Kamis, 28 Mei 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2650

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.

(Catcil) Akan Kukejar Engkau ke Ujung Aspal

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Wed May 27, 2009 6:48 am (PDT)



Akan Kukejar Engkau ke Ujung Aspal
Fiyan “Anju” Arjun
 
 
 
 
Hidup itu seperti hukum ilmu alam yang bernama simbiosis. Kehidupan bersama antara dua makhluk yang berbeda untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.
 
 
 
 
Sebuah mata pelajaran ilmu alam yang pernah kita pelajari tapi sering dilupakan. Manusia yang satu perlu (bantuan) yang lain. Benar atau tidak tapi real-nya seperti itu. Kalau ada yang mengatakan tidak seperti itu boleh saja kita katakan…Hidup aja di hutan kaliii…
 
 
 
 
***
 
Beberapa hari membantu seorang kawan menyebar kartu undangan pernikahan membuat aku semakin tahu dan langsung menyadarkan diri. Ternyata sebanyak apapun uang di kontong, sehebat apapun orang serta terhormatnya orang pula pasti memerlukan bantuan pihak lain untuk meluluskan hajatnya. Tak terkecuali korupsi butuh juga orang lain untuk menggolkannya. Bukan begitu?
 
 
 
 
 
Lalu bagaimana dengan orang yang hanya memiliki baju satu kering di badan dan modal dengkul? Wah-wah tidak usah dipertanyakan lagi. Butuh banget orang lain selain dirinya. Kalau tidak seperti itu bisa jadi orang itu makan ati sendiri!
 
 
 
Halnya saat itu kawanku minta bantuan kepada aku untuk menemani dirinya menyebarkan undangan pernikahannya sekaligus diriku dijadikannya peta berjalan sebagai rute penunjuk jalannya. Maklumlah kawanku itu orang rantauan dari negeri seberang. Kawanku itu berasal dari Binjai, Sumutera Utara, Medan. Dan akan menikah pada tanggal 06 Juni 2009 dengan gadis pilihannya.
 
 
 
 
 
So, pasti kawanku itu tidak tahu peta Jabotabek (walaupun sudah bawa peta seperti kartun anak-anak yang memiliki poni di depan dengan khas tas ransel di punggungnya, Dora the explore). Dan juga orang baru di kota yang banyak gedung pencakar langit ini. Kota Jakarta.
 
 
 
 
“Yan, bisa bantui antar undangan pernikahan aku, tidak!” serunya tanpa basa-basi seperti kebanyakan orang Medan yang lainnya. Langsung ketitik persoalan.
 
 
 
 
Aku yang lebih banyak waktu tentu tidak bisa menolak ajakannya. Maklumlah beginilah nasib pengangguran terselubung seperti aku ini. Yang belum mendapatkan pekerjaan yang pasti. Sekali dapat panggilan kerja tapi harus menunggu panggilan  selanjutnya. Seperti menunggu kepastian jawaban dari sang kekasih. Banyak pertimbangan. Saking banyak pertimbangan akhirnya pindah kepelukan orang lain. Kasian dehhh…
 
 
 
 
Dan juga hal ini dirasakan oleh aku sendiri. Atau, mungkin ini sudah garis hidupku yang Tuhan men-takdir-kan aku jangan mau jadi orang gajian seumur hidup. Sepertia apa kata Valentino Dinsi dalam bukunya itu. Padahal aku lahir di hari Kamis Legi. Shio monyet tanah. Rasio Taurus. Bukankah aku cocok bekerja di tempat yang basah. Di belakang meja. Seperti kata para peramal-peramal yang banyak mengiklankan diri di televisi. Entahlah. Tidak penting kaleee…
 
 
 
 
“Alamatnya sudah lengkap belum?” Tanyaku lagi agar memastikan bahwa alamat yang akan dituju itu jelas.
 
 
 
 
Begitulah aku ketika bila ada yang meminta bantuan kepadaku agar memberitahukan alamat seseorang. Karena aku paling bete dan sebel jika menuju suatu alamat seseorang jika kurang lengkap identitasnya. Padahal yang aku inginkan untuk lebih mempermudah dan tidak salahnya bisa mencatat erte-nya, erwe-nya serta nomor rumahnya bahkan sampai blok dan kavling-nya jika tinggal di perumahan. Bisa juga  nama Pak erte-nya kalau perlu dicatat. Apalagi ketika sampai ditujuan belum ketemu juga alamat yang dicari bisa juga mampir ke rumah Pak ertenya dulu. Bukan begitu? Kalau nasib mujur siapa tahu bisa ketemu anak perawannya menyuguhi teh sekaligus buat cuci mata lelah seharian di perjalanan. Ngarep mode on…
 
 
 
“Rebes, Yan. Oke ya besok kita berangkatnya. Aku jemput jam sepuluh pagi. Dan sekarang aku pamit dulu ya ada urusan lagi.“
 
 
 
 
Akhirnya usai kawanku memberitahukan secara detail maksud dan tujuannya bertandang ke rumah ia pun lalu berpamitan. Dan tinggal akulah yang  besok mempersiapkan  diri. Jaga kesehatan.
 
 
 
 
***
 
 
Keesokannya seusai sepakatan janji bersama aku dan kawanku itu langsung tancap gas. Dengan menggunakan Suzuki Thunder berkapasitas 125 cc dengan lebih dahulu membaca basmallah kami berdua langsung meninggalkan rumahku.
 
 
 
 
Dan perjalanan jauh pun dimulai…
 
 
 
Beberapa jam kemudian dalam perjalanan menuju tujuan. Tiba-tiba dipertengahan perjalanan kawanku itu gelisah. Ternyata ia khawatir kalau-kalau salah jalan. Rute yang ia susuri keliru. Maklum kawankulah yang memegegang kmudinya.
 
 
 
 
“Benar tidak sih jalan yang kita lalui ini, Yan,” ujarnya  ragu.
 
 
 
Aku yang mendengarnya seperti itu santai saja.
 
 
 
 
Tapi betapa terkejut ketika kawanku itu memberitahukan sebuah alamat yang masih asing di gendang telingaku.
 
 
 
 
“Alamatnya memang dimana sih?’ tanyaku  memastikan lagi. Kebetulan alamat itu tertera di kartu berwarna hijau muda bergambar sepasang merpati sedang meraut pita. Romantis sekaleee…
 
 
 
 
 
“Ujung Aspal, Yan, alamatnya,” kata kawanku itu lagi.
 
 
 
 
 
Mulailah otakku berkerja tak pasti. Tujuh keliling dibuatnya. Karena alamat itu tidak pernah aku ketahui selama aku hidup. Kalau pun ada itu pun Ujung Dunia…Ujung yang tanpa ada ujungnya.
 
 
 
 
Namun dengan tekad untuk berbuat baik mengundang handaitaulan kawankuâ€"dan menjalin silaturahim sesama kerabat saudaranya, kawanku itu mesusuri lagi dengan mengandalkan rambu tanda penunjuk jalan bercat hijau. Tanpa memerlukan aku lagi. Karena aku memang tidak mengetahuinya.
 
 
 
 
Alhamdulillah, dengan susah payah akhirnya kami berdua sampai juga di tempat tujuan. Itu pun lantaran atas bantuan kerabat saudara kawankuâ€"yang akan dituju itu.
 
 
 
 
“Ya, sudah nanti dijemput deh pas sampai di alamat itu!” Begitu jawaban dari seberang jalan ketika kawanku menelepon dari ponselnya. Hingga kami berdua benar-benar sampai di tujuan alamat yang kami berdua cari tanpa kesasar lagi. Salah jalan. Keliru arah. Dan alamat itu bernama jalan Ujung Aspal.
 
 
 
 
Ujung Aspal, sebuah nama jalan di perbatasan Jalan Raya Bogor, Cijantung, Jakarta Timur. (fy)
 
 
 
 
 
 
Ulujamiâ€"Jakarta, 26  Mei 2009
Untuk kawanku inilah hadiah perkawinan engkau sebuah perjalanan yang aku tulis dan…masih banyak lagi….Tunggu saja lanjutannya!

2a.

Re: (CATCIL) - SENYUMnya  Manaaaa?

Posted by: "Zubair Awwam" zubair_ibnu_awwam@yahoo.com   zubair_ibnu_awwam

Wed May 27, 2009 6:49 am (PDT)



wow tulisan yang inspiratif...
keren abis mas...
sukses selalu ya
maaf ya mas kalo selama ini smsnya gak dibls karean hapenya ilang waktu itu....
sukses selalu!
amin

--- On Mon, 5/25/09, yudhi mulianto <yudhi_sipdeh@yahoo.com> wrote:

From: yudhi mulianto <yudhi_sipdeh@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] (CATCIL) - SENYUMnya Manaaaa?
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, May 25, 2009, 10:03 AM

Senyumnya mana ?

Seperti aba-aba saat sebelum tombol kamera ditekan saat pemotretan agar gambar foto yang di dapat menjadi manis untuk dikenang. Menjadi dokumentasi perjalanan hidup yang menyenangkan untuk dibuka-buka kembali saat senggang dimasa yang akan datang.

Kata orang...masa kecilku sungguh indah :-)

Disayang banyak orang dan asyik untuk dikenang.

Bapak, ibu, adik, kakak, saudara, teman dan handai tolan.

saat-saat indah dulu bermain riang gembira dengan polosnya.

Seutas benang kusut bisa menjadi hiburan, diuntai dengan asyik sampai bisa dipakai untuk main layangan :-)

Setangkai ilalang bisa membuat suasana bermain mengasyikan, bunyi2an daun yang ditiup bisa membuat tawa berderai derai.

Gedebong pisang dan kulit jeruk bali menjadi mainan yang membuat heboh...bahkan tutup kaleng dan ban bekas bisa menmbuat hati senang.

Begitu juag sebatang kayu kering bisa menjadi alat bermain yang seru di lapangan..:- )

indahnya masa kecilku yang lugu :-)

Tapi apa yang terjadi ketika dewasa, rasanya sulit sekali untuk tersenyum dan tertawa, bukan karena tidak bisa tapi mejadi tidak biasa karena bengitu banyaknya orang yang penuh prasangka buruk dan negatif.

Begitu banyaknya orang yang merasa sangat malang dan minta diperhatikan serta dikasihani. Hatinya merasa terluka jika melihat orang lain bisa tersenyum lepas dan tertawa bebas. Mereka pikir orang yang tersenyum dan tertawa berarti tidak punya empati terhadap penderitaan di sekitarnya.

Sungguh ironis...dunia berputar 180 derajat, dunia orang dewasa begitu seriusnya. sehingga untuk tersenyum dan tertawa pun perlu suatu kehati-hatian. Jangan sampai senyum dan tawa itu melukai orang disekitarmu.

Sampai-sampai ada muncul istilah aneh "Ada tangis dalam senyumnya" atau ada tangis dalam tawanya". Padahal Tangis dan tawa adalah suatu keadaan yang berbeda.

Kadang dalam benakku dan hatiku yang terdalam selalu muncul pertanyaan. Mana senyumnya?

Puji syukur kepada Allah. Bahwa Kami (aku dan istriku) memiliki anak. dan anak adalah hiburan, melihatnya tertawa terkekeh-kekeh karena mainan murahan ataupun benda-benda remeh tak terpakai yang sudah bekas serta usang. Menjadi flasback masa kecil yang indah.

Rasa letih berkejaran dengan waktu dan usia yang menua demi urusan nafkah telah nyata menghabiskan sebagian besar hidup ini.

Letih itu menjadi hilang musnah saat melihat sang buah hati tersenyum lebar dan tertawa lepas diantara sempitnya waktu kebersamaan sebagai orang tua dan anak.

Untuk mereka yang sedang sedih..biarkanlah orang lain tersenyum dan tertawa, dan janganlah jadi terluka dan terhina.

Jadi...mana senyumnya ?

Senyum yang sejuk tak melukai, tawa yang renyah mengayun perasaan, membuai semangat dan menjadikan hidup lebih hidup.

Biarkanlah sedih, kecewa dan derita itu hilang oleh senyum dan tawa polos yang lepas bebas. Bangkitkan semangat hidup dan terus berjuang untuk esok hari yang lebih baik.

"Keep fighting for better tomorrow !" and NEVER GIVE UP!

Kapanpun, dimanapun dan apapun keadaanmu... ..

SK adalah tempat curahan hatimu :-)

Karena disini dirimu akan sungguh sangat berharga dan sangat berarti.

Jakarta, 25 Mei 2009

sebuah catatan hidup

Yudhi M ( seorang Bapak muda dengan satu anak laki-laki berumur 4 tahun )











3.

Re: (Catcil) Detik-Detik Ultah SK: Diantara Kado  Terindah: Episode:

Posted by: "Zubair Awwam" zubair_ibnu_awwam@yahoo.com   zubair_ibnu_awwam

Wed May 27, 2009 7:18 am (PDT)



ya dakyu juga...hahahaha
Mpok Nia apa kabarnya
kangen nih bangFy
hehehe
sukses selalu ya
amin

--- On Mon, 5/25/09, Nia Robie' <musimbunga@gmail.com> wrote:

From: Nia Robie' <musimbunga@gmail.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] (Catcil) Detik-Detik Ultah SK: Diantara Kado Terindah: Episode:Sebuah Ungkapan Rasa
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, May 25, 2009, 5:35 AM

wah2.. senangnya sudah mulai membicarakan milad:D
heheu kangeun dengan kalian semua
sangat..
sangat...
:D

Pada 25 Mei 2009 12:11, bujang kumbang <bujangkumbang@ yahoo.co. id> menulis:

Diantara
Kado Istimewa Episode: Sebuah Ungkapan Rasa

Fiyan
“Anju” Arjun

imel/fb:bujangkumbang@ yahoo.co. id
MP:http://sebuahrisala h.multiply. com




























4.

[kelana] Banyak Jalan Menuju Monas :D

Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Wed May 27, 2009 1:41 pm (PDT)



Bermula dari sebuah pesan di inbox

temanss...
ada yang kangen2 ga sih? he..he...

ketemuan yokk
nikmatin sunset monas rabu ini jam 5 sore.

Kenapa harus Monas? Soale yang SMS suka joging di Monas :D *piss mbak inna :D

Monas?
Konon katanya simbol kota Jakarta. Orang baru percaya udah di Jakarta
kalau udah lihat Monas..hehe. Persepsiku ketika menonton fim jadul saat
orang-orang dari kampung menuju Monas dulu sebelum ke tempat tujuan.
Seolah dari Monaslah titik awal petualangan di Jakarta... Hmmm,
benarkah itu?

Sebagai
warga Jakarta sejak lahir :D bisa dihitung berapa kali aku ke Monas.
Agak lupa  apa aku pernah ke Monas ketika masih kecil :D Yang jelas
ketika besar, masa kuliah dan bekerja, aku baru dua atau tiga kali ke
Monas hehe... itu pun dianter dan pas lagi jalan-jalan sama teman :D
atau ketika aksi :D.
 
Ketika
menerima SMS itu, aku pun segera mengecek jadwal. Tampaknya, sore itu
aku bisa ke Monas. Senangnya, bisa ketemuan lagi sama teman-teman yang
banyak mengenalkanku pada kota Jakarta. Hehe, karena mau ga mau aku
harus berusaha mencari sebuah tempat yang namanya saja kadang baru
kudengar. Padahal ngakunya orang Jakarta dari lahir, ya hehe? :D

Sebagai
orang yang buta arah dan sering nyasar, aku pun segera mengontak
seorang teman untuk bisa barengan... Kalau ada barengan, mah santai,
kalau perlu tidur di bus, hehe :D. Aku belum dapat kabar, sampai pada
hari H, temanku itu mengabarkan kalau dia ga bisa bareng karena sedang
tidak di rumah...

"O ow... Monas di mana, ya?"
Berpikir keras mengingat daerah Kota...

- Kalau dari Bekasi naik apa?
*catat,
rumahku yang katanya Jakarta pinggiran itu (baca: Jakarta coret.
Berkali-kali orang nyangkanya daerah sini udah masuk Bekasi), lebih
dekat dengan dengan Bekasi yang juga pinggiran. Jadi, kalau ke
mana-mana kadang lebih enak lewat jalur Bekasi...
Plang batas antara Prov. DKI Jakarta dan Prov. Jawa Barat ada di beberapa tempat.

- Kalau dari kalimalang, ke mana dulu enaknya...
Rumah
ga jauh dari kalimalang yang emang masuk dua wilayah (Jakarta &
Bekasi) :D Kalimalang cukup terkenal dengan kalinya yang benar-benar
malang alias coklat :D. Daerah macet dengan titik-titik tertentu pada
jam-jam tertentu pada hari kerja. Sempat mau dibikin jalan layang di
sana, tapi karena Pak Harto keburu lengser, sisanya cuma tiang-tiang
beton yang menjadi saksi kalau kami tetap harus merasakan macet dan
macet :D

Serangan SMS pun dimulai ke beberapa orang yang ngerti jalan dan tahu daerah Monas

Pertama,
kakak ipar yang navigasinya lumayan oke dan tahu jalan beserta bus yang
harus dinaiki :D beserta tips jangan naik bus sembarangan :D
# Kak daus, mau nanya, kalo mau ke Monas dari tol jt.bening naek apa? Turun di mana?"

Kedua, mbak wiwik, anak Bekasi yang kayaknya suka jalan-jalan :D
#mbak Wiwik, mau nanya, kalo ke monas dr bekasi naek apa? Turun di mana?

Ketiga, mas Nursalam, yang punya Jakarta, walau pernah bikin nyasar aku dan cah Malang di daerah Rawamangun :P
#Mas Nur, kalo ke monas, naek apa ya?

Keempat, Ade, juga yang punya Jakarta :D. Diakui kenal daerah Jakarta dan "penyelamat" ketika aku nyasar di Blok M :D
#D, cara plng cepet ke Monas itu naek apa? Thx

Satu-satu mulai menjawab...
Kak Daus
Cari jalur busway aja langsung ke monas

yah,
ini juga tahu, tapi kan yang praktisnya, kalau naik busway. berarti
kudu ke kampung melayu. Sore-sore mau lewat jalur mana juga, macet,
booo.. :D  *dasar malas :P

Mas nur
Naik busway aj.dr melayu smp transit senen ke harmoni.dr harmoni naik busway ke arah blok m.nyampe, deh di monas.

Kalo
ga, naik krl aj dr st.tebet.dr melayu, naik mikrolet 44 ke st.tebet.dr
tebet turun di st.juanda.jalan dikit ke istiqlal kan dah monas, tuh.

dapat tambahan bonus SMS masuk karena aku mengaku jadi orang kampung yang baru ke Jakarta. :D

gpp kan br dr kampung ya?oh ya monas itu yg tugunya ada emas di puncaknya.t4tnya persis di depan istana merdeka :P

mba wiwik
ke blok m, trn di senayan naik busway trn di monas

iya nyebrang ke halte busway trs naik halte busway yag ke kota trn monas deh

Hmmm, akhirnya setelah balasan-balasan SMS yang mendukungku untuk naik busway, jadilah aku pun mengatur strategi dan tampaknya aku lebih mengikuti usulan Mbak Wiwiek saja.


Akhirnya, aku menuju tol jati bening. Tempat ini bisa dibilang
"terminal bayangan"-nya orang-orang Bekasi dan Jakarta pinggiran
seperti aku. Di sini lewat bus-bus dari Bekasi, Bandung maupun dari
daerah menuju Kota, Pasar Baru, Blok M, Bogor, Lebak Bulus, dll *udah
serasa kayak preman sana aja :D

Jadi, kalo aku mau ke Bandung
atau pulang dari Bandung aku turun dan naik di sini... tapi dengan
catatan ke pak supir... "Pak, lewat jatibening, ga?" Soalnya ga semua
bus mau berhenti di sini... karena sebenarnya juga ga boleh, hehe...
walau akhirnya dibikin tempat pemberhentian bus khusus di sini.
*kapan-kapan ya cerita soal tol jatibening ini ;)

Aku pun
menaiki bus menuju Blok M, sambil terus menerus SMS mbak Wiwik dan
dibalas dengan cepatnya. Makasi, mbak Wiwik :) Kemudan Turun di halte
busway Polda. Tapi emang dasar udik, aku sempet bengong, ketika harus
memasukkan kartu itu... Perasaan dulu pake tiket, deh, eh sempet sih
ngerasain pakai kartu... Tahu, deh :D. Maklum naik busway pun cuma
sekali-kali.

Aku perhatikan baik-baik peta di atas tempat
orang menunggu. Aku kok jadi beneran merasa kayak orang kampung yang
baru datang ke Jakarta dengan penampilan apa adanya plus sendal jepit
:D. Apalagi, keliatan banget ga pernah naik busway karena sempat
berdiri sembarangan tanpa ngantri... hihihi...

Alhamdulillah,
dapat tempat duduk, sambil terus SMS si pencetus ide. Dari awal yang
udah yakin pengen turun di halte Monas, tiba-tiba disuruh di Harmoni,
Indosat dan akhirnya di BI, haduuuh, mbak... dan noraknya, masih jauh
dari BI, aku udah siap-siap... *duh, maklum, ya... takut nyangkut di
pintu busway :D

Fuuuuh... akhirnya sampai juga di halte BI,
sambil ingat-ingat sudah beberapa kali masuk ke gedung dengan yang
halaman luas ini. Waktu ketemuan dengan klien yang mau bikin buku dan
mabit di mesjid Baitul Ihsan. Delalahnya, walau udah mabit di situ, aku
malah nyangka kubah masjid yang kelihatan dari jauh itu istiqlal...
Ampuun, aku baru sadar banget, aku benar-benar ga mengenal Jakartaku tercinta ini... *garuk-garuk kepala.

Setelah bolak balik dan berkali telpon-telponan, akhirnya aku sampai juga di pintu Monas...

"Oh, ini toh Monas" :D


Di sana sudah hadir beberapa teman dan tampaknya aku yang paling buncit
datang. Fuuuh... Jadilah saat itu, aku piknik di Monas, makan-makan,
poto-poto, hingga Magrib.

Tak berapa lama, ketika aku sudah tahu letak Monas dan aman sentosa bersama teman-teman, sebuah SMS masuk.

dari Ade
sori, tadi Hp ketinggalan di rumah. Mo ngapain lu ke monas? Naek taksi aja, biar adem. Aman buat kulit lo :)

mas nur
tadi siang tanya rute ke Monas, mau ikutan demo anti Ahmadiyah, ya? Banyak ga yang ikut?

Wekekek... tahu aja si Ade, kulit wajahku begitu sensitif :D dan mas
Nur, plis, deh... aku dari kelompok mana? masak demo berangkat
sendirian, sih... :D

*pengalaman di Bulan April :D yang baru sempet ditulis...


novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.wordpress.com/

5.

Opini : Dimana Anda "Memancing" Rejeki Selama Hidup ?

Posted by: "__MadeTeddyArtiana__" made.t.artiana@gmail.com

Wed May 27, 2009 7:06 pm (PDT)



*Dimana Anda "Memancing" Rejeki Selama Hidup ?*

by MTA(Made Teddy Artiana)

Pada sebuah kesempatan pulang kampung ke Bali, aku menyempatkan diri untuk
menjenguk rumah baru kakak ku. Rumah berarsitektur Bali yang unik, dengan
dua buah kolam ikan. Satu di depan yang dihuni oleh para Koi, yang lain
dibelakang. Ini incaranku. Kolam untuk perut. Pancing, goreng, buat sambal
dan…. sikaaaaattt..

Tetapi walaupun memancing di kolam sendiri, ternyata perkara ini tidak
semudah perkiraanku. Sudah sepuluh menit aku bengong disini. Aku dan bambu
kecil melengkung ini. Namun belum ada seekor bayi ikanpun berhasil diseret
keluar. Agak memalukan memang. Ikan-ikan ini sepertinya tidak dapat
dipandang sebelah mata.

"Coba perhatikan umpannya", teriak ayahku sambil tersenyum. Tak tahan
menonton adegan itu lama-lama. Umpan ? Oke..saran yang patut didengar.
Kuangkat pancingku keluar dari air. Ternyata ia benar. Cacing pucat, yang
bergantung loyo itu sudah bergeser dari mata pancing. Mata kailnya tidak
tersamar lagi, ujung runcingnya terlihat jelas menyeruak keluar. Pantaslah.
Ikan manapun tidak akan dengan sengaja menggigit besi itu tanpa alasan.
Kecuali kedua matanya jereng.

"Perlu kesabaran dan kreatifitas…", kata ayahku untuk kedua kalinya.
Hasilnya mulai tampak ketika aku menuruti nasehat itu. *Strike !!* Seekor
ikan berukuran sedang berhasil kudapatkan. Satu persatu, besar dan kecil,
walau kadang ada yang terlepas. Keadaan yang tadinya menjemukan kini berubah
jadi asyik.

Sepuluh-limabelas menit berlalu, sekonyong-konyong sejumput pemikiran
singgah. Bagai sebuah wangsit dari Mbah Jambrong penghuni alam antah
berantah. Sebuah pertanyaan naïf. Apakah rejeki dalam hidup seperti ini
juga. Seperti memancing ikan di kolam sendiri. Biar kuperjelas maksudku.
Seperti rejeki yang sudah ada ketika kita lahir kedunia, ikan-ikanpun sudah
tersedia disini. Satu-satunya yang diperlukan adalah menjemputnya. Menjemput
yang sudah ada.

Tetapi persoalannya memancing ikan di kolam sendiri tentu berbeda dengan
memancing ikan bersama-sama orang lain di sebuah pemancingan ikan. Yang satu
adalah *one to one*, yang lain *many to one*. Yang satu merupakan urusan
pribadi masing-masing pemancing dengan kolamnya sendiri, yang lain keroyokan
menjarah satu-satunya kolam yang ada. *It's doesn't' take a genius* untuk
menyadari, bahwa memancing di kolam pemancingan melibatkan satu kata yang
kadang memunculkan benci tapi rindu. Persaingan. Benci ketika kita jadi
korban dan rindu ketika kita adalah pemenangnya. Sebuah candu.

Dan hal ini menjadi mengerucut. Apakah memancing rejeki dalam hidup seperti
memancing sendiri di kolam pribadi ataukah memancing disebuah tempat
pemancingan ? Bagaimana jika seandainya yang benar adalah yang pertama.
Bahwa perkara rejeki sebenarnya adalah seperti memancing di kolam sendiri. ?
Dengan kata lain setiap orang –begitu ia lahir kedunia- memiliki kolamnya
sendiri-sendiri. Anda ya Anda, saya ya saya. Kita tidak berkuasa menyerobot
rejeki milik orang lain. Tidak ada persaingan. Tidak ada pertempuran. Yang
perlu dibangun adalah kerja sama. Dengan kata lain, sebarkan ilmu memancing
Anda kepada yang lain, siapa tahu itu berguna untuk mereka memancing dikolam
mereka masing-masing !

Mungkinkah peta rejeki dalam hidup ini, tidak seperti kelihatannya. Tak
terhitung jumlah dokter, dosen, pengacara, photographer, bisnisman, jamu
gendong, tukang koran dan lain sebagainya. Jumlah mereka tidak terlalu
penting. Segalanya cukup untuk semua. Sebuah refleksi dari eksistensi Sang
Kahlik yang tidak terbatas pula. Pencipta yang bertanggung jawab.

Jika wangsit Mbah Jamrong benar, berarti selama ini TUHAN diatas sana
pastilah menutup wajah dengan kedua tangan beliau. Malu hati. Manusia yang
diharapkan dapat membanggakan, untuk kesekian kalinya kembali mempermalukan
Nya dihadapan balatentara surga. Pastilah Beliau, sudah begitu sering
mengirimkan para malaikat untuk memberitahu kita sebuah kebenaran tentang
rahasia hidup. Tetapi bagaikan berbicara dengan batu, ilmu itu kita abaikan.
Manusia terlalu sibuk dengan kebenarannya sendiri. Lebih bebal dari seekor
keledai beban. Berarti juga, iblis dan setan-setan kecil keponakannya telah
begitu lama menyoraki kita. Mereka berhasil menyakinkan kita betapa tidak
cukupnya segala sesuatu dalam hidup ini. Karena itu harus diperebutkan,
harus saling meliciki, harus saling menjegal.

Jika ini benar berarti teori-teori cerdas Blue Ocean Strategy dan segala
jurus memanangkan "pertempuran rejeki" akan segera menjadi penghuni tempat
sampah. Menggelikan.

Itu juga berarti perjalanan hidup tiga puluh tahun ini, aku lalui dengan
begitu bodoh. Betapa tidak dalam perjalanan hidupku, begitu sering aku
merasa terancam akan keberadaan "pemancing-pemancing lain". Ketakutan akan
diserobot, kadang begitu menguasaiku, sehingga hidup ini berubah tidak lagi
indah.

Seperti kata pepatah tua : "Sebuah kebohongan jika cukup keras disuarakan,
oleh banyak orang dari waktu ke waktu lambat laun akan dipercaya sebagai
sebuah kebenaran." Keluarga memunculkan ide itu kepermukaan. Lembaga
pendidikan membakukan dan masyarakat memeliharanya. Lengkap sudah. Paradigma
lomba pemancingan mungkin sudah demikian berurat akar, sehingga kita sudah
malas mencerna dan dengan sagar menelan bulat-bulat semua itu.

Aku tentunya terlalu beliau untuk memutuskan mana paradigma yang benar.
Begitu banyak orang tua bijak yang sudah mengarungi hidup ini. Tetapi
merekapun belum tentu tahu kebenaran sejati tentang peta rejeki didunia ini.

Mungkin hidup akan membuka rahasianya kepada kita kalau saja kita mau
mendengar. Jika saja kita dengan rendah hati meminta petunjuk kepada DIA,
yang menciptakan dunia ini dan segala isinya. Teringat sebuah kalimat yang
sering berkumandang ditelinga tentang : TUHAn adalah seperti prasangka
hamba-hambanya, atau dalam sebuah bahasa lain : Jadilah kepadamu menurut
iman mu !! Jangan-jangan bukan hidup yang mempermainkan kita, tetapi kita
para pencipta permainan. Yang mempersulit hidup yang sebenarnya simple nan
indah ini, yang kemudian jatuh kedalam permainan kita sendiri.

*"Life is one big road with lots of signs. So when you riding through the
ruts, don't complicate your mind. **Flee from hate, mischief and jealousy.
Don't bury your thoughts, put your vision to reality. Wake Up and Live!** "*
*
**(Bob Marley)*

***

--

with friendship, respect & blessing
Made Teddy Artiana, S. Kom

"Follow effective action with quiet reflection.
From the quiet reflection will come even more effective action."
(Peter Drucker)

T J A M P U H A N
company profile developer

[ My Photography PORTFOLIO ]
# Commercial Photography #
http://companyprofile.multiply.com
http://withbobsadino.multiply.com

# Wedding Special Photography #
Pernikahan Agung Puteri Sri Sultan Hamengku Buwono X
GRAJ Nurkamnari Dewi & Jun Prasetyo MBA
http://nurkamnaridewi.multiply.com

# Wedding Photography #
http://candidwedding.multiply.com
http://weddingcandid.multiply.com
http://prewedding.multiply.com
http://prewedding1.multiply.com
http://prewedding2.multiply.com
http://prewedding3.multiply.com
http://outdoorprewedding.multiply.com
http://weddingceremony.multiply.com

# Jurnalism Photography #
http://fotojalanan.multiply.com

# Blogger #
http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com

[ CONTACT US ]
Esia. 96202505
Flexy. 70820318
m. 0815 740 900 80 - 0813 178 227 20
email. teddyartiana_photography@yahoo.com
6.

Tiga Model Kepemimpinan

Posted by: "ariefbudisetyawan" ariefbudisetyawan@yahoo.com   ariefbudisetyawan

Wed May 27, 2009 7:06 pm (PDT)




Tiga Model Kepemimpinan
Penulis : DH Al Yusni

KotaSantri.com : Model kepemimpinan umat sangat berpengaruh terhadap
kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa. Karenanya Islam mengajak umatnya
untuk memilikinya kembali agar anugerah nikmat dari Allah SWT dapat
berfungsi lagi dan bertambah. Anugerah nikmat tersebut adalah model
kepemimpinan umat. Kepemimpinan yang mesti dimiliki umat agar mereka
mendapatkan hidup yang lebih baik, adil, sejahtera, dan sentosa. Model
kepemimpinan itu ialah :

1. Kepemimpinan Spiritual (Zi'amah Diiniyah)
Kepemimpinan moral spiritual yang akan memberikan contoh
pada umat tentang apa yang perlu diperbuat dan dilakukan pada kehidupan
bermasyarakat. Sehingga masyarakat tidak terjerumus pada jurang
kehancuran moral yang akan membawa kesengsaraan kehidupan bangsa.
Kepemimpinan ini menjadi patokan dalam masyarakat yang dicontohkan
langsung oleh pimpinan masyarakat untuk menjadi panutan dalam akhlak,
ibadah, kesantunan, kedermawanan, perilaku keluhuran, dan lainnya.
Kemudian menyerukan pada masyarakat dengan penuh kesabaran agar dapat
mengikuti jejak dan langkah perbuatannya. Serta memberikan kesadaran
akan pentingnya moral bagi kehidupan berbangsa. Dengan begitu,
masyarakat tidak lagi mencontoh perilaku kepribadiannya kepada
figur-figur yang keliru.

2. Kepemimpinan Politik (Zi'amah Siyasiyah)
Kepemimpinan politik yang mengatur birokrasi dan
administrasi masyarakat dengan mengedepankan pelayanan dan pengabdian.
Bukan sebagai pemeras rakyat dan penyengsara umat. Hal ini akan terjadi
bila kepemimpinan struktural dip! impin oleh orang-orang shalih yang
punya kredibilitas. Kredibilitas me reka diakui untuk memimpin umat
lantaran kemampuannya menjalankan fungsi kepemimpinan dengan benar.

3. Kepemimpinan Intelektual (Zi'amah Ilmiyah)
Kepemimpinan intelektual dapat mencerdaskan kehidupan umat.
Kepemimpinan ini dapat diraih bila semangat intelektual kembali
menggeliat. Sehingga, menciptakan kecerdasan umat secara massal. Seluruh
elemen masyarakat dapat memahami perkembangan zaman serta dapat mengerti
alur kehidupan. Dengan itu tidak ada lagi unsur masyarakat yang menjadi
obyek penderita dan terus dibodohi atas kebijakan dan sikap orang lain.
Dari sana umat ini akan menjadi sokoguru dunia dalam ilmu pengetahuan.
Setiap hari selalu muncul hal-hal baru. Setiap waktu ada penemuan baru.

Dengan model kepemimpinan seperti tersebut di atas, maka umat dapat
merasakan kenikmatan dalam hidup yang penuh anugerah. Kehidupan mereka
tidak terdzalimi sedikit pun. Bahkan mereka da! pat dengan jelas melihat
harapan dan obsesinya ke depan.

Wallahu a'lam bishshawab.

7.

10 Konsep Marketing

Posted by: "ariefbudisetyawan" ariefbudisetyawan@yahoo.com   ariefbudisetyawan

Wed May 27, 2009 7:07 pm (PDT)



Bila Anda seorang bisnismen, enterpreneur atau marketer, berikut ini 10
konsep marketing Hermawan Kertajaya (ringkasan) berikut ini, barangkali
bermanfaat

SATU: LOVE YOUR CUSTOMER, RESPECT YOUR COMPETITOR.
Cintailah customer kita. Masak kita mau menjual barang yang jelek.
Seperti Nabi Muhammad yang digelari Al Amin yang artinya Mr Trusty, Mr
Honest.

Nabi itu, ketika ada pedagang yang menyembunyikan kayu basah di bawah,
mengatakan kayu basah harus disimpan di atas. Ini menunjukkan bahwa
spiritual marketing itu sudah dimulai sejak zaman Nabi.

Lantas bagaimana kalau produk kualitas rendah, dibungkus dengan kemasan
unik dan menarik untuk menyembunyikan kekurangannya...?

Kalau kita tidak love our customer mereka akan memusuhi kita. Respect
our competitor, lihat Nabi! Terhadap musuh-musuhnya, even orang yahudi
yang meninggal ia tetap menghormati karena Yahudi tetap manusia kendati
ia musuh kita. Jadi bersaing ya bersaing tapi jangan sampai menjatuhkan.
Karena competitor itu kan sama-sama membangun industri.

KEDUA: BE SENSITIVE TO CHANGE, BE READY TO TRANSFORM
Kita harus selalu sensitif terhadap bisikan dari atas. Seperti Nabi Nuh
dulu dibisikin Tuhan supaya membuat persiapan menjelang banjir. Lalu
Nabi melakukan persiapan.

KETIGA: GUARD YOUR NAME BE CLEAR WHO YOU ARE
Kita harus memiliki nama. Seperti yang dikatakan Aa Gym, dagang itu
nama. Kalau kita sudah bisa dagang tanpa nyogok orang tidak akan meminta
sogokan juga. Seperti kita (MarkPlus & Co) tidak pernah
nyogok untuk mendapatkan proyek. Akhirnya orang akan menerima kita. Ya
wis, Mark Plus nggak perlu apa-apa.

KEEMPAT: CUSTOMERS ARE DIVERS GO FIRST TO WHO REALLY NEED YOU
Customers itu macam-macam. Kita harus pergi ke orang yang benar-benar
membutuhkan kita. Kalau tidak butuh jangan dijualin. Jangan membujuk
orang. Marketing kan sering dituduh membuat orang konsumtif. Tidak perlu
barang itu dibujuk-bujuk. Itu jelas tidak baik.

KELIMA: ALWAYS OFFER A GOOD PRODUCT AT A FAIR PRICE
Jadi produk yang bagus harus diberi harga seimbang. Kalau jelek jangan
bujukin orang.

KEENAM: BE ALWAYS AVAILABLE AND SPREAD THE GOOD NEWS
Kita harus selalu ada kalau orang membutuhkan kita. Pemberitaan itu
harus kabar gembira terus jangan ngancam-ngancam. Orang dagang itu
sebenarnya jangan ngancam pakai katabelece segala.

KETUJUH: GET YOUR CUSTOMERS AND KEEP GROW THE BUSINESS WITH THEM

KEDELAPAN: WHAT EVER YOUR BUSINESS IS A SERVICE BUSINESS
Pelayanan itu ibadah

KESEMBILAN: ALWAYS REFINE YOUR PROCESS IN TERM OF QUALITY, COST AND
DELIVERY
Selalu usahakan meningkatkan kualitas, menurunkan cost supaya customers
juga ikut menikmati dan delivery makin lama harus on time

KESEPULUH: GATHER RELEVAN INFORMATION BUT MAKE DECISIONS BASES ON YOUR
WISDOM
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin tapi keputusan terakhir berdasarkan
hati nurani
8.

[ Inspirasi] Sebuah perjuangan terbesar

Posted by: "ariefbudisetyawan" ariefbudisetyawan@yahoo.com   ariefbudisetyawan

Wed May 27, 2009 7:09 pm (PDT)



Sebuah perjuangan terbesar

Oleh: Arvan Pradiansyah, pengamat kepemimpinan dan penulis buku You Are
A Leader!

e-mail: kepemimpinan@republika.co.id

faksimile: 021-7983623

Dua orang lelaki yang datang bertamu ke rumah seorang bijak tertegun
keheranan. Mereka melihat si orang bijak sedang bekerja keras. Ia
mengangkut air dalam ember kemudian menyikat lantai rumahnya.
Keringatnya deras bercucuran. Menyaksikan keganjilan ini salah seorang
lelaki ini bertanya, ''Apakah yang sedang engkau lakukan hai orang
bijak?''

Orang bijak menjawab, ''Tadi aku kedatangan serombongan tamu yang
meminta nasihat kepadaku. Aku memberikan banyak nasihat yang sangat
bermanfaat bagi mereka. Merekapun tampak puas dan bahagia mendengar
semua perkataanku. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba aku merasa
menjadi orang yang hebat. Kesombonganku mulai bermunculan. Karena itu,
aku melakukan pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombongku itu.''

Para pembaca yang budiman, sombong adalah penyakit yang sering
menghinggapi kita semua yang benih-benihnya sering muncul tanpa kita
sadari. Di tingkat terbawah, sombong sering disebabkan karena faktor
materi. Kita merasa lebih kaya, lebih cantik, dan lebih terhormat
daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong sering disebabkan faktor kecerdasan. Kita
merasa lebih pintar, lebih kompeten, lebih bijaksana dan lebih
berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong sering disebabkan faktor kebaikan. Kita
seringkali menganggap diri kita lebih berakhlak, lebih bermoral, lebih
pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan ini, semakin sulit pula
kita mendeteksinya. Sombong karena materi akan sangat mudah terlihat
tetapi sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih yang
halus di dalam hati kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan dan tidak pada
tempatnya. Pada tataran yang wajar, ego menampilkan dirinya dalam bentuk
harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Namun,
begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah
berada sangat dekat dengan kesombongan. Bahkan, seringkali batas antara
bangga dan sombong tak terlalu jelas.

Diri kita sebenarnya terdiri atas dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan
diri sejati di lain kutub. Pada saat dilahirkan ke dunia, kita
sepenuhnya berada dalam kutub diri sejati, kita lahir dalam keadaan
telanjang dan tak punya apa-apa. Kita sama sekali bebas dari materi
apapun. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, kita mulai memiliki
berbagai kebutuhan materi. Bahkan, lebih dari sekedar yang kita butuhkan
dalam hidup, kelima indra kita selalu mengatakan bahwa kita membutuhkan
yang lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup seringkali mengantarkan kita menuju kutub ego.
Perjalanan inilah yang memperkenalkan kita kepada kesombongan,
kerakusan, serta iri dan dengki. Ketiga sifat ini adalah akar segala
permasalahan yang terjadi dalam sejarah umat manusia.

Perjuangan melawan kesombongan sebenarnya adalah perjuangan menarik diri
kita ke kutub diri sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala
bentuknya ada dua perubahan paradigma yang perlu Anda lakukan. Pertama,
Anda perlu menyadari bahwa hakikat manusia adalah diri sejati, kita
bukanlah makhluk fisik tetapi makhluk spiritual.

Diri sejati kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah
syarat kita untuk hidup di dunia. Kita lahir tanpa membawa apa-apa, dan
kita mati pun tanpa membawa apa-apa. Pandangan seperti ini akan membuat
Anda melihat siapapun sebagai manusia yang sama. Anda tidak akan lagi
tertipu oleh penampilan, kecantikan, dan segala ''tampak luar'' yang
lain. Yang kini Anda lihat adalah ''tampak dalam.'' Pandangan seperti
ini sudah pasti akan menjauhkan Anda dari berbagai kesombongan.

Kedua, Anda perlu menyadari bahwa apapun perbuatan baik yang Anda
lakukan, semuanya itu semata-mata adalah untuk diri Anda sendiri. Anda
menolong orang untuk kebaikan Anda sendiri. Anda memberikan sesuatu
kepada orang lain adalah untuk Anda sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi: Energi yang Anda berikan
kepada dunia tak akan pernah hilang. Energi itu akan kembali kepada Anda
dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang Anda lakukan pasti akan kembali
kepada Anda dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, perasaan bermakna
maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik pada
orang lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita
sendiri. Kalau begitu, apalagi yang harus kita sombongkan?

Perjalanan menuju kepemimpinan senantiasa dimulai dengan mengalahkan ego
dan kesombongan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ujiannya adalah
pada pemilu kali ini. Para ''reformis'' yang mengklaim dirinya layak
menjadi presiden sudah saatnya duduk bersama dan mengalahkan egonya
masing-masing. Tanpa mengalahkan ego ini, mustahil mereka bisa menang.
Kalau ini yang terjadi, jangan-jangan bangsa kita akan kembali dipimpin
orang-orang yang tidak amanah dan hanya mementingkan dirinya sendiri.

Kita Masih Diberi Waktu

Apakah makna pergantian tahun bagi Anda? Bagaimana pula cara yang biasa
Anda lakukan untuk menyambut datangnya tahun baru? Pertanyaan-pertanyaan
inilah yang senantiasa muncul di kepala saya setiap menghadapi
pergantian tahun. Ini memang pertanyaan penting yang amat perlu kita
renungkan.

Pertanyaan mengenai makna mungkin agak sulit dijawab langsung. Anda
perlu meluangkan waktu sebentar untuk merenungkannya. Sebaliknya
pertanyaan mengenai cara sangat mudah dijawab. Pada dasarnya ada dua
cara yang dilakukan orang menyambut tahun baru. Pertama, dengan
bergembira dan berpesta, mulai dari pesta rakyat sampai dengan
perhelatan di hotel-hotel berbintang. Kedua, dengan merenung, baik yang
dilakukan sendirian maupun bersama-sama dalam satu forum. Kedua cara ini
didasari oleh dua pandangan yang berbeda dalam melihat dunia.

Orang yang merayakan tahun baru dengan berpesta mungkin memandang hidup
ini sebagai sebuah garis lurus atau sebuah tangga. Dengan demikian
pergantian tahun dipandang sebagai umur yang bertambah, sebagai sebuah
pencapaian yang patut dirayakan, sama seperti halnya merayakan ulang
tahun kita. Ini tentunya berbeda dengan mereka yang menyambut tahun baru
dengan renungan. Bagi mereka hidup adalah sebuah lingkaran.

Mengapa demikian? Marilah kita lihat. Kehidupan ini adalah laksana
sebuah perjalanan. Kita memulainya dari satu titik, dan kita akan
mengakhiri perjalanan kita persis di titik yang sama. Dalam bahasa agama
dikatakan bahwa kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada
Tuhan.

Dahulu kita tidak ada dan nantinya juga tidak ada lagi. Kita memulai
perjalanan kita dalam keadaan telanjang dan tidak memiliki apa-apa. Kita
pun akan mengakhiri perjalanan kita dengan cara yang sama.

Coba renungkan sebentar analogi di atas. Kalau demikian, begitu Anda
memulai perjalanan sebetulnya Anda sedang berjalan untuk kembali ke
titik awal. Dalam sebuah lingkaran, pertambahan senantiasa berarti
pengurangan. Semakin umur Anda bertambah, semakin pendeklah umur Anda
dan semakin dekatlah Anda pada ketiadaan.

Panjang pendeknya umur seseorang hanyalah ditentukan oleh besar kecilnya
lingkaran. Semakin besar lingkaran tersebut semakin lamalah perjalanan
yang akan Anda tempuh, sebaliknya semakin kecil lingkaran, semakin
pendeklah perjalanan Anda.

Nah, kalau demikian, pergantian tahun hanyalah berarti satu hal: Anda
sudah semakin dekat dengan kematian. Karena itu, Anda harus waspada.
Bergembira tentunya boleh-boleh saja. Namun, seringkali kegembiraan
membuat kita lupa dan terlena.

Masalahnya, kita tak pernah tahu berapa besar lingkaran yang kita
miliki. Kita tak tahu berapa lama lagi kita akan kembali ke titik awal.
Kita tak tahu kapan ''kontrak;'' kita habis. Tidak ada tanda-tanda yang
jelas untuk itu. Orang muda yang segar bugar bisa dipanggil secara
mendadak. Orang yang sedang berada di puncak karier sekonyong-konyong
bisa berpulang kepada Tuhan. Semuanya terjadi secara mengejutkan dan
tiba-tiba.

Sebetulnya kalau kita mau merenungkan hidup ini secara lebih dalam, ada
tanda-tanda yang bisa mengingatkan kita pada hal ini. Itulah yang
terjadi pada saat kita tidur. Tidur itu adalah saudaranya mati. Bukankah
kondisi orang yang tidur persis sama seperti orang mati? Kita tak bisa
berkata apa-apa. Telinga kita terbuka lebar tapi kita tak bisa
mendengar. Posisi kitapun tak jauh beda dengan orang yang mati.

Karena itulah kita perlu berdoa sebelum tidur agar kita tidur dalam
kebaikan dan rahmat Tuhan. Begitu kita terbangun di pagi hari kita pun
perlu mengucapkan syukur kepada Tuhan yang memberikan lagi satu hari
yang indah untuk kita nikmati. Demikianlah cara kita hidup dari hari ke
hari. Tiap hari kita sebenarnya melalui sebuah proses yang
berulang-ulang. Pagi-pagi kita hidup, beraktivitas, dan malamnya kembali
''mati.'' Sampai pada suatu saat nanti kita akan tidur untuk
selama-lamanya.

Kalau Anda berpikir demikian, Anda tak akan pernah melewatkan waktu Anda
dengan berhura-hura. Anda pun akan menjauhi kemarahan dan permusuhan.
Hidup memang cuma sebentar, karena itu mari kita manfaatkan waktu kita
bersama orang-orang yang kita cintai. Setiap kali bertemu dan berpisah
dengan siapapun, kita selalu akan memastikan bahwa kita telah memberikan
yang terbaik, sebab siapa tahu itu adalah pertemuan kita yang terakhir.

Hidup adalah anugerah karena itu marilah kita isi dengan kebaikan dan
cinta kasih. Saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah lagu
inspiratif dari Ebiet G Ade: ''Kita mesti bersyukur bahwa kita masih
diberi waktu/ Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung/
Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya, kita masih bertemu matahari/
Kepada rumpun ilalang, kepada bintang gemintang/ Kita dapat mencoba
meminjam catatannya.''

''Sampai kapankah gerangan, waktu yang masih tersisa/ Semuanya
menggeleng, semuanya terdiam/ Semuanya menjawab tak mengerti/ Yang
terbaik hanyalah segeralah bersujud/ Mumpung kita masih diberi waktu.''.

Oleh: Arvan Pradiansyah, pengamat masalah kepemimpinan dan penulis buku
You Are A Leader! e-mail: kepemimpinan@republika.co.id faksimile:
021-7983623

9.

(catcil) Cahaya Dibalik Derita

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Wed May 27, 2009 11:02 pm (PDT)



(catcil) Cahaya Dibalik Derita

By: agussyafii

Dalam kehidupan jalan keindahan tidak sepenuhnya lurus dan mudah, semakin indah sebuah tujuan semakin terjal dan berliku jalan yang harus dilaluinya. Itulah sebabnya dalam perenungan jiwa menemukan cahaya dibalik derita. Bagi kita seringkali penderitaan identik dengan sakit, kematian, duka cita dan kesedihan tentunya tidak bisa dipungkiri bahwa semua ini sesuatu yang manusiawi. Sedikit jiwa yang berkenan menggali lebih dalam bahwa setiap penderitaan merupakan tersingkapnya cahaya kehidupan dibalik semua penderitaan.

Bagi Mas Yan yang saya kenal, cahaya kehidupan itu adalah ikhlas dan kepasrahan kepada Alloh SWT. Jalan yang terjang dan berliku telah dilaluinya. Putranya yang berusia sepuluh bulan harus operasi tumor pada penyangga usus besarnya. Padahal sebulan sebelumnya istri Mas Yan baru saja menjalani operasi jantung. Katanya, melihat istrinya yang menjalani operasi jantung karena terkena serangan jantung saya masih kuat. Namun menyaksikan operasi anak saya yang baru berusia sepuluh bulan rasanya saya tidak sanggup. Seminggu sebelum anak saya dioperasi seolah saya benar-benar sudah kehilangan dirinya, tuturnya yang tak henti bercucuran airmata.

Setiap malam Mas Yan senantiasa sholat tahajud. Memohon kesembuhan putranya. Ditengah doanya yang selalu dipanjatkan dirinya selalu membaca 'la haula walakuata ila billah' dia ikhlas atas semua apa yang telah dikehendaki oleh Alloh SWT. Jika sehat maka sehatkanlah ya Alloh, jika Engkau ingin mengambilnya..aku ikhlas..Ya Alloh..'begitu tuturnya.

Ditengah kegalauan yang dihadapinya ternyata telah mengubah gaya hidupnya, yang dulunya temperamental Mas Yan bisa lebih arif dan bijak ketika ada masalah di kantornya. Kebiasaannya berkumpul dengan teman-temannya sepulang kerja sudah lama ditinggalkan. Mas Yan lebih suka memilih ikut sholat berjamaah atau mengaji di masjid dekat rumahnya. 'Penderitaan yang saya alami secara bertubi-tubi, saya seperti telah menemukan cahaya yang menuntun saya untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Khaliq.' tuturnya.

Bahkan, katanya. Sebelum bekerja, teman-teman sekantornya turut memanjatkan doa untuk kesembuhan putra saya yang sedang menjalani operasi. 'Saya sampai terharu melihatnya.' 'Besoknya saya menemaninya menjalani operasi. alhamdulillah operasi berjalan dengan baik. Putra saya akhirnya bisa berkumpul kembali sampai sekarang sudah walafiat kembali.' lanjutnya.

Diakhir perjumpaan dengan saya Mas Yan mengatakan, 'Peristiwa ini, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga Mas Agus Syafii. Keikhlasan dan kepasrahan kepada Alloh SWT yang telah membuat kami sekeluarga menjadi kuat. Itulah Cahaya dibalik penderitaan buat saya.' Subhanallah..Maha Suci Alloh....ucap Mas Yan berkali-kali.

--
'Sesungguhnya orang-orang beriman itu ialah orang-orang yang apabila disebut (nama) Alloh, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, maka bertambah iman mereka karenanya. Dan kepada Alloh-lah mereka bertawakal'. (Q.S. Al Anfal: 2)

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Love Green (ALG)' Ahad, tanggal 14 Juni 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. 'Lima Cara Amalia Love Green (5 CALL Green) Pelihara Bumi' 1. Jadilah Penyelamat Bumi dengan memulai dari hal yang kecil dan mudah, 2. Tanam bunga dalam pot, 3. Gunakan Air dengan bijak, 4. manfaatkan kembali benda-benda yang bisa digunakan, 5. Matikan lampu yang tidak digunakan. Mari kirimkan dukungan anda pada program 'Amalia Green Love (AGL)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://id-id.facebook.com/people/Agus-Syafii-Muhamad/861635703 atau sms 087 8777 12431

Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: