Messages In This Digest (7 Messages)
- 1a.
- KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA... From: pramonod
- 1b.
- Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA... From: ukhti hazimah
- 1c.
- Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA... From: ~ Sovian A ~
- 2a.
- Re: Fwd: OOT: *Tak Sudi Korupsi* <jokes> From: ukhti hazimah
- 3.
- "A Boy and Butterfly" From: pdewo
- 4.
- Segenggam Gundah (Ode untuk Para Ayah) From: pdewo
- 5.
- Harga Kekuasaan itu hanyalah sama dengan segelas air... From: pdewo
Messages
- 1a.
-
KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Posted by: "pramonod" pdewo@yahoo.com pdewo
Fri Dec 3, 2010 2:56 am (PST)
Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
I: "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: "Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor.. Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku (laki-laki).
Tuhan: :)..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju utk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: "Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala
Tuhan: :) tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
S: "Tapi apa...?
Tuhan: "Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif (hamil)"
S: "Oooh ooohh.....tobaaaaat..9 bulan lagiiii....
MORAL OF THE STORY:
Jangan mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain...
Barakallah Fiikum...
(dikutip dari tulisan di desa sebelah)
- 1b.
-
Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Fri Dec 3, 2010 6:05 am (PST)
Hahahay! makasih Pak sudah berbagi cerita ini. Walaupun endingnya bikin ketawa,
tapi esensi dari ceritanya sendiri dapet. Jadi inget kutipan dari William Davis
yang kurang lebih sih bunyinya, "Jenis humor yang saya sukai adalh yang membuat
saya tertawa selama 5 detik, dan berpikir selama 10 menit"
Tengkyu Pak sharingnya,
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
|Toko Buku Online| http://parcelbuku.com
http://sinthionk.multiply. |Blog Cerita|com
|Blog Resensi| http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
YM : SINTHIONK
_____________________ _________ __
From: pramonod <pdewo@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Thu, December 2, 2010 8:41:27 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
I: "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: "Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor..
Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku (laki-laki).
Tuhan: :)..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia
bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju utk
suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian
anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju
hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa
jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan
anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian
yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton
tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV
sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: "Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku
minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala
Tuhan: :) tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
S: "Tapi apa...?
Tuhan: "Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif
(hamil)"
S: "Oooh ooohh.....tobaaaaat..9 bulan lagiiii....
MORAL OF THE STORY:
Jangan mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan
pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah
kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain...
Barakallah Fiikum...
(dikutip dari tulisan di desa sebelah)
- 1c.
-
Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Posted by: "~ Sovian A ~" sovian_tracs@yahoo.com sovian_tracs
Sat Dec 4, 2010 1:35 am (PST)
Terima kasih atas kisahnya.. ini membuat saya bahagia sekaligus merenung juga.
Benar sekali bahwa kita jangan mudah iri terhadap orang lain. Senantiasa
bersyukur membuat segalanya mudah. Allah Yubaarik Fiik
~ Sovian A ~
_____________________ _________ __
From: pramonod <pdewo@yahoo.com >
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Thu, December 2, 2010 8:41:27 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
I: "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: "Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor..
Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku (laki-laki).
Tuhan: :)..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia
bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju utk
suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian
anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju
hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa
jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan
anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian
yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton
tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV
sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: "Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku
minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala
Tuhan: :) tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
S: "Tapi apa...?
Tuhan: "Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif
(hamil)"
S: "Oooh ooohh.....tobaaaaat..9 bulan lagiiii....
MORAL OF THE STORY:
Jangan mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan
pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah
kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain...
Barakallah Fiikum...
(dikutip dari tulisan di desa sebelah)
- 2a.
-
Re: Fwd: OOT: *Tak Sudi Korupsi* <jokes>
Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com ukhtihazimah
Fri Dec 3, 2010 6:10 am (PST)
Blum pernah baca nih Mas Salam..
Pengen jitak Pak Dirjen euy! ckckckckck...
:sinta:
"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
|Toko Buku Online| http://parcelbuku.com
http://sinthionk.multiply. |Blog Cerita|com
|Blog Resensi| http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
YM : SINTHIONK
_____________________ _________ __
From: Nursalam AR <nursalam.ar@gmail.com >
To: flpdki <flpdki@yahoogroups.com >; sekolah kehidupan
<sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Sent: Thu, December 2, 2010 11:45:31 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Fwd: OOT: *Tak Sudi Korupsi* <jokes>
happy reading...:)
---------- Forwarded message ----------
From: Yuz Zuma <yztwitt@gmail.com >
Date: 2010/12/2
Subject: [KRLMania.com] OOT: *Tak Sudi Korupsi* <jokes>
To: KRL-Mania@yahoogroups.com
*sorry resend, jika sudah pernah baca.
Pada tanggal 01/12/10, anantö/ アナント <...@gmail.com menulis:
+ Tak Sudi Korupsi +
Setelah proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule
wakil dari HQ kantor pemenang tender. Udah 7 tahun di Jakarta jadi bisa
cakap Indonesia.
Bule: "Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir di bawah, Mercy S
320."
Dirjen : "Anda mau menyuap saya? Ini apa-apaan? Tender dah kelar kok. Jangan
gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah."
Bule: "Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi
oleh kantor pusat."
Dirjen: "Ah, jangan gitu dong. Saya gak sudi!!"
Bule (mikir ): "Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya..."
Dirjen: "Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!"
Bule menelpon kantor pusat.
Bule: "Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga Rp. 10.000,-
saja."
Dirjen: "Bener ya? OK, saya mau. Jadi ini bukan suap. Pake kwitansi ya.."
Bule: "Tentu, Pak.."
Bule menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Dirjen membayar dengan uang 50
ribuan. mereka pun bersalaman.
Bule (sambil membuka dompet): "Oh, maaf Pak. Ini kembaliannya Rp.40.000,-. "
Dirjen: "Gak usah pakai kembalian segala. Tolong kirim 4 mobil lagi ke rumah
saya ya..."
Bule : @#$%^&**(
--
--
- Nursalam AR -
www.kintaka.wordpress. com
http://twitter.com/aryamatoa
"If you don't know where you are going, any road will get you there." (Mark
Twain)
- 3.
-
"A Boy and Butterfly"
Posted by: "pdewo" pdewo@yahoo.com pdewo
Fri Dec 3, 2010 8:03 am (PST)
"A Boy and Butterfly".
Suatu hr ada seorang anak laki2 sdg memperhatikan sebuah kepompong..
Dan ternyata didlmnya ada kupu2 yg sdg berjuang utk melepaskan diri dari dalam kepompong dan
Kelihatannya begitu sulitnya.
Si anak laki2 tsb merasa kasihan
pada kupu2 tsb dan berpikir cara
utk membantu si kupu2 agar bisa keluar dg mudah.
Akhirnya si anak laki2 tadi menemukan ide dan segera
mengambil gunting dan
membantu memotong
kepompong agar kupu2 bisa
segera keluar dari sana.
Alangkah senang dan leganya
si anak laki2 tsb.
Tetapi apa yang terjadi ???
Si kupu2 memang bisa keluar
dari sana,Tetapi Kupu2 tsb
tidak dapat terbang,hanya dpt merayap.
Apa sebabnya??? Ternyata bagi
seekor kupu2 yg sdg berjuang
dari kepompongnya tsb,
yg mana pd saat dia mengerah
kan seluruh tenaganya,
ada suatu cairan didlm tubuhnya yg mengalir dg kuat ke seluruh tubuhnya yg membuat sayapnya bisa mengembang sehingga
ia dapat terbang,
tetapi krn tdk ada lg perjuangan tsb maka sayapnya tidak dapat mengembang sehingga jadilah
ia seekor kupu2 yg hanya dapat
merayap.
Kadangkala good intention,
niat baik kita belum tentu menghasilkan sesuatu yg baik.
Sama seperti pada saat kita mengajar anak kita.
Kadangkala kita sering membantu mereka krn kasihan atau rasa sayang, tp sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri.
Membuat potensi dalam dirinya
tidak berkembang.
Memandulkan kreativitas,
karena kita tdk tega melihat
mereka mengalami kesulitan,
yg sebenarnya jika mereka berhasil melewatinya,
justru menjadi KUAT.
Demikian jg pd saat kita sedang
hrs berjuang menghadapi sesuatu, jangan mengharapkan bantuan orang lain,berjuanglah dahulu
dengan mengerahkan segala kemampuan kita...
Hidup memang penuh dgn PERJUANGAN.
Sesungguhnya kita sering menyalahkan situasi yang kita
hadapi, namun ternyata situasilah
yang mendewasakan kita...
Semoga bermanfaat. Barakallah Fiikum...
Pramono Dewo
- 4.
-
Segenggam Gundah (Ode untuk Para Ayah)
Posted by: "pdewo" pdewo@yahoo.com pdewo
Sat Dec 4, 2010 1:35 am (PST)
Segenggam Gundah (Ode untuk Para Ayah)
Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya dan melihat seorang isteri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah. "Yah, beras sudah habis loh...," ujar isterinya. Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah, "Ayah, besok Agus harus bayar uang praktek."
"Iya...," jawab sang Ayah. Getir terdengar di telinga saya, apalah lagi bagi lelaki itu, saya bisa menduga langkahnya semakin berat.
Ngomong-ngomong, saya jadi ingat pesan anak saya semalam, "Besok beliin lengkeng ya" dan saya hanya menjawabnya dengan "Insya Allah" sambil berharap anak saya tak kecewa jika malam nanti tangan ini tak berjinjing buah kesukaannya itu.
Di kantor, seorang teman menerima SMS nyasar, "Jangan lupa, pulang beliin susu Nadia ya". Kontan saja SMS itu membuat teman saya bingung dan sedikit berkelakar, "Ini, anak siapa minta susunya ke siapa". Saya pun sempat berpikir, mungkin jika SMS itu benar-benar sampai ke nomor sang Ayah, tambah satu gundah lagi yang bersemayam. Kalau tersedia cukup uang di kantong, tidaklah masalah. Bagaimana jika sebaliknya?
Banyak para Ayah setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi setiap langkah hingga ke kantor. Keluhan isteri semalam tentang uang belanja yang sudah habis, bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu, susu si kecil yang tersisa di sendok terakhir, bayar tagihan listrik, hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur, dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun.
Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat isterinya tersenyum, meyakinkan anak-anaknya tenang dengan satu kalimat, "Iya, nanti semua Ayah bereskan," meski dadanya bergemuruh kencang dan otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya membereskan semua gundah yang ia genggam.
Maka sejarah pun berlangsung, banyak para Ayah yang berakhir di tali gantungan tak kuat menahan beban ekonomi yang semakin menjerat cekat lehernya. Baginya, tali gantungan tak bedanya dengan jeratan hutang dan rengekan keluarga yang tak pernah bisa ia sanggupi. Sama-sama menjerat, bedanya, tali gantungan menjerat lebih cepat dan tidak perlahan-lahan.
Tidak sedikit para Ayah yang membiarkan tangannya berlumuran darah sambil menggenggam sebilah pisau mengorbankan hak orang lain demi menuntaskan gundahnya. Walau akhirnya ia pun harus berakhir di dalam penjara. Yang pasti, tak henti tangis bayi di rumahnya, karena susu yang dijanjikan sang Ayah tak pernah terbeli.
Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja. Isteri dan anak-anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang didapat sang Ayah. Halalkah? Karena yang penting teredam sudah gundah hari itu.
Teramat banyak para isteri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut yang ditunggu tak juga kembali. Sementara jauh disana, lelaki yang isteri dan anak-anaknya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihajar massa yang geram oleh aksi pencopetan yang dilakukannya. Sekali lagi, ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan.
Sungguh, di antara sekian banyak Ayah itu, saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam, hingga membawanya kembali bersama pagi. Berharap ada rezeki yang Allah berikan hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam. Ayah yang ini, masih percaya bahwa Allah takkan membiarkan hamba-Nya berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai.
Para Ayah ini, yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa harus menciptakan gundah baru bagi keluarganya. Karena ia takkan menuntaskan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji pengap, atau bahkan membiarkan seseorang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar massa setelah tertangkap basah mencopet.
Dan saya, sebagai Ayah, akan tetap menggenggam gundah saya dengan senyum. Saya yakin, Allah suka terhadap orang-orang yang tersenyum dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya. Semoga.
Barakallah Fiikum...
Pramono Dewo
- 5.
-
Harga Kekuasaan itu hanyalah sama dengan segelas air...
Posted by: "pdewo" pdewo@yahoo.com pdewo
Sat Dec 4, 2010 1:36 am (PST)
Khalifah Harun Ar Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya Seorang Penasehat yang bijak, Ibnu As Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun ar Rasyid menepi.
Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, �Khalifah�, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andai kata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya? !�
Tanpa pikir panjang khalifah ar Rasyid menjawab, �Tentu Aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!�
Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.
Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, �Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak keruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya? �
Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, �Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku !�
Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, �O�., kalau begitu seluruh Kekuasaan yang khalifah miliki itu rupanya hanya senilai segelas air saja!�
Sahabat, Itu baru kenikmatan segelas air...., coba kita renungkan dan kita rasakan betapa nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita amat sangat banyak, hingga kita tak akan mampu menghitungnya.
Mata kita dengan leluasanya memandang indahnya dunia dan segala ciptaanNYA, akankah kita gunakan untuk memandang yang dilarang oleh Allah Yang Maha Melihat ?
Pendengaran kita mampu menangkap segala bentuk informasi yang membuat kita menjadi orang hebat, akankah kita pakai mendengar hal-hal yang melanggar aturan Allah Yang Maha Mendengar ?
Mulut dan Lidah kita yang mampu menikmati berbagai rasa dan kelezatan serta mengkomunikasikan segala bentuk perasaan dan kebijakan, sudahkah kita jaga agar tidak melukai ? seberapa seringkah kita baca dan kita patuhi Surat-Surat Cinta (Firman) dari Yang Maha Pembuat Kebijakan
Nafas kita yang setiap detik mensuplai kebutuhan oksigen untuk tubuh dan kehidupan kita secara Cuma-Cuma, akankah kita sia-siakan detik demi detik berlalu tanpa ada kontribusi untuk memperjuangkan tegaknya aturan-aturan Allah SWT dalam diri, keluarga dan masyarakat kita ?
Kaki tangan kita yang mampu bergerak secara leluasa untuk mengerjakan berbagai aktifitas kehidupan, sudahkan kita mengekspresikan ketundukan dan ketaatan dengan bersujud dan rukuk kepadaNya disaat Dia memanggil kita ?
Harta dan Kekayaan yang telah diamanahkan kepada kita, sudahkan kita sucikan ? sudah relakah kita investasikan untuk Planning Sukses Akhir Hayat kita ? dan masih banyak nikmat lainnya yang kalau kita hitung dan kita rinci satu per satu kita tidak akan mampu menghitungnya.
"Seandainya kalian menghitung nikmat Allah, tentu kalian tidak akan mampu"( QS,An-Nahl: 18)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? QS. ar-Rahman (55) : 13
(dikutip dari buku pinjaman tetangga)
Pramono Dewo
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar