Jumat, 24 April 2009

[daarut-tauhiid] Mengetahui Pendeknya Usia



Mengetahui Pendeknya Usia

Waktu di dunia ini sebenarnya pendek jika dibandingkan akhirat yang abadi.
Adapun usia manusia di dunia ini lebih pendek lagi. Keberadaannya di dunia
ini hanyalah beberapa hari yang terbatas, kemudian berjalan menuju
akhirat. Oleh karena itu, setiap orang yang berakal dan cerdas harus
segera memanfaatkan waktu dan membuahkan setiap kesempatan untuk beramal
shalih, melakukan ketaatan, dan mendekatkan diri kepada Allah ta'ala.
Kesempatan yang ada di dunia ini sedikit, dan perjalanan yang harus
dilaluinya telah dekat, jalannya menakutkan, dan bahayanya besar.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat. Jika demikian, mungkinkah bagi orang yang
berakal untuk menghilangkan detik-detik usianya yang terbatas ini untuk
sesuatu yang tidak
bermanfaat setelah kematiannya ? Renungkanlah firman Allah ta'ala tentang
orang-orang yang berdosa besar pada hari kiamat. Allah ta'ala berfirman :

"Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?".Mereka
menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka
tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu
tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya
mengetahui." Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan
kepada Kami? [QS. Al-Mukminuun : 112-115].

Renungkanlah ! Orang-orang yang berdosa itu mengakui bahwa mereka hidup di
dunia ini hanya sebentar, yaitu sehari atau setengah hari. Pada hakekatnya
kehidupan dunia ini singkat, jika dibandingkan akhirat. Kemudian, Allah
menjelaskan hakekat ini seraya berfirman :

"Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu
sesungguhnya mengetahui".

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Apa urusanku dengan dunia ? Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan
dunia adalah seperti pengembara yang tidur siang hari di bawah naungan
pohon. Ia istirahat, lalu meninggalkannya" [HR. Ahmad 1/391 dan
At-Tirmidzi no. 2377; shahih].

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengkhabarkan kepada kita
tentang pendeknya usia manusia di dunia dengan bersabda :
"Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan hanya sedikit
di antara mereka yang melebihi umur tersebut" [HR. At-Tirmidzi no. 3550,
Ibnu Majah no. 4236, Abu Ya'la no. 5990, Ibnu Hibbaan no. 2980, Al-Haakim
2/427, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah
Ash-Shahiihah no. no. 757].

Oleh karena itu, sungguh celaka orang yang berjuang untuk kepentingan
dunia yang pendek dan kemuliaan yang hina ini.
Orang bijak pernah berkata :

"Bagaimana bahagia dengan dunia orang yang harinya menghabiskan bulannya,
bulannya menghabiskan tahunnya, dan tahunnya menghabiskan umurnya ?
Bagaimana bisa bahagia dengan dunia orang yang dituntun usianya kepada
ajalnya, dan dituntun kehidupannya kepada kematiannya?".

Seorang penyair berkata :

"Kita berjalan kepada ajal di setiap setiap detik waktu
Hari-hari kita dilipat dan itu merupakan tahapan-tahapan
Aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih hakiki daripada kematian
Jika sesuatu dilampaui angan-angan, maka bathil
Sungguh jelek kelalaian di waktu muda
Bagaimana uban itu memenuhi kepala ?
Ia berjalan dari dunia dengan bekal taqwa
Jadi, umurmu adalah kumpulan hari-hari; dan hari-hari itu amatlah sedikit

Adalah para shahabat, orang-orang yang patut menjadi teladan kita dalam
kebaikan. Al-Imam Ibnu Rajab menggambarkan keadaan para shahabat akan hal
itu :

"Ketika para shahabat radliyallaahu 'anhu mendengar firman Allah 'azza wa
jalla : 'Berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan' (QS. Al-Baqarah : 148)
'Berlomba-lombalah kalian untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian dan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi' (QS. Al-Hadiid :21); mereka
memahami bahwa maksudnya adalah agar mereka bersungguh-sungguh dan
berlomba-lomba dalam ketaatan dan amal shalih agar tiap-tiap orang di
antara mereka segera mendapatkan kemuliaan dan derajat yang tinggi. Jika
salah seorang di antara mereka melihat yang lainnya beramal dengan satu
amalan yang ia merasa lemah untuk mengerjakannya, maka ia khawatir bahwa
orang tersebut akan mendahuluinya. Ia merasa sedih karena luput dalam
mengerjakan amal. Persaingan mereka (para shahabat) adalah dalam meraih
(ketinggian) derajat di akhirat" [Lathaaiful-Ma'aarif, hal. 244].

Mari kita baca satu pucuk surat Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri yang pernah
ditujukan kepada Khalifah mulia, 'Umar bin 'Abdil-'Aziiz rahimahumallah :

"Aku akan menggambarkan kepadamu bahwa dunia ini adalah satu masa di
antara dua masa yang lain. Satu masa telah lampau, satu masa akan datang,
dan satu masa lagi saat dimana engkau hidup sekarang. Adapun masa lampau
dan yang akan datang, tidaklah memiliki kenikmatan dan juga tidak ada rasa
sakit yang bisa dirasakan sekarang. Tinggallah dunia ini saat dimana
engkau hidup sekarang ini. Saat itulah yang sering memperdayamu hingga
lupa dengan akhirat, dan perjalanan yang bisa mengantarkanmu menuju
neraka. Sesungguhnya hari ini - bila engkau mengerti - ibarat tamu yang
mampir ke rumahmu dan akan segera pergi meninggalkan rumahmu. Apabila
engkau memberi penginapan yang baik dan menghormatinya, ia akan menjadi
saksi atas dirimu, memujimu, dan berbuat benar untuk dirimu. Akan tetapi
bila engkau memberi penginapan yang jelek, melayaninya dengan kasar, maka
ia akan terus terbayang di depan matamu.

Hari ini dan hari esok bagaikan dua orang bersaudara yang masing-masing
bertamu kepadamu secara bergantian. Ketika yang pertama singgah, engkau
bersikap jelek kepadanya dan tidak memberikan pelayanan yang baik antara
engkau dan dia. Lalu di hari kemudian saudaranya yang akan berkata :
"Sesungguhnya saudaraku telah engkau perlakukan buruk. Sekarang aku datang
setelahnya. Bila engkau melayaniku dengan baik, niscaya engkau dapat
membayar perlakuan burukmu terhadap saudaraku, dan aku akan memaafkan apa
yang telah engkau perbuat (terhadap saudaraku). Maka cukuplah engkau
memberi pelayanan kepadaku apabila aku singgah dan menemuimu setelah
kepergian saudaraku tadi. Dengan itu engkau telah mendapat keuntungan
sebagai gantinya bila engkau mau berpikir. Gapailah apa yang telah engkau
sia-siakan".

Bila yang datang kemudian engkau perlakukan seperti sebelumnya, alangkah
meruginya hidupmu di dunia akibat persaksian keduanya atas kejahatanmu.
Sisa umurmu tidak akan berguna dan berharga lagi. Apabila engkau kumpulkan
dunia seluruhnya, tidak akan dapat menggantikannya meskipun hanya satu
hari yang tersia-siakan. Maka, janganlah engkau jual hari ini, dan jangan
engkau ganti hari ini dengan dunia tanpa faedah yang berharga. Janganlah
sampai terjadi, bahwa orang yang telah dikubur saja lebih menghargai apa
yang ada di hadapanmu daripada dirimu sendiri, padahal semua itu milikmu.
Demi Allah, apabila orang yang telah dikebumikan itu ditanya : 'Ini dunia
beserta seisinya, dari awal sampai akhirnya, yang bisa engkau pergunakan
untuk anak cucumu setelah kematianmu, agar mereka dapat berfoya-foya, yang
keinginanmu hanyalah mereka; dan ini satu hari yang disediakan untukmu
yang dapat engkau gunakan untuk beramal bagi dirimu" - manakah yang engkau
pilih ? Tentu ia akan memilih satu hari yang terakhir. Tidak ada sesuatu
yang dapat diperbandingkan dengan satu hari itu, melainkan ia pasti
memilih hari itu karena kesukaannya dan penghormatannya terhadap hari itu.
Bahkan apabila hanya dicukupkan satu jam, untuk diperbandingkan dengan
berkali-kali lipat dari apa yang telah kita paparkan tadi; pasti ia juga
akan memilih yang satu jam tadi. Meskipun dengan segala yang kita sebutkan
dengan berbagai kelipatannya diberikan kepada orang lain. Bahkan apabila
ia diberikan (pahala) satu kata yang ia ucapkan, untuk diperbandingkan
dengan berlipat-lipat dari yang disebutkan tadi, pasti ia akan memilih
satu kata itu.

Maka mulailah hari ini ! Cermatilah hari-harimu untuk kemaslahatanmu.
Cermatilah meski hanya satu jam ! dan hormatilah meski hanya satu kata.
Waspadailah kehinaan yang datang di akhir kehidupanmu. Janganlah engkau
merasa aman untuk tidak dibantah oleh ucapanmu sendiri. Semoga nasihat ini
berguna buatmu dan buat kami sendiri. Semoga Allah memberikan rizki kepada
kita dengan akhir kehidupan yang baik. As-Salaamu 'alaikum warahmatullaahi
wabatakaatuh". [Hilyatul-Auliyaa' 2/39].

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia
berkata,"Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku
sebentar saja, sehingga aku dapat bersedekah dan aku menjadi orang-orang
shalih". Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian)
seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan [QS. Al-Munafiquun : 10-11].

Dari Ibnu Umar radliyallaahu 'anhuma ia berkata : Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam pernah memegang pundak kedua pundakku seraya bersabda :
"Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara ". Ibnu
Umar berkata : "Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan
jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah
kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk
kematianmu". [HR. Al-Bukhari no. 6416, Al-Baihaqi 3/369, Ibnul-Mubaarak
dalam Az-Zuhd no. 13, Al-Baghawiy no. 4029, dan yang lainnya].

"Manfaatkanlah lima (keadaan) sebelum (datangnya) lima (keadaan yang lain)
: Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu luangmu sebelum
waktu sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum
miskinmu".

Semoga ada manfaatnya…. Allaahu a'lam.

Abu Al-Jauzaa'

----------------------------------------------------------
ABN AMRO Bank N.V. is a subsidiary undertaking of The Royal Bank of Scotland Group plc. This message (including any attachments) is confidential and may be privileged. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message from your system. Any unauthorised use or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. ABN AMRO Bank N.V, which has its seat at Amsterdam, the Netherlands, and is registered in the Commercial Register under number 33002587, including its group companies, shall not be liable for the improper or incomplete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt or damage to your system. ABN AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the integrity of this communication has been maintained nor that this communication is free of viruses, interceptions or interference.
----------------------------------------------------------

__________________________________________________________
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email
__________________________________________________________

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: