Minggu, 11 Desember 2011

[daarut-tauhiid] Tujuh Dosa yang Membinasakan

Tujuh Dosa yang Membinasakan
Kamis, 08 Desember 2011 09:28 WIB
Oleh: Ina Febriany

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, ''Tinggalkanlah tujuh
dosa yang akan membinasakan. Sahabat bertanya, ''Yaa Rasulullah,
apakah dosa-dosa itu? Jawab Nabi SAW, ''Syirik mempersekutukan Allah
Swt, melakukan sihir, membunuh jiwa manusia yang telah diharamkan
Allah Swt kecuali dengan hak, makan riba, makan harta anak yatim, lari
dari perang jihad, menuduh zina pada wanita mu'minat,'' (HR Bukhari
Muslim)

Dalam hadis di atas, Abu Hurairah menyebut tujuh dosa yang
membinasakan. Dikatakan membinasakan karena dari dosa tersebut bukan
hanya merusak keimanan diri sendiri, namun juga ada hak-hak muslim
yang dirusak oleh si pembuat dosa. Dosa pertama yang tersebut dalam
hadits di atas ialah dosa yang takkan terampuni, yakni syirik
(mempersekutukan Allah).

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia
mengampuni segala dosa selain syirik bagi siapa yang ia kehendakiNya.
Barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar." (An Nisaa: 48)
Firman Allah Swt dalam QS An-Nisaa di atas mengisyaratkan bahwa Allah
membuka pintu ampunan selebar-lebarnya bagi pendosa apapun namun tidak
untuk dosa syirik. Karena pertama, syirik adalah bentuk kedurhakaan
seorang makhluq kepada khaliq. Kedua, syirik sudah termasuk dalam
kategori dosa tertinggi dari dosa apapun menurut Quran dan sunnah yang
ganjarannnya adalah neraka, apabila si musyrik tidak menyadari dan
bertaubat dari dosa-dosa syiriknya.

Sejalan dengan perihal syirik, dari Abdullah bin Mas'ud r.a Rasulullah
Saw bersabda, "Siapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan
sesuatu, niscaya akan memasuki neraka," (HR Bukhari Muslim)

Dosa yang membinasakan kedua adalah sihir. "Dan mereka mengikuti apa
yang dibaca oleh syaithan-syaithan pada masa kerajaan Sulaiman dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir. Padahal
Sulaiman tidak kafir hanya syaithan-syaithanlah yang kafir…," (QS
Al-Baqarah: 102).

Tingkatan sihir hampir dekat dengan syirik. Jika syirik adalah bentuk
kedurhakaan dan pengingkaran seorang hamba pada dzat dan kuasa Allah
Swt, maka sihir adalah perbuatan yang tidak hanya dilakukan atas dasar
pengingkaran pada Allah, namun juga penyakit hati yang tertanam pada
sesama yang menyebabkan ia buta sehingga membinasakan orang lain, bisa
dalam bentuk membuat hidupnya sengsara, tertimpa penyakit, atau pun
sampai menyebabkan saudara semuslim tersebut meninggal karena penyakit
hatinya yang kian bengkak tersebut. Oleh karenanya, disebutkan dalam
hadits, lantaran perbuatan sihir ini sungguh merugikan diri sendiri
dan orang lain, maka ibadah orang yang melakukan sihir tidak diterima
Allah Swt hingga ia sadar, bertaubat dan memohon maaf pada orang yang
telah ia rugikan.

Ketiga, dosa yang membinasakan ialah membunuh, "Sesungguhnya
orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan mmebunuh para Nabi
yang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia
berbuat adil. Maka gembirakanlah bahwa mereka akan menerima siksa yang
pedih," (QS Ali Imran: 21)

Membunuh sesama muslim adalah termasuk dosa besar baik dihadapan Allah
dan tercela dihadapan manusia. Islam sangat mengatur hak-hak tiap
muslim agar dapat hidup secara tentram dan saling menghargai hak-hak
tersebut. Tak hanya sesama muslim, kepada kaum kafir yang jika si
pembunuh ada perjanjian damai pun Allah mengatur ganjaran yang harus
dilakukan si pembunuh tersebut. Oleh sebabnya, dalam Islam, masalah
pembunuhan secara detail dijelaskan oleh Allah, di antaranya yakni
dalam surah An-Nisaa, Allah berfirman,
"Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain
kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Dan barang siapa membunuh
seorang mukmin dengan tidak sengaja hendaklah ia memerdekakan hamba
sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserahkan kepada
keluarga (si terbunuh) kecuali jika keluarga si terbunuh itu ridha.
Jika si terbunuh itu dari kaum kafir yang ada perjanjian damai antara
mereka dengan kamu, maka hendaklah si pembunuh membayar diyat yang
diserahkan kepada keluarga si terbunuh serta memerdekakan hamba sahaya
yang beriman. Barangsiapa tidak memperolehnya (hamba sahaya) maka
hendaklah ia berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat
kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana," (QS
An-Nisaa: 92).

Dalam surah lain, agar lestarinya kelangsungan hidup manusia, tidak
terjadi pembunuhan di antara sesama muslim, dan jera-nya orang-orang
yang terlanjur membunuh sesama, Allah mengatur masalah pembunuhan
melalui hukum Qishash.
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka,
hamba dengan hamba, wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang
mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah yang memaafkan
mengikuti cara yang baik dan hendaklah yang diberi maaf membayar diyat
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. Yang demikian itu
adalah keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih,"
(QS Al-Baqarah: 178)

Keempat, riba. Dalam surah Al-Baqarah, Allah berfirman, "Hai orang
orang yang beriman bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa riba
jika kamu orang-orang yang beriman," (QS Al Baqarah: 278)

Kelima, memakan harta anak yatim. "Dan berikanlah kepada anak-anak
yatim (yang sudah baligh) harta diantara mereka. Jangan kamu menukar
yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama
hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu
adalah dosa yang besar," (QS An-Nisaa: 2)

Memakan harta anak yatim adalah haram hukumnya bagi tiap-tiap Muslim
beriman. Adapun mereka yang memakan harta anak yatim, hakikatnya
mereka hanyalah memakan api dalam perut mereka lengkap dengan neraka
sebagai tempat kembalinya, seperti halnya firman Allah Ta'alaa,
"Sesungguhnya orang-orang yang makan harta anak yatim dengan zalim,
pada hakikatnya mereka hanya makan api di dalam perut mereka dan
mereka akan memasuki neraka sa'ir," (QS An-Nisaaa: 10)

Tepat di bulan Muharram ini, yang biasa disebut dengan lebaran anak
yatim, sepatutnyalah kita menyayangi dan menyisihkan rizki untuk
mereka, sebab, setiap Muslim yang mencintai anak yatim, kelak akan
berada di surga bersama Rasulullah Saw, "Siapa yang mengasuh tiga anak
yatim, maka bagaikan orang yang bangun pada malam hari dan puasa pada
siang hari dan bagaikan orang yang menghunus pedangnya untuk berjihad
tiap pagi dan sore. Kelak, mereka akan berada di surga bersamaku
layaknya saudara sebagaimana kedua jari ini bersaudara (yaitu telunjuk
dan jari tengah)," (HR Ibnu Majah)

Keenam, lari dari peperangan. Firman Allah Ta'alaa dalam QS Al-Anfaal,
"Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bertemu dengan orang-orang
kafir yang sedang menyerangmu maka janganlah kamu membelakangi mereka
(mundur)," (QS. Al-Anfaal: 15)
Lari dalam peperangan—diibaratkan sebagai orang yang telah menyerahkan
dirinya untuk syahid di jalan Allah Swt, lalu mereka menyerah lantaran
takut mati. Dalam hal ini, Allah sangat tidak suka terhadap muslim
yang berkepribadian mudah menyerah seperti ini. Tak hanya dalam
peperangan, jihad melawan hawa nafsu juga disejajarkan sebagai jihad
yang tidak mudah ditaklukkan, sehingga seorang muslim tak boleh gentar
melawannnya.

Terakhir, menuduh wanita mukmin berzina. "Sesunguhnya orang-orang yang
menuduh wanita yang baik-baik lagi beriman (berbuat zina), mereka
tertimpa la'nat dunia dan akhirat dan bagi mereka azab yang besar,"
(QS An-Nuur: 23). Tuduhan berzina yang dialamatkan kepada wanita
baik-baik padahal mereka tidak pernah melakukannya mengingatkan kita
pada kisah Ibunda Isa as, Maryam. Dan, sudah selayaknya fitnah
tersebut membawa si penebar fitnah ke dalam azab nan dahsyat, neraka
jahannam sebab ia tidak hanya berdusta di hadapan manusia, tapi juga
berdusta dihadapan Zat Yang Maha Mengetahui, Allah Subhaanahu
Wata'alaa. Wallahu a'lam bish shawwab.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/12/08/lvv5k3-tujuh-dosa-yang-membinasakan


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: