Senin, 20 April 2009

[daarut-tauhiid] TAWASSUL YANG DISYARIATKAN DAN YANG DILARANG



TAWASSUL YANG DISYARI'ATKAN

Allah berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
jalan yang mendekatkan diri KepadaNya." (Al-Maa'idah: 35)

Qatadah berkata, "Dekatkanlah dirimu kepadaNya, dengan keta-'atan dan
amal yang membuatNya ridha."

Tawassul yang disyari'atkan adalah tawassul sebagaimana yang
diperintahkan oleh Al-Qur'an, diteladankan oleh Rasulullah dan
dipraktekkan oleh para sahabat.

Di antara tawassul yang disyari'atkan yaitu:

1. Tawassul dengan iman:

Seperti yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an tentang hamba-Nya yang
ber-tawassul dengan iman mereka. Allah berfirman,

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada
iman (yaitu), 'Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu', maka kami pun beriman.
Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari
kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang
yang berbakti." (Ali Imran: 193)

2. Tawassul dengan mengesakan Allah:

Seperti do'a Nabi Yunus Alaihis Salam, ketika ditelan oleh ikan Nun.
Allah mengisahkan dalam firmanNya:

"Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, 'Bahwa tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zhalim. Maka Kami telah memperkenankan
do'anya, dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami
selamatkan orang-orang yang beriman." (Al-Anbiyaa': 87-88)

3. Tawassul dengan Nama-nama Allah:

Sebagaimana tersebut dalam firmanNya,

"Hanya milik Allah Asma'ul Husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan
menyebut Asma'ul Husna itu." (Al-A'raaf: 180)

Di antara do'a Rasulullah dengan Nama-namaNya yaitu:

"Aku memohon KepadaMu dengan segala nama yang Engkau miliki." (HR.
At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)

4. Tawassul dengan Sifat-sifat Allah:

Sebagaimana do'a Rasulullah ,

"Wahai Dzat Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya),
dengan rahmatMu aku mohon pertolongan." (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan)

5. Tawassul dengan amal shalih:

Seperti shalat, berbakti kepada kedua orang tua, menjaga hak dan amanah,
bersedekah, dzikir, membaca Al-Qur'an, shalawat atas Nabi , kecintaan
kita kepada beliau dan kepada para sahabatnya, serta amal shalih
lainnya.

Dalam kitab Shahih Muslim terdapat riwayat yang mengisahkan tiga orang
yang terperangkap di dalam gua. Lalu masing-masing ber-tawassul dengan
amal shalihnya. Orang pertama ber-tawassul dengan amal shalihnya, berupa
memelihara hak buruh. Orang kedua dengan baktinya kepada kedua orang
tua. Orang yang ketiga ber-tawassul dengan takutnya kepada Allah,
sehingga menggagalkan perbuatan keji yang hendak ia lakukan. Akhirnya
Allah membukakan pintu gua itu dari batu besar yang menghalanginya,
sampai mereka semua selamat.

6. Tawassul dengan meninggalkan maksiat:

Misalnya dengan meninggalkan minum khamr (minum-minuman keras), berzina
dan sebagainya dari berbagai hal yang diharamkan. Salah seorang dari
mereka yang terperangkap dalam gua, juga ber-tawassul dengan
meninggalkan zina, sehingga Allah menghilangkan kesulitan yang
dihadapinya.

Adapun umat Islam sekarang, mereka meninggalkan amal shalih dan
bertawassul dengannya, lalu menyandarkan diri ber-tawassul dengan amal
shalih orang lain yang telah mati. Mereka melanggar petunjuk Rasulullah
dan para sahabatnya.

7. Tawassul dengan memohon do'a kepada para nabi dan orang-orang shalih
yang masih hidup.

Tersebutlah dalam riwayat, bahwa seorang buta datang kepada Nabi . Orang
itu berkata, "Ya Rasulullah, berdo'alah kepada Allah, agar Dia
menyembuhkanku (sehingga bisa melihat kembali)." Rasulullah menjawab,
"Jika engkau menghendaki, aku akan berdo'a untukmu, dan jika engkau
menghendaki, bersabar adalah lebih baik bagimu." Ia (tetap) berkata,
"Do'akanlah." Lalu Rasulullah menyuruhnya berwudhu secara sempurna, lalu
shalat dua rakaat, selanjutnya beliau menyuruhnya berdo'a dengan
mengatakan,

"Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dan aku menghadap kepadaMu
dengan (perantara) NabiMu, seorang Nabi yang membawa rahmat. Wahai
Muhammad, sesungguhnya aku menghadap dengan (perantara)mu kepada Tuhanku
dalam hajatku ini, agar dipenuhiNya untukku. Ya Allah jadikanlah ia
pemberi syafa'at kepadaku, dan berilah aku syafa'at (perto-longan) di
dalamnya." la berkata, "Laki-laki itu kemudian mela-kukannya, sehingga
ia sembuh." (HR. Ahmad, hadits shahih)

Hadits di atas mengandung pengertian bahwa Rasulullah berdo'a untuk
laki-laki buta tersebut dalam keadaan beliau masih hidup. Maka Allah
mengabulkan do'anya.

Rasulullah memerintahkan orang tersebut agar berdo'a untuk dirinya.
Menghadap kepada Allah untuk meminta kepadaNya agar Dia menerima
syafa'at NabiNya . Maka Allah pun menerima do'anya.

Do'a ini khusus ketika Nabi masih hidup. Dan tidak mungkin berdo'a
dengannya setelah beliau wafat. Sebab para sahabat tidak melakukan hal
itu. Juga, orang-orang buta lainnya tidak ada yang mendapatkan manfa'at
dengan do'a itu, setelah terjadinya peristiwa tersebut.

TAWASSUL YANG DILARANG

Tawassul yang dilarang adalah tawassul yang tidak ada dasarnya dalam
agama Islam.

Di antara tawassul yang dilarang yaitu:

1. Tawassul dengan orang-orang mati, meminta hajat dan memo-hon
pertolongan kepada mereka, sebagaimana banyak kita saksikan pada saat
ini.

Mereka menamakan perbuatan tersebut sebagai tawassul, padahal sebenarnya
tidak demikian. Sebab tawassul adalah memohon kepada Allah dengan
perantara yang disyari'atkan. Seperti dengan perantara iman, amal
shalih, Asmaa'ul Husnaa dan sebagainya.

Berdo'a dan memohon kepada orang-orang mati adalah berpaling dari Allah.
Ia termasuk syirik besar. Allah berfirman,

"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa'at dan
tidak (pula) memberi madharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian) itu, maka se-sungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zhalim". (Yunus: 106)

Orang-orang zhalim dalam ayat di atas berarti orang-orang musyrik.

2. Tawassul dengan kemuliaan Rasulullah . Seperti ucapan mereka, "Wahai
Tuhanku, dengan kemuliaan Muhammad, sembuhkanlah aku." Ini adalah
perbuatan bid'ah. Sebab para sahabat tidak melakukan hal tersebut.

Adapun tawassul yang dilakukan oleh Umar bin Khaththab dengan do'a paman
Rasulullah , Al-Abbas adalah semasa ia masih hidup. Dan Umar tidak
ber-tawassul dengan Rasulullah setelah beliau wafat.

Sedangkan hadits,

"Bertawassullah kalian dengan kemuliaanku."

Hadits tersebut sama sekali tidak ada sumber aslinya. Demikian menurut
Ibnu Taimiyah.

Tawassul bid'ah ini bisa menyebabkan pada kemusyrikan. Yaitu jika ia
mempercayai bahwa Allah membutuhkan perantara. Sebagai-mana seorang
pemimpin atau penguasa. Sebab dengan demikian ia menyamakan Tuhan dengan
makhlukNya.

Abu Hanifah berkata, "Aku benci memohon kepada Allah, dengan selain
Allah." Demikian seperti disebutkan dalam kitab Ad-Durrul Mukhtaar.

3. Meminta agar Rasulullah mendo'akan dirinya setelah be-liau wafat,
seperti ucapan mereka, "Ya Rasulullah do'akanlah aku", ini tidak
diperbolehkan. Sebab para sahabat tidak pernah melakukannya. Juga karena
Rasulullah bersabda,

"Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali
dari tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak
shalih yang mendo'akan kepada (orang tua)-nya." (HR. Muslim)

Jalan Golongan Yang Selamat : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: