Jumat, 21 Januari 2011

[daarut-tauhiid] Jangan Berteman dan Menjadikan Mereka Pemimpin

 

*Jangan Berteman dan Menjadikan Mereka Pemimpin*

oleh Mashadi

Allah *Azza Wa Jalla* telah memberikan perintah dan kewajiban yang harus
dijalankan bagi setiap mukmin. Setiap mukmin harus ridho dengan segala
perintahNya. Ini merupakan bukti dan pengakuan keimanan kepada-Nya. Bukan
penolakan dan pembangkangan. Semuanya telah dibuktikan oleh para Rasul dan
Anbiya' (Nabi), yang telah menjalankan misinya di muka bumi ini. Apa misi
yang diemban oleh para Rasul dan Anbiya' itu?

Firman Allah dalam al-Qur'an :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ
حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu,' maka
diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada
pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalan kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang mendustakan rasul-rasul." (QS. An-Nahl [16] : 36).

Ayat diatas menjelaskan misi yang dipikul oleh setiap utusan Allah *Azza Wa
Jalla*, yaitu para Rasul dan Anbiya', yaitu mengarahkan dan mengajak seluruh
umat manusia di muka bumi, agar mereka hanya menyembah kepada Allah semata.
Tidak menyembah selain Allah. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi
di muka bumi, selain Allah, yang maha kekal, yang menciptakan langit dan
bumi berserta isinya, serta yang menghidupkan dan mematikan, dan yang
memberi rezeki.

Seperti dikatakan oleh Ibn Taimiyah, *bila seseorang tidak menyembah kepada
Allah, pasti manusia akan menyembah selain Allah*.

Seorang mukmin tidak mungkin menyembah kepada Allah, tetapi juga menyembah
selain Allah. Seorang mukmin tidak mungkin mencintai Allah, tetapi juga
mencintai selain Allah. Tidak mungkin mukmin yang meminta pertolongan kepada
Allah, tetapi juga meminta pertolongan kepada selain Allah. Tidak mungkin
seorang mukmin yang menyakini, bahwa hidup dan matinya berada di tangan
Allah, tetapi juga tidak memiliki rasa tawakal akan kehidupannya.

Tentu, bukti seorang mukmin yang imannya *amiiq* (dalam), tercermin pada
sikapnya terhadap *thagut*. Seperti yang sudah pernah diperlihatkan oleh
para Rasul dan Anbiya'. Allah *Azza Wa Jalla* di dalam Al-Qur'anul Karim,
bahwa misi para Rasul dan Anbiya', hanya dua, mengajak seluruh umat manusia
di muka bumi untuk beribadah hanya kepada Allah semata, dan menjauhi *thagut
*.

Relasi iman seorang mukmin harus dibutkikan dalam bentuk sikap *al wala' wa
al bara'*nya. Terhadap siapa memberikan *wala*'nya (loyalitasnya), dan
terhadap siapa menunjukkan sikap *barak*nya (pernolakan/permusuhannya).
Mukmin yang memiliki iman yang *amiiq*, pasti hanya akan memberikan *wala*'nya
kepada Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin. Tidak mungkin seorang mukmin
memberikan *wala*'nya kepada musuh-musuh Allah, dan orang-orang yang telah
terang-terangan memusuhi Allah, dan orang-orang mukmin. Tidak mungkin
orang-orang mukmin memberikan *wala*'nya kepda orang-orang kafir yang
terang-terangan memusuhi dan memerangani orang mukmin dan muslim.

Seorang mukmin yang *haqqon* (benar) tidak akan pernah selama-lamanya
memberikan *wala*'nya kepada orang-orang yang memusuhi Allah, Rasul dan
orang mukmin, serta mereka akan membecinya. Seorang mukmin tidak akan pernah
ridha dengan orang-orang kafir, yang tidak mau tunduk dan patuh dengan hukum
Allah.

Tidak mungkin seorang mukmin ridho dan tidak memiliki *bara'* (memusuhi )
terhadap apa yang disebut dengan *thagut*, setan yang selalu menolak
perintah Allah *Azza Wa Jalla*. Konsekwensi keimanan seorang mukmin otomatis
akan di dalam dadanya yang selalu tertanam dengan sangat kuat, yang tidak
akan pernah mau berhubungan dan berkoalisi dengan 'thagut', karena sama
halnya dengan menyatakan perang terhadap Allah *Azza Wa Jalla*.

Fenomena hari ini begitu banyak orang-orang 'mukmin' memberikan *wala*'nya
kepada orang kafir musyrik, dan tidak bersikap *bara'* terhadap mereka.
Orang-orang 'mukmin' bisa berdampingan dan berjabat tangan dengan
orang-orang kafir musyrik yang terang-terangan mengobarkan peperangan dan
permusuhan terhadap orang-orang mukmin. Padahal, Allah Azza Wa Jalla,
sejatinya telah melarang mereka, berteman, dan menjadikan mereka sebagai
pemimpin.

Allah Rabbul Alamin berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ
أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ
فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambi orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu), sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka esungguhnya itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tiak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS. al-Maidah [5] :
51).

Ayat diatas sebuah diktum yang diberikan oleh Allah *Azza Wa Jalla* bagi
orang-orang mukmin, yang merupakan ketentuan yang sifatnya pasti dan mutlak.
Tidak ada keraguan lagi. Ayat ini harus menjadi '*mabda'* (prinsip dasar),
ketika menghadapi Yahudi-Nasrani.

Yahudi-Nasrani, satu ideologi, satu millah, keduanya bertujuan menghancurkan
orang-orang mukmin. Koalisi Yahudi-Nasrani merupakan sumber segala bentuk
kejahatan di muka bumi ini. Karena kesesatan mereka. Karena mereka tidak
senang melihat orang-orang mukmin, yang selalu ridha dengan Rabbnya, dan
beribadah kepada-Nya.

Yahudi-Nasrani , satu sama lainnya sebagai penolong, dan mereka bersatu padu
menghadapi orang-orang mukmin. Mereka akan terus melakukan makar terhadap
orang-orang mukmin, sampai hari kiamat.

Allah dengan tegas melarang orang-orang mukmin ber*wala*' (memberikan
loyalitasnya) kepada Yahudi-Nasrani, yang merupakan musuh-musuh Allah, Rasul
dan orang-orang mukmin. Kejahatan mereka sudah sangat jelas, membuat
kehancuran di muka bumi, dan mereka tidak henti-hentinya memerangi
orang-orang mukmin. Seperti yang sekarang terjadi di bumi Palestina, Iraq,
Afghanistan, Chechnya, Sudan, Somalia, dan dibumi orang-orang mukmin
lainnya.

Meminta pertolongan dan perlindungan kepada orang-orang kafir,
Yahudi-Nasrani hanyalah akan menimbulkan musibah dan kebinasaan, seperti
yang dialami para pemimin negeri-negeri muslim, yang sekarang menjadikan
musuh-musuh Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin, sebabagi penolong mereka.
Karena itu, sekarang negeri-negeri muslim terjajah dan dikuasai, dan
dihinakan hidupnya, karena mereka menyerahkan wala'nya kepada musuh-musuh
Allah Rabbul Alamin, yaitu Yahudi-Nasrani

Allah *Azza Wa Jalla* menyerukan kepada orang–orang mukmin agar hanya
meminta pertolongan kepada-Nya, dan orang beriman. Tidak kepada selain-Nya.
Inilah jalan yang telah dberikan oleh Allah, para Rasul, dan Anbiya'. Kita
harus mengikuti jalan-jalan yang haq itu. Allah Rabbul Alamin berfirman :

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ
يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ

"Sesunguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang
beriman, yang mendirikan shalat, dan menunaikan zakat seraya mereka tundauk
(kepada Allah)." (QS. Al-Maidah [5] : 55)

Semoga perjalanan panjang dalam kehidupan ini, memberikan pelajaran berharga
kepada orang-orang mukmin agar tidak menjadikan Yahudi-Nasrani serta
musuh-musuh Allah sebagai pemimpin mereka. *Wallahu'alam*.

http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/jangan-berteman-dan-menjadikan-mereka-pemimpin.htm

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: