Selasa, 25 Januari 2011

[daarut-tauhiid] Berpakaian Tapi Telanjang

 

Wanita Berpakaian Tapi Telanjang

Inilah yang kami sedihkan pada kaum wanita saat ini. Zaman sudah semakin rusak.
Perzinaan di mana-mana. Pornografi yang sudah semakin marak. Bahkan hal-hal
porno semacam ini bukan hanya digandrungi oleh orang dewasa, namun juga
anak-anak. Bahkan terakhir ini yang sudah membuat kami semakin geram, tidak
sadar-sadarnya wanita dalam berpakaian. Saat ini sangat berbeda dengan beberapa
tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan
hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib
ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan
memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu,
melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini.

Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah
dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat
yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin.
Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah
ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ
كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ
يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ
مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para
wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti
punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan
mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian."
(HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di
zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini.
Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa
beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku.
Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna 'kasiyatun 'ariyatun'

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa
ada beberapa makna kasiyatun 'ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur
kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan
dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada
Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja
menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian
tetapi telanjang.< br />
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam
tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh
Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada
yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya
sebagai berikut.
Ibnu 'Abdil Barr rahimahullah mengatakan,

"Makna kasiyatun 'ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis
yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota
tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada
hakikatnya mereka telanjang." (Jilbab Al Mar'ah Muslimah, 125-126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun 'ariyatun,

"Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang.
Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan
kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau
mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun
enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian,
namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup
sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib
ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya." (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna
kasiyatun 'ariyatun ada tiga makna.

* Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam
tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia
telanjang.
* Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup).
Wanita ini sebenarnya telanjang.
* Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur
kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)

Kesimpulannya adalah kasiyatun 'ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai
pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka
sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi
sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,

"wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian."

Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan
perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan
masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan
ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam: 'wanita tersebut tidak akan masuk surga'. Inti dari penjelasan beliau
rahimahullah:

Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia
pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk
membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian
yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak
akan masuk surga selamanya.
Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk
pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk
surga. Wallahu Ta'ala a'lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu
kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai
rok hanya setinggi betis?
Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain?
Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi?
Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi?
Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!

Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan
Rasul-Nya!

Dimas Teguh - Mutiara Hati
Sms center : 0896 3680 4953

Sent from my Laptop Intel® Core™2 Duo Processor, Quick and easy...

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: