Kamis, 06 Januari 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3290

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.

INFO: Sekolah-Menulis Online join dengan Oxford Course Indonesia

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Wed Jan 5, 2011 2:01 pm (PST)



Assallamualaikum,

Rekan-rekan semua....
Senin kemarin (3 Januari 2011), saya mewakili Sekolah-Menulis Online
(SMO) dan Pak Bambang Marsono dari Oxford Course Indonesia (OCI) telah
telah menandatangani MoU atau perjanjian kerjasama antara kedua
lembaga ini.

Ikut hadir juga, Mas Chandra Marsono selaku Ketua Yayasan OCI.

SMO dan OCI mulai sekarang akan bekerja sama dalam menyelenggarakan
pelatihan penulisan, baik kelas tatap muka maupun kelas online. Dengan
demikian, brand SMO akan segera digantikan oleh brand baru yang
merupakan hasil dari kerjasama ini.

Dan sebagai tempat kursus (kelas tatap muka), Insya Allah akan
menggunakan gedung atau kantor cabang OCI yang sudah banyak tersebar
di berbagai kota di Indonesia.

Alhamdulillah...
Bagi saya pribadi, kerjasama ini merupakan sebuah pencapaian luar
biasa. Selama tiga tahun mengelola SMO sendirian (sempat dibantu
beberapa teman juga), saya merasakan banyak sekali kerepotan. Dan
perkembangan SMO begitu-begitu saja. Mungkin karena sendirian itulah,
ditambah pengetahuan dan keahlian saya di bidang bisnis masih sangat
minim.

Kini, pihak OCI akan ikut mengelola dan mengembangkan SMO. Saya juga
telah mengajak seorang teman sebagai mitra kerja. Diharapkan, sinergi
ini bisa membawa SMO menjadi lebih maju, lebih baik dalam memberikan
layanan kepada para siswa dan alumni, dan lebih banyak cabangnya di
mana-mana.

Amiin Ya Rabbal Alamiin...

Demikian sekilas info. Terima kasih banyak atas perhatian dan dukungan
teman-teman sekalian. Mohon doanya semoga kerjasama ini langgeng,
sukses selalu, diridhoi oleh Allah, dan bermanfaat bagi banyak orang.

--
Terima Kasih dan Salam Sukses!

Jonru
(*) Founder & Moderator Milis Penulis Lepas
(*) Founder & Mentor Sekolah-Menulis Online: http://www.SekolahMenulisOnline.com
(*) Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" dan "Cara Dahsyat
Menjadi Penulis Hebat"
(*) Telp: 0852-1701-4194 / 021-9705-6247
(*) Personal blog: http://www.jonru.net

2.

Why MOM is Special

Posted by: "Vinutharshini M" tharshini_xc@yahoo.in   tharshini_xc

Wed Jan 5, 2011 2:02 pm (PST)





Love u all

When I came home in the rain,

Brother/Sister asked why didn't you take an umbrella.

Grand Parents advised, Why didn't you wait till rain stopped.

Father angrily warned, only after getting cold, you will realize.

But Mother, while drying my hair, said, stupid rain! Couldn't it wait, till my
child came home?

That's MOM !!!

.

http://groups.yahoo.com/group/bestadultsgroup/join
http://mumbai-models-actress.blogspot.com/
http://malasiyangirls-models.blogspot.com/
http://vacationpeoplephotos.blogspot.com/
http://coolestbeachgirls.blogspot.com/
===================== PLEASE NOTE========================
IF YOU DON'T LIKE THIS TYPE MAILS PLEASEREPLY MEwith yourgroup name
=======================================================

3.

Les Miserables : Harga Seorang Manusia

Posted by: "+ Made Teddy Artiana +" made.t.artiana@gmail.com

Wed Jan 5, 2011 2:02 pm (PST)



*Les Miserables : Harga Seorang Manusia*

*"Mati bukanlah soal; yang mengerikan adalah tidak hidup"*

*(Jean Valjean)*

* *

Laki-laki yang dipenjara karena persoalan sepele itu memang bernasib malang.
Hukum mengganjarnya dengan tidak adil. 19 tahun dipenjara untuk sebuah roti
dan beberapa kali usaha melarikan diri. Ia sendiri tentu tidak pernah
menyangka sebelumnya bahwa pencurian yang dilakukan hanya karena ingin
menyelamatkan keluarganya yang kelaparan itu, membuat dirinya terlibat akan
konflik moral berkepanjangan. Jean Valjean, lelaki itu keluar dari penjara
dengan api dendam yang berkobar. Diperlakukan semena-mena, hukum yang kaku,
aturan yang dingin, hanya secuil dari segudang ketidakpuasaan akan hidup
yang dirasainya.

Bertemulah ia dengan seseorang, Uskup Myriel, nama orang itu. Mantan
narapidana, yang tidak diterima oleh masyarakat itu, akhirnya diterima
bernaung di rumah Sang Uskup. Tidak hanya sekedar diterima, ia diperlakukan
sebagai layaknya seorang manusia. Manusia, bukan mantan narapidana.

Tetapi seolah air susu yang dibalas dengan air tuba, Valjean mencuri bahkan
memukul Sang Uskup hingga pingsan. Perhiasan lilin perak itu pun diambilnya
dari tangan 'pahlawan yang menolongnya'. Tetapi ternyata hidup, tidak
seperti hukum-hukum dunia. Hidup adalah hakim yang adil. Valjean tertangkap.
Gilanya, Uskup Myriel malah membela pencuri itu. Orang tua yang bijak itu
malah berdalih, bahwa ialah yang memberikan itu pada Valjean, bahkan meminta
maaf, karena merasa pemberiannya itu tidak cukup. Si Penjahat justru
diselamatkan oleh orang yang ia aniaya. Kejadian ini menggoncangkan Valjean.
Gurun yang membara itu kini telah diguyur hujan lebat.

Inilah awal cara pandang baru yang dimiliki Valjean. Benih perubahan itu pun
mulai tumbuh. Walau tidak mudah, dan kadang terjatuh, ia tetap bertarung.
Seolah petinju yang babak belur dihajar lawan, namun Valjean memutuskan
tidak beringsut dari ring tanding. Seakan mendapatkan sebuah jubah baru, ia
berusaha keras keluar dari masa lalu yang suram. Bukan persoalan sepele.
Bayangan raksasa itu laksana kulit yang selalu menempel pada tubuhnya. Tidak
mungkin lari. Sepanjang hidup ia terlibat pergumulan untuk "hidup benar tapi
menderita, ataukah hidup sebaliknya". Akhirnya Jean Valjean pun dapat
mengakhiri pertarungan itu dengan baik.

Bagi sebagian orang penggemar novel dan film drama, cerita di atas pastilah
tidak asing lagi. Les Miserables karya Victor Hugo memang fenomenal. Tidak
terhitung bahasa yang menterjemahkan novel ini. Belum lagi film adaptasinya
yang berjumlah puluhan. Dan kini, jangankan dikalangan kutu buku, demikian
banyak seminar dan motivator terinspirasi akan novel tahun 1862-an itu, dan
mengangkatnya kehadapan para audiens.

Bagi Anda yang belum pernah membaca novel karya Victor Hugo ini, saya
sarankan untuk segera membacanya. Atau jika membaca merupakan kegiatan yang
tidak terlalu Anda sukai, ada baiknya Anda mencari versi film nya. Dari
semua orang yang pernah menonton ataupun membaca Les Miserables, hampir
semua sepakat, bahwa intisari dari novel itu adalah betapa berharganya nilai
manusia.

Bicara soal harga manusia, Prof. Norweigh, seorang pakar kimia dan komputer,
dalam sebuah jurnal kedokteran 'iseng' menghitung harga seorang manusia.
Mengejutkan, jika diuangkan, total harga oragan tubuh, enzim, kelenjar dll
dari manusia itu total berharga kurang lebih USD 85 milyar. Bahkan untuk
sebuah zat penumbuh rambut saja, dengan perkiraan dibutuhkan orang sampai 50
th sebanyak 20 gram, satu gramnya berharga USD 2 juta !

Jadi jangan pernah pandang remeh rambut Anda, entah ia keriting, lurus,
tipis, berombak atau apapun, karena harganya mahal.

*Ngomong-ngomong*, ada sesuatu yang menarik dari penyelidikan sang profesor,
yaitu satu-satunya komponen yang tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan
itu adalah nyawa manusia. Jadi harga semahal itu hanya untuk tubuh,
jeroan-jeroan dan berbagai bahan kimia didalam tubuh kita.

Memang sampai sekarang, belum pernah ada ilmuwan yang 'berani' menghitung
harga sebuah nyawa manusia, mungkin karena memang hanya itu satu-satunya
item yang tidak bisa dihargai alias tak terkalkulasi lagi.

Berarti jika ditotal-total, kita ini, atau lebih tepatnya hidup Anda dan
saya itu jauh..jauh..jauh lebih berharga dari USD 85 milyar. Percaya atau
tidak, itu benar adanya !

Tetapi harga yang demikian seolah jadi tidak berharga jika kita melihat
banyak orang memilih untuk melacurkan atau menjual diri, atau terikat akan
berbagai kebiasaan yang merendahkan harkat dan martabatnya, atau bahkan
menukar dirinya dengan uang, jabatan, posisi yang dia pandang sangat
berharga. Ironis memang, tetapi itulah manusia.

Pernah seorang bijak berkata pada saya demikian, "Tuhan itu tahu persis
betapa berharganya diri kita, setan pun tahu betapa mulianya kita,
satu-satunya yang bodoh itu ya kita sendiri. Manusia sering tidak tahu
betapa berharganya dirinya".

Nah, kembali lagi ke Les Miserables nya Victor Hugo, Uskup Myriel rupanya
termasuk segelintir manusia yang tahu betapa berharganya manusia, betapapun
hitam jejak langkah yang ditinggalkannya di masa lalu. Dan rupanya sudut
pandang yang demikian, punya kuasa untuk mengubah (sebenarnya saya lebih
suka memakai kata 'mengingatkan') pribadi seorang Valjean. Inilah yang
membuat Valjean memutuskan untuk 'hidup' dan bukan sekedar 'tidak mati'.
Untuk bertarung sekuat tenaga dan menang, bukan meninggalkan gelanggang
pertandingan dengan kibaran bendera putih setengah tiang.

Bagaimana dengan Anda dan saya ? Apakah kita sudah berada dalam keadaan
'hidup sebenar-benarnya' ataukah kita sebenarnya sudah tidak hidup, bahkan
jauh hari sebelum kita divonis mati ?

Sepertinya jawaban atas pertanyaan itu, sedikit banyak akan melibatkan
sebuah pertanyaan lagi, tentang seberapa paham kita akan harga kita sebagai
manusia. Ini sangat penting, karena nantinya akan menuntun kita kedalam
pengertian tentang betapa Anda dan saya sangat berharga dimata-Nya. Seandainya
saja kita mengetahuinya..ya seandainya saja kita mengetahuinya (*)

--
*What a wonderfull world ! What an exciting journey !!
*
*
Made Teddy Artiana, S. Kom
*
fotografer, penulis & event organizer
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

*Galery & Stock Photo
*http://theBeautyofBelitung.multiply.com
http://fromBaliWithLove.multiply.com
http://LawangSewuKotaTua.multiply.com
http://TriptoPulauPramuka.multiply.com

http://HongkongMacauShenzen.multiply.com
4.

Di Balik Layar: Proses Kerjasama Sekolah-Menulis Online dengan Oxfor

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Wed Jan 5, 2011 2:05 pm (PST)



Di Balik Layar: Proses Kerjasama Sekolah-Menulis Online dengan Oxford
Course Indonesia

Oleh: Jonru
Founder Sekolah-Menulis Online

http://www.jonru.net/di-balik-layar-proses-kerjasama-sekolah-menulis-online-dengan-oxford-course-indonesia

"Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu." (Andrea Hirata
pada novel Sang Pemimpi)

Saat ini, saya merasa Tuhan tidak memeluk mimpi-mimpi saya. Namun Ia
sedang menuntunnya menuju gerbang sukses.

Sejak kecil, saya sudah sangat cinta pada dunia penulisan. Cita-cita
terbesar saya adalah ingin menjadi penulis sukses. Setelah lulus
kuliah, cita-cita saya hanya satu: bekerja di mana saja asalkan masih
di bidang penulisan. Titik. Tak ada tawar-menawar!

Alhamdulillah, tercapai! Selama 7 tahun saya bekerja di perusahaan
Internet Service Provider, sebagai content editor, alias mengelola
konten (tulisan) pada website perusahaan.

Tahun 2007, ketika memutuskan untuk berhenti bekerja dan merintis
karir sebagai entrepreneur, bisnis yang saya geluti pun masih seputar
dunia penulisan. Saya mendirikan Sekolah-Menulis Online (SMO).
Pokoknya all about dunia penulisan. Titik. Tak ada tawar-menawar!

Sebagai seorang manusia juga penulis, tentu sudah banyak mimpi saya
yang tercetus. Salah satunya, saya sangat berharap suatu saat nanti,
bisa bertemu dengan seorang:

1. pengusaha kaya,

2. dia hobi menulis, atau setidaknya tertarik pada dunia penulisan,

3. dan bersedia serta mau bersungguh-sungguh untuk berinvestasi di
bisnis kepenulisan.

Setelah bergabung dengan komunitas Tangan Di Atas (TDA), saya bertemu
dan kenal dekat dengan banyak sekali pengusaha kaya. Namun mereka
umumnya hanya memenuhi kriteria nomor 1 dan/atau 2. Belum ada yang
memenuhi ketiga kriteria tersebut sekaligus. Singkat cerita, saya
merasa SANGAT SULIT untuk bertemu pengusaha kaya yang hobi menulis dan
bersedia serta bersungguh-sungguh untuk berinvestasi di bisnis
kepenulisan. Saya bahkan sempat berpikir, mungkin orang yang seperti
itu tak pernah ada di muka bumi ini.

Tapi Tuhan sering menunjukkan kuasaNya dengan cara yang benar-benar tak terduga!

Di penghujung Ramadhan 1413 H lalu (September 2010), dalam acara
launching buku Lovely Ramadhan Indie-Publishing.com, saya berkenalan
dengan seorang teman bernama Budi Gunawan. Dia orang Solo, mengelola
sebuah toko boneka milik keluarganya. Dari adiknya, dia mendapat
cerita mengenai saya yang seorang penulis. Sepertinya dia tertarik.
Kami pun menjadi akrab dalam waktu singkat.

"Saya kenal dekat dengan pemilik Oxford Course Indonesia," katanya.
"Mereka punya banyak ruangan yang siap dipakai kalau Pak Jonru mau
menyelenggarakan kursus menulis."

Mendengar ucapannya itu, sikap saya biasa-biasa saja. Sebab sejak
dulu, sebenarnya tawaran serupa sudah sangat sering saya dengar. Namun
semuanya tanpa follow up yang menggembirakan.

Sekitar sebulan setelah lebaran, secara tak terduga Pak Budi menelepon
saya. Katanya, "Saya sudah bercerita ke pihak Oxford mengenai Pak
Jonru. Mereka tertarik untuk bekerja sama. Pak Jonru sendiri gimana?
Tertarik enggak?"

Walau tak begitu tertarik, tapi saya terbiasa untuk bersikap positif
terhadap tawaran seperti apapun. Walau belum paham kerjasama seperti
apa yang ditawarkan, saya selalu membiasakan diri untuk berkata YA,
menghadiri pertemuan tatap muka dengan si calon mitra. Kalaupun nanti
tak jadi kerjasama, siapa tahu pertemuan tersebut bisa menjadi awal
silaturahmi sebagai sesama manusia. Bahkan, dalam pertemuan seperti
itu, saya seringkali mendapat banyak tambahan ilmu baru.

Maka, tanggal 26 Oktober 2010 lalu, saya pun datang ke kantor pusat
Oxford Course Indonesia (OCI) di Jalan Pemuda, Jakarta. Di sanalah
untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Pak Bambang Marsono, si
pendiri lembaga pendidikan tersebut. Juga, Pak Chandra Marsono, putra
bungsu beliau yang menjabat sebagai Ketua Yayasan OCI.

Itulah pertemuan yang amat bersejarah bagi saya! Sebab ketika
mendengar penuturan Pak Bambang mengenai kisah hidup dan cita-citanya,
saya merasa telah menemukan orang yang saya cari selama ini! Orang
yang memenuhi ketiga kriteria di atas!

Subhanallah!

Menurut cerita yang saya dengar dari Pak Budi, Pak Bambang adalah
pengusaha yang konsisten berbisnis di bidang pendidikan. Semua
bisnisnya adalah di bidang pendidikan. Saya merasa punya kesamaan
karakter dengannya. Saya pun selama ini hanya mau berbisnis di bidang
yang benar-benar sesuai passion saya, yakni penulisan.

Belakangan, dalam pertemuan kedua, saya juga menemukan satu kesamaan
lainnya dengan Pak Bambang: Dia melontarkan sebuah pendapat yang
ternyata gue banget:

"Saya termasuk orang yang tak terlalu suka hitung-hitungan soal uang.
Kalau kita bekerja keras, maka uang akan datang dengan sendirinya."

Subhanallah! Selama ini saya pun punya prinsip hidup yang persis sama
seperti itu!

Dan lagi-lagi saya mendapat cerita, bahwa Pak Bambang ternyata sudah
lama ingin mendirikan kursus menulis. Hanya saja belum kesampaian.

* * *

Dalam pertemuan pertama kami tanggal 26 Oktober 2010 lalu, Pak Bambang
dengan penuh keyakinan langsung berkata pada saya, "Bagaimana kalau
kita join? Kita bekerja sama mendirikan kursus menulis."

Ya Allah! Saya benar-benar tertegun mendengar tawarannya itu! Sebab
awalnya, gambaran saya hanya sebatas kerjasama peminjaman tempat untuk
pelatihan penulisan. Tapi yang dia tawarkan benar-benar sesuatu yang
luar biasa!

Maka, dengan mengucapkan bismillah dan tanpa ragu-ragu lagi, saya
segera mengiyakan tawarannya itu. Saya pikir, kesempatan tidak datang
dua kali. Lagipula, saya benar-benar yakin telah bertemu dengan orang
yang memenuhi ketiga kriteria di atas!

Selain itu, saya punya dua alasan kuat lainnya:

1. Bulan Maret 2010 lalu, rumah saya di Cilangkap (Jakarta Timur)
terpaksa diberikan secara gratis ke sebuah perusahaan, karena suatu
masalah yang tak perlu saya ceritakan di sini. Terlalu panjang bila
diceritakan, hehehe….
.
Yang jelas, kami yang sudah merasa tenang karena punya rumah sendiri,
kini harus kembali ke Pondok Mertua Indah, persis seperti ketika masih
pengantin baru dulu.
.
Hidup seperti mundur ke belakang! Rasanya cukup sakit. Ada kekecewaan.
Tapi mau bilang apa? Itu sudah takdir, dan kami harus ikhlas menerima
keadaan sepahit apapun.
.
Ada teman yang berkata, "Bila ada orang yang mengalami keterpurukan
seperti ini, biasanya ini adalah pertanda bahwa sebentar lagi dia akan
mengalami sebuah lompatan besar dalam hidupnya."
.
Amiin…. Saya berharap seperti itu.
.
Dan saya mencoba percaya bahwa tawaran dari Oxford Course Indonesia
tersebut… semoga menjadi jalan untuk menuju loncatan besar tersebut.

Amiin Ya Allah
.
2. Saya sudah 3 tahun mengelola Sekolah-Menulis Online (SMO), dan
selama 3 tahun tersebut perkembangannya biasa-biasa saja. Perkembangan
terbesar SMO selama ini hanya sebatas namanya yang makin terkenal. Itu
saja. Sementara dari segi profit, perkembangan bisnis dan seterusnya,
semuanya masih biasa-biasa saja. Alhamdulillah, untuk menghidupi
keluarga memang cukup. Tapi tentu setiap entrepreneur ingin bisnisnya
terus dan terus berkembang, bukan?
.
Nah, saya berharap, semoga tawaran kerjasama dari Oxford ini bisa
menjadi jalan untuk mengatasi masalah tersebut. Saya berharap, semoga
kerjasama ini bisa menjadi awal dari perkembangan SMO yang luar biasa.
Amiin

* * *

Dan tanggal 3 Januari 2011 lalu, penandatanganan MoU antara SMO dengan
OCI pun telah dilakukan. Berita selengkapnya sudah saya tulis di
http://www.belajarmenulis.com/hot-info-sekolah-menulis-online-join-dengan-oxford-course-indonesia

Terima kasih banyak atas perhatian dan dukungan teman-teman sekalian.
Mohon doanya semoga kerjasama ini langgeng, sukses selalu, diridhoi
oleh Allah, dan bermanfaat bagi banyak orang.

Amiin…..

--
Terima Kasih dan Salam Sukses!

Jonru
(*) Founder & Moderator Milis Penulis Lepas
(*) Founder & Mentor Sekolah-Menulis Online: http://www.SekolahMenulisOnline.com
(*) Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" dan "Cara Dahsyat
Menjadi Penulis Hebat"
(*) Telp: 0852-1701-4194 / 021-9705-6247
(*) Personal blog: http://www.jonru.net

5a.

Re: Dia Yang Diambil Dari Tulang Rusuk...

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Wed Jan 5, 2011 2:06 pm (PST)




lelaki dan perempuan manusia

pada jenis kelaminnya berbeda

atau sama pada sinergi

apa-kemana kan mengarungi

siapa sama siapa?

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Pramono Dewo" <pdewo@...>
wrote:
>
>
> Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang
yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi.
>
> Dialah penolongmu yang sepadan, bukan lawan yang sepadan. Ketika
pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu,
tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat
engkau berada di depan, atau segera mengembalikan bola ketika bola itu
terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.
>
> Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan,
emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk
melahirkan, mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele. Hingga ketika
kau tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan
> menyelesaikan bagiannya.
>
> Sehingga tanpa kau sadari ketika menjalankan sisa hidupmu... kau
menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu. Jika ada makhluk yang
sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika
ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman,
itulah perempuan...
>
> Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki, tetapi ia
butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi, tidak
hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada
fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa
disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia
butuhkan adalah perhatiannya, kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan
sayang yang sepele, namun baginya sangat berarti, membuatnya aman di
dekatmu....
>
> Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat
laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput
yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon
yang besar dan rindang, seperti juga di dalam kelembutannya di situlah
terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam
situasi
> apapun...
>
> Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh
pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan
perempuan, itu sepersekian dari hidupnya. Tetapi jika perempuan berpikir
tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...
>
> Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena
perempuan adalah bagian dari laki-laki, apa yang menjadi bagian dari
hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi
keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun
ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap
ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana. Karena mereka, ia menjadi
seperti sekarang ini.
>
> Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu
juga, karena kau dan dia adalah satu, dia adalah dirimu yang tak ada
sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian
lapangan yang sama denganmu...
>
>
> Grup FB: "Motivasi & Inspirasi"
>
>
>
> Pramono Dewo
>

6.

Anda OPTIMIS atau PESIMIS ?

Posted by: "Pramono Dewo" pdewo@yahoo.com   pdewo

Wed Jan 5, 2011 2:06 pm (PST)



(Dari Group FB: Motivasi & Inspirasi)

Seorang optimis hanya punya satu kekhawatiran,
yaitu dia tidak cukup menyiapkan diri bagi tantangan yang lebih besar di masa depannya...

Sedangkan seorang yang pesimis memiliki lebih banyak alasan untuk berkecil hati,
bahkan mengenai hal-hal
yang berpotensi sangat baik....

Kita mungkin tidak tahu
apakah kita optimis atau tidak,
tetapi jika wajah kita ceria...
dan tubuh kita bersegera...,
Anda seorang optimis...!!

Talk Less, Wait Less...Do More...!

Barakallah fiikum...

Pramono Dewo

7.

Kelahiran

Posted by: "agus_salims" agus_salims@yahoo.com   agus_salims

Wed Jan 5, 2011 2:06 pm (PST)



KELAHIRAN
Kelahiran, menjadi sesuatu hal yang membahagiakan. Kelahiran seorang
anak akan disambut bahagia oleh orang tuanya, bapak dan ibu serta
saudara sekandung seluruhnya. Ketika kelahiran memberikan kehidupan baru
berupa seorang anak yang cantik, manis, muda serta calon generasi
penerus kehidupan orang tuanya. Maka kelahiran adalah lambang
kelestarian, kesinambungan, kebaruan, kemudaan, harapan masa depan serta
setumpuk harapan lainnya
Bila makna kelahiran itu juga berlaku bagi bagi suatu bangsa; adalah
kebahagiaan. Kelahiran suatu bangsa adalah kelahiran kembali jiwa yang
baru, semangat yang baru, harapan yang baru, moralitas yang baru.
semuanya kehidupan yang mengalir ! Panta rei ! Demikian juga bangsa
kita; Indonesia, selalu berproses memperbaharui diri menjadi lebih maju,
lebih adil, lebih suci, lebih mulia, melahirkan niilai-nilai baru.
meninggalkan nilai-nilai lama yang sudah usang berupa keserakahan,
kebatilan, kesewenangan, keangkuhan, kezaliman, kemunafikan, kebodohan
dsb.
"Cakra Manggilingan" itu semua sudah kehendak alam dan hidup. "Sing
salah seleh!" Becik ketitik olo ketoro". Hidup sudah menagih lakon agar
hamba kehidupan mempertanggungjawabkan kepada Hidup semesta, orang yang
mengkorupsi hidup harus mengadakan transformasi energi hidupnya. Karena
Hidup itu milik Sang Pencipta Hidup dalam lingkungan Hukum Hidup.
Kekayaan dalam lindungan Hukum Kedermawanan dan Hukum Pemerataan,
sehingga yang menumpuk kekayaan untuk dirinya sendiri dengan korupsi
berarti juga mengkorupsi dirinya sendiri dari kekayaan hidup. Kekuasaan
dalam lindungan Hukum Keadilan dan Hukum Pengayoman, sehingga yang
sewenang-wenang berarti menggoyahkan Pengayoman Hidup baginya sendiri.
Bila asap kebakaran membumbung tinggi mengeringkan hati dan rasa
kesucian dan kemuliaan. Bila emosi yang meninggi menyesak di dada kita,
maka dinding-dinding sekat pembatas membuat tercerai berainya tali
persaudaraan kita. Musuh paling berbahaya bukan musuh dari luar yang
dihadapi dengan persatuan, tetapi musuh dari dalam yang
mencerai-beraikan kesatuan dengan perpecahan dengan kesenjangan kekayaan
dan kesenjangan kesempatan berpartisipasi.
Kelahiran membutuhkan kesadaran dan fitrah hidup : kekayaan hakikinya
adalah Milik Tuhan yang secara fitrah terbagi merata bagi semua makhluk
hidup bagaikan hujan yang memberi rahmatgungung yang tinggi dan lembah
yang rendah. Juga kekuasaan adalah milik Tuhan yang berupa amanah untuk
pemertaan hak, kewajiban, kesempatan dan partisipasi, sebagaimana energi
kosmis dan energi matahari yang menyebar energi ke seluruh alam.
************************************* ..........................
..........................
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa Kami
cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang
berserakan Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan
harapan
Atau tidak untuk apa-apa Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan
jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga
Bung Syahrir Kami sekarang mayat Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian Kenang-kenanglah
kami Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu Beribu kami terbaring
antara Karawang-Bekasi
8.

Re: Art-Living Sos 2009 (A-9  SUP  KACANG MERAH

Posted by: "kelongpajaga@yahoo.co.id" kelongpajaga@yahoo.co.id   kelongpajaga

Wed Jan 5, 2011 2:07 pm (PST)



rasa laper..
Sup kacang merah memang moi...

-----Original Message-----
From: IETJE SRI UMIYATI GUNTUR
Sent: 16/12/2010, 5:18 PM
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; idnlpsociety@yahoogroups.com; MotivasiIndonesia@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Art-Living Sos 2009 (A-9 SUP KACANG MERAH

Dear Allz...

Menjelang akhir minggu niiihhh...Apa kabar semua teman dan sahabatku ? Sehat, yaaa....semoga deeehhh...

Menjelang akhir tahun ini, banyak hal yang harus kita selesaikan. Banyak hal juga yang harus kita renungkan. Apa yang sudah kita janjikan ingin dilakukan di tahun ini, apa yang tercapai, dan apa yang masih tertunda.

Jangan cepat berbangga hati kalau kita berhasil melampaui target-target kita...bersyukurlah, karena kita diberi kekuatan dan kemudahan untuk mencapainya. Dan jangan pula bersedih hati atau berputus-asa...mutung...ngambek di pojokan, bila kita belum berhasil mencapai apa yang telah kita rencanakan. Kata orang bijak, kegagalan adalah sukses yang tertunda...hehehe...* menghibur hati...*..

Hidup Anda, ada di tangan Anda...begitu lanjutannya. Begitu juga hidup saya. Banyak lika-liku dan warnanya. Salah satu warna hidup saya adalah kerinduan, terutama rasa rindu yang bisa terobati dengan satu atau dua jenis makanan. Salah satu di antaranya adalah Sup Kacang Merah.

Iya, sup kacang merah ini adalah salah satu legenda di dalam hidup saya...hihi...* hiperbola banget, ya...*...Banyak kenangan saya berkaitan dengan sup kacang merah. Dari yang lucu, sampai yang agak-agak memalukan. Tapi semua itu tetaplah menjadi bagian hidup saya.

Mau berbagi pengalaman tentang legenda di dalam hidup kita ? Saya mulai dengan cerita sup kacang merah, ya...

Selamat menikmati...semoga berkenan....

Jakarta, 15 Desember 2010

Salam hangat,

Ietje S. Guntur

♥

Art-Living Sos 2009 (A-9

Start : 30/09/2009 16:47:13

Edit : 08/12/2010 10:17:35

Finish : 08/12/2010 12:05:25

SUP KACANG MERAH

Hari libur. Biasanya saya punya bermacam-macam jadwal. Diantaranya adalah memasak...hehe...iya, memasak. Memangnya kenapa kalau saya memasak ?...* kalau jaman dulu, pernyataan ini bisa menggegerkan teman-teman saya : si Ietje memasak ? wooww...berita besar *.

Lalu saya mulai mencari ide. Masak apa, ya ? Mendadak saya ingin makan sup kacang merah. Yang hangat dan lezat cita rasanya. Iya...sup. Kacang merah. Atau kalau kata ibu saya dalam bahasa tempo doeloe ‘bronensoup’ atau BruineBonnen soup..(bener gak sih ejaannya ?).

Saya buru-buru meminta asisten di rumah untuk membelikan sekantong kacang merah segar, yang ukurannya sekitar 250 gram, dan sedikit daging sapi tetelan. Sebetulnya tanpa daging sapi tetelan pun oke-oke saja...ini sekedar penambah rasa. Ditambah dengan wortel yang kecil-kecil, asli wortel lokal. Bukan wortel badak yang besar-besar dan berbau langu.

Lalu...setelah semua bahan tersedia, barulah saya mulai beraksi di dapur saya yang mungil. Memang, khusus untuk sup kacang merah ini saya lebih percaya pada diri sendiri dari pada meminta bantuan orang lain. Kali ini saya mau bikin sup kacang merah istimewa...ahaa...

♥

Cerita sup kacang merah memang erat terkait dengan kehidupan saya....hehe...Kata salah seorang tante saya, adik ibu, saya doyan kacang merah dari bayi...hihi..Benar gak sih, bayi doyan kacang merah ? Entah bagaimana, sup kacang merah ini berhasil mempesona selera makan saya, sehingga kalau saya sedang kumat tidak doyan makan ( dan itu sering sekali terjadi ), maka saya akan dibuatkan sup kacang merah. Apalagi kalau kacang merahnya sampai lunak dan pecah, sehingga kuahnya mengental...woooww...saya paling suka itu !!!

Sebenarnya saya memang doyan segala sup. Bahkan ibu saya yang kreatif itu pernah juga mencoba memasak sup kacang hijau dan sup kangkung. Saya juga doyan. Apalagi kangkung rawa di Medan agak liat batangnya, jadi tidak lunak seperti kangkung akar untuk cah kangkung. Tapi dari semua sup...ya, sup kacang merah is the best.

Mau sup kacang merah pakai tetelan, atau sup kacang merah polos tanpa daging, atau sup kacang merah pakai wortel...semuanya sedaaaapp...Apalagi kalau nasinya agak lunak, panas-panas...terus ditaburi bawang goreng dan sedikit sambel...halaah...nikmatnya bisa sampai ke ubun-ubun...hihihi...

Eeeh...ssttt...pengalaman saya dengan sup kacang merah ada yang seru juga, lho...bahkan agak memalukan sebetulnya. Mau tau ??? hmmh...begini nih...

Ketika itu saya masih kelas 4 SD...sedang dalam masa pertumbuhan. Dan tentu saja sedang rakus-rakusnya makan . Seperti sudah saya ungkapkan, makanan favorit saya di kala itu adalah sup kacang merah. Apalagi kalau yang memasak adalah tante saya, yang memang pintar membuat variasi dengan isi sup bola-bola daging, dan ditambah lagi dengan sayur asem-asem belimbing. Sebetulnya tidak klop antara sup kacang merah dengan sayur asem-asem. Tapi karena memang doyan, ya jadi enak sajalah...hehe...

Pada hari itu, entah kenapa rasa sup kacang merah buatan tante saya itu terasa nikmat sekali. Dengan nasi yang agak lunak dan padat, mirip dengan ketupat, saya pun tambah bernafsu makan. Bolak-balik tambah nasi dan sup. Tante saya sudah mewanti-wanti, agar saya mengurangi porsi dan berhenti makan. Tapi saya cuek saja.

“ Belum kenyang kok. Supnya enak sekali.” Sahut saya sambil terus menambah dan mengunyah. Pada saat itu memang belum terasa kenyang. Tapi beberapa jam kemudian, perut saya pun mulai menjerit. Melilit tidak karuan. Sampai perut saya nyaris meletus saking padatnya.

Saat itu sudah malam. Dan karena kekenyangan saya menjadi tidak bisa tidur. Setelah bolak-balik ke kamar mandi karena mual, akhirnya menjelang subuh terjadilah tragedi yang memalukan....isi perut saya keluar semua...bersama dengan sup kacang merah dan sayur asem-asem yang belum tercerna...hiiikkkss...!!!

Sejak saat itu, setiap kali saya akan menambah porsi makan, tante saya cukup tersenyum dan berkata ,” Mau kayak makan sup kacang merah lagi ?”

♥

Kedoyanan saya menyantap sup kacang merah, akhirnya menjadi semacam passport peningkatan hubungan mesra ketika saya mengenal ibu mertua saya...hmmmhh...

Suatu saat, ketika baru punya anak, saya pernah tinggal di rumahnya, di Lembang. Dan hampir setiap minggu kami bereksperimen dengan sup kacang merah. Daerah Lembang, kota kecil di Utara Bandung, memang terkenal sebagai sentra sayur mayur. Selain wortel, kentang, kol, sawi dan sebagainya yang biasa dikirim ke luar daerah, banyak juga tanaman selingan seperti kacang merah. Dan ini biasanya dikonsumsi oleh penduduk lokal.

Berbeda dengan kacang merah yang saya kenal di Medan dulu, yang kering dan telah diawetkan, maka kacang merah di Lembang ibarat perawan tingting . Segar dan manis. Kacang merahnya masih segar , baru dipetik dan dikupas kulitnya pada saat kita akan membelinya . Tidak perlu direndam lama, hanya direbus sebentar kulit kacang merah sudah menjadi lunak. Isi kacangnya pun terasa empuk dan wangi. Bagaimana saya tidak menjadi semakin tergila-gila ?

Ibu mertua saya pernah mengajarkan membuat sup kacang merah yang diblender bersama dengan tomat segar, yang kami petik langsung dari halaman. Dan untuk mengentalkannya ditambahi nasi, yang langsung dimasak bersama sup. Rasanya gurih dan asam segar. Agak spektakuler gitu...tapi saya suka..., terutama kalau yang memasaknya ibu mertua saya...eheemm...

Biasanya, kami menyantap sup kacang merah campur tomat ini dengan roti tawar buatan mertua saya sendiri. Roti terbuat dari gandum ini sangat enak dicocolkan ke dalam sup kacang merah. Dan sambil mengobrol kian kemari, semangkuk dua mangkuk sup kacang merah yang panas dan roti yang empuk meluncur melalui tenggorokan. Menghangatkan perut dan menghangatkan hati...wooow...!

Belakangan saya mencoba berbagai variasi sup kacang merah. Termasuk dengan campuran buntut sapi atau iga sapi yang dibakar. Resep sup juga saya kombinasi dengan segala tambahan bumbu, bahkan kadang ditambahi susu cair. Sehingga setiap kali memasak selalu ada rasa yang baru dan menakjubkan. Yang hampir selalu tidak saya lupakan untuk penambah rasa yang kuat adalah biji bunga rosemarry yang mirip rasa mint, serta pengempuk kacang yaitu margarin yang dimasukkan langsung ke dalam kuah pada saat akan diangkat dari kompor. Ini adalah salah satu pembeda sup saya dengan sup kacang merah orang lain...hehe...

♥

Begitu doyannya saya dengan sup kacang merah, saya juga menjadikan ketrampilan memasak sup ini untuk syarat bagi asisten-asisten saya.

Hasilnya, ada asisten yang selalu menambahkan gula pasir ke dalam sup sehingga rasa sup mirip dengan semur. Ada juga yang tidak sabaran merebus kacang merahnya, sehingga rasa kacang merah seperti biji nangka yang keras dan liat. Ada juga yang memasukkan seluruh kacang, wortel, daging, dan bumbu sekaligus, sehingga rasanya mirip bubur....hiks hiks hiks...

Setelah saya bimbing sesuai dengan prosedur yang biasa saya lakukan, akhirnya beberapa asisten saya lulus dengan nilai memuaskan setelah beberapa bulan. Ada yang lulus dengan nilai cukup setelah beberapa tahun. Ada yang lulus hanya dalam hitungan minggu. Tapi ada juga yang menyerah, dan hanya mampu menghangatkan sup kacang merah yang sudah saya masak sendiri...

Ternyataaaaa....membuat sup kacang merah memang gampang-gampang sulit. Termasuk bagi ibu saya, yang konon paling sebel kalau diminta untuk memasak sup kacang merah. Sambil memerotkan bibir, khas ibu saya, beliau selalu berkata , “ Sudah deh, Mama masak yang lain saja. Aneh juga, kok Mama nggak pernah bisa memasak sup kacang merah seenak masakan kamu .”....hihihi...padahal ibu saya adalah salah satu ahli masak yang luar biasa. Tapi khusus untuk sup kacang merah ala saya, beliau lebih baik mengibarkan bendera putih saja...

♥

Melihat sup kacang merah yang masih mengepul di dalam mangkuk di hadapan saya, membuat saya merenung.

Betapa banyak cerita dan pengalaman telah terukir bersama dengan sup kacang merah kegemaran saya ini. Bahkan , berkat sup kacang merah ini saya pernah punya sahabat, seorang ibu pemilik kantin di daerah Pancoran Pasar Minggu. Sup kacang merahnya sangat lezat...dan harganya murah meriah. Cocok untuk selera dan kantong karyawan pemula seperti saya pada saat itu.

Setiap kali menyuapkan sesendok sup kacang merah, dan menikmati rasa gurih dan pedas merica yang menguar, semua pengalaman saya seperti film yang berputar ulang. Selalu ada rasa rindu, rasa geli, rasa prihatin dan rasa malu hati karena tragedi memalukan. Dan semua itu membuat saya semakin menikmati suap demi suap sup kacang merah yang diiringi nasi hangat.

Barangkali, suatu saat nanti saya akan menulis tentang perjalanan sup kacang merah yang legendaris itu. Menulis pengalaman batin yang mengiringinya. Bersyukur atas setiap kesempatan saat menyantapnya. Dan berbagi pengalaman dengan cerita-cerita seputar sup kacang merah itu.

Sambil menyesap satu suapan terakhir sup kacang merah yang hangat, saya tersenyum mengingat semua sahabat saya. Barangkali saat ini ada yang sedang lapar dan membutuhkan makanan...Hmmh...Ada yang mauuuuuuu...???

♥

Jakarta, 08 Desember 2010

Salam sehangat sup kacang merah,

Ietje S. Guntur

- diselesaikan di kantor, sambil menunggu waktu jam makan siang...

Special note :

Terima kasih untuk tante Yaat yang telah mengingatkan lagi dengan sup kacang merah. Juga tante Tatik yang mengasuh aku dan menceritakan ulang tentang kedoyananku akan sup kacang merah...juga Mamie, yang mengajarkan variasi sup kacang merah yang spektakuler dan tak terlupakan...I love U, Allz....

♥♥♥

:BCA:

9.

(Sajak) Berjalan Di Tepian Danau

Posted by: "Yons Achmad" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Wed Jan 5, 2011 9:58 pm (PST)



*Berjalan Di Tepian Danau*

:yons achmad

Berjalan di tepian danau

Aku jadi teringat kasihku

Kau celupkan separuh kakimu

Dan ikan-ikan penuh nafsu menggigitmu

Lalu kita berkisah pelan-pelan

Tentang negeri kita yang semakin bangka

Semacam koruptor-koruptor laknat

Dan para politisi bajingan

Ah tidak...

Kita tak mungkin membicarakan itu

Kita hanya menghabis waktu dan berseru

"Hai ikan apa kau tak kedinginan"

Lalu, perahu naga melesat cepat

Dengan warna merah merekah

Semacam kerudung yang kau

Pakai waktu itu

Kemudian kita mengkhayal

Melesat cepat, menggendong

Gibran dan Laksmi

Anak-anak karya kita bersama

Berjalan di tepian danau

Di ujung senja kelabu

Aku duduk diatas batu berdebu

Merampungkan kisah rindu

Membisu, tanpamu...
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: