Rabu, 29 April 2009

[daarut-tauhiid] Resensi Buku "Fikih Jurnalistik"



  
Resensi Buku
Dimuat di Tabloid Jum'at
Thn.XXI-28 Rabiul Akhir 1430 H-24 April 2009
  
Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Indonesia tengah menikmati era kebebasan pers. Pers, baik cetak maupun elektronik tumbuh bak jamur di musim hujan. Pers pun makin berlomba-lomba menyajikan dan menyuguhkan berita kepada masyarakat. Dampak langsung dari kebebasan pers ini tergambar dalam fakta bahwa pers mempunyai kekuatan dahsyat untuk mempengaruhi perubahan dan etika masyarakat. Pers punya kekuatan untuk mengendalikan jalan pikir, gaya hidup, keinginan, bahkan seluruh aktivitas manusia sepanjang hidupnya.
 
Kontribusi pers seperti yang disebutkan di atas memang cukup menakjubkan. Namun pada sisi lain, kebebesan pers pun memberi kontribut negatif. Misalnya, dengan dalih kebebasan pers, pers cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyebarkan gosip, ghibah bahkan berita pornografi. Berita infotainment begitu gencar membongkar privacy seorang selebritis. Bukan itu saja, pers terkadang juga mengobarkan berita-berita bombastis bahkan provokasi kepada pembacanya.
Sesuai dengan Fikih Islam
 
Menurut penulis buku ini, Faris Khaoirul Anam, kebebasan pers itu sebenarnya ada aturan mainnya. Lembaga pers maupun wartawan yang ada didalamnya sebenarnya sangat terikat dengan berbagai aturan dan etika. Sayangnya, etika pers yang menjadi penjaga moral para wartawan kurang diperhatikan bahkan diabaikan oleh para wartawan sendiri. Padahal bila ini dipatuhi maka pelanggaran pers yang selama ini terlihat tidak akan pernah terjadi.
 
Buku yang bertajuk Fikih Jurnalistik; Etika dan Kebebasan Pers Menurut Islam ini setidaknya dapat menjadi panduan bagi wartawan dalam menjalankan tugasnya untuk mencari, menghimpun dan menuliskan berita.
 
Apa yang disebutkan dalam Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Kode Etik wartawan Indonesia (KEWI) maupun UU Pers, ternyata ada kesesuaian dengan ajaran Islam. Misalnya, soal cross chek dan klarifikasi. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang memerintahkan pentingnya tatsabbut (mencari kebenaran) berita yang didapat dari pihak lain (QS Al Hujurat ayat 6-8). Hal lainnya adalah soal kejujuran wartawan dalam memperoleh informasi. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya kejujuran.
 
Hal yang menarik dalam buku ini adalah soal amplop bagi wartawan. Penulis buku ini meninjaunya dalam kacamata fikih. Hasilnya, ternyata sama dengan apa yang tercantum dalam KEJ dan KEWI. Yakni, haram hukumnya meminta amplop. Sebab hal itu sama dengan menerima suap, sogokan atau rasywah. Dalam tinjauan fikih, suap atau sogokan adalah sesuatu yang diberikan untuk menyalahkan yang benar atau membenarkan yang salah.
 
Dalam buku yang layak jadi panduan bagi wartawan Muslim ini juga disebutkan hal lainnya yang harus dihindari oleh wartawan, yakni larangan mengekspos kebohongan, berita gunjingan (ghibah), berita yang mengandung unsur penghinaan, membeberkan rahasia, menyebarkan berita kriminal dan pornografi. (maulana)
 
 

Judul Buku:  Fikih Jurnalistik Etika dan Kebebasan Pers Menurut Islam
Penulis: Faris Khaoirul Anam
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar
Cetakan: I, Februari 2009
Tebal : 179 halaman
Harga  : Rp. 30.000,-

Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: