Messages In This Digest (3 Messages)
- 1a.
- Re: [Esai] Ujian Nasional (Mental) Siswa From: humairayusuf
- 1b.
- Re: [Esai] Ujian Nasional (Mental) Siswa From: Den Bagusnya
- 2.
- [Lonceng] Met Milad Pak Guru From: Hadian Febrianto
Messages
- 1a.
-
Re: [Esai] Ujian Nasional (Mental) Siswa
Posted by: "humairayusuf" humaira_ys@yahoo.com humaira_ys
Sat May 1, 2010 12:16 pm (PDT)
Setuju dengan usulan dan opininya tentang guru dan dunia pendidikan,plus permasalahan Ujian Nasional. Pro kontra Ujian Nasional di negri ini sebenarnya masalah klasik. Banyak pakar dan permerhati pendidikan (salahsatunya Bapak arif rahman ) mengusulkan agar Ujian Nasional di adakan bukan untuk menentukan kelulusan siswa tetapi boleh saja untuk mengukur sejauh mana kemampuan anak atau sekolah atau bahkan guru dan kemajaun pendidikan di Indonesia. Apalagi dengan tidak meratanya kualitas pendidikan di setiap daerah.
Menurut pendapat saya kelulusan siswa hendaknya di tentukan oleh sekolah masing-masing dengan ujian lokal per wilayah, kelulusan siswa hendaknya tidak diukur kemampuan akademik tapi juga dari sikap, prestasi lain dari siswa juga EQ siswa.
Tidak hanya siswa yang dituntut jujur ,..guru dan pihak sekolahpun juga harus profesional menilai mereka, tidak menerima lagi pesanan2 penguasa, Guru hendaknya juga tidak mau menerima sogokan terkait dngan ini.
Wallahu'alam. Maju terus pendidikan Indonesia
http://inspirasiguru.wordpress. com
http://syifahumaira.multiply. com
--- On Wed, 4/28/10, Bugar Jira <bugar_jira@yahoo.com > wrote:
From: Bugar Jira <bugar_jira@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [Esai] Ujian Nasional (Mental) Siswa
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Wednesday, April 28, 2010, 4:09 AM
Ujian Nasional (Mental) Siswa
Namanya Riska, murid SMA PGRI, Maros. Mendengar namanya termasuk yang gagal di Ujian Nasional (UN) 2010 yang baru diumumkan Senin lalu, Gusti Ayu Riska Lestari ini memilih racun serangga sebagai 'teman curhat'nya. Syukur jiwanya masih tertolong untuk mengikuti ulangan UN Mei nanti.
Ujian yang mengukur tingkat kecerdasan standar pelajar secara nasional ini ternyata menjadi beban mental bagi Riska, mungkin juga bagi 154.079 peserta lainnya yang tidak lulus. Jumlah yang tidak sedikit tentunya.
Menyikapi masalah ini, perhatian dari pemerintah, guru dan orang tua perlu disenergikan. Pemegang otoritas peraturan, penyelenggara pendidikan dan pengasuh anak harus saling melengkapi guna mencetak generasi baru yang cerdas dan bermental baja. Fasilitas buku pelajaran yang mudah dijangkau murid seperti meminjamkan buku secara gratis dan dikembalikan murid setelah lulus. Gaji yang memadai untuk para pendidik agar mereka bekerja dengan segenap kemampuan yang mereka miliki demi kelulusan murid dan nama baik institusinya. Santunan gizi sehat dari pemerintah juga diperlukan bagi orang tua yang kekurangan, agar mereka bisa menyediakan makanan yang sehat bagi anak-anaknya.
Kekurangan gizi berpengaruh besar terhadap kesehatan jasmani dan jiwa siswa. Tubuh yang kuat mencerminkan rohani yang sehat. Keadaan fisik yang tidak prima akan sulit bagi siswa untuk ber-'jibaku' atau belajar mati-matian menghadapi UN. Saat mempersiapkan diri menghadapi ujian tersebut para pelajar banyak berkorban untuk mengurangi waktu tidurnya. Bagi yang mengkonsumsi gizi yang cukup dan menyehatkan tentunya tidak ada masalah dalam ketahanan tubuhnya yang mengalami kurang tidur dan otaknya tidak ada kesulitan untuk menghafal atau mencerna pelajaran. Tetapi sebaliknya yang memiliki masalah dengan gizi. Baru saja memegang buku pelajaran, rasa kantuk sudah menyerang. Alhasil bukannya belajar malah jatuh tertidur. Walaupun sanggup memaksakan tubuhnya untuk tidak mengantuk, tetapi
daya pikir tidak mendukung sebab ketika berkali-kali pelajaran dibaca, tidak ada yang melekat di ingatan.
Ujian Nasional yang metamorfosa dari Ebtanas era 1980-an ini kini seperti menjadi monster menakutkan bagi masyarakat terutama para pelajar dan orang tua. Tujuan pemerintah yang ingin melihat kemampuan lembaga pendidikan dan muridnya dalam menjawab soal pelajaran standar Negara, malah kenyataan yang menyedihkan di dapat, walau sebetulnya hasil kelulusan tahun ini lebih baik dari 2009. Agar tidak menimbulkan kasus Riska yang lain, selain bimbingan psikologi di sekolahan diberikan kepada siswa oleh guru, perhatian kesehatan masyarakat terhadap anak usia sekolah dari pemerintah juga perlu ditingkatkan. ***jira, 27 april 2010
- 1b.
-
Re: [Esai] Ujian Nasional (Mental) Siswa
Posted by: "Den Bagusnya" milis75@yahoo.com.sg milis75
Sat May 1, 2010 12:20 pm (PDT)
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Supriyadi (PPIC)" <SUPRIYS3@..com .> wrote:
>
> Saya juga heran ... untuk Riska dan yang lain...
kalo mau adil harusnya dibalikin lembar jawaban siswa
(foto-copy-nya) dan diberikan juga kunci jawaban
jadi jangan cuma nilai dowang yg diunjukin.
katanya komputerize
- 2.
-
[Lonceng] Met Milad Pak Guru
Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com hadian.kasep
Sat May 1, 2010 6:57 pm (PDT)
Assalaamu'alaikum wr.wb
Sahabat... hari ini bertepatan dengan hari lahirnya salah seorang guru kita,
BANG FIYAN... Selamat Milad ya...
Semoga usiamu Barokah... dan diberikan yang terbaik olehNya di sisa
usiamu... Amin
--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar