Sabtu, 25 April 2009

[daarut-tauhiid] ... Ringkasan Buku: Menyongsong Fajar Kemenangan Islam



... Ringkasan Buku ...
http://buku-islam.blogspot.com

Judul : Menyongsong Fajar Kemenangan Islam
Penulis : Al Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah
Penyusun : Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali
Penerjemah : Abu Sumayyah Beni Sarbeni, LC
Penerbit : Media Tarbiyah
Cetakan : Pertama/ November 2007
Halaman : 125

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa kaum muslimin sekarang ini telah
ditimpa oleh kehinaan yang menyebabkan kaum muslimin lemah dihadapan umat
yang lain. Padahal kondisi seperti ini tidak seharusnya terjadi.
Menarik untuk diselidiki bagaimana kehinaan bisa menimpa kaum muslimin? Apa
penyebabnya?
Setelah kita mengetahui penyebabnya, maka diharapkan kita bisa memberikan
solusi atas keterpurukan ini. Untuk kemudian bisa melepaskan kehinaan yang
menimpa kaum muslimin dan membawa kaum muslimin ke alam kejayaan sebagaimana
telah dialami oleh generasi sebelumnya.

Buku ini merupakan karya Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani rahimahullah
yang kemudian disusun ulang dan diberi catatan oleh murid beliau yaitu
Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali. Di dalamnya dijelaskan tentang penyebab
keterpurukan yang dialami oleh kaum muslimin. Selanjutnya Syaikh memberikan
solusi untuk mengatasi keterpurukan tersebut.

Syaikh Albani menerangkan di buku tersebut bahwa keterpurukan ini telah
disketsakan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam dalam sebagian
hadits-hadits tsabit, diantaranya:

"Jika kalian telah berjual beli dengan cara 'inah, kalian pun telah
mengikuti ekor-ekor sapi, ridha terhadap pertanian dan meninggalkan jihad,
maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, yang (kehinaan tersebut)
tidak akan bisa dicabut hingga kalian kembali kepada agama kalian." (As
Silsilah Ash Shahiihah no. 11).

Syaikh Albani melanjutkan tentang penyebab keterpurukan ini,
"Dalam hadits ini dapat kita ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam menyebutkan beberapa penyakit yang menyebar, bahkan meliputi kaum
muslimin. Dalam hadits di atas beliau menyebutkan dua penyakit sebagai
permisalan bukan untuk membatasi:

Penyakit pertama: Terjatuhnya kaum muslimin ke dalam berbagai perbuatan
haram dengan berbagai siasat, padahal ia mengetahuinya.

Penyakit kedua: Dari perkara yang diketahui dan disepakati oleh kaum
muslimin tentang penyimpangannya dari syariat Islam."

Untuk penyakit yang pertama, Syaikh Albani menyebutkan contohnya adalah
'inah, yang pada hakikatnya adalah pinjaman dengan tambahan. Dengan demikian
termasuk dalam riba. Dalam hal ini Syaikh Albani berkata,

"Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam menyebutkan jual
beli 'inah, hal ini hanya merupakan contoh, bukan pembatasan. Dengannya,
beliau Shallallahu'alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa setiap perbuatan
haram yang dilakukan oleh seorang muslim, lalu ia menganggapnya sebagai
amalan halal dengan berbagai jalan takwil, maka akibatnya Allah Subhanahu wa
Ta'ala akan menghinakannya, dan Allah pun akan menghinakan kaum muslimin
apabila perbuatan tersebut telah merebak dan menyebar di kalangan mereka."

Untuk penyakit yang kedua Syaikh Albani menjelaskan bahwa yang dimaksud
adalah sibuk dengan usaha dan berjalan di belakang gemerlapnya dunia.
Kemudian lupa dengan kewajiban dan tenggelam dalam pertanian, peternakan,
dan usaha yang lainnya. Dan diantara kewajiban yang dilupakan itu adalah
jihad di jalan Allah.

Ini adalah penyebab kaum muslimin tertimpa kehinaan. Dan solusinya adalah
"Hingga kalian kembali kepada agama kalian" sebagaimana disebut dalam hadits
Nabi di atas.

Berkata Syaikh Albani,
"Sungguh, kita telah terjangkiti penyakit ini yang akhirnya menjadikan kita
sakit, yakni kita berada dalam kehinaan. Karenanya, hendaklah kita mengambil
obat yang disifati dan dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi wa
sallam, bahwa jika kita kembali kepadanya niscaya kehinaan itu akan Allah
lenyapkan."

Untuk kembali kepada agama bukanlah perkara yang mudah. Bahkan ini perlu
kerja keras.

Syaikh Albani melanjutkan,
"Jadi, saya tegaskan bahwa satu-satunya jalan adalah kembali kepada agama,
namun -seperti diketahui oleh semua, khususnya orang-orang faqih- banyak
sekali masalah dalam agama ini yang diperdebatkan, dan perbedaan ini tidak
hanya terbatas pada sedikitnya masalah cabang, bahkan sebaliknya, perbedaan
ini banyak terjadi dalam masalah 'aqidah ..."

Berkata Syaikh Albani menjelaskan yang dimaksud dengan kembali kepada agama,
"Lalu, agama bagaimana yang mesti dijadikan tempat kembali?! Apakah agama
yang berdasarkan madzhab si fulan, atau madzhab lainnya? Dan perhatikanlah
perbedaan yang terjadi diantara madzhab yang empat, yang kita katakan
sebagai madzhab Ahlus Sunnah.
Kemudian, agama manakah yang menjadi solusi agar kehinaan tersebut
dilenyapkan dari kita? Padahal jika kita kembali kepada salah satu madzhab,
maka kita akan mendapati beberapa masalah-masalah -bahkan puluhan atau
ratusan masalah- yang menyelisihi Sunnah, jika sebagiannya tidak dikatakan
menyelisihi Al Qur'an.
Karenanya, kami melihat bahwa perbaikan -yang harus dilakukan oleh setiap
da'i dan orang-orang yang menyerukan tegaknya daulah Islamiyah dengan
ikhlas- adalah memberikan pemahaman kepada diri mereka sendiri terhadap
Islam sebagai langkah pertama.
Langkah kedua, memberikan pemahaman kepada umat akan hal itu, dan tidak ada
jalan untuk kembali kepada Islam yang hakiki seperti yang diturunkan oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala kecuali dengan MEMPELAJARI AL QUR'AN DAN
ASSUNNAH".

Pada beberapa halaman berikutnya Syaikh Albani menegaskan,
"Maka kembali kepada agama adalah kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah,
karena itulah yang dimaksud agama berdasarkan kesepakatan para Imam, dan
itulah jaminan agar kita tidak menyimpang dan tidak juga terjerumus ke dalam
kesesatan. Oleh karena itu Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku telah tinggalkan dua hal bagi kalian di mana kalian tidak akan tersesat
setelah (berpegang teguh kepada) keduanya; yaitu Kitabullah dan Sunnahku,
dan keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya datang kepadaku di haudh
(telaga)." (Shahiihul Jaami' no. 2937)."

Kemudian Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkata,
"Ungkapan terakhir dari saya tentang "Kembali kepada Agama" adalah:
Jika kita ingin mendapatkan kemuliaan dan terlepas dari segala kehinaan,
maka tidak cukup dengan mewujudkan langkah yang telah saya isyaratkan
sebelumnya, yakni tidak cukup hanya dengan meluruskan pemahaman, atau dengan
melenyapkan berbagai pendapat yang menakwilkan dalil-dalil syar'i di
kalangan para ulama dan ahli fiqh."

"Bahkan ada perkara lain yang sangat penting dari proses pemurnian, yaitu
amal, karena sesungguhnya ilmu adalah media dalam mencapai pengamalan. Jika
Anda mengenal seseorang yang berilmu dan ilmunya pun bersih lagi jernih,
akan tetapi ia tidak mengamalkannya, maka sangat logis jika kita mengatakan
bahwa ilmunya tidak berbuah. Oleh karena itu ilmu haruslah disertai
pangamalan. Dan wajib bagi para ulama membina generasi muslim yang baru di
bawah naungan ajaran Al Qur'an dan As Sunnah. Maka, tidak dibenarkan mereka
membiarkan manusia berada di atas ajaran yang mereka dapat dari berbagai
pemahaman yang salah, sebagian darinya merupakan kebathilan yang disepakati,
dan sebagian lainnya diperdebatkan walaupun secara ijtihadi terdapat sisi
kebenaran, akan tetapi sebagian dari ijtihad tersebut bertentangan dengan
Sunnah."
"Pembinaan inilah yang akan membuahkan masyarakat Islam yang murni, dan pada
akhirnya Daulah Islamiyah bisa ditegakkan. Tanpa dua pendahuluan ini, yaitu
ilmu dan tarbiyah yang benar menuju pengamalan, maka mustahil -menurut
keyakinan saya- Islam atau Daulah Islamiyah bisa tegak."

[EPILOG]
---------------
Membaca dan memahami dari apa yang diterangkan oleh Syaikh Muhammad
Nashiruddin al Albani rahimahullah, bahwa agar kaum muslimin bisa mencapai
kejayaannya, tidak bisa ditempuh kecuali dengan kembali kepada agama Islam.
Dan hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan kembali kepada Al Qur'an dan
As Sunnah. Tentu saja yang dimaksud dengan As Sunnah adalah hadits-hadits
yang sah yang bisa dijadikan pegangan.
Kemudian, bila kita telah sepakat untuk kembali kepada Al Qur'an dan As
Sunnah, tentu kita harus meninggalkan pendapat-pendapat dari madzhab yang
bertentangan dengan Al Qur'an dan As Sunnah. Pada ringkasan ini tidak saya
sertakan contoh-contoh yang dibawakan oleh Syaikh Albani, semata-mata untuk
ringkasnya tulisan ini.

Demikian secara sangat ringkas apa yang bisa saya kutip dari buku
Menyongsong Fajar Kemenangan Islam. Saya berharap agar apa yang saya
tuliskan ini mempunyai nilai di sisi Allah Jalla wa 'Ala dan mempunyai andil
untuk kemenangan yang kedua setelah kemenangan yang pertama di tangan
Muhammad al Fatih al Utsmani yang membebaskan negeri Konstantinopel. Amiin.

Ringkasan buku ini dibuat oleh Chandraleka
di Depok, 02 January 2008

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Group Charity

Hands On Network

Volunteering has

never been so easy

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: