banyak pohon cemara.. aaa..aa.. (loh kok malah ke lagu naik ke
puncak gunung?), HP saya pun berdering dan ketika dilihat di layar kaca eh HP ternyata
ada SMS dari direktur utama. Intinya, besok jumat saya harus menemui seseorang
di Kabupaten Sukabumi (bukan Mak Erot loh ya⦠beliau sudah meninggal). Saya
ditugaskan mewakili direktur utama untuk bertemu Dinas Pendidikan yang meminta
program pelatihan guru. Dan ini pun diminta segera selesai sebelum senin. Dan Alhamdulillaah
ini pun bisa selesai di hari sabtu malam.
Malam Panjang
Malam minggu malam yang panjangâ¦
saya teringat lagu itu yang dipopulerkan oleh Dapur 61 berkolaborasi dengan
Jamal Mirdad. Kenapa ya saya tiba-tiba ingat ke sana? Karena ada beberapa tugas
yang harus selesai, jika besoknya saya mau berkopdar dengan tenang. Mulai dari
mengirim SMS untuk mengingatkan yang akan pergi bareng dengan tim SK Bandung,
mengirimkan proposal via email hingga menjadi MC di acara MABIT (Malam Bina
Iman dan Takwa). Malam pun saya lalui dengan ngantuk pastinya (ya iya lahâ¦),
untung jadi pembawa acara, jadi bisa diarahkan agar segera tidur dan bisa bangun
lebih awal, padahal mah agar bisa menyimpan energy buat besok⦠hihihi (jangan
dikasih tau ya ke panitia).
Perjalanan Taubat
Hmm⦠kenapa di Judul Perjalanan Cinta
dan di sub judulnya Perjalanan Taubat? Itu hak saya dong⦠yuk kita lanjutkan.
Pada pukul 05.46 saya menerima
kiriman paket eh SMS dari Mas Zaenal yang intinya membatalkan ikut serta ke
Jakarta sehubungan dengan kondisi istrinya masih kelelahan (jangan ditanya kenapa
ya⦠hihihi). Dan pada pukul 06.21 juga mendapatkan konfirmasi pembatalan dari
kang Mas Budi karena istrinya harus menggantikan temannya jaga dan kang mas
budi juga harus ke kampus untuk mengumpulkan tugas. Untuk mengisi kekosongan
kursi yang dibatalkan mas Zaenal dan kang mas Budi, saya pun menghubungi teh Gya
yang masih memungkinkan untuk ikut, karena Ela (yang sekarang sudah tinggal
lagi di Bandung) sudah memastikan tidak bisa ikut serta acara ini karena
bapaknya mau datang ke Bandung.
Masih di sekitar pukul enam,
orang rental mobil mengabari kalo mobil tidak bisa sampai kantor saya pukul
tujuh. Saya bilang, usahakan sebelum pk.07.30 karena sudah janjian pk.07.30 di
kiara condong. Tapi apa boleh buat, ternyata kebijakan daerah dago tidak boleh
dilalui mobil dapat menyebabkan mobil semakin telat datang, sekitar pk.07.39
baru sampai kantor. Tanpa berpikir panjang saya pun menjemput penumpang (halah
serasa supir angkot) di TKP (Tempat Kejadian Pertemuan), karena tidak berpikir
akhirnya saya pun salah mengambil keputusan jalan. Dan terjebak macet hampir satu
jam hanya berjarak 25meter, fiyuh. Setelah mendapatkan penumpang (Pa Teha dan
mba Diah â"ga pake y-), tanpa harus menunggu penuh kami menuju titik penjemputan
kedua yaitu uni asma di taman otten.
Setelah yakin semua siap
berangkat dan memakai seat belt, mobil pun ku jalankan dengan riang. Senda
gurau pun mengalir begitu saja di perjalanan. Bahkan cerita pun sambung
menyambung mulai dari Bandung hingga Taiwan. Sekitar pukul sebelas kami sampai
ke Jakarta, Alhamdulillah tidak kebagian macet sehingga bisa mengajak
jalan-jalan dulu rombongan melewati plaza senayan, semanggi dan plaza senayan
lagi (saya ga menyebutkan nyasar loh ya!) hingga menemukan seorang gadis tanggerang
yaitu kang Divin eh Neng Divin, sedang asyik menelepon (yang ternyata menelepon
kang dani untuk menanyakan rute). Otak bisnis kami jalan, rencana penculikan
pun disusun (lumayan untuk tambahan ongkos pulang). ***Waduh ini cerita liar
amat sih!!!
Restoran Pulau Dua
Sempat ragu-ragu ketika
diperjalanan, karena dalam otak saya masih berpikir restoran pulau dua merupakan
satu kesatuan dengan taman ria. Pas melihat taman ria sudah dipugar, pa Teha pun
dengan santainya mengomentari, sudah jadi Restoran Pulau Tiga kali kang⦠halahâ¦
Ketika masuk ke tempat parkiran,
kami melihat kanan kiri terlebih dahulu untuk memastikan tempat yang benar.
Alhamdulillah melihat pa Sinang baru turun dari mobil, jadi semakin yakin
tempatnya. Mobil pun diparkir tidak terlalu jauh (khawatir menjadi kurus â"apa hubungannya
coba?-)
âItu Aisâ kata uni Asma sambil
menunjuk saya, eh ya menunjuk Ais. Akhirnya kami berjalan bersama menuju saung
yang akhirnya ku tahu itu namanya saung Nias (setelah bertanya untuk menjawab
SMS dari Mba Mimin⦠dah dibalas SMSnya loh ya). Terlihat disana sudah pada
menunggu kami datang (cuit ciuw), akhirnya ku sapa satu per satu (satu per satu
sama dengan satu) mulai dari Kang Dani, Bang Fiyan, Mas Yons, Pak Yudhi, Kang
Galih, siapa lagi ya⦠(tolong kasih waktu saya untuk berpikirâ¦)
Lima menit kemudianâ¦
Oh iya, Bu Diah (EO), bu Has, teh
Endah, mba Mimin, Bu Indar, mas Slamet, mba Lia, dan para SK cilik⦠semuanya
berebutan ingin bersalaman dengan saya (duh lebayâ¦). Ngobrol-ngobrol sebentar
untuk mengakrabkan kembali suasana yang sudah lama menghilang. Tak lama, datang
pa Sinang yang ternyata baru bertemu dengan atasannya di tempat kerja yang
dahulu di saung sebelah Nias (saung Medan ya?). Menyusul di belakang rombongan
kami, Mba Novi dan mba Dyah (pake y), kemudian teh Nia âNihawâ Robie. Sambil
melihat daftar peserta yang akan ikut, kami kontak beberapa orang yang ada di
daftar namun belum hadir. Berhasil dikontak, mas Nursalam yang masih di
perjalanan dan kang Taufik yang sama masih di perjalanan dari Banten (kayaknya
berguru dulu nih).
Karena
waktu pun terus berjalan, maka acara pun dimulai. Acara dipandu oleh Bu Diah
(EO), diawali dengan tiup lilin oleh pa Teha, karena pada tanggal 2 Juni lalu
beliau memperingati hari lahirnya yang ke enam puluh (pengakuan pa Teha loh ya)â¦
padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin karena
beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke tujuh belas
(ups⦠betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you all the best yaâ¦
Acara pun berjalan sampai sekitar pk.14.30an. (sepertinya tidak perlu mengulang
review acaranya deh⦠inikan LaPer).
Hypnotripping
Setelah semuanya puas berfoto
dengan saya⦠(hmm⦠mulai deh karcisnya⦠eh narsis). Kami pun kembali ke Bandung
dengan menculik Novi dan Divin. Walaupun mereka rela diculik sampai Bandung,
tapi kami mengembalikannya di Slipi saja (karena mereka ga mau disuruh bayarâ¦
hihihi). Di perjalanan langsung terasa sepi dikarenakan dari suasana ramai di
restoran pulau dua langsung kondisi berempat.
Penumpang belakang pun langsung
siap-siap mengambil posisi tidur. Saya pun spontan bercerita pengalaman saat
kuliah, waktu itu saya membawa mobil dan seluruh penumpang tidur karena
perjalanan waktu itu dilakukan malam hari. Karena semua tidur, saya pun
memarkir mobil di masjid at-taawun puncak (saat itu belum ada cipularang).
Seluruh penumpang menyangka sudah sampai Jakarta, saya pun bilang, âGantian yaâ¦
sekarang saya yang tidurâ.
Ternyata setelah saya ceritakan
seperti itu, penumpang belakang tidak jadi memejamkan matanya. Mungkin mereka
sudah berguru ke gunung untuk tidur tanpa memejamkan matanya, hehehe⦠jadi aja
perjalanan pun diisi dengan cerita lagi.
Alhamdulillah kami pun sampai ke
Bandung pas maghrib, karena saya sudah harus mengikuti agenda rapat rutin kembali
hingga pk.22.30an. Terus terang, hati saya sangat senang dengan acara kali ini,
sangat terasa sentuhan cinta keluarga besar Sekolah Kehidupan yang ingin
kembali menghangatkan suasana keluarga ini. Dan sampai rumah pun tiba-tiba saya
mengetikkan SMS dan mengirimkan ke semua
anggota SK yang ada di phonebook saya (kecuali yang terlewat).
Terima kasih semuanyaâ¦
Salam cinta dari Bandung Utara
09 Mei 2010.
Keterangan: LaPer : Laporan Perjalanan
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
- 6d.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Wed Jun 9, 2010 1:23 am (PDT)
@ fiyan : terharu? Hehehe malah saya bingung, bisa terharu dari sisi mananya ya?
@ mimin : mau 17 tahun atau 12 tahun tetap ditunggu traktirannya... Hehehe
@ mas nursalam: nah itu dia taubatnya kan terserah saya (padahal mah kelupaan, karena ingin mempersingkat tulisan dengan menyerahkan alur acara di tulisan lainnya).
@ pak yudhi: waktu diberikan tugas, saya lagi ga sibuk pak. Makanya pas ada kerjaan, saya minta tolong ke nihaw (hatur tengkiyu ya nihaw). Memang tanggal 6 kemarin saya sudah alokasikan untuk SK kok (dari j.7 pagi sampe maghrib). Hehehe...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: yudhi mulianto <yudhi_sipdeh@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wed, 9 Jun 2010 00:51:04
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
wah...wah tidak sangka Kang Hadian dalam keadaan sesibuk itu masih menyempatkan diri dari Bandung ke Jakarta sekaligus menjadi Seksi Repot.
Ternyata bukan cuma termasuk gerombolan "si bera"t tapi juga ternyata "perkerja berat"
OK. semoga tambah sukses kang dan dilancarkan segala urusan. amin
salam
yudhi
--- On Wed, 6/9/10, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com > wrote:
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Date: Wednesday, June 9, 2010, 12:57 AM
-Laporan Perjalanan-
PERJALANAN CINTA
Menjelang akhir tahun pelajaran
memang saat-saat yang cukup membuat otak dan badan ini terus diminta bekerja
keras. Betapa tidak, kegiatan kantor yang saya kerjakan memang berkaitan dengan
pendidikan terutama meningkatkan kompetensi pendidik. Tidak aneh lagi, jika di
setiap pekan harus membuat proposal antara tiga hingga lima buah untuk
permintaan klien.
Memasuki bulan Juni, hati saya
terobati dengan adanya agenda Kopi Darat atau yang lebih akrab dengan istilah
KOPDAR. Sebuah agenda yang tidak direncanakan jauh-jauh hari tapi sangat
penting bagi saya untuk menghadirinya. Karena di sekolah inilah saya lebih
banyak belajar tentang kehidupan. Kehidupan dari beragam latar belakang
anggotanya, beragam kompetensinya dan tentunya beragam asal-usulnya. Tapi dari keragaman
itu, semuanya mempunyai satu tujuan yaitu saling berbagi hikmah kehidupannya.
Tugas Mendadak
Memasuki bulan Juni yang
ditunggu-tunggu saya berangkat ke kantor dengan hati riang (halahâ¦). Tidak lama
saya berada di ruang kerja saya, tiba-tiba telepon di meja saya berdering dan
terdengar dari suara di telepon permintaan menghadap pimpinan pada saat itu.
âYan, tolong buatkan proposal
untuk PT X di Kalimantan. Mereka meminta program pembinaan sekolah model.â Saya
yang otaknya ingin segera bertemu hari minggu, agak sulit berkonsentrasi dengan
permintaan pimpinan ini. Agar segera dapat bekerja, saya mengakhiri diskusi ini
dengan pertanyaan, kapan harus sudah beres pak? Dijawab oleh pimpinan saya, âBesokâ.
Hmm⦠saya mengangguk-anggukan kepala tandanya PUSING.
Alhamdulillaah hari rabu saya
bisa menyelesaikan tugas itu, walaupun harus dikirim malam hari ke jasa kurir.
Tiba di hari kamis, saya memang meluangkan waktu untuk ke Jakarta bersama istri
dan teman-teman. Ketika sedang menikmati perjalanan sambil melihat kiri dan
kanan yang banyak pohon cemara.. aaa..aa.. (loh kok malah ke lagu naik ke
puncak gunung?), HP saya pun berdering dan ketika dilihat di layar kaca eh HP ternyata
ada SMS dari direktur utama. Intinya, besok jumat saya harus menemui seseorang
di Kabupaten Sukabumi (bukan Mak Erot loh ya⦠beliau sudah meninggal). Saya
ditugaskan mewakili direktur utama untuk bertemu Dinas Pendidikan yang meminta
program pelatihan guru. Dan ini pun diminta segera selesai sebelum senin. Dan Alhamdulillaah
ini pun bisa selesai di hari sabtu malam.
Malam Panjang
Malam minggu malam yang panjangâ¦
saya teringat lagu itu yang dipopulerkan oleh Dapur 61 berkolaborasi dengan
Jamal Mirdad. Kenapa ya saya tiba-tiba ingat ke sana? Karena ada beberapa tugas
yang harus selesai, jika besoknya saya mau berkopdar dengan tenang. Mulai dari
mengirim SMS untuk mengingatkan yang akan pergi bareng dengan tim SK Bandung,
mengirimkan proposal via email hingga menjadi MC di acara MABIT (Malam Bina
Iman dan Takwa). Malam pun saya lalui dengan ngantuk pastinya (ya iya lahâ¦),
untung jadi pembawa acara, jadi bisa diarahkan agar segera tidur dan bisa bangun
lebih awal, padahal mah agar bisa menyimpan energy buat besok⦠hihihi (jangan
dikasih tau ya ke panitia).
Perjalanan Taubat
Hmm⦠kenapa di Judul Perjalanan Cinta
dan di sub judulnya Perjalanan Taubat? Itu hak saya dong⦠yuk kita lanjutkan.
Pada pukul 05.46 saya menerima
kiriman paket eh SMS dari Mas Zaenal yang intinya membatalkan ikut serta ke
Jakarta sehubungan dengan kondisi istrinya masih kelelahan (jangan ditanya kenapa
ya⦠hihihi). Dan pada pukul 06.21 juga mendapatkan konfirmasi pembatalan dari
kang Mas Budi karena istrinya harus menggantikan temannya jaga dan kang mas
budi juga harus ke kampus untuk mengumpulkan tugas. Untuk mengisi kekosongan
kursi yang dibatalkan mas Zaenal dan kang mas Budi, saya pun menghubungi teh Gya
yang masih memungkinkan untuk ikut, karena Ela (yang sekarang sudah tinggal
lagi di Bandung) sudah memastikan tidak bisa ikut serta acara ini karena
bapaknya mau datang ke Bandung.
Masih di sekitar pukul enam,
orang rental mobil mengabari kalo mobil tidak bisa sampai kantor saya pukul
tujuh. Saya bilang, usahakan sebelum pk.07.30 karena sudah janjian pk.07.30 di
kiara condong. Tapi apa boleh buat, ternyata kebijakan daerah dago tidak boleh
dilalui mobil dapat menyebabkan mobil semakin telat datang, sekitar pk.07.39
baru sampai kantor. Tanpa berpikir panjang saya pun menjemput penumpang (halah
serasa supir angkot) di TKP (Tempat Kejadian Pertemuan), karena tidak berpikir
akhirnya saya pun salah mengambil keputusan jalan. Dan terjebak macet hampir satu
jam hanya berjarak 25meter, fiyuh. Setelah mendapatkan penumpang (Pa Teha dan
mba Diah â"ga pake y-), tanpa harus menunggu penuh kami menuju titik penjemputan
kedua yaitu uni asma di taman otten.
Setelah yakin semua siap
berangkat dan memakai seat belt, mobil pun ku jalankan dengan riang. Senda
gurau pun mengalir begitu saja di perjalanan. Bahkan cerita pun sambung
menyambung mulai dari Bandung hingga Taiwan. Sekitar pukul sebelas kami sampai
ke Jakarta, Alhamdulillah tidak kebagian macet sehingga bisa mengajak
jalan-jalan dulu rombongan melewati plaza senayan, semanggi dan plaza senayan
lagi (saya ga menyebutkan nyasar loh ya!) hingga menemukan seorang gadis tanggerang
yaitu kang Divin eh Neng Divin, sedang asyik menelepon (yang ternyata menelepon
kang dani untuk menanyakan rute). Otak bisnis kami jalan, rencana penculikan
pun disusun (lumayan untuk tambahan ongkos pulang). ***Waduh ini cerita liar
amat sih!!!
Restoran Pulau Dua
Sempat ragu-ragu ketika
diperjalanan, karena dalam otak saya masih berpikir restoran pulau dua merupakan
satu kesatuan dengan taman ria. Pas melihat taman ria sudah dipugar, pa Teha pun
dengan santainya mengomentari, sudah jadi Restoran Pulau Tiga kali kang⦠halahâ¦
Ketika masuk ke tempat parkiran,
kami melihat kanan kiri terlebih dahulu untuk memastikan tempat yang benar.
Alhamdulillah melihat pa Sinang baru turun dari mobil, jadi semakin yakin
tempatnya. Mobil pun diparkir tidak terlalu jauh (khawatir menjadi kurus â"apa hubungannya
coba?-)
âItu Aisâ kata uni Asma sambil
menunjuk saya, eh ya menunjuk Ais. Akhirnya kami berjalan bersama menuju saung
yang akhirnya ku tahu itu namanya saung Nias (setelah bertanya untuk menjawab
SMS dari Mba Mimin⦠dah dibalas SMSnya loh ya). Terlihat disana sudah pada
menunggu kami datang (cuit ciuw), akhirnya ku sapa satu per satu (satu per satu
sama dengan satu) mulai dari Kang Dani, Bang Fiyan, Mas Yons, Pak Yudhi, Kang
Galih, siapa lagi ya⦠(tolong kasih waktu saya untuk berpikirâ¦)
Lima menit kemudianâ¦
Oh iya, Bu Diah (EO), bu Has, teh
Endah, mba Mimin, Bu Indar, mas Slamet, mba Lia, dan para SK cilik⦠semuanya
berebutan ingin bersalaman dengan saya (duh lebayâ¦). Ngobrol-ngobrol sebentar
untuk mengakrabkan kembali suasana yang sudah lama menghilang. Tak lama, datang
pa Sinang yang ternyata baru bertemu dengan atasannya di tempat kerja yang
dahulu di saung sebelah Nias (saung Medan ya?). Menyusul di belakang rombongan
kami, Mba Novi dan mba Dyah (pake y), kemudian teh Nia âNihawâ Robie. Sambil
melihat daftar peserta yang akan ikut, kami kontak beberapa orang yang ada di
daftar namun belum hadir. Berhasil dikontak, mas Nursalam yang masih di
perjalanan dan kang Taufik yang sama masih di perjalanan dari Banten (kayaknya
berguru dulu nih).
Karena
waktu pun terus berjalan, maka acara pun dimulai. Acara dipandu oleh Bu Diah
(EO), diawali dengan tiup lilin oleh pa Teha, karena pada tanggal 2 Juni lalu
beliau memperingati hari lahirnya yang ke enam puluh (pengakuan pa Teha loh ya)â¦
padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin karena
beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke tujuh belas
(ups⦠betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you all the best yaâ¦
Acara pun berjalan sampai sekitar pk.14.30an. (sepertinya tidak perlu mengulang
review acaranya deh⦠inikan LaPer).
Hypnotripping
Setelah semuanya puas berfoto
dengan saya⦠(hmm⦠mulai deh karcisnya⦠eh narsis). Kami pun kembali ke Bandung
dengan menculik Novi dan Divin. Walaupun mereka rela diculik sampai Bandung,
tapi kami mengembalikannya di Slipi saja (karena mereka ga mau disuruh bayarâ¦
hihihi). Di perjalanan langsung terasa sepi dikarenakan dari suasana ramai di
restoran pulau dua langsung kondisi berempat.
Penumpang belakang pun langsung
siap-siap mengambil posisi tidur. Saya pun spontan bercerita pengalaman saat
kuliah, waktu itu saya membawa mobil dan seluruh penumpang tidur karena
perjalanan waktu itu dilakukan malam hari. Karena semua tidur, saya pun
memarkir mobil di masjid at-taawun puncak (saat itu belum ada cipularang).
Seluruh penumpang menyangka sudah sampai Jakarta, saya pun bilang, âGantian yaâ¦
sekarang saya yang tidurâ.
Ternyata setelah saya ceritakan
seperti itu, penumpang belakang tidak jadi memejamkan matanya. Mungkin mereka
sudah berguru ke gunung untuk tidur tanpa memejamkan matanya, hehehe⦠jadi aja
perjalanan pun diisi dengan cerita lagi.
Alhamdulillah kami pun sampai ke
Bandung pas maghrib, karena saya sudah harus mengikuti agenda rapat rutin kembali
hingga pk.22.30an. Terus terang, hati saya sangat senang dengan acara kali ini,
sangat terasa sentuhan cinta keluarga besar Sekolah Kehidupan yang ingin
kembali menghangatkan suasana keluarga ini. Dan sampai rumah pun tiba-tiba saya
mengetikkan SMS dan mengirimkan ke semua
anggota SK yang ada di phonebook saya (kecuali yang terlewat).
Terima kasih semuanyaâ¦
Salam cinta dari Bandung Utara
09 Mei 2010.
Keterangan: LaPer : Laporan Perjalanan
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
- 6e.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Wed Jun 9, 2010 1:23 am (PDT)
@ fiyan : terharu? Hehehe malah saya bingung, bisa terharu dari sisi mananya ya?
@ mimin : mau 17 tahun atau 12 tahun tetap ditunggu traktirannya... Hehehe
@ mas nursalam: nah itu dia taubatnya kan terserah saya (padahal mah kelupaan, karena ingin mempersingkat tulisan dengan menyerahkan alur acara di tulisan lainnya).
@ pak yudhi: waktu diberikan tugas, saya lagi ga sibuk pak. Makanya pas ada kerjaan, saya minta tolong ke nihaw (hatur tengkiyu ya nihaw). Memang tanggal 6 kemarin saya sudah alokasikan untuk SK kok (dari j.7 pagi sampe maghrib). Hehehe...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: yudhi mulianto <yudhi_sipdeh@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wed, 9 Jun 2010 00:51:04
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
wah...wah tidak sangka Kang Hadian dalam keadaan sesibuk itu masih menyempatkan diri dari Bandung ke Jakarta sekaligus menjadi Seksi Repot.
Ternyata bukan cuma termasuk gerombolan "si bera"t tapi juga ternyata "perkerja berat"
OK. semoga tambah sukses kang dan dilancarkan segala urusan. amin
salam
yudhi
--- On Wed, 6/9/10, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com > wrote:
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Date: Wednesday, June 9, 2010, 12:57 AM
-Laporan Perjalanan-
PERJALANAN CINTA
Menjelang akhir tahun pelajaran
memang saat-saat yang cukup membuat otak dan badan ini terus diminta bekerja
keras. Betapa tidak, kegiatan kantor yang saya kerjakan memang berkaitan dengan
pendidikan terutama meningkatkan kompetensi pendidik. Tidak aneh lagi, jika di
setiap pekan harus membuat proposal antara tiga hingga lima buah untuk
permintaan klien.
Memasuki bulan Juni, hati saya
terobati dengan adanya agenda Kopi Darat atau yang lebih akrab dengan istilah
KOPDAR. Sebuah agenda yang tidak direncanakan jauh-jauh hari tapi sangat
penting bagi saya untuk menghadirinya. Karena di sekolah inilah saya lebih
banyak belajar tentang kehidupan. Kehidupan dari beragam latar belakang
anggotanya, beragam kompetensinya dan tentunya beragam asal-usulnya. Tapi dari keragaman
itu, semuanya mempunyai satu tujuan yaitu saling berbagi hikmah kehidupannya.
Tugas Mendadak
Memasuki bulan Juni yang
ditunggu-tunggu saya berangkat ke kantor dengan hati riang (halahâ¦). Tidak lama
saya berada di ruang kerja saya, tiba-tiba telepon di meja saya berdering dan
terdengar dari suara di telepon permintaan menghadap pimpinan pada saat itu.
âYan, tolong buatkan proposal
untuk PT X di Kalimantan. Mereka meminta program pembinaan sekolah model.â Saya
yang otaknya ingin segera bertemu hari minggu, agak sulit berkonsentrasi dengan
permintaan pimpinan ini. Agar segera dapat bekerja, saya mengakhiri diskusi ini
dengan pertanyaan, kapan harus sudah beres pak? Dijawab oleh pimpinan saya, âBesokâ.
Hmm⦠saya mengangguk-anggukan kepala tandanya PUSING.
Alhamdulillaah hari rabu saya
bisa menyelesaikan tugas itu, walaupun harus dikirim malam hari ke jasa kurir.
Tiba di hari kamis, saya memang meluangkan waktu untuk ke Jakarta bersama istri
dan teman-teman. Ketika sedang menikmati perjalanan sambil melihat kiri dan
kanan yang banyak pohon cemara.. aaa..aa.. (loh kok malah ke lagu naik ke
puncak gunung?), HP saya pun berdering dan ketika dilihat di layar kaca eh HP ternyata
ada SMS dari direktur utama. Intinya, besok jumat saya harus menemui seseorang
di Kabupaten Sukabumi (bukan Mak Erot loh ya⦠beliau sudah meninggal). Saya
ditugaskan mewakili direktur utama untuk bertemu Dinas Pendidikan yang meminta
program pelatihan guru. Dan ini pun diminta segera selesai sebelum senin. Dan Alhamdulillaah
ini pun bisa selesai di hari sabtu malam.
Malam Panjang
Malam minggu malam yang panjangâ¦
saya teringat lagu itu yang dipopulerkan oleh Dapur 61 berkolaborasi dengan
Jamal Mirdad. Kenapa ya saya tiba-tiba ingat ke sana? Karena ada beberapa tugas
yang harus selesai, jika besoknya saya mau berkopdar dengan tenang. Mulai dari
mengirim SMS untuk mengingatkan yang akan pergi bareng dengan tim SK Bandung,
mengirimkan proposal via email hingga menjadi MC di acara MABIT (Malam Bina
Iman dan Takwa). Malam pun saya lalui dengan ngantuk pastinya (ya iya lahâ¦),
untung jadi pembawa acara, jadi bisa diarahkan agar segera tidur dan bisa bangun
lebih awal, padahal mah agar bisa menyimpan energy buat besok⦠hihihi (jangan
dikasih tau ya ke panitia).
Perjalanan Taubat
Hmm⦠kenapa di Judul Perjalanan Cinta
dan di sub judulnya Perjalanan Taubat? Itu hak saya dong⦠yuk kita lanjutkan.
Pada pukul 05.46 saya menerima
kiriman paket eh SMS dari Mas Zaenal yang intinya membatalkan ikut serta ke
Jakarta sehubungan dengan kondisi istrinya masih kelelahan (jangan ditanya kenapa
ya⦠hihihi). Dan pada pukul 06.21 juga mendapatkan konfirmasi pembatalan dari
kang Mas Budi karena istrinya harus menggantikan temannya jaga dan kang mas
budi juga harus ke kampus untuk mengumpulkan tugas. Untuk mengisi kekosongan
kursi yang dibatalkan mas Zaenal dan kang mas Budi, saya pun menghubungi teh Gya
yang masih memungkinkan untuk ikut, karena Ela (yang sekarang sudah tinggal
lagi di Bandung) sudah memastikan tidak bisa ikut serta acara ini karena
bapaknya mau datang ke Bandung.
Masih di sekitar pukul enam,
orang rental mobil mengabari kalo mobil tidak bisa sampai kantor saya pukul
tujuh. Saya bilang, usahakan sebelum pk.07.30 karena sudah janjian pk.07.30 di
kiara condong. Tapi apa boleh buat, ternyata kebijakan daerah dago tidak boleh
dilalui mobil dapat menyebabkan mobil semakin telat datang, sekitar pk.07.39
baru sampai kantor. Tanpa berpikir panjang saya pun menjemput penumpang (halah
serasa supir angkot) di TKP (Tempat Kejadian Pertemuan), karena tidak berpikir
akhirnya saya pun salah mengambil keputusan jalan. Dan terjebak macet hampir satu
jam hanya berjarak 25meter, fiyuh. Setelah mendapatkan penumpang (Pa Teha dan
mba Diah â"ga pake y-), tanpa harus menunggu penuh kami menuju titik penjemputan
kedua yaitu uni asma di taman otten.
Setelah yakin semua siap
berangkat dan memakai seat belt, mobil pun ku jalankan dengan riang. Senda
gurau pun mengalir begitu saja di perjalanan. Bahkan cerita pun sambung
menyambung mulai dari Bandung hingga Taiwan. Sekitar pukul sebelas kami sampai
ke Jakarta, Alhamdulillah tidak kebagian macet sehingga bisa mengajak
jalan-jalan dulu rombongan melewati plaza senayan, semanggi dan plaza senayan
lagi (saya ga menyebutkan nyasar loh ya!) hingga menemukan seorang gadis tanggerang
yaitu kang Divin eh Neng Divin, sedang asyik menelepon (yang ternyata menelepon
kang dani untuk menanyakan rute). Otak bisnis kami jalan, rencana penculikan
pun disusun (lumayan untuk tambahan ongkos pulang). ***Waduh ini cerita liar
amat sih!!!
Restoran Pulau Dua
Sempat ragu-ragu ketika
diperjalanan, karena dalam otak saya masih berpikir restoran pulau dua merupakan
satu kesatuan dengan taman ria. Pas melihat taman ria sudah dipugar, pa Teha pun
dengan santainya mengomentari, sudah jadi Restoran Pulau Tiga kali kang⦠halahâ¦
Ketika masuk ke tempat parkiran,
kami melihat kanan kiri terlebih dahulu untuk memastikan tempat yang benar.
Alhamdulillah melihat pa Sinang baru turun dari mobil, jadi semakin yakin
tempatnya. Mobil pun diparkir tidak terlalu jauh (khawatir menjadi kurus â"apa hubungannya
coba?-)
âItu Aisâ kata uni Asma sambil
menunjuk saya, eh ya menunjuk Ais. Akhirnya kami berjalan bersama menuju saung
yang akhirnya ku tahu itu namanya saung Nias (setelah bertanya untuk menjawab
SMS dari Mba Mimin⦠dah dibalas SMSnya loh ya). Terlihat disana sudah pada
menunggu kami datang (cuit ciuw), akhirnya ku sapa satu per satu (satu per satu
sama dengan satu) mulai dari Kang Dani, Bang Fiyan, Mas Yons, Pak Yudhi, Kang
Galih, siapa lagi ya⦠(tolong kasih waktu saya untuk berpikirâ¦)
Lima menit kemudianâ¦
Oh iya, Bu Diah (EO), bu Has, teh
Endah, mba Mimin, Bu Indar, mas Slamet, mba Lia, dan para SK cilik⦠semuanya
berebutan ingin bersalaman dengan saya (duh lebayâ¦). Ngobrol-ngobrol sebentar
untuk mengakrabkan kembali suasana yang sudah lama menghilang. Tak lama, datang
pa Sinang yang ternyata baru bertemu dengan atasannya di tempat kerja yang
dahulu di saung sebelah Nias (saung Medan ya?). Menyusul di belakang rombongan
kami, Mba Novi dan mba Dyah (pake y), kemudian teh Nia âNihawâ Robie. Sambil
melihat daftar peserta yang akan ikut, kami kontak beberapa orang yang ada di
daftar namun belum hadir. Berhasil dikontak, mas Nursalam yang masih di
perjalanan dan kang Taufik yang sama masih di perjalanan dari Banten (kayaknya
berguru dulu nih).
Karena
waktu pun terus berjalan, maka acara pun dimulai. Acara dipandu oleh Bu Diah
(EO), diawali dengan tiup lilin oleh pa Teha, karena pada tanggal 2 Juni lalu
beliau memperingati hari lahirnya yang ke enam puluh (pengakuan pa Teha loh ya)â¦
padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin karena
beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke tujuh belas
(ups⦠betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you all the best yaâ¦
Acara pun berjalan sampai sekitar pk.14.30an. (sepertinya tidak perlu mengulang
review acaranya deh⦠inikan LaPer).
Hypnotripping
Setelah semuanya puas berfoto
dengan saya⦠(hmm⦠mulai deh karcisnya⦠eh narsis). Kami pun kembali ke Bandung
dengan menculik Novi dan Divin. Walaupun mereka rela diculik sampai Bandung,
tapi kami mengembalikannya di Slipi saja (karena mereka ga mau disuruh bayarâ¦
hihihi). Di perjalanan langsung terasa sepi dikarenakan dari suasana ramai di
restoran pulau dua langsung kondisi berempat.
Penumpang belakang pun langsung
siap-siap mengambil posisi tidur. Saya pun spontan bercerita pengalaman saat
kuliah, waktu itu saya membawa mobil dan seluruh penumpang tidur karena
perjalanan waktu itu dilakukan malam hari. Karena semua tidur, saya pun
memarkir mobil di masjid at-taawun puncak (saat itu belum ada cipularang).
Seluruh penumpang menyangka sudah sampai Jakarta, saya pun bilang, âGantian yaâ¦
sekarang saya yang tidurâ.
Ternyata setelah saya ceritakan
seperti itu, penumpang belakang tidak jadi memejamkan matanya. Mungkin mereka
sudah berguru ke gunung untuk tidur tanpa memejamkan matanya, hehehe⦠jadi aja
perjalanan pun diisi dengan cerita lagi.
Alhamdulillah kami pun sampai ke
Bandung pas maghrib, karena saya sudah harus mengikuti agenda rapat rutin kembali
hingga pk.22.30an. Terus terang, hati saya sangat senang dengan acara kali ini,
sangat terasa sentuhan cinta keluarga besar Sekolah Kehidupan yang ingin
kembali menghangatkan suasana keluarga ini. Dan sampai rumah pun tiba-tiba saya
mengetikkan SMS dan mengirimkan ke semua
anggota SK yang ada di phonebook saya (kecuali yang terlewat).
Terima kasih semuanyaâ¦
Salam cinta dari Bandung Utara
09 Mei 2010.
Keterangan: LaPer : Laporan Perjalanan
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
- 6f.
-
Re: [LaPer] Perjalanan Cinta
Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Wed Jun 9, 2010 1:24 am (PDT)
@ fiyan : terharu? Hehehe malah saya bingung, bisa terharu dari sisi mananya ya?
@ mimin : mau 17 tahun atau 12 tahun tetap ditunggu traktirannya... Hehehe
@ mas nursalam: nah itu dia taubatnya kan terserah saya (padahal mah kelupaan, karena ingin mempersingkat tulisan dengan menyerahkan alur acara di tulisan lainnya).
@ pak yudhi: waktu diberikan tugas, saya lagi ga sibuk pak. Makanya pas ada kerjaan, saya minta tolong ke nihaw (hatur tengkiyu ya nihaw). Memang tanggal 6 kemarin saya sudah alokasikan untuk SK kok (dari j.7 pagi sampe maghrib). Hehehe...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: yudhi mulianto <yudhi_sipdeh@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wed, 9 Jun 2010 00:51:04
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
wah...wah tidak sangka Kang Hadian dalam keadaan sesibuk itu masih menyempatkan diri dari Bandung ke Jakarta sekaligus menjadi Seksi Repot.
Ternyata bukan cuma termasuk gerombolan "si bera"t tapi juga ternyata "perkerja berat"
OK. semoga tambah sukses kang dan dilancarkan segala urusan. amin
salam
yudhi
--- On Wed, 6/9/10, Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com > wrote:
From: Hadian Febrianto <hadianf@gmail.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [LaPer] Perjalanan Cinta
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Date: Wednesday, June 9, 2010, 12:57 AM
-Laporan Perjalanan-
PERJALANAN CINTA
Menjelang akhir tahun pelajaran
memang saat-saat yang cukup membuat otak dan badan ini terus diminta bekerja
keras. Betapa tidak, kegiatan kantor yang saya kerjakan memang berkaitan dengan
pendidikan terutama meningkatkan kompetensi pendidik. Tidak aneh lagi, jika di
setiap pekan harus membuat proposal antara tiga hingga lima buah untuk
permintaan klien.
Memasuki bulan Juni, hati saya
terobati dengan adanya agenda Kopi Darat atau yang lebih akrab dengan istilah
KOPDAR. Sebuah agenda yang tidak direncanakan jauh-jauh hari tapi sangat
penting bagi saya untuk menghadirinya. Karena di sekolah inilah saya lebih
banyak belajar tentang kehidupan. Kehidupan dari beragam latar belakang
anggotanya, beragam kompetensinya dan tentunya beragam asal-usulnya. Tapi dari keragaman
itu, semuanya mempunyai satu tujuan yaitu saling berbagi hikmah kehidupannya.
Tugas Mendadak
Memasuki bulan Juni yang
ditunggu-tunggu saya berangkat ke kantor dengan hati riang (halahâ¦). Tidak lama
saya berada di ruang kerja saya, tiba-tiba telepon di meja saya berdering dan
terdengar dari suara di telepon permintaan menghadap pimpinan pada saat itu.
âYan, tolong buatkan proposal
untuk PT X di Kalimantan. Mereka meminta program pembinaan sekolah model.â Saya
yang otaknya ingin segera bertemu hari minggu, agak sulit berkonsentrasi dengan
permintaan pimpinan ini. Agar segera dapat bekerja, saya mengakhiri diskusi ini
dengan pertanyaan, kapan harus sudah beres pak? Dijawab oleh pimpinan saya, âBesokâ.
Hmm⦠saya mengangguk-anggukan kepala tandanya PUSING.
Alhamdulillaah hari rabu saya
bisa menyelesaikan tugas itu, walaupun harus dikirim malam hari ke jasa kurir.
Tiba di hari kamis, saya memang meluangkan waktu untuk ke Jakarta bersama istri
dan teman-teman. Ketika sedang menikmati perjalanan sambil melihat kiri dan
kanan yang banyak pohon cemara.. aaa..aa.. (loh kok malah ke lagu naik ke
puncak gunung?), HP saya pun berdering dan ketika dilihat di layar kaca eh HP ternyata
ada SMS dari direktur utama. Intinya, besok jumat saya harus menemui seseorang
di Kabupaten Sukabumi (bukan Mak Erot loh ya⦠beliau sudah meninggal). Saya
ditugaskan mewakili direktur utama untuk bertemu Dinas Pendidikan yang meminta
program pelatihan guru. Dan ini pun diminta segera selesai sebelum senin. Dan Alhamdulillaah
ini pun bisa selesai di hari sabtu malam.
Malam Panjang
Malam minggu malam yang panjangâ¦
saya teringat lagu itu yang dipopulerkan oleh Dapur 61 berkolaborasi dengan
Jamal Mirdad. Kenapa ya saya tiba-tiba ingat ke sana? Karena ada beberapa tugas
yang harus selesai, jika besoknya saya mau berkopdar dengan tenang. Mulai dari
mengirim SMS untuk mengingatkan yang akan pergi bareng dengan tim SK Bandung,
mengirimkan proposal via email hingga menjadi MC di acara MABIT (Malam Bina
Iman dan Takwa). Malam pun saya lalui dengan ngantuk pastinya (ya iya lahâ¦),
untung jadi pembawa acara, jadi bisa diarahkan agar segera tidur dan bisa bangun
lebih awal, padahal mah agar bisa menyimpan energy buat besok⦠hihihi (jangan
dikasih tau ya ke panitia).
Perjalanan Taubat
Hmm⦠kenapa di Judul Perjalanan Cinta
dan di sub judulnya Perjalanan Taubat? Itu hak saya dong⦠yuk kita lanjutkan.
Pada pukul 05.46 saya menerima
kiriman paket eh SMS dari Mas Zaenal yang intinya membatalkan ikut serta ke
Jakarta sehubungan dengan kondisi istrinya masih kelelahan (jangan ditanya kenapa
ya⦠hihihi). Dan pada pukul 06.21 juga mendapatkan konfirmasi pembatalan dari
kang Mas Budi karena istrinya harus menggantikan temannya jaga dan kang mas
budi juga harus ke kampus untuk mengumpulkan tugas. Untuk mengisi kekosongan
kursi yang dibatalkan mas Zaenal dan kang mas Budi, saya pun menghubungi teh Gya
yang masih memungkinkan untuk ikut, karena Ela (yang sekarang sudah tinggal
lagi di Bandung) sudah memastikan tidak bisa ikut serta acara ini karena
bapaknya mau datang ke Bandung.
Masih di sekitar pukul enam,
orang rental mobil mengabari kalo mobil tidak bisa sampai kantor saya pukul
tujuh. Saya bilang, usahakan sebelum pk.07.30 karena sudah janjian pk.07.30 di
kiara condong. Tapi apa boleh buat, ternyata kebijakan daerah dago tidak boleh
dilalui mobil dapat menyebabkan mobil semakin telat datang, sekitar pk.07.39
baru sampai kantor. Tanpa berpikir panjang saya pun menjemput penumpang (halah
serasa supir angkot) di TKP (Tempat Kejadian Pertemuan), karena tidak berpikir
akhirnya saya pun salah mengambil keputusan jalan. Dan terjebak macet hampir satu
jam hanya berjarak 25meter, fiyuh. Setelah mendapatkan penumpang (Pa Teha dan
mba Diah â"ga pake y-), tanpa harus menunggu penuh kami menuju titik penjemputan
kedua yaitu uni asma di taman otten.
Setelah yakin semua siap
berangkat dan memakai seat belt, mobil pun ku jalankan dengan riang. Senda
gurau pun mengalir begitu saja di perjalanan. Bahkan cerita pun sambung
menyambung mulai dari Bandung hingga Taiwan. Sekitar pukul sebelas kami sampai
ke Jakarta, Alhamdulillah tidak kebagian macet sehingga bisa mengajak
jalan-jalan dulu rombongan melewati plaza senayan, semanggi dan plaza senayan
lagi (saya ga menyebutkan nyasar loh ya!) hingga menemukan seorang gadis tanggerang
yaitu kang Divin eh Neng Divin, sedang asyik menelepon (yang ternyata menelepon
kang dani untuk menanyakan rute). Otak bisnis kami jalan, rencana penculikan
pun disusun (lumayan untuk tambahan ongkos pulang). ***Waduh ini cerita liar
amat sih!!!
Restoran Pulau Dua
Sempat ragu-ragu ketika
diperjalanan, karena dalam otak saya masih berpikir restoran pulau dua merupakan
satu kesatuan dengan taman ria. Pas melihat taman ria sudah dipugar, pa Teha pun
dengan santainya mengomentari, sudah jadi Restoran Pulau Tiga kali kang⦠halahâ¦
Ketika masuk ke tempat parkiran,
kami melihat kanan kiri terlebih dahulu untuk memastikan tempat yang benar.
Alhamdulillah melihat pa Sinang baru turun dari mobil, jadi semakin yakin
tempatnya. Mobil pun diparkir tidak terlalu jauh (khawatir menjadi kurus â"apa hubungannya
coba?-)
âItu Aisâ kata uni Asma sambil
menunjuk saya, eh ya menunjuk Ais. Akhirnya kami berjalan bersama menuju saung
yang akhirnya ku tahu itu namanya saung Nias (setelah bertanya untuk menjawab
SMS dari Mba Mimin⦠dah dibalas SMSnya loh ya). Terlihat disana sudah pada
menunggu kami datang (cuit ciuw), akhirnya ku sapa satu per satu (satu per satu
sama dengan satu) mulai dari Kang Dani, Bang Fiyan, Mas Yons, Pak Yudhi, Kang
Galih, siapa lagi ya⦠(tolong kasih waktu saya untuk berpikirâ¦)
Lima menit kemudianâ¦
Oh iya, Bu Diah (EO), bu Has, teh
Endah, mba Mimin, Bu Indar, mas Slamet, mba Lia, dan para SK cilik⦠semuanya
berebutan ingin bersalaman dengan saya (duh lebayâ¦). Ngobrol-ngobrol sebentar
untuk mengakrabkan kembali suasana yang sudah lama menghilang. Tak lama, datang
pa Sinang yang ternyata baru bertemu dengan atasannya di tempat kerja yang
dahulu di saung sebelah Nias (saung Medan ya?). Menyusul di belakang rombongan
kami, Mba Novi dan mba Dyah (pake y), kemudian teh Nia âNihawâ Robie. Sambil
melihat daftar peserta yang akan ikut, kami kontak beberapa orang yang ada di
daftar namun belum hadir. Berhasil dikontak, mas Nursalam yang masih di
perjalanan dan kang Taufik yang sama masih di perjalanan dari Banten (kayaknya
berguru dulu nih).
Karena
waktu pun terus berjalan, maka acara pun dimulai. Acara dipandu oleh Bu Diah
(EO), diawali dengan tiup lilin oleh pa Teha, karena pada tanggal 2 Juni lalu
beliau memperingati hari lahirnya yang ke enam puluh (pengakuan pa Teha loh ya)â¦
padahal seharusnya yang meniup lilin ada seorang lagi yaitu mba Mimin karena
beliau pun sama di awal Juni, tepatnya 1 Juni bertambah usianya ke tujuh belas
(ups⦠betul ya mba? Hayo ngaku!). Happy milad ya mba, wish you all the best yaâ¦
Acara pun berjalan sampai sekitar pk.14.30an. (sepertinya tidak perlu mengulang
review acaranya deh⦠inikan LaPer).
Hypnotripping
Setelah semuanya puas berfoto
dengan saya⦠(hmm⦠mulai deh karcisnya⦠eh narsis). Kami pun kembali ke Bandung
dengan menculik Novi dan Divin. Walaupun mereka rela diculik sampai Bandung,
tapi kami mengembalikannya di Slipi saja (karena mereka ga mau disuruh bayarâ¦
hihihi). Di perjalanan langsung terasa sepi dikarenakan dari suasana ramai di
restoran pulau dua langsung kondisi berempat.
Penumpang belakang pun langsung
siap-siap mengambil posisi tidur. Saya pun spontan bercerita pengalaman saat
kuliah, waktu itu saya membawa mobil dan seluruh penumpang tidur karena
perjalanan waktu itu dilakukan malam hari. Karena semua tidur, saya pun
memarkir mobil di masjid at-taawun puncak (saat itu belum ada cipularang).
Seluruh penumpang menyangka sudah sampai Jakarta, saya pun bilang, âGantian yaâ¦
sekarang saya yang tidurâ.
Ternyata setelah saya ceritakan
seperti itu, penumpang belakang tidak jadi memejamkan matanya. Mungkin mereka
sudah berguru ke gunung untuk tidur tanpa memejamkan matanya, hehehe⦠jadi aja
perjalanan pun diisi dengan cerita lagi.
Alhamdulillah kami pun sampai ke
Bandung pas maghrib, karena saya sudah harus mengikuti agenda rapat rutin kembali
hingga pk.22.30an. Terus terang, hati saya sangat senang dengan acara kali ini,
sangat terasa sentuhan cinta keluarga besar Sekolah Kehidupan yang ingin
kembali menghangatkan suasana keluarga ini. Dan sampai rumah pun tiba-tiba saya
mengetikkan SMS dan mengirimkan ke semua
anggota SK yang ada di phonebook saya (kecuali yang terlewat).
Terima kasih semuanyaâ¦
Salam cinta dari Bandung Utara
09 Mei 2010.
Keterangan: LaPer : Laporan Perjalanan
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar