Sabar Ketika Disakiti
Penulis : Eko Prasetyo
Sebaik-baik
teladan adalah Rasulullah SAW. Karena itu, dalam setiap shalat, kaum
muslimin selalu mengucapkan shalawat kepada Rasulullah. Kepribadian
Nabi Muhammad SAW yang jujur dan lembut membuat beliau digelari Al-Amin
atau yang dapat dipercaya.
Terlahir sebagai yatim piatu, Rasulullah
dikenal sebagai sosok yang mulia serta sangat menyayangi kaum dhuafa
dan anak-anak yatim piatu. Sikapnya yang santun dan bijaksana membuat
beliau sangat disegani oleh kaumnya, sebelum akhirnya wahyu Allah
datang kepada beliau. Yakni, perintah membawa risalah Islam kepada
seluruh manusia.
Tak ada yang tak indah pada kepribadian kekasih Allah tersebut.
Sebuah sikap Rasulullah SAW yang amat mengagumkan adalah kesabaran.
Perbuatan itu memang selalu beliau anjurkan, baik kepada kaumnya yang
terdahulu maupun kita, pengikutnya sebagai umat akhir zaman. Pada
awal-awal masa dakwah kenabiannya, sungguh berat penderitaan yang
diterima beliau. Caci maki dan siksaan dari kaum kafir Quraisy menjadi
hal sehari-hari yang beliau terima. Malah, sepeninggal paman beliau,
Abu Thalib, siksaan kaum Quraisy semakin menjadi-jadi. Adalah kesabaran
yang luar biasa beliau tunjukkan menghadapi
masa-masa berat itu.
Satu hikmah lewat kisah mengharukan saat beliau memasuki Kota Thaif
untuk berdakwah kiranya dapat kita ambil sebagai teladan dari kesabaran
Rasulullah SAW. Di kota tersebut, siksaan yang Rasulullah terima sangat
hebat. Sepanjang jalan, Rasulullah dilempari kotoran. Tidak hanya itu,
tubuhnya pun dilempari batu hingga wajah beliau berdarah-darah. Namun,
tindakan biadab tersebut tidak menjadikan Rasulullah kendur dalam
mendakwahkan Islam. Bahkan, Malaikat Jibril pun menawari Rasulullah SAW
untuk membalas perlakuan kaum kafir yang sudah di luar batas
kemanusiaan itu.
Namun apa jawab Nabi? "Mereka (kaum kafir itu) berbuat demikian
karena mereka tidak tahu," kata baginda Rasulullah. Beliau bahkan
mendo'akan kaum kafir tersebut agar diberi hidayah oleh Allah SWT.
Sungguh indah tindakan Nabi. Dalam diri beliau begitu tertanam cinta
kasih yang luar biasa. Keburukan dibalas dengan kebaikan. Perlakuan
tidak menyenangkan dibalas dengan mendo'akan untuk kebaikan.
Penganiayaan yang beliau terima tidak dibalas dengan emosi.
Ketika Islam sudah bergema di seluruh penjuru jazirah Arab, sikap
hidup Rasulullah tidak berubah, yakni sabar dan sederhana. Itu beliau
tunjukkan saat hendak mengikuti salah satu shalat Subuh berjama'ah
bersama para sahabat. Perut beliau yang kurus dibebati kain yang berisi
batu untuk menahan lapar. Salah seorang sahabat Nabi, Abu Bakar
Ash-Shidiq RA, yang mengetahui hal itu menangis melihat keadaan
Rasulullah. Padahal, jika Rasulullah mau, harta, kekayaan, dan makanan
lezat siap tersaji. Tapi, tidak.
Rasulullah tidak melakukannya. Pribadi
yang mulia dan arif menjadikan Rasulullah menjadi contoh bagi seluruh
manusia. Bahkan, Siti Aisyah RA menyebut suaminya tersebut sebagai
Al-Qur'an yang berjalan. Benar! Sikap dan perbuatan Nabi Muhammad SAW
merupakan amalan yang menjadikannya teladan sesuai petunjuk Al-Qur'an.
***
Terkadang, kita mudah berputus asa saat menerima cobaan dari
Ar-Rahman. Berkeluh kesah dan kurang sabar dalam menghadapi persoalan
hidup. Hidup pada zaman sekarang, di mana semua serba sulit serta
kemiskinan yang meningkat, membuat emosi manusia sering tak terkendali.
Tersinggung sedikit, darah bisa tertumpah. Kriminalitas yang timbul
karena kesulitan ekonomi bahkan dapat mengakibatkan manusia gelap mata
dan tak lagi mengindahkan hati nuraninya. Kesabaran pun sulit terjamah.
Padahal, Rasulullah SAW telah mencontohkan sikap sabar. Sabar menerima
cobaan. Sabar ketika disakiti sekalipun.
Kesabaranlah yang menjadi kunci keberhasilan Rasulullah dalam
mensyiarkan Islam hingga dikenal di seluruh penjuru dunia seperti
sekarang ini. Sabar menerima cobaan dan hidup sederhana merupakan salah
satu perbuatan yang beliau contohkan. Sabar memang harus diaplikasikan
dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Sebab, itulah yang dicontohkan
oleh Baginda Rasulullah SAW. Implementasi kesabaran yang diajarkan oleh
Rasulullah adalah syukur nikmat. Yakni, bersyukur atas segala nikmat
yang diberikan oleh Ar-Rahman.
Jika kesabaran telah merangkup di kalbu, jika ibadah dilakukan
semata karena Allah, maka tidak ada balasan yang setimpal kecuali
pahala berlipat ganda telah menanti. Bukankah hidup itu bukan hanya
urusan perut dan dunia semata? Kampung akhirat jauh lebih menjanjikan
kebahagiaan dan inilah janji Allah kepada hamba-hambaNya yang bertakwa.
Baginda Rasulullah pun telah mewariskan kepada umatNya, Al-Qur'an dan
As-Sunnah sebagai pedoman hidup, yang jika diimplementasikan, maka
hidup manusia tidak akan tersesat. Kami merindukanmu, ya Rasulullah.
"Allahumma shali 'alaa Muhammad, wa 'ala alii Muhammad..."
--------sumber :kotasantri.
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar