Sabtu, 23 Mei 2009

[FISIKA] Digest Number 2748

Messages In This Digest (6 Messages)

Messages

1.1.

Re: Bls: Bls: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika

Posted by: "Alex Firdaus" alxfrdz_agm@yahoo.com   alxfrdz_agm

Fri May 22, 2009 5:43 am (PDT)




Maaf mas,saya alex kuliah d ITB angkatan 2008,sekarang teknik geofisika dan geofisika udah di pisah lagi,tapi satu fakultas teknik pertambangan dan perminyakan atau biasa di sebut FTTM,bukan FITB atau fakultas ilmu teknik kebumian,dulu nya sich FTTM dan FITB di gabung namanya FIKTM..
boleh beri pandangan tentang jurusan Teknik Geofika gak,,mungkin lebih ke prospek kerja nya kedepan,soalnya saya kekurangan informasi nich..mohon bantuannya semua..

Indarta Aji wrote:
> Masuk nuklir bukan berarti lapangan pekerjaannya hanya di puspitek.... siemens, mitsubishi, toshiba, prusahaan instrumentasi dan manufaktur lainnya sebenarnya juga memproduksi Nuclear Power Plant, jadi saya bisa kerja di mana saja.... di Lab.. lab nuklir di luar negeri juga banyak. Dari: Gandri Narandu <gundrie_11@yahoo. com> Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Rabu, 22 April, 2009 11:26:51 Topik: Re: Bls: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Hmm..bukan kak,,Klo di FITB adanya geofiska, tapi teknik Geofisika masuknya ke FTML, tapi sejak thun 2005 Geofisika di FITB udah ga ada,,dianggap sama kyk tek geofisika,,dari perkembangan di ITB sih seperti itu saya kira..hhe
> Yg saya bingung, lantas apa bedanya Geofisika Mipa di itb sama yg Geofisika dlu di FITB,.padahal sekarang geofisika di FITB udah ga ada..
> Nuklir??bukan cuma ada di UGM ya kak Indarta??
> waha, berarti ujung2nya kerja di Puspiptek donk..hhe
> From: Indarta Aji <indarta_aji@ yahoo.co. id> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, April 22, 2009 8:47:01 AM Subject: Bls: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Oh iya, maaf salah Teknik geofisika itu masuknya FITB. Dulu ada geofisika MIPA, tapi sudah digabung sama Teknik Geofisika, jadi sekarang yang ada Fisika Bumi (Program Studi Fisika).
> Kalau mau prospek yang kedepan jelas mungkin coba mendalami geothermal aja, di Fisika Bumi ada, Teknik Geofisika. Kalau tidak masuk nuklir seperti saya. hehehe.... yang jelas jika berkaitan dengan energi sekarang sedang berkembang pesat. Salam Indarta
> Dari: Gandri Narandu <gundrie_11@yahoo. com> Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Selasa, 21 April, 2009 17:38:30 Topik: Re: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> waha..tanggapanya keren2,..
> buat kak indarta...
> ho, bukanya klo di ITB geofisika itu masuk FITB ya kak??klo di ITB MIPA Fiska setahu saya ga ada geofisikanya, denger2 sih..tapi ga tw juga..
> hmm..saya udh ngesearch prospek jurusam yg 5 thn kedepan bgs,hhe..
>  tek fisika masuk, kan pemerintah lagi ngerancanain progam 1000 engginering buat perkembangan energi, PLTA,PLTU gitu...
> Tapi ttep Geofiska sama Geologi yang jadi prospek tercerah, hehe..Mkanya pilihan ketiga saya di ITB ,FITB..hehe
>  
> Buad kak kemal..
> Setuju2 kak, itu juga pertimbangan saya, tapi kan jarang2 juga klo da tulisan lowongan pekerjaan, Di butuhkan MIPA-Fiska,, hhe..lebih cendrung Tek Informatika,
> hmm.mungkin saya bakal ambil STT Telkom klo ambil jurusanya Tek Telekomunikasi, soalnya Telekomunikasi tu ga bakal habis dimakan jaman,
> selain itu setahu saya yang fav bwd itu jurusan cuma STT,sama ITB..Makanya ntar mw test lagi,jalan masih panjang..jangan sampai menyesal...hhe
>  
> Salam hormat saya
> From: Agusta Kemal <kemal_a2000@ yahoo.com> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, April 21, 2009 4:10:45 PM Subject: Re: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Jd pengen ikutan komentar juga. Klo menurut saya sih utk level S1 tidak usah terlalu kaku lah, krn ilmu yg diajarkan di S1 sebenarnya cenderung dasar2 saja dan belum terlalu spesifik. Jd sebenarnya pilihannya cukup longgar, asal jgn terlalu melenceng saja. Contoh : Kalau mau jadi ahli IT, tidak usah terlalu terpaku harus masuk informatika/ ilmu komputer. Aspek IT sangat banyak, anda bisa jadi ahli IT juga kalau masuk jurusan elektro atau  matematika misalnya. Bahkan kalau mau lebih umum lagi, jurusan Fisika dan semua jurusan teknik memungkinkan anda utk menekuni bidang IT nantinya. ... .Banyak lho, programmer2 top dan jago2 IT dengan latar belakang Fisika. 
> Mau menekuni material, tidak berarti anda harus selalu masuk jurusan Teknik Material, tapi bisa masuk Fisika, Teknik Fisika, Teknik Mesin ( bahkan akhir2 ini bisa juga ke Teknik Kimia, setidak2nya ini lah trend dunia saat ini )  misalnya .. Mau menekuni elektronika, ga harus mutlak masuk teknik elektro, bisa ke Fisika, bisa ke Teknik Fisika ... Asal jgn melenceng jauh aja, mau belajar elektronika kok masuk ekonomi hehehe .. Yg saya uraikan ini berlaku utk pendidikan S1 lo yaa, kalau utk S2 dan S3 ya memang harus agak spesifik. Wassalam Kemal
> From: Indarta Aji <indarta_aji@ yahoo.co. id> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Tuesday, April 21, 2009 5:34:22 PM Subject: Bls: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Kalau Fisika Bumi dan Geofisika MIPA sebenarnya berbeda..... Geofisika MIPA sudah dilebur bersama Teknik Geofisika (FTML). Sekarang saya jelaskan antara Teknik Geofisika (FTML) dengan Fisika (Kelompok keahlian Fisika Bumi/ Fisika Sistem Kompleks) (MIPA). Kalau Teknik Geofisika adalah salah satu jurusan dari FTML, tapi kalau Fisika Bumi adalah salah satu kelompok keahlian dari Fisika MIPA. Kalau mau masuk ke Fisika Bumi, USMPTN-nya daftar Fisika MIPA.
> Sebenarnya pekerjaanya hampir mirip antara Fisika Bumi dan Teknik Geofisika. Tapi Secara teknis/ lapangan orang Teknik geofisika lebih jago. Kalau secara analisis, theori orang fisika bumi lebih jago. Yang membuat alat-alat untuk praktikum atau pengambilan sampel kebumian (software atau hardware) adalah anak Fisika bumi..... Fisika Bumi yang membuat alat, teknik geofisika yang menggunakannya. Keduanya sangat berprospek cerah. Semangat, semoga diterima di ITB Saran lain, kalau kamu memiliki ilmu fisika yang cukup mumpuni mending ambil jurusan Fisika MIPA daripada Teknik Fisika FTI. Masalahnya bidang keilmuan Teknik Fisika lebih terbatas. salam indarta
> Dari: Gandri Narandu <gundrie_11@yahoo. com> Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Senin, 20 April, 2009 19:47:58 Topik: Re: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> makasih kak penjelasanya. .
> amiin..Insya Alah kak, ketemu di ITB..
> hmm,,, sebenernya impian saya memang masuk ITB, my dream, ambil Tek fisika..namun wktu itw test di daerah belom keterima,tapi milih nya STEI bukan FTI..hhe..
> tapi, semangat saya buad masuk itb ga bakal pernah padam, msh ada 2 kesempatan..
>  
> Target saya, kalo pun saya ambil Fisika Mipa, mungkin, saya akan ambil Geofisika..Tapi pertimabangan saya kalau tidak salah di FTML(perminyakan, pertambangan) itb juga ada Tek geofisika, itu bedanya apa ya kak sama Geofisika di Mipa??masalahnya saya ga ngmabil FTML di ITB..
>  
> Rencana saya juga kalau saya ambil Telkom, saya ingin pindah jurusan, alias test ulang bwd masuk Tek Telekomunikasi, saya ngersa salah ngambil ambil Tek Informatika pas itu..Soalnya dari kaca mata saya sepertinya Prospek Tek Informatika sudah ga sebagus dulu..hmm..
>  
> oya terimakasih sebelumnya kakak2 Fiska..hhe..
> From: Indarta Aji <indarta_aji@ yahoo.co. id> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Monday, April 20, 2009 1:54:14 PM Subject: Bls: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Setahu saya, walau pun kelas paralel, tapi di dunia kerja mereka hanya melihat IPK kamu berapa dan lulusan mana? Pengalaman mengenai MIPA Fisika dan Informatika Telkom.... sebenarnya itu tergantung dengan minat anda..... semuanya tidak ada masalah.... yang jelas bagaimana anda nantinya.... Kalau MIPA Fisika dibagi menjadi beberapa Sub Jurusan Lagi (Instrumentasi dan Kontrol, Material, Nuklir, Biofisika, Fisika Bumi, Komputasi, Theory). Instrumentasi dan Kontrol = otomatis kita kerja di perusahaan-perusaha an yang berkaitan dengan instrumentasi, karena semua perusahaan butuh orang instrumentasi. Material = Banyak perusahaan-perusaha an multinasional yang mencari orang-orang material, dan di luar negeri Fisika Material sangat diminati. Fisika Bumi = Jelas, perusahaan oil and gas multinasional bakalan mencari orang-orang
> fisika bumi. Komputasi = Banyak orang fisika yang ditarik untuk bekerja di perusahaan-perusaha an pembuatan software sekelas IBM. Nuklir = Bekerja di perusahaan pembuatan nuklir power plant (Toshiba, Mitsubishi, Siemens, lembaga penelitian di dunia, dll). Biofisika = Bekerja di perusahaan pembuatan alat-alat kedokteran, rumah sakit, atau peneliti. Theory = Bekerja di lembaga-lembaga penelitian.  
> Selain itu, mahasiswa Fisika dituntut untuk paham paling tidak tentang instrumentasi kontrol dan komputasi. Pengalaman walaupun saya orang fisika nuklir, tapi baru-baru ini saya mendapat tawaran kontrak untuk menjadi programer disalah satu perusahaan multinasional di Norway. Saran lain, kalau mau ambil informatika, mending kamu ambil jurusan elektro dan subjur telekomunikasi. ... Selamat UAN, semoga sukses...... Kalau seandainya masuk ITB kita bertemu lagi.... hehehe salam Indarta
> Dari: Gandri Narandu <gundrie_11@yahoo. com> Kepada: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Terkirim: Senin, 20 April, 2009 05:40:27 Topik: Re: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> hmm..kelas paralel itw, y bisa dibilang kyak swatanya ui, ga ada keringanan biaya, byarnya full, sama wktunya beda, ga sama kyk yg reguler,,
> yg saya takutkan cuman klo ada "diskriminasi" , maksud saya, dgr kls paralel agak dipandang sebelah mata, yg saya takutkan  juga apakah kualitas llusannya nanti dibedakan..
> oya trims bayak yg kakak2,, khusunya kak febri..
> skrng konsen uan dlu deh..hhe, hari pertama ni,,brr..
> salam...... 
>  
>  
> From: febri andriani <bibip92@yahoo. com> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Sent: Sunday, April 19, 2009 7:44:55 PM Subject: Re: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika
> Untuk adik gundrie, Masalah pemilihan jurusan itu tergantung minat anda dimana, jangan takut dengan bayang2 atau kata2 orang lain ? Jurusan Fisika tidak selalu menjadi dosen, atau kerjaan yang berhubungan dengan pendidikan jika anda tidak berminat ber-career di academic. JIka anda memilih program study Instrumentasi elektronik Fisika UI,  setelah lulus anda bisa bekerja di bidang Instrumentasi & control di perusahaan2 seperti Foxboro, Yokogawa, ABB, dan perusahaan2 yang mensupply peralat2an untuk factory automation atau process automation, atau kontraktor2 seperti Toyo, Rekayasa Industry, IKPT, dll. Sedangkan jika anda tertarik bekerja di pabrik2. anda bisa menjadi instrumentasi engineer, seperti pabrik kimia, oil dan gas, pupuk, petrokimia, dll. Sedangkan jika anda ambil jurusan Geofisika, anda bisa bekerja di perusahaan Minyak atau perusahaan konsultan yang mengolah data2 seismic. Begitu juga jika anda ambil
> program study Material science, anda bisa bekerja di bidang anda. Jadi semuanya tergantung minat anda. JIka anda ambil TI telkom, jangan kuatir untuk masa depan career anda. Karena perkembangan TI makin lama makin maju, sehingga kebutuhan tenaga di bidang IT juga akan terus dibutuhkan, tentunya kemampuan yang mengikuti perkembangan IT itu sendiri. Saya lulusan Teknik Fisika, sedangkan suaminya saya lulusan Fisika UI. Dulu kami sama2 bekerja di supplier alat2 pengukuran dan process automation untuk pabrik2..... Saat ini suami saya sedang Post-Doctoral di Jepang. dimana S2 & S3nya bidangnya adalah Human Engineering. Ilmu yg masih berhubungan adalah pengukuran (instrumentasi & control) aktivitas manusia menggunakan sensor2.. Dia melakukan pemprograman untuk melatih computer menggunakan data2 training yg ada.  Yang penting adalah minat anda dimana, dan menjalaninya dgn sunguh2. Banyak orang lulusan S1 di Indonesia tidak
> bekerja sesuai bidangnya, disebabkan krn keterbatasan informasi atau bisa juga krn minatnya berubah. Yang penting adalah cara berpikir anda selama kuliah bisa digunakan dimanapun anda bekerja. --- On Sun, 4/19/09, gundrie_11 <gundrie_11@yahoo. com> wrote:
> From: gundrie_11 <gundrie_11@yahoo. com> Subject: [FISIKA] Re: Takut akan prospek MIPA fisika To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com Date: Sunday, April 19, 2009, 4:15 PM
> Hmm..tapi apakah mungkin kalau ambil mipa Fisika kerja di suatu perusaahaan? ?Soalnya kata kenalanya saya yang ada di UI, bisa saja,,nanti disananya ngambil bidang geofisika,,, memungkinkan untuk kerja di perminyakan, atau instrumentasi, bidang elektro..Tapi apa kesempatan itu besar ya kak di lapangan kerja?? Yang saya takutkan jika mengambil Tek IF, kedepanya akan susah dalam mencari pekerjaan,,sekarang kan sudah banyak ahli IT..itu pertimbangan saya kak.. ------------ --------- --------- ------ ============ ========= ========= ========= ========= ========= ====== **  Arsip          : http://members. tripod.com/ ~fisika/ **  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :                  
> Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang!
> Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
> Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!
> Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru.
>

__________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

2a.

Langkah-langkah dalam menjadi fisikawan.

Posted by: "Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com   haryo_hep

Fri May 22, 2009 7:31 am (PDT)



Tulisan ini sudah lama mengendap di home area saya, hingga akhirnya hari ini saya putuskan untuk mempostingnya. Terutama sekali setelah diskusi panjang tentang peluang karir lulusan fisikawan. Lebih-kurang isinya adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi fisikawan karir (career physicist).

----

1. Menyukai Fisika (Liking Physics)

Ini tahapan yang banyak (atau mungkin semua) orang bisa melakukannya. Seseorang tertarik pada fisika hanya pada sebatas cerita dan ide kualitatif saja. Hanya menggunakan argumen yang bisa ditangkap sehari-hari, dan sedikit (atau sama sekali tidak) menggunakan matematika.

Kegiatan pada tahap ini adalah misalnya membaca artikel-artikel populer di surat kabar, buku-buku populer. Menonton serial televisi atau film yang bernuansa fiksi ilmiah. Membaca buku-buku biografi tokoh fisika. Membaca bagaimana secara kualitatif gejala-gejala disekitar kita bisa dijelaskan dengan fisika.

Pada tahapan ini pada umumnya nyaris tidak ada kesulitan yang berarti. Dari tahap ini, seseorang bisa memutuskan apakah seseorang ingin meneruskan ke tahap selanjutnya, yakni mempelajari fisika.

2. Mempelajari Fisika (Learning Physics)

Di tahap in seseorang mempelajari fisika dengan tujuan untuk menguasai fisika sebagai ilmu dan segala perangkat kerja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Idealnya jika seseorang memutuskan untuk mempelajari fisika, maka seseorang harus terlebih dahulu melewati tahapan pertama (Menyukai Fisika).

Pembelajaran fisika pada tahapan ini bisa pada tahapan dasar (sarjana fisika, S1) ataupun lanjutan (pascasarjana fisika, dimana saya menggabungkan S2 dan S3). Pada taraf tertentu, pembelajaran fisika juga terjadi pada orang yang mempelajari sesuatu yang erat kaitannya dengan fisika seperti keteknikan, astronomi, dan geofisika.

Pada tahap ini kesulitan yang muncul adalah banyaknya topik yang harus dipelajari,*meskipun topik-topik tersebut sudah dibatasi wawasan dan kedalamannya*. Fisika itu subjek yang berat. Selain konsep-konsep fisika sendiri, mempelajari fisika secara serius memerlukan kemampuan matematika yang baik; pemrograman komputer; ketrampilan dengan alat eksperimen + elektronika, kemampuan statistik dan analisis data, dan banyak hal lagi.

Jika pada tahapan ini seseorang mampu melewatinya dengan baik, maka seseorang akan siap untuk naik ke tahap berikutnya, yakni Melakukan Fisika dan Menempuh Karir di Fisika. Karena fisika merupakan disiplin ilmu yang luas, adalah sangat penting untuk melewati tahapan ini dengan baik jika ingin sukses di tahapan-tahapan berikutnya.

Untuk mereka yang tidak berharap untuk melanjutkan ke tahap berikutnya alias tidak ingin menjadi fisikawan, maka ini merupakan tahapan yang tepat untuk berhenti. Pendidikan S1 fisika *belum merupakan syarat cukup* untuk menjadi fisikawan, karena setiap fisikawan diharuskan menempuh pendidikan hingga tingkat S3. Namun pendidikan S1 fisika membekali siswa dengan banyak sekali ketrampilan dan keahlian untuk menyelesaikan masalah. Bekal dari pendidikan S1 fisika yang baik terpakai di banyak tempat di sektor industri, swasta, dan profesional; *namun tidak sebagai fisikawan*.

3. Melakukan Fisika (Doing Physics)

Pada tahapan ini, seseorang menggunakan ilmu fisika yang telah dikuasainya untuk memecahkan suatu masalah, baik dalam konteks sains (penelitian murni) ataupun terapan (problem praktis). Pada tahapan ini seseorang dituntut untuk menggunakan dan mensintesa pengetahuan yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya. Pada umumnya, setiap orang yang menempuh pendidikan fisika pernah melakukan tahap ini yakni ketika melakukan penelitian tugas akhir, baik pada tahap S1, S2, maupun S3.

Pada prakteknya, disinilah banyak sekali orang-orang mengalami kesulitan karena kurangnya penguasaan fisika secara sepenuhnya yang diharapkan telah dilakukan dalam tahap sebelumnya. Sehingga tidak jarang mereka terpaksa mempelajarinya kembali. Hal ini terjadi pada banyak orang, pada semua tingkat pendidikan dari S1 hingga S3. Terkadang pula problem yang diajukan memerlukan pembelajaran mandiri sehingga seseorang dituntut untuk mampu mempelajari hal-hal baru secara mandiri.

Pada tahap S3-lah dimana level kesulitan (sophistication) dari pekerjaan yang dilakukan bisa dianggap sama dengan level yang dihadapi mereka yang berkarir di fisika. Hal ini wajar karena seseorang mahasiswa S3 dituntut untuk mampu memberikan kontribusi pada bidang ilmu yang ditekuni, biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah di peer-reviewed journal.

4. Menempuh Karir di Fisika (Career in Physics).

Inilah tahap terakhir yang membedakan seorang fisikawan dengan non-fisikawan. Pada tahapan ini, seseorang dituntut melakukan tahap tiga secara rutin dan teratur. Jadi seseorang diharapkan memberikan kontribusi secara konstan kepada bidang ilmu fisika. Pekerjaan sebagai fisikawan tersedia baik di universitas, lembaga penelitian, maupun industri.

Kesulitan dan masalah utama pada tahap ini adalah masalah kontinuitas baik dari segi dana, ide-ide dan hasil penelitian, maupun keperluan untuk terus belajar topik-topik terbaru. Adalah sangat berat untuk menyeimbangkan antara ketiga-tiganya. Ada fisikawan yang setelah beberapa tahun berkarir di fisika memutuskan untuk berganti karir ke bidang lain. Pada tahapan ini semua yang telah mencapainya adalah orang-orang yang berkualitas (telah bergelar S3), dan persaingan menjadi sangat berat.

Di banyak negara (tidak hanya di Indonesia, di AS pun ada !), cukup banyak orang yang akhirnya hanya berada pada tahap antara 3-4: selesai pendidikan fisika hingga S3 namun akhirnya penelitiannya tidak aktif meski ybs masih mendapatkan posisi permanen sebagai dosen atau staf peneliti. Kategori ini tidak bisa ditempatkan sebagai fisikawan karena mereka tidak lagi aktif dalam 'Doing Physics' sebagaimana diharapkan pada tahap 4. Kebanyakan mereka bekerja sebagai dosen di universitas kecil (bukan universitas riset), staf teknis di lab (bukan staf peneliti), atau pendidikan fisika.

---

Dari deskripsi tahapan-tahapan di atas kita bisa melihat kira-kira pada tahapan manakah kita sekarang berada, dan sampai manakah potensi kita bisa membawa kita. Pada dasarnya tidak semua orang yang ada pada tahap 1 harus mencapai tahap 4. Ini merupakan impresi/pikiran yang salah. Tidak semua orang yang menyukai fisika harus dan/atau bisa menjadi fisikawan. Demikian pula cukup banyak orang yang langsung memilih tahap 2 yakni mempelajari fisika pada tahap S1 tanpa memikirkan prasyarat dan konsekuensinya (argumen yang sering saya dengar: yang penting lulus UMPTN/SPMB/SNPTN dll).

Saya akan menggunakan Pele dan sepakbola sebagai analogi. Di antara kita-kita, kita tahu bahwa tidak ada yang akan menjadi pemain sepakbola seperti Pele. Atau kalaupun ada, kemungkinannya kecil sekali. Namun kita semua tetap suka dan senang bermain sepakbola. Analog dengan Pele dan sepakbola: orang bisa tetap menyukai fisika meskipun ybs tidak menjadi fisikawan.

Setelah membaca artikel panjang ini, silakan menilai diri sendiri pada tahapan manakah anda berada, dan sampai tahapan manakah anda kira-kira mampu mencapai. Semoga bisa membantu anda menentukan pilihan karir dan masa depan yang lebih baik dan sesuai dengan anda.

Haryo

2b.

Re: Langkah-langkah dalam menjadi fisikawan.

Posted by: "paddy's a_s" imraatul@gmail.com

Fri May 22, 2009 9:33 am (PDT)



thanks. membangkitkan akselerasi motivasi

Pada tanggal 22/05/09, Suharyo Sumowidagdo <sumowidagdo@gmail.com> menulis:
> Tulisan ini sudah lama mengendap di home area saya, hingga akhirnya hari ini
> saya putuskan untuk mempostingnya. Terutama sekali setelah diskusi panjang
> tentang peluang karir lulusan fisikawan. Lebih-kurang isinya adalah
> tahapan-tahapan yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi fisikawan karir
> (career physicist).
>
> ----
>
> 1. Menyukai Fisika (Liking Physics)
>
> Ini tahapan yang banyak (atau mungkin semua) orang bisa melakukannya.
> Seseorang tertarik pada fisika hanya pada sebatas cerita dan ide kualitatif
> saja. Hanya menggunakan argumen yang bisa ditangkap sehari-hari, dan sedikit
> (atau sama sekali tidak) menggunakan matematika.
>
> Kegiatan pada tahap ini adalah misalnya membaca artikel-artikel populer di
> surat kabar, buku-buku populer. Menonton serial televisi atau film yang
> bernuansa fiksi ilmiah. Membaca buku-buku biografi tokoh fisika. Membaca
> bagaimana secara kualitatif gejala-gejala disekitar kita bisa dijelaskan
> dengan fisika.
>
> Pada tahapan ini pada umumnya nyaris tidak ada kesulitan yang berarti. Dari
> tahap ini, seseorang bisa memutuskan apakah seseorang ingin meneruskan ke
> tahap selanjutnya, yakni mempelajari fisika.
>
>
> 2. Mempelajari Fisika (Learning Physics)
>
> Di tahap in seseorang mempelajari fisika dengan tujuan untuk menguasai
> fisika sebagai ilmu dan segala perangkat kerja yang dibutuhkan untuk
> mencapai tujuan tersebut. Idealnya jika seseorang memutuskan untuk
> mempelajari fisika, maka seseorang harus terlebih dahulu melewati tahapan
> pertama (Menyukai Fisika).
>
> Pembelajaran fisika pada tahapan ini bisa pada tahapan dasar (sarjana
> fisika, S1) ataupun lanjutan (pascasarjana fisika, dimana saya menggabungkan
> S2 dan S3). Pada taraf tertentu, pembelajaran fisika juga terjadi pada
> orang yang mempelajari sesuatu yang erat kaitannya dengan fisika seperti
> keteknikan, astronomi, dan geofisika.
>
> Pada tahap ini kesulitan yang muncul adalah banyaknya topik yang harus
> dipelajari,*meskipun topik-topik tersebut sudah dibatasi wawasan dan
> kedalamannya*. Fisika itu subjek yang berat. Selain konsep-konsep fisika
> sendiri, mempelajari fisika secara serius memerlukan kemampuan matematika
> yang baik; pemrograman komputer; ketrampilan dengan alat eksperimen +
> elektronika, kemampuan statistik dan analisis data, dan banyak hal lagi.
>
> Jika pada tahapan ini seseorang mampu melewatinya dengan baik, maka
> seseorang akan siap untuk naik ke tahap berikutnya, yakni Melakukan Fisika
> dan Menempuh Karir di Fisika. Karena fisika merupakan disiplin ilmu yang
> luas, adalah sangat penting untuk melewati tahapan ini dengan baik jika
> ingin sukses di tahapan-tahapan berikutnya.
>
> Untuk mereka yang tidak berharap untuk melanjutkan ke tahap berikutnya alias
> tidak ingin menjadi fisikawan, maka ini merupakan tahapan yang tepat untuk
> berhenti. Pendidikan S1 fisika *belum merupakan syarat cukup* untuk menjadi
> fisikawan, karena setiap fisikawan diharuskan menempuh pendidikan hingga
> tingkat S3. Namun pendidikan S1 fisika membekali siswa dengan banyak sekali
> ketrampilan dan keahlian untuk menyelesaikan masalah. Bekal dari pendidikan
> S1 fisika yang baik terpakai di banyak tempat di sektor industri, swasta,
> dan profesional; *namun tidak sebagai fisikawan*.
>
>
> 3. Melakukan Fisika (Doing Physics)
>
> Pada tahapan ini, seseorang menggunakan ilmu fisika yang telah dikuasainya
> untuk memecahkan suatu masalah, baik dalam konteks sains (penelitian murni)
> ataupun terapan (problem praktis). Pada tahapan ini seseorang dituntut
> untuk menggunakan dan mensintesa pengetahuan yang telah dipelajari pada
> tahap sebelumnya. Pada umumnya, setiap orang yang menempuh pendidikan
> fisika pernah melakukan tahap ini yakni ketika melakukan penelitian tugas
> akhir, baik pada tahap S1, S2, maupun S3.
>
> Pada prakteknya, disinilah banyak sekali orang-orang mengalami kesulitan
> karena kurangnya penguasaan fisika secara sepenuhnya yang diharapkan telah
> dilakukan dalam tahap sebelumnya. Sehingga tidak jarang mereka terpaksa
> mempelajarinya kembali. Hal ini terjadi pada banyak orang, pada semua
> tingkat pendidikan dari S1 hingga S3. Terkadang pula problem yang diajukan
> memerlukan pembelajaran mandiri sehingga seseorang dituntut untuk mampu
> mempelajari hal-hal baru secara mandiri.
>
> Pada tahap S3-lah dimana level kesulitan (sophistication) dari pekerjaan
> yang dilakukan bisa dianggap sama dengan level yang dihadapi mereka yang
> berkarir di fisika. Hal ini wajar karena seseorang mahasiswa S3 dituntut
> untuk mampu memberikan kontribusi pada bidang ilmu yang ditekuni, biasanya
> dalam bentuk publikasi ilmiah di peer-reviewed journal.
>
>
> 4. Menempuh Karir di Fisika (Career in Physics).
>
> Inilah tahap terakhir yang membedakan seorang fisikawan dengan
> non-fisikawan. Pada tahapan ini, seseorang dituntut melakukan tahap tiga
> secara rutin dan teratur. Jadi seseorang diharapkan memberikan kontribusi
> secara konstan kepada bidang ilmu fisika. Pekerjaan sebagai fisikawan
> tersedia baik di universitas, lembaga penelitian, maupun industri.
>
> Kesulitan dan masalah utama pada tahap ini adalah masalah kontinuitas baik
> dari segi dana, ide-ide dan hasil penelitian, maupun keperluan untuk terus
> belajar topik-topik terbaru. Adalah sangat berat untuk menyeimbangkan
> antara ketiga-tiganya. Ada fisikawan yang setelah beberapa tahun berkarir
> di fisika memutuskan untuk berganti karir ke bidang lain. Pada tahapan ini
> semua yang telah mencapainya adalah orang-orang yang berkualitas (telah
> bergelar S3), dan persaingan menjadi sangat berat.
>
> Di banyak negara (tidak hanya di Indonesia, di AS pun ada !), cukup banyak
> orang yang akhirnya hanya berada pada tahap antara 3-4: selesai pendidikan
> fisika hingga S3 namun akhirnya penelitiannya tidak aktif meski ybs masih
> mendapatkan posisi permanen sebagai dosen atau staf peneliti. Kategori ini
> tidak bisa ditempatkan sebagai fisikawan karena mereka tidak lagi aktif
> dalam 'Doing Physics' sebagaimana diharapkan pada tahap 4. Kebanyakan
> mereka bekerja sebagai dosen di universitas kecil (bukan universitas riset),
> staf teknis di lab (bukan staf peneliti), atau pendidikan fisika.
>
>
> ---
>
> Dari deskripsi tahapan-tahapan di atas kita bisa melihat kira-kira pada
> tahapan manakah kita sekarang berada, dan sampai manakah potensi kita bisa
> membawa kita. Pada dasarnya tidak semua orang yang ada pada tahap 1 harus
> mencapai tahap 4. Ini merupakan impresi/pikiran yang salah. Tidak semua
> orang yang menyukai fisika harus dan/atau bisa menjadi fisikawan. Demikian
> pula cukup banyak orang yang langsung memilih tahap 2 yakni mempelajari
> fisika pada tahap S1 tanpa memikirkan prasyarat dan konsekuensinya (argumen
> yang sering saya dengar: yang penting lulus UMPTN/SPMB/SNPTN dll).
>
> Saya akan menggunakan Pele dan sepakbola sebagai analogi. Di antara
> kita-kita, kita tahu bahwa tidak ada yang akan menjadi pemain sepakbola
> seperti Pele. Atau kalaupun ada, kemungkinannya kecil sekali. Namun kita
> semua tetap suka dan senang bermain sepakbola. Analog dengan Pele dan
> sepakbola: orang bisa tetap menyukai fisika meskipun ybs tidak menjadi
> fisikawan.
>
> Setelah membaca artikel panjang ini, silakan menilai diri sendiri pada
> tahapan manakah anda berada, dan sampai tahapan manakah anda kira-kira mampu
> mencapai. Semoga bisa membantu anda menentukan pilihan karir dan masa depan
> yang lebih baik dan sesuai dengan anda.
>
>
>
> Haryo
>
>
>
>

--

Sekiranya jalan yang engkau tempuh adalah dekat dan segera memperoleh
keuntungan, niscaya mereka akan mengikutimu
Tapi ternyata, jalanmu jauh, sulit dan panjang, tak segera engkau
mendapat keuntungan, maka mereka pun tak mengikutimu...

2c.

Re: Langkah-langkah dalam menjadi fisikawan.

Posted by: "Irwansyah Irwansyah" irwansyah@gmail.com   irwansyahadins

Fri May 22, 2009 11:27 am (PDT)



Pak Suharyo, saat ini saya masih di tahap 1. Pingin berlanjut ke tahap
berikutnya namun entah kenapa, setiap melihat persamaan matematis dan
deretan angka saya jadi ngantuk :( Ada tips-tips untuk mengatasinya tidak
yah?

thx before
2d.

Re: Langkah-langkah dalam menjadi fisikawan.

Posted by: "Suharyo Sumowidagdo" sumowidagdo@gmail.com   haryo_hep

Fri May 22, 2009 1:03 pm (PDT)




Jujur saja, tidak ada tips spesial selain terus mencoba hingga biasa. Formula/rumus matematika memang ada di fisika karena memang dibutuhkan, dan tidak bisa dihindari atau dicari jalan pintas. Pada tahap belajar/suka mungkin masih bisa menghindar, tapi kalau sudah pada tahap Doing Physics tidak bisa sama sekali. Mau di teori atau eksperimen, matematika pasti muncul.

Haryo

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Irwansyah Irwansyah <irwansyah@...> wrote:
>
> Pak Suharyo, saat ini saya masih di tahap 1. Pingin berlanjut ke tahap
> berikutnya namun entah kenapa, setiap melihat persamaan matematis dan
> deretan angka saya jadi ngantuk :( Ada tips-tips untuk mengatasinya tidak
> yah?
>
> thx before
>

2e.

Re: Langkah-langkah dalam menjadi fisikawan.

Posted by: "Irwansyah Irwansyah" irwansyah@gmail.com   irwansyahadins

Fri May 22, 2009 4:32 pm (PDT)



OK, Pak! Makasih atas masukannya. :)

Kira-kira Pak Suharyo bisa cerita tidak yah perjalanan hidupnya sampai bisa
menjadi seorang fisikawan seperti sekarang? Saya yakin bisa menginspirasi
orang lain atau mungkin bisa jadi basis untuk mendidik anak yang suka
fisika. :)

2009/5/22 Suharyo Sumowidagdo <sumowidagdo@gmail.com>

>
> Jujur saja, tidak ada tips spesial selain terus mencoba hingga biasa.
> Formula/rumus matematika memang ada di fisika karena memang dibutuhkan, dan
> tidak bisa dihindari atau dicari jalan pintas. Pada tahap belajar/suka
> mungkin masih bisa menghindar, tapi kalau sudah pada tahap Doing Physics
> tidak bisa sama sekali. Mau di teori atau eksperimen, matematika pasti
> muncul.
>
> Haryo
>
>
Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Yahoo! Groups

Do More For Dogs Group

Join a group of dog owners

who do more.

Yahoo! Groups

Weight Management Challenge

Join others who

are losing pounds.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: