Kamis, 21 Mei 2009

[FISIKA] Digest Number 2747[1 Attachment]

Messages In This Digest (6 Messages)

Messages

1a.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "A Rusli" arusli@home.unpar.ac.id

Tue May 19, 2009 11:05 pm (PDT)

[Attachment(s) from A Rusli included below]

Rekan yth, 19 Mei 2009

Saya sampaikan informasi bahwa akan diadakan Pelatihan Guru Fisika 2009 pada
28-30 Juli 2009 di Universitas Katolik Parahyangan, oleh Jurusan Fisika di
situ. Tema kali ini ada lah "Gelombang dan Fisika Abad ke 20".

Leaflet sementaranya saya lampirkan. Silakan diberitahukan kepada rekan lain
yang kiranya berminat, dan silakan mendaftar, jika berminat. Pemasangan di
website Unpar sedang dipersiapkan.

Salam, A Rusli

Ketua Jurusan Fisika

Fakultas Teknologi Informasi dan Sains

Unpar

Attachment(s) from A Rusli

1 of 1 File(s)

1b.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "david losong" ddlosong@yahoo.com   ddlosong

Wed May 20, 2009 3:26 am (PDT)












Menurut saya, seorang guru SMA
yang "baik" (bukan brilian) harus memenuhi kriteria berikut :
motivator ulung
mampu membuat siswa mengerti
materi yang sedang dibahas
memberikan PR 3 soal (minimum),
diperiksa dan dibahas bersama (bila terlalu rumit)
membahas ulang bab yang telah
dipelajari
memberikan soal-soal ujian tengah
& akhir semester 80% mirip latihan/PR dan 20% soal
tantangan
sebagai sahabat siswa, dalam arti
tempat curhat dalam ilmu dan pengetahuan

Bagaimana seorang guru 'mampu' membuat
siswa mengerti materi yang sedang dibahas, seperti pada poin 2 di
atas? Berikut pengalaman saya selama (hampir) 2 tahun menjadi guru
fisika di tempat saya mengajar skr (sebelumnya saya di divisi
litbang).
80% wajah kita harus menghadap
murid, 20% ke papan tulis (nulis rumus dll). Salah satu tujuannya
adalah mengontrol siswa
jelaskan konsep-konsep (besaran2
fisika) beserta ciri-cirinya dengan tulisan teratur, bahasa yang
jelas dan tidak tergesa-gesa. Kalo bisa papan tulis jgn penuh
dgn bukti rumus, kecuali ada yang bertanya atau kita sedang
membahas soal2 olimpiade.
tulis ulang rumus2 yang telas
dibahas dipojok kanan atas
buat 1 soal latihan yang sangat
sederhana. Biarkan murid yang
menjelaskan data besaran fisika (info) yg diketahui dan kaitkan
dengan simbol besaran fisika dalam rumus. Caranya tunjuk satu murid
untuk satu info dan simbolnya. Tanya juga alasannya. Kalo bisa
tunjuk siswa tukang ribut. Kalo jawabannya salah, bercandain saja.
"jawaban kamu benar.....benar-benar salah."
ketika
'info diketahui' sudah lengkap, tanya siswa rumus mana yang paling
cocok (sambil tunjuk rumus2 yg berada di pojok papan tulis) untuk
menjawab pertanyaan soal dan tanya juga mengapa.
selanjutnya
adalah proses aljabar. Nah, di sini kebanyakan siswa SMA dgn
kemampuan menengah ke bawah (90% lebih) sering gelagapan. Biarkan
mereka yg jawab sambil melatih kemampuan aljabarnya. Kalo bisa
gunakan cara tunjuk siswa seperti no 4 dan kali ini suruh maju. Biar
tidak tegang, buat lawakan-lawakan ringan
ketika anda menunjuk siswa tersebut. Misalnya "saya akan tunjuk
yang giginya kelihatan!" kalo anda tidak dapati yg giginya
kelihatan, anda bisa tunjuk sembarang siswa. Saya yakin pasti
temannya siswa tersebut ada yg tertawa, saat itulah anda buru-buru
melanjutkan ' ya kamu yg tertawa....maju ke depan." Bila dia
menolak, motivasilah bahwa tujuan maju ke depan bukan untuk
mempermalukan tapi membuat jadi pintar dan hebat. Bimbinglah dengan
sabar ketika dia mengalami kesulitan.
bila
selesai tanyakan siapa yg masih belum mengerti
Kalo
ada waktu, buat 2 soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan
suruh 2 siswa maju ke depan lg
kalo
masih ada waktu, cobalah cerita subbab yg baru dibahas dalam
kehidupan sehari-hari biar tdk boring
adakan
demo eksperimen (praktikum di lab) bila alat2 praktikumnya
memungkinkan

Benar
bahwa setelah menerapkan 'gaya saya' di atas tidak semua siswa jadi
jago fisika (nilai 100 dalam ujian), tp minimal mereka tidak mengeluh
bahwa fisika susah ketika dibahas di kelas. Itu saja sudah menjadi
motivasi bahwa mereka bisa.
Menurut saya, seorang guru harus mampu meyakinkan siswa bahwa mereka
bisa mengerti fisika yg kita bahas.

Ada
saran lain?

Salam

ddl

--- Pada Sel, 19/5/09, C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com> menulis:

Dari: C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com>
Topik: RE: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 19 Mei, 2009, 8:00 PM

Sependapat dengan Pak David bahwa guru berperan, tapi menurut
saya tidak bisa dianggap bahwa 100% siswa akan berhasil bila bersama guru yang
brilian. Memang dari pengalaman saya selama SMA (saya lulus 2 tahun lalu, dari
sebuah SMA swasta di Kab. Magelang), guru memiliki peranan besar dalam
membimbimbing dan memberi motivasi, namun ternyata tidak semua siswa kemudian
menjadi sukses.

 

Sedikit bercerita, sewaktu saya SMA mengalami beberapa mata
pelajaran sama yang diampu lebih dari satu orang guru (dalam semester sama
maupun lain) yang menurut saya pribadi memiliki kualitas dan cara membimbing
yang berbeda. Yang saya ingin ambil contoh bukan mata pelajaran fisika,
melainkan biologi. Guru pertama, belum lama lulus S.Si Biologi, sedangkan guru
kedua lebih senior, lulusan S.Pd Biologi. Kedua guru ini memiliki gaya mengajar
yang sangat kontras. Guru pertama (mengajar saat kelas X-XI) lebih menyukai
menggunakan buku teks universitas di samping buku teks (Campbell & Reece,
edisi terjemahan), sering juga menampilkan referensi-referensi berbahasa
Inggris, kelas sering digunakan untuk menonton video dari Discovery Channel
tentang proses-proses biologi, dan menggunakan soal-soal analisis dalam ulangan.
Guru kedua (mengajar saat kelas XI-XII) lebih menyukai buku paket, menyampaikan
ulang isi buku paket, berdiri di depan kelas saat mengajar, dan menggunakan soal-soal
hapalan. Secara pribadi saya sangat menyukai gaya pengajaran guru yang pertama,
lengkap dengan contoh-contoh konkret dan perkembangan terakhir dalam dunia
biologi, namun kenyataan yang terjadi adalah guru tersebut tidak disukai mayoritas
siswa karena pada akhirnya kebanyakan mengeluh tidak bisa memahami materi kelas
dan nilai lebih jelek daripada saat diajar oleh guru kedua.

 

Pada kenyataannya, guru pertama memiliki pengaruh yang positif
terhadap beberapa siswa dan akhirnya saya memiliki beberapa teman yang kemudian
mengambil kuliah jurusan kedokteran ataupun ilmu biologi dengan kemauan sendiri
karena mereka suka dengan pelajaran biologi. Untuk olimpiade/kompetisi
biologi/kedokteran pun hasilnya lumayan baik, khususnya teman-teman yang
ditunjuk oleh guru pertama (sekitar 50% dari peserta sekolah, sisanya ditunjuk
oleh guru kedua). Uniknya, siswa-siswi tersebut juga memiliki nilai mata
pelajaran lain dan pemahaman bahasa Inggris yang di atas rata-rata. Di sisi
lain pula, cukup banyak teman yang terdampar ke jurusan IPS bukan karena
keinginan, tapi karena pada akhir kelas X tidak mencapai nilai minimum mata
pelajaran biologi. (Faktanya, rentang nilai tertinggi dan terendah jadi sangat
jauh saat diajar oleh guru pertama)

 

Menurut saya guru pertama kemudian jadi berpengaruh pada membangun
motivasi dari dalam beberapa siswa dan menyaring yang lain. Entah itu karena
pengaruh bahasa Inggris atau bukan, tapi memang materi-materi terbaru/interaktif
baru tersedia dalam bahasa Inggris. Dalam pandangan saya itu bagus karena siswa
jadi memiliki keingintahuan dan niat untuk mendalami, namun hal itu kurang
disukai oleh mayoritas siswa (jadi serupa dengan pengajaran fisika yang wajib
berbahasa Inggris) Patut dicatat bahwa pengalaman ini terjadi di kelas, yang
jumlah siswanya > 30 orang, bukan dalam tim khusus persiapan olimpiade yang
mungkin hanya antara 1-10 orang saja.

 

Dari pengalaman itu saya menarik kesimpulan bahwa walaupun guru
berperan, namun siswa memiliki keterbatasan dalam menangkap materi. Dalam hal
ini mungkin bukan hanya bahasa yang digunakan dalam pengajaran, tetapi variasi kemampuan
masing-masing siswa menjadi sangat relevan. Pertanyaannya adalah bagaimana mengatasi
berbagai variasi yang terjadi? Menurut saya kembali bahasa yang digunakan hanya
sebagai alat, namun tetap diperlukan pendekatan yang lebih kepada bagaimana
mengajari siswa untuk belajar dalam artian sesungguhnya.

 

Salam,

Yoga

 

--

Christoforus Yoga Haryanto

Computer Engineering '11

Universitas Pelita Harapan

 

2009 CS/EE Exchange Student

La Trobe University

 

From:
fisika_indonesia@ yahoogroups. com [mailto:fisika_ indonesia@ yahoogroups. com] On
Behalf Of david losong

Sent: Tuesday, 19 May 2009 9:48 PM

To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com

Subject: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa
inggris

 

Tambahan Lagi (MAAF bukan maksud ingin promosi diri bahwa
saya guru yg oke)!. Saya (kebetulan) diminta sekolah tempat saya mengajar
menangani 2 siswa (kelas 2 sma) untuk ikut olimpiade fisika tahun ini.
Kebetulan kedua anak ini (maaf) basic fisikanya lemah sekali (setelah dites).
Saya tak tahu alasan kepala sekolah memilih mereka berdua, padahal saya sudah
rekomendasikan siswa lain (kelas pintar). Kedua siswa ini berada di kelas
regular (biasa) yg tak pernah saya ajar.

Ketika saya jelaskan fisika dengan "gaya saya", mereka (dua-duanya)
bisa tembus hingga babak provinsi (pengumuman bulan juni besok). Asal tahu
saja, soal2 tingkat provinsi bagi kebanyakan siswa sma adalah soal
"tidak wajar", jawabannya memakai variabel dan bisa sampai
1,5 halaman untuk 1 soal. Dari  7 soal yang diberikan (waktu 2 jam)
mereka bisa jawab 3 soal dan sisanya ga lengkap. Kebetulan sekali soal2 yang
diujikan kemarin sebagian sudah pernah saya berikan dalam pelatihan.

Ini membuktikan bahwa Guru sangat berperan 100% buat siswa suka/bisa/mengerti
fisika atau tidak.

Salam

ddl

--- Pada Sen, 18/5/09, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>
menulis:


Dari: Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>

Topik: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com

Tanggal: Senin, 18 Mei, 2009, 3:31 PM


Untuk yang belum sadar betapa pentingnya
peran guru mungkin bisa nonton film Freedom Writers :)

2009/5/18 david losong <ddlosong@yahoo. com>




 



Pernyataan saya ditujukan buat SMA, bukan PERGURUAN
TINGGI. Karena awal siswa (dengan kemampuan menengah ke bawah) suka fisika
dimulai dari SMA. Fisika SMA lebih kompleks dari SMP. Banyak variabel
(konsep) fisika yang harus diperkenalkan dan penyelesaian akhir aljabarnya.
Ketika siswa sudah punya pemahaman bagus (minimal) di SMA, di perguruan
tinggi sudah tidak jadi masalah. Karena itu saya analogikan siswa
sma seperti seorang bayi. Banyak anak SMP yang punya prestasi fisika
(SAINS) bagus di SMP mengeluh ketika masuk SMA. Betapa ruwetnya!!!! !
Kebetulan saya seorang guru fisika di sebuah SMA swasta di jakarta.

Satu hal lagi, sebagus apapun sebuah buku fisika tetaplah ( seorang murid
berkemampuan menengah ke bawah) membutuhkan seorang guru untuk menerangkan
dengan jelas dan cepat.

Sekali lagi, Guru sangat...sangat. ..sangat. ...100% memegang peranan
penting: apakah seorang siswa bisa fisika atau tidak.













 











Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
1c.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "C. Yoga Haryanto" tikusnewton@gmail.com   tikusnewton

Wed May 20, 2009 4:08 am (PDT)



Wah saya senang andaikata sebagian besar guru sudah menerapkan cara mengajar setidaknya seperti yang telah anda lakukan. Setidaknya kelas jadi tempat untuk benar-benar belajar, tidak sekedar untuk datang, mencatat rumus, dan sewaktu-waktu mengerjakan tugas/ulangan. Tampaknya sangat banyak guru yang perlu diberi pelatihan kembali bukan hanya kepada bagaimana menyampaikan materi, tapi kepada agar siswa mau mengerti materi yang disampaikan tersebut J

Kembali kepada pengajaran dengan bahasa Inggris, sebenarnya dengan pengajaran yang lebih mementingkan konsep, siswa (yang bukan kelas Internasional) tidak harus dijejali penggunaan bahasa Inggris untuk menjadi paham (malah mungkin jadi ga paham apa-apa kalau tidak mampu menggunakan bahasa Inggris secara akademik). Mungkin yang perlu diberikan adalah juga padanan-padanan istilah fisika (dan juga ilmu lainnya khususnya: biologi, kimia, dan matematika) dalam bahasa Inggris. Setidaknya itu akan sangat membantu bila untuk transisi ke materi universitas dan juga pada berbagai kompetisi (pengalaman lagi: saya hanya bisa bengong saat dihadapkan pada ujian beasiswa Monbukagakusho 1,5 tahun silam karena saat itu kebingungan dengan istilah umum seperti: standing-wave, raised-to-the-power-of …,acute angle, antinode, compound machine)

Salam,

Yoga

--

Christoforus Yoga Haryanto

Computer Engineering '11

Universitas Pelita Harapan

2009 CS/EE Exchange Student

La Trobe University

From: fisika_indonesia@yahoogroups.com [mailto:fisika_indonesia@yahoogroups.com] On Behalf Of david losong
Sent: Wednesday, 20 May 2009 8:26 PM
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Menurut saya, seorang guru SMA yang "baik" (bukan brilian) harus memenuhi kriteria berikut :

1. motivator ulung

2. mampu membuat siswa mengerti materi yang sedang dibahas

3. memberikan PR 3 soal (minimum), diperiksa dan dibahas bersama (bila terlalu rumit)

4. membahas ulang bab yang telah dipelajari

5. memberikan soal-soal ujian tengah & akhir semester 80% mirip latihan/PR dan 20% soal tantangan

6. sebagai sahabat siswa, dalam arti tempat curhat dalam ilmu dan pengetahuan

Bagaimana seorang guru 'mampu' membuat siswa mengerti materi yang sedang dibahas, seperti pada poin 2 di atas? Berikut pengalaman saya selama (hampir) 2 tahun menjadi guru fisika di tempat saya mengajar skr (sebelumnya saya di divisi litbang).

1. 80% wajah kita harus menghadap murid, 20% ke papan tulis (nulis rumus dll). Salah satu tujuannya adalah mengontrol siswa

2. jelaskan konsep-konsep (besaran2 fisika) beserta ciri-cirinya dengan tulisan teratur, bahasa yang jelas dan tidak tergesa-gesa. Kalo bisa papan tulis jgn penuh dgn bukti rumus, kecuali ada yang bertanya atau kita sedang membahas soal2 olimpiade.

3. tulis ulang rumus2 yang telas dibahas dipojok kanan atas

4. buat 1 soal latihan yang sangat sederhana. Biarkan murid yang menjelaskan data besaran fisika (info) yg diketahui dan kaitkan dengan simbol besaran fisika dalam rumus. Caranya tunjuk satu murid untuk satu info dan simbolnya. Tanya juga alasannya. Kalo bisa tunjuk siswa tukang ribut. Kalo jawabannya salah, bercandain saja. "jawaban kamu benar.....benar-benar salah."

5. ketika 'info diketahui' sudah lengkap, tanya siswa rumus mana yang paling cocok (sambil tunjuk rumus2 yg berada di pojok papan tulis) untuk menjawab pertanyaan soal dan tanya juga mengapa.

6. selanjutnya adalah proses aljabar. Nah, di sini kebanyakan siswa SMA dgn kemampuan menengah ke bawah (90% lebih) sering gelagapan. Biarkan mereka yg jawab sambil melatih kemampuan aljabarnya. Kalo bisa gunakan cara tunjuk siswa seperti no 4 dan kali ini suruh maju. Biar tidak tegang, buat lawakan-lawakan ringan ketika anda menunjuk siswa tersebut. Misalnya "saya akan tunjuk yang giginya kelihatan!" kalo anda tidak dapati yg giginya kelihatan, anda bisa tunjuk sembarang siswa. Saya yakin pasti temannya siswa tersebut ada yg tertawa, saat itulah anda buru-buru melanjutkan ' ya kamu yg tertawa....maju ke depan." Bila dia menolak, motivasilah bahwa tujuan maju ke depan bukan untuk mempermalukan tapi membuat jadi pintar dan hebat. Bimbinglah dengan sabar ketika dia mengalami kesulitan.

7. bila selesai tanyakan siapa yg masih belum mengerti

8. Kalo ada waktu, buat 2 soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan suruh 2 siswa maju ke depan lg

9. kalo masih ada waktu, cobalah cerita subbab yg baru dibahas dalam kehidupan sehari-hari biar tdk boring

10. adakan demo eksperimen (praktikum di lab) bila alat2 praktikumnya memungkinkan

Benar bahwa setelah menerapkan 'gaya saya' di atas tidak semua siswa jadi jago fisika (nilai 100 dalam ujian), tp minimal mereka tidak mengeluh bahwa fisika susah ketika dibahas di kelas. Itu saja sudah menjadi motivasi bahwa mereka bisa. Menurut saya, seorang guru harus mampu meyakinkan siswa bahwa mereka bisa mengerti fisika yg kita bahas.

Ada saran lain?

Salam

ddl

--- Pada Sel, 19/5/09, C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com> menulis:

Dari: C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com>
Topik: RE: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 19 Mei, 2009, 8:00 PM

Sependapat dengan Pak David bahwa guru berperan, tapi menurut saya tidak bisa dianggap bahwa 100% siswa akan berhasil bila bersama guru yang brilian. Memang dari pengalaman saya selama SMA (saya lulus 2 tahun lalu, dari sebuah SMA swasta di Kab. Magelang), guru memiliki peranan besar dalam membimbimbing dan memberi motivasi, namun ternyata tidak semua siswa kemudian menjadi sukses.

Sedikit bercerita, sewaktu saya SMA mengalami beberapa mata pelajaran sama yang diampu lebih dari satu orang guru (dalam semester sama maupun lain) yang menurut saya pribadi memiliki kualitas dan cara membimbing yang berbeda. Yang saya ingin ambil contoh bukan mata pelajaran fisika, melainkan biologi. Guru pertama, belum lama lulus S.Si Biologi, sedangkan guru kedua lebih senior, lulusan S.Pd Biologi. Kedua guru ini memiliki gaya mengajar yang sangat kontras. Guru pertama (mengajar saat kelas X-XI) lebih menyukai menggunakan buku teks universitas di samping buku teks (Campbell & Reece, edisi terjemahan), sering juga menampilkan referensi-referensi berbahasa Inggris, kelas sering digunakan untuk menonton video dari Discovery Channel tentang proses-proses biologi, dan menggunakan soal-soal analisis dalam ulangan. Guru kedua (mengajar saat kelas XI-XII) lebih menyukai buku paket, menyampaikan ulang isi buku paket, berdiri di depan kelas saat mengajar, dan menggunakan soal-soal hapalan. Secara pribadi saya sangat menyukai gaya pengajaran guru yang pertama, lengkap dengan contoh-contoh konkret dan perkembangan terakhir dalam dunia biologi, namun kenyataan yang terjadi adalah guru tersebut tidak disukai mayoritas siswa karena pada akhirnya kebanyakan mengeluh tidak bisa memahami materi kelas dan nilai lebih jelek daripada saat diajar oleh guru kedua.

Pada kenyataannya, guru pertama memiliki pengaruh yang positif terhadap beberapa siswa dan akhirnya saya memiliki beberapa teman yang kemudian mengambil kuliah jurusan kedokteran ataupun ilmu biologi dengan kemauan sendiri karena mereka suka dengan pelajaran biologi. Untuk olimpiade/kompetisi biologi/kedokteran pun hasilnya lumayan baik, khususnya teman-teman yang ditunjuk oleh guru pertama (sekitar 50% dari peserta sekolah, sisanya ditunjuk oleh guru kedua). Uniknya, siswa-siswi tersebut juga memiliki nilai mata pelajaran lain dan pemahaman bahasa Inggris yang di atas rata-rata. Di sisi lain pula, cukup banyak teman yang terdampar ke jurusan IPS bukan karena keinginan, tapi karena pada akhir kelas X tidak mencapai nilai minimum mata pelajaran biologi. (Faktanya, rentang nilai tertinggi dan terendah jadi sangat jauh saat diajar oleh guru pertama)

Menurut saya guru pertama kemudian jadi berpengaruh pada membangun motivasi dari dalam beberapa siswa dan menyaring yang lain. Entah itu karena pengaruh bahasa Inggris atau bukan, tapi memang materi-materi terbaru/interaktif baru tersedia dalam bahasa Inggris. Dalam pandangan saya itu bagus karena siswa jadi memiliki keingintahuan dan niat untuk mendalami, namun hal itu kurang disukai oleh mayoritas siswa (jadi serupa dengan pengajaran fisika yang wajib berbahasa Inggris) Patut dicatat bahwa pengalaman ini terjadi di kelas, yang jumlah siswanya > 30 orang, bukan dalam tim khusus persiapan olimpiade yang mungkin hanya antara 1-10 orang saja.

Dari pengalaman itu saya menarik kesimpulan bahwa walaupun guru berperan, namun siswa memiliki keterbatasan dalam menangkap materi. Dalam hal ini mungkin bukan hanya bahasa yang digunakan dalam pengajaran, tetapi variasi kemampuan masing-masing siswa menjadi sangat relevan. Pertanyaannya adalah bagaimana mengatasi berbagai variasi yang terjadi? Menurut saya kembali bahasa yang digunakan hanya sebagai alat, namun tetap diperlukan pendekatan yang lebih kepada bagaimana mengajari siswa untuk belajar dalam artian sesungguhnya.

Salam,

Yoga

--

Christoforus Yoga Haryanto

Computer Engineering '11

Universitas Pelita Harapan

2009 CS/EE Exchange Student

La Trobe University

From: fisika_indonesia@ yahoogroups. com [mailto:fisika_ indonesia@ yahoogroups. com] On Behalf Of david losong
Sent: Tuesday, 19 May 2009 9:48 PM
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Subject: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Tambahan Lagi (MAAF bukan maksud ingin promosi diri bahwa saya guru yg oke)!. Saya (kebetulan) diminta sekolah tempat saya mengajar menangani 2 siswa (kelas 2 sma) untuk ikut olimpiade fisika tahun ini. Kebetulan kedua anak ini (maaf) basic fisikanya lemah sekali (setelah dites). Saya tak tahu alasan kepala sekolah memilih mereka berdua, padahal saya sudah rekomendasikan siswa lain (kelas pintar). Kedua siswa ini berada di kelas regular (biasa) yg tak pernah saya ajar.

Ketika saya jelaskan fisika dengan "gaya saya", mereka (dua-duanya) bisa tembus hingga babak provinsi (pengumuman bulan juni besok). Asal tahu saja, soal2 tingkat provinsi bagi kebanyakan siswa sma adalah soal "tidak wajar", jawabannya memakai variabel dan bisa sampai 1,5 halaman untuk 1 soal. Dari 7 soal yang diberikan (waktu 2 jam) mereka bisa jawab 3 soal dan sisanya ga lengkap. Kebetulan sekali soal2 yang diujikan kemarin sebagian sudah pernah saya berikan dalam pelatihan.

Ini membuktikan bahwa Guru sangat berperan 100% buat siswa suka/bisa/mengerti fisika atau tidak.

Salam

ddl

--- Pada Sen, 18/5/09, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com> menulis:

Dari: Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>
Topik: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Tanggal: Senin, 18 Mei, 2009, 3:31 PM

Untuk yang belum sadar betapa pentingnya peran guru mungkin bisa nonton film Freedom Writers :)

2009/5/18 david losong <ddlosong@yahoo. com>

Pernyataan saya ditujukan buat SMA, bukan PERGURUAN TINGGI. Karena awal siswa (dengan kemampuan menengah ke bawah) suka fisika dimulai dari SMA. Fisika SMA lebih kompleks dari SMP. Banyak variabel (konsep) fisika yang harus diperkenalkan dan penyelesaian akhir aljabarnya. Ketika siswa sudah punya pemahaman bagus (minimal) di SMA, di perguruan tinggi sudah tidak jadi masalah. Karena itu saya analogikan siswa sma seperti seorang bayi. Banyak anak SMP yang punya prestasi fisika (SAINS) bagus di SMP mengeluh ketika masuk SMA. Betapa ruwetnya!!!! ! Kebetulan saya seorang guru fisika di sebuah SMA swasta di jakarta.

Satu hal lagi, sebagus apapun sebuah buku fisika tetaplah ( seorang murid berkemampuan menengah ke bawah) membutuhkan seorang guru untuk menerangkan dengan jelas dan cepat.

Sekali lagi, Guru sangat...sangat. ..sangat. ...100% memegang peranan penting: apakah seorang siswa bisa fisika atau tidak.

_____

Akses <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/> email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A/downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/> di sini! (Gratis)

1d.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "Irwansyah Irwansyah" irwansyah@gmail.com   irwansyahadins

Wed May 20, 2009 4:38 am (PDT)



Membaca imel Pak David ini tergambar betapa menyenangkannya belajar Fisika
dibawah bimbingan Pak David. Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi
saya. Dulu waktu SMP dan SMA saya tertarik ingin mengetahui asal muasal
matematik dan fisika. Kenapa 1 + 1 = 2? Kenapa ada perkalian, kenapa ada
pembagian, kenapa ada bilangan irasional, kenapa ada Pi, kenapa ada angka
nol, darimana F=ma, V = s/t, dan segudang pertanyaan lainnya. Saya berusah
mencari tahu namun sayangnya waktu itu saya gagal mendapatkan
referensi-referensi yang menjelaskan tentang itu.

Selain itu saya juga sangat ingin mengetahui aplikasinya dalam dunia nyata.
Dan aplikasi dalam dunia nyata ini baru saya dapatkan ketika saya kuliah. Di
saat saya telah kecewa dan menganggap mempelajari Matematik dan Fisika hanya
buang-buang waktu dan pelajarang yang tidak berguna.

Kalau saya bisa mengulang waktu, ingin menghabiskan waktu saya untuk
memperdalam Matematik. :( Dan saya iri dengan anak-anak sekarang yang bisa
mempunyai akses internet, bisa donlot buku-buku digital berbahasa inggris
(walaupun bajakan :P), dan terlebih dengan keluarnya Wolfram Alpha.
Teorinya, dengan adanya segala fasilitas itu semua akan semakin menggenjot
pengetahuan dan rasa ingin tahu mereka.

Semoga semakin banyak guru yang bisa membuat para siswa menyenangi Matematik
dan Fisika dan semoga internet di Indonesia semakin murah :)

2009/5/20 david losong <ddlosong@yahoo.com>

>
>
> Menurut saya, seorang *guru SMA* yang �baik� (bukan brilian) harus
> memenuhi kriteria berikut :
>
> 1.
>
> motivator ulung
> 2.
>
> mampu membuat siswa mengerti materi yang *sedang* dibahas
> 3.
>
> memberikan PR 3 soal (minimum), diperiksa dan dibahas bersama (bila
> terlalu rumit)
> 4.
>
> membahas ulang bab yang telah dipelajari
> 5.
>
> memberikan soal-soal ujian tengah & akhir semester 80% *mirip*latihan/PR dan 20% soal tantangan
> 6.
>
> sebagai sahabat siswa, dalam arti tempat curhat dalam ilmu dan
> pengetahuan
>
>
> Bagaimana seorang guru 'mampu' membuat siswa mengerti materi yang sedang
> dibahas, seperti pada poin 2 di atas? Berikut pengalaman saya selama
> (hampir) 2 tahun menjadi guru fisika di tempat saya mengajar skr (sebelumnya
> saya di divisi litbang).
>
> 1.
>
> 80% wajah kita harus menghadap murid, 20% ke papan tulis (nulis rumus
> dll). Salah satu tujuannya adalah mengontrol siswa
> 2.
>
> jelaskan konsep-konsep (besaran2 fisika) beserta ciri-cirinya dengan
> tulisan teratur, bahasa yang jelas dan tidak tergesa-gesa. Kalo *bisa*papan tulis jgn penuh dgn
> *bukti* rumus, kecuali ada yang bertanya atau kita sedang membahas
> soal2 olimpiade.
> 3.
>
> tulis ulang rumus2 yang telas dibahas dipojok kanan atas
> 4.
>
> buat 1 soal latihan yang *sangat sederhana*. Biarkan murid yang
> menjelaskan data besaran fisika (info) yg diketahui dan kaitkan dengan
> simbol besaran fisika dalam rumus. Caranya tunjuk satu murid untuk satu info
> dan simbolnya. Tanya juga alasannya. Kalo bisa tunjuk siswa tukang ribut.
> Kalo jawabannya salah, bercandain saja. �jawaban kamu benar.....*benar-benar
> salah*.�
> 5.
>
> ketika 'info diketahui' sudah lengkap, tanya siswa rumus mana yang
> paling cocok (sambil tunjuk rumus2 yg berada di pojok papan tulis) untuk
> menjawab pertanyaan soal dan tanya juga mengapa.
> 6.
>
> selanjutnya adalah proses aljabar. Nah, di sini kebanyakan siswa SMA
> dgn kemampuan menengah ke bawah (90% lebih) sering gelagapan. Biarkan mereka
> yg jawab sambil melatih kemampuan aljabarnya. Kalo bisa gunakan cara tunjuk
> siswa seperti no 4 dan kali ini suruh maju. Biar tidak tegang, *buat
> lawakan-lawakan ringan* ketika anda menunjuk siswa tersebut. Misalnya
> �saya akan tunjuk yang giginya kelihatan!� kalo anda tidak dapati yg giginya
> kelihatan, anda bisa tunjuk sembarang siswa. Saya yakin pasti temannya siswa
> tersebut ada yg tertawa, saat itulah anda buru-buru melanjutkan ' ya kamu yg
> tertawa....maju ke depan.� Bila dia menolak, motivasilah bahwa tujuan maju
> ke depan bukan untuk mempermalukan tapi membuat jadi pintar dan hebat.
> Bimbinglah dengan sabar ketika dia mengalami kesulitan.
> 7.
>
> bila selesai tanyakan siapa yg masih belum mengerti
> 8.
>
> Kalo ada waktu, buat 2 soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi dan
> suruh 2 siswa maju ke depan lg
> 9.
>
> kalo masih ada waktu, cobalah cerita subbab yg baru dibahas dalam
> kehidupan sehari-hari biar tdk boring
> 10.
>
> adakan demo eksperimen (praktikum di lab) bila alat2 praktikumnya
> memungkinkan
>
> Benar bahwa setelah menerapkan 'gaya saya' di atas tidak semua siswa jadi
> jago fisika (nilai 100 dalam ujian), tp minimal mereka tidak mengeluh bahwa
> fisika susah ketika dibahas di kelas. Itu saja sudah menjadi motivasi bahwa
> mereka *bisa*. Menurut saya, seorang guru harus mampu meyakinkan siswa
> bahwa mereka bisa mengerti fisika yg kita bahas.
>
>
> Ada saran lain?
>
>
> Salam
>
>
> ddl
>
>
> --- Pada *Sel, 19/5/09, C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com>* menulis:
>
>
> Dari: C. Yoga Haryanto <tikusnewton@gmail.com>
> Topik: RE: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
> Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 19 Mei, 2009, 8:00 PM
>
> Sependapat dengan Pak David bahwa guru berperan, tapi menurut saya tidak
> bisa dianggap bahwa 100% siswa akan berhasil bila bersama guru yang brilian.
> Memang dari pengalaman saya selama SMA (saya lulus 2 tahun lalu, dari sebuah
> SMA swasta di Kab. Magelang), guru memiliki peranan besar dalam
> membimbimbing dan memberi motivasi, namun ternyata tidak semua siswa
> kemudian menjadi sukses.
>
>
>
> Sedikit bercerita, sewaktu saya SMA mengalami beberapa mata pelajaran sama
> yang diampu lebih dari satu orang guru (dalam semester sama maupun lain)
> yang menurut saya pribadi memiliki kualitas dan cara membimbing yang
> berbeda. Yang saya ingin ambil contoh bukan mata pelajaran fisika, melainkan
> biologi. Guru pertama, belum lama lulus S.Si Biologi, sedangkan guru kedua
> lebih senior, lulusan S.Pd Biologi. Kedua guru ini memiliki gaya mengajar
> yang sangat kontras. Guru pertama (mengajar saat kelas X-XI) lebih menyukai
> menggunakan buku teks universitas di samping buku teks (Campbell & Reece,
> edisi terjemahan), sering juga menampilkan referensi-referensi berbahasa
> Inggris, kelas sering digunakan untuk menonton video dari Discovery Channel
> tentang proses-proses biologi, dan menggunakan soal-soal analisis dalam
> ulangan. Guru kedua (mengajar saat kelas XI-XII) lebih menyukai buku paket,
> menyampaikan ulang isi buku paket, berdiri di depan kelas saat mengajar, dan
> menggunakan soal-soal hapalan. Secara pribadi saya sangat menyukai gaya
> pengajaran guru yang pertama, lengkap dengan contoh-contoh konkret dan
> perkembangan terakhir dalam dunia biologi, namun kenyataan yang terjadi
> adalah guru tersebut tidak disukai mayoritas siswa karena pada akhirnya
> kebanyakan mengeluh tidak bisa memahami materi kelas dan nilai lebih jelek
> daripada saat diajar oleh guru kedua.
>
>
>
> Pada kenyataannya, guru pertama memiliki pengaruh yang positif terhadap
> beberapa siswa dan akhirnya saya memiliki beberapa teman yang kemudian
> mengambil kuliah jurusan kedokteran ataupun ilmu biologi dengan kemauan
> sendiri karena mereka suka dengan pelajaran biologi. Untuk
> olimpiade/kompetisi biologi/kedokteran pun hasilnya lumayan baik, khususnya
> teman-teman yang ditunjuk oleh guru pertama (sekitar 50% dari peserta
> sekolah, sisanya ditunjuk oleh guru kedua). Uniknya, siswa-siswi tersebut
> juga memiliki nilai mata pelajaran lain dan pemahaman bahasa Inggris yang di
> atas rata-rata. Di sisi lain pula, cukup banyak teman yang terdampar ke
> jurusan IPS bukan karena keinginan, tapi karena pada akhir kelas X tidak
> mencapai nilai minimum mata pelajaran biologi. (Faktanya, rentang nilai
> tertinggi dan terendah jadi sangat jauh saat diajar oleh guru pertama)
>
>
>
> Menurut saya guru pertama kemudian jadi berpengaruh pada membangun motivasi
> dari dalam beberapa siswa dan menyaring yang lain. Entah itu karena pengaruh
> bahasa Inggris atau bukan, tapi memang materi-materi terbaru/interaktif baru
> tersedia dalam bahasa Inggris. Dalam pandangan saya itu bagus karena siswa
> jadi memiliki keingintahuan dan niat untuk mendalami, namun hal itu kurang
> disukai oleh mayoritas siswa (jadi serupa dengan pengajaran fisika yang
> wajib berbahasa Inggris) Patut dicatat bahwa pengalaman ini terjadi di
> kelas, yang jumlah siswanya > 30 orang, bukan dalam tim khusus persiapan
> olimpiade yang mungkin hanya antara 1-10 orang saja.
>
>
>
> Dari pengalaman itu saya menarik kesimpulan bahwa walaupun guru berperan,
> namun siswa memiliki keterbatasan dalam menangkap materi. Dalam hal ini
> mungkin bukan hanya bahasa yang digunakan dalam pengajaran, tetapi variasi
> kemampuan masing-masing siswa menjadi sangat relevan. Pertanyaannya adalah
> bagaimana mengatasi berbagai variasi yang terjadi? Menurut saya kembali
> bahasa yang digunakan hanya sebagai alat, namun tetap diperlukan pendekatan
> yang lebih kepada bagaimana mengajari siswa untuk belajar dalam artian
> sesungguhnya.
>
>
>
> Salam,
>
> Yoga
>
>
>
> --
>
> Christoforus Yoga Haryanto
>
> Computer Engineering '11
>
> Universitas Pelita Harapan
>
>
>
> 2009 CS/EE Exchange Student
>
> La Trobe University
>
>
>
> *From:* fisika_indonesia@ yahoogroups. com [mailto:fisika_ indonesia@yahoogroups. com]
> *On Behalf Of *david losong
> *Sent:* Tuesday, 19 May 2009 9:48 PM
> *To:* fisika_indonesia@ yahoogroups. com
> *Subject:* Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa
> inggris
>
>
>
> Tambahan Lagi (MAAF bukan maksud ingin promosi diri bahwa saya guru yg
> oke)!. Saya (kebetulan) diminta sekolah tempat saya mengajar menangani 2
> siswa (kelas 2 sma) untuk ikut olimpiade fisika tahun ini. Kebetulan kedua
> anak ini (maaf) basic fisikanya lemah sekali (setelah dites). Saya tak tahu
> alasan kepala sekolah memilih mereka berdua, padahal saya sudah
> rekomendasikan siswa lain (kelas pintar). Kedua siswa ini berada di kelas
> regular (biasa) yg tak pernah saya ajar.
>
> Ketika saya jelaskan fisika dengan "gaya saya", mereka (*dua-duanya*) bisa
> tembus hingga babak provinsi (pengumuman bulan juni besok). Asal tahu saja,
> soal2 tingkat provinsi bagi kebanyakan siswa sma adalah soal "tidak wajar",
> jawabannya memakai variabel dan *bisa* sampai 1,5 halaman untuk 1 soal.
> Dari 7 soal yang diberikan (waktu 2 jam) mereka bisa jawab 3 soal dan
> sisanya ga lengkap. Kebetulan sekali soal2 yang diujikan kemarin sebagian
> sudah pernah saya berikan dalam pelatihan.
>
> Ini membuktikan bahwa Guru sangat berperan 100% buat siswa
> suka/bisa/mengerti fisika atau tidak.
>
> Salam
>
> ddl
>
> --- Pada *Sen, 18/5/09, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>*menulis:
>
>
> Dari: Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>
> Topik: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
> Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
> Tanggal: Senin, 18 Mei, 2009, 3:31 PM
>
> Untuk yang belum sadar betapa pentingnya peran guru mungkin bisa nonton
> film Freedom Writers :)
>
> 2009/5/18 david losong <ddlosong@yahoo. com>
>
>
>
> Pernyataan saya ditujukan buat SMA, bukan PERGURUAN TINGGI. Karena awal
> siswa (dengan kemampuan menengah ke bawah) suka fisika dimulai dari SMA.
> Fisika SMA lebih kompleks dari SMP. Banyak variabel (konsep) fisika yang
> harus diperkenalkan dan penyelesaian akhir aljabarnya. Ketika siswa sudah
> punya pemahaman bagus (minimal) di SMA, di perguruan tinggi *sudah tidak
> jadi masalah.* Karena itu saya analogikan siswa sma seperti seorang bayi.
> Banyak anak SMP yang punya prestasi fisika (SAINS) bagus di SMP mengeluh
> ketika masuk SMA. Betapa ruwetnya!!!! ! Kebetulan saya seorang guru fisika
> di sebuah SMA swasta di jakarta.
>
> Satu hal lagi, sebagus apapun sebuah buku fisika tetaplah ( seorang murid
> berkemampuan menengah ke bawah) membutuhkan seorang guru untuk menerangkan
> dengan jelas dan cepat.
>
> Sekali lagi, Guru sangat...sangat. ..sangat. ...100% memegang peranan
> penting: apakah seorang siswa *bisa* fisika atau tidak.
>
>
>
>
> ------------------------------
> Akses email lebih cepat.
> <http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
> Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru
> yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)<http://us.lrd.yahoo.com/_ylc=X3oDMTFndmQxc2JlBHRtX2RtZWNoA1RleHQgTGluawR0bV9sbmsDVTExMDM0NjkEdG1fbmV0A1lhaG9vIQ--/SIG=11kadq57p/**http%3A//downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/>
>
>

--
It is not the strongest of the species that survives, nor the most
intelligent that survives. It is the one that is the most adaptable to
change. (Charles Darwin)

Even the great Knuth once said: �Beware of bugs in the above code; I have
only proved it correct, not tried it.�
1e.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "david losong" ddlosong@yahoo.com   ddlosong

Wed May 20, 2009 4:42 am (PDT)



Tks banyak, semoga. Yang saya lakukan:
1. memperkuat basic fisika mereka yg lemah terutama pada gerak relatif, diagram gaya, gerak rotasi, gabungan gerak translasi dan rotasi, hukum kekekalan momentum & energi. Di sini kita harus punya konsep yang bagus dan menjelaskannya dengan cara sederhana.
2. beri latihan dari soal2 tes tahun2 sebelumnya dan buku olimpiadenya yohanes surya. Kerjakan di papan tulis, jgn di kertas biar gampang ngontrolnya. Sebagai pembimbing saya hanya memperbaiki bila siswa berbuat salah baik dalam konsep maupun aljabarnya. Bandingkan jawaban mereka satu sama lain (yg menggunakan cara yg saya ajarkan bila beda) dgn jawaban di internet/buku olimpiade. Bila tidak cocok kita sama2 cari kesalahannya. Saya katakan pada mereka bahwa saya bisa salah.
3. Cari soal dari sumber lain seperti buku fisika dasar Halliday-Resnick. Pilih soal2 yg ada jawabannya. Ini akan meyakinkan mereka bahwa yg saya ajarkan benar dan mereka bisa/punya kemampuan.
4. Kasih mereka PR berupa soal2 yg mirip dan sedikit pengembangan (5 soal saja). Bahas pada pertemuan berikutnya bila ada perbedaan jawaban di antara mereka. Biarkan mereka analisis sendiri kesalahannya. Bila tak ada titik temu baru saya turut campur.
5. Lakukan 4 x dalam seminggu, lama 1 x pertemuan 2 jam.
6. Saya bilang ke mereka jangan terlalu yakin bisa tembus babak selanjutnya, banyak berdoa saja semoga soal bisa dikerjakan lancar, 3 atau 4 soal sudah lumayan.

Salam

ddl

--- Pada Sel, 19/5/09, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail.com> menulis:

Dari: Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail.com>
Topik: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 19 Mei, 2009, 7:07 PM

Salut untuk Pak David!!! Semoga anak didiknya bisa lolos di babak provinsi!!!

Mungkin bisa dishare trik-trik pengajarannya :)

2009/5/19 david losong <ddlosong@yahoo. com>

Tambahan Lagi (MAAF bukan maksud ingin promosi diri bahwa saya guru yg oke)!. Saya (kebetulan) diminta sekolah tempat saya mengajar menangani 2 siswa (kelas 2 sma) untuk ikut olimpiade fisika tahun ini. Kebetulan kedua anak ini (maaf) basic fisikanya lemah sekali (setelah dites). Saya tak tahu alasan kepala sekolah memilih mereka berdua, padahal saya sudah rekomendasikan siswa lain (kelas pintar). Kedua siswa ini berada di kelas regular (biasa) yg tak pernah saya ajar.

Ketika saya jelaskan fisika dengan "gaya saya", mereka (dua-duanya) bisa tembus hingga babak provinsi (pengumuman bulan juni besok). Asal tahu saja, soal2 tingkat provinsi bagi kebanyakan siswa sma adalah soal "tidak wajar", jawabannya memakai variabel dan bisa sampai 1,5 halaman untuk 1 soal. Dari 7
soal yang diberikan (waktu 2 jam) mereka bisa jawab 3 soal dan sisanya ga lengkap. Kebetulan sekali soal2 yang diujikan kemarin sebagian sudah pernah saya berikan dalam pelatihan.

Ini membuktikan bahwa Guru sangat berperan 100% buat siswa suka/bisa/mengerti fisika atau tidak.

Salam

ddl











Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya. http://id.mail.yahoo.com
1f.

Re: sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris

Posted by: "Hayati Haya" hayatihaya@yahoo.com   hayatihaya

Wed May 20, 2009 10:54 am (PDT)



wow..
kren tuh...

--- On Wed, 5/20/09, david losong <ddlosong@yahoo.com> wrote:

From: david losong <ddlosong@yahoo.com>
Subject: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, May 20, 2009, 11:41 AM

Tks banyak, semoga. Yang saya lakukan:
1. memperkuat basic fisika mereka yg lemah terutama pada gerak relatif, diagram gaya, gerak rotasi, gabungan gerak translasi dan rotasi, hukum kekekalan momentum & energi. Di sini kita harus punya konsep yang bagus dan menjelaskannya dengan cara sederhana.
2. beri latihan dari soal2 tes tahun2 sebelumnya dan buku olimpiadenya yohanes surya. Kerjakan di papan tulis, jgn di kertas biar gampang ngontrolnya. Sebagai pembimbing saya hanya memperbaiki bila siswa berbuat salah baik dalam konsep maupun aljabarnya. Bandingkan jawaban mereka satu sama lain (yg menggunakan cara yg saya ajarkan bila beda) dgn jawaban di internet/buku olimpiade. Bila tidak cocok kita sama2 cari kesalahannya. Saya katakan pada mereka bahwa saya
bisa salah.
3. Cari soal dari sumber lain seperti buku fisika dasar Halliday-Resnick. Pilih soal2 yg ada jawabannya. Ini akan meyakinkan mereka bahwa yg saya ajarkan benar dan mereka bisa/punya kemampuan.
4. Kasih mereka PR berupa soal2 yg mirip dan sedikit pengembangan (5 soal saja). Bahas pada pertemuan berikutnya bila ada perbedaan jawaban di antara mereka. Biarkan mereka analisis sendiri kesalahannya. Bila tak ada titik temu baru saya turut campur.
5. Lakukan 4 x dalam seminggu, lama 1 x pertemuan 2 jam.
6. Saya bilang ke mereka jangan terlalu yakin bisa tembus babak selanjutnya, banyak berdoa saja semoga soal bisa dikerjakan lancar, 3 atau 4 soal sudah lumayan.

Salam

ddl

--- Pada Sel, 19/5/09, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com> menulis:

Dari: Irwansyah Irwansyah <irwansyah@gmail. com>
Topik: Re: [FISIKA] sekali lagi tentang mata pelajaran berbahasa inggris
Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 19 Mei, 2009, 7:07 PM

Salut untuk Pak David!!! Semoga anak didiknya bisa lolos di babak provinsi!!!

Mungkin bisa dishare trik-trik pengajarannya :)

2009/5/19 david losong <ddlosong@yahoo. com>

Tambahan Lagi (MAAF bukan maksud ingin promosi diri bahwa saya guru yg oke)!. Saya (kebetulan) diminta sekolah tempat saya mengajar menangani 2 siswa (kelas 2 sma) untuk ikut olimpiade fisika tahun ini.. Kebetulan kedua anak ini (maaf) basic fisikanya lemah sekali (setelah dites). Saya tak tahu alasan kepala sekolah memilih mereka berdua, padahal saya sudah rekomendasikan siswa lain (kelas pintar). Kedua siswa ini berada di kelas regular (biasa) yg tak pernah saya ajar.

Ketika saya jelaskan fisika dengan "gaya saya", mereka (dua-duanya) bisa tembus hingga babak provinsi (pengumuman bulan juni besok). Asal tahu saja, soal2 tingkat provinsi bagi kebanyakan siswa sma adalah soal "tidak wajar", jawabannya memakai variabel dan bisa sampai 1,5 halaman untuk 1 soal. Dari 7
soal yang diberikan (waktu 2 jam) mereka bisa jawab 3 soal dan sisanya ga lengkap. Kebetulan sekali soal2 yang diujikan kemarin sebagian sudah pernah saya berikan dalam pelatihan.

Ini membuktikan bahwa Guru sangat berperan 100% buat siswa suka/bisa/mengerti fisika atau tidak.

Salam

ddl





Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!












Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Yahoo! Groups

Mom Power

Community just for Moms

Join the discussion

Weight Management Group

on Yahoo! Groups

Join the challenge

and lose weight.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: