Rabu, 07 Desember 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3527

Messages In This Digest (4 Messages)

Messages

1.

Dokter Indonesia sedang Koma di ICU, Mohon Bantuan. Tq

Posted by: "dr Dito" ditoanurogo@gmail.com   d17o

Tue Dec 6, 2011 4:57 pm (PST)



Info di bawah ini sekadar meneruskan saja dari milis *dokter-INA> Digest
Number 1086*, yang beralamat di: dokter-ina@yahoogroups.com

Semoga ada rekan , sahabat, sejawat, dan dermawan yang dapat membantu dr. siti
fatma.

Mohon maaf bila mengganggu waktunya.

Hormat kami,

Dito Anurogo

1a.

*Saya prihatin *<http://groups.yahoo.com/group/dokter-ina/message/9506;_ylc=X3oDMTJybDVmOWo1BF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzIxNjEyMDgzBGdycHNwSWQDMTcwNTA2MTE0NgRtc2dJZAM5NTA2BHNlYwNkbXNnBHNsawN2bXNnBHN0aW1lAzEzMjMwMTAyNDQ->
**

*Posted by: "Yudhistya" dryudhistya@gmail.com
<dryudhistya@gmail.com?Subject=+Re%3A%20Saya%20prihatin> yudhistyaksyatria
<http://profiles.yahoo.com/yudhistyaksyatria>*

*Sat Dec 3, 2011 7:25 am (PST) *

Saya prihatin dengan nasib dokter indonesia. Malam ini dapat sms seperti
ini:
saudaraku,siti fatma (residen obsgyn ugm) sekarang sedang kritis dan koma
di icu RS PAnti RAPIH YOGYAKARTA,mohon doa dan keikhlasannya utk membantu
meringankan beban keluarga krn saat ini suaminya kesulitan biaya utk
membayar biaya perawatan yang sgt besar,tolong disalurkan ke rekening
suaminya berikut:Bank Mandiri: 106-00-0662888-0 atas nama dr. Arief
Kurniawan Siregar (residen interna ugm).sebesar apapun pemberian sdr/i dpt
mengurangi beban mereka.
Kabar terakhir MODS. Sebelumnya MRSA. Semua pegawai kesehatan berisiko
MRSA.
Dan tarif pijat refleksi masih 30 ribu/ jam. Dokter umum jaga igd 160
ribu/8 jam alias 20 ribu per jam. ICU 4 juta/ malam. Dokter pns
2juta/bulan. Siapapun dokter umum bergaji 2 juta/bulan akan bangkrut kalau
masuk ICU.
Saya prihatin

* *

* *

* *

*Re: Saya prihatin
*<http://groups.yahoo.com/group/dokter-ina/message/9512;_ylc=X3oDMTJycjIzMmtiBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzIxNjEyMDgzBGdycHNwSWQDMTcwNTA2MTE0NgRtc2dJZAM5NTEyBHNlYwNkbXNnBHNsawN2bXNnBHN0aW1lAzEzMjMwMTAyNDQ->
**

*Posted by: "Yudhistya" dryudhistya@gmail.com
<dryudhistya@gmail.com?Subject=+Re%3A%20Saya%20prihatin> yudhistyaksyatria
<http://profiles.yahoo.com/yudhistyaksyatria>*

*Sun Dec 4, 2011 4:14 am (PST) *

Info tambahan
SEKRETARIAT
Sekretariat PPDS I Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran UGM/RSUP Dr.Sardjito. Jl. Kesehatan No.1 Yogyakarta �
55281
Telp./Fax. 0274-544..3
Contact Person: Wiwin
http://obgin-ugm.com/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=28
Alamat RS. Panti Rapih Yogyakarta
Jl. Cik Ditiro No.30 Yogyakarta
No Telepon : (0274) 514845

Sms tadi dari r1 obgyn ugm
Yuniar 0812 27555241
Suami( arif) 081361677420
2.

Artikel – Sentuhan Pribadi Dalam Pekerjaan Kita

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Tue Dec 6, 2011 5:05 pm (PST)



Artikel – Sentuhan Pribadi Dalam Pekerjaan Kita
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Catatan Kepala:"Setiap orang memiliki sentuhan pribadi yang berbeda terhadap pekerjaan yang sama sehingga hasil kerjanya menjadi unik. Maka untuk menghasilkan pekerjaan yang baik kita perlu memberikan sentuhan pribadi terbaik."
 
Setiap pabrik yang baik selalu memiliki departemen Quality Assurance yang tugasnya memastikan bahwa setiap produk yang dirilis memenuhi standar kualitas tertentu. Suatu produk layak jual bukanlah produk yang 100% memenuhi syarat tertentu itu, melainkan yang masih berada dalam 'range' atau rentang kualitas tertentu. Bahkan di pabrik yang sudah serba otomatis menggunakan system komputer terbaikpun masih bisa terjadi defect atau penyimpangan hasil. Apa lagi jika pekerjaan itu dilakukan secara manual oleh setiap karyawan. Misalnya; mengetik, menganalisis, memasarkan, menjual, membuat laporan, memeriksa, dan sebagainya. Kita semua, berada dikantor mengerjakan tugas atau pekerjaan tertentu. Ada teman Anda yang mengerjakan tugas yang sama, tetapi, saya bisa memastikan bahwa hasil kerja Anda dan teman Anda tetap saja berbeda. Bagi saya, ini mengisyaratkan kesempatan buat siapa saja untuk menunjukkan bahwa dia bisa memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik
dari orang lain. Dengan demikian, dia bisa dikenali sebagai orang yang benar-benar memiliki sentuhan pribadi terbaik atas setiap pekerjaan yang ditanganinya.
 
Jika Anda suka menyaksikan tayangan MasterChef, tentu tahu ada segmen 'MasterChef Recipe Challenge'. Dalam segmen itu, para kontestan akan menantang seorang koki yang sudah terkenal. Koki tersebut harus membocorkan resepnya hingga teknik memasaknya, barulah kemudian mereka bertarung untuk membuat makanan paling enak. Motto mereka "same ingredients, same recipes, same kitchen.' Bahannya sama, resepnya sama, dapurnya juga sama. Yang membuat pertandingan itu seru adalah karena kita tahu bahwa dengan semua kesamaan itu, setiap orang yang bertanding akan menghasilkan masakan yang citarasa dan kualitasnya berbeda. Apa yang kita lakukan di kantor kira-kira ya begitu juga. Pekerjaan kita sama, misi kita sama, lingkungan kerja kita pun sama. Tetapi, setiap orang di kantor kita menghasilkan buah karya yang berbeda, bukan? Mengapa citarasa masakan yang dihasilkan berbeda? Karena setiap koki memiliki sentuhan pribadi yang berbeda. Mengapa hasil kerja kita di
kantor juga berbeda? Karena setiap karyawan memiliki sentuhan pribadi yang berbeda. Hanya pekerjaan yang mendapatkan sentuhan pribadi terbaik saja yang akan memberikan hasil terbaik. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memberikan sentuhan pribadi terbaik kepada pekerjaan, saya ajak memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
 
1.      Kesempatan untuk membuat perbedaan.  Salah satu masalah klasik yang kita hadapi saat ini adalah; begitu banyak orang yang secara sengaja membuat cara dan perilaku kerja kerja mereka sama seperti orang lain. Bayangkan jika di kantor Anda ada 100 orang yang mengerjakan tugas yang sama seperti Anda. Tak satupun diantara 100 orang itu yang bisa membuat perbedaan bermakna. Bagaimana bisa menentukan 1 orang terbaik dari kelompok itu?   Sekarang, bayangkan jika dari 100 orang itu ada 1 orang yang cara kerja dan perilakunya berbeda secara positif dibandingkan 99 orang lainnya? Apakah mudah bagi Anda untuk mengetahui siapa bintangnya? Pasti. Begitu banyak orang yang bingung; bagaimana caranya menjadi karyawan unggul ditengah begitu banyaknya rekan kerja kita? Hmmh, ingatlah bahwa dengan bahan yang sama, resep yang sama dan dapur yang sama; setiap koki bisa menghasilkan masakan yang citarasanya berbeda. Bisakah Anda membuat cita rasa hasil
pekerjaan Anda berbeda? Itulah tantangannya. Sebab dimanapun Anda bekerja, selalu ada peluang bagi Anda untuk menjadikan diri Anda berbeda. Anda tahu mengapa? Karena Tuhan menciptakan diri Anda dengan 'sesuatu' yang hanya Anda sendiri yang memilikinya. Dan itu berarti bahwa Anda, memiliki kesempatan untuk membuat sebuah perbedaan yang mampu memberi makna.
 
2.      Perbedaan dihasilkan oleh perilaku. Apa yang menyebabkan kita kehilangan keunikan dalam pekerjaan yang kita hasilkan? Kita sering lupa memberinya sentuhan pribadi. Coba saja lakukan pekerjaan Anda persis seperti orang lain melakukannya. Maka hasilnya tidak akan jauh beda dengan yang dihasilkan oleh orang lain. Masalahnya, kita cenderung 'mengikuti arus' saja. Misalnya, ketika teman-teman di kantor kita sedang pada kesal. Pasti perilaku kerja mereka akan terpengaruh buruk. Lha, kita kok suka tergoda untuk mengikuti perilaku buruk itu. Padahal, justru ketika orang lain berperilaku buruk itulah setiap perilaku baik akan terlihat dengan mudah. Ketika kita tetap berperilaku baik ditengah  begitu banyaknya orang berperilaku buruk, kita tidak sedang berusaha untuk 'mencari muka'. Kita sedang berteguh hati untuk memberikan 'sentuhan pribadi' itu terhadap pekerjaan kita. Orang lain boleh berperilaku buruk, tetapi; 'pribadi saya jauh
lebih baik'. Bahkan ketika kita sedang kecewa pada seseorang atau sesuatu, kita tidak mungkin mengabaikan sentuhan pribadi itu. Anda keliru jika mengira saya tidak pernah dikecewakan ditempat kerja. Berkali-kali. Tetapi, setiap kali kecewa; saya memastikan agar tetap memberikan sentuhan pribadi  pada setiap pekerjaan yang menjadi tanggungjawab saya. Orang-orang yang saya layani masih bisa mengenali 'identitas pribadi' pada pekerjaan saya. Alhamdulillah, dengan cara itu; kita tidak membuat reputasi pribadi ikut memburuk. Di ruang atasan, saya mungkin protes. Tetapi diruang kerja. Atau dihadapan pelanggan. Atau dihadapan para bawahan; pantang untuk mengabaikan sentuhan pribadi. Mengapa? Karena saya percaya bahwa perilaku yang saya tunjukkan sangat menentukan hasil akhirnya.
 
3.      Perilaku menghasilkan keunggulan.  Segala sesuatu yang sama dengan lainnya biasanya kita sebut sebagai 'rata-rata' atau 'umum'. Sedangkan sesuatu yang 'berbeda' biasanya kita sebut sebagai 'pengecualian' atau 'khusus'. Tentu ada hal khusus yang buruk, semisal produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan team QA itu. Tetapi, sekarang kita sedang berbicara tentang standar kualitas melampaui kebanyakan orang. Di pabrik pun kita mengenal klasifikasi produk grade A, grade B, dan seterusnya. Maka begitu pula halnya dengan kinerja yang kita hasilkan. Lihat saja, faktanya kita bisa menemukan ada orang-orang yang special ditengah kerumunan karyawan yang mempunyai job description yang sama. Seperti episode MasterChef Recipe Challenge itu. Segala sesuatunya sama dengan kebanyakan orang lainnya. Tuntutan kerjanya. Standard Operating Procedurenya. Begitu pula dengan lingkungan kerjanya. Tetapi, mengapa pelanggan
merasakan 'perbedaan' ketika orang ini melayaninya? Senyumnyakah? Tata bahasanyakah? Gesturnyakah? Mengapa teman-temannya selalu senang bekerjasama dengan dia? Keramahannyakah? Keluwesannyakah? Mengapa atasannya lebih senang bekerja dengan dia? Kedisiplinannyakah?  Keakuratannyakah? Mungkin saja. Yang jelas, senyum, tata bahasa, pembawaan diri, keramahan, kedisiplinan, keakuratan, dan semua yang mungkin dirasakan orang lain itu adalah faktor pembeda yang menjadikan dirinya unggul dibandingkan dengan orang lain. Mengapa bisa begitu? Karena orang itu, menambahkan 'sentuhan pribadi' kedalam SOP yang sehari-hari dilakukannya.
 
4.      Keunggulan mencerminkan dedikasi. Tidak ada yang bisa menjatuhkan orang yang benar-benar memiliki dedikasi. Orang-orang ini benar-benar bisa diandalkan. Bukan hanya ketika keadaan sedang serba indah, melainkan juga pada saat segala sesuatunya sedang serba sulit. Makanya orang yang berdedikasi itu sangat dicari-cari. Masalahnya, orang yang memiliki dedikasi itu jumlahnya hanya sedikit. Masalah? Itu masalah bagi para pemilik perusahaan dan top management. Tapi, peluang bagi para karyawan. Setidak-tidaknya, lebih banyak orang yang memiliki dedikasi rendah daripada mereka yang dedikasinya tinggi terhadap profesi mereka. Emh, maksud saya, untungnya orang yang memiliki dedikasi itu jumlahnya hanya sedikit. Salah satu ciri dedikasi adalah ketika mereka bersedia mencurahkan kemampuannya secara maksimal tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang menghambatnya. Bahkan situasi yang kurang menyenangkan sekalipun tetap tidak bisa menjadikan orang
berdedikasi tinggi mengorbankan kualitas kerjanya. Apalagi jika orang-orang ini berhadapan langsung dengan para pelanggan. Mereka sadar bahwa kinerjanya sangat menentukan kepuasan dan kenyamanan kepada pelanggannya. Hal ini bisa menjelaskan mengapa kinerja dan kualitas kerja orang-orang yang berdedikasi tinggi itu cenderung konsisten. Karena mereka tidak pernah kendor komitmennya dalam melakukan pekerjaan hingga pada tingkatan paling tinggi yang bisa mereka lakukan. Dan, karena dedikasi seperti ini sangat jarang; maka dengan dedikasi itu, dia sedang melakukan sentuhan pribadi pada pekerjaannya.
 
5.      Dedikasi menghasilkan diskriminasi yang manis. Kita sudah tahu jika orang yang berdedikasi tinggi itu sangat langka. Ini juga menjadikan mereka sedemikian istimewa dan berharganya. Makanya wajar jika hal itu dibalas dengan sebuah perlakuan yang 'berbeda'. Saya menyebutnya sebuah 'diskrimininasi yang manis'. Para aktivis persamaan hak mungkin menolak diskriminasi. Tetapi, jika diskriminasi itu berupa perlakukan istimewa yang menyenangkan bagi orang yang didiskriminasikan? Ah, tak seorangpun akan menolaknya ya kan? Orang-orang dengan kinerja istimewa memang pantas mendapatkan perlakuan istimewa. Kita tahu, ada banyak cara untuk mendapatkan perlakuan istimewa. Tapi, hanya satu cara yang benar-benar bisa membuat Anda puas lahir dan batin, yaitu; ketika Anda mendapatkannya melalui kinerja Anda yang istimewa juga. Dengan cara itu, Anda bisa mendapatkan perlakuan istimewa tanpa cibiran dari orang lain. Tanpa cemoohan. Melainkan dengan
pengakuan dari mereka, bahwa Anda; memang layak untuk mendapatkan pelakuan istimewa. Mengapa harus istimewa? Karena hanya Anda yang seperti itu. Mengapa hanya Anda? Karena Anda berhasil memberikan sentuhan pribadi, pada pekerjaan yang Anda tangani.  
 
Tugas Anda bisa saja sama dengan orang lain. Pekerjaan Anda bisa sama dengan mereka. Masalah dan tantangan yang Anda hadapi juga tidak berbeda. Tetapi, Anda; bisa memberikan hasil yang sama sekali berbeda melalui 'sentuhan pribadi' yang bisa Anda berikan dalam setiap detik yang Anda lalui saat menjalaninya. Sederhana saja kok caranya. Yaitu; sertakan seluruh hati Anda saat mengerjakannya. Karena dengan dedikasi sepenuh hati itu, Anda bisa membuat perbedaan yang pada akhirnya akan menjadi Anda seorang pribadi yang istimewa. Lha, kalau imbalannya sama dengan yang lain; apa gunanya? Oh, tetap ada. Gunanya adalah ketika Anda ditanya; "Apa yang sudah kamu lakukan semasa hidup?" Bisakah Anda menjawabnya dengan mantap jika semasa hidup itu Anda sudah mendayagunakan sepenuh hati Anda untuk setiap kebaikan dan perjuangan hidup yang Anda jalani? Insya Allah, bisa.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman – 05 Desember2011
Trainer on Leadership & Personnel Development Topics
Penulis buku "Natural Intelligence Leadership"(Tahap dummy di penerbit)
 
Catatan Kaki:
Penyebab utama yang menjadikan hasil kerja kita mirip seperti kebanyakan orang lainnya adalah karena kita sering lupa untuk memberikan sentuhan pribadi kepada setiap pekerjaan yang kita tangani.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
3.

Fwd: Ada taman bacaan online GRATISS ! Semua komik boleh dibawa pula

Posted by: "Tante" tantegumala31@yahoo.com   tantegumala31

Tue Dec 6, 2011 6:20 pm (PST)



Ada taman bacaan online GRATISS ! Semua komik boleh dibawa pulang semua!

Bisa download komik gratiss sepuas-puasnya! Tersedia komik-komik besar berwarna terbitan tahun 80-an seperti: tintin, asterix, lucky luke, deni manusia ikan, storm, trigan, donal bebek, nina, agen polisi 212, steven sterk, bob si napi badung, arad dan maya.

Semua komik dalam format PDF sangat cocok dibaca menggunakan PC, Laptop, IPAD, GalaxyTAB, Tablet, dll.

Silahkan mampir di sini : http://komikgratisanonline.1x.net

atau email : dvdkomiku 'at' gmail 'dot' com (dvdkomiku@gmail.com) untuk pemesanan (2DVD+Bonus).

salam,
^_^

note : tolong forward email ini ke sesama penggemar komik, thx :)

4.

Artikel – Menilai Buruk Orang Lain

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Tue Dec 6, 2011 6:20 pm (PST)



Artikel – Menilai Buruk Orang Lain
 
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Catatan Kepala:"Jika Anda menemukan orang-orang yang kurang menyukai Anda. Atau memperlakukan Anda dengan cara yang kurang pantas. Mungkin mereka bukan membenci Anda. Mereka hanya belum mengenal siapa Anda."
 
Ada ungkapan tak kenal maka tak sayang. Ada benarnya juga sih, meskipun kadang kita suka merasa 'sayang' kepada orang yang tidak kita kenal, ya kan? Perkenalan kita dengan orang lain, bisa berdampak baik. Bisa juga berdampak buruk. Bergantung dengan siapa kita berkenalan. Sampai batas mana tingkat perkenalan kita. Dan, bagaimana kita bersikap terhadap perkenalan yang sudah kita bangun. Dalam interaksi kita dengan orang lain, kita sering mengalami pasang surut. Kadang senang, kadang sedih. Bisa benci, cinta, sayang, sebal. Apapun. Namun, dari sekian banyak dinamika itu; kita sering terjebak untuk memberikan penilaian buruk kepada orang lain. Atau sebaliknya, orang lain yang menilai kita buruk. Padahal, belum tentu penilaian itu benar.
 
Ketika membawakan sesi training in-house di perusahaan yang meng-hire saya, saya sering mengalami peristiwa seru juga. Kadang ada saja orang yang 'menilai' bahwa keberadaan dirinya di ruangan itu sama sekali tidak ada gunanya. Atau, mungkin juga sebenarnya beliau menilai keberadaan saya di ruangan itu yang justru tidak ada gunanya. Hal itu terpancar dari sikapnya. Cara berbicaranya. Bahkan dari caranya memandang kearah saya. Seakan hendak mengatakan; "who do yo think a hell you are!" Diakhir training biasanya orang-orang seperti itu datang menyalami bahkan ada yang memeluk; "Maafkan saya Pak…." Bisiknya. Saya sendiri percaya bahwa tidak ada yang harus dimaafkan. Tidak ada yang salah kok. Tetapi, kadang saya mendengar ucapan tulus yang mengakui jika sebelumnya beliau salah sangka atau under-estimate pada saya. Soal ini, mungkin kita semua pernah melakukannya. Saya dan Anda pun bisa jadi pernah demikian. Namun, kesadaran seperti inilah yang
justru bisa menjadikan kita pribadi yang lebih baik.  Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi pribadi yang lebih baik melalui interaksi dengan orang lain, saya ajak memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
 
1.      Setiap orang memiliki sisi baik. Sesebel-sebelnya kita kepada seseorang, hal itu tidak menjamin jika diri kita lebih baik dari orang itu. Jika tidak keberatan, silakan ingat-ingat; siapa orang yang paling tidak Anda sukai? Anda tentu mempunyai alasan untuk membencinya. Tetapi, sebaiknya sesekali Anda berkaca kembali kedalam diri; apakah diri kita tidak memiliki sesuatu yang bisa menjadi alasan bagi orang lain membenci kita juga? Jika sampai sekarang semua orang masih menyukai Anda, bukan berarti Anda sempurna. Mungkin karena mereka belum pernah Anda kecewakan. Mungkin diantara Anda ada orang yang pernah saya kecewakan. Saya yakin orang itu tidak menyukai saya. Tetapi, saya yakin benar jika sebagian besar orang yang membaca tulisan ini tidak membenci saya. Mengapa? Karena saya baik? Bukan. Itu karena mereka belum 'merasakan' efek dari keburukan saya. Kepada saya, mungkin ada yang benci. Tapi, ada juga yang sayang. Yang sekarang sayang
pun, besok bisa ikut membenci; jika dia tahu 'belangnya' saya. Selain menunjukkan bahwa kita ini sama tidak sempurnanya dengan mereka yang kita benci, juga menujukkan bahwa diantara keburukan setiap orang; selalu terselip kebaikan mereka. Maka tantangannya adalah; bagaimana kita bisa semakin mengasah dan mengkilapkan sisi baik itu, sehingga sisi buruk kita semakin meredup. Kabar baiknya, itu adalah proses. Jadi kita bisa melakukannya terus menerus.
 
2.      Memahami sebelum memvonis. Apa yang Anda lakukan jika ada orang lain yang salah sangka kepada Anda? Orang itu keliru menilai Anda. Tentu Anda akan berusaha untuk memberikan penjelasan atau mengklarifikasinya, bukan? Kita semua akan berusaha meluruskan penilaian orang lain yang keliru tentang diri kita. Begitu pula halnya dengan orang lain yang kita nilai buruk, akan berusaha untuk membuat penilaian kita berubah menjadi baik. Mengapa? Karena tidak seorang pun dimuka bumi ini yang rela dinilai buruk. Kita memiliki kebutuhan intrinsic untuk dinilai baik, dan diterima oleh lingkungan secara baik-baik. Apa yang terjadi ketika Anda menjelaskan 'yang sebenarnya'? Orang lain akan memahami Anda. Apa yang terjadi ketika orang lain menjelaskan 'duduk perkaranya'? Anda akan memahami mereka. Lalu, jika sudah ada pemahaman yang tepat itu apakah Anda masih akan menvonis orang lain sebagai orang yang buruk? Ah, tentu tidak. Karena sekarang Anda
sudah memahami 'apa yang sebenarnya'. Bahkan kepada seseorang yang nyata-nyata berbuat kesalahan pun kita bisa memakluminya jika kita memahami 'mengapa' mereka sampai melakukannya kan? Kita memaafkannya, meski dengan catatan; 'jangan mengulanginya lagi'. Atau 'lain kali kamu minta izin dulu dong…'. Atau, 'kenapa kamu tidak terus terang sih sama saya?' Maka mulai sekarang, kita perlu mendahulukan proses 'memahami', supaya tidak sembarangan 'memvonis' orang lain.
 
3.      Waspada terhadap perilaku yang membahayakan.  Meski kita percaya bahwa setiap orang memiliki sisi baik, namun kadang-kadang orang bertemu dengan kita dalam keadaan 'buruk mode on'. Kalau sekedar buruk perilaku, mungkin kita bisa memakluminya. Tetapi, kalau buruknya bisa membahayakan, ya tentu kita harus bisa melindungi diri. Maka kewaspadaan tetap menjadi piranti yang sangat penting. Justru berbahaya sekali jika kita tidak waspada. Bukan curiga loh, tapi waspada. Bahkan terhadap teman sekalipun. Bukankah banyak kejadian yang membahayakan justru datang dari orang-orang terdekat kita? Istri waspada pada suami yang ringan tangan juga bagus. Atau, suami yang waspada pada istri yang tingkahnya aneh. Kepada teman yang terlalu royal, Anda juga perlu waspada. Karena kewaspadaan bisa  mencegah terjadinya sesuatu yang tidak baik. Konon katanya, para pencopet pun tidak berani mengusik orang yang waspada. Ya, kira-kira begitu jugalah untuk
keburukan-keburukan lain yang bisa saja dilakukan oleh orang lain kepada kita. Dengan kewaspadaan itu, kita tidak memandang buruk orang lain. Tetapi juga tidak lengah terhadap kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
 
4.      Keburukan bisa menjadi guru kebaikan. Jika seseorang melalukan perbuatan buruk, bukan kepada Anda; apa yang Anda lakukan? Teman saya misalnya, sangat benci sekali kepada seseorang. 'Emangnya apa yang sudah dia lakukan sama elu?' begitu saya bertanya. "Enggak ada." Katanya. Lho? Aneh ya? Kita membenci orang lain yang tidak melakukan apapun pada kita. "Gue semek aja sama kelakuannya," katanya lagi. Kita sering membenci pribadi seseorang bukan karena mereka mengusik diri kita. Apa urusan kita, kan? Anda boleh memberi perlawaan kepada orang-orang yang memperlakukan Anda buruk. Tetapi pada orang yang tidak mengusik Anda? Jikapun orang itu perilakunya buruk kepada orang lain, maka cukuplah kita jadikan hal itu sebagai guru untuk meningkatkan nilai kebaikan kita. Misalnya, jika Anda tidak suka perilaku buruk tertentu teman Anda, maka Anda punya cermin agar jangan sampai melakukan keburukan yang sama. Coba perhatikan orang-orang
disekitar Anda. Banyak yang perilakunya kurang baik. Menggunakan BB untuk merayu istri orang. Meminjam uang tapi ogah bayar. Mencedrai kepercayaan pasangannya. Mengambil yang bukan haknya. Kita tidak perlu ikut membenci pribadi mereka. Tetapi, kita bisa jadikan keburukan-keburukan yang mereka lakukan sebagai pelajaran dan energy yang menguatkan kita untuk istikomah atau teguh dalam nilai-nilai kebaikan.
 
5.      Bukan kita yang berhak menilai. Bahkan para penyidik dan jaksa pun bisa salah dalam menilai orang lain. Apalagi yang memang sengaja dibuat salah atau diputarbalikkan faktanya. Kita? Lebih bisa salah lagi dalam menilai. Faktanya kita tidak memiliki kemampuan untuk menilai secara obyektif dan akurat, kok. Makanya, kita tidak diberi hak untuk menilai orang lain. Jika bukan kita yang menilai lantas siapa yang mengontrol perilaku orang? Kenapa pusing. Sudah ada staff khusus yang ditugaskan Tuhan untuk melakukan pengawasan melekat atas perilaku, tindak tanduk, dan tingkah polah setiap pribadi. Tuh, disebelah kanan Anda; Ada petugas pencatat amal baik. Dan disebelah kiri Anda? Ada petugas yang tanpa kompromi menulis keburukan apapun yang Anda lakukan. Mereka tidak pernah lengah. Bahkan disaat semua orang sedang pada tidur. Jadi, jika kita merasa bisa menunggu orang lain lengah baru melakukan tindakan buruk, kita salah besar. Jika kita merasa bisa
menyembunyikan barang bukti, kita keliru. Oh, betapa petugas yang Tuhan pilih itu tidak pernah henti mengawasi gerak-gerik kita. Hal ini memberi kita 2 kesadaran. Pertama, betapa kita tidak memiliki ruang untuk berbuat buruk tanpa ketahuan. Kedua, betapa kita tidak memiliki hak untuk menilai baik buruknya orang lain. Maka, jika orang lain buruk, tak perlu pusing; dia akan mempertanggungjawabkan keburukannya. Dan jika kita yang buruk? Ehm, orang lain mungkin tidak tahu. Tapi petugas jaga Tuhan? Menyaksikan hingga setiap detailnya.
 
Bagaimanapun juga, interaksi kita dengan orang lain merupakan sebuah proses yang berjalan dua arah. Karenanya, sebuah hubungan yang baik tidak bisa dibangun hanya oleh salah satu pihak. Jika Anda menemukan orang-orang yang kurang menyukai Anda. Atau memperlakukan Anda dengan cara yang kurang pantas. Mungkin mereka bukan membenci Anda. Mereka hanya belum mengenal siapa Anda. Maka, menunjukkan nilai-nilai positif didalam diri Anda merupakan sebuah kebutuhan. Oleh karenanya, kita perlu belajar mendorong diri kita sendiri untuk terus memperlihatkan sisi baik yang kita miliki. Bukan untuk menyembunyikan sisi buruk, melainkan untuk selalu berusaha mengambil pilihan-pilihan yang baik, meski sesungguhnya kita berkesempatan untuk melakukan hal buruk. Semoga, dengan begitu kita bisa menjadi pribadi yang tetap baik. Sekalipun kita semua memiliki sisi buruk. Dengan demikian, kita memiliki kesempatan untuk mendapati buku catatan amal kita lebih banyak berisi kebaikan
daripada keburukan.   
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman – 07 Desember2011
Trainer of Natural Intelligence Leadership Training
Penulis buku"Natural Intelligence Leadership"(Tahap dummy di penerbit)
 
Catatan Kaki:
Apakah seseorang itu baik, atau terlihat baik? Bukan kita yang tahu. Melainkan yang Maha Tahu.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Follow DK on Twitter @dangkadarusman
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

Tidak ada komentar: