Senin, 20 April 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2607

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (18 Messages)

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Apr 19, 2009 2:49 am (PDT)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2a.

Re: (catcil) Pengaruh Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa

Posted by: "jilaany@gmail.com" jilaany@gmail.com

Sun Apr 19, 2009 4:33 am (PDT)



Dimana sy bs belajar dzikir?

-original message-
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) Pengaruh Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa
From: "agussyafii" <agussyafii@yahoo.com>
Date: 17/04/2009 12:52

Pengaruh Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa

By: agussyafii

Surat al-Ra'd / 13:28, menyebutkan bahwa dengan mengikat (dzkir) kepada Allah maka hati menjadi tenteram. Dzikir sebagai metode mencapai ketenagan hati dilakukan dengan tata-cara tertentu. Dzikir dipahami dan di ajarkan dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah secara keras (dzikr jahr), dan dengan kalimat-kalimat thayyibah yang memfokus, dari kalimat syahadat La ilaha illa Allah ke lafazh Allah dan sampai ke lafazh hu.

Sebenarnya hubungan dzikir dengan ketentraman jiwa dapat dianalisis secara ilmiah. Dzikir secara lughawi artinya ingat atau menyebut. Jika diartikan menyebut maka peranan lisan lebih dominan, tetapi jika diartikan ingat, maka kegiatan berpikir dan merasa (kegiatan psikologis) yang lebih dominan. Dari segi ini maka ada dua alur pikir yang dapat diikuti:

a) Manusia memiliki potensi intelektual. Potensi itu cenderung aktif bekerja mencari jawab atas semua hal yang belum diketahuinya. Salah satu hal yang merangsang berpikir adalah adanya hukum kausalitas di muka bumi ini. Jika seseorang melahirkan suatu penemuan baru, bahwa A disebabkan B, maka berikutnya manusia tertantang untuk mencari apa yang menyebabkan B. Begitulah seterusnya sehingga setiap kebenaran yang di temukan oleh potensi intelektual manusia akan diikuti oleh penyelidikan berikutnya sampai menemukan kebenaran baru yang mengoreksi kebenaran yang lama, dan selanjutnya kebenaran yang lebih baru akan ditemukan mengoreksi kebenaran yang lebih lama.

Sebagai makhluk berfikir manusia tidak pernah merasa puas terhadap 'kebenaran ilmiah' sampai ia menemukan kebenaran perenial melalui jalan supra rasionalnya. Jika orang telah sampai kepada kebenaran ilahiah atau terpandunya pikir dan dzikir, maka ia tidak lagi tergoda untuk mencari kebenaran yang lain, dan ketika jiwa itu menjadi tenang, tidak gelisah dan tidak ada konflik batin. Selama manusia masih memikirkan ciptaan Allah SWT dengan segala hukum-hukumnya, maka hati tidak mungkin tenteram dalam arti tenteram yang sebenarnya, tetapi jika ia telah sampai kepada memikirkan Sang Pencipta dengan segala keagungannya, maka manusia tidak sempat lagi memikirkan yang lain, dan ketika itulah puncak ketenangan dan puncak kebahagiaan tercapai, dan ketika itulah tingkatan jiwa orang tersebut telah mencapai al- nafs al-muthma'innah.

b) Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas, tidak ada habis-habisnya, padahal apa yang dibutuhkan itu tidak pernah benar-benar dapat memuaskan (terbatas). Oleh karena itu selama manusia masih memburu yang terbatas, maka tidak mungkin ia memperoleh ketentraman, karena yang terbatas (duniawi) tidak dapat memuaskan yang tidak terbatas (nafsu dan keinginan). Akan tetapi, jika yang dikejar manusia itu Allah SWT yang tidak terbatas kesempurnaan-Nya, maka dahaganya dapat terpuaskan. Jadi jika orang telah dapat selalu ingat (dzikir) kepada Allah maka jiwanya akan tenteram, karena 'dunia' manusia yang terbatas telah terpuaskan oleh rahmat Allah yang tidak terbatas.

Hanya manusia pada tingkat inilah yang layak menerima panggilan-Nya untuk kembali kepada-Nya dan untuk mencapai tingkat tersebut menurut al-Rozi hanya dimungkinkan bagi orang yang kuat potensinya dalam berpikir ketuhanan atau kuat dalam 'uzlah dan kontemplasi (tafakkur)-nya.

Jadi al-nafs al-muthma'innah adalah nafs yang takut kepada Allah, yakin akan berjumpa dengan-Nya, ridlo terhadap qodlo-Nya, puas terhadap pemberian-Nya, perasaannya tenteram, tidak takut dan sedih karena percaya kepada-Nya, dan emosinya stabil serta kokoh.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

3a.

[inspirasi] Belajar Bersahabat Dan Saling Cinta Dengan Sederhana

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Sun Apr 19, 2009 8:25 am (PDT)



*Diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi Nur'aini, Ain Nisa, dan
Shinta yang diadakan pada hari ini, Ahad, 19 April 2009, menyisakan begitu
banyak pelajaran dan hikmah tentang kehidupan yang justru terkandung dalam
peristiwa-peristiwa yang sederhana. *

**

*Puji syukur saya panjatkan pada Sang Maha Cinta yang memperkenankan
semuanya terjadi. **Terima kasih dan salam hormat saya haturkan pada Pak
Kurnia Effendi dan Bang Ade Armando atas diskusinya yang sederhana namun
sarat makna. Juga terima kasih kepada Pak Sinang Bulawan dari Komunitas
Sekolah Kehidupan, beserta seluruh pengunjung yang hadir di MP Book Point
pada acara bedah buku hari ini.*

**

*Terima kasih pada Mbak Retno dan Mbak Ain yang memperkenankan saya membawa
pulang oleh-oleh berupa buah pemikiran dan renungan dari Pak Kef yang kini
saya bagi untuk siapa saja yang membaca tulisan ini. Semoga menjadi berkah
dan bermanfaat. *

**

*Jakarta, 19 April 2009*

**

***************** *

**

**

**

*Belajar Bersahabat dan Saling Cinta dengan Sederhana*

*Oleh: Kurnia Effendi*

Apa sih makna persahabatan?

Banyak orang saling bersahabat, namun tak teruji oleh waktu dan kondisi.
Makna sahabat muncul ketika dating masalah. Problem bisa berbentuk cinta,
uang, dan politik. Misalnya ketika dua sahabat menemukan satu orang yangs
ama untuk dicintai. Misalnya ketika sejumlah sahabat bergabung untuk membuat
perusahaan. Misalnya saat beberapa sahabat masuk dan menjadi caleg untuk
partai yang berbeda…

Benarkah sahabat adalah seseorang yang hadir dan memberikan support ketika
musibah menimpa kita? Mungkin itu salah satu parameter. Karena sahabat juga
orang yang dengan kasih saying justru menyampaikan kritik, melarang kita
melakukan sesuatu, mengingatkan hal-hal buruk yang akan terjadi…sekalipun
langkah yang kita tempuh sangat kita sukai.

Apa pula makna cinta?

Ada orang mengatakan bahwa cinta itu adalah semacam pengorbanan. Saya kira
itu salah, jika seseorang harus menjadi tumbal bila ingin cinta terus
berlangsung. Cinta itu mungkin adalah pemberian tanpa pamrih, tidak
memaksakan kehendak, dan upaya terus-menerus menggali pengetahuan tentang
kesukaan pasangan kita. Separuh dari ego kita lebur untuk menerima ego
pasangan kita. Menggodoknya menjadi kepentingan bersama. Namun di sana juga
ada privasi yang tak perlu kita langgar, karena pada dasarnya masing-masing
pribadi itu unik dan Tuhan telah memberikan anugerah kemerdekaan kepada
masing-masing kita. Kesetiaan mungkin menjadi pengikat, bahwa di antara kita
tidak akan saling berkhianat.

Cinta jadi berat ketika kita tidak menerima apa adanya dari pasangan kita.
Tak ada yang sempurna di dunia ini, oleh sebab itu hidup ini jadi menarik,
tidak membosankan. Teruslah memandang sisi positif dari pasangan kita untuk
dikembangkan. Berikan sisi positif kita kepadanya. Jadilah sinergi. Alat
yang paling utama ternyata komunikasi. Biasanya kita gagal karena kurang
atau salah komunikasi.

Melalui buku ini saya jadi menyimpulkan bahwa persahabatan dan cinta itu
bukan serupa kue talam yang lembut luar dalam. Semua orang memiliki anasir
baik dan buruk. Saling melengkapi lebih baik, demiu mereduksi yang buruk
itu. Mungkin karakter tak dapat diubah semudah membalik tangan, namun
perilaku manusia mirip kebudayaan. Ada pembelajaran dan pembiasaan. Oleh
karena itu, jangan sekali-sekali mengkritik orangnya, namun lebih fokus
kepada perilakunya. Dan saat sedang berusaha untuk berubah harus didampingi
dengan rasa saying.

Teori memang mudah diucapkan namun amat sulit dipraktekkan. Maka tak heran
jika dalam buku ini ada sejumlah pertanyaan tentang hidup yang tak berjawab.
Sesungguhnya semua peristiwa adalah akibat dari kejadian sebelumnya, artinya
selalu ada jawabannya. Tetapi sekali lagi, manusia memiliki keterbatasan,
sehingga tak wajib tahu segalanya.

Dan dari buku ini pula saya tahu bahwa pertengkaran hebat dua sahabat
bukanlah sebuah kiamat. Pertengkaran itu semacam cara mengasah gergaji,
saling memperluas wawasan, saling membuka diri untuk menerima pendapat orang
lain yang semula begitu dihindari. Justru seorang yang berani ngomong pedas
demi kebaikan adalah sahabat.

Bagaimana setiap hal jadi sederhana namun indah juga hasil dari pemandangan
mata (hati) yang positif. Mengubah perspektif dan paradigma dari satu hal
menjadihal yang lebih baik, tidak selalu membutuhkan energi tinggi, lebih
memerlukan keikhlasan hati.

Saya teringat Hee Ah Lee. Dari perjalanan hidupnya kita bisa belajar banyak,
terutama pada ibunya. Saya berbahagia karena telah menuliskan memoarnya dan
berkesempatan mengenal mereka berdua. Saya bukanlah apa-apa dibanding
mereka.

Dan saat membaca buku "Let's Talk About…", saya pun merasa belum apa-apa
disbanding Retnadi, Ain, dan Shinta yang begitu kaya memaparkan persoalan
sahabat, cinta, dan perkawinan. Rasanya saya masih harus banyak melakukan
diskusi kehidupan dengan para perempuan muda yang bijak itu. Saya jadi
bangga karena generasi yang sedikit berbeda dengan teman-teman seangkatan
mereka ini membuat hidup begitu tulus dan sederhana. Bukan sempurna, tetapi
indah.

Pada hari ini, saya ingin menyampaikan anjuran yang mungkin tak sanggup saya
lakukan sendiri. Ceritanya, alumni ITB angkatan 83 hendak menyelenggarakan
turnamen golf. Saya sebagai penulis diminta sumbangannya untuk membuat
ajakan berbagi yang akan ditempatkan pada setiap hole di lapangan golf.
Inilah yang saya tuliskan:

Delapan Belas Cara Berbagi:

1) Tuhan berbagi kepada kita seluruh yang Ia punya. Marikitaberbagi
dari sedikit yang kita miliki

2) Ketika sehat dan bugar merupakan anugerah, berbuat baik bagi yang
lemah adalah pertanda berkah

3) Jangan lupa pada rasa duka yang membentuk kita perkasa, berbagilah
agar orang lain tak harus sengsara

4) Ilmu dan cinta tak kunjung berkurang sekalipun terus dituang ke
banyak orang. Percayalah.

5) Semua tampak indah bila kita pandang dengan mata tanpa prasangka.
Sampaikanlah fakta ini kepada teman-teman kita.

6) Ada harapan yang sulit dicapai sendirian. Mari kita raih dengan
kebersamaan

7) Di atas langit masih ada langit. Dengan berbagi, kita berada di
langit tanpa harus mengatakannya

8) Memandang ke atas selalu perlu untuk meletakkan cita. Memandang ke
bawah menjadi wajib untuk bercermin

9) Sebaik-baik pakaian adalah iman, yang dihiasi kedermawanan

10) Letak tangan di atas selamanya lebih terhormat, apalagi jika membagikan
yang bermanfaat

11) Serupa siklus jarum jam, demikian juga roda, memutar nasib kita antara
nestapa dan bahagia, namun tetaplah bersahaja

12) Semua yang kita genggam selamanya milik Tuhan, semestinya tak sayang
kita bagikan

13) Arah langkah kita ditunjukkan oleh pikiran yang sehat, jadikan pelita
untuk masyarakat

14) Senyum yang tulus adalah pemberian pengharapan

15) Untuk berbagi kita tak memiliki ukuran pasti, oleh karenanya jangan
pernah sangsi

16) Tak mungkin kita hidup sendiri, selalu ada campur tangan orang-orang
yang peduli

17) Lukisan terindah saat pagi adalah embun yang berumur singkat, cepatlah
berbagi selagi sempat

18) Cara bersyukur paling benar tentu memberikan yang terbaik bagi yang
memerlukan

Selanjutnya, mari kita minta "pertanggungjawaban" para penulis hebat ini
dalam Tanya jawab yang semarak.

Salam untuk semua

Kef

*Disampaikan pada diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi Nur'aini
dkk di MP Book Point, Ahad, 19 April 2009 pukul 11.00 - 13.30 WIB.*

**

*http://mutiaracinta.multiply.com*
3b.

Re: [inspirasi] Belajar Bersahabat Dan Saling Cinta Dengan Sederhana

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sun Apr 19, 2009 6:09 pm (PDT)



postingan ini bertanggalkan semalam, pukul 10.25 pm

subhanallah, bahkan saat saya sudah terlelap saking lelahnya, mbak lia octavia masih menyempatkna diri utk menyisakan segenap waktu dan tenaganya utk menuliskan review ini.

makasih banyak banyak banyak, mbak lia :)
makasih banyak utk semuanya :)

big hug,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Lia Octavia <liaoctavia@...> wrote:
>
> *Diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi Nur'aini, Ain Nisa, dan
> Shinta yang diadakan pada hari ini, Ahad, 19 April 2009, menyisakan begitu
> banyak pelajaran dan hikmah tentang kehidupan yang justru terkandung dalam
> peristiwa-peristiwa yang sederhana. *
>
> **
>
> *Puji syukur saya panjatkan pada Sang Maha Cinta yang memperkenankan
> semuanya terjadi. **Terima kasih dan salam hormat saya haturkan pada Pak
> Kurnia Effendi dan Bang Ade Armando atas diskusinya yang sederhana namun
> sarat makna. Juga terima kasih kepada Pak Sinang Bulawan dari Komunitas
> Sekolah Kehidupan, beserta seluruh pengunjung yang hadir di MP Book Point
> pada acara bedah buku hari ini.*
>
> **
>
> *Terima kasih pada Mbak Retno dan Mbak Ain yang memperkenankan saya membawa
> pulang oleh-oleh berupa buah pemikiran dan renungan dari Pak Kef yang kini
> saya bagi untuk siapa saja yang membaca tulisan ini. Semoga menjadi berkah
> dan bermanfaat. *
>
> **
>
> *Jakarta, 19 April 2009*
>
> **
>
> ***************** *
>
> **
>
> **
>
> **
>
> *Belajar Bersahabat dan Saling Cinta dengan Sederhana*
>
> *Oleh: Kurnia Effendi*
>
>
>
> Apa sih makna persahabatan?
>
> Banyak orang saling bersahabat, namun tak teruji oleh waktu dan kondisi.
> Makna sahabat muncul ketika dating masalah. Problem bisa berbentuk cinta,
> uang, dan politik. Misalnya ketika dua sahabat menemukan satu orang yangs
> ama untuk dicintai. Misalnya ketika sejumlah sahabat bergabung untuk membuat
> perusahaan. Misalnya saat beberapa sahabat masuk dan menjadi caleg untuk
> partai yang berbeda…
>
>
>
> Benarkah sahabat adalah seseorang yang hadir dan memberikan support ketika
> musibah menimpa kita? Mungkin itu salah satu parameter. Karena sahabat juga
> orang yang dengan kasih saying justru menyampaikan kritik, melarang kita
> melakukan sesuatu, mengingatkan hal-hal buruk yang akan terjadi…sekalipun
> langkah yang kita tempuh sangat kita sukai.
>
>
>
> Apa pula makna cinta?
>
> Ada orang mengatakan bahwa cinta itu adalah semacam pengorbanan. Saya kira
> itu salah, jika seseorang harus menjadi tumbal bila ingin cinta terus
> berlangsung. Cinta itu mungkin adalah pemberian tanpa pamrih, tidak
> memaksakan kehendak, dan upaya terus-menerus menggali pengetahuan tentang
> kesukaan pasangan kita. Separuh dari ego kita lebur untuk menerima ego
> pasangan kita. Menggodoknya menjadi kepentingan bersama. Namun di sana juga
> ada privasi yang tak perlu kita langgar, karena pada dasarnya masing-masing
> pribadi itu unik dan Tuhan telah memberikan anugerah kemerdekaan kepada
> masing-masing kita. Kesetiaan mungkin menjadi pengikat, bahwa di antara kita
> tidak akan saling berkhianat.
>
>
>
> Cinta jadi berat ketika kita tidak menerima apa adanya dari pasangan kita.
> Tak ada yang sempurna di dunia ini, oleh sebab itu hidup ini jadi menarik,
> tidak membosankan. Teruslah memandang sisi positif dari pasangan kita untuk
> dikembangkan. Berikan sisi positif kita kepadanya. Jadilah sinergi. Alat
> yang paling utama ternyata komunikasi. Biasanya kita gagal karena kurang
> atau salah komunikasi.
>
>
>
> Melalui buku ini saya jadi menyimpulkan bahwa persahabatan dan cinta itu
> bukan serupa kue talam yang lembut luar dalam. Semua orang memiliki anasir
> baik dan buruk. Saling melengkapi lebih baik, demiu mereduksi yang buruk
> itu. Mungkin karakter tak dapat diubah semudah membalik tangan, namun
> perilaku manusia mirip kebudayaan. Ada pembelajaran dan pembiasaan. Oleh
> karena itu, jangan sekali-sekali mengkritik orangnya, namun lebih fokus
> kepada perilakunya. Dan saat sedang berusaha untuk berubah harus didampingi
> dengan rasa saying.
>
>
>
> Teori memang mudah diucapkan namun amat sulit dipraktekkan. Maka tak heran
> jika dalam buku ini ada sejumlah pertanyaan tentang hidup yang tak berjawab.
> Sesungguhnya semua peristiwa adalah akibat dari kejadian sebelumnya, artinya
> selalu ada jawabannya. Tetapi sekali lagi, manusia memiliki keterbatasan,
> sehingga tak wajib tahu segalanya.
>
>
>
> Dan dari buku ini pula saya tahu bahwa pertengkaran hebat dua sahabat
> bukanlah sebuah kiamat. Pertengkaran itu semacam cara mengasah gergaji,
> saling memperluas wawasan, saling membuka diri untuk menerima pendapat orang
> lain yang semula begitu dihindari. Justru seorang yang berani ngomong pedas
> demi kebaikan adalah sahabat.
>
>
>
> Bagaimana setiap hal jadi sederhana namun indah juga hasil dari pemandangan
> mata (hati) yang positif. Mengubah perspektif dan paradigma dari satu hal
> menjadihal yang lebih baik, tidak selalu membutuhkan energi tinggi, lebih
> memerlukan keikhlasan hati.
>
>
>
> Saya teringat Hee Ah Lee. Dari perjalanan hidupnya kita bisa belajar banyak,
> terutama pada ibunya. Saya berbahagia karena telah menuliskan memoarnya dan
> berkesempatan mengenal mereka berdua. Saya bukanlah apa-apa dibanding
> mereka.
>
>
>
> Dan saat membaca buku "Let's Talk About…", saya pun merasa belum apa-apa
> disbanding Retnadi, Ain, dan Shinta yang begitu kaya memaparkan persoalan
> sahabat, cinta, dan perkawinan. Rasanya saya masih harus banyak melakukan
> diskusi kehidupan dengan para perempuan muda yang bijak itu. Saya jadi
> bangga karena generasi yang sedikit berbeda dengan teman-teman seangkatan
> mereka ini membuat hidup begitu tulus dan sederhana. Bukan sempurna, tetapi
> indah.
>
>
>
> Pada hari ini, saya ingin menyampaikan anjuran yang mungkin tak sanggup saya
> lakukan sendiri. Ceritanya, alumni ITB angkatan 83 hendak menyelenggarakan
> turnamen golf. Saya sebagai penulis diminta sumbangannya untuk membuat
> ajakan berbagi yang akan ditempatkan pada setiap hole di lapangan golf.
> Inilah yang saya tuliskan:
>
>
>
> Delapan Belas Cara Berbagi:
>
>
>
> 1) Tuhan berbagi kepada kita seluruh yang Ia punya. Marikitaberbagi
> dari sedikit yang kita miliki
>
> 2) Ketika sehat dan bugar merupakan anugerah, berbuat baik bagi yang
> lemah adalah pertanda berkah
>
> 3) Jangan lupa pada rasa duka yang membentuk kita perkasa, berbagilah
> agar orang lain tak harus sengsara
>
> 4) Ilmu dan cinta tak kunjung berkurang sekalipun terus dituang ke
> banyak orang. Percayalah.
>
> 5) Semua tampak indah bila kita pandang dengan mata tanpa prasangka.
> Sampaikanlah fakta ini kepada teman-teman kita.
>
> 6) Ada harapan yang sulit dicapai sendirian. Mari kita raih dengan
> kebersamaan
>
> 7) Di atas langit masih ada langit. Dengan berbagi, kita berada di
> langit tanpa harus mengatakannya
>
> 8) Memandang ke atas selalu perlu untuk meletakkan cita. Memandang ke
> bawah menjadi wajib untuk bercermin
>
> 9) Sebaik-baik pakaian adalah iman, yang dihiasi kedermawanan
>
> 10) Letak tangan di atas selamanya lebih terhormat, apalagi jika membagikan
> yang bermanfaat
>
> 11) Serupa siklus jarum jam, demikian juga roda, memutar nasib kita antara
> nestapa dan bahagia, namun tetaplah bersahaja
>
> 12) Semua yang kita genggam selamanya milik Tuhan, semestinya tak sayang
> kita bagikan
>
> 13) Arah langkah kita ditunjukkan oleh pikiran yang sehat, jadikan pelita
> untuk masyarakat
>
> 14) Senyum yang tulus adalah pemberian pengharapan
>
> 15) Untuk berbagi kita tak memiliki ukuran pasti, oleh karenanya jangan
> pernah sangsi
>
> 16) Tak mungkin kita hidup sendiri, selalu ada campur tangan orang-orang
> yang peduli
>
> 17) Lukisan terindah saat pagi adalah embun yang berumur singkat, cepatlah
> berbagi selagi sempat
>
> 18) Cara bersyukur paling benar tentu memberikan yang terbaik bagi yang
> memerlukan
>
>
>
> Selanjutnya, mari kita minta "pertanggungjawaban" para penulis hebat ini
> dalam Tanya jawab yang semarak.
>
>
>
> Salam untuk semua
>
> Kef
>
>
>
> *Disampaikan pada diskusi buku "Let's Talk About..." karya Retnadi Nur'aini
> dkk di MP Book Point, Ahad, 19 April 2009 pukul 11.00 - 13.30 WIB.*
>
> **
>
> *http://mutiaracinta.multiply.com*
>

4a.

KITA MENDAPATKAN JURU FOTO, CKLIK!!!

Posted by: "Divin Nahb" divin_manis@yahoo.com   divin_manis

Sun Apr 19, 2009 8:51 am (PDT)



Mbak Sis, maaf... namanya diganti dikit.
Hehehehehehe

Noh... kalau nggak bentrok, Mbak Siska mau tuh jadi dokumentasi
Plus Mas Yons juga bisa kayaknya. Kan gapek banget motoin orang

See... 2 orang itu kayaknya MASTER jepret-jepret deh
So, gimana yang lain???
Setujukah??

^_^ Divin

4b.

Re: KITA MENDAPATKAN JURU FOTO, CKLIK!!!

Posted by: "Yon's" kolumnis@gmail.com   freelance_corp

Sun Apr 19, 2009 7:54 pm (PDT)



sis divin sebenere acaranya kapan sih?
oh ya, gimana kalo seksi acara aja bareng dirimuh :-p "ngareep"

salam
yon's

Pada 19 April 2009 22:01, Divin Nahb <divin_manis@yahoo.com> menulis:

>
>
> Mbak Sis, maaf... namanya diganti dikit.
> Hehehehehehe
>
> Noh... kalau nggak bentrok, Mbak Siska mau tuh jadi dokumentasi
> Plus Mas Yons juga bisa kayaknya. Kan gapek banget motoin orang
>
> See... 2 orang itu kayaknya MASTER jepret-jepret deh
> So, gimana yang lain???
> Setujukah??
>
>
> ^_^ Divin
>
>
>

--
===============
My blog : http://yons.web.id
My magazine : http://jurnalkomunikasi.com
5.

Ngerasa Bersalah sama Milis-milis dan temen-temen Bloger

Posted by: "Cepi Komara" cekospy@yahoo.com   cekospy

Sun Apr 19, 2009 5:25 pm (PDT)





Saya sadar kalo saya emang jarang
banget blogwalking atau ikut sharing dalam forum dan diskusi
milis-milis yang saya ikuti. Hal itu dikarenakan keterbatasan waktu dan uang.
Karena sebagai bloger dan netter yang cuman numpang OL di warnet
saya harus mengefisiensi waktu secara optimal. Jatah OL saya minimal 1 minggu
2-3 kali. Sekali OL paling lama 3 jam. Bisa lebih dari itu kalo ada uang lebih
dan ada kepentingan ngedadak yang harus segera diselesaikan kayak ngirim naskah
tulisan ke penerbit dll.

 

Jika punya uang lebih dari hasil
lembur pas gajian, biasanya saya begadang dan bayar paket hemat selama 7 jam =
12 ribu. Ngenet hemat di warnet langganan saya emang dari jam 10 malem sampe
jam 9 pagi, sewa rentalnya 2 ribu per jam. So, di luar jam itu, saya
jarang banget OL (kecuali sekali lagi; kalo punya uang lebih).

 

Tiap posting Blog juga gak pernah
posting langsung di body text. Biasanya saya nulis di notes kecil lalu
mengetiknya di ruamh dan mengcopasnya ke dalam body text saatOL di warnet. Jika
melihat Pengumaman atau topik menarik di milis atau bloger lain, saya juga
mengcopy-pastenya dan memasukannya ke dalam flashdisc MP4 Player butut saya.
Kalopun pernah posting langsung di body text paling artikelnya juga gak
panjang-panjang dan itu juga dilakukan dengan kecepatan mengetik 3 kali lipat
lebih dari biasanya. Semuanya semata-mata demi pengiritan waktu. Terutama Uang!

 

Tiap OL saya mesti bener-bener
ngemanfaatinnya buat hal yang bener-benr penting kayak cari info lomba nulis,
kirim email dan naskah ke Penerbit lalu nyari-nyari sampingan yang bisa
menghasilkan uang saku tambahan.

 

Saya bukannya mo bilang
blogwalking atau diskusi dalam milis itu enggak penting. Justru sebaliknya!
Tapi terlalu banyak domain dan milis yang saya ikuti. Jadi, saya ngerasa
bersalah juga sih sebenernya ikutan milis tapi jarang sharing. Ngeblog tapi
jarang blogwalking. Blog saya dikunjungi tapi saya jarang berkunjung balik.
Sosialisasi saya di dunia maya sangat minim. Kalo mau keluar dari milis yang
saya ikuti juga sayang karena banyak manfaat dan info-info penting yang saya
dapat dari milis dan blog. Ni kedengeran egois dan gak adil. Makanya saya
bener-bener minta maaf sama temen-temen milis dan bloger yang ngerasa Tata
Krama saya kurang baik. Saya seperti tamu yang datang dan pergi seenaknya.

 

Sampai saya nulis ini, ada 900
email yang belum say abaca. Jumlah itu buat saya pribadi cukup mencengangkan.
Kalo mesti dibuka dan dibaca satu per satu sepertinya makan waktu dan uang.

 

Mohon jangan menganggap saya
bloger sombong dan egois. Karena selain efisiensi waktu dan uang saku,
kegaptekan saya yang perkembangannya lamban juga ikut berpengaruh. Plus
kuantitas On-Line yang tidak teratur juga menjadi salah satu penyebabnya.

 

Meskipun demikian, akhir-akhir
ini saya berusaha sebisa mungkin untuk memperbaiki ‘Tata Krama’ bloging dan
netting saya. Sedikit demi sedikit, tiap OL saya add minimal satu temen,
berkunjung minimal pada satu temen bloger, membaca dan ikut memberi pendapat
minimal pada satu topik dalam satu forum. Paling parah paling saya hanya
sekadar jadi penonton dan pembaca setia, kemudian berlalu begitu saja.

 

Oleh karenanya, artikel ini saya
buat (sekali lagi) sebagai tanda permintaan maaf yang sebesar-besarnya pada
milis-milis dan temen-temen bloger yang (mungkin) merasa dirugikan.

 

Maaf…
http://cekospy.multiply.com/
http://pengamencinta.blogdetik.com/
http://pengamencinta.wordpress.com/

6a.

(catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sun Apr 19, 2009 5:43 pm (PDT)



SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
Oleh Retnadi Nur'aini

Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.

Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimat—yang akhirnya menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?" dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik berdebat dengan kepala saya sendiri—istilah eufemismenya dari suami saya: "bermain dengan kalimat sendiri"—dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk menyortir jawaban saya.

Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"—meski pada akhirnya, saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik, No," tegur kepala saya pada diri saya.

Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
***
Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72, Jakarta Selatan.

Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya beliau.

Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak, nggak ada"—satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir, bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.

Mereka adalah:

· Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini untuk menjadi orangtua saya.

· Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are you ok, Jo?"—bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek. Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach. Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan bodoh seperti "Ain, apa saya cukup berharga sebagai seorang manusia? Apakah saya cukup cantik, cukup pintar, cukup pengertian, cukup sabar, cukup empatik, cukup berharga untuk diperjuangkan sebagai seorang wanita?"—dan banyak pertanyaan bodoh lain seperti "Neng, gua punya botol minyak zaitun di samping gua. Bisa gua minum nggak ya?" (dan jawaban Ain adalah: "Tentu saja tidak, Retnadi. Karena di label minyak zaitun punya lo tertera label `mengandung biji mojokeling dan digunakan untuk pijat',"). Terima kasih banyak, untuk memberikan jawaban-jawaban positif yang membuat kepala dan hati saya bernapas lega. Karena saya yakin sekali, bahwa Ain menjawab itu semua dengan karena Ain sayang sama saya. Bukan karena Ain ingin menampilkan imej `sahabat yang baik'. Bukan karena Ain ingin menghibur. Bukan karena Ain sekedar ingin memberikan `jawaban yang seharusnya diberikan.' Terima kasih, untuk selalu berusaha berpikiran positif dan mengambil hikmah dari segala peristiwa. Sungguh, suatu kehormatan bagi saya, diperkenankan menulis satu buku bersama seorang Airin Nisa.

· Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertama—juga idola saya sejak saya SMP—yang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit seperti "Bang Ade, apa ya hidup ini menurut Abang?", "Kapan Abang merasa `enough is enough'?", "Kapan semuanya terasa unbearable bagi seorang Ade Armando?", sampai pertanyaan rese seperti "Abang, kenapa ya, Abang bisa selalu tersenyum dan tampak bahagia?"—dan terima kasih banyak untuk berkenan menjawab semua pertanyaan saya tadi, sekaligus mengajarkan saya banyak hal dari jawaban-jawaban Abang tadi. Salah satunya yang masih saya ingat betul: "Kan ada Tuhan, Retnadi. Kita nggak pernah sendirian, kok. Tuhan selalu menemani kita, dan mengirimkan orang-orang baik untuk kita. Dan saya percaya, bahwa tersenyum bukan efek dari kebahagiaan, melainkan menciptakan kebahagiaan. Jadi, saat segalanya tak tertahankan, ucapkan saja `Allah, Allah, Allah', lalu tersenyum. Insya Allah, semuanya akan membaik."

· Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri. Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.

· Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat waktu kita berhenti berdetak—saking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.

· Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda. Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.

· Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam' yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan, kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!

· Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah, Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.

· Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah, Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J

· Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir. Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar…"

· Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses dengan penerbitannya); Mbak Indarwati Harsono (Terima kasih, untuk meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mengasuh Yasmin dan Ais, terima kasih untuk selingan telepon-telepon yang sangat menyenangkan. Semoga sukses dengan bisnis flanelnya ya); Mbak Syafaatus Syarifah beserta keluarga (Terima kasih banyak sempat hadir, meski terpaksa pulang duluan demi anak-anak. Sungguh, tidak apa-apa Mbak Sya J ) ; Mas Andi Irman dan keluarga (Peluk cium untuk Ivan ya. Tante Retno kangen mau main hitung-hitung bis lagi sama Ivan J ); Elvina Komala (Vina adalah satu dari sedikit orang yang bilang `Gua mau dateng ah ke sana, nggak enak, dah di-sms soalnya'. Terima kasih ya, semoga betah di divisi barunya) ; Pak Sinang Bulawan (Terima kasih untuk sambutan yang diberikan beliau atas bedah buku ini. Namun Pak Sinang yang baik hati, sungguh tak pantas bagi saya untuk menerima pujian `Retno, murid SK yang talk-active, brilliant, and smart'—saat Bapak mengucapkan kalimat ini, Bang Ade sampai mengangkat alisnya karena tak percaya J); Mas Nursalam AR beserta Mbak Yuni Meganingrum dan Alham Navid (Terima kasih untuk kesediaannya re-schedule jadwal demi bisa hadir, sampai kerepotan yang dihadapi karena mengajak pergi seorang bayi tampan bernama Alham Navid J ); Mbak Divin Nahb (Terima kasih banyak berkenan hadir, padahal baru sembuh sakit tipes. Take care ya Mbak) Mahisa Dwi Prastowo (Semoga acara kemarin nggak membuat mentalmu memburuk dan membuatmu harus direhabilitasi mental di Grogol ya J ); Dewa Ayu Utami Kinasih (Selalu menyenangkan bertemu Ami. Terima kasih telah mengajarkan saya caranya bersenang-senang dalam hidup dengan cara kita sendiri); Ardian Wibisono (Terima kasih telah menjadi suami dari salah satu sahabat saya, Diah Tantri Dwiandani. Maaf ya jadi gendongin Asha mulu kemarin); Oktamandjaya Wiguna (Tidak ada `benar' dan `salah', Okta yang baik J. Thanks for coming ya); Johannes Sugianto (Terima kasih banyak untuk tawaran yang diberikan agar kami bergabung dalam acara launching 10 buku dalam World Book Day 9 Mei 2009 mendatang di Museum Mandiri. Terima kasih untuk empatinya dengan ucapan menyejukkan `Saya juga ngerasain banget gimana senengnya bikin buku perdana' J). Terima kasih juga untuk Caesilia Ika, Sophia Louretta, Mira Humairah, Rini Rahmijati, AK Anwar, Fitryan Dennis, Roosman Fajar, Piepiet, Halimah, dan segenap rekan kerja Mas Catur yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk datang di bedah buku kami. Mohon maaf sebesar-besarnya, jika kita tidak bisa banyak mengobrol kemarin sore. Dan mohon maaf sebesar-besarnya, untuk setiap nama dan wajah yang mungkin lupa saya sebutkan disini. Sungguh, ini dikarenakan keterbatasan saya sebagai pengingat detil yang buruk dan sering lupa. Tak lupa, terima kasih yang teristimewa untuk segenap kawan yang berniat sekali untuk datang, namun kemudian berhalangan untuk hadir. Thanks for trying. J

· Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM. Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara tegang saat diwawancara.

· Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan, jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan ibu hamil ini—mulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal, mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam, penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan dan butuh untuk dikuatkan.

· Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama Kehidupan ini ya.

Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.

Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk merangkum tulisan panjang lebar ini—yang diduga suami saya akan membosankan mata setiap pembacanya—maka izinkan saya untuk berterima kasih atas kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.

Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak pelajaran berharga dalam hidup saya.

Terima kasih banyak.

6b.

Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Sun Apr 19, 2009 7:42 pm (PDT)



Dan saya berterima kasih, retnadi,
untuk mewujudkan sebuah mimpi menjadi kenyataan.
untuk membuka pintu dan membiarkan cahaya menebar masuk
untuk membukakan jalan, lalu menunjukkan tirai impian ternyata bisa tersibak dengan kesabaran, ketaqwaan, kekuatan, dan kerja keras

untuk sebuah hati yang selalu ada bersama saya
untuk membiarkan saya berpura-pura di hadapanmu, mengenakan semua topeng yang ada sampai lelah dan ketika saya sudah tak punya polesan apa-apa, kamu justru memeluk saya, mengucapkan selamat datang sebagai sahabat.
it's been a long way of love

***

tak pernah bermimpi ada acara bedah buku yang membedah buku kami. Dan saya pun ingin berterima kasih bagi :
Mbak Lia - terima kasih untuk menenangkan saya sebelum acara. Secara verbal saya lebih parah dari retno (apa ada yang menangkap adegan saya dan retno lempar2an mic ketika diminta bicara? ^_^) tapi senyum tulus dan kata2 "Nggak apa-apa, pasti lancar" dari mbak lia, sangat membantu

Mas Rudi (MC) & istri - saya belum pernah berkenalan, dan kemarin juga tidak sempat mengobrol. tapi terima kasih untuk waktu dan supportnya. Mas rudi ini, yang membuat suasana jadi hidup

Bang Ade dan Pak Kef - Waktu pertama kali saya membaca 'biografi' Pak Kef di internet "Wow" komentar saya, sastrawan hebat ini akan menjadi pembedah buku kami??? terima kasih untuk ngobrol dan diskusinya yang dalam dan menyenangkan. Bang ade, dengan pembawaan yang ringan dan cerdas, selalu membuat suasana meriah. Bang ade mampu membuat semua 'rasa' yang kami tumpahkan ke dalam buku ini menjadi lebih mudah dicerna logika. thanks bang!

Bapak dan Ibu - yang walaupun sempat nyasar ketika datang dan sedikit ngomel2, tidak beranjak dari acara bedah buku anaknya sampai habis. Dunia sastra bukanlah dunia mereka, tapi untuk rasa 'ingin paham' yang mereka tawarkan, membuat cinta saya kepada mereka semakin besar. Juga kepada orang tua dari Retnadi Nuraini, saya beneran hampir nangis ketika Ibu Retno maju ke depan, karena merasa 'tak pantas' untuk artikel bidadari itu. Ibu, ibu memang pantas kok!

Suami, Yuandi Oktarinda - Untuk tidak mengomel ketika saya (juga) salah menunjukkan jalan, padahal ia masih lelah karena perjalanan Bandung-Jkt. Untuk berdiri di belakang audiens memberikan senyuman hangat yang menyejukkan. Untuk memberikan bimbingan, ruang, jalan, dan cinta untuk saya, dengan kesabaran dan keluasan pikiran yang tak habis-habisnya. cinta, tak pernah terasa begini indah.

Untuk sahabat-sahabat, Dhanny, Yena, Niken, Citra, dan Shinta yang ada di singapore, saya memang belajar paling banyak dari mereka. Terima kasih untuk kasih dan persahabatan yang tak terputus. Friends Forever! oya, Happy Birthday Shinta, padahal kalau Nta hadir kemarin kita mau bikin surprise party lhooo

Untuk semua teman dan rekan-rekan yang tak bisa saya sebutkan satu-satu, Mahisa, Ardian, Elvina, Okta, Dewa Ami, Inta, Bowo dan Jefferson (teman SMA saya, saya tak menduga mereka datang. thx!!), Pak Syaf dari Parle (thanks untuk bukunya!), teman-teman SK, dan teman-teman baru lainnya.

terima kasih, terima kasih banyak.

________________________________
From: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, April 20, 2009 7:43:17 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
Oleh Retnadi Nur'aini

Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.

Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimatâ€"yang akhirnya menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?" dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik berdebat dengan kepala saya sendiriâ€"istilah eufemismenya dari suami saya: "bermain dengan kalimat sendiri"â€"dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk menyortir jawaban saya.

Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"â€"meski pada akhirnya, saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik, No," tegur kepala saya pada diri saya.

Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
***
Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72, Jakarta Selatan.

Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya beliau.

Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak, nggak ada"â€"satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir, bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.

Mereka adalah:

· Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini untuk menjadi orangtua saya.

· Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are you ok, Jo?"â€"bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek. Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach. Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanya an bodoh seperti "Ain, apa saya cukup berharga sebagai seorang manusia? Apakah saya cukup cantik, cukup pintar, cukup pengertian, cukup sabar, cukup empatik, cukup berharga untuk diperjuangkan sebagai seorang wanita?"â€"dan banyak pertanyaan bodoh lain seperti
"Neng, gua punya botol minyak zaitun di samping gua. Bisa gua minum nggak ya?" (dan jawaban Ain adalah: "Tentu saja tidak, Retnadi. Karena di label minyak zaitun punya lo tertera label `mengandung biji mojokeling dan digunakan untuk pijat',"). Terima kasih banyak, untuk memberikan jawaban-jawaban positif yang membuat kepala dan hati saya bernapas lega. Karena saya yakin sekali, bahwa Ain menjawab itu semua dengan karena Ain sayang sama saya. Bukan karena Ain ingin menampilkan imej `sahabat yang baik'. Bukan karena Ain ingin menghibur. Bukan karena Ain sekedar ingin memberikan `jawaban yang seharusnya diberikan.' Terima kasih, untuk selalu berusaha berpikiran positif dan mengambil hikmah dari segala peristiwa. Sungguh, suatu kehormatan bagi saya, diperkenankan menulis satu buku bersama seorang Airin Nisa.

· Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertamaâ€"juga idola saya sejak saya SMPâ€"yang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan pertanyaan-pertanya an sulit seperti "Bang Ade, apa ya hidup ini menurut Abang?", "Kapan Abang merasa `enough is enough'?", "Kapan semuanya terasa unbearable bagi seorang Ade Armando?", sampai pertanyaan rese seperti "Abang, kenapa ya, Abang bisa selalu tersenyum dan tampak bahagia?"â€"dan terima kasih banyak untuk berkenan menjawab semua pertanyaan saya tadi, sekaligus mengajarkan saya banyak hal dari jawaban-jawaban Abang tadi. Salah satunya yang
masih saya ingat betul: "Kan ada Tuhan, Retnadi. Kita nggak pernah sendirian, kok. Tuhan selalu menemani kita, dan mengirimkan orang-orang baik untuk kita. Dan saya percaya, bahwa tersenyum bukan efek dari kebahagiaan, melainkan menciptakan kebahagiaan. Jadi, saat segalanya tak tertahankan, ucapkan saja `Allah, Allah, Allah', lalu tersenyum. Insya Allah, semuanya akan membaik."

· Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri. Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang
pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.

· Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat waktu kita berhenti berdetakâ€"saking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.

· Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda. Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.

· Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam' yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan, kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!

· Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah, Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.

· Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah, Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J

· Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir. Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar…"

· Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses dengan penerbitannya) ; Mbak Indarwati Harsono (Terima kasih, untuk meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mengasuh Yasmin dan Ais, terima kasih untuk selingan telepon-telepon yang sangat menyenangkan. Semoga sukses dengan bisnis flanelnya ya); Mbak Syafaatus Syarifah beserta keluarga (Terima kasih banyak sempat hadir,
meski terpaksa pulang duluan demi anak-anak. Sungguh, tidak apa-apa Mbak Sya J ) ; Mas Andi Irman dan keluarga (Peluk cium untuk Ivan ya. Tante Retno kangen mau main hitung-hitung bis lagi sama Ivan J ); Elvina Komala (Vina adalah satu dari sedikit orang yang bilang `Gua mau dateng ah ke sana, nggak enak, dah di-sms soalnya'. Terima kasih ya, semoga betah di divisi barunya) ; Pak Sinang Bulawan (Terima kasih untuk sambutan yang diberikan beliau atas bedah buku ini. Namun Pak Sinang yang baik hati, sungguh tak pantas bagi saya untuk menerima pujian `Retno, murid SK yang talk-active, brilliant, and smart'â€"saat Bapak mengucapkan kalimat ini, Bang Ade sampai mengangkat alisnya karena tak percaya J); Mas Nursalam AR beserta Mbak Yuni Meganingrum dan Alham Navid (Terima kasih untuk kesediaannya re-schedule jadwal demi bisa hadir, sampai kerepotan yang dihadapi karena mengajak pergi seorang bayi tampan bernama Alham Navid J ); Mbak Divin Nahb (Terima kasih
banyak berkenan hadir, padahal baru sembuh sakit tipes. Take care ya Mbak) Mahisa Dwi Prastowo (Semoga acara kemarin nggak membuat mentalmu memburuk dan membuatmu harus direhabilitasi mental di Grogol ya J ); Dewa Ayu Utami Kinasih (Selalu menyenangkan bertemu Ami. Terima kasih telah mengajarkan saya caranya bersenang-senang dalam hidup dengan cara kita sendiri); Ardian Wibisono (Terima kasih telah menjadi suami dari salah satu sahabat saya, Diah Tantri Dwiandani. Maaf ya jadi gendongin Asha mulu kemarin); Oktamandjaya Wiguna (Tidak ada `benar' dan `salah', Okta yang baik J. Thanks for coming ya); Johannes Sugianto (Terima kasih banyak untuk tawaran yang diberikan agar kami bergabung dalam acara launching 10 buku dalam World Book Day 9 Mei 2009 mendatang di Museum Mandiri. Terima kasih untuk empatinya dengan ucapan menyejukkan `Saya juga ngerasain banget gimana senengnya bikin buku perdana' J). Terima kasih juga untuk Caesilia Ika, Sophia Louretta, Mira
Humairah, Rini Rahmijati, AK Anwar, Fitryan Dennis, Roosman Fajar, Piepiet, Halimah, dan segenap rekan kerja Mas Catur yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk datang di bedah buku kami. Mohon maaf sebesar-besarnya, jika kita tidak bisa banyak mengobrol kemarin sore. Dan mohon maaf sebesar-besarnya, untuk setiap nama dan wajah yang mungkin lupa saya sebutkan disini. Sungguh, ini dikarenakan keterbatasan saya sebagai pengingat detil yang buruk dan sering lupa. Tak lupa, terima kasih yang teristimewa untuk segenap kawan yang berniat sekali untuk datang, namun kemudian berhalangan untuk hadir. Thanks for trying. J

· Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM. Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara tegang saat diwawancara.

· Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan, jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan ibu hamil iniâ€"mulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal, mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam, penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan dan butuh untuk dikuatkan.

· Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama Kehidupan ini ya.

Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.

Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk merangkum tulisan panjang lebar iniâ€"yang diduga suami saya akan membosankan mata setiap pembacanyaâ€"maka izinkan saya untuk berterima kasih atas kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.

Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak pelajaran berharga dalam hidup saya.

Terima kasih banyak.

6c.

Re: (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Sun Apr 19, 2009 8:05 pm (PDT)



ain sayang,

lagi dan lagi, air mata saya meleleh membaca setiap kata reply-mu dalam balasan 'thanks to' sederhana saya ini. salah satu sahabat saya, bu rahartati bambang pernah memprotes saya karena menulis 'tks to' yg 'dingin' dan terkesan kurang personal di buku perdana kami (maaf bgt ya, semuanya..)

tapi tahu nggak neng?
bahkan saat semalam, saat saya mencoba menuliskan sebuah 'tks to' yg saya kira cukup layak, tetap saja keindahan, kemurnian, dan kehangatan hati para malaikat cantik ini tetap tak cukup untuk dilukiskan dgn kata2. mohon maaf sekali, bahkan 'tks to' sepanjang 6 halaman a4 ini tetap tak cukup menggambarkan upaya saya utk berterima kasih pada kalian semua, utk sudi hadir dlm hidup saya.

dan iya, ain sayang, it's been a long way of love.
semoga jalan ini tak berakhir ya. love you :)

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ain Nisa Oktarinda <jurnalcahaya@...> wrote:
>
> Dan saya berterima kasih, retnadi,
> untuk mewujudkan sebuah mimpi menjadi kenyataan.
> untuk membuka pintu dan membiarkan cahaya menebar masuk
> untuk membukakan jalan, lalu menunjukkan tirai impian ternyata bisa tersibak dengan kesabaran, ketaqwaan, kekuatan, dan kerja keras
>
> untuk sebuah hati yang selalu ada bersama saya
> untuk membiarkan saya berpura-pura di hadapanmu, mengenakan semua topeng yang ada sampai lelah dan ketika saya sudah tak punya polesan apa-apa, kamu justru memeluk saya, mengucapkan selamat datang sebagai sahabat.
> it's been a long way of love
>
> ***
>
> tak pernah bermimpi ada acara bedah buku yang membedah buku kami. Dan saya pun ingin berterima kasih bagi :
> Mbak Lia - terima kasih untuk menenangkan saya sebelum acara. Secara verbal saya lebih parah dari retno (apa ada yang menangkap adegan saya dan retno lempar2an mic ketika diminta bicara? ^_^) tapi senyum tulus dan kata2 "Nggak apa-apa, pasti lancar" dari mbak lia, sangat membantu
>
> Mas Rudi (MC) & istri - saya belum pernah berkenalan, dan kemarin juga tidak sempat mengobrol. tapi terima kasih untuk waktu dan supportnya. Mas rudi ini, yang membuat suasana jadi hidup
>
> Bang Ade dan Pak Kef - Waktu pertama kali saya membaca 'biografi' Pak Kef di internet "Wow" komentar saya, sastrawan hebat ini akan menjadi pembedah buku kami??? terima kasih untuk ngobrol dan diskusinya yang dalam dan menyenangkan. Bang ade, dengan pembawaan yang ringan dan cerdas, selalu membuat suasana meriah. Bang ade mampu membuat semua 'rasa' yang kami tumpahkan ke dalam buku ini menjadi lebih mudah dicerna logika. thanks bang!
>
> Bapak dan Ibu - yang walaupun sempat nyasar ketika datang dan sedikit ngomel2, tidak beranjak dari acara bedah buku anaknya sampai habis. Dunia sastra bukanlah dunia mereka, tapi untuk rasa 'ingin paham' yang mereka tawarkan, membuat cinta saya kepada mereka semakin besar. Juga kepada orang tua dari Retnadi Nuraini, saya beneran hampir nangis ketika Ibu Retno maju ke depan, karena merasa 'tak pantas' untuk artikel bidadari itu. Ibu, ibu memang pantas kok!
>
> Suami, Yuandi Oktarinda - Untuk tidak mengomel ketika saya (juga) salah menunjukkan jalan, padahal ia masih lelah karena perjalanan Bandung-Jkt. Untuk berdiri di belakang audiens memberikan senyuman hangat yang menyejukkan. Untuk memberikan bimbingan, ruang, jalan, dan cinta untuk saya, dengan kesabaran dan keluasan pikiran yang tak habis-habisnya. cinta, tak pernah terasa begini indah.
>
> Untuk sahabat-sahabat, Dhanny, Yena, Niken, Citra, dan Shinta yang ada di singapore, saya memang belajar paling banyak dari mereka. Terima kasih untuk kasih dan persahabatan yang tak terputus. Friends Forever! oya, Happy Birthday Shinta, padahal kalau Nta hadir kemarin kita mau bikin surprise party lhooo
>
> Untuk semua teman dan rekan-rekan yang tak bisa saya sebutkan satu-satu, Mahisa, Ardian, Elvina, Okta, Dewa Ami, Inta, Bowo dan Jefferson (teman SMA saya, saya tak menduga mereka datang. thx!!), Pak Syaf dari Parle (thanks untuk bukunya!), teman-teman SK, dan teman-teman baru lainnya.
>
> terima kasih, terima kasih banyak.
>
>
>
>
>
>
>
> ________________________________
> From: Bu CaturCatriks <punya_retno@...>
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Sent: Monday, April 20, 2009 7:43:17 AM
> Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) sepatah kata penutup utk bedah buku kami (a thanks to)
>
>
>
>
>
> SEPATAH KATA PENUTUP UNTUK BEDAH BUKU KAMI (A THANKS TO)
> Oleh Retnadi Nur'aini
>
> Salah satu kelemahan utama saya adalah berbicara di depan umum.
>
> Saya kerap kelewat lamban merangkai kata dan kalimatâ€"yang akhirnya menghasilkan banyak jeda mengesalkan "Hmmm, gimana ya..", "Wadhuh, apa ya?" dan komentar tak penting lainnya. Atau, saya malah akan kelewat asyik berdebat dengan kepala saya sendiriâ€"istilah eufemismenya dari suami saya: "bermain dengan kalimat sendiri"â€"dimana saya seolah berdiskusi tanya jawab dengan diri saya sendiri, dan akhirnya membuat si penanya kebingungan untuk menyortir jawaban saya.
>
> Karena itulah, dalam banyak kesempatan dimana saya diminta untuk mengutarakan pendapat pribadi, saya kerap memilih untuk diam, atau maksimal menjawab "Sudah cukup, tidak ada komentar dari saya"â€"meski pada akhirnya, saya akan selalu menyesali diri tanpa henti setelahnya. "Harusnya tadi kamu bisa ngomong lebih tertata, lebih rapi, lebih representative, lebih baik, No," tegur kepala saya pada diri saya.
>
> Dan semalam, adalah salah satu penyesalan terdalam saya.
> ***
> Kemarin sore, pada hari Minggu 19 April 2009, alhamdulillah kami bisa menyelenggarakan acara bedah buku "Let's Talk About Friendship, Love&Marriage, Ordinary Miracles" di MP BookPoint, Jl Puri Mutiara No 72, Jakarta Selatan.
>
> Dalam acara bedah buku yang menghadirkan pembicara Pak Kurnia Effendi (Pak Kef) dan Bang Ade Armando (Bang Ade) ini, Mbak Lia Octavia selaku moderator sempat menanyakan pertanyaan substansial pada saya di akhir acara. "Mbak Retno mungkin ada kata penutup untuk akhir acara ini?," demikian tanya beliau.
>
> Dan saya, dengan dodolnya, dengan lemotnya, langsung saja menjawab "Nggak, nggak ada"â€"satu jawaban yang sungguh saya sesali berjam-jam kemudian. Karena berjam-jam kemudian, dengan dodolnya, dengan lemotnya, saya baru terpikir, bahwa kata penutup yang ingin sekali saya sampaikan adalah sebuah ucapan terima kasih. Betapa saya ingin sekali berterima kasih pada para guru dan malaikat yang Tuhan telah hadirkan dalam hidup saya.
>
> Mereka adalah:
>
> · Pasangan Sjamsuddin Shiddieg & Sangi Siti Rahayu: pasangan orangtua terbaik yang bisa dimiliki oleh seorang anak. Saya paham sekali, seperti layaknya sifat dasar manusia, tidak ada juga pasangan orangtua yang sempurna. Namun sungguh, dalam setiap hari yang saya lewati, saya sangat bersyukur betapa Tuhan dengan Mahapemurah memilihkan pasangan orangtua ini untuk menjadi orangtua saya.
>
> · Airin Nisa: Terima kasih untuk menjadi pembaca hati, dan bertanya "Are you ok, Jo?"â€"bahkan saat curhat saya hanya berupa sepotong sms pendek. Terima kasih untuk sms-sms seperti "1000 pelukan hangat untuk Retnadi Nur'aini. You have done the best to do good, the rest is out of your reach. Ayo senyum lagi ya Jo. Love you." Terima kasih untuk mengizinkan saya menelpon tanpa salam "Halo" dan bertanya "In, gua lagi marah banget hari ini. Boleh nggak gua `muntahin' ngamuk gua dulu sama lo sekarang?". Terima kasih banyak, untuk segenap kesabaran mendengarkan, dan tidak meledak karenanya. Terima kasih, untuk mengizinkan diri saya yang sedang insecure luar biasa untuk menanyakan pertanyaan-pertanya an bodoh seperti "Ain, apa saya cukup berharga sebagai seorang manusia? Apakah saya cukup cantik, cukup pintar, cukup pengertian, cukup sabar, cukup empatik, cukup berharga untuk diperjuangkan sebagai seorang wanita?"â€"dan banyak pertanyaan bodoh lain seperti
> "Neng, gua punya botol minyak zaitun di samping gua. Bisa gua minum nggak ya?" (dan jawaban Ain adalah: "Tentu saja tidak, Retnadi. Karena di label minyak zaitun punya lo tertera label `mengandung biji mojokeling dan digunakan untuk pijat',"). Terima kasih banyak, untuk memberikan jawaban-jawaban positif yang membuat kepala dan hati saya bernapas lega. Karena saya yakin sekali, bahwa Ain menjawab itu semua dengan karena Ain sayang sama saya. Bukan karena Ain ingin menampilkan imej `sahabat yang baik'. Bukan karena Ain ingin menghibur. Bukan karena Ain sekedar ingin memberikan `jawaban yang seharusnya diberikan.' Terima kasih, untuk selalu berusaha berpikiran positif dan mengambil hikmah dari segala peristiwa. Sungguh, suatu kehormatan bagi saya, diperkenankan menulis satu buku bersama seorang Airin Nisa.
>
> · Bang Ade Armando: Terima kasih karena telah mengajarkan saya caranya menulis, menjadi satu dari sedikit pembaca pertama yang dengan sabarnya membacai tulisan-tulisan saya. Terima kasih untuk selalu menyemangati saya dengan kalimat positif dan membuat saya sungguh-sungguh merasa menjadi penulis handal karenanya. Bang Ade adalah orang pertamaâ€"juga idola saya sejak saya SMPâ€"yang membuat saya berpikir bahwa tulisan saya ternyata tidak terlalu buruk untuk dibaca. Terima kasih juga mengizinkan saya menanyakan pertanyaan-pertanya an sulit seperti "Bang Ade, apa ya hidup ini menurut Abang?", "Kapan Abang merasa `enough is enough'?", "Kapan semuanya terasa unbearable bagi seorang Ade Armando?", sampai pertanyaan rese seperti "Abang, kenapa ya, Abang bisa selalu tersenyum dan tampak bahagia?"â€"dan terima kasih banyak untuk berkenan menjawab semua pertanyaan saya tadi, sekaligus mengajarkan saya banyak hal dari jawaban-jawaban Abang tadi. Salah satunya yang
> masih saya ingat betul: "Kan ada Tuhan, Retnadi. Kita nggak pernah sendirian, kok. Tuhan selalu menemani kita, dan mengirimkan orang-orang baik untuk kita. Dan saya percaya, bahwa tersenyum bukan efek dari kebahagiaan, melainkan menciptakan kebahagiaan. Jadi, saat segalanya tak tertahankan, ucapkan saja `Allah, Allah, Allah', lalu tersenyum. Insya Allah, semuanya akan membaik."
>
> · Pak Kurnia Effendi: Terima kasih untuk mengajarkan saya tentang definisi `humble', `low profile' dan artinya kerendahan hati, sejak pertama kali kita berjumpa. Sayang sekali, saya juga terlambat mengenal seorang Kurnia Effendi. Namun, saya tak akan pernah lupa saat di pertemuan pertama beliau berujar pada saya "Ah, sebentar lagi saya juga tergusur oleh penulis-penulis kaya kamu." Ketimbang merasa GR, sumringah, dan melambung, saya justru merasa kagum pada sosok beliau. Beberapa orang dengan kapasitas beliau mungkin akan mengucapkan kalimat tersebut dengan intensi `ngerendahin diri ninggin mutu'. Namun seorang Kurnia Effendi, dengan ketulusan dan kehangatan murni pada ucapannya, membuat kepala saya menegur ego saya "Tuh No, padi itu makin berisi makin menunduk. Bahwa kita tak pantas untuk berpongah diri. Bahwa sombong adalah hak Tuhan, Sang Maha." Sejak hari pertama saya berjumpa dengan seorang Kurnia Effendi, beliau menjadi suhu utama saya tentang
> pelajaran kerendahan hati. Dan terima kasih banyak, untuk review dan endorsement yang sangat hangat serta penggunaan kata `sahabat saya' sebelum menyebutkan nama saya. Sungguh, saya sangat tersanjung dibuatnya J.
>
> · Mbak Lia Octavia: Terima kasih untuk setiap diskusi yang seolah membuat waktu kita berhenti berdetakâ€"saking menyenangkan, asyik, dan serunya. Kalau buku ini adalah `bayi' pertama kami, maka Mbak Lia adalah sahabat yang dengan setia mengikuti proses mengandung `si jabang bayi' mulai dari bulan pertama hingga akhirnya `terlahir'. Mbak Lia pula yang dengan ringan tangannya bersedia menjadi moderator diskusi, pembaca puisi, reviewer pertama, humas dadakan, sampai penyemangat yang tanpa lelah menyertai setiap promo buku kami. Terima kasih yang teristimewa, untuk kehormatan yang diberikan Mbak Lia pada saya atas undangan berkunjung ke `rumah' beliau yang cukup terpencil. And yes, it is a very beautiful house, Mbak Lia Octavia.
>
> · Para anggota `Klub Skripsi' sekaligus para sahabat terindah yang saya punya: Diani Citra, Shinta Anita Sari Handharu, Yena Badruddin, Diah Tantri Dwiandani, Niken Suryandari. Mengutip kalimat Ain "Selama 4 tahun saya kuliah, dari kalianlah saya justru banyak belajar." Sepakat. Terima kasih untuk setiap pelukan, setiap upaya menyamankan semampunya di saat-saat saya menjelma menjadi wanita paling menyebalkan sedunia. Terima kasih untuk tetap berada di sana, dengan sabarnya menunggu semua emosi negative saya mereda. Dan terima kasih, untuk sebuah semesta sederhana yang senantiasa diudarai cinta, setiap kali kita berkumpul bersama.
>
> · Pak Dodi Mawardi: Terima kasih untuk `bimbingan menerbitkan buku 24 jam' yang diberikan. Mulai dari range diskon distributor, alternative percetakan, kiat-kiat promosi, berkenannya beliau hadir dalam bedah buku kami, dan membalasi setiap imel `jualan' saya di milis dengan sambutan hangat, sampai rekomendasi yang diberikan. Terima kasih banyak, suhu Dodi. Osh!
>
> · Para endorser kami: Mas Indra Bekti, Mbak Olga Lydia, Arham Kendari, Dewi `Dedew' Rieka, Ryu Tri, Rini Nurul Badariah, Nursalam AR, Dani Ardiansyah, Jenny Jusuf, Dewi Cendika, Hartati Nurwijaya. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya menjadi para pembaca naskah buku kami, bahkan sebelum ia terbit. Terima kasih banyak, untuk setiap saran dan masukan yang sangat berharga. Dan terima kasih banyak, untuk setiap sambutan hangat yang diberikan atas buku sederhana ini, dan membuat kami percaya diri untuk menerbitkannya dan membagikannya pada orang lain.
>
> · Para reviewer kami: Mas Sismanto di Sangatta, Mbak Syafaatus Syarifah, Mbak Rini Nurul Badariah, dan Mas Rudi G Aswan (yang juga menjadi MC kocak kami pada hari bedah buku). Membaca ulasan mereka bagaikan membuka kado kejutan yang sangat istimewa. Bukan hanya karena mereka melakukannya sukarela tanpa diminta, tapi karena mereka juga menuliskannya dengan demikian indah dan berwarna. Terima kasih banyak ya J
>
> · Bu Rahartati Bambang aka Madame Asterix: Terima kasih banyak untuk setiap diskusi yang tak hanya mengenyangkan pikiran, namun juga jiwa saya. Bu Tati adalah satu dari sedikit orang yang telah mengecap pahit manis asam kehidupan. Terima kasih untuk kalimat yang selalu saya camkan hingga kini "Ya iyalah Non. Jiwa itu kaya sekali, lho. Butuh kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Dan karena menerjemahkan itu bukan alih bahasa, melainkan alih gagasan, maka tidak ada namanya professional ataupun amatir. Nenek-nenek seperti saya ini masih harus banyak belajar…"
>
> · Para pengunjung diskusi bedah buku kami: Yuandi Oktarinda (Terima kasih untuk menjadi suami salah satu perempuan tercantik di dunia bernama Airin Nisa. Saya jadi makin yakin, Kak Andi adalah pasangan terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk Ain. Have a happy marriage life J ) ; pasangan Agus Mulia & Tante Niar Sukriani Baharum (Terima kasih telah mengasuh dan membesarkan putri sehebat Airin Nisa. Sungguh kehormatan bagi saya bisa berkenalan dengan Ain) ; Pak Syafruddin Azhar (Terima kasih untuk masih mengingat detil kunjungan saya ke Parle, tawaran menulis resensi yang diberikan, sampai cerpen surealis yang pernah saya tulis. Semoga sukses dengan penerbitannya) ; Mbak Indarwati Harsono (Terima kasih, untuk meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mengasuh Yasmin dan Ais, terima kasih untuk selingan telepon-telepon yang sangat menyenangkan. Semoga sukses dengan bisnis flanelnya ya); Mbak Syafaatus Syarifah beserta keluarga (Terima kasih banyak sempat hadir,
> meski terpaksa pulang duluan demi anak-anak. Sungguh, tidak apa-apa Mbak Sya J ) ; Mas Andi Irman dan keluarga (Peluk cium untuk Ivan ya. Tante Retno kangen mau main hitung-hitung bis lagi sama Ivan J ); Elvina Komala (Vina adalah satu dari sedikit orang yang bilang `Gua mau dateng ah ke sana, nggak enak, dah di-sms soalnya'. Terima kasih ya, semoga betah di divisi barunya) ; Pak Sinang Bulawan (Terima kasih untuk sambutan yang diberikan beliau atas bedah buku ini. Namun Pak Sinang yang baik hati, sungguh tak pantas bagi saya untuk menerima pujian `Retno, murid SK yang talk-active, brilliant, and smart'â€"saat Bapak mengucapkan kalimat ini, Bang Ade sampai mengangkat alisnya karena tak percaya J); Mas Nursalam AR beserta Mbak Yuni Meganingrum dan Alham Navid (Terima kasih untuk kesediaannya re-schedule jadwal demi bisa hadir, sampai kerepotan yang dihadapi karena mengajak pergi seorang bayi tampan bernama Alham Navid J ); Mbak Divin Nahb (Terima kasih
> banyak berkenan hadir, padahal baru sembuh sakit tipes. Take care ya Mbak) Mahisa Dwi Prastowo (Semoga acara kemarin nggak membuat mentalmu memburuk dan membuatmu harus direhabilitasi mental di Grogol ya J ); Dewa Ayu Utami Kinasih (Selalu menyenangkan bertemu Ami. Terima kasih telah mengajarkan saya caranya bersenang-senang dalam hidup dengan cara kita sendiri); Ardian Wibisono (Terima kasih telah menjadi suami dari salah satu sahabat saya, Diah Tantri Dwiandani. Maaf ya jadi gendongin Asha mulu kemarin); Oktamandjaya Wiguna (Tidak ada `benar' dan `salah', Okta yang baik J. Thanks for coming ya); Johannes Sugianto (Terima kasih banyak untuk tawaran yang diberikan agar kami bergabung dalam acara launching 10 buku dalam World Book Day 9 Mei 2009 mendatang di Museum Mandiri. Terima kasih untuk empatinya dengan ucapan menyejukkan `Saya juga ngerasain banget gimana senengnya bikin buku perdana' J). Terima kasih juga untuk Caesilia Ika, Sophia Louretta, Mira
> Humairah, Rini Rahmijati, AK Anwar, Fitryan Dennis, Roosman Fajar, Piepiet, Halimah, dan segenap rekan kerja Mas Catur yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk datang di bedah buku kami. Mohon maaf sebesar-besarnya, jika kita tidak bisa banyak mengobrol kemarin sore. Dan mohon maaf sebesar-besarnya, untuk setiap nama dan wajah yang mungkin lupa saya sebutkan disini. Sungguh, ini dikarenakan keterbatasan saya sebagai pengingat detil yang buruk dan sering lupa. Tak lupa, terima kasih yang teristimewa untuk segenap kawan yang berniat sekali untuk datang, namun kemudian berhalangan untuk hadir. Thanks for trying. J
>
> · Para malaikat yang dengan ringan tangannya membantu upaya promo kami: Mas Rudi Dahlan dan Pudji Arianto dari YGAF Radioshow Female 99,5 FM; Mbak Sri Sarining Diyah dan rekan-rekan dari DFM 103,4 FM; Mbak Ria dan segenap rekan-rekan MP BookPoint; serta Mbak Lia dan rekan-rekan dari RRI Pro 2 FM. Mohon maaf jika narasumber ini selalu saja grogi, gemetaran, dan bersuara tegang saat diwawancara.
>
> · Catur `Catriks' Sukono: Tidak hanya saya berterima kasih karena beliau telah bersedia menjadi suami teman hidup seperjalanan, alarm peringatan, jarring pengaman, bantal hempasan, sepasang telinga yang tak lelah mendengarkan dan sebuah rumah yang selalu saya rindukan untuk pulang. Terima kasih untuk menjadi calon ayah yang luar biasa sabar menanggapi kerewelan ibu hamil iniâ€"mulai dari memijati kaki dan pinggang saya yang pegal-pegal, mengambilkan air minum dan menemani ke toilet berkali-kali di waktu malam, penumpang setia rollercoaster mood saya dan mendengarkan racauan saya saat saya merasa diri saya buruk luar biasa, dan menjawab `Iya, Mama sayang. I love you. Ayah bangga sama Mama,' setiap kali saya merasa perlu peneguhan dan butuh untuk dikuatkan.
>
> · Seluruh pembaca buku kami. Terima kasih banyak untuk berkenan membaca buku kami. Terima kasih banyak, untuk kesediaannya meng-add kami di Facebook, Multiply, untuk kemudian mengirimkan sms, imel dan personal message untuk menuliskan setiap kesan, yang membuat saya banyak belajar dari sana. Sungguh kebanggaan tak terkira bagi kami, kalian berkenan membaca buku sederhana kami. Semoga kita bisa belajar bersama di ruang kelas bernama Kehidupan ini ya.
>
> Well, waktu memang tidak bisa diputar ulang.
>
> Acara bedah buku kami telah usai. Para pengunjung telah pulang dan tirai-tirai telah diturunkan. Namun jika saya masih diizinkan untuk merangkum tulisan panjang lebar iniâ€"yang diduga suami saya akan membosankan mata setiap pembacanyaâ€"maka izinkan saya untuk berterima kasih atas kesediaan kalian untuk hadir dalam hidup saya.
>
> Ah, saya memang tak pandai memilih kosakata yang tepat, juga merangkai kalimat dengan cantik untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya akan kehadiran kalian. Namun sungguh, saya sangat berterima kasih pada Tuhan yang Mahapengasih dan Mahapenyayang, karena Dia telah mengirimkan kalian semua dalam hidup saya, menjadi malaikat sekaligus guru yang mengajarkan banyak pelajaran berharga dalam hidup saya.
>
> Terima kasih banyak.
>

7.

Ada Yang Punya Pengalaman Buruk Jadi Jobseeker? Help Me Please...

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Sun Apr 19, 2009 8:04 pm (PDT)



Assalamualaikum wr wb

Hi… Apa kabar? Pekenalkan nama saya cheya. Saat ini saya sedang mencari referensi untuk tulisan saya mengenai kejadian-kejadian buruk waktu menjadi jobseeker. Bila teman-teman memiliki pengalaman sepeti di tipu, dimintai duit dsb, bila berkenan dan tidak keberatan mohon meluangkan waktunya untuk menuliskan pengalaman tersebut ke email saya flacheya@gmail.com. Semoga pengalaman kita dapat menghindarkan rekan-rekan kita yang lain agar meeka juga tidak menjadi korban. Insya Allah data Anda tejamin keamanannya.

Makasih banyak yah, semoga Allah membalas kebaikan rekan-rekan belipat-lipat amin. Ditunggu emailnya yah… ;-)

Wassalamualaikum w wb

Best Regard̢۪s

Flacheya
http://cheya.blogspot.com
flacheya@gmail.com

8.

Artikel: Mengapa Tuhan Sampai Bersumpah Atas Nama Waktu?

Posted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Apr 19, 2009 8:39 pm (PDT)



Artikel: Mengapa Tuhan Sampai Bersumpah Atas Nama Waktu?

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Sumpah palapa yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada tercantum dalam catatan sejarah. Dan sang maha patih, memegang teguh sumpah itu hingga dia bisa menunaikannya. Orang-orang yang konsekuen tidak sembarangan mengumbar sumpah. Sebab, mereka tahu bahwa sumpah itu pantang dilanggar. Dan jika seseorang bersumpah, biasanya kita menjadikan sumpah itu sebagai pegangan bagi sebuah kepercayaan. Bagaimana seandainya yang bersumpah itu adalah Tuhan? Guru mengaji saya disurau dulu menyampaikan sebuah petikan dari kitab suci yang menyatakan bahwa Tuhan bersumpah demi waktu. Lho, mengapa kok Tuhan bersumpah demi waktu?

Dalam sebuah penerbangan international, kami berhenti untuk transit selama dua jam disebuah bandara. Para penumpang memanfaatkan waktu 2 jam itu untuk urusan masing-masing. Ada yang mampir ke toko buku. Ada yang mejeng di cafe. Dan, tentu saja ada yang belanja belanji. Satu jam lima puluh lima menit kemudian seluruh penumpang sudah kembali berada di pesawat untuk meneruskan perjalanan. Setidaknya begitulah yang dipikirkan orang-orang. Namun, tidak demikian halnya dengan data yang ada dalam catatan awak kabin. Sehingga pilot mengumkan bahwa pintu pesawat belum bisa ditutup karena masih menunggu 2 orang penumpang yang belum kembali.

Para penumpang lain tidak terlampau peduli dengan pengumuman itu karena toh masih ada waktu 5 menit untuk terbang. Namun, ketika lima menit kemudian penumpang yang ditunggu itu belum juga kembali, mulai ada yang menggerutu. Sepuluh menit sesudah itu; mereka tidak kunjung muncul juga. Sudah ada yang mulai marah. Dan sekitar lima belas menit kemudian dari arah depan terdengar suara berisik. Oh, rupanya penumpang yang ditunggu-tunggu itu sudah masuk kedalam pesawat. Kedua tangan mereka menggenggan beragam barang belanjaan. Dan, ketika mereka melintasi gang menuju ketempat duduknya mereka berkata sambil cengar-cengir; "Walaaah pada nungguin..., sory sory ya...hihihi....." mendengar cekikikannya, orang tahu bahwa mereka sama sekali tidak menyesal. Dalam hati saya berbisik; "duh, ternyata mereka orang Indonesia......."

Dari jaket seragam yang dikenakannya, kita bisa tahu bahwa mereka berangkat dalam rombongan. Dan ketika mereka sampai ke kursi bersama rombongannya, temannya menegur;"kemana aja sih elo? Penumpang laen udah pada kesel tuch...."

Salah satu orang yang telat itu menjawab;"tapi kita ditunguin kaaaann....hihihi....." Hati saya kembali menjerit. Ingin rasanya telinga ini mendengar penumpang berkebangsaan lain berkata;"Tenang saja mas, kami semua tidak mengerti apa yang bangsa anda katakan....."

Diruang meeting sebuah kantor di Jakarta; seorang penyelenggara rapat duduk menunggu. Lalu muncul seorang direktur. "Lho, yang lain pada kemanan nih?"
"Masih belum pada datang Pak," jawabnya.
"Wah, kalau begitu saya balik ke ruangan dulu. Kalau yang lain sudah datang, kasih tahu saya." Lalu beliau keluar dari ruang meeting.

Setelah itu, direktur lain datang. Mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu pergi lagi. Direktur lainnya lagi datang. Bertanya lagi. Dan pergi lagi. Akhirnya, penanggung jawab rapat yang terbilang paling yunior itu hanya bisa mengurut dada.

Pada kesempatan lain, ada rapat sebuah lembaga pelayanan masyarakat. Para tokoh diundang untuk hadir membicarakan kepentingan masyarakat. Diundangan tertera rapat dimulai jam 19.30 WIB. Anehnya, tepat pada jam itu ditempat rapat baru ada 2 orang manusia aneh. Walhasil, rapat dimulai jam sembilan malam. Dan diisi perdebatan seru hingga larut malam.

Dua minggu kemudian, rapat lanjutan dilakukan. Seperti biasa, diundangan ditulis rapat dimulai jam 19.30 WIB. Kali ini, prestasi dicapai dengan lebih baik, karena rapat sudah berhasil dimulai pada jam 20.30 WIB. Lalu, salah seorang peserta rapat yang sok sibuk, dan pura-pura menghargai waktu angkat bicara. "Bapak pimpinan rapat," katanya. "Saya sangat menghargai rapat ini..." katanya. Seluruh mata memandang tajam kearahnya. "Karena," orang itu melanjutkan. "Rapat kali ini lebih baik dari rapat sebelumnya. Jika rapat sebelumnya kita molor satu setengah jam dari jadwal, namun rapat kali ini hanya molor satu jam saja." Semua orang memelototinya seperti melihat alien yang baru mendarat di kebun jagung orang.

"Saya berharap semoga rapat mendatang bisa terlambat setengah jam. Dan rapat-rapat selanjutnya, bisa terlambat enol menit......" Sang alien mengakhiri pidatonya. Setelah itu, terdengar tertawaan nyaris seperti di panggung pentas srimulat. Setelah argumen ini dan itu keluar, sang Alien akhirnya menyadari bahwa kata-katanya tidak bisa mengubah keadaan.

Ketiga peristiwa yang saya ceritakan itu adalah kisah-kisah nyata yang sungguh-sungguh terjadi didunia ini. Hanya saja, saya sedikit menyamarkannya supaya tidak menyinggung kepentingan siapapun. Tapi, jika saya mengingat peristiwa-peristiwa itu; saya jadi mulai lebih mengerti; mengapa Tuhan bersumpah atas nama waktu. Mungkin saja kita tidak akan mengerti sepenuhnya mengapa Tuhan melakukan itu. Tapi, setidaknya itu menunjukkan bahwa Tuhan pun sangat prihatin dengan bagaiman cara kita menghargai waktu. Dan menghargai orang-orang yang menghargai waktu.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://www.dadangkadarusman.com/

Catatan Kaki:
Menjadi orang yang menghargai waktu, kadang-kadang terlihat aneh. Namun, jika semakin banyak orang yang bersedia menjadi 'aneh' seperti itu, menghargai waktu bisa menjadi sesuatu yang tidak aneh lagi.

Ada yang membutuhkan Artikel Gratis untuk Mading Kantor? Silakan
hubungi kami japri dengan subjek: "Artikel Mading" ke dkadarusman@yahoo.com

Public Program terdekat dengan Dadang Kadarusman:
1. Jakarta 15-16 Juni: "Strategic Negotiation",
2. Jakarta 24-25 Juni: "First Time Leader" (Supervisor & Manager yang baru dipromosi),
3. Jakarta 9 July: "Leadership for Secretary/Administrative Assistant",
4. Jakarta 21-22 July: "Stress Management"

Info lebih lanjut: email japri dkadarusman@yahoo.com atau SMS ke 0817-110-249

Belum pernah mendengar suara Dadang Kadarusman?
Dengarkan Talk Shownya Setiap Jumat jam 06.30-07.30 pagi di 103.4 DFM Radio atau melalui Internet live streaming: www.dradio1034fm.or.id

9.

Dibutuhkan Relawan untuk Anak-anak pemulung Bantar Gebang Bekasi

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Sun Apr 19, 2009 10:42 pm (PDT)




.Assalamualaikum Wr Wb

Bissmillahirrohmaanirrohiim

Usai Ustaz Aa Hadi menjabarkan dalam kajian bulanan TC yang jatuh pada hari ahad tanggal 19 April 2009, dengan tema &#39;&#39;makna dan cara sholat tahajjud yang benar&#39;&#39; dimasjid Al-kautsar Polda Metro Jaya, sejak jam 10.00 s/d 12.00, dan kami lanjutkan sholat zuhur berjamaah, selesai sholat semua pengurus Tahajjud call http://www.tahajjudcall.org, tahajjud_call@yahoogroups.com, berkumpul dipimpin oleh Kang Herry Suherman dan pak Ketua didampingi wakil ketua TC, koordinasi untuk Surve lokasi Baksos.

Dalam perjalanan kami menuju Kp.Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi, kami mampir kerumah makan daging bebek dibekasi, salah satu rumah makan langganan mas Taufiq El Rahman, member TC yang turut bersama sama kami bahkan beliau dengan setia dan tidak kenal lelah menelusuri jalan dari Poldan Metro Jaya sebagai pengemudi salah satu mobil yang membawa rombongan kami.

Subhannalloh luar biasa kami tambah semangat ingin segera sampai di lokasi baksos, karena semua rombongan pengurus TC hanya mas Taufiq yang memiliki penangkal padas, namanya juga bebek goreng pedas ya pedas banget, kalo bebek gorengnya manis mungkin diganti namanya jadi manisan bebek.

Masih sangat jauh dari lokasi terpaksa kaca mobil yang menghantarkan kami ke Lokasi baksos yang akan kami selenggarakan Insya Alloh pada tanggal 31 Mei 2009, terpaksa kami tutup, karena bau sampah yang sangat menyengat.

Pak ketua TC mas Dado menghubungi pendiri sekaligus pengelola dan koordinator sukarelawan Guru Sekolah Alam, Sumur Batu, Bantar Gebang. dan kami dijemput serta dibawa kelokasi sekolah alam khusus anak anak pemulung bantar gebang bekasi.

Selesai kami sholat Asyar di sekolah sangat sederhana itu, kami mendapat penjelasan dari 2 orang guru sukarelewan sekaligus pendiri dan pengelola Sekolah Alam tersebut, beliau berdua mengatakan diantaranya, anak-anak didik kami yang berjumlah lk 180 siswa ini mendapatkan pendidikan lebih diatas dari sekolah lain.

Disekolah Alam ini selain gratis, minimal satu minggu satu kali kami beri makan makanan untuk menambah gizi agar anak2 kami tidak kekurangan gizi, dan tidak menderita gizi buruk.

Pak Juarto sang pendiri dan pengelola juga koordinator guru guru sukarelawan, menjelaskan kami sebanyak 10 guru sukarelawan juga, mendatangi mereka digubuk dekat tumpukan sampah, merayu dan memberikan penjelasan kepada orangtuanya agar mengizinkan anaknya sekolah di sekolah alam yang telah kami dirikan sejak dua setengah tahun yang lalu, dengan hanya bermodal Rp. 2.500.000,- hasil infak dan hasil jerih payah kami mencari dana tersebut.

Dan disekolah alam ini kami membekali selain pelajaran umum dan Ilmu Pengetahuan Islam kami juga membekali dengan ketrampilan atau pelajaran menanam pohon, menanam biji jagung, dan juga mendaur ulang botol plastik untuk dijadikan mainan.

Bahkan saat ini kami sudah memiliki 5 buah mesin jahit akan tetapi sementara ini belum terpakai karena belum ada guru sukarelawan khusus menjahit.

Kami juga telah memiliki perpustakaan walaupun saat ini kekurangan buku buku pelajaran, serta buku buku ketrampilan dan buku buku pendidikan lainnya,

Demikian karpet dan sejadah serta mukenah anak anak juga sudah usang dan tidak layak pakai, akan tetapi tetap kami pergunakan seadanya, yang penting anak anak tetap memiliki kemauan sekolah.

Tidak mudah membujuk anak anak agar tetap sekolah karena terbentur harus membantu orang tuanya untuk berjuang mengais-ngais sampah membantu orang tuanya.

Setiap kali truk sampah datang, itu adalah rezeki bagi mereka, karena tidak mudah mendapatkan botol-botol plastik dan bahan bahan lain yang dapat dijual, maka dengat amat terpaksa para guru mengizinkan satu hari sekolah dan satu hari membantu orang tua untuk mengais sampah.

Anak-anak kami karena faktor kemiskinan yang amat sangat, maka berpakaian dan jilbab seadanya, anak anak kami yang masih kecil kecil terkadang masih bau sampah karena mungkin mandinya kurang bersih.

Sekolah ini (Terbuat dari kayu dan bambu) kami bangun dengan biaya kami peroleh dari infaq dari warga yang mendukung dan prihatin serta perduli akan nasib dan masa depan anak anak pemulung ini.

Kami juga mengajak para relawan untuk menjadi tenaga pengajar, seperti guru bahasa Inggris, guru pertanian, dan berbagai disiplin ilmu lainya, yang bermanfaat untuk anak-anak kami.

Kami para relawan, tidak minta dibayar kami berjuang dan mensedekahkan ilmu kami hanya semata mata agar anak anak kami walau orang tua mereka pemulung, tapi kami ingin anak anak kami tersebut lebih baik dan memiliki ketrampilan lain seperti pertanian dan atau ketrampilan lain, agar mereka terlepas dari mengais sampah dalam mencari rizki dan ridho Alloh.

Kami sangat mengucapkan terimakasih atas kehadiran bapak/ ibu/ sekalian telah berkenan mengunjungi Sekolah Alam ini, inilah keadaan kami, semoga cita cita kita semua untuk menolong Agama Alloh secara bertahab dan secara berkesinambungan dapat kita wujudkan, kelak anak anak pemulung tidak menjadi pemulung melain dapat memiliki ketrampilan dan dengan ketrampilan yang mereka miliki mereka kelak dapat menjadi generasi penerus pajuang dan pembela Agama yang Alloh ridhoi.

Pembaca yang budiman serta yang dimuliakan Alloh, kami sangat berterima kasih bila saudara saudara sekalian berkenan membantu dan meringankan beban para sukarelawan serta perduli masa depan nasib anak anak pemulung ini.

Silahkan hubungi ketua TC Bpk Deny Fernando no. 08128291196.

Penanggung jawab Depsos Mbak Umi Jamilatun No. 085697897744

Teh Dedah Amniyati no. 081806153334

No. Rekening BCA 4411258887
No. Rekening MANDIRI 1220005209807
Keduanya ats nama Dedah Amniyati.

Terimakasih dan Mohon maaf bila tidak berkenan

Wassalamualaikum Wr Wb

Mujiarto Karuk
08158080403

10a.

Re: Takut Neraka, 30 Warga Datangi MUI

Posted by: "Ain Nisa Oktarinda" jurnalcahaya@yahoo.com   jurnalcahaya

Sun Apr 19, 2009 10:51 pm (PDT)



saya kira ini point yang menarik. jangan lihat 'keluguan' masyarakat mengadu pada MUI sebagai hal lucu. jJustru sebagai orang yang religius, mereka yang berada di KPU dan instansi pemerintahan harus memikirkan dengan serius. Sebab dengan tidak serius mengurus DPT dan menyebabkan orang-orang 'Golput terpaksa' bukankah mereka juga nanti akan diminta pertanggungjawabannya, karena tindakan mereka menentukan siapa terpilihnya wakil di parlemen dan kepala negara yang nantinya akan menentukan hajat hidup orang banyak?

mungkin pemikiran yang terlampau jauh, tapi jika masy indonesia memang mengaku religius, point ini memang pantas dipertimbangkan, bukan?

________________________________
From: Robert Sianturi <sianturi1972@yahoo.co.id>
To: Syiar Islam Member <syiar-islam@yahoogroups.com>; program@kisfmjakarta.com; promo-indonesia@yahoogroups.com; psikologi_transformatif@yahoogroups.com; pstti_pps_ui@yahoogroups.com; public@tifafoundation.org; publikseni@yahoogroups.com; putr1mu@yahoogroups.com; putuss_jia_you@yahoogroups.com; R-Mania@yahoogroups.com; radio_prambors-owner@yahoogroups.com; rakyat@yahoogroups.com; redaksi@suarasurabaya.net; reformasitotal@yahoogroups.com; rpkfm@radiopelitakasih.com; ruangbaca@yahoogroups.com; ruangdiskusi@yahoogroups.com; rumah_kita@yahoogroups.com; rumahdunia@yahoogroups.com; rumahkita@yahoogroups.com; sabili-owner@yahoogroups.com; sabili@yahoogroups.com; safarisore@yahoogroups.com; salafiyyin@yahoogroups.com; samaggiphala@yahoogroups.com; sastra-pembebasan@yahoogroups.com; SATU-PERLAWANAN@yahoogroups.com; sd-islam@yahoogroups.com; secretary-club@yahoogroups.com; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; serbagratis@yahoogroups.com; siaran-pers@yahoogroups.com;
sirnagalih@yahoogroups.com; Taman Siswa <tamansiswa2022@yahoogroups.com>; spicemagazine@yahoogroups.com; spiritual-indonesia@yahoogroups.com; suara_nusantara@yahoogroups.com; SuratKabar-Indonesia@yahoogroups.com; syiar-islam-subscribe@yahoogroups.com; Tafsir_AlQuran@yahoogroups.com
Sent: Friday, April 17, 2009 4:14:13 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Takut Neraka, 30 Warga Datangi MUI

hehehe.. ada2 aja..
unik & menarik...
____________ _________ _________ _________ _________ _________ ________
Dari: Bambang Tribuono <bambuono@yahoo. co.id>
Topik: Takut Neraka, 30 Warga Datangi MUI
kepada: undisclosed receptions

Iya ya.. karena MUI keluarkan fatwa bahwa Golput Haram..
Maka warga negara Indonesia yang dipaksa menjadi Golput oleh Pemerintah
dan KPU memang harus memberi penjelasan pada MUI.. bahwa mereka menjadi
Golput itu bukan karena kemauan sendiri.. tapi dipaksa oleh orang lain..

Masyarakat perlu memohon kepada MUI agar
memberi tahu Tuhan bahwa warga yang dipaksa jadi Golput itu
nantinya jangan disiksa di akhirat, karena telah melakukan perbuatan
yang haram..

Kepada seluruh Pengurus MUI mulai pusat sampai daerah, yang mengaku
sebagai wakil Tuhan di dunia.. diharapkan segera menghadap Tuhan untuk
melaporkan hal tersebut..
kalau tidak.. kasihan tuh banyak rakyat bisa masuk neraka semua gara2 pemilu...
____________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _______
Dari: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@ yahoo.com>
Topik: Takut Dicap Golput, 30 Warga Datangi MUI
Kepada:undisclosed receptions
Tanggal: Rabu, 15 April, 2009, 7:03 PM

Rabu, 15/04/2009 16:17 WIB

Takut Dicap Golput, 30 Warga Datangi MUI
M. Rizal Maslan - detikPemilu

Warga datangi MUI Jakarta - Tidak terdaftar sebagai pemilih dalam
Pemilu 2009 dan takut dicap golput, sekitar 30 orang warga yang
tergabung dalam Masyarakat Muslim Sadar Konstitusi (MMSK) mendatangi
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Mereka datang untuk mempertanyakan
tentang fatwa haram golput yang telah dikeluarkan MUI itu.

30
Warga yang dipimpin oleh Koordinator MMSK, Wawan Mansyur, ini langsung
diterima Ketua MUI Amidhan dan Khalil Ridwan di lantai empat Gedung
MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2009) pukul
14.30 WIB.

"Kita minta statemen dari MUI, bagaimana menyikapi
banyaknya rakyat yang dipaksa tidak memilih. Dulu, MUI mengeluarkan
fatwa bahwa golput itu haram, tapi sekarang banyak rakyat yang dipaksa
golput," kata Wawan sebelum pertemuan.

Wawan menegaskan,
kedatangannya ke MUI tidak ada tujuan lain, apalagi berbau politik.
"Kedatangan kami kemari murni ingin meminta pernyataan MUI atas hak
kami sebagai umat muslim yang tidak bisa memilih. sedangkan MUI sendiri
menyatakan golput haram," tandasnya.

Menurut
Wawan, sebagai umat Islam yang menjunjung anjuran ulama, termasuk MUI
yang pernah mengluarkan fatwa haram golput, sangat menambah keyakinan
masyarakat untuk memilih. Namun, saat mendatangi TPS-TPS ternyata
namanya dan jutaan orang lainnya tidak tercantum sebagai pemilih.

"Padahal,
menurut UU, kami telah memenuhi syarat dan memiliki hak pilih. Sehingga
secara tidak langsung masuk dalam golput dan secara fatwa MUI bisa
dikatakan haram," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Wawan,
pihaknya meminta penjelasan MUI. "Apakah kami yang dipaksa golput oleh
penyelenggara pemilu berarti melakukan tindakan haram dan menanggung
dosa," tegasnya lagi.

Wawan mempertanyakan, apakah orang atau
lembaga yang menyabotase otoritas politik tertinggi seperti UU dan KPU
bisa dikategorikan bughot? Apalagi, jutaan umat Muslim yang mengikuti
pemilu dipaksa haram karena menjadi golput. "Apakah hasil pemilunya
juga bisa disebut haram?" pungkasnya.

________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br>
Cepat sebelum diambil orang lain!


11.

cerpen kehidupan

Posted by: "ifan yudianto" ifanxlv@yahoo.com   ifanxlv

Sun Apr 19, 2009 11:16 pm (PDT)




&#39;Akhi ayo sholat,udah adzan tuh!&#39;,gadis berjilbab biru berkata kpda teman sekelasnya.
&#39;sebentar ukhti,ntar lg aja,lg sibuk nie,ketikan cerpenku harus segera di kelarin hari ini&#39;,sambil sibuk menarikan jemari di laptopnya.
Ukhti tsb lantas geleng geleng kepala,&#39;astagfirullah.. Ternyata cerpen akhi jelek sekali.&#39;
&#39;Lho,ukhti ini kan belum diterbitkan koq kejam sekali penilaian ukhti?&#39;.dgn keheranan,janganjangan laptopnya telah disadap dan data pribdinya telah tersebar.
&#39;iya ana belum pernah lihat,namun ana yakin se yakin yakinnya cerpen akhi jelek,lha pengarangnya saja akhlaknya jelek,mendengar kumandang adzan saja tidak segera berajak mengambil air wudhu.&#39; dgn nada kekecewaan trhdap temannya tersebut.
&#39;iya ukhti,ana akan rehat sebentar cerpen nya.cerpen kehidupanku jg harus ana tlis dgn tinta emas agar kelak di hari akhir kelak,cerpen tentang ana jdi best seller di akhirat.&#39;
laptop pun di shut down dan mereka menyambut undangan adzan di mushola kampus biru.
By:xLV

12.

(catcil) Penerapan 'Active Learning' Pada Anak

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Apr 19, 2009 11:17 pm (PDT)



(catcil) Penerapan 'Active Learning' Pada Anak

By: agussyafii

Rabu Malam lalu kami anak-anak Amalia belajar permainan peran. Dengan tema 'Bekerja di bank' anak-anak ada yang bertugas sebagai kasir, Customer Service, manager, security, Office boy dan ada nasabah yang hendak menabung. Simulasi ini menjadi menarik sebab anak-anak memerankan seolah-olah mereka terlibat aktifitas sebagai di bank. uang-uangan dari kertas telah dipersiapkan oleh anak-anak Amalia itu sendiri. Ada yang sebagai ibu bersama anak-anaknya. Ada yang berperan sebagai kakek bahkan ada yang berperan sebagai pedagang.

Dan diakhir kegiatan kami diskusi bersama, apa manfaatnya menabung dibank? bagaimana cara bekerja orang-orang di bank? apakah menyenangkan menabung dibank? diskusi menjadi meriah karena anak-anak memiliki beraneka komentar. Komentar adi sebagai kasir, Enak lo duitku banyak. terdengar suara anak-anak tertawa.

Konsep belajar di Amalia menerapkan konsep belajar Active Learning, dimana anak-anak berperan secara aktif dalam proses belajar. Dua komponen utama dalam Active Learning yaitu pengalaman dan dialog.

Memberikan pengalaman melalui observasi dan praktek langsung akan lebih mudah dicerna oleh anak-anak daripada hanya duduk mendengarkan. Dari belajar bermain peran dengan tema menabung dibanklebih mendekatkan anak-anak dengan kondisi sebenarnya. Apakah dengan bermain peran saja cukup? belum, karena ada komponen yang tidak boleh dilupakan yaitu kesempatan bagi anak-anak untuk berdiskusi dari hasil kegiatan yang telah dilakukan.

Coba simak diskusi anak-anak Amalia berikut ini,

'Jadi, apa yang kita lakukan dibank?' tanya kakak pembina.
'menabung..'jawab adi.
'enakan nabung dirumah' kata ratna.
'Tapi kan nabung di bank aman, tidak takut ada maling' kata rizki.
'Malah ayahku dibantu bank dibiayai untuk beli ruko.'kata mona.

Begitulah komentar anak-anak Amalia sebagai proses berpikir yang sedang berlangsung diskusi hangat di malam itu. penerapan Active Learning melalui pengalaman dan dialog, informasi yang kami sampaikan lebih mengena dan penerapan Active Learning juga kami gunakan pada semua kegiatan di Amalia.

---
Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Qs.Al-Baqarah: 269).

Wassalam,
agussyafii

---
--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

13.

Keep Smiling Babe!!

Posted by: "Yanuari D. Sapta" yanuari_ds@yahoo.com   yanuari_ds

Sun Apr 19, 2009 11:17 pm (PDT)



Sahabat!!please visit myBlog:
http://dwihimura.wordpress.com
Yanuari D. Sapta
a.k.a Dwihimura

News Editor @Diskominfo Provsu

phonecell: 081263889319
ym       : yanuari_ds
email    : yanuari.ds@gmail.com
fs & fb  : mizuhara@in.com
blog     : http://dwihimura.wordpress.com















Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
14.

(catcil) Sabar Sebagai penyembuh

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Apr 20, 2009 12:16 am (PDT)



(catcil) Sabar Sebagai penyembuh

By: agussyafii

La taghdob, Walakal jannah, jangan marah, maka engkau masuk surga. Kata hana sedang menghapalkan satu hadis. Jangan marah dan bersabar adalah penyembuh dari setiap sakit. Kata sabar itu mengingatkan pada seorang teman yaitu seorang ustadz yang saya kenal sangat santun dalam tindakan dan tutur katanya. Suatu sore ustadz muda datang ke Rumah Amalia.

Ustadz muda itu bertutur dirinya pernah menderita sakit keras. Seakan-akan sakitnya merupakan awal dari kematian. Pada waktu sholat jumat tiba, dirinya memaksakan untuk sholat jumat. ustadz muda itu mengatakan barangkali jumat itu adalah jumat terakhir dirinya.

Usai sholat jumat ketika hendak keluar dari masjid, istrinya mengabarkan salahsatu anak tetangganya butuh kendaraan untuk diantar untuk berobat. Disaat sang ustadz itu sedang sakit, dengan penuh kesabaran dia tergogoh-gopoh mengantar anak yang sedang sakit ke poliklinik 24 jam. Anehnya, selesai mengantarkan berobat, tiba-tiba sakit keras yang dideritanya hilang begitu saja.

"Rupanya Alloh SWT mengabulkan doa anak-anak yang sakit itu, ucapan terima kasihnya membuat saya menjadi sehat seperti sekarang ini. kata ustadz muda itu. Matanya berkaca-kaca, ucap puji syukur kehadirat Alloh SWT senantiasa diucapkan berkali-kali.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Find helpful tips

for Moderators

on the Yahoo!

Groups team blog.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: