Senin, 28 Maret 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3356

Messages In This Digest (3 Messages)

Messages

1.

Artikel: Cinta Yang Hangat Dan Blackberry Yang Kedinginan

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Mar 27, 2011 3:16 am (PDT)



Artikel: Cinta Yang Hangat Dan Blackberry Yang Kedinginan
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Di awal tahun 2011 istri saya menemani ibunya melakukan perjalanan ke luar negeri karena beliau membutuhkan perawatan khusus sehubungan dengan kondisi kesehatannya. Supaya semua skedul bisa ditepati, maka istri saya mengaktifkan alarm jam bangun pagi pada blackberry. Alhamdulillah, semua proses itu berjalan dengan baik hingga mereka kembali ke tanah air.   
 
Istri saya pun kembali tiba di rumah kami. Tepat disaat suasana hening di malam yang senyap lagi sunyi. Saya tertidur dengan sangat pulas sekali. Namun, ketika jiwa saya tenggelam dalam buaian lembut mimpi-mimpi indah, secara mengejutkan saya mendengar bunyi gemerincing yang memekakan telinga. Anda tahu kira-kira bunyi apa itu? Anda benar. Itu adalah bunyi alarm yang dipasang oleh istri saya sewaktu berada di luar negeri. Padahal hari itu, saya sangat lelah sekali dan saya sungguh sangat mendambakan saat-saat istirahat yang berkualitas tinggi. Tetapi apa daya, kualitas tidur saya terganggu juga. Rupanya istri saya lupa untuk menonaktifkan kembali alarm yang dipakainya di luar negeri, sedangkan perbedaan waktu menyebabkan alarm itu berbunyi terlalu dini. Mau bagaimana lagi? Ya sudahlah, saya pikir. Istri saya sebentar lagi juga akan terbangun untuk mematikan alarm itu. Tetapi, seseorang yang sangat saya harapkan untuk mematikannya ternyata sama sekali
tidak terganggu oleh bunyi alarm yang melengking-melengking itu. Dia terus saja asyik dengan 'lengkingan-lengkingan' lain yang menandai betapa pulas dan nikmatnya beristirahat setelah selama berhari-hari sebelumnya harus pontang-panting sendirian melayani ibunya di negeri orang.
 
Bunyi alarm itu semakin memekakan telinga. Tetapi sang empunya blackberry tidak juga menyadari. Sedangkan suaminya ini tidak menggunakan blackberry sehingga dia tidak tahu bagaimana menenangkan benda aneh itu. Bagi saya fitur-fitur pada blackberry itu tidak ramah kepada penggunanya, sehingga sangat sulit mencari satu fitur dari entah berapa banyak fitur yang dimilikinya. Saya pencet ini dan itu tetapi tidak ada satu pun menu atau symbol yang menandakan saya bisa mematikan alarm itu. Saya terus menekan-nekan apa saja yang bisa ditekan, yang penting bisa menghentikan bunyi deringnya yang semakin menyebalkan. Akhirnya bunyi alarm itu terhenti. Apa yang saya pencet tadi? Ah, lupakan saja. Terimakasih Tuhan, Engkau telah memberi saya kedamaian. Oh, leganya.
 
Saya meletakkan blackberry itu ditempatnya seperti semula. Lalu merebahkan badan di pembaringan. Seolah tak lagi memiliki energy, kelopak mata saya langsung menutup tepat ketika kepala saya menyentuh bantal yang empuk. Dan saya pun memasuki dunia penuh mimpi yang indah. Namun tepat disaat telapak kaki saya hendak menjejak di negeri mimpi, tiba-tiba saja alarm itu berbunyi lagi!
 
Kali ini saya sudah benar-benar kehabisan kesabaran sehingga saya langsung bangun dari tempat tidur lalu meraih blackberry yang menyebalkan itu kemudian bersiap-siap untuk segera membantingnya. Namun, tiba-tiba saja wajah istri saya berkelebat memenuhi relung pikiran saya. Terbayang oleh saya ketika dia tersenyum indah. Bukan kepada saya, tapi kepada balackberrynya. Duh, betapa buruknya nasib saya. Bukan sekedar blackberry itu sudah mengganggu tidur saya, tapi tiba-tiba saja saya menyadari betapa selama ini benda itu sudah merebut senyum terindah istri saya yang sebelumnya diberikannya hanya kepada saya. Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa dihadapan blackberry itu istri saya bisa tertawa terbahak-bahak padahal dulu tawa itu adalah ekspresi paling indah setiap kali saya melontarkan lelucon-lelucon kepadanya. Sekarang blackberry itu lebih sering melawak untuknya. Apa lagi disaat pekerjaan saya sedang padat-padatnya. Harus jujur saya akui bahwa kemampuan
saya dalam melucu juga sudah kurang menarik perhatiannya, karena selain sering dikalahkan oleh kesibukan saya sendiri, istri saya juga sudah tahu hampir semua lelucon yang saya miliki.
 
Terbayang lagi oleh saya betapa tangan halus lembut istri saya yang jauh lebih sering membelai blackberry itu dari pada mengelus-elus diri saya, oh….. Semakin besar lagi kebencian saya kepada blackberry itu. Lalu didalam pikiran saya muncul lebih banyak hal lagi yang menyebalkan dari blackberry itu sehingga saya memiliki semua alasan yang valid untuk segera membantingnya. Sampai berkeping-keping. 
 
Namun sebelum semuanya itu terjadi, wajah istri saya berkelebat. Saya bisa membayangkan betapa sedihnya dia. Dan saya bisa membayangkan betapa bahagianya dia ketika menatap pesan-pesan jenaka yang menghibur di layar monitornya. Saya membenci blackberry itu. Tetapi saya tidak ingin membuat orang yang saya cintai bersedih hati.  Setelah pertarungan pikiran dan perasaan itu, saya perlahan-lahan menurunkan tangan saya yang sedari tadi sudah bersiap-siap untuk membanting blackberry itu. Dini hari itu, saya tersadar kembali bahwa memang cinta itu memiliki pengaruh yang sedemikian hebatnya kepada jiwa kita. Cintalah yang menjadikan hati kita lembut. Cintalah yang menjadikan hati kita kuat. Cintalah yang menjadikan semangat kita melambung tinggi. Dan cintalah yang bisa mendorong kita untuk melakukan hal terbaik dalam hidup kita.
 
Saya menoleh ke arah istri saya yang sedang tertidur pulas. Wajahnya yang teduh memancarkan kedamaian. Oh, beruntung saya tidak jadi merusak benda kesayangannya. Saya mendekatinya. Lalu mengecup keningnya sambil berbisik 'I Love You'.
 
Saya memandang blackberry itu. Memikirkan apa yang harus saya lakukan untuk menghentikan bunyinya. Akhirnya saya memutuskan untuk meletakkannya di luar kamar. Namun, suaranya yang melengking tinggi itu tidak juga menjauh dari telinga saya. Kemudian, saya meletakkannya di dalan freezer lemari es di dapur kami. Sejak saat itu, tidak ada lagi bunyi alarmnya. Sejak saat itu saya mengetahui bahwa cara paling efektif untuk membungkam blackberry adalah memasukkannya ke dalam freezer!
 
Tetapi kewarasan akal saya mengingatkan jika blackberry itu bisa rusak. Walah, terbayang betapa sedihnya istri tercinta saya besok pagi. Lalu saya melompat berlari ke freezer itu lagi dan segera mengeluarkan blackberry milik istri saya. Segera saya singkirkan bunga-bunga es yang sudah mulai menyelimutinya. Duh, blackberry istri saya kedinginan. Saya memeluknya, hingga bisa berbunyi seperti tadi. Saya mencintai istri saya yang sangat mencintai blackberrynya. Akhirnya, saya membawa blackberry itu ke dalam kamar kami, lalu saya menyelimutinya dengan selimut tebal kami. Semoga dia tidak kedinginan lagi.
 
Esoknya pagi-pagi sekali, istri saya bertanya;"Yah, kamu lihat enggak; dimana blackberry-ku?" Tiba-tiba saja badan saya terserang demam panas dan dingin.
 
"Emmmh, ada di.. di dalam selimut kita." Rada tengsin juga mengatakannya.
 
Dia berlari membuka selimut itu. "Kenapa blackberry-ku ada dalam selimut ini?" katanya.
 
Saya mengatakan kepadanya; "Sayangku, saya menyelimuti blackberry-mu, karena saya sangat mencintai kamu……."
 
Sungguh tidak saya duga jika ternyata istri saya menerjemahkan kata-kata saya itu sebagai sebuah rayuan. So sweeeeet….. Apa lagi sudah selama berhari-hari kami tidak bersama. Maka terjadilah apa yang kemudian terjadi. Sampai-sampai saya lupa memberitahukan kepadanya, bahwa blackberry kesayangannya itu pandai bermain ice skating di freezer kami. Blackberry itu boleh saja kedinginan. Namun cinta kami harus tetap hangat. I love you, honey.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Ketika kita mencintai seseorang dengan setulus hati, rasa perih yang timbul karenanya menjadi tidak bermakna sama sekali.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul "Belajar Sukses Kepada Alam" versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan kunjungi petunjuknya di www.bukudadang.com  

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah tersedia di toko buku atau bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

2.

Artikel: Re-Thinking Marketing - Bisnis Telepon Di Negeri Kita

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Mar 27, 2011 3:16 am (PDT)



Artikel: Re-Thinking Marketing - Bisnis Telepon Di Negeri Kita
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Kita sudah tahu jika dalam dunia bisnis ada jargon yang menyebut bahwa 'Pelanggan Adalah Raja'. Sekarang jargon itu mulai bergeser menjadi 'Pelanggan Adalah Mitra'. Anehnya, banyak sekali pelaku bisnis yang tindak-tanduknya bertolakbelakang dengan jargon itu. Bahkan, pada tingkat tertentu membuat pelanggannya marah. Seberapa besar tingkat kesabaran Anda ketika menghadapi praktek-praktek sales dan marketing buruk mereka, misalnya? Mungkin Anda sangat penyabar sehingga perlakuan apapun yang Anda terima tidak terlampau mempengaruhi kestabilan emosi Anda. Atau, Anda sedemikian pemarahnya sehingga bisa dengan mudahnya menggebrak meja? Saya, kira-kira berada diantara keduanya. Saya bisa sabar. Dan saya bisa marah juga.
 
Sekitar pertengahan tahun 2010 saya membeli SIM card telepon selular dari sebuah provider. Tidak tahan dengan kiriman SMS dengan konten yang tidak jelas, saya langsung membuang SIM card itu pada bulan berikutnya. Menyakitkan sekali jika mengetahui provider telepon itu mencuri pulsa kita dengan mengirim SMS semacam itu.  Saya masih bisa bersabar dengan perlakukan mereka itu. Sudahlah, jangan sampai perilaku buruk orang lain menjatuhkan kualitas hidup saya.
 
Semakin lama mencermati, semakin saya sedih dengan cara provider telepon di negeri kita menjalankan bisnis mereka.  Mereka bahkan tidak lagi bisa membedakan antara halal dan haram dalam usahanya mencapai target pendapatan perusahaan. Namun, saya tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berhenti berlangganan. Menurut pendapat Anda, berapa juta rakyat Indonesia yang pasrah seperti saya? Menghubungi nomor kontak mereka, bukan solusi karena nomor-nomor keluhan yang disediakan sering menjadi sekedar pajangan belaka. Mendatangi kantor mereka juga tidak praktis karena kita bisa menghabiskan biaya dan waktu yang sangat berharga. Jadi, "sudahlah; pasrah saja" kira-kira begitulah respon kita. Dari sudut pandang perusahaan kepasrahan pelanggan ini rupanya dianggap sebagai 'peluang' untuk meningkatkan laba dan pendapatan. Maka semakin bersemangatlah mereka dengan 'gagasan-gagasan inovatifnya' untuk menguras dompet pelanggan.
 
Bagaimana dengan peran pemerintah kita sebagai regulator praktek bisnis telekomunikasi? Sangat menyedihkan sekali. Setelah selama bertahun-tahun praktek bisnis tidak sehat ini berlangsung; tidak ada bukti kongkrit hasil upaya perlindungan yang efektif terhadap rakyat. Kelihatannya memang pemerintah tidak berdaya menjalankan fungsinya sebagai abdi rakyat. Sedangkan para penyedia jasa telekomunikasi bermental buruk melihatnya sebagai 'blessing' dalam sikap diam pemerintah yang begitu anggun. Hasilnya, semakin merajalelalah praktek-praktek sales dan marketing yang sangat buruk dalam bisnis telekomunikasi di negeri kita.
 
Apakah pelanggan masih menjadi raja? Oh, sekarang pelanggan adalah mitra. Begitulah jargon sales & marketing mutakhir di abad modern itu. Heeeyy…, jangan bilang siapa-siapa, sekarang kita sudah punya jargon baru dalam millennium ke-3 sales marketing kita, yaitu; pelanggan adalah s.a.p.i.p.e.r.a.h. Jangan bilang siapa-siapa, ya…. Sebagai pelangga saya hanya bisa mengalah. Ya sudahlah, berhenti berlangganan saja.
 
Tanggal 7 Maret 2011, saya baru menyadari bahwa 2 fasilitas telepon lainnya di rumah saya telah 'dikerjai' juga oleh perusahaan penyedia jasa telepon. Saya mendatangi customer service office mereka. Dengan hati sabar, kepala dingin dan dada yang lapang. Namun, petugas yang menerima saya benar-benar telah melakukan sesuatu yang menyebabkan pemakluman saya atas perlakuan buruk mereka berubah menjadi kemarahan. Walhasil, saya menuntut pejabat tertinggi di kantor itu untuk mempertanggungjawabkan seluruh praktek bisnis kotornya. Dua minggu kemudian, mereka mengganti uang saya yang sudah diambilnya sekitar Rp.700 ribu lebih sedikit. Penggantian itu dilakukan hari Jumat tanggal 18 Maret 2011. Saya senang karena uang saya kembali. Tapi saya tetap sedih karena praktek bisnis buruk itu kemungkinan terus menerus memakan korban jutaan orang lainnya yang tidak berdaya. Mereka tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Bahkan, para penyelenggara Negara pun tidak
terlihat benar-benar peduli. Faktanya, hal itu masih saja terus terjadi.
 
Hari minggu tanggal 20 Maret 2011. Pagi-pagi sekali anak sulung saya datang dengan mata berkaca-kaca. "Ayah, aku dapat kiriman SMS terus nihh….." katanya. Tahukah Anda SMS apakah gerangan itu? SMS sales marketing provider telepon yang lagi-lagi digunakan untuk menguras pulsa pelanggannya. Baru tanggal 19 kemarin anak saya mengisi pulsa, dan sejak pukul 00.11 WIB dibombardir dengan SMS pencuri pulsa.  Saya lebih sedih lagi sekarang karena ternyata, selama berbulan-bulan ini keluhan anak saya tidak mendapatkan respon sepantasnya. Pagi itu saya berjanji untuk meluangkan waktu mendatangi kantor provider telepon itu. Untuk sementara, anak saya tenang. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa menit kemudian ada kiriman SMS yang sama? Saya cek sisa pulsa di hand phonenya. Tinggal tersisa 54 rupiah. Sadisnya bisnis telepon di Negara bernama Indonesia. Dan betapa tenang tenteramnya para penyelengga Negara kita menikmati amanah yang sudah diberikan oleh rakyatnya
di pundak mereka. Sungguh, sekarang saya benar-benar marah.
 
Tetapi, kemudian saya tergelitik untuk melihatnya dari sudut pandang praktek sales dan marketing lagi. Saya mencoba memperhatikan pola yang benar-benar kotor itu. Ketika pulsa kita kosong, atau hanya sedikit sekali; mereka berhenti mengirim SMS itu. Namun, begitu kita mengisi pulsa kembali; mesin pengirim SMS itu kembali aktif dan dengan rakusnya menyedot pulsa yang ada, sampai kering. Subhanallah, akhir zaman mungkin sudah sedemikian dekatnya sehingga orang mencuri pun sudah berani terang-terangan. Seolah-olah legal. Dan secara tidak langsung di anggap biasa oleh para penyelenggara Negara.
 
Bagaimana seandainya kita mengubah jargon sales dan marketing kita? Hah? Apa iya bisa? Bukankah tidak sebaiknya kita menantikan fatwa para guru marketing sekelas Pak Hermawan Kartajaya?  Pak Hermawan itu sudah sangat banyak jasanya terhadap para marketer dunia baru. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi di level dunia. Jadi, ijinkan untuk sekali ini saja saya pribadi yang akan menyampaikan 're-thinking marketing' dalam praktek sales dan marketing mulai saat ini. Apakah itu? Rule itu berbunyi;"Pelanggan Adalah Wakil Tuhan."
 
Apakah pelanggan benar-benar merupakan 'wakil Tuhan'? Benar. Pelanggan adalah perwujudan Tuhan yang secara fisik dan kongkrit berada di hadapan kita. Sebagai seorang pengambil keputusan dalam organisasi bisnis kita, apakah kita memiliki cukup nyali untuk pura-pura tidak tahu bahwa orang-orang yang bekerja di bagian sales dan marketing perusahaan kita telah mengkhianati wakil Tuhan? Terlalu beresiko jika kita bersikap demikian.
 
Tapi kan pelanggan itu bukan Tuhan? Hey, jargon baru yang saya bilang itu menyebut pelanggan sebagai 'wakil Tuhan', bukan menjadikan mereka sebagai 'Tuhan-Tuhan baru' kita. Tuhan ingin agar bisnis kita sukses dan berkah. Maka Dia mengirimkan wakilnya dalam wujud yang mudah untuk kita lihat, sehingga mudah berinteraksi dengannya. Mengapa kita tidak memahami itu sebagai isyarat dari Tuhan untuk menjadi pelayan terbaik bagi-Nya?
 
Jadi mulai sekarang, mari kita re-thinking marketing practice kita. Dan mari kita terapkan rule yang baru dalam praktek sales dan marketing kita. Apa bunyi rule itu? "Layanilah pelangganmu, seperti engkau melayani Tuhanmu."
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence Contemplator
www.dadangkadarusman.com
 
Catatan Kaki:
Mendapatkan nafkah yang berlimpah itu sungguh sebuah anugerah. Namun mengusahakannya dengan cara yang bermartabat, akan menjadikannya berkah.

--------------------------------
Buku-buku terbaru Dadang Kadarusman sudah tersedia di toko buku atau bisa dipesan di http://www.bukudadang.com/

3.

Masalah dan Cara Mengatasinya

Posted by: "NLP Into Action" nlpintoaction@gmail.com

Sun Mar 27, 2011 3:16 am (PDT)



Sumber http://nlpintoaction.com/aplikasi-nlp/masalah-dan-cara-mengatasinya/

by Tatang Akasa <http://nlpintoaction.com/direktori-praktisi/tatang-akasa/>

Setiap hari setiap orang pasti menghadapi masalah. Bahkan satu masalah belum
selesai, masalah yang lain sudah muncul, yang kalau muncul tidak jarang
membuat orang kesulitan dan membuat orang menjadi *stress*. Sebenarnya apa *
sih* masalah itu? Saya akan menjelaskannya dengan rangkaian cerita yang
dalam *Neuro-Linguistic Programming* (NLP) disebut dengan nama *nested
loops.*

Seorang ibu paruh baya memiliki dua orang anak, yang satu berjualan payung
dan yang satu lagi berjualan es krim. Setiap hari ibu ini kelihatan murung
dan bersedih hati. Pada waktu hari terik ia bersedih mengingat anaknya yang
berjualan payung tidak laku barang dagangannya. Dan pada saat hari hujan, ia
juga bersedih mengingat anaknya yang berjualan es krim tidak laku barang
dagangannya. Demikian setiap hari ia selalu bersedih mengingat kedua anaknya
tersebut.

Di tempat yang lain, ada seorang bapak dengan lima orang anak yang baru saja
melalui hari yang sangat berat. Ia baru saja di PHK karena kantor tempatnya
bekerja harus tutup karena keadaan perekonomian yang memburuk akibat dari
imbas krisis ekonomi global. Ia sangat *stress* memikirkan nasib lima
anaknya yang masih kecil-kecil dan masih sekolah. Ia tidak tahu apa yang
harus dilakukannya untuk menyambung hidup sementara hutang sudah gali lubang
tutup lubang. Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia menaiki sebuah angkot
yang kosong dan ia termenung meratapi nasibnya yang sangat buruk tersebut.
Tidak lama kemudian naiklah seorang bapak dengan dua anaknya yang masih
kecil ke dalam angkot tersebut. Mula-mula mereka duduk dengan tenang namun
tidak lama berselang kedua anak kecil tersebut membuat kegaduhan. Mulai dari
bercanda, berteriak dan bermain sesuka mereka. Hal ini sangat mengganggu
bapak yang baru saja kena PHK tadi dan membuatnya naik pitam dan berkata
kepada bapak dari kedua anak itu untuk mendiamkan kedua anaknya yang sangat
berisik.

Suatu hari sepulang kerja tanpa disangka-sangka ada seorang tetangga baru
yang mengata-ngatai tetangganya yang baru pulang kerja. Dengan pandangan
sinis dan bibir sedikit mencibir dia mengatakan: �Dasar, begitu saja
sombong!�. Mendengar hal ini, tentu saja tetangganya yang baru pulang kerja
tersebut kaget bukan kepalang. Namun karena sudah capek dan tidak mau
mencari masalah ia tidak memperdulikannya dan masuk ke dalam rumah walaupun
dengan perasaan sedikit emosi. Keesokan harinya pada saat ia pulang kerja,
kejadian yang sama kembali berulang. Hal ini membuatnya semakin emosi dan ia
berkata dalam hati bahwa kalau besok orang tersebut mengatakan hal yang sama
lagi maka ia akan membuat perhitungan dengan orang tersebut karena hal
tersebut sudah diluar batas.

Di suatu kota terdapat dua orang kakak beradik yang lahir dari ayah dan ibu
yang sama. Keadaan sang kakak sangat berbanding terbalik dengan sang adik,
dimana sang kakak sangat terpuruk dalam hidupnya, berandalan dan dianggap
sebagai sampah masyarakat. Berbeda halnya dengan sang adik, ia sangat
berhasil dalam hidupnya. Ia sangat kaya, terpandang dan dicintai oleh
masyarakat di lingkungan dimana ia tinggal. Suatu hari seorang wartawan
sangat tertarik untuk mewawancarai kedua kakak beradik ini dan ingin mencari
tahu apa sebenarnya yang menyebabkan mereka berdua bisa seperti ini. Waktu
sang kakak diwawancara oleh wartawan tersebut mengenai kenapa ia bisa
seperti sekarang ini, ia mengatakan bahwa ayahnya adalah penyebab kenapa ia
bisa seperti ini. Ia menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang pemabuk,
penjudi, sering memarahi dan memukul dirinya. Singkat cerita, alasan kenapa
dia bisa seperti ini hari ini adalah karena apa yang dilakukan oleh ayahnya
terhadap dirinya dan juga kepada keluarganya. Secara terpisah, wartawan
tersebut juga mewawancarai sang adik. Dan alangkah kagetnya si wartawan
tersebut karena sang adik mengatakan alasan dia sukses seperti ini adalah
karena ayahnya juga. Sama seperti yang diceritakan oleh kakaknya, karena
ayahnya adalah pemabuk, penjudi, suka memarahi dan memukuli ibunya, kakaknya
dan dirinya maka ia bertekad untuk tidak mau menjadi sama seperti ayahnya.

Pada saat sore hari sesampainya di depan pintu rumah, tetangga tersebut
kembali mengatai tetangganya yang baru pulang kerja: �Dasar, begitu saja
sombong!�. Berhubung kesabarannya sudah habis, orang yang baru pulang kerja
tersebut menggulung lengan bajunya dan mendekati tetangga barunya untuk
membuat perhitungan. Sesaat sebelum dirinya memukuli orang yang mengatainya
itu, Pak RT lewat dan mengatakan bahwa orang tersebut memiliki kelainan jiwa
alias gila. Sontak setelah mendengar hal tersebut emosinya hilang entah
kemana dan dirinya tidak jadi membuat perhitungan lagi dengan orang gila
tersebut.

Sewaktu bapak yang kena PHK tersebut dengan penuh emosi meminta kepada ayah
dari kedua anak dalam angkot tersebut diatas untuk mendiamkan kedua anaknya
yang ribut diluar batas, ayah dari kedua anak tersebut langsung meminta maaf
kepada bapak tersebut. Ia mengatakan: �Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
keributan yang ditimbulkan oleh kedua anak saya. Saya tahu mereka bertindak
diluar batas, namun saya sengaja membiarkan mereka begitu karena baru
sekarang saya melihat mereka dapat bermain seperti ini lagi. Sebenarnya kami
baru saja melewati hari yang sangat berat dalam hidup kami karena kami baru
saja pulang dari pemakaman ibu mereka�. Mendengar hal ini, bapak yang baru
terkena PHK tidak dapat berkata apa-apa dan emosinya langsung reda dan
mengatakan: �Tidak apa-apa Pak. Saya yang meminta maaf karena terlalu emosi.
Anak-anaknya silakan bermain kembali, saya tidak merasa terganggu lagi�.

Suatu hari tetangga dari ibu paruh baya yang memiliki dua anak yang
berjualan payung dan es krim merasa kasihan dengan ibu tersebut karena
setiap hari selalu bersedih hati. Ia kemudian mencoba membantu ibu tersebut.
Setelah mengetahui duduk persoalannya, ia kemudian meminta ibu tersebut
untuk mengubah sudut pandangnya. Pada saat hujan, ia diminta untuk
memikirkan anaknya yang berjualan payung. Pasti pada hari itu anaknya yang
berjualan payung akan mendapatkan keuntungan yang besar karena
payung-payungnya banyak terjual. Dan pada saat hari panas/terik, ibu
tersebut diminta untuk memikirkan anaknya yang sedang berjualan es krim.
Pasti hari tersebut dagangannya laku keras karena banyak orang yang membeli
es krim di hari yang panas. Mulai sejak saat itu ibu tersebut selalu bersuka
cita.

Kembali kepada pokok bahasan kita sesuai dengan judul yang tertulis diatas.
APA ITU MASALAH? Melihat cerita-cerita yang dirangkai dengan *nested
loops*diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
*MASALAH ITU ADALAH BAGAIMANA CARA SESEORANG MEMANDANGNYA. *Apabila sesuatu
itu dipandang sebagai masalah maka hal tersebut akan menjadi masalah. Namun
apabila sesuatu dipandang bukan sebagai masalah maka hal tersebut bukanlah
masalah.

Kemudian bagaimana cara untuk mengatasi masalah? Caranya adalah sangat mudah
yaitu dengan cara *MENGGANTI SUDUT PANDANG* kita maka niscaya masalah
bukanlah masalah lagi.

Semoga bermanfaat.
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Groups

Parenting Zone

Community resources

for parents

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: