Selasa, 21 April 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2608

Messages In This Digest (25 Messages)

1.
(Catcil) HADIAH UNTUK KARTINIKU: DIA BERNAMA PEREMPUAN From: bujang kumbang
2a.
Re: KITA MENDAPATKAN JURU FOTO, CKLIK!!! From: Sisca Lahur
3a.
[Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: Rini Agus Hadiyono
3b.
Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: fil_ardy
3c.
Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: sismanto
3d.
Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal From: Rini Agus Hadiyono
4.
[Catatan Kaki] Jujur Saja, Kejujuran Itu Bukan Simon Cowell From: Anwar Holid
5.
[ Inspirasi] Hemat pangkal kaya, hard work, smart work�. From: Hari Suprapto
6.
[Inspirasi]sandal jepit sang raja From: Dahlia Kartika Wirastuti
7.
(catcil) Apa yang dibutuhkan Anak? From: agussyafii
8a.
[Artikel] Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah From: Adiguna Sinaga
8b.
Re: [Artikel] Untuk Pahlawan Sejati-ku From: Jojo_Wahyudi@manulife.com
9a.
Makkah Sebagai Pusat Bumi From: Mujiarto Karuk
9b.
Re: Makkah Sebagai Pusat Bumi From: Roni Fahrozi
9c.
Re: Makkah Sebagai Pusat Bumi From: Satriyo
10a.
[Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru From: java_angel_07
10b.
Re: [Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru From: sismanto
11a.
Bls: Ada Yang Punya Pengalaman Buruk Jadi Jobseeker? Help Me Please. From: reikha lila
12.
(catcil) Kekuatan Kebaikan From: agussyafii
13a.
[catcil] Hidup Adalah Sekolah From: b_yati
13b.
Re: [catcil] Hidup Adalah Sekolah From: sismanto
14.
Apa Kabar Ilalang? From: fla cheya
15.
Rethinking Kartini: Dalang atau Wayang? From: Satriyo
16.
(Inspirasi) Dilarang Buang Sampah Sembarangan From: Jenny Jusuf
17.
[Kesehatan] Mengurangi Stroke Dengan Musik From: hariyanty thahir

Messages

1.

(Catcil) HADIAH UNTUK KARTINIKU: DIA BERNAMA PEREMPUAN

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Mon Apr 20, 2009 4:44 am (PDT)





DIA
BERNAMA PEREMPUAN

Fiyan
Arjun

Wanita
dijajah pria sejak dulu

Dijadikan perhiasan sangkar madu

Namun
adakala pria tak berdaya

Tekuk
lutut dibalik kerling wanita

Lewat
pesona, kharisma, dan kepribadian perempuan mampu mengubah dunia. Sepak terjang
mereka tidak kalah dengan para kaum Adam bahkan ada���⒠��yang kerap dinobatkan
menjadi pemimpin dunia.

Begitulah
perempuan, membicarakan sosok sesorang perempuan memang tak habisnya dikupas.
Hingga sesorang Ismail Marzuki���  seorang
pencipta dan composer ��� lagu di
zamannya���⒠�� itu mampu membuat lagu seperti itu.

Namun
sebelum mengenal sosok perempuan itu sendiri yuk mari kita lebih jauh
lagi���  mengetahui arti perempuan itu
sesungguhnya?

Sebenarnya
kata perempuan itu sendiri diambil dari bahasa sansekerta berasal dari
akar���  kata ���⒠��empu���⒠��⒠��yang memiliki
arti ahli atau tukang membuat sesuatu. Biasanya kalau kita mendengar kata ahli
atau tukang ini adalah sosok yang suci dan penuh ilmu. Sementara kata lain yang
terkait dengan sosok perempuan adalah kata ibu dan mama.

Bukan
itu saja menurut asal bahasa kata mama juga diambil dari bahas Latin mamae yang
berarti memiliki atau mempunyai kantung susu.��� 
Dan dari dua istilah tersebut maka sudah jelas���  bahwa pengertian perempuan terkait dengan
reproduksi dan genitalnya saja.

Maka
tak berlebihan kiranya kalau banyak diantara kita dari sudut pandang tugas���  kodratinya yaitu mengandung, melahirkan dan
menyusui. Bukan itu saja kata perempuan��� 
sendiri���  berakar dari kata wani
ing toto yang memiliki arti mampu atau dapat diatur. Hal ini juga
berkaitan���  dengan kultur Jawa yang masih
menurut paham bahwa perempuan���  (baca:
istri) harus turut manut pada lelaki (baca: suami). Sampai-sampai ada
pepatah���  dalam bahasa Jawa yang berbunyi
seperti ini���  neroko manut swargo
katut���⒠��yang kurang lebih artinya neraka atau surga istri harus ikut suami.

Entahlah,
terkadang asal-usul kehadiran perempuan ditafsirkan agak menyeleneh
seperti���  ungkapan yang mungkin sering
kita dengar .Wanita���  tercipta dari
tulang rusuk Adam, tanpa tulang rusuk Adam mungkin makhluk���  perempuan tak pernah ada���⒠�� . Sehingga���  seolah-olah perempuan lahir ke dunia hanya
sebagai pelengkap saja.���  Menyedihkan
memang���  bila mendengarnya. ��� Padahal masih ada perempuan-perempuan yang
tidak kalah dibanding kaum Adam. Bahkan sampai-sampai ada yang sangat
berpengaruh dan lebih mengejutkan lagi diantara mereka ada pula yang dapat
mengubah dunia sesuai tujuan mulia mereka masing-masing.

Seperti
di Indonesia sendiri, tokoh perempuan yang mempunyai peran besar dalam
emansipasi perempuan diantaranya R. A. Kartini, Cut Nya Dien, Martha Christina
Tiahahu dan juga tentunya 30 pejuang yang memprakarsai Kongres Wanita 1 di
Jogya pada tanggal 22 Desember 1928 yang sekarang ditetapkan sebagai hari Ibu.
Sebenarnya tidak perlu kita berpikir susah mencari tokoh yang namanya tertulis
dibuku sejarah ataupun yang fotonya terpampang di majalah-majlah untuk
dijadikan sumber panutan, karena sang perempuan (ibu) dengan cinta yang tulus
adalah perempuan yang paling patut kita kagumi dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan begitu?

Sebab
ribuan lampau banyak tokoh perempuan yang mengubah sejarah dunia dan meninggalkan
nama harum dan kekal. Perjuanganan mereka dimasa lalu telah memberikan dampak
positif bagi perempuan modern saat ini. Dimana perempuan selain menjadi ibu dan
istri ternyata sekarang bisa memiki property sendiri, menyuarakan pendapatnya
dan bahkan mempunyai pendidikan serta karier yang hebat dan mencapai posisi
tertinggi di kepemimpinan.

Hal ini
pula dirasakan oleh Napoleon Bonaparte saat ditanya,���⒠�� Benteng manakah di
Perancis yang paling kuat?���⒠��

Ia menjawab,���⒠��
Para perempuan (ibu) yang baik.���⒠��

Jadi
tidak salah jika kita memasuki Al-Khansa binti Amru, Ummul Mujahidin.
Perempuan���  yang semangat juangnya tetap
menyala luar bisa disaat usia tidak muda lagi. Seperti gadis belia, masih muda,
penuh gairah. Setiap tutur katanya menjadi motivasi dan insipirasi. Dialah penyair
dua zaman. Tidak sekedar mahir bersyair tapi juga ahli���⒠��dan dalam kerja keras.

Serta
nama yang membuat bergetar orang yang mendengarnya. Dia terkenal cantik dan
cerdik, pintar dan berakal, popular dikalangan orang Arab saat itu.

Namun
segalanya menjadi lebih dahsyat, luar biasa. Yakni setelah dia bergabung dalam
kafilah Islam: kepakaran, keberanian dan kepandaiannya bersyair didekasikan
untuk menggelorakan jihad para penjuang Islam. salah satunya ia menyemangati
ke-4 orang putranya untuk berperang ke medan
jihad. Untuk membela Islam pada tahun 14 Hijrah pada masa Kalifah Umar���  Ibnul Khaththab. Ya, walau dalam peperangan
itu dia harus merelakan putra-putra kesayangnya untuk gugur di medan jihad. Hingga dari peristiwa peperangan
itu pula wanita penyair itu mendapatkan gelar kehormatan ���⒠��Ummu Syuhada���⒠��  Ibu para Syuhada, orang-orang yang mati
syahid di jalan Allah.

Dialah
Khansa. Ia mempersembahkan ke-empat anaknya yang pemberani untuk membela Is\lam
di medan jihad
al-Qadisiyah. Ia bersedih bukan lantaran ���⒠��kehilangan���⒠�� buah hatinya, akan tetapi
ia sangat sedih karena tidak bisa lagi menyumbang bunga-bunga di tengah kecamuk
perang. Sungguh amat-amat mulia jiwanya.

Kalau
begitu apakah ibu yang melahirkan kita termasuk diantaranya? Sebagai perempuan?
Tentu saja! Bukan hanya mendapatkan julukan pahlawan tetapi juga perempuan
hebat disaat memperjuangkan anak-anaknya saat mengadung dan melahirkan hingga
ia harus berkorban diri. Baik segala resiko yang diterimanya. Ia tak peduli
dengan dirinya hanya satu bagaimana saat itu anaknya lahir dengan selamat dan
tak satu pun yang kurang. Karena satu hal betapa bahagia dan senang seorang
perempuan bila melahirkan dan menyusui seorang anaknya ( bayi) di pelukannya.
Seakan-akan telah menjadi perempuan seutuhnya.

Hingga
tak salah bila dalam hadis yang sering kita dengar bahkan familiar di gendang
telingan kita. ���⒠��Syurga itu ada di telapak kaki ibu.���⒠��

Untuk
itu apakah kita sebagai (seorang anak) yang telah dilahirkan dari rahimnya sudah
menjalankan kewajibannya. Dan sudah sepantasnya kita menyematkan tanda untuk sebagai
pengharagaan untuk mereka yang telah menjadi seorang ibu serta perempuan yang
telah berjasa untuk negerinya maupun untuk anak-anaknya. Dan kita tak salah lagi
bila tanda bahwa ���⒠��Dialah bernama Perempuan.���⒠�� Layak disematkan untuk mereka.
(fy)

Ulujami, 20 April 2009

Untuk para bidadari syurga yang telah menunggu
kehadiran putra-putrinya.

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

��� 

Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3
http://downloads.yahoo.com/id/firefox/
2a.

Re: KITA MENDAPATKAN JURU FOTO, CKLIK!!!

Posted by: "Sisca Lahur" sapijinak2000@yahoo.com   sapijinak2000

Mon Apr 20, 2009 6:01 am (PDT)



Woiiii Bang,
sayakan juga belum tentu.
����
Lha, tanggalnya aja belum keluar.
Format acaranya juga belum ketahuan.
����
Ayo, jangan kabur dulu.
����
sapi jinak
( lagi cari mencari rantai / tali rafia /tali tambang dan sejenisnya buat����mengikat seseorang )

--- On Mon, 4/20/09, Yon's <kolumnis@gmail.com> wrote:

From: Yon's <kolumnis@gmail.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] KITA MENDAPATKAN JURU FOTO, CKLIK!!!
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, April 20, 2009, 9:53 AM

sis divin sebenere acaranya kapan sih?
oh ya, gimana kalo seksi acara aja bareng dirimuh :-p "ngareep"

salam
yon's

Pada 19 April 2009 22:01, Divin Nahb <divin_manis@ yahoo.com> menulis:

Mbak Sis, maaf... namanya diganti dikit.
Hehehehehehe

Noh... kalau nggak bentrok, Mbak Siska mau tuh jadi dokumentasi
Plus Mas Yons juga bisa kayaknya. Kan gapek banget motoin orang

See... 2 orang itu kayaknya MASTER jepret-jepret deh
So, gimana yang lain???
Setujukah??

^_^ Divin

--
============ ===
My blog : http://yons. web.id
My magazine : http://jurnalkomuni kasi.com

3a.

[Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Apr 20, 2009 5:54 pm (PDT)



Pertanyaan menarik ini diajukan oleh Leila Niwanda, seorang blogger aktif, dalam kesempatan bincang-bincang kemarin. Menarik dalam arti kerap mengusik hati [termasuk saya], sekaligus cukup tak terduga mengingat menurut pengamatan saya, review-review Leila berbobot dan selalu proporsional dalam mengkritik.

Sampai sekarang, saya juga kadang ragu 'membedah' karya seorang teman. Tidak hanya teman yang sudah akrab di 'darat' dan bagaikan saudara, tapi teman di dunia maya yang dihormati karena senioritasnya, sering berinteraksi karena merupakan contact list, dan berada di area 'riskan' alias relasi. Namun beberapa kawan baik kerap mengingatkan bahwa 'menutupi' sesuatu yang relatif kurang baik dan sebenarnya layak diketahui pembaca serta calon pembaca itu tidak bijaksana. Lebih-lebih buku bukan kebutuhan pokok masyarakat kita dan harga mahal-murah pun tidak bisa dipukul rata menurut orang per orang.

Mewujudkan sikap 'idealis' ini tidak mudah. Sebagai penulis, saya tak memungkiri akan 'patah hati' jika karya dikasih bintang satu, misalnya. Sebagai penyunting yang beberapa kali mabuk KBBI dan Tesaurus meski hasilnya belum terlalu banyak, atau ketika begadang menerjemahkan dan masih 'dikatain', rasa kecewa pasti tak terhindarkan. Namun siapakah yang dapat menghasilkan karya sempurna? Saya selaku pembaca, harus duduk dengan kacamata berbeda, meski tidak berarti harus kejam dan semena-mena.

Latihan awal adalah membiasakan diri dengan kritik, dan Mas Agus adalah sparring partner yang baik. Kadang dia memilih diam jika melihat mood saya sedang semrawut, namun jika memang ada yang layak diapresiasi, dia tak segan mengemukakannya. Sesekali bawa-bawa teori, kali lain hanya bilang, "Iya, udah baca kok." Titik. Tidak ada kalimat lanjutan. Dan saya sudah harus mengerti maksudnya.

Seorang penulis senior yang banyak mencipratkan ilmunya [lebih baik tidak disebut nama beliau, hehehe..] pernah 'mengkonfrontasi' saya untuk jujur saja atas ulasan bukunya yang bertaburan kesalahan cetak. Saya mengakui hal itu, dan menyebutkannya secara selintas, sebab masih sangat melimpah sisi bagus karya yang beliau garap dengan sepenuh hati tersebut. Itulah sebabnya saya berani menyematkan nilai tinggi. Resensi yang masih apa adanya itu toh 'jalan-jalan' juga ke banyak situs toko online, alhamdulillah:)

Manusia rata-rata tidak menyukai kritik, minimal tentu ada rasa kaget atau kecewa. Namun semua tergantung pada kemasan penyampaiannya. Sifat defensif memang manusiawi, sebagaimana kalimat dalam sebuah artikel Anwar Holid di majalah Matabaca almarhum, "Wajar saja bila penulis tergila-gila pada karyanya sendiri.." tapi masih ada yang berlapang dada membuka telinga dan hati untuk masukan membangun. Iwok Abqary, contohnya, selalu bilang pada saya, "Jangan segan, jangan karena saya hadiahkan bukunya. Kritik dipersilakan, yang penting tidak menyerang pribadi."

Pesan di atas saya camkan benar, terngiang terus utamanya setelah membaca jurnal Nadiah Alwi perihal bertaburannya komentar asal bunyi di dunia maya yang mengesankan bahwa makin kasar itu makin keren. Beberapa kali saya mendapat bocoran bahwa dalam proses penyuntingan terjadi bentrok dengan empunya perusahaan [baca: penerbit], deadline mepet membuat proof terbengkalai, dan hal-hal di belakang layar lainnya yang membuat semua kekurangan di buku di tangan saya layak diberi pemakluman. Tetapi namanya juga 'di belakang layar', tidak semestinya saya beberkan.

Untuk jelasnya, di bawah ini beberapa contoh kritik yang -menurut saya- kurang etis.

'Setelah menghasilkan banyak teenlit yang cemerlang, dia mencoba-coba novel horor. Dia gagal dan sebaiknya kembali ke teenlit saja.'

Alangkah lebih bersohibi jika kita menulis: 'Setelah menghasilkan banyak teenlit yang cemerlang, dia mulai menjajaki genre horor. Upaya yang patut diapresiasi, namun belum seberhasil teenlitnya.'

'Menilik profil, penulis tidak menyelesaikan kuliahnya. Pantas, pendalaman setting kampusnya mentah.'

Ini sudah termasuk kasar. Dalam telaah sastra, ada memang pengaitan biografi pengarang dengan karya [kalau tidak salah disebut psikologi intrinsik]. Tetapi menuduh ketimpangan riset seperti ini sudah sewenang-wenang. Cukup difokuskan pada setting itu, dengan menuliskan 'Setting terasa kurang hidup. Ada beberapa sisi yang belum tergali..'dan seterusnya.

Meresensi buku siapa pun, kenal atau tidak, memang harus hati-hati. Lumrah saja untuk mencoba 'menjenguk' keterkaitan penulis dengan karya, apakah ini semi memoar, apakah ada kepingan pemikiran penulis, apakah ada karakter yang sepenuhnya mewakili penulis, dan sebagainya [walaupun penulis berwenang penuh untuk tidak menjawab]. Tapi bukan untuk 'meremukkannya'. Berkonsentrasi saja pada segi-segi yang memang layak dibicarakan di muka umum, seperti typo, logika cerita, pesan moral, gaya bertutur, setting, dan sebagainya.

Satu hal lagi, kita harus senantiasa siap jika penulis bersangkutan 'ngambek' atau fansnya tidak terima. Dari sanalah kita akan belajar terus dan terus untuk menata bahasa, komponen fundamental penulisan yang secara ilmiah disebut humaniora, sekaligus meresapi etika komunikasi yang 'menyamankan'. Kita tidak bisa menyenangkan semua pihak dan tetap saja, tidak jujur itu meresahkan. Menurut saya, di samping kritik tidak membangun, pujian kosong juga berefek destruktif secara luas.

3b.

Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Mon Apr 20, 2009 8:07 pm (PDT)



Wah saya benar-benar belajar banyak dari ulasan ini, Mbak.
saya tuh pengen banget bisa membuat resensi yang berisi
dan mengandung suplemen bagi karya yang saya review, tapi
susah sangat. jangankan berbobot, untuk memulainya saja bingung
harus dari mana. Padahal saya selalu baca reviewnya mbak Rini, Lho.
kalo masalah ini mungkin lebih kepada willing yang ritmenya
terus menerus drop. Hehehe

Selain itu, kedekatan secara psikologis baik ofline maupun
online memang benar2 mempengaruhi sikap resensor terhadap
karya yang dia review. Setidaknya saya merasakan itu. Ada rasa
canggung dan tidak enak berkata jujur. Apalagi kalo kita sudah
tau kalo orang tsb selalu defensif. Aneh ya, ada yang membela mati2an
karyanya yang dikritik, padahal sudah disampaikan dengan santun.
Heuheuheu :D

Terimakasih, Mbak Rini :)

DANI

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Rini Agus Hadiyono" <rinurbad@...> wrote:
>
> Pertanyaan menarik ini diajukan oleh Leila Niwanda, seorang blogger aktif, dalam kesempatan bincang-bincang kemarin. Menarik dalam arti kerap mengusik hati [termasuk saya], sekaligus cukup tak terduga mengingat menurut pengamatan saya, review-review Leila berbobot dan selalu proporsional dalam mengkritik.

3c.

Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Mon Apr 20, 2009 10:35 pm (PDT)



makasih ulasannya mbak, sengat membantu bagi pemula seperti saya.
jangan kapok memberikan tips-tips lainnya ya mbak :)

~sis~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Rini Agus Hadiyono" <rinurbad@...> wrote:
>
> Pertanyaan menarik ini diajukan oleh Leila Niwanda, seorang blogger aktif, dalam kesempatan bincang-bincang kemarin. Menarik dalam arti kerap mengusik hati [termasuk saya], sekaligus cukup tak terduga mengingat menurut pengamatan saya, review-review Leila berbobot dan selalu proporsional dalam mengkritik.

3d.

Re: [Catcil] Mengulas Buku yang Penulisnya Kita Kenal

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Mon Apr 20, 2009 11:22 pm (PDT)



Dani, makasih sudah baca.
Memang defensif itu sepertinya sudah kecenderungan banyak orang, sekalipun kita sudah berhati-hati sebisa mungkin untuk menyampaikannya. Mungkin terkait tugas sang penulis untuk promosi juga, ya:)

Mas Sis, makasih juga sudah meluangkan waktu membaca.
InsyaAllah, akan saya share apa yang saya tahu..sedapat mungkin.

salam,
Rinurbad

4.

[Catatan Kaki] Jujur Saja, Kejujuran Itu Bukan Simon Cowell

Posted by: "Anwar Holid" wartax@yahoo.com   wartax

Mon Apr 20, 2009 7:17 pm (PDT)



[HALAMAN GANJIL]

Jujur Saja, Kejujuran Itu Bukan Simon Cowell
--Anwar Holid

Jujur Saja ialah nama rubrik di halaman terakhir Femina, majalah perempuan kota asli Indonesia. Saya baru sadar rubrik ini menarik setelah lama-lama setiap kali buka Femina, ternyata sering sekali tergelitik dan senyam-senyum oleh pertanyaan dan jawaban yang mereka lontarkan khusus kepada perempuan. Rubrik itu tampaknya menguji seberapa jujur mereka terhadap sesuatu.

Pertanyaan di rubrik itu masih biasa saja, termasuk umum, belum menyangkut hal-hal yang sangat sensitif. Jadi jawabannya pun sebenarnya masih yang bisa kita bayangkan. Di salah satu edisinya, Femina bertanya:
"Buku yang menginspirasi saya?" Jawaban semua orang beda. Salah satunya: Laskar Pelangi (Andrea Hirata). "Buku itu memberi semangat pada saya yang bersekolah di kota kecil untuk tak perlu merasa rendah diri jika dibandingkan lulusan kota besar," kata seorang gadis di Mojokerto.

Di edisi lain pertanyaannya mungkin bisa bikin malu: Angka merah waktu SMU? Atau waktu sedang heboh (Film) Ayat-Ayat Cinta, pertanyaannya ialah: Ayat-Ayat Cinta, Suka Atau Tidak? Alternatifnya memang cuma dua. Salah satunya: Tidak, kata seorang istri di Jakarta. Kata dia, "Mana ada wanita berpendidikan tinggi dan berpikiran modern yang rela diduakan? Itu sih maunya pria agar ada di atas angin." Yang suka bilang begini: "Banget, banget! Saya sampai nonton dua kali. Disuruh nonton sekali lagi, jawabannya: Dengan senang hati!" Jangan bayangkan yang jawab gadis berjilbab, yang jawab itu seorang gadis ayu berlesung pipi dari Bogor.

Rubrik itu membuat saya mengira-ngira, dalam hal apa saja kita jujur. Terhadap semua hal? Dulu, waktu mahasiswa, sedang asyik-asyiknya boys talk di kamar kost teman, seorang kawan mendadak melontarkan pertanyaan: "Berapa kali kamu masturbasi dalam seminggu?" JELEGER! Pertanyaan itu membuat saya mental. Rasanya saya ingin mati. Itu rahasia besar saya. Tapi bagaimana lagi? Toh mereka kawan-kawan akrab saya. Berterus-terang juga kayaknya baik-baik saja. Tapi ternyata saya masih takut jujur. Buktinya, jawaban saya justru mengelak, "Nggak tentu. Kalau lagi terdesak saja." Bagaimana kalau setiap hari saya terdesak oleh tekanan seksual, sementara saya sulit menyalurkan gejolak lewat cara lain? Jelas, saya gagal jujur bahkan kepada teman-teman akrab. Mungkin saya khawatir reputasi saya hancur di mata mereka.

Suatu hari saya ditanya seorang teman non-Muslim: Apa kamu pernah makan babi? Jawabannya: tidak. Bahkan sepotong kecil pun? Kayaknya iya. Di Lampung, waktu kecil, teman akrab saya waktu SD ialah orang Hindu. Rumahnya persis di samping saya. Mereka punya ternak babi. Tapi kalau mereka memberi berkat/sedekah makanan, mereka memberi ayam dan makanan yang dihalalkan Islam.

Teman saya meneruskan: Apa kamu pernah minum alkohol? Jawabannya: pernah. Mungkin dulu waktu SMP, waktu kumpul-kumpul malam minggu dengan teman-teman. Tapi setelah itu nggak pernah lagi. Saya bisa dibilang murni seorang teetotaler, orang yang benar-benar bersih dari alkohol.

Pernah merokok? Pernah. Tapi mungkin jumlah total yang pernah saya isap tak lebih dari 12 batang. Untuk beberapa hal, saya memang tidak melakukan apa pun. Saya tidak berzina, tidak merokok, tidak poligami, tidak korupsi, tidak pernah minum obat terlarang, tidak mengonsumsi narkoba. Untuk ini, saya jujur.

Pernah ngeganja? Pernah, dulu waktu mahasiswa, beberapa kali. Menurut saya harum asap ganja itu menggoda sekali.

Pernah mencuri? Pernah. Pencurian paling gila yang pernah saya lakukan ialah mengutil kaset album Superunknown (Soundgarden) di Aquarius Dago. Waktu itu saya sudah kuliah. Padahal waktu itu saya bawa uang, dan niatnya memang benar-benar mau beli album itu. Entah kejahatan apa yang mendesak pikiran saya waktu itu, tiba-tiba setelah perang batin dan dilanda ketakutan, pada satu kesempatan, saya memasukkan kaset itu ke saku pinggir celana. Yah, Tuhan masih melindungi saya dengan tidak langsung membuka aib itu di depan penjaga toko. Entah apa jadinya kalau saya kepergok penjaga toko. Boleh jadi saya bukan Anwar yang sekarang. Saya merasa berdosa sekali dan kapok. Album itu pun kini sudah saya jual dengan harga murah, tak sebanding dengan risiko yang saya hadapi. Gila, saya bisa senekat itu. Sulit membayangkan bahwa saya pernah bisa melakukan kehinaan seperti itu.

Apa kejujuran seperti itu akan membuat saya lebih baik?

Dalam hal apa kita berani jujur? Untuk hal-hal remeh yang tidak berbahaya? Untuk perbuatan yang kira-kira bisa meningkatkan citra diri? Apa jujur itu sejenis uji nyali? Kejujuran memang menakutkan. Coba tuding diri sendiri dan ajukan pertanyaan paling berani, pertanyaan yang membuat kita tersudut harus jujur. Beranikah kita jujur pada diri sendiri?

Coba uji kejujuran sendiri: Apa kamu menyimpan film atau gambar porno di komputer? Di Femina, gara-gara itu seorang istri memutuskan pulang ke orangtua setelah memergoki suaminya menyimpan banyak gambar porno perempuan gendut, padahal dia sendiri lagi diet.

Jujur saja: Apa kamu pernah selingkuh? Pernah menyuap? Pernah mencoba pelacur? Mencoba membohongi atasan? Berani menentang boss yang sok? Melawan pemerintah? Pernah menyediakan perempuan kepada klien sebagai bagian dari entertainment? Mengecewakan klien? Gagal berkarir? Pernah menampar pasangan?

Konon, tanda orang masih waras ialah dia berani jujur pada diri sendiri. Bila orang berani membohongi diri sendiri, dia "sakit." Tapi jujur pada diri sendiri pun sulit dan butuh keberanian untuk melakukannya. Mungkin beda aspeknya kalau seseorang masih perang batin apa perbuatannya baik atau buruk. Banyak gejala memperlihatkan orang suka menutup-nutupi kejujuran, berusaha mencari dalih. Misal dengan bersikap defensif atau marah. Orang mengenakan topeng untuk menyembunyikan kejujuran. Bila seperti itu, orang lain harus bisa membaca yang tersirat.

Ada kalanya orang baru bisa jujur karena terdesak dan terancam. Saya pernah menyaksikan seorang maling ampun-ampunan mengakui segala perbuatannya setelah dihajar oleh pegawai warnet. Dia kehabisan cara lain untuk menghindari hal yang lebih fatal, misal kematian. Saya membayangkan wajah yang bengap-bengap itu saya sendiri karena ketahuan mencuri kaset. Harus seperti itukah ketika orang dipaksa jujur?

Mungkin harus ditegaskan, orang harus jujur, entah dengan rela, terpaksa, atau karena takut. Agama menyatakan nanti di akhirat kejujuran orang akan dihitung satu demi satu untuk menentukan keadilan Tuhan. Jujur saja, saya takut menghadapi momen itu, membayangkan betapa banyak kejujuran yang masih saya sembunyikan di dunia ini.

Bila sudah begini, apa Anda masih akan menganggap kejujuran itu seperti Simon Cowell--juri American Idol--yang berlidah tajam dan tega terhadap semua peserta? Lebih dari itu, saudara-saudara.[]

Anwar Holid, jujur saja, masih kurang jujur terhadap orang lain.

5.

[ Inspirasi] Hemat pangkal kaya, hard work, smart work�.

Posted by: "Hari Suprapto" suprapto.hari@gmail.com   suprapto_hari

Mon Apr 20, 2009 7:20 pm (PDT)



dari milist tetangga:

Alkisah di sebuah pesantren, 2 orang santri yg telah selesai mengikuti
pendidikan nya menghadap kiyainya untuk mendapatkan nasihat terakhir sambil
pamitan hendak pulang

Salah satu nasihat sang kiyai berkaitan dengan masalah kekayaan, ialah ;
�����kalau kalian ingin kaya, maka kalau pergi bekerja jangan kena matahari dan
kalau makan banyakanlah lauknya�����. Kedua santri tersebut agak bingung juga
dengan pesan kiyai tersebut, tapi mereka telah sama2 tahu bahwa sang kiyai
suka memberikan pengajaran dengan memberikan pesan nya secara tersirat, dan
santri sendirilah yang berusaha mengartikan nbya. Kemudian kedua santri itu
pun mohon pamit.Setelah sampai di rumahnya masing2 mereka coba mereka-reka
apa maksud dari kiyainya tersebut.

Aneh juga pesan dari sang kiyai tersebut , cerita lengkapnya silakan simak ;
http://hdmessa.wordpress.com/2009/04/20/hard-work-smart-work-kisah-dari-pesantren/

------------

Alkisah di sebuah pesantren, 2 orang santri yg telah selesai mengikuti
pendidikan nya menghadap kiyainya untuk mendapatkan nasihat terakhir sambil
pamitan hendak pulang

Salah satu nasihat sang kiyai berkaitan dengan masalah kekayaan, ialah ;
�����kalau kalian ingin kaya, maka kalau pergi bekerja jangan kena matahari dan
kalau makan banyakanlah lauknya�����. Kedua santri tersebut agak bingung juga
dengan pesan kiyai tersebut, tapi mereka telah sama2 tahu bahwa sang kiyai
suka memberikan pengajaran dengan memberikan pesan nya secara tersirat, dan
santri sendirilah yang berusaha mengartikan nbya. Kemudian kedua santri itu
pun mohon pamit.Setelah sampai di rumahnya masing2 mereka coba mereka-reka
apa maksud dari kiyainya tersebut.

Setelah sekian lama waktu berlalu, pada pertemuan reuni pesantren datanglah
pula kedua bekas santri tersebut, namun jauh berbeda kondisinya, yg satu
jadi kaya raya, sedangkan yg satu lagi jatuh miskin.
Kemudian keduanya dipanggil oleh sang kiyai dan ditanyai, kenapa yg satu
bisa kaya, sedangkan yg lain nya jadi miskin ,padahal nasihat nya sama ?

Santri pertama yg miskin berkata, dulu kiyai bilang kalau ingin kaya, maka
kalau jalan pergi bekerja saya selalu pakai payung agar tak kepanasan kena
matahari. Sedangkan kalau makan, seusai pesan pak kiyai saya makan dengan
banyak lauk pauk yang mahal, sehingga boros pula pengeluaran saya. Sehingga
karenanya usaha saya pun tak maju sedangkan pengeluaran banyak, sampai
akhirnya bangkrut.

Hmmm, sang kiyai pun , hanya bisa terangguk angguk sambil tersenyum,
mendengar penuturan santrinya tersebut.

Ia pun bertanya pada santri yg kedua, sekarang kamu santri yg kedua, kenapa
kamu bisa kaya, dengan nasihat ku yg sama ?

Begini pak kiyai, karena pak kyai, bilang kalau pergi kerja tak kena
matahari, maka aku pergi kerja berdagang selepas subuh, sebelum matahari
terbit, dan pulang nya malam hari selepas magrib. Dan bila makan, maka aku
selalu makan dengan ikan teri, karena nasihat pak kiyai kalau makan,
banyakkan lauk nya.

Sang kiyai pun tersenyum, engkau santri ku yg kedua, telah mengartikan pesan
ku dengan cerdas, sehingga engkau kaya karena nya. Bersungguh2 dan rajin
dalam mencari rizki dan hidup hemat.

Sedangkan engkau santri yang pertama, kamu salah mengartikan nasihat ku,
sehingga engkau malah jadi malas, lamban dalam bekerja dan jadi pemboros.

Cerita singkat diatas adalah sekedar karikatur yang menggambarkan bahwa
sesungguhnya nasib seorang anak manusia, semisal dalam hal kekayaan
material, bergantung pada kegigihan, kerja kerjas dan kemampuan berpikirnya,
siapa yg cerdik, pandai dan bersungguh2 dalam berusaha, maka ia akan banyak
pula rezekinya.

Demikianlah hukum alam berlaku.. ,rajin dan hemat pangkal kaya, hard work,
smart work�����.
6.

[Inspirasi]sandal jepit sang raja

Posted by: "Dahlia Kartika Wirastuti" dahliakartikaw@gmail.com   cantik_maniez05

Mon Apr 20, 2009 7:20 pm (PDT)



Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia
memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar
istana, kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyata
jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."

Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk
melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik.
Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka
mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa
menghadap Maharaja. Ia berkata pada Maharaja, "Wahai Paduka, mengapa Paduka
hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri
ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit
sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja."

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita
sebut "Sandal".

*Renungan :*

*Ada** pelajaran yang berharga dari cerita itu. Untuk membuat dunia menjadi
tempat yang nyaman untuk hidup, kadangkala kita harus mengubah cara pandang
kita, hati kita dan diri kita sendiri, dan bukan dengan jalan mengubah dunia
itu.*

*Karena kita seringkali keliru dalam menafsirkan dunia. Dunia dalam pikiran
kita terkadang hanyalah suatu bentuk personal. Dunia kita artikan sebagai
milik kita sendiri, yang pemainnya adalah kita sendiri. Tak ada orang lain
yang terlibat di sana , sebab seringkali dalam pandangan kita, dunia adalah
bayangan diri kita sendiri.*

*Ya, memang jalan kehidupan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu.
Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu
agar kita tak pernah merasakan sakit, atau melapisi hati kita dengan kulit
pelapis agar kita dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?*
7.

(catcil) Apa yang dibutuhkan Anak?

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Apr 20, 2009 7:23 pm (PDT)



(catcil) Apa yang dibutuhkan Anak?

By: agussyafii

Pada satu hari dirumah Amalia kedatangan seorang ibu, ditengah kesibukannya masih menyempatkan untuk diskusi tentang Anak. Ibu mengalami kesulitan bagaimana mengurus anaknya. Saya bertanya pada sang ibu. 'Apa yang dibutuhkan oleh anak ibu?'

Ibu itu menjawab bahwa semua kebutuhan anaknya telah dipenuhinya. Saya katakan padanya anak membutuhkan kehadiran ibu dan ayahnya untuk memberikan rasa aman bagi anak. problem masyarakat perkotaan adalah ketika ayah dan ibunya bekerja untuk mencari nafkah, sementara anak bersama pembantu atau kerabatnya dirumah. Padahal sumber kekuatan dalam menghadapi tekanan hidup yaitu kehadiran orang tuanya.

Pada hari minggu sore kemaren Hana bermain bersama Hanif dan haikal. Ketika Hana bermain dilapangan bersama Hanif, kakinya Hana menginjak pecahan kaca, darahnya bercucuran. Istri saya berteriak. kami segera membawanya ke rumah sakit. Dirumah sakit malah terjadi adegan yang lucu. Saya disuruh keluar sama Hana. Hana bersama ibunya. Kaki Hana dijahit ada 6 jahitan. Itupun tidak ada teriakan Hana atau tangisan. Malah yang menangis saya sambil menunggu dipintu UGD.

Mengasuh anak buat saya sebuah bentuk cinta kasih tanpa syarat. Memberikan perhatian dalam kondisi apapun. Itulah yang dibutuhkan oleh seorang anak. Kehadiran orang tuanya sebuah kekuatan bagi sang anak. Dan saya menyaksikan sendiri bagaimana kuatnya Hana menahan rasa sakit dikakinya dengan enam jahit masih sempat bercanda sama mamahnya. Dipagi hari Hana terbagun, tiduran disamping saya sambil mengatakan, 'Hana sudah sembuh yah.' Tak kuasa air mata saya mengalir mendengar ucapan Hana.

---
Rasulullah pernah mengecup Hasan bin Ali (cucu beliau), sedangkan di sampingnya duduk Aqra' bin Habis at-Tamimi. Lalu Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun aku tidak pernah mengecup salah seorang pun dari mereka.' Kemudian Rasulullah
memandang kepadanya seraya bersabda, 'Siapa yang tidak menyayangi,
tidak akan disayangi.' (HR al-Bukhari dan Muslim).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431

8a.

[Artikel] Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Posted by: "Adiguna Sinaga" adiguna.sinaga@gmail.com   adiguna.sinaga

Mon Apr 20, 2009 7:46 pm (PDT)



Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah�����
Tuesday, 21 April 2009 09:12
Mengapa
setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita
Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan? Baca Catatan Akhir Pekan
[CAP] Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009
lalu. Dari
empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang
Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar
tentang Kartini. Judulnya: �����Mengapa Harus Kartini?�����

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia
ini mempertanyakan: Mengapa
Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati
Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak
ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong
tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan
merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut.
Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali
dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya
pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr.
Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik
'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul
�����Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita�����. Tulisan
ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. �����Kita mengambil alih
Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang
Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun
kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,����� tulis Harsja W.
Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja
juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan
sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita
yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul
Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We
Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu
tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia
(Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal,
papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah
Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif
mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia
menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa
pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah
lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan
Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk
menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh
monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah
memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat
memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We
Tenriolle. Wanita
ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir
dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah
Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo,
yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu
dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini
mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama
yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran
Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan
kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk
ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di
Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami
istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia
Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan,
Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga
bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: �����Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian
menjadi semacam sponsor
bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri
ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu
pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.�����

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang
wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita
Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern,
terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme
H.H. van Kol dan penganjur �����Haluan Etika����� C.Th. van Deventer adalah
orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun
1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door
Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan
judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit
terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang:
Boeah Pikiran (1922).

Dua
tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain
mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan
sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite
Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana
ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada
orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat:
�����Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri,
dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin
tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak
menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan,
percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.�����

Karena
itulah, simpul guru besar UI tersebut: �����Kita mengambil alih Kartini
sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang
Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun
kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.�����

Harsja
mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang
hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri
tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos
Kartini: �����Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita
ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus
berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira
sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.�����

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar
Bahtiar juga menyebut
sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi
Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke
Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja
dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan
Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana
dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi
Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum
wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan
Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di
Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang
sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal
Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi
jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia
tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau
Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih
jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini
dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya,
Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia
terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita
Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan
kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia,
Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh,
klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini
hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat
yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan
Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang
ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau
menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan
jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke
Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita
pertama, yakni Malahayati.

Jadi,
ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa
Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien?
Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa
Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien
tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan
berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki
visi keislaman yang tegas. �����Perputaran
zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita
tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus
berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang
lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan
berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan
terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,����� begitu kata Rohana Kudus.

Seperti
diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar,
penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar
bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan
Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis
Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam
dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah
lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda
untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan,
1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

�����Kecenderungan
ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah
nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir
abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis
selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan
mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya
pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.�����

Apa
hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya
kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama
Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu
sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya
kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:

�����Salam,
Bidadariku yang manis dan baik!... Masih ada lagi suatu permintaan
penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu
dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya
kepada beliau tentang hal berikut: �����Apakah dalam agama Islam juga ada
hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa
Barat?����� Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya
kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan
kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.����� (Lihat, buku Kartini:
Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah:
Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti
Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ<http://p.sj/>
.
Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam
upaya membantu penjajah Belanda untuk �����menaklukkan Islam�����. Mengikuti
jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para
Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri
sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar.
Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi
dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus
daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut
Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang
Snouck dalam �����penyamarannya����� sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh
banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai �����ulama�����. Bahkan ada yang
menyebutnya sebagai �����Mufti Hindia Belanda�����. Juga ada yang memanggilnya
�����Syaikhul Islam Jawa�����. Padahal, Snouck sendiri menulis
tentang Islam: �����Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan
ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai
dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun
tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.����� (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche
zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat
kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik
Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr.
Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat
Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu
strateginya, adalah melakukan �����pembaratan����� kaum elite pribumi melalui
dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck,
lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari
pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan
mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis,
rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka.
Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui
asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam
perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi
kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai
pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan
adat. (hal. 43).

Aqib
Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan
Islam di Indonesia: �����Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh
misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi.
Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan
menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam)
melalui asosiasi kebudayaan.����� (hal. 24).

Itulah
strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat,
strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk
�����menaklukkan����� Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini
semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan �����pribumi
Muslim����� sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan �����minder�����
sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak �����anak didik
Snouck����� ����� langsung atau pun tidak ����� yang sibuk menyeret Islam ke bawah
orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar,
bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama
tetap merasa telah berbuat kebaikan. [Depok, 20 April 2009/
www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM
dan www.hidayatullah.com

Source :
http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=9144:mitos-kartini-dan-rekayasa-sejarah-&catid=3:catatan-akhir-pekan-adian-husaini&Itemid=58
8b.

Re: [Artikel] Untuk Pahlawan Sejati-ku

Posted by: "Jojo_Wahyudi@manulife.com" Jojo_Wahyudi@manulife.com

Mon Apr 20, 2009 8:57 pm (PDT)



Untukmu

oleh
Jojo Wahyudi

Aku capek......
capek...............
capek sekali .......................

Rasanya hati ini sudah begitu pengap.....
betapa banyak rasa yang sudah aku kuburkan
aku pendam secara paksa
saat meladeni-nya setiap hari
saat mendengar celotehnya yang bernada complain
saat mengingatkannya minum obat
saat menyuapinya ketikat ia "enggan" bergerak
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, dibangunkannya hanya untuk
menemaninya ke toilet
bahkan saat aku harus menceraikan istriku, lantaran sikapnya yang selalu
bermusuhan

Apalagi yang bisa aku pertahankan saat ini
kesabaranku sudah berada di ambang batas............
Salahkah ya Allah bila aku juga complain

Pagi tadi habis sudah kesabaranku
saat aku harus segera ke kantor menghadiri meeting penting
sempat-sempatnya ia memintaku menemaninya ke tukang jahit
Dengan nada kesal, kutolak permintaannya
ku-bilang kali ini benar-benar tidak bisa mengikuti kemauannya
Seperti biasanya, ia tetap memaksaku..........
dengan nada tinggi kutolak, seraya pergi ke mobil
meninggalkannya tanpa menoleh kebelakang
Sekelebat kulihat kekecewaan yang dalam di matanya yang cekung

Dalam meeting, pikiranku kacau
apa yang terdengar dan terlihat bagai tak berbekas di kepalaku
semuanya hilang, konsentrasiku terpecah

Siangnya kutenangkan pikiran di Musholla
Sangat beruntung saat itu sedang berlangsung ceramah bulanan
yang rutin di laksanakan sebulan sekali oleh Majelis Taklim
Dengan gamblang Sang Ustadz memaparkan tentang "Surga"

Kurasakan sangat lambat hari menuju petang
tak sabar aku ingin segera pulang dan menemuinya
teringat pagi tadi kutinggalkan dengan kesedihan di matanya

Dalam perjalanan pulang terputar kembali rekaman masa lalu
memori yang secara tak sadar terlupakan
mungkin oleh kebanyakan anak manusia
saat ia tak mengeluh membawaku 9 bulan setiap waktu
saat ia dengan sabar menghentikan tangis "complain"ku
saat ia dengan rela memberikan seluruh waktunya untukku
saat ia dengan ikhlas memberikan susunya padaku
saat tengah malam ketika tidur nyenyak, ia terbangunkan untuk mengganti
popokku
bahkan saat ia harus menggadaikan nyawanya, lantaran posisi tubuhku saat
dilahirkan

Kembali terdengar ucapan Sang Ustadz saat ceramah siang tadi
"Andai seluruh isi Jabal Nur dan Laut Merah kau bayarkan,
belumlah cukup untuk melunasi hutangmu padanya"

Sampai di rumah, ada yang kurasa berbeda
yang biasanya ia selalu menungguku di teras rumah
kali ini tak terlihat bayangannya sekalipun
Tak sabar ingin aku menemuinya
di ruang TV keluarga, tak ada
kucari di kamarnya, tak ada
di dapur, tak juga ada
Ketika melewati kamarku baru kutemukan ia ada di dalam
dengan senyum-nya yang indah menyambutku
kenapa baru sekarang kuingat kalau senyum itu begitu indah

Di tangannya yang kering ada sehelai baju warna biru kesukaanku
"Selamat Ulang Tahun" katanya
Dug......... dadaku terhenyak, karena baju itu ia memaksaku ke tukang jahit
Rupanya ia ingin memberikan hadiah khusus untukku
tangannya yang renta tak sanggup lagi menjahitkan baju
seperti dulu yang biasa ia lakukan untuk kami sekeluarga
mata tuanya tak lagi bisa melihat jarum dan benang
Sebuah kebiasaan penuh kasih sayang yang tidak pernah dilakukan mantan
istriku sekalipun
yang hanya bisa membelinya di mall atau boutique

Beribu rasa dosa menghujam sanubari
dan berjuta penyesalan menari di sekelilingku

Hari ini, ijinkan aku .................
bersimpuh dan mencium kakimu IBU
Kau-lah Pahlawan Sejati-ku

(Dipersembahkan untuk seluruh IBU di dunia)

KRL Bojong - Jakarta 22 12 06

9a.

Makkah Sebagai Pusat Bumi

Posted by: "Mujiarto Karuk" mkaruk@yahoo.com   mkaruk

Mon Apr 20, 2009 9:01 pm (PDT)



Assalamualaikum Wr Wb

Bissmilahirohmaanirrohiim





Makkah���⒠��juga
disebut Bakkah���⒠��tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti
sebagai tempat yang pertama diciptakan.

Telah menjadi kenyataan ilmiah
bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang
sangat luas).

Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ���⒠��bukit���⒠��.

Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya
lantai dari Ka���⒠��bah (kiblat).

Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu
studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.

Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas
dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di
dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban adalah ya.

Nabi bersabda, ���⒠��Ka���⒠��bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari
tempat itu bumi ini diperluas.���⒠�� Dan ini didukung oleh fakta tersebut.

Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual
tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu
kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada
dia bahwa Ka���⒠��bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas
potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt
mengayun-ayun di Makkah?

Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah
adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan
arah kiblat di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu
ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan
jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar
hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia
terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak
yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya.
Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah
sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah
benua-benuanya.

Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan
keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237,
Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an,
menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah
kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu
diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa
lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang,
bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan
ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan
dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi.
Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di
Barat.

Allah berfirman di dalam al-Qur���⒠��an al-Karim sebagai berikut:

���⒠��Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab
supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan
penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..���⒠�� (asy-Syura: 7)

Kata ���⒠��Ummul Qura���⒠�� berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota
di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain,
dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata
ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah
juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan
pada awal kajian ini. Selain itu, kata ���⒠��ibu���⒠�� memberi Makkah keunggulan
di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada
tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan
gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar
diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya
dijadikan rujukan waktu dunia.

Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama
yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah
merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut,
dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris.

GMT dipaksakan pada dunia
ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris.

Jika
waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk
mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini.
Allah berfirman, ���⒠��Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.���⒠�� (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ���⒠��qutr���⒠�� yang berarti
diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak
diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter
lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan
bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa
Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di
Makkah, tempat Ka���⒠��bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan
langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)

Nabi bersabda, ���⒠��Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.���⒠��

Thawaf di Sekitar Makkah

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka���⒠��bah, maka ia
memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah
jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam
semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah
jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara
berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi
nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul
protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah
jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan
dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri
berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur
mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran
darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya.
Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara
berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di
dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar
pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

http://blogs.muxlim.com/DewiNagoya1247659548/makkah-sebagai-pusat-bumi/

9b.

Re: Makkah Sebagai Pusat Bumi

Posted by: "Roni Fahrozi" ronifahrozi@yahoo.com   ronifahrozi

Mon Apr 20, 2009 9:38 pm (PDT)



Artikel dan situsnya bagus Mas.

RoniF
http://indonesiafirst.comhttp://bankindo.com



________________________________
From: Mujiarto Karuk <mkaruk@yahoo.com>
To: tahajjud_call@yahoogroups.com; angkasareaders@yahoogroups.com; bahasa-quran@yahoogroups.com; eramuslim@yahoogroups.com; gambar-islami@yahoogroups.com; global_ummah@yahoogroups.com; HambaTuhan@yahoogroups.com; islamic-ebook@yahoogroups.com; keluarga-islam@yahoogroups.com; kmnu2000@yahoogroups.com; KotaSantri@yahoogroups.com; mencintai-islam@yahoogroups.com; nasional-list@yahoogroups.com; psikologi_transformatif@yahoogroups.com; rumahilmu@yahoogroups.com; sabili-net@yahoogroups.com; sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; shalat-doa@yahoogroups.com; syariahpublications@yahoogroups.com; Taman2Syurga@yahoogroups.com; tamanbintang@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 21, 2009 10:41:56 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Makkah Sebagai Pusat Bumi

Assalamualaikum Wr Wb

Bissmilahirohmaanir rohiim

Makkah���⒠��juga
disebut Bakkah���⒠��tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti
sebagai tempat yang pertama diciptakan.

Telah menjadi kenyataan ilmiah
bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang
sangat luas).
Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ���⒠��bukit���⒠��.

Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya
lantai dari Ka���⒠��bah (kiblat).

Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu
studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi.
Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas
dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di
dunia.
Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban adalah ya.
Nabi bersabda, ���⒠��Ka���⒠��bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari
tempat itu bumi ini diperluas.���⒠�� Dan ini didukung oleh fakta tersebut.
Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual
tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu
kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada
dia bahwa Ka���⒠��bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas
potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt
mengayun-ayun di Makkah?

Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah
adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan
arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu
ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan
jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar
hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia
terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak
yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya.
Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah
sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah
benua-benuanya.

Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan
keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237,
Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an,
menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah
kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu
diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa
lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang,
bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan
ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan
dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi.
Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di
Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur���⒠��an al-Karim sebagai berikut:
���⒠��Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab
supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan
penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya. .���⒠�� (asy-Syura: 7)
Kata ���⒠��Ummul Qura���⒠�� berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota
di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain,
dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata
ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah
juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan
pada awal kajian ini. Selain itu, kata ���⒠��ibu���⒠�� memberi Makkah keunggulan
di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada
tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan
gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar
diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya
dijadikan rujukan waktu dunia.

Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama
yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah
merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut,
dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris.

GMT dipaksakan pada dunia
ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris.

Jika
waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk
mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini.
Allah berfirman, ���⒠��Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.���⒠�� (ar-Rahman:33)
Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ���⒠��qutr���⒠�� yang berarti
diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak
diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter
lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan
bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa
Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di
Makkah, tempat Ka���⒠��bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan
langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
Nabi bersabda, ���⒠��Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.���⒠��

Thawaf di Sekitar Makkah

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka���⒠��bah, maka ia
memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah
jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam
semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah
jarum jam.
Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara
berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi
nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul
protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah
jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan
dengan arah jarum jam.
Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri
berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur
mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran
darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya.
Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara
berlawanan dengan arah jarum jam.
Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di
dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar
pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

http://blogs. muxlim.com/ DewiNagoya124765 9548/makkah- sebagai-pusat- bumi/

9c.

Re: Makkah Sebagai Pusat Bumi

Posted by: "Satriyo" lasykarlima@gmail.com   satriyo_as

Mon Apr 20, 2009 9:48 pm (PDT)



Terima kasih atas sharing info/ilmu nya mas Muji ...

salam,
satriyo

2009/4/21 Mujiarto Karuk mkaruk@yahoo.com

>
>
> Assalamualaikum Wr Wb
>
>
> Bissmilahirohmaanirrohiim
>
>
> Makkah�����juga disebut Bakkah�����tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu
> terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan.
>
> Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam
> di dalam air (samudera yang sangat luas).
>
> Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
> mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk �����bukit�����.
>
> Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai
> dari Ka�����bah (kiblat).
>
> Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling
> purba di bumi.
>
> Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran
> dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.
>
> Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini?
> Jawaban adalah ya.
> Nabi bersabda, �����Ka�����bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat
> itu bumi ini diperluas.����� Dan ini didukung oleh fakta tersebut.
>
> Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat
> tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari
> waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa
> Ka�����bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini
> tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?
>
> *
> *
>
> *Makkah Pusat Bumi*
>
>
> Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah
> pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat
> di kota-kota besar di dunia.
>
> Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia
> mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak
> masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk
> memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
>
> Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh
> program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan
> variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa
> yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
>
> Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai
> titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya.
>
> Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar
> benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
>
> Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan
> hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi
> lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
>
> Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi
> terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di
> sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke
> arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
>
> Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud
> untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi
> ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
>
> Allah berfirman di dalam al-Qur�����an al-Karim sebagai berikut:
>
> �����Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu
> memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk
> (negeri-negeri) sekelilingnya..����� (asy-Syura: 7)
>
> Kata �����Ummul Qura����� berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di
> sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang
> lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu)
> mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
>
> Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga
> merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal
> kajian ini. Selain itu, kata �����ibu����� memberi Makkah keunggulan di atas semua
> kota lain.
>
> *
> *
>
> *Makkah atau Greenwich*
>
>
> Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah
> bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi
> yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah,
> bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
>
> Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang
> lalu.
>
> Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan
> wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak
> melewati Greenwich di Inggris.
>
> GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah
> jajahan Inggris.
>
> Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk
> mengetahui waktu shalat.
>
> *
> *
>
> *Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit *
>
>
> Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah
> berfirman, �����Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
> (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
> menembusnya melainkan dengan kekuatan.����� (ar-Rahman:33)
>
> Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata �����qutr����� yang berarti diameter, dan
> ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
>
> Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter
> lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi).
> Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga
> berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
>
> Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah,
> tempat Ka�����bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh
> bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
> Nabi bersabda, �����Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy,
> sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.�����
>
> *
> *
>
> *Thawaf di Sekitar Makkah*
>
>
> Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka�����bah, maka ia memulai
> dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal
> itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga
> galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
>
> Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan
> dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel
> berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk
> dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai
> gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.
>
> Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan
> dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri
> sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai
> gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya
> dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.
>
> Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
> Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam
> galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada
> porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
>
>
>
>
>
> http://blogs.muxlim.com/DewiNagoya1247659548/makkah-sebagai-pusat-bumi/
> .
>
>
>

--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
>> al-Ra'd [13]: 28
10a.

[Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru

Posted by: "java_angel_07" java_angel_07@yahoo.co.id   java_angel_07

Mon Apr 20, 2009 9:41 pm (PDT)



WANITA2 EKSTRAVAGANSA VS KARTINI-KARTINI BARU
(dedicate for all Indonesian Women to commemorate RA. KARTINI)

***WANITA JAMAN FEODAL***����

KELAS BANGSAWAN

Wanita dikukung pada tiang-tiang besi, dibelengu jiwa dan raga,
dibentengi dengan aturan dan adat.
Masih sebagai wanita, dilingkupi ketrampilan wanita, membatik dengan
canting, dan menenun benang menjadi kain.
Wanita melukis Indah dalam seni, tangan trampil wanita, di gunakan untuk
mengolah seni menjadi lebih sempurna.
Dicukupi segala rupa, tapi tak ada hak berbicara, berjalan merunduk,
"laku dodok" adanya.����
Berada disana hanya untuk menunggu pinangan.
Seseorang yang masih akan jadi kejutan, gembira atau lara bersamanya?,
tertawa atau gudah gulana?, nasib !, itulah yang harus di ingat wanita
berjarit dengan mulut rapat, tak ada hak bicara.
DIpingit ketika usia memasuki baligh, 12 tahun, hingga waktu ditentukan
untuk dipinang.
Menekuri nasib untuk kembali terbelenggu tak bisa berharap banyak selain
menunggu.����

Kartini dalam benteng tinggi membelenggu, menyurak lembut, memberontak
pada tatanan dengan cara yang anggun lewat "TULISAN TANGAN"
habis gelap terbitlah terang.

KELAS PRIBUMI

Wanita pribumi jauh lebih beruntung, tidak di kekang tembok, tapi tetap
terbelenggu oleh aturan dan tatanan, yang ini lebih tak manusiawi karena
di tindas feudalism.����
Dipekerjakan sebagai tenaga kasar di sawah, siang dan malam, kekurangan
sandang, pangan, dan papan, kadang di perkosa keadaan.
Masih lebih baik karena tidak mengerti, di didik bodoh, buta huruf, dan
pasrah pada nasib .
Menerima keadaan apa adanya, sedang wanita bangsawan, sibuk membaca,
tahu semua salah, tapi tak bisa berbuat apa-apa, lebih sakit, lagi.

Kartini berjuang membebaskan dia merangkul semua unsur, bergerak cerdik
dan cerdas, serta berani. Untuk wanita seusia dia dijamannya, dengan
adat istiadat yang sedemikian membelenggu.
Berusaha keras mencerdaskan wanita bangsanya, membuka cakrawala
berfikir, dan mencerahkan.
Kartini berani dalam jarit yang terikat rapat, dalam kendit yang
menyesakkan.

Semua tak ada malas, di jaman Kartini, berusaha keras bahu-membahu
mengubah nasib.
Bahasa surga berkata " Allah tidak akan berubah nasib suatu kaum,
tanpa kita mau mengubahnya".
Berjuang mereka, bukan untuk emansipasi, berjuang mereka bukan untuk
mengalahkan laki-laki, berjuang mereka bukan untuk mejadi terbaik, tapi
berjuang mereka untuk menjadi manusia utuh, di akui ada, dan memperoleh
pendidikan yang sama, bergerak sesuai karya, tanpa melupakan kodratnya.

Kartini ingin wanita Indonesia, tidak hanya duduk diam dan menunggu,
tapi berjuang dan ikut membantu, kala suami tak mampu memberi, kala
suami tak mampu berdiri sendiri, kala suami sakit berhari-hari, kala
suami tak mampu menafkahi, maka perempuan harus angkat senjata terjun
berjuang memberikan semua ikhlas untuk keluarga, menggantikan posisi
suami jika perlu, tanpa menghina, juga lupa, dan tak ada keluh.

***WANITA JAMAN SEKARANG ***

KELAS ATAS

Dimanja fasilitas, terlalu maju pola fikir, tak ada tantangan lagi,
kehilangan canting dan alat tenun, sebagai alat produksinya.����
Bergerak meniru revolusi gander di belahan dunia lain, melupakan sejarah
wanita Pribumi Indonesia, melupakan filosofi Ken Dedes, Dewi Sri, Cut
Nyak Dien, Dan Laksamana Malahayati.

Melupakan cita-cita mulia Kartini, mengataskan namakan semua sebagai
Emansipasi, bergaya dungu dan tuli, menutup telinga kala anak menjerit.

Memaksakan diri sama, secara fisik, secara nurani, secara hati, dan
secara jiwa, mengatakan aku juga bisa jadi laki-laki.

Hanya bisa dipanggil cantik tanpa bisa dipanggil simpatik
Wanita berpoles wajah, bersolek tak ada cela, bergaya binal, melenggok
mesra, mengudang syahwat, menari, menyanyi, berolah tubuh, merangsang
birahi, menghela nafas, dengan baju-baju minim, minim nurani, minim
harga diri.

Duh�����!, wanita yang dimuliakan, jadi budak seks kadang kala.
Meradang Kartini dipeluk bumi, menangisi hasil perjuangan, disalah
gunakan.

Cepat mengeluh, dan berputus asa, tenggelam dalam dunia EKSTRAVAGANSA.

Sebagian yang lain karena kemalasan melacurkan diri demi kesenangan dan
kepuasan birahi, demi membeli produk-produk luar negeri, bergerak
menjadi konsumtif kelas tinggi.
Merebut ayah dari anak dan istrinya, demi sebuah kesenangan semu sesaat,
melupakan dirinya wanita, melupakan harga dirinya dan jati diri,
Pribadi indah wanita Indoensia.

KELAS BAWAH

Mengais terpaksa menjadi pemulung, mengangkut beras terpaksa karena tak
ada daya, akibat pendidikan jalur dan sentuhannya kurang merata, atau
ekonomi yang menjerat bagai jala.

Mendengus keringat beradu tubuh, bergulat menggeliat, bersetubuh.����
Demi sepotong roti yang tak utuh.
Memperjuangkan sekolah anak dan makannya, melacur demi menyambung hidup.

Berkata dia, "Aku harga diri adalah beda tipis, kala aku bertahan
pada harga diri, maka anak-anak akan mati". (tragis nian, sedih
nian, speechless)����

Sebagian yang lain, menyurak sampah beradu bau, memikul timah, membawa
karung, menuju tirai tipis nasib, membelenggu diri pada rutinitas kerja
yang sama demi orang-orang tercinta.
Ikhlas nian, tabah nian, kuat nian.

Manakah gambaran Kartini sebenarnya?
Aku lebih cenderung Kartini ada di kelas bawah kehidupan wanita jaman
sekarang.
Kartini hidup disela-sela rumah beratap kardus beralas Koran, Kartini
hidup disela mimpi langit biru orang-orang teraniaya.����
Kartini ada mempertahankan hidupnya, berarti walau hanya untuk keluarga
semata.
Kartini modern hidup dipandang sebelah mata, pada lapisan kelas
bawah�����.merekalah yang layak di panggil Kartini.
Lewat ���������������.
Perjuangan dan pertahanan hidupnya yang sungguh luar biasa.

YULYANI DEWI, 20 APRIL 2009
(merangkai jari pada tuts computer, dengan nafas tertahan)

����

10b.

Re: [Artikel] Wanita-wanita Ekstravaganza VS Kartini-Kartini Baru

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Mon Apr 20, 2009 10:42 pm (PDT)



Wah met hari Kartini ya mbak. Mbakku yang satu ini rajin nulis
masak kartini modern masih hidup dalam kelas-kelas mbak. berarti masih sekolah dong? :D

~sis~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "java_angel_07" <java_angel_07@...> wrote:
>
> WANITA2 EKSTRAVAGANSA VS KARTINI-KARTINI BARU
> (dedicate for all Indonesian Women to commemorate RA. KARTINI)
>
> ***WANITA JAMAN FEODAL***����
>
> KELAS BANGSAWAN

11a.

Bls: Ada Yang Punya Pengalaman Buruk Jadi Jobseeker? Help Me Please.

Posted by: "reikha lila" reikhalila@yahoo.co.id   reikhalila

Mon Apr 20, 2009 10:13 pm (PDT)



salam... cheya, kalo untuk pengalaman ditipu dalam nyari kerja sudah sangat banyak dan mungkin semua orang pernah mengalami.. dan kalau di ceritaain sy rasa ga perlu hanya saja berhati-hatilah dan selektiflah dalam berhubungan dengan oranng lain. dan kadang2 kita akan tahu kekurangan dan kelebihan kita justru pada saat kita di tipu "gagal" mendapat yg sangat kita inginkan. kita jadi tahu bahwa dalam hidup penuh warna. tinggal kita aja warna apa yg meronai penjalanan hidup.. so, sukses slalu.
12.

(catcil) Kekuatan Kebaikan

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Mon Apr 20, 2009 10:14 pm (PDT)



Kekuatan Kebaikan

By: agussyafii

Perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia sebab kebaikan yang kita tanam akan kita menuai. Begitulah saya belajar dari banyak orang yang menyakini bahwa berbuat baik adalah solusi dari masalah yang dihadapinya. Bahkan kebaikan memberikan kekuatan dalam menghadapi kesulitan hidup bagi yang melakukannya.

Itulah yang juga diyakini oleh seorang ibu yang saya kenal. Kegigihannya dalam berbuat baik untuk orang-orang sekelilingnya sangat luar biasa. Para ibu majelis taklim dibantunya untuk berkreasi membuat kue yang laku dipasarkan. Juga kebiasaannya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu dan kebiasaannya menyantuni anak-anak yatim.

Semangat untuk berbuat baik yang dilakukan justru didorong ketika dokter memvonis dirinya tidak akan pernah memiliki anak, kondisi keluarga menjadi terguncang. Perkawinannya yang menginjak enam tahun, diusianya yang berkepala tiga tentunya masih masa subur untuk punya anak. saya dan suami lemas lunglai, begitu katanya disaat dokter menyampaikan hasil pemeriksaan dirinya sudah kurang subur. Dokter menganjurkan untuk menjalani laporskopi, untuk melihat apakah ada kelainan dalam rahim. Itupun tidak menjamin dirinya bisa hamil.

Ditengah kondisi kehancuran hatinya, dirinya ikhlas dan membuat lebih dekat kepada Alloh SWT. menjalankan ibadah sholatnya menjadi lebih khusyu' dan semangat menolong orang disekitarnya begitu luar biasa. Sampai Sang Ibu lupa tentang masalah yang dihadapinya.

Pada saat saya menyarankan padanya agar mengasuh anak yatim, tanpa berpikir panjang Sang ibu itu mengasuh seorang bayi yang ibunya meninggal disaat melahirkan. Dengan cinta kasih diasuh anak itu Sampai tumbuh sehat. Disaat anak itu sedang lucu-lucunya karena mulai bisa merangkak, tiba-tiba keajaiban itu datang. Ibu itu terlambat mens. Pada awalnya dianggap biasa saja namun ketika dibawa ke dokter ternyata positif hamil.

Bayi perempuan yang dilahirkan begitu manis dan cantik dan sekarang sudah bisa berjalan. Ucapan puji syukur kehadirat Alloh SWT tiada henti dipanjatkan. Tak kuasa menahan air mata karena bahagia itu telah hadir.

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431


13a.

[catcil] Hidup Adalah Sekolah

Posted by: "b_yati" b_yati@yahoo.com   b_yati

Mon Apr 20, 2009 10:15 pm (PDT)



Aku suka membaca setiap email dari anggota sekolah kehidupan dan
terkadang aku menganggap bahwa yaa begitulah kehidupan, penuh dengan
warna kadang suka, duka, haru dan penuh "bintang".

Aku bekerja sebagai seorang konselor di sekolah yang menangani berbagai
masalah, yaa walau hanya anak SD, tapi kalau sudah terjun di dalamnya
wuih pasti akan terkaget2 bahwa mereka semua punya masalh2 yang bahkan
lebih rumit di bandingkan orang dewasa.

tapi.. itu lah kehidupan, sebelum aku menjadi seorang "penasehat", aku
kadang menganggap semua masalah dengan sepele, aku selalu menganggap
bahwa setiap peristiwa akan bisa diselesaikan mudah dengan waktu, tapi
setelah menjalani hampir 4 tahun, aku mulai merenung dan mulai banyak
berubah, dan semua itu karena "anak-anak" tercintaku yang hampir
berjumlah 1200 anak dengan berbagai karakternya.

hidup adalah sekolah bagi kita semua, belajar menjadi lebih dewasa,
belajar menjadi lebih bijaksana, belajar memahami orang lain dengan
tidak egois dan belajar menjadi diri sendiri.

Saat ini pun bahkan mungkin sampai selamanya, kita akan terus belajar
dan belajar melalui sekolah yang namanya sekolah kehidupan...

13b.

Re: [catcil] Hidup Adalah Sekolah

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Mon Apr 20, 2009 10:30 pm (PDT)



Benar bu,

belajar tidak harus secara formal
belajar bisa dari kehidupan
belajar bisa dari kita bergaul
dan belajar bisa darimanapun datangnya.

Selamat yach. ternyata saya berhadapan dengan seorang konselor. lain kali bisa belajar banyak tentang kehidupan konselor dan salam dengan anak didiknya bu. ditunggu cerita berikutnya yach....

~sismanto~

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "b_yati" <b_yati@...> wrote:
>
> Aku suka membaca setiap email dari anggota sekolah kehidupan dan
> terkadang aku menganggap bahwa yaa begitulah kehidupan, penuh dengan
> warna kadang suka, duka, haru dan penuh "bintang".
>
> Aku bekerja sebagai seorang konselor di sekolah yang menangani berbagai
> masalah, yaa walau hanya anak SD, tapi kalau sudah terjun di dalamnya
> wuih pasti akan terkaget2 bahwa mereka semua punya masalh2 yang bahkan
> lebih rumit di bandingkan orang dewasa.

14.

Apa Kabar Ilalang?

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Mon Apr 20, 2009 11:44 pm (PDT)



Setangkup caci terdampar di jajaran asa
kembali terbujuk... menyinggahi hati
walau sekejab terkungkung sengaumu...
aku kian terkesima di kurukan ranting
����
Apa kabar ilalang?
tanyaku masih terserak dalam kasusmu
dimana parasmu berkeringat?
biar aku mencerna jejaknya
����
Konon... aku mengusir silaumu...
dengarlah... apa rasaku berjingkat?
aku sungguh merepihmu di dusun ini...
tetap melihatmu...���� walau kau telah hilang :-)
����
20.04.09
Flacheya@gmail.com

15.

Rethinking Kartini: Dalang atau Wayang?

Posted by: "Satriyo" lasykarlima@gmail.com   satriyo_as

Tue Apr 21, 2009 12:13 am (PDT)



>
> Kartini: Dalang atau Wayang?
>
> Jakarta, 21 April 2009, 13:18 WIB
>
> Tanggal 21 April tidak lagi asing bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
> Pada hari ini, mereka memperingati Hari Kartini tanpa memandang suku atau
> usia. Peringatan ini dilakukan dengan beragam cara dan acara. Konon
> peringatan ini dilakukan sekadar untuk mengingat jasa-jasa Kartini dalam
> emansipasi perempuan Indonesia. Bahkan dalam acara-acara �����ilmiah����� hingga
> sejumlah tulisan baik lepas ataupun buku, Kartini tidak hanya berhenti pada
> emansipasi tapi juga menjadi tokoh pergerakan perempuan, jika tidak pejuang
> perempuan atas persamaan hak dan kesetaraan gender. Benarkah klaim ini?
> Tulisan ini tidak bermaksud merendahkan jasa Kartini.
>
> Siapakah Kartini? Apakah saja jasa-jasa yang telah ia perbuat itu? Dua
> tulisan yang membahas hal ini muncul bulan ini di Jurnal Islamia, Harian
> Republika, edisi Kamis, 9 April 2009 (Mengapa Harus Kartini?) dan di situs
> Hidayatullah.com (Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah) berturut-turut oleh
> Tiar Anwar Bachtiar, MA dan DR Adian Husaini, Ma. Tiar mencoba mengingatkan
> akan peran serta nyata dan aktif tokoh perempuan Indonesia seperti Dewi
> Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang. Dua perempuan ini
> pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Yang mereka lakukan
> lebih dari yang dilakukan Kartini. Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya
> berwacana tentang pendidikan kaum perempuan. Ia bahkan berhasil mendirikan
> sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri
> di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung.
>
> Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya.
> Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School
> (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai
> saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis perempuan pertama
> di negeri ini. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif
> menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung
> melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu
> (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya
> Sumatera (Medan).**
>
> Tiduk kurang Prof Dr Harsja W Bachtiar, guru besar UI, demikian Adian
> Husaini, sudah berusaha mempertanyakan �����pengkultusan����� kepahlawanan Kartini.
> Secara halus beliau mencoba menyatakan ini dalam bukunya, Satu Abad Kartini
> (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4). Beliau
> memaparkan bahwa jauh sebelum Kartini, sudah ada tokoh-tokoh perempuan lain
> yang jasanya lebih nyata dalam berperan aktif sebagai anak negeri. Sebut
> saja Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan
> Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Tapi menurut Harsja, dua
> perempuan itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita
> Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita
> Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.
>
> Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif
> mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia
> menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya,
> ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Sultanah memerintah Aceh cukup lama,
> yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria
> maupun untuk wanita. Siti Aisyah We Tenriolle bukan hanya dikenal ahli dalam
> pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang
> Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar
> dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio.
> Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908,
> wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern
> pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.
>
> Menarik untuk melihat opini Adian yang mengaitkan antara agenda atau
> tepatnya propaganda kolonialis Belanda dengan memanipulasi sosok Kartini.
> Hal ini menurut Harsja W Bachtiar dicapai diantaranya dengan menerbitkan
> korespondensi Kartini dengan teman-teman Belandanya dalam sebuah buku, *Door
> Duisternis tot Licht*, yang diterbitkan lebih dari enam tahun setelah
> Kartini wafat di usia 25 tahun, pada tahun 1911, oleh J.H. Abendanon,
> Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan. Edisi bahasa Inggrisnya
> terbit dengan judul *Letters of a Javaness Princess*. Sedangkan,
> terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah
> Pikiran (1922). Perhatian Abendanon terhadap Kartini bersaudara adalah atas
> dorongan dari Cristiaan Snouck Hurgronje, pakar Islam dan penasehat
> pemerintah Hindia Belanda.
>
> Di sini dapat dilihat kaitan Snouck dan upaya penokohan Kartini yang Muslim
> dan Jawa sebagai ikon perjuangan perempuan di wilayah kononial Hindia
> Belanda. Sulit untuk diterima bahwa sejarah Indonesia yang hingga masa
> Kartini itu berhias nama-nama kesohor para perempuan yang karya nyatanya
> menggugurkan stereotipe ketertindasan perempuan Nusantara itu sama-sekali
> tidak diketahui kolonialis Belanda. Justru fakta inilah yang memaksa Belanda
> mencari sosok lain untuk merepresentasikan agenda kolonial di Nusantara
> secara halus. Belanda tidak ingin anak-anak bangsa generasi penerus kenal
> dan mengagumi Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat,
> Siti Aisyah We Tenriolle, Panglima Angkatan Laut Malahayati, Cut Nyak Dien,
> Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, Cutpo Fatimah,
> Dewi Sartika dan Rohana Kudus.
>
> Belanda dan kekuatan asing serupa lainnya, baik langsung maupun via
> antek-anteknya, tidak akan mau generasi penerus mengikuti pesan Rohana
> Kudus, �����Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai
> laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya.
> Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan
> yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan
> berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi
> dengan mempunyai ilmu pengetahuan.�����
> Untuk itulah Kartini, sosok Muslimah yang cerdas dan kritis, salah satu
> istri Wedana di Jepara, yang ikhlas dan tulus menginginkan persamaan
> pendidikan kaum perempuan di lingkungan ningrat Jawa, menjadi tumbal Belanda
> dan antek-anteknya, menjadi salah satu wayang yang patuh dimainkan sesuai
> skenario dan irama dalangnya. Parahnya lagi, generasi penerusnya memamah
> begitu saja propaganda penjajah ini dan dengan bangga makin menumbalkan
> ketulusan dan keikhlasan Kartini, yaitu membebaninya dengan emansipasi,
> kesetaraan gender, dan sederet agenda feminis lainnya.
> Apa ya komentar Kartini terhadap Suami-suami takut Istri? ^_^
>
> *Satriyo *
>
>
> --
> Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
> >> al-Ra'd [13]: 28
16.

(Inspirasi) Dilarang Buang Sampah Sembarangan

Posted by: "Jenny Jusuf" j3nnyjusuf@yahoo.com   j3nnyjusuf

Tue Apr 21, 2009 12:30 am (PDT)



Sebagai seseorang yang belum lama beredar di blogosphere (dua tahun? Nggak ada apa-apanya itu mah, dibanding ibu ini, jeung ini, dan bapak ini ���⒠�� hai, Senior! ;-D), saya tidak terlalu paham kebiasaan para peselancar maya ketika berinteraksi melalui commenting system. Sejauh yang saya tahu, comsys merupakan sarana interaksi antara seorang blogger dengan para pembaca blog-nya, juga wadah komunikasi antar sesama blogger. Itu thok.

Di
awal perintisan karir (halah!), saya sering sekali ���⒠��meloncat���⒠�� dari satu
blog ke blog lain, melihat-lihat isinya sekilas, dan tancap gas setelah
meninggalkan jejak di comsys. Tujuannya? Biar eksis ateuh. Saya sendiri sangat suka membaca komentar-komentar yang dituliskan orang di comsys saya, entah itu respon pembaca, sesama blogger yang juga sedang berjuang untuk eksis, atau sekadar balasan basa-basi dari pemilik blog yang pernah saya singgahi.

Setelah menjalin pertemanan dengan beberapa blogger,
kebiasaan saya berkomen-ria-supaya-eksis digantikan dengan kegemaran
baru: menyampahi blog orang. Salah dua rumah maya yang sering saya
���⒠��sampahi���⒠��, tentunya milik ibu ini dan jeung ini.

Maksud
���⒠��nyampah���⒠�� di sini adalah meninggalkan komentar garing atau celetukan
omong-kosong nan sektoral yang tidak ada kaitannya dengan entri yang
dipublikasikan. Atau, kalaupun ada, porsinya kecil. Yang penting bukan
korelasi antara komentar dengan entri, tapi ya... sekadar memeriahkan
suasana. Dan walaupun sudah dianggap basi oleh sebagian blogger senior orang, saya tetap suka menuliskan PERTAMAX kalau kebetulan menemukan entri baru yang masih gersang. ;-D

Di
satu sisi, meskipun judulnya ���⒠��nyampah���⒠��, saya selalu berusaha
memperhatikan rambu-rambu etika dalam berkomentar, seperti tidak
mendiskreditkan siapapun, tidak mencela orang (dalam konotasi negatif
ya, kalau bercanda mah sering), dan kalau kebetulan tergerak untuk berkomentar dengan benar
mengungkapkan pendapat ���⒠��meskipun perspektif saya berseberangan dengan
penuturan sang empunya blog���⒠�� saya selalu berusaha menuliskannya dengan
baik. Minimal sopan. Setidaknya, saya menghindari unsur-unsur
brutalisme dalam komentar yang saya berikan (maksudnya brutalisme?
Kasar, sradak-sruduk, main hakim sendiri, main hajar).

Sebagai
peselancar ranah maya yang juga punya blog sendiri, saya tidak
memungkiri bahwa setiap tulisan yang saya taruh di blog ���⒠��begitu ia
muncul di halaman utama sebagai sebuah entri���⒠�� secara otomatis menjadi
���⒠��milik umum���⒠�� yang bisa dibaca dan dikomentari siapa saja. At least, itu konsekuensi dari mempublikasikan tulisan yang bisa diakses semua orang.

Sampai sekarang, saya belum berminat memoderasi comsys, meski beberapa teman sudah melakukannya dari jauh-jauh hari. Saya juga tetap anteng ketika seorang kawan berkomentar, ���⒠��Tunggu aja, nanti juga ada waktunya kamu harus moderasi komen-komen yang kamu terima.���⒠��

Sejauh ini, saya belum pernah mendapatkan komentar ngajak berantem yang langsung di-posting di blog saya, meski comment box
tidak dimoderasi. Namun, saya sempat merasa prihatin ketika menjelajah
blog milik beberapa teman, yang karena satu dan lain hal, menuai cukup
banyak komentar miring. Bahkan tidak hanya di comsys.

Seorang teman baru-baru ini menutup shout box
di blog-nya, lantaran tidak tahan dengan sampah yang terus dijejalkan
ke sana oleh orang-orang tanpa identitas jelas yang -entah bagaimana-
merasa berhak ikut campur dalam kehidupan pribadinya seenak jidat.
Kasar. Nyinyir. Semena-mena. Main hakim sendiri. Kadang sampai
melontarkan kata-kata yang tidak pantas dituliskan di blog pribadi
orang lain. Pasalnya sederhana saja, persepsi yang dimiliki teman saya
tidak bisa diterima oleh para pengunjung blog-nya. Tidak sejalan dengan
paham yang mereka yakini. Tidak seiring dengan konsep ideal mayoritas.
Atau semata-mata dianggap berseberangan dengan logika. Dan lucunya,
para pengunjung blog ini seolah lupa bahwa mereka hanyalah tamu di
rumah maya milik orang lain.

Saya membaca komentar-komentar itu
dan bertanya-tanya, begitu tipiskah toleransi yang kita miliki atas
kesenjangan persepsi, perbedaan prinsip, atau apa pun yang terjadi di
rimba internet tanpa batas ini? Yup, dunia maya yang
kita diami bersama ini memang bagai hutan rimba. Tanpa batasan. Tanpa
aturan baku. Tanpa hukum. Yang ada hanya lajur tipis etika tanpa label
yang muncul dari kesadaran pribadi para penghuninya dan mereka yang
senang bermain-main di dalamnya. Dan, sejauh yang berhasil saya amati,
memang hanya itu yang menjadi pagar kita dalam berinteraksi satu sama
lain: kesadaran pribadi.

Tidak ada salahnya mengadu perspektif
yang kita miliki. Tidak ada salahnya mengungkapkan pendapat secara
blak-blakan. Tidak ada salahnya melontarkan ketidaksetujuan atas suatu
hal. Tidak ada salahnya berseberangan pendapat dan mendiskusikannya
secara terbuka. Semua patut dihargai. Semua patut mendapat perhatian.
Objektif atau subjektif. Benar atau salah. Semua menjadi relatif, dan
tidak ada yang keliru dengan itu. Namun, ketika kesenjangan persepsi
dikomunikasikan dengan sesuka hati -melalui beragam asumsi dan komentar
yang main hajar semaunya dan main hakim sendiri- bagi saya ada sesuatu
yang tidak sehat di sana. Komentar-komentar semacam ini bukan lagi
���⒠��sekadar���⒠�� pendapat yang layak memperoleh perhatian, melainkan sampah
yang mengganggu. Bukan lagi tak sedap dibaca, namun sudah mencemari
batin. Menjadi polusi hati dan pikiran. Mengundang penyakit.

Saya
tidak ingin berceloteh panjang-lebar tentang bagaimana menyikapi
perbedaan perspektif. Saya tidak akan mengoceh tentang prinsip-prinsip
kesopanan seperti guru Pendidikan Moral jaman baheula yang jawaban ulangannya selalu ketebak. Saya tidak menuliskan ini untuk menggurui.

Saya
hanya satu dari sekian banyak penghuni ranah maya yang mencintai lahan
tempat saya bermain-main ini. Mungkin memang terlalu muluk untuk
mengharapkan yang indah-indah di hutan rimba ini, tapi setidaknya saya
ingin memelihara harapan itu sedikit lebih lama. Dan untuk itu, saya
cuma punya satu pesan, yang mudah-mudahan layak mendapat tempat di hati
kita semua, atau paling tidak, berhasil mencuri sepotong perhatian agar
upaya saya menuliskan ini tidak sia-sia.

Rimba ini, meski tak
berpagar dan tak memiliki undang-undang, adalah tempat yang patut kita
jaga bersama agar tetap nyaman ditinggali.

Caranya?

Sederhana saja.

Jangan buang sampah sembarangan.

-----

ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com

17.

[Kesehatan] Mengurangi Stroke Dengan Musik

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Tue Apr 21, 2009 12:59 am (PDT)



Mengurangi Derita Stroke Dengan Musik

musik 2 Mengurangi Derita Stroke Dengan MusikPenderita stroke biasanya menjadi tidak awas akan keadaan di sekitar. Mereka menjadi tidak perhatian dan kurang sensitif. Namun dengan musik, hal tersebut dapat dikurangi.

Hal itu disampaikan oleh Dr David Soto dari Universitas Imperial London. Menurut hasil penelitiannya, musik dapat mengaktifkan beberapa area otak yang rusak karena stroke.

Penelitian dilakukan terhadap tiga pasien penderita stroke yang telah kehilangan kepekaan mereka terhadap lingkungannya. Ketiganya di tes dengan mendengarkan musik yang mereka suka, musik yang mereka tidak suka, serta tak mendengarkan musik sama sekali.

Ketiganya memiliki daya mengenal bentuk dan warna lebih baik saat mendengarkan musik yang mereka sukai. Saat mendengarkan musik yang mereka sukai, kemampuannya bisa mencapai 65 persen. Sebaliknya saat tak mendengarkan musik atau mendengar musik yang mereka tidak sukai, kemampuannya hanya mencapai 15 persen.

Musik ternyata mampu memberi rangsangan positif bagi otak para penderita stroke itu. Musik dapat mempengaruhi saraf-saraf pasien, juga kesehatan secara fisik dan emosional.

Sumber : Kota Medan Talk
antz

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Auto Enthusiast Zone

Discover auto groups

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: