Messages In This Digest (8 Messages)
- 1.1.
- File - Moderator Sekolah Kehidupan From: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
- 2a.
- Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA... From: ugikmadyo@gmail.com
- 3a.
- Re: Sepucuk Kerinduan From: ugikmadyo@gmail.com
- 4.
- WHERE HAVE ALL THE FATHERS GONE? From: pdewo
- 5.
- (Lonceng) Selamat...! From: batikmania
- 6.
- Ketika Kita Harus Memilih From: pdewo
- 7.
- change my email From: fannykotawisata
- 8.
- definisi sukses From: HAOEM
Messages
- 1.1.
-
File - Moderator Sekolah Kehidupan
Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sun Dec 12, 2010 3:18 am (PST)
(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email
Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,
Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.
1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE
2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/ group/sekolah- kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.
Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.
Salam Hormat,
Moderator Bersama
- 2a.
-
Re: KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Posted by: "ugikmadyo@gmail.com" ugikmadyo@gmail.com sinkzuee
Sun Dec 12, 2010 4:11 am (PST)
Trima kasih pak atas tulisannya.
Ini bener2 menjewer hehe
Harus belajar bersyukur lagi nih
Ikhlas... Ikhlas... :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: "pramonod" <pdewo@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Thu, 02 Dec 2010 13:41:27
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] KISAH SUAMI LELAH PULANG KERJA...
Suatu hari sepasang suami(S) istri(I) bertengkar.
S: "Aduh..pulang kantor ini saya capek sekali nih ....!"
I: "Emangnya kamu aja yang capek ..! Aku di rumah juga capek...!"
Pada malam hari menjelang tidur sang suami mohon kepada Tuhan.
S: "Ya..Tuhan yg Maha Kuasa aku lelah/bosen nih... jadi suami kerja dikantor.. Aku mohon jadikanlah aku sbg istriku dan istriku ubahlah jadi aku (laki-laki).
Tuhan: :)..tersenyum
Esoknya permohonan sang suami dikabulkan.. dia berubah jadi istrinya. Subuh dia bangun menyiapkan makanan utk suaminya (sang istri). Lalu menyetrika baju utk suami dan anaknya, kemudian memandikan anak-anak. Jam 6:30 memakaikan pakaian anaknya untuk sekolah. Setelah suami dan anaknya berangkat, dia mencuci baju hari itu, lalu menjemurnya, kemudian dia pergi kepasar utk belanja, tak terasa jam sudah pukul 11 siang dia harus menjemput anaknya. Jam 1 siang di beri makan anaknya dengan nasi bungkus yang dibeli. Selesai makan dia mengangkat pakaian yang di jemurnya lalu di menyetrika sampai jam 4 sore
Tak terasa.. dia belum masak untuk suaminya. Jam 4 dia mulai masak sambil nonton tv telenovela. Jam 5 dia mandikan anaknya. Jam 6 dia mandi. Jam 7 dia nonton TV sambil menunggu sang suami.
Setelah suaminya pulang makan dan tidur lelap, istri (si suami) berdoa:
S: "Ya .. Tuhan yg Maha Pengampun... ampunilah aku.. "Aku tidak tau apa yg aku minta.. mohon kembalikan aku seperti sedia kala
Tuhan: :) tersenyum saja.."Baiklah akan saya kabulkan..tapi.. "
S: "Tapi apa...?
Tuhan: "Tapi kamu harus nunggu 9 bulan lagi.. karena tadi malem kamu positif (hamil)"
S: "Oooh ooohh.....tobaaaaat..9 bulan lagiiii....
MORAL OF THE STORY:
Jangan mengeluh dengan pekerjaan yg telah kita dapat dan jangan iri dengan pekerjaan orang lain...Selalu ada kekurangan dan kelebihan dari apa yang telah kita miliki, jangan mudah iri atas apa yang dimiliki orang lain...
Barakallah Fiikum...
(dikutip dari tulisan di desa sebelah)
- 3a.
-
Re: Sepucuk Kerinduan
Posted by: "ugikmadyo@gmail.com" ugikmadyo@gmail.com sinkzuee
Sun Dec 12, 2010 4:13 am (PST)
Kabar baik Pak Ifan
Semoga baik juga anda saat ini :)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: ifan <ifanxlv@yahoo.com >
Sender: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wed, 8 Dec 2010 18:58:09
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups. >com
Reply-To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Subject: [sekolah-kehidupan] Sepucuk Kerinduan
Apa kabar teman semua, para pemimpi yang kan jadi nyata...
Senyum tulus dariku..
- 4.
-
WHERE HAVE ALL THE FATHERS GONE?
Posted by: "pdewo" pdewo@yahoo.com pdewo
Sun Dec 12, 2010 4:06 pm (PST)
(Dikutip dari milis sebelah)
WHERE HAVE ALL THE FATHERS GONE?
Bill Cosby memang berharga. Ketika beberapa tahun silam, anaknya Bill
Cosby Jr diterjang peluru, hampir sebagian warga dunia berguncang. Seorang
ayah 'ideal' kehilangan anaknya. Puluhan pertanyaan berhamburan dibalik
kejadian itu. Orang-orang tidak membayangkan Bill Cosby Jr punya masalah
dengan bandit-bandit pengedar obat terlarang. Bukankah Bill Cosby seorang
ayah ideal, humoris, sabar, pengertian, enak dan perlu.
Tidaklah berlebihan, kalau Alvin F. Poussaint M.D, seorang Asisten
Profesor dari Harvard MedicalSchool, membutuhkan 10 halaman untuk
menjelaskan kehebatan sang tokoh. Namun ada satu pertanyaan inti yang
tidak mampu dijawab secara transparan oleh Bill.yaitu, "Where has Bill
gone?".
Kemanakah Bill pergi selama ini. Apakah yang ia lakukan sepanjang hari
dengan anaknya. Kenapa, Bill tidak mengetahui sedikitpun tentang sepak
terjang anaknya?
Malam, ketika tulisan ini sedang dirampungkan, telpon rumah saya
berdering. Interlokal dari kampung saya disebuah dusun pedalaman Sumatra.
Suara gagap dan ragu-ragu kakak perempuan saya mengabarkan, dua orang
keponakan kami masuk penjara. Satu orang tertangkap sebagai pengedar
Narkoba dan satu lagi sebagai pemakai Narkoba kronis. Sama seperti Bill
Cosby, tiba-tiba puluhan pertanyaan menyergap dan mengepung ruang dalam
otak kanan saya. Semua pertanyaan itu berputar-putar dan akhirnya berpilin
pada sebuah pertanyaan...
"Where has their father gone ?"
Kemanakah ayah mereka pergi selama ini ?
Sehari sebelum saya terima kabar dari kampung, dalam sebuah dialog antara
pemerhati pecandu Narkoba, seorang ibu bercerita. Katanya, tak ada
kesakitan yang lebih mencekam ketimbang cengkraman Narkoba pada anaknya.
Dengan menahan tangis dan sedikit dendam, ia mengatakan anaknya adalah
korban dari hilangnya lelaki dewasa (ayah) dalam putaran kehidupan rumah
tangganya.
"Where has the father gone ?"
Dimana sih ayah-ayah mereka?
Anak-anak yang ditakdirkan menjadi pelaku sejarah diatas hanyalah sebagian
kecil di antara berjuta anak yang sebenarnya tidak membutuhkan konseling
psikologi.
Apa yang mereka butuhkan namun seringkali tidak mereka miliki- adalah ayah
yang peduli padanya dan punya waktu untuk bersama. Anak-anak itu tidak
butuh tenaga psikiater tapi dia butuh seseorang yang bisa dipercaya. Lalu
dimanakah ayah-ayah mereka? Ada dua jawaban.
Pertama, ayah yang ada tapi suka membolos. Tipe ini kita temukan
dimana-mana. Di lapangan golf, tenis, bulu tangkis, kantor dan tempat
lainnya.
Ada ayah yang dinas luar (tugas kantor atau dakwah) ke daerah-daerah
hampir setiap bulan.
Ada ayah yang bekerja, berangkat sesudah subuh dan pulang larut malam.
Ada juga ayah yang nongkrong, tidur-tiduran ditempat tertentu hanya untuk
melegitimasi bahwa ia sibuk sepanjang hari. Sehingga seolah-olah hanya ada
waktu sisa buat anak-anaknya.
Kesimpulannya, ayah-ayah ini ada di mana-mana, tapi mereka sering membolos
dari waktu bersama anaknya. Mereka (ayah-ayah ini) sulit ditemukan di
rapat-rapat POMG (Persatuan Orang Tua Murid dan Guru), karena ada
peninggalan purba yang menyatakan bahwa urusan sekolah adalah hak mutlak
sang ibu semata .
Kita jarang menemukan ayah di tempat praktek dokter menggendong anaknya
yang sakit.
Kita juga tidak melihatnya di kantor kepolisian mengurus anaknya yang
melakukan tindakan kriminal.Ayah-ayah ini apabila ditanyakan pada
mereka:apakah yang penting dalam hidupmu ? Biasanya mereka
menjawab:keluarga dan
anak-anak. Naifnya, jawaban ini sering tidak tercermin dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya bagaimana mereka mengatur waktu dan tenaga mereka
sehari-hari antara pekerjaan dan anak. Simaklah dialog berikut ini:
Sang Anak : "Ayah, Yah main bola yuk!"
Sang Ayah : "O, ya. Ayah baca koran dulu!"
"O, ya. Ayah nonton berita dulu !"
"O, ya. Ayah janji main bola hari Sabtu!"
"O, ya. Ayah ada acara nih"
"O, ya. Ayah lagi cape ? "
"O, ya. Ayah lagi banyak kerjaan"
"O, ya. Ayah mau tapi ? "
Mungkin ayah seperti inilah yang dimaksudkan oleh hasil need assesment
dari Lembaga Demografi salah satu universitas negeri di Jakarta. Jajak
pendapat itu menerangkan empat ciri menonjol ayah tipe Pertama ini. Cepat
marah, jarang ada waktu ngobrol dengan anak, ditakuti anak dan selalu
menakar seluruh pekerjaan dengan uang.
Kedua, ayah yang ada (fisik) dan rajin tapi tidak tahu harus berbuat
apa.Kita menemukan ayah-ayah ini sering berada di rumah. Mereka
mengerjakan banyak hal, tapi tidak terlalu mengerti apa yang
dikerjakannya. Sebuah gelombang rutinitas menjebak dan membawanya
berputar-putar ke dalam pekerjaan yang memiliki kualitas rendah.
Anak-anak menjumpai tokoh ini sepanjang waktu di rumah, namun sayangnya
lambat laun sang tokoh menjadi tidak berarti dalam kehidupan mereka. Tidak
ada lagi kejutan-kejutan psikologis yang biasa ditunggu-tunggu anak dari
seorang ayah yang normal. Ritme komunikasi berjalan tanpa greget dan
hambar.
Sebagian besar korban Narkoba dan pelecehan seksual di kalangan remaja
memiliki ayah tipe kedua ini.
Bukan Superman tapi Superstar. Benar, ayah bukanlah superman, tapi ia
adalah superstar.
Ia bintang di tengah keluarga. Ia pembawa dan penentu model sekaligus agen
sosial. Lewat aksi panggungnya yang memikat, ia menggemuruhkan keceriaan
keluarga. Tapi, sebagai seorang bintang, ia tidak lahir dengan sendirinya.
Ia membutuhkan dukungan, karena bagi lelaki peran ayah bukanlah peran
instingtif.
Peran ini lebih membutuhkan bimbingan sosial dari pada wanita dengan
perannya sebagai ibu. Sebelum dukungan datang dari luar, maka sang ayah
harus mencari dukungan dari dirinya sendiri. Mereka haruslah secara
kontinyu merangsang dialog dengan hati nurani secara intens dan
apresiatif.
Dialog-dialog ini harus mampu meyakinkan bahwa ia tidaklah satu-satunya
ayah yang sedang belajar menjadi superstar. Bahwa anak-anak membutuhkan
cinta, dukungan, dorongan dan perlindungannya. Bahwa melalui anak-anak
para orang tua diajarkan makna hidup, cinta, kesucian, kesabaran dan
sebagainya. Bahwa anak-anak melihat dunia luar dengan perantara jendela
sang superstar.
Dukungan dalam diri tidak akan berarti tanpa tekun dan sabar berlatih.
Sampai suatu saat hilangnya kekakuan dalam berhadapan dengan anak-anak.
Muncullah ayah yang dengan ikhlas membantu anaknya mengerjakan PR,
memandikan anak, mencuci baju dan belanja. Ayah yang membacakan buku
cerita untuk anaknya, mengantar anak les komputer.
Ayah-ayah inilah yang akan membuat dunia ini berputar dan menjawab
pertanyaan : "Where have all the fathers gone?" dengan "Here I am. Now and
forever!"
Pramono Dewo
- 5.
-
(Lonceng) Selamat...!
Posted by: "batikmania" batikmania@yahoo.com batikmania
Sun Dec 12, 2010 4:06 pm (PST)
Salam semua...!
Baru baca status-nya mbak Ugik yang dikomentari kang Dani, lalu langsung
meluncur ke situs dimaksud.
http://blogfam.com/wordpress/ kabar-kabari/ pengumuman- lomba-menulis- 7-tah\
un-blogfam#comment-424
<http://blogfam.com/wordpress/ >kabar-kabari/ pengumuman- lomba-menulis- 7-ta\
hun-blogfam#comment-424
Selamat ya buat mbak Ugik yang berhasil jadi jawara di lomba penulisan
celoteh anak blogfam 2010.
Selamat juga buat mbak Retno yang juga jadi jawara di ajang yang sama,
mata lomba Flash Fiction.
Anak-anak SK, emang hebat ya! Ayo, yang lain siap-siap bergiliran jadi
jawara juga. Insya ALlah.
Salam sukses dan semangat ya.
Wassalaam
Diah Utami
- 6.
-
Ketika Kita Harus Memilih
Posted by: "pdewo" pdewo@yahoo.com pdewo
Sun Dec 12, 2010 4:07 pm (PST)
"Ketika Kita Harus Memilih"
Seorang Dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang sudah berumah tangga.
"Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar."
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.
DOSEN: Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis.
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.
Dosen: Sekarang silahkan Coret 2 nama yg menurut anda tidak penting.
Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.
Dosen: Silahkan Coret 2 lagi !
Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman2 kantornya.
Dosen: silahkan Coret 1 lagi !
Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterus sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.
Suasana kelas hening... Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus d pilih.
Tiba tiba Dosen Berkata
Dosen: Silahkan Coret 1 lag i!
Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Dosen: Silahkan Coret 1 lagi!
Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis.
Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. "Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan?
Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.
Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, "Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa setelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar2 bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya."
I LOVE U MY DEAR WIFE...
Pramono Dewo
- 7.
-
change my email
Posted by: "fannykotawisata" fannykotawisata@yahoo.com fannykotawisata
Sun Dec 12, 2010 4:07 pm (PST)
Hi, my name is Fanny.
I'm a member of Sekolah Kehidupan.
My email is : fannykotawisata@yahoo.com
I have a question, will it possible to change my email so that all the news from Sekolah Kehidupan will be sent to my new email?
My new email is : f4nny_bony@yahoo.com
I'll be very happy if that's okay.
Thank you very much.
- 8.
-
definisi sukses
Posted by: "HAOEM" hao.event.management@gmail.com hao_event_management
Sun Dec 12, 2010 4:08 pm (PST)
Maaf kalo Oot, Om MoMod.
Sekedar sharing tanggapan saya untuk komen beberapa Rekan Leader dari Desa sebelah ..
Warm Regards,
Herry Widjaja
HAO Event Management
"Developing People, One Person at A Time"
From: HAO Event Management [mailto:hao.event.management@gmail.com ]
Sent: Friday, December 10, 2010 10:38 PM
Dear Pak Hari .
Terima kasih untuk positif feedback nya. Saya cukup bahagia bila ada hanya 1 pembaca yang merasa berguna. Terima kasih sekali lagi untuk feedbacknya.
Untuk menanggapi komen Bapak, saya ada 2 hal:
1. Saya membaca buku "7 Habit of Highly Effective People" karangan Stephen Covey. Di sana saya menemukan cara merenung yang paling tepat, yaitu dengan "begin with the end in mind" (mulai dengan akhir dalam pikiran anda). Sesuai dengan yang diajarkan di buku, bahwa semua karya penciptaan bermulai dari "Pikiran". Jadi yang saya lakukan sewaktu merenung sesuai dengan apa yang ditulis oleh Stephen Covey adalah membayangkan bahwa saya sudah mencapai ajal saya. Lalu saya memikirkan apabila semua orang-orang yang mengenal saya akan memberikan sebuah pidato tentang "almarhum" diri saya, apa yang saya mau mereka katakana tentang saya. Hal-hal inilah yang menjadi "tujuan hidup" saya, yang lalu saya rubah menjadi visi dan misi saya. Tujuan hidup ini harus ditulis untuk setiap "peran" yang saya mainkan dalam hidup. Misalkan: saya sebagai seorang anak, saya sebagai seorang pimpinan perusahaan, saya sebagai seorang sahabat, saya sebagai seorang tetangga . Dari sini, saya bisa mengetahui apa yang membuat saya merasa bahagia dan "terpuaskan" secara psikologis.
2. Menurut pengalaman saya, tidak ada kata "gagal". Jika Pak Hari berkata "Maaf soalnya saya belum pernah sukses pak, selalu jatuh di setiap kesempatan.", saya mentafsirkan bahwa Bapak sendiri belum yakin dengan tujuan Bapak. Sehingga setelah menemui masalah (yang dianggap kegagalan), Bapak akan merasa ragu dan memutuskan untuk berhenti dan berputar haluan. Oleh karena itu Bapak merasa gagal. Coba Bapak bayangkan, apabila Bapak merasa yakin dengan tujuan Bapak, maka kegagalan Bapak akan dianggap sebagai sebuah pembelajaran, dan Bapak akan terus berjalan menuju tujuan Bapak. Analoginya, bila Bapak mau ke Bandung, lalu di tengah jalan roda kendaraan tertusuk paku. Pasti Bapak akan mencari cara untuk memperbaiki kendaraan supaya Bapak bisa sampai ke Bandung. Karena Bandung adalah tujuan yang jelas. Dan salah satu cara yang mungkin bisa membantu supaya Bapak menemukan tujuan hidup Bapak adalah dengan melakukan "begin with the end in mind" di atas.
Selain itu juga, saya sadar bahwa setiap manusia harus menjalani caranya masing-masing. Kebetulan cara saya belajar tentang sukses seperti yang saya jelaskan di atas. Saya merasa berguna untuk diri saya, oleh karena itu saya sharing siapa tahu berguna juga untuk orang lain. Tetapi kemungkinan besar cara yang harus Bapak lalui berbeda dengan cara saya.
Saya bukan seorang ahli tentang happiness. Saya juga bukan seorang filsuf. Saya hanya sharing apa yang telah saya pelajari beberapa tahun belakangan yang membuat hidup saya terasa "lengkap". Saya mohon maaf, bila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Sukses selalu untuk Bapak Hari!!! Dan rekan-rekan sekalian ..
Warm regards,
Herry Widjaja
HAO Event Management
"Developing People, One Person at A Time"
Sent: Thursday, December 09, 2010 2:59 PM
Artikel bagus pak..makasih
oot : saya sudah merenung selama 10 menit tp kok belum ketemu2 sukses yang saya harapkan. Maaf soalnya saya belum pernah sukses pak, selalu jatuh di setiap kesempatan.
Makasih
Salam
Hari Fahastra
---, "HAOEM" <hao.event.management@...> wrote:
>
> Saya setuju dengan Marika di bawah.
> Sukses kecil memang akan membawa diri kita ke sukses yang lebih besar.
> Sukses besar adalah kumpulan dari sukses-sukses kecil dalam hidup kita.
>
> Yang ingin saya tambahkan adalah....
>
> Seperti yang kita lihat pada respon2 sebelumnya, bahwa setiap orang mempunya definisi sukses yang berbeda sesuai dengan karakter dan kepribadian masing-masing. Sebagian besar juga membayangkan sukses adalah menjadi "orang kaya". Tetapi "orang kaya" seperti apa yang kita inginkan? Adapula yang membayangkan sukses sebagai orang tua yang berhasil. Tetapi berhasil seperti apa? Apa definisi "orang tua berhasil"?
>
> Seringkali kita tidak meluangkan waktu untuk memikirkan secara detail apakah arti dari "sukses" untuk kita dengan alasan bahwa kita terlalu sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan kita sehari-hari. Tetapi tanpa memikirkan ini, bagaimana kita akan menentukan arah hidup kita?
> Apakah yang menjadi nilai hidup kita?
> Hal apa yang membuat kita bahagia?
> Bagaimana kita ingin orang lain melihat diri kita?
> Apa yang ingin kita capai dalam hidup kita?
> Jika kekayaan, kekayaan seperti apakah? Mobil Ferari 5 buah atau cukup dengan 1 Honda Accord?
>
> Maksud dari sharing saya, bahwa untuk bisa mencapai sukses, kita harus tahu dahulu definisi sukses untuk kita itu apa.
> Kita harus punya visi dan misi dalam hidup kita. Perusahaan sukses saja punya visi dan misi, mengapa kita tidak mempunyai visi dan misi untuk hidup kita sendiri? Setelah kita memiliki visi dan misi, maka kita bisa membuat "sukes kecil" yang berupa goal-goal kecil dalam hidup kita untuk mencapai goal besar (yaitu visi dan misi itu sendiri).
>
> Maka dari itu, marilah kita meluangkan waktu 10 menit saja untuk merenungkan arti dari sukses untuk diri kita......
>
>
> Warm Regards,
> Herry Widjaja
> HAO Event Management
> "Developing People, One Person at A Time"
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar