Messages In This Digest (16 Messages)
- 1.
- (Artikel): Toples Mayones From: Pandika Sampurna
- 2.
- Art-Living Sos 2010 (A-6 Burung Phoenix From: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR
- 3a.
- Re: [LONCENG] Met MILAD Kang Mas Budi (SK Bandung makan-makan euy) From: batikmania
- 3b.
- Re: [LONCENG] Met MILAD Kang Mas Budi (SK Bandung makan-makan euy) From: adzdzaki
- 4a.
- Re: Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu From: jurnalcahaya@yahoo.com
- 4b.
- Re: Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu From: jurnalcahaya@yahoo.com
- 5a.
- Belajar dari Sandiaga Uno From: Al Faqir Ilmi
- 5b.
- Re: Belajar dari Sandiaga Uno From: faisalsyam faisalsyam
- 6a.
- Re: [catcil] Kangen yang terobati ^_^ From: adzdzaki
- 7a.
- Re: [CERBUNG=Cerita [yang disengaja] Disambung] MENGEJAR KUNANG-KUNA From: adzdzaki
- 8a.
- Re: Promo my 1st book: Indahnya Cahaya Bintang From: adzdzaki
- 9a.
- Re: Jadi Ikut MILAD IV ^_^ From: adzdzaki
- 10a.
- Empat Dyah di Pulau Dua From: adzdzaki
- 10b.
- Re: Empat Dyah di Pulau Dua From: hadianf@gmail.com
- 11.
- Berlari Lebih Kencang, Melompat Lebih Tinggi From: Ruli Amirullah
- 12.
- [INFO]: Keistimewaan Bulan RAJAB From: Tata Sutabri
Messages
- 1.
-
(Artikel): Toples Mayones
Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com pandika_sampurna
Mon Jun 14, 2010 3:35 am (PDT)
TOPLES MAYONES: "Secangkir Kopi bersama seorang Sahabat"
Sumber: Dari Milis Sebelah
Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani,
Manakala 24 jam sehari terasa masih kurang,
Ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi.
* * * *
Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat. dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.
Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar
dan mulai mengisi dengan bola-bola golf.
Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.
Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan.
Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh.
Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.
Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala
sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh ...
Para murid dengan suara bulat berkata, "Yes" ...
Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja
dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir.
Para murid tertawa ....
"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"
"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."
"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk
batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele,
kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."
"Jadi ..."
"Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."
"Bermainlah dengan anak-anakmu."
"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"
"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."
"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf --
Hal-hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."
Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"
Profesor tersenyum "Saya senang kamu bertanya."
"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat
untuk secangkir kopi bersama sahabat...."
Bagikanlah dengan "bola-bola golf" yang lain seperti yang telah saya lakukan ...
- 2.
-
Art-Living Sos 2010 (A-6 Burung Phoenix
Posted by: "IETJE SRI UMIYATI GUNTUR" ietje_guntur@bca.co.id
Mon Jun 14, 2010 3:36 am (PDT)
Dear Allz....
Hallllowwwww....apakabar ??? Semoga semua teman dan sahabatku dalam keadaan sehat dan ceria yaaa...Dengan sehat, kita bisa melakukan apa saja. Bahkan untuk sekedar ngobrol...hehehehe. ...Wuuuppppsss. ..kayaknya cukup lama ya kita nggak ngobrol, kita seperti digulung oleh kesibukan... Iya niiih...menjelang akhir semester, biasanya banyak kesibukan yang terjadwal... baik kesibukan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, maupun kesibukan yang mendadak...
Alhamdulillah kalau kita masih bisa sibuk atau paling tidak menyibukkan diri. Itu artinya, kita masih diberi kesempatan untuk mengisi hidup ini dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat...paling tidak untuk diri kita sendiri. Iyalah...kalau kita tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk diri sendiri, bagaimana pula kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
Hmmh...di hari-hari yang ceria ini...saya ingin berbagi sedikit cerita tentang perjalanan saya...oleh-oleh kecil dari sedikit perjalanan ke sebuah kota di negeri tetangga. Apa oleh-olehnya ? hhhmmm...hanya sebuah cerita...
Mau ya, kita ngobrol dan berbagi ? Berbeda dengan cerita lainnya, kali ini saya cerita sedikit tentang sebuah mitos atau legenda. Yaitu tentang burung Phoenix...hmmh...belum pernah dengar ? Okelah kalau begitu...kita mulai saja yaaaa....
Sipppp...sippp...duduk manis dulu dong...dan olalaaaaaaa. ....
Selamat menikmati....
Salam hangat,
Ietje S. Guntur
â¥â¥â¥
Art-Living Sos 2010 (A-6
Minggu, 13 Juni 2010
13/06/2010 19:32:37
13/06/2010 21:42:22
BURUNG PHOENIX
Siang hari bolong. Di tengah Pasar Central atau nama lokalnya Phsar Thmey, di jantung kota Pnom Penh, Cambodia. Saya sedang berlibur bersama teman-teman jaman SMA dulu...hehehe...Jauh banget, yaaaa...Cambodia, atau ada yang menyebut Kampucha, negeri tetangga. Yang lebih kita kenal sebagai negara Norodom Sihanouk, sahabat negara kita.
Bukan tanpa alasan kami, saya dan teman-teman memilih Cambodia, khususnya Phnom Penh untuk tempat berlibur. Selain cenderamatanya yang unik dan menarik, harga di sana juga termasuk miring...alias murah meriah. Bukan emak-emak namanya kalau berlibur tanpa belanja. Apa pun itu bentuknya. Selain itu tentu ada cerita historis yang ingin dilihat dan dirasakan di sana. Dan seperti perjalanan lainnya, setiap kali selalu ada pengalaman batin yang dialami dan dihayati.
Kelenger kepanasan karena sengatan udara panas bulan Juni yang mencapai sekitar 36 derajat Celcius, saya pun duduk terengah di emperan kios. Dari tadi sudah mengubek-ubek pasar, mencari cendera mata untuk oleh-oleh. Dan sekarang saya duduk tenang, sambil memperhatikan orang yang lalu lalang dan belanja segala macam. Sahabat-sahabat saya masih banyak yang belum selesai bertransaksi, dan masih dua tiga putaran lagi berkeliling mondar mandir di depan hidung saya.
Entah bagaimana, tiba-tiba mata saya tertumbuk pada setumpukan cendera mata terbuat dari logam kuningan. Bentuk mungil dan unik. Dan mata saya terperangkap ketika melihat sebentuk hewan mirip ayam dan burung. Woooowww...ini dia yang saya cari. Burung Phoenix.
Akhirnya cenderamata itu pun berpindah tangan. Bersama dengan sebentuk kura-kura mungil dan gajah bertelinga lebar, ketiga cenderamata itu dihargai 2 dolar Amerika. Lumayan murah. Dan dengan hati-hati cenderamata itu saya masukkan ke dalam tas khusus leher yang tergantung di pundak saya. Ini adalah salah satu hewan dalam kisah mitologi, yang paling saya sukai.
â¥
Tiba di Jakarta, cendera mata burung Phoenix mungil itu saya tempatkan di atas meja kerja di rumah. Dan setiap kali memandangnya, saya teringat berbagai kisah inspiratif yang pernah saya dengar atau baca mengenai burung Phoenix ini.
Mungkin tidak banyak orang yang peduli dengan burung Phoenix. Apalagi konon, burung ini hanyalah mitos belaka. Tapi coba lihat...di banyak budaya burung phoenix ini menjadi contoh pembangkit spirit yang luar biasa.
Sebetulnya, siapakah burung Phoenix ini ?
Sebagai penggemar cerita silat (...hiiiyaaaaa...)...sejak jaman SMP dulu saya suka membaca dan menonton segala jenis film silat atau drama made in Hong Kong. Dan salah satu film yang berkesan bagi saya adalah kisah tentang burung Phoenix yang akan terbakar habis ketika tiba akhir hidupnya. Kemudian, dari abunya itu dia lahir kembali, dan menjadi muda lagi.
Bukan hanya di film silat Mandarin. Di dalam salah satu serial Harry Potter juga ada cerita tentang burung Phoenix. Menonton film tentang burung yang konon sangat cantik dan indah bulunya itu, saya jadi terkagum-kagum. Seandainya burung itu benar-benar ada, betapa dia akan menjadi raja atau ratu dari segala burung. Dia adalah primadona burung-burung. Namun, di tengah kejayaannya, di puncak kehidupannya, dia justru harus mati. Terbakar. Sebelum akhirnya dia muncul lagi...Begitu berulang-ulang...
Menurut legenda Cina kuno, konon burung Phoenix , dikenal juga dengan sebutan burung Hong atau Long Feng , dapat mencapai umur 500 - 1461 tahun...(wadduuh...siapa yang bisa mencapai umur segitu, untuk mencatatnya ya ?). Tak hanya dalam legenda Cina kuno. Di Mesir, burung Phoenix ini merupakan burung keramat berwarna merah dan emas, dan dipercaya sebagai representasi dewa Ra - Dewa Matahari, Penguasa tertinggi kehidupan ini. Juga di India, dalam kepercayaan Hindu burung Phoenix disebut juga sebagai burung garuda. Apakah dia bersaudara dengan burung garuda Indonesia ? Wallahu alam...
â¥
Melihat pajangan burung Phoenix di atas meja kerja , saya jadi merenung.
Sebetulnya banyak hal bisa kita pelajari dari kehidupannya. Lihatlah siklus hidupnya. Lahir...entah dari mana (telur atau kehidupan awal)...kemudian tumbuh dan berkembang. Selain cantik dan bermata jeli, burung Phoenix disebut-sebut juga sangat lincah bergerak dan terbang kian kemari. Benar-benar seekor burung ideal yang layak dikagumi di dunia perburungan.
Lalu...ketika dia sudah mencapai puncaknya, maka dengan segala kerendahan hati, ia pun mengundurkan diri dari dunia ini...dan pwsss...dalam sekejap terbakar habis oleh api suci yang muncul dari dirinya sendiri.
Lihatlah dalam kehidupan nyata sekarang. Saya suka mengamati banyak perusahaan-perusahaan dan organisasi yang besar dan berkembang indah seperti burung Phoenix. Begitu besarnya perusahaan itu, sehingga namanya dikagumi dan menjadi panutan bagi banyak organisasi dan perusahaan di seluruh dunia. Sebut saja beberapa nama di dunia komputer, dunia telekomunikasi, dan dunia otomotif.
Mereka adalah burung Phoenix yang pernah sangat jaya, namun kemudian di puncak kejayaannya mereka seakan-akan terbakar habis. Tapi tidak ! Tunggu beberapa saat. Mereka bangkit, dan dalam bentuk baru muncul kembali sebagai penguasa di bidangnya. Itulah...mereka tahu, kapan harus berkembang, kapan harus melakukan regenerasi dan reorganisasi di dalam bisnis dan perusahaannya.
Mengapa mereka dapat melakukan reinkarnasi dengan kemunculan yang lebih baik ?
Sama dengan burung Phoenix yang semakin tua, semakin bijaksana, mereka adalah organisasi-organisasi yang memiliki integritas. Mereka memiliki corporate culture yang sudah melekat dan mengalir di dalam setiap sel tubuhnya. Itu sebabnya, mereka tahu persis, apa yang terjadi dengan diri mereka. Dan sebelum pihak lain melakukan intervensi atau pun campur tangan di dalam kehidupannya, mereka dengan suka rela dan senang hati melakukan perubahan sendiri. Dari dalam dirinya...
â¥
Kembali kepada burung Phoenix, kembali kepada diri kita sendiri.
Sepanjang hidup dan karir saya, boleh dikatakan saya termasuk orang yang âberpengalamanâ masuk dan keluar berbagai perusahaan. Dimulai dari karir awal, ada yang terpaksa saya tinggalkan karena ada kepentingan lain yang harus saya dahulukan. Ada juga yang saya tinggalkan karena kontrak kerja sudah selesai. Bahkan, ada juga perusahaan yang terpaksa meminta saya mengundurkan diri dengan alasan kondisi organisasi yang labil . Semua itu membuat saya harus âmembakar diriâ, dan menjadikan diri saya orang yang baru setiap kali.
Belajar dari pengalaman masa lalu, belajar dari perjalanan hidup yang sangat beraneka, membuat saya bercermin pada burung Phoenix yang selalu legowo untuk terbakar pada saatnya. Burung Phoenix atau burung Hong tidak pernah takut untuk terbakar. Mereka tahu, bahwa dengan ketiadaan itu justru akan melahirkan pembaruan.
Hidup ini memang pilihan. Terbakar oleh kejadian atau kondisi di luar diri kita, atau membakar diri pada saatnya. Keduanya sama-sama terbakar, namun kesadaran membakar diri akan membuat kita lebih siap siaga dan siap sedia menerima segala resikonya. Berbeda dengan terbakar oleh keadaan lingkungan, sering membuat kita tidak siap untuk menerima keadaan.
Padahal bila kita bercermin pada siklus kehidupan...Kemarin, hari ini, dan besok...hidup akan selalu berganti. Sama seperti burung Phoenix yang cantik, suatu saat kita pun akan mengalami masa terbakar.
Yang menjadi pertanyaan : siapkah kita untuk âmembakar diriâ pada saat kejayaan kita, dan menjadi âorang baruâ dengan semangat baru di dalam kehidupan yang akan datang....
Semoga saja...
Jakarta, 13 Juni 2010
Salam hangat,
Ietje S. Guntur
Special note :
Terima kasih untuk semua teman, sahabat serta seluruh organisasi dan perusahaan tempat aku mengembangkan diri...Juga untuk rekan dan sahabatku di BCA Beautiful Life...thanks atas kebersamaan kita...Serta sahabat-sahabat seperjalananku...Artha, Ninin, Anum, Linda, Yuka dan seluruh team ...semua kesempatan emas itu telah membuat aku berani menjadi orang yang baru....
:BCA:
- 3a.
-
Re: [LONCENG] Met MILAD Kang Mas Budi (SK Bandung makan-makan euy)
Posted by: "batikmania" batikmania@yahoo.com batikmania
Mon Jun 14, 2010 3:40 am (PDT)
Ikutaan...! Insya Allah.
Ssst, pada 'dengar' ya? Maaf ya semua, belum sempat bikin tulisan pasca ketemuan tempo hari di Pulau Dua. Akhir pekan lalu baru selesai rapotan. Nulis rapot anak-anak jadi prioritas utama dong sebelum nulis yang lain-lain. Insya Allah setelah ini aktif lagi di milis (minimal mbacain posting-an temen-temen dan berkomentar deh... ;))
Ayo, ayo... SK Bandung, siapa lagi yang mau ikutan? Ramaikan miladnya mas Budi dan 'ngunduh mantu'nya. Hihi...
Wassalaam
Diah Utami
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , hadianf@... wrote:com
>
> Assalaamu'alaikum wr.wb.
>
> Sahabat, hari ini adalah hari yang istimewa bagi Kang Mas Budi Santoso. Beliau memperingati hari lahir perdana pasca pernikahannya.
>
> Met MILAD ya kang mas... Semoga usiamu barokah dan diberikan yang terbaik di sisa usiamu. Dijadikan nahkoda rumah tangga yang bisa jadi panutan anggotanya. Diberikan banyak anak (cukup dari satu istri loh ya).
>
> Maksud hati menjadi yang pertama mengucapkan, ternyata istrinya ga mau kalah. HP pun disilent. Jadi aja yang kedua. Saya mengambil hikmahnya aja, kalo yang kedua berarti ditraktirnya dua kali hihihi...
>
> Untuk SK Bandung, kumpul besok ba'da maghrib. Waktu dan tempat ditentukan kemudian... Tunggu saja ya...
>
> Hatur tengkiyu,
> salam dari negeri kuliner... Sluurp
>
> wassalaamu'alaikum wr.wb
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
- 3b.
-
Re: [LONCENG] Met MILAD Kang Mas Budi (SK Bandung makan-makan euy)
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 6:54 am (PDT)
Selamat Milaad maz Budiiii. Semoga bahagia selalu. Senangnyaaaa ^_^
Kang Hadian, ditunggu atuh, traktirannya.
^_^
Salam
Dyah
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "batikmania" <batikmania@com ...> wrote:
>
> Ikutaan...! Insya Allah.
> Ssst, pada 'dengar' ya? Maaf ya semua, belum sempat bikin tulisan pasca ketemuan tempo hari di Pulau Dua. Akhir pekan lalu baru selesai rapotan. Nulis rapot anak-anak jadi prioritas utama dong sebelum nulis yang lain-lain. Insya Allah setelah ini aktif lagi di milis (minimal mbacain posting-an temen-temen dan berkomentar deh... ;))
> Ayo, ayo... SK Bandung, siapa lagi yang mau ikutan? Ramaikan miladnya mas Budi dan 'ngunduh mantu'nya. Hihi...
> Wassalaam
>
> Diah Utami
>
- 4a.
-
Re: Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Posted by: "jurnalcahaya@yahoo.com" jurnalcahaya@yahoo.com jurnalcahaya
Mon Jun 14, 2010 4:28 am (PDT)
Sangat berapi api skali. Subhanallah semangatnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: Ruli Amirullah <ruli_amirullah@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Sun, 13 Jun 2010 19:38:49
To: sekolah kehidupan<sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Written
by : Ruli
Amirullah
***
Andai aku seorang yang pandai membuat lagu kayak Ahmad
Dhani,
Mungkin malam itu sudah tercipta sebuah lagu yang
akan
berada dalam top ten lagu-lagu popular selama berbulan-bulanâ¦
Andai aku seorang yang pintar merangkai kata
seperti halnya Shakespeare
atau Kahlil Gibran,
Mungkin malam itu sudah tertulis sebuah kisah
paling
romantis sepanjang masa, mengalahkan kisahnya sang Romeo terhadap
Juliet..
Mungkin malam itu sudah terbaca syair yang lebih
indah
daripada puisi âCinta Yang Agungââ¦
Andai aku seorang yang berbakat mengarahkan orang
untuk
berakting sebagaimana yang sering dilakukan oleh seorang Hanung
Bramantyo,
Mungkin malam itu aku sudah menyelesaikan sebuah
film drama
cinta yang akan mengalirkan air mata dari para penontonnyaâ¦
Andai aku seorang raja yang berkuasa sama dengan
kekuasaan
yang dimiliki oleh Kaisar Shah Jahan, mungkin malam itu sudah
terbangun
monument cinta terbesar yang pernah ada dimuka bumi, lebih megah
daripada Taj
Mahal yang ia bangun untuk mengenang permaisurinyaâ¦
Karena malam ini aku rindu dipada-Muâ¦
Tapi sayangnyaâ¦
Aku hanyalah seorang manusia biasa, dengan
kemampuan yang
biasa pulaâ¦
Aku tidak seperti Ahmad Dhani, Shakespeare, Kahlil
Gibran,
Hanung Bramantyo atau Kaisar Shah Jahanâ¦.
Aku hanyalah seorang perindu-Mu..
Walau begitu lihatlahâ¦
Aku miliki hati!
Hati yang ingin kupersembahkan hanya untuk-Muâ¦
Hati yang akan kusandingkan dengan nada-nada yang
harmonis,
Kan
kurangkai setiap katanya dengan cermat,
Kan
kuletakkan di setiap sudutnya dengan puji-pujian yang indah,
Setelah itu kan
kubangun sepasang sayap yang begitu lebar dan megah di punggungnyaâ¦
Untuk kemudian ku lepaskan ke langitâ¦
Menembus segala gelap kesedihan!
Menerjang segala gemuruh ketakutan!
Melewati segala badai kerinduan!
Hingga akhirnya sampai pada langit tertinggi tempat
singgasana Engkau beradaâ¦
Hati yang akan berbicara pada Pemilik Kerajaan
Langit dan
Bumiâ¦
Hati yang akan merayu pada Pengenggam Jiwa seluruh
manusiaâ¦
Hati yang akan memohon pada Yang Membolak Balik
hati semua
insanâ¦
Kan
kuadukan segalanya pada-Mu,
Sedihku, tawaku, takutku, harapanku, rinduku,
sayangku,
inginku, terimakasihku..
Semuanya! Kuadukan semuanya!
Ya Rabbâ¦
Aku rindu pada-Mu,
Mohon letakkan aku dalam cinta-Muâ¦
***
(terinspirasi ketika sedang merindukan seorang mahluk-Nya,
hingga kemudian ia sadarkan aku, bahwa aku sebenarnya sedang
merindukan
Pemilik ia yang sesungguhnya, bukan dirinyaâ¦)
wassalam,
www.ruliamirullah.com
Nyoba-nyoba bikin
puisi neh ceritanya..
Gara-gara baca karya Kahlil Gibran, huehehe...
- 4b.
-
Re: Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Posted by: "jurnalcahaya@yahoo.com" jurnalcahaya@yahoo.com jurnalcahaya
Mon Jun 14, 2010 4:29 am (PDT)
Sangat berapi api skali. Subhanallah semangatnya.
------Original Message------
From: Ruli Amirullah
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
To: sekolah kehidupan
ReplyTo: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Sent: Jun 14, 2010 09:38
Sepasang Sayap pada Hatiku, untuk-Mu
Written by : Ruli Amirullah
***
Andai aku seorang yang pandai membuat lagu kayak Ahmad Dhani,
Mungkin malam itu sudah tercipta sebuah lagu yang akan berada dalam top ten lagu-lagu popular selama berbulan-bulan
Andai aku seorang yang pintar merangkai kata seperti halnya Shakespeare atau Kahlil Gibran,
Mungkin malam itu sudah tertulis sebuah kisah paling romantis sepanjang masa, mengalahkan kisahnya sang Romeo terhadap Juliet..
Mungkin malam itu sudah terbaca syair yang lebih indah daripada puisi 'Cinta Yang Agung'
Andai aku seorang yang berbakat mengarahkan orang untuk berakting sebagaimana yang sering dilakukan oleh seorang Hanung Bramantyo,
Mungkin malam itu aku sudah menyelesaikan sebuah film drama cinta yang akan mengalirkan air mata dari para penontonnya
Andai aku seorang raja yang berkuasa sama dengan kekuasaan yang dimiliki oleh Kaisar Shah Jahan, mungkin malam itu sudah terbangun monument cinta terbesar yang pernah ada dimuka bumi, lebih megah daripada Taj Mahal yang ia bangun untuk mengenang permaisurinya
Karena malam ini aku rindu dipada-Mu
Tapi sayangnya
Aku hanyalah seorang manusia biasa, dengan kemampuan yang biasa pula
Aku tidak seperti Ahmad Dhani, Shakespeare, Kahlil Gibran, Hanung Bramantyo atau Kaisar Shah Jahan .
Aku hanyalah seorang perindu-Mu..
Walau begitu lihatlah
Aku miliki hati!
Hati yang ingin kupersembahkan hanya untuk-Mu
Hati yang akan kusandingkan dengan nada-nada yang harmonis,
Kan kurangkai setiap katanya dengan cermat,
Kan kuletakkan di setiap sudutnya dengan puji-pujian yang indah,
Setelah itu kan kubangun sepasang sayap yang begitu lebar dan megah di punggungnya
Untuk kemudian ku lepaskan ke langit
Menembus segala gelap kesedihan!
Menerjang segala gemuruh ketakutan!
Melewati segala badai kerinduan!
Hingga akhirnya sampai pada langit tertinggi tempat singgasana Engkau berada
Hati yang akan berbicara pada Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi
Hati yang akan merayu pada Pengenggam Jiwa seluruh manusia
Hati yang akan
Powered by Telkomsel BlackBerry®
- 5a.
-
Belajar dari Sandiaga Uno
Posted by: "Al Faqir Ilmi" alfaqirilmi@yahoo.com alfaqirilmi
Mon Jun 14, 2010 4:55 am (PDT)
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian 1)
Kunci Sukses: Yakin, Syukur dan Ihlas
Kamis siang kemarin saya berkesempatan duduk dan berdiskusi bersama Sandiaga S Uno, di wisma Antara Jakarta. Pertemuan ini difasilitasi sahabat saya, Dr Mukhlis Yusuf,
Direktur Utama kantor berita Antara. Saya memang sejak awal berniat
ingin belajar banyak dari Sandiaga Uno. Saya menyimak baik-baik kalimat
demi kalimat yang disampaikan Sandi, saya catat di BlackBerry.
Apa yang saya pelajari dari pengusaha muda yang termasuk orang
terkaya di republik ini, akan saya bagi kepada teman-teman melalui
forum ini. Saya akan menuliskan dalam beberapa edisi. Semoga saya tidak
salah menerjemahkan apa yang disampaikan oleh Sandiaga Uno yang kini
menjadi kandidat Ketua KADIN paling favorit.
Nama lengkapnya Sandiaga Sholahuddin Uno. Masih sangat muda, 40 tahun. Saya sebenarnya lebih banyak mengenal ibunya, Mien R Uno dan pamannya Profesor Arief Rachman.
Keduanya adalah seorang pendidik, alias guru. Ketika masih bekerja
sebagai wartawan televisi, sekitar tahun 1993-1996 saya sudah mengenal
sosok Mien Uno.
Bahkan kami pernah bersama-sama menjadi âpemanduâ
jamaah haji dari perusahaan travel haji ternama saat itu, Tiga Utama
milik pengusaha Ande Latif. Hanya saja bedanya, saya
âikutâ agar bisa berangkat haji gratisan dan bisa membuat naskah
berita seputar ibadah haji yang disiarkan di televisi. Ibu Mien Uno
adalah tokoh yag memang menjadi pemandu resmi bersama ustadz-ustadz
ternama lainnya melayani jamaah haji.
âSaya dilahirkan dari keluarga guru. Ibu saya, paman saya,
kebanyakan keluarga saya adalah pengajar. Jadilah saya generasi pertama
dari keluarga Uno yang menjadi pengusaha. Itupun karena terpaksa oleh
keadaan â, begitulah kalimat pertama yang dia sampaikan.
Dari kalimat itu Sandiaga Uno seperti hendak mejelaskan, saat ini
masih berkembang mitos di masyarakat, bahwa pengusaha hebat, adalah
bakat dan lahir dari lingkungan pengusaha besar. Mito situ sudah
terbukti tidak benar. Bahwa seseorang yang hidup di lingkungan keluarga
pengusaha ,bisa belajar lebih cepat menjadi pengusaha, mungkin benar.
Sebab, sehari-hari sudah terbiasa dengan habit pengusaha. Bekerja
keras, fokus dan fokus. Soal fokus ini, senior saya pak Dahlan Iskan
(Dirut PLN) sering mengatakan, âkalian jangan murtadâ, alias merambah
ke berbagai bidang usaha, sebelum memiliki fundamental yang kuat di
bisnis utama.
Sebelum memulai bisnis 12 tahun lalu, Sandiaga Uno adalah seorang
professional muda, berpendidikan bagus dan bekerja di perusahaan besar
dengan gaji dan fasilitas yang cukup baik. Ketika dia lulus kuliah di
Amerika, Sandi bekerja di lembaga keuangan besar. âSaat itu saya sudah
merencanakan keuangan pribadi. Tidak semua gaji dihabiskan, melainkan
diinvestasikan. Krisis ekonomi tahun 1997 membuat semuanya berantakan.
Perusahaan bangkrut, saya di PHK, dan semua investasi saya lenyapâ,
katanya.
Memang, bukan hanya seorang Sandiaga Uno saja yang mengalami situasi
seperti itu. Jutaan orang diseluruh dunia juga mengalami penderitaan
akibat kebangkrutan ekonomi. Bedanya, kebanyakan orang hanya bisa
mengeluh, dan tidak berdaya. Sedangkan Sandiaga Uno memilih langkah
lain yang sangat berdaya, sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah,
Tuhan yang Maha Kuasa.
Ada tiga kunci sukses yang disebutkan Sandiaga Uno dan dijalankan
sampai hari ini. Pertama adalah Yakin bahwa Tuhan akan membuka jalan
untuk pencapaian usahanya, kedua adalah bersyukur, dan ketiga adalah
ikhlas. Dalam artikel pertama ini, saya akan khusus mengulas tentang
bagaimana Sandiaga Uno belajar bersyukur, dan bagaimana caranya
mewujudkan rasa syukur. Bukan sekedar berucap alhamdulilah tetapi
dalam langkah sehari-hari menjadi manusia berdaya.
Akibat kebangkrutan , Sandiaga Uno memboyong anak dan istrinya pulang
ke Indonesia. Inilah saat pertama dia meminta bantuan kepada orang
tuanya. Selama 12 tahun sekolah di Amerika dia tidak pernah minta
bantuan keluarga. Sandiaga Uno sangat mandiri.
âSaya harus minta ijin kepada ayah dan ibu untuk tinggal di rumah
mereka. Saat itu saya tidak punya rumahâ, katanya sambil menerawang.
Menurut Sandi, dia bersama istrinya terus mewujudkan rasa syukurnya
dengan cara memgoptimalkan fungsi-fungsi dari segala yang sudah
dikaruniakan Tuhan. Pendidikan tinggi, pengetahuan tentang keuangan
yang baik, jaringan internasional yang dimiliki, dan yang sangat
penting adalah karakter serta integritasnya, menjadi modal utama
sebelum modal finansial. Modal non finansial inilah yang
dimaksimalkan, menjadi modal untuk berdaya, sebagai bentuk rasa syukur.
Kebangkrutan telah membuat Sandiaga Uno mencari ide-ide besar. Ide-ide
dan gagasan besar itu dipadukan dengan networking, dan trust. Dan
lahirlah perusahaan yang bernama Saratoga.
Di Indonesia Sandiaga Uno memulai membangun bisnis, membangun PT
Saratoga, dengan empat orang karyawan. Dia menyewa sebuah ruang kecil
yang lantainya berkarpet lusuh.â Saat itu saya tidak pernah berani
mengundang klien ke kantor. Semua pertemuan dilakukan di lobi hotel. â,
kenangnya. Saat ini Group bisnis yang dimiliki Sandiaga Uno
mempekerjakan lebih dari 20 ribu orang, tersebar di sector
pertambangan, energy, telekomunikasi, property dan sector keuangan.
(bersambung)
http://ekonomi.kompasiana. com/2010/ 06/11/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- pertama/
Belajar Dari Sandiaga Uno (Bagian Kedua)
Keyakinan adalah Energy
Artikel pertama tentang Sandiaga
Uno kemarin saya tulis dengan penuh semangat dan ketergesaan menjelang
pergi shalat Jumat. Akibat ketergesaan itu saya lupa tidak menuliskan bahwa diskusi bersama Sandiaga Uno adalah salah satu acara bulanan teman-teman Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) DKI Jakarta, yang dipimpin mas Erie
Heryadi. Banyak hal didiskusikan dalam forum ini, termasuk bagaimana
mengatasi krisis, serta soal kepemimpinan yang efektif. Mengenai kedua
hal ini saya akan menuliskan di edisi berikutnya.
Bahwa Sandiaga Uno saat ini menjadi salah
satu orang terkaya di Indonesia, mungkin semua orang sudah tahu.
Apalagi posisinya di organisasi, pernah memimpin Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI), dan saat ini menjabat Wakil Ketua Umum KADIN
bidang usaha kecil menengah dan koperasi (UKM). Tetapi tahukah anda, bahwa seorang yang sukses seperti Sandiaga Uno juga kadang-kadang kehilangan semangat berjuang?
Bagaimana caranya Sandi Uno kembali ke memulihkan semangatnya, dan fokus membangun perjuangan mewujudkan
impian? Bagaimana caranya menghadapi kenyataan di lapangan yang sering
tidak sesuai dengan keinginan dan bisa menggoyahkan keyakinan?
Artikel ini adalah bagian terpenting dari penjelasan Sandiaga Uno mengenai salah satu kunci sukses, yaitu Yakin. Dalam artikel kemarin saya sudah menuliskan bagaimana Sandiaga Uno mewujudkan rasa syukur
kepada Allah subhanahu wataâala, Tuhan Yang Maha Berkuasa, sebagai
salah satu kunci sukses lainnya. Dan besok giliran artikel mengenai ikhlas.
Menurut Sandiaga Uno, keyakinan yang sangat kuat
bahwa Tuhan pasti akan membukakan jalan bagi upaya pencapaian tujuan,
pencapaian usahanya, adalah sesuatu yang mutlak harus
dimiliki seseorang yang ingin sukses. Diawal-awal menjalankan bisnis,
dia juga sering merasa hampir menyerah. Tetapi Istrinya
Noor Aisyah, menjadi alarm yang sangat efektif dan selalu mengingatkan
agar tetap yakin bisa. âIstri saya terus mengingatkan agar fokus dan
tetap yakin. Keyakinan kuat inilah yang menjadi kekuatan
perjuangan. Keyakinan kita sebagai pemimpin menjadi energy besar bagi
organisasi dan timâ, katanya.
PT Saratoga yang dibangun Sandiaga Uno pada
awalnya hanya bergerak di bidang konsultan keuangan. Ketika itu banyak
perusahaan mengalami kesulitan. Sandiaga Uno mencoba menawarkan jasa
kepada banyak perusahaan untuk melakukan restrukturisasi keuangan dan
negosiasi penjadwalan hutang kepada bank. Tentu banyak yang menolak
dibandingkan yang mau menggunakan jasanya. Memang akhirnya ada juga
perusahaan klien Saratoga yang mau memakai jasa Sandiaga Uno. Tetapi
perusahaan-perusahaan itu tidak mampu
membayar jasanya. Ada juga yang sebenarnya mampu membayar, tetapi tidak
mau membayar dengan uang, melainkan dengan saham.
âKarena saya yakin mampu membenahi
perusahaan-perusahaan klien saya itu, saya terima saja tawaran mereka.
Saya tidak dibayar, tetapi diberi saham. Jadi saya menjadi investor
seperti sekarang ini terbawa oleh keadaan. Bukan mau saya.â, katanya
sambil tertawa.
Sandiaga mencontohkan, ketika dia menangani sebuah
perusahaan tambang batubara, perusahaan tersebut memang sedang
mengalami kesulitan. Harga batubara ketika itu hanya 15 dollar. Dia
yakin bahwa dalam beberapa tahun hrga batubara akan melonjak tinggi
akibat kenaikan harga minyak. âDan keyakinan itu terbukti, dalam
beberapa tahun saja, harga batubara sudah naik menjadi 80 dollar. Nilai
saham saya di perusahaan batubara itu melonjak berlipat-lipatâ,katanya.
âBayangkan, seandainya di masa perjuangan itu saya
ngotot dan hanya menerima pekerjaan kalau dibayar dengan uang? Mungkin
saya masih tetap sebagai konsultan keuangan saja. Keyakinan kuat ,
telah menuntun saya menjadi investor seperti sekarang ini. Intinya
manusia itu ketika kepepet, muncul kreativitas dan kekuatannya akan
berlipatâ, tambahnya.
Kata-kata yakin bisa, yakin sukses, yakin maju dan sebagainya memang akrab di telinga kita sebagai bentuk motivasi. Tetapi jika teman-teman mencermati, sejak artikel
edisi pertama kemarin, Sandiaga Uno selalu mengatakan Yakin bahwa Tuhan
akan membukakan jalan bagi pencapaian. Menurut saya, Sandiaga Uno
sengaja seperti hendak menjelaskan bahwa , banyak diantara kita
terjebak dengan sikap âmengandalkan diri sendiriâ dan lupa bahwa Tuhan
adalah Maha Kuat.
Menurut saya, Pemahaman Sandiaga Uno tentang ke Tuhanan sangat mendalam. Sandiaga Uno sudah melibatkan Tuhan sejak awal, ketika
niat perjuangan ditancapkan. Sandiaga Uno tidak menyerahkan atau
tawakkal ketika di akhir usaha. Tampaknya sikap inilah yang menjadikan
keyakinannya menjadi energy besar bagi lingkungannya.
Hal lain yang saya catat secara khusus adalah,
kalimat yang menyebutkan bahwa istrinya, Noor Aisyah, selalu
mengingatkan, menjadi alarm yang baik, ketika Sandiaga Uno sedang di
luar jalur menuju target pencapaian. Tidak banyak laki-laki sukses yang mengakui secara terbuka tentang peran istri. Bagaimana dengan anda? (bersambung)
http://ekonomi.kompasiana. com/2010/ 06/12/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- kedua/
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian Ketiga)
Tugas Kita Hanya Berjuang, Ikhlaskan Hasilnya
Dua kunci sukses Sandiaga Uno, yaitu yakin dan syukur sudah saya
tulis di artikel bagian pertama dan kedua. Kali ini saya akan
menuliskan tentang kunci sukses yang ketiga, yaitu Ikhlas. Ini adalah
hal yang tidak sederhana, karena menyangkut urusan qolbu. Ini adalah
soal bagaimana Sandi Uno mengelola perasaan dan hati. Sebab, ikhlas
adalah satu kata yang mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dijalankan.
Sejujurnya saya sangat terpana ketika mendengarkan Sandiaga Uno
menyampaikan pemikirannya dalam diskusi di Wisma Antara, Kamis lalu.
Kalimat-kalimatnya mengalir dengan bahasa yang sagat baik, bahkan
ketika mengomentari persaingan antar kandidat Ketua KADIN, yang kini
mulai terasa keras. Sandiaga Uno adalah salah satu kandidat Ketua KADIN
yang sangat favorit bersaing dengan beberapa tokoh pengusaha senior.
âSegalanya berawal dari nawaitu kita mas. Niat akan berpengaruh pada
sikapâ, katanya tenang.
Saat menulis artikel ini saya mencoba mencari tahu apa yang
menjadikan Sandiaga Uno seperti ini. Pikiran saya menerawang jauh , dan
teringat wajah Profesor Arief Rachman dan Ibu Mien
Uno. Keduanya sering menjadi narasumber saya ketika masih menjadi
wartawan sekitar 15 tahun lalu. Saya berkesimpulan bahwa keluarga besar
Uno telah membentuk karakter Sandi sedemikian rupa. Integritas,
kejujuran dan menghormati orang lain, toleran dan peka terhadap
lingkungannya. Tentu kita semua tahu bagaimana kredibilitas pak Arief
Rachman dalam dunia pendidikan nasional. Sedangkan Ibu Mien Uno dikenal
sebagai tokoh yang merintis lembaga pendidikan kepribadian.
Kembali kepada ikhlas, kunci sukses yang ketiga. Karena sejak awal
sudah melibatkan Tuhan dalam berjuang, dan bekerja dengan serius
sebagai bentuk rasa syukur, maka seringkali Sandiaga Uno tidak terlalu
memikirkan apakah upayanya berhasil atau belum. Dia terkesan sangat
santai dalam menghadapi persaingan. Saya masih ingat ketika group
bisnis Saratoga milik Sandiaga Uno bersaing dengan group pebisnis lain
untuk membeli saham PT. Elnusa. Berikut ini petikan kalimat Sandiaga
Uno kepada wartawan soal kekalahan Saratoga dalam persaingan itu:
âYa, ini kegagalan kita di awal tahun 2010, padahal sudah dipelototi
6 bulan loh. Kita sebenarnya sudah siapkan US$ 150 juta. Kita masih
tertarik dengan sektor tersebut. Jasa migas itu, karena Indonesia
mempunyai historis menjadi negara dengan cadangan migas terbesar di
Asia Tenggara, tapi kita tidak punya perusahaan kelas dunia di bidang
jasa migas.
Istilahnya tukang ledengnya nggak ada, seperti PGN hanya sebagai
penyedia infrastruktur, seharusnya kita punya perusahaan jasa migas
yang kuat. Elnusa punya peluang itu, dengan adanya sumber dana yang
kuat, visi misi dan dukungan manajemen. Tapi ya sudah lah sudah lewat
dan kita pasrah, mudah-mudahan pembeli baru bisa mewujudkan Elnusa
menjadi perusahaan kelas duniaâ.
Kalimat diatas menggambarkan dengan jelas bagaimana kemampuan
Sandiaga Uno mengendalikan nafsu. Mengelola perasaan dan hati. Bahkan
dia tetap mendoakan agar rivalnya dalam memperebutkan saham PT Elnusa
bisa membawa perusahaan itu menjadi kelas dunia. Ini adalah karakter
seorang pemimpin yang berjiwa besar.
Menurut Sandiaga Uno, dalam persaingan, selalu ada pemenang dan ada
yang kalah. Itulah dunia. âTugas kita hanya berjuang dengan
sebaik-baiknya. Kalaupun belum memenangkan persaingan, ya ikhlas saja.
Biarkan semuanya mengalir. Inilah yang membuat Saratoga seperti
sekarangâ, tambahnya.
Kalimat-kalimat bijak ini lazimnya diucapkan oleh para kyai yang
mendalami ilmu tasawuf. Namun Sandiaga Uno telah menjalankan ini dengan
baik dalam kehidupan sehar-hari, dan dalam menjalankan bisnis. Masih
banyak lagi cara Sandiaga Uno menjelaskan pemahaman tentang kata
ikhlas. Sayangnya saya harus buru-buru mengantar anak-anak saya ke took
buku. Nanti malam saya akan sempatkan menilis lanjutannya di bagian
keempat. Semoga bermanfaat.
http://ekonomi.kompasiana. com/2010/ 06/13/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- ketiga/
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian Keempat)
Ikhtiar Itu Lebih Utama dari Hasilnya
Saya masih ingat ekspresi wajah Sandiaga Uno
ketika mengatakan â semua tergantung nawaitunya masâ. Kalimat pendek
itu mengganggu pikiran saya pagi ini. âGangguanâ inilah yang membuat
saya harus secepatnya menghidupkan komputer dan menulis artikel in.
Tulisan ini sekaligus memenuhi janji saya kemarin untuk menyelesaikan artikel tentang ikhlas versi Sandiaga Uno. Gangguan ini juga telah membawa pikirian saya ke masa kecil saya di sebuah desa, di Madiun Jawa Timur.
Ketika masih tinggal di desa, saya sering ikut mendengarkan ayah mengajar kitab tasawuf di pondok. Yang masih teringat dari peristiwa 40 tahun lalu itu, adalah soal yang berkaitan dengan ikhlas. Ketika itu saya sama sekali tidak paham maksudnya. Tetapi hafal di luar kepala, karena sering dijadikan nyanyian dengan bait-bait pendek oleh para santri. Salah satu santri yang sering menghafalkan bait itu adalah pak Dahlan Iskan (sekarang Dirut PLN). Kalau tidak salah, ini adalah cuplikan dari kitab tasawuf karya Syeikh Ibnu
Athaâillah Assyakandary, ulama terkenal, gurunya para guru sufi. (kalau
ada yang salah mohon diralat, maklum sudah lama tidak membuka kitab
kuning hahahaha)
Sabar itu lebih utama dari terhindar cobaan
Ikhtiar itu lebih utama dari hasilnya
Istiqomah/konsisten itu lebih utama dari karomah (kemuliaan)
Apa hubungannya bait-bait diatas dengan Sandi
Uno? Seperti rtikel edisi sebelumya, saya menganggap tokoh Sandiaga Uno
berbeda dengan banyak pengusaha lain yang saya kenal. Dalam usianya yang masih sangat muda, dia memiliki kematangan jiwa. Salah
satu kunci sukses Sandiaga Uno seperti yang saya tulis di edisi
sebelumnya adalah ikhlas. Entah Sandiaga Uno tahu apa tidak, apakah
pernah membaca kitab-kitab tasawuf apa tidak, yang saya pahami, dia
telah menjalankan salah satu dari bait diatas. Ikhtiar Itu Lebih Utama dari Hasilnya. Prinsip inilah yang membuat dia bekerja tanpa beban.Sandi telah menjalankan prinsip keikhlasan.
Apakah saya terlalu memuji Sandiaga Uno dalam
artikel ini?. Saya akui, ya. Saya memuji. Sebab memang banyak sisi
positif yang layak dipuji. Selain hal-hal yang pernah saya tulis di
edisi sebelumnya, ada satu hal lagi yang sebaiknya diketahui oleh
masyarakat, yaitu tetap bekerja keras meskipun sudah sukses. âSaya
masih seperti masa perjuangan dulu. Saya tetap bekerja selayaknya masih
sebagai professional yang digaji. Saya datang ke kantor sering lebih
awal dari teman-teman lain. Etos kerja tetap tinggi. Saya juga tidak
suka ganti-ganti mobil baru, meski saya mampu membeli kapan sajaâ,
katanya serius.
Menurut saya, ini adalah mentalitas. Betapa banyak
kita sudah menyaksikan orang-orang yang gaya hidupnya berubah drastis,
ketika bisnisnya mulai sedikit berkembang. Dan terlalu sering kita juga
menyaksikan perusahaan kollaps hanya karena pemimpinnya tidak mampu mengendalikan diri, tidak mampu mengendalikan nafsunya.
Semoga apa yang dapat saya serap dari diskusi
dengan Sandiaga Uno ini bermanfaat untuk banyak orang. Tentu saja,
manusia ya tetap manusia. Manusia, tempatnya salah dan lupa.
http://ekonomi.kompasiana. com/2010/ 06/14/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- keempat/
- 5b.
-
Re: Belajar dari Sandiaga Uno
Posted by: "faisalsyam faisalsyam" faisalsyam@yahoo.com
Mon Jun 14, 2010 7:58 pm (PDT)
Trims atas tulisan yang inspiratif ini. Saya tunggu tulisan berikutnya.
Salam,
Faisal Syam
_____________________ _________ __
From: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com >
Sent: Mon, June 14, 2010 5:57:49 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Belajar dari Sandiaga Uno
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian 1)
Kunci Sukses: Yakin, Syukur dan Ihlas
Kamis siang kemarin saya berkesempatan duduk dan berdiskusi bersama Sandiaga S Uno, di wisma Antara Jakarta. Pertemuan ini difasilitasi sahabat saya, Dr Mukhlis Yusuf,
Direktur Utama kantor berita Antara. Saya memang sejak awal berniat
ingin belajar banyak dari Sandiaga Uno. Saya menyimak baik-baik kalimat
demi kalimat yang disampaikan Sandi, saya catat di BlackBerry.
Apa yang saya pelajari dari pengusaha muda yang termasuk orang
terkaya di republik ini, akan saya bagi kepada teman-teman melalui
forum ini. Saya akan menuliskan dalam beberapa edisi. Semoga saya tidak
salah menerjemahkan apa yang disampaikan oleh Sandiaga Uno yang kini
menjadi kandidat Ketua KADIN paling favorit.
Nama lengkapnya Sandiaga Sholahuddin Uno. Masih sangat muda, 40 tahun. Saya sebenarnya lebih banyak mengenal ibunya, Mien R Uno dan pamannya Profesor Arief Rachman.
Keduanya adalah seorang pendidik, alias guru. Ketika masih bekerja
sebagai wartawan televisi, sekitar tahun 1993-1996 saya sudah mengenal
sosok Mien Uno.
Bahkan kami pernah bersama-sama menjadi âpemanduâ
jamaah haji dari perusahaan travel haji ternama saat itu, Tiga Utama
milik pengusaha Ande Latif. Hanya saja bedanya, saya
âikutâ agar bisa berangkat haji gratisan dan bisa membuat naskah
berita seputar ibadah haji yang disiarkan di televisi. Ibu Mien Uno
adalah tokoh yag memang menjadi pemandu resmi bersama ustadz-ustadz
ternama lainnya melayani jamaah haji.
âSaya dilahirkan dari keluarga guru. Ibu saya, paman saya,
kebanyakan keluarga saya adalah pengajar. Jadilah saya generasi pertama
dari keluarga Uno yang menjadi pengusaha. Itupun karena terpaksa oleh
keadaan â, begitulah kalimat pertama yang dia sampaikan.
Dari kalimat itu Sandiaga Uno seperti hendak mejelaskan, saat ini
masih berkembang mitos di masyarakat, bahwa pengusaha hebat, adalah
bakat dan lahir dari lingkungan pengusaha besar. Mito situ sudah
terbukti tidak benar. Bahwa seseorang yang hidup di lingkungan keluarga
pengusaha ,bisa belajar lebih cepat menjadi pengusaha, mungkin benar.
Sebab, sehari-hari sudah terbiasa dengan habit pengusaha. Bekerja
keras, fokus dan fokus. Soal fokus ini, senior saya pak Dahlan Iskan (Dirut PLN) sering mengatakan, âkalian jangan murtadâ, alias merambah
ke berbagai bidang usaha, sebelum memiliki fundamental yang kuat di
bisnis utama.
Sebelum memulai bisnis 12 tahun lalu, Sandiaga Uno adalah seorang
professional muda, berpendidikan bagus dan bekerja di perusahaan besar
dengan gaji dan fasilitas yang cukup baik. Ketika dia lulus kuliah di
Amerika, Sandi bekerja di lembaga keuangan besar. âSaat itu saya sudah
merencanakan keuangan pribadi. Tidak semua gaji dihabiskan, melainkan
diinvestasikan. Krisis ekonomi tahun 1997 membuat semuanya berantakan.
Perusahaan bangkrut, saya di PHK, dan semua investasi saya lenyapâ,
katanya.
Memang, bukan hanya seorang Sandiaga Uno saja yang mengalami situasi
seperti itu. Jutaan orang diseluruh dunia juga mengalami penderitaan
akibat kebangkrutan ekonomi. Bedanya, kebanyakan orang hanya bisa
mengeluh, dan tidak berdaya. Sedangkan Sandiaga Uno memilih langkah
lain yang sangat berdaya, sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah,
Tuhan yang Maha Kuasa.
Ada tiga kunci sukses yang disebutkan Sandiaga Uno dan dijalankan
sampai hari ini. Pertama adalah Yakin bahwa Tuhan akan membuka jalan
untuk pencapaian usahanya, kedua adalah bersyukur, dan ketiga adalah
ikhlas. Dalam artikel pertama ini, saya akan khusus mengulas tentang
bagaimana Sandiaga Uno belajar bersyukur, dan bagaimana caranya
mewujudkan rasa syukur. Bukan sekedar berucap alhamdulilah tetapi
dalam langkah sehari-hari menjadi manusia berdaya.
Akibat kebangkrutan , Sandiaga Uno memboyong anak dan istrinya pulang
ke Indonesia. Inilah saat pertama dia meminta bantuan kepada orang
tuanya. Selama 12 tahun sekolah di Amerika dia tidak pernah minta
bantuan keluarga. Sandiaga Uno sangat mandiri.
âSaya harus minta ijin kepada ayah dan ibu untuk tinggal di rumah
mereka. Saat itu saya tidak punya rumahâ, katanya sambil menerawang.
Menurut Sandi, dia bersama istrinya terus mewujudkan rasa syukurnya
dengan cara memgoptimalkan fungsi-fungsi dari segala yang sudah
dikaruniakan Tuhan. Pendidikan tinggi, pengetahuan tentang keuangan
yang baik, jaringan internasional yang dimiliki, dan yang sangat
penting adalah karakter serta integritasnya, menjadi modal utama
sebelum modal finansial. Modal non finansial inilah yang
dimaksimalkan, menjadi modal untuk berdaya, sebagai bentuk rasa syukur.
Kebangkrutan telah membuat Sandiaga Uno mencari ide-ide besar. Ide-ide
dan gagasan besar itu dipadukan dengan networking, dan trust. Dan
lahirlah perusahaan yang bernama Saratoga.
Di Indonesia Sandiaga Uno memulai membangun bisnis, membangun PT
Saratoga, dengan empat orang karyawan. Dia menyewa sebuah ruang kecil
yang lantainya berkarpet lusuh.â Saat itu saya tidak pernah berani
mengundang klien ke kantor. Semua pertemuan dilakukan di lobi hotel. â,
kenangnya. Saat ini Group bisnis yang dimiliki Sandiaga Uno
mempekerjakan lebih dari 20 ribu orang, tersebar di sector
pertambangan, energy, telekomunikasi, property dan sector keuangan.
(bersambung)
http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 06/11/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- pertama/
Belajar Dari Sandiaga Uno (Bagian Kedua)
Keyakinan adalah Energy
Artikel pertama tentang Sandiaga
Uno kemarin saya tulis dengan penuh semangat dan ketergesaan menjelang
pergi shalat Jumat. Akibat ketergesaan itu saya lupa tidak menuliskan bahwa diskusi bersama Sandiaga Uno adalah salah satu acara bulanan teman-teman Ikatan Konsultan Indonesia (INKINDO) DKI Jakarta, yang dipimpin masErie
Heryadi. Banyak hal didiskusikan dalam forum ini, termasuk bagaimana
mengatasi krisis, serta soal kepemimpinan yang efektif. Mengenai kedua
hal ini saya akan menuliskan di edisi berikutnya.
Bahwa Sandiaga Uno saat ini menjadi salah
satu orang terkaya di Indonesia, mungkin semua orang sudah tahu.
Apalagi posisinya di organisasi, pernah memimpin Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI), dan saat ini menjabat Wakil Ketua Umum KADIN
bidangusaha kecil menengah dan koperasi (UKM). Tetapi tahukah anda, bahwa seorang yang sukses seperti Sandiaga Uno jugakadang-kadang kehilangan semangat berjuang?
Bagaimana caranya Sandi Uno kembali ke memulihkan semangatnya, dan fokus membangun perjuanganmewujudkan
impian? Bagaimana caranya menghadapi kenyataan di lapangan yang sering
tidak sesuai dengan keinginan dan bisa menggoyahkan keyakinan?
Artikel ini adalah bagian terpenting daripenjelasan Sandiaga Uno mengenaisalah satu kunci sukses, yaitu Yakin. Dalam artikel kemarin saya sudah menuliskan bagaimana Sandiaga Uno mewujudkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wataâala, Tuhan Yang Maha Berkuasa, sebagai
salah satu kunci sukses lainnya. Dan besok giliran artikel mengenai ikhlas.
Menurut Sandiaga Uno, keyakinan yang sangat kuat
bahwa Tuhan pasti akan membukakan jalan bagi upaya pencapaian tujuan,
pencapaian usahanya, adalahsesuatu yang mutlak harus
dimiliki seseorang yang ingin sukses. Diawal-awal menjalankan bisnis,
dia juga sering merasa hampir menyerah. Tetapi Istrinya
Noor Aisyah, menjadi alarm yang sangat efektif dan selalu mengingatkan
agar tetap yakin bisa. âIstri saya terus mengingatkan agar fokus dan
tetap yakin.Keyakinan kuat inilah yang menjadi kekuatan
perjuangan. Keyakinan kita sebagai pemimpin menjadi energy besar bagi
organisasi dan timâ, katanya.
PT Saratoga yang dibangun Sandiaga Uno pada
awalnya hanya bergerak di bidang konsultan keuangan. Ketika itu banyak
perusahaan mengalami kesulitan. Sandiaga Uno mencoba menawarkan jasa
kepada banyak perusahaan untuk melakukan restrukturisasi keuangan dan
negosiasi penjadwalan hutang kepada bank. Tentu banyak yang menolak
dibandingkan yang mau menggunakan jasanya. Memang akhirnya ada juga
perusahaan klien Saratoga yang mau memakai jasa Sandiaga Uno. Tetapi
perusahaan-perusaha an itutidak mampu
membayar jasanya. Ada juga yang sebenarnya mampu membayar, tetapi tidak
mau membayar dengan uang, melainkan dengan saham.
âKarena saya yakin mampu membenahi
perusahaan-perusaha an klien saya itu, saya terima saja tawaran mereka.
Saya tidak dibayar, tetapi diberi saham. Jadi saya menjadi investor
seperti sekarang ini terbawa oleh keadaan. Bukan mau saya.â, katanya
sambil tertawa.
Sandiaga mencontohkan, ketika dia menangani sebuah
perusahaan tambang batubara, perusahaan tersebut memang sedang
mengalami kesulitan. Harga batubara ketika itu hanya 15 dollar. Dia
yakin bahwa dalam beberapa tahun hrga batubara akan melonjak tinggi
akibat kenaikan harga minyak. âDan keyakinan itu terbukti, dalam
beberapa tahun saja, harga batubara sudah naik menjadi 80 dollar. Nilai
saham saya di perusahaan batubara itu melonjak berlipat-lipatâ,katanya.
âBayangkan, seandainya di masa perjuangan itu saya
ngotot dan hanya menerima pekerjaan kalau dibayar dengan uang? Mungkin
saya masih tetap sebagai konsultan keuangan saja. Keyakinan kuat ,
telah menuntun saya menjadi investor seperti sekarang ini. Intinya
manusia itu ketika kepepet, muncul kreativitas dan kekuatannya akan
berlipatâ, tambahnya.
Kata-kata yakin bisa, yakin sukses, yakin maju dan sebagainyamemang akrab di telinga kita sebagai bentuk motivasi. Tetapi jika teman-teman mencermati, sejak artikel
edisi pertama kemarin, Sandiaga Uno selalu mengatakan Yakin bahwa Tuhan
akan membukakan jalan bagi pencapaian. Menurut saya, Sandiaga Uno
sengaja seperti hendak menjelaskan bahwa , banyak diantara kita
terjebak dengan sikap âmengandalkan diri sendiriâ dan lupa bahwa Tuhan
adalah Maha Kuat.
Menurut saya, Pemahaman Sandiaga Uno tentang ke Tuhanan sangat mendalam. Sandiaga Uno sudah melibatkan Tuhan sejak awal, ketika
niat perjuangan ditancapkan. Sandiaga Uno tidak menyerahkan atau
tawakkal ketika di akhir usaha. Tampaknya sikap inilah yang menjadikan
keyakinannya menjadi energy besar bagi lingkungannya.
Hal lain yang saya catat secara khusus adalah,
kalimat yang menyebutkan bahwa istrinya, Noor Aisyah, selalu
mengingatkan, menjadi alarm yang baik, ketika Sandiaga Uno sedang di
luar jalur menuju target pencapaian.Tidak banyak laki-laki sukses yang mengakui secara terbuka tentang peran istri. Bagaimana dengan anda? (bersambung)
http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 06/12/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- kedua/
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian Ketiga)
Tugas Kita Hanya Berjuang, Ikhlaskan Hasilnya
Dua kunci sukses Sandiaga Uno, yaitu yakin dan syukur sudah saya
tulis di artikel bagian pertama dan kedua. Kali ini saya akan
menuliskan tentang kunci sukses yang ketiga, yaitu Ikhlas. Ini adalah
hal yang tidak sederhana, karena menyangkut urusan qolbu. Ini adalah
soal bagaimana Sandi Uno mengelola perasaan dan hati. Sebab, ikhlas
adalah satu kata yang mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dijalankan.
Sejujurnya saya sangat terpana ketika mendengarkan Sandiaga Uno menyampaikan pemikirannya dalam diskusi di Wisma Antara, Kamis lalu.
Kalimat-kalimatnya mengalir dengan bahasa yang sagat baik, bahkan
ketika mengomentari persaingan antar kandidat Ketua KADIN, yang kini
mulai terasa keras. Sandiaga Uno adalah salah satu kandidat Ketua KADIN
yang sangat favorit bersaing dengan beberapa tokoh pengusaha senior.
âSegalanya berawal dari nawaitu kita mas. Niat akan berpengaruh pada
sikapâ, katanya tenang.
Saat menulis artikel ini saya mencoba mencari tahu apa yang
menjadikan Sandiaga Uno seperti ini. Pikiran saya menerawang jauh , dan
teringat wajah Profesor Arief Rachman dan Ibu Mien
Uno. Keduanya sering menjadi narasumber saya ketika masih menjadi
wartawan sekitar 15 tahun lalu. Saya berkesimpulan bahwa keluarga besar
Uno telah membentuk karakter Sandi sedemikian rupa. Integritas,
kejujuran dan menghormati orang lain, toleran dan peka terhadap
lingkungannya. Tentu kita semua tahu bagaimana kredibilitas pak Arief
Rachman dalam dunia pendidikan nasional. Sedangkan Ibu Mien Uno dikenal
sebagai tokoh yang merintis lembaga pendidikan kepribadian.
Kembali kepada ikhlas, kunci sukses yang ketiga. Karena sejak awal
sudah melibatkan Tuhan dalam berjuang, dan bekerja dengan serius
sebagai bentuk rasa syukur, maka seringkali Sandiaga Uno tidak terlalu
memikirkan apakah upayanya berhasil atau belum. Dia terkesan sangat
santai dalam menghadapi persaingan. Saya masih ingat ketika group
bisnis Saratoga milik Sandiaga Uno bersaing dengan group pebisnis lain
untuk membeli saham PT. Elnusa. Berikut ini petikan kalimat Sandiaga
Uno kepada wartawan soal kekalahan Saratoga dalam persaingan itu:
âYa, ini kegagalan kita di awal tahun 2010, padahal sudah dipelototi
6 bulan loh. Kita sebenarnya sudah siapkan US$ 150 juta. Kita masih
tertarik dengan sektor tersebut. Jasa migas itu, karena Indonesia
mempunyai historis menjadi negara dengan cadangan migas terbesar di
Asia Tenggara, tapi kita tidak punya perusahaan kelas dunia di bidang
jasa migas.
Istilahnya tukang ledengnya nggak ada, seperti PGN hanya sebagai
penyedia infrastruktur, seharusnya kita punya perusahaan jasa migas
yang kuat. Elnusa punya peluang itu, dengan adanya sumber dana yang
kuat, visi misi dan dukungan manajemen. Tapi ya sudah lah sudah lewat
dan kita pasrah, mudah-mudahan pembeli baru bisa mewujudkan Elnusa
menjadi perusahaan kelas duniaâ.
Kalimat diatas menggambarkan dengan jelas bagaimana kemampuan
Sandiaga Uno mengendalikan nafsu. Mengelola perasaan dan hati. Bahkan
dia tetap mendoakan agar rivalnya dalam memperebutkan saham PT Elnusa
bisa membawa perusahaan itu menjadi kelas dunia. Ini adalah karakter
seorang pemimpin yang berjiwa besar.
Menurut Sandiaga Uno, dalam persaingan, selalu ada pemenang dan ada
yang kalah. Itulah dunia. âTugas kita hanya berjuang dengan
sebaik-baiknya. Kalaupun belum memenangkan persaingan, ya ikhlas saja.
Biarkan semuanya mengalir. Inilah yang membuat Saratoga seperti
sekarangâ, tambahnya.
Kalimat-kalimat bijak ini lazimnya diucapkan oleh para kyai yang
mendalami ilmu tasawuf. Namun Sandiaga Uno telah menjalankan ini dengan
baik dalam kehidupan sehar-hari, dan dalam menjalankan bisnis. Masih
banyak lagi cara Sandiaga Uno menjelaskan pemahaman tentang kata
ikhlas. Sayangnya saya harus buru-buru mengantar anak-anak saya ke took
buku. Nanti malam saya akan sempatkan menilis lanjutannya di bagian
keempat. Semoga bermanfaat.
http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 06/13/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- ketiga/
Belajar dari Sandiaga Uno (Bagian Keempat)
Ikhtiar Itu Lebih Utama dari Hasilnya
Saya masih ingat ekspresi wajah Sandiaga Uno
ketika mengatakan â semua tergantung nawaitunya masâ. Kalimat pendek
itu mengganggu pikiran saya pagi ini. âGangguanâ inilah yang membuat
saya harus secepatnya menghidupkan komputer dan menulis artikel in.
Tulisan inisekaligus memenuhijanjisaya kemarin untuk menyelesaikan artikel tentang ikhlas versi Sandiaga Uno. Gangguan ini juga telah membawa pikirian saya ke masa kecil saya di sebuah desa, di Madiun Jawa Timur.
Ketika masih tinggal di desa,saya sering ikut mendengarkan ayah mengajar kitab tasawuf di pondok. Yang masih teringat dari peristiwa40 tahun lalu itu, adalahsoal yang berkaitan dengan ikhlas. Ketika itu saya sama sekali tidak paham maksudnya. Tetapi hafaldi luar kepala, karena sering dijadikan nyanyian dengan bait-bait pendek oleh para santri. Salah satu santri yang sering menghafalkan bait itu adalah pak Dahlan Iskan (sekarang Dirut PLN). Kalau tidak salah, ini adalah cuplikan dari kitab tasawuf karya SyeikhIbnu
Athaâillah Assyakandary, ulama terkenal, gurunya para guru sufi. (kalau
ada yang salah mohon diralat, maklum sudah lama tidak membuka kitab
kuning hahahaha)
Sabar itu lebih utama dari terhindar cobaan
Ikhtiar itu lebih utama dari hasilnya
Istiqomah/konsisten itu lebih utama dari karomah (kemuliaan)
Apa hubungannya bait-bait diatas dengan Sandi
Uno? Seperti rtikel edisi sebelumya, saya menganggap tokoh Sandiaga Uno
berbeda denganbanyak pengusaha lain yang saya kenal. Dalam usianya yang masih sangat muda, dia memiliki kematangan jiwa.Salah
satu kunci sukses Sandiaga Uno seperti yang saya tulis di edisi
sebelumnya adalah ikhlas. Entah Sandiaga Uno tahu apa tidak, apakah
pernah membaca kitab-kitab tasawuf apa tidak, yang saya pahami, dia
telah menjalankansalah satu dari bait diatas. Ikhtiar Itu Lebih Utama dari Hasilnya. Prinsip inilah yang membuat dia bekerja tanpa beban.Sandi telah menjalankan prinsip keikhlasan.
Apakah saya terlalu memuji Sandiaga Uno dalam
artikel ini?. Saya akui, ya. Saya memuji. Sebab memang banyak sisi
positif yang layak dipuji. Selain hal-hal yang pernah saya tulis di
edisi sebelumnya, ada satu hal lagi yang sebaiknya diketahui oleh
masyarakat, yaitu tetap bekerja keras meskipun sudah sukses.âSaya
masih seperti masa perjuangan dulu. Saya tetap bekerja selayaknya masih
sebagai professional yang digaji. Saya datang ke kantor sering lebih
awal dari teman-teman lain. Etos kerja tetap tinggi. Saya juga tidak
suka ganti-ganti mobil baru, meski saya mampu membeli kapan sajaâ,
katanya serius.
Menurut saya, ini adalah mentalitas. Betapa banyak
kita sudah menyaksikan orang-orang yang gaya hidupnya berubah drastis,
ketika bisnisnya mulai sedikit berkembang. Dan terlalu sering kita juga
menyaksikanperusahaan kollaps hanya karena pemimpinnya tidak mampu mengendalikan diri, tidak mampu mengendalikan nafsunya.
Semoga apa yang dapat saya serap dari diskusi
dengan Sandiaga Uno ini bermanfaat untuk banyak orang. Tentu saja,
manusia ya tetap manusia. Manusia, tempatnya salah dan lupa.
http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 06/14/belajar- dari-sandiaga- uno-bagian- keempat/
- 6a.
-
Re: [catcil] Kangen yang terobati ^_^
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 6:59 am (PDT)
Heheheehe, tiada kesan tanpa "nyasar" di perjalanan kita, Vi ^_^
Ke Surabaya bareeeng yuukk rame-rameeee. Insya Allah dan mudah-mudahan kita gak nyasar kalo rame-rameeee
Salam manis
Dyah
- 7a.
-
Re: [CERBUNG=Cerita [yang disengaja] Disambung] MENGEJAR KUNANG-KUNA
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 7:05 am (PDT)
Sip, ditunggu terusannya, bang Fiyan. Pasti akhirnya keren dan di luar dugaan. Semangat teruuuussss. ^_^
Salam
Dyah
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , fiyan arjun <fiyanarjun@com ...> wrote:
>
> *Mengejar Kunang-Kunang
>
>
> Fiyan Arjun
>
> *
>
> Perempuan itu masih tetap saja menulis. Secarik kertas yang sejak tadi ia
> tulis untuk suami tercintanya kini tak seperti semuladengan keadaan
> aslinya. Terlihat basah dibanjiri oleh airmatanya sejak tadi. Terus
> mengaliri pipinya yang tanpa polesan make-up apa pun.
- 8a.
-
Re: Promo my 1st book: Indahnya Cahaya Bintang
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 7:13 am (PDT)
Selaamaaaat Maz Ruli ^_^
Selamat berbagi dalam bukunya.
Salam
Dyah
Yang dulu punya cita-cita keliling dunia sambil menulis seperti Karl May. Betewe karl may bener-bener ke Amerika dan Arab gak sih? ^_^
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Ruli Amirullah <ruli_amirullah@com ...> wrote:
>
- 9a.
-
Re: Jadi Ikut MILAD IV ^_^
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 7:26 am (PDT)
Ikuuuttttt. Senangnya naik pesawat. Aku naik apa yaaa? Jadi inget puisi lucu, entah siapa penulisnya:
Aku punya jerawat
tumbuhnya di jidat
tiap hari kurawat
agar tidak menghebat
ketika aku naik pesawat
jerawatku kesangkut kawat
serasa dunia ini kiamat
segera aku pergi berobat
^_^ mungkin dah pada banyak yang tau yaaa
Ya udah, mudah-mudahan kita ketemu di Surabaya, Insya Allah ^_^
Salam Manis
Dyah
- 10a.
-
Empat Dyah di Pulau Dua
Posted by: "adzdzaki" adzdzaki@yahoo.com adzdzaki
Mon Jun 14, 2010 8:16 am (PDT)
Kangeeen, itu kali ya kata pertama waktu aku mulai buka milis. Dan Alhamdulillah, kang Hadian menulis undangan pertemuan. AKU HARUS IKUT. Maka tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftarkan diri.
Mengingat Sinta sudah pindah ke Jakarta (hai adik kecil ^_^), dengan semangatnya aku chating dengan Novi untuk mengajak konvoi. Jarak rumah kami (Dyah - Novi - Sinta <Yayan>) tidak terlalu jauh (tapi lumayan juga sih). Eh, ngomong-ngomong, kayaknya masih satu kecamatan ya? Pondok Kopi - Pondok Kelapa - Pondok Bambu masih Pondok Duren, eh Duren Sawit kan ya?
Hihihi, sebenarnya ada satu alasan besar juga sih, aku mengajak teman-teman konvoi. Yah, walaupun besar di Jakarta, aku ndak pernah ke lokasi di pulau dua itu. Yah gitu deh, berharap tidak tersasar lagii.
Tapi takdir berbicara lain. Inilah kami berdua, akhirnya berangkat tanpa Sinta dan Yayan (miz u sist). Sebenarnya rutenya mudah sekali. Tapi aku biasa ke Senayan lewat Carefour MT Haryono. Nah, aku coba-coba lewat Kampung Melayu, Kalibata, dan terus lurus. Yang jelas di rute ini aku selalu bingung, kapan waktu yang tepat untuk belok kiri dan gyaaaaaa, dengan pedenya aku belok dan belok, dan disitulah kami (Mahap ya Nov, hiks, tradisi) tersasar...
Dan orang yang tepat untuk bertanya arah? Polisiiii. Aku yang dulu dag dig dug kalau bertemu polisi karena tidak punya SIM, dengan santainya berhenti dan bertanya.
Yah, gitu deh, seingatku kita masih agak berputar-putar. Untungnya Novi membantu menunjukkan arah.
Setelah mendapatkan bantuan call friend, sampailah kami di Pulau Dua. Gyaaaa. Kangeeennyaaaaa. Ketemu sama semuaaa.
"Ini Dyah yang mana?"
So, memangnya ada berapa Dyah?
Pertama, ada mbak Dyah yang cantik, yang jadi MC dan dengan ramah dan luwesnya memimpin acara. Dengan rambut diikat dengan jepit, beliau kelihatan maniiis sekali.
Kedua, ada mbak Diah juga. "Saya satu-satunya Diah yang pakai i ya^_^", senyumnya. Kelihatan ramah dan dan baik hati. Tipikal urang Bandung. (sejauh ini urang Bandung yang saya kenal di Eska, ramah-ramah dan baik hati ^_^)
Ketiga ada mbak Dyah yang imut yang membawa si kecil lucuuuuuu. Ibu muda ini dengan baik hatinya memperbolehkan si kecil bermain-main dengan saya.
Keempat ada Dyah yang ????
Hehehe, bertemu dengan para sahabat Eska, meninggalkan banyak hal yang mengesankan. Bertemu Pak Sinang, Pak Teha, Bu Has, Mbak Indar & keluarga, Keluarga Eska Jakarta, keluarga Eska Bandung, Keluarga Eska Tangerang (hehehe), pasukan cilik, dan satu hal lagi yang membuat saya sangat berterima kasih, menikmati santapan siang yang luar biasa memuaskan dari segi porsi dan rasa, dengan tanpa biaya ^_^ (terima kasih Pak, semoga Allah memberi balasan dengan sebaik-baik balasan).
Menikmati kebersamaan dengan Eska membuat saya senang dan berbisik dalam hati
"ada keluarga yang namanya ternyata tak hilang dalam hati, yang tetap kuat, tak tergores dengan ruang dan waktu"
Salam sayang
Dyah
^_^
- 10b.
-
Re: Empat Dyah di Pulau Dua
Posted by: "hadianf@gmail.com" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Mon Jun 14, 2010 4:59 pm (PDT)
Untung saya Hadian bukan Hadiah... Hehehe...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: "adzdzaki" <adzdzaki@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Mon, 14 Jun 2010 15:12:10
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] Empat Dyah di Pulau Dua
Kangeeen, itu kali ya kata pertama waktu aku mulai buka milis. Dan Alhamdulillah, kang Hadian menulis undangan pertemuan. AKU HARUS IKUT. Maka tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftarkan diri.
Mengingat Sinta sudah pindah ke Jakarta (hai adik kecil ^_^), dengan semangatnya aku chating dengan Novi untuk mengajak konvoi. Jarak rumah kami (Dyah - Novi - Sinta <Yayan>) tidak terlalu jauh (tapi lumayan juga sih). Eh, ngomong-ngomong, kayaknya masih satu kecamatan ya? Pondok Kopi - Pondok Kelapa - Pondok Bambu masih Pondok Duren, eh Duren Sawit kan ya?
Hihihi, sebenarnya ada satu alasan besar juga sih, aku mengajak teman-teman konvoi. Yah, walaupun besar di Jakarta, aku ndak pernah ke lokasi di pulau dua itu. Yah gitu deh, berharap tidak tersasar lagii.
Tapi takdir berbicara lain. Inilah kami berdua, akhirnya berangkat tanpa Sinta dan Yayan (miz u sist). Sebenarnya rutenya mudah sekali. Tapi aku biasa ke Senayan lewat Carefour MT Haryono. Nah, aku coba-coba lewat Kampung Melayu, Kalibata, dan terus lurus. Yang jelas di rute ini aku selalu bingung, kapan waktu yang tepat untuk belok kiri dan gyaaaaaa, dengan pedenya aku belok dan belok, dan disitulah kami (Mahap ya Nov, hiks, tradisi) tersasar...
Dan orang yang tepat untuk bertanya arah? Polisiiii. Aku yang dulu dag dig dug kalau bertemu polisi karena tidak punya SIM, dengan santainya berhenti dan bertanya.
Yah, gitu deh, seingatku kita masih agak berputar-putar. Untungnya Novi membantu menunjukkan arah.
Setelah mendapatkan bantuan call friend, sampailah kami di Pulau Dua. Gyaaaa. Kangeeennyaaaaa. Ketemu sama semuaaa.
"Ini Dyah yang mana?"
So, memangnya ada berapa Dyah?
Pertama, ada mbak Dyah yang cantik, yang jadi MC dan dengan ramah dan luwesnya memimpin acara. Dengan rambut diikat dengan jepit, beliau kelihatan maniiis sekali.
Kedua, ada mbak Diah juga. "Saya satu-satunya Diah yang pakai i ya^_^", senyumnya. Kelihatan ramah dan dan baik hati. Tipikal urang Bandung. (sejauh ini urang Bandung yang saya kenal di Eska, ramah-ramah dan baik hati ^_^)
Ketiga ada mbak Dyah yang imut yang membawa si kecil lucuuuuuu. Ibu muda ini dengan baik hatinya memperbolehkan si kecil bermain-main dengan saya.
Keempat ada Dyah yang ????
Hehehe, bertemu dengan para sahabat Eska, meninggalkan banyak hal yang mengesankan. Bertemu Pak Sinang, Pak Teha, Bu Has, Mbak Indar & keluarga, Keluarga Eska Jakarta, keluarga Eska Bandung, Keluarga Eska Tangerang (hehehe), pasukan cilik, dan satu hal lagi yang membuat saya sangat berterima kasih, menikmati santapan siang yang luar biasa memuaskan dari segi porsi dan rasa, dengan tanpa biaya ^_^ (terima kasih Pak, semoga Allah memberi balasan dengan sebaik-baik balasan).
Menikmati kebersamaan dengan Eska membuat saya senang dan berbisik dalam hati
"ada keluarga yang namanya ternyata tak hilang dalam hati, yang tetap kuat, tak tergores dengan ruang dan waktu"
Salam sayang
Dyah
^_^
- 11.
-
Berlari Lebih Kencang, Melompat Lebih Tinggi
Posted by: "Ruli Amirullah" ruli_amirullah@yahoo.com ruli_amirullah
Mon Jun 14, 2010 7:59 pm (PDT)
Berlari Lebih Kencang,
Melompat Lebih Tinggi
Written
by : Ruli Amirullah
Assalamualaikum
Wr Wb,
Dear
all,
Pernah
liat orang lari kenceng n terbirit-birit karena dikejar anjing? Trus apa
yang
ada dipikiran? Kasian? Atau jangan-jangan malah ketawa ngakak? Hush.. ga
boleh
tau!
Oke
deh ganti contoh, biar ga ketawa. Kalo gini gimana, pernah liat orang
lari
kenceng karena ngejar maling? Hmm⦠agak susah kalo ini, soalnya jaman
sekarang jarang
juga liat orang ngejar maling. Resiko tinggi emang. Bisa-bisa di dor ama
si
maling. Atau malah bales diteriakin maling ama temen-temen dia. Malah
kita yang
digebukin. Kecuali ngejarnya rame-rame. Keroyokan juga jadinya. Susah
ya. Ganti
lagi dehâ¦
Kalo
yang ini gimana? Pernah liat orang nekad nembus panasnya api hanya demi
menyelamatkan anaknya yang terperangkap di rumah yang sedang terbakar?
Belum? Oke
mungkin memang tidak pernah liat, tapi paling gak, gampang untuk
dibayanginkan?
(bilang iya deh, susah neh ganti contoh mulu)..
Bisa
kan ngebayangin kalo orang tercinta kita terperangkap dalam rumah yang
sedang
terbakar. Apa yang kita lakukan? Kita pasti melakukan hal yang luar
biasa. Melesat
masuk kedalam rumah, menerjang panasnya api. Merangkul cinta kita
tersebut dan
membawanya keluar. Ya kan?
Thatâs
the power of terdesak..
Hueheheâ¦
mau jelasin tentang itu aja kok contohnya susah bener..
Mari
kita lanjut..
Hebat
ya, ketika seseorang sedang terdesak, maka kekuatan seseorang bisa
menjadi
sekian kali lipat dari kekuatan sehari-hari. Juga pikirannya, juga
mentalnya,
juga keyakinannya, juga doa-doanya, juga keberaniannya. Pokoknya
semuanya jadi
berkali-kali lipat. Dan hasilnya, ya itu, keajaibanâ¦
Walau
bagi beberapa orang, keadaan terdesak justru menghisap habis semua
kekuatannya.
Semua semangatnya, semua doa-doanya. Hingga akhirnya menyerah dan kalahâ¦
Mmmmâ¦
berarti, keadaan terdesak bisa menghasilkan dua kemungkinan, menambah
power
atau justru menghilangkan power. Mau pilih yang mana? (yaaa.. pake
ditanya,
kalo ditanya mah pasti pilih yang pertama laaah⦠tapi kenyataannya ntar
gimana?
Gak tau lagi deh.. huehehe)
Menarik
ya...
Jadi
andai sekarang didalam hidup ada suatu cobaan, ada suatu ujian, musibah
atau
apapun namanya itu. Mungkin, bisa jadi kejadian itu memang disengaja
oleh Tuhan
untuk diletakkan di dekat kita, agar kita mau dan bisa untuk
mengeluarkan
segala potensi yang sebenarnya kita miliki untuk mendapat hasil yang
luar
biasa.. alias, agar kita mendapatkan keajaiban..
Tuhan
tahu kita memiliki kemampuan yang belum kita keluarkan secara optimal.
Dan berhubung
kita malas-malasan untuk mengeluarkan kemampuan kita itu. Maka
didekatkanlah
ujian, cobaan atau musibah itu pada kita. Semua itu semata agar kita mau
melipatgandakan doa-doa kita, menambah daya upaya kita, meningkatkan
kemampuan
berpikir kita, memompa semangat keberanian kita, dan meneguhkan
keyakinan kita
akan pertolonganNYA..
Agar
kemudian terciptalah keajaiban-keajaiban dalam hidup kitaâ¦
Sama
halnya dengan keajaiban seorang ustad terkenal yang lahir karena
keterpurukan
hidup masa lalunya, sama halnya dengan keajaiban orang-orang yang
berhasil
menciptakan bisnis besar karena mereka gagal ketika menjadi karyawan,
sama
halnya dengan keajaiban-keajaiban orang-orang penderita penyakit
mematikan yang
ternyata bisa hidup bertahun-tahun setelah divonis hanya mampu bertahan hidup beberapa minggu sajaâ¦.
Jadi
ketika kita sedang dalam masalah, jangan putus asa. Jangan menyerah. Jangan malah malas berdoa, jangan malah
kehilangan semangat. Masalah ada agar kita melipat gandakan semuanya!
Masalah ada
agar kita bisa berlari lebih kencang, melompat lebih tinggi
dan mengeluarkan kemampuan terbaik kitaâ¦
Dan
kemudian menjadi manusia unggulâ¦
Karena
kadang kita memang perlu dipaksa seperti itu untuk menjadi yang terbaikâ¦
Wassalam,
www.ruliamirullah.com
Mencoba untuk melompat lebih
tinggi lagi.... huuup!
- 12.
-
[INFO]: Keistimewaan Bulan RAJAB
Posted by: "Tata Sutabri" tatasutabri@yahoo.com
Tue Jun 15, 2010 1:15 am (PDT)
Keistimewaan & Puasa Bulan Rajab
Assalamu'alaikum
Wr..Wb..
sahabat-sahabat yang dirahmati Allah SWT .
Bismillaahirahmanirrohiim.
Wahai Saudara-saudaraku yang budiman, Pada hari Senin tanggal 14
Juni 2010 kita memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab adalah bulannya Allah.
Mari kita simak ada apa di balik bulan Rajab itu. Diriwayatkan
bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Ketahuilah bahwa bulan Rajab
itu adalah bulan ALLAH, maka:
1.
Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam
bulan ini dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH
SWT;
2.
Barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi'raj ( 10 Juli
2010 ) akan mendapat
pahala seperti 5 tahun berpuasa;
3.
Barang siapa yang berpuasa dua hari di
bulan Rajab akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT;
4.
Barang siapa yang berpuasa tiga hari
yaitu pada tgl 1, 2, dan
3 Rajab ( 14 , 15, 16 Juni 2010 ) maka ALLAH akan memberikan pahala seperti
900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia,
dan siksa akhirat;
5.
Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan
ini, insyaallah permintaannya akan dikabulkan;
6.
Barang siapa berpuasa tujuh hari
dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang
siapa berpuasa delapan hari maka akan
dibukakan delapan pintu syurga;
7.
Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam
bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu
dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang
siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya."
Sabda Rasulullah SAW lagi :
"Pada
malam Mi'raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari
madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu
saya bertanya pada Jibril a.s.: "Wahai Jibril untuk siapakan sungai
ini ?" Maka berkata Jibrilb a.s.: "Ya
Muhammad
sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan
Rajab ini".
Dalam sebuah riwayat Tsauban bercerita :
"Ketika
kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu
Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian
beliau
berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:"Ya
Rasulullah mengapakah engkau menangis?" Lalu beliau bersabda
:"Wahai Tsauban, mereka itu
sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH
meringankan siksa atas mereka".
Sabda beliau lagi: "Wahai Tsauban,
kalaulah sekiranya mereka ini mau berpuasa satu hari dan beribadah satu
malam saja di bulan Rajab niscaya mereka
tidak akan disiksa di dalam kubur."
Tsauban
bertanya: "Ya Rasulullah,apakah hanya berpuasa satu hari dan
beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa
kubur?"
Sabda beliau:
"Wahai Tsauban, demi ALLAH Zat yang telah mengutus saya sebagai
nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu
hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab dengan
niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa
satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun."
Sabda beliau lagi: "Sesungguhnya Rajab adalah bulan ALLAH, Sya'ban
Adalah bulan aku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku".
"Semua manusia akan berada
dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi,keluarga nabi dan
orang orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya'ban dan bulan
Ramadhan.
Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus
bagi mereka."
Selamat beribadah..
Wassalamu'alaikum wr.wb,
--------------------- --------- --------- --------- --------
Sumber :
milis tetangga
[tatasutabri/130610/sentra. edukasi.anak. bangsa]
Visit MY BLOG: tatasutabri.wordpress. com
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar