Senin, 03 Januari 2011

[daarut-tauhiid] What are working for?

*What are working for?*

Oleh Syarif Niskala (syarifniskala.com)


Dalam merayapi detik-detik awal tahun 2011 ini, saya mengundang Anda untuk
berdialog dengan sahabat Anda yang paling dekat, yaitu diri Anda sendiri.
Sebagai sesama sahabat, Anda tentunya tidak memiliki tujuan lain selain
saling menguatkan dan saling berbagi kebahagiaan.


Kita sudah sangat lama menjalani rutinitas pekerjaan ini. Ada yang sudah 1
tahun, 4 tahun, 8 tahun, 10 tahun bahkan tidak sedikit di antara kita ada
yang sudah mengukirkan pencapaian bekerja melampaui 25 tahun. Bahkan tidak
sedikit, pribadi-pribadi yang menjalani masa usia bekerjanya melebihi masa
kehidupan berpasangan dengan istri/suaminya.


Peraturan legal menyatakan bahwa jam kerja yang normal adalah 40 jam per
pekan. Jika tempat bekerja Anda itu memilih kebijakan 5 hari kerja, maka per
hari kerja (weekdays) Anda membelanjakan umur Anda sekitar 8 jam atau
sepertiga hidup Anda. Secara umum dan normal, *seorang pekerja menukarkan
waktu hidupnya sekitar 23.81% untuk bekerja*. Bagaimana dengan kehidupan
para pengusaha dan pekerja informal? Agak sulit mencari data akuratnya tanpa
penelitian yang berkualitas. Namun seperti yang diutarakan para pebisnis
sukses, mereka bekerja lebih keras dan lebih banyak dibandingkan
karyawannya!


Bagi pekerja di Jakarta dengan tingkat kemacetan akut atau pekerja yang
bertempat tinggal jauh dari tempat kerjanya, rata-rata mereka menghabiskan
waktu 4 jam untuk pulang dan pergi bekerja. Dengan demikian, *mereka
menghabiskan waktu hidupnya minimal sebanyak 40.48% (68 jam per pekan) untuk
bekerja*!


Untuk menilai seberapa besar pengorbanan Anda pada pekerjaan, mari kita
melihat faktor-faktor lain disamping waktu hidup Anda. Mereka yang diamati
adalah pikiran, perasaan (emosi), tenaga, kehormatan, dan kenyamanan Anda.


Memang tidak semua orang dibayar karena kemampuan olah pikirnya. Tapi tidak
ada orang yang benar-benar tidak berpikir selama bekerja. Jika tugas Anda
bukan sekadar menekan saklar on saat sinyal hijau dan saklar off saat sinyal
merah, maka dipastikan *Anda mencurahkan pikiran Anda saat bekerja*. Telah
begitu banyak buah pikiran Anda yang digunakan untuk efisiensi,
penyelamatan, peningkatan kinerja, produk baru, cara baru, tujuan baru, atau
pemecahan masalah. Mampukah Anda mencatat dan kemudian memberinya nilai?


Apakah ada tempat kerja yang demikian harmonis sehingga tidak pernah sedetik
pun Anda kecewa, marah, tersinggung, stres, atau tertekan? Bukankah bukan
hanya sekali atasan memarahi Anda? Bukankah bukan hanya sekali rekan kerja
bersikap buruk? Bukankah tidak hanya sekali pelanggan menumpahkan
kekecewaannya pada Anda? Bukankah *berulangkali Anda mengorbankan perasaan
Anda saat bekerja*? Jika Anda ingin memberinya nilai, dapatkan menyebutkan
angkanya?


Jika untuk berdiri saja Anda membutuhkan tenaga, apatah lagi untuk bekerja.
Jika Anda berhasrat untuk mengetahui seberapa besar tenaga yang Anda
keluarkan selama bekerja, maka cobalah hitung kalori (energi) makanan yang
telah Anda konsumsi selama bekerja. Pekerja dengan usia 39 tahun, pria,
berat badan 65 kg, tinggi 165 cm, bekerja di kantor, dan memiliki keluarga,
*menghabiskan energi sekitar 2310 kalori per hari*. Untuk memudahkan, nasi
sebanyak 500 gram mengandung 660 kalori. Jadi, pekerja tadi memerlukan nasi
sekitar 2 kilogram per hari. Jika setengah tenaganya untuk bekerja, berarti
dia membelanjakan 1 kilogram nasi per harinya. Padahal, setelah pulang kerja
banyak karyawan yang kecapaian!


Ketika Anda berangkat bekerja, apa yang Anda tinggalkan? *Senyum keluarga,
keriangan anak-anak, kehangatan cinta pasangan, rasa damai, keasrian
lingkungan, izin orang tua yang penuh kasih sayang*, dan begitu banyak madu
kehidupan. Berapakah skor penilaian yang akan Anda berikan atas semua ini
untuk pekerjaan Anda?


Ternyata sebagian besar waktu hidup takternilai Anda, buah pikiran
cemerlang, energi, kebahagiaan Anda, telah ditukarkan dengan yang namanya
bekerja. Nah, sekarang apa yang telah Anda dapatkan dari pekerjaan Anda?


Jika semua pengorbanan besar Anda tadi hanya ditukarkan dengan gaji, Anda
sedang rugi besar. Cobalah pikirkan kembali pertukaran itu. *What are
working for?*


Jika boleh, saya ingin *share* dengan Anda. Mulai sekarang, cobalah tukarkan
'bekerja' Anda dengan 'bersyukur'. Saya pikir, tidak ada yang lebih besar
daripada bersyukur.


Mohon diingat ya, syukur itu hanya ada dua cirinya, Anda merasa bahagia dan
terlihat gembira. Sudahkah Anda merasa bahagia bekerja dan bergembira saat
menjalaninya?


Selamat Tahun Baru 2011.


From the note of Syarif Niskala

Owner www.pendidikanseks.info


--
Pembunuhan bayi, seks bebas, AIDS-HIV akan menjadi permasalahan besar
kesehatan remaja tahun 2011 (Detik Health). Ayo lakukan langkah kecil dengan
memberikan pendidikan seks yang benar bagi remaja. Ajak mengunjungi
pendidikanseks.info atau menghadiahkan buku *Agar Seks Tidak Salah Jalan:
Pendidikan Seks yang Benar untuk Remaja* pada mereka.


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: