Rabu, 22 April 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2610[1 Attachment]

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: Syafaatus Syarifah
1b.
Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: Rini Agus Hadiyono
2a.
Re: [Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru From: Nia Robie'
3.
(catcil) Orang Tua Yang Bahagia From: agussyafii
4a.
[rampai] Untukmu Leonidas From: Lia Octavia
4b.
Re: [rampai] Untukmu Leonidas From: Nia Robie'
4c.
Re: [rampai] Untukmu Leonidas From: Muhammad Nahar Rasjidi
4d.
Re: [rampai] Untukmu Leonidas From: Lia Octavia
4e.
Re: [rampai] Untukmu Leonidas From: Lia Octavia
4f.
Re: [rampai] Untukmu Leonidas From: Muhammad Nahar Rasjidi
5a.
Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to) From: Lia Octavia
5b.
Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to) From: Lia Octavia
6a.
Re: [inspirasi] Belajar Bersahabat Dan Saling Cinta Dengan Sederhana From: Lia Octavia
7a.
[Rampai] Kuasa From: Nia Robie'
7b.
Re: [Rampai] Kuasa From: Lia Octavia
7c.
Re: [Rampai] Kuasa From: Nia Robie'
8.
TAK USAI BERCINTA From: Divin Nahb
9.
(RAMPAI) TOK TOK TOK TOK From: Divin Nahb
10a.
[Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Mataha From: Lia Octavia
10b.
Re: [Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Ma From: Nia Robie'
11.
Kemiskinan yang Menjadi Kekuatan Menulis From: wong baek
12.
Bls: [sekolah-kehidupan] [Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta M From: CaturCatriks
13.
[Ruang Baca] Sebuah Proyek Hati… From: ukhti hazimah
14.
Re: KITA MENDAPAT JURU FOTO, CKLIK!! From: Divin Nahb
15.
[Artikel] Apa yang Menyelamatkan Anda dari Ancaman Krisis Global? From: Jonru

Messages

1a.

Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id   sya4215

Tue Apr 21, 2009 2:54 am (PDT)



iya top n mengena tulisan mba Rini
kasih bintang 4,5 deh.. yang 0,5 buat yg ngebaca
:)

----- Original Message -----
From: Nia Robie'
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 21, 2009 4:48 PM
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

kalo boleh saya kasih bintang.. tulisan ini saya kasih bintang **** (4) heheu.. karena bagus dan ngena...
hal ini yang dari dulu ada di pikiran saya mba:)
nuhun..
:)

.

1b.

Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Tue Apr 21, 2009 4:28 am (PDT)



Hehehe, Nia dan Syasya, terima kasih, Dear:)
Jadi terharu nih..
Bintangnya untuk yang baca juga, dong. Kita kan sedang berbagi:)

salam,
Rinurbad

2a.

Re: [Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 21, 2009 3:14 am (PDT)



kata2 yang bagus untuk perenungan mba:)
kadang mungkin bnyk orang yang ingin disebut kartini pada zaman ini
malah sering mengeluh untuk keadaan yang tidak sebanding dengan kartini
zaman dulu
:)

tfs
salam kenal
Nia Robie'

Pada 21 April 2009 11:30, java_angel_07 <java_angel_07@yahoo.co.id> menulis:

>
>
> WANITA2 EKSTRAVAGANSA VS KARTINI-KARTINI BARU
> (dedicate for all Indonesian Women to commemorate RA. KARTINI)
>
> ***WANITA JAMAN FEODAL***
>
> KELAS BANGSAWAN
>
> Wanita dikukung pada tiang-tiang besi, dibelengu jiwa dan raga,
> dibentengi dengan aturan dan adat.
> Masih sebagai wanita, dilingkupi ketrampilan wanita, membatik dengan
> canting, dan menenun benang menjadi kain.
> Wanita melukis Indah dalam seni, tangan trampil wanita, di gunakan untuk
> mengolah seni menjadi lebih sempurna.
> Dicukupi segala rupa, tapi tak ada hak berbicara, berjalan merunduk,
> "laku dodok" adanya.
> Berada disana hanya untuk menunggu pinangan.
> Seseorang yang masih akan jadi kejutan, gembira atau lara bersamanya?,
> tertawa atau gudah gulana?, nasib !, itulah yang harus di ingat wanita
> berjarit dengan mulut rapat, tak ada hak bicara.
> DIpingit ketika usia memasuki baligh, 12 tahun, hingga waktu ditentukan
> untuk dipinang.
> Menekuri nasib untuk kembali terbelenggu tak bisa berharap banyak selain
> menunggu.
>
> Kartini dalam benteng tinggi membelenggu, menyurak lembut, memberontak
> pada tatanan dengan cara yang anggun lewat "TULISAN TANGAN"
> habis gelap terbitlah terang.
>
> KELAS PRIBUMI
>
> Wanita pribumi jauh lebih beruntung, tidak di kekang tembok, tapi tetap
> terbelenggu oleh aturan dan tatanan, yang ini lebih tak manusiawi karena
> di tindas feudalism.
> Dipekerjakan sebagai tenaga kasar di sawah, siang dan malam, kekurangan
> sandang, pangan, dan papan, kadang di perkosa keadaan.
> Masih lebih baik karena tidak mengerti, di didik bodoh, buta huruf, dan
> pasrah pada nasib .
> Menerima keadaan apa adanya, sedang wanita bangsawan, sibuk membaca,
> tahu semua salah, tapi tak bisa berbuat apa-apa, lebih sakit, lagi.
>
> Kartini berjuang membebaskan dia merangkul semua unsur, bergerak cerdik
> dan cerdas, serta berani. Untuk wanita seusia dia dijamannya, dengan
> adat istiadat yang sedemikian membelenggu.
> Berusaha keras mencerdaskan wanita bangsanya, membuka cakrawala
> berfikir, dan mencerahkan.
> Kartini berani dalam jarit yang terikat rapat, dalam kendit yang
> menyesakkan.
>
> Semua tak ada malas, di jaman Kartini, berusaha keras bahu-membahu
> mengubah nasib.
> Bahasa surga berkata " Allah tidak akan berubah nasib suatu kaum,
> tanpa kita mau mengubahnya".
> Berjuang mereka, bukan untuk emansipasi, berjuang mereka bukan untuk
> mengalahkan laki-laki, berjuang mereka bukan untuk mejadi terbaik, tapi
> berjuang mereka untuk menjadi manusia utuh, di akui ada, dan memperoleh
> pendidikan yang sama, bergerak sesuai karya, tanpa melupakan kodratnya.
>
> Kartini ingin wanita Indonesia, tidak hanya duduk diam dan menunggu,
> tapi berjuang dan ikut membantu, kala suami tak mampu memberi, kala
> suami tak mampu berdiri sendiri, kala suami sakit berhari-hari, kala
> suami tak mampu menafkahi, maka perempuan harus angkat senjata terjun
> berjuang memberikan semua ikhlas untuk keluarga, menggantikan posisi
> suami jika perlu, tanpa menghina, juga lupa, dan tak ada keluh.
>
> ***WANITA JAMAN SEKARANG ***
>
> KELAS ATAS
>
> Dimanja fasilitas, terlalu maju pola fikir, tak ada tantangan lagi,
> kehilangan canting dan alat tenun, sebagai alat produksinya.
> Bergerak meniru revolusi gander di belahan dunia lain, melupakan sejarah
> wanita Pribumi Indonesia, melupakan filosofi Ken Dedes, Dewi Sri, Cut
> Nyak Dien, Dan Laksamana Malahayati.
>
> Melupakan cita-cita mulia Kartini, mengataskan namakan semua sebagai
> Emansipasi, bergaya dungu dan tuli, menutup telinga kala anak menjerit.
>
> Memaksakan diri sama, secara fisik, secara nurani, secara hati, dan
> secara jiwa, mengatakan aku juga bisa jadi laki-laki.
>
> Hanya bisa dipanggil cantik tanpa bisa dipanggil simpatik
> Wanita berpoles wajah, bersolek tak ada cela, bergaya binal, melenggok
> mesra, mengudang syahwat, menari, menyanyi, berolah tubuh, merangsang
> birahi, menghela nafas, dengan baju-baju minim, minim nurani, minim
> harga diri.
>
> Duh�!, wanita yang dimuliakan, jadi budak seks kadang kala.
> Meradang Kartini dipeluk bumi, menangisi hasil perjuangan, disalah
> gunakan.
>
> Cepat mengeluh, dan berputus asa, tenggelam dalam dunia EKSTRAVAGANSA.
>
> Sebagian yang lain karena kemalasan melacurkan diri demi kesenangan dan
> kepuasan birahi, demi membeli produk-produk luar negeri, bergerak
> menjadi konsumtif kelas tinggi.
> Merebut ayah dari anak dan istrinya, demi sebuah kesenangan semu sesaat,
> melupakan dirinya wanita, melupakan harga dirinya dan jati diri,
> Pribadi indah wanita Indoensia.
>
> KELAS BAWAH
>
> Mengais terpaksa menjadi pemulung, mengangkut beras terpaksa karena tak
> ada daya, akibat pendidikan jalur dan sentuhannya kurang merata, atau
> ekonomi yang menjerat bagai jala.
>
> Mendengus keringat beradu tubuh, bergulat menggeliat, bersetubuh.
> Demi sepotong roti yang tak utuh.
> Memperjuangkan sekolah anak dan makannya, melacur demi menyambung hidup.
>
> Berkata dia, "Aku harga diri adalah beda tipis, kala aku bertahan
> pada harga diri, maka anak-anak akan mati". (tragis nian, sedih
> nian, speechless)
>
> Sebagian yang lain, menyurak sampah beradu bau, memikul timah, membawa
> karung, menuju tirai tipis nasib, membelenggu diri pada rutinitas kerja
> yang sama demi orang-orang tercinta.
> Ikhlas nian, tabah nian, kuat nian.
>
> Manakah gambaran Kartini sebenarnya?
> Aku lebih cenderung Kartini ada di kelas bawah kehidupan wanita jaman
> sekarang.
> Kartini hidup disela-sela rumah beratap kardus beralas Koran, Kartini
> hidup disela mimpi langit biru orang-orang teraniaya.
> Kartini ada mempertahankan hidupnya, berarti walau hanya untuk keluarga
> semata.
> Kartini modern hidup dipandang sebelah mata, pada lapisan kelas
> bawah�.merekalah yang layak di panggil Kartini.
> Lewat ������.
> Perjuangan dan pertahanan hidupnya yang sungguh luar biasa.
>
> YULYANI DEWI, 20 APRIL 2009
> (merangkai jari pada tuts computer, dengan nafas tertahan)
>
>
>
>
>
3.

(catcil) Orang Tua Yang Bahagia

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Tue Apr 21, 2009 3:17 am (PDT)



Orang Tua Yang Bahagia

By: agussyafii

Orang tua yang bahagia berarti menebarkan cinta pada anak-anaknya sehingga anak-anak tumbuh dewasa menjadi Insan yang penuh cinta. Orang tua yang bahagia mengasuh anaknya dengan cinta akan datang keajaiban dan anugerah hidup yang tidak bernilai harganya.

Saya teringat bagaimana saya mengendong Hana putri saya pertama kalinya ketika terlahir didunia ini. kebahagiaan itu tentunya dirasakan oleh setiap ayah disaat menggendong putra-putrinya masih bayi. Dalam keadaan letih baru pulang kerja sambil terkantuk. mencium tangan yang mungil adalah keindahan bagi seorang ayah. Dengan memeluk putri kita yang masih bayi seolah tidak ingin melepaskan. Pelukan penuh makna bagi seorang ayah terdengar bagai irama kebahagiaan dengan kedamaian bayi mungil yang penuh kepasrahan dan ketenangan jiwanya.

Peristiwa seperti inilah yang terasa indah buat saya. terasa indah bagi setiap ayah yang mencintai anak-anaknya yang juga memperkaya hati kita. Anak-anak itu hadir sebagai obat dikala kita lara dan penyejuk hati dikala kita susah. Namun juga terkadang anak-anak juga membuat kita terkejut dengan kelakuan anak-anak. Seharian maen sampe lupa waktu, mamahnya jadi ngomel-ngomel menjadi tantangan kita sebagai ayah.

Pernah suatu hari Hana minta balon, 'ayah, belon hana ya..' katanya. 'Iya tapi hana mesti makan dulu' kata saya. 'nggak jadi ah..'jawab Hana meninggalkan saya. Tiba-tiba saya menjadi sebel ama Hana, kok nggak nurut sih ama ayahnya. Kejadian itu saya bagaikan bercermin pada diri sendiri bahwa bukan hanya anak yang minta dipenuhi keinginannya namun seorang ayah juga ingin dipenuhi permintaannya oleh anaknya.

satu pelajaran yang saya dapatkan dari kejadian yaitu orang tua yang bahagia adalah orang tua yang selalu belajar dari kesalahan dan membuka diri bagi anak-anaknya.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

4a.

[rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 7:33 am (PDT)



*Untukmu Leonidas*

Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas

mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada
genggaman

sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah

berkibar. berkelebat. bergemeretak.

bersiap berkubang dalam neraka

tegak berdiri menantang nyawa

Ufuk langit kian abuabu, Leonidas

ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang kau
jaga

dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi

menengadah. teguh. kukuh.

siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di
sekelilingmu

Hercules pun tersenyum, Leonidas

ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang

dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar
para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa

remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan

di seberang sana

Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.

Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak

selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga

pertahankan tanah yang kau bela

: negeri seribu legenda

hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia

dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan

tentang keberanian dan kekuatan

tentang kecerdasan dan keteguhan

tentang kesederhanaan dan pengorbanan

Lihatlah, Leonidas

bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak
pernah memutih

berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah

persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu

yang selalu mengingat dan berkisah

tentangmu

dan kebesaran bangsamu�

Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.

Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar tahun
480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules, nenek
moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai
prajurit-prajurit terkuat di dunia�
4b.

Re: [rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 21, 2009 7:47 am (PDT)



keren mba lia:)
kebetulan lagi suka sama apapun yg berbau sejarah.. tapi tetap bermakna:)

salam
nia

Pada 21 April 2009 21:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> menulis:

>
>
> *Untukmu Leonidas*
>
>
>
>
>
> Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas
>
> mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada
> genggaman
>
> sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah
>
> berkibar. berkelebat. bergemeretak.
>
> bersiap berkubang dalam neraka
>
> tegak berdiri menantang nyawa
>
>
>
> Ufuk langit kian abuabu, Leonidas
>
> ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang
> kau jaga
>
> dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi
>
> menengadah. teguh. kukuh.
>
> siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di
> sekelilingmu
>
>
>
> Hercules pun tersenyum, Leonidas
>
> ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang
>
> dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar
> para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa
>
> remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan
>
> di seberang sana
>
>
>
> Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.
>
> Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak
>
> selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga
>
> pertahankan tanah yang kau bela
>
> : negeri seribu legenda
>
> hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia
>
> dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan
>
> tentang keberanian dan kekuatan
>
> tentang kecerdasan dan keteguhan
>
> tentang kesederhanaan dan pengorbanan
>
>
>
> Lihatlah, Leonidas
>
> bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak
> pernah memutih
>
> berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah
>
> persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu
>
> yang selalu mengingat dan berkisah
>
> tentangmu
>
> dan kebesaran bangsamu�
>
>
>
>
>
> Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.
>
> Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar
> tahun 480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules,
> nenek moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai
> prajurit-prajurit terkuat di dunia�
>
>
>
>
>
4c.

Re: [rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Muhammad Nahar Rasjidi" muh_nahar@yahoo.com   muh_nahar

Tue Apr 21, 2009 8:06 am (PDT)



Saya juga suka mbak film itu, waktu di Bandung saya dan teman saya bahkan sampai menelpon bioskop untuk memastikan filmnya ada.

di luar segala pro dan kontra, banyak yang bisa kita pelajari dari film tersebut, tentu saja tetap perlu menyikapinya secara bijak

Muhammad Nahar

www.kopiradix.multiply.com

--- On Tue, 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
From: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [rampai] Untukmu Leonidas
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tuesday, April 21, 2009, 10:46 AM

keren mba lia:)
kebetulan lagi suka sama apapun yg berbau sejarah.. tapi tetap bermakna:)

 
 
salam
nia

Pada 21 April 2009 21:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com> menulis:

Untukmu Leonidas
 
 
Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas
mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada genggaman
sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah
berkibar. berkelebat. bergemeretak.
bersiap berkubang dalam neraka
tegak berdiri menantang nyawa
 
Ufuk langit kian abuabu, Leonidas
ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang kau jaga
dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi
menengadah. teguh. kukuh.
siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di sekelilingmu
 
Hercules pun tersenyum, Leonidas
ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang
dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa  
remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan
di seberang sana
 
Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.
Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak
selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga
pertahankan tanah yang kau bela
: negeri seribu legenda
hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia
dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan
tentang keberanian dan kekuatan 
tentang kecerdasan dan keteguhan
            tentang kesederhanaan dan pengorbanan
 
Lihatlah, Leonidas
bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak pernah memutih
berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah
persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu
yang selalu mengingat dan berkisah
            tentangmu
dan kebesaran bangsamu…
 
 
Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.
Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar tahun 480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules, nenek moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai prajurit-prajurit terkuat di dunia…  

 











4d.

Re: [rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 8:07 am (PDT)



Alhamdulillah.. terima kasih, Mbak Nia
Sejarah adalah bagian dari perjalanan bumi ini, apapun bentuknya baik berupa
mitos, legenda atau kisah, dan karena sejarah lah, waktu pada saat ini
menjelma seperti apa yg kita alami dan kita lihat sekarang ^_^

Nonton deh filmnya yang berjudul "300". Keren banget. Tentang pertempuran
dahsyat antara pasukan King Leonidas dan pasukan Xerxes. ^_^

Salam
Lia

On 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
>
>
>
> keren mba lia:)
> kebetulan lagi suka sama apapun yg berbau sejarah.. tapi tetap bermakna:)
>
>
>
> salam
> nia
>
>
> Pada 21 April 2009 21:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> menulis:
>
>>
>>
>> *Untukmu Leonidas*
>>
>>
>>
>>
>>
>> Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas
>>
>> mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada
>> genggaman
>>
>> sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah
>>
>> berkibar. berkelebat. bergemeretak.
>>
>> bersiap berkubang dalam neraka
>>
>> tegak berdiri menantang nyawa
>>
>>
>>
>> Ufuk langit kian abuabu, Leonidas
>>
>> ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang
>> kau jaga
>>
>> dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi
>>
>> menengadah. teguh. kukuh.
>>
>> siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di
>> sekelilingmu
>>
>>
>>
>> Hercules pun tersenyum, Leonidas
>>
>> ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang
>>
>> dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar
>> para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa
>>
>> remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan
>>
>> di seberang sana
>>
>>
>>
>> Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.
>>
>> Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak
>>
>> selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga
>>
>> pertahankan tanah yang kau bela
>>
>> : negeri seribu legenda
>>
>> hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia
>>
>> dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan
>>
>> tentang keberanian dan kekuatan
>>
>> tentang kecerdasan dan keteguhan
>>
>> tentang kesederhanaan dan pengorbanan
>>
>>
>>
>> Lihatlah, Leonidas
>>
>> bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak
>> pernah memutih
>>
>> berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah
>>
>> persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu
>>
>> yang selalu mengingat dan berkisah
>>
>> tentangmu
>>
>> dan kebesaran bangsamu�
>>
>>
>>
>>
>>
>> Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.
>>
>> Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar
>> tahun 480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules,
>> nenek moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai
>> prajurit-prajurit terkuat di dunia�
>>
>>
>>
>>
>
>
4e.

Re: [rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 8:10 am (PDT)



Wah udah nonton 300 juga ya, Mas?
Segala sesuatu yang berupa buatan manusia, termasuk film, tentunya harus
disikapi dengan bijak. Ambil yang baiknya dan tinggalkan yang buruknya.
Yang pasti, film ini bagus dalam koreografernya. Saat King Leonidas melempar
tombaknya, aku jadi teringat pada asal usul olahraga lempar lembing ^_^

Terima kasih ya... ^_^

Salam
Lia

On 4/21/09, Muhammad Nahar Rasjidi <muh_nahar@yahoo.com> wrote:
>
>
>
> Saya juga suka mbak film itu, waktu di Bandung saya dan teman saya
> bahkan sampai menelpon bioskop untuk memastikan filmnya ada.
>
> di luar segala pro dan kontra, banyak yang bisa kita pelajari dari film
> tersebut, tentu saja tetap perlu menyikapinya secara bijak
>
> Muhammad Nahar
>
> www.kopiradix.multiply.com
>
> --- On *Tue, 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>* wrote:
>
> From: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
> Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [rampai] Untukmu Leonidas
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, April 21, 2009, 10:46 AM
>
> keren mba lia:)
> kebetulan lagi suka sama apapun yg berbau sejarah.. tapi tetap bermakna:)
>
>
>
> salam
> nia
>
>
> Pada 21 April 2009 21:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com<liaoctavia@gmail.com>
> > menulis:
>
>>
>>
>> *Untukmu Leonidas*
>>
>>
>>
>>
>>
>> Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas
>>
>> mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada
>> genggaman
>>
>> sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah
>>
>> berkibar. berkelebat. bergemeretak.
>>
>> bersiap berkubang dalam neraka
>>
>> tegak berdiri menantang nyawa
>>
>>
>>
>> Ufuk langit kian abuabu, Leonidas
>>
>> ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang
>> kau jaga
>>
>> dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi
>>
>> menengadah. teguh. kukuh.
>>
>> siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di
>> sekelilingmu
>>
>>
>>
>> Hercules pun tersenyum, Leonidas
>>
>> ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang
>>
>> dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar
>> para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa
>>
>> remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan
>>
>> di seberang sana
>>
>>
>>
>> Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.
>>
>> Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak
>>
>> selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga
>>
>> pertahankan tanah yang kau bela
>>
>> : negeri seribu legenda
>>
>> hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia
>>
>> dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan
>>
>> tentang keberanian dan kekuatan
>>
>> tentang kecerdasan dan keteguhan
>>
>> tentang kesederhanaan dan pengorbanan
>>
>>
>>
>> Lihatlah, Leonidas
>>
>> bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak
>> pernah memutih
>>
>> berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah
>>
>> persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu
>>
>> yang selalu mengingat dan berkisah
>>
>> tentangmu
>>
>> dan kebesaran bangsamu�
>>
>>
>>
>>
>>
>> Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.
>>
>> Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar
>> tahun 480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules,
>> nenek moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai
>> prajurit-prajurit terkuat di dunia�
>>
>>
>>
>>
>
>
>
>
>
4f.

Re: [rampai] Untukmu Leonidas

Posted by: "Muhammad Nahar Rasjidi" muh_nahar@yahoo.com   muh_nahar

Tue Apr 21, 2009 8:32 am (PDT)



Iya mbak, sulit juga untuk gak nonton film seperti itu, dimana koreografi pertarungan yang dahsyat berpadu dengan pelajaran sejarah. 

Saya sendiri sesudah menonton film itu langsung terinsipirasi membuat tulisan ini. 

http://kopiradix.multiply.com/journal/item/47/KONSEP_RAS_UNGGUL

--- On Tue, 4/21/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> wrote:
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [rampai] Untukmu Leonidas
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Tuesday, April 21, 2009, 11:10 AM

Wah udah nonton 300 juga ya, Mas?
Segala sesuatu yang berupa buatan manusia, termasuk film, tentunya harus disikapi dengan bijak. Ambil yang baiknya dan tinggalkan yang buruknya.
Yang pasti, film ini bagus dalam koreografernya. Saat King Leonidas melempar tombaknya, aku jadi teringat pada asal usul olahraga lempar lembing ^_^
 
Terima kasih ya... ^_^
 
Salam
Lia

 
On 4/21/09, Muhammad Nahar Rasjidi <muh_nahar@yahoo. com> wrote:

Saya juga suka mbak film itu, waktu di Bandung saya dan teman saya bahkan sampai menelpon bioskop untuk memastikan filmnya ada.

di luar segala pro dan kontra, banyak yang bisa kita pelajari dari film tersebut, tentu saja tetap perlu menyikapinya secara bijak

Muhammad Nahar

www.kopiradix. multiply. com

--- On Tue, 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail. com> wrote:

From: Nia Robie' <musimbunga@gmail. com>

Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [rampai] Untukmu Leonidas
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com

Date: Tuesday, April 21, 2009, 10:46 AM

keren mba lia:)
kebetulan lagi suka sama apapun yg berbau sejarah.. tapi tetap bermakna:)
 
 
 
salam
nia

 
Pada 21 April 2009 21:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail. com> menulis:

Untukmu Leonidas
 
 
Rekah fajar telah menjadi luka, Leonidas
mengguyur tubuhtubuh kekar berperisai besi dan mengendap tombak pada genggaman
sementara embun bertetesan di ujung jubah-jubah merah
berkibar. berkelebat. bergemeretak.
bersiap berkubang dalam neraka
tegak berdiri menantang nyawa
 
Ufuk langit kian abuabu, Leonidas
ketika teriakanmu menggetarkan setiap celah batu pada gerbang panas yang kau jaga
dan tiap kepala tiga ratus prajuritmu yang tertutup topeng besi
menengadah. teguh. kukuh.
siap merobek setiap jengkal tubuh pasukan Xerxes yang menyemak di sekelilingmu
 
Hercules pun tersenyum, Leonidas
ketika kau ayunkan lembing, hujamkan pedang
dan kau hantar ribuan pasukan Xerxes kepada keabadian yang telah diincar para gagak, terbang rendah mengelilingi bertumpuk tubuh tanpa nyawa  
remangi punggung Xerxes yang menggigil penuh amarah dan ketakutan
di seberang sana
 
Bumi menjelma permadani, Leonidas. Untukmu.
Rengkuh setiap nafas Sparta yang gagah berani menelan panah dan tombak
selimuti setiap jantung Sparta yang terlepas raga
pertahankan tanah yang kau bela
: negeri seribu legenda
hingga tiap tetes darah mereka bercerita pada dunia
dan reruntuhan pilarpilar Athena bersajak pada rembulan
tentang keberanian dan kekuatan 
tentang kecerdasan dan keteguhan
            tentang kesederhanaan dan pengorbanan
 
Lihatlah, Leonidas
bahwa batubatu yang tidak pernah menua serta lingkaran waktu yang tidak pernah memutih
berserak mengelilingi tubuhmu yang rebah
persembahkan jiwa ksatriamu pada para prajurit dunia yang hidup setelahmu
yang selalu mengingat dan berkisah
            tentangmu
dan kebesaran bangsamu…
 
 
Jakarta, 21 April 2009 at 8.55 p.m.
Mengenang legenda Raja Leonidas, raja bangsa Sparta yang hidup sekitar tahun 480 Sebelum Masehi, bangsa yang merupakan keturunan langsung Hercules, nenek moyang tentara Romawi, dan bangsa Sparta kemudian dikenal sebagai prajurit-prajurit terkuat di dunia…  

 

 











5a.

Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 7:43 am (PDT)



Mbak Retno, merupakan sebuah kehormatan untukku bisa bekerja sama denganmu,
Mbak Ain, dan Mas Catur. Pada siapa aku banyak belajar tentang kehidupan.
Terima kasih banyak, Mbak Retno dan Mbak Ain. Kata-kata pun tak sanggup
menanggungnya.

Salam
Lia

On 4/20/09, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com> wrote:
>
>
>
> SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
> Oleh Retnadi Nur'aini
>
> Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.
>
> Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimat�yang akhirnya
> menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?"
> dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik
> berdebat dengan kepala saya sendiri�istilah eufemismenya dari suami saya:
> "bermain dengan kalimat sendiri"�dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab
> dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk
> menyortir jawaban saya.
>
> Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk
> mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal
> menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"�meski pada akhirnya,
> saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu
> bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik,
> No," tegur kepala saya pada diri saya.
>
> Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
> ***
> Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa
> menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship,
> Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72,
> Jakarta Selatan.
>
> Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak
> Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator
> sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak
> Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya
> beliau.
>
> Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak,
> nggak ada"�satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena
> berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir,
> bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan
> terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan
> malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.
>
> Mereka adalah:
>
> � Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua
> terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti
> layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang
> sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat
> bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini
> untuk menjadi orangtua saya.
>
> � Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are
> you ok, Jo?"�bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek.
> Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi
> Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach.
> Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya
> menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari
> ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima
> kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak
> karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure
> luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti "Ain, apa
> saya cukup berharga sebagai seorang manusia? Apakah saya cukup cantik, cukup
> pintar, cukup pengertian, cukup sabar, cukup empatik, cukup berharga untuk
> diperjuangkan sebagai seorang wanita?"�dan banyak pertanyaan bodoh lain
> seperti "Neng, gua punya botol minyak zaitun di samping gua. Bisa gua minum
> nggak ya?" (dan jawaban Ain adalah: "Tentu saja tidak, Retnadi. Karena di
> label minyak zaitun punya lo tertera label `mengandung biji mojokeling dan
> digunakan untuk pijat',"). Terima kasih banyak, untuk memberikan
> jawaban-jawaban positif yang membuat kepala dan hati saya bernapas lega.
> Karena saya yakin sekali, bahwa Ain menjawab itu semua dengan karena Ain
> sayang sama saya. Bukan karena Ain ingin menampilkan imej `sahabat yang
> baik'. Bukan karena Ain ingin menghibur. Bukan karena Ain sekedar ingin
> memberikan `jawaban yang seharusnya diberikan.' Terima kasih, untuk selalu
> berusaha berpikiran positif dan mengambil hikmah dari segala peristiwa.
> Sungguh, suatu kehormatan bagi saya, diperkenankan menulis satu buku bersama
> seorang Airin Nisa.
>
> � Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya
> menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya
> membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya
> dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi
> penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertama�juga idola saya
> sejak saya SMP�yang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak
> terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan
> pertanyaan-pertanyaan sulit seperti "Bang Ade, apa ya hidup ini menurut
> Abang?", "Kapan Abang merasa `enough is enough'?", "Kapan semuanya terasa
> unbearable bagi seorang Ade Armando?", sampai pertanyaan rese seperti
> "Abang, kenapa ya, Abang bisa selalu tersenyum dan tampak bahagia?"�dan
> terima kasih banyak untuk berkenan menjawab semua pertanyaan saya tadi,
> sekaligus mengajarkan saya banyak hal dari jawaban-jawaban Abang tadi. Salah
> satunya yang masih saya ingat betul: "Kan ada Tuhan, Retnadi. Kita nggak
> pernah sendirian, kok. Tuhan selalu menemani kita, dan mengirimkan
> orang-orang baik untuk kita. Dan saya percaya, bahwa tersenyum bukan efek
> dari kebahagiaan, melainkan menciptakan kebahagiaan. Jadi, saat segalanya
> tak tertahankan, ucapkan saja `Allah, Allah, Allah', lalu tersenyum. Insya
> Allah, semuanya akan membaik."
>
> � Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi
> `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita
> berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia
> Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau
> berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis
> kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru
> merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau
> mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri
> ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan
> murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu
> makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri.
> Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa
> dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang
> pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan
> endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum
> menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.
>
> � Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat
> waktu kita berhenti berdetak�saking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau
> buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang
> dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan
> pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan
> tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer
> pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap
> promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang
> diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang
> cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.
>
> � Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya
> punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri
> Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya
> kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih
> untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya
> menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap
> berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda.
> Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai
> cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.
>
> � Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam'
> yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan,
> kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan
> membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai
> rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!
>
> � Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi
> `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah,
> Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk
> kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia
> terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat
> berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang
> diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk
> menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.
>
> � Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah,
> Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak
> kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado
> kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya
> sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan
> demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J
>
> � Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap
> diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati
> adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam
> kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini
> "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk
> menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan
> alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir.
> Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar�"
>
> � Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih
> untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin
> Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang
> dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus
> Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan
> membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa
> berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih
> mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang
> diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses
> dengan penerbitannya); Mbak Indarwati Harsono (Terima kasih, untuk
> meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mengasuh Yasmin dan Ais, terima
> kasih untuk selingan telepon-telepon yang sangat menyenangkan. Semoga sukses
> dengan bisnis flanelnya ya); Mbak Syafaatus Syarifah beserta keluarga
> (Terima kasih banyak sempat hadir, meski terpaksa pulang duluan demi
> anak-anak. Sungguh, tidak apa-apa Mbak Sya J ) ; Mas Andi Irman dan keluarga
> (Peluk cium untuk Ivan ya. Tante Retno kangen mau main hitung-hitung bis
> lagi sama Ivan J ); Elvina Komala (Vina adalah satu dari sedikit orang yang
> bilang `Gua mau dateng ah ke sana, nggak enak, dah di-sms soalnya'. Terima
> kasih ya, semoga betah di divisi barunya) ; Pak Sinang Bulawan (Terima kasih
> untuk sambutan yang diberikan beliau atas bedah buku ini. Namun Pak Sinang
> yang baik hati, sungguh tak pantas bagi saya untuk menerima pujian `Retno,
> murid SK yang talk-active, brilliant, and smart'�saat Bapak mengucapkan
> kalimat ini, Bang Ade sampai mengangkat alisnya karena tak percaya J); Mas
> Nursalam AR beserta Mbak Yuni Meganingrum dan Alham Navid (Terima kasih
> untuk kesediaannya re-schedule jadwal demi bisa hadir, sampai kerepotan yang
> dihadapi karena mengajak pergi seorang bayi tampan bernama Alham Navid J );
> Mbak Divin Nahb (Terima kasih banyak berkenan hadir, padahal baru sembuh
> sakit tipes. Take care ya Mbak) Mahisa Dwi Prastowo (Semoga acara kemarin
> nggak membuat mentalmu memburuk dan membuatmu harus direhabilitasi mental di
> Grogol ya J ); Dewa Ayu Utami Kinasih (Selalu menyenangkan bertemu Ami.
> Terima kasih telah mengajarkan saya caranya bersenang-senang dalam hidup
> dengan cara kita sendiri); Ardian Wibisono (Terima kasih telah menjadi suami
> dari salah satu sahabat saya, Diah Tantri Dwiandani. Maaf ya jadi gendongin
> Asha mulu kemarin); Oktamandjaya Wiguna (Tidak ada `benar' dan `salah', Okta
> yang baik J. Thanks for coming ya); Johannes Sugianto (Terima kasih banyak
> untuk tawaran yang diberikan agar kami bergabung dalam acara launching 10
> buku dalam World Book Day 9 Mei 2009 mendatang di Museum Mandiri. Terima
> kasih untuk empatinya dengan ucapan menyejukkan `Saya juga ngerasain banget
> gimana senengnya bikin buku perdana' J). Terima kasih juga untuk Caesilia
> Ika, Sophia Louretta, Mira Humairah, Rini Rahmijati, AK Anwar, Fitryan
> Dennis, Roosman Fajar, Piepiet, Halimah, dan segenap rekan kerja Mas Catur
> yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk datang di bedah buku kami.
> Mohon maaf sebesar-besarnya, jika kita tidak bisa banyak mengobrol kemarin
> sore. Dan mohon maaf sebesar-besarnya, untuk setiap nama dan wajah yang
> mungkin lupa saya sebutkan disini. Sungguh, ini dikarenakan keterbatasan
> saya sebagai pengingat detil yang buruk dan sering lupa. Tak lupa, terima
> kasih yang teristimewa untuk segenap kawan yang berniat sekali untuk datang,
> namun kemudian berhalangan untuk hadir. Thanks for trying. J
>
> � Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas
> Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri
> Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap
> rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM.
> Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara
> tegang saat diwawancara.
>
> � Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau
> telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan,
> jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah
> mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima
> kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan
> ibu hamil ini�mulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal,
> mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam,
> penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat
> saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I
> love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan
> dan butuh untuk dikuatkan.
>
> � Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca
> buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di
> Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal
> message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari
> sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku
> sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama
> Kehidupan ini ya.
>
> Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.
>
> Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan
> tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk
> merangkum tulisan panjang lebar ini�yang diduga suami saya akan membosankan
> mata setiap pembacanya�maka izinkan saya untuk berterima kasih atas
> kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.
>
> Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai
> kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan
> kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang
> Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua
> dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak
> pelajaran berharga dalam hidup saya.
>
> Terima kasih banyak.
>
>
>
5b.

Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 7:47 am (PDT)



Mbak Ain, tahukah bahwa Mbak Ain yang justru super tenang ketika berbicara
di depan forum pada acara tersebut? Aku sangat berterima kasih padamu,
Mbak. Saat-saat yang menyenangkan bagiku, Mbak ^_^
Terima kasih sudah mengisi lembaran hidupku dengan banyak berkah dan hikmah.

Salam
Lia

On 4/20/09, Ain Nisa Oktarinda <jurnalcahaya@yahoo.com> wrote:
>
>
>
> Dan saya berterima kasih, retnadi,
> untuk mewujudkan sebuah mimpi menjadi kenyataan.
> untuk membuka pintu dan membiarkan cahaya menebar masuk
> untuk membukakan jalan, lalu menunjukkan tirai impian ternyata bisa
> tersibak dengan kesabaran, ketaqwaan, kekuatan, dan kerja keras
>
> untuk sebuah hati yang selalu ada bersama saya
> untuk membiarkan saya berpura-pura di hadapanmu, mengenakan semua topeng
> yang ada sampai lelah dan ketika saya sudah tak punya polesan apa-apa, kamu
> justru memeluk saya, mengucapkan selamat datang sebagai sahabat.
> it's been a long way of love
>
> ***
>
> tak pernah bermimpi ada acara bedah buku yang membedah buku kami. Dan saya
> pun ingin berterima kasih bagi :
> Mbak Lia - terima kasih untuk menenangkan saya sebelum acara. Secara verbal
> saya lebih parah dari retno (apa ada yang menangkap adegan saya dan retno
> lempar2an mic ketika diminta bicara? ^_^) tapi senyum tulus dan kata2 "Nggak
> apa-apa, pasti lancar" dari mbak lia, sangat membantu
>
> Mas Rudi (MC) & istri - saya belum pernah berkenalan, dan kemarin juga
> tidak sempat mengobrol. tapi terima kasih untuk waktu dan supportnya. Mas
> rudi ini, yang membuat suasana jadi hidup
>
> Bang Ade dan Pak Kef - Waktu pertama kali saya membaca 'biografi' Pak Kef
> di internet "Wow" komentar saya, sastrawan hebat ini akan menjadi pembedah
> buku kami??? terima kasih untuk ngobrol dan diskusinya yang dalam dan
> menyenangkan. Bang ade, dengan pembawaan yang ringan dan cerdas, selalu
> membuat suasana meriah. Bang ade mampu membuat semua 'rasa' yang kami
> tumpahkan ke dalam buku ini menjadi lebih mudah dicerna logika. thanks bang!
>
> Bapak dan Ibu - yang walaupun sempat nyasar ketika datang dan sedikit
> ngomel2, tidak beranjak dari acara bedah buku anaknya sampai habis. Dunia
> sastra bukanlah dunia mereka, tapi untuk rasa 'ingin paham' yang mereka
> tawarkan, membuat cinta saya kepada mereka semakin besar. Juga kepada orang
> tua dari Retnadi Nuraini, saya beneran hampir nangis ketika Ibu Retno maju
> ke depan, karena merasa 'tak pantas' untuk artikel bidadari itu. Ibu, ibu
> memang pantas kok!
>
> Suami, Yuandi Oktarinda - Untuk tidak mengomel ketika saya (juga) salah
> menunjukkan jalan, padahal ia masih lelah karena perjalanan Bandung-Jkt.
> Untuk berdiri di belakang audiens memberikan senyuman hangat yang
> menyejukkan. Untuk memberikan bimbingan, ruang, jalan, dan cinta untuk saya,
> dengan kesabaran dan keluasan pikiran yang tak habis-habisnya. cinta, tak
> pernah terasa begini indah.
>
> Untuk sahabat-sahabat, Dhanny, Yena, Niken, Citra, dan Shinta yang ada di
> singapore, saya memang belajar paling banyak dari mereka. Terima kasih untuk
> kasih dan persahabatan yang tak terputus. Friends Forever! oya, Happy
> Birthday Shinta, padahal kalau Nta hadir kemarin kita mau bikin surprise
> party lhooo
>
> Untuk semua teman dan rekan-rekan yang tak bisa saya sebutkan satu-satu,
> Mahisa, Ardian, Elvina, Okta, Dewa Ami, Inta, Bowo dan Jefferson (teman SMA
> saya, saya tak menduga mereka datang. thx!!), Pak Syaf dari Parle (thanks
> untuk bukunya!), teman-teman SK, dan teman-teman baru lainnya.
>
> terima kasih, terima kasih banyak.
>
>
>
>
> ------------------------------
> *From:* Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
> *To:* sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> *Sent:* Monday, April 20, 2009 7:43:17 AM
> *Subject:* [sekolah-kehidupan] (catcil) sepatah kata penutup utk bedah
> buku kami (a thanks to)
>
> SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
> Oleh Retnadi Nur'aini
>
> Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.
>
> Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimat�yang akhirnya
> menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?"
> dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik
> berdebat dengan kepala saya sendiri�istilah eufemismenya dari suami saya:
> "bermain dengan kalimat sendiri"�dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab
> dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk
> menyortir jawaban saya.
>
> Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk
> mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal
> menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"�meski pada akhirnya,
> saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu
> bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik,
> No," tegur kepala saya pada diri saya.
>
> Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
> ***
> Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa
> menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship,
> Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72,
> Jakarta Selatan.
>
> Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak
> Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator
> sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak
> Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya
> beliau.
>
> Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak,
> nggak ada"�satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena
> berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir,
> bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan
> terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan
> malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.
>
> Mereka adalah:
>
> � Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua
> terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti
> layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang
> sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat
> bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini
> untuk menjadi orangtua saya.
>
> � Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are
> you ok, Jo?"�bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek.
> Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi
> Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach.
> Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya
> menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari
> ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima
> kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak
> karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure
> luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanya an bodoh seperti "Ain, apa
> saya cukup berharga sebagai seorang manusia? Apakah saya cukup cantik, cukup
> pintar, cukup pengertian, cukup sabar, cukup empatik, cukup berharga untuk
> diperjuangkan sebagai seorang wanita?"�dan banyak pertanyaan bodoh lain
> seperti "Neng, gua punya botol minyak zaitun di samping gua. Bisa gua minum
> nggak ya?" (dan jawaban Ain adalah: "Tentu saja tidak, Retnadi. Karena di
> label minyak zaitun punya lo tertera label `mengandung biji mojokeling dan
> digunakan untuk pijat',"). Terima kasih banyak, untuk memberikan
> jawaban-jawaban positif yang membuat kepala dan hati saya bernapas lega.
> Karena saya yakin sekali, bahwa Ain menjawab itu semua dengan karena Ain
> sayang sama saya. Bukan karena Ain ingin menampilkan imej `sahabat yang
> baik'. Bukan karena Ain ingin menghibur. Bukan karena Ain sekedar ingin
> memberikan `jawaban yang seharusnya diberikan.' Terima kasih, untuk selalu
> berusaha berpikiran positif dan mengambil hikmah dari segala peristiwa.
> Sungguh, suatu kehormatan bagi saya, diperkenankan menulis satu buku bersama
> seorang Airin Nisa.
>
> � Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya
> menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya
> membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya
> dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi
> penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertama�juga idola saya
> sejak saya SMP�yang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak
> terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan
> pertanyaan-pertanya an sulit seperti "Bang Ade, apa ya hidup ini menurut
> Abang?", "Kapan Abang merasa `enough is enough'?", "Kapan semuanya terasa
> unbearable bagi seorang Ade Armando?", sampai pertanyaan rese seperti
> "Abang, kenapa ya, Abang bisa selalu tersenyum dan tampak bahagia?"�dan
> terima kasih banyak untuk berkenan menjawab semua pertanyaan saya tadi,
> sekaligus mengajarkan saya banyak hal dari jawaban-jawaban Abang tadi. Salah
> satunya yang masih saya ingat betul: "Kan ada Tuhan, Retnadi. Kita nggak
> pernah sendirian, kok. Tuhan selalu menemani kita, dan mengirimkan
> orang-orang baik untuk kita. Dan saya percaya, bahwa tersenyum bukan efek
> dari kebahagiaan, melainkan menciptakan kebahagiaan. Jadi, saat segalanya
> tak tertahankan, ucapkan saja `Allah, Allah, Allah', lalu tersenyum. Insya
> Allah, semuanya akan membaik."
>
> � Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi
> `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita
> berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia
> Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau
> berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis
> kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru
> merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau
> mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri
> ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan
> murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu
> makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri.
> Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa
> dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang
> pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan
> endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum
> menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.
>
> � Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat
> waktu kita berhenti berdetak�saking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau
> buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang
> dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan
> pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan
> tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer
> pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap
> promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang
> diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang
> cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.
>
> � Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya
> punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri
> Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya
> kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih
> untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya
> menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap
> berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda.
> Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai
> cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.
>
> � Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam'
> yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan,
> kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan
> membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai
> rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!
>
> � Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi
> `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah,
> Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk
> kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia
> terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat
> berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang
> diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk
> menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.
>
> � Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah,
> Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak
> kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado
> kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya
> sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan
> demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J
>
> � Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap
> diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati
> adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam
> kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini
> "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk
> menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan
> alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir.
> Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar�"
>
> � Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih
> untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin
> Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang
> dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus
> Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan
> membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa
> berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih
> mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang
> diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses
> dengan penerbitannya) ; Mbak Indarwati Harsono (Terima kasih, untuk
> meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mengasuh Yasmin dan Ais, terima
> kasih untuk selingan telepon-telepon yang sangat menyenangkan. Semoga sukses
> dengan bisnis flanelnya ya); Mbak Syafaatus Syarifah beserta keluarga
> (Terima kasih banyak sempat hadir, meski terpaksa pulang duluan demi
> anak-anak. Sungguh, tidak apa-apa Mbak Sya J ) ; Mas Andi Irman dan keluarga
> (Peluk cium untuk Ivan ya. Tante Retno kangen mau main hitung-hitung bis
> lagi sama Ivan J ); Elvina Komala (Vina adalah satu dari sedikit orang yang
> bilang `Gua mau dateng ah ke sana, nggak enak, dah di-sms soalnya'. Terima
> kasih ya, semoga betah di divisi barunya) ; Pak Sinang Bulawan (Terima kasih
> untuk sambutan yang diberikan beliau atas bedah buku ini. Namun Pak Sinang
> yang baik hati, sungguh tak pantas bagi saya untuk menerima pujian `Retno,
> murid SK yang talk-active, brilliant, and smart'�saat Bapak mengucapkan
> kalimat ini, Bang Ade sampai mengangkat alisnya karena tak percaya J); Mas
> Nursalam AR beserta Mbak Yuni Meganingrum dan Alham Navid (Terima kasih
> untuk kesediaannya re-schedule jadwal demi bisa hadir, sampai kerepotan yang
> dihadapi karena mengajak pergi seorang bayi tampan bernama Alham Navid J );
> Mbak Divin Nahb (Terima kasih banyak berkenan hadir, padahal baru sembuh
> sakit tipes. Take care ya Mbak) Mahisa Dwi Prastowo (Semoga acara kemarin
> nggak membuat mentalmu memburuk dan membuatmu harus direhabilitasi mental di
> Grogol ya J ); Dewa Ayu Utami Kinasih (Selalu menyenangkan bertemu Ami.
> Terima kasih telah mengajarkan saya caranya bersenang-senang dalam hidup
> dengan cara kita sendiri); Ardian Wibisono (Terima kasih telah menjadi suami
> dari salah satu sahabat saya, Diah Tantri Dwiandani. Maaf ya jadi gendongin
> Asha mulu kemarin); Oktamandjaya Wiguna (Tidak ada `benar' dan `salah', Okta
> yang baik J. Thanks for coming ya); Johannes Sugianto (Terima kasih banyak
> untuk tawaran yang diberikan agar kami bergabung dalam acara launching 10
> buku dalam World Book Day 9 Mei 2009 mendatang di Museum Mandiri. Terima
> kasih untuk empatinya dengan ucapan menyejukkan `Saya juga ngerasain banget
> gimana senengnya bikin buku perdana' J). Terima kasih juga untuk Caesilia
> Ika, Sophia Louretta, Mira Humairah, Rini Rahmijati, AK Anwar, Fitryan
> Dennis, Roosman Fajar, Piepiet, Halimah, dan segenap rekan kerja Mas Catur
> yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk datang di bedah buku kami.
> Mohon maaf sebesar-besarnya, jika kita tidak bisa banyak mengobrol kemarin
> sore. Dan mohon maaf sebesar-besarnya, untuk setiap nama dan wajah yang
> mungkin lupa saya sebutkan disini. Sungguh, ini dikarenakan keterbatasan
> saya sebagai pengingat detil yang buruk dan sering lupa. Tak lupa, terima
> kasih yang teristimewa untuk segenap kawan yang berniat sekali untuk datang,
> namun kemudian berhalangan untuk hadir. Thanks for trying. J
>
> � Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas
> Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri
> Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap
> rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM.
> Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara
> tegang saat diwawancara.
>
> � Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau
> telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan,
> jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah
> mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima
> kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan
> ibu hamil ini�mulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal,
> mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam,
> penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat
> saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I
> love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan
> dan butuh untuk dikuatkan.
>
> � Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca
> buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di
> Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal
> message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari
> sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku
> sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama
> Kehidupan ini ya.
>
> Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.
>
> Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan
> tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk
> merangkum tulisan panjang lebar ini�yang diduga suami saya akan membosankan
> mata setiap pembacanya�maka izinkan saya untuk berterima kasih atas
> kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.
>
> Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai
> kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan
> kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang
> Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua
> dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak
> pelajaran berharga dalam hidup saya.
>
> Terima kasih banyak.
>
>
>
>
6a.

Re: [inspirasi] Belajar Bersahabat Dan Saling Cinta Dengan Sederhana

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 7:50 am (PDT)



hri itu begitu menyenangkan bagiku, Mbak Retno, sehingga rasanya tak ingin
segera berlalu.
Dengan mengetikkannya malam itu, adalah caraku untuk mengenang kebersamaan
dan persahabatan yang hangat yang tertuang pada bedah buku yang penuh
hikmah-hikmah kehidupan, Let's Talk About ^_^

Salam
Lia

On 4/20/09, Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com> wrote:
>
>
>
> postingan ini bertanggalkan semalam, pukul 10.25 pm
>
> subhanallah, bahkan saat saya sudah terlelap saking lelahnya, mbak lia
> octavia masih menyempatkna diri utk menyisakan segenap waktu dan tenaganya
> utk menuliskan review ini.
>
> makasih banyak banyak banyak, mbak lia :)
> makasih banyak utk semuanya :)
>
> big hug,
>
> -retno-
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
> >
> > *Diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi Nur'aini, Ain Nisa, dan
>
> > Shinta yang diadakan pada hari ini, Ahad, 19 April 2009, menyisakan
> begitu
> > banyak pelajaran dan hikmah tentang kehidupan yang justru terkandung
> dalam
> > peristiwa-peristiwa yang sederhana. *
> >
> > **
> >
> > *Puji syukur saya panjatkan pada Sang Maha Cinta yang memperkenankan
> > semuanya terjadi. **Terima kasih dan salam hormat saya haturkan pada Pak
> > Kurnia Effendi dan Bang Ade Armando atas diskusinya yang sederhana namun
> > sarat makna. Juga terima kasih kepada Pak Sinang Bulawan dari Komunitas
> > Sekolah Kehidupan, beserta seluruh pengunjung yang hadir di MP Book Point
> > pada acara bedah buku hari ini.*
> >
> > **
> >
> > *Terima kasih pada Mbak Retno dan Mbak Ain yang memperkenankan saya
> membawa
> > pulang oleh-oleh berupa buah pemikiran dan renungan dari Pak Kef yang
> kini
> > saya bagi untuk siapa saja yang membaca tulisan ini. Semoga menjadi
> berkah
> > dan bermanfaat. *
> >
> > **
> >
> > *Jakarta, 19 April 2009*
> >
> > **
> >
> > ***************** *
> >
> > **
> >
> > **
> >
> > **
> >
> > *Belajar Bersahabat dan Saling Cinta dengan Sederhana*
> >
> > *Oleh: Kurnia Effendi*
> >
> >
> >
> > Apa sih makna persahabatan?
> >
> > Banyak orang saling bersahabat, namun tak teruji oleh waktu dan kondisi.
> > Makna sahabat muncul ketika dating masalah. Problem bisa berbentuk cinta,
> > uang, dan politik. Misalnya ketika dua sahabat menemukan satu orang yangs
> > ama untuk dicintai. Misalnya ketika sejumlah sahabat bergabung untuk
> membuat
> > perusahaan. Misalnya saat beberapa sahabat masuk dan menjadi caleg untuk
> > partai yang berbeda�
> >
> >
> >
> > Benarkah sahabat adalah seseorang yang hadir dan memberikan support
> ketika
> > musibah menimpa kita? Mungkin itu salah satu parameter. Karena sahabat
> juga
> > orang yang dengan kasih saying justru menyampaikan kritik, melarang kita
> > melakukan sesuatu, mengingatkan hal-hal buruk yang akan terjadi�sekalipun
> > langkah yang kita tempuh sangat kita sukai.
> >
> >
> >
> > Apa pula makna cinta?
> >
> > Ada orang mengatakan bahwa cinta itu adalah semacam pengorbanan. Saya
> kira
> > itu salah, jika seseorang harus menjadi tumbal bila ingin cinta terus
> > berlangsung. Cinta itu mungkin adalah pemberian tanpa pamrih, tidak
> > memaksakan kehendak, dan upaya terus-menerus menggali pengetahuan tentang
> > kesukaan pasangan kita. Separuh dari ego kita lebur untuk menerima ego
> > pasangan kita. Menggodoknya menjadi kepentingan bersama. Namun di sana
> juga
> > ada privasi yang tak perlu kita langgar, karena pada dasarnya
> masing-masing
> > pribadi itu unik dan Tuhan telah memberikan anugerah kemerdekaan kepada
> > masing-masing kita. Kesetiaan mungkin menjadi pengikat, bahwa di antara
> kita
> > tidak akan saling berkhianat.
> >
> >
> >
> > Cinta jadi berat ketika kita tidak menerima apa adanya dari pasangan
> kita.
> > Tak ada yang sempurna di dunia ini, oleh sebab itu hidup ini jadi
> menarik,
> > tidak membosankan. Teruslah memandang sisi positif dari pasangan kita
> untuk
> > dikembangkan. Berikan sisi positif kita kepadanya. Jadilah sinergi. Alat
> > yang paling utama ternyata komunikasi. Biasanya kita gagal karena kurang
> > atau salah komunikasi.
> >
> >
> >
> > Melalui buku ini saya jadi menyimpulkan bahwa persahabatan dan cinta itu
> > bukan serupa kue talam yang lembut luar dalam. Semua orang memiliki
> anasir
> > baik dan buruk. Saling melengkapi lebih baik, demiu mereduksi yang buruk
> > itu. Mungkin karakter tak dapat diubah semudah membalik tangan, namun
> > perilaku manusia mirip kebudayaan. Ada pembelajaran dan pembiasaan. Oleh
> > karena itu, jangan sekali-sekali mengkritik orangnya, namun lebih fokus
> > kepada perilakunya. Dan saat sedang berusaha untuk berubah harus
> didampingi
> > dengan rasa saying.
> >
> >
> >
> > Teori memang mudah diucapkan namun amat sulit dipraktekkan. Maka tak
> heran
> > jika dalam buku ini ada sejumlah pertanyaan tentang hidup yang tak
> berjawab.
> > Sesungguhnya semua peristiwa adalah akibat dari kejadian sebelumnya,
> artinya
> > selalu ada jawabannya. Tetapi sekali lagi, manusia memiliki keterbatasan,
> > sehingga tak wajib tahu segalanya.
> >
> >
> >
> > Dan dari buku ini pula saya tahu bahwa pertengkaran hebat dua sahabat
> > bukanlah sebuah kiamat. Pertengkaran itu semacam cara mengasah gergaji,
> > saling memperluas wawasan, saling membuka diri untuk menerima pendapat
> orang
> > lain yang semula begitu dihindari. Justru seorang yang berani ngomong
> pedas
> > demi kebaikan adalah sahabat.
> >
> >
> >
> > Bagaimana setiap hal jadi sederhana namun indah juga hasil dari
> pemandangan
> > mata (hati) yang positif. Mengubah perspektif dan paradigma dari satu hal
> > menjadihal yang lebih baik, tidak selalu membutuhkan energi tinggi, lebih
> > memerlukan keikhlasan hati.
> >
> >
> >
> > Saya teringat Hee Ah Lee. Dari perjalanan hidupnya kita bisa belajar
> banyak,
> > terutama pada ibunya. Saya berbahagia karena telah menuliskan memoarnya
> dan
> > berkesempatan mengenal mereka berdua. Saya bukanlah apa-apa dibanding
> > mereka.
> >
> >
> >
> > Dan saat membaca buku "Let's Talk About�", saya pun merasa belum apa-apa
> > disbanding Retnadi, Ain, dan Shinta yang begitu kaya memaparkan persoalan
> > sahabat, cinta, dan perkawinan. Rasanya saya masih harus banyak melakukan
> > diskusi kehidupan dengan para perempuan muda yang bijak itu. Saya jadi
> > bangga karena generasi yang sedikit berbeda dengan teman-teman seangkatan
> > mereka ini membuat hidup begitu tulus dan sederhana. Bukan sempurna,
> tetapi
> > indah.
> >
> >
> >
> > Pada hari ini, saya ingin menyampaikan anjuran yang mungkin tak sanggup
> saya
> > lakukan sendiri. Ceritanya, alumni ITB angkatan 83 hendak
> menyelenggarakan
> > turnamen golf. Saya sebagai penulis diminta sumbangannya untuk membuat
> > ajakan berbagi yang akan ditempatkan pada setiap hole di lapangan golf.
> > Inilah yang saya tuliskan:
> >
> >
> >
> > Delapan Belas Cara Berbagi:
> >
> >
> >
> > 1) Tuhan berbagi kepada kita seluruh yang Ia punya. Marikitaberbagi
> > dari sedikit yang kita miliki
> >
> > 2) Ketika sehat dan bugar merupakan anugerah, berbuat baik bagi yang
> > lemah adalah pertanda berkah
> >
> > 3) Jangan lupa pada rasa duka yang membentuk kita perkasa, berbagilah
> > agar orang lain tak harus sengsara
> >
> > 4) Ilmu dan cinta tak kunjung berkurang sekalipun terus dituang ke
> > banyak orang. Percayalah.
> >
> > 5) Semua tampak indah bila kita pandang dengan mata tanpa prasangka.
> > Sampaikanlah fakta ini kepada teman-teman kita.
> >
> > 6) Ada harapan yang sulit dicapai sendirian. Mari kita raih dengan
> > kebersamaan
> >
> > 7) Di atas langit masih ada langit. Dengan berbagi, kita berada di
> > langit tanpa harus mengatakannya
> >
> > 8) Memandang ke atas selalu perlu untuk meletakkan cita. Memandang ke
> > bawah menjadi wajib untuk bercermin
> >
> > 9) Sebaik-baik pakaian adalah iman, yang dihiasi kedermawanan
> >
> > 10) Letak tangan di atas selamanya lebih terhormat, apalagi jika
> membagikan
> > yang bermanfaat
> >
> > 11) Serupa siklus jarum jam, demikian juga roda, memutar nasib kita
> antara
> > nestapa dan bahagia, namun tetaplah bersahaja
> >
> > 12) Semua yang kita genggam selamanya milik Tuhan, semestinya tak sayang
> > kita bagikan
> >
> > 13) Arah langkah kita ditunjukkan oleh pikiran yang sehat, jadikan pelita
> > untuk masyarakat
> >
> > 14) Senyum yang tulus adalah pemberian pengharapan
> >
> > 15) Untuk berbagi kita tak memiliki ukuran pasti, oleh karenanya jangan
> > pernah sangsi
> >
> > 16) Tak mungkin kita hidup sendiri, selalu ada campur tangan orang-orang
> > yang peduli
> >
> > 17) Lukisan terindah saat pagi adalah embun yang berumur singkat,
> cepatlah
> > berbagi selagi sempat
> >
> > 18) Cara bersyukur paling benar tentu memberikan yang terbaik bagi yang
> > memerlukan
> >
> >
> >
> > Selanjutnya, mari kita minta "pertanggungjawaban" para penulis hebat ini
> > dalam Tanya jawab yang semarak.
> >
> >
> >
> > Salam untuk semua
> >
> > Kef
> >
> >
> >
> > *Disampaikan pada diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi
> Nur'aini
> > dkk di MP Book Point, Ahad, 19 April 2009 pukul 11.00 - 13.30 WIB.*
> >
> > **
> >
> > *http://mutiaracinta.multiply.com*
> >
>
>
>
7a.

[Rampai] Kuasa

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 21, 2009 8:26 am (PDT)



*Kuasa*

Saat anak manusia berdiri di persimpangan

Berkawan angin malam atau terik menerjang

Lalu kenapa bimbang?
ah, manusia�

Akan ada yang selalu menuntunmu

Saat mata tak bisa melihat karena gelap atau pendar cahaya dunia menyilaukan

Maka temukan Dia di dasar jiwa

Yang menarik tanganmu

Menyeret langkah menuju cahaya�

Jangan salahkan takdir ketika berkata

Karena sesungguhnya kita punya kuasa

Menengadahkan tangan kepada Pemilik Segala Kuasa

Hingga lukisan hidup berubah warna

Hingga hilang letih

Sirna nanar

Dan bersihlah wahai jiwa

Yang bersandar
Segala puji untuk kuasaNya

210409
~setelahlamatakmenulispuisi~
7b.

Re: [Rampai] Kuasa

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 8:33 am (PDT)



waah senangnya melihat mbak nia berpuisi lagi...
lihatlah, katakata berebut ingin menggapai tanganmu, mbak ^_^

puisi yg bagus, mbak ^_^

Salam
Lia

On 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
>
>
>
> *Kuasa*
>
>
>
> Saat anak manusia berdiri di persimpangan
>
> Berkawan angin malam atau terik menerjang
>
>
>
> Lalu kenapa bimbang?
> ah, manusia�
>
> Akan ada yang selalu menuntunmu
>
> Saat mata tak bisa melihat karena gelap atau pendar cahaya dunia
> menyilaukan
>
>
>
> Maka temukan Dia di dasar jiwa
>
> Yang menarik tanganmu
>
> Menyeret langkah menuju cahaya�
>
>
>
>
>
> Jangan salahkan takdir ketika berkata
>
> Karena sesungguhnya kita punya kuasa
>
> Menengadahkan tangan kepada Pemilik Segala Kuasa
>
> Hingga lukisan hidup berubah warna
>
>
>
> Hingga hilang letih
>
> Sirna nanar
>
> Dan bersihlah wahai jiwa
>
>
>
> Yang bersandar
> Segala puji untuk kuasaNya
>
>
> 210409
> ~setelahlamatakmenulispuisi~
>
>
>
>
>
>
>
7c.

Re: [Rampai] Kuasa

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 21, 2009 8:37 am (PDT)



hehe.. do'akan yah guruku...
kadang aku mikir... justru Dia yang mengirimkan untaian kata-kata melalui
manusia:)
karena manusia gak ada apa-apa tanpa kuasaNya:)
makasih yah guruku
:)

salam
nia

Pada 21 April 2009 22:33, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> menulis:

>
>
> waah senangnya melihat mbak nia berpuisi lagi...
> lihatlah, katakata berebut ingin menggapai tanganmu, mbak ^_^
>
> puisi yg bagus, mbak ^_^
>
> Salam
> Lia
>
>
>
> On 4/21/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:
>>
>>
>>
>> *Kuasa*
>>
>>
>>
>> Saat anak manusia berdiri di persimpangan
>>
>> Berkawan angin malam atau terik menerjang
>>
>>
>>
>> Lalu kenapa bimbang?
>> ah, manusia�
>>
>> Akan ada yang selalu menuntunmu
>>
>> Saat mata tak bisa melihat karena gelap atau pendar cahaya dunia
>> menyilaukan
>>
>>
>>
>> Maka temukan Dia di dasar jiwa
>>
>> Yang menarik tanganmu
>>
>> Menyeret langkah menuju cahaya�
>>
>>
>>
>>
>>
>> Jangan salahkan takdir ketika berkata
>>
>> Karena sesungguhnya kita punya kuasa
>>
>> Menengadahkan tangan kepada Pemilik Segala Kuasa
>>
>> Hingga lukisan hidup berubah warna
>>
>>
>>
>> Hingga hilang letih
>>
>> Sirna nanar
>>
>> Dan bersihlah wahai jiwa
>>
>>
>>
>> Yang bersandar
>> Segala puji untuk kuasaNya
>>
>>
>> 210409
>> ~setelahlamatakmenulispuisi~
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
8.

TAK USAI BERCINTA

Posted by: "Divin Nahb" divin_manis@yahoo.com   divin_manis

Tue Apr 21, 2009 8:46 am (PDT)



TAK USAI BERCINTA
~ Divin Nahb ~

Sayang…
Tatkala lebat belukar rambati ranggas yang kuhausi kecupkecupmu
Dan kupatahkan luap ego dalam telaga air mata yang selalu terbenggu napsu
Lalu kamu masih saja melukiskan wajah sendu ini
dengan petikkan gelora puisi katakata cinta

Sayang…
Meliuknya bibir bermain liar dengan hasrat memuncak
Melucuti segala tarian erotis zaman karena tereguk kuyup
setubuh malu bercerita pada catatan ruah peluhpeluh dosa
Namun, tetap kamu lantunkan roman asmara percintaan kita
Sebesar pengertianmu menelisik gadis berparas pasrah
yang dilumuri pekat nodanoda debu berbau nyengat

Sayang…
Kamu menciumi tubuhku,
hanya untuk menuntun dibukanya tabir rahasia penuh misteri
yang termaktubkan dengan surat atau sirat
Bisikanmu mengerangkanku,
karena puncak nikmat terayomi belaian perkasamu
Rabaan yang kamu tiup telah menenggelamkan kudukku
tentang cinta Maha dahsyat

Sayang…
Sedihku terkuras dalam bentang sajadah
dan lirik cinta yang mengalun dari ayatayatmu
Begitu cinta kamu pada aku
yang tertunduk melepas suram durjadurja dusta bergentayangan
Kamu melebihi jutaan amor yang menyiulkan nada dan letupan percintaan dua insan
Tapi tak pula kamu jadi alastor bahkan ares yang guncangkan aku dengan lautan darah
Dan kamu tetaplah penyandang Maha yang menyejukkan napsu dan desahdesah gairahku

Tak akan kuusaikan bercinta denganmu, Tuhan

Sayang…
Itulah percintaan kita

Tangerang, 18 April 2009

9.

(RAMPAI) TOK TOK TOK TOK

Posted by: "Divin Nahb" divin_manis@yahoo.com   divin_manis

Tue Apr 21, 2009 8:50 am (PDT)



TOK TOK TOK TOK
~ Divin Nahb ~

Perahu berlayar hening melauti samudera waktu terdiam
Aku larut dalam tenang air, karena pula pasang melebur
dan menyisakan riak di kebisuan
Segala yang ada padaku terkunci dan aku sunyi sendiri

Jemari yang meraba dinding sebatas tubuh
dan sengal tersuguh, mulai menjelajah
Sengau derak terhenti sebab waktu seakan mati
Dia luput dari seringai serta pikuk ramai kebisingan

Kemudian,
Saat sunyi terbelah sepasang nada ketukan berirama,
menugulah raga yang senyapsenyap tadi berjinjit
Menelisik suara yang mengkerutkan dahi kosong
hampir melompong

Dengar suara itu!!
Tok… Tok… Tok… Tok…

Tentang siapa yang terhalang batasbatas singkat kamar ini
Malaikat mautkah? atau sekadar malaikat pembawa
lentera kecil yang memijari seisi kamar?

Tok… Tok… Tok… Tok…

Gemuruh degup bekukan tubuh. Wajah memeluh pasi
Merengkuh kedua tangan dalam takut sejuta angan
Di depan pintu,
sepasang mata terus bertanya,
tentang suarasuara di balik sana
Hingga imaji liar berkelut dalam dunia khayal
Meski akhirnya bisa diradukan dan tertelengkup

Berganti seperti lahirnya kabutkabut putih, ketika
mata terkatup dan benamkan diri pada savana,
kiranya ketukkan itu seumpama gema gemulai rebana

Tok… Tok… Tok… Tok…

Tunggu sajalah dulu detik tersulam waktu
Dan mengalun sajaksajak rampai ragib

Tangerang, 21 April 2009

10a.

[Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Mataha

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Tue Apr 21, 2009 8:51 pm (PDT)

[Attachment(s) from Lia Octavia included below]

Alhamdulillah... Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
hanya karena-Nya segalanya berasal, Cahaya Di Atas Cahaya, yang telah
membukakan gerbang cinta-Nya bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya, mereka sangatlah beruntung. Shalawat dan salam kami haturkan
bagi Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.*
* *

**SEGERA TERBIT!

*Judul buku : *Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari
Negeri Matahari Terbit*
Penulis : FLP Jepang (Rose FN, Lisza Anggraeny, Lia
Octavia, Banyumili, Tethy Ezokanzo, Sri Zein, Ellnovianty Nine, Hifizah Nur,
Lisman Suryanegara, Bainah Sari Dewi, Mulla Kemalawaty, Takanobu Muto dkk)
Tebal : 220 halaman
Penyunting : Azzura Dayana
Penata Letak : Lian Kagura
Desaign sampul : SindikART Design
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House (LPPH)
Cetakan : Pertama, April 2009
Harga : Rp 32.000,-

Ketika hidayah merengkuh, maka jalan cahaya pun terbentang meniti surga...

Jepang, sebuah negeri unik dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, tapi
di satu sisi, tradisi dan budayanya masih sangat kental. Lantas, bagaimana
perkembangan Islam di sana? Seperti apakah perjalanan hidayah para mualafnya
dalam meniti dien Islam, di antara pergulatan modernitas dan tradisi yang
masih mengakar kuat tersebut?

Buku ini merangkum beragam kisah yang mengharukan, inspiratif, juga
mencengangkan. Mengajak kita menelusuri jalan cahaya - hikari no michi - di
negeri matahari terbit...

http://lingkarpena.multiply.com

*
*

Attachment(s) from Lia Octavia

1 of 1 Photo(s)

10b.

Re: [Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Ma

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Tue Apr 21, 2009 10:54 pm (PDT)



wah selamat mba lia:)

penyunting dan penata letaknya juga sepertinya saya kenal..
heuheu...
sukses buat semuah!!!!

salam
nia robie'

Pada 22 April 2009 10:49, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> menulis:

> [Attachment(s) <#120cbf304fca7641_TopText> from Lia Octavia included
> below]
>
>
>
>
>
>
> Alhamdulillah... Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT
> yang hanya karena-Nya segalanya berasal, Cahaya Di Atas Cahaya, yang telah
> membukakan gerbang cinta-Nya bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya.
> Sesungguhnya, mereka sangatlah beruntung. Shalawat dan salam kami haturkan
> bagi Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.*
> * *
>
>
> **SEGERA TERBIT!
>
> *Judul buku : *Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari
> Negeri Matahari Terbit*
> Penulis : FLP Jepang (Rose FN, Lisza Anggraeny, Lia
> Octavia, Banyumili, Tethy Ezokanzo, Sri Zein, Ellnovianty Nine, Hifizah Nur,
> Lisman Suryanegara, Bainah Sari Dewi, Mulla Kemalawaty, Takanobu Muto dkk)
> Tebal : 220 halaman
> Penyunting : Azzura Dayana
> Penata Letak : Lian Kagura
> Desaign sampul : SindikART Design
> Penerbit : Lingkar Pena Publishing House (LPPH)
> Cetakan : Pertama, April 2009
> Harga : Rp 32.000,-
>
> Ketika hidayah merengkuh, maka jalan cahaya pun terbentang meniti surga...
>
> Jepang, sebuah negeri unik dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat,
> tapi di satu sisi, tradisi dan budayanya masih sangat kental. Lantas,
> bagaimana perkembangan Islam di sana? Seperti apakah perjalanan hidayah para
> mualafnya dalam meniti dien Islam, di antara pergulatan modernitas dan
> tradisi yang masih mengakar kuat tersebut?
>
> Buku ini merangkum beragam kisah yang mengharukan, inspiratif, juga
> mencengangkan. Mengajak kita menelusuri jalan cahaya - hikari no michi - di
> negeri matahari terbit...
>
>
> http://lingkarpena.multiply.com
>
>
>
>
>
> *
> *
>
>
>
11.

Kemiskinan yang Menjadi Kekuatan Menulis

Posted by: "wong baek" wongbaek@yahoo.com   wongbaek

Tue Apr 21, 2009 8:58 pm (PDT)





Tidak
banyak orang tahu, JK Rowling, penulis Harry Potter sempat mendapat
santunan dari pemerintah Inggris, karena masuk dalam kategori orang
miskin. Selepas bercerai dengan suami pertamanya, ia hidup pas-pasan.
Himpitan kemiskinan memaksa JK menyelesaikan naskah Harry Potter. JK
mendapat ide menulis Harry Potter dalam sebuah perjalanan di kereta
dari Manchester ke London. Dari perjalanan itu, entah mengapa tiba-tiba
ia mendapat ide untuk memulai kisah Harry Potter yang diberinya judul Philosopher's Stone.

Pada
1995 ia berhasil menyelesaikan buku pertamanya. Tapi, karena sangat
miskin, ia terpaksa mengetik ulang naskah hingga beberapa kopi dengan
mesin tik tua manual yang murah, hanya karena tidak mampu membayar
biaya fotokopi. "Anda mungkin tak pernah tahu, betapa menyedihkannya
hidup tanpa uang sama sekali. Kecuali jika Anda sudah pernah
mengalaminya, seperti yang aku alami," katanya.

Keinginan
kuat untuk mengubah hidup membuat JK sekuat tenaga untuk menjual kisah
Harry Potter. Tapi, layaknya penulis pemula lain, naskahnya mengalami
penolakan berkali-kali dari berbagai penerbit. Beruntung, dari seorang
agen bernama Christopher, Bloomsbury mau menerbitkan kisah tersebut.

Dan,
keajaiban pun terjadi! Buku yang sempat ditolak oleh berbagai penerbit
itu justru laku sangat keras. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan
atas karya tersebut. Kehidupan JK berubah total. Dari orang yang sangat
miskin menjadi superkaya hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun.
Harry Potter, karakter rekaannya mampu menghasilkan miliaran dolar
Amerika. JK ditempatkan sebagai penulis paling kaya di Inggris, bahkan
dunia.

Namun,
JK bukan kacang yang lupa pada kulitnya. Keuntungan dari penjualan
buku-bukunya, ia sumbangkan pada UK Comic Relief Charity. Ia juga tak
lupa menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu sejumlah yayasan
sosial, khususnya lembaga yang banyak melakukan penelitian tentang
penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit yang sempat merenggut
nyawa ibunya pada tahun 1990.(Koko Nata)

Ikuti : Pelatihan Menulis untuk Ibu, 6 Mei-24 Juni 2009 @ MP Book Point, Cipete, Jaksel Diskon khusus untuk pendaftaran sebelum 26 April 2009

12.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta M

Posted by: "CaturCatriks" akil_catur@yahoo.co.id   akil_catur

Tue Apr 21, 2009 9:55 pm (PDT)



wah, mb lia ikut nulis juga?
selamat mb lia
kapan terbitnya?

semoga bermanfaat y
buku karya mb lia yg lain juga smoga segera menyusul
amin

 

--- Pada Rab, 22/4/09, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> menulis:

Dari: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
Topik: [sekolah-kehidupan] [Etalase] Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Matahari Terbit [1 Attachment]
Kepada: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Tanggal: Rabu, 22 April, 2009, 10:49 AM

[Attachment(s) from Lia Octavia included below]


Alhamdulillah. .. Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hanya karena-Nya segalanya berasal, Cahaya Di Atas Cahaya, yang telah membukakan gerbang cinta-Nya bagi orang-orang yang dikehendaki- Nya. Sesungguhnya, mereka sangatlah beruntung. Shalawat dan salam kami haturkan bagi Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

 

SEGERA TERBIT!

Judul buku                : Hikari No Michi - Catatan Cinta Mu'alaf Dari Negeri Matahari Terbit

Penulis                     : FLP Jepang (Rose FN, Lisza Anggraeny, Lia Octavia, Banyumili, Tethy Ezokanzo, Sri Zein, Ellnovianty Nine, Hifizah Nur, Lisman Suryanegara, Bainah Sari Dewi, Mulla Kemalawaty, Takanobu Muto dkk)

Tebal                        : 220 halaman
Penyunting                : Azzura Dayana

Penata Letak             : Lian Kagura
Desaign sampul         : SindikART Design

Penerbit                    : Lingkar Pena Publishing House (LPPH)
Cetakan                    : Pertama, April 2009

Harga                       : Rp 32.000,-

Ketika hidayah merengkuh, maka jalan cahaya pun terbentang meniti surga...

Jepang, sebuah negeri unik dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, tapi di satu sisi, tradisi dan budayanya masih sangat kental. Lantas, bagaimana perkembangan Islam di sana? Seperti apakah perjalanan hidayah para mualafnya dalam meniti dien Islam, di antara pergulatan modernitas dan tradisi yang masih mengakar kuat tersebut?

Buku ini merangkum beragam kisah yang mengharukan, inspiratif, juga mencengangkan. Mengajak kita menelusuri jalan cahaya - hikari no michi - di negeri matahari terbit...

http://lingkarpena. multiply. com











Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
13.

[Ruang Baca] Sebuah Proyek Hati…

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Tue Apr 21, 2009 10:02 pm (PDT)



Kalau Retno [Retnadi] menyatakan ketidak-setujuannya dengan pernyataan Jenny Jusuf yang menyebut buku ini sebagai proyek hati. Aku malah sangat setuju—mungkin--karena posisiku sebagai pembaca yang tidak terlalu mengetahui kisah di balik buku ini.

Sempat di awal membaca, aku menyematkan kata proyek-persahabatan yang pernah dikatakan sang penulis. Tapi lambat laun, kata itu terasa kurang tepat di kacamataku, karena adanya beberapa cerita personal membuat kata persahabatan sedikit terlupakan. Ketidak-tepatan itu semakin terasa, saat aku membaca sebuah short-story yang hanya terdiri dari 3 halaman, tapi isinya sangat mengena. Setelah Film Usai…

 "Untuk orang-orang ini, yang terlupakan oleh media, yang serasa hadir tanpa wajah, yang turut andil dalam menciptakan dalam sebuah karya, marilah sisihkan waktu 5 menit untuk tetap tinggal seusai film." [hal  170]

Esai yang satu ini mengajak kita—dan aku pribadi---untuk lebih memperhatikan, menghargai, sekaligus merenungkan hal-hal kecil atau bahkan terlupakan di sekitar kita. Dan lewat sebuah hati—yang disebut mata-hati oleh penulis di kisah "Pada Sebuah Ruang Kelas Bernama Pernikahan"--- proses memperhatikan, menghargai dan merenungkan dapat terbentuk.

Dengan mata hati mampu melihat cinta di balik sikap dingin dan tegas seorang ibu. Dengan mata hati mampu melihat cinta di balik kesederhanaan Ramadhan, Dengan mata hati mampu melihat cinta di balik amarah sahabat. Dengan mata hati mampu melihat banyaknya rahmat Tuhan pada suatu pagi. Dengan mata hati mampu melihat persahabatan, cinta, pernikahan, keluarga dan Tuhan dengan mata yang lebih bening. Dan dengan mata hati mampu melihat ada sesuatu yang indah di balik segala peristiwa yang memang tak selamanya indah.

Itulah yang membuat aku lebih sreg menyematkan proyek hati di buku yang ditulis Airin Nisa, Retnadi dan Shinta. Buku yang berisikan cerita tentang kehidupan dari mata hati seorang anak, seorang istri, seorang ibu  dan seorang hamba.

Tapi, ada beberapa cerita di buku ini yang menurutku terasa berlebihan untuk cerita yang bergenre nonfiksi, dan cenderung  membuat ke-natural-an ceritanya berkurang. Well, selamat buat para penulis atas buku perdananya.

Judul buku: Let's Talk About Friendship, Love, Marriage dan Ordinary Miracle
Penulis: Airin Nisa, Retnadi Nur'aini dan Shinta Anita Sari
Editor: Catur S
Cetakan: Pertama, Februari 2009
Tebal: 193 halaman
Harga: Rp. 32.000.-

NB: Info lomba indorsement buku "Let's Talk About…" bisa dilihat pada:  http://retnadi.multiply.com/journal/item/66

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani.com

YM : SINTHIONK

14.

Re: KITA MENDAPAT JURU FOTO, CKLIK!!

Posted by: "Divin Nahb" divin_manis@yahoo.com   divin_manis

Tue Apr 21, 2009 10:41 pm (PDT)



Uhuy Mas Yons...

Serius mau di acara nih??
Boleh juga. Siap tempurkah dengan kami bikin konsep

Sekadar info Tim acara adalah:
Divin Nahb, Listiany Arisanti, Budi Magni, Apriliani Ekasari (Kalo namanya salah maaf ya temans)
So... boleh juga gabung, karena kami butuh nih tambahan panitia laki-laki. Gimana berminatkah?

Salam

Divin Nahb 

15.

[Artikel] Apa yang Menyelamatkan Anda dari Ancaman Krisis Global?

Posted by: "Jonru" jonrusaja@gmail.com   j0nru

Tue Apr 21, 2009 10:47 pm (PDT)



Assallamualaikum,

Sebagai umat beragama, tentu kita percaya bahwa Tuhan Maha Penyelamat.
Hanya DIAlah yang bisa menyelamatkan manusia. Namun dalam konteks
duniawi, kita juga bisa bicara soal �jaminan masa depan� atau hal-hal
sejenis yang berkaitan dengan �keselamatan hidup�.

Bila ditanya pada orang tua kita, mungkin mereka berkata bahwa
PENDIDIKAN-lah yang akan membuat masa depan kita lebih terjamin. Tidak
heran, sebagian besar orang tua menyuruh anak-anak mereka bersekolah
setinggi-tingginya, agar �masa depan mereka cerah.�

Tapi fakta membuktikan bahwa banyak juga sarjana (bahkan lulusan S3)
yang menjadi pengangguran.

Fakta juga membuktikan bahwa banyak sekali orang yang kuliah di
Fakultas Teknik, tapi akhirnya menjadi Staf Marketing. Atau lulusan
Institus Pertanian Bogor yang menjadi wartawan.

Ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dulu ternyata tidak relevan
dengan pekerjaan atau karir kita saat ini (mungkin Sarjana Kedokteran
adalah satu-satunya perkecualian).

Lantas, apakah yang bisa �menyelamatkan� kita? Apakah yang bisa
�menjamin masa depan� kita?

Bila penasaran, baca saja lanjutannya di
http://www.jonru.net/apa-yang-menyelamatkan-anda-dari-ancaman-krisis-global
:)

(atau klik saja http://www.jonru.net dan temukan artikelnya di bagian atas)

--
Thanks dan wassalam

Jonru
Penulis Buku "Menerbitkan Buku Itu Gampang!" (MBIG)
http://www.MenerbitkanBukuItuGampang.com/

Founder PenulisLepas.com & BelajarMenulis.com
http://www.penulislepas.com/v2
http://www.belajarmenulis.com/

Telp: 0852-1701-4194 / 021-9829-3326
YM: jonrusaja

Belajar Menulis Jarak Jauh, Kapan Saja di Mana Saja, Berlaku Internasional
=====>>> http://www.SekolahMenulisOnline.com

Personal blog:
http://www.jonru.net
http://jonru.multiply.com

Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: